Anda di halaman 1dari 11

Serambi Akademica Vol. 9, No.

1, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 2021 eISSN 2657- 0998

Penggunaan Metode Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
pada Materi Menerapkan Teknik Pemanenan di SMK Negeri 1 Gayo
Lues
Evinola

Dinas Pendidikan Aceh, SMKN 1 Gayo Lues


e.nola@ymail.com

ABSTRAK

Hasil observasi di SMK Negeri 1 Gayo Lues dimana kondisi kelas saat kegiatan
belajar mengajar masih sering pasif. Sangat sulit untuk terjadinya interaksi aktif baik
antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru. Hasil belajar pun masih
tergolong rendah. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh peneliti dengan
melaksanakan observasi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action
research) sebanyak dua siklus. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu :
rancangan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa
kelas XI ATPH SMK Negeri 1 Gayo Lues Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh yang
berjumlah 15 siswa Tahun pelajaran 2017/2018 data yang diperoleh berupa hasil tes,
lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa Rata-rata Hasil belajar siswa sebelum penerapan model
pembelajaran discovery learning adalah tergolong rendah, terbukti dari data tes awal
yang diperoleh siswa yaitu: nilai rata-rata tes awal siswa 58,6 dengan persentase
ketuntasan belajar 6,67 % jauh di bawah syarat minimal yaitu sebesar 80%. Hasil
belajar siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran
discovery learning pada materi Menerapkan Teknik Pemanenan. Dapat dilihat dari
data hasil belajar pada siklus I, dengan persentase ketuntasan belajar 100 %, dan pada
siklus II dengan persentase ketuntasan belajar 100 %.
Kata kunci : Hasil Belajar, Discovery Learning, Agribisnis Tanaman Pangan

PENDAHULUAN
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura ( ATPH ) merupakan salah satu
jurusan yang ada di SMK N 1 Gayo Lues yang memiliki 3 rombel. Siswa jurusan ATPH
dituntut untuk mampu menguasai kompetensi yang berkaitan dengan dasar – dasar
keahlian, agribisnis tanaman hias, agribisnis tanaman sayuran, agribisnis tanaman buah
serta kompetensi agribisnis tanaman pangan dan palawija.
Kegiatan panen dimulai dengan memilih tanaman dan buah yang memenuhi
kriteria panen. Cara panen untuk setiap jenis tanaman itu berbeda – beda agar : tidak
merusak hasil panen, tidak merusak tanaman yang belum memasuki waktu panen dan tidak
menurunkan kualitas hasil panen.
Pemanfaatan lingkungan merupakan salah satu sumber dan media belajar alternatif
yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Pembelajaran dengan memberi

12
Serambi Akademica Vol. 9, No. 1, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 2021 eISSN 2657- 0998

kepercayaan kepada anak dalam menunjukkan kompetensinya terhadap materi tertentu.


Model pembelajaran bersama akan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan – kesulitan
belajar apabila dilakukan secara sendiri – sendiri.
Berdasarkan observasi yang Penulis lakukan dikelas XI ATPH pada kompetensi
menerapkan teknik pemanenan, sering ditemukan persoalan diantaranya; proses
penyampaian materi masih monoton dan tidak menarik perhatian siswa, aktivitas belajar
yang lebih banyak di dalam kelas dibandingkan di luar kelas, sehingga ketika guru
meminta siswa menyelesaikan tugas, siswa enggan dan kurang berpartisipasi dalam
belajar, kurangnya inisiatif siswa dalam belajar, kurangnya disiplin dan tanggung jawab
siswa terhadap tugas yang diberikan, kurangnya keberanian siswa dalam mengemukan
pendapat.
Hal diatas menunjukkan bahwa motivasi siswa belajar dalam materi menerapkan
teknik pemanenan siswa kelas XI ATPH SMK N 1 Gayo Lues belum berkembang secara
optimal. Model pembelajaran yang diterapkan guru selama ini kurang dapat mendukung
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan adanya kecendrungan masalah seperti
diatas perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, memacu siswa untuk mandiri, membangun kemampuan berinisiatif,
meningkatkan rasa percaya diri, dan tanggung jawab dalam belajar menerapkan teknik
pemanenan.
Salah satu metode pembelajaran yang dimungkinkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa adalah metode Pembelajaran dengan model Discovery Learning (Andalia et
al., 2019). Metode ini sebenarnya hampir mirip dengan teknik tesktual dan kontekstual.
Pada materi ini lebih mengacu pada yang objek belajar yang bukan bersifat benda, tetapi
lebih mengacu kepada perintah untuk melakukan tindakan atau kegiatan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran menerapkan proses menerapkan teknik
pemanenan memerlukan adanya motivasi, inisiatif, rasa percaya diri, disiplin dan tanggung
jawab belajar dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, metode belajar yang
digunakan juga harus dapat mendukung proses pembelajaran. Diharapkan dengan
menggunakan metode Discovery Learning dalam proses pembelajaran akan menarik minat
siswa mengikuti kegiatan belajar sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh
sebab itu peneliti menetapkan judul penelitian ini, “Penggunaan Metode Discovery
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Tanaman Pangan
Dan Hortikultura Pada Materi Menerapkan Teknik Pemanenan Di SMK Negeri 1 Gayo
Lues Tahun Ajaran 2017/2018 ”.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang di atas dapat diidentifikasi adanya
permasalahan sebagai berikut :
1. Kurangnya partisipasi siswa dalam belajar.
2. Kurangnya inisiatif siswa dalam belajar
3. Kurangnya disiplin dan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan
4. Kurangnya keberanian siswa dalam mengemukan pendapat.

13
Evinola

5. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar


6. Masih melekatnya pembelajaran dengan metode ceramah, sehingga kurangnya
kemandirian siswa dalam belajar.
7. Diperlukan metode alternatif untuk lebih menggiatkan siswa.

Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning
pada kompetensi menerapkan teknik pemanenan di kelas XI ATPH SMK Negeri 1
Gayo Lues ?
2. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar pada kompetensi menerapkan teknik
pemanenan melalui metode Discovery Learning di kelas XI ATPH SMK Negeri 1
Gayo Lues ?

Pembelajaran Menerapkan Teknik Pemanenan


Budidaya tanaman merupakan kegiatan bercocok tanam yang tujuan utamanya
adalah untuk menghasilkan produk tanaman, baik berupa umbi, batang, getah, bunga,
daun, dan buah/biji. Suatu jenis tanaman umumnya hanya diambil satu bagian dari
tanaman yang dianggap sebagai hasil produksinya. Namun ada juga yang dapat diambil
lebih dari satu bagian dari tanaman. Sekalipun demikian hanyalah satu bagian saja yang
dianggap sebagai hasil produksi utamanya. Upaya untuk mengambil bagian dari tanaman
yang merupakan tujuan utama budidaya tanaman tersebut disebut Memanen/Harvesting.
Setiap tanaman memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari karakteristik
tanamannya maupun hasil produksinya. Oleh karena itu dalam memanen tanaman juga
mempunyai cara dan peralatan yang berbeda-beda pula sesuai dengan karakteristik
tanaman dan hasil produksinya.
Menentukan saat panen adalah menetapkan saat panen yang tepat sehingga tidak
terjadi atau paling tidak mengurangi kendala yang mungkin nanti dihadapi pada saat panen
atau pasca panen. Kegiatan ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan
yang berkaitan dengan iklim, kematangan hasil dan faktor-faktor lain seperti ketersediaan
peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan pengangkutan hasil produksi. Kegiatan ini
penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman semusim (tanaman pangan dan
hortikultura) maupun tanaman tahunan (tanaman buah-buahan dan tanaman industri). Jika
petani tidak menentukan saat panen dari usaha pertaniannya maka kemungkinan petani
akan menghasilkan produksi yang tidak maksimal, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Metode Pembelajaran Discovery Learning


Suprihatiningrum ( 2013 ) menuliskan dalam bukunya; Pembelajaran dengan
penemuan ( discovery learning ) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan
konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide
pembelajaran penemuan ( discovery learning ) muncul dari keinginan untuk memberi rasa
senang kepada anak/siswa dalam “menemukan” sesuatu oleh mereka sendiri, dengan
mengikuti jejak para ilmuwan ( Nur, 2005 ).

14
Serambi Akademica Vol. 9, No. 1, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 2021 eISSN 2657- 0998

Dengan menggunakan metode discovery learning, guru dapat mendorong siswa


menemukan sendiri dan mentransfer informasi yang kompleks, memeriksa kembali
berdasarkan informasi baru sesuai aturan – aturan lama di dalam pikiran siswa, dan
melakukan perbaikan jika aturan – aturan tersebut sudah tidak lelevan lagi. Dengan
menggunakan media dan sumber belajar sesuai dengan topik/tema pembelajaran, guru
dapat memfasilitasi siswa melakukan eksplorasi dalam mengamati, mengaitkan dengan
fenomena, merumuskan masalah atau menanya, serta melakukan eksprimen atau
melakukan pengamatan lanjutan. Guru dapat memberikan tugas – tugas sehingga siswa
dapat membangun pengetahuan sendiri ( Yosep, 2015 ). Menurut Mulyasa ( 2013 ) dalam
pengembangan fasilitas dan sumber belajar, guru di samping harus mampu membuat
sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif mendayagunakan
lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar, misalnya memanfaatkan batu – batuan,
tanah, tumbuh – tumbuhan, keadaan alam, pasar, kondisi social, ekonomi, dan budaya
kehidupan yang berkembang di masyarakat ( Widiaworo 2016 ).

METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (
PTK ) dari 2 ( dua ) siklus yang mana satu siklus terdiri dari 2 ( dua ) pertemuan melalui
tahap - tahap sebagai berikut : (a) Perencanaan; (b) Tindakan; (c) Observasi; dan (d)
refleksi. Berdasarkan model tersebut di atas, maka strategi analisis data yang akan
digunakan dalam PTK ini adalah analisis data yang bersifat siklus dan bertambahnya
pengetahuan dan hasil belajar siswa. Analisis data bersifat siklus dan berlangsung terus-
menerus sejak awal penggalian data sampai akhir PTK.
Indikator ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari sikap ilmiah siswa yang
meliputi ; aktifitas siswa dalam diskusi, aktif dalam tanya jawab didalam kelas,
kemampuan siswa menyelesaikan tugas dilapangan serta post test yang dilakukan setiap
siklus.
Dalam setiap siklus dilakukan penilaian dengan standar nilai yang telah ditentukan
sebelumnya, yakni dengan mengunakan KKM yang telah ditetapkan pada kompetensi
yang dipilih yaitu 75 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 80% dari seluruh siswa.
Sedangkan bagi siswa yang belum tuntas akan dilakukan remedial diluar jam tugas.

HASIL PENELITIAN DA N PEMBAHASAN


Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X Program Keahlian Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura SMK Negeri 1 Gayo Lues untuk Kompetensi Dasar Menerapkan
Teknik pemanenan. Materi ini dilaksanakan selama 12 jam pelajaran (2 minggu) yang
dibagi atas 2 siklus. Sebelum penelitian tindakan kelas dilanjutkan, dilakukan pre test
terhadap peserta didik berkaitan dengan kompetensi yang akan diteliti, serta peneliti
sebagai observer bertugas mencatat hasil pengamatan selama pelajaran berlangsung
melalui lembaran observasi dan catatan lapangan. Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi
atau post test untuk meninjau keberhasilan peneliti dan mendapatkan refleksi untuk
perbaikan proses pembelajaran pada siklus I, siklus II dan kesimpulan hasil penelitian.

15
Evinola

Dari hasil penilaian pre test sebelum tindakan dilakukan didapatkan hasil test tulisan
6,67 % siswa yang masuk kategori yang tuntas / lulus dan 93,4 % siswa yang masuk
kategori tidak tuntas / tidak lulus.

Hasil Penelitian Siklus I


Hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I diamati dan dicatat oleh observer
(peneliti) dalam lembaran observasi siswa, dirangkum dalam Tabel 1. Berikut;
Tabel 1. Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus I.
Nama siswa

Trisna diana
Elsa irawati
Kurniawati

Irwansyah
Lisa Fitria

Kamsiah
No Aspek yang dinilai

habibah

salfiana
Mansur
Armila

pratiwi

Arniati
Sulipa

Nadia
Patria

Sani
Skor nilai 1 - 4
1 Sikap
a. Terlibat aktif dalam 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3
pembelajaran
b.Bekerjasama dalam 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2
kegiatan kelompok.
c.Toleran terhadap 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3
pendapat yang berbeda
2 Pemahaman materi
a. Mencari bahan ajar 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3
yang sesuai / tepat
b. Mampu memahami 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
dan mengetahui criteria
tanaman siap panen
c. Mampu memahami 3 2 4 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3
dan melakukan panen
Jumlah 18 18 20 18 18 19 19 18 20 18 18 19 20 18 18
Score perolehana 75 75 83 75 75 79 79 79 83 75 75 79 83 75 75

Ket skor : 1. Kurang 2.Cukup 3. Baik 4. Amat baik

Score perolehan (SP) = jumlah perolehan nilai / 24 X 100


Jika nilai SP : 0 sd 56 = Kurang 57 sd 64 = Cukup
65 sd 80 = Baik 81 sd 100 = Amat Baik

Pelaksanaan Pembelajaran
a. Perencanaan
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dilakukan pada hari senin tanggal 15
Januari 2018 pada waktu 11.45 s/d 13.45 wib dan pertemuan 2 dilakukan hari selasa
tanggal 16 Januari 2018 pada pukul 07.30 s/d 08.40 wib. Materi yang diajarkan pada
pertemuan 1 dan 2 adalah Macam – macam teknik pemanenan dan criteria buah siap
16
Serambi Akademica Vol. 9, No. 1, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 2021 eISSN 2657- 0998

panen. Dalam kegiatan pembelajaran disiapkan RPP, LKS, bahan pembelajaran guru, serta
lembar observasi.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan, pada pertemuan ke-1 guru membagi siswa
dalam 3 kelompok, kemudian guru membagikan gambar - gambar untuk siswa dan
memberikan LKS. Siswa akan menemukan instruksi pada LKS dan siswa akan dapat
menyelesaikan pekerjaannnya dengan mudah bila menggunakan sumber – sumber yang
berkaitan dengan materi, dalam menyelesaikan pekerjaannya. Siswa mempresentasikan
hasil kerja kelompok di depan kelas. Guru memberi penghargaan kepada kelompok
dengan hasil terbaik. Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan pelajaran dan
memberikan tugas kepada masing – masing kelompok untuk pertemuan berikutnya.
Pada pertemuan ke- 2, guru membagi siswa dalam 3 kelompok sebelumnya ,
kemudian guru menayangkan slide yang berisi gambar, selanjutnya siswa mendapatkan
LKS. Siswa akan menemukan instruksi pada LKS dan siswa akan dapat menyelesaikan
pekerjaannnya dengan mudah bila menggunakan sumber – sumber yang berkaitan dengan
materi, dalam menyelesaikan pekerjaannya. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok
di depan kelas. Kelompok yang baik penampilan diberi penghargaan dengan pujian. Siswa
di bawah bimbingan guru menyimpulkan pelajaran. Selanjutnya guru mengadakan post
test untuk materi yang diberikan selama siklus I. Sebelum meninggalkan kelas guru
menginformasikan materi berikutnya.

c. Observasi
Hasil observasi dari pelaksanaan pembelajaran selama siklus I diperoleh bahwa
rata- rata sikap ilmiah siswa sudah menunjukkan kategori cukup dan baik, sedangkan
untuk hasil belajar siswa seluruhnya mendapat nilai pada batas KKM atau diatasnya..
Sedangkan analisis hasil belajar siswa dapat dilaporkan bahwa terjadi peningkatan
hasil penilaian tes siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I yakni sebanyak 100 %
jika dibandingkan dengan penilaian tes sebelum dilakukan tindakan. Yang mana jumlah
prosentase kelas sebelum dilakukan tindakan didapatkan hasil 6,67% siswa yang masuk
kategori lulus dan 93,4 % siswa masuk kategori tidak lulus, dan setelah dilakukan tindakan
pada siklus I didapatkan hasil 100 % siswa yang masuk kategori lulus,

d. Refleksi
Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas maka tindakan pada siklus II
dipersiapkan dengan rencana pembelajaran untuk memperbaiki beberapa faktor penting
yang berpengaruh dalam peningkatan proses dan hasil pada siklus I, oleh sebab itu
perbaikan pada tindakan kedua lebih diarahkan pada materi pembelajaran, perbaikan dan
penerapan teknik belajar discovery learning secara maksimal oleh guru dan efisiensi
peningkatan proses pembelajaran.

17
Evinola

Hasil Penelitian Siklus II


Hasil pelaksanaan penelitian pada siklus II diamati dan dicatat oleh observer
(peneliti) dalam lembaran observasi siswa, dirangkum dalam Tabel 2. Berikut;
Tabel 2. Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus II.
Nama siswa

Trisna diana
Elsa irawati
Kurniawati

Irwansyah
Lisa Fitria

Kamsiah
No Aspek yang dinilai

habibah

salfiana
Mansur
Armila

pratiwi

Arniati
Sulipa

Nadia
Patria

Sani
Skor nilai 1 - 4
1 Sikap
a. Terlibat aktif dalam 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3
pembelajaran
b.Bekerjasama dalam 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2
kegiatan kelompok.
c.Toleran terhadap 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3
pendapat yang berbeda
2 Pemahaman materi
a. Mencari bahan ajar 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3
yang sesuai / tepat
b. Mampu memahami 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4
dan mengetahui teknik
pemanenan
c. Mampu memahami 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
dan mengetahui
kriteria buah siap
panen
Jumlah 19 19 21 19 19 18 20 19 22 20 21 19 20 19 19

Skor perolehana 79 79 87 78 78 75 83 78 91 83 87 79 83 78 78

Ket skor : 1. Kurang 2.Cukup 3. Baik 4. Amat baik

Score perolehan (SP) = jumlah perolehan nilai / 44 X 100


Jika nilai SP : 0 sd 56 = Kurang 57 sd 64 = Cukup
65 sd 80 = Baik 81 sd 100 = Amat Baik

Pelaksanaan Pembelajaran
a. Perencanaan
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 3 dilakukan pada hari senin tanggal 22
Januari 2018 pada waktu 11.45 s/d 13.45 wib dan pertemuan 4 dilakukan hari selasa
tanggal 23 Januari 2018 pada waktu 07.30 s/d 08.4 wib. Materi yang diajarkan pada
pertemuan 3 dan 4 adalah kriteria tanaman yang siap panen dan melakukan panen. Dalam
kegiatan pembelajaran disiapkan RPP, alat dan bahan pembelajaran guru, serta lembar
observasi.
18
Serambi Akademica Vol. 9, No. 1, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 2021 eISSN 2657- 0998

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan, pada pertemuan ke-3 guru membagi siswa
dalam 3 kelompok, kemudian guru menayangkan gambar – gambar untuk siswa dan
selanjutnya memberikan LKS. Siswa akan menemukan instruksi pada LKS dan siswa akan
dapat menyelesaikan pekerjaannnya dengan mudah bila menggunakan sumber – sumber
yang berkaitan dengan materi, dalam menyelesaikan pekerjaannya. Siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Guru memberi penghargaan
kepada kelompok dengan hasil terbaik. Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan
pelajaran dan memberikan tugas kepada masing – masing kelompok untuk pertemuan
berikutnya.
Pada pertemuan ke- 4, guru membagi siswa dalam 3 kelompok sebelumnya ,
kemudian guru memperagakan cara memanen jagung, selanjutnya memberikan LKS dan
siswa mendapat tugas untuk melakukan pemanenan jagung. Siswa menyelesaikan
instruksi pada LKS dan siswa akan dapat menyelesaikan pekerjaannnya dengan mudah
bila di dukung oleh sumber – sumber yang berkaitan dengan materi, dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Siswa merangkum hasil kerja kelompok. Siswa di bawah bimbingan guru
menyimpulkan pelajaran. Selanjutnya guru mengadakan post test untuk materi yang
diberikan selama siklus II.

c. Observasi
Hasil observasi dari pelaksanaan pembelajaran selama siklus II diperoleh bahwa
rata- rata sikap ilmiah siswa sudah menunjukkan kategori cukup, baik dan amat baik.
Untuk penilaian keterampilan rata – rata siswa berada pada kategori baik, sedangkan untuk
hasil belajar siswa seluruhnya mendapat nilai pada batas KKM atau diatasnya.
Sedangkan analisis hasil belajar siswa dapat dilaporkan bahwa terjadi peningkatan
hasil rata - rata tes siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II yakni 81,6 jika
dibandingkan dengan penilaian pada siklus I dengan rata - rata 78.

d. Refleksi
Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas maka tindakan pada siklus II sudah
dapat dikatakan berhasil, karena nilai siswa yang sebelumnya sebagian besar sudah berada
pada batas KKM dan diatas KKM, setelah dilakukan tindakan, nilai siswa semuanya
berada pada standar KKM.

Pembahasan
Berdasarkan pelaksanaan tindakan dalam dua kali siklus diatas, dapat dilihat bahwa
telah terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menerapkan
teknik pemanenan dari sebelum diadakan tindakan hingga dilakukannya tindakan pada
siklus I dan II. Peningkatan hasil belajar ( tes tertulis, sikap, keterampilan ) dan sikap
penalaran siswa menggunakan metode discovery learning selama siklus I hingga II
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

19
Evinola

Tabel 3. Rekapitasi nilai Pretes, Siklus I, dan Siklus II


Nilai
No Nama Siswa Pre test Siklus I Siklus II Keterangan
1 Armila 65 75 80 Lulus
2 Sulipa 70 80 85 Lulus
3 Kurniawati 65 75 80 Lulus
4 Elsa irawati 70 80 90 Lulus
5 Lisa Fitria 75 85 85 Lulus
6 Mansur 60 75 80 Lulus
7 Patria 50 75 80 Lulus
8 Nadia pratiwi 45 80 85 Lulus
9 Sani 65 80 80 Lulus
10 Kamsiah 40 75 80 Lulus
11 Arniati 55 75 75 Lulus
12 Habibah 60 80 80 Lulus
13 Trisna Diana 55 75 85 Lulus
14 Salfiana 50 75 75 Lulus
15 Irwansyah 55 85 85 Lulus
Rata - rata 58,6 78 81,6
Keterangan :
* Pre test = 6,67 % siswa yang lulus
* Siklus I = 100 % siswa yang lulus
* Siklus II = 100 % siswa yang lulus

Berdasarkan hasil belajar siswa selama mengikuti materi menrapkan teknik


pemanenan dapat disimpulkan bahwa pada kategori peningkatana hasil belajar siswa
menunjukkan peningkatan yang baik, yang dimulai dari dilakukannya pre test sebelum
dilakukan tindakan, hasil test tertulis sebagian besar siswa jauh dibawah standar
ketuntasan belajar yakni 75, akan tetapi setelah dilakukan tindakan sudah mulai ada
peningkatan belajar siswa terlihat pada hasil post test yang dilakukan pada siklus I dan II,
hasil test tulisan siswa sudah berada pada level ketuntasan belajar. Hal ini diduga karena
soal test tertulis yang diberikan pada siswa berdasarkan apa yang telah diterima dan
dipahami oleh siswa pada pertemuan sebelumnya dan siswa telah melakukan teknik
memanen secara langsung terhadap objek tanaman berdasarkan kegiatan menemukan
sebelumnya bersama team kelompoknya. Yang mana hal tersebut diatas tidak lepas dari
peran guru, metode yang dipakai, siswa, lingkungan, aspek kontekstual, pengamatan,
evaluasi dan tindak lanjut.
Menurut Shoimin ( 2014 ) beberapa kriteria pembelajaran scinentific, yakni :
1. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran
2. Mendorong dan mengginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
20
Serambi Akademica Vol. 9, No. 1, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 2021 eISSN 2657- 0998

3. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan


mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran
Praktik memanen jagung yang dilakukan oleh siswa merupakan cara jitu untuk
memberi masukan ilmu kepada siswa dengan cara menerapkan langsung di dilingkungan
yang menyerupai kehidupan nyata. Hal ini sejalan menurut Widiasworo ( 2016 )
menuliskan dalam bukunya; Lingkungan buatan manusia sendiri juga sebenarnya justru
bisa lebih banyak memberikan pelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Justru
ditempat – tempat seperti itu pembelajaran sangat bisa dilakukan dan bahkan bisa langsung
mengena bagi peserta didik. Peserta didik akan mempunyai pengalaman yang berkesan
dan juga merasa bahwa ilmu penegtahuan yang mereka pelajari benar – benar nyata ada
dikehidupan mereka. Dengan demikian, peserta didik akan merasa bahwa belajar itu
merupakan kebutuhan dan pengetahuan yang diajarkan di sekolah memang benar – benar
mereka butuhkan, baik saat ini maupun di masa mendatang.
Penggunaan media bantu belajar seperti lingkungan / alam sebagai sumber
pembelajaran dapat merupakan suatu strategi dalam menyiasati kondisi agar siswa dengan
mudah menerima materi. Selain memberikan suasan belajar yang dinamis, situasi belajar
diluar ruangan juga merupakan salah satu bentuk aplikasi langsung terhadap materi teori
yang selama ini di dengar dan di lihat.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi selama penelitian ini berlangsung dapat
disimpulkan hasil belajar siswa di kelas XI ATPH meningkat dengan metode
pembelajaran menggunakan metode discovery learning yakni 100% siswa berada pada
kategori lulus atau tuntas.
Setelah diberi tindakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajan discovery learning terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa kelas XI ATPH
yang sebelumnya kelulusan hanya 6,67 % menjadi 100 %.

DAFTAR PUSTAKA
Andalia, N., Ridhwan, M., Roslina, R., Afni, N., & AG, B. (2019). Implementation of
Inquiry Method on Students’ Critical Thinking Ability in the Concept of Structure
and Function of Plant Networks. International Journal for Educational and
Vocational Studies. https://doi.org/10.29103/ijevs.v1i4.1784
Sahlan, Asmaun dan Angga teguh Prastyo, Desain pembelajaran Berbasis pendidikan
Karakter. 2014. Ar-Ruzz Media Jogjakarta.
Suprihatiningrum, Jamil,M.Pd.Si. Strategi pembelajaran : Teori dan Aplikasi. 2013. Ar-
Ruzz Media Jogjakarta.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. AR-RUZZ
Media Yogyakarta.

21
Evinola

Widiasworo, Erwin. Strategi dan metode mengajar siswa di luar kelas ( outdoor learning ).
2016. Ar-Ruzz Media Yogyakarta.
Yosep, Herman, Sunu Endrayanto dan Yustiana wahyu harumurti. Aplikasi Rubrik untuk
penilaian belajar siswa. 2015. PT Kanisius Yogyakarta.
https://ardanayudhistira.blospot.com. Hasil Belajar. Di poskan Minggu 12 Februari 2012.
Diakses 1 November 2018. Pukul 11.18 wib.

22

Anda mungkin juga menyukai