SARANA KESELAMATAN A. Tanda dan Sarana Penyelamatan dalam Hidup Manusia Setiap orang selalu mengharapkan adanya keselamatan dalam dirinya. Apa itu keselamatan? Keselamatan dapat berarti terhindar dari bahaya maut, sehingga masih dapat melanjutkan hidupnya di dunia ini. Keselamatan juga dapat diartikan diampuni dosa-dosanya sehingga “mendapat tempat di sisi Tuhan”, maksudnya hidup berbahagia di surga. Keselamatan itu terjadi di waktu sekarang ini di tempat kita hidup, yaitu di dunia ini maupun kelak dalam kehidupan kekal, setelah kita meninggal dunia yaitu di surga. Ketika kita masih berada di dunia, keselamatan itu akan terjadi jika kita dapat merubah perilaku buruk menjadi baik. Kita perlu bertobat sehingga mendapat pengampunan dari Tuhan. Ini menjadi “bekal” untuk mendapatkan keselamatan di kehidupan kekal nanti. Bagi orang beriman, keselamatan itu diperuntukkan bagi semua orang, siapapun dia, baik bagi orang baik maupun bagi orang berdosa. Bagi orang yang berdosa dan mau bertobat, maka akan mendapatkan pengampunan, sedangkan bagi orang yang baik diperintahkan untuk membuahkan kebaikan. Keselamatan itu adalah anugerah Tuhan. Namun demikian kita perlu mengupayakan untuk mendapatkan keselamatan itu dengan cara selalu berbuat baik sebagai pertanggungjawaban kita kepada Tuhan. Berbagai upaya dilakukan oleh setiap orang untuk mendapatkan keselamatan. Keselamatan banyak diungkapkan dengan berbagai simbol, baik dengan menggunakan kata-kata maupun gambar-gambar. Semua itu merupakan suatu usaha untuk mengingatkan kita semua agar kita mendapatkan keselamatan. Namun demikian, banyak orang yang dengan cara yang salah mengusahakan keselamatan dalam hidupnya. Orang tidak mengarahkan keselamatannya kepada sumber keselamatan yang sejati yaitu Allah yang Maha Esa, melainkan diarahkan pada keselamatan dunia dengan cara-cara yang bertentangan dengan kehendak dan ajaran dari Allah sendiri. Ada sebagian orang yang mengandalkan keselamatannya melalui benda-benda yang dikeramatkan, ada yang mengandalkan kalimat-kalimat yang bertuah atau kalimat yang memiliki daya kekuatan mistis, ada yang mengandalkan kemajuan Ilmu pengetahuan sebagai sumber keselamatan. Bahkan di zaman sekarang ini, makin banyak orang yang memandang bahwa sumber keselamatan baginya adalah uang atau harta kekayaan. Bagi mereka, kekayaan atau uang adalah segala-galanya, sehingga hal inilah yang memungkinkan terjadinya sikap yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Sebagai seorang yang beriman, tentunya memandang dan sangat yakin bahwa sumber keselamatan itu ada pada Allah. Allah yang menjadikan kita sampai pada keselamatan yang sejati, yaitu keselamatan abadi bersama Allah di Sorga. Dengan demikian, sumber keselamatan itu adalah datangnya dari Allah sendiri. Seperti yang terungkap dalam kisah para rasul: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis 4:12) Untuk memperoleh keselamatan itu, kita perlu senantiasa mendekatkan diri kepada sumber keselamatan itu sendiri yaitu dalam diri Allah bersama sang Putera yaitu Yesus Kristus, sang Sabda yang Hidup. Beberapa pandangan tentang keselamatan dalam Kitab Suci antara lain:
1. Mat 14:30-31; Keselamatan diartikan sebagai mendapat pertolongan sehingga
terhindar dari bahaya. Ketika Petrus akan tenggelam ia berseru, “Tuhan tolonglah aku!” segeralah Yesus mengulurkan tangan-Nya. 2. Luk 8:35-36; Keselamatan diartikan sebagai sembuh dari penyakit dan penderitaan. 3. Yak 5:20; Keselamatan diartikan sebagai bebas dari kematian. “Ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.” 4. Mat 9:22; Keselamatan diartikan sebagai beriman. Maksudnya, jika seseorang beriman kepada Yesus ia tergolong orang yang mendapat keselamatan. Seperti yang dikatakan Yesus kepada perempuan yang sakit pendarahan itu, “Teguhkanlah hatimu, hai anakKu, imanmu telah menyelamatkan engkau.” 5. Kis 15:11; bdk. Ef 2:5-8; Keselamatan diartikan sebagai kasih karunia Tuhan. “Kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan…”
B. Gereja sebagai Tanda dan Sarana Keselamatan Manusia
Kehadiran Allah dalam kehidupan kita melalui tanda-tanda. Allah tidak secara tiba- tiba hadir di hadapan kita secara fisik, melainkan melalui tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Allah itu ada dan berkarya. Demikian pula dalam berkomunikasi. Kita dapat melihat tanda-tanda atau simbol- simbol dalam berkomunikasi. Jadi tanpa sepatah kata diucapkan, seseorang memahami maksud dari tindakan atau tanda tersebut. Penyelamatan Allah kepada manusia melalui tanda-tanda dan juga sarana-sarana yang ada di nunia ini. Gereja sebagai tanda dan sarana bagi Allah untuk melaksakan karya penyelamatan-Nya kepada manusia. Gereja hadir untuk melaksanakan tugas perutusan yang telah diterima oleh para Rasul dari Yesus. Tugas perutusan tersebut merupakan tugas untuk melanjutkan karya Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah. Dengan demikian gereja berperan untuk membawa umat semakin berkenan kepada Yesus dan tetap setia kepada Yesus. Yesus yang telah wafat dan bangkit, tidak lagi hadir secara langsung kepada setiap orang. Wajah dan kehadiran Yesus nampak dalam wajah dan kehadiran Gereja di tengah masyarakat. Gereja menjadi sarana bagi umat untuk dapat menjalin komunikasi yang semakin dekat dan erat dengan Allah. Dalam komunikasi atau pertemuan dengan Tuhan dipergunakan simbol-simbol atau tanda. Tanda atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita dengan Tuhan itulah yang disebut dengan sakramen. Sakramen berasal dari bahasa latin sakramentum yang berarti sarana dan tanda keselamatan Allah bagi manusia. Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat (LG1). Tujuan utama Gereja ialah menjadi sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam.(KGK 775). Dalam Katekismus Gereja Katolik (776) dinyatakan bahwa sebagai sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan Tuhan adalah alat penyelamatan semua orang (LG 9) sakramen keselamatan bagi semua orang (LG 48), yang oleh Kristus menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus melaksannya(GS 45,1) Dalam Gereja Katolik kita kenal 7 (tujuh) sakramen yakni sakramen baptis, ekaristi, penguatan yang dimasukkan dalam sakramen inisiasi, kemudian sakramen tobat dan pengurapan orang sakit dikelompokkan menjadi sakramen penyembuhan, dan sakramen imamat dan perkawinan. Kehadiran Tuhan yang menyelamatkan menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi manusia. Namun demikian dalam karya penyelamatan-Nya, Tuhan tidak serta merta hadir secara fisik dalam menyelamatkan manusia sekarang ini. Allah menyelamatkan manusia melalui sarana-sarana yang ada di dunia ini, dengan simbol atau lambang-lambang. Manusia atau sesama dapat pula dipakai oleh Allah untuk menjadi sarana keselamatan bagi orang lain. Jadi, Tuhan dapat berkarya melalui sesama kita. Demikian pula Gereja. Gereja adalah sarana yang dipergunakan oleh Tuhan dalam melaksanakan karya penyelamatan-Nya.