Anda di halaman 1dari 9

Makalah Kegiatan Belajar SGD 2

Nama anggota kelompok: 1. Agus Prabowo 2. Aniska Cattleya 3. Bety Apvirna f 4. Handi Lukman 5. Hanifah Hasna Huda 6. Lola Carola 7. Nira Adlina 8. Rahmadika Kemala F 9. Taufiyah Resa Ariana 10. Wahyu Lusiana 11. Yoggy Bagus Prabowo FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

Skenario:Jadilah dokter yang cerdas dan kritis!!!! Farras adalah seorang mahasiswa baru pada fakultas Kedokteran Gigi Unissula. Sistem pembelajaran problem based learning yang dipakai, menuntut Farras untuk selalu aktif dalam mencari informasi tentang ilmu kedokteran gigi. Farras menjadi sadar bahwa sebagai calon dokter gigi dia harus mulai membiasakan diri untuk berfikir kritis(critical thinking). Farras yakin dengan selalu berfikir kritis ia akan mampu menyelesaikan berbagai nasalah dengan runtut dan sistematis. Berfikir kritis juga membantu dia dalam mengasah kemampuan penalaran klinis(clinical reasoning skill). Selain itu ia juga harus memiliki dasar alasan yang jelas dalam pengambilan keputusannya. Untuk itu dibutuhkan berfikir cerdas(smart thinking) supaya langkah-langkah dan landasan kenapa ia mengambil alasan tersebut bisa lebih.

I.

Pendahuluan

Dalam dunia kedokteran baik kedokteran umum maupan kedokteran gigi, dibutuhkan kemampuan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta yang ada. Kemampuan itu dikenal dengan nama clinical reasoning skill (kemampuan penalaran klinis). Seorang dokter dituntut untuk mampu berpikir kritis dan berpikir cerdas untuk meningkatkan kemampuan penalaran klinisnya Banyak dokter yang masih kurang paham terhadap ilmu yang dimilikinya Selain itu perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi, terutama bidang informasi dan komunikasi, yang kemudian mendorong pengembangan pengetahuan dan paradigma teknologi pendidikan. Maka dari itu kita memerlukan dokter yang dapat berfikir kritis terhadap masalah dan memiliki kemampuan yang terampil dalam menerapkan penalaran klinis.

II.

Rumusan Masalah

Bagaimana menerapkan penalaran klinis dengan metode berfikir kritis dan berfikir cerdas?

III.

Pembahasan

Dalam pembelajaran SGD tentunya kita akan menemui suatu masalah dalam skenario atau yang biasa kita sebut dengan Learning Issue. Dalam menyelasaikan Learning Issue selain dibutuhkan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Kita membutuhkan suatu pikiran yang kritis dan cerdas yang berguna untuk memperdalam pemahaman kita dalam suatu pengetahuan atau materi yang sedang diajarkan.

Dalam segala tindakan, sebaiknya kita mengatur cara berpikir kita dengan runtut/sistematis. Tujuannya ialah agar penyelesaian masalah atau pemikiran kita tersusun secara rapi dan teratur. Selain itu diperlukan juga berpikir secara kritis. Ada banyak beberapa pendapat atau pengertian tentang berpikir kritis Berpikir kritis adalah berfikir secara komprehesif dari pengetahuan yang dimilikinya dan melakukan telaah terhadap suatu masalah (dr.rusdi yunus, mkt) Pertimbangan aktif dan tepat serta berhati-hati atas keyakinan dan keilmuan untuk mendukung kesimpulan (fisher; john dewey, 2001) Berfikir Kritis adalah berfikir dengan benar berdasarkan pengetahuan yang relevan(nyata) dan relieble/cara fikir yang beralasan, reflektif, bertanggung jawab dan mahir. Berpikir keritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut. Berpikir kritis adalah menggunakan akal budi untuk menelaah sesuatu dengan hatihati. Berpikir kritis didefinisikan sebagai ketetapan yang hati-hati dan tidak tergesagesa untuk apakah kita sebaiknya menerima, menolak atau menangguhkan penilaian terhadap suatu pernyataan dan tingkat kepercayaan dengan mana kita menerima atau menolaknya. Berpikir kritis mengandung makna sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri.(Peter Facione)

Strategi pembelajaran untuk mendorong mahasiswa berpikir kritis terhadap pokok bahasan dapat menggunakan berbagai strategi pengajaran yang menggunakan pendekatan di bawah ini:

Pembelajaran Aktif Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran Kontekstual Menggunakan pendekatan higher order thinking Self directed learning

Dengan demikian mahasiswa dapat memberi makna yang lebih dalam (bukan sekedar mendapat materi yang dalam) dari materi yang dipelajari. Pemahaman terhadap makna pokok bahasan yang dipelajari mempunyai hubungan dengan kemampuan clinical reasoning sebagai kompetensi seorang dokter.

Setelah kita memiliki strategi,kita harus melakukan langkah-langkah dalam melakukan berfikir ktritis sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Identifikasi masalah Menetapkan/mendefinisikan konteks/keadaan Mengusulkan beberapa alternatif Menganalisis pilihan untuk mendapatkan yg terbaik Membuat daftar alasan secara jelas Melakukan koreksi diri

Selain berpikir kritis kita juga membutuhkan kecerdasan dalam berpikir, karena jika kita tidak berpikir cerdas dalam mengkritsi suatu masalah kita tidak dapat disebut sebagai pemikir kritis.Dan berpikir cerdas itu sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut : Model kerja di mana seseorang melakukan pekerjaan sedikit tapi hasilnya besar. Kemampuan untuk belajar memahami, memutuskan dan beropini berdsarkan alasan tertentu. Melihat persoalan dengan berbagai cara yang berbeda dan mencari perspektif baru yang belum pernah dipakai oleh orang lain. Menggunakan akal budi agar cepat mengerti suatu permasalahan yang sedang dihadapi dan mampu memberikan solusinya secara cepat dan tepat.

Kriteria dalam berfikir cerdas juga diperlukan, karena jika kita tidak termasuk dalam kriteria tersebut maka kita belum bisa disebut sebagai berfikir cerdas, berikut kriteria berfikir cerdas: Mengembangkan metode, konsep, atau ilmu pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan pekerjaan dari pekerjaan itu atau memunculkan teori aplikasi yang terbaik dari pekerjaan yang dilakukan Memilih dan melatih para pekerja dengan pertimbangan dan keputusan yang logis, Menciptakan komunikasi yang sinergis antara manajemen dan pekerja Pembagian kerja dan tanggung jawab yang tegas.

Dalam berfikir cerdas harus dilakukan dengan cara yang baik, cara agar dapat berfikir cerdas sebagai berikut :

Lihatlah persoalan anda dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum perbah dipakai oleh orang lain (atau belum diterbitkan). Bayangkan Hasilkan! Karakteristik anak jenius yang membedakan adalah produktivitas. Buat kombinasi-kombinasi baru. Kombinasikan, dan kombinasikan ulang ide-ide, bayangan-bayangan dan pikiran-pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli akan keanehan atau ketidakwajaran. Bentuklah hubungan-hubungan; buatlah hubungan antara persoalan-persoalan yang berbeda. Berpikir secara berlawanan Berpikir secara metafora Persiapkan diri anda untuk menghadapi kesempatan.

Jika kita sudah menerapkan berfikir kritis dan cerdas dengan baik, maka selanjutnya kita harus menggunakan langkah-langkah kritis dan cerdas. Langkah-langkah dalam berfikir kritis dan cerdas adalah : Interpretasi=makna untuk memahami dan menjelaskan makna dari suatu situasi, kejadian, pengalaman, dan data yang ada.( Pemahaman Suatu masalah) Analisis=kemampuan untuk menggabungkan beberapa pernyataan, pertanyaan, konsep yang dipergunakan untuk merefleksikan pandangan, keputusan, informasi dan opini (Kemampuan untuk menggabungkan pernyataan, pertanyaan, dan konsep untuk menghasilkan sebuah keputusan atau opini) Evaluasi=kemampuan untuk menguji kredibilitas pernyataan yang dipergunakan untuk mengungkapkan pandangan, opini, dsb. Inferensi=kemampuan untuk mengidentifikasi dan memilih elemen yang dibutuhkan untuk menyusun kesimpulan yang beralasan. Explaining=mampu menjelaskan apa yang ada dipikirannya serta bagaimana dan mengapa dia bisa sampai pada keputusan tersebut. Self regulation= kemampuan untuk mengecek ulang atas apa yang dilakukannya pada keseluruhan kegiatan critical thinkingnya tersebut.

Dari berpikir kritis dan cerdas tindakan lanjutan yang kita dapatkan adalah penalaran klinis. Pengertian Penalaran klinis sebagai berikut : Kemampuan menyusun hipotesis berdasrkan fakta-fakta,pengetahuan dan pengalaman. Memberikan/memikirkan alasan yang bersangkutan atau berdasarkan pengamatan klinik. Proses berpikir untuk memberi kesimpulan makna dari suatu temuan klinik. (HIGG J;
JONES M, 1995)

Dengan berfikir kritis kita dapat melatih atau mengasah penalaran klinis. Seorang yang berpikir kritis dapat menanyakan suatu hal dengan tepat, mencari informasi dengan tepat yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, dapat mengelola informasi tersebut dengan logis, efisien, dan kreatif sehingga dia juga dapat membuat kesimpulan yang logis. Contoh berfikir kritis dapat membantu penalaran klinis : Seorang pasien datang ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit dokter langsung melihat dengan cermat wajah pasien, kemudian memegang tangan dan telapak tangan pasien tersebut. Lalu dengan nada cukup mantap dokter tersebut menyebutkan sakit yang diderita pasien. Dalam contoh tersebut membuktikan bahwa dengan berpikir kritis dapat membantu meningkatkan kemampuan penalaran klinis, karena tanpa harus si pasien menyebutkan keluhannya dengan kemampuan berpikir kristisnya, dokter dapat menyebutkan sakit yang diderita pasien tersebut.

Jadi dengan berpikir kritis kemampuan penalaran klinis seorang dokter dapat semakin terasah. Dengan penalaran klinis kita dapat mengambil keputusan dengan landasan yang jelas, dan solusi yang kita dapat akan logis.

Kesimpulan :

PBL

SGD
Runtut Sistematis

Masalah . Berfikir

Kritis
Penalaran Klinis

Cerdas

Solusi Kasus

Penjelasan :

Pada Fakultas Kesehatan, sistem pembelajaran yang dipakai dalam perkuliahan adalah dengan metode Problem Based Learning(PBL). Untuk memfasilitasi PBL, maka dibentuk kelompok kecil untuk membahas permasalahan yang timbul. Kelompok kecil tersebut adalah Small Group Discussion(SGD). Dalam SGD akan didampingi oleh tutor, setiap kelompok terdiri dari 10-12 mahasiswa. Selama kita berdiskusi, kita pasti akan menemukan masalah pembelajaran. Untuk menyelesaikan masalah kita harus berfikir dengan runtut dan sistematis. Cara berfikir yang kita lakukan adalah berfikir kritis dan berfikir cerdas. Setelah kita menguasai berfikir kritis dan cerdas, kita mampu mengasah penalaran klinis, dengan kemampuan penalaran klinis kita dapat mencari solusi pada kasus yang dialami pasien.

Referensi : http://keyshani.wordpress.com http://www.fk.undip.ac.id


Power Point berjudul Critical thinking dalam clinical reasoning olehndang Lestari (Bag. Pendidikan Kedokteran FK Unissula) http://www.scribd.com/doc/22006026/Critical-Thinking

http://www.clr.ui.ac.id http://uripsantoso.wordpress.com/2008/08/23/cara-berpikir-cerdik-kritis-dan-ilmiah http://www.e-psikologi.com


Power point berjudul Critical thinking dalam clinical reasoning olehndang Lestari (Bag. Pendidikan Kedokteran FK Unissula)

http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2034770-pengertianberpikir-kritis Amirin, T. M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. PT Raja Grafindo Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai