Anda di halaman 1dari 3

Tema : “Berkarya Bersama Dalam Persaudaraan Yang Rukun

Dengan Sesama” (Mazmur 133: 1-3)

Ada Nasihat yang berbunyi demikian : bekerja sama dengan rukun demi mencapai
hasil bagi kepentingan bersama. Atau ada nasihat lain yang barangkali lebih sering
terdengar yaitu kerukunan membawa kesejahteraan, sebaliknya pertikaian mendatangkan
kehancuran. Nasihat semacam ini senada dengan ungkapan “bersatu kita teguh, bercerai
kita runtuh”. Nasihat ini pada dasarnya menggambarkan keutamaan kerukunan dalam
kehidupan bersama.
Tentu saja, pada dasarnya setiap manusia selalu ingin agar bisa hidup rukun dalam
komunitas sosialnya, komunitas di mana ia menjalani kehidupan. Baik itu di lingkungan
keluarga, tempat tinggal, lingkungan maupun tempat di mana ia bekerja. Memangnya ada
manusia yang selalu ingin mencari keributan? Namun demikan, dalam komunitas yang lebih
majemuk atau lebih luas dan besar, kerukunan satu dengan yang lain, tidaklah otomatis
terjadi, tetapi harus diupayakan.
Panggilan untuk hidup dalam kerukunan juga digemakan oleh sang pemazmur. Suku-
suku di Israel rentan juga terhadap konflik antarsuku. Semakin kuat konflik di antara mereka,
tentu semakin lemah pertahanan mereka terhadap serangan dari bangsa-bangsa sekitar
Israel. Sebaliknya, semakin rukun kehidupan mereka, semakin kuat pula pertahanan mereka.
Bagi sang pemazmur, dampak hidup rukun sangat besar, tidak hanya dirasakan oleh satu
suku di Israel, melainkan kedua belas suku yang ada di Israel. Itulah sebabnya sang
pemazmur menuliskan bahwa hidup bersama dengan rukun bagaikan minyak yang tidak
hanya meresap di kepala saja, tetapi juga sampai di janggut dan leher. Kerukunan bagaikan
embun yang menetes tidak hanya di gunung Hermon, tetapi juga di gunung-gunung lainnya.
Meski demikian, sang pemazmur tidak melihat kerukunan sekadar masalah pertahanan
hidup menghadapi serangan bangsa-bangsa lain, melainkan juga berkenaan dengan janji
Tuhan. Mengapa demikian? Hal ini karena Bangsa yang rukun adalah bangsa yang diberkati
Tuhan. Ia mengatakan,”Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk
selama-lamanya.”
Bagi komunitas kecil kita sebagai MJH, Presbiter dalam menjalankan panggilan
pelayanan, hidup rukun dengan sesama menjadi kebutuhan primer. Kemajemukan suku
bangsa, bahasa, adat istiadat yang berbeda, pola pikir dan cara pandang masing-masing
dapat mengakibatkan kesalahpahaman. Padahal seharusnya kita adalah rekan pelayanan
yang bekerja sama demi kerukunan dalam menjalankan panggilan bukan sebaliknya malah
menindas, mengganggap remeh orang lain, merasa diri paling hebat dibandingkan dengan
orang lain, merasa pemikiran, paradigmanya yang paling benar. Nah jika sikap ini yang
dipelihara, lantas apa yang mau kita berikan kepada Tuhan jika hal-hal duniawi itu masih
menggerogoti kehidupan pelayanan kita?
Untuk dapat bekerja bersama dalam pelayanan demi kemuliaan Tuhan, maka kita
harus saling tolong menolong, bukan todong menodong dengan berbagai argument yang
menjatuhkan dan juga bahu membahu bukan saling mendorong untuk kasih jatuh atau
menjatuhkan. kita harus memiliki kesadaran persaudaraan, sebab dengan kesadaran
persaudaraan sebagai pelayan Tuhan, MJH, maupun Presbiter, sebagai sesama manusia kita
akan dapat bekerja dengan baik secara bersama-sama. Karena itu, persaudaraan adalah
suatu yang penting buat kita. Di dalam Mazmur 133 ini ada hal penting untuk membangun
pengertian kita tentang pentingnya persaudaraan.
Pesan penting itu adalah jika pemazmur mengakui tentang kebaikan dan keindahan
diam bersama dengan rukun maka saya akan mencoba memparalelkan itu dengan Kejadian
pasal 1 tentang cerita penciptaan. Setiap Tuhan menjadikan satu bagian bumi dalam hari-
hari, maka akhirnya Tuhan mengatakan itu baik. Baik di sini tidak lain adalah berguna bagi
kehidupan dan kelangsungannya, jadi bukan secara estetika atau keindahannya saja saja
tetapi lebih kepada berfungsi bagi kehidupan.
Pada perspektif itu, saya mencoba memparalelkan dengan pengakuan pemazmur,
sungguh, alangkah baiknya dan indahnya. Ini menyatakan bahwa persaudaraan yang rukun
atau diam bersama dengan rukun itu adalah penting bagi kelangsungan pelayanan.
Kelangsungan pelayanan hanya bisa berjalan kalau orang-orang diam bersama dengan
rukun, saling tolong-menolong, dan saling bahu-membahu. Sebab, diam bersama dengan
rukun itu bukan seperti satu kumpulan benda mati, tetapi diam bersama dengan rukun yang
hidup, akan tercermin dari interaksi saling tolong-menolong dan bahu-membahu itu.
Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus. Diam bersama dalam perspektif
persaudaraan seperti tadi, kemudian oleh pemazmur diandaikan dengan minyak pengurapan
dan embun yang turun, dua-duanya memiliki makna yang sama. Minyak pengurapan itu
adalah minyak yang baik dan yang mahal, dan minyak yang berguna penahbisan jemaat.
Minyak yang baik yaitu menurut saya, ijinkan saya mengatakannya sebagai minyak yang suci.
Dengan demikian, persaudaraan yang rukun itu dan diam bersama dengan rukun itu tidak
lain adalah satu akar suci melangsungkan kehidupan bersama. Jadi itu berfungsi bagi
kelangsungan hidup.
Yang kedua mengenai embun. Embun itu punya fungsi menyegarkan dan karena
embun itu memiliki fungsi menyegarkan, segala sesuatu yang dari kemarin kita lihat penuh
dengan kegersangan. Ketika kita tidur, kita bangun pagi, kita bisa menemukan dua
keindahan, panorama yang sangat indah dan itu disebabkan oleh embun. Fungsi embun
menghidupkan dan menyegarkan. Jadi diam bersama dengan rukun dalam perspektif
persaudaraan berfungsi dalam kelangsungan hidup dan menghidupkan, serta menyegarkan.
Pemazmur sendiri mengakui hanya ke situlah suasana diam bersama dengan rukun,
persaudaraan yang utuh tanpa membedakan latar belakang. Lalu Tuhan akan menjanjikan
kehidupan untuk selama-lamanya. Kehidupan dalam keabadian dan itu yang paling
penting. Maka dari itu dalam suasana persaudaraan seperti ini yang kita butuhkan, kita tidak
bertanya bahwa seseorang itu berasal dari mana, dari golongan mana, dan apa warna
kulitnya? Yang kita tanyakan adalah apa yang akan dia akan lakukan bagi kepentingan
bersama dalam pelayanan. Ini pesan penting buat kita semua sebagai umat manusia dan
teristimewa sebagai pelayan Tuhan. Tuhan memberkati saudara-saudara, Amin.

Anda mungkin juga menyukai