Buku Pelajaran
Sastra dan KebudayaanToraja
Untuk Kelas XI SMA
Marlin Septiani P
Meinar Sari
Melki RanteTondok
MariantoBungkaPasila
Joni SomboDanun
Sudirman
Herman Banturi
Makassar | 2011
Kata Pengantar
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………….…1
KATA PENGANTAR …………………………………………..….…. 2
DAFTAR ISI………………………………………………...……… .…4
PENDAHULUAN :…………………………………………..……… ..5
MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2
Bab I. Sejarah KebudayaanToraja…………………………………..6-15
Bab II. TongkonanSebagaiRumah Adat RumpunKeluarga………16-26
Bab III. TarianPitu…………………………………………………...27-41
Bab IV. TongkonanSebagai Pusat Ilmu dan KehidupanGenerasi…42-49
Bab V. Tarian Khas Toraja……………………………………………50-52
Bab VI. PeninggalanBersejarah……………………………………....53-58
GLOSARIUM……………………………………………………………59
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………60
Pendahuluan
B. Bahan pembelajaran
1.1 Kedatangan Leluhur Orang Toraja Dengan Gelaran To manurung di Langi’, To Bu’turi Uai,
To Saediomai Engkokna Padang
GelardaerahTorajasebagai Padang LeponganBulan Padang Nagonting Matarik Allo itu sangat
eratkaitannya dengan leluhur sebagi To Manurung di Langi’, To Bu’turi Uaina To sae diomai
engkokna padang dengan silsilah :
Silsilah To Manurun di Langi’ yang bernama Puang Bura langi’ menikah dengan Kembong di
Bura melahirkan Pong
Mula Tau. Pong Mula Tau menikah dengan Sanda Bilik melahirkan anaklaki-laki dua orang,
yaitu :
1. Londong di Rura
2. Londong di Langi’
Kembong di Bura adalah To Bu’turi Uai yang kemungkinannya datang melalui perahu atau
lembang.
Ribuantahun yang lalu daerah Lepongan bulan Matari’ Allo itu masih digenangi air dan
yang muncul di permukaan hanyalah gunung-gunung seperti Sesean, Sopai, Kandora,
Kairo, Singki, Nonongan, Buntu DAtu, Sarira, Buntu Marinding, dan lain-lain. Konon
dahulu kala ada leluhur di Rano yang berhasil membuka terobosan air di Sapan Deata,
sehingga terjadilah dataran rendah di Rantepao dan Makale. Bukti dari cerita nenek
moyang Toraja ini masih ada yaitu , bahwa digunung-gunung tersebut di atas terdapat
bekas karang laut, siput dan sebagainya.
Hal ini juga didukung oleh buku sejarah Sulawesi Selatan yang dikarang oleh bapak Prof.
Dr. H. A. Mattulada yang mengatakan bahwa ada empat puluh perahu nenekmo yang
meneruskan pelayarannya ke Lepongan Bulan Tana Matarik Allo dan mereka itulah yang
mendirikanTongkonan Layuk.
Dr. L.T Tangdilintin dalam bukunya Sejarah Lepongan Bulan Matarik Allo yang
diterbitkan oleh Yayasan Lepongan bulan tahun 1974 mengatakan bahwa nenek moyang
orang toraja datang dengan iringan-iringan perahu atau lembang dan disebut sebagai To
arroan.
Dahulu sebelum ada dataran rendah yang ada hanya pulau-pulau kecil dan sekarang ini
dikenal sebagai gunung atau buntu. Perahu tiba di pulau dan masing-masing memilih
pulau sebagai daerah kekuasaannya. Pong suloara’ langi di Kairo, Puang Londong di
Langi’ di buntuMarindingpuang to membalibuntu di nonongan, PuangToManurun di
Kesu’ di buntukesu’ dan masih banyak lagi akan di kemukakan pada kesempatan berikut.
Dari atas gunung leluhur memandang jauh sekeliling sejauh mata memandang dan yang
Nampak adalah bahwa daerah ini bundar seperti bulan dan digelari Padang Lepongan
Bulan. Pada waktu matahari sedang naik dan menyinari tanah sekeliling leluhur
mengatakan dengan gelar Padang Nagonting Matarik Allo. Jadilah satu nama yang
SimuaneTallang Silau’ Eran yaitu : Padang Lepongan Bulan, Padang Nagonting Matarik
Allo.Gelar daerah ini menjadi popular dari waktu kewaktu bahkan lebih berkembang
memasuki era informasi yang global di abad ke-21 dalam pembangunan daerah dan
bangsa Indonesia. Ada hal yang unik dan menarik sehingga dikatakan orang sejuta
pesona. Orang yang datang dariluar mengatakan demikian dan oleh sebab itu generasi
mudaTongkonan perlu mengkaji dan mengenal potensi itu.
Penampilan orang toraja dan penampilan daerah Lepongan Bulan Matarik Allo inilah
yang wisatawan manca negara sebut : TORAJA PERFORMANCE
Penampilan orang toraja lebih banyak dilihat dari segi adat budaya saja yakni penilaian
budaya RambuTuka’ dan Rambu solo’, tetapi sebenarnya masih ada yang lain.
Penampilan daerah Lepongan Bulan Matarik Allo adalah keindahan alam yang masih asli
dimana menyebar rumah adat rumpun betung dan bamboo, pohon enau dan hamparan
sawah serta ladang.
Wisatawan manca negara melihat keindahan alam ini dari atas gunung dan mengatakan
Beautiful Toraja Land.
1.2 AsalUsul Nama SukuToraja
Pada mulanya sukutoraja oleh nenek moyang disebut Toraa. Mengapa sekarang ini
menjadi orang toraja itu disebabkan karena perkembangan sejarah dan bahasa Indonesia.
Secara evolusi dapat dikemukakan perubahan sebagaiberikut :
ToraaToriaja
Toriaja Tomaraya/Toraya
Toraya Toraja
Toraa jika melakukan perjalanan kepantai seperti keLuwu, Pare-Pare, Mandar, Mamuju,
Lumpandang dan lainnya disebut oleh orang pantai sebagai orang yang datang dari atas
gunung atau toriaja, To poleyase’. Mungkin sama halnya dengan Jeneponto di Makassar di
sebut To Batturate.
Proses Toriaja menjadi Toraya atau To Maraya terjadi oleh karena sopan santun leluhur
orang Toraja itu cukup tinggi dinampakkan kepada dunia luar. Pemimpin yang digelari
Siambe’ Puang Tallu Lembang Tallu Batu Papan, Ma’dika Matasak , Kayu Kalandona
Tondok cukup disegani karena Aluk Ada’ Na Pemali. Penampilan mereka kedunia luar
cukup meyakinkan karena memiliki wibawa kepemimpinan yang disebut Tallu Silolok
yaitu :
Manarang na Kinaa
Sugi’ na Baranai
Bida
Akhirnya dengan perkembangan bahasa Indonesia dengan mudah nama suku Toraja
berubah menjadi Toraja, SukuToraja, orang toraja dan daerah Tana Toraja.
Di Sulawesi selatan dikenal empatetnis, yaitu:
1. Etnis Bugis
2. Etnis Makassar
3. Etnis Mandar
4. EtnisToraja
Banyak hal dan kejadian pada masa lampau dimana suku toraja mendapat kesulitan
bahkan ejekan dari pihak yang tidak memahami. Orang katakana Toraja itu adalah
keturunan raja dan sebahagiaan mengatakan omongkosong. Tidak perlu orang toraja
marah atau kecewa, biarlah orang mengatakan demikian karena memang mereka tidak
tahu bahwa bahasalah yang menyebabkan perubahan ejaan.
Namun demikian sejarah menyatakan bahwa Puang Lakipadada menikah dengancucu
raja gowa yang bernama Andi Tara Lolo dan melahirkan anak-anaknya yang menyebar
menjadi :
Sombari Gowa
Mangkau’ ri Bone
Payungri Lueu
Bottori Torajae/ Matasakri Sangalla’
Petta La Bantan kembalike Lepongan Bulan Padang Nagonting Matarik Allo dan menurut
cerita leluhur perahunya diikat dipantai Bungi’ di Enrekang. Ia berjalan menyusuri sungai
Sa’dan sampai di Sapan Deata dan terus ke Makale di buntu Bungi’ yang sekarang ini
dikenal dengan nama Buntu Bungin.Petta La Bantan sule langgan Banua Tongkonan
Kabusungan Datu Baine Manaekri Nonongan Sumurruk tama Rampanan Kapa’
Mengkulea’ tama KasoTumamben sola Baine Sangkalamma’na Petimba Bulaan Rara
Bukunna Puang To Sopai. Petta La Bantan dan Petimba bulaan berangkat keSangalla’ di
Tongkonan To Manurun di Langi’ riKaero’ digente’ tuMembio Langi’ dan disana
pemerintahannya digelar iMatasak Risangalla’.
Toraa adalah nama asli suku Toraja yang mengandung arti sebagaiberikut :
To adalah orang
Toraa adalah aturan
A adalah lambang Tongkonan
Toraa artinya orang yang hidup dengan aturan Tongkonan atau adat dan Aluk Tongkonan,
Aluk ada’napemali (AAP). Selanjutnya dikatakan bahwaToraa adalah :
To Ungkasiri’ Nene’ Todolona
To Ungkasiri’ Rara Bukuna
Katanya seorang anak Tongkonan itu harus mengenal silsilahnya lima keatas dan lima
kebawah minimal. Semakin tinggi diketahui maka orang itu akan dijuluki Bida.
Nene’ Todoan
Nene’ Salemberan
Nene’ Uttu’
Nene’ Mammi’
Tomatua
Anak
Ampo
Losu
Mimi’
Kandaure
Tanda Indo’ Tanda Ambe’ dan ini yang digelari To Ma’rapuTallang To Sangkaponan Ao’
dan jika ditambah dengan Basse Situka’ maka inilah yang dikenal sebagai Keluarga besar
yang akan terlibat langsung dalam adat budaya Toraja.
Evaluasi :
Soal Latihan !
1.Bagaimanakah kedatangan leluhur orang Toraja ?
2.Bagaimanakah sejarah Asal Usul nama suku Toraja ?
3.Siapakah nama cucu raja Goa yang menikah dengan Lakipadada ?
4.Apakah nama sebutan orang dalam suku toraja yang paling tinggi mengetahui tentang
silsilah keluarganya(ossoran bati’) ?
5. Siapa yang menikah dengan Pong Mula ? dan sebutkan nama anak-anak keturunan
mereka?
BAB II
TONGKONAN SEBAGAI RUMAH
ADAT RUMPUN KELUARGA
A. PENDAHULUAN
Mata Pelajaran : Sastra dan KebudayaanSukuToraja (MULOK)
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan :
• Sasaran Pembelajaran :
Siswa di harapkan mampu :
• Mengetahui Berdirinya sebuah Tongkonan
• Mengetahui Jenis-jenis Tongkonan
• Mengetahui Ungkapan-ungkapan ritual adat Toraja
B. BahanPembelajaran
Hal ini disebabkan karena lambang kebesaran rumpun keluarga dari nene’ To
Mangraruk. Semakin lama kehidupan ini berjalan semakin kesatuan rumpun keluarga
semakin dibutuhkan dalam tatanan sosial kemasyarakatan di desa. Bahkan sekarang ini
tatanan itu sudah meluas kekota dan daerah lain akibat adanya semangat petualangan
leluhur. Dengan ungkapan :
Maleko lolang daotekuli’napadang
Male ulleanni buntu ullambanni tasik kalua’
Osokko rakka’ Sangpulomu anna to’do ma’pu’mu anna
Sa’dingngi nene’ Pong Tulak Padang diong To
Matua anna ra’pak Passakena anna membura
Rakka’ sangpulomu.
Apa lamuki lalai ia tu pa’barang barangan lino tato’ lai’ Dilese Didudung
Suleko Ma’tangke patomali umpellambi’ tananan lolomu
Diotongkonan anna sende paiman Tolo’dok tokayangan To Ma’rara buku To Ma’rapu
Tallang to Sangkaponan Ao’ umpudi Puang Titanan Tallu Tirindu Patoko dao Langi’
Ma’Gulung gulunganna.
WibawaTongkonan sangat ditentukan oleh keutuhan rumpun keluarga mendukung orang
yang dituakan menjadi To Tumoke’ Buria’
sebagai kepala suku.ungkapan yang memperkuat kedudukan Tongkonan sebagai rumah
adat rumpun keluarga adalah :
1. Tongkonan ditimba uainna
2. Tongkonan dikalette’ tanananna
3. Tongkonan dire’tok kayunna
4. Tongkonan den kombongna
5. Tongkonan dipoada’ada’na
6. Tongkonan dipoaluk alukna
7. Tongkonan dini dadi
8. Tongkonan dini mate
9 Tongkonan dini ungkasiri’ rara buku diomai nene’Todolota.
1. Sebutkan 3 proses berdirinya Tongkonan menurut Kada disedan sarong ditoke’ tambane baka!
2. Sebutkan 3 jenis kegiatan tallulolona !
3. Ada dua hal pokok yang menentukan keberhasilan lokasi tanah untuk mendirikan sebuah
Tongkonan, sebutkan dan jelaskan
4. Apakah yang dimaksud dengan To Tumoke Buria’ ?
5. Sebutkan jenis-jenis rumah tongkonan yang kamu ketahui!
BAB III
Tarian Pitu
B. PENDAHULUAN
2 x 45 menit
Pertemuan
• SasaranPembelajaran
Siswa diharapkan mampu :Mempraktekan salah satuTarian
daerah Toraja
C. Bahan Pembelajaran
Tarian pitu adalah tujuh macam cara leluhur orang toraja dahulu kala memutuskan suatu perkara
yang sulit dipecahkan secara musyawarah dan mufakat.
Ketujuh cara itu adalah :
1. Sidemme’ Padang
Hal ini dipakai jika sengketa mengenai tanah atau batas tanah. Mereka bersumpah demi tanah,
demi Puang Matua dan dengan demikian yang kalah atau yang tidak benar akan segera menemui
ajalnya dalam waktu 3 sampai 4 hari
Sidemme’ Padang
2. Sirari Sang melambi’
Cara ini dipakai jika terjadi sengketa karena perkelahian. Siapa yang banyak mati akan merasa
kalah dan dinyatakan bersalah
3. Sipakoko
Cara ini adalah memasukkan tangan kedalam air panas yang sedang mendidih. Siapa yang
tidaktahan dan dilukai air panas akan dinyatakan kalah dan yang menang adalah yang tangannya
tidak kepanasan dan tidak luka
4. Siluang Sambu
Cara ini adalah kedua orang bersengketa dimasukkan kedalam selimut yang kuat dan diberikan
pisau untuk salingmenikam. Siapa yang mati dinyatakan kalah dan yang hidup itu menang benar
5. Siba’ta do tampo
Cara ini adalah bahwa kedua orang yang bersengketa masing-masing memegang parang dan
berdiridiataspematang sawah. Setelah mendapat aba-aba dariTo’ Parengnge (To Padatindo To
Misa’ Pangimpi) maka keduanya maju saling mendekat dan saling
menebas parangnya. Siapa yang mati dinyatakan kalah dan yang hidup dinyatakan menang.
6. Siukkunan
Cara ini adalah cara yang agaklunak karena ditentukan oleh kemampuan menyelam. Siapa yang
lama menyelam didalam air sungai yang dalam maka ia akan dinyatakan menang.
7. Silondongan
Cara ini adalah dengan jalan masing-masing pihak yang bersengketa memilih ayam jago untuk
diadu sebagai pengganti manusia. Siapa yang ayamnya mati maka ia dinyatakan pihak yang
bersalah
Kenapaleluhurhanyamemilihempatwarnatersebutdiatastidakterlalujelastetapimungkinadakaitanny
adenganSulapa’ A’pa’ ataumungkinkarenawarna lain sudahdianggapcukupdiwwakili oleh
warnawarnidarilingkunganalamsekeliling. Pengembanganwarnahinggadewasainibelum Nampak
pada generasipelanjutdidalambidangkerajinanukirantoraja. Mungkin juga
pengembanganwarnaitutidakakanterjadikarenaadapendapatbahwajikawarnaukiranbertambahmak
akeunikantongkonan dan kerajinanTorajalainnyaakanmenjadiberkurang
Ukiran-Ukiranrumahtongkonan :
PaqbuluLondong
Pa’bareallo
Pa’tedong
EVALUASI
Soal-soal Latihan
1. Bagaimanakah bentuk asli dari rumah tongkonan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan massoma ?
3. Apakah yang dimaksud dengan sara’?
4. Sebutkan dan jelaskan ukiran-ukiran rumah tongkonan toraja !
5. Sebutkan dan jelaskan makna warna-warna ukiran rumah tongkonan !
6. Gambarkan salah satu ukiran- ukiran rumah tongkonan !
7. Gambarkankerangkarumahtongkonantoraja yang kamuketahui
Bab IV
Tongkonan Sebagai Pusat Ilmu dan Kehidupan Generasi
A. Pendahuluan
Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Mulok)
Kelas/semester : XI/II
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan : VII-VIII/Tujuh-delapan
• Sasaran Pembelajaran : Setelah mengikutipembelajaransiwadiharapkanmampu :
1. Mengetahui fungsi rumah tongkonan sebagai falsafah agama
2. Mengetahuifungsirumahtongkonansebagaifalsafahekonomi
3. Mengetahuifungsirumahtongkonansebagaifalsafahkepemimpinan
4. Mengetahuifungsirumahtongkonansebagaifalsafahadatbudaya
B. BahanPembelajaran
A. Falasafah Agama
B. FalsafahEkonomi
EkonomiTongkonanatauekonomirumpunkeluargadidasarkanatastigafaktorpokokyaitu :
Lolo Tau
Lolo Tananan
Lolo Patuan
Tigafaktoriniadalah factor yang menentukankeberhasilandalambidang :
SumberDayaManusi – Lolo Tau
SumberDayaAlamPertanian – Lolo Tananan
SumberDayaHewaniPeternakan – Lolo Patuan
Hal ini sangat sederhanatetapimencakuptigamahlukTuhan yang hidupsalingmembutuhkan.
TigamahlukciptaanTuhanituharushidupdenganbaik di
bawahkuasaPuangmatuatetapipengelolaannyaditentukan oleh kemampuan Lolo Tau. Hukum
EkonomiTalluLolonadiisyaratkan oleh leluhurdenganungkapan :
Da’mulutu tombangng ituAlukPuang do Langi’ PuangTitananTallu Tirindu Patoko Do
Masuanggana To Palullungan, yang artinya : Jangan Melanggar Hukum Tuhan.
Da’musengngongngi balata nabisaranna kasotu mamben yang artinyajanganmelanggar Adat
Perkawinan.
Da’mutengkai kalo’I tubasse mangkana pamarosonnene’ todolota yang artinya jangan
melanggar Adat Budaya berupa Aluk Ada’na Pemali (AAP)
C. FalsafahKepemimpinan
FalsafahkepemimpinanTongkonaninitidakdiketahuipastiapakahlahirbersamaandengandatangnyal
eluhurataukahdikembangkan oleh To Padatindo To Misa’ Pangimpi.
FaktorkepemimpinanTongkonanyaitu :
Manarang na kina
KinaaartinyaPintar dan Bijak. Pintarartinyamemilikiilmuatauadapengetahuan dan
pengalamantetapi kata leluhurpintaritubelumcukupkarenabanyak orang
pintarlebihpintarmerusak. Kepintaranitudiperlukantetapiharusbersatudengankebijakan, karena
orang yang bijaktidakakanmelakukan yang merusakkepentingan orang banyaktermasukdirinya.
Orang bijak (Kinaa) itu orang yang takutkepadaTuhan Allah.
Sugi’ na Barani
Sugi’ artinyadiamemilikisarana dan fasilitasekonomi yang
menunjangkebutuhansebagaiseorangpemimpin. Barani
artinyaberanidalammempertahankankebenaransesuaiadatbudayaluhur.
Beranimenghadapimusuhdariluar, bisaberperang dan juga beraniberkorbanbagi orang lain.
Pada saatdiperlukandalamupacaraadatbudaya, seorangpemimpin duduk di atasalang dan
diberikanmakanansambilmatanyamelihatsekelilingapakahsemua orang sudahmendapatmakanan.
Jika ternyatamakananataulaukpauktidakcukupmaka To Parengnge’ ataupemimpinitumenarik
Lindo Piona, sambilmarahmemanggilPanggaa Bamba. Panggaa Bamba ataupanitia yang
diperintahkanuntukmengambillagitambahanapakahayam, babi, nasi ataukerbau.
PemimpinberkorbanatasdukunganTongkonan Pa’ BuntuanSugi’ dan TongkonanPatulak
Bida
BidaartinyaseorangpemimpinitumenguasaiilmuTongkonan yang terdiridari :
1) A’pa’ Sulapa’ kadadisedan sarong, bisara’ ditoke’ tambane’ baka
2) Daerah-daerahadatLeponganBulanMatarikAllo
3) PengalamanadatbudayaRambuTuka’ / Rambu Solo’
4) Menguasaiungkapan-ungkapan Gora TongkonataubahasaTongkonan,
bahasaLeponganBulanMatarikAllo
Factor
kepemimpinaninihanyalahmerupakanbahanpengetahuangenerasimudasebagaipembandingfackor
kepemimpinan modern dewasaini.
D. Falsafah Adat Budaya
Aluk, adat dan pemali yang mampudibawa oleh Pong PakuLandobersamaPuang Bura Langi’
dariatasBanuaPuang Do Langi’ ituadalahsebanyakSandaPitunna.
ALUK SANDA PITUNNA
PituSariunna
PituTampangna
PituKotekna
PituSa’bunna
PituRatu’na
PituPulona
PituLise’na
Dari sekianbanyakmacamaluk, adat dan pemali yang dianut oleh leluhur pada masa lampau,
ternyatadapatdisederhanakanmenjadihanyaduamacamsajayaituRambuTuka’ dan Rambu Solo’,
AlukSimuaneTallangSilau’ Eran. Iniadalahhal yang luarbiasa, karenaleluhur orang
Torajamampumenyederhanakanberbagaimacamkegiatanbudayamenjadihanyaduamacamdenganb
erpedoman pada dua factor yaitu :
Lokasi Tongkonandenganposisi Utara Selatan
Putaranmatahari, sedang naik dan sedangturun
Walaupun Sara’ itu ada rambu atau asap, artinya ada kegiatan pemotongan hewan budaya tetapi
nama itu melekat pada apakah mata hari sedang naik atau sedang turun.
Evaluasi
Soal-soal Latihan
1. Jelaskan maksud dari Tongkonan sebagai falsafah agama
2. Sebutkan bunyi dari ungkapanAluk Sanda Pitunna !
3. Sebutkan tiga faktor utama ekonomi Tongkonan
4. Sebutkan dua factor kepemimpinanTongkonan
5. Sebutkan falsafah yang terdapat dari fungsi Tongkonan
BAB V
Tarian Khas Toraja
A. Pendahuluan
Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Mulok)
Kelas/semester : XI/II
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan :XIII/Tigabelas
• SasaranPembelajaran :
Setelah mengikutipembelajaransiwadiharapkanmampu :
MempraktekantarianPitu
B. BahanPembelajaran
Tarian Pitu adalah ttujuhmacamcaraleluhur orang Torajadahulu kala memutuskansatuperkara
yang sulitdipecahkansecaramusyawarah dan mufakat.
Ketujuh cara itu adalah :
1. Sidemme’ Padang
Hal ini dipakai jika sengketa mengenai tanah atau batas tanah. Merekabersumpah demi
tanah,demi Puang Matua dan dengan demikian yang kalahatau yang
tidakbenarakansegeramenemuiajalnyadalamwaktutigasampaitujuhhari.
2. Sirari Sang Melambi’
Cara inidipakaijikatetjadisengketakarenaperkelahian. Siapa yang banyakmatiakanmerasakalah
dan dinyatakanbersalah.
3. Sipakoko
Cara iniadalahmemasukkantangankedalam air panas yang sedangmendidih. Siapa yang
tidaktahan dan dilukai air panasakandinyatakankalah dan yang menangadalah yang
tangannyatidakkepanasan dan tidakluka.
4. SiluangTambu
Cara iniadalhkedua orang bersengketadimasukkankedalamsatuselimut yang kuat dan
diberikanpisauuntuksalingmenikam. Siapa yang matidinyatakankalah dan yang hidupitumenang
5. Siba’ta do Tampo
Cara iniadalahbahwakedua orang yang bersengketa masing-masing memegang parang dan
berdiri di ataspematang sawah. Setelah mendapat aba-aba dariToparengnge’ (To Padatindo To
Misa’ Pangimpi) makakeduanyamajusalingmendekat dan salingmenebasparangnya. Siapa yang
matidinyatakankalah dan yang hidupdinyatakanmenang
6. Siukknan
Cara iniadalhcara yang agaklunakkarenaditentukan oleh kemampuanmenyelam. Siapa yang lama
menyelam di dalam air sungai yang dalammakaiaakan d8inyatakan menang
7. Silondongan
Cara iniadalahdenganjalan masing-masing pihak yang
bersengketamemilihayamjagountukdiadusebagaipenggantimanusia. Siapa yang
ayamnyamatimakaniadinyatakanpihak yang bersalah.
BAB VII
PeninggalanBersejarah
A. Pendahuluan
Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Mulok)
Kelas/semester : XI/II
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan : XV/Limabelas
• SasaranPembelajaran : Setelah mengikutipembelajaransiwadiharapkanmampu :
1. Mengetahuibangunan-bangunanbersejarahToraja
2. Mengetahui goa-goa bersejarahToraja
3. Mengetahuipeninggalanbersejarahpatung tau-tau
B. BahanPembalajaran
________________________________________
A. BangunanBersejarah
Selainmemilikikeanekaragamanadat dan budaya, Toraja juga dikenalsebagaidaerah yang
memilikibanyakdaerahataubangunan-bangunanbersejarah. Beberapabangunanbersejarah yang
ada di Torajayaitu:
1. Londa
Londaadalahkuburan yang berupaguaalam yang terletak di desaSendanUai, kecamatanSanggalai,
berjaraksekitar 7 kilometer di sebelahselatankotaRantepao, IbukotaKabupaten Tana
Toraja..Guainimemilikikedalamansekitar 1000 meter, gelap, di beberapatempat naik
turuncukupterjal, dan sebagianhanyamemilikiketinggiansekitar1 metersehingga orang
harusmembungkukmelewatinya. Di dalamguaterdapatratusantengkorak dan ribuantulangbelulang
yang sebagiansudahberumurratusantahun. Banyak juga peti-petimati yang masihbaru. Udara di
dalamguaterasasejuk, tidakpengapataupunberbaumeskipun di dalamguaterdapatbanyakmayat.
LondadapatdicapaidengankendaraanpribadidarikotaRantepao. Dari jalanraya yang
menghubungkankotaRantepao dan Makale, masukketimurmelaluijalanberaspal yang
cukupbagus.
3. Ta’panLangkan
Ta’panLangkanartinyaistanaburungelang. Pada abad XVII
Ta’panLangkandigunakansebagaimakam oleh lima rumpunantara lain Pasang dan Belolang’.
Makampurbakalainiterletak di desaRinding Batu dan memilikisekianbanyak tau-tau sebagai
lambing prestise dan kejayaan masa lalu para bangsawanToraja di desaRinding Batu.
DalamadatmasyarakatToraja, setiaprumpunmempunyaiduajenistongkonan tang
merambuuntukmanusia yang sudahmeninggal. Ta’panLangkantermasukkategoritongkonan tang
merambu yang jaraknya 1,5 km dariporosjalanMakale-Rantepao dan juga memiliki panorama
yang indah.
4. Tongkonan
Konon kata Tongkonanberasaldariistilah “tongkon” yang berarti duduk.
Dahulurumahinimerupakanpusatpemerintahan, kekuasaaanadat dan perkembangankehidupan
social budayamastarakat Tana Toraja. Rumahinitidakbisadimiliko oleh perseorangan,
melainkandimilikisecaraturun-temurun oleh keluargaataumargasuku Tana Toraja.
Dengansifatnya yang demikian, Tongkonanmempunyaibeberapafungsi, antaralain :pusatbudaya,
pusatpembinaankeluarga, pembinaanperaturankeluarga dan kegotongroyongan,
pusatdinamisator, motovator dan stabilisatorsosial.
5. Lemo
Lemoadalahtempatperkuburandindingberbatu dan patung-patung (tau-tau). Jumlahlubang batu
kunoada 75 buah dan tau-tau yang tegakberdirisejumlah 40 buahsebagai lambing-
lambangprestise, status, peran dan kedudukan para bangsawan di desaLemo. DiberinamaLemo
oleh karena model liang batu iniada yang menyerupaijerukbundar dan berbintik-bintik.
Tau-Tau Dan Mumi
Tau Tauadalahreplikaatautiruandari orang Toraja yang sudahmeninggal. Biasanyadiletakkan di
sekitartempatjenasahnyadimakamkan.
Berasaldari kata Tau yang berarti orang ataumanusia, dan disertaipengulangan Tau yang
bermaknamenyerupai, Tau Tausecaraharafiahberarti orang-orangan. Dalamkepercayaan Alu’ To
Dolo, -pahamanimismesebelum agama Kristen, Katolik dan Islam masuk-, Tau
Taubukanmelambangkan badan atau raga almarhum, melainkansimbolrohatau spirit sang
almarhum yang tidakikutmati, tetapimelanjutkankehidupan lain di
alamberikutnyasesudahkematian.
Ada tigajeniskayusebagaibahandasarpembuatan Tau Tauberdasarkan status sosial orang yang
meninggal.
1. Bilahbambu, untukmembuat Tau Taualmarhumdari strata status sosialterendah.
2. Kayu randu (kayu kapok dalambahasasetempat) untukmembuat Tau Taualmarhumdari strata
status sosialmenengah.
3. Kayu Nangka, untukmembuat Tau Taualmarhumdengan strata sosial paling tinggi/bangsawan.
Tau-tau
Tau-tau