Anda di halaman 1dari 26

RONDE KEPERAWATAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


DI RSUD Dr.H.ABDUL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG

OLEH:
KOMANG WIRAWAN
1914901011

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI PROESI NERS
TAHUN 2019
RONDE KEPERAWATAN
PADA Ny. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS TB MDR
DIRUANG MELATI RSUD Dr.H.ABDUL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG

Nama : Ny. R

Umur : 58 tahun

No MR : 565030

Masuk Rs : 22 Mei 2019

Ruang : Melati

Keluhan Utama : Nyeri Perut

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke RS melalui IGD pada tanggal 22 Mei 2019 dengan diagnosa medis TB MDR.
Saat dilakukan pengkajian di Ruang Melati pada tanggal 27 Mei 2019 pasien mengeluh nyeri
perut dan menjalar hingga ke pinggang. Nyeri dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 6.
Pasien juga mengeluh belum bisa BAB sejak ± 2 hari yang lalu.

Terapi Yang Sudah Diberikan :

1. Ranithidine 2ml/12 jam


2. KSR 3x1 tab
3. Alopurinol 10mg/24 jam
4. Amlodhipin 5mg/24 jam

Pemeriksaan Penunjang :

1. HB : 8,5 g/dL
2. Leukosit : 8.900 /uL
3. Eritrosit : 2,4 juta/uL
4. Trombosit : 291,000 / uL
5. GDS : 287 mg/dl
6. Asam urat : 9,9 mg/dl
Analisa Data :

1. DS:
 Pasien mengeluh nyeri pada perutnya menjalar hingga ke pinggang
 Pasien juga mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul

DO:

 Pasien tampak gelisah menahan nyeri


 Skala nyeri 6
 Pasien tampak bedrest
 TD : 150/90 mmHg
 N : 100x/menit

2. DS:
 Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena mual dan nyeri di perutnya
 Pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan sejak sakit, berat badan
sebelum sakit yaitu 56 kg

DO:

 Pasien tampak kurus


 BB pasien 43 kg
 Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi dari 1 porsi yang diberikan
 Pasien tampak menahan nyeri
 Turgor kulit pasien tidak elastis

3. DS:
 Pasien mengatakan belum bisa BAB dari pagi
 Pasien juga mengatakan dirinya ingin BAB namunn tidak bisa keluar (keras)

DO:

 Pasien tampak lama di kamar kecil saat BAB


 Feses keras
 Bising usus 5x/menit
Diagnosa :

1. Nyeri akut b.d tirah baring lama


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, dan nyeri perut
3. Konstipasi b.d pola defekasi tidakteratur

Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

1. Diagnosa 1:
Intervensi:
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Diskusikan dengan dokter dalam terapi obat analgesik

Impelementasi:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Menganjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Mendiskusikan dengan dokter dalam terapi obat analgesik

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada perutnya sampai ke pinggang
O:
 Pasien tampak gelisah
 Skala nyeri 6
 TD : 150/90 mmHg
 N : 100x/menit

A : Nyeri akut belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi
1) Kaji nyeri secara komprehensif
2) Beri posisi nyaman
3) Anjurkan pasien menggunakan relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
4) Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik

2. Diagnosa 2
Intervensi:
a. Kaji pola makan sebelum dan setelah sakit
b. Pastikan diet memenuhi kebutuhan tubuh sesuai indikasi
c. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
d. Anjurkan pasien makan makanan lunak dan hangat
e. Diskusikan dengan dokter dalam terapi obat yang tepat dan ahli gizi untuk diit yang
tepat.

Implementasi:
a. Mengkaji pola makan sebelum dan setelah sakit
b. Memastikan diet memenuhi kebutuhan tubuh sesuai indikasi
c. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
d. Menganjurkan pasien makan makanan lunak dan hangat
e. Mendiskusikan dengan dokter dalam terapi obat yang tepat dan ahli gizi untuk diit yang
tepat.

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan nyeri
O:
 Pasien tampak kurus,
 Pasien hanya makan ¼ porsi dari 1 porsi yang disediakan
 Turgor kulit pasien tidak elastis
 Berat badan 43 kg

A : Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji pola makan sebelum dan setelah sakit
2. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
3. Anjurkan pasien makan, makanan yang hangat dan lunak
4. Dorong keluarga untuk memberikan makanan yang disukai pasien sesuai indikasi

3. Diagnosa 3:
Intervensi:
a. Kaji pola defekasi pasien dan kaji tanda-tanda dehidrasi
b. Atur waktu yang tepat untuk defekasi pasien seperti sesudah makan
c. Berikan asupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi
d. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat laktasif sesuai indikasi

Impelementasi:
a. Kaji pola defekasi pasien dan kaji tanda-tanda dehidrasi
b. Atur waktu yang tepat untuk defekasi pasien seperti sesudah makan
c. Berikan asupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi
d. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat laktasif sesuai indikasi

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan belum bisa BAB dan tidak lancar

O:
 Pasien tampak lama dikamar kecil saat ingin BAB
 Pasien tampak terdengar mengedan
 Feses keras
 Bising usus 5x/menit

A : konstipasi belumm teratasi

P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan waktu yang tepat untuk defekasi pasien seperti setelah makan
2. Berikan cakupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi
3. Berikan cairan jika tidak kontraindikasi 2-3 liter/hari
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat pencahar yang tepat

Hasil Evaluasi Ronde Keperawatan :

Saat dilakukan ronde keperawatan pasien mengatakan kondisinya sudah lebih baik dari
sebelumnya, pasien mengatakan nyeri yang diraskan sudah berkurang, sudah tidak mual lagi,
dan sudah bisa bisa BAB meskipun sedikit-sedikit.
RONDE KEPERAWATAN
PADA Ny. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR GASTER
DIRUANG MAWAR RSUD Dr.H.ABDUL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG

Nama : Ny. D

Umur : 29 tahun

No MR : 576640

Masuk Rs : 26 Juni 2019

Ruang : Mawar

Keluhan Utama : Nyeri perut

Riwayat Penyakit Sekarang :

Saat dilakukan pengkajian di Ruang Mawar pada tanggal 01 juli 2019 pasien mengeluh nyeri
perut pada area luka operasi (kuadran 2) dengan skala nyeri 4. Pasien mengatakan takut
bergerak karena nyeri yang dirasakan semakin berat. Pasien juga mengatakan tidak bisa tidur
dimalam hari, karena nyeri yang dirasakan. Pasien mengatakan sudah merasakan nyeri sejak
hari pertama operasi, bila tidak dibantu obat nyeri, pasien mengatakan tidak bisa menahan nyeri
yang dirasakan.

Terapi Yang Sudah Diberikan :

1. Ceftriaxone 1gr/12 jam


2. Ketorolac 30 mg/8 jam
3. Ranithidine 50 mg/12 jam
4. As. Traneksamat 500 mg/8 jam

Pemeriksaan Penunjang :

1. Laboratorium
a. Hemoglobin 11,0 g/dl
b. Keukosit 4.600 /µl
c. Trombosit 322.000 /µl
d. Limfosit 4,0 juta/µl
2. USG
Kesan :
- Gastric outlet obstruction
- Tak tampak kelainan di hepar, vesika urinaria, pancreas
3. RO- Thorax
Kesan :
- Tidak tampak metastasis intrapulmonal
- Tidak tampak kardiomegali
4. Gastroscopy
Kesan :
- Esofagitis
- Gaster penuh sisa makanan

Analisa Data :

1. DS:
 Pasien mengatakan nyeri perut pada area operasi

DO:

 Pasien tampak gelisah


 Terdapat luka operasi pada perut pasien dan luka drain
 Skala nyeri 4
 TD : 130/90 mmHg
 N : 96x/menit

2. DS:
 Pasien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri yang dirasakan
 Pasien mengatakan tidurnya hanya ± 5 jam / hari

DO:

 Terdapat luka post operasi di perut pasien


 Luka post operasi H+3
 TD : 130/90 mmHg
 N : 96x/menit
 RR : 22x/menit
 T : 36 0 C

3. DS:
 Pasien mengatakan terdapat luka post operasi pada perutnya
 Pasien juga mengatakan luka operasi pada perutnya terasa nyeri

DO:

 Terdapat luka post operasi pada perut pasien


 Terdapat luka pemasangan drain pada perut pasien
 TD : 130/90 mmHg
 N : 96x/menit
 T : 36 0 c

Diagnosa :

1. Nyeri b.d luka post operasi


2. Gangguan pola tidur b.d nyeri luka post operasi
3. Resiko infeksi b.d luka post operasi

Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

1. Diagnosa 1:
Intervensi:
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Lakukan perawatan luka post operasi
f. Diskusikan dengan dokter dalam terapi obat analgesik
Impelementasi:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Menganjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Melakukan perawatan luka post operasi
f. Mendiskusikan dengan dokter dalam terapi obat analgesik

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan masih nyeri pada luka post operasinya
O:
 Pasien tampak gelisah
 Skala nyeri 4
 Luka post operasi tampak bersih
 TD : 130/90 mmHg
 N : 96x/menit

A : Nyeri akut belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi
1) Kaji nyeri secara komprehensif
2) Beri posisi nyaman
3) Lakukan perawatan luka tiap hari
4) Anjurkan pasien menggunakan relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
5) Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik

2. Diagnosa 2
Intervensi:
a. Kaji masalah gangguan tidur pasien, karakteristi dan penyebab
b. Anjurkan pasien mandi hangat di sore hari
c. Anjurkan pasien makan yang cukup satu jam sebelum tidur
d. Atur keadaan tempat tidur nyaman dan bersih
e. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik setengah jam sebelum tidur

Implementasi:
a. Mengkaji masalah gangguan tidur pasien, karakteristi dan penyebab
b. Menganjurkan pasien mandi hangat di sore hari
c. Menganjurkan pasien makan yang cukup satu jam sebelum tidur
d. Mengatur keadaan tempat tidur nyaman dan bersih
e. Megkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik setengah jam sebelum tidur

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena nyeri
 Pasien juga mengatakan tidurnya hanya 5 jam per hari

O:
 Pasien tampak lelah dan kurang tidur
 Pasien tampak gelisah
 TD : 130/90 mmHg
 N : 96x/menit

A : gangguan pola tidur belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji ulang karakteristik dan penyebab pola tidur terganggu
2. Pertahankan kebersihan dan kenyamanan tempat tidur
3. Atur jadwal istirahat tidur pasien sesuai dengan kebiasaan
4. Anjurkan keluarga membuatkan susu hangat sebelum tidur untuk pasien

3. Diagnosa 3:
Intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital pasien
b. Observasi daera yang luka
c. Lakukan perawatan luka
d. Pertahankan teknik septik dan aseptik
e. Batasi pengunjung
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberiian antibiotik

Impelementasi:
a. Memantau tanda-tanda vital pasien
b. Mengobservasi daera yang luka
c. Melakukan perawatan luka
d. Mempertahankan teknik septik dan aseptik
e. Membatasi pengunjung
f. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberiian antibiotik

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan luka post operasinya bersih dan tidak merembas

O:
 Luka post operasi dan luka drain tampak bersih dan tidak merembas
 TD : 130/90 mmHg
 N : 96x/menit
 Leukosit 4.600 /µl

A : Resiko infeksi teratasi

P : intervensi dihentikan

Hasil Evaluasi Ronde Keperawatan :

Saat dilakukan ronde keperawatan pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang dari
sebelumnya, skala nyeri 2, luka operasi dan luka drain tampak bersih dan tidak merembas.
Pasien juga mengatakan bahwa tidurnya nyenyak dan sudah tidak terganggu. Pasien
direncanakan pulang. Intervensi selanjutnya memberikan edukasi pasien pulang untuk
perawatan luka dirumah.
RONDE KEPERAWATAN
PADA Tn. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABSES PARAPHARING
DIRUANG ANGGREK RSUD Dr.H.ABDUL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG

Nama : Tn. A

Umur : 37 tahun

No MR : 602067

Masuk Rs : 18 Juli 2019

Ruang : Anggrek

Keluhan Utama : Nyeri leher kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :

Saat dilakukan pengkajian di Ruang Anggrek pada tanggal 18 Juli 2019 pukul 11.30 WIB
pasien mengatakan nyeri pada leher kiri seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 4. Nyeri
dirasakan bertambah berat saat pasien bicara dan menelan, nyeri dirasakan sejak ± 4 hari yang
lalu. Nyeri dirasakan pasien menyebar sampai telinga kiri dan kebelakang. Nyeri disertai susah
menelan ± sejak 2 hari yang lalu dan pasien tidak bisa makan.

Terapi Yang Sudah Diberikan :

1. Ceftriaxone 1g/12 jam


2. Dexamethason 5mg/8 jam
3. Ranithidine 50mg/12 jam
4. Tramadol drip 50mg/8 jam

Pemeriksaan Penunjang :

1. Hemoglobin 13,1 g/dl


2. Leukosit 13.900 /µl
3. Trombosit 269.000 /µl
4. GDS 71 mg/dl
Analisa Data :

1. DS:
 Pasien mengeluh nyeri pada leher kiri seperti ditusuk-tusuk menyebar ke telinga
kiri dan kebelakang
 Pasien juga mengatakan nyeri bertambah berat saat bicara dan menelan

DO:

 Pasien tampak gelisah


 Pasien tampak menahan nyeri
 Skala nyeri 4
 Leher kiri pasien tampak bengkak, kemerahan dan panas
 Terdapat nyeri tekan
 TD : 130/90 mmHg
 N: 96x/menit
 RR: 22x/menit
 T : 37,9 0c

2. DS:
 Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena susah menelan sudah sejak 2 hari
yang lalu
 Pasien juga mengatakan sepertinya BB nya turun

DO:

 Pasien tampak lemah


 Pasien tidak bisa makan karena susah menelan
 IMT : 20
 Pasien tampak kesulitan menelan
 Leher kiri pasien tampak bengkak

3. DS:
 Pasien mengatakan leher kirinya terasa nyeri dan panas menjalar ke telinga kiri
DO:

 Leher kiri pasien tampak bengkak dan kemerahan


 Leher kiri pasien terasa panas
 T : 37,9 0c
 Pasien sulit menelan dan sulit bicara
 Hasil leukosit 13.900 g/dl

Diagnosa :

1. Nyeri akut b.d proses penyakit (abses parapharing)


2. Resiko penyebaran infeksi b.d abses parapharing
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kesulitan menelan

Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

1. Diagnosa 1:
Intervensi:
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik

Impelementasi:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Menganjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dan sudah mulai bicara

O:
 Pasien tampak tenang
 Leher pasien tampak berkurang bengkaknya
 Pasien sudah bisa bicara lancar
 Skala nyeri 2
 TD: 110/70 mmHg
 N: 90x/menit
 RR: 20x/menit

A : Nyeri akut belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi
1) Observasi nyeri secara komprehensif
2) Beri posisi nyaman
3) Lakukan perawatan luka tiap hari
4) Anjurkan pasien menggunakan relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
5) Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik

2. Diagnosa 2
Intervensi:
1. Obeservasi tanda-tanda penyebaran infeksi
2. Lakukan perawatan dengan teknik septik dan aseptik
3. Anjurkan pasien dan keluarga untuk tidak terlalu sering menyentuh bagian leher kiri
4. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat antibiotik

Implementasi:
1. Mengobservasi tanda-tanda penyebaran infeksi
2. Melakukan perawatan dengan teknik septik dan aseptik
3. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk tidak terlalu sering menyentuh bagian leher
kiri
4. Mengkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat antibiotik
Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan lehernya sudah tidak panas, nyeri yang dirasakan berkurang

O:
 Bengkak pada leher pasien berkurang
 Kemerahan (-)
 Pasien sudah mulai bisa bicara dan makan makanan lunak
 T: 37,20c

A : Resiko penyebaran infeksi belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda-tanda penyebaran infeksi
2. Pertahankan teknik septik dan aseptik
3. Lakukan pemeriksaan laboratorium : leukosit
4. Lanjutkan terapi obat antibiotik

3. Diagnosa 3:
Intervensi:
1. Kaji intake nutrisi pasien
2. Beri makanan lunak/cair
3. Beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering
4. Anjurkan pasien minum air hangat
5. Beri penjelasan pada pasien tentang pentingnya nutrisi untuk kesembuhan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat

Impelementasi:
1. Mengkaji intake nutrisi pasien
2. Memberi makanan lunak/cair
3. Memberi makanan dalam porsi sedikit tapi sering
4. Menganjurkan pasien minum air hangat
5. Memberi penjelasan pada pasien tentang pentingnya nutrisi untuk kesembuhan
6. Mengkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan dirinya sudah bisa makan tetapi lunak (bubur)

O:
 Pasien tampak tenang
 Pasien menghabiskan ½ porsi makan yang disediakan
 Pasien sudah bisa menelan

A : Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi

P : intervensi dihentikan

Hasil Evaluasi Ronde Keperawatan :

Saat dilakukan ronde keperawatan pasien mengatakan lehernya sudah tidak nyeri lagi, pasien
tampak tenang, skala nyri 0. Pasien juga mengatakan lehernya tidak panas, tidak nyeri, dan
bengkak hilang. Pasienjuga sudah bisa makan dan bicara lancar. Pasien rencana pulang setelah
menunggu hasil lab untuk leukosit. Bila hasil leukosit bagus, pasien diijinkan pulang.
RONDE KEPERAWATAN
PADA Ny.L DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKD ON HD
DIRUANG KENANGA RSUD Dr.H.ABDUL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG

Nama : Ny. L

Umur : 26 tahun

No MR : 597888

Masuk Rs : 15 Juli 2019

Ruang : Kenanga

Keluhan Utama : Sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke ruang kenanga pada tgl 23 Juli 2019 pukul 15.30 WIB pindahan dari ICU.
Saat dilakukan pengkajian di ruang kenanga pada tgl 24 Juli 2019 pukul 09.10 WIB pasien
mengeluh sesah napas berat seperti tertekan beban berat dengan RR 29x/menit, sesak dirasakan
pasien makin berat ketika bergerak dan sesak berkurang tidur dengan posisi semi fowler dan
dibantu penggunaan oksigen. Sesak dirasakan pasien sejak 1 hari sebelum masuk RS. Sesak
disertai dengan nyeri pada perutnya seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 4.

Terapi Yang Sudah Diberikan :

1. Lsix/furosemide 20mg/8 jam


2. Amlodipin 5mg/24 jam
3. Candesartan 8mg/24 jam
4. Nebu cobiven /12 jam
5. Cefoperazone 1gr/12 jam
6. Meylon 10cc/12 jam

Pemeriksaan Penunjang :

1. Laboratorium
a. Hemoglobin 9,4 g/dl
b. Leukosit 11.900 /µl
c. Eritrosit 3,3 juta/µl
d. LED 40 mm/jam
e. Ureum 133 mg/dl
f. Creatinine 7,79 mg/dl

2. RO_Thorax
Kesan :
- Perbercakan dimedial kedua lapang paru ec gambaran edema paru dd/
bronkopneumonia
- Cor sulit dinilai batas kanan kiri tertutup perbercakan

Analisa Data :

1. DS:
 Pasien mengeluh sesak napas berat seperti tertekan beban berat

DO:

 Pasien tampak gelisah dan tegang


 Penggunaan otot bantu napas
 Suara napas ronchi
 Perkusi pasu terdengar redup
 TD: 160/100 mmHg
 N: 112x/menit
 RR: 29x/menit
 RO-Thorax : perbercakan dimedial kedua lapang paru ec gambaran edema paru

2. DS:
 Pasien mengatakan nyeri pada perutnya dirasakan seperti ditusuk-tusuk

DO:
 Pasien tampak gelisah
 Terdapat nyeri tekan pada perut pasien kuadran 1 dan 4
 Skala nyeri 4
 Perut pasien tampak cembung
 Asites (+)
 Distensi abdomen
 TD : 160/100 mmHg
 N: 112x/menit
 RR : 29x/menit

3. DS:
 Pasien mengatakan dirinya tidak bisa kencing dan kaki serta tangannya bengkak

DO:

 Ekstremitas atas dan bawah pasien tampak bengkak


 Pasien terpasang kateter urin
 Anuri (+)
 Perut tampak cembung dan distensi
 Asites (+)
 Turgor kulit anelastis
 Ureum 133 mg/dl
 Creatinine 7,79 mg/dl
 Balance cairan +230 cc

Diagnosa :

1. Pola napas tidak efektif b.d odem paru


2. Nyeri akut b.d distensi abdomen
3. Kelebihan volume cairan b.d output an adekuat

Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

1. Diagnosa 1:
Intervensi:
a. Kaji frekuensi/kedalaman upaya pernafasan dan auskultas bunyi napas
b. Atur posisi pasien semi fowler
c. Ajarkan pasien untuk relaksasi napas dalam
d. Batasi untuk aktivitas
e. Kolaborasi dalam pemberian oksigen

Impelementasi:
a. Kaji frekuensi/kedalaman upaya pernafasan dan auskultas bunyi napas
b. Atur posisi pasien semi fowler
c. Ajarkan pasien untuk relaksasi napas dalam
d. Batasi untuk aktivitas
e. Kolaborasi dalam pemberian oksigen

Evaluasi:
S:
 Pasien masih mengeluh sesak napas berat seperti tertahan beban berat

O:
 Pasien tampak gelisah dan tegang
 Pernapasan cuping hidung
 Penggunaan otot bantu napas
 Suara napas ronchi
 Terpasang oksigen NRM 12L
 TD : 160/100 mmHg
 N: 110x/menit
 RR: 28x/menit

A : Pola napas tidak efektif belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi
1. Observasi frekuensi/kedalaman upaya pernapasan dan auskultasi bunyi napas
2. Pertahankan posisi semi fowler
3. Anjurkan pasien menggunakan napas dalam
4. Latih pasien batuk efektif
5. Pertahankan pemberian oksigen NRM 12L
6. Kolaborasi pemberian nebulizer combiven

2. Diagnosa 2
Intervensi:
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik

Implementasi:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
d. Menganjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri timbul
e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat analgesik

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada perutnya seperti ditusuk-tusuk

O:
 Pasien tampak gelisah
 Skala nyeri 4
 Terdapat nyeri tekan
 Asites (+)

A : Nyeri aku belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi nyeri secara komprehensif
2. Pertahankan posisi nyaman pasien
3. Menganjurkan keluarga untuk berkomunikasi dengan pasien untuk mengurangi nyeri
4. Lanjutkan terapi obat analgesik

3. Diagnosa 3:
Intervensi:
1. Monitor intake dan output cairan
2. Monitor turgor kulit dan odem
3. Pantau tanda-tanda vital
4. Batasi masukan cairan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat deuresis

Impelementasi:
1. Memonitor intake dan output cairan
2. Memonitor turgor kulit dan odem
3. Memantau tanda-tanda vital
4. Membetasi masukan cairan
5. Mengkolaborasi dengan dokter dalam terapi obat deuresis

Evaluasi:
S:
 Pasien mengatakan dirinya tidak bisa kencing dan masih odem pada kaki serta
tangan

O:
 Perut pasien kembung
 Asites(+)
 Turgor kulit anelastis
 Balance cairan +230 cc
 TD : 160/100 mmHg
 N: 110x/menit
 RR: 28x/menit

A : kelebihan volume cairan belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
1. Observasi intake dan output cairan
2. Monitor turgor kulit dan odem
3. Batasi masukan cairan
4. Lanjutkan terapi obat deuresis

Hasil Evaluasi Ronde Keperawatan :

Saat dilakukan ronde keperawatan pasien mengatakan masih sesak napas seperti tertekan beban
berat, pernapas cuping hidung, RR 28x/menit. pasien juga mengeluh nyeri pada perutnya, perut
pasien tampak cembung, asites (+), seluruh ekstremitas pasien juga masih bengkak, turgor kulit
anelastis, pasien juga belumm bisa kencing, anuri (+).

Anda mungkin juga menyukai