Anda di halaman 1dari 36

CRITICAL THINKING

dr. Enikarmila Asni, MMedEd. MBiomed.


FK Universitas Riau,
DEFINISI
 Proses yang secara aktif dan penuh
kemampuan untuk membuat konsep,
menerapkan, menganalisis,
menyarikan dan mengamati sebuah
masalah yang diperoleh dari
pengamatan, pengalaman,
komunikasi dll
Core Critical Thinking Score
KETERAMPILAN YG
DIBUTUHKAN
 Keterampilan untuk mengartikan
data (interpretasi)
 Keterampilan analisis
 Keterampilan evaluasi
 Keterampilan untuk menjelaskan
 Keterampilan menyimpulkan
 Keterampilan mandiri (self regulasi)
Sub-Skills
 Interpretation: categorization,
decoding sentences, clarifying
meaning
 Analysis: examining ideas,
identifying arguments, analyzing
arguments
 Evaluation: assessing claims,
assessing arguments
Sub-Skills

 Inference: querying evidence,


conjecturing alternatives,
drawing conclusions
 Explanation: stating results,
justifying procedures, presenting
arguments
 Self-regulation: self
examination,self correction
Sikap yang dibutuhkan untuk
Critical Thinking
Sikap yang dibutuhkan untuk Critical
Thinking
 Truthseeking : Selalu mencari
kebenaran
 Open-Mindedness: berfikiran
terbuka akan pandangan yang
eberbeda dan kemungkinan
bias
Sikap yang dibutuhkan untuk
Critical Thinking
 Analyticity: bergerak berdasarkan
alasan dan bukti, dan berdasarkan
maslah yang ada, serta dapat
menantisipasi kemungkinan
konsekuensi lain
 Systematicity: menghargai kinerja
yang tersusun, terorganisir, dan
terus menerus dilakukan
 CT Self-Confidence:Punya
kepercayaan terhadap
kemampuan diri sendiri
Sikap yang dibutuhkan untuk
Critical Thinking
 Inquisitiveness: Keingintahuan
akan sesuatu, walaupun pada saat
itu belum diketahui fungsi atau
kegunaannya
 Maturity: Kedewasaan
More definition…

 “Critical thingking has to be


purposeful, self regulatory
judgment which result in
interpretation, analysis,
evaluation, and inference, as
well as the explanation of the
evidential, conceptual,
methodological, criteriological,
or contextual consideration upon
which judgment was based
The Ideal Critical Thinker

 .. is habitually inquisitive, well-


informed, trustful of reason,
open minded, fair minded in
evaluation, honest in facing
biases, prudent in making
judgments, willing to reconsider,
clear about issues, …(Cont..)
The Ideal Critical Thinker

 orderly in complexes matters,


diligent in seeking relevant
information, reasonable in
selection of criteria, focused in
inquiry, and persistent in
seeking results which are as
precise as the subject and the
circumstances of inquiry permit.
Reflective Thinking
Apa itu reflective thinking ?

 SOCRATES
“ Hidup yang tidak
dievaluasi tidak
bernilai sama
sekali”
Reflective Thinking

 Apayang terjadi ?
 Siapa yang terlibat?
 Kapan terjadi?
 Dimana terjadi?
 Apa yang membuat sesorang
melakukannya?
 Apa yang didengar?
 Apa yang dirasakan?
 Apa yang dipikirkan?
Reflective Thinking dan Decision
Making
Seorang individu… “had never
before thought about how they
reflected. When asked, they
were aware that they did reflect,
but they had never considered it
as something they could control
or something they could use as
a learning tool.”
Boyd & Fales, Reflective Learning: Key to Learning from
Experience. Journal of Humanistic Psychology, 1983
Peningkatan kemampuan
“decision making “
membutuhkan semua hal yang
kita pelajari dari keberhasilan
dan kegagalan kita serta semua
kemampuan mental untuk
menghadapi dan menganalisa
persoalan di masa yang akan
datang
Dr. E. Byron Chew & Dr. C. McInnis-Bowers Reflective Thinking
Skills: Developing and Accessing this Management Tool
Bagaimana menjadi “Reflective
Thinker?”
 Reflective thinking yang baik
menuntut proses dimana
seorang individu dapat:
 Menentukan informasi mana
yang dibutuhkan untuk
mengerti masalah yang
sedang dihadapi
 Mencari dan mengumpulkan
semua informasi yang
available
 Mengolah informasi dan
pendapat2 ini
 Menganalisa hasil olahan semua
pandangan dan membentuk
gambaraan rujukan/jawaban
 Menciptakan jawaban sementara
yang dapat di tinjau dan
modifikasi ulang sejalan dengan
proses pembelajaran dalam
informasi dan pendapat yang
berkembang
Cynthia Mazow: Learning, Design, and Technology Stanford
University
Jadi bagaimana posisi reflective
thinking?
JOHN DEWEY

“REFLECTION AS A SET OF ATTITUDES”

Refleksi membutuhkan sikap yang


menghargai pertumbuhan
personal dan intelektual
dirinya sendiri sebagai individu
dan orang lain
Dimensions of Learning Theory

Transitions & Learning Styles &


Transformations Preferences

How Do I Deal with Change? How Do I Learn?

Ways of History & Culture


Knowing
How Do I Develop? What is Truth?
Reflective Thinking

 Komponen Kunci
 Aktif
 Persisten
 Cermat/tidak asal-asalan

 Mengajukan suatu bentuk


pernyataan atau pengetahuan
baru
 Memiliki dasar yang
mendukungnya
 Aktif : memiliki keinginan dan
kesukarelaan untuk bertindak sendiri
 Persisten : memiliki komitmen yang
kuat
 Mawas diri : mempertimbangkan
dirinya dan orang lain
 Keingintahuan atau mempercayai
“tidak stabilnya” pengetahuan. Selalu
ada pertanyaan, bagaimana jika…
 Memiliki dasar yang
mendukungnya : berdasarkan
kriteria dan bukti-bukti yang ada
Tujuan Reflection
 Metacognition
 Solving
Problems in
Uncertainty
Metacognition
“ Menyadari alasan mengapa dia
berfikiran seperti itu “

I KNOW THE REASONS WHY I KNOW


IT….
Metacognition
 DAPAT DIBAGI 3 KOMPONEN
1. METACOGNITIVE KNOWLEDGE :
mawas akan pengetahuannya dan
strtegi yang akan dilakukannya
2. METACOGNITIVE JUDGEMENT AND
MONITORING: mawas diri akan
keputusannya dan usaha untuk
mengawasi hasilnya
3. CONTROL AND SELF REGULATION
OF COGNITION : mampu mengontrol
dan mengatur dirinya sendiri dalam
pencapaian pengetahuan
Solving Problems in
Uncertainty
 John Dewey , King dan
Kitchener:
Reflective thingking percaya
bahwa tidak ada kebenaran
yang absolut
Solving Problems in
Uncertainty
 King dan Kitchener “ …
Reflective thinking requires the
continual evaluation of beliefs,
assumptions, and hypotheses
against existing data and
against other plausible
interpretations of the data. The
resulting judgements are offered
as reasonable integrations or
syntheses of opposing points of
view”.
3 tahap perkembangannya
(Perry)
1. Dualisme : dunia dibagi dua, salah-
benar, hitam-putih…
2. Relativisme : mulai percaya bahwa
terkadang jawaban dari suatu
pertanyaan dapat lebih dari satu atau
tidak ada sama sekali
3. Reflektivisme : menyadari kalau suatu
jawaban lebih baik dibandingkan yang
lain dan mengetahui analisis
mengapa jawaban tersebut lebih baik
William Perry’s Forms of Intellectual and Ethical Development in the College
Years: A Scheme (1970)

Anda mungkin juga menyukai