Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Gereja HKI Sigumpar

Pada tahun 1960 semua jemaat masih jemaat HKBP Sigumpar. Pada suatu hari terjadi
persoalan antara penatua HKBP dengan salah seorang warga jemaat yang berada di
Banjartoruan. Akibat persoalan tersebut timbul rasa sakit hati di tengah-tengah keluarga Op.
Urat Hutasoit. Karena persoalan tersebut, Op. Urat memberitahukan persoalan tersebut
kepada keluarga terdekatnya. Mendengar keluhan dari Op. Urat Hutasoit. Keluarga
terdekatnya menjumpai para jemaat yang jarang masuk gereja yang pekerjaannya mabuk-
mabukan, dan hanya bermain judi. Mereka mendiskusikan persoalan tersebut.

Pada suatu hari, mereka berdiskusi dan mengambil keputusan untuk mendirikan satu
sekte dengan maksud supaya tidak lagi berjumpa dengan orang yang dibencinya. Beberapa
hari kemudian mereka berkumpul di rumah, mereka membawa keluarga masing-masing,
untuk menerima pendapat dan persetujuan dari para kaum ibu setiap keluarga. Dengan
kesepakatan bersama, kaum ibu menyetujui rencana para kaum bapa. Sehingga, mereka
membuat keputusan membuka satu gereja baru, namun mereka belum menentukan nama
gereja yang akan mereka dirikan. Selanjutnya mereka berkumpul di rumah St. Mangantar
Lumbantoruan tepatnya di desa Peahotang. Mereka berdikusi dan sepakat untuk membentuk
satu gereja yang namanya HKI. Mereka sangat bersemangat dengan keputusan tersebut yang
dimana para kaum bapa yang jarang ke gerreja dan setiap harinya bermain judi dan mabuk-
mabukan langsung merencanakan kapan dimulai kebaktian.

Kemudian mereka memutuskan untuk memulai kebaktian perdana pada tanggal 5


Januari 1961 di rumah St. Mangantar Lumbantoruan di desa Peahotang. Dalam kebaktian
perdana mereka belum mempunyai agenda dan bible. Mereka hanya memiliki Buku Ended an
acara kebaktian yang seadanya. Mereka hanya bernyanyi dan berdoa. Setelah selesai
kebaktian, mereka kembali berdiskusi untuk memberitahukan keputusan mereka ingin
mendirikan gereja HKI kepda Pendeta HKI Sibuntuon, dan memberitahukan bahwa mereka
telah melakukan peribadahan melalui utusan St. Mangantar Lumbantoruan dan juga St.
Domu Hutasoit. Mendengar laporan Penatua tersebut, Pendeta HKI Sibuntuon merasa
senang dan langsung memberi Agenda HKI dan Bibel kepada penatua tersebut.

Pada minggu selanjutnya (minggu ke-2) mengangkat calon Sintua dengan tujuan
suapaya ada penatua yang memimpin kebaltian. Calon sintua yang mereka angkat adalah:

Cln. St. Mangantar Lumbantoruan


Cln. St. Domu Hutasoit

Cln. St. Koral Siregar

Cln. St. Richartd Hutasoit

Pada awal minggu perdana mereka, yang mnegikuti peribadahan berjumlah 8 kepala
keluarga, yaitu:

Kel. St. Mangantar Lumbantoruan

Kel. Valentin Siregar

Kel. St. Domu Hutasoit

Kel. Op. Urat Hutasoit

Kel. St. Koral Siregar

Kel. St. Richard Gutasoit

Kel. Jonathan Lumbantoruan

Kel. Japidoli Hutasoit

Setelah melakukan beberapa kali kebaktian yang dilakukan di rumah St. Mangantar
Lumbantoruan jemaat semakin bertambah. Dengan bertambhnya jemaat tersebut, mereka
melakukan rapat untuk mendirikan satu gedung gereja. Salah satu dari penatua yaitu St.
Japidoli Hutasoit memberi tanahnya sebagai tempat pembangunan gedung gereja dekat
dengan lahan persawahan sebelum ada uang membeli tanah sebagai hak milik gereja. Mereka
membangun gedung gereja seadanya secara bergotong-royong dengan kondisi bangunan:
dinding gedek, atap butar, dan lantai tanah. Setelah pembangunan gereja selesai, mereka
mulai beribadah di gereja tersebut dengan adanya banyak ejekan, hinaan karena situasi gereja
yang tidak layak pakai. Tetapi mereka tidak pernah menyerah dan menghiraukan ejekan dari
luar tersebut. Yang paling mengiris hati adalah pada waktu datang hujan jemaat basah, mau
masuk ke gereja harus buka seoatu karena situasi jalan berlumpur begitu juga dalam gereja
karena situasi lantai dari tanah.

Dengan keadaan tersebut, jemaat akhirnya bergotong-royong mengganti atap butar


menjadi atap dari lalang supaya menghidari kebocoran saat beribadah. Seiring dengan
pertambahan tahun, jemaat dalam gereja tersebut semakin bertambah. Akhirnya mereka
berencana membeli sebidang tanah sebagai hak milik HKI, tanah tersebut dibeli dari keluarga
Paian Hutasoit. Mereka memindahkan gereja tersebut ke tenah yang sudah di beli yaitu
tempat gereja sekarang. Mereka bergotong-royong membangun gedung gereja dengan
keadaan bangunan: lantai dari semen, dinding dari papan, daan atap dari seng. Degan keadaan
tersebut jumlah jemaat semakin bertambah dan mereka berencana untuk membangun gedung
permanen.

Mereka mendirika bangunan dengan situasi pembangunan reng balok gereja tepatnya
pada tahun 1983. Jemaat mengalami duka atas bencana yang terjadi pada tahun 1984 yang
dimana pada waktu itu terjadi angina putting beliung sehingga bangunan tersebut roboh total
dan rata dengan tanah. Namun itu tidak menjadi penghalang bagi jemaat, dengan semangat
yang membara dan keyakinan untuk mendirikan gereja HKI jemaat berani memberikan
sumbangan dan mencari dana agar gereja tersebut bisa berdiri kembali. Dengan rasa
semangat dan berkat Tuhan, mereka berhasil mendirikan gereja yang kokoh dan bisa dipakai
sampai sekarang ini dan di beri nama HKI Sigumpar.

Dengan semangat HKI Sigumpar, mengingat sakitnya penderitaan membangun satu


gereja, akhirnya HKI Sigumpar merayakan ualang tahun yang dinamai dengan Pesta Emas
pada tanggal 5 Januari 2011 yang ke 50 tahun. Pada pesta emas tersebut, jumlah jemaat di
HKI Sigumpar sebanyak 50 KK.

Nama-nama Pelayan yang Pernah Melayani dan yang Melayani di HKI Sigumpar

Pendeta yang Melayani

Pdt. Simbolon

Pdt. Simajuntak

Pdt. E. D. Siagian

Pdt. Sipahutar

Pdt. Halomoan Simajuntak

Pdt. Janto Sihombing

Pdt. H. T. F. Simamora
Pdt. Tohap Hutasoit

Pdt. Marangkup Hutasoit

Guru Huria Yang Melayani

St. Richard Hutasoit melayani selama 22,5 tahun sebagai guru huria

St. Mangantar Lumbantoruan melayani selama 12,5 tahun sebagai guru huria

St. Sisman Hutasoit melayani selama 5 tahun sebagai guru huria

St. Eben Ezer Siregar melayani selama 15 tahun sebagai guru huria

Penatua Yang Melayani


St. Mangantar Lumbantoruan

St. Richard Hutasoit

St. Karal Siregar

St. Japidoli Hutasoit

St. Domu Hutasoit

St. Jisman Hutasoit

St. Djahormat Hutasoit

St. Serdina br. Nababan

St. Nelson Siregar (Pindah Ke GKPI)

St. Eben Ezer Siregar

St. Bangun Hutasoit

St. Marudut Siregar

St. Tohom Hutaoit

St. Berliana br. Sinaga

St. Marihot Sihombing

St. Rauman Hutasoit

Cln. St. Lisbet Sianturi

Cln. St. Kasan Hutasoit

Cln. St. L. br. Sinaga

Anda mungkin juga menyukai