Membangun Kebersamaan Mazmur 133:1-3 menegaskan bahwa ketika semua orang
percaya diam bersama dengan rukun, itu adalah sesuatu
Kisah Para Rasul 2:41-47 yang baik dan indah, dan ke sanalah TUHAN Selain tekun berdoa, hal lain yang perlu kita lakukan agar memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. kita terus bergerak maju dan alami pertumbuhan rohani Rukun berarti hidup bersama-sama dalam kesepakatan, adalah membangun kebersamaan yang kuat, artinya setiap baik, damai, tidak bertengkar, dan membulatkan hati untuk kita (orang percaya) harus saling menguatkan antara yang bersama-sama. Berdasarkan pengertian ini, perlu kita satu dengan lainnya. Perhatikan ayat pokok kita, terdapat pahami bahwa kerukunan itu bukan terjadi begitu saja pengulangan kata-kata yang menunjukkan kebersamaan tetapi perlu dibangun/diperjuangkan. Artinya jika terjadi yang kuat di antara jemaat mula-mula, yaitu : mereka perbedaan pendapat / pandangan, kita harus perjuangkan selalu berkumpul bersama-sama, mereka tetap bersatu, dan supaya terjadi kesepakatan secara bersama-sama. segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Dalam Kisah Para Rasul 2:42 dan 44, perhatikan apa yang Manusia tidak diciptakan Tuhan hanya seorang diri. dibangun oleh para murid ketika mereka berkumpul? Ketika Tuhan menjadikan Adam sebagai manusia pertama, Mereka membangun persekutuan, bukan membangun Tuhan telah menjadikannya sempurna dan menyediakan individual/ keegoisan. Membangun persekutuan berarti kekayaan baginya. Namun di balik kesempurnaan dan membangun hubungan dan kominikasi yang terjaga kekayaan itu, Tuhan menilai tidak baik jika Adam dengan baik. Yang dikomunikasikan itu bukan nilai-nilai dibiarkan seorang diri. Jadi, yang menjadikan hidup Adam jasmani/duniawi, tetapi nilai-nilai rohani. lebih baik (lebih bergerak maju dan bertumbuh) adalah 1 Korintus 3:1-3 mengajarkan bahwa yang menyebabkan adanya orang lain dalam hidupnya. Itulah sebabnya kita masih berpikir duniawi (sehingga belum dewasa kemudian Tuhan menjadikan Hawa sebagai penolong rohani) adalah adanya iri hati dan perselisihan. Kita harus yang lain, yang mendampingi hidup Adam. Berdasarkan mengerti bahwa kehidupan rohani kita itu diukur dari hal ini, kita mendapat pelajaran bahwa jika kita ingin seberapa serius kita membangun kerukunan. Artinya, jika bertumbuh dan terus bergerak maju, kita memerlukan kita menjadi sumber perpecahan dan perselisihan berarti orang lain yang ditempatkan Tuhan di sekitar kita. kita belum rohani. Roma 4:13 dan 18, mengajarkan supaya kita tidak Filipi 2:1-4 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada menghakimi atau memberi batu sandungan kepada orang penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra lain. Jika kita melayani Kristus dengan tidak menghakimi dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku orang lain, kita berkenan pada Allah dan dihormati oleh dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu manusia. kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Bagaimana kita bisa mencapai hidup rukun? Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang Harus ada damai sejahtera. menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya Efesus 4:3-7 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu orang lain juga. Untuk bisa mencapai hidup rukun, kita pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu harus belajar merendahkan diri. Hal ini berarti kita harus Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari mendahulukan kepentingan yang lebih utama (yaitu Yesus semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di di atas segala-galanya) daripada mempertahankan harga dalam semua. Tetapi kepada kita masing-masing telah diri; serta selalu mau menerima nasehat untuk hidup dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian rohani yang lebih baik. Dalam membangun kebersamaan Kristus. Yang dimaksud dengan kata “berusahalah” berarti dan kerukunan, kita harus belajar seperti Yesus (memiliki kita yang harus kerja keras untuk memelihara kesatuan pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Roh oleh ikatan damai sejahtera. Jadi, apapun perbedaan Yesus), yang walaupun dalam rupa Allah, tidak yang ada, kita harus tetap rukun karena di situlah kita menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik sedang memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan sejahtera. diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan Merendahkan diri. sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Lukas 11:23 memberi peringatan agar kita tetap setia (keluarga dan jemaat), supaya kita mampu bergerak maju bersama Tuhan. “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan dan bertumbuh sesuai kehendak Tuhan. Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia Haleluya. Tuhan Yesus memberkati kita semua. mencerai-beraikan." Perhatikan juga Roma 15:1-6 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku." Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. Ketika kita di dalam Tuhan, kita semua adalah orang kuat. Jadi, kita adalah orang-orang yang sanggup bertanggungjawab menanggung kelemahan orang lain. Percayalah, segala perkara dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita. Untuk itu, mari bangun kebersamaan dan kerukunan di antara kita