Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

BAHASA INDONESIA

RESENSI BUKU LATIHAN SOAL MANTAPPU JIWA

Oleh

CLAUDIA ANGELINA KURNIA BAT

NPM : 102421018

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BATAM
2022

Judul Buku : Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa

Penulis : Jerome Polin Sijabat

Tahun Terbit : 2019

Penerbit : PT Gramedia Pusaka Utama

Kota Terbit : Jakarta

Tebal : 224 Halaman

ISBN : 978 – 6020632414


1. Sinopsis Buku

“Jadi, ini buku latihan soal matematika ya, Jer?”

Bukan!

Kata orang, selama masih hidup, manusia akan terus menghadapi masalah demi

masalah. Dan itulah yang akan kuceritakan dalam buku ini, yaitu bagaimana aku

menghadapi setiap persoalan di dalam hidupku. Dimulai dari aku yang lahir dekat

dengan hari meletusnya kerusuhan di tahun 1998, bagaimana keluargaku berusaha

menyekolahkanku dengan kondisi ekonomi yang terbatas, sampai pada akhirnya, aku

berhasil mendapatkan beasiswa penuh S1 di Jepang.

Jangan berhenti dulu. Jangan menyerah dulu. Itulah yang kupikirkan dan

kutanamamkan dalam diriku untuk mendapatkan Roma-ku. Buku ini berisi keluh

kesah dan jerih payahku untuk mencapai impianku ditengah ketidak kemungkinan

tersebut.

Yuk naik roller coaster di kehidupanku yang penuh dengan rumus matematika.

It may not gonna be super fun, but I promise it would worth the ride.

Minasan, let’s go, MANTAPPU JIWA!

2. Isi Resensi Buku :

“Seperti ada banyak hitungan menuju angka dua, mereka bilang ada banyak

jalan menuju Roma.” (Hal.12)


Jerome Polin Sijabat, mahasiswa Waseda University yang sedang menempuh

pendidikan di Tokyo berkisah tentang perjalanannya mendapatkan beasiswa

impiannya. Mimpi tu dimulai ketika ia masuk salah satu sekolah yang berkatagori

elite dan high class di Surabaya. Itulah yang membuatnya sejak SD bersedia

membayar semua impiannya dengan kerja keras, usaha dan dilapisi doa siang malam.

Ibunya mengajari Jerome Polin untuk selalu melihat dunia dari sisi lainnya. Seperti

saat ia tidak bisa les di tempat bimbel yang mahal karena ketiadaan dana untuk les,

ibunya menawarkan solusi agar Jerome bisa tetap mendapatkan ilmu. Beliau ingin

Jerome mengerjakan soal-soal matematika di rumah saja. Beliau akan rutin

memberikan soal latihan, lalu akan dibahas sendiri.

Sejak sekolah Jerome selalu rajin mengerjakan soal matematika. Hingga suatu

hari gurunya meminta Jerome mempersiapkan diri untuk ikut ujian Olimpiade

Matematika. Ia pun memenangkan beberapa penghargaan untuk olimpiade yang

diikutinya. Namun, ia tahu, cita-citanya untuk masuk ke kampus impian harus dibayar

dengan mahal karena orang tuanya tidak bisa membiayai kuliahnya. Itulah alasan

Jerome Polin berjibaku mencari beasiswa-beasiswa yang menawarkan full

scholarship untuk kuliah di luar negeri seperti Singapura dan Jepang. Hingga suatu

hari ia pun focus untuk mengejar beasiswa ke Jepang yang menawarinya beasiswa

penuh untuk 5,5 tahun kuliah.

Jerome Polin mendaftar beberapa beasiswa luar negeri, salah satunya adalah

beasiswa bernama Mitsui Bussan Scholarship. Hanya dua orang pendaftar yang

terpilih untuk mendapatkan beasiswa ini. Tanggal 26 Maret 2016, Jerome Polin

mendapatkan email dari pihak Mitsui Bussan yang menyatakan ia lolos tahap
selanjutnya yaitu tes tulis. Setelah itu, Jerome lolos ke tahap wawancara untuk

menentukan apakah ia akan terpilih.

Di saat wawancara itulah, Jerome menjawab pertanyaan tentang apa mimpinya

setelah lulus. Ia menjawab ingin menjadi menteri pendidikan Indonesia. Saat ia

sedang berlibur ke Batu, Malang, Jerome lupa bahwa hari itu adalah hari

pengumuman beasiswanya. Ia mendapatkan beasiswa Mutsui Bussan setelah

berjibaku memperjuangkannya dengan kerja keras, usaha, dan doa.

Selanjutnya adalah tahap persiapan sebelum berangkat ke Jepang. Untuk ke

Jepang, para calon penerima beasiswa harus mempersiapkan diri dengan mempelajari

bahasa Jepang. Jerome Polin pun harus belajar buku Minna No Nihongo selama satu

bulan. Saat Jerome Polin sudah sampai di Tokyo Jepang, ia harus belajar bahasa

Jepang terlebih dahulu selama 1,5 tahun sebelum masuk kuliah. Setelah itu, ia juga

harus melewati ujian EJU (The Examination for Japanese University Admission for

International Students) yang terdiri dari tes bahasa Jepang (reading, listening dan

writing), tes kimia, fisika, dan matematika. Semuanya dalam bahasa Jepang.

Hal pertama yang dilakukan Jerome Polin adalah mengulang pelajaran hari itu.

Setelah selesai mengulang, ia lanjut belajar bab-bab berikutnya. Setelah menguasai

bahasa Jepang, Jerome mulai belajar Matematika, Fisika dan Kimia dalam bahasa

Jepang. Tujuannya untuk menembus ujian EJU yang harus dilaluinya agar bisa masuk

Universitas impiannya. Setelah usaha dan kerja keras juga doa, ia terpilih untuk

masuk ke jurusan mathematics science di Waseda of University. Selain itu, ia juga

ikut lomba pidato bahasa Jepang. Ia membahas tentang tema ‘Hal Kecil itu Penting’

yang membawanya menjadi juara pertama lomba pidato bahasa Jepang itu. Lomba

inilah yang membawanya menjadi pemenang. Ia diwawancara oleh beberapa stasiun


televisi Jepang dan berpidato di depan para petinggi Rotary Club. Demi

mempersiapkan ikut ujian EJU, Jerome sampai puasa main instagram selama satu

bulan. Hal ini dilakukan supaya fokus belajar untuk mempersiapkan diri semaksimal

mungkin.

Bagi Jerome Polin, ujian EJU ini harus dilewati dengan baik agar ia bisa

terpilih masuk universitas impian. Ia sampai khawatir jika hasil belajarnya selama ini

sia-sia. Betul juga, terkadang kita terlalu fokus sama saingan kita, sampai kita lupa

untuk fokus pada persiapan kita sendiri. 

Total nilai ujian EJU yang didapat oleh Jerome adalah 298/400. Dengan

rincian yaitu bahasa Jepang 227/400, writing 35/50, fisika 74/100, dan Kimia 63/100.

Sedangkan nilai matematikanya yaitu 197/200. Dari 4857 peserta yang mengikuti

EJU, yang mendapatkan nilai matematika antara 195-199 hanya 33 orang dan Jerome

Polin adalah salah satunya.  Ia sangat senang karena nilai ujian EJU ini bisa ia

gunakan untuk masuk ke Waseda University. Setelah itu, ia harus mengikuti tahapan

administrasi dan ujian tulis Waseda. Ujian ini harus dilalui dengan ujian esai, bukan

pilihan ganda. Di antara ujian-ujian itu, Jerome masih harus menunggu kepastian

apakah ia akan bisa masuk ke kampus impiannya.

“Seperti ada soal-soal matematika yang tampaknya tidak memiliki jawaban,

proses mengerti maksud Tuhan memang tidak pernah mudah dijalani”.

(Hal.144)

“Apa yang kelihatan mustahil jika kita coba kerjakan dengan tekun, bisa

menjadi kenyataan.” (Hal 154)


“Kesuksesan itu ibarat bagian gunung es yang terlihat diatas permukaan.

Sedangkan kegagalan, usaha, kerja keras, dan doa adalah bagian yang tidak

terlihat. Tapi sebenarnya bagian itulah yang paling krusial untuk menopang

bagian gunung es yang terlihat.” (Hal 167)

Dari beberapa kutipan Jerome diatas mengajarkan kita untuk tetap selalu

berusaha dan mencari maksud Tuhan untuk menuntun kesuksesan kita. Usaha yang

sungguh – sungguh tidak akan mengecewakan kita walaupun kita merasa mustahil

untuk mendapatkannya. Setelah kita menerima kesuksesan itu jangan melupakan

bagian-bagian terpahit untuk mencapai hal tersebut. Karena kesuksesan itu tercipta

berkat usaha untuk selalu bangkit dari kegagalan.

3. Keunggulan Buku

Keunggulan buku ini, yaitu penulisan alur cerita yang sangat mudah dipahami

pembacanya. Selain itu cover dan kertas bewarna-warni yang menambah ketertarikan

untuk membacanya. Buku ini juga berisi beberapa motivasi hidup yang disampaikan

secara tersurat kepada pembacanya.

4. Kelemahan Buku

Kelemahan dari buku ini sendiri menurut saya ada beberapa kertas pada buku ini

berwarna biru muda dan tulisan di cetak warna putih, sehingga membuat saya

kesulitan membacanya.

Anda mungkin juga menyukai