Anda di halaman 1dari 5

BAHAGIA, BERBAHAGIA

BAHAGIA, BERBAHAGIA [ensiklopedia]


Kata barukh yg sering dipakai dalam PL berarti pujian bila menghunjuk kepada Allah (Kej 9:26;
1 Raj 1:48; Mzm 28:7), dan bila dipakai tentang manusia menunjuk kepada keadaan kesukaan (1
Sam 26:25; 1 Raj 2:45). 'Asyere ('betapa senang!' Mzm 1:1) selalu dikatakan tentang manusia,
juga kata Yunaninya makarios dalam PB. Kata Yunani ini dalam bh Yunani kafir menunjuk
kepada keadaan senang dan sehat seperti dirasakan oleh dewa-dewa. Dalam PB mendapat isi yg
rohani seperti nyata dalam 'ucapan bahagia' (Mat 5:3-11) dan di lain tempat (Luk 1:45; Yoh
20:29; Kis 20:35; Yak 1:12). Kata ini agaknya juga mengandung ucapan selamat seperti
disarankan dalam catatan Weymouth's New Testament, 'Orang yg berbahagia mungkin secara
lahiriah nampak mengemis pengibaan, tapi dari segi keluhuran dan kebenaran justru dia adalah
alamat keirian, pengakuan hormat dan yg tepat serta patut diteladani'. Eulogetos hanya dipakai
tentang Kristus dan Allah (Rm 9:5; Ef 1:3).

KEPUSTAKAAN. J Pedersen, Israel: Its Life and Culture, 1926; TDOT 1, hlm 445-448; TDNT
4, hlm 362-370; NIDNTT 1, hlm 215-217. WWW/RS

Makna Ucapan Bahagia (Makarios)


MAKNA UCAPAN BAHAGIA

Kebahagiaan biasanya didentikkan dengan segala sesuatu yang dapat membuat hati kita
senang. Setiap orang pasti rindu dan ingin mendapatkan kebahagian. Pada umumnya orang
memandang kebahagiaan itu hanya dari sudut materi seperti halnya, harta kekayaan memiliki
kedudukan tinggi dan terhormat. Tetapi dalam Matius 5:1-12, Yesus memiliki cara pandang yang
berbeda dengan kebahagiaan. Pandangan ini jelas sangat jelas bertolak belakang dengan
pandangan dunia yang kebahagiannya bersifat semu(sementara) saja.
Pada dasarnya pengajaran tersebut sebenarnya Yesus ingin menyampaikan secara khusus
kepada ke dua belas murid-Nya yang baru saja dipilihnya, namun karena pada waktu itu khotbah
mengenai pelayanan yang Yesus lakukan tersiar sampai ke seluruh daerah, mulai dari Galilea,
Siria, Dekapolis, Yerusalem, Yudea dan seberang Yordan, maka datanglah banyak orang
berbondong-bondong ingin mendengarkan pengajaran yang Yesus sampaikan. Dengan begitu
banyaknya orang hadir untuk mendengar, sehingga Yesus naik keatas bukit agar khotbahnya
dapat didengar oleh semua orang disitu.
Pengajaran Yesus pada khotbah dibukit tersebut dimulai dengan ucapan “berbahagia”
dalam bahasa Yunani “makarios” yang artinya selain berbahagia juga berarti “diberkati” atau
“untung”. Jika dalam Perjanjian Lama berakhir dengan kutukan (Mal.4:6), maka pada Perjanjian
Baru diawali dengan berkat. Melalui khotbah dibukit Yesus hendak menjelaskan bahwa mereka
yang disebut berbahagia adalah mereka yang akan diberkati Tuhan serta layak masuk kedalam
Kerajaan Sorga. Berikut makna yang tersirat dari ucapan berbahagia yang Yesus sampaikan
khotbahnya di bukit:
1) Miskin dihadapan Allah
Di dalam Perjanjian Lama orang miskin seringkai menjadi gambaran orang yang rendah
hati dan menyangkal diri.
Orang yang sengsara atau miskin di dalam Perjanjian Lama adalah orang yang sangat
diremehkan oleh orang lain, sehingga tidak mungkin ia bergantung dan berharap kepada
siapapun. Oleh sebab itu, mereka hanya dapat bergantung serta berharap kepada Tuhan
(Maz.34:7).
Kata “miskin dihadapan Allah” (Mat.5:3), dalam bahasa Yunani “ptochos to pneumati”
yang artinya “miskin didalam roh”. Kata “miskin” tidak menunjuk kepada miskin secara materi,
tetapi secara rohani. Jadi, miskin dihadapan Allah artinya: menyadari kemiskinan dirinya
didalam hal rohani, bahwa seseorang tidak ada artinya tanpa Tuhan dan betapa ia sangat
membutuhkan Tuhan (Maz.51:13). Jadi, orang seperti itulah yang layak mempunyai Kerajaan
Sorga.

2) Berduka Cita
Kata “dukacita” dalam hal ini tidak menunjuk kepada dukacita yang disebabkan karena
ada orang meninggal. Kata “berdukacita” dalam bahasa Yunani adalah “pentheo” yang artinya
adalah “meratap dan menyesali atas dosa-dosanya atau berkabung atas dosa-dosanya” (Yeh.9:4).
Tetapi berdukacita atau berkabung tidak dibenarkan berlarut-larut namun harus meminta
pengampunan kepada Tuhan atas dosa-dosanya. Inilah dukacita yang dimaksudkan kehendak
Tuhan (2 Kor.7:10). Mengapa demikian, karena mereka disebut berbahagia, karena mereka akan
dihibur. Kata “dihibur” memiliki arti “akan dibesarkan hatinya” (Luk.18:13).

3) Lemah Lembut
Kata lemah lembut dalam bahasa Yunani “praus” yang artinya “rendah hati”
(Maz.37:11). Rendah hati bisa diartikan juga dengan “tidak punya kekuasaan”. Kata “praus” juga
dapat mengandung arti orang yang tunduk kepada orang yang punya kuasa. Kata “tunduk” dalam
hal ini sepenuhnya tunduk kepada Tuhan membuat seseorang menjadi lembut. Kata “lemah”
disini tidak berarti tidak bisa berbuat apa-apa atau marah, tetapi lebih kepada kemampuan untuk
mengendalikan diri dari emosinya dengan baik. Contoh Musa (Bil.12:3 dan Kel.32:9). Yesus
berjanji bahwa orang yang lemah lembut akan memiliki bumi yang artinya menerima berkat
yang besar tetapi lebih ditekankan kepada berkat rohani.

4) Lapar dan Haus Akan Kebenaran


Biasanya kalau orang lapar maupun haus pasti akan mencari makanan maupun minuman
untuk mengatasi rasa lapar dan hausnya. Kata “lapar dan haus” disini tidak berbicara tentang
lapar dan haus secara fisik atau jasmani. Ini hanyalah sebuah kiasan yang dipakai untuk
mengungkapkan atau menggambarkan rasa rindu yang besar kepada Tuhan yang melebihi
segalanya. Jadi, dalam konteks ini lebih ditekankan kepada hal-hal yang bersifat rohani. Kata
“kebenaran” disini juga bukan kebenaran secara hukum seperti dalam Roma 9:31,10:4 tetapi
kebenaran secara moral atau kesucian. Jadi, lapar dan haus akan kebenaran adalah orang yang
dipenuhi hati ingin agar kehendak Tuhan dilakukan. Bagi mereka yang lapar dan haus akan
Tuhan, akan disebut berbahagia karena kerinduan jiwanya akan dipuaskan oleh kasih dan berkat
dari Tuhan.

5) Murah Hati
Kata “murah hati” dalam bahasa Yunani “eleemon” artinya berbelas kasihan. Sedangkan
dalam bahasa Ibrani adalah “khesed” yang artinya kemampuan untuk melihat penderitaan orang
lain (Rm.12:15). Murah hati adalah salah satu sifat yang bisa mencakup beberapa hal antara lain:
a.
Tidak perluorang kaya

Mengasihi
b. Menyayangi
c. Menolong
d. Mudah mengampuni
Dalam hal ini kita perlu meneladani Tuhan Yesus yang sangat bermurah hati kepada
orang yang memerlukan pertolongan. Dengan bermurah hati kepada orang lain, maka kita pun
akan beroleh kemurahan serta belas kasihan demi Tuhan (Ams.19:17).

6) Suci Hati
Dalam budaya orang Ibrani, hati merupakan pusat kepribadian yang melambangkan
pikiran, perasaan, dan jiwa seseorang. Hati adalah pusat kehidupan orang percaya, apa yang
keluar di kehidupan nyata merupakan ekspresi dari hati. Contoh:
 Ketaatan kepada suatu perintah dimulai dari hati yang bijak (Ams.10:8).
 Perencanaan suatu kejahatan dimulai dari hati yang penuh tipu daya (Ams.12:20).
 Kebodohan dimulai dari hati yang bebal (Ams.12:23).
 Tubuh yang segan dimulai dan hati yang tenang (Ams.14:30).
 Muka yang berseri-seri dimulai dari hati yang gembira (Ams.15:13).
 Kejatuhan dimulai dari tinggi hati (Ams.16:18).
 Orang yang diberkati dimulai dari hati yang baik (Ams.22:9).
 Pujian dimulai dari kerendahan hati (Ams.29:23).
Dalam Ams.4:23, Firman Tuhan mengingatkan kita untuk menjaga hati dengan segala
kewaspadaan, karena dari hati akan terpancar kehidupan. Dalam Mazmur 24:3-4, disebutkan
bahwa orang yang murni hatinya yang dapat masuk ke dalam rumah Tuhan.

7) Membawa Damai
Kata damai dalam bahasa Yunani “eirene” dan dalam bahasa Ibrani “shalom” yang
artinya tidak bertengkar, tetapi juga harus memiliki hubungan yang baik diantara sesamanya.
Jadi, orang yang membawa damai adalah orang yang keberadaannya membawa kesenangan,
kesukaan dan kenyamanan. Orang yang membawa damai adalah orang yang cinta damai
(Maz.120:7). Jadi, orang yang membawa damai akan disebut berbahagia karena mereka dapat
menikmati kepuasan dengan memelihara perdamaian diantara sesamanya (Yak.3:18).
8) Dianiaya Oleh Sebab Kebenaran
Kata ‘orang yang dianiaya” dalam bahasa Yunani “dediogmenoi” yang berasal dari kata
“dioko” berarti menerima penderitaan dari orang lain. Demikian juga kata “dicela” dalam bahasa
Yunani memiliki arti dihina dengan ucapan-ucapan yang keras (1 Ptr.4:14). Menurut para nabi
Yahudi, menganggap bahwa penghinaan itu sama jahatnya dengan penyembahan berhala,
perzinahan, dan pertumpahan darah.
Dalam ayat 11 dijelaskan dalam kalimat “mereka dicela dan dianiaya serta difitnahkan
segala yang jahat menjelaskan keadaan orang-orang yang dihina oleh sebab kebenaran. Pada
bagian lain dalam ayat 10 menegaskan adanya satu alasan, mengapa seseorang dianiaya, dicela
dan difitnahkan dari segala yang jahat. Ini terjadi bukan karena seseorang melakukan dosa tetapi
oleh sebab kebenaran. Kebenaran disini ialah Yesus, dan Yesuslah yang menjadi sumber
kebenaran satu-satunya. Mereka yang menjadikan Yesus sebagai sumber kebenaran dan hidup
akan menderita, disudutkan, dan diserang habis-habisan (Yoh.15:18-21).
Jadi berbahagialah mereka yang teraniaya, dicela dan difitnah oleh kebenaran, karena
Tuhan akan menyediakan hadiah yang besar, yakni mahkota kehidupan. Amin.

MAKARIOS
By. Leidy asterina Lontaan

Bagi orang-orang Yunani, Pulau Siprus dipercaya sebagai pulau yang sangat indah, kaya
dan subur. Iklim yang sangat baik membuat tanaman dan tumbuh-tumbuhan lainnya serta semua
yang diperlukan untuk hidup tersedia melimpah. Mereka percaya bahwa setiap orang yang hidup
di sana tidak perlu mencari tempat lain lagi untuk menemukan kehidupan yang bahagia dan
sempurna. Karena itu mereka menyebut nama Siprus dengan He Makaria, yang berarti Pulau
Bahagia. Dari sinilah muncul kata makarios yang diterjemahkan dengan “berbahagialah” dalam
ucapan bahagia di Matius pasal 5. Jadi kata makarios mengandung arti kebahagiaan yang begitu
mendalam dan tidak tersentuh. Kebahagiaan yang lengkap dan yang sama sekali tidak
bergantung kepada kesempatan yang diberikan oleh pihak lain, atau oleh hidup itu sendiri.
Kebahagiaan adalah impian setiap orang. Malah bagi sebagian orang, kebahagiaan adalah
segala-galanya. Karena itu mereka bekerja, berkarya dan berusaha demi meraih kebahagiaan.
Bahkan tidak jarang orang menghalalkan segala cara untuk mencapai apa yang mereka sebut
sebagai kebahagiaan. Jabatan, uang dan kekayaan dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan
kebahagiaan. Yup, bagi dunia itulah kebahagiaan. Namun sebenarnya Kebahagiaan semacam itu
hanyalah sementara dan lenyap ditelan waktu. Berbeda dengan kebahagiaan Kristen (makarios)
yang sama sekali tidak bisa disentuh. Yesus mengatakan bahwa: “Tidak ada seorang pun yang
dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu” (Yoh 16:22). Ucapan “berbahagialah” di
dalam khotbah di bukit itu berbicara tentang kesukacitaan yang datang kepada kita melalui
penderitaan kita: kesukacitaan yang tidak bisa disentuh ataupun dihilangkan oleh kesedihan,
kehilangan, kesakitan, kedukaan dan kuasa-kuasa yang lain. Kesukacitaan yang diberikan oleh
Yesus itu bersinar melewati tangisan dan tidak akan dapat diambil atau dibinasakan oleh kuasa
apapun di dalam kehidupan maupun kematian.
Dunia memang dapat memberikan kebahagiaan, namun sementara. Perubahan nasib,
kesehatan, perubahan dari keberhasilan kepada kegagalan, kekecewaan di dalam ambisi bahkan
perubahan iklim saja pun dapat menghilangkan sinar kebahagiaan yang diberikan oleh dunia.
Kehidupan Kristen (makarios) adalah kehidupan yang senantiasa berbahagia dalam segala
situasi. Berbahagia di saat jaya, tetapi juga berbahagia di kala terpuruk. Tetapi ini tidak berarti
kita berbahagia karena kesulitan hidup yang menghimpit kita. Tidak pula berarti kita berbahagia
di atas penderitaan orang lain. Kita berbahagia karena pengalaman berjalan bersama Kristus dan
menikmati penyertaan-Nya. Tidak ada pengalaman lain yang bisa menggantikan pengalaman
hidup bersama Kristus. Itulah sebabnya, satu-satunya alasan untuk kita berbahagia dalam situasi
yang tidak menguntungkan adalah karena di saat-saat seperti itulah penyertaan Kristus menjadi
lebih nyata. Orang bijak mengatakan bahwa kebahagiaan kita terletak di tangan kita sendiri.
Kebahagiaan adalah pilihan. Kita bisa memilih untuk berbahagia dalam situasi yang sulit, tetapi
kita juga bisa memilih untuk tidak bahagia dalam kondisi yang bagus. Selamat menjalani
kehidupan Kristen yang berbahagia. calam Makario5 

http://www.sarapanpagi.org/berbahagialah-vt3081.html

Anda mungkin juga menyukai