Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI PEMBELAJARAN BULAN NOVEMBER

SMA KATOLIK THEODORUS KOTAMOBAGU

Minggu ke-2
Nilai Serviam : Persatuan
Semangat persatuan yang menjadi nilai dasar hidup ingin menunjukkan bahwa dengan persatuan serta
kesatuan kita dapat mengahadapi gelombang tantangan zaman yang semakin keras. dalam persatuan
akan tercipta harmoni kehidupan yang akhirnya akan menumbuhkankembangkan kehidupan manusia
dan alam ciptaan.
SENIN:
Tuhan telah menyusun seluruh anggota tubuh kita dengan sangat baik. Setiap anggota memiliki fungsi
dan peranan yang unik yang tidak bisa digantikan oleh anggota yang lain. Demikian juga di dalam
Gereja. Setiap anggota memiliki peranan, talenta dan karunia masing-masing yang unik yang akan
membentuk tubuh Gereja. Semua anggota berharga dan akan membawa kebaikan bagi seluruh tubuh
jika semua anggota saling bekerjasama, saling memerhatikan dan saling mengusahakan agar setiap
anggota berkembang dan maju. Kita adalah tubuh Kristus. Kita berpusat kepada Kristus. Kita harus
mengusahakan persatuan sehingga seluruh anggota mengalami keharmonisan, kedamaian dan
kebahagiaan. Namun, jika terjadi persaingan dan saling menjatuhkan maka akan hancurlah kekuatan
dan kesatuan tubuh. Ketika kita merasa lebih hebat daripada orang lain dan ketika kita menghambat
bahkan mematikan fungsi, peran dan karunia yang dimiliki oleh sesama maka kita membawa dampak
buruk bagi seluruh tubuh. Kita hidup dari, dalam dan untuk Kristus. Sudah sepatutnya kita
memuliakan-Nya dengan menjauhkan sikap persaingan. Maka, dengan kesatuan seluruh anggota
terciptalah kerukunan dan sukacita.
Pertanyaan Refleksi:
 Bagaimana cara Anda untuk menjaga komitmen persatuan?

SELASA:

Yesus menghendaki dengan persatuan maka semakin banyak orang yang diselamatkan. Persatuan itu
terbentuk karena adanya usaha pribadi untuk memelihara iman akan Tuhan. Menjadi murid Tuhan itu
berarti menuntut untuk mengusahakan persatuan dengan Tuhan dan sesama. Mengasihi Tuhan tarafnya
sama dengan mengasihi sesama. Jika masing-masing pribadi mempunyai usaha mengasihi secara sama,
maka dunia akan diisi oleh keindahan dan kebahagiaan yang kuat. Yesus telah meneladankan melalui
seluruh hidupnya yakni, dengan memberikan kepada setiap orang kasih Allah Bapa secara sama, adil
dan merata. Mereka yang percaya dan tulus hati menuruti Dia akan menerima kebahagiaan dan
keselamatan kekal, itulah janji Yesus. Yesus membangun batin dan hatinya dari bekal firman Allah.
Apa yang dipelajari dalam iman dan dimengerti dalam doa menjadi motor penggerak dalam
beraktivitas sehari-hari. Untuk itu kita perlu memurnikan batin dan hati dalam hidup sehari-hari

Pertanyaan Refleksi:

 Jika kamu melihat teman dekatmu dihina atau dimaki oleh orang lain, apa yang kamu lakukan?

RABU:

Santa Angela menekankan semangat kesatuan, kebersamaan dan keserasian bagi para putera-puterinya.
Santa Angela melihat bahwa tindakan tersebut merupakan perbuatan yang luhur dan mulia. Untuk
dapat melaksanakan itu dengan baik diperlukan persatuan hati. Juga harus ada persatuan hati,
kebersamaan dan keserasian. “Hiduplah dalam keserasian, bersatu, sehati sekehendak, terikat satu sama
lain dengan cinta kasih, saling menghargai, saling membantu, saling bersabar dalam Yesus Kristus.”
(Nasehat Terakhir: 1-2) “Lihatlah betapa pentingnya persatuan dan keserasian; maka dambakanlah,
carilah, peluklah, pertahankanlah hal itu sekuat tenaga; karena saya berkata kepadamu jika Anda semua
hidup bersatu hati, Anda seperti benteng yang kuat, menara yang tak tergoyahkan.” (Nasehat Terakhir:
10-15)

Pertanyaan Refleksi:

 Apa arti hidup dalam keserasian, bersatu, sehati sekehendak, dan terikat satu sama lain dengan
cinta kasih?

KAMIS:

Gereja mengajak umatnya dan setiap orang yang berkehendak baik untuk terus membangun
komunikasi yang jujur, terbuka dan saling menghargai. Dengan semangat “Kita adalah sesama
anggota” (Ef 4:25), jejaring komunkasi dalam komunitas umat beriman sungguh-sungguh menjadi
sebuah komunitas insani sejati. Paus Fransiskus berpesan, “Kita semua mengakui diri kita sebagai
anggota dari tubuh yang satu dan sama dengan Kristus sebagai kepalanya. Dengan kita mengakui diri
sebagai anggota tubuh yang sama, kita bisa memandang orang lain bukan sebagai pesaing namun
sebagai pribadi setara. Tatapan merangkul Kristus kepada semua orang mengajarkan kita untuk saling
peduli satu dengan yang lain”

Pertanyaan Refleksi:

 Sudahkah kita membangun komunikasi yang jujur, terbuka dan saling menghargai Atau
malahan kita memutus hubungan atau komunikasi dengan orang lain?

JUMAT:

 Renungkanlah kembali nilai persatuan yang sudah Anda hayati dan jalankan selama sepekan
ini!
 Adakah kendala yang kamu alami selama menjalankan nilai persatuan? Jika ada apa saja
kendalanya?
 Buatlah satu doa singkat tentang semangat persatuan!

Anda mungkin juga menyukai