Anda di halaman 1dari 20

makalah

MISI PELAKSANAAN PAK DAN


UNSUR-UNSUR PEMBELAJARAN
D

Oleh

Nama : Asri Satriwidya Saleleubaja

Prodi : PAK

T/S : II/IV

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs. Tumpak Manurung, S.H.,M.Si

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA OIKUMENE INJILI


SIDIKALANG, 2019

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat dan pertolongan-Nyalah, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Saya juga berterimakasih kepada Dosen pengampu yaitu Bapak Tumpak Manurung,
yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami untuk menyusun makalah ini
dengan baik. Yang selalu setia memberikan dukungan kepada kami untuk menyelesaikan
segala tugas kami dalam mata kuliah ini.
Saya juga berterimakasih kepada teman-teman, saudara/i sekalian yang telah
memberikan saran dan kritik pada makalah ini, guna untuk meningkatkan mutu dan kualitas
dari makalah ini.
Adapun isi dari makalah ini hanyalah sekedar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita di masa yang akan datang. MISI PELAKSANAAN PAK DAN UNSUR-
UNSUR PEMBELAJARAN DALAM PAK adalah judul makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saya sangat membutuhkan
dukungan dari sauadara/i sekalian yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Sekian dan terimakasih
TUHAN Yesus memberkati
SYALOM

Penulis,

Asri Satriwidya S

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang................................................................................................ 4
b. Rumusan Masalah........................................................................................... 4
c. Tujuan.............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

1. Misi PAK bagi keluarga dewasa.................................................................... 5


2. Misi PAK bagi keluarga lanjut usia............................................................... 9

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan.................................................................................................... 18
b. Saran............................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam dunia Dewasa ini, dengan banyaknya perkembangan pendidikan, misalnya
dalam adanya pendidikan formal, maka sangat di butuhkan peran orang tua dalam dewasa
berkurang dalam mengatur spiritual anak dilingkungan maupun di sosial.
Setiap orang yang masuk dalam usia dewasa diharapkan bisa berperan aktif dengan
cara mengembangkan diri melalui perilaku yang dewasa dalam kehidupan sehari-hari dan
bermasyarakat. Setiap orang dituntut untuk menggunakan waktu dan kesempatan secara baik
dan efektif dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada. Orang dewasa seharusnya
dapat menjadi teladan bagi orang yang muda, namun banyak orang dewasa yang belum
memperhatikan peran mereka dalam kehidupannya. Untuk itu, dalam mengajarkan PAK bagi
orang dewasa menengah, diperlukan strategi atau metode khusus agar pengajaran itu dapat
berjalan dengan baik, menarik, efektif dan efesien.
Lansia adalah usia yang rentan pada kesehatan fisik dan mental. Sulit melakukan “ini
dan itu”emosinya pun tidak control dengan baikut.oleh kerena itu mereka membutuhkan
mereka membutuhkan tempat untuk mereka bisa berbagi atau berkonseling.mengenai
kehidupan mereka,mungkin itu melalui kesehatan, kerohanian mereka,dan mungkin sejauh
pelayanan meraka, serta pribadi mereka sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa misi PAK bagi keluarga dewasa?
2. Apa misi PAK bagi keluarga lanjut usia?

C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini ditulis dengan maksud dan tujuan agar setiap orang dewasa menengah
menyadari betapa pentingnya mereka dalam pembentukan kerohanian. Dengan adanya
pengenalan akan Firman Tuhan, diharapkan orang dewasa menengah dapat menjalani
kehidupan dengan nilai dan norma baik dalam Alkitab maupun dalam masyarakat, sehingga
menjadi orang yang berguna bagi Kristus dan sesama dengan mencerminkan karakter Allah
dan memuliakan Allah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. MISI PAK BAGI KELUARGA DEWASA


 PENGERTIAN PAK DEWASA
Pendidikan dewasa dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan
untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa
berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari
jawabannya.
Pendidikan orang dewasa adalah semua aktivitas pendidikan yang dilakukan oleh
orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktunya dan
tenaga untuk memeperoleh atau menambahkan intelektualnya “Bryson”. Sedangkan menurut
Reeves dkk mendefenisikan pendidikan dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk
pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan
bidang utama kegiatannya, artinya penekanannya diberikan pada usaha yang tidak dipaksa,
dan tidak menjadikan usaha utamanya. Selain itu pendidikan orang dewasa adalah pendidikan
bekal bekerja, pendidikan jiwa baru dan kerohanian, pendidikan kader, dan pendidikan yang
bersifat rekreatif-apresiatif dan kesegaran jasmani (Faisal, 1981).

Jadi PAK Dewasa didasarkan pada tinjauan Alkitabiah secara teologis, dan
kerohanian, dalam hal kerohanian orang dewasa yang mengarahkan orang dewasa agar dapat
menjalani kehidupan spiritual dengan baik dan benar sehingga menjadi berdampak positif
bagi orang lain, baik dalam gereja, masyarakat maupun dilingkungan.

 TUJUAN PAK DEWASA


Menurut dari Komisi PAK dan Dewan Gereja-gereja di Indonesia merumuskan tujuan
PAK sebagai: mengajak, membantu menghantar seseorang, untuk mengenal kasih Allah yang
nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus ia datang ke dalam suatu
persekutuan yang hidup dengan Tuhan, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari. Jadi, arti dari tujuan PAK Dewasa adalah membimbing orang dewasa dalam hal spiritual
dengan landasan Firman Allah dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
perbuatan maupun perkataan, berpegang teguh pada kebenaran, kuat di dalam iman, dan
mecerminkan karakter ilahi dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

5
 DASAR ALKITABIAH PAK DEWASA
Dasar dari Alkitab untuk menunjang PAK Dewasa adalah Ul 6:7; Mzm 78:72; Ef 5:
22-23; 6:4 dll. Perlu diperhatikan bahwa berbagai keputusan ada ditangan orang dewasa. Ini
bisa menjadi gaya hidupnya kelak. Keputusan-keputusan diantaranya merupakan keputusan
tentang iman, keputusan tentang pernikahan, keputusan tentang pendidikan, keputusan
tentang pekerjaan dan karir, dan keputusan tentang hubungan sosial. Orang dewasa suatu
kelak akan menjadi pengajar dan pemimpin dalam bidang tertentu. Oleh hal itu mereka perlu
belajar PAK dan Firman Tuhan. Beberapa alasan penting untuk PAK Dewasa antara lain
yaitu:
1. Karena perintah Tuhan.
2. Untuk mengatasi atau untuk mencegah kenakalan orang tua.
3. Karena merupakan pemimpin dan memegang jabatan dalam gereja.
4. Karena orang tua menjadi guru yang utama bagi anak.
5. Karena orang tua adalah bapa adalah imam dalam keluarga.
6. Keluarga Kristen pemberian Tuhan yang tidak ternilai harganya.

Keluarga kristen merupakan peranan penting dalam keluarga bahkan lebih penting
dari pendidikan di gereja. Jikalau keluarga kokoh dan sehat, masyarakatpun akan kokoh dan
sehat. Keluarga merupakan suatu persekutuan yang terdiri dari orang-orang yang terkait
ikatan darah dan hubunngan sosial yang paling kuat karena:
a. Keluarga merupakan bagian yang integral dari kehidupan gereja berhasil atau tidak
berasilnya gereja lokal bergantung pada individu yang terdapat dalam keluarga.
b. Rencana keselamatan Allah menyatu dengan keluarga, Allah memakai keluarga sebagai
kaki tangannya untuk menyatukan rencana Misi-Nya bagi dunia ini.
Sedangkan pemahaman dari Sudirman Lase, dasar yang paling utama untuk PAK
Dewasa yaitu: 1). Kasih (Matius 5:44; Luk 6:27-35, Yoh 13:34, Efesus 5:22. 2). Pembenaran
oleh iman (Rom 1:17b). 3). Kedaulatan Allah (Yes 6:8). 4). Alkitab sebagai firman Allah
(Yoh 1:1-9).

Misi adalah sala satu cara, metode, atau trik yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu
dan mencapai kesuksesan yang dicapai. Dalam melakukan pengajaran PAK untuk orang
dewasa menengah ada beberapa strategi atau metode yang dipakai agar pengajaran yang
dilakukan dapat tercapai secara maksimal, efesien dan efektif. Metode adalah suatu hal yang
perlu dua sisi adalah teori dan praktik. Kita bisa mempelajari berbagai dalam metode dengan

6
cara teoritis, namun itu tidak menjamin keberhasilan tanpa keterampilan untuk
melakukannya. Oleh sebab itu diperlukan praktik yang efesien dan efektif sehingga tercapai
tujuan yang diinginkan.
Beberapa misi atau metode yang dipakai untuk menyampaikan PAK pada orang
dewasa:
1. Metode ceramah: melalui metode ini Tuhan Yesus berusaha menyampaikan
pengetahuan kepada murid-muridNya atau menafsirkan pengetahuan tersebut. Melalui
ceramah, Yesus juga mengajarkan bimbingan kepada murid-murid-Nya.(Matius 5-7).
2. Metode menghafalkan: biasanya metode ini sangat dikecam para pendidik, tetapi secara
proporsional, ia juga mempunyai andil bagi siapa saja yang belajar. Memang Tuhan
Yesus tidak secara khusus memerintahkan untuk menghafalkan ayat-ayat tertentu namun
kepentingannya jelas untuk mempertegas setiap perkataannya seperti (Mat 12:1-8).
3. Metode dialog: metode ini sering digunakan Yesus dalam keempat injil. Dalam dialog
seperti yang dipakai Tuhan Yesus, orang diajak untuk menggali lebih dalam lagi
mengenai persoalan yang lebih mendasar, seperti pada Yoh 4.
4. Metode studi kasus: perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan oleh Tuhan Yesus
sesungguhnya merupakan studi kasus. Dengan pendekatan ini Yesus menggariskan
seluk-beluk salah satu kasus, sebagian dari pengalaman seseorang dan mengundang para
pelajar memanfaatkan akal dan imannya. Dengan studi kasus orang didorong untuk
memikirkan inti persoalannya dan mencari jalan pemecahan. Jadi pengajar tidak
menjawab sendiri semua persoalan, melainkan jawaban harus diberikan oleh masing-
masing peserta didik.
5. Metode perjumpaan: dengan metode perjumpaan, orang ditantang secara langsung untuk
mengambil keputusan.
6. Metode perbuatan symbol: seperti makna pembabtisan. Yohanes melakukan pembabtisan
untuk pengampunan dosa bagi orang yang bersalah. Namun untuk Yesus babtisan
merupakan lambang atau simbol sebagai bentuk ketaatan.

Selain hal-hal diatas ada hal praktis yang dilakukan dalam strategi PAK yaitu:
a. Sebagai bagian dari pendidikan orang dewasa dalam gereja, maka perlu diadakan kegiatan
yang melengkapi pembinaan yang melengkapi dewasa menengah atau orang tua dengan
pemahaman tentang iman Kristen dalam berbagai dimensi.

7
b. Dari segi materi yang diberikan, perlu mencakup tentang pengetahuan, perlu mencakup
pengetahuan tentang perkembangan anak sehingga iman Kristen dapat disampaikan orang
dewasa dengan cara yang sesuai dengan perkembangan anak.
c. Gereja seharusnya membentuk kelompok pendukung yang terdiri dari iman Kristen dengan
benar dan juga memahami perkembangan jemaat dengan baik, untuk menjadi fasilitator
dalam rangka para orang tua mendidik anak, dan jemaat lainnya.
d. Jika dimungkinkan gereja secara lokal maupun secara bersama-sama dapat menghasilkan
bahan pendidikan untuk anak-anak dirumah. Sebab pendidikan Agama Kristen tidak
hanya berlangsung di gereja dan sekolah saja, namun dilakukan di rumah dengan
berbagai metode yang ada.
Menurut Yusuf B. Sijabat berkaitan dengan strategi mengajar dalam PAK, ada dua
pendekatan yang dilakukan agar pendidikan dapat diterima dengan baik yaitu pendekatan
secara individu (individual approach) dan pendekatan kelompok (group approach).
1. Pendekatan secara individu (individual approach): pendekatan ini dilakukan pada
kegiatan
bimbingan pribadi, tutorial, studi mandiri. Dalam kegiatan itu terjadi interaksi pribadi
anatara guru dan peserta didiknya. Contohnya adalah dalam kitab Yoh 3:1-21
Peristiwa saat Nikodemus bertanya kepada Yesus. Selain itu juga dengan perempuan
yang berjumpa dengan Yesus di sumur (Yoh 4:1-42).
2. Pendekatan kelompok (group approach) pada pendekatan ini belajar dilakukan
sekelompok peserta didik. Ada yang melihat pendekatan ini dari dua sisi yaitu peserta
didik yang aktif (learner oriented) dan guru yang aktif (teacher oriented).

8
2. MISI PAK BAGI KELUARGA LANJUT USIA (LANSIA)

 PENGERTIAN LANSIA
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai
dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan
yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.Lansia (Lanjut Usia) adalah sesuatu
yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan
diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian.

Lansia adalah usia yang rentan pada kesehatan fisik dan mental. Sulit melakukan “ini
dan itu”emosinya pun tidak control dengan baik.oleh kerena itu mereka membutuhkan
mereka membutuhkan tempat untuk mereka bisa berbagi atau berkonseling.mengenai
kehidupan mereka,mungkin itu melalui kesehatan, kerohanian mereka,dan mungkin sejauh
pelayanan meraka, serta pribadi mereka sendiri.
Ada beberapa yng harus kita ketahui mengenai lansia:
1. Usia senja
Pada umumnya semua manusia ingin panjang umur, tetapi sedikit yang menjadi
tua.dengan mereka melakukan berbagai cara mungkin pergi ke salon dan lain
sebagainya.padahal itu tidak menolong mereka karena hasilnya hanya sebentara.kita tidak
dapat menyembunyikan yang namanya tua tetap aja tua.sebaiknya setiap orang ng
mempersiapkan diri guna menyosong usia senja yang sudah pasti menjelang, yang sudah
pasti akan kita jalani.
2. Memahami lansia
merawat orang tua tidak semudah merawat anak kecil sekalipun sama- sama membu
uhkan ke sabaran usia lanjut. karena banyak karakter yang membuat jengkel dan tiadak
nyaman.

Bagaiman manghadapi orang yang lanjut usia?


 Memahami usia lanjut
Mereka mau di mengerti, di pahami,memberi mereka hormat,mendengar setiap
keluhan mereka, curhat mereka sert mendengar mereka , jangan bosan – bosan ketika meraka
brcerita dan menjadi sahabat bagi mereka, untuk menjadi tempat curhat bagi mereka.

9
 Kesehatan lansia
Mau tidak mau ketika manusia usia lanjut akan banganyak permasalahan mengenai
kesehatan.aka tetapi kalau kita dapat mengalak dari penyataan ini,kita tetap bisa
mempersiapkan diri dan mengetahui keadaan – keadaan yang bagaimana nantinya yang akan
kita alami.banyak penyakit yang menyerang ketika sudah usia lanjut.minsalnya gangguan
pendengaran,gangguan pencernaa, dan lain sebagainya
waktu kecil mereka merawat kita,setelah mereka tua maka kitalah yang aktmerawt
mereka, ada yang mengatakan bahwa ajauh lebih gampang merawat anak kecil dari pada
merawat orang tua.kenapa? sudah mereka tdak bisa di omongin ngambek, dan ngomel.sikap
inilah yang tidak sanggup di terima anak – anak yan g merawat mereka,karena semua bagi
mereka se mengrba salah.kalau kita mengenal di namika mereka relasi kita dengan orang tua
dan yang lanjut usia sesungguhnya diri mereka atau kepribadian mereka di masa sekarang
adalah merupakan kelanjutan dirinya di masa lampau.jadi, bila masa lampau adalah seorang
yang sabar maka besar kemungkinan akan lebih dominan. Disa bisa jadi pribadi yang sabar di
masa yang sekarang.sesungguhnya relasi kita dengan orang tua sekarang adalah merupakan
kelanjutan relasi kita yang di masa lampau.
Merawat orang tua adalah merupakan hal sangat meletihkan belum lagi merasa
bersalah jika terjadi sesuata pada orang tua tidaklah mudah bahkan dapat menimbulkan sitres
yang besar.ini mempengaruhi bukan saja diri kita tapi juga berpengaruh kepada keluarga kita
sendiri, namun kita tidak boleh mengorbankan keluarga harus memperhatikan kebutuhan
mereka.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Lansia berasal dari dua kata yaitu lanjut dan
usia yang berarti berumur atau berusia panjang. Akan tetapi secara biologis, penduduk Lansia
adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan olehterjadinya perubahan dalam struktur dan
fungsi sel, jaringan serta sistem organ pada tubuh.

Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Saparinah (1983)
berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai
tahap pensiun. Pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau
kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-
perubahan dalam hidupnya. Perubahan yang terjadi pada lansia antara lain: Perubahan
jasmani , perubahan pada sistem saraf , perubahan panca indera , perubahan intelektual,

10
perubahan emosional , perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan perubahan
spiritual.

Banyak orang yang merasa takut karena mempunyai kesan yang negative bahwa
orang lanjut usia itu menurut mereka yang lanjut usia itu lemah,tidak berguna,memilki fisik
yang lemah tida punya semangat hidup berpenyakitan,pelupa, pikun,tidak di perhatikan oleh
keluarga dan masyarakat, menjadi beban orang lain dan sebagainya.memang di masa usia
lanjut banyak perubahan maka sejak dini harus Antisipan.

Kapan seseorang boleh dikatakan sudah lansia? Hal-hal apa saja yang memicu proses
penuaan?Menurut ilmu gerontologia (ilmu mengenai usia lanjut), setiap orang memiliki tiga
macam umur: umur secara kronologis, biologis, dan psikologis.

A. Umur kronologis. Umur yang dihitung dari jumlah tahun yang sudah dilewati
seseorang. Ini adalah umur yang umum kita kenal misalnya 50 tahun, 60 tahun, dan
sebagainya.
B. Umur biologis. Umur yang ditentukan berdasarkan kondisi tubuh. Hal ini dapat
terjadi jika seseorang menjadi tua karena ia merasa tua.
C. Umur psikologis. Umur yang diukur berdasarkan sejauh mana kemampuan seseorang
merasakan dan bertindak. Hal ini bisa terjadi pada seorang yang sudah berusia 80
tahun tapi merasa lebih muda dari orang yang di bawah umurnya.

Dari ketiga macam umur tersebut, kita tahu bahwa proses penuaan tidak dapat dilihat
atau diukur hanya dari umur kronologis. Ada beberapa negara menetapkan usia kronologis
yang berbeda bagi orang lansia. Di Indonesia, seseorang dianggap lanjut usia, ketika ia
pensiun dari pekerjaannya pada usia 55 tahun. Namun, di Amerika Serikat, seseorang
dikategorikan sebagai lansia pada usia 77 tahun, yang didahului masa pra lansia yaitu usia
69-76 tahun. Bagi orang Jepang kesuksesan justru dimulai pada usia 60 tahun. Dan banyak
wanita Jepang yang masih bekerja pada usia 60 tahun ke atas. Sedangkan WHO (Organisasi
Kesehatan Dunia) menetapkan usia 60 tahun sebagai titik awal seseorang memasuki masa
lansia. Karena itu tidak ada tolok ukur yang jelas kapan seseorang memasuki masa lansia.

Tekanan hidup adalah sesuatu yang terjadi akibat timbulnya perubahan dalam
kehidupan. Semakin besar perubahan itu, semakin besar tekanan hidupnya.
Beberapa tekanan hidup yang sering dialami oleh kaum lansia:

11
 Merasa membebani orang lain;
 Merasa diri tidak berguna;
 Kuatir terhadap generasi penerus;
 Dihantui masa lalu yang suram;
 Takut akan kematian;
 Gangguan kesehatan;
 Kesepian;
 Ancaman perkembangan zaman;
 Trauma ditinggalkan orang-orang yang dikasihi;
 Merasa bosan hidup, dan sebagainya.

Ricard Morgan menyebutkan bahwa masa Lansia sering menimbulkan kekuatiran


hidup yang sangat dalam, hal ini disebabkan karena masa tua adalah masa semakin
menurunnya daya tahan dan kemampuan fisik dan psikis sehingga dia mempunyai tingkat
ketergantungan yang tinggi akan orang lain. Pada saat seseorang memasuki masa tua banyak
orang yang belum siap untuk menerimanya. Ini terlihat kebanyakan orang yang menjadi
gelisah ketika mereka berumur 60 tahun, karena di usia ini tanda-tanda usia tua seperti kerut
diwajah, rambut yang memutih, gangguan kesehatan dan berkurangnya tenaga menjadikan
mereka merasa dirinya tidak seperti dulu lagi.Demikian juga ada orang yang menolak
kenyataan bahwa mereka sudah memasuki usia tua dengan berpakaian dan bertingkah laku
seperti orang muda. Ada pula orang yang menjadi acuh tak acuh pada penampilanya dan
menghadapi kenyataan tersebut dengan keluh kesah.

Dari buku “Memahami Krisis Lanjut Usia” mencatat tentang krisis kemunduran
fungsi organik sebagai bagian dari keberadaan lansia yang tertertulis dalam Alkitab dalam
Kejadian 5: 1-11(tentang umur manusia), Kejadian 12 (tentang usia orang yang lebih
mendekati kewajaran, contoh Abraham), Kejadian 47 (tentang Yakub di masa tuanya) dan Ul
34:7 (tentang Musa), Mazmur 90:10, Pengkhotbah 12:1; 1 Samuel 12:2, Mazmur 71:18.
Perubahan yang terjadi pada lansia sepenuhnya didukung oleh pemaparan Alkitab. Dalam hal
ini Alkitab juga mendukung akan perubahan yang terjadi pada lansia sebagai suatu fase yang
harus dilalui sebagi berkat Tuhan.

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Lanjut usia merupakan
periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta
telah menunjukkan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat

12
mulai dari usia 60 tahun sampai meninggal. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65
tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan
seseorang telah disebut lanjut usia. WHOmenggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :

1. Lansia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun,


2. Lansia (elderly) 60 -74 tahun,
3. Lansia tua (old) 75 – 90 tahun
4. usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

 TANTANGAN

Menjadi tua adalah pilihan bukan nasib, demikian menurut Romo Endaryono ketika
memberi pencerahan di Adi Yuswa MBK. Motivator Dr. Paul Yosopandoyo bahwa sebelum
menjadi tua itu perlu persiapan agar nanti di masa tua bisa seperti Sunset, matahari
menjelang senja yang indah dipandang dari sudut mana saja. Ini pandangan sangat ideal.
Namun kenyataannya menjalani masa tua di Indonesia itu ternyata tidak mudah.

Kemensos juga mencatat terdapat 1,8 juta jiwa Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) ` unregister` dan dipastikan akan mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP),
Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Dalam rangka untuk
memberikan perlindungan dan jaminan pelayanan sosial bagi kalangan lanjut usia (lansia)
dilakukan melalui pendekatan

a. panti (day care)


b. nonpanti (home care)
Pelayanan kepada mereka itu merupakan keharusan yang dilakukan
pemerintah.Mensos berharap, kaum jompo atau orang lansia tidak dikirim ke panti. Kaum
jompo atau orang lanjut usia sepenuhnya menjadi tanggung jawab keluarga. "Kehadiran para
lansia di panti lansia merupkan opsi terakhir. Sebab, tetap sepenuhnya tangung jawab berada
di dalam keluarga," demikian kata Mensos Khofifah Indar Parawansa.

Budaya timur, lansia dirawat keluarga seperti anak, cucu, sanak saudara bahkan
kerabat . Ikut membantu memelihara dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Perhatian
dan pertolongan keluarga sangatlah dibutuhkan oleh lansia dalam menjalani masa tuanya.
Perhatian dan pertolongan keluarga bukan saja karena lansiamembutuhkannya, juga sudah
seharusnya setiap anak harus memperhatikan dan memelihara orang tuanya. (Kel 20:12).

13
Semua ini dilakukan bukan hanya senang hati, juga dengan rendah hati dan penuh hornat
sambil menyadari, kita melakukannya di hadapan Allah.

Dengan terjadinya pertumbuhan pesat jumlah Lansia di negeri kita, yang berdampak ke
berbagai aspek, harus disikapi dengan bijaksana. Gereja maupun lembaga-lembaga Kristen
lainnya tidak bisa berdiam diri.Tidak cukup hanya berdoa dan menghiburkan. Tapi harus ada
aksi nyata yang bersifat strategis.

 PERAN PAK

1. Defenisi

PAK adalah usaha gereja untuk membina kehidupan iman dari anggota-anggotanya
dan semua orang yang dipercayakan kepada pemeliharaan gereja dari semua golongan umur
dengan berbagai cara dan bentuk, misalnya dengan pengajaran dan latihan keterampilan demi
terwujudnya iman Kristen dalam kehidupan mereka.

Menurut rumusan Redaksi PAK PGI: PAK adalah usaha sengaja gereja untuk
menolong orang dari semua golongan umur yang dipercayakan kepada pemeliharaannya
untuk menjawab penyataan Allah dalam Yesus Kristus, Alkitab dan kehidupan Gereja,
supaya mereka di bawah pimpinan Roh Kudus dapat diperlengkapi guna melayani Tuhan di
tengah-tengah keluarga, gereja, masyarakat, dan dunia alam.

PAK adalah kegiatan yang berusaha atau bertujuan untuk mengembangkan seluruh
potensi (kemampuan) anak didik (baik anak-anak, remaja, pemuda maupun dewasa-
keluarga) kepada ketaatan dan pengabdian kepada Allah dan FirmanNya sesuai dengan ajaran
agama Kristen yang berdasarkan Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Ketaatan
dan pengabdian mana dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam keluarga,
sekolah, tempat bekerja, gereja, jemaat maupun di dalam masyarakat pada umumnya.

Dari rumusan di atas, dapat kita pahami secara substansial bahwa PAK itu adalah
usaha gereja.Artinya pembelajaran PAK itu adalah tanggung jawab sepenuhnya dari gereja
sebagai pemegang Amanat Agung Tuhan Yesus (Mat 28 :19-20), baik pembelajaran PAK
yang terlaksana di gereja lokal, di dalam keluarga, maupun konteks masyarakat dan sekolah.
Gereja tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawabnya terhadap hal ini. Kalau di
Indonesia , pembelajaran PAK menjadi bagian dari Kurikulum Pendidikan Nasional,

14
sehingga dalam pelaksanaannya pemerintah Indonesia menjadi mitra gereja dalam
mewujudkan amanat dimaksud, itu adalah suatu kebaikan yang kita syukuri.

2. PAK atau PWG


Sejak tahun 50-an gereja-gereja di Indonesia mengenal dua istilah baru, yaitu PAK
(Pendidikan Agama Kristen) dan PWG (Pembinaan Warga Gereja). Itu belum berarti bahwa
pengertian di balik kedua istilah itu telah dipahami secara benar. Orang cenderung
mengasosiasikan PAK dengan Sekolah Minggu, anak kecil atau pelajaran agama di sekolah.
Pengertian PWG pun dipahami secara keliru. Orang mengerti bahwa PWG adalah kursus
untuk menjadi “pendeta mini” yang pandai memimpin renungan.

PAK merupakan cabang ilmu “baru” di Indonesia. Mulai dikenal setelah Indonesia
merdeka. PAK dalam tradisi berbahasa Inggris disebut Christian Education, atau Christian
Religious Education (CRE), adalah berakar dari tradisi gereja Inggris dan Amerika. Inggris,
karena dari sanalah Bapak Sekolah Minggu (Sunday School) Robert Raikers. Akan tetapi
pembelajaran PAK berkembang seutuhnya di Amerika, khususnya pada gereja Methodis,
Baptis, dan gereja Injili lainnya, Pentakosta dan New Pentakosta yang sering disebut
Kharismatik.

Di Indonesia, sejak awal masuknya Badan Misi Protestan adalah berasal dari kawasan
Eropa Kontinental, yakni Belanda, Jerman. Gereja-gereja hasil misi dari Eropa kontinental
ini hampir tidak mengenal istilah PAK. Tapi justru yang dikembangkan dalam pengajaran
kepada kedewasaan gereja lokal adalah Pembinaan Warga Gereja (PWG). Itulah sebabnya ,
sejak dari awal mula berdiri sekolah-sekolah Teologi di bumi Nusantara , mata kuliah PWG
sudah menjadi bagian dari kurikulumnya. Tujuannya tentu memperlengkapi para calon
pendeta supaya mendewasakan jemaat (Ef 4:11-12)

Pendidikan Agama Kristen atau Christian Religious Education mulai dikenal gereja-
gereja di Indonesia, ketika beberapa misionaris gereja-gereja Baptis dan Methodis dari
Inggris dan Amerika masuk ke tanah air kita. Antara lain, misi Baptis yang dibawa masuk
semasa Sir Jhon Rafless menjadi Gubernur Jenderal Inggris yangg saat itu berpusat di
Malacca di mana wilayah kekuasaannya sempat sampaike Nusantara. Utusan Misionaris
Baptis yang terkenal tercatat pernah melayani ke Tanah Batak, adalah Burton dan Ward pada
tahun 1824. Mereka mundur karena Inggris menarik diri dari Sumatera. Sepuluh tahun
kemudian 1834, Misi Baptis Amerika mengutus dua orang missionaris, Munson dan Layman,
masuk lagi ke Tanah Batak , dengan berjalan kaki dari Sibolga menuju Silindung. Di

15
perjalanan itulah, tepatnya di desa Lobu Pining, mereka dibunuh masyarakat setempat.
Mereka mati martir. “Darah orang martir menjadi benih gereja” , demikian dinyatakan Bapa
Gereja Tertulianus pada abad ke-4. Darah misionaris Baptis menjadi benih , sehingga gereja-
gereja Protestan yang bertumbuh dan berkembang besar di Tanah Batak. Terpujilah nama
Tuhan.

Gereja – gereja Baptis secara konsisten menerapkan Sunday School. Sekolah Minggu
yang benar-benar sekolah pada hari Minggu, di mana kelas-kelas pembelajaran di mulai dari
kelas pratama untuk kanak-kanak hingga kelas manula. Ada kurikulumnya, ada kepala
sekolah, guru, buku raport, dsb. Tercatat, mantan Presiden Jimmi Carter, walau sudah berusia
80-an tahun masih aktif sebagai guru Sekolah Minggu Baptis untuk kelas Lansia . Berbeda
dengan apa yang dikenal Sekolah Minggu pada umumnya di Indonesia, di mana pada
prakteknya Sekolah Minggu itu adalah ibadah Anak-anak.

Dalam pelaksanaan PAK , gereja sebagai pemegang mandat Amanat Agung Tuhan
Yesus, berinsiatif, kreatif, dan inovatif memprakarsai, adanya “ ruang” untuk
memperlengkapi setiap orang pecaya dari segala umur, agar mereka dimampukan
mengemban perintah Firman Tuhan” untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,sampai kita semua telah mencapai
kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan
tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus..”(Ef.4:12-13)

Untuk menjawab tantangan pembelajaran di atas, maka gereja dalam arti lembaga
bersama ahli-ahli di bidang PAK dan Teologi, Psikologi, ahli terkait lainnya, perlu
bekerjasama merumuskan kurikulum pembelajarannya yang tentunya dikembangkan
berdasarkan kajian teologisdan philosophis gereja tersebut.
Secara khusus berbicara tentang pelayanan PAK kepada Lansia adalah urgen
ditangani secara trategis, karena sesuai perkembangan pesat jumlah Lansia seiring dengan
semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat. Pada prinsipnya pola yang
berlaku di tengah-tengah masyarakat Kristen di Indonesia bahwa kehidupan Lansia
ditanggungjawabi oleh keluarga. Kehadiran Panti Jompo atau sejenisnya belum menjadi
solusi utama. Sebab pada umumnya masyarakat Batak Kristen beranggapan adalah tanggung
jawabnya untuk memelihara orangtuanya hingga akhir hidupnya. Kalau ada keluarga yang
menitipkan Lansianya ke Panti Jompo, masih ada anggapan bahwa tindakan itu seperti
“mambuangkan” orangtuanya. Keluarga itu dianggap tidak menghormati orangtuanya lagi.

16
Saya percaya, anggapan itu tidak benar. Kehadiran panti jompo atau sejenisnya, yang
dikelola dengan berdasarkan kasih Kristus menjadi solusi atas pergumulan Lansia . Ketika
Lansia ada bersama keluarga , di mana anak dan cucunya sibuk dengan berbagai bisnis dan
pekerjaan lainnya, maka mereka sering mengalami kesepian, merasa terabaikan, tidak ada
teman curhat, dsb. Panti, Pos Pelayanan Orangtua Sejahtera, atau paguyuban Lansia, saya
percaya bisa menjadi solusi. Para Lansia dalam pertemuan-pertemuan, maupun dalam
keseharian mereka di panti , setiap hari ada waktu untuk berbagi cerita dan pengalaman.
Masih ada banyak aktivitas yang menghasilkan bisa mereka kerjakan. Menghabiskan usia
mereka di dalam takut akan Tuhan adalah hal urgen yang harus kita lakukan. Jangan sampai
Lansia meninggal dalam ketidakpercayaan kepada Tuhan sebagai akibat dari ketidakpedulian
kita. Di sinilah pelayanan PAK Lansia mengambil peran penting. Setiap warga gereja , atau
masyarakat pada umumnya, kiranya perlu diperlengkapi bagaimana mengasuh Lansia dalam
presfektif kristiani dan humanis.

. Bentuk pelayanan PAK kepada Lansia


1. Ibadah bersama Lansia
2. Kunjungan rumah
3. Doa
4. Pembagian traktat atau panduan doa dan renungan
5. Kunjungan dan doa kepada lansia di panti jompo
6. Pendampingan saat sakit
7. Membuka Posko persekutuan Lansia
8. Membuka Posyandu Lansia

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Orang yang dewasa telah dianggap matang bila dapat memahami segala sesuatu dan
mampu mengaplikasikan atau menerapkan dengan baik norma-norma dan mengendalikan
dirinya ditengah-tengah keluarga, masyarakat, gereja dan bangsa. Orang dewasa harus
memiliki kesadaran yang tinggi dan memahami visi serta kebijakannya ke depan dalam
membangun kehidupan yang lebih sejahtera. Pendidikan Agama Kristen bukanlah sekedar
memahami, mengetahui, dan melakukan tetapi PAK kepada orang dewasa juga meliputi
keterlibatan orang dewasa dalam membangun PAK khususnya dalam dirinya dan orang-lain.
Seiring dengan tugas dan tanggungjawab orang dewasa dalam hidupnya, orang dewasa tidak
hanya bertanggungjawab dalam hal-hal duniawi tetapi juga untuk kehidupan rohani anak-
anak mereka, dan berdampak bagi masyarakat, gereja dan sekitar. Pendidikan orang dewasa
hadir dalam konteks misi dan pembinaan secara khusus yang meliputi katekisasi, kegiatan
khusus dewasa, dll. Dengan adanya pendidikan orang dewasa dalam gereja diharapkan dapat
berbuah, dan menjadi berkat bagi oranglain.
Dengan adanya berbagai metode dalam mengajar yang telah ditulis, setiap pengajar
atau guru dapat melakukan pengajaran dengan variasi sehingga peserta didik atau orang
dewasa menengahyang belajar dapat menerima pelajaran dengan menarik, bervariasi, namun
tidak terlepas dari inti Pendidikan Agama Kristen itu sendiri. Memang tidak cukup hanya
mengetahui secara teori mengenai strategi btersebut, oleh sebab itu pengajar harus memiliki
kemampuan dalam mengajar dengan cara berlatih terus-menerus, dan mengembangkan
pengetahuan dengan hal-hal baru.
Lansia adalah usia yang rentan pada kesehatan fisik dan mental. Sulit melakukan “ini
dan itu”emosinya pun tidak control dengan baikut.oleh kerena itu mereka membutuhkan
mereka membutuhkan tempat untuk mereka bisa berbagi atau berkonseling.mengenai
kehidupan mereka,mungkin itu melalui kesehatan, kerohanian mereka,dan mungkin sejauh
pelayanan meraka, serta pribadi mereka sendiri.

18
B. SARAN
Saya berharap, dengan adanya makalah ini setiap pendidik atau pengajar dapat
membenahi diri mereka dengan pengetahuan pengajaran Pendidikan Agama khususnya bagi
orang dewasa dan lansia sehingga dapat mengajar secara professional dengan cara yang tepat,
sehingga menghasilkan tujuan maksimal yang sesuai dengan Karakter Kristus yang menjadi
patokan kita, Yesus Guru Agung.

19
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Anggota IKAPI. 2010. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Boehlke Robert R. 2002. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktik PAK. Jakarta: BPK
Gunung Mulya.
Lase Sudirman. 2011. Pendidikan Agama Kristen Kepada Orang Dewasa. Medan: Mitra
Medan.
Mariany Katji. 2012. Diktat Pembimbing PAK. Jakarta: STT IKSM Santosa Asih.
Nuhamara Daniel. 2007. Pembimbing Pendidikan Agama Kristen. Bandung: jurnal Info
Media.
Sidjabat B. S. 2009. Mengajar Secara Profesional. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.
Suprijanto H. 2009. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.
1. Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009. Komnas
Lansia. Jakarta
2. Crimmins, E.M. 2004. Trends in The Health of the Elderly, Annu. Rev Public Health
3. Ronald Hutapea, Sehat dan Ceria Diusia Senja: PT Rhineka Cipta, Jakarta, 2005
4. Tim penyusun KBBI, Jakarta: Balai Pustaka, 2001
5. Elizabeth Hurlock, B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Eriangga, 1980
6. Richard L. Morgan., Tetap Ceria di Usia Senja, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1999
7. Hanna Santoso “Memahami Krisis Lanjut Usia” .Jakarta. BPK GM

20

Anda mungkin juga menyukai