Anda di halaman 1dari 3

BAB VII.

GEREJA SEBAGAI TANDA DAN


SARANA KESELAMATAN
A. Tanda dan Sarana Penyelamatan dalam Hidup
Manusia
 Setiap orang selalu mengharapkan adanya keselamatan dalam dirinya. Apa itu
keselamatan? Keselamatan dapat berarti terhindar dari bahaya maut, sehingga
masih dapat melanjutkan hidupnya di dunia ini. Keselamatan juga dapat diartikan
diampuni dosa-dosanya sehingga “mendapat tempat di sisi Tuhan”, maksudnya
hidup berbahagia di surga.
 Keselamatan itu terjadi di waktu sekarang ini di tempat kita hidup, yaitu di dunia
ini maupun kelak dalam kehidupan kekal, setelah kita meninggal dunia yaitu di
surga.
 Ketika kita masih berada di dunia, keselamatan itu akan terjadi jika kita dapat
merubah perilaku buruk menjadi baik. Kita perlu bertobat sehingga mendapat
pengampunan dari Tuhan. Ini menjadi “bekal” untuk mendapatkan keselamatan di
kehidupan kekal nanti.
 Bagi orang beriman, keselamatan itu diperuntukkan bagi semua orang, siapapun
dia, baik bagi orang baik maupun bagi orang berdosa. Bagi orang yang berdosa dan
mau bertobat, maka akan mendapatkan pengampunan, sedangkan bagi orang yang
baik diperintahkan untuk membuahkan kebaikan.
 Keselamatan itu adalah anugerah Tuhan. Namun demikian kita perlu
mengupayakan untuk mendapatkan keselamatan itu dengan cara selalu berbuat
baik sebagai pertanggungjawaban kita kepada Tuhan.
 Berbagai upaya dilakukan oleh setiap orang untuk mendapatkan keselamatan.
Keselamatan banyak diungkapkan dengan berbagai simbol, baik dengan
menggunakan kata-kata maupun gambar-gambar. Semua itu merupakan suatu
usaha untuk mengingatkan kita semua agar kita mendapatkan keselamatan.
 Namun demikian, banyak orang yang dengan cara yang salah mengusahakan
keselamatan dalam hidupnya. Orang tidak mengarahkan keselamatannya kepada
sumber keselamatan yang sejati yaitu Allah yang Maha Esa, melainkan diarahkan
pada keselamatan dunia dengan cara-cara yang bertentangan dengan kehendak dan
ajaran dari Allah sendiri.
 Ada sebagian orang yang mengandalkan keselamatannya melalui benda-benda yang
dikeramatkan, ada yang mengandalkan kalimat-kalimat yang bertuah atau kalimat
yang memiliki daya kekuatan mistis, ada yang mengandalkan kemajuan Ilmu
pengetahuan sebagai sumber keselamatan.
 Bahkan di zaman sekarang ini, makin banyak orang yang memandang bahwa
sumber keselamatan baginya adalah uang atau harta kekayaan. Bagi mereka,
kekayaan atau uang adalah segala-galanya, sehingga hal inilah yang memungkinkan
terjadinya sikap yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
 Sebagai seorang yang beriman, tentunya memandang dan sangat yakin bahwa
sumber keselamatan itu ada pada Allah. Allah yang menjadikan kita sampai pada
keselamatan yang sejati, yaitu keselamatan abadi bersama Allah di Sorga.
 Dengan demikian, sumber keselamatan itu adalah datangnya dari Allah sendiri.
Seperti yang terungkap dalam kisah para rasul: “Dan keselamatan tidak ada di
dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada
nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”
(Kis 4:12)
 Untuk memperoleh keselamatan itu, kita perlu senantiasa mendekatkan diri kepada
sumber keselamatan itu sendiri yaitu dalam diri Allah bersama sang Putera yaitu
Yesus Kristus, sang Sabda yang Hidup.
 Beberapa pandangan tentang keselamatan dalam Kitab Suci antara lain:

1. Mat 14:30-31; Keselamatan diartikan sebagai mendapat pertolongan sehingga


terhindar dari bahaya. Ketika Petrus akan tenggelam ia berseru, “Tuhan tolonglah
aku!” segeralah Yesus mengulurkan tangan-Nya.
2. Luk 8:35-36; Keselamatan diartikan sebagai sembuh dari penyakit dan penderitaan.
3. Yak 5:20; Keselamatan diartikan sebagai bebas dari kematian. “Ketahuilah, bahwa
barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan
menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.”
4. Mat 9:22; Keselamatan diartikan sebagai beriman. Maksudnya, jika seseorang
beriman kepada Yesus ia tergolong orang yang mendapat keselamatan. Seperti yang
dikatakan Yesus kepada perempuan yang sakit pendarahan itu, “Teguhkanlah
hatimu, hai anakKu, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
5. Kis 15:11; bdk. Ef 2:5-8; Keselamatan diartikan sebagai kasih karunia Tuhan. “Kita
percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh
keselamatan…”

B. Gereja sebagai Tanda dan Sarana Keselamatan Manusia


 Kehadiran Allah dalam kehidupan kita melalui tanda-tanda. Allah tidak secara tiba-
tiba hadir di hadapan kita secara fisik, melainkan melalui tanda-tanda yang
menunjukkan bahwa Allah itu ada dan berkarya.
 Demikian pula dalam berkomunikasi. Kita dapat melihat tanda-tanda atau simbol-
simbol dalam berkomunikasi. Jadi tanpa sepatah kata diucapkan, seseorang
memahami maksud dari tindakan atau tanda tersebut.
 Penyelamatan Allah kepada manusia melalui tanda-tanda dan juga sarana-sarana
yang ada di nunia ini. Gereja sebagai tanda dan sarana bagi Allah untuk melaksakan
karya penyelamatan-Nya kepada manusia.
 Gereja hadir untuk melaksanakan tugas perutusan yang telah diterima oleh para
Rasul dari Yesus. Tugas perutusan tersebut merupakan tugas untuk melanjutkan
karya Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah.
 Dengan demikian gereja berperan untuk membawa umat semakin berkenan kepada
Yesus dan tetap setia kepada Yesus.
 Yesus yang telah wafat dan bangkit, tidak lagi hadir secara langsung kepada setiap
orang.
 Wajah dan kehadiran Yesus nampak dalam wajah dan kehadiran Gereja di tengah
masyarakat.
 Gereja menjadi sarana bagi umat untuk dapat menjalin komunikasi yang semakin
dekat dan erat dengan Allah.
 Dalam komunikasi atau pertemuan dengan Tuhan dipergunakan simbol-simbol
atau tanda. Tanda atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita dengan
Tuhan itulah yang disebut dengan sakramen.
 Sakramen berasal dari bahasa latin sakramentum yang berarti sarana dan tanda
keselamatan Allah bagi manusia.
 Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen yakni tanda dan sarana persatuan
mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat (LG1).
 Tujuan utama Gereja ialah menjadi sakramen persatuan manusia dengan Allah
secara mendalam.(KGK 775).
 Dalam Katekismus Gereja Katolik (776) dinyatakan bahwa sebagai sakramen,
Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan Tuhan adalah alat penyelamatan
semua orang (LG 9) sakramen keselamatan bagi semua orang (LG 48), yang oleh
Kristus menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus melaksannya(GS 45,1)
 Dalam Gereja Katolik kita kenal 7 (tujuh) sakramen yakni sakramen baptis, ekaristi,
penguatan yang dimasukkan dalam sakramen inisiasi, kemudian sakramen tobat
dan pengurapan orang sakit dikelompokkan menjadi sakramen penyembuhan, dan
sakramen imamat dan perkawinan.
 Kehadiran Tuhan yang menyelamatkan menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi
manusia. Namun demikian dalam karya penyelamatan-Nya, Tuhan tidak serta
merta hadir secara fisik dalam menyelamatkan manusia sekarang ini. Allah
menyelamatkan manusia melalui sarana-sarana yang ada di dunia ini, dengan
simbol atau lambang-lambang.
 Manusia atau sesama dapat pula dipakai oleh Allah untuk menjadi sarana
keselamatan bagi orang lain. Jadi, Tuhan dapat berkarya melalui sesama kita.
 Demikian pula Gereja. Gereja adalah sarana yang dipergunakan oleh Tuhan dalam
melaksanakan karya penyelamatan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai