Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Jemaat


Berdirinya jemaat Wee Kapoda berawal dari pemekaran jemaat dari jemaat
Elopada. Kerinduan untuk menjadi jemaat yang mandiri berawal dari kerinduan
jemaat untuk mendekatkan pelayanan dan jumlah jiwa yang semakin bertambah.
Menjadi acuan bagi cabang Wee kapoda bersama 3 cabang lainnya ( cabang Lalara,
cabang Bondobukka dan cabang Lolobali) mengusulkan untuk menjadi jemaat yang
mandiri.
Pada tanggal 6 November 2006, dalam persidangan Majelis Jemaat Lengkap,
bertempat di GKS Jemaat Elopada, peserta persidangan yang menjadi perutusan dari
ke empat cabang tersebut menyampaikan usulan mereka dengan harapan dapat
disetujui dan diterima oleh seluruh anggota persidangan.
Keputusan persidangan majelis Lengkap di GKS Jemaat Elopada menjadi
acuan bagi ke-4 cabang dalam melaksanakan pertemuan secara intern dan hasil
pertemuan tersebut di bahas dalam persidangan klasis Nyura Lele Weepaboba yang
berlangsung pada tanggal 16 November 2004 di GKS jemaat Tana Kombuka. Usulan
dari ke-4 cabang tersebut, tidak ditanggapi secara serius oleh BPMK Nyura Lele
weepaboba dengan alasan dan pertimbangan karena belum memenuhi persyaratan.
Persidangan mengusulkan agar surat usulan pemekaran dari ke empat cabang tersebut
diketahui oleh BPMJ Elopada, sehingga para utusan melakukan pembenahan dan
pendekatan bersama BPMJ Elopada.
Pada persidangan klasis Nyura lele weepaboba yang dilaksanakan pada
tanggal 28 Juni 2005 di GKS jemaat Ombarade, usulan pemekaran cabang Wee
kapoda diterima, yang terdiri dari 4 pusat kebaktian yaitu cabang Wee kapoda, cabang
Lalara, cabang bondobukka, dan cabang Lolobali dengan jemaat pusat cabang Wee
Kapoda. Berdasarkan persetujuan dalam persidangan klasis tentang pemekaran
cabang Wee Kapoda . Hasil visitasi sangat memuaskan sehingga Cabang Weekapoda
berencana untuk melakukan ibadah pemekaran pada tanggal 18 april 2006 yang
dipimpin oleh Pdt. David U. dingu, S.Th yang saat itu menjabat sebagai sekretaris
umum GKS dan sekaligus meresmikan cabang Weekapoda menjadi GKS Jemaat
Weekapoda yang mekar pada urutan ke-99.
Setelah menjadi jemaat mandiri sesuai dengan tata gereja maka GKS Jemaat
Weekapoda tiba pada tahap berikutnya yaitu proses pemanggilan dan pemilihan
pendeta. Kehadiran seorang pendeta dianggap sangat penting dalam pelaksanaan
pelayanan dan pertumbuhan jemaat. Berdasarkan hal tersebut, jemaat Weekapoda
melaksanakan pemilihan calon pendeta namun karena satu dan lain hal maka terjadi
lagi penjaringan dan pemilihan kali yang kedua dan atas seijin Tuhan maka kerinduan
jemaat dapat terjawab melalui sebuah proses yang dilalui. Terpilihlah vic Yulite
Mariska rade Dima, S.Si.Teol, sebagai calon pendeta di jemaat Wee kapoda. Proses
pendekatan kepada beliau dilakukan untuk menjadi calon pendeta di jemaat
Weekapoda dan ketika beliau bersedia maka pada tanggal 07 september 2007 dan
dilanjudkan dengan pelaksanaan klasis kontrakta pada tanggal 07 November 2007.
Selanjudnya dilaksanakan pengukuhan dan pentabisan calon pendeta terpilih pada
tanggal 24 November 2007.
B. Profil statistic GKS Jemaat Wee kapoda
Statistik Jemaat Weekapoda 2018
Secara keseluruhan jumlah warga jemaat 1.819 jiwa.

1
Jumlah Warga Jemaat terdiri dari :

N Nama Wilayah jiwa kk belum babti Sidi nikah simpatisan Siasat


o babtis s
1 Pusat 556 125 10 195 55 161 - 10
2 Lalara 345 64 - 54 152 54 7 14
3 Bondobukka 296 60 14 117 26 59 8 14
4 Lolobali 380 68 7 166 17 105 9 8
5 Bondotana 242 57 4 100 12 60 5 4

C. SISTEM ORGANISASI JEMAAT


Struktur Organisasi jemaat/Majelis Jemaat GKS Wee Kapoda hanya terdiri
atas Badan Pelaksana Majelis Jemaat (BPMJ), Perangkat kerja Majelis yaitu komisi-
komisi dan Kepanitiaan. Adapun gambaran struktur organisasi Jemaat adalah :
Struktur Kerja Majelis Jemaat
BPMJ (Badan Pelaksana Majelis Jemaat)
Ketua Umum : Pdt. Yulite Mariska Rade Dima, S.Si, Teol
Wakil Ketua 1 : Pnt. Fredrik U. L. Rengga Baga, M.Si
Wakil Ketua 2 : Pnt. Hendrik B. Rewa
Wakil Ketua 3 : Pnt. Marten Bora
Sekretaris I : GI. Katrina K. Wulla
Sekretaris II : GI. Maria Ngadu
Bendahara I : Dkn. katrina Wulla
Bendahara II : Dkn. Getreuda A. Deta
Tata Usaha : Ibu. Apriyanti Bulu, S.Pd

Perangkat Kerja Majelis Jemaat yaitu Komisi-Komisi dan Kepanitiaan


Komisi Anak/Remaja : Dikoordinir oleh Ibu Magdalena L. Mawo
Komisi Pemuda : Dikoordinir oleh Pnt. Stefanus Lende, S. Si
Komisi Perempuan : Dikoordinir oleh Ibu Erniyati W. Kadi
Komisi Bapak : Dikoordinir oleh Bpk. Drs. Lazarus L. Lewa
PPA : Bp. Kornelis Yelu Dama, A.Md
PAUD :
 Maro’u Pande : Pdt. Yulite Mariska Rade Dima, S.Si.Teol
 Anak harapan : GI. Maria Ngadu
D. Mekanisme kerja Majelis Jemaat
Secara keseluruhan mekanisme kerja Majelis jemaat GKS Wee Kapoda ini
berjalan dengan baik dan semua mekanisme kerja berjalan berdasarkan tager GKS
bahkan tata tertib yang juga ada dalam Rumah tangga GKS Wee Kapoda dan juga
sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan pada sidang-sidang, baik itu aras klasis
maupun jemaat.

2
Realisasi Program
1. Bidang Binlat
Kebaktian
Secara Umum segala bentuk kebaktian baik yang bersifat rutin seperti ibadah
minggu, PART, HRG, Maupun kebaktian khusus seperti pernikahan, penguburan,
HUT Gereja, Oikumene, Persidangan gerejawi dan lain-lain, berjalan sesuai
jadwal yang telah dibuat selama setahun dan disesuaikan dengan permintaan
pelayanan yang ada. Namun pada waktu-waktu tertentu, jumlah kehadiran warga
jemaat dalam beribadah mengalami penurunan, misalnya ketika ada urusan adat
perkawinan, kematian, musim tanam, panen orang lebih dominan menghadiri
kegiatan tersebut daripada beribadah.
Pelayanan Sakramen
Untuk pelayanan ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang sudah
diatur secara bersama.
Katekisasi
Katekisasi diadakan 2 kali dalam setahun, pertama pada bulan Februari-mei 2018
dan kedua pada bulan Agustus - awal Desember 2018 dan berjalan dengan baik
sesuai waktu yang diatur yaitu pada setiap Minggu pukul 11.00 WITA. Para
peserta katekasisi dibekali dan mereka harus melewati ujian tertulis dan juga ujian
praktek (mengajar sekolah minggu dan remaja). Jika mereka dinyatakan lulus
setelah kurun waktu yang ditentukan maka akta sidi dilakukan..
Pengembalaan
Pengembalaan di Jemaat Wee kapoda dilakukan secara umum melalui perwartaan
Firman Tuhan dalam khotbah-khotbah mimbar, dan juga penggembalaan secara
khusus lewat pelawatan pelawatan kepada jemaat yang sakit, jarang ke gereja,
dan lain sebagainya, yang dilakukan oleh pengerja gereja. Biasanya dilakukan
pada hari Rabu dan juga bisa terjadi di hari lain sesuai dengan kebutuhan
pelayanan..
Pembinaan Pelayan
Pembinaan pelayan berjalan sesuai dengan jadwal yang ada dan biasanya ini
beriringan dengan kegiatan kantor Pelayan yang dilakukan hari selasa-jumat jam
10.00 -14.00 Wita, maka disaat inilah terjadi tukar pikiran antar sesama pelayan
dan berbagi bersama bahkan menemukan jalan keluar bersama.
Pekabaran Injil
Pekabaran injil menjadi hal yang paling penting dan selalu berjalan dengan baik
bagi GKS Jemaat Weekapoda sehingga kegiatan ini selalu dilakukan setiap
tahunnya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan secara bersama. Target
pelayanan pekabaran Injil tidak hanya dilakukan bagi orang –orang yang berada
disekeliling wilayah pelayanan GKS Jemaat Weekapoda masih dipenuhi dengan
yang berkepercayaan Marapu tetapi juga bagi warga jemaat yang tidak aktif
beribadah, waktu perkunjungan dilakukan pada setiap hari rabu yang dilakukan
oleh pengerja gereja .

2. Bidang Kespel

3
Semuanya berjalan dengan baik sesuai dengan waktu yang sudah di tetapkan
secara bersama. GKS jemaat Weekapoda juga memiliki PAUD pada beberapa
Pos pelayanan (PAUD Maro’u pande(Pusat) dan PAUD Anak Harapan (Cabang
Cabang bondotana). Dan berdiri PPA (Pusat Pengembangan Anak) bekerjasama
dengan compassion di Bandung.
3. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Jemaat
Dalam hal ini GKS jemaat Wee Kapoda belum secara langsung memberikan
penguatan modal usaha berupa uang untuk warga jemaat namun GKS Jemaat
Wee Kapoda sering memberikan pembinaan-pembinaan melalui seminar-seminar
kecil di mana didalamnya terdapat materi-materi untuk mengembangkan usaha
melalui hasil usaha tani dan ternak dan dari komisi juga (komisi ibu) berupaya
untuk memberikan dorongan dan motivasi sehingga bagi setiap warga jemaat
khususnya ibu-ibu memiliki dapur hidup dan ternak.
E. Kepemimpinan dan Kegiatan Dalam Jemaat
GKS Jemaat Wee Kapoda memiliki kepemimpinan jemaat tertinggi ada pada
Majelis Jemaat dan pada Persidangan Majelis Jemaat, sehingga rencana dan
program kerja Majelis Jemaat serta semua komisi akan dibahas dalam rapat Majelis
Jemaat yang secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan berjalan dalam jemaat. .
Majelis dan BPMJ sebagai penanggungjawab sehingga dapat dikoordinir dengan
baik setiap kegiatan yang ada.
F. Pengelolaan Administrasi dan Keuangan Jemaat
Lembaga tertib luar biasa yang penulis dapat katakan kepada jemaat ini. GKS
Jemaat Wee Kapoda memiliki tenaga administrator yang menangani bidang ini.
Namun, penataan administrasi tetap berjalan dengan baik, dalam arti sistem surat
menyurat tetap berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan memiliki file
yang disimpan oleh Sekretaris BPMJ, secara khusus untuk surat masuk sedangkan
file surat keluar semuanya tersimpan dalam data komputer.
Sedangkan tentang pengelolaan keuangan jemaat, diatur dengan baik dan
dijalankan sesuai dengan RAPBJ yang telah disusun dan disepakati bersama dalam
persidangan Majelis Jemaat yang pada akhirnya penatapan RAPBJ berubah
menjadi APBJ yang dijalankan dengan baik juga melalui rapat Majelis Jemaat yang
kemudian disosialisasikan kepada anggota jemaat untuk ditetapkan menjadi APBJ.
Pada prinsipnya, jalur keuangan jemaat diarahkan kepada bendahara umum
jemaat. Dalam arti, semua keuangan apapun bentuknya, mulai dari Pusat dan
cabang, harus dimasukkan ke bendahara umum jemaat yang nantinya akan
dilaporkan kepada warga jemaat dan bendahara akan mengalokasikan keuangan
kepada perangkat kerja Majelis jemaat dan pos-pos pelayanan yang lain sesuai
dengan kebutuhan. Begitu juga dengan pemeliharaan bagi para pengerja dan
pelayan jemaat, semuanya diatur oleh bendahara umum yang terlebih dahulu telah
disetujui oleh ketua BPMJ. Dapat dikatakan pengelolaan keuangan jemaat Wee
Kapoda berjalan dengan baik sebab segala bentuk keuangan memiliki pos dan
pembukuan yang jelas mulai dari buku kas harian, buku laporan keuangan jemaat,
penerimaan dan pengeluaran, buku kas inventaris gereja dan sebagainya. Untuk
keuangan pembangunan dikelola di masing masing pos pelayanan.

4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN MASA VIKARIAT

A. PELAYANAN KHOTBAH
1. Khotbah Minggu
Ibadah minggu merupakan persekutuan bersama jemaat yang dilaksanakan
sekali seminggu, Jam Pelayanan Ibadah Minggu baik di Pusat, cabang
LoloBali, cabang Lalara, Cabang Bondobukka dan cabang Bondotana Jam.
08.00 WITA – Selesai, bahan yang digunakan dalam ibadah minggu seragam.
Sebagai Vicaris yang ditempatkan untuk membantu dan belajar di Jemaat Wee
kapoda, penulis juga terlibat aktif dalam kegiatan ibadah minggu dan dapat
dikatakan sejak penempatan penulis selalu diberi kesempatan untuk
memimpin kebaktian ibadah minggu baik di pusat maupun cabang.
Respon warga Jemaat lewat kehadiran dalam ibadah minggu kadang ‘surut’,
namun juga kadang tempat yang disediakan tidak mencukupi. Hal ini
dilatarbelakangi oleh pekerjaan warga jemaat rata-rata adalah petani, sehingga
pada musim kerja, saat memulai dan mengumpulkan hasil, jemaat lebih
mengutamakan pekerjaan di sawah daripada mengikuti ibadah. Selain itu ada
faktor-faktor lain juga yang menyebabkan ketidakhadiran mengikuti ibadah
minggu, seperti malas/bosan, sakit, dan dalam ‘pergumulan hidup’.
2. PART/PKS
Kegiatan pelayanan PART berjalan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan dan dilaksanakan 2 kali seminggu di wilayah cabang tepatnya pada
hari selasa dan kamis, sedang kan di wilayah pusat 3 kali seminggu yaitu hari
selasa, rabu dan kamis. Sebagaimana dengan bahan khotbah, untuk bahan
PART juga seragam karena bahan PA Majelis Jemaat di siapkan oleh pengerja
dalam minggu itu. Biasanya bahan PART diambil dari bahan khotbah minggu
itu sehingga tetap menjadi bahan perenungan dalam minggu itu.
Bahan pendalaman ini juga sudah disiapkan oleh pengerja(pendeta, vikaris,
Guru Injil) dan dibagikan kepada majelis jemaat pada hari minggu sebelum
kebaktian dimulai. Penulispun selalu diberikan kesempatan untuk melayani
dalam ibadah PART yang ada. Dan juga diberi kesempatan untunk
mempersiapkan bahan PA majelis setiap minggu.
3. Ibadah Syukuran
Pelayanan ini berjalan sesuai dengan permintaan warga jemaat berdasarkan
pengalaman iman yang dirasakan (ulang tahun, sembuh dari sakit, dll) dan
pelayan dengan penuh kesediaan akan melayani dan pelayananpun akan
berjalan dengan baik. Penulis sering diberikan kesempatan untuk melayani
4. Ibadah Kategorial (KAR, Komisi Pemuda, Komisi Ibu, Komisi Bapak)
 KAR
Pelayanan ini berjalan dengan baik pada masing-masing pos pelayanan
dan dilakukan pada hari minggu sebelum kebaktian minggu (kebaktian
umum) dilakukan yaitu pukul 07.00, dengan bahan yang disiapkan
oleh masing-masing pengasuh pada pos pelayanan yang juga

5
disesuaikan dengan hari-hari raya gerejawi. Penulis sangat bersyukur
kepada Tuhan ketika penulis ditempatkan di GKS Jemaat Wee
Kapoda, penulis belum pernah diberikan kesempatan untuk bergabung
dalam melayani anak sekolah minggu kecuali anak remaja. Sedangkan
Ibadah remaja beribadah tempat yang berbeda mengingat daya tangkap
mereka terhadap Firman Tuhan yang berbeda diadakan pukul 11.00
Wita. Bersama sama Guru sekolah Minggu mempersiapkan generasi
gereja masa depan. Dalam tahun ini bersama dengan rekan pelayan dan
guru sekolah minggu dan remaja kami juga mengadakan acara besar
yaitu:
 Natal Sekolah minggu dan remaja
 Paskah sekolah Minggu
 Ibadah refleksi Remaja
 Natal remaja dan pra pemuda
 Natal anak di masing-masing pusat kebaktian

 Komisi Pemuda
Pelaksanaan pelayanan (ibadah) untuk komisi ini kurang berjalan
dengan baik. Sebelum penulis ditempatkan di GKS Jemaat Wee
Kapoda komisi ini sempat mandek dan bersama dengan rekan pelayan
berusaha memotivasi pemuda untuk kembali aktif dalam pertemuan
ibadah. Selama penulis menjalankan masa vikariat ibadah sempat
dilaksanakan beberapa kali ibadah. Namun, akhirnya berhenti ditengah
jalan dikarenakan kesibukan para pemuda serta kesadaran membangun
iman yang sangat kurang, walaupun berbagai upaya baik motivasi,
teguran, dll telah dilakukan oleh pihak gereja untuk mengaktifkan
kembali ibadah yang ada.
Komisi Ibu
Pelayanan komisi ini karena semua pelayanan dan program yang ada
berjalan dengan baik. Pelaksanaan ibadah untuk komisi ibu terjadi
setiap minggu :
 Pusat setiap hari minggu pukul 16.00 Wita
 Cabang Bondobukka setiap hari minggu pukul 11. 00 Wita
 Cabang bondotana setiap hari senin pukul 16.00 Wita
 Cabang Lolobali setiap akhir bulan
 Cabang lalara (belum berjalan)

Pada stiap akhir bulan tepatnya minggu ke 3 akan dilaksanakan


ibadah gabungan di pos pelayanan yang sudah ditentukan
secara bergilir. Komisi ibu merupakan komisi yang sangat
antusias dan peka terhadap situasi, kondisi yang ada dalam
jemaat, sehingga berbagai program yang di rancang berjalan
dengan baik dan untuk pelayanan kasih (diakonia) berjalan
6
dengan baik pula terlihat dari pelayatan, perkunjungan yang
sakit dan mereka melakukan semuanya itu secara bersama-
sama dan tentu didalamnya dilaksanakan ibadah.
Komisi Bapak
Komisi ini tidak pernah berjalan selama penulis meayani di jemaat
weekapoda karena tingkat kesibukan para bapak-bapak melebihi batas.
Penulis melihat juga bahwa kesadaran dari bapak-bapak sebagai imam
dalam rumah tangga yang memberi teladan dalam iman sangat minim
dikarenakan juga urusan duniawi menguasai pikiran mereka.
5. Ibadah Khusus Rumah Tangga
Pelaksanaan ibadah ini biasanya terjadi pada saat memasuki hari-hari raya
gerejawi seperti tahun baru, bulan keluarga, natal, hut gereja dan lain
sebagainya. Dengan bahan yang sudah di siapkan oleh BPMJ sehingga ibadah
ini dilaksanakan serempak dengan bahan yang juga seragam.
6. Ibadah pemakaman
Pelaksanaan pelayanan ini berjalan dengan baik karena setiap warga jemaat
yang dilanda duka langsung berkomunikasi dengan BPMJ sehari sebelum
melakukan pemakaman sehingga BPMJ dapat mempersiapkan segala sesuatu
dengan baik dan pelayanan ini lebih banyak dilayani oleh pendeta dan penulis
diberikan melayani pada ibadah penghiburan dan pelayatan secara bersama
dengan Majelis Jemaat serta komisi dan juga beberapa kali diberikan
kesempatan untuk melakukan ibadah pemakaman.
7. Ibadah-ibadah lainnya
Untuk pelaksanaan ibadah ini seperti:
Ibadah PMK Menahun bagi warga jemaat yang Lanjut Usia (Lansia) di
klakukan PMK rumah, Ibadah Rapat Majelis Jemaat, Ibadah Sidang Klasis
Nyura Lele Maya, Ibadah Pengukuhan GI dan majelis, Ibadah PPA, dan lain-
lain berjalan dengan sangat baik.

B. PASTORAL
Kegiatan Pastoral yang penulis lakukan selama pelaksanaan masa vicariat sedikit
banyak telah nampak dalam berbagai hal seperti:
a. Perkunjungan orang sakit dan lansia
Perkunjungan orang sakit berjalan dengan sangat baik, penulis melihat
dengan jelas dan merasakan kepekaan dan kepedulian dari pelayan dalam hal
ini pengerja yang langsung menyempatkan waktu untuk mengunjungi jemaat
jika mendengar ada jemaat yang mengalami pergumulan sakit, penulis diberi
kesempatan mendampingi bahkan mendoakan memberi penguatan dan juga
penghiburan. Kunjungan ini juga terjadi di rumah sakit bahkan di rumah-
rumah warga jemaat. Bagi yang lansia dilakukan dengan baik dan berjalan
dengan baik pula.
b. Perkunjungan orang kedukaan
Kegiatan ini juga sudah dilakukan dalam lingkungan pelayanan Jemaat
Wee Kapoda. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan oleh Pelayan dan majelis

7
jemaat serta jemaat dan dilakukan bertepatan dengan kegiatan malam
penghiburan.
c. Penggembalaan baptis, dan nikah
Kegiatan ini, biasanya dilakukan sesuai dengan permintaan jemaat
yang akan dibaptis, dan menikah terkecuali jika dalam jemaat akan diadakan
kegiatan Massal, maka penggembalaan baptis dan akan dilakukan secara
serempak yang akan dipimpin oleh Pelayan dan Pengerja.
d. Penanganan jemaat bermasalah
Dalam lingkup pelayanan jemaat Wee Kapoda kepekaan dan
kepedulian sangat tinggi, penulis mengamati hal itu pada saat jemaat yang
bermasalah, langsung ditangani oleh Pelayan dan Pengerja dan Majelis Jemaat
yaitu BPMJ yang berada dan bertugas di masing-masing Pos Pelayanan.
Kagiatan ini akan dilakukan jika, didapati persoalan jemaat yang tidak bisa
lagi diselesaikan oleh jemaat atau keluarga itu sendiri. Penanganan jemaat
yang bermasalah dilakukan tidak hanya bagi jemaat tapi juga bagi Majelis
Jemaat, seperti ada majelis jemaat yang mengalami persoalan dengan
kehidupan imannya, dan keluarganya oleh karena salah satu anggota
keluarganya beragama lain. Tapi, sejauh ini penanganan jemaat yang
bermasalah berjalan dengan baik yang diwujudnyatakan melalui
penggembalaan khusus oleh pelayan dan pengerja di masing-masing pos
pelayanan.
e. Kunjungan pada kelompok usaha jemaat, pos obat jemaat atau unit-unit
pelayanan pendidikan, sosial dan lain-lain dalam jemaat
Selama menjalani masa vicariat di GKS Jemaat Wee Kapoda, penulis
tidak pernah melakukan kunjungan pada kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan,
karena jemaat melakukan pemberdayaan jemaat melalui kegiatan-kegiatan
tersebut dari desa Kadi Wanno.
f. Memahami permasalahan dalam jemaat
Penulis sudah bisa memahami setiap permasalahan yang terjadi dalam
jemaat Wee Kapoda. Namun, untuk pemberian jalan keluar tidak dilakukan
secara khusus seperti konseling sehubungan dengan karakter jemaat Wee
kapoda yang sedikit tertutup dan kurang mempercayakan permasalahan
kepada pelayan, tetapi diberikan melalui pendekatan-pendekatan pelayanan.
C. Kegiatan Pembinaan
1. Pembinaan Majelis Jemaat.
2. Pembinaan Pelayanan Kategorial.
3. Kepanitian Dan Pelaksanaan Perayaan Hari-hari Raya Gerejawi

Secara Umum pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut telah tergambar dalam


pelaporan sebelumnya. Kegiatan ini menjadi program terpenting, sebab sebelum
setiap Majelis Jemaat memulai tugas dan tanggungjawabnya, perlu melaksanakan
pembinaan. Menyadari begitu pentingnya pelaksanaan pembinaan ini, sehingga
menjadi usulan baik dalam rapat tingkat Cabang, Jemaat dan Klasis dan telah
terealisasi.

8
D. Keterlibatan dalam Persidangan/kerapatan Gerejawi
a. Sidang Jemaat, sidang majelis jemaat, sidang BPMJ
Penulis selalu dilibatkan dalam hal ini dan sebagai bentuk keterlibatan
penulis ialah doa-doa dan menjadi peninjau. Sejauh ini, kegiatan-kegiatan
tersebut berjalan dengan baik. Sidang Majelis jemaat dilakukan sebanyak 3
kali dan 1 kali pada akhir tahun sebagai evaluasi perjalanan pelayanan selama
1 tahun dan semuanya berjalan dengan baik dengan tempat persidangan yang
dilakukan secara bergantian mulai dari Pusat sampai ke cabang-cabang.
Sedangkan sidang BPMJ dilakukan jika ada hal-hal penting yang mendesak
dan yang harus dibicarakan di aras BPMJ. Sidang BPMJ yang dilakukan tidak
hanya bagi perangkat kerja BPMJ inti tapi juga dilakukan sidang BPMJ yang
diperluas yang dilakukan sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan.
b. Sidang Klasis, Sidang Majelis Klasis dan sidang BPMK
Sidang Klasis, Majelis Klasis dan sidang BPMK berjalan dengan baik.
Selama menjalankan masa vicariat, kegiatan dalam klasis yaitu
1. Persidangan Klasis
Diadakan sidang klasis Nyura Lele Maya dan berjalan dengan baik
dan sesuai harapan bertempat di GKS Jemaat Dikira. Dalam hal ini,
penulis dilibatkan sebagai Peninjau persidangan.
2. Klasis Kontrakta
3. Ibadah Pemekaran Jemaat Wone
4. Sidang Lainnya
Sidang Majelis Klasis dan BPMK dilakukan jika ada hal-hal mendesak
yang akan dibahas dan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
klasis.
c. Rapat Komisi, Bidang dan Panitia
Penulis selalu dilibatkan dan ketelibatan penulis dalam bentuk sebagai
pelayan ibadah pembuka maupun penutupan rapat.
d. Rapat-rapat lainnya
Kegiatan ini akan dilakukan jika ada kebutuhan dan kepentingan yang
mendesak dalam jemaat Wee Kapoda.
E. Relasi dan Komunikasi
 Relasi dan komunikasi dengan Mentor, majelis Jemaat, Pengurus Komisi-
Bidang, Pegawai Kantor Jemaat, keluarga tempat tinggal dan anggota jemaat
Relasi dan komunikasi dengan Mentor, Majelis Jemaat, Pengurus Komisi dan
Warga Jemaat sangat baik dan penulis sangat bersyukur telah ditempatkan untuk
belajar banyak hal bersama di Wee Kapoda. Relasi yang tercipta layaknya keluarga
sendiri, penerimaan dengan sikap terbuka dan jujur, penghargaan yang tulus,
keramahan dan dorongan yang selalu ditunjukkan telah turut andil dalam
pembentukan penulis untuk terus belajar menjadi pelayan yang setia dan rendah
hati.
 Relasi dengan masyarakat setempat, Pemerintah, Lembaga juga baik, karena
masyarakat, pemerintah dan lembaga yang ada dimana tempat penulis
9
melaksanakan Vicariat adalah sekaligus warga jemaat Wee kapoda, sehingga
hubungan yang tercipta pun tergambar suasana kekeluargaan yang tinggi.

BAB III

ANALISA HAMBATAN DAN TANTANGAN

1. Warga jemaat secara umum


 Jemaat Wee Kapoda memiliki jumlah warga jemaat yang sangat banyak
mencapai 1.819 jiwa relatif tidak berimbang dengan jumlah pelayan yang ada.
Pendeta 1 orang, Guru injil 2 Orang; majelis aktif 2 orang dan Vicaris 1 orang.
Sedangkan Majelis Jemaat berjumlah orang. Koster 6 orang (pusat 2 orang
cabang dan ranting masing masing 1 orang). Jumlah inipun tidak sesuai dengan
kenyataan dalam prakteknya, dimana beberapa diantara majelis tidak aktif
dalam pelayanan. Sehingga dalam menjangkau pelayanan yang efektif kepada
setiap jemaat kurang dari harapan.
 Kesadaran warga Jemaat mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan Gerejawi, baik
saat ibadah minggu, keinginan menjadi majelis, kesadaran memberi. Untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan Gereja tersebut selalu dikaitkan dengan pekerjaan
sebagai petani/pedagang. Dimana juga berimplikasi pada kehadiran ibadah
minggu, pemasukan gereja dan program gereja lainnya.
 Penghargaan terhadap budaya lebih tinggi daripada kepada Gereja, baik dalam
urusan penikahan, kematian, bahkan kebiasaan sehari-hari. Kebiasaan-
Kebiasaan yang tidak mencerminkan diri sebagai murid Kristus, diantaranya:
lebih mengutamakan urusan adat.

2.Masalah Penatalayanan (pengorganisasian jemaat)


Hal ini sering dihadapi karena kurangnya kesadaran dan kehadiran bahkan
keterlibatan Majelis jemaat dalam kegiatan-kegiatan organisasi seperti rapat-rapat baik
rapat BPMJ maupun rapat lengkap Majelis Jemaat yang lengkap. Faktor utama yang
mengakibatkan hal ini terjadi karena Majelis Jemaat lebih mengutamakan kepentingan
pribadi, ada juga yang harus terlibat dalam urusan keluarga, namun ada juga kesengajaan
untuk tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Bahkan warga jemaat juga tidak mau terlibat
dalam kegiatan tersebut, sehingga terkadang menjadi hambatan dalam pengambilan
keputusan bagi kepentingan bersama.
3.Kegiatan pelayanan
Hambatan yang ditemukan selain kurang kehadiran, kurangnya kedisiplinan waktu
warga dan majelis jemaat sehingga pada saat pelayanan dijalankan warga sudah mulai
bosan, jenuh bahkan mengantuk. Untuk kegiatan pelayanan yang lainnya mungkin di
karenakan pos-pos pelayanan yang juga cukup jauh, sehingga pada saat kegiatan di pos
pelayanan yang satu maka warga pada pos pelayanan yang lain sulit mengambil bagian
karena keterbatasan kesediaan transportasi.

10
BAB IV
USUL DAN SARAN
Gambar dan Citra diri Yesus Kristus ada dalam diri setiap manusia. Karena itu satu-
satunya tempat di mana manusia dapat memahami dirinya sebagai Imago Dei, Allah
mewahyukan diri-Nya secara benar dan berguna ialah di dalam pengenalan manusia lain.
Ketika seorang pribadi manusia terbuka kepada rupa-rupa peristiwa dalam kehidupan sehari-
hari, dan terbuka terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam membicarakan hubungan dengan
sesama. Itulah autentitasnya sebagai seorang Imago Dei Yesus Kristus. dan karena itu, Gereja
sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil keluar dari kegelapan masuk dalam
terang-Nya yang ajaib hadir untuk melakukan pelayanan. Pelayanan yang dilakukan haruslah
bertolak dari pergumulan atau kebutuhan hidup jemaat. Sebagai suatu persekutuan, gereja
tentunya terdiri dari berbagai anggota jemaat dengan beragam karakteristik, sehingga sosok
seorang atau para pelayan yang peka melihat kebutuhan jemaat mutlak diperlukan.

Bagi Majelis jemaat

1. Gereja hendaknya melakukan pembinaan warga jemaat, supaya melalui wadah


tersebut jemaat semakin diperkaya dan menjadi dewasa secara iman, mulai dari
pembinaan dasar iman seperti dalam kurikulum katekisasi, dengan lebih menekankan
pada pengenalan akan citra diri Yesus Kristus dalam diri setiap umat-Nya.
2. Kemelut atau tantangan dalam pelayanan yang terjadi hendaknya tidak melemahkan
para pelayan dalam melayani Yesus Kristus. Karena bila setiap pergumulan yang
dianggap penderitaan itu terjadi namun pada akhirnya menjadikan kita semakin kuat
dan dekat dengan Tuhan, bukankah penderitaan itu adalah bukti kita ikut Tuhan harus
pikul salib, Yesus memakai berbagai tantangan dan pergumulan agar kita semakin
dekat dan setia dalam pelayanan.
3. Program-program kerja yang dilaksanakan oleh Majelis Jemaat Wee Kapoda yang
telai mencapai kesepakatan bersama dan tujuan bersama hendaknya dilaksanakan
bersama sama pula.
4. Pembinanaan bagi Majelis harus tetap dilaksanakan agar benar-benar memahami
tugas dan fungsi masing-masing, agar sentralisasi pelayanan dan bertumpu pada
kreatifitas seorang Pendeta saja tidak terjadi. Demikian pula bagi komisi-komisi yang
ada serta kepanitian yang ada. Karena dalam diri seorang Pelayan harus tercermin
tugas dan fungsinya sebagai rasul (apostolos), nabi (propeteo), gembala (poime), dan
pengajar (didache).
Bagi BPMS
Dalam Melaksanakan tugas pelayanan, seorang Vicaris berada dalam pendampingan,
pembinaan dan pengarahan tidak hanya dari Mentor/BPMJ, juga dari BPMS selaku
pemberi Surat Kerja (SK) Vicaris, namun fungsi ini tidak berjalan. Sehingga menjadi
masukan bagi BPMS untuk tetap melaksanakan pendampingan, pembinaan dan
pengarahan kepada para Vicaris, minimal 2 kali dalam setahun.

11
BAB V
PENUTUP

Oleh Karena perkenan Tuhanlah penulis dapat menyelesaikan pelayanan dalam masa
orientasi vikariat di GKS Jemaat Wee Kapoda. Disinilah penulis menimba banyak
pengalaman yang berharga yang mungkin penulis tidak dapatkan di tempat pelayanan lainnya
karena setiap tempat pelayanan di lingkup GKS punya warna tersendiri. Pengalaman
pelayanan dan pribadi dengan Tuhan membentuk penulis untuk menjadi hamba Tuhan yang
setia. Tentunya tidak terlepas dari dukungan Mentor, Majelis dan jemaat.

Demikian laporan masa pelayanan vikariat selama setahun di jemaat Wee Kapoda,
kiranya suasanan kekeluargaan yang selama ini terjalin dengan baik tetap dipertahankan dan
kiranya setiap masukan, nasehat dan kritikan menjadi pedoman bahkan acuan yang baik
dalam penulis menjalankan pelayanan kedepannya dan mempersiapkan penulis menjadi
pelayanan lebih baik lagi. Penulis sangat mengasihi GKS Jemaat Wee Kapoda.

Tuhan Yesus Kristus, sang Kepala Gereja memberkati dan senantiasa memperlengkapi kita
dalam pelayanan yang dipercayakan bagi kita. Amin

12

Anda mungkin juga menyukai