Anda di halaman 1dari 103

Jurnal dan Publikasi :

Adi, Suwarto, Misi,Pertobatan, dan Persaingan: Kenangan terhadap Kiai

Sadrach dan Pasamuan Kristen Mardiko Abad ke-19, serta impilkasinya bagi

Misiologi Kontemporer, Mission Sparks: Academic Journal of Asia Region, 9th

Edition.

Kusni, Markus, Jiwa Entrepreneurship Pemimpin dalam Penatalayanan

Gereja, PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan, Vol 10, No.2 (2020)

Lintong Mona, Alperiana Ermin Mosooli, Mardani Leo Runduingan, Lefran,

Pendidikan Kewirausahaan bagi Mahasiswa Program Studi Teologi STT Star’s Lub
untuk Kemandirian Finansial Gereja, VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen, Vol 3,

No.2 (2021)

Rifai, Peranan Koperasi dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Warga

Gereja: Studi Kiprah Koperasi Serba Usaha (KSU) Lidia di Gereja Kristen Jawa

Manahan, Surakarta, EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani, Vol 3,

No.1 (2019)

Rubin Rei Barlian dan Budi Anna Kristiani, Pengembangan Jiwa

Kewirausahaan Dalam Program Gereja Mitra di Gereja Kristen Abdiel Kasih

Karunia Cengkong, Tuban, Jawa Timur, Geneva: Jurnal Teologi dan Misi, Vol 2,

No.2 (2020)

Siregar, Nurliani Wajah Kemandirian Gereja Batak, Jurnal Teologi dan

Masyarakat, SIGE: Jurnal Teologi dan Masyarakat, Edisi No.2 (2018)

Sumber-sumber lain :

Arsip GKMI Brangkongan, hal: Profil Gereja.

Arsip GKMI Brangkongan, hal: Surat Penerimaan.

Data Keanggotaan Bersumber dari Kantor Sinode GKMI Tahun 2021.

Laporan Lokakarya dan Konsultasi Keuangan Gereja Tahun 1980.

Tata Gereja Sinode GKMI.

Sumber data digali dari Repository Skripsi Online 2021-skripsi sttjafray.ac.id.

Sumber data: PGI, Lima Dokumen.


Sumber data digali melalui wawancara dengan Sekertaris Desa Ujung-Ujung.

Sumber data digali melalui wawancara terstruktur dengan Pdt. EAP sebagai pendeta

jemaat di GKMI Salatiga.

Sumber data digali melalui wawancara terstruktur dengan Bp. DRM sebagai majelis

jemaat di GKMI Salatiga.

Sumber data digali melalui wawancara terstruktur dengan Bp. STK sebagai tokoh

jemaat di GKMI Salatiga Timur.

Sumber data digali melalui wawancara terstruktur dengan Pdm. DRS sebagai pendeta

jemaat di GKMI Salatiga Cabang Sumberejo.

Sumber data digali melalui wawancara terstruktur dengan Bp. AS sebagai tenaga

pastoral jemaat di GKMI Salatiga Cabang Cukilan.

Sumber data digali melalui wawancara terstruktur dengan Pdt. DKL sebagai teolog di

Sinode GKMI.

Sumber data digali melalui wawancara terstruktur dengan Pdt. RDY sebagai teolog di

Sinode GKMI.

Sumber data digali melalui wawancara terstruktur dengan 10 orang partisipan di

jemaat GKMI Salatiga Timur.

Sumber data digali melalui focus Group Discussion dengan 19 orang partisipan

jemaat GKMI Salatiga Timur.


Lampiran Data Pertanyaan Wawancara:

INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

Perntanyaan-pertanyaan dalam wawancara penelitian ini terbagi menjadi 2. Pertama

diberikan kepada 10 orang jemaat di GKMI Salatiga Timur yang meliputi:

Brangkongan, Sumberejo, Jangglengan dan Cukilan. Mereka mewakili dari sisi

gender dan kategorial atau komisi. Kedua diberikan kepada pendamping pastoral

Pertanyaan wawancara:

Untuk Jemaat:

Salah satu unsur kemandirian gereja adalah pelayanan yang dikerjakan majelis dan

keikutsertaan segenap jemaat memenuhi Tritugas gereja (persekutuan, pelayanan dan

kesaksian). Maka sehubungan dengan itu, mohon kesediaan Bp/Ibu/Sdr menjawab

dengan jujur pertanyaan sbb:

1. Bagaimana pendapat Bp/Ibu/Sdr terhadap pelayanan majelis dalam ibadah

umat?

2. Bagaimana pendapat Bp/Ibu/Sdr terhadap pelayanan majelis dalam berdiakonia

& visitasi?

3. Bagaimana pendapat Bp/Ibu/Sdr terhadap pelayanan majelis dalam

pengajaran/kotbah ?

4. Bagaimana pendapat Bp/Ibu/Sdr tentang keterlibatan jemaat dalam ibadah?

5. Bagaimana pendapat Bp/Ibu/Sdr tentang keterlibatan jemaat dalam pelayanan

diakonia?
6. Bagaimana pendapat Bp/Ibu/Sdr terkait keterlibatan jemaat di tengah

masyarakat?

Untuk menjadi gereja yang mandiri secara daya, dana dan jatidirinya dibutuhkan

pendampingan pastoral yang baik. Terkait dengan hal ini, menurut Bp/Ibu/Sdr

1. Bagaimana cara pendampingan pastoral dari Gereja pusat(GKMI Salatiga)

kepada cabangnya di Salatiga Timur, secara khusus di Brangkongan?

2. Menurut Bp/Ibu/Sdr seberapa serius tim pastoral gereja pusat melakukan

pendampingan ke Cabang Brangkongan?

3. Menurut Bp/Ibu/Sdr dalam hal apa saja pendampingan pastoral Gereja pusat

telah dilakukan terhadap Cabang Brangkongan?

4. Sejauh mana tim pastoral salatiga melibatkan jemaat d Brangkongan untuk

berperan dalam menuju kemandirian gereja?

5. Apakah model pendampingan pastoral yang dilakukan oleh gereja pusat sudah

menolong jemaat cabang untuk mandiri?

Kemandirian gereja adalah tanggungjawab seluruh jemaat. Agar dapat mandiri

secara daya, dana dan jati diri, dibutuhkan kesadaran dan tanggungjawab bersama

untuk saling mendukung. Terkait dengan kesadaran ini,

1. Menurut Bp/Ibu/Sdr seberapa tinggi kesadaran warga jemaat untuk mendukung

kemandirian gereja di bidang dana melalui persembahan yang diberikan?


2. Seberapa besar kesadaran jemaat dalam mendukung program-program

kemandirian gereja di Brangkongan?

3. Seberapa jauh kesadaran jemaat untuk saling melayani & peduli satu dengan

lainnya?

4. Seberapa besar kesadaran jemaat terhadap lingkungan sosial sekitar gereja?

5. Seberapa besar kesadaran jemaat Brangkongan dalam bersinode dan

berkomunitas di aras wilayah/klasis?

6. Menurut Bp/Ibu/Sdr seberapa jauh kiprah jemaat Brangkongan dalam hidup

beroikumene di Salatiga Timur/Kec.Pabelan?

Untuk Team Pendampingan Pastoral Kemandirian Jemaat

1. Bagaimana mekanisme pelayanan pastoral terhadap umat di cabang di Salatiga

Timur dilaksanakan?

2. Bagaimana pandangan Bp/Ibu pendeta tentang pendampingan pastoral ke-

Indonesiaan?

3. Apa saja yang dilakukan Gereja pusat dalam melakukan pendampingan pastoral

menuju kemandirian terhadap cabang Salatiga Timur?

4. Siapa saja yang terlibat dalam pendampingan pastoral kemandirian Cabang

Brangkongan?

5. Siapakah pelaksana dan penanggungjawab pendampingan pastoral menuju

kemandirian cabang?
6. Bagaimana cara menangani kendala-kendala pendampingan pastoral kemandirian

dijemaat Salatiga Timur ?

7. Sejauhmana keterlibatan jemaat Cabang Salatiga Timur dalam pelaksanaan

pendampingan pastoral menuju kemandirian?

8. Adakah evaluasi dalam pelaksanaan pendampingan pastoral menuju kemandirian

cabang

9. Sejauhmana gereja pusat memanfaatkan nilai-nilai budaya lokal di jemaat dalam

pendampingan pastoral menuju kemandirian gereja cabang?


Lampiran-lampiran dokumentasi:

Dokumentasi berikut merupakan kegiatan peneliti ketika melakukan wawancara baik

dengan warga jemaat GKMI Salatiga Timur, kegiatan FGD, usaha ekonomi dan

kondisi gereja..

Wawancara dengan Sdr. Ananda - Wawancara dengan Ibu. Sandy –


pemuda gereja amggota Komisi Perempuan
Wawancara dengan Bp. Sutikno – Tokoh GKMI Salatiga Timur

Peserta FGD – jemaat GKMI Salatiga Timur


Pengembangan ekonomi jemaat – peternakan sapi

GKMI Brangkongan di Salatiga Timur


Mandiri dan didewasakan 2019
Verbatim

A.Verbatim Partisipan

Daftar Partisipan

No Nama Gender usia Asal Gereja


01 Daniel Meta Kawiju Pria 38 th GKMI Salatiga Cabang Cukilan
02 Tuminem Perempuan 49 th GKMI Salatiga Cabang Cukilan
03 Daud Dwi Pria 37 th GKMI Salatiga Cabang
Sumberejo
04 Sabati Sandy Perempuan 27 th GKMI Salatiga Cabang
Simone Sumberejo
05 Daniel Suhir Pria 60 th GKMI Salatiga Cabang
Jangglengan
06 Vivid Puspita Perempuan 24 th GKMI Brangkongan
Husada
07 Ananda Pria 22 th GKMI Brangkongan
08 Tutwuri Handayani Perempuan 48 th GKMI Brangkongan
09 Supriyanto Pria 49 th GKMI Brangkongan
10 Juni Efendi Pria 64 th GKMI Brangkongan

Wawancara Partisipan 01
S Isi Percakapan Kode

P Selamat malam pak Deny 01


P1 Selamat malam juga pak 02
P Berkaitan dengan penelitian bertopik pendampingan pastoral 03
keindonesiaan untuk kemandirian jemaat di GKMI Salatiga Timur,
sebelumnya saya ucapkan terimakasih untuk waktunya. Begini pak
salah satu unsur kemandirian adalah pelayanan yang dikerjakan
majelis dan keikutsertaan segenap jemaat, maka saya ingin
menanyakan pandangan bapak tentang beberapa hal. Yang pertama
bagaimana pendapat pak Deny terhadap pelayanan majelis selama ini
dalam ibadah ?
P1 Baik, untuk poin pertama terkait pelayanan majelis dalam ibadah 04
adalah yang utama tentunya terlihat dalam pelayanan firman Tuhan
pada hari Minggu, itu secara bergantian. Memang tidak tiap Minggu,
tapi setiap bulan pasti ada dijadwalkan ada majelis yang mengisi salah
satu hamba Tuhannya yang kedua majelis.
P Dan ketika mereka dijadwal apakah selalu datang? 05
P1 Setahu saya ketika jadwal itu diberikan pasti hadir 06
P Baik, sekarang bagaimana pendapat bapak terhadap pelayanan majelis 07
khususnya dalam pelayanan diakonia maupun visitasi?
P1 Untuk visitasi terkadang yang dilakukan pada saat dijadwal disana itu 08
juga digunakan untuk visitasi ke jemaat, terutama kalau ada jemaat
yang sakit. Namun ada juga hanya sekedar mampir begitu tanpa ada
kepentingan tertentu, hanya ingin berkunjung ke jemaat. Baik itu
dilakukan oleh hamba Tuhan maupun majelis. Untuk pelayanan
diakonianya e…dalam hal ini untuk materi atau apa ya pak?
P Ya mungkin bisa dalam hal non materi, misalnya mendukung untuk 09
pendidikan anak-anak dll.
P1 O ya, kalau itu ada, sampai hari ini masih terlaksana. Namanya 10
beasiswa Caritas yang sampai hari ini masih berjalan. Beasiswa mulai
dari TK atau SD sampai SMA seperti itu keterlibatan majelis dalam
berdiakonia pak.
P Selanjutnya bagaimana pendapat pak Deny tentang pelayanan majelis 11
dalam bidang pengajaran iman?
P1 Sejauh ini untuk pengajaran majelis atau hamba Tuhannya masih 12
sesuai norma atau ajaran-ajaran kristiani. Tidak melenceng dari
Alkitab. Jadi setiap kali ada pemberitaan Firman atau kotbah, itu
sesuai dengan Alkitab. Setahu saya tidak ada yang menyimpang.
P Lebih masuk lagi pak 13
P1 Yak 14
P Menurut pak Deny apakah materi pengajarannya bisa dipahami oleh 15
jemaat pak?
P1 Kalau bagi saya ya. Tidak tahu kalau yang lain tergantung pendidikan 16
juga. Menurut saya sejauh ini bahasa yang digunakan pada saat kotbah
ya mudah diterima, tidak terlalu tinggi, seperti pakai bahasa Yunani
atau Ibrani. Tapi sering pakai bahasa yang sesuai dengan jemaat di
desa, jadi mudah diterima dan dipahami.
P Baik, sekarang kita beralih ke jemaat. Bagaimana pendapat pak Deny 17
tentang keterlibatan jemaat di Cukilan ini khususnya dalam ibadah?
P1 Ya sejauh ini yang saya ikuti mulai dari komisi Sekolah Minggu, 18
remaja pemuda, ibdah keluarga, ibadah raya semua komisi terlibat.
Misalnya di Sekolah Minggu melibatkan komisi Youth dan komisi
Wanita. Kemudian di komisi Wanita mereka saling melengkapi yaitu
diisi oleh hamba Tuhan dan kaum ibu. Dan ketika di ibadah
keluargapun semua jemaat dilibatkan. Tidak ada orang yang paling
vocal yang melayani disitu, tapi hamba Tuhan dan jemaat terlibat. Dan
jemaat antusias ketika melayani Tuhan dan diminta untuk
menggantikan yang berhalangan.
P Baik pak, ini lebih dalam lagi khususnya di ibadah raya, keterlibatan 19
jemaat itu dalam bentuk seperti apa, mungkin bapak bisa jelaskan?
P1 Oke, kalau untuk jemaat itu mulai dari penerima tamu atau usher, 20
sebagai liturgos, menyampaikan firman Tuhan, pengurus itu kan
jemaat juga jadi menyampaikan firman, mengedarkan kantong
persembahan, doa tanggapan firman maupun doa safaat, kemudian jadi
operasional sound sistem, LCD. Semua tugas di ibadah raya ini semua
jemaat dilibatkan, juga semua bertanggungjawab dengan tugasnya
masing-masing.
P Terus, untuk kotbah bahannya bagaimana pak? 21
P1 Selama ini bahan kotbah untuk pengurus dengan latar belakang tidak 22
sekolah teologia hamba Tuhannya yang menyiapkan. Tapi biasanya
dalam penyampaian tidak sama persis, karena petugas punya
kesempatan untuk mengembangkan sendiri.
P Khususnya di bidang pengajaran atau kotbah ini apakah materinya 23
dibuat sendiri atau berdasarkan dari tema-tema di gereja induk?
P1 Selama ini khususnya untuk yang ibadah raya itu sesuai dengan tema 24
dari pusat atau induk.
P Baik, sekarang tentang diakonia. Bagaimana menurut pak Deny 25
keterlibatan jemaat Cukilan dalam pelayanan diakonia?
P1 Selama ini yang paling mudahnya terlibat langsung adalah ketika ada 26
yang meninggal. Itu jemaat dengan sukarela akan peduli pada
sesamanya. Baik berupa barang atau uang diberikan pada sesame
jemaat maupun pada masyarakat. Untuk pelayanan diakonia ini bukan
hanya orang dewasa, karena anak-anak Sekolah Minggupun juga
sudah belajar punya program dalam bulan-bulan tertentu membantu
jemaat yang kurang mampu. Anak-anak Sekolah Minggu
mengumpulkan berupa sembako, tidak ditentukan barangnya tapi bisa
dikumpulkan sesuai kemampuan dan diberikan ke jemaat.
P Sekarang beralih pada pelayanan kesaksian, terutama di tengah 27
masyarakat. Menurut pak Deny bagaimana jemaat di Cukilan dalam
kiprahnya di tengah masyarakat?
P1 Ya kalau untuk saya sendiri, di tengah masyarakat saya sebagai 28
sekretaris RT. Di tengah masyarakat kami aktif. Seperti mala mini
kami ada pertemuan seharusnya, tapi saya sudah ijin. Kemuadian yang
lainpun terlibat saat ada pengerjaan Mushola, kerjabakti. Selain itu
dalam hal kami mendukung konsumsi dan lain-lain mendukung
pembangunan Mushola. Yang lain seperti ada orang menikah,
kematian kami mengerjakan angkat-angkat kursi, sediakan minum dan
lain-lain. Seperti biasanya di kampung, sayapun terlibat di situ.
Demikianpun saya amati jemaat yang lain secara khusus di lingkup
mereka ada, hal yang terkait dengan lingkungan sekitar saya amati
juga terlibat.
P Baik pak, kemudian untuk menjadi gereja yang mandiri dibutuhkan 29
pendampingan pastoral yang baik. nah terkait hal itu bagaimana
menurut bapak cara pendampingan pastoral gereja pusat terhadap
cabang Cukilan?
P1 Untuk secara pastoralnya yang pertama untuk hamba Tuhannya masih 30
terjalin seperti dalam ibadah memberi penguatan. Ada hari yang
dikhususkan bagi pertemuan hamba Tuhan untuk saling mendoakan,
menguatkan. Sedang untuk jemaat adalah mendapat pengajaran dari
firman Tuhan yang disampaikan dari majelis maupun pendeta secara
bergiliran. Kadang tidak melayankan firmanpun majelis hadir untuk
sekedar mendampingi dalam ibadah cabang. Saya kira itu bentuk
perhatian pusat. Kemudian bila ada jemaat sekiranya ada masalah,
ketika disampaikan ke hamba Tuhan atau majelis mereka menemuinya
dan menanyakan. Kalau perlu mendoakan, memberi saran seperti itu.
Pastoral yang lain jika ada yang sakit terutama yang lansia dikunjungi
oleh majelis atau pendeta pusat. Terus kalau ada yang jemaat menikah,
pusat terlibat langsung membimbing pranikah seperti itu.
P Kalau untuk pendampingan terkait pemeliharaan iman bagaimana pak? 31
P1 Selama ini bentuknya ibadah sakramen perjamuan kudus itu dari pusat 32
datang ke sana. Sakramen baptis juga dari pusat, memberikan
bimbingan bekerjasama dengan hamba Tuhan lokal.
P Lebih dalam lagi pak, jadi ini yang dimaksud hamba Tuhan lokal 33
adalah tenaga pastoral yang ditempatkan di Cukilan?
P1 Ya betul 34
P Apakah artinya hamba Tuhan tersebut merupakan kepanjangan tangan 35
pastoral pusat untuk cabang?
P1 ya 36
P Bagaimana untuk kehidupan hamba Tuhan lokal di Cukikan secara 37
pemenuhan kebutuhan hariannya pak? Apakah ada peran serta gereja
pusat?
P1 Selama ini taruhlah kalau orang kerja ada persembahan kasih atau 38
upahnya, itu dari pusat. Namun dari cabang juga ada partisipasinya.
Untuk nominalnya memang masih lebih banyak yang dari pusat,
kemudian untuk yang lain-lain selama ini ada dari jemaat yang
memberikan dukungan, berupa sembako dan lainnya. Ya mungkin
jauh dari cukup tapi jemaat di situ mau belajar untuk
bertanggungjawab pada hamba Tuhannya.
P Menurut pak Deny seberapa serius pendampingan pastoral pusat ke 39
cabang Cukilan?
P1 Mungkin dari pandangan saya itu sangat serius pak. Dikatakan 40
demikian mungkin karena didatangkannya tenaga hamba Tuhan di
sana.itu bentuk perhatian yang diberikan untuk Cukilan. Kemudian
yang lain kebutuhan hamba Tuhannya juga diperhatikan dan jemaat
didorong untuk terlibat aktif mendukung pelayanan yang ada sehingga
kesadaran untuk memiliki dan imannya kepada Tuhan sealu
dikumandangkan untuk tetap setia pada Tuhan. Ya walau beberapa
waktu lalu sempat berganti ganti hamba Tuhan tapi sampai saat ini
salah satu bukti lebihnya ya ada perhatian untuk memberi hamba
Tuhan di sana.
P Sepengetahuan pak Deny sejauh mana tim pastoral Salatiga itu 41
melibatkan jemaat di cabang dalam proses menuju kemandirian
jemaat?
P1 Menurut saya mungkin sama dengan yang dialami Brangkongan juga. 42
Dalam hal kemandirian yakni Cukilan pun diberi kesempatan, diberi
motivasi maupun dorongan untuk jemaat menuju mandiri. Seluasnya
kami diberi kesempatan untuk mengembangkan semua hal yang
dimiliki. Mulai dari SDM, SDA yang dimiliki oleh gereja maupun
jemaat. Jadi menurut saya pusat secara kontinyu memberikan
dorongan pada Cukilan baik pada saat rapat, maupun saat
menyampaikan firman Tuhan oleh hamba Tuhannya. Beberapa kali
disinggung untuk bisa mengarah ke mandiri dan nantinya dewasa.
Sekalipun dalam hal ini tidak ada target waktu atau diberi tantangan
waktunya kapan untuk dewasa, tapi diberi keleluasaan untuk
mengukur jemaat sendiri,kalau sekiranya nanti sudah siap untuk
mandiri.
P Baik, jadi secara waktu tidak diberikan kejelasan tenggang waktunya, 43
hanya saja dari segi dorongan selalu ada ya pak?
P1 Iya pak. 44
P Menurut pak Deny apakah model pendampingan pastoral pusat sudah 45
efektif menolong jemaat ?
P1 Dalam hal menuju kemandirian? 46
P Iya 47
P1 Kalau selama ini menolongnya mungkin dalam memberikan wawasan, 48
pandangan dan motivasi ya. Namun kalau dilihat dari segi materi
seperti fasilitas gedung dimana gereja direnovasi, pastori dibangun
mungkin itu suatu pendampingan awal untuk kemandirian yang
dilakukan pusat. Tapi dalam hal secara fokus untuk mengeksplor SDM
atau SDA yang ada di Cukilan belum nampak.
P Baik, kalau boleh tahu apakah bidang ekonomi menjadi pergumulan 49
yang urgen di jemaat Cukilan?
P1 Ya, dengan kondisi saat ini maupun sebelum pandemic. Ya namanya 50
orang di desa yang rata-rata petani, dari segi penghasilan ya kalau
bersyukur mencukupi yang ada ya cukup, seperti itu tapi untuk
meningkat secara ekonomi pada umumnya apa yang dibutuhkan selalu
ada itu masih jauh pak.. jadi kalau secara ekonomi yang sangat perlu
untuk didukung entah pendampingan memberi modal atau
mengerjakan apa yang telah disampaikan, itu masih kurang. Pernah
mengembangkan ekonomi jemaat dengan jualan gas. Untuk saat ini
macet karena pengelolaannya kurang kontinyu.
P Oke, agar dapat mandiri dibutuhkan kesadaran jemaat. Menurut pak 51
Deny seberapa tinggi kesadaran jemaat dalam proses menuju
kemandirian?
P1 Kesadaran dalam menuju kemandirian mungkin yang pertama segi 52
iman. Boleh dibilang kedewasaan rohani ada yang sudah menunjukkan
itu tapi ada juga yang menjadi batu sandungan. Tapi pada umumnya
menunjukkan kedewasaan iman dan mendukung pada kemandirian.
Mungkin dalam hal persembahan yang biasa maupun perpuluhan,
mereka sadar. Saya lihat semakin banyak yang sadar untuk memberi.
P Seberapa besar kesadaran jemaat untuk mendukung program-program 53
ke arah kemandirian?
P1 Ya untuk hal program per komisi sudah mencoba untuk dikerjakan, 54
terlibat langsung. Misal komisi sekolah Minggu dan yang lain. Jemaat
selama ini terlihat aktif
P Program fisik seperti pembangunan dan pengadaan ini dan itu dan 55
program non fisik seperti ibadah-ibadah respon jemaat seperti apa
pak?
P1 Ya kalau program fisik ketika ada pembangunan gereja jemaat secara 56
bergotong royong memberikan tenaga, materi untuk mendukung
pembangunan tempat ibadah dan rumah hamba Tuhan seperti itu. Jadi
jemaat sadar dalam hal-hal itu.
P Seberapa jauh kesadaran jemaat untuk saling melayani dan peduli satu 57
dengan lainnya?
P1 O Nampak jelas. Contoh ketika ada yang sakit, itu hamba Tuhan, 58
pengurus bersama jemaat berkunjung memberi penguatan,
mendoakanmembagi firman. Jadi keterlibatan jemaat sangat Nampak.
P Menurut pandangan pak Deny seberapa besar kesadaran jemaat di 59
Cukilan terhadap lingkungan sosial di sekitar gereja?
P1 Kalau untuk ke sosial jemaat sadar. Seperti ikut kegiatan kegiatan 60
yang ada, seperti RTnan, PKK, karang taruna.
P Lantas seberapa jauh kiprah jemaat dalam kehidupan beroikumene? 61
P1 Yang pertama sebagai lembaga gereja GKMI Cabang Cukilan adalah 62
sebagai anggota BKSAG Kecamatan Suruh. Terus ada kewajiban-
kewajiban anggota, Cabang Cukilan turut berpartisipasi. Kalau setiap
bulan ada nominal yang telah disepakati, itu diserahkan pada saat
pertemuan rutin. Terus ada anggota jemaat kita juga yang jadi
pengurus BKSAG. Selanjutnya di wilayah Salatiga Timur ada
kerjasama antar cabang dengan rapat rutinnya, ada ibadah gabung
kaum pria,
P Baik pak Deny, saya kira sudah cukup. Saya ucapkan banyak 63
terimakasih, Tuhan memberkati
P1 Saama-sama pak, Tuhan memberkati 64

Wawancara Partisipan 02
S Isi Percakapan Kode

P Selamat siang bu Tuminem 01


P1 Selamat siang pak 02
P Berkaitan dengan kemandirian gereja dan pendampingan pastoral, 03
bahwa salah satu unsur kemandirian adalah pelayanan yang dikerjakan
majelis dan keikutsertaan segenap jemaat. Untuk itu saya ijin ingin
menanyakan pendapat ibu. Bagaimana menurut ibu pelayanan majelis
selama ini dalam ibadah umat di Cukilan ini bu?
P1 Untuk selama ini bagus sih pak, setiap ada jadwal baik itu di ibadah 04
raya maupun ibadah keluarga serta komisi itu mereka hadir.
P Kalau boleh tahu, majelis itu datang sendiri atau tim bu? 05
P1 e..kadang sendiri, kadang tim 06
P Baik, kemudian bagaimana pendapat ibu terhadap pelayanan majelis 07
khususnya dalam pelayanan diakonia ?
P1 Sama pak, selama ini bagus. Jadi setiap ada jemaat yang sakit atau 08
meninggal itu mereka hadir, jika ada pemberitahuan.
P Baik, bagaimana menurut ibu tentang pelayanan majelis dalam bidang 09
pengajaran atau kotbah?
P1 Yak, pengajaran mereka saya rasa bisa diterima jemaat, tdak 10
menyimpang dari ajaran Tuhan Yesus
P Selanjutnya sepengetahuan ibu seperti apa keterlibatan jemaat di 11
cabang Cukilan ini dalam ibadah bu?
P1 Selama ini ada kerjasama yang bagus pak, semua jemaat terlibat dalam 12
pelayanan. Baik pelayan altar maupun pelayanan yang lainnya. Jadi
semua dilibatkan.
P Ya, kalau boleh dijelaskan, pelayanan altar itu apa saja ya bu? 13
P1 Ya untuk WL, singer, pemain music, terus menyampaikan Firman 14
Tuhan, doa safaat, kolektan, LCD.
P O ya, terus bagaimana pendapat ibu tentang keterlibatan jemaat dalam 15
pelayanan diakonia?
P1 Setahu saya bagus pak, setiap ada yang membutuhkan bantuan, entah 16
itu sakit, apapun itu biasanya aktif terlibat. Jadi kalau ada yang sakit
kita menengok, kalau ada keluarga yang kesusahan ya jemaat langsung
bertindak, gitu pak.
P Bagaimana pendapat ibu Tuminem terkait keterlibatan jemaat di 17
tengah masyarakat?
P1 Ya, kalau menurut pendapat saya bagus pak, soalnya ada kerjasama 18
antara gereja dengan masyarakat. Misalnya ada kegiatan kerjabakti
kita sama-sama ikut dan bukan hanya jemaat, gerejapun terlibat.
Misalnya ada jalan yang di cord an butuh dana, gereja terlibat
membantu misalnya bantu berapa sak semen, dan sebagainya gitu pak.
P Bererati gereja secara institusi turut mendukung 19
P1 Iya pak 20
P Kalau keterlibatan jemaat secara personal di tengah masyarakat 21
bagaimana bu? Bisa diceritakan?
P1 Ya kayak kerjabakti, terus ada orang punya gawe, ikut gotong royong, 22
lalu ada yang kesripahan itu mereka aktif membantu
P Baik bu, untuk menjadi gereja yang mandiri secara dana, daya dan 23
jatidirinya dibutuhkan pendampingan pastoral yang baik. menurut
pandangan ibu seperti apa pendampingan pastoral GKMI Salatiga ke
jemaat Cukilan?
P1 Yang jelas harus ada pengetahuan bagi jemaat untuk kuat imannya 24
dulu, terus kalau imannya kuat jemaat akan bertanggung jawab
P Oh..saya kira itu harapan ibu ya, maksud pertanyaan saya begini bu, 25
sesuatu yang sudah dilakukan oleh pusat, bisa pendeta atau majelis
dalam mereka mendampingi jemaat di Cukilan itu bagaimana?
P1 Iya, selama ini memang ada pendampingan pak. Misalnya ada hamba 26
Tuhan fulltime yang ditempatkan pusat untuk di sini, itu pak.
P Sudah berapa lama hamba Tuhan ini ada di sini bu? 27
P1 Sudah dua tahun pak 28
P Jadi dari pusat mengirimkan tenaga hamba Tuhan ya bu 29
P1 Iya pak 30
P Ada lagi bu? 31
P1 Majelis kalau rapat hadir 32
P Kalau rapat berapa bulan sekali? 33
P1 Satu bulan sekali pak, dan majelis hadir 34
P Mungkin masih ada yang lain bu? 35
P1 Ya kalau ada even-even penting atau ibadah-ibadah khusus mereka 36
hadir juga
P Gedung gereja ini saya lihat baru ya bu? 37
P1 Iya benar pak 38
P Apakah ada pendampingan juga dari majelis ketika dulu 39
membangunnya bu?
P1 Ada pak, itu ada majelis yang khusus memperhatikan cabang, terus 40
danapun juga dibantu.
P Baik bu, selain itu apa masih ada lagi bu? 41
P1 Ada pak, mungkin ketika ada even-even kayak pernikahan, 42
penyerahan anak, ibadah sakramen baptisan, sakramen perjamuan
kudus mereka terlibat
P Cara pendampingannya bagimana bu? 43
P1 Ya Pendeta maupun majelis hadir dan terlibat langsung di even itu pak 44
P Pendampingan pastoral itu menyangkut soal kehidupan jemaat, apa 45
ada pendampingan pastoral di sini untuk kebutuhan-kebutuhan jemaat
bu?
P1 Ada pak, seperti pusat memberi bantuan beasiswa pada anak-anak 46
sekolah pada keluarga yang tidak mampu
P Apakah menurut ibu tim pastoral pusat itu serius dalam mendampingi 47
cabang Cukilan untuk mandiri?
P1 Serius pak 48
P Baik, selanjutnya menurut ibu sejauh mana tim pastoral Salatiga 49
melibatkan jemaat untuk berperan dalam menuju kemandirian
P1 e…setahu saya jemaat itu terus dimotivasi untuk mandiri dan 50
dirangkul bagaimana caranya supaya ada keinginan untuk mandiri
P Menurut ibu model pendampingan pastoral dari pusat itu sudah 51
menolong jemaat di sini?
P1 Sudah pak, tapi ya ada kendalanya karena jumlah jemaat di sini 52
sedikit.
P Oke, selanjutnya tentang kemandirian gereja. Agar dapat mandiri 53
dibutuhkan kesadaran dan kerjasama. Menurut ibu seberapa tinggi
kesadaran jemaat di sini dalam mendukung kemandirian gereja
khususnya dalam pendanaan melalui persembahan ?
P1 Kalau menurut pendapat saya bagus sih pak, dari persembahan 54
persepuluhan rata-rata hampir tiap minggu ada.
P Seberapa besar kesadaran jemaat dalam mendukung program-program 55
menuju kemandirian?
P1 Kalau menurut saya sangat baik, soale kalau ada even-even yang 56
membutuhkan dana atau apalah itu semua dapat di cover oleh jemaat.
P Menurut ibu,seberapa jauh kesadaran jemaat untuk saling melayani 57
P1 Mungkin karena jemaatnya sedikit sehingga ada relasi yang baik, 58
dekat dan saling melayani.
P Seberapa besar kesadaran jemaat pada lingkungan sosial sekitar gereja 59
bu?
P1 Bagus pak, karena acara papun jemaat dilibatkan. Seperti PKK, 60
pertemuan rutin RTnan terus ada acara desa apapun pasti dilibatkan.
P Lalu jemaat yang dipercaya itu bertanggungjawab begitu maksud ibu 61
P1 Iya pak 62
P Menurut ibu sejauh mana kiprah jemaat di Cukilan dalam 63
beroikumene ?
P1 Baik pak, Cuma karena pandemic ini tidak ada kegiatan 64
P Baiknya bagaimana bu, apakah bisa ibu gambarkan? 65
P1 Jadi misalnya ibadah rutin satu bulan sekali kan digilir pak, itu anjang 66
sana, ya kita ikut. Terus tentang petugaspun kita bergantian.
P O ya, baik..untuk jumlah jemaat di sini berapa KK bu 67
P1 KKnya sekitar 20 pak 68
P Baik bu, saya kira cukup itu. Saya mengucapkan banyak terimakasih 69
atas waktunya, Tuhan memberkati.
P1 Sama-sama pak. 70

Wawancara Partisipan 03
S Isi Percakapan Kode

P Selamat malam pak Dwi 01


P1 Selamat malam pak Wahyu 02
P Terimakasih untuk waktu dan kesempatan yang bapak berikan untuk 03
saya boleh berwawancara hari ini. Berkenaan dengan topic
pendampingan pastoral keindonesiaan untuk kemandirian jemaat
GKMI di Salatiga Timur, saya ingin menanyakan beberapa hal kepada
pak Dwi. Yang pertama, menurut pandangan bapak bagaimana
pelayanan majelis Salatiga dalam pelayanan di ibadah?
P1 Kalau majelis itu beberapa kali terjadwal. Ada jadwal-jadwal khusus 04
untuk majelis dan juga jadwal-jadwal khusus untuk ibu Endang dan
pak Paul. Bu Endang untuk pelayanan perjamuan kudus, pak Paul
untuk even-even tertentu. Untuk rayon-rayon saat ini belum, karena
kita baru saja mulai karena pandemic ini. Pada waktu pandemic kita
batasi pengkhotbah dari luar, kita khususkan untuk yang dari kita
sendiri. Tapi untuk perjamuan kudus dan even-even tertentu baru kita
minta dari induk.
P Untuk majelis sendiri apakah ada jadwal pelayanan ke cabang ini? 05
P1 Kalau dalam kondisi normal, itu ada, jadi dilibatkan satu atau dua 06
bulan sekali. jadi tetap ada jadwal untuk majelis dan dari merekapun
ketika dijadwal di ibadah rayon juga bersedia, jadi tidak melulu ibadah
raya.
P Sebentar pak, ibadah rayon itu diadakan di rumah-rumah ya pak? 07
P1 Iya pak di rumah-rumah 08
P Hari apa? 09
P1 Normalnya setiap hari Rabu, tapi untuk kali ini dua minggu sekali 10
itupun kita buat kelompok-kelompok, bukan jadi satu.
P Sekarang bagaimana dengan pelayanan pengurus lokal di sini dalam 11
ibadah?
P1 Kalau pengurus di sini hampir semua aktif pak, jadi tetap pengurus 12
ambil bagian di ibadah. Di ibadah raya ada yang pelayanan mimbar,
jadi liturgos, pemusik itu pasti di setiap minggunya ada. Terus di
ibadah komisi, itu terlibat semua, termasuk ibadah rayon.
P Ada berapa orang pengurus di sini pak? 13
P1 Kita ada Sembilan orang 14
P Komisinya ada berapa pak? 15
P1 Komisinya ada komisi pria, komisi wanita, pemuda atau youth dan 16
sekolah Minggu. Jadi semua ada empat komisi.
P Pada saat pandemic apakah ada ibadah mereka yang tetap berjalan? 17
P1 Ya, yang aktif itu komisi pria. Sedang untuk komisi wanita baru 18
dimulai beberapa minggu ini. Kalau komisi pemuda jadwalnya
dialihkan untuk mereka berlatih music. Jadi yang masih aktif ya
komisi pria, Sekolah Minggu dan komisi wanita yang baru mulai.
P Ok, bagaimana pendapat pak Dwi tentang pelayanan majelis di bidang 19
diakonia dan visitasi?
P1 Untuk pandemic ini sepertinya tidak terlalu sering ya pak, tapi kemarin 20
itu waktu ada jemaat yang meninggal, itu dari pihak pusat bu Endang,
pak Paul dan beberapa majelis datang. Kalau untuk visitasi missal
kalau ada yang sakit sementara ini belum.
P Kalau sebelum pandemic bagaimana pak? 21
P1 Kalau sebelum pandemic ada beberapa kali baik jemaat dan majelis 22
itu terlibat pelayanan visitasi ke cabang
P Kalau untuk pengurus dalam pelayanan diakonia dan visitasi 23
bagaimana pak?
P1 Untuk di lokal sendiri, kita sering adakan kunjungan ke jemaat yang 24
sakit. Tapi dengan adanya pandemic ini memang beda dengan saat
situasi normal. Hanya beberapa orang pergi bersama dan sambil
membawa sesuatu untuk jemaat. Kalau misalnya jemaat itu ada yang
sakit, itu juga dari jemaat lainnya menginformasikan ke pengurus.
Sehingga pengurus bisa menindaklanjuti dan bisa berkunjung bersama.
Jadi ada pendampingan-pendampingan yang kita berikan khusus untuk
mbah-mbah yang tua maupun untuk jemaat yang bermasalah. Kita
punya strategi-strategi khusus yang mengena untuk mereka.
P Seperti apa strategi itu, bisa dijelaskan pak? 25
P1 Ya misalnya ada jemaat yang lanjut usia da nada permasalahan di 26
keluarganya, kita coba menggali dulu permasalahan mereka itu apa.
Dari keluarga-keluarga lain itu kita gali, kemudian dari sana kita bisa
melihat o..ternyata permasalahannya ini. Nah, ketika sudah terlihat
masalahnya kita bisa menentukan siapa yang pas untuk menangani ini,
yang pas untuk mendampingi ini. Jadi kita sudah sampai ke situ pak,
bukan hanya mendoakan saja.
P Baik, sekarang menurut pak Dwi bagaimana pelayanan majelis dalam 27
hal pengajaran iman?
P1 Untuk tema itu sudah disusun sepanjang satu tahun, kita yang cabang 28
mengikutinya. Bahan ajar sudah disiapkan sehingga kalau ada
pengurus yang akan melaynai kotbah itu sudah ada bahannya dan kita
dibimbing. Jadi menurut saya untuk hal pengajaran sudah bagus
karena tertata. Hanya saja kadang tema-tema itu tidak sesuai dengan
kondisi jemaat di cabang karena ketika membuatnya mungkin hanya
konteks induk atau jemaat kota, ketika diaplikasikan ke sini ya harus
kreatif untuk bisa disesuaikan jemaat di sini.
P Bagaimana bapak melihat keterlibatan jemaat dalam ibadah? 29
P1 Kalau di cabang Sumberejo hampir 90% jemaat terlibat. Yang tidak 30
terlibat itu hanya mbah-mbah sepuh. Tapi kalau saya perhatikan mulai
dari usia remaja sudah ada upaya kita libatkan mereka untuk berlatih
melayani. Entah sebagai pemusik, doa, singers, liturgos dan lainnya.
P Sekarang, bagaimana keterlibatan jemaat dalam pelayanan diakonia? 31
P1 Saya melihatnya ketika ada jemaat yang sakit ada yang 32
memberitahukan, ada yang mendoakan walau tidak sempat ikut
berkunjung. Ketika kita bentuk group WA jemaat keterlibatan mereka
lebih nampak lagi. Ketika ada yang sakit antar jemaat saling
menginformasikan dan mendukung. Jadi itu yang saya lihat sebagai
bentuk keterlibatan jemaat dalam berdiakonia.
P Menurut bapak bagaimana keterlibatan jemaat di masyarakat? 33
P1 Kalau di Sumberejo ini ada beberapa tokoh masyarakat adalah orang 34
Krsiten pak. Kita punya peran yang bagus dalam pemerintahan desa.
Motornya juga dari gereja. Ada yang jadi RT, ketua BPD, di Karang
Taruna. Jadi banyak jemaat yang terlibat di sistem pemerintahan
Sumberejo. Yang lain juga aktif dalam kegiatan sosial seperti
mengadakan donor darah secara rutin.
P O ya sudah berapa lama donor darah ini berlangsung di sini pak? 35
P1 Sudah sekitar empat tahunan kita adakan rutin. Kita kerjasama dengan 36
PMI Salatiga dan juga dari Kabupaten Semarang. Selain itu kita juga
pernah adakan bazar, lalu saat Natal atau Paskah kita adakan kegiatan
sosial yang menyasar ke masyarakat umum. Entah itu bagi sembako,
memberi pengarahan yang penting adalah sasarannya masyarakat.
P Saya lihat di samping rumah bapak ada sekolah ya pak? 37
P1 Benar itu adalah sekolah TK yang diinisiasi jemaat, namanya TK 38
Kristen Agape. Untuk pengajarannya bersifat nasional diselipi dengan
ajaran-ajaran kasih. Untuk saat ini siswanya ada lumayan banyak dan
lebih dari 50% adalah masyarakat umum, bukan jemaat. Tapi menurut
saya itu baik untuk sarana memperkenalkan kasih Tuhan ke umum,
pada anak-anak yang masih kecil. jadi kesaksian kita melalui
pendidikan dan ajaran Kristen lewat TK itu.
P Menurut pak Dwi, pendampingan pastoral yang dilakukan oleh gereja 39
induk sudah serius?
P1 Saya lihat sudah bagus pak. Karena ketika ada konflik internal itu 40
mereka dengan serius, walaupun hasilnya kurang memuaskan tapi saya
lihat usahanya bagus. Kerja mereka sudah keras, begitu menurut saya.
Hanya saja tidak bisa memuaskan semua pihak. Ya akhirnya terjadilah
seperti sekarang ini, mungkin itu pak.
P Menurut bapak apakah model pendampingan pastoral oleh tim pastoral 41
Salatiga sudah menolong jemaat di Sumberejo?
P1 Ya, hanya mungkin kurang begitu maksimal ya pak. Saya rasa ketika 42
kami terlalu ditolong oleh induk malah kita tidak bisa
mengembangkan diri. Jadi malah membatasi kita untuk berkembang.
Menurut saya dengan melihat peran induk seperti itu tidak terlalu besar
untuk melatih kemandirian jemaat.
P Sebentar pak, apakah artinya pendapat pak Dwi itu bahwa supaya 43
campur tangan Salatiga tidak terlalu dalam, atau bagaimana?
P1 Ya, karna kalau terlalu dalam kita akan kurang kreatif, seperti itu pak. 44
P Terus, kan dalam gereja itu perlu dukungan bukan saja dalam hal 45
SDM, tapi juga kerelaan jemaat dalam dukungan dana atau
persembahan. Menurut bapak bagaimana dukungan jemaat dalam hal
persembahan ?
P1 Ya kalau kemarin itu kan kita buat ibadah kelompok-kelompok pak, 46
ternyata persembahan justru meningkat. Mengapa, karena jemaat yang
selama ini tidak aktif, mereka malahan terlibat di kelompok, sehingga
persembahan meningkat. Ketika pandemic saya lihat kepedulian
jemaat terhadap pendanaan gereja masih tetap sama. Persembahan
mereka tidak berkurang seperti sebelum pandemic. Gereja masih
tercukupi. Kita bersyukur di saat pandemic ini malah pengeluaran kas
gereja berkurang, sementara pendapatan tetap, sehingga kas bisa naik.
P Dalam proses ke depan apakah ada program atau visi untuk cabang 47
Sumberejo mau mandiri atau dewasa?
P1 Kalau itu memang kita menyiapkan kesana pak. Tapi untuk program 48
khusus untuk kita mandiri kita belum susun. Hanya kita sudah siapkan
secara keuangan. Jadi ketika nanti mandiri dan pendeta emeritus kita
sudah siapkan ke sana. Ini sudah kita pikirkan kea rah sana.
P Menurut bapak kendala apa saja untuk kemandirian jemaat dalam 49
konteks di sini?
P1 Menurut saya yang masih jadi tantangan kita ya bagaimana kita 50
meningkatkan peran jemaat untuk persembahan. Karena memang
diakui persembahan sudah banyak, tapi untuk perpuluhan jemaat itu
yang memang kurang. Saya piker apa karena keadaan jemaat, atau dari
segi kesadaran yang masih kurang. Tapi saya piker hal itu harus
dipecahkan untuk kebutuhan gereja mandiri itu kan banyak. Jadi kalau
kita katakana optimis, ya optimis pak. Tapi yang belum tercapai untuk
mandiri itu kita masih banyak. Jadi kita harus punya jangkauan itu
harus tercapai dulu sebelum mandiri.
P Jadi hal kesadaran ini sebagai tantangan tersendiri? 51
P1 Iya pak kesadaran untuk perpuluhan sama keuangan kita belum yakin 52
ke depan bisa apa tidak.
P Baik, kalau potensi untuk mandiri sendiri apa yang bapak lihat? 53
P1 Kalau potensi, semua berpotensi pak. Untuk music kita sudah bisa 54
mandiri. Untuk potensi jemaat secara SDM nya juga pada mampu.
P Prosentase potensi jemaat di sini seperti apa pak? 55
P1 Untuk lansia sekitar 10-15%, dewasa sekitar 50%, remaja 30%, dan 56
anak sekolah Minggu juga lumayan.
P Kemudian infrastruktur jemaat di sini bagaimana pak? 57
P1 Ya kami untuk gedung gereja, pastori rumah pendeta, tenaga hamba 58
Tuhan semua telah ada.
P Untuk jumlah KK, ada berapa ya pak? 59
P1 Persisnya saya kurang tahu, tapi yang jelas ada lebih kalau 30 KK 60
P Melihat konteks jemaat di sini, apakah bapak memiliki optimism untuk 61
mandiri?
P1 Ya pak, apalagi daerah ini semakin lama makin maju 62
P Untuk pendampingan pastoral, masukan apa yang dirasa perlu dari 63
bapak?
P1 Sepertinya sudah jalan semua hanya belum memaksimalkan potensi 64
masing-masing dan kerjasama agar lebih baik lagi untuk mencapai
cita-cita yang kita inginkan.. karena kadang ketika menyususn
program da nada kendala, sering muncul perasaan down. Jadi saya
piker bagaimana kita semua dapat memaksimalkan semua potensi.
P Baik pak Dwi, saya rasa sudah cukup. Terimakasih untuk percakapan 65
malam ini, Tuhan memberkati.
P1 Ya pak sama-sama, Tuhan memberkati 66

Wawancara Partisipan 04
S Isi Percakapan Kode

P Selamat sore bu Sandy 01


P1 Ya selamat sore pak Wahyu 02
P Terimakasih untuk waktu dan kesempatan yang diberikan untuk saya 03
bisa wawancara dalam rangka penelitian yang bertopik pendampingan
pastoral keindonesiaan untuk kemandirian jemaat GKMI di Salatiga
Timur
P1 Iya pak 04
P Begini bu, ada dua isu yang akan saya tanyakan. Pertama soal 05
kemandirian gereja dan kedua tentang pendampingan pastoral
bercorak keindonesiaan.. baik bu saya mau menanyakan bagaimana
pendapat ibu tentang pelayanan majelis dalam ibadah umat?
P1 Kalau waktu itu seingat saya pelayanan majelis seperti membawakan 06
firman di ibadah raya, itu dilaksanakan oleh majelis seperti almarhum
Bp.Arif, terus ada juga Bp.Eko Wahyu, selain itu juga ada Bp.Darmin.
selain memimpin ibadah raya, majelis juga ikut rapat pengurus di sini.
Hal-hal lain ketika jemaat sini menikah atau baptis mereka dimintai
tolong memberi kelas katekisasi.
P Artinya dalam pelayanan ibadah yang dijadwalkan, mereka selalu 07
datang ya bu
P1 Iya pak 08
P Adakah jadwal rutin dimana majelis melayani di sini? 09
P1 Iya, setahu saya mas Darsono menjadwalkan majlis dari pusat ke sini. 10
Hanya saya kurang tahu berapa bulan sekali. tapi yang pasti sering sih
pak.
P Baik bu, kalau pendapat ibu tentang pelayanan diakonia majelis 11
bagaimana bu?
P1 Kalau untuk daikon ia setahu saya kok belum merasakan, mungkin 12
karena pandemic ini. Namun ketika ada jemaat yang kapundut mereka
hadir.
P Menurut ibu bagaimana pelayanan majelis dalam pelayanan 13
pengajaran iman?
P1 Kalau menurut saya yang sudah berkotbah di sini baik pak. Mereka 14
sepertinya dipilih dari majelis yang sudah memahami karakter jemaat
di sini. Walaupun saya tahu majelis itu dari background pendidikan
yang sepertinya tingi tapi dalam kotbah mereka menggunakan bahsa
yang dapat diterima jemaat yang kebanyakan adalah petani. Jadi
menurut saya sudah bagus, bisa diterima oleh jemaat yang bekerja,
juga yang pendidikannya S1 atau S2 dan jemaat menengah ke bawah.
P Baik, sekarang kita beralih untuk jemaat. Menurut ibu sejauh mana 15
keterlibatan jemaat dalam ibadah?
P1 Kalau keterlibatan jemaat sekaligus pengurus di sini sangat terlibat. 16
Misalnya dari awal untuk program bersih bersih gereja dulu sebelum
ibadah. Di sini kan ndak ada koster, jadi dijadwal oleh pengurus gereja
dan dibagi perkelompok. Terus ketika ibadah juga yang melayani tidak
itu-itu saja. Tapi juga yang memiliki talenta yang belum kelihatan juga
sudah dilibatkan. Entah itu jadi pemusik, WL, singer, operator LCD.
Juga ketika rayon-rayon atau ibadah kelompok malah justru
melibatkan jemaat yang belum terlihat di ibadah raya. Jadi yang belum
punya keberanian melayani di ibadah raya itu diajak untuk melayani di
rayon. Mulai dari doa pembukaan atau doa penutup. Jadi menurut saya
keikutsertaan semua jemaat sudah dimaksimalkan karena sudah
memiliki kerinduan untuk melayani.
P Sekarang untuk keterlibatan jemaat di bidang diakonia, bagaimana 17
menurut ibu?
P1 Ya keterlibatan jemaat bisa dibilang sudah bagus. Ya seandainya 18
beberapa waktu lalu ada mbah-mbah yang rumahnya sudah kurang
layak untuk dihuni, terus dilibatkan komisi pria untuk membantu
membenarkan atap dan lainnya. Terus komisi wanita dilibatkan untuk
memasak untuk yang kerjabakti. Kemudian kalau ada yang kesripahan
pemuda remaja juga diajak untuk sama-sama dating, maksudnya
melena sambil gitaran supaya ndak sepi. Ya memberi penghiburan.
P Sekarang dalam bidang kegiatan masyarakat, menurut pandangan ibu 19
keterlibatan jemaat sejauh mana di masyarakat?
P1 Kalau untuk gereja sendiri mungkin bisa dilihat waktu kemarin 20
Agustusan. Kita kerjabakti bersama, walaupun belum semua jemaat,
tapi dimulai dari jemaat sekitar gereja dan pengurus gereja ikut
kerjabakti. Ya memasang umbul-umbul sekitar gereja dan yang lain
butuh, kita bantu pasang di sana.
P Selain kerjabakti oleh gereja, apa mungkin ada peran secara persobal 21
jemaat di tengah masyarakat?
P1 Ya ada seperti donor darah, itu dilaksanakan rutin setiap tiga bulan 22
sekali, dan masyarakat antusias ikut. Kemudian setiap bulan Desember
gereja membagi sembako. Terus saat pandemic, jemaat ikut
membagikan handsanitaizer ke masyarakat atau tetangga mereka.
P Baik. untuk menuju kemandirian dibutuhkan pendampingan pastoral 23
yang baik. menurut pandangan ibu bagaimana cara pendampingan
pastoral dari gereja induk ke cabang Sumberejo di sini?
P1 Kalau dampingan lebih terasanya itu dari ibu pendeta Endang dari 24
gereja pusat. Karena sepertinya selalu ada komunikasi antara mas Dar
dan bu Endang. Jadi setiap ada persekutuan bersama hari Sabtu sering
ditanya bagaimana pelayanan di Sumberejo. Misal ada permasalahan
keluarga jemaat, bu Endang memberi saran atau menangani langsung
jika berkaitan dengan persiapan pernikahan dan persoalan rumah
tangga jemaat. Saya merasakan pendampingan pastoral dari bu Endang
ya seperti itu.
P Jadi caranya melalui persekutuan rutin itu ya bu 25
P1 Iya pak 26
P Menurut ibu apakah tim pastoral dalam melakukan pendampingan di 27
sini sudah serius?
P1 Ya..serius. tapi juga belum terlalu serius untuk timnya. Apalagi kalau 28
melihat cabang di Jangglengan yang makin lama makin sedikit
jemaatnya. Tapi di sana kok belum ada program untuk sama-sama
ibadah bersama. Atau mungkin itu kebijakan gereja pusat. Karena di
sini sudah ada mas Dar jadi dipercayakan untuk menggembalakan di
sini dan Jangglengan..
P Sepengetahuan ibu, pendampingan pastoral apa saja yang dilaksanakan 29
oleh induk ke cabang sini?
P1 Ya mungkin itu jemaat yang mau nikah diadakan kelas katekisasi oleh 30
bu Endang, pak Paul. Lalu untuk sakramen perjamuan kudus, karena
mas Dar belum bisa melayani, itu dilakukan dari pusat, dan biasanya
ada dua tiga majelis yang mendampingi.
P Untuk pendampingan organisasi, seperti rapat gereja apakah peran 31
majelis juga dirasakan?
P1 Ya ada. Seperti pak Darmin sebagai majelis itu mendampingi saat 32
rapat pengurus cabang.
P Menurut ibu sejauh mana pendampingan pastoral dari pusat 33
melibatkan jemaat dalam rangka kemandirian?
P1 Ya, dari pusat itu mengajak jemaat untuk terlibat atau hadir di 34
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh majelis. Seperti pelatihan guru
sekolah Minggu, terus diajak untuk ikut workshop dengan tema-tema
tertentu. Jadi jemaat selalu dilibatkan.
P Terkait dengan diakonia, di pusat ada komisi beasiswa. Apakah 35
pelayanan mereka juga menyentuh sampai di cabang Sumberejo?
P1 Oh ya, ada pak. 36
P Baik, jadi menurut ibu pendampingan pastoral dari pusat itu apa sudah 37
menolong jemaat di sini?
P1 Ya sudah menolong, apalagi bidang pendidikan itu ya. Karena 38
memang banyak yang mendapat beasiswa yang mayoritas yang benar-
benar membutuhkan bantuan dana untuk pendidikan.
P Sekarang beralih pada kemandirian gereja yang menjadi 39
tanggungjawab bersama. Untuk hal itu, dibutuhkan kesadaran jemaat.
Menurut ibu seberapa tinggi kesadaran jemaat dalam hal pendanaan
atau memberi persembahan?
P1 Untuk hal ini kesadarannya masih belum terlalu tinggi. Mungkin 40
sebagian jemaat sudah sangat menyadari untuk menyisihkan
berkatnya. Tapi juga ada sebagian yang belum bisa, mungkin karena
ada permasalahan ekonomi. Jadi belum bisa memberi yang terbaik.
P Seberapa besar jemaat sadar dalam mendukung program-program 41
gereja?
P1 Kalau itu sudah cukup besar menurut saya. Karena kalau ada 42
kebutuhan materi dan tenaga saya lihat jemaat sudah bagus dalam
mendukung. Misalnya kalau pengurus memprogramkan pengadaan
music, ya mereka mendukung. Dalam hal persembahan mungkin tidak
banyak, tapi dalam hal lain seperti mencari dana bersama mereka
sangat sadar membantu terlibat.
P Sekarang tentang saling melayani. Seberapa jauh jemaat di sini saling 43
melayani?
P1 Kalau hal itu sudah sangat terlihat, karena mungkin jemaat di daerah 44
pedesaaan memiliki sosial yang tinggi. Mungkin bukan hanya diantara
jemaat, tapi juga dengan para tetangga mereka. Misalnya ikut rewang,
membantu jika ada jemaat atau tetangga yang punya gawe.
P Jemaat di sini adalah bagian dari jemaat yang am. Menurut ibu 45
bagaimana kiprah gereja dalam kehidupan beroikumene atau dalam
aras BKSAG?
P1 Sejauh pengamatan saya, jemaat selalu mengikuti kegiatan oikumene 46
seperti ibadah wanita, youth dan kegiatan lainnya. Itu pak.
P Baik bu saya kira cukup, terimakasih bu Sandy untuk wawancara hari 47
ini, Tuhan memberkati ya bu.
P1 Iya, sama-sama pak. 48

Wawancara Partisipan 05
S Isi Percakapan Kode
P Selamat sore pak Suhir 01
P1 Selamat sore pak 02
P Berkaitan dengan penelitian saya dengan topik pendampingan pastoral 03
keindonesiaan untuk kemandirian jemaat di GKMI Salatiga Timur,
saya mengucapkan terimakasih sebelumnya atas waktu yang bapak
sediakan untuk saya melakukan wawancara
P1 Ya 04
P Baik saya mulai dari yang pertama, bagaimana menurut pendapat 05
bapak tentang pelayanan majelis GKMI Salatiga dalam pelayanan
mereka pada ibadah di GKMI Cabang Jangglengan ?
P1 Menurut penglihatan saya, pelayanan majelis GKMI Salatiga dalam 06
ibadah di cabang Jangglengan itu sungguh-sungguh memperhatikan.
Karna pada setiap hari Minggu dijadwal, Minggu itu ada kadang satu
majelis, kadang ada dua majelis, kadang juga pas Hamba Tuhan
Salatiga melayani, itu disertai juga oleh majelis-majelis yang lain
untuk melakukan pendampingan. Saat itupun bila majelis mendapat
informasi tentang jemaat yang kurang sehat itu lalu dikunjungi. Ya
itulah pelayanan majelis, yang setahu saya seperti itu pak.
P Baik pak, kemudian GKMI Cabang Jangglengan ini secara strukur 07
adalah cabang dari Salatiga, namun demikian dalam penggembalaan di
sana belum ada tenaga Hamba Tuhan ya pak, lalu bagaimana untuk
bisa menghandel secara pastoral, khususnya penggembalaan di sana
pak?
P1 Untuk penggembalaan memang GKMI Salatiga pusat itu 08
menempatkan tenaga Hamba Tuhan Sumberejo, yakni bapak Darsono
yang sekarang telah menjadi Pendeta Muda, dan itu diperbantukan ke
GKMI Cabang Jangglengan, dan juga mengadakan kunjungan ke sana
maupun mengadakan pelayanan-pelayanan secara pastoral. Nah untuk
pelayanan-pelayanan untuk ibadah-ibadah itu dilakukan oleh Bapak
Darsono maupun pengurus Cabang Sumberejo. Jadi untuk
penggembalaan itu dipegang oleh Bapak Darsono, gitu pak.
P Jadi pola ini sudah berjalan berapa lama pak? maksudnya 09
penggembalaan di cabang Jangglengan yang dihandel oleh cabang
Sumberejo, sudah berapa lama?
P1 e….mungkin kurang lebih ada 10 tahunan pak 10
P Selanjutnya pak, menurut pendapat pak Suhir bagaimana pelayanan 11
dari Majelis GKMI Salatiga dalam pelayanan diakonia untuk jemaat di
Jangglengan?
P1 Untuk pelayanan diakonia, jemaat cabang Jangglengan itu 12
diperhatikan oleh majelis pusat, walaupun hanya satu tahun sekali
diberikan bingkisan berupa sembako. Mungkin itu pak.
P Selanjutnya, menurut bapak bagaimana pelayanan majelis maupun 13
pengurus di cabang dalam pelayanan pengajaran di cabang
Jangglengan?
P1 Untuk pengajarannya kalau saya lihat, karna yang disampaikan adalah 14
firman Tuhan sehingga menurut saya sesuai dengan apa yang telah
dilakukan firman Tuhan, terlebih juga jemaat di sana itu juga iman
mereka kalau saya lihat itu semakin semakin apa ya..walau jumlahnya
sedikit tapi mereka tetap bertahan. Percaya kepada Yesus Kristus, jadi
menurut saya pengajaran majelis dan pengurus itu kuat pak.
P Baik..jadi walaupun jumlah jemaat sedikit, tapi keterlibatan atau 15
keaktifan jemaat di dalam ibadah tergolong baik ya pak?
P1 Ya pak 16
P Baik, sekarang tentang keterlibatan jemaat, menurut bapak bagaimana 17
jemaat di sana dalam keterlibatan untuk melayani di ibadah pak
P1 Kalau jemaat di sana yang tua-tua hanya memimpin doa, yang muda 18
itu memimpin pujian atau liturgos, itu pak
P Selanjutnya, bagaimana menurut bapak keterlibatan jemaat dalam 19
peleyanan diakonia di sana pak?
P1 Untuk pelayanan jemaat dalam berdiakonia di sana hanya satu dua, 20
artinya karna jemaat di sana hanya sedikit yang kuat secara ekonomi,
tapi mereka memperhatikan jemaat yang lainnya, ya walaupun hanya
seberapa, tapi menurut saya itu pak keterlibatan mereka dalam
diakonia yang mereka bisa..
P Terus pak,bagaimana kesaksian jemaat di tengah-tengah masyarakat ? 21
P1 Ya, kalau saya lihat kesaksian jemaat di tengah-tengah masyarakat 22
e..mereka hidup di masyarakat itu bisa hidup berbaur, bisa ..menurut
saya bisa menjadi garam dan terang ya..kalau di sana, artinya dengan
lingkungan bisa hidup guyub rukun, walaupun jemaat hanya sedikit.
P Baik pak, kalau menurut pandangan pak Suhir, gereja yang mandiri 23
itu seperti apa ya pak?
P1 Menurut saya gereja yang mandiri adalah gereja yang sudah bisa 24
membiayai diri sendiri. Artinya gereja itu sungguh-sungguh sudah bisa
membiayai dirinya sendiri, punya rumah ibadah tetap untuk ibadah
setiap hari Minggu, mungkin itu. Hanya kalau penggembalaan kalau
sudah bisa membiayai diri sendiri pastinya akan memanggil seorang
Hamba Tuhan dan nantinya menjadi gembala itu akan mandiri. Juga
punya SDM pengurus yang mumpuni, mereka mau berpartisipasi aktif
dalam kemandirian tersebut.
P Menurut pak Suhir, status Jangglengan kan cabang, terus siapa yang 25
mesti bertanggungjawab untuk kemandirian di Salatiga Timur,
khususnya di Jangglengan?
P1 e…untuk kemandirian siapa yang bertanggung jawab itu e…pastinya 26
jemaat itu sendiri di lingkungan itu sendiri. Nantinya setelah dilihat
secara SDM, kemampuan, kira-kira sudah mampu mandiri nantinya
tentu akan konsoltasi ke Salatiga pusat. Nah tentunya pusat akan
melakukan pendampingan-pendampingan untuk GKMI Salatiga
Timur, cabang Jangglengan mungkin itu pak.
P Lalu dalam kenyataannya, tentu dalam menuju kemandirian dijumpai 27
kendala dan potensi. Untuk konteks di Jangglengan, kira-kira kendala-
kendala seperti apa yang dihadapi untuk menuju kemandirian pak?
P1 Untuk kendalanya saat ini, dari segi jumlah jemaat. Itu karena baru 28
sekitar sepuluhan KK, itu belum memenuhi jumlah anggota jemaat,
terus dari segi keuangan jemaat di sanapun belum mumpuni. Juga
mungkin SDM, memang SDM hanya satu dua yang bisa tapi lainnya
agak sepuh-sepuh. Jadi hal-hal itu yang menjadikan kendala untuk
mandiri saat ini.
P Gereja itu punya potensi sebagai modal untuk mandiri, menurut bapak 29
apa yang menjadi potensi di cabang Jangglengan?
P1 Kalau di Jangglengan potensinya menurut saya keguyuban rukun 30
jemaatnya itu jadi daya dukung, mungkin itu pak.
P Baik pak, keguyub rukunan itu potensi non fisik ya pak, kalau potensi 31
secara fisik seperti apa ya pak?
P1 Nah secara fisik sebetulnya gedung gereja kami sudah punya, pastori 32
ada disamping, itu bentuk fisiknya.
P Kembali ke soal kendala, menurut bapak apa yang menyebabkan di 33
sana jumlah jemaatnya sedikit pak?
P1 Ya karena saat ini kesulitan pewartaan untuk Injil itu sungguh- 34
sungguh diterima orang yang belum percaya itu sangat sulit untuk
ditembus. Karena ya mereka katakanlah sudah seperti takut kalau
punya iman Kristen. Walaupun mereka punya iman itu belum sepenuh
hati untuk kepercayaan mereka. Katakanlah hanya beragama di KTP
begitu pak. Artinya untuk penginjilan itu sudah dicegati jadinya sangat
sulit, yaitu pak kendalanya.
P Baik pak, sekarang kita beralih tentang pendampingan pastoral 35
keindonesiaan, yang memakai budaya Indonesia untuk pendekatannya.
Pak Suhir sekaligus juga koordinator forum pengurus gabung di
Salatiga Timur ya pak?
P1 Iya betul pak 36
P Untuk jumlah cabang GKMI Salatiga di Salatiga Timur ada berapa ya 37
pak?
P1 Dulu ada 4 cabang, yakni cabang Brangkongan, Sumberejo, Cukilan 38
dan Jangglengan. Nah karna Brangkongan sudah dewasa, sekarang
hanya ada 3 cabang.
P Pak Suhir sebagai jemaat Jangglengan dan coordinator forum pengurus 39
gereja di Salatiga Timur, program-program apa saja yang telah
dilaksanakan dalam mewujudkan kemandirian di sana, barangkali
bapak bisa gambarkan seperti apa?
P1 Program-program untuk menunjang kemandirian GKMI di Salatiga 40
Timur sebetulnya dari dulu kita pernah mengadakan pelatihan-
pelatihan untuk menuju gereja dewasa atau gereja mandiri. Waktu itu
kami sempat mengundang gereja dewasa untuk memberikan pelatihan,
kami juga mengundang tim dari sinode untuk memberi arahan.
P Mengenai pastoral bercorak keindonesiaan seperti apa yang ada di 41
jemaat Salatiga Timur yang bapak ketahui?
P1 e….jadi pastoral keindonesiaan secara bersama-sama oleh empat 42
cabang itu kami pengurus setiap tiga bulan sekali mengadakan
rembugan atau rapat gabung. Di situ ada program-program di masing-
masing cabang yang diinformasikan dan program-program gabung
untuk dilaksanakan bersama. Kami melakukan program seperti
kegotongroyongan kalau ada jemaat di salah satu cabang yang
mungkin rumahnya kurang layak. Kami sepakat untuk beriuran
bersama dan membangunkan seperti bedah rumah, sehingga rumah itu
layak untuk ditempati. Nah itu yang sudah kami lakukan di beberapa
rumah, baik di Sumberejo, di Jangglengan dan beberapa jemaat yang
ada.
Terus juga mungkin PEJ, katakanlah dulu ada koperasi untuk
peningkatan ekonomi jemaat, dimana jemaat pinjam uang untuk buat
keranjang ikan atau besek. Nah itu kami pinjami dan mereka
mengembalikan. Itu pak, …oh ya ada juga diakonia gabung di mana
masing-masing gereja cabang di Salatiga Timur iuran yang terkumpul
saat rapat gabung. Nanti kalau ada jemaat di empat cabang itu yang
sakit atau meninggal, maka mereka akan diberi sekedarnya untuk
meringankan beban yang sakit atau keluarga yang meninggal tadi. Nah
itu bentuk gotongroyong dalam diakonia. Mungkin itu pak yang kami
lakukan sebagai berpastoral keindonesiaan yang kami lakukan
bersama-sama.
P Menarik, untuk bedah rumah tadi apakah tenaga kerjanya juga dari 43
jemaat pak?
P1 Ya, karena diantara jemaat itu ada yang bisa menukang, jadi kami ya 44
gotongroyong bersama.
P Ok, terus tadi dikatakan diakonia untuk yang sakit atau meninggal, lalu 45
wujud belarasa jemaat di sana jika ada kematian di antara anggota
keluarga seperti apa ya pak?
P1 Oh ya biasanya kami masing-masing pengurus ada kontak personnya, 46
lalu merekalah yang akan menyampaikan ke jemaat tentang berita
duka. Karena jemaat tahu, mereka pada berdatangan ke rumah duka,
sehingga hal ini jadi penghiburan tersendiri untuk jemaat yang
keluarganya sedang berdukacita.
P Artinya jemaat itu mewujudkan penghiburan ke jemaat yang 47
berkesusahan begitu ya pak?
P1 Ya betul pak 48
P Nah budaya seperti itu menurut bapak terjadi sejak kapan? 49
P1 Waduh..itu sudah cukup lama ya..sampai saat inipun masih terlaksana. 50
Tapi karena pandemic saat ini kurang..ya karena situasi dan kondisi
P Bagaimana masukan bapak tentang pendampingan pastoral dari GKMI 51
Salatiga agar sungguh efektif dilaksanakan di Salatiga Timur terkait
dengan kemandirian gereja cabang?
P1 Saran saya, karena melihat sikon, kalau jemaat sudah mendukung 52
kemandirian dan dirasa sudah cukup, ya kemandirian itu bisa
dilaksanakan secepatnya dan sebaik-baiknya. Saran saya ya tetap ada
pendampingan dari GKMI Salatiga pusat. Dengan mengutus hamba
Tuhan ke cabang untuk pengelolaan kemandirian agar lebih cepat,
mungkin itu pak.
P Selanjutnya bagaimana cara pendampingan pastoral pusat kepada 53
cabang Jangglengan?
P1 Selama ini untuk pendampingan pastoral itu adalah ada hamba Tuhan 54
yang ditempatkan di cabang Sumberejo yang sekaligus mengampu,
mendampingi cabang Jangglengan. Sehingga itu terlaksana dengan
baik, dan juga sekali waktu hamba Tuhan GKMI Salatiga melakukan
pendampingan ke cabang Jangglengan.
P Menurut bapak, model pendampingan yang demikian sudah menolong 55
jemaat dalam menuju kemandirian?
P1 Menurut saya untuk pendampingan menuju kemandirian itu sudah 56
sangat mendukung dan mendorong jemaat di Jangglengan. Terlebih
juga iman mereka makin hari juga makin diteguhkan dan
pendampingan yang semacam itu juga diharapkan GKMI Salatiga.
P Sekarang tentang kesadaran jemaat, menurut bapak bagaimana 57
kesadaran jemaat di Jangglengan dalam mendukung kemandirian
khususnya dalam bidang dana?
P1 Untuk jemaat di sana partisipasi untuk mendukung kemandirian setelah 58
disampaikan oleh pusat, jemaat di sana turut untuk tanggungjawab
persembahan dan sebagainya artinya tidak hanya persembahan tapi
juga gotongroyong bisa dirasakan. Meskipun saat ini partisipasi ke
pusat melalui cabang Sumberejo baru sekitar mungkin sepuluh persen
karna yang lainnya juga digunakan program-program cabang
Jangglengan. Itu pak. Karna jemaat ada dalam latar belakang ekonomi
berbeda, ada yang mempersembahkan tinggi, sedang, sedikit. Tapi
kadang juga dari hasil bumi, jagung dan sebagainya lalu dijual. Jadi
menurut saya jemaat dalam kesadarannya itu sungguh-sungguh
mendukung pak.
P Menurut bapak, bagaimana kiprah jemaat dalam kehidupan 59
beroikumene?
P1 Jadi menurut saya, karna oikumene ini sebetulnya yang berjalan dulu- 60
dulu itu komisi wanita, berjalan dengan baik. dan itu bergereja dengan
gereja-gereja selingkungan, ada GKJ, GKIN, nah ini jemaat di
Jangglengan itu sangat mendukung. Begitu pula remaja, pemuda. Dulu
pernah gereja Jangglengan untuk ibadah oikumene, baik wanita
maupun remaja. Mungkin itu pak yang setahu saya.
P Maaf ini kembali lagi ke pendampingan pastoral pusat, menurut bapak 61
apakah pendampingan yang dikerjakan itu seberapa serius?
P1 Menurut saya ya tidak 100% karna telah menempatkan hamba Tuhan 62
di Sumberejo dan mengampu disana. Jadi bisa dikatakan serius, juga
bisa tidak serius, karna untuk kemandirian itu masih perlu dipacu dan
didorong terus. Sedang pusat secara rutinnya hanya tiga bulan sekali
itu ke sana. Mungkin itu pak
P Kalau kesadaran waga jemaat Jangglengan dalam mendukung 63
program-program kemandirian menurut bapak bagaimana?
P1 Untuk program-program kemandirian jemaat disana, ya katakanlah 64
sangat mendukung meski partisipasi melalui cabang Sumberejo itu
sedikit, tapi jemaat di sana sungguh mendukung untuk program-
program ke arah kemandirian.
P Baik, saya kira cukup. Terimakasih pak Suhir, Tuhan memberkati. 65
P1 Amin. 66
Wawancara Partisipan 06
S Isi Percakapan Kode
P Selamat agi mbak Vivid 01
P1 Selamat pagi pak 02
P Berkaitan dengan penelitian saya dengan topik pendampingan pastoral 03
keindonesiaan untuk kemandirian jemaat di GKMI Salatiga Timur,
saya ingin menanyakan beberapa hal. Menurut mbak Vivid bagaimana
pelayanan majelis di sini dalam pelayanan ibadah?
P1 Kalau menurut saya pelayanan majelis di GKMI Brangkongan itu 04
sudah memberikan yang terbaik untuk ibadah Minggu. Meskipun
memang belum maksimal, karena SDM kita yang kebanyakan adalah
bekerja tani di ladang. Mereka sudah memberi yang maksimal tapi
dalam ibadahnya kadang belum sesusi liturgy GKMI. Kemudian
lagunya itu-itu saja, mungkin juga karena kesibukan jemaat.
Majelisnya juga untuk ngumpulin mereka kayak kurang tegas saja.
Seperti ada yang tidak bisa latihan, dan besoknya tampil, itu
mengganggu dalam ibadah. Tapi secara keseluruhan majelis sudah
berusaha memberikan yang terbaik.
P Baik, kemudian kalau untuk pelayanan diakonia atau pelayanan kasih, 05
itu sepengetahuan mbak Vivid majelis dalam pelayanan diakonia
bagaimana?
P1 Kalau untuk pelayanan diakonia setahu saya sudah berjalan dengan 06
bagus, dengan baik. karena setiap kali ada yang sakit dikunjungi.
Mungkin hanya beberapa majelis saja yang bisa karena aktifitas
majelis kan ndak sama. Kemudian kalau ada kematian itu cepat
tanggap, jadi kalau ada jemaat yang meninggal dunia dan keluarga
perlu peti itu majelis cepat tanggap.
P Majelis juga terlibat dalam pelayanan pengajaran iman. Menurut mbak 07
Vivid sebagai seorang pemudi, bagaimana pelayanan majelis dalam
hal pengajaran iman?
P1 Menurut saya sudah bagus sih pak. Karena e..tidak semua orang bisa 08
menyampaikan kotbah, kemudian memberikian pengajaran. Tapi
menurut saya majelis di Brangkongan ini sudah bisa.
P Artinya apakah ketika mereka mengajarkan itu dapat dipahami jemaat 09
termasuk kelompok youth?
P1 Iya, bisa pak. 10
P Oke, sekarang berkaitan dengan jemaat. Setahu mbak Vivid adakah 11
keterlibatan jemaat dalam ibadah?
P1 Menurut saya ada, seperti terlibat pelayanan. Meskipun hanya sebagai 12
usher, jemaat itu punya kemauan dan tidak terpaksa. Ya kalau saya
lihat jemaat ada antusia sih pak. Seperti waktu kemarin pas kita ibadah
di rumah saja, kayak mereka itu selalu ingin berkumpul dan beribadah
bersama di gereja. Nah itu. Kalau menurut saya jemaat itu berperan
banyak ya pak. Kalau missal ada ibadah tapi ndak ada jemaat ya ndak
bisa lengkap.
P Berarti kehadiran dan antusias jemaat di ibadah itu ada ya? 13
P1 Iya pak. 14
P Setahu mbak Vivid bagaimana jemaat di sini dalam hal saling 15
melayani atau berbagi kasih terlibat dalam diakonia?
P1 e…juga antusias. Kayak rasa perhatian ingin membantu itu ada dan 16
memang actionnya juga ada. Tapi ya tidak semua, karna kesibukan
aktifitas masing-masing. Jemaat tetap mau bantu yang membutuhkan.
P Menurut mbak Vivid bagaimana kesaksian hidup jemaat di tengah 17
masyarakat?
P1 Menurut saya sendiri yang tinggal di Ujung-Ujung, kami ini kan 18
minoritas ya pak ya, e…kayaknya lebih kita bisa menebar kasih.
Misalnya kalau ada yang butuh bantuan itu kami siap membantu. Ada
feetback juga dari mereka, seperti ada kerjabakti Minggu jam tujuh,
tapi kita kan masih ibadah, lalu jemaat ijin sebentar dan nanti usai
ibadah mereka ikut kerjabakti. Terus kalau kita ada acara-acara besar
seperti Natal, kita juga undang mereka meski mereka nanti maunya di
belakang. Ya kita pingin hidup srawung dengan masyarakat.
P Apakah sebaliknya juga bila ada masyarakat yang punya acara jemaat 19
Kristen juga terlibat?
P1 Iya betul. Kita anak muda yang tergabung di Karang Taruna terlibat. 20
Kalau ada acara di Masjid, kita juga membantu, seperti menyiapkan
konsumsinya, atau mengatur kursi-kursi, seperti itu.
P Ok, sekarang kita beralih ke pendampingan pastoral. Setahu mbak 21
Vivid dulu di sini sebagai gereja cabang, bagaimana cara
pendampingan pastoral dari gereja pusat dalam upaya memandirikan
Brangkongan?
P1 Ya mungkin saya tidak terlalu banyak tahu ya pak, tapi saya lihat 22
waktu itu dari pusat selalu memberi semangat, motivasi supaya gereja
di Brangkongan bisa mandiri atau dewasa. Dan mereka selalu support
sih pak. Misalnya dulu ada pelatihan tentang pelayan altar. Ada juga
pelatihan untuk calon-calon majelis. Terus di pusat kalau ada acara-
acara kita diajak, untuk menunjukkan bagaimana kalau Brangkongan
nanti dewasa. Bahwa ada hal-hal yang disiapkan dan sistem pelayanan
seperti ini dan ini. Jadi kayak diajari dulu begitu.
P Menurut mbak Vivid apakah gereja pusat serius dalam melakukan 23
pendampingan pastoral untuk kemandirian di Brangkongan?
P1 Serius pak. 24
P Menurut mbak Vivid apakah mereka juga melibatkan jemaat untuk 25
menuju kemandirian cabang Brangkongan?
P1 Iya. Saya lihat majelis pusat banyak memberi masukan, motivasi dan 26
semangat. Juga memberi masukan kepada jemaat khususnya kalau ada
potensi yang dimiliki jemaat, seperti memaksimalkan kebun mereka,
dan sebagainya.
P Menurut mbak Vivid model atau pola pendmpingan pastoral yang 27
dilakukan GKMI Salatiga apakah menolong jemaat dalam menuju
kemandirian?
P1 Menurut saya sudah menolong sih pak. Karena kalau kita langsung 28
dilepas kita kayak bingung, kayak gimana-gimananya. Jadi menurut
saya sudah sangat menolong.
P Baik. bahwa untuk menuju kemandirian tidak bisa dilakukan sendiri 29
atau hanya satu dua komisi, tapi semua jemaat. Menurut mbak Vivid
seberapa besar kesadaran jemaat dalam mendukung pendanaan
khususnya dalam hal persembahan?
P1 Kalau seberapa sadarnya, itu mereka sudah sadar semua pak. Kayak 30
kas yang dilaporkan tiap Minggu, itu ada persembahan persepuluhan
dan lain-lain, mereka memberi persembahan. Tapi karena keterbatasan
ekonomi mungkin secara nominal tidaklah banyak. Tapi mereka telah
belajar untuk memberi persembahan perpuluhan, persembahan kasih,
dan lainnya.
P Gereja kan punya program ya, seperti pembangunan fisik dan program 31
non fisik. Menurut mbak Vivid seberapa besar kesadaran jemaat dalam
mendukung program-program gereja?
P1 Sadarnya sih sadar sekali. meski ada yang tidak berupa materi, tapi 32
bentuk tenaga, waktu itu jemaat sudah sangat sadar.
P Baik sekarang tentang kesadaran dalam hal lingkup sosial gereja. 33
Kepedulian dan keterlibatan jemaat menurut mbak Vivid bagaimana?
P1 Karna kita di sini minoritas, sebelah-sebelahnya tidak anggota jemaat 34
di sini, tapi jemaat sering peduli membantu tetangga sekeliling. Missal
kalau mereka ada gawe, jemaat terlibat bantu. Terus kalau gereja pas
ada acara besar dan punya konsumsi, itu juga konsumsi dibagikan ke
tetangga sekeliling gereja. Kemudian ketika kita ibadah, dan tetangga
kita juga waktunya sembahyang, dari kita lalu menghentikan sejenak
untuk kita bangun rasa toleransi dengan mereka.
P Sekarang gereja Brangkongan sudah dewasa dan berhubungan dengan 35
Sinode dan PGMW. Seberapa sadar jemaat dalam bersinode dan dalam
komunitas persekutuan wilayah?
P1 Ya, kita masih belajar untuk terus ambil bagian dalam hidup bersinode 36
dan PGMW karna kita baru. Kita juga sudah berusaha tapi memang
masih belajar.
P Hidup bergereja tidak dapat lepas dengan gereja lain. Menurut 37
pengamatan mbak Vivid seberapa besar peran jemaat Brangkongan
dalam beroikumene?
P1 Baik, menurut saya besar banget ya pak. Sebelum kita dewasa, kita 38
sudah turut membentuk lahirnya badan kerjasama antar gereja di
kecamatan Pabelan. Lalu kita ikut dalam ibadah oikumene. Bahkan
dari kita ada yang jadi pengurus BKSAG, ikut donor darah, lalu dalam
ibadah bersama kita support pelayanannya juga.
P Ya baik mbak Vivid, terimakasih atas waktunya, Tuhan memberkati. 39
P1 Ya sama- sama. 40

Wawancara Partisipan 07
S Isi Percakapan Kode
P Selamat sore mas Nanda 01
P1 Selamat sore pak 02
P Pertama saya ucapkan terimakasih untuk waktunya dalam wawancara 03
yang bertopik pendampingan pastoral keindonesiaan untuk
kemandirian jemaat GKMI di Salatiga Timur. Sehubungan dengan itu
saya menanyakan bagaimana menurut mas Nanda pelayanan majelis
dalam ibadah umat?
P1 Kalau menurut saya pelayanan majelis cukup memadai. Dengan situasi 04
yang ada dan pelayanan majelis sesuai dengan usia dan konteks juga.
Contohnya kalau mereka melayani di usia youth, komisi pria itu sudah
terorganisasi dengan baik dan memadai.
P Bagaimana pelayanan majelis dalam bidang diakonia dan visitasi? 05
P1 Ya untuk diakonia saya rasa cukup. Terlihat majelis memperhatikan 06
kalau ada jemaat sakit dan mengalami persoalan-persoalan ekonomi
jemaat. Saya kira itu majelis sudah bergerak.
P Kemudian menurut mas Nanda bagimana pelayanan majelis dalam hal 07
pengajaran iman?
P1 Kalau pengajaran yang disampaikan itu sudah bisa diterima jemaat. 08
Meskipun tidak semua majelis bisa mengajar ya pak. Tapi untuk
pengajaran di ibadah umum dan youth itu cukup bisa dimengerti dan
sesuai dengan Alkitab.
P Ok, beralih tentang jemaat yang dengan beragam usia. Menurut mas 09
Nanda bagaimana keterlibatan jemaat dalam ibadah?
P1 Ya saya kira terbuka, jemaat terlihat dari segala kategori baik wanita, 10
youth, lansia, dewasa terlibat dalam pelayanan di ibadah umum
maupun kategorial. Itu sudah ditrasakan.
P Kalau boleh dijelaskan, keterlibatan jemaat di ibadah itu seperti apa? 11
P1 Ya mungkin sebagai pemusik,liturgos,mengedarkan kantong 12
persembahan, operator sound sistem, LCD. Jadi ada ruangnya itu
cukup.
P Bagaimana keterlibatan jemaat dalam pelayanan diakonia? 13
P1 Saya lihat jemaat ikut terlibat dalam pelayanan diakonia, seperti ikut 14
kunjungan bersama majelis ke jemaat yang dibesuk. Seperti itu.
P Bagaimana pendapat mas Nanda terkait keterlibatan jemaat di tengah 15
masyarakat?
P1 Saya kira jemaat Brangkongan itu terbuka sekali terhadap konteks 16
sosial di masyarakat. Misalnya kalau ada kerjabakti ya pada ikut. Ada
beberapa juga yang ambil peran penting di masyarakat. Jadi terbuka
dan ambil peran juga di tengah-tengah masyarakat desa atau kampong.
P Tentang pendampingan pastoral yang pernah dilakukan terhadap 17
Brangkongan, menurut pandangan mas Nanda bagaimana?
P1 Saya kira sudah care. Karena sebelumnya gereja Brangkongan bagian 18
dari gereja pusat. Untuk pendampingan pastoralnya gereja bisa mandiri
itu karna pembinaan-pembinaan telah diberikan terutama untuk calon
calon majelisnya.
P Menurut mas Nanda apakah pendampingan pastoral dari pusat itu 19
serius dilaksanakan?
P1 Kalau dilihat secara langsung kita tidak bisa mengukur karena kita 20
pandangannya subyektif. Yang jelas ada peran dan ketika ada
pendampingan itu berarti mereka ya serius.
P Apa saja yang bisa anda lihat sebagai bentuk-bentuk pendampingan 21
P1 Ya kayak pembinaan ke cabang bagi calon majelis. Juga pembinaan 22
terhadap hamba Tuhan dan jemaat.
P Apakah tim pastoral pusat melibatkan jemaat cabang? 23
P1 Ya saya lihat tim itu memberi ruang bagi jemaat untuk pelayanan 24
bersama sama.
P Menurut mas Nanda model pendampingan pastoral pusat itu menolong 25
jemaat?
P1 Saya kira cukup menolong, karena saya kira telah memberi landasan 26
untuk kemandirian.
P Kemandirian jemaat adalah tanggungjawab bersama. Di sana butuh 27
kesadaran. Menurut mas Nanda sejauh mana kesadaran jemaat dalam
mendukung persembahan?
P1 Saya kira cukup ya, dimana jemaat pada mendukung. Jadi 28
kesadarannya terlihat cukup.
P Seberapa besar kesadaran jemaat dalam mendukung program-program 29
gereja?
P1 e…mungkin tidak semua terlihat apalagi di saat pandemic. Tapi secara 30
umum jemaat mendukung baik secara fisik ataupun lainnya. Terlihat
keseriusan mereka. Jadi kesadaran mereka ya cukuplah.j
P Seberapa jauh kesadaran jemaat dalam hal saling melayani? 31
P1 Ya ini sebenarnya sudah terlihat. Karena hal ini sudah diteladankan 32
oleh para pemimpin gereja. Jadi jemaat juga meneladani terlihat saling
melayani.
P Kalau kesadaran jemaat untuk lingkungan sosial sekitar gereja 33
bagaimana?
P1 Saya kira nampak jelas dalam peran beberapa jemaat di lingkup sosial. 34
Ada juga yang punya peran jabatan di pemerintahan desa, ya itu.
P Bagaimana peran serta jemaat dalam kehidupan bersinode? 35
P1 Ya saya kira jemaat mendukung ya. Untuk berkomunitas dalam sinode 36
seperti kayak kemarin membangun gedung sinode. Jemaat
Brangkongan mau memberikan support untuk konsumsi.aya kira
kontribusi besar dalam berkomunitas.sejauhmana kiprah jemaat dalam
kehidupan gereja beroikumene?
P Bagaimana kiprah jemaat dalam kehidupan beroikumene? 37
P1 Ya sama halnya dengan bersinode. Saya kira di BKSAG yang 38
lingkupnya kecil kita mendukung juga. Sepeti waktu ada kegiatan
donor darah, program tukar mimbar dapat berjalan. Saya kira ada
peran jemaat di dalamnya secara berkomunitas
P Oke baik mas Nanda terimakasih ya untuk waktunya. Tuhan 39
memberkati
P1 Ya sama-sama pak. Tuhan memberkati 40

Wawancara Partisipan 08
S Isi Percakapan Kode
P Selamat siang bu Tutut 01
P1 Selamat siang pak 02
P Pertama saya ucapkan terimakasih untuk waktunya dalam wawancara 03
yang bertopik pendampingan pastoral keindonesiaan untuk
kemandirian jemaat GKMI di Salatiga Timur. Sehubungan dengan itu
saya menanyakan bagaimana menurut bu Tutut pelayanan majelis
dalam ibadah umat?
P1 Ya trimakasih untuk pertanyaannya, dari jemaat yang saya rasakan dan 04
yang saya lihat pelayanan majelis dalam ibadah sudah sangat baik dan
sangat membantu. E…semua dilaksanakan sesuai dengan jadwal
tugas mereka masing-masing.
P Terus, bagaimana menurut ibu untuk pelayanan majelis dalam 05
diakonia?
P1 Juga sudah baik sekali. dalam hal ini pernah sustu saat ada jemaat 06
meninggal, bu Harni dan saya lihat sendiri keterlibatan majelis.
Contohnya seperti majelis mencarikan bunga, mendampingi tuan
rumah, membantu yang lainnya dan menghibur. Saya lihat semua
majelis dating, hadir sampai acaranya selesai, mereka menghantar
sampai peristirahatan terakhir waktu itu, gitu pak.
P Kemudian, bagaimana menurut ibu pelayanan majelis dalam 07
pengajaran iman?
P1 Yak untuk pertanyaan ini pelayanan majelis dalam menyampaikan itu 08
bisa diterima jemaat dan bisa dipahami juga oleh jemaat.
P Baik, sekarang berkisar jemaat. Menurut bu Tutut bagaimana 09
keterlibatan jemaat dalam ibadah?
P1 Di dalam ibadah saya lihat jemaat lain dilibatkan. Mereka dijadwal 10
pelayanan dan sesuai komisi masing-masing. Misalnya komisi
perempuan, pria, Sekolah Minggu itu diikutsertakan.
P Jelasnya keterlibatan mereka seperti apa ya bu? 11
P1 Keterlibatan di ibadah raya, ya jadi singer, music, penerima tamu, 12
kolektan, doa safaat, semua terlibat di ibadah.
P Menurut ibu, bagaimana keterlibatan jemaat dalam pelayanan 13
diakonia?
P1 Keterlibatan dalam hal diakonia saya lihat sudah baik. contohnya 14
seperti ketika ada jemaat yang meninggal itu jemaat datang bersama-
sama. Menghibur terus kalau ada jemaat dalam keadaan sakit itu
jemaat datang, menjenguk bersama ke rumah sakit berombongan
dengan mobil gereja. Tapi ada juga yang tidak bisa ikut mungkin
karena keadaan kesibukan masing-masing, tapi kita memahaminya.
P Baik, menurut bu Tutut bagaimana keterlibatan jemaat di tengah 15
masyarakat?
P1 Ya, saya lihat keterlibatan jemaat sangat baik. kebanyakan di sini ada 16
kerjabakti kita ikut. Lalu ibu-ibu kita terlibat di PKK atau kegiatan
dusun dan desa. Contoh seperti saya terlibat di PKK dusun dan di PKK
Desa menjadi sekretaris.
P O ya. Untuk menjadi gereja mandiri dibutuhkan pendampingan 17
pastoral yang baik. menurut bu Tutut bagaimana cara pendampingan
pastoral dari gereja pusat waktu dulu terhadap cabang Brangkongan?
P1 Saya ingat beberapa tahun lalu, keterlibatan majelis pusat ke cabang 18
Brangkongan itu sangat baik. seperti pak Darmin, bu Pdt.Endang, terus
pak Rudi, itu daaing sesuai jadwal mereka ke Brangkongan. Dan itu
sangat membantu bagi kami jemaat di Brangkongan, sangat baik.
P Menurut ibu apakah tim pastoral pusat serius atau sungguh-sungguh 19
dalam pendampingan di Brangkongan?
P1 Dengan sungguh-sungguh. 20
P Selain di ibadah, apakah ada pendampingan pastoral lainnya yang dari 21
pusat ke Brangkongan?
P1 Ya selain ibadah, e…mereka juga melayani komisi wanita dengan 22
saling anjang sana. Kadang mereka ke Salatiga Timur dan kita juga
gentian ke pusat. Lalu pendampingan untuk komisi Sekolah Minggu
juga ada. Dimana kita bergantian anjangsana dan berkegiatan bersama.
Jadi dari komisi-komisi juga mendampingi dan ada kerjasama.
P Menurut bu Tutut pendampingan pastoral pusat apakah melibatkan 23
juga jemaat?
P1 Ya. Waktu itu tim pendampingan pastoral selalu mendorong jemaat di 24
Brangkongan untuk aktif mengikuti kegiatan-kegiatan apapun ya.
P Menurut ibu model yang dipraktekkan tim pendampingan pastoral 25
pusat apakah sudah menolong jemaat untuk bisa mandiri?
P1 Kalau bagi saya sendiri belum terlalu. Tapi secara umum ya… sudah 26
menolong.
P Dalam menuju kemandirian dibutuhkan kesadaran para jemaat di 27
dalamnya. Terkait itu menurut ibu seberapa tinggi kesadaran jemaat
dalam mendukung kemandirian dana lewat persembahan?
P1 Kalau kesadaran jemaat dalam persembahan saya tidak tahu pasti. Tapi 28
untuk saya sendiri, saya sedang baru belajar untuk memberi
persembahan. Tapi yang selama ini sepertinya juga sudah bagus.
Mulai jalan, jemaat banyak yang mau belajar memberi persembahan
perpuluhan, syukur dan lainnya.
P Gereja kan punya program, menurut bu Tutut seberapa besar 29
kesadaran jemaat dalam mendukung program-program gereja?
P1 Yang saya lihat jemaat sangat mendukung program-program yang 30
telah dibuat gereja. Entah itu nantinya terlaksana berhasil atau tidak,
mereka bisa belajar lagi dan memahaminya.
P Menurut ibu seberapa jauh kesadaran jemaat untuk saling melayani 31
satu dengan lainnya?
P1 Saya rasa sangat bagus. Ada kepedulian satu dengan lain. Contohnya 32
kalau ada jemaat yang sakit atau kecelakaan, nah kita kana da group
WA itu disampaikan. Sehingga sudah sangat membantu jemaat yang
lain, untuk saling memperhatikan.
P Menurut bu Tutut seberapa besar kesadaran jemaat di Brangkongan 33
terhadap lingkungan sosial sekitar gereja?
P1 Menurut saya sangat baik dan bagus. Jemaat punya hubungan 34
harmonis dengan masyarakat. Salah satu contoh waktu ibu-ibu gereja
mengadakan lomba tujuhbelasan bersama dengan masyarakat sekitar
itu bisa berjalan lancer dan baik.
P Menurut ibu, bagaimana kesadaran jemaat dalam kehidupan 35
bersinode?
P1 Kesadaran jemaat cukup bagus ya pak. Satu contoh tentang 36
pembanunan gedung sinode di Semarang, kita juga terlibat di
dalamnya. Kita membuat nasi kardus dalam satu Minggu kita kirim ke
Semarang. Nah itu sangat bagus dan kita ikut senang terlibat untuk
kebutuhan sinode.
P Seberapa jauh menurut ibu kiprah jemaat dalam lingkup beroikumene? 37
P1 Keterlibatan jemaat Brangkongan sangat besar dan bagus. Tapi semua 38
terhenti karena pandemic, sehingga kegiatan-kegiatan oikumene
terputus. Harapannya setelah pandemic bisa berjalan lagi.
P Baik bu, saya kira sudah cukup. Saya mengucapkan banyak 39
terimakasih, Tuhan memberkati.
P1 Ya sama-sama pak. Mudah-mudahan bermanfaat. 40

Wawancara Partisipan 09
S Isi Percakapan Kode
P Selamat malam pak Yanto 01
P1 Selamat malam pak 02
P Pertama saya mengucapkan banyak terimakasih untuk waktu yang 03
disediakan, untuk saya melakukan wawancara kepada bapak, berkaitan
dengan topic pendampingan pastoral untuk kemandirian jemaat GKMI
di Salatiga Timur. Begini pak Yanto, salah satu unsur kemandirian
gereja adalah pelayanan yang dilakukan majelis dan keikutsertaan
jemaat dalam memenuhi tri tugas gereja, yakni bersekutu, melayani
dan bersaksi. Untuk itu saya hendak menanyakan beberapa hal. Yang
pertama menurut bapak bagaimana pelayanan majelis GKMI
Brangkongan dalam ibadah?
P1 Menurut saya untuk pelayanan di ibadah dari majelis ya sangat bagus. 04
Karena kegiatan-kegiatan dari dulu sampai saat ini masih terus
berjalan. Walaupun untuk program-programnya dulu dengan sekarang
ada bedanya. Kalau dulu ibadahnya siang, tapi karena sepakatan
dengan jemaat kalau siang ngantuk maka diganti pagi. Kalau dulu
ibadah pemuda malam Minggu, sekarang jadi hari Minggu. Untuk
ibadah keluarga dulu tiap Kamis dan sampai sekarang tetap di Kamis.
Saya kira itu.
P Berarti pelayanan majelis di ibadah bagaimana ya pak? 05
P1 Ya sudah bagus 06
P Kemudian menurut pandangan bapak bagaimana pelayanan majelis 07
dalam berdiakonia?
P1 Untuk pelayanan diakonia saya kira juga sangat bagus. Karena saya 08
nilai secara sosial pernah majelis memberi bantuan ke masyarakat
berupa sembako. Untuk pelayanan diakonia lainnya seperti kematian
saya kira juga sudah tertata dengan baik. ada pengurus yang
menangani sendiri. Kalau ada kesusahan juga ada tim yang sudah siap
seperti bunga, merias jenazah. Hanya menurut saya untuk peti mati
mungkin perlu untuk siap sendiri.
P Baik, sekarang tentang pelayanan pengajaran, menurut bapak 09
bagaimana pelayanan majelis di bidang pengajaran iman ?
P1 Menurut saya untuk penyampaian firman sudah bagus. Tema yang 10
diberikan sudah sesuai dengan kondisi jemaat.
P Beralih ke jemaat, menurut pak Yanto bagaimana keterlibatan jemaat 11
dalam ibadah?
P1 Menurut saya kalau dari majelis, pengurus dan hamba Tuhan itu sudah 12
memberi kesempatan kepada jemaat untuk ambil bagian dalam
pelayanan. Meskipun pelayanannya jemaat beda-beda. Ada yang
melayani firman, Sekolah Minggu, doa safaat, penerima tamu, bidang
music dan vocal, mereka sudah ambil bagian.
P Menurut bapak bagaimana keterlibatan jemaat dalam pelayanan 13
diakonia?
P1 Untuk pelayanan diakonia saya kira juga cukup bagus. Dari majelis, 14
pengurus dan hamba Tuhan kalau ada bezuk ke Rumah Sakit
misalnya, jemaat pada ikut membezuk dan mendoakan. Dan jemaat
juga memberi informasi untuk yang mau ikut bezuk.
P Baik pak, sekarang menurut bapak bagaimana keterlibatan jemaat 15
terhadap lingkungan masyarakat?
P1 Untuk keterliabatan jemaat yang saya tahu di Brangkongan Kidul, itu 16
seperti mbak Asih, pak Juni, kalau ada kerja bakti pada ikut. Dalam
acara nikahan atau kesusahan saya sering ketemu juga. Jadi menurut
saya jemaat itu terbuka dengan masyarakat.
P Baik, kita beralih ke hal yang lebih dalam lagi ya pak. Bahwa untuk 17
menjadi gereja mandiri secara teologi, daya dan dana diperlukan
pendampingan pastoral yang baik. Terkait dengan ini saya akan
menanyakan tentang pendampingan pastoral yang dulu pernah
dilakukan oleh GKMI Salatiga ke cabang Brangkongan.
Sepengetahuan pak Yanto bagaimana cara pendampingan pastoral dari
gereja pusat ke Salatiga Timur, khususnya di Brangkongan?
P1 Kalau dulu sangat bagus, karena memperhatikan jemaat yang di desa. 18
Dari pusat itu banyak yang terlibat ke Brangkongan. Baik guru
Sekolah Minggu maupun majelis pusat seperti almarhum pak Kosmen,
almarhum pak Slamet Rasyid sering melayani kotbah di Brangkongan.
Perhatiannya cukup besar. Pak Abdi sendiri dulu waktu melayani di
sini mencakup pelayanan rohani juga jasmani. Seperti memberi jemaat
bibit kates untuk ditanam. Juga jemaat yang berpotensi tapi tidak
mampu untuk melanjutkan sekolah itu ditolong. Seperti pak Ratman,
pak Sarju, pak Harso om saya diberi bekal dan rekomendasi untuk
sekolah di Tawangmangu.
P Menurut pak Yanto seberapa serius tim pastoral pusat dalam 19
melakukan pendampingan ke cabang Brangkongan untuk menuju
kemandirian ?
P1 Ya saya kira dari dulu gonta ganti hamba Tuhan dan cara 20
pendampingannya berbeda-beda. Tapi mereka saya perhatikan untuk
di desa pada cocok.
P Seberapa serius menurut bapak dalam tim pastoral pusat mendampingi 21
cabang Brangkongan?
P1 Menurut saya serius sekali pendampingan dan perhatian dari pusat ke 22
Brangkongan.
P Menurut pak Yanto apa saja bentuk-bentuk pendampingan pastoral 23
pusat yang dilakukan ke Brangkongan?
P1 Ya selain pengajaran iman, adalah memperhatikan pendidikan. Juga 24
sarana dan prasarana seperti gedung untuk ibadah, kebutuhan untuk
bangku-bangkunya dan lainnya.
P Menurut pak Yanto apakah pendampingan pastoral dari pusat 25
melibatkan juga jemaat untuk berperan dalam proses kemandirian?
P1 Ya jemaat dilibatkan untuk berperan. Karena mungkin kemandirian itu 26
perlu didukung oleh pengurus dan semua jemaat. Contohnya saat
membangun gereja dulu. Waktu perlu dukungan material, itu dari
jemaat ada yang nyumbang kayu, ada yang bisa nukang ya jadi tukang.
Ada yang bisa ngecat ya ngecat. Jadi jemaat pada mendukung.
P Menurut bapak, model pendampingan pastoral dari pusat sudah 27
menolong jemaat untuk mandiri?
P1 Ya, sangat menolong 28
P Kemandirian gereja adalah tanggungjawab semua jemaat. Untuk itu 29
diperlukan kesadaran untuk saling mendukung. Menurut bapak,
seberapa tinggi kesadaran warga jemaat dalam mendukung
kemandirian dana yang diwujudkan dalam persembahan?
P1 Menurut saya masing-masing ukurannya berbeda. Ada yang tinggi, 30
sedang tapi juga ada yang rendah. Dinilai oleh kondisi masing-masing
jemaat, saya kira itu. Tapi untuk kerinduan saya kira semua jemaat
punya kerinduan yang sama untuk mendukung kemandirian gereja.
Jadi menurut saya kesadarannya belum maksimal. Kalau kondisi
ekonomi jemaat maju nanti akan lebih bauk. Contohnya saya sendiri.
Dari segi ekonomi masih belum stabil. Karena untuk biaya kuliah anak
untuk secara memberi banyak belum bisa.
P Barangkali bukan soal jumlah nominalnya tapi soal kesadaran. Nah 31
menurut bapak kesadaran jemaat dalam mendukung secara pendanaan
bagaimana pak?
P1 Saya kira sudah cukup bagus pak 32
P Ok, selanjutnya pak tentang kesadaran mendukung program-program 33
gereja. Ada program pembinaan, pelatihan, program fisik dll. Menurut
bapak kesadaran jemaat dalam mendukung program-program gereja
menuju mandiri itu bagaimana ya?
P1 Sudah bagus ya. Sejak dari dulu ketika saya pemuda cukup nampak. 34
Seperti ketika alat musiknya hanya gitar biasa, lalu kita tingkatkan jadi
elektrik. Jemaat pada mendukung sehingga bisa beli juga sound
sistem. Untuk salon buat sendiri. Jadi kesadarannya bagus.
P Sekarang sepengetahuan pak Yanto seberapa besar kesadaran jemaat 35
dalam saling melayani diantara mereka?
P1 Kalau untuk saling melayani diantara jemaat itu bagus. 36
P Menurut bapak, bagaimana kesadaran jemaat untuk kehidupan 37
bermasyarakat sekitar gereja?
P1 Dulu pernah ada konflik sedikit. Tapi itu saya kira hanya sebagai 38
tantangan orang Kristen dari orang yang tidak suka ya. Tapi lambat
laun sudah bisa baik. untuk perhatian jemaat ke lingkungan sekitar
gereja sudah banyak yang dilakukan.
P Gereja di Brangkongan sudah dewasa dan menjadi anggota sinode 39
yang ke 62. Menurut bapak bagaimana kesadaran jemaat dalam
bersinode?
P1 Ya saya kira jemaat sangat mendukung. Dimana jemaat kita sudah bisa 40
mengutus perwakilannya di siding siding sinode, dll.
P Untuk kehidupan beroikumene yakni dalam hubungannya dengan 41
gereja-gereja lain, menurut bapak bagaimana kiprah jemaat
Brangkongan di oikumene?
P1 Untuk jemaat Brangkongan dalam keterlibatan seperti di BKSAG 42
banyak. Pernah ketempatan acara Natal, Paskah gabung. Tapi untuk
pemuda saya kira kok agak kurang atau surut ya. Tapi kalau umum
bagus, saya kira itu pak.
P Baik, terimakasih pak Yanto untuk wawancara hari ini, Tuhan 43
memberkati
P1 Sama-sama pak Wahyu, ngapunten kalau keterangannya tidak jelas. 44

Wawancara Partisipan 10
S Isi Percakapan Kode
P Selamat malam pak Juni 01
P1 Malam pak 02
P Salah satu unsur kemandirian gereja adalah pelayanan yang dikerjakan 03
majelis dan keikutsertaan jemaat dalam tri tugas gereja. Sehubungan
dengan itu saya mau betanya, bagaimana pendapat pak Juni terhadap
pelayanan Majelis Brangkongan dalam ibadah?
P1 Iya. Ini pelayanan majelis dalam akhir-akhir ini kan terkendala oleh 04
pandemic. Tapi pengamatan saya sebelum pandemic pelayanan majelis
di ibadah itu sudah berjalan sesuai dengan rencana-rencana kegerejaan
atau yang diprogramkan. Sudah memenuhi jadwal, dalam program-
programpun sudah terlaksana, walaupun belum maksimal, itu sudah
berjalan dengan baik.
P Bagaimana pendapat pak Juni terhadap pelayanan majelis dalm 05
berdiakonia?
P1 Kalau berkaitan dengan diakonia itu ya sudah memenuhi atau baiklah. 06
Walaupun juga belum maksimal yaitu karena kurangnya koordinasi.
Kadang terjadi kesalahpahaman tapi masih dalam kewajaran. Jadi
sudah berjalan dengan baik.
P Bagaimana pendapat bapak terhadap pelayanan majelis dalam hal 07
pengajaran iman?
P1 Untuk pengajaran selama ini bisa diterima, walaupun jemaat kita itu 08
dalam SDM menengah ke bawah. Tidak banyak yang berpendidikan,
apalagi pendidikan teologi.
P Menurut bapak dalam pelayanan pengajaran majelis bagaimana? 09
P1 Walaupun ini bagi saya perlu banyak pembelajaran. Para majelis itu 10
perlu banyak latihan menyampaikan firman Tuhan. Contohnya saya
sendiri. Walaupun saya sudah sering menyampaikan firman tapi saya
juga sering merasa grogi. Mudah-mudahan itu saya sendiri.
P Baik pak, kita beralih ke jemaat. Menurut bapak bagaimana 11
keterlibatan jemaat dalam ibadah?
P1 Ya, banyak yang terlibat. Tapi saya merasa keterlibatan itu kurang 12
merata. Misalnya dalam Minggu ini sudah dapat tugas, kadang
Minggu depannya itu lagi. Jemaat lainnya malah tidak sama sekali.
kalau bisa ini dibuat pemerataan ya.
P Sekarang kalau tentang keterlibatan jemaat dalam pelayanan diakonia 13
menurut bapak bagaimana?
P1 Ini masalah diakonia atau pelayanan kasih antar jemaat ya saya merasa 14
kurang pas. Contohnya begini, kalau ada jemaat yang ikut besuk atau
menengok orang sakit atau kesusahan itu masih ada jemaat-jemaat
yang pilih=pilih. Jadi ada yang peduli, tapi ada juga yang tidak peduli.
P Terkait dengan keterlibatan jemaat di tengah lingkungan masyarakat, 15
menurut pak Juni bagaimana?
P1 Ya, yang saya tahu ya pak ya. Kalau saya sendiri bisa berbaur dengan 16
masyarakat, masyarakat juga bisa menerima saya dan keluarga.
Contohnya saja kalau ada acara-acara dari saudara Islam itu saya juga
dilibatkan. Misalnya dalam kenduren, terus hari raya korban itu saya
dibagi sama dengan yang lain. Dalam kerukunan apapun saya
dilibatkan. Dalam kematian, apapun juga saya ikut terlibat.
P Dalam gereja menuju mandiri dibutuhkan pendampingan pastoral yang 17
baik. menurut pak Juni bagaimana cara pendampingan gereja pusat
dulu kepada cabang Brangkongan?
P1 Ya, cara pendampingan gereja Salatiga pada Brangkongan saya kira 18
kurang dekat ya pak ya. Menganggap Brangkongan itu tidak seperti
cabangnya atau anaknya. Saya ingat itu ada pembedaan antara
pengurus di sini dan pengurus di pusat. Jadi caranya itu kok kurang ya.
P Jadi menurut bapak apakh pendampingan mereka serius? 19
P1 Kalau seriusnya sih saya rasa kurang. 20
P Terus yang pernah bapak lihat model pendampingan tim pastoral 21
Salatiga itu seperti apa?
P1 Ya yang saya lihat itu pendampingan dalam pelayanan itu lumayan 22
bagus
P Aapakah tim pastoral pusat melibatkan jemaat untuk menuju 23
kemandirian gereja?
P1 Ya. Majelis Salatiga itu sangat mendorong jemaat supaya cepat 24
mandiri. Saya rasa mereka itu terbebani oleh gereja Brangkongan.
P Menurut bapak model pendampingan pusat itu apakah sudah 25
menjawab jemaat untuk mandiri?
P1 Saya rasa kurang atau belum. Karena hanya ingin cepat-cepat melepas 26
anak yang belum memadai.
P Baik. Sekarang kita menginjak soal tanggungjawab jemaat dalam 27
kesadarannya mendukung kemandirian gereja. Menurut bapak
seberapa tinggi kesadaran jemaat dalam mendukung kemandirian
dalam hal memberi persembahan?
P1 Saya melihat semakin kita berjalan makin lama jemaat itu semakin 28
menyadari. Saya rasa dalam persembahan itu makin sadar, walaupun
jemaat kita dalam golongan ekonomi termasuk menengah ke bawah.
Ya ada golongan atas Cuma beberapa persen saja. Tapi jemaat punya
kesadaran agar gereja kita mandiri dan makin dewasa, kayaknya gitu
pak.
P Menurut pak Juni seberapa besar kesadaran jemaat dalam mendukung 29
program- program gereja?
P1 Kalau saya melihat, merasakan jemaat kita itu saat ini kayaknya 30
kurang semangat. Walaupun ada yang semangat. Faktornya kayaknya
ya kondisi ekonomi, apalagi masa pandemi ini. kalau orang dalam
ekonomi kurang, jadinya ia kurang semangat dalam mendukung juga.
Contohnya anak saya ini. Setelah terkena PHK, ini dia kurang
semangat dalam mendukung program-program gereja.
P Menurut pak Juni, bagaimana kesadaran jemaat dalam saling melayani 31
atau peduli satu dengan lainnya?
P1 Kalau saling melayani kayaknya antar jemaat itu bagus. Walaupun 32
tidak bagus sekali, tapi saya melihat ini sudah bagus lah. Mereka bisa
saling melayani, saling memberi, saling mendoakan, itu saya rasa
sudah bagus.
P Dalam hal bersinode, menurut bapak seberapa besar kesadaran jemaat 33
dalam mendukung sinode?
P1 Ya, kayaknya dalam pandangan saya kok belum maksimal. Ada yang 34
mendukung, tapi ada juga yang tak mau tahu, atau leh eh luweh gitu
ya.
P Baik, yang terakhir pak, menurut bapak sejauh mana kiprah jemaat 35
Brangkongan dalam hidup beroikumene?
P1 Kalau kiprahnya dalam beroikumene itu antar gereja bagus. Walaupun 36
masih ada jemaat kalau ada kegiatan oikumene khususnya ibu-ibu
belum semua. Kalau untuk kiprah kita di BKSAG Kecamatan Pabelan
itu sudah bagus.
P Baik pak Juni terimakasih untuk wawancara hari ini, Tuhan 37
memberkati.
P1 Ya sama-sama pak. 38
B.Verbatim Triangulasi
Daftar Partisipan Triangulasi
No Nama Keterangan
01 Sutikno Ketua Majelis GKMI Brangkongan
02 Pdt.Endang Ayu Gembala Jemaat GKMI Salatiga
Purwaningtyas
03 Darmin Majelis GKMI Salatiga/BPH bidang misi

Wawancara Triangulasi 01
S Isi Percakapan Kode
P Selamat malam pak Sutikno 01
P1 Selamat malam pak Wahyu 02
P Ya trimakasih untuk waktu dan kesempatan yang diberikan untuk saya 03
melakukan wawancara kepada bapak pada hari ini. Baik pak terkait
dengan topic tentang kemandirian dan pendampingan pastoral
keindonesiaan, saya akan menanyakan beberapa hal yang penting.
Yang pertama, bisakah bapak menceritakan bagaimana terjadinya
adanya gereja di wilayah ini yaitu khususnya Ujung-Ujung
Brangkongan ini, kok bisa terjadi adanya gereja?
P1 Yak, e..pada tahun 1972 ada seorang mahasiswa yang disertai dengan 04
orang-orang muda dari Salatiga, mahasiswa itu adalah pak Yesaya
Abdi melakukan penginjilan ke Gunung Sari, kemudian di Gunung
Sari itu ketemu dengan pemuda dari Ujung-ujung. Dengan pertemuan
antara pak Yesaya Abdi dengan pemuda tersebut kemudian
merambatlah penginjilan ini ke Ujung-Ujung. Kemudian terjadi
penginjilan di Ujung-Ujung dan banyak orang yang menerima Tuhan
Yesus, dan akhirnya terbentuklah persekutuan di Ujung-Ujung dan
sekitarnya, termasuk Brangkongan Lor, Brangkongan Kidul, ada
Nyamat, Ngrancah, Duren, ada Karang Loh itu. Itu tahun awalnya.
P Kemudian perkembangannya selanjutnya kok bisa gereja tidak di 05
Ujung-Ujung tapi di wilayah Brangkongan ini, bagaimana?
P1 Oya, e..persekutuan ketika itu di Ujung-Ujung memang, tapi kemudian 06
tahun 1973 itu dilihat perkembangannya dari jumlah pengikutnya
ternyata lebih banyak yang berada di dusun Brangkongan Lor,
kemudian dari Dusun Brangkongan Lor itu juga ada yang bersedia
menerima opersekutuan itu di rumahnya. Dan karena pertimbangan
Brangkongan Lor itu lebih banyak pesertanya dan sepakat dialihkan
persekutuannya ke Dusun BrangLor terutama awalnya di rumah pak
Sumo Sugito. Perpindahan secara resmi itu tahun 1974. Kemudian
tahun 1974 itu juga pak Sumo menghibahkan sebidang tanahnya untuk
dibuat tempat gedung gereja. Tahun 1974 itu juga kemudian Dusun
Brangkongan Lor ya itu dibuat gedung membeli rumah dari Karang
Salam diboyong dan didirikan di Brangkongan Lor sebagai tempat
persekutuan yang lebih tertata.
P Sekarang secara institusi pak, setelah tahin 74 adatempat ibadahnya 07
yang tersedia, secara institusi perkembangannya bagaimana pak?
P1 Ya, tahun 76 itu kemudian membentuk pengurus yang pertama kali. 08
Jadi kepengurusan di Brangkongan ini terbentuk pada tahun 1976 itu
kemudian dinyatakan Brangkongan ini menjadi pos PI nya GKMI
Salatiga. Dan namun sebelum itu mulai tahun 74 perkembangan gereja
ini sudah merambah ke wilayah Sumber, utamanya di Ngasinan,
berkembang lagi ke Sumberejo terutama di Gondang Sari dan tahun 75
,76 itu sampai Jangglengan dan Banjaran Gunung dan juga ada
tempat-tempat lain juga.
P Itu yang kemudian disebut Pos PI Salatiga Timur ya pak ya? 09
P1 Iya..e sebenarnya yang ditetapkan sebagai Pos PI itu dulu hanya 10
Brangkongan karna wilayah-wilayah yang lain ini kan perkembangan
dari Brangkongan. Sehingga wilayah-wilayah lain itu seperti Sumber,
Cukilan dan Jangglengan ini belum pernah mendapatkan penetapan
sebagai Pos PI. Dan istilah Pos PI pada tahun-tahun berikutnya
berkembang menjadi cabang. GKMI Brangkongan pada waktu itu
menjadi cabangnya GKMI Salatiga. Dan yang ditetapkan sebagai
cabangpun itu Brangkongan. Nah semestinya yang lain itu menjadi
wilayahnya Brangkongan.
P Baik pak, jadi cikal bakalnya GKMI di Salatiga wilayah timur ini 11
bermula dari Brangkongan. Kemudian melalui pengembangan
penginjilan merambah ke Sumberejo, Jangglengan, Banjaran Gunung
Cukilan yang kemudian terbentuk juga di sana secara institusi ada
umat jemaat dan pengurusnya ya pak?
P1 Ya 12
P Nah, tentang sebutan Salatiga Timur sendiri pak, ini kan sudah begitu 13
dikenal. Oh, ini GKMI Salatiga Timur, sedangkan untuk saat ini
wilayah ini dilihat secara geografis bukan lagi masuk wilayah Salatiga
Timur, itu bisa diceritakan pak tentang latar belakangnya? Secara
administrasi kewilayahan pak?
P1 Ya ada kaitannya dengan administrasi kewilayahan, jadi Ujung-Ujung 14
dan sekitarnya, yang sekarang menjadi Kecamatan Pabelan termasuk
juga Sumber ke Segiri dsb itu dulunya adalah kecamatan Salatiga luar
kota, jadi Salatiga kota itu hanya yang berada di kota Salatiga.
Sedangkan kita ini ada di Salatiga luar kota. Nah terkait dengan
kecamatan Salatiga luar kota kemudian maka gereja-gereja yang Pos
PI nya Salatiga yang ada di sebelah timur kota Salatiga, menamakan
diri sebagai GKMI Salatiga Timur begitu. Dan kaitannya dengan
kewilayahan itu kecamatan luar kota.
P O begitu. Baik pak, sekarang kembali kita pada perkembangan GKMI 15
khususnya Brangkongan, ini gereja kan dipanggil untuk terus
bertumbuh dan berkembang, jadi kemandirian itu bukan sebuah hadiah
atau suatu tiba-tiba terjadi tapi sebuah proses dengan waktu yang tidak
pendek. Bagaimana upaya bersama-sama mengembangkan potensi
untuk memenuhi tiga tugas gereja yakni bersekutu atau koinonia,
melayani atau diakonia dan bersaksi atau marturia. Berkaitan dengan
kemandirian ini pak, untuk bisa mewujudkan kemandirian bisa
bersekutu, melayani sendiri dan bisa bersaksi dan kemudian itu
diterjemahkan oleh Tata Gereja dengan kemandirian bidang teologi,
kemandirian bidang daya, atau SDM dan kemandirian bidang dana,
seingat pak Tikno sejak kapan gereja Brangkongan ini memiliki
kerinduan untuk menjadi gereja yang mandiri pak?
P1 Ya saya mulai dari upaya bersama di GKMI Salatiga Timur ya pak ya. 16
Bahwa sebenarnya Salatiga Timur ini sudah pernah merencanakan
mau melakukan kemandirian Salatiga Timur yang bisa terlepas dengan
Salatiga. Artiinya, Salatiga Timur ingin berdiri sendiri. Mengingat
jumlah jemaatnya sudah cukup. Banyak ketika itu ya sekitar
tahun.2012 sudah mencapai sekitar 200 orang yang baptis. Kemudian
dari rapat gabung pengurus se Salatiga Timur meliputi 4 cabang
menelorkan ide untuk melakukan pengkajian atau penelitian kecil-
kecilan untuk upaya kemandirian Salatiga Timur. Kemudian
dibentuklah panitia, dan itu tahun 2014 kemudian pernah diadakan
penelitian waktu itu penelitiannya baru sampai pada asset-aset yang
ada di masing-masing wilayah yang ada di Brangkongan, Sumber,
Jangglengan dan Cukilan. Kemudian juga meliputi jumlah jemaat yang
ada di masing-masing tempat itu, juga kemampuan finansial dari 4
cabang ini. Sesudah itu pada perkembangannya khususnya di
Sumberejo mengalami sedikit goncangan sehingga jemaat menjadi
terbelah, dan tahun 2017 Sumber mengalami goncangan lagi dan pada
akhirnya usaha untuk memandirikan atau mendewasakan GKMI
Salatiga Timur ini terhenti karna memang yang berperan aktif adalah
antara Brangkongan dan Sumberejo. Karna punya baik asset, jumlah
jemaat maupun finansial itu mempunyai keseimbangan. Nah kemudian
melihat situasi di Salatiga Timur yang seperti itu kemudian menjadi
diam semua, dan akhirnya Brangkonganpun diam untuk berupaya
memandirikan ataupun mendewasakan gereja. Kemudian tahun-tahun
berikutnya ada upaya dari majelis GKMI Salatiga yang mendorong
GKMI Salatiga cabang Bramgkongan ini untuk menjadi gereja yang
dewasa. Dan akhirnya terjadilah pembicaraan-pembicaraan antara
pengurus cabang Brangkongan dengan majelis GKMI Salatiga,
menjadi kesepakatan bersama dan kemudian Brangkongan mengalami
pergantian pengurus, ketika itu saya sendiri tidak masuk dalam
pengurus, dan kebetulan kepengurusan bersedia untuk mendewasakan
GKMI Salatiga Cabang Brangkongan menjadi gereja yang dewasa
sendiri. Kemudian dibentuklah panitia untuk melakukan pendewasaan
itu th.2018. Akhirnya kemudian panitia pendewasaan ini dapat
melakukan persiapan-persiapan mendewasaan GKMI Salatiga Cabang
Brangkongan menjadi dewasa pd tgl 1 mei 2019. Dan akhirnya GKM
Brangkongan dewasa sendiri, sedangkan cabang-cabang yang lain
tidak bisa mengikuti pendewasaaan karna memang factor-faktor yg
dialami masing-masing cabang. Itu ada hal yang mungkin agak sedikit
mengganggu.
P Berarti kalau dilihat dari penelitian tentang kemandirian tadi 17
sebenarnya kerinduan itu ada, bahkan bersama-sama seluruh cabang ya
pak ya
P1 Iya, yaitu dulu ada wacana ada 2 opsi pak yang ditawarkan. Opsi 18
pertama itu mandiri dan dewasa dengan satu pusat seperti tiga yang
lain menjadi cabangnya. Tapi waktu itu pembicaraan antar pengurus
juga mengalami tarik ulur saling berebut dan akhirnya juga muncul
opsi berikutnya sistem rayon. Namun ternyata dua opsi ini belum
sempat disepakati terjadilah masalah yang terjadi di Sumber, dan
akhirnya itu mengganggu cabang yg lain.
P Yak baik. kemudian sekarang mengerucut pada Brangkongan yang 19
tadi harus sendiri mandiri, lalu bagaimana GKMI Brangkongan pada
waktu itu mengimplementasikan program-program kemandirian, ada
tiga kemandirian yaitu kemandiarian bidang teologi, bidang daya dan
dana. mungkin bisa diceritakan satu persatu. Untuk program
kemandirian teologi itu implementasinya bagaimana di sini lalu untuk
bidang persiapan SDM bagaimana dan untuk kemandirian bidang dana
bagimana pak?
P1 Yak, saya mulai dari kemandirian bidang teologi. Ya karna kebetuan 20
GKMI Salatiga cab.Brangkongan ini kan sudah punya pendeta sendiri,
maka ini satu kemungkinan satu potensin yang cukup mendukung bagi
GKMI Salatiga Cabang Brangkongan mendapatkan pengajaran secara
teologis yang bisa dipercaya. Karna seorang pendeta itu berpendidikan
teologi sehingga Brangkongan ini secara teologis akan punya potensi
yang besar untuk mandiri dalam bidang pendidikan teologi. Kemudian
untuk kemandirian daya, sebenarnya GKMI Brangkongan itu kalau
dilihat SDMnya adalah masih kurang karna memang jumlah jemaat
belum begitu banyak, kemudian rata-rata jemaatnya itu sebagai petani
dan yang kebetulan menjadi pegawai itu sangat sedikit. Namun toh
demikian melalui kesepakatan bersama, bahwa kita perlu maju
bersama dan akhirnya dengan berbagai kekurangan yang ada di
Brangkongan, ini pengurus siap untuk mandirikan gereja. Dan
akhirnya ternyata terjadi kebenarannya bahwa Brangkongan dengan
SDM yang ada walaupun masih banyak kekurangan masih bisa
mendewasakan gereja. Dan terlepas dari Salatiga. Adapun kemandirian
keuangan, nah mengingat pekerjaan anggota jemaat GKMI
Brangkongan ini banyak yang petani, peetanipun itu bukan pemilik
lahan tapi istilahnya buruh sehingga tidak mempunyai penghasilan
yang tetap, dan ininpun juga menjadi pertimbangan dalam
kemungkinan kemandirian masalah dana. Akhirnya dengan
musyawarah dengan majelis Slatiga, dan majelis Salatiga bersedia
memberikan subsisdi selama tiga tahun, tahun pertama itu ada sebesar
75% untuk gaji atau honor Pendeta, kemudian tahun kedua setelah
dewasa 50% untuk honor pendeta dan tahun ketiga 25%. Nah
diharapkan melalui proses selama tiga tahun ini nanti tahun ke 4
GKMI Brangkongan itu terlepas dari subsidi GKMI Salatiga,
diharapkan bisa mandiri untuk mengatasi keuangan sendiri. Nah dan
ini sudah tahun ketiga, berarti mulai 1 mei 2022 nanti kita sudah tidak
mendapatkan subsidi dari GKMI Salatiga, dan mulai itu juga berarti
Bangkongan harus benar-benar bisa mandiri dalam hal keuangan untuk
mencukupi kebutuhan gerejanya.
P Baik pak. Sekarang kita beranjak tentang kemandirian gereja yang 21
merupakan tanggungjawab seluruh jemaat. Karna ini juga mengingat
bahwa sistem organisasinya adalah kongregasional sinodal, dimana
jemaat menjadi suatu dasar atau tumpuan dalam bergereja. Nah agar
dapat mandiri secara daya, dana dan jatidirinya tentu dibutuhkan
kesadaran dan tanggungjawab bersama untuk saling mendukung.
Terkait dengan hal ini menurut pengamatan bapak seberapa tinggi
kesadaran warga jemaat dalam mendukung kemandirian gereja
khususnya bidang dana melalui persembahan-persembahan yang
diberikan. Ini menyangkut kesadaran, menurut pengamatan pak Tik
kesadaran warga jemaat bagaimana pak?
P1 ya e….untuk membuat kesadaran bersama menanggung kebutuhan 22
bersama ini dalam waktu persiapan pendewasaan di gereja disamping
diadakan rapat rapat dengan majelis GKMI Salatiga, juga diadakan
rapat rapat dengan warga jemaat. Kemudian e..panitia juga
menyampaikan bahwa kebutuhannya kalau dewasa itu menurut
perhitungan untuk ini-ini dsb adalah total sekian, dan itu secara
terbuka disampaikan pada jemaat. Dan akhirnya membuahkan buah
yang manis juga ternyata kesadaran jemaatpun semakin meningkat
apalagi ketika pendewasaanpun diadakan janji jemaat itu sangat
mendukung rasa tanggungjawab jemaat untuk mendukung dalam
pendanaaan. Dan ternyata setelah dewasa ini masuk tahun ketiga itu
secara kasat mata bahwa persembahan di GKMI Brangkongan ini
kalau kita bandingkan dengan sebelum dewasa itu boleh dikatakan
sudah bisa mencapai dua kali lipatnya sekarang. Kalau dulu katakanlah
sekitar enam-7 jt satu bulan, sekarang ini bisa mencapai sekitar 12-13
juta. Ini menunjukkan bahwa tanggungjawab jemaat itu benar benar
sudah meningkat. Walaupun ini kalau dikalkulasi secara kebutuhan
gereja ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu kedepannya juga
harus ada kerjasama antara majelis dengan Hamba Tuhan beserta
seuruh jemaat untuk bisa meningkatkan kesadaran bersama membiayai
kebutuhan hidup bergereja itu secara benar benar mandiri. Apalagi
mulai 1 mei 2022 kita sudah terlepas dari GKMI Salatiga secara
finansial kita harus bisa mencukupi kebutuhan dari kemampuan dan
daya upaya sendiri.
P Baik pak. Kemudian ini masih menyangkut kesadaran pak, menurut 23
pandangan pak Tik seberapa besar kesadaran jemaat dalam
mendukung program-program kemandirian gereja di Brangkongan?
P1 Yah..kalau kesadaran secara umum pak ya, bahwa yang namanya 24
jemaat inikan terdiri dari individu-individu yang punya pemahaman
yang berbeda-beda, atau orang menamakan maindsetnya berbeda-
beda, nah ini tentunya juga akan mempengaruhi perbedaan pandangan
juga mengenai tanggungjawab gereja secara kolektif dalam bentuk
pendewasaan gereja. Namunpun demikian kalau dibuat prosentase
mungkin ada peneletian kecil-kecilan gitu, kemungkinan yang sadar
penuh untuk mendukung secara tanggungjawab untuk kehidupan
bergereja itu prosentasenya lebih besar, mungkin sudah lebih dari 80%
lah kalau misalnya dibuat penelitian untuk menunjukkan dalam
prosentase. Ini menunjukkan secara mayoritas itu pada jemaat sudah
ada rasa tanggungjawab untuk bersama sama pada kedewasaan ini
menjadi tangungjawab bersama juga.
P Sekarang untuk kesadaran jemaat dalam pelayanan, yaitu saling 25
melayani satu dengan lain itu kesadarannya sejauh mana pak?
P1 Baik untuk kesadaran jemaat saling melayani kembali lagi pada 26
pemahaman antar individu. Ada yg berpendapat sebagai jemaat awam
itu mintanya dilayani, dilayani,diayani ada juga yang seperti itu.
Namun toh demikian, untuk kesadaran saling melayani jemaat GKMI
Brangkongan ini ternyata juga sudah cukup tinggi untuk saling
melayani. Bahkan saling melayani dalam hal kebutuhan kehidupanoun
sudah. Bahkan ada yang menjadi donatur bagi gerejanya sendiri,
dalam wujud bahan pangan. Ini menunjukkan warga jemaat GKMI
Brangkongan ini ada yang sangat peduli terhadap sesama rekan anggta
jemaat. Kemudian ketika ada jemaat yang katakanlah dalam keaadaan
kurang sehatpun ternyata warga jemaat yang lain, bukan hanya majelis
dan Hamba Tuhan saja tapi jemaat itu sangat antusias untuk saling
mendukung setidak tidaknya dalam doa, terus respek mereka
menunjukkan akan kesadaran yang tinggi juga.
P Beralih pada lingkungan sosial sekitar gereja pak. Seberapa besar 27
kesadaran jemaat ini terhadap lingkungan sosial sekitar gereja?
P1 Yak karna gereja GKMI Brangkongan berada di tengah – tengah 28
masyarakat yang boleh dikatakan ada golongan-golongan, yang
berbeda itu, namun toh demikian warga jemaat ini tidak merasa
membedakan antara anggota jemaat GKMI dengan anggota
masyarakat. Yang lain. masyarakat di Brangkongan ini bisa hidup
bahu membahu dalam hal kehidupan bersama sebagai manusia bahkan
jemaat GKMI Brangkongan ini punya kepedulian yang sangat tinggi
terhadap masyarakat, sebagai contoh dan Brangkongan belum punya
alat duduk berujud kursi misalnya terjadi ada kematian, ada orang
yang punya hajat dan sebagainya itu belum punya kursi, dan sebagai
motor pengadaannya datang dari jemaat dengan cara memberikan
pancingan, kemudian pada waktu itu Dusun kita ajak untuk bicara
kira-kira Dusun ini butuh kursi berapa. Dan akhirnya dari pihak gereja
bersedia menanggung danamnya sebanyak 50% dan akhirnya terwujud
Dusun Brangkongan memiliki 70 kursi dan pada perkembangan
selanjutnyapun gereja tidak tinggal diam dalam hal pengadaan-
pengadaan seperti itu. Nah kemudian untuk secara kehidupan
bersama-sama dalam hidup bersosialpun misalnya ada kerjabakti dan
sebagainya warga jemaat GKMI Brangkongan tidak mengisolisir diri,
malah justru ada juga yang menjadi sebagai pengarah, sebagai
pionirnya untuk melakukan pembaharuan pembahatuan dalam bidang
infrasturuktur maupun dalam bidang-bidang sosial yang lain.
P Baik pak, selanjutnya ini berkaitan dengan gereja Brangkongan yang 29
sudah dewasa menjadi anggota yang ke 62, tentunya kan dituntut
tanggungjawab dalam bersinode dan ber PGMW, ini kalau dilihat
seberapa besar kesadaran jemaat Brangkongan dalam bersinode dalam
berkomunitas di aras PGMW dan mendukung program-program
Sinode.dan PGMW, sepenglihatan pak Tikno bagaimana?
P1 Yak, peran serta GKMI Brangkongan dalam bersinode, jadi GKMI 30
Brangkongan ini walaupun dihitung itu sangat kecil namun GKMI
Brangkongan sudah bisa berpartisispasi langsung kepada keberadaan
sinode dalam bentuk tanggung jawabnya. Walaupun sekecil apapun
itu. Ini menunjukkan kesadaran bersinode GKMI Brangkongan sudah
dapat diwujudkan. Walaupun nanti kedepan harus bisa ditingkatkan.
Kemudian untuk kalangan PGMW itu setiap ada kegerakan-kegerakan
PGMW2 khususnya Brangkongan sudah ambil peran langsung dan
untuk sebagai wadah koordinasi di PGMW itu Brangkongan
majelisnya dan Hamba Tuhan sudah bergabung dalam group Majleis
dan Hamba Tuhan PGMW 2. Sehingga melalui group itu kalau ada
informasi-informasi atau upaya bersama dan itu bisa disharekan
bersama-sama dan GKMI Brangkongan pun bisa berperan dalam
pergerakan di PGMW 2.
P Barangkali perlu dikonkritkan pak bentuk dukungan tadi bersinode 31
pak. Misalnya keterlibatan apa, apa dukungannya dan sebagainya?
P1 Ya jadi keterlibatan GKMI Brangkongan dalam bersinode itu ya 32
disamping keterlibatan secara SDM baik itu Hamba Tuhan sudah
tegabung dalam group Hamba Tuhan sesinode berikut majelisnya
sehingga koordinsinya itu dapat berjalan lancar. Juga secara finansial
GKMI Brangkongan sudah ikut walaupun kecil, ikut berpartisipasi
untuk ya bersama-sama bertanggungjawab untuk bisa mencukupi
keuangan untuk sinode walaupun masih sangat kecil kecilnya ini
adalah terkait dengan kondisi setempat GKMI Brangkongan..
P Berarti ada dukungan yang kontinyu ya pak ya? 33
P1 Ya Dan ini sdh menjadi kesepakatan majelis GKMI Brangkongan 34
sudah didelegasikan pada bendahara majelis, maka bendahara majelis
nanti ketika waktunya untuk bisa transfer ke sinode itu bendahara bisa
langsung transfer.
P Sinode GKMI dalam pembangunan fisik memerlukan biaya besar, lalu 35
keterlibatan Brangkongan yang masih muda bagaimana pak?
P1 Yak, dalam membangun wisma sinode itu GKMI Brangkongan saya 36
rasa itu juga sudah bisa ikut terlibat secara langsung. Keterlibatannya
itu baik dalam bentuk dana, di kemajelisan BRK itu ada satu pos
keuangan untuk pembangunan wisma sinode dan itu kalau sudah
terkumpul oleh bendahara di transfer ke bendahara panitia
pembangunan wisma. disamping itu juga GKMI Brangkongan terlibat
langsung dalam proses pembangunan dalam bentuk penyediaan makan
siang bagi tenaga kerja yang melaksanakan pembangunan.fisik di
wisma sinode itu selama satu minggu dan itu sudah terlaksana pada
bulan Januari yang lalu tahun 2021.
P Sekarang ini kita akan melihat kehidupan beroikumene di wilayah 37
Saatiga Timur, khususnya di kecamatan Pabelan. sepenglihatan bapak
seberapa jauh kiprah jemaat atau GKMI Brangkongan dalam hidup
beroikumene di kecamatan Pabelan ini pak?
P1 Yak, GKMI Brangkongan dalam hidup beroikumene antar gereja, di 38
kecamatan.Pabelan bahkan di kabupaten.Semarang juga saya kira
khusus di kecamatan Ppabelan GKMI Brangkongan sejak awal justru
malah menjadi semacam piobnir untuk terbentuknya badan kerjasama
antar gereja kecamatan Pabelan, yang dikenal sebagai BKSAG. Dan
itu dari upaya awalnyapun ketika terjd musyawarah bersama warga
dari Brangkongan ini, inilah yang mendorong terbentuknya badan
kerjasama yang terikat dalam bentuk kepengurusan. Dan ternyata
benar, ada wakil dari Brangkongan ada yang jadi pengurus BKSAG
Kecamatanp Pabelan.dan kemudian secara finansial Brangkongan
juga berperan aktif dalam dukungannnya untuk perkembanagn untuk
lkelancaran BKSAG Kecamatan Pabelan, walaupun sekarang ini agak
terjadi tersendat jalannya BKSAG itu yang perlu dibenahi untuk waktu
yang mendatang. .
P Baik pak kita beralih pada topic yang terakhir pak. Ini untuk menjadi 39
gereja yang mandiri itu kan dibutuhkan pendampingan pastoral yang
intens yang tepat dan bauik. Terkait dengan pendampingan pastoral
ini, mungkin kita akan fllasback ke perseiapan-persiapan waktu
kemandirian terjadi. Itu bagaimana cara Pendampingan Pastoral dari
gereja pusat untuk cabang Salatiga Timur secara khusus di
Brangkongan pada waktu itu.
P1 Ya setelah terjadi upaya untuk memandirikan dan mendewasakan oleh 40
GKMI Salatiga, memang GKMI Salatiga cabang Brangkongan tidak
bisa lepas dengan sendirinya. Dan tentu karna GKMI Brangkongan ini
belium punya pengalaman untuk menjadi mandiri atau dewasa maka
diperlukan adanya pemahaman-pemahaman dalam hal baik dalam hal
organisasi, berjemaat dalam hal keuangan dan sebagainya itu kita tetap
kerjasama dengan majelis GKMI Salatiga. Sehingga majelis GKMI
Salatiga itu melakukan pendampingan-pendampingan berupa semacam
memberikan pemahaman-pemahaman apa yang kita butuhkan ini
GKMI Salatiga memberikan. Bahkan tidak sampai disitu juga
melibatkan sinodepun memberikan pendampingan dalam menyiapkan
GKMI Brangkongan menjadi GKMI yang mandiri dan dewasa,
sehinga secara lambat itu jemaat GKMI Brangkongan dapat
memahami apa yang menjadi tugas dan kewajibannya dalam bentuk
GKMI yang mandiri dan dewasa.
P Baik pak, menurut bapak ini seberapa serius gereja pusat atau GKMI 41
Salatiga melakukan pendampingan pastoral ke cabang Brangkongan?
P1 Ya, melihat prosesnya itu untuk dari awal untuk GKMI Salatiga 42
mendorong GKMI Brangkongan dewasa itu saya rasa sangat singkat,
hanya satu tahun lebih sedikit, ini berarti suatu tanda keseriusan baik
itu yg datang dari majelis GKMI Salatiga maupun jemaat GKMI
Brangkongan sendiri. Nah kalau melihat waktu yang singkat, menurut
pendapat saya satu tahun lebih itu bukan waktunya untuk mendidik
GKMI Brangkongan untuk sedikit cepat dewasa seperti itu. Namun toh
karna GKMI Brangkongan merasa harus menjadi dewasa itu maka
GKMI Brangkongan pun warga jemaatnya secara serius bersama-sama
bahu membahu siap menjadi gereja mandiri dan dewasa. Dan itu
kemudian didorong oleh majelis GKMI Salatiga yang begitu
memberikan kekuatan-kekuatan, dorongan-dorongan beberapa
pemahaman-pemahamannya sehinga terjadilah katakanlah gayung
bersambut antara GKMI Salatiga Cabang Brangkongan denagn GKMI
Salatiga sebagai induknya.
P Yak, baik. kemudian sejauh mana pak team pastoral Salatiga ini 43
melibatkan jemaat Brangkongan untuk berperan dalam menuju
kemandirian?
P1 Ya, untuk GKMI Salatiga dalam mempersiapkan pendampingan secara 44
pastoralnya, jadi ketika GKMI Brangkongan masih cabang, GKMI
Salatiga itu secara rutin memasukkan pengkhotbah-pengkotbah dari
majelis maupun pengkotbah awam dari Salatiga sehinga melalui itu
dapat mmberikan semanagat bagi jemaat GKMI Brangkongan.
Disamping itu ketika terjadi musyawarah-musyawarah antara GKMI
Brangkongan dan GKMI Salatiga itu musyawarah tidak hanya
melibatkan pengurus dan panitia persiapan pendewasan saja tapi juga
GKMI Brangkongan melibatkan sebagian jemaat yang bersedia untuk
kita undang untuk bersama-sama jika ada musyawarah-musyawarah.
Baik itu dengan majelis GKMI Salatiga maupun dengan Sinode. Itu
jemaat banyak kita libatkan, sehingga kesdaran itu makin luas bukan
hanya pada panitia dan pengurus tapi bisa langsung masuk ke jemaat.
P Selanjutnya pak, menurut pak Tik, kan Salatiga Timur baru satu yang 45
didewasakan dengan model atau satu pola sedemikian yang terjadi di
Brangkongan ini. Nah ini kan terjadinya kan karena model
Pendampingan Pastoral yang dilakukan oleh GKMI Salatiga, nah
menurut pak TIK apakah model Pendampingan Pastoral yang
dilkakukan oleh GKMI Salatiga itu sudah menolong cabang untuk
mandiri?
P1 Ya, pendampingan GKMI Pusat Salatiga, khususnya kepada cabang 46
Brangkongan saya kira sudah bisa membuktikan menolong GKMI
Brangkongan untuk jadi gereja yang mandiri dan dewasa. Dan ini
terbukti dengan pedampingan yang begitu intens oleh majelis dan
HambaTuhan GKMI Salatiga dalam mempersiapkan GKMI
Brangkongan yang dewasa, dan ini dalam waktu satu tahun lebih
sedikit ini, bisa terwujud ini satu kegerakan yang sebenarnya termasuk
luar biasa untuk GKMI Brangkongan. Mengingat SDM Brangkongan
masih banyak kekurangan, namun melalui pendampingan itu dapat
membuahkan satu cita-cita bersama, dan ini benar-benar bisa terwujud.
Dan ini bentuk keseriusan masing-masing baik GKMI Salatiga dan
Brangkongan sendiri.
P Yang terakhir pak berkaitan Pendampingan Pastoral menuju 47
kemandirian gereja. Karna di konteks GGKMI dalam sinode itu masih
banyak cabang-cabang sekitar 70 lebih cabang belum mandiri dan
ditambah cabang PIPKA yang banyak, nah beranjak dari pengalaman
pendewasaan gereja Brangkongan ini, bagaimana sebaiknya gereja
lokal mempersiapkan kemandirian nya pak?
P1 e..saya melihat untuk khususnya GKMI Salatiga ya pak ya, karna saya 48
belum bisa melihat untuk GKMI Brangkongan karna kebetulan
Brangkongan belum punya cabang sehingga kita untuk Pendampingan
Pastoral pada cabang-cabang ini GKMI Brangkongan belum punya
pengalaman. Nah yang saya lihat GKMI Salatiga sampai hari ini masih
punya 3 cabang, di Sumberejo, Cukilan dan Jangglengan. Namun di
jannglengan karna jumlah jemaatnya sangat sedikit sehingga saya
anggap jangglengan ini tidak atau belum bisa disebut sebagai cabang
atau justru untuk Jangglengan ini menjadi bagian dari GKMI Salatiga
Cabang Sumberejo. Satu kenyataaan kalau ada ibadah dan kegiatan itu
jadi satu dengan Sumber. Sehingga saya melihat untuk GKMI Salatiga
ini masih punya 2 cabang potensial yakni Sumberejo dan Cukilan yang
ada di Banjaran Gunung. Secara asset kedua cabang ini masing-masing
sudah punya asset gereja walaupun berbeda. kemudian secara mungkin
kemampuan finansial saya ndak tahu pak untuk Sumberejo ini
bagaimana pak. Tapi dari segi jumlah jemaat, sudah waktunya GKMI
Salatiga mendorong cabang-cabangnya Salatiga ini untuk bisa menjadi
gereja yang dewasa. Karna dengan cara menjadi gereja yang dewasa
ini disinilah bukan hanya mendewasakan statusnya tapi juga
mendewasakan jemaatnya itu menjadi jemaat yang dewasa secara
rohani. Bukan hanya menyusu istilahnya, istilah dalam Alkitab. Nah
ini harus dilakukan majelis Salatiga dan tentunya pendampingan
terhadap 2 cabang potensial di Saatiga Tiimur ini, tentu harus punya
trik atau cara-cara yang berbeda. Karna potensi Brangkongan,
Sumberejo dan Cukilanl sangat berbeda, karakter jemaatnyapun
berbeda. Kalau Brangkongan ini katakanlah disentil sedikit bisa
bergerak tapi di cabang lain mungkin perlu perhatian khusus lagi.
Sehingga dengan demikian dapat menyiapkan ada upaya untuk
cabangnya dewasa. GKMI Salatiga harus lebih hati-hati, serius, dan
mungkin makan waktu yang lama sehingga dalam menyiapkan cabang
Salatiga yang lain maka dapat tersiapkan lebih rapi. Nah yang belum
kita adalah jkekompakan dalam berjemaat, saya lihat itu harus
dilakukan oleh majelis dan Hamba Tuhan GKMI Salatiga terhadap
Sumber maupun Cukilan. Karna 2 cabang ini punya karakter yang
punya kesamaan dalam hal kekompakan kebersamaan dalam berjemaat
itu masih, katakanlah kalau orang Solo itu mengatakan ada sumbu
pendeknya mudah terbakar, inilah yang harus dipersiapkan Salatiga.
Kalau Brangkongan ini karna sudah berdiri sendiri dewasa sendiri
sehingga tidajk terkait dengan cabang yang lain kecuali misalnya
diajak kerjasama, saya kira Brangkonganpun harus siap
berpartisispasi.
P Baik pak berarti Pendampingan pastoral untuk menuju kemandirian 49
bisa dilihat konteks atau karakter jemaat masing-masing lokal ya pak
P1 Iya, karna itu tentu mempengaruhi langkah dan strateginya 50
P Yak, baik. saya kira sudah cukup untuk semua wawancara dan data 51
yang boleh disharekan. Saya mengucapkan banyak terimakasih pak
untuk wawancara malam ini.
P1 Ya pak. 52

Wawancara Triangulasi 02
S Isi Percakapan Kode
P Selamat pagi bu Endang 01
P1 Pagi pak 02
P Terimakasih untuk waktu dan kesempatan yang diberikan untuk saya 03
boleh melakukan wawancara atas topic pendampingan pastoral
keindonesiaan untuk kemandirian jemaat GKMI di Salatiga Timur.
Berkaitan dengan itu saya akan menanyakan, yang pertama dalam
rangka pendampingan pastoral tentu tidak dilakukan ibu sendiri, ada
berapa banyak pelayan pastoral yang bersifat professional atau hamba
Tuhan yang ada di GKMI Salatiga ini bu?
P1 Kalau yang ada di GKMI Salatiga yang sekarang ada empat. Saya lalu 04
Pdm.Paul, Pdm.Darsono dan pak Antoni Sawan.
P Terus bagaimana pembagian tugas atau fungsi dari keempat hamba 05
Tuhan ini?
P1 Kalau secara pastoral tentunya kalau yang ada di cabang Sumberejo, 06
Jangglengan dan Cukilan itu secara umum memang tersentral pada
hamba Tuhan yang ada di sana, meskipun tetap ada koordinasi.
Apalagi kalau ada kasus-kasus khusus yang memang harus
didiskusikan bersama. Kemudian ya secara umum sih pada prinsipnya
sama, punya peran yang sama ya di setiap hamba Tuhan. Tapi karena
lokasi jadi mau tidak mau harus ada konsen-konsen. Kalau yang di
Salatiga sendiri di pusat, saya dengan pak Paul. Kalau secara pastoral
biasanya kami secara umum sih bersama-sama, atau masing-masing
sendiri-sendiri juga bisa. Jadi ada mana yang bisa dilakukan, kerjanya
sih bersama-sama.
P Kemudian selain dari para pelayan hamba Tuhan ini, kan ada juga 07
majelis yang merupakan pilihan dari warga jemaat untuk mereka
menjalankan fungsi gereja. Yang saya mau tanyakan bagaimana posisi
para majelis tersebut terkhusus dalam pelayanan pastoral bersama
dengan tenaga pastoral lainnya?
P1 Kalau penatua dan diaken itu secara organisasi kegerejaan kan 08
menyatu dengan hamba-hamba Tuhan. Otomatis kalau secara pastoral
mau ndak mau ya bersama-sama. Jadi ada pelayanan-pelayanan
pastoral yang dikerjakan bersama-sama oleh penatua-penatua, diaken
bersama para hamba Tuhan. Jadi mereka tetap terlibat dalam
pelayanan pastoral gitu ya. Secara khusus sih pada waktu bersama-
sama misalkan ada kasus-kasus atau pendampingan-pendampingan
yang ada, tapi harus bersinergi bersama hamba Tuhan dan majelis.
P Baik kemudian ini bu, kan sistem pemerintahan GKMI adalah 09
kogregasional sinodal ya, buka episcopal yang bertumpu pada hamba
Tuhan, juga bukan presbiterian yang bertumpu pada majelis, tetapi ini
justru bertumpu pada peran serta dari jemaat. Pertanyaan saya
bagaimana implementasi sistem tersebut dalam pelayanan pastoral
khususnya di cabang Salatiga Timur?
P1 Ya artinya gini, kalau sistem kongregasional sinodal itu berangkat dari 10
umat. Oleh Karen itu kalau di cabang ini ada yang namanya pengurus
cabang yang juga mewakili jemaat. Otomatis mereka juga punya
peranan penting dalam pelayanan pastoral. Jadi termasuk kalau ada
persoalan-persoalan kejemaatan baik secara pribadi-pribadi jemaat
maupun secara komunal. Ya mereka memiliki peranan besar untuk
pendampingan pastoral, bahkan juga pada penyelesaian persoalan ini.
Jadi ketika ada persoalan-persoalan tidak otomatis e..apa namanya
menjadi tanggung jawab hamba Tuhan tapi juga pengurus yang ada,
bahkan jemaat sendiripun diajak untuk ikut bersama-sama melakukan
langkah-langkah pastoral.
P Kemudian untuk pendampingan pastoral keindonesiaan yang 11
berafiliasi pada budaya lokal yang relevan dan kontekstual, dari nilai-
nilai budaya seperti maguyub, kerukunan, kegotong royongan,
persaudaraan, kekeluargaan dll ini dapat kita jumpai di konteks
Indonesia dan secara khusus di Salatiga Timur ya bu. Saya ingin
menanyakan pandangan pribadi sebagai seorang pendeta, bagaimana
pandangan ibu Pdt. Endang terhadap konsep pendampingan pastoral
keindonesiaan?
P1 Ya kalau menurut saya pendampingan pastoral dalam konteks 12
keindonesiaan adalah pendampingan pastoral yang dilakukan
berdasarkan dengan teks dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu
sendiri. Dan dalam hal ini keindonesiaan tadi, jadi artinya tetap
melihat nilai-nilai keindonesiaan yaitu kemajemukan masyarakat dan
juga nilai-nilai kebersamaan, musyawarah, gotong royong. Nilai-nilai
itu semestinya masuk dalam praktek pendampingan pastoral. Lha ini
yang menurut saya sih. Jadi kalau mau melakukan pendampingan
pastoral keindonesiaan kita tidak bisa melepaskan diri dari konteks dan
juga nilai-nilai keindonesiaan atau nilai masyarakat yang ada.
Disamping terkait dengan teori-teori pendampingan pastoral secara
umum. Jadi penggabungan dari dua ini yang harus berjalan kalau
dikatakan pendampingan pastoral dalam bingkai keindonesiaan.
P Baik, kemudian lebih konkret lagi, bentuk konkrit seperti apa 13
pendampingan pastoral yang telah dipraktikkan oleh tim pastoral di
GKMI Salatiga khususnya pada umat di Salatiga Timur?
P1 Ya ..e…sebagai contoh-contoh ada e..persoalan-persoalan yang ada di 14
cabang atau jemaat di Salatiga Timur pasti penyelesaiannya tidak
selalu dilihat dari sisi jemaat saja, tapi juga dilihat dari sisi masyarakat
sekitarnya. Apa namanya..harus melihat kesana. Dan ternyata kalau itu
masalahnya menyangkut orang banyak ya pastinya baik kalau
pendampingan itu melibatkan tidak hanya tokoh-tokoh gereja tapi juga
tokoh-tokoh masyarakat di sana. Bahkan kalau bersentuhan dengan
lintas agama mau ndak mau ya bersama-sama mereka. Yang
berikutnya adalah tadi nilai-nilai musyawarah, nilai-nilai paguyuban
itu yang harus dikuatkan. Misalnya di sana tidak bisa kita langsung
mendikte ya. Tapi mengajak mereka duduk bersama, berdiskusi lalu
mencari solusi bersama. Bahkan mencoba bersama alternative-
alternatif penyelesaian masalah yang usulan dari mereka. Sehingga
kita membantu proses ke sana. Ya, jadi nilai-nilai itu memang yang
harus dipegang. Dalam praktiknya sih demikian.
P Jadi seperti persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masyarakat 15
mungkin juga berkaitan dengan konflik-konflik yang ada gitu diajak
rembugan, diajak musyawarah ya bu?
P1 Ita betul 16
P Kemudian ini, pendampingan pastoral oleh tim di GKMI pusat ini 17
khususnya untuk mendorong ke arah kemandirian jemaat itu sangat
dibutuhkan oleh cabang di Salatiga Timur. Pertanyaannya, siapa saja
yang terlibat dalam pendampingan pastoral ini?
P1 Ok, kalau yang selama ini dilakukan tentu dari berbagai elemen ya. 18
Yang pertama dari sisi hamba Tuhan mesti, baik itu secara pastoral
terjun langsung di dalamnya. Lalu yang kedua penatua dan diaken
mereka sangat memberi kontribusi yang besar juga untuk juga
bersama-sama melakukan pendampingan pastoral. Lalu kemudian
aktifis-aktifis gereja, atau jemaat-jemaat awam yang memang bersedia
bersama-sama untuk melakukan, meskipun pasti berbeda caranya satu
dengan yang lain. Tapi justru disitulah saling melengkapi. Gitu ya.
Jadi entah dengan memberikan perhatian ya mendukung pelayanan
kemandirian itu tuh sebuah langkah-langkah pastoral yang saya kira
menarik ya, baik dilakukan oleh jemaat-jemaat. Dan itu justru menjadi
peran penting untuk pendorong yang kuat bagi jemaat-jemaat di
Salatiga Timur untuk bisa mulai bergerak kea rah kemandirian. Jadi
tidak bisa hanya dikerjakan hamba Tuhan saja tapi harus melibatkan
majelis dan jemaat-jemaat.
P Jadi sepenglihatan ibu keterlibatan jemaat khususnya di Salatiga Timur 19
sudah mulai terlibat ya?
P1 Ya 20
P Baik, kemudian untuk penanggungjawabnya ini dalam pendampingan 21
pastoral menuju kemandirian tentu harus ada pelaksana dan
penanggungjawab, ini siapa ya bu?
P1 Kalau secara organisasi penanggungjawab pasti ada di kemajelisan. 22
Tapi kalau pelaksana ya semua tadi. Hamba Tuhan, ya majelis, ya
jemaat juga ambil bagian di dalamnya.
P Terus GKMI Salatiga telah berhasil memandirikan cabangnya pada 23
tahun 2019 ya bu. Tentu ini suatu pengalaman yang sangat bernilai
baik bagi cabang maupun bagi GKMI Salatiga yang memiliki anak dan
bisa memandirikan. Apa saja sebenarnya tantangan atau kendala yang
ibu lihat dalam pendampingan pastoral menuju kemandirian di
Salatiga Timur?
P1 Ya tantangan yang pertama adalah mengubah mindset. Ya jemaat yang 24
ada di Salatiga Timur itu sendiri. Saya kira yang di pusat juga, karena
jemaat di pusat juga harus memiliki cara pandang bahwa gereja-gereja
yang ada di pos-pos ini harus pada akhirnya didorong untuk mandiri.
Itu yang dari pusatkalau sudah punya mindset yang demikian ini baik.
bergeraknya enak jadi bisa bersama-sama dan itu pasti tantangan
tersendiri karena harus melalui pengajaran, penjelasan juga
pendampingan-pendampingan. Sehingga mereka paham. Lalu yang
kedua adalah dari jemaat-jemaat di cabang sendiri dan itu ndak mudah.
Karena selama ini kan menjadi anak ya, pokoknya anak itu ya diopeni
ya dipelihara, di support sepenuhnya dan sebagainya. Tapi ketika
harus mandiri itu kan pasti ada banyak hal yang harus dirubah, lha dari
mana? Ya tadi dari cara berpikir dulu, mindsetnya. Dan itu tidak
mudah karena mengubah pandangan jadi anak lalu kemudian menjadi
mandiri. Itu nanti ada hal yang harus terlepas ya, dan itu butuh waktu
saya kira cukup lama. Ya gereja pusat mencoba mengubah mindset itu
sehingga pada akhirnya jemaat di cabang-cabang itu punya cara
pandang yang bagaimana, yuk bisa gereja mandiri. Lha yang pertama
mesti itu dan itu tantangannya. Ya butuh ketelatenan gitu ya, keuletan
dan strategi strategi yang baik gitu supaya jemaat memiliki mindset
yang demikian. Ya kemudian yang kedua setelah cara pandang
terbentuk, tantangan berikutnya ya ini kekawatiran, ketakutan akan
kemampuan. Baik itu secara organisasi, secara policy-polecy yang
akan diambil lalu kemudian visi misi kan harus mandiri, lalu
pengajaran ya untuk menunjukkan identitas kemandiriannya. Lalu dari
sisi keuangan semua itu menjadi tantangan tantangan tersendiri yang
memang harus didampingi. Lha bagaimana kami menghadapi
tantangan-tantangan? yang kemarin berat itu ya keuangan kemandirian
ke depan. Ya tapi sekali lagi tantangan-tantangan itu bisa diatasi ketika
mindsetnya sudah sama, sehingga ketika ada persoalan-pesoalan itu,
pusatpun karna sudah punya cara pandang yang tadi sehingga ketika
harus mensupport gitu ya, kesulitan-kesulitan yang dialami jemaat
yang mau dimandirikan bisa tertolong dengan cara berembug itu bisa
segera diambil solusi-solusi yang terbaik. Jadi memang tatangan yang
terbesar tadi cara pandang dulu. Itu yang perlu diubah, ditanamkan
dulu. Kalau itu sudah jalan semua, bersinergi antar pusat dan cabang,
jalannya sudah enak gitu. Dan itu tantangannya butuh waktu dan
ketelatenan, keuletan untuk kesana.
P Kemandirian itu sebuah proses ya bu, proses perjalanan iman dan 25
spiritual jemaat lokal untuk bisa mindsetnya dan imannya semakin
dewasa. Nah sekarang lebih pada konkritnya, bagaimana pengalaman
GKMI Salatiga sebagai induk untuk menangani tantangan tadi.
Bagaimana strategi dari tim pastoral di tempat ini?
P1 Yang pernah dilakukan ya strateginya ya mesti ini dijelaskan. Ada 26
penjelasan-penjelasan tentang gereja mandiri, baik itu melalui forum
diskusi, lewat rapat-rapat rutin di cabang. Kemudian juga penjelasan
langsung, bahkan juga melalui kotbah-kotbah atau pada saat
perjumpaan-perjumpaan informal begitu ya. Juga baik antar hamba
Tuhan dengan yang di cabang dan majelis. Itu pendekatan-pendekatan
yang kami lakukan.di tengah tantangan yang ada. Dan bagaimana kok
tahun pertama dicoba belum bisa, ya selamaini yang kami lakukan ya
dicoba lagi, disondingkan melalui berbagai cara formal dan informal.
Pendekatan individu maupun pendekatan secara komunitas, dan
dengan berjalannya waktu itu bisa diatasi. Makanya sampai akhirnya
bisa mendewasakan, ya karena tadi prosesnya. Tidak boleh menyerah,
harus terus dilakukan gitu ya, itu realnya yang terjadi sih. Dan ini yang
terus kami lakukan untuk cabang-cabang yang lain, dengan terus
melihat konteks, situasi dan kondisi tentunya.
P Berarti sifat keuletan disitu sangat menentukan ya bu? 27
P1 Iya selain itu harus sabar. 28
P Baik. kemudian kita coba kembali ke peristiwa saat GKMI Salatiga 29
melakukan pendampingan kepada cabang Brangkongan sebelum
didewasakan pada bulan Mei 2019, tentunya melalui proses yang
cukup intens. Nah kemudian sampai GKMI Salatiga mampu
menemukan satu rol model mandiri atau dewasa yang bagaimana gitu
ya. Karena kemudian kita jumpai bahwa rol model yang dibangun
yakni akan tetap mensupport cabang Brangkongan selama tiga tahun.
Lalu memberi dukungan program PEG seperti memberi ruang
marketing air mineral di GKMI Induk. Lalu beasiswa caritas GKMI
pusat yang tetap support meski di cabang sudah dewasa. Tetap diberi
kuota untuk jemaat cabang dapat beasiswa. Ini saya kira bentuk
solidaritas. Nah menurut pandangan ibu apa yang melatarbelakani
model seperti ini dikontruksi oleh GKMI Salatiga? Mungkin ibu bisa
jelaskan?
P1 Ya sebelum gereja-gereja di Salatiga Timur itu mandiri, itukan 30
menjadi bagian satu dengan pusat ya. Termasuk salah satu sasaran
pelayanan yang dikerjakan oleh gereja. Baik itu supporting dana,
supporting pelayanan sebagai bentuk tanggungjawab kepada gereja-
gereja yang ada di cabang-cabang ini. Nah ketika mandiri tentu gereja
pusat dan gereja cabang ini beda konteksnya. Pasti gereja cabang yang
sedang beranjak mandiri itu kan tidak serta merta langsung dalam
segala sisi itu mencukupi dirinya sepenuhnya. Oleh karena itu sebagai
bentuk tanggungjawab moral sebagai gereja induk tidak langsung cul-
culan lepas tangan. Apalagi ini meskipun mandiri tetapi yang namanya
keterkaitan, kerjasama saling mendukung harus tetap dijaga. Nah ini
yang selalu saya bilang ke majelis. Jadi artinya tanggungjawab moral
ini yang tidak boleh lepas. Justru harus jadi ikatan, termasuk sama sih
di cabang-cabang juga harus tetap menjaga ikatan itu. Itulah yang pada
akhirnya teman-teman di gereja pusat tetap memegang itu juga.
Sehingga ketika gereja sudah mandiri seperti yang di Brangkongan
kemarin, ketika ada tantangan lalu kita berapat mengambil keputusan
ya sudah kita support gitu ya. Bersyukurnya gereja pusat dalam
kondisi stabil ya. Artinya secara keuangan, dan kalaupun mensupport
itu artinya tidak menjadi beban yang b esar, merugikan yang lain,
ndak. Selagi bisa ya tetap harus dilakukan. Jadi akhirnya masih bisa
mensupport dan sasaran sasaran pelayanan yang ada di pusat seperti
beasiswa dan sebagainya ndak akan hilang gitu ya. Tetapi kalau
memang diperlukan meskipun sudah mandiri tetap kita tawarkan. Ini
sebagai bentuk bahwa kita ini masih tetap menjaga relasi, tidak terus
lepas, ndak. Itu usaha pusat untuk tetap memantau perkembangan
meski sudah mandiri. Bagaimana perkembangannya, lalu supaya tetap
ada relasi yang baik terjalin ya itu sebagai dukungan moral diantara
gereja induk dengan gereja yang mandiri itu. Jadi yang tadi seperti
pola piker, tanggungjawab bersama, harus dijaga yang baik itu, supaya
tetap menjadi support. Akhirnya yang sudah berjalan relasi tetap
terjaga gitu ya. Toh juga untuk kebaikan baik untuk cabang yang
sudah mandiri maupun pusat sendiri. Bagi pusat yaitu rasa senang ya,
karena masih tetap bisa melayani dan Tuhan berkati untuk pelayanan-
pelayanan itu.
P Baik bu, jadi satu model seperti ini menurut pandangan ibu apakah 31
cukup efektif untuk mengangkat jemaat cabang?
P1 Ya 32
P Apakah model seperti ini juga akan diberlakukan bagi cabang-cabang 33
yang belum mandiri bu?
P1 Ya, pastinya karna kan kita sudah belajar dari kemarin dan ternyata itu 34
baik. dan pasti akan tetap dijaga, dikembangkan. Artinya yang sudah
baik kemarin akan tetap dijalankan dan kalau nanti pengembangannya
ketika yang kemarin ada yang terlewatkan lalu bisa kita perbaiki ke
depan. Sehingga besok yang akan menjadi gereja mandiri lebih baik
lagi, lebih maksimal lagi.
P Baik bu. Ini sekarang lebih pada personal pastor. Saya akan 35
menanyakan pengalaman spiritual ibu dalam mendampingi
kemandirian. Pengalaman spiritual yang seperti apa yang ibu
dapatkan?
P1 Ya kalau pengalaman spiritual tentu dalam setiap prosesnya itu pasti 36
jadi pengalaman spiritual semua ya. Tapi saya menggaris bawahi yang
pertama berangkat dari visi yang Tuhan taruh. Bahwa gereja di cabang
harus menjadi atau didorong melalui pergumulan dan kalau sudah yak,
Tuhan arahkan ke sana. Tentunya mengemban visi dari Tuhan ndak
gampang. Ada tantangan-tantangan dan bagi hamba Tuhan saya
katakana memang tidak gampang. Visi itu pasti terjadi karena Tuhan
bekerja. Dari sisi hamba Tuhan saya belajar untuk menggumulkan
dengan sungguh dan minta hikmat Tuhan bagaimana di pusat dan
cabang itu bersinergi, supaya mewujudkan visi Tuhan terwujud. Nah
menjaga sinergisitas pusat dan cabang itu saya merasa bahwa itu karna
tuntunan hikmat Tuhan. Saya merasakan ketika menangkap yak visi
Tuhan itu saya mengalami kekuatan Tuhan. Disinilah saya mengalami
bagaimana Tuhan tidak sekedar memberi visi tapi Tuhan yang
menuntun visi itu. Kemudian yang kedua adalah dalam proses
pendampingan itu kan berhadapan dengan macam-macam orang,
dengan macam-macam kepentingan, ini tidak mudah juga bagi hamba
Tuhan. Tapi saya selalu diingatkan Tuhan melalui firman Tuhan. Ayat
yang selalu saya pegang itu: tulus seperti merpati, cerdik seperti ular.
Artinya saya secara pribadi harus menjaga kemurnian hati. Karena
saya mengimani Tuhan memnuntut kita tulus dalam melayani. Ketika
kita bisa menjaga hati itu maka kita akan diberi kemampuan cerdik
tadi. Bagaimana kita punya strategi yang baik menghadapi orang-
orang tersebut. Dan itu perjalanan spiritual yang sangat kuat di tengah
proses itu.
P Baik bu. Ini kembali lagi tentang pendampingan untuk kemandirian. 37
Potensi seperti apa yang bisa ibu lihat khususnya di Salatiga Timur
untuk mengarah pada gereja yang mandiri?
P1 Ya, ada banyak potensi, yang pertama dari sisi materinya. Gereja- 38
gereja yang ada di cabang-cabang itu sudah punya gedung dan fasilitas
yang memadai. Punya tempat tinggal untuk hamba Tuhan atau pastori
yang saya kira cukup baik. Kemudian punya lahan, ada beberapa
cabang yang punya coba untuk dikerjakan bersama-sama. Jadi secara
materiil itu punya potensi yang besar. Lalu yang kedua adalah SDM di
cabang Salatiga Timur meskipun mungkin tidak di kotalah istilahnya
tapi secara SDM itu punya orang-orang yang luar biasa. Satu sudah
ada hamba Tuhan masing-masing,kemudian yang kedua ada jemaat-
jemaat yang secara pendidikan tidak sedikit yang S-1. Lalu secara
pekerjaan itu sudah sangat heterogen. Dari mulai yang petani,
pedagang, pegawai negeri. Secara pekerjaan mereka sangat potensial.
Kemudian jemaat di cabang itu memiliki jejaring yang kuat di
masyarakat apalagi dengan pemerintah setempat. Itu potensi yang luar
biasa sekali. sangat menjadi pendukung yang baik untuk proses
kemandirian. Mereka punya kerjasama link yang luar biasa, khususnya
dengan masyarakat sekitar. Kemudian ada keterbukaan. Jemaat di
Salatiga Timur ini adalah jemaat yang terbuka, bukan jemaat yang
tertutup, tidak mau menerima kemajuan, ndak. Dan itu suatu potensi
yang harus dilihat dan menjadi factor pendukung sekali. jadi jemaat itu
istilahnya aktif, bukan pasif, yang dinamis sekali. nah itu potensi
sekali. jadi secara materiil secara SDM itu ada. Secara gerejawi
mereka selama ini orang-orang yang di cabang ini juga secara
organisasi gereja juga baik. dan pengajaran untuk jemaat yang kuat.
Ya itu banyak potensilah untuk menjadi gereja yang mandiri.
P Berarti ibu yakin cabang itu pada akhirnya bisa mandiri bahkan 39
dewasa ya bu?
P1 Bisa ya karna Tuhan. Sudah banayk sekali potensi yang memang perlu 40
diarahkan untuk jemaat melihat potensi diri itu lho.
P Baik, yang sekarang saya ingin lebih masuk begini bu tentang 41
pendampingan pastoral yang bercorak keindonesiaan tadi. Jadi sejauh
mana tim pastoral GKMI Salatiga memanfaatkan nilai-nilai budaya
lokal dalam mendampingi cabang-cabangnya?
P1 Ya sejauh ini yang dilakukan justru melalui ini, yang pertama 42
pendampingan ke person-person lewat perkunjungan, lewat sentuhan-
sentuhan pribadi. Sesuai dengan konteks jemaat itu sendiri. Biasanya
nilai-nilai konteks budaya di desa itu berkunjung, bertandang itu dijaga
ya. Nah kita pakai nilai-nilai itu. Jadi tidak sekedar secara umum di
gereja tapi pribadi-pribadi kita ajak diskusi secara personal. Nah itu
kan nilai-nilai keindonesiaan yang terjadi. Kemudian ketika bersama
ya tadi niali-nilai musyawarah itu selalu kami lakukan. Jadi tidak tadi
dari pusat kan ndak. Diajak rembugan, dipanggil, diajak berkumpul
bareng atau kita datang bersama-sama. Nah nilai-nilai itu yang selama
ini kami praktikkan yang langsung. Bahkan juga mendatangi ketemu
pemerintah desa yang ada sekitar. Cuma Tanya bagaimana? Yaitu
yang saya kira langsung praktikkan terjun langsung.
P Untuk praktik pendampingan pastoral ke arah kemandirian ini apakah 43
ada sistem evaluasi, monitoring dan sebagainya secara periodic
diadakan oleh tim pastoral?
P1 Ya, memang kami biasa lakukan evaluasi ini bersama-sama ya. Seperti 44
kemarin tahun pertama bagaimana? Kemudian tahun kedua, kita kan
melihatnya sampai tahun ke tiga, bagaimana nih? Ini kan tahun
terakhir. Jadi dengan itu kedepannya nanti dengan cabang yang lain,
dengan kasus-kasus yang ada itu kita sudah punya strategi-strategi.
Mulai awal bisa meminimalisasi, jadi akhirnya bisa kedepan lebih baik
lagi.
P Berarti ada evaluasi ya bu? 45
P1 Ya 46
P Baik bu Endang saya kira sudah cukup. Saya ucapkan banyak 47
terimakasih atas data yang boleh ibu bagikan. Kiranya ini akan
mempertajam dalam penelitian saya. Kiranya Tuhan sendiri akan
memberkati Bu Endang dan tim pastoral di tempat ini. Terimakasih bu.
P1 Ya sama-sama pak. 48

Wawancara Triangulasi 03
S Isi Percakapan Kode
P Selamat malam pak Darmin. 01
P1 Selamat malam pak. 02
P Ya, pada hari ini Rabu tanggal 15 September 2021. Terimakasih pak 03
Darmin untuk waaktu yang disediakan untuk wawancara malam ini.
Pak Darmin adalah majelis GKMI Salatiga, kalau boleh tahu
membidangi apa pak?
P1 Bidang Misi. 04
P Baik, dan bapak juga merupakan majelis penghubung cabang ya pak? 05
P1 Njeh. 06
P Nah kalau boleh tahu ada berapa cabang di Salatiga Timur ada di 07
bawah binaan GKMI Salatiga?
P1 Saat ini ada tiga, tetapi yang masih aktif itu dua. Yang cabang 08
Jangglengan khususnya itu bergabung dengan Sumberejo karenan
memang jemaatnya tinggal beberapa orang.
P Tapi artinya di sana tetap masih ada ibadah ya pak? 09
P1 Masih ada, itu gabung dengan Sumber pak. 10
P Baik, berarti masih ada tiga gereja, itu mana saja pak? 11
P1 Yang pertama Sumerejo, yang kedua Jangglengan, ketiga Cukilan. 12
P Sebelumnya ada berapa pak? 13
P1 Ada empat, yang pertama yang sudah didewasakan itu cabang 14
Brangkongan, cabang Sumberejo, cabang Jangglengan dan Cukilan.
P Jadi ini, tinggal tiga ya pak? 15
P1 Ya. 16
P Selanjutnya pak, apa saja yang dilakukan gereja induk atau GKMI 17
Salatiga dalam pendampingan pastoral untuk menuju jemaat di
Salatiga Timur supaya mandiri pak?
P1 Yang pertama yang saya kerjakan selama ini mengikuti rapat rapat 18
pengurus. Sejak didewasakannya Brangkongan saat ini sudah tidak ada
yang namanya rapat gabung. Karena mereka pikir hanya terdiri dari
dua gereja. Jadi mereka ketika melakukan rapat ya sendiri-sendiri,
tetapi ada kalanya masih ada kegiatan-kegiatan yang keterkait dengan
mereka. Hanya pada saat pendampingan itu melakukan itu melakukan
rapat sendiri-sendiri.
P Berarti per gereja tiap bulan ya pak? 19
P1 Njeh, tiap bulan. Tiap Minggu pertama kalau untuk Sumber, kalau 20
untuk Cukilan itu Minggu ke dua, kadang berubah-ubah juga
P Selain pendampingan dalam bentuk ikut rapat, adakah bentuk 21
pendampingan lain yang dikerjakan oleh majelis?.
P1 Ketika Cukilan melakukan pembangunan, kami aktif di sana, karena 22
memang itu ada keterkaitannya dengan majelis pusat.
P Maaf pak itu pembangunan apa ya pak? 23
P1 Pembangunan gereja, sampai hari ini tahapan memang belum selesai 24
semua, tapi karena kondisi dana yang tidak mencukupi akhirnya
pembangunan dihentikan.
P Selain pendampingan untuk pembangunan fisik, mungkin ada lagi 25
pak?
P1 Untuk pelayanan memang kami seringkali dijatah dijadwalkan ke 26
Salatiga Timur. Khususnya saya itu kadang sesuai jadwal oleh
pengurus kadang tiga bulan sekali untuk melakukan menyampaikan
kotbah. Kemudian untuk perjamuan kudus, kita ikut ambil bagian
dalam pelayanan itu. Kadang juga ada pendampingan misalkan jemaat
yang sakit, ya kami kunjungi.
P Kita ketahui bahwa GKMI Salatiga telah berhasil mendewasakan salah 27
satu cabangnya yaitu GKMI Brangkongan. Ini kita coba kilas balik,
saya mau menanyankan siapa saja yang terlibat dalam pendampingan
pastoral secara intens untuk kemandirian cabang Brangkongan waktu
itu?
P1 Yang pertama tentunya gembala jemaat pusat, khususnya bu Endang 28
dan mas Paul pada saat itu. Yang kemudian adalah majelis di bidang
Misi. Itu terdiri dari saya, bu Prapti, dan pak Kendo. Itu selalu intens
yang mendampingi di sama.
P Siapa yang bertanggung jawab dalam pendampingan pastoral untuk 29
kemandirian cabang Brangkongan?
P1 Pada saat itu, karena BPH di bidang Misi itu bu Prapti maka yang 30
bertanggung jawab sekaligus sebagai monitor itu adalah bu Prapti.
P Sekarang bu Prapti tidak lagi sebagai majelis ya pak? 31
P1 Njeh 32
P Baik sekarang pak apa saja kendala-kendala pada waktu itu dalam 33
pendampingan pastoral menuju kemandirian cabang Brangkongan?
P1 Sebenarnya kendala waktu itu sangat sedikit ya. Karena kalau melihat 34
kesiapan dari Brangkongan sendiri dan kemauan dari semua jemaat
memang sudah waktunya Brangkongan itu didewasakan, sehingga
saya kira kendalanya tidak terlalu banyak. Ya memang kita lihat di
daerah pedesaan gereja Brangkongan itu sudah sangat hebat sangat
bagus. Jadi sudah masuk standart. Pada saat itu tidak banyak kendala
njih, hanya memang berkaitan dengan pendanaan itu kita lihat masih
ada kekurangan beberapa dana, dan karena itu masih menjadi
tanggung jawab di pusat ya kami ikut bersama-sama menyelesaikan
itu.
P Terus kendala dana ini konkretnya bagaimana pak cara mengatasinya? 35
P1 Pada saat itu kita ambil kesepakatan dengan gereja yang akan 36
didewasakan, khususnya Brangkongan untuk pembiayaan ibadah
pendewasaan, kita ambil fifty fifty. Pembiayaannya dari pusat lima
puluh persen, dari cabang Brangkongan lima puluh persen.
P Terus bagaimana dengan setelah didewasakan pak? Karena kita tahu 37
bahwa sebelum didewasakan untuk kesejahteraan atau honor hamba
Tuhan ditopang dari pusat dan cabang ya pak. Lalau apakah itu juga
termasuk kesepakatan-kesepakatan dalam menghadapi kendala
pendanaan untuk honorarium hamba Tuhan?
P1 Ya pada saat itu kita bisa menyimpulkan dengan rapat majelis. Tahun 38
pertama setelah didewasakan kita masih bertanggung jawab subsidi,
gaji hamba Tuhan itu tujuh puluh lima persen, kemudian tahun kedua
itu menurun, karena kita pandang bahwa mesti semakin berkembang
dan semakin maju. Akhirnya kita putuskan lima puluh persen. Tahun
ketiga itu kita putuskan duapuluh lima persen. Nah dengan harapan
seperti itu, kita akan bisa memencing motivasi rasa memiliki dari
jemaat, bahwa gereja ini sudah didewasakan, mau tidak mau kita akan
menghidupi dan hidup di situ sebagai tempat pelayanan kita.
P Terus, sejauh mana keterlibatan jemaat Brangkongan pada waktu itu 39
dalam program kemandirian gerejanya?
P1 Sangat bagus, saya lihat seluruh jemaat memiliki satu kesatuan hati 40
untuk menuju kemandirian dan dewasa. Karna saya lihat semakin hari,
bulan dan tahun semakin ada peningkatan yang luar biasa. Rasa
memiliki rasa ndarbeni terhadap gereja itu sangat besar, sehingga
gereja pusat tidak terlalu banyak kendala pada saat menuju
pendewasaan. Karena memang pada dasarnya jemaat di Brangkongan
itu merindukan itu, sehingga ada semangat untuk menjadi dewasa.
P Adakah evaluasi dalam pelaksanaan pendampingan pastoral khususnya 41
bagi kemandirian cabang Brangkongan?
P1 Saya kira sebenarnya bagus njeh, sejak didewasakan sampai saat ini 42
belum pernah mendengar persoalan-persoalan yang terjadi. Artinya
keluh kesah dari pak Wahyu yang menjadi gembala jemaat di sana
ataupun jemaat yang di sana setelah didewasakan itu tidak ada keluh
kesah. Artinya memang ketika kita mendewasakan Brangkongan
dengan komitmen itu tidak salah. Kita sudah merindukan itu sehingga
kami percaya apapun yang terjadi mereka sanggup menopangnya.
P Saat ini apakah ada rencana dari majelis induk untuk memandirikan 43
cabang-cabang yang lain pak?
P1 Kalau rencana itu ada njeh. Tetapi khususnya untuk gereja di 44
Sumberejo. Kalau kita lihat dari usianya itu sudah hampir sama
dengan gereja di Brangkongan. Tapi mereka saat ini belum punya
keinginan dan kerinduan di situ, sehingga kami hanya memacu dan
memacu. Mungkin setelah pak Darsono jadi pendeta penuh, nah
mungkin baru kita akan membicarakan soal kemandirian di Sumberejo
pak. Kalau rencana atau kerinduan itu ada.
P Bagaimana dengan Cukilan pak? 45
P1 Kalau kita melihat kondisi Cukilan itu masih jauh pak. Karena 46
memang Cukilan itu jemaatnya berbeda dengan di Sumber dan
Brangkongan. Kalau mau menuju kemandirian itu harus betul-betul
siap. Tapi kalau saya lihat SDM mereka belum mampu. Jadi ancang-
ancangnya agak lama, tapi yang akan cepat ya Sumber.
P Jadi artinya GKMI Salatiga itu punya proyeksi kedepan agar cabang- 47
cabangnya mandiri?
P1 Njeh 48
P Hanya melihat kondisi dan situasi jemaat masing-masing ya? 49
P1 Njeh pak 50
P Bagaimana saat situasi pandemic pendampingan majelis terhadap 51
cabang di Salatiga Timur?
P1 Karena saat ini adalah era informasi, kita pakai sosmed. Ketika saya 52
mendampingi cabang saya banayk pakai zoom dengan pak Darsono,
dengan pak Antoni. Saya selalu komunikasi melalui media sosial. Jadi
bagaimana tentang kondisi yang sedang mereka pergumulkan, yang
sedang mereka rancang, program-program apa yang akan diwujudkan
pada masa pandemic ini, kami selalu memantau. Terlebih untuk saat
ini untuk Cukilan sedang menggarap sertifikat, kami selalu memantau
mereka.
P Lalu untuk pendampingan secara pastoral apakah masih terus bisa 53
dijalankan, seperti kunjungan dan pelayanan Firman?
P1 Masih pak, apalagi sekarang sudah mulai ibadah tatap muka. Kami 54
tetap ada pelayanan di sana. Untuk jadwal jadwal kami menyesuaikan
kebutuhan dari pengurus.
P Selanjutnya tentang kendala di lapangan. Kendala kendala 55
pendampingan pastoral di lapangan seperti apa pak yang dijumpai?
P1 Kalau untuk Sumberejo sebenarnya mereka sudah mampu untuk 56
dewasa. Tetapi kendalanya dari dalam sendiri. Dari dalam diri jemaat
Sumberejo itu memang mereka belum memiliki keinginan mandiri.
Disuruh o koyo ngopo kalau dari dalam jemaat sendiri belum ada
kemauan untuk kemandirian ya itu jelas tidak akan terlaksana, itu yang
pertama. Yang kedua, syaratnya itu kan harus memiliki gembala
jemaat, sebenarnya sekarang sudah ada gembala jemaat hanya pada
saat ini di Sumberejo masih Pdm. Jadi saya kira belum terlalu
mumpuni ketika mau didewasakan begitu pak. Kemudian untuk
cabang Cukilan, cabang Cukilan saya tadi mengutarakan masih sangat
jauh karena gembala di sana masih pra TO. Jadi perjalanannya masih
sangat jauh, itu yang pertama. Yang kedua dari segi pendanaan jemaat
itu sangat minim, sehingga kalau kita akan menargetkan dalam tiga
atau enam tahun kedepan itu saya kira masih belum pak. Tapi mungkin
entah, entah njeh kalau nanti Tuhan mengijinkan ada pergerakan di
sana sehingga pertambahan jemaat di sana semakin banyak, ya kita
tidak tahu pak. Tetapi kalau saya prediksi secara manusia, kalau kita
hitung secara waktu itu enam tahun atau dua periode kemajelisan itu
belum bisa pak, itu untuk Cukilan.
P Kemudian kalau melihat potensi pak, adakah potensi pendukung untuk 57
kemandirian di Salatiga Timur?
P1 Ada. 58
P Kira-kira bentuknya bagaimana? 59
P1 Kalau saya lihat gambarnya di Sumberejo itu jemaatnya memiliki rasa 60
handerbeni terhadap jemaat. Mereka memiliki semangat dalam
memiliki gereja itu, bahkan kalau kita lihat walau kelihatannya orang
sana ngenyel-ngeyel tapi ternyata sangat luar biasa. Ketika di dalam
hidup bergereja mereka betul betul sadar, saya hidup di situ maka saya
harus menghidupinya. Nah sehingga potensi untuk mandiri dan
dewasa di Sumber sungguh besar. Dari segi topangan dana, itu luar
biasa. Kalau kita lihat untuk lokal pembiayaan program-program,
even-even itu sangat luar biasa, sehingga potensi untuk dewasa di
Sumber itu sangat besar.
P Kalau Cukilan bagaimana pak? 61
P1 Kalau Cukilan itu saya lihat semangat kegotong royongannya kuat 62
pak. Ketika mereka ada suatu program bila tidak bisa membantu dana,
mereka bisa membantu tenaganya. Itulah bentuk pelayanan yang
mereka bisa. Jadi dua-duanya sebenarnya memiliki potensi untuk
dewasa pak. Hanya saja untuk di Cukilan jemaat itu masih sedikit
dibanding dengan Sumber. Jadi untuk meuju kemandirian itu agak
lama. Tapi untuk Sumber jemaatnya sudah mumpuni. Kalau mau
didewasakan, hanya mereka belum memiliki kemauan untuk itu.
P Nah kira-kira dugaan bapak, mengapa kok mereka belum memiliki 63
greget keinginan untuk mandiri ini kenapa ya pak?
P1 Yang pertama, Karena kalau kita lihat peristiwa jemaat yang lalu ada 64
perpecahan. Jadi mereka belum bisa betul ketika akan dewasa, jangan-
jangan hal ini akan terjadi kembali. Jadi mereka masih trauma. Karena
saya saring saring terjadinya perpecahan itu sangat menyakitkan bagi
mereka. Jadi mereka pada saat ini belum memiliki greget itu karena
mereka masih memiliki trauma.
P Kalau boleh tahu pak, peristiwa itu kurang lebih tahun berapa ya pak? 65
P1 Sekitar 2014 –an ya pak. 66
P Baik, jadi waktu itu konflik gembala dengan jemaat ya pak? 67
P1 Ya. Terus sekarang ini sudah mulai di tata ulang tapi luka-luka masih 68
ada. Saya lihat setiap kali ada rapat dengan saya itu kadang mereka
masih mengingat itu. Bagaimana peristiwa dengan gembala saat itu
terjadi konflik. Berarti kan kalau kita nilai mereka belum mempunyai
keinginan kemandirian, karena mereka masih trauma dengan peristiwa
itu.
P Apakah ini juga bisa disebut kendala kemandirian pak? Yakni warisan 69
konflik yang meninggalkan trauma?
P1 Ya pak. 70
P Sekarang ini lebih khusus lagi pak tentang pastoral keindonesiaan. 71
Pastoral yang bercorak dengan nilai-nilai budaya Indonesia, secara
khusus di Salatiga Timur. Sejauh mana tim pastoral GKMI Salatiga
memanfaatkan nilai-nilai budaya lokal dalam pendampingan pastoral
menuju kemandirian di Salatiga Timur?
P1 Kami sebagai majelis memanfaatkan nilai-nilai kearifan lokal dengan 72
model sering melakukan perkunjungan pak. Entah itu di pusat atau di
cabang kalau ada jemaat yang sakit, kami melakukan erkunjungan ke
sana. Kemudian ketika mereka sedang kesusahan, misalnya ada
saudaranya yang meninggal, kamipun ikut melawat ke sana. Karena
memang kami ingin menanamkan rasa empati bukan hanya di pusat
tapi ingin kami bagikan ke cabang-cabang itu.
P Bapak sebagai BPH bidang Misi dan penghubung cabang Salatiga 73
Timur, mungkin melihat ada nilai budaya yang bapak juga bangun di
Salatiga Timur?
P1 Ya, ini yang kami bangun adalah silaturahmi. Orang Jawa katakana 74
silaturahmi. Kami sering berkunjung. Ketika rapat itu bukan hanya
sekedar rapat saja, tapi kami membangun hubungan dengan jemaat
melalui memanfaatkan situasi usai rapat sehingga ada kebersamaan di
situ. Kami ngobrol, cerita-cerita bukan hanya pada konteks pelayanan
di gereja tapi dalam knteks kemasyarakatan. Sehingga pada saat ini
antara hubungan saya dengan jemaat itu terjalin erat. Kami bisa kenal
antara satu dengan lain jemaat di Jangglengan, Cukilan dan
Sumberejo. Itu kami bisa tahu satu persatu. Jadi kami bukan hanya
mengenal sosok mas Darsono, Bp.Bambang Sutomo sebagai pengurus
di sana tetapi kami lebih mengerti jemaat yang lain begitu erat. Karena
kami menjalin persaudaraan yang kuat dengan jemaat di sana.,
P Sekarang saya menanyakan lebih pada ke pastoral di Salatiga Timur 75
pak. Ada gereja lain kalau status gerejanya masih cabang maka tidak
diberi hamba Tuhan oleh induknya. Tapi di GKMI Salatiga tidak
demikian, karena kalau tidak salah di Sumber ada Pdm.Darsono dan di
Cukilan ada pra TO pak Antoni. Nah ini tentu mendongkrak
pendampingan pastoral untuk membumi pada jemaat. Tapi satu sisi
juga punya konsekwensi tertentu. Apa yang mendasari penempatan
tenaga pastoral di sana?
P1 Itu adalah dasar dari pelayanan umat pak. Karena kalau hanya 76
mengandalkan hamba Tuhan yang ada di pusat maka untuk pelayanan
di cabang itu akan keteteran. Padahal jemaat di sanapun membutuhkan
pelayanan kita. Kehidupan merekapun membutuhkan perhatian dari
gembala jemaat sehingga itu yang mendasari kenapa kita harus
menempatkan gembala jemaat di setiap cabang, karena supaya lebih
fokus. Apabila kita menempatkan gembala di sana tentunya gembala
itu akan lebih fokus pada jemaat yang membutuhkan pendampingan
pastoral. Ketika mereka sedang mengalami permasalahan,
pergumulan, mereka akan lebih dekat dengan gembala yang ada di
cabang-cabang itu. Jika soal konsekwensi memang itu sudah jadi
keputusan pusat. Jadi kita harus mencukupi konsekwensi itu, menutup
dan memenuhi konsekwensi itu.
P Baik pak Darmin ini berarti untuk kepentingan umat ya pak. Kalau 77
dihubungkan dengan kemandirian, bagaimana bapak melihatnya?
P1 Kalau dihubungkan dengan kemandirian itu yang pertama setelah 78
adanya hamba Tuhan atau gembala jemaat di wilayah masing-masing
tentunya mereka akan belajar bagaimana menjadi gereja yang mandiri.
Mandiri tentang Firman Tuhan, mandiri tentang kebutuhan finansial,
mandiri tentang bagaimana berkehidupan bergereja. Jadi itu akan lebih
khusus begitu.
P Berarti untuk edukasi mereka ya pak? 79
P1 Njeh, njeh maksud saya begitu. 80
P Baik pak Darmin, saya kira sudah cukup untuk wawancaranya. Saya 81
mengucapkan banyak terima kasih untuk informasi, waktu dan
kesempatan yang bapak berikan. Tuhan memberkati pak Darmin.
P1 Njeh, sami-sami pak. 82
C. Verbatim Focus Group Discussion

Data Kelompok Komisi


Komisi Senior ( KS )
No Nama Inisial Asal Gereja
01 Sutikno Stk GKMI Brangkongan
02 Parjiyem Prj GKMI Brangkongan
03 Juni Efendi JE GKMI Brangkongan
04 Suhir Shr GKMI Salatiga cabang Jangglengan

Komisi Perempuan ( KP ):
No Nama Inisial Asal Gereja
01 Tutwuri Handayani TH GKMI Brangkongan
02 Tuminem Tmn GKMI Salatiga cabang Cukilan
03 Lissa Ls GKMI Salatiga cabang Jangglengan
04 Herlina Dwi HDS GKMI Brangkongan
Setyowati
05 Sandy Sd GKMI Salatiga cabang Sumberejo

Komisi Bapak ( KB )
No Nama Inisial Asal Gereja
01 Sutrisno Str GKMI Salatiga cabang Cukilan
02 Yahya Sodig YS GKMI Salatiga cabang Sumberejo
03 Daniel Meta Kawiju DMK GKMI Salatiga cabang Cukilan
04 Markus Mrk GKMI Brangkongan
05 Darsono Dsn GKMI Salatiga cabang Sumberejo
06 Daud D GKMI Salatiga cabang Sumberejo

Komisi Youth ( KY )
No Nama Inisial Asal Gereja
01 Ananda An GKMI Brangkongan
02 Julianisa Jl GKMI Salatiga cabang Cukilan
03 Arum Dwi Utari ADU GKMI Salatiga cabang Sumberejo
04 Vivid Vvd GKMI Brangkongan
S Isi Percakapan Diskusi Kode
P Menurut Bp/Ibu/Sdr apakah gereja lokal perlu menuju ke arah 01
mandiri? Kalau ya, mengapa dan kalau tidak mengapa? Saya
akan mulai dari kelompok para senior, monggo silahkan siapa
saja dari kaum senior.
KS-Stk Menurut kami gereja itu perlu mandiri. Alasannya adalah kalau 02
berdasarkan Alkitab kalau bayi makanannya susu, tapi kalau
sudah besar atau dewasa masak mau makanan susu terus? Mesti
makannya bisa yang kasar-kasar. Itu yang pertama. Alasan yang
secara harafiah, kalau gereja ini kan punya perjalanan hidup
yang panjang, usianya sudah 30 tahun lebih, mengapa tidak
bisa mandiri? Karna dengan cara gereja bisa mandiri itu akan
mengetahui kemampuan diri sendiri, untuk mengelola diri
sendiri, untuk memelihara diri sendiri sehingga dengan gereja
yang mandiri itu sangat penting. Mungkin ada jawaban dari
rekan-rekan saya yang lain, monggo.
KS-JE Terimakasih, menurut saya itu perlu dan itu adalah wajib atau 03
harus bisa menjadi gereja yang dewasa atau mandiri. Alasannya
kalau tidak bisa menuju mandiri berarti gereja itu mati atau
tidak bisa bertumbuh. Semua harus bisa berkembang, semua
harus bisa bertumbuh. Berarti kalau tidak ada cita-cita untuk
menjadi gereja mandiri atau dewasa berarti itu tidak mau
bertumbuh dan itu mati. Kalau hanya maunya seperti bayi
hanya netek terus itu namanya bayi yang tidak normal. Tidak
mau bertumbuh dan berkembang. Jadi gereja itu harus mandiri
atau dewasa.
P Ok, mungkin ada tambahan dari bu Parjiem atau pak Suhir? 04
KS-Shr Ya, terimakasih. Hanya gini yang ditanyakan gereja lokal, saya 05
berpandangan dari lokal pak. Tadi pak Juni menyampaikan
kalau gereja tidak mau mandiri atau bertumbuh itu gereja yang
mati. Tapi untuk gereja lokal, Jangglengan itu kan anggotanya
sangat sedikit. Dan memang untuk melakukan penginjilan itu
juga sudah ada, tapi makin hari kok tidak bertambah. Walaupun
kami telah mempunyai gedung tetap tapi dengan syarat-syarat
tata gereja GKMI itu ada paling tidak 70 anggota atau 25 KK
itu bagaimana? Jadi harus dilihat secara situasi dan kondisinya.
Sehingga untuk mandiri harus bergabug dengan gereja lokal
yang lain, mungkin itu bisa mandiri. Memang ke arah mandiri
itu dibutuhkan oleh semua gereja yang ada, tetapi kita juga
harus melihat pada kondisi lokal masing-masing. Jadi lokal itu
bagaimana situasi kondisinya. Itu pak yang mau saya tekankan.
P Baik saya bisa menangkap, pak Suhir tadi menceritakan 06
kenyataan. Tapi pertanyaan ini bukan mengenai kenyataan tapi
lebih pada kerinduan atau tekad. Jadi tekad mandiri itu ada di
Jangglengan tapi kondisinya masih jauh dari yang dirindukan.
Begitu ya pak ya? Baik apakah bu Parjiyem mau
menambahkan?
KS-Prj Mboten pak, sudah cukup 07
P Baik, sekarang beralih ke ibu-ibu. Menurut ibu-ibu apakah 08
gereja lokal perlu mandiri?
KP-HDS Mungkin saya mewakili ada dua kelompok njeh. Karena ada 09
yang sudah mandiri dan yang belum. Jadi saya berbicara dari
sisi gereja mandiri dengan tidak meninggalkan syarat-syarat
yang ada baik itu adanya gedung gereja, majelis, gembala
jemaat, jumlah jemaat dan KK, dll. Kalau menurut saya secara
pribadi, kita memang perlu mandiri. Alasannya kenapa?
Melihat kondisi sebelumnya, saat belum mandiri kita adalah
cabang dari GKMI Salatiga. Pastinya kehidupan berjemaat di
sana dalam pekerjaan jemaatnya, kondisi ekonomi, latar
belakang pendidikan dan keuangannya itu pastinya berbeda. Itu
berpengaruh juga pada mungkin visi misi yang akan dipakai
dalam pencapaian gereja tersebut dan nanti berdampak pada
tema-tema yang ada. Jadi ketika kita mandiri kita akan tahu, apa
sih yang khususnya jemaat kita butuhkan. Jadi itu poin-poin yg
akan disampaikan akan tepat sasasaran. Seperti untuk Firman
Tuhan, visi dan misi itu akan tepat sasaran, begitu.
P Baik, mungkin ada yang lain? Silahkan bu Sandy 10
KP-Sd Untuk pertanyaan pertama, apakah gereja lokal perlu ke arah 11
mandiri? Ya, sangat perlu saya setuju itu. Mengapa? Pertama,
ketika gereja termotivasi menuju mandiri pasti akan ada usaha
untuk memenuhi sayarat-syarat gereja mandiri. Sehingga
menjadi acuan gereja tsb untuk memenuhi syarat-syarat itu dan
gereja berusaha memperbaiki secara kwalitas. Baik itu
pelayanannya, dari segi jemaat yang dimotivasi untuk ikut
mengembangkan pekerjaan baik dan hal-hal positif. Kemudian
yg kedua, ketika gereja itu mandiri pastinya memiliki target
untuk bisa memberkati gereja-gereja lain dan juga memiliki visi
misi.
P Baik, terimakasih. Ada lagi? Mari silahkan bu Lisa 12
KP-Ls Sebenarnya semua sudah dijawab teman-teman. Dan saya 13
mencoba memberikan alasannya saja, saya setuju dengan
pernyataan bahwa gereja perlu untuk ke arah mandiri.
Alasannya gereja-gereja lokal itu punya warna sendiri-sendiri.
Kalau gereja itu mandiri maka akan sangat mudah
mengembangkan jemaat dengan potensi-potensi yang dimiliki
masing-masing cabang ya. Itu pak.
P Ok, ada lagi? Cukup ya, baik sekarang beralih kepada kaum 14
pria. Mari silahkan, pak Dwi barangkali?
KB-D Kalau pandangan saya pribadi itu memang keinginan mandiri 15
itu pasti kita setuju. Sebenarnya menyusu itu enak ya pak.
Karna kita selalu tidak pernah memikirkan sesuatu yang besar.
Tetapi saya setuju dengan kenapa kita harus mandiri, itu adalah
berarti kita memiiki suatu titik tujuan yang jelas. Jadi gereja itu
pasti memiliki arah yang jelas. Ketika kita punya tujuan, kita
berjalan mengarah ke tujuan itu. Jadi untuk visi misi, gerak
pelayanan pasti mengarah ke tujuan itu. Tapi kalau kita tidak
punya keinginan unrtuk mandiri, ya sudah akhirnya kita tidak
pernah punya target. Jadi saya sangat setuju kalau gereja lokal
itu punya pandangan untuk kita mandiri, kira-kira begitu.
P Baik, ada lagi dari kaum pria yang mau menambahkan? Mari 16
silahkan pak Sutrisno.
KB-Str Ya, terimakasih. Kalau menurut pendapat saya, itu jelas kita 17
menginginkan untuk mandiri. Kita memiliki titik tertentu dan
arah yang pasti. Cuma banyak kendala di gereja lokal, kalau
saya di Cukilan, jumlah jemaat itu kurang. Terus kalau saya
lihat pelayanan di sana baik di dalam bergereja itu mengalami
pasang surut. Pasang surutnya kita tahu di Cukilan itu banyak
pendeta yang gonta ganti. Mulai dari pak Kardi, terus pak
Wahyu, pak Panggih, pak Anton itu beda-beda. Yang tadinya
sudah berjalan dengan baik mengarah ke satu titik, lalu ganti
pendeta itu berubah lagi arahnya. Lalu dari segi jumlah jemaat
sangat kurang, belum memenuhi.
P Baik, cukup pak? 18
KB-Str Ya pak 19
P1 Ini tadi, sama dengan pak Suhir, cerita tentang kenyataan ya. 20
Nah, ini kita belum kesana ya, maaf pak. Kita kembali ke
pertanyaan apakah gereja perlu ke arah mandiri? Kalau ya
kenapa, dan kalau tidak alasannya apa? Mari silahkan pak
Sodig.
KB-YS Kalau saya, setuju. Alasannya kita ini kan murid. Murid harus 21
belajar, jadi jangan puas di kelas satu terus. Murid harus naik,
naik dan naik. Menurut saya gereja ke arah mandiri itu dimulai
dari setiap person. Tanpa dimulai dari person itu akan sulit.
Contohnya begini, kalau apa-apa nunggu komando, apa-apa
nunggu disuruh, belajar firman nunggu disuruh, membaca
Firman nunggu disuruh kan berarti tidak ada kemajuan itu.
Tetapi kalau mau belajar sendiri, membaca sendiri dengan
demikian akan mengalami kenaikan kelas. Jadi menurut saya
mandiri itu mulai dari person, itu dulu.
P O begitu, baik. mari pak Deny mungkin ada pendapat lain? 22
KB-DMK Yak, kalau dari saya agak sedikit berbeda, boleh ya pak? 23
P Boleh, tapi jangan keluar dari pertanyaannya ya pak, mari 24
silahkan.
KB-DMK Berkaitan dengan perlunya gereja ke arah mandiri, justru saya 25
meragukan pusat rela ndak kalau cabangnya itu mandiri?
Jangan sampai nanti digondeli, takut kalau nanti kurang
anggotanya, pusat ndak siap untuk itu. Kalau saya secara
pribadi, seperti yang disampaikan bapak Sutrisno tadi, ya setuju
juga kalau gereja itu menuju ke rah mandiri. Jadi kalau kea rah
depannya menuju mandiri setuju, cuma tadi tinggal pusatnya
itu mau atau tidak? Ya itu saja.
P Baik, sekarang kita dengarkan suara dari kaum muda. Silahkan 26
monggo siapapun. Tolong perhatikan pertanyaannya, bisa
dijawab dengan jelas.
KY-An Ya saya rasa perlu. Karna seperti ibarat tumbuhan, itu kan 27
mengalami pertumbuhan demikian juga gereja. Mandiri itu saya
kira buah dari pertumbuhan.
P Baik, ada yang lain? 28
KY-Vvd Kalau menurut saya, saya juga setuju gereja mengarah kepada 29
mandiri, karena untuk menjadi mandiri itu kan harus ada
persiapannya, ada berbagai tantangan dan permasalahan itu ada.
Kalau tidak ada persoalan kan kita ini di zona nyaman-nyaman
saja. Jadi dengan menuju mandiri kita terbentuk menuju ke
arah mana kepada suatu tujuan yang jelas, gitu pak.
P Ada lagi, mbak Arum atau mbak Lia? 30
KY- Jl Tidak 31
P Cukup ya. Kita beri tepuk tangan dulu untuk semuanya. 32
KB-Mrk Sebentar pak, saya mau menjawab terlepas dari kenyatan ya pak 33
ya. Menurut saya memang perlu gereja menuju mandiri Karena
pastoral itu memimpin suatu perrtumbuhan jemaat, kemudian
pertumbuhan gereja. Kalau kita sinode itu kan sudah
memberikan dorongan pada gereja gereja dewasa supaya gereja
gereja itu membuka cabang-cabang. Jadi mandiri itu perlu
karena organisasi yang diciptakan sinode itu menginginkan
adanya pertumbuhan GKMI. Yang kedua, bahwa kala ukita
mandiri itu tidak seperti katak dalam tempurung. Memang itu
yang kita rasakan di Brangkongan. Dan misi Tuhan Yesus
untuk bisa sebagai apa, mewartakan Firman itu kita bisa lebih
lagi untuk melaksanakannya daripada kalau kita masih cabang
itu kan misinya masih bergantung dengan pusat, tapi kalau kita
mandiri itu akan lebih bisa leluasa dalam memberitakan Injil ke
seluruh dunia. Menurut saya itulah pentingnya kalau kita
mandiri.
P Baik, terimakasih pak Markus. Saya kira cukup ya poin satu ini. 34
Nah sekarang yang kedua, menurut Bp/Ibu/Sdr siapa yang
mestinya bertanggung jawab dalam program kemandirian
gereja? Tadi dari kelompok senior,sekarang dari kelompok
youth dulu. mari silahkan mbak Lia.
KY-Jl Kalau menurut saya pribadi, yang bertanggung jawab itu 35
semua Karna kalau tidak ada kerjasama antar anggota dalam
satu gereja, maka tidak akan ada pertumbuhan, juga kan sulit
mandiri kalau gembalanya berjuang sendirian.
P Ada yang lain, silahkan mbak Arum 36
KY-ADU Menurut saya sendiri juga itu tanggungjawab jemaat semua 37
yang ada di gereja tersebut. Karna apapun resikonya nanti itu
menjadi tanggungan kita semua, bukan hanya majelis dan
hamba Tuhannya saja.
P Ok, ada lagi? Silahkan mbak Vivid 38
KY-Vvd Menurut saya ya pak ya, e..betul untuk apa namanya siapa yang 39
bertanggungjawab semua jemaat dan semua unsur gereja,
majelis, gembala jemaat tapi juga harus di support dari induk
atau pusat. Jadi yang bertanggungjawab juga dari pusat untuk
kita bisa mandiri.
P Baik, terimakasih dari youth, sekarang bagaimana pendapat dari 40
kaum pria, silahkan.
KB-Mrk Ya, saya mau melengkapi kaum muda tadi. Jadi yang 41
bertanggungjawab adalah semua elemen dari gereja itu,
kemudian ditambah dari pusat dan juga dari sinode. Saya rasa
itu pak.
P Baik, apa ada lagi dari kaum pria yang lain? 42
KB-DMK sama 43
P Ok kalau tidak ada kita mau dengar pandangan dari kaum 44
perempuan, silahkan
KP-Ln Sama, jadi kita berbicara agar gereja menjadi mandiri itu 45
semua jemaat bertanggungjawab lalu dibantu oleh gereja pusat
dan sinode.
P Mari silahkan dari kaum senior, monggo 46
KS-Stk Ya, saya akan mengulang jawaban dari semuanya, bahwa yang 47
bertanggungjawab adalah jemaat dibimbing oleh pemimpin
gereja lokal. Nah adapun pemimpin gereja lokal ini adalah
gereja induk jika belum dewasa ya.
P Ok, mari pak Juni 48
KS-JE Saya setuju yang bertanggungjawab semua dan didukung oleh 49
pengurus tentunya. Karna tanpa dukungan jemaat program
apapun akan tidak dapat berjalan.
P Baik terimakasih, semua jawaban sudah dapat terangkum, kita 50
menginjak poin ke tiga. Apa saja yang menjadi kendala atau
hambatan kemandirian cabang di Salatiga Timur? Dari Cukilan,
Jangglengan, Sumbeejo dan Brangkongan yang sudah dewasa,
apa hambatan kemandiriannya? Lalu bagaimana mengatasi
kendala tersebut? Saya beri waktu sekitar dua menit untuk
berpikir tentang hal ini. Sekarang mulai dari kaum pria,
silahkan. Monggo pak Dwi.
KB-D Pertama tama, tujuan kita untuk mandiri itu sudah terpikirkan 51
beberapa tahun, tetapi ada hambatan-hambatan. Yang terutama
adalah kekawatiran khususnya kekawatiran kemandirian untuk
dana. saya piker wajar ya pak ya. Kerena memang kita sering
melihat bahwa kemampuan atau potensi jemaat di bidang
ekonomi itu kita belum bisa sepenuhnya untuk biaya
operasional itu diserahkan kepada jemaat. Jadi kita perlu
melihat, apakah kita ini betul-betul mampu mandiri atau tidak.
Ketika kita melihat itu, muncul kekuatiran itu, jangan jangan
nanti kita mandiri ternyata kita tidak bisa memenuhi biaya
operasional. Karena standart operasional di GKMI itu sungguh
tinggi. Saya juga percaya kalau GKMI Brangkongan itu sudah
berjuang secara luar biasa. Jadi itulah yang menghambat kita
untuk bisa menjadi mandiri. Kalau misalnya untuk kemandirian
teologi, SDM, saya rasa itu untuk di Sumberejo sudah tidak
menjadi masalah.
P Lalu bagaimana cara mengatasi hambatan itu? 52
KB-D O ya untuk cara mengatasinya saat ini di Sumberejo 53
mengembangkan asset gereja. Kita punya tanah gereja itu kita
dimanfaatkan sebaik-baiknya agar produktif untuk membiayai
kehidupan gereja. Dan juga kita sudah mulai merintis untuk
dana emiritasi hamba Tuhan. Jadi itu merupakan langkah maju
untuk kita bisa mandiri. Sementara itu dulu pak.
P Baik, masih ada lagi dari kaum pria? Mari silahkan pak Deni. 54
KB-DMK Ya hambatan yang mungkin saja belum dirasa yaitu sepertinya 55
pusat kurang memberi tantangan secara berjenjang. Misalnya
tahun sekian Cukilan atau Sumberejo harus mandiri. Dngan
tantangan itu membuat kita untuk terus berpikir. Jadi cara
mengatasinya yaitu, dari induknya mencoba memberiikan
tantangan, di tahun sekian harus mandiri. Kalau di tahun itu
belum bisa, nanti dapat dievaluasi. Itu dari saya, terimakasih.
P Sekarang dari kaum perempuan 56
KP-Ln Singkat njeh. Pastinya yang jadi hambatan adalah dana. Kalau 57
potensi lain sudah ada, tapi dengan dana apalah-apalah itu
masih menjadi hambatan. Untuk mengatasi hambatan tersebut
ya sharing sedikit yang dilakukan oleh GKMI Brangkongan
adalah pengembangan ekonomi gereja. Misalnya seperti dengan
menjual minuman, terus membuat kolam lele, pengoptimalan
kebun gereja yang kami harapkan dapat mengembangkan
pemasukan keuangan dan satu hal lagi kita membangun
jejaring jemaat-jemaat yang ada di luar daerah. Kan kalau
persembahannya masuk kan puji Tuhan banget, terimakasih.
P Ya, sekarang dari senior, monggo. Pak Juni silahkan 58
KS-JE Ya ,pertanyaan nomor tiga ini sudah banyak dijawab di nomor 59
pertama tadi, tapi yang pasti untuk menuju gereja yang mandiri
itu kendalanya adalah dalam pendanaan atau perbendaharaan
gereja. Perbendaharaan gereja itu bisa terpenuhi kalau ekonomi
jemaat itu sudah memenuhi standart bagus. Tapi kalau melihat
ekonomi jemaat lokal, itu masih banyak di bawah yang normal.
Itu kendala. Bilamana ekonomi jemaat bisa bagus, diatas rata-
rata standart mungkin perbendaharaan gereja terpenuhi. Untuk
mengatasi kendala itu, mudah-mudahan pak Tik bisa
menjelaskan
P Baik, monggo pak Tik. 60
KS-Stk Saya akan melanjutkan, bahwa untuk mengatasi kendala utama 61
khususnya di Brangkongan, untuk pertama kali para calon
majelis yang akhirnya menjadi majelis itu melakukan semacam
penelitian kecil tentang kekurangan-kekurngan. Nah ditemukan
kendala-kendala dana, dan akhirnya dapat ditemukan cara
mengatasinya. Cara mengatasinya adalah yang pertama kali
kita mengadakan musyawarah atau rapat dengan jemaat secara
keseluruhan. Ini lho kebutuhan gereja, untuk gereja mandiri.
Dan setelah dibeberkan secara terbuka oleh majelis di depan
jemaat, akhirnya terjadilah semacam tanggungjawab secara
pribadi oleh jemaat. Kemudian selanjutnya memaksimalkan
potensi asset, ini yang dikatakan mas Dwi tadi. Kita punya
asset, kita maksimalkan. Untuk Brangkongan kita juga
gerakkan program PEG dan PEJ. Itu yang sudah disampaikan
oleh komisi perempuan tadi. Dan mungkin kalau ada kekuatiran
seperti yang disampaikan mas Dwi tadi, itu sebenarnya itu bisa
disharkan dimana sinode membuka. Kami tahu karna
pengalaman menuju mandiri, yang lain belum tahu karna belum
mandiri, nah ini kami tularkan. Jadi sinode itu membuka, kalau
ada gereja lokal yang mau mandiri atau dewasa ternyata masih
ada kekurangan khususnya dalam dana, itu bisa kerjasama
dengan sinode atau kerjasama dengan PGMW untuk
mengatasinya. Puji Tuhan Brangkongan belum sampai
mengalami itu, terimakasih. .
P Sekarang dari kaum youth. 62
KY-An Kalau kendala pasti banyak ya. Dari segi finansial, SDM, dll. 63
Cara mengatasinya adalah perlu pemetaan, prioritas mana yang
perlu diperhatikan. Mungkin hanya itu pak.
P Masih ada lagi, cukup? Baik kita sudah menginjak point ketiga, 64
sekarang kita akan melihat potensi. Apa saja yang menjadi
potensin pendukung di GGKMI Salatiga Timur ini dan
bagaimana mengolah potensi teersebut selama ini. Baik,
sekarang kita akan mulai dari komisi perempuan. silahkan
KP-Sd e..potensi apa saja yg menjadi pendukung, kalau dari gereja 65
kami e..keinginan sumber daya manusia yang ingin maju. Jadi
ingin selalu belajar untuk membuat gereja itu semakin diberkati
lagi, boleh memberkati untuk setiap jemaatnya. Bagaimana
mengolah potensi tersebut, selama ini di setiap pelayanan kami
melibatkan beberapa jemaat untuk melayani. Entah itu jadi
singer, operator LCD. Jadi yang ditunjuk atau yg diminta
melayani itu bukan jemaat yang itu-itu saja. Jadi bagaimana
kami memotifasi untuk ayo terlibat dalam pelayanan. Nah puji
Tuhan jemaat-jemaat di GKMI Sumberejo itu mau untuk diajak
maju. Jadi itu saya rasa potensi yang dimiliki salah satunya.
Mungkin bisa dilengkapi oleh yang lain.
P Monggo silahkan 66
KP-Ln Masih seputar SDM, selain potensi-potensi yang ada dan asset
yang kita punya, point yang paling penting adalah SDM. Karna
apa? Karna baik itu pelayanannya, finansialnya berasal dari
jemaat. Dan untuk mengolah potensi selama ini, itu
membangun kemitraan yang baik antara hamba Tuhan, majelis
dan jemaat. Jadi ada sejenis keterbukaan, bermitra dengan baik,
sudah.
P Ok, dari kaum senior silahkan 67
KS-Stk Ya sebenarnya ini mengulang. Potensi yang tampak nyata, 68
khususnya di GKMI Brangkongan adalah jumlah jemaat,
kemudian asset, yang ketiga adalah SDM yang mau maju.
P Baik, kemudian dari kaum youth? 69
KY-Vvd Sama pak 70
P Dari kaum pria? 71
KB-DMK Yak, yang pertama sepakat SDM. Cuma berkaitan pertanyaan 72
sebelumnya itu hambatan semuanya tentang finansial, di gereja
lokal itu mungkin saja ada pengusaha, dan ada jemaat yang
tidak bekerja. Nah cara mengatasinya, bisakah dari pengusaha
ini menyediakan lapangan kerja untuk mereka yang belum
bekerja. Sekalipun tidak kerja di kantor atau pabrik, bisakan
dikerjakan di rumah-rumah. Sehingga itu bisa menopang
ekonomi jemaat.
P Dan itu sudah dikerjakan di Cukilan ya? 73
KB-DMK Harapannya. 74
P O begitu..ternyata harapan. Ok kita sudah lihat potensinya, 75
ternyata SDM dimana kita punya potensi-potensi. Nah sekarang
tentang pemahaman mengenai kemandirian. Menurut
Bp/Ibu/Sdr apa itu kemandirian gereja ? hakekat dari
kemandirian itu apa? Saya beri kesempatan mulai dari kaum
senior untuk menjawab, monggo
KS-Stk Gereja yang mandiri adalah mampu mencukupi kebutuhannya 76
sendiri satu. Yang kedua mampu mendidik jemaatnya sendiri.
Yang ketiga adalah mampu bergerak bersama dengan GGKMI
yang lain, terimakasih.
P Terimakasih pak, padat singkat dan jelas. Silahkan dari kaum 77
youth
KY-ADU Menurut pemahaman dari saya sendiri apa yang dimaksud 78
dengan kemandirian gereja yaitu, yang sudah diutarakan dari
kaum senior tadi, yang pasti bisa mencukupi kebutuhan dari
gereja itu sendiri dan bekerjasama dengan gereja-gereja yang
lain. Lalu e..selain itu juga mampu menerima resiko apapun
yang dihadapi. Pastinya mau bertumbuh, juga mau diajak
diskusi dengan jemaat yang lain. Soalnya juga kemandirian itu
tegantung dari jemaat tadi, bisa diajak bertumbuh juga bisa
menentukan tujuan apa yang harus kita capai. Dan kalau sudah
mandiri kita sudah berpikir apa yang menjadi tujuan kita dan
tidak tergantung dari induknya. Itu pak.
P Ya, cukup? Silahkan mbak Vivid 79
KY-Vvd Ndak usah disebutkan lagi, saya sebetulnya sama, sama dengan 80
komisi senior dan dengan dik Arum, e..saya mau nambahin
saja, kalau kita mandiri, kita harus percaya diri.
P Amin, kaum pria silahkan..pak Sodig 81
KB-YS Kalau menurut saya, gereja mandiri itu gereja itu sendirii harus 82
tahu tugas dan tanggungjawab terhadap gereja, dan siap
melakukannya.
P Cukup pak, padat dan jelas, ada lagi? 83
KB-DMK Ada tambahan gereja mandiri itu yang pertama harus ada 84
hamba Tuhan pendeta. Kemudian ada jemaatnya, kemudian
yang ketiga didukung dengan finansial. Yang keempat,
berkaitan dengan koneksi, sama dengan yang sudah tadi.
P Kaum perempuan, mari silahkan 85
KP-TH Menurut saya, gereja mandiri itu istilahnya kita sudah ndak 86
boleh sambat. Kita boleh sambat hanya pada Tuhan saja,
terimakasih.
P Baik, terimakasih. Kita sudah menyelesaikan tentang 87
kemandirian gereja, sekarang kita menginjak soal
pendampingan pastoral. Pertanyaannya, menurut Bp/Ibu/Sdr
bentuk apa saja pendampingan pastoral bercorak keindonesiaan
yang telah dipraktekkan oleh jemaat di GKMI Salatiga Timur
ini?
KS-Stk Pendampingan pastoral yang sudah dilakukan oleh jemaat 88
GKMI Salatiga Timur ada banyak. Yang pertama rapat gabung
tiga bulan sekali, yang kedua adanya share to share yakni
pengumpulan dana untuk membantu bagi anggota jemaat yang
rumahnya dalam kondisi memprihatinkan. Lalu pernah terjadi
melakukan penelitian bersama dalam rangka memandirikan
dan mendewaskan gereja, tahun 2012. Namun akhirnya
Brangkongan sendiri yang mandiri atau dewasa, yang lainnya
belum.
P Terimakasih pak. Selain yang dipotret oleh kaum senior tadi, 89
mungkin ada yang lain?
KB-Mrk Ini sebenarnya dari ibu-ibu, kalau ndak salah ada doa bersama 90
ya. Jadi di lingkungan ibu-ibu Salatiga Timur ada persekutuan
doa bersama. Kemudian juga ada bezuk bersama dan diakonia
gabung itu juga ada. Kemudian meskipun sekarang ini diantara
kita ada yang sudah dewasa, tapi kita tetap melaksanakan
taksiah atau layat. Meskipun jemaat GKMI sana ada kesusahan
tapi kita ikut layat. Itu menurut saya pastoral corak
keindonesiaan. Kegotongroyongan tadi ya, kita ikut melayat ke
sana, sepertinya itu pak.
P Ada lagi yang mau menambahkan? 91
KY-Vvd Kalau saya sih, dulu ya pak ya itu sana. ada ibadah gabung 92
youth, perayaan gabung seperti Jumat Agung, Paskah. Ada juga
persekutuan pengurus gabung lalu kaum pria gabung terus
dalam ibadahnya itu kita saling anjang
P Ada lagi? Cukup? Oya silahkan bu Sandy 93
KP-Sd Ada pelatihan-pelatihan, seperti pernah kita latihan bersama dan 94
dibimbing dari tim Surabaya, tentang pelatihan pengobatan.
Dengan harapan jemaat yang ikut pelatihan itu nantinya bisa
menolong orang-orang lain yang membutuhkan. Jadi itu ya
bentuk atau corak keindonesiaan ya.
KB-Mrk Ada lagi pak, ini sebetulnya bukan saya yang melakukan 95
sendiri. Yakni donor darah rutin oleh gereja Sumberejo tapi
jemaatGKMI lainnya juga ikut, termasuk saya. Ya itu donor
darah pak.
P Ada yang lain lagi? 96
KB-DMK Ada, berkaitan dengan program tukar mimbar cabang yang 97
dilakukan bersama.
P Cukup ya, ini kan masih dalam tataran program. Tapi kalau 98
dalam kehidupan bergereja dan dijumpai persoalan-persoalan
relasi antar jemaat itu bagaimana pemecahannya dikaitkan
dengan pastoral konteks keindonesiaan?
KP-Ln Ya musyawarah 99
P Musyawarah, baik. ini terkait dengan relasi yang perlu 100
dipulihkan ya.
KS-Stk Kalau ada domba yang tersesat dikunjungi lagi 101
P Baik ada yang lain lagi? Ok, kalau sudah cukup, Bp/Ibu 102
pertanyaan terakhir ini menurut Bp/Ibu/Sdr bentuk-bentuk
pendampingan pastoral keindonesiaan seperti apa yang
dipraktekkan atau dilakukan olah gereja pusat ke jemaat
Salatiga Timur atau ke gereja-gereja cabang baik di Cukilan,
Jangglengan, Sumberejo dan Brangkongan waktu belum
dewasa ? silahkan.
KY-Vvd Seingat saya sebelum GKMI Brangkongan dewasa, itu ada 103
pelatihan untuk pelayan altar, seperti pelatihan untuk liturgos,
pemain music, pembawa Firman, dimana kita disatukan di pusat
untuk dilatih ya pak ya.
KB-Mrk Termasuk pelatihan untuk guru-guru sekolah Minggu 104
P Baik, berarti ada pelatihan-pelatihan, selain itu ada yang lain? 105
KB-DMK mungkin terkait dengan pendidikan anak di cabang, itu dari 106
pusat ada pembiayaan bagi anak-anak sekolah, yakni beasiswa
Charitas.
P Ada lagi, bu Lina silahkan 107
KP-Ln Bentuk pendampingan di cabang pertama adalah pelayanan 108
Firman Tuhan, terus yang kedua adalah subsidi dana.
P Baik, silahkan mungkin dari senior? 109
KS-Stk Sebelum GKMI Brangkongan ini dewasa, GKMI pusat 110
melakukan pendampingan secara intensif. Di situ ada training-
training mengenai Tata Gereja, mengenai Tata Piranti,
mengenai hubungan hirarki antara gereja dengan sinode. Nah
itu sempat diberikan oleh gereja pusat, sehingga dengan itu
GKMI Brangkongan dapat mengetahui secara pasti dan
akhirnya siap untuk dimandirikan. Oleh karena itu jangan kuatir
untuk GKMI Sumberejo kalau mau dewasa pasti ada
pendampingan dari GKMI pusat, terimakasih.
P Ok, cukup atau masih ada yang lain? 111
KB-DMK Berkaitan dengan Pelatihan untuk calon pengurus baru, itu 112
diadakan oleh pusat.
KB-Str Untuk Cukilan saya mengingat itu, ketika ada kematian majelis 113
itu datang. Contoh ketika pak Suhir meninggal, saya ingat
Majelis pusat datang dan melayani yang dibutuhkan keluarga
yang berduka.
P Itu bentuk pastoral yang diberikan ya pak ya. 114
KB-Dsn Kalau saya menambahkan, tentang kemandirian antara pusat 115
dengan cabang itu ada keterkaitan. Jadi ada kerjasama tentang
mengatasi kemandirian finansial, dimana persembahan itu
tidak sepenuhnya dari pusat atau dari cabang, tapi paro-paro
atau lebih tepanya prosentase masing-masing..Kemudian
kemandirian teologi, dimana kita dalam berteologi sesuai
dengan konteks. Memang cabang masih bergantung dengan
pusat dalam hal tema, teks kotbah, tapi saya melihatnya ini
bentuk kerjasama. Itu sih menurut saya.
P Baik, sudah terangkum semua, sekarang ini yang terakhir. 116
Menurut Bp/Ibu/Sdr apakah pendampingan pastoral yang
dilakukan gereja pusat Salatiga itu terhadap cabang, sudah
relevan menjawab kebutuhan dan efektif menolong jemaat
menuju kemandirian gereja? silahkan
KS-Stk Pengalaman Brangkongan, jadi kami dipersiapkan untuk 117
dewasa oleh GKMI Pusat itu tidak lebih dari satu setengah
tahun. Selama satu tahun dilakukan pendampingan beberapa
kali pelatihan itu dilakukan oleh Hamba Tuhan dan majelis
pusat, dan juga oleh Sinode. Kalau ndak salah dari Sinode dua
kali. Jadi dengan empat kali pelatihan yang diberikan oleh
GKMI Pusat dan Sinode ternyata Brangkongan siap untuk
dewasa. Dan akhirnya dibentuklah calon majelis dan dilantik
pada waktu pendewasaan. Jadi menurut saya dengan waktu
sekitar satu setengah tahun itu efektif untuk menyiapkan
Brangkongan dewasa pada waktu itu.
P Baik, itu konteks Brangkongan, bisa jadi tidak sama dengan 118
konteks Sumber, Cukilan dan Jangglengan. Monggo silahkan,
KB-Mrk Saya ya pak. Saya juga dari Brangkongan, ya memang efektif 119
karna gereja Brangkongan sekarang sudah dewasa, tapi
efektifnya itu karena dipaksa. Tetapi seperti mas Dwi katakana
itu SDM nya Brangkongan memang ada, dan menerima
tantangan untuk dewasa. Jadi menurut saya pendampingannya
itu tidak begitu efektif karena apa? Gereja kita sudah berumur
puluhan tahun ya, tapi pendampingan untuk dewasa itu baru
satu setengah tahun karena dalam tanda kutip kita dipaksa
dewasa itu. Seandainya dari dulu, mungkin itu yang akan lebih
efektif. Kemudian kita dipaksa juga untuk relevan. Dan
menurut saya itu bagus juga, karna kalau ndak begitu ya ndak
akan jadi-jadi, ndak akan mandiri mandiri. Sekarang setelah
kita dewasa kita punya kewajiban ini dan itu, tetapi ya puji
Tuhan sampai saat ini masih bisa berjalan. Terimakasih.
P Yak, sekarang untuk cabang lain? Relevan dan efektifkah? 120
KB-DMK Ya, kalau relevan mungkin ya relevan, karena yang pertama 121
untuk kepanjangan tangan dari pusat ada Hamba Tuhan
sekarang. Kalau dari segi efektifnya, ya kurang efektif, kenapa?
Karna kalau dievaluasi Hamba Tuhannya yang dikirim ke
Cukilan tidak bertahan lama, itu berganti-ganti orangnya. Jadi
menurut saya kurang efektif.
P Sekarang dari Sumber, mari pak Dwi 122
KB-D Yak, kalau melihat perkembangan sampai sekarang, saya 123
melihat pendampingan pastoral dari gereja Salatiga itu hanya
sebatas itu-itu saja pendampingannya. Itu memang belum
efektif pak, jadi masih bisa dikembangkan lagi menurut saya.
Dan juga untuk relevansinya bagi Sumberejo itu belum, karna
kita juga belum didampingi menuju dewasa ya. Meskipun
keadaan jemaat Sumberejo yang sebenarnya sekarang ini sudah
mampu, itu lebih karna upaya dari jemaat sendiri, bukan dari
pendampingan pusat yang minim.
P Ada yang lain lagi 124
KB-Dsn Menurut saya pendampingan pastoral dari pusat ke Sumberejo 125
itu kurang efektif dan kurang relevan. Apa yang terjadi di
Sumberejo tidak sepenuhnya dari pendampingan oleh
pusat,mereka itu mekar dengan sendirinya. Menurut saya ini
menjadi modal untuk dewasa. Jadi dengan pertanyaan ini
apakah efektif dan relevan, menurut saya kurang efektif dan
kurang relevan. Karena dari pusat hanya meminta dua tahun
lagi Sumberejo diharap mandiri, tapi mereka tidak melakukan
sesuatu untuk Sumberejo. Itu saja pak.
P Baik, dari Jangglengan? Oh tadi pak Suhir ijin pulang ya. 126
KS-Stk Saya akan tambahkan pak, setelah GKMI Brangkongan 127
dipersiapkan untuk menjadi dewasa, pengurus GKMI
Brangkongan pada waktu itu minta pada pusat, apa yang perlu
kami siapkan, tolong sampaikan pada kami sehingga kami akan
siap benat menjadi gereja dewasa. Itu yang harus dilakukan
Sumber mungkin. Harus minta apa yang harus disiapkan.
Akhirnya gereja pusat menyiapkan materi-materi pelatihan, dan
itu akhirnya berbagi, berbagi antara gereja pusat dengan
cabang.
P Ok, ini hanya mengingatkan saja ya, sistem pemerintahan 128
GKMI itu apa?
KS,KP,KB Kongregasional Sinodal 129
KY
P Yak itu. Tadi untuk mandiri Bp/Ibu/Sdr telah menjawab bahwa 130
yang bertanggungjawab itu adalah jemaat semuanya. Karna itu
jangan menunggu dipaksa, karna kita kembali ke azas
kongregasional Sinodal, itu adalah jemaat lokal. Jadi pengajuan
untuk dewasa itu bukan dari induk dulu, tapi mulai dari lokal
dulu kemudian dikomunikasikan ke induk untuk diajukan ke
sinode. Begitu ya. Baik ini kita sudah masuk ke point delapan
dan waktu kita telah melampaui target. Baik Bp/Ibu , saya
dibantu oleh pak Gunawan yang menulis dari poin pertama
sampai terakhir. Jadi kita saat ini akan membuat simpulan
sedikit. Apa bisa dimunculkan pertanyaan pertama tadi? Yak ini
tentang apakah perlu gereja menuju kea rah mandiri, dan
mayoritas kita tadi mengatakan perlu, begitu ya pak ya. Oke,
alasannya ada yang berdasarkan dari Firman Tuhan, ada yang
dari sebuah perumpamaan seperti tumbuhan, seperti bayi yang
bertumbuh, itu alasan-alasan yang mendasar. Lanjut nomor dua,
menurut Bp/Ibu siapa yang mesti bertanggungjawab dalam
kemandirian? Ternyata mayoritas juga mengatakan jemaat
semua, lalu ada tambahan mestinya jemaat lokal dan induk atau
pusat serta sinode. Yang ketiga, melihat kendala-kendala atau
hambatan, ternyata hambatannya kebanyakan adalah ekonomi
atau dana. Cara mengatasinya dengan PEG, PEJ. Yang keempat
potensi, potensi yang ada ternyata SDM. Baik di cabang
Sumberejo, lalu Brangkongan. Kemudian Cukian juga
potensinya juga SDM. Kemudian tentang pemahaman gereja
mandiri tadi masing-masing sudah menyampaikan. Kemudian
tentang bentuk pendampingan di GKMI Salatiga Timur adalah
diakon gabung, share to share, rapat gabung, ibadah dan
perayaan gabung. Baik Youth, perempuan dan sebagainya.
Kemudian pastoral dari Salatiga adalah bagaimana Salatiga
mendampingi Brangkongan yang mau dewasa itu secara intens,
satu setengah tahun. Ada yang mengatakan efektif tapi juga ada
yang mengatakan tidak efektif kalau mengingat usia cabang
Brangkongan yang sudah 40 tahun ya pak ya. Kedewasaan
terjadi nampaknya itu seperti dipaksa, dan lainnya seperti pak
Deni melihat bahwa induk tidak memiliki visi untuk
menargetkan cabangnya dewasa. Yak kemudian poin terakhir,
efektif dan relevankah pendampingan yang dilakukan pusat
terhadap cabang di Salatiga Timur? Jawabannya untuk
Brangkongan Pak Tikno menjawab relevan dan efektif, tapi pak
Markus menjawab tidak efektif. Dari Sumber menjawab tidak
relevan dan tidak efektif, Cukilan juga begitu ya. Untuk
Jangglengan kita belum bisa membuat pendapatnya. Ya itu
bapak ibu simpulan-simpulan yang telah kita dapatkan bersama.
Wah luar biasa ini kita sudah dua setengah jam berdiskusi. Mari
kita tepuk tangan untuk Bp/Ibu/Sdr semuanya. Baik saya
mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi Bp/Ibu/Sdr
pada sore hari ini. Sehingga kita dapatkan simpulan-simpulan
yang sangat berarti untuk kemajuan gereja cabang dan nanti
untuk referensi bagi gereja-gereja ke depan yang mau
bertumbuh kea rah mandiri dan dewasa.
KS-Stk Saya ada usul pak 131
P Silahkan, 132
KS-Stk Saya ada usul, khususnya untuk gereja Sumber, Jangglengan 133
dan Cukilan. Melihat pengalaman yang dialami oleh
Brangkongan, besok kalau GKMI yang belum dewasa lebih
baik untuk mandiri bersama. Seperti yang pernah dibicarakan
pada tahun 2012. Kita pernah mempunyai alternative solusi,
apakah kita akan dewasa dengan satu pusat atauakah dalam
bentuk rayon. Nah, kalau cabang sekarang ini mau dewasa
baiknya adalah mandiri secara bersama-sama.
P Ok, Bp/Ibu/Sdr yang dikasihi Tuhan terimakasih atas waktu dan 134
semua diskusinya. Partisipasi saudara sangat berarti sekali, dan
kita akan sama-sama menutup dalam doa. Dan sebelum pulang
kita ada jamuan kasih yang telah disiapkan untuk dinikmati
bersama. Dan sebelumnya nanti kita akan berfoto bersama.
Yak, saya minta pak Darsono bisa menutup dalam doa.
Dsn Berdoa- amin -selesai 135

Anda mungkin juga menyukai