Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Kristen adalah merupakan soal yang amat penting dalam kehidupan
Gereja dan Umatnya.
PAK merupakan tugas utama gereja, Kemudian berkembang ke luar gereja, lingkungan
keluarga, masyarakat hingga lingkungan Pendidikan.
Dalam kebijakan Pendidikan, di Indonesian Pendidikan agama mendapat tempat penting
di sekolah – sekolah, dari taman kanak – kanak hingga perguruan tinggi. Di dalal Alkitab, Baik
perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kita melihat bahwa Pendidikan Agama adalah “ Shema”
dari kehidupan orang – orang percaya. Dalam Perjanjian Lama baik Allah dan sinagoge –
sinagoge dalam masyarakat merupakan pusat berlangsunnya Pendidikan Agama demikian juga di
tengah – tengah keluarga. Dalam Perjanjian Baru, Yesus adalah teladan , Yesus disebut Guru
Agung karena di seluruh hidupNya di isi dengan pengajaran, dan Pendidikan iman bagi
umatNya. Pendidikan Agama menjadi hal mendasar dalam pelayanan Yesus. Setiap kesempatan
dimanfaatkanNya untuk mengajar orang. Orang – orang takjub mendengar pengajaranNya
sehingga banyak sekali orang yang mengikutiNya, karena bukan hanya percaya bahwa Yesus
Tuhan tetapi mereka ingin mendengar pengajaran Yesus yang menakjubkan. Prinsip inilah yang
harus diteladani orang percaya.
Semua hal dalam dunia ini adalah saling dan mempengaruhi. Agama – agama besar di
dunia telah saling bersentuhan, bahkan saling berinterkasi. Oleh karena itu, PAK menjadi sarana
penting dalam pembentukan Spiritualitas peserta didik, agar mampu menghadirkan dirinya serta
berperan aktif di dunia sekitarnya yang majemuk.
BAB II PERGUMULAN PAK DI INDONESIA
A. PAK DALAM KONTEKS GEREJA
Bagi gereja PAK adalah tugas utama yang harus dilaksanakan secara sungguh – sungguh. Dalam
kaitan keberhasilan PAK gereja harus menyadari tugas penting sebagai berikut :
1. Tugas Utama Gereja
Gereja yang menekankan pengajaran mengalami pertumbuhan yang lebih baik dari pada gereja
yang mengutamakan ibadah dan khutbah. Pengajaran akan mengantar warga jemaat pada
pertumbuhan iman & perubahan hidup. Seluruh pelayanan gerejaharus berlandaskan pengajaran
firman Allah.
2 Merupakan Usaha Sungguh – sungguh.
Bagi gereja PAK haruslah merupakan usaha yang sungguh – sungguh. Semua potensi dalam
jemaat harus terus dikembagkan untuk melaksanakan PAK dalam konteks gereja. PAK juga
harus dirancang dengan baik sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan jemaat pada setiap bagian
pelayanan. gereja seharusnya menyediakan seluruh sarana & prasarana yang menunjang
penyelenggaraan PAK dalam konteks gereja termasuk dana sumber daya manusia.
3. Berkesinambungan
PAK haruslah dilaksanakan secara utuh agar pengetahuan dan pemahaman warga jemaat utuh
dan mendalam lewatpengajaran yang dilaksanakan. Dibutuhkan sebuah tim yang solid serta
memiliki komitmen yang sungguh – sungguh.
4. Ruang Lingkup PAK Dalam Gereja
Dalam tradisi gereja – gereja pelayanan didalam gereja dibagi dalam komisi komisi seperti :
Komisi sekolah minggu, komisi Remaja, Komisi Pemuda, Komisi Wanita, dan Komisi Pria. Pada
setiap komisi ini perlu dirancang kurikulum sebagai bahan pengajaran dan dilaksanakan secara
terus menerus. Setiap gereja hendaknya memiliki kurikulum pembinaan sesuai dengan Visi yang
ditetapkannya.

B. PAK DALAM KONTEKS SEKOLAH


Mutu dan kualitas PAK di sekolah ditentukan oleh berbagai factor seperti, mutu dan kualitas
Guru, mutu Kurikuluma, kemampuan peserta didik, sarana dan prasarana,serta peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Berukut ini diuraikan pergumulan PAK di sekolah;
1. Kurikulum Pendidikan Agama Kristen
Keberhasilan PAK tidak hanya terletak pada tersusunnya materi kurikulum yang baik tetapi juga
ditentukan oleh factor – factor lain sekola sebagai Lembaga Pendidikan haruslah memberikan
dukungan penuh bagi terselenggaranya PAK di sekolah. Keberhasilan materi kurikulum banyak
tergantung pada guru sebagai pengelola mata pelajaran. Guru harus aktif dan kreatif dalam
mengelola PAK di sekolah.
2. Mutu dan Kualitas Guru PAK
Dalam penyelenggaraan Mutu & Kualitas guru PAK perlu dilakukan usaha pembinaan dan
pelatihan bagi guru – guru agama hnorer agar mereka dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sebagai guru agama Kristen.
3. Sarana dan Prasarana Penyelenggaraan PAK di Sekolah
Sering ditemui bahwa sekolah tidak menyediakan sarana yang memadai untuk penyelenggaraan
PAK. Kadang guru harus menyelenggarakan pembelajaran PAK di perpustakaan sekolah, atau
disalah satu ruangan kecil saja.
4. Suatu Kontradiksi
Peraturan pemerintah (Perundang – undangan) menyatakan bahwa setiap siswa berhak
mendapatkan Pendidikan sesuai dengan agama dan kepercayaannya dan sekolah wajib
menyediakan sarana & prasarana, untuk itu realitas yang sring ditemukan adalah bahwa dalam
sebuah sekolah yang bersangkutan tertutup untuk menerima seorang guru agama Kristen
meskipun tidak dibayar.
5. Perlu Keterlibatan Semua Pihak
Pemerintah hendaknya menerbitkan peraturan yang dapat melindungi semua peserta didik dalam
hal mendapatkan Pendidikan agama yang sungguh – sungguh . memang tidak efektif jika murid
berjumlah puluhan ornag menganut agama tertentu dalam sekolah harus mengangkat seorang
guru agama yang berstatus pegawai negei karena seorang guru harus mengajar 40 jam
perminggu, tetapi pemerintah hendaknya memberi peluang yang seluas – luasnya bagi
penyelenggaraan PAK di sekolah.
Pendidikan Agama bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan juga merupakan
tanggung jawab masyarakat seperti gereja, dukungna gereja dapat penyediaan guru honor dan
bantuan honor. Penyelenggaraan Pendidikan di sekolah adalah merupakan peluang penginjilan
dan pemuridan bagi warga jemaat.

C. PAK DALAM KONTEKS MASYARAKAT INDONESIA


Berikut pergumulan PAK dalam konteks heterogenitas masyarakat Indonesia;
1. PAK dan Heterogenitas
Pendidikan agama Kristen disekolah haruslah mengarahkan kepada keterbukaan. Ada 4 (empat)
prinsip Pendidikan Agama Kristen Yaitu;

a. Learning To Know
PAK haruslah diarahkan kepada peningkatan pengetahuan akan Allah dan segala firmanNya,
sesame, diri sendiri maupun lingkungannya. Pesera didik harus diarahkan kepada pemahaman
atas keutuhan ciptaan , bahwa sejak semula Allah telah menciptakan manusia, makhluk –
makhluk, dan alam yang saling memiliki saling ketergantungan dan semuanya harus dijaga agar
tetap harmoni sesuai rencana Allah dalam penciptaan manusia.
b. Learning To Do
PAK haruslah diarahkan agar peserta didik memiliki keterampilan dalam mempraktekkan
imannya ditengah – tengah kemajemukan masyarakat, bukan menjadi batu sandungan,
melainkan menjadi berkat bagi sesame dan lingkungan. Bukan menjadi penutup diri melainkan
dapat menempatkan diri Bersama – sama dengan orang lain untuk menghadirkan shalom Allah
ditengah – tengah dunia ini.
c. Learning To Be
PAK haruslah diarahkan agar peserta didik memiliki jatidirinya dan mampu menyatakan
keberadaan dirinya dalam kehidupan sehari hari, tidak pesimis melainkan optimis, tidak negative
tetapi positif dan menyadari dirinya sangat berharga dimata Allah.
d. Learning To Live Together
PAK haruslah diarahkan agar peserta didik menyadari betul betul bahwa hidup tidak mungkin
sendirian. Keberhasilan tidak dapat diraih sendirian, kesejahteraan harus dilakukan secara
Bersama -sama. Harus dapat dihayati bahwa penerapan dan aplikasi kasih kristus melampaui
batas manusiawi, batas – batas agama maupun batas batas etnis. Inti iman kisten yang
sesungguhnya ialah bahwa ia dapat hidup dan menjadi berkat bagi sesamanya.

2. Kemandirian Iman
Dalam konteks masyarakat majemuk dalam berbagai bentuk kehidupan PAK haruslah menjadi
salah satu usaha pembentukan kemandirian iman. Yaitu peserta didik memilkiki ketetapan iman
maupun ketetapan hati meskipun dilingkungan yang amat berbeda.

3. Keterbukaan
PAK harus mampu membawa peserta didik pada sekap iman bukanlah Introvert, iman Kristen
siap untuk dilihat dan diselidiki, yang justru hidup bila diaplikasikan dalam perbuatan –
perbuatan. Keterbukaan akan mengindarkan diri dari enjelek – jelekkan agama lain tetapi melihat
secara positif bahwa dalam agama lain pun terdapat ajaran – ajaran baik yang dapat
diterapkandalam kehidupan Bersama.
D. PAK DALAM KONTEKS KELUARGA
1. Dasar Teologis
Perjanjian Lama
Dalam perjanjian Lam ditegaskan bahwa tanggung jawab orang tua adalah mendidik anak -
anaknya dengan tekun ( Ul 6;6-7) mendidik anak – anaknya untuk dapat mengenal perintah/
taurat Allah (Mzm 78:5-6), medidiknya dijlan yang benar (Ams 22:6) dan menjawab pertanyaan
seorang anak dengan tepat ( kel 12 : 26 -27 ; 13:8)
Perjanjian Baru
Dalam tradisi perjanjian baru, pendidikan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua,
dalam kolose 3:21 dan efesus 6;24 disebut bahwa orangtua harus mendidik anak dalam ajaran
firman Allah kewajiban orangtua mendidik anak adalah memelihara mereka, mencukupi
kebutuhan materi dan emosi mereka serta menasehari mereka agar bertumbuh.
2. Pembentukan Dasar Konsep Nilai
Pepatah cina mengatakan “usia tiga tahun menentukan usia delapan puluh” artinya ialah segala
sesuatu yang diterima pada masa kanak – kanak akan menentukan gaya hidupnyakelak
dikemudian hari . oleh sebab itu harus ditanamkan suatu dasar yang kuat dan baik.
Kehidupan pada usia lima tahun dalam masa prasekolah adalah sebagai berikut:
a. Masa Penentuan Dasar
Lewat keluarga seorang anak mempeloreh pembentukan dalam segala halseperti, pembentukan
nilai – nilai dan etika, sikap terhadap orang tua dan keluarga dekat serta pendayaan ligkungan
sekitarnya.
b. Masa Pengembangan Karakter
Karakter seorang anak terbentuk pada masa lima tahun pertama lewat pendidikan orang tua. Oleh
karena itu orang tua hendaklah menanamkan nilai – nilai yang baik sejak awal.
c. Masa Belajar
anak harus terus dibentuk agar minat belajarnya berkembang dengan baik melalui minat belajar
yang positif pada tahun- tahun belajar masa kanak – kanak tentang hal sekitar.
3. Peran Orangtua dalam PAK
Beberapa prinsip dalam perjanjian lama yang lebih disiplin dalam hal mendidik anak.
a. Tanggung Jawab pertama dalam dan terutama terletak pada orangtua yaitu Ayah dan Ibu (
amsal 1:8). Allah sendiri telah meletakkan tugas untuk merawat, mengasuh, dan mendidik
anak anakkedalam tangan orang tua. Mereka harus mempersiapkan anak – anak mereka
agar hidup berkenan dihadapan Allah.
b. Orang tua yang baik mendidik anaknya dengan teguran dan hajaran dalam kasih (Amsal
6 :23). Teori pendidikan modern menyarankan orang tua jngan pernah menyakiti anak –
anak mereka , baik secara fisik maupun secara verbal atau melalui kata – kata karena hal
tersebut dapat menimbulkan kebencian dan dendam pada orang tua dalam diri anak –
anak . sama efektfnya dengan penapat alkitab yang menyatakan bahwa mendidik anak
dapat melalui teguran dan hajaran selama semuanya dilakukan dalam kasih.
c. Pendidikan Agama Kristen harus dilakukan secara terus – menerus melalui kata – kata,
sikap dan perbuatan ( ulangan 6 :7). Kata bahasa ibrani dalam ayat ini adalah “Sinantam”
yang berasal dari kata Shanan yang berarti mengasah atau menajamkan , biasnya pedang
atau panah. Kata ini sebagai symbol untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukn
berulang – ulang. Orang tua harus secara rutin dan dalam segala hal menyampaikan
kebenaran. Firman Tuhan kepada anak – anak mereka dan menjadi teladan bagi anak –
anak mereka , bukan hanya melalui perkataan tetapi juga peruatan.

4. Tujuan PAK dalam Keluarga


Yaitu untuk mengajaranak – anak takut akan Tuhan, idup menurut jalanNya mengasihi dan dan
melayani diadengan segenap hati dan jiwa mereka (Ulangan 10 :12)

BAB III HETEROGENITAS BANGSA INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA


Beberapa sikap masyyarakat dala kerukunan antar umat Bergama.
1. Eksklusivisme yaitu sikap yang hanya mengakui Agamanya yang paling benar dan baik.
2. Inklusivisme yaitu sikap yang dapat memahami dan menghargai agama lain dengan
eksistensinya tetapi tetap memabndang agamanya sebgai satu – satunya jalan menuju
keselamatan.
3. Pluralisme yaitu sikap dapat menerima dan memandang agama lain sebagai agama yang baik
serta memiliki jalan keselamatan. Kendala mewujudkan Pluralisme antara lain:
a. Sikap fanatisme yang sempit yaitu memandang agamanya sebagai satusatunya agama
yang paling benar
b. Agama dipolitisir yaitu agama yang dapat dijadikan kendaraan plitik dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
Beberapa hal yang menjadi peran agama ditengah – tengah bangsa dan Negara yaitu:
a. Agama harus menjauhi sikap – sikap totaliter dan terus menerus mengadkan kritik diri
dan mendasarkan diri pada Tuhan.
b. Tokoh – tokoh agama memiliki pengetahuan impiris yang tanguh, khususnyadalam
masalah – masalah kemasyarakatan
c. Agama turt mengumuli masalah – masalah yang bekaitan dengan pergumulan bersama
dalam masyarakat.
d. Harus ada keberanian atas dasar kejujuran iman dengan komitmen yang kuat sekaligus
kritis untuk menghadapi bidang – bidang yang mengandung resiko besar bagi lembaga
agama tapi bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
4. Pluralisme Menurut Alkitab
Yesus adalah tokoh pluralism sejati. Ia memerintahkan pengikutnya mengasihi sesame manusia
tanpa terkecuali dengan tidak memandang suku , agama dan budaya serta kelas social.

B.Sumber – sumber Konflik Bernuansa Agama


1. Penyebab kemngkinan terjadinya koflik di Indonesia bernuansa agama
1. Meningkatnya Fundamentalisme
2. Meningkatnya interpretasi teks agama yang tunggal
3. Kurangnya penegakan Hukum tanpa padang bulu
4. Kurangnya perkembangan wadah komunikasi kerukunan antar umat beragama
5. Berkurangnya ruang public
6. Adanya keausan akan kekuasaan
7. Tidak adanya pemisahan antara agama dan Negara
8. Tidak adanya kebebasan beragama
9. Kekerasan dan penghakiman atas nama Negara
10. Pembentukan hokum yang cenderung terpusat pada satu aliran
11. Permusuhan ekonomi agama yang saling terkait
12. Pemimpin dan masyarakat agama cenderung menekankan pentingnya hokum/ aturan
terkait dengan ibadah daripada ahlak.
Cara mengatasi :
1. Mengedepankan pentingnya toleransi beragama
2. Mengembangkan kerangka berpikir dan pandangan untuk mencermatiperbedaan
pandangan dan menghargai perbdaan yang ada
3. Memberikan pemahaman bagi para agamawan bahwa tindk kekrasan dalam bentuk
apapun tidak dibenarkan. Kemudian memberikan himbauan dan masukan kepada
pemerintah supaya enegakkan hokum tanpa pandang bulu.
4. Mengkampanyekan dialog antar umat kerjasama dan ketulusan dalam berpartisipasi di
dalamnya.
5. Memberikan kelonggaran kepada ruang public yang benar – benar untuk public sebab hal
ini penting dalam menangkal ketegangan dan konflik antar umat beragama.
6. Mempertimbangkan perlunyamenciptakan kerukunan.

B. Agama – Agama di Indonesia


1. Pluralisme Masyarakat Indonesia
Secara geografis Indonesia adalah negeri yag paling terpecah – pecah di dunia yaitu kurang lebih
13.67 pulau, 250 bahasa,kira – kira 30 kelompok etni, beragam bahsa, budaya dan agama. Dari
sudut agama indoesia memiliki seluruh agama besar di dunia. Namun meskipun berbeda
Indonesia adalah satu dan memegang teguh filsafat “Bhinneka Tunggal Ika”
2. Kemajemukan Aliran Agama
Di Indonesia kaya akan aliran – aliran keagamaan mulai dari yang diakui pemerintah maupu
sempalan – sempalan keagamaan supaya semua dapat ruku bersama dalam wadah kesatuan
republic Indonesia, maka pemerintah mengatur pergaulan antar umat beragama. Yaitu trilogo
kerukunan umamt beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah.
3.Sensitivisme Keagamaan
Masalah agama adalah yang paling sensitive dan paling mudah menimbulkan konflik. Oleh
karena itu di Indonesia dilarang untuk menjelek – jelekkan atau menghina atau melecehkan
agama orang lain, dilarang memaksakan agama kepada orang lain yang sudah beragama. Tidak
boleh terlibat ikut ibadah – ibada ritual orang lara.
4. Egoisme Keagamaan
Yaitu anggapan bahwa agama sendirilahyang paling benar, sedangkan agama lain tidak
mengandung kebenaran. Dengan demikian PAK haruslah diarahkan untuk mampu menerima
perbedaan dan meliat penganut agama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air.
5. Pergaulan Lintas Agama
Pergaulan lintas agamaharuslah dapat dibangun secara positif dalam pergaulan sesame manusia
dan harus menghindari perdebatan yang menyangkut soal – soal keagamaan. Perlu dibangun
salig pengertian dan toleransi yang tiggi diantara sesame yaitu menghormati, menjunjung tinggi
perbedaan keyakinan, sekaligus memberi tempat yang seluas – luasnya bagi masing masing
untuk menghayati imannya.
D. Agama Kristen Di Indonesia
1. Keanekaragaman Gereja di Indonesia
Dalam PAK arus dikembangkan terus pengakuan bahwa setiap aliran gereja satu iman, satu
babtisan,dan satu pengharapandidlam yesus kristus yang diikat oleh kasih
2. Ke-esaan Greja di Indonesia
Cita cita ke-esaan gereja di Indonesia sudah dimulai sejak lama yaitu dengan didirikannya dewan
gereja Indonesia untuk mempersiapkan/mempersatukan gereja –gereja yang beragamdi
Indonesia, agar bersama – sama mewujudkan kesaksiannya ditengah –tengah masyarakat dan
tidak terpecah pecah
3. Kesatuan dalam Keperagaian
Prinsip dasar yang harus dikembangkan dalam PAK adalah pemahaman tentang satu iman, satu
kasih, satu pengharapan didalam yesus kristus. Tuan Yesus sendiri dalam pelayanannya telah
menyunjukkan bahwa ia dapat mnerima kepelbagaian dalam masyarakat dan menyauarakan
kepada pengikut –pengikutnya supaya mereka menjadi garam dan terang dunia.

E. Refleksi Iman Kristen dalam Pergaulan Lintas Agama


1. Mejadi Saksi bagi masyarakat.
Kesaksian orang Kristen dalam memberitakan injil kepada semua orang harus lebih bertujuan
dengan kehidupan yang lebih baik dan menjadi telada. Orang Kristen menjadi saksi didalam
masyarakat sesuai dengan amanat Agung 28 : 19-20 tidak akan dapat tercapai jika hanya berada
disekitarorang Kristen, tetapi harus menjadi saksi bagi rang lain yang belum percaya kepada
Tuhan Yesus.
2. Bersikap Bijaksana
Engan bertindak bijaksana, penuh dengan hati – hati maka kita telah mengamalkan pancasila,
yaitu dengan deikian tercipta iklim yang kondusif.
3. Memahami Perbedaan
Dallam perbedaan Agama pemahaman yang mendalam satu dengan yang lain, saling mengerti,
menghargai dan menghormati, saling memahaminsangat diperlukan dalam menciptakan suasana
aman dan damai
4. Menciptakan Kerukunan
Injil mateus 5:9 mengatakan “ Berbahagialah orang yang membawa damai , karena mereka akan
disebut anak- anak Allah” nats ini mengajarkan tentang keamaian dan kerukunan yang diberikan
oleh orang – orang yang telah dibaharui.
5. Dialog antar Umat Beragama.
Umat Kristen sebagai warga Negara harus terbuka dengan perbedaan dan keanekaragaman yang
ada, menyadari bahwa satu dengan yang lain memerlukan dialog.
Alasan perlunya dialog :
1. Pikiran yang terbuka untuk mendekati keyakinan dan nilai- nilai agama – agama lain.
2. Berfkus pada tindakan peningkatan keadilan social, pembangunan, pembebasan.
3. Studi perbandingan agama – agama harus dilakukan dengan jujur dan penuh ketulusan.
4. Memusatkan perhatian pada pengalaman religious untuk kepentingan seluruh umat
manusia.
Tugas PAK adalah bagimana membekali peserta didik, mampu bergaul dengan sesamanya tanpa
harus mengorbankan iman dan keyakinannya.

Anda mungkin juga menyukai