OLEH:
KOMANG WIRAWAN
1914901011
Nama : Ny. R
Umur : 58 tahun
No MR : 565030
Ruang : Melati
Pasien datang ke RS melalui IGD pada tanggal 22 Mei 2019 dengan diagnosa medis TB MDR.
Saat dilakukan pengkajian di Ruang Melati pada tanggal 27 Mei 2019 pasien mengeluh nyeri
perut dan menjalar hingga ke pinggang. Nyeri dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 6.
Pasien juga mengeluh belum bisa BAB sejak ± 2 hari yang lalu.
Pemeriksaan Penunjang :
1. HB : 8,5 g/dL
2. Leukosit : 8.900 /uL
3. Eritrosit : 2,4 juta/uL
4. Trombosit : 291,000 / uL
5. GDS : 287 mg/dl
6. Asam urat : 9,9 mg/dl
Analisa Data :
1. DS:
Pasien mengeluh nyeri pada perutnya menjalar hingga ke pinggang
Pasien juga mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
DO:
2. DS:
Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena mual dan nyeri di perutnya
Pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan sejak sakit, berat badan
sebelum sakit yaitu 56 kg
DO:
3. DS:
Pasien mengatakan belum bisa BAB dari pagi
Pasien juga mengatakan dirinya ingin BAB namunn tidak bisa keluar (keras)
DO:
1. Diagnosa 1:
Intervensi:
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Diskusikan dengan dokter dalam terapi obat analgesik
Impelementasi:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Menganjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Mendiskusikan dengan dokter dalam terapi obat analgesik
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada perutnya sampai ke pinggang
O:
Pasien tampak gelisah
Skala nyeri 6
TD : 150/90 mmHg
N : 100x/menit
P :Lanjutkan intervensi
1) Kaji nyeri secara komprehensif
2) Beri posisi nyaman
3) Anjurkan pasien menggunakan relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
4) Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik
2. Diagnosa 2
Intervensi:
a. Kaji pola makan sebelum dan setelah sakit
b. Pastikan diet memenuhi kebutuhan tubuh sesuai indikasi
c. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
d. Anjurkan pasien makan makanan lunak dan hangat
e. Diskusikan dengan dokter dalam terapi obat yang tepat dan ahli gizi untuk diit yang
tepat.
Implementasi:
a. Mengkaji pola makan sebelum dan setelah sakit
b. Memastikan diet memenuhi kebutuhan tubuh sesuai indikasi
c. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
d. Menganjurkan pasien makan makanan lunak dan hangat
e. Mendiskusikan dengan dokter dalam terapi obat yang tepat dan ahli gizi untuk diit yang
tepat.
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan nyeri
O:
Pasien tampak kurus,
Pasien hanya makan ¼ porsi dari 1 porsi yang disediakan
Turgor kulit pasien tidak elastis
Berat badan 43 kg
3. Diagnosa 3:
Intervensi:
a. Kaji pola defekasi pasien dan kaji tanda-tanda dehidrasi
b. Atur waktu yang tepat untuk defekasi pasien seperti sesudah makan
c. Berikan asupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi
d. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat laktasif sesuai indikasi
Impelementasi:
a. Kaji pola defekasi pasien dan kaji tanda-tanda dehidrasi
b. Atur waktu yang tepat untuk defekasi pasien seperti sesudah makan
c. Berikan asupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi
d. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat laktasif sesuai indikasi
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan belum bisa BAB dan tidak lancar
O:
Pasien tampak lama dikamar kecil saat ingin BAB
Pasien tampak terdengar mengedan
Feses keras
Bising usus 5x/menit
P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan waktu yang tepat untuk defekasi pasien seperti setelah makan
2. Berikan cakupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi
3. Berikan cairan jika tidak kontraindikasi 2-3 liter/hari
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat pencahar yang tepat
Saat dilakukan ronde keperawatan pasien mengatakan kondisinya sudah lebih baik dari
sebelumnya, pasien mengatakan nyeri yang diraskan sudah berkurang, sudah tidak mual lagi,
dan sudah bisa bisa BAB meskipun sedikit-sedikit.
RONDE KEPERAWATAN
PADA Ny. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR GASTER
DIRUANG MAWAR RSUD Dr.H.ABDUL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG
Nama : Ny. D
Umur : 29 tahun
No MR : 576640
Ruang : Mawar
Saat dilakukan pengkajian di Ruang Mawar pada tanggal 01 juli 2019 pasien mengeluh nyeri
perut pada area luka operasi (kuadran 2) dengan skala nyeri 4. Pasien mengatakan takut
bergerak karena nyeri yang dirasakan semakin berat. Pasien juga mengatakan tidak bisa tidur
dimalam hari, karena nyeri yang dirasakan. Pasien mengatakan sudah merasakan nyeri sejak
hari pertama operasi, bila tidak dibantu obat nyeri, pasien mengatakan tidak bisa menahan nyeri
yang dirasakan.
Pemeriksaan Penunjang :
1. Laboratorium
a. Hemoglobin 11,0 g/dl
b. Keukosit 4.600 /µl
c. Trombosit 322.000 /µl
d. Limfosit 4,0 juta/µl
2. USG
Kesan :
- Gastric outlet obstruction
- Tak tampak kelainan di hepar, vesika urinaria, pancreas
3. RO- Thorax
Kesan :
- Tidak tampak metastasis intrapulmonal
- Tidak tampak kardiomegali
4. Gastroscopy
Kesan :
- Esofagitis
- Gaster penuh sisa makanan
Analisa Data :
1. DS:
Pasien mengatakan nyeri perut pada area operasi
DO:
2. DS:
Pasien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri yang dirasakan
Pasien mengatakan tidurnya hanya ± 5 jam / hari
DO:
3. DS:
Pasien mengatakan terdapat luka post operasi pada perutnya
Pasien juga mengatakan luka operasi pada perutnya terasa nyeri
DO:
Diagnosa :
1. Diagnosa 1:
Intervensi:
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Lakukan perawatan luka post operasi
f. Diskusikan dengan dokter dalam terapi obat analgesik
Impelementasi:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Menganjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Melakukan perawatan luka post operasi
f. Mendiskusikan dengan dokter dalam terapi obat analgesik
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan masih nyeri pada luka post operasinya
O:
Pasien tampak gelisah
Skala nyeri 4
Luka post operasi tampak bersih
TD : 130/90 mmHg
N : 96x/menit
P :Lanjutkan intervensi
1) Kaji nyeri secara komprehensif
2) Beri posisi nyaman
3) Lakukan perawatan luka tiap hari
4) Anjurkan pasien menggunakan relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
5) Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik
2. Diagnosa 2
Intervensi:
a. Kaji masalah gangguan tidur pasien, karakteristi dan penyebab
b. Anjurkan pasien mandi hangat di sore hari
c. Anjurkan pasien makan yang cukup satu jam sebelum tidur
d. Atur keadaan tempat tidur nyaman dan bersih
e. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik setengah jam sebelum tidur
Implementasi:
a. Mengkaji masalah gangguan tidur pasien, karakteristi dan penyebab
b. Menganjurkan pasien mandi hangat di sore hari
c. Menganjurkan pasien makan yang cukup satu jam sebelum tidur
d. Mengatur keadaan tempat tidur nyaman dan bersih
e. Megkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik setengah jam sebelum tidur
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena nyeri
Pasien juga mengatakan tidurnya hanya 5 jam per hari
O:
Pasien tampak lelah dan kurang tidur
Pasien tampak gelisah
TD : 130/90 mmHg
N : 96x/menit
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji ulang karakteristik dan penyebab pola tidur terganggu
2. Pertahankan kebersihan dan kenyamanan tempat tidur
3. Atur jadwal istirahat tidur pasien sesuai dengan kebiasaan
4. Anjurkan keluarga membuatkan susu hangat sebelum tidur untuk pasien
3. Diagnosa 3:
Intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital pasien
b. Observasi daera yang luka
c. Lakukan perawatan luka
d. Pertahankan teknik septik dan aseptik
e. Batasi pengunjung
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberiian antibiotik
Impelementasi:
a. Memantau tanda-tanda vital pasien
b. Mengobservasi daera yang luka
c. Melakukan perawatan luka
d. Mempertahankan teknik septik dan aseptik
e. Membatasi pengunjung
f. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberiian antibiotik
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan luka post operasinya bersih dan tidak merembas
O:
Luka post operasi dan luka drain tampak bersih dan tidak merembas
TD : 130/90 mmHg
N : 96x/menit
Leukosit 4.600 /µl
P : intervensi dihentikan
Saat dilakukan ronde keperawatan pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang dari
sebelumnya, skala nyeri 2, luka operasi dan luka drain tampak bersih dan tidak merembas.
Pasien juga mengatakan bahwa tidurnya nyenyak dan sudah tidak terganggu. Pasien
direncanakan pulang. Intervensi selanjutnya memberikan edukasi pasien pulang untuk
perawatan luka dirumah.
RONDE KEPERAWATAN
PADA Tn. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABSES PARAPHARING
DIRUANG ANGGREK RSUD Dr.H.ABDUL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG
Nama : Tn. A
Umur : 37 tahun
No MR : 602067
Ruang : Anggrek
Saat dilakukan pengkajian di Ruang Anggrek pada tanggal 18 Juli 2019 pukul 11.30 WIB
pasien mengatakan nyeri pada leher kiri seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 4. Nyeri
dirasakan bertambah berat saat pasien bicara dan menelan, nyeri dirasakan sejak ± 4 hari yang
lalu. Nyeri dirasakan pasien menyebar sampai telinga kiri dan kebelakang. Nyeri disertai susah
menelan ± sejak 2 hari yang lalu dan pasien tidak bisa makan.
Pemeriksaan Penunjang :
1. DS:
Pasien mengeluh nyeri pada leher kiri seperti ditusuk-tusuk menyebar ke telinga
kiri dan kebelakang
Pasien juga mengatakan nyeri bertambah berat saat bicara dan menelan
DO:
2. DS:
Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena susah menelan sudah sejak 2 hari
yang lalu
Pasien juga mengatakan sepertinya BB nya turun
DO:
3. DS:
Pasien mengatakan leher kirinya terasa nyeri dan panas menjalar ke telinga kiri
DO:
Diagnosa :
1. Diagnosa 1:
Intervensi:
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik
Impelementasi:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Menganjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dan sudah mulai bicara
O:
Pasien tampak tenang
Leher pasien tampak berkurang bengkaknya
Pasien sudah bisa bicara lancar
Skala nyeri 2
TD: 110/70 mmHg
N: 90x/menit
RR: 20x/menit
P :Lanjutkan intervensi
1) Observasi nyeri secara komprehensif
2) Beri posisi nyaman
3) Lakukan perawatan luka tiap hari
4) Anjurkan pasien menggunakan relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
5) Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik
2. Diagnosa 2
Intervensi:
1. Obeservasi tanda-tanda penyebaran infeksi
2. Lakukan perawatan dengan teknik septik dan aseptik
3. Anjurkan pasien dan keluarga untuk tidak terlalu sering menyentuh bagian leher kiri
4. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat antibiotik
Implementasi:
1. Mengobservasi tanda-tanda penyebaran infeksi
2. Melakukan perawatan dengan teknik septik dan aseptik
3. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk tidak terlalu sering menyentuh bagian leher
kiri
4. Mengkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat antibiotik
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan lehernya sudah tidak panas, nyeri yang dirasakan berkurang
O:
Bengkak pada leher pasien berkurang
Kemerahan (-)
Pasien sudah mulai bisa bicara dan makan makanan lunak
T: 37,20c
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda-tanda penyebaran infeksi
2. Pertahankan teknik septik dan aseptik
3. Lakukan pemeriksaan laboratorium : leukosit
4. Lanjutkan terapi obat antibiotik
3. Diagnosa 3:
Intervensi:
1. Kaji intake nutrisi pasien
2. Beri makanan lunak/cair
3. Beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering
4. Anjurkan pasien minum air hangat
5. Beri penjelasan pada pasien tentang pentingnya nutrisi untuk kesembuhan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
Impelementasi:
1. Mengkaji intake nutrisi pasien
2. Memberi makanan lunak/cair
3. Memberi makanan dalam porsi sedikit tapi sering
4. Menganjurkan pasien minum air hangat
5. Memberi penjelasan pada pasien tentang pentingnya nutrisi untuk kesembuhan
6. Mengkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan dirinya sudah bisa makan tetapi lunak (bubur)
O:
Pasien tampak tenang
Pasien menghabiskan ½ porsi makan yang disediakan
Pasien sudah bisa menelan
P : intervensi dihentikan
Saat dilakukan ronde keperawatan pasien mengatakan lehernya sudah tidak nyeri lagi, pasien
tampak tenang, skala nyri 0. Pasien juga mengatakan lehernya tidak panas, tidak nyeri, dan
bengkak hilang. Pasienjuga sudah bisa makan dan bicara lancar. Pasien rencana pulang setelah
menunggu hasil lab untuk leukosit. Bila hasil leukosit bagus, pasien diijinkan pulang.
RONDE KEPERAWATAN
PADA Ny.L DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKD ON HD
DIRUANG KENANGA RSUD Dr.H.ABDUL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG
Nama : Ny. L
Umur : 26 tahun
No MR : 597888
Ruang : Kenanga
Pasien datang ke ruang kenanga pada tgl 23 Juli 2019 pukul 15.30 WIB pindahan dari ICU.
Saat dilakukan pengkajian di ruang kenanga pada tgl 24 Juli 2019 pukul 09.10 WIB pasien
mengeluh sesah napas berat seperti tertekan beban berat dengan RR 29x/menit, sesak dirasakan
pasien makin berat ketika bergerak dan sesak berkurang tidur dengan posisi semi fowler dan
dibantu penggunaan oksigen. Sesak dirasakan pasien sejak 1 hari sebelum masuk RS. Sesak
disertai dengan nyeri pada perutnya seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 4.
Pemeriksaan Penunjang :
1. Laboratorium
a. Hemoglobin 9,4 g/dl
b. Leukosit 11.900 /µl
c. Eritrosit 3,3 juta/µl
d. LED 40 mm/jam
e. Ureum 133 mg/dl
f. Creatinine 7,79 mg/dl
2. RO_Thorax
Kesan :
- Perbercakan dimedial kedua lapang paru ec gambaran edema paru dd/
bronkopneumonia
- Cor sulit dinilai batas kanan kiri tertutup perbercakan
Analisa Data :
1. DS:
Pasien mengeluh sesak napas berat seperti tertekan beban berat
DO:
2. DS:
Pasien mengatakan nyeri pada perutnya dirasakan seperti ditusuk-tusuk
DO:
Pasien tampak gelisah
Terdapat nyeri tekan pada perut pasien kuadran 1 dan 4
Skala nyeri 4
Perut pasien tampak cembung
Asites (+)
Distensi abdomen
TD : 160/100 mmHg
N: 112x/menit
RR : 29x/menit
3. DS:
Pasien mengatakan dirinya tidak bisa kencing dan kaki serta tangannya bengkak
DO:
Diagnosa :
1. Diagnosa 1:
Intervensi:
a. Kaji frekuensi/kedalaman upaya pernafasan dan auskultas bunyi napas
b. Atur posisi pasien semi fowler
c. Ajarkan pasien untuk relaksasi napas dalam
d. Batasi untuk aktivitas
e. Kolaborasi dalam pemberian oksigen
Impelementasi:
a. Kaji frekuensi/kedalaman upaya pernafasan dan auskultas bunyi napas
b. Atur posisi pasien semi fowler
c. Ajarkan pasien untuk relaksasi napas dalam
d. Batasi untuk aktivitas
e. Kolaborasi dalam pemberian oksigen
Evaluasi:
S:
Pasien masih mengeluh sesak napas berat seperti tertahan beban berat
O:
Pasien tampak gelisah dan tegang
Pernapasan cuping hidung
Penggunaan otot bantu napas
Suara napas ronchi
Terpasang oksigen NRM 12L
TD : 160/100 mmHg
N: 110x/menit
RR: 28x/menit
P :Lanjutkan intervensi
1. Observasi frekuensi/kedalaman upaya pernapasan dan auskultasi bunyi napas
2. Pertahankan posisi semi fowler
3. Anjurkan pasien menggunakan napas dalam
4. Latih pasien batuk efektif
5. Pertahankan pemberian oksigen NRM 12L
6. Kolaborasi pemberian nebulizer combiven
2. Diagnosa 2
Intervensi:
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik
Implementasi:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Menganjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada perutnya seperti ditusuk-tusuk
O:
Pasien tampak gelisah
Skala nyeri 4
Terdapat nyeri tekan
Asites (+)
3. Diagnosa 3:
Intervensi:
1. Monitor intake dan output cairan
2. Monitor turgor kulit dan odem
3. Pantau tanda-tanda vital
4. Batasi masukan cairan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat deuresis
Impelementasi:
1. Memonitor intake dan output cairan
2. Memonitor turgor kulit dan odem
3. Memantau tanda-tanda vital
4. Membetasi masukan cairan
5. Mengkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat deuresis
Evaluasi:
S:
Pasien mengatakan dirinya tidak bisa kencing dan masih odem pada kaki serta
tangan
O:
Perut pasien kembung
Asites(+)
Turgor kulit anelastis
Balance cairan +230 cc
TD : 160/100 mmHg
N: 110x/menit
RR: 28x/menit
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi intake dan output cairan
2. Monitor turgor kulit dan odem
3. Batasi masukan cairan
4. Lanjutkan terapi obat deuresis
Saat dilakukan ronde keperawatan pasien mengatakan masih sesak napas seperti tertekan beban
berat, pernapas cuping hidung, RR 28x/menit. pasien juga mengeluh nyeri pada perutnya, perut
pasien tampak cembung, asites (+), seluruh ekstremitas pasien juga masih bengkak, turgor kulit
anelastis, pasien juga belumm bisa kencing, anuri (+).