Anda di halaman 1dari 8

“Paradigma Buruk Yang Masih Ada

Di Gereja GKRI Jemaat Anugerah Allah Medan

Serta Solusinya”

DISUSUN OLEH:

Nama : Ruth Theresia Nainggolan

Nim : 20.201.017

M.Kuliah : Entrepreneurship

Dosen : Dr. Asa Binsar Siregar, S.E., M.Si

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SUMATERA UTARA


(STTSU) MEDAN

TA. 2022/2023
Ada beberapa paradigma buruk yang terjadi di gereja saya yaitu:

1. Paradigma Jemaat yang tidak suka/membenci salah satu pendeta atau


pelayan Tuhan di suatu gereja dengan berbagai hal pandangan mereka.

Membenci ini merupakan suatu sifat yang sangat buruk dan dapat menimbulkan
perpecahan. Kita sebagai manusia tidak dapat membuat atau menyenangkan hati semua
orang. Adakalanya kita tidak disenangi orang bahkan sampai dibenci. Beberapa Jemaat
yang ada digereja saya sering sekali bercerita bahwasnya mereka membenci beberapa
pelayan dengan alasan bahwasanya mereka tidak suka dengan cara pelayan menegur
sapa, tidak suka dengan pakaian yang mereka gunakan, dan beberapa jemaat yang ada
membenci pelayan karena memiliki masalah Pribadi (masalah keluarga) yang membuat
mereka menggosip dan seolah-olah mengajak jemaat yang lain ikut membenci pelayan
tersebut sehingga hal ini dapat merujuk sebuah perpecahan dan tidak adanya lagi
komunikasi yang baik antar jemaat dengan pelayan terebut.

Kasus yang kedua jemaat bahkan membenci Pendeta yang membawakan Firman Tuhan
yang menurutnya Firman Tuhan yang dibawakan ini menyinggung kehidupan mereka.
Setelah selesai beribadah jemaat yang merasa tersinggung ini akan langsung
menunjukkan sikap tidak sukanya terhadap pendeta tersebut dan bahkan jemaat tersebut
di minggu-minggu yang akan datang sudah menjadi tidak hadir dan menggosip kembali
kepada jemaat-jemaat yang lain, dan menceritakan ketidaksenangan nya terhadap
pendeta tersebut. Dan mereka juga perbandangan bahwa ada Pendeta/Pengkhotbah yang
membawa khotbah tentang persepuluhan, ucapan syukur dan yang lainnya yang
menyangkut hal keuangan dianggap bahwa pendeta itu merupakan pendeta mata
hepengon (pendeta mata duitan)

Hal-hal yang dapat saya lakukan terhadap masalah ini yaitu:

 saya ingin mengajak jemaat, pelayan dan pendeta tersebut untuk bertemu,
berkomunikasi secara terbuka dan mengungkapkan ketidak senanganya terhadap
pelayan-pelayan yang ada.
 Pendeta harus medidik jemaat untuk bertumbuh dan dewasa secara Rohani
 Pelayan Harus saling mengintrospeksi diri terhadap kekurangan-kekurangan
yang ada
2. Paradigma Jemaat bahwa pengembangan Gereja itu merupakan Tugas
Pendeta dan Pelayan, Bukan Tugas Jemaat (Jemaat yang masa bodoh atau
Tidak Peduli)

Kegiatan-kegiatan yang ada di Gereja sangatlah banyak. Kegiatan ibadah yang selalu
dilakukan di Gereja hampir tiap hari yaitu melakukan ibadah kaum wanita di hari kamis
malam, ibadah kaum Pria dilakukan setiap hari jumat malam, kegiatan ibadah pemuda
dilakukan setiap hari minggu malam, kegiatan ibadah keluarga dilakukan setiap hari
rabu malam, kegiatan ibadah pelayan dilakukan di hari sabtu malam, kegiatan ibadah
raya dan sekolah minggu dilakukan di hari minggu. Aktivitas kegiatan ibadah yang
dilakukan ini pastinya akan mempergunakan banyak peralatan di gereja dan alat-alat
music yang sering dipakai ini akan mengalami kerusakan. Ketika apa yang menjadi
kekurangan-kekuarangan yang terjadi di gereja ini akan disampaikan di warta jemaat
saat selelsai ibadah raya. Misalnya kerusakan LCD Proyektor dan Alat music, ketika
pendeta membacakan warta dan membuka ruang untuk jemaat ikut ambil bagian dalam
janji iman pembelian LCD atau Alat Musik, jemaat yang ada hanya diam dan tidak ada
yang mau tau akan permasalah yang terjadi di gereja.

Nah, ada beberapa jemaat yang memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang minim.
Apalagi di jaman sekarang ini perputaran perekonomian sangatlah cepat. Pada masa-
masa sulit seperti ini tidak hanya jemaat di gereja saya saja tetapi mungkin di beberapa
tempat juga mengalami kesulitan ekonomi yang sama. Terkadang uang yang ada tidak
cukup untuk membeli kebutuhan keluarga, apalagi di tengah-tengah keluarga yang
bekerja itu hanyalah seorang bapak (Suami) saja sehingga dapat dikatakan lebih besar
pasak daripada tiang.

Jemaat di gereja saya ada beberapa pemulung, dan penghasilan yang mereka dapatkan
sangatlah minim, Sedangkan anak-anak mereka banyak dan masih sekolah dan
membutuhkan banyak biaya untuk mencukupi kebutuhan mereka. Terkadang jemaat
sering mengeluh akan pekerjaan mereka apalagi mereka sering mengatakan bahwa
perkejaan mereka tidak sebanding dengan penghasilan yang mereka dapatkan. Dan
sumber penghasilan itu hanya satu orang saja. Untuk makan saja sulit apalagi untuk
mencukupi biaya kebutuhan sekolah anak-anak mereka.
Hal-hal yang dapat saya lakukan terhadap masalah ini yaitu:

 Menumbuhkan jiwa-jiwa entrepreneurship dengan membuat suatu usaha yang


dapat menghasilkan
Kebetulan daerah tempat tinggal jemaat merupakan daerah Kristen dan dominan
bertenak Babi. Saya sebagai Intrepreneur akan memberikan ternak Babi kepada
jemaat yang membutuhkan untuk di pelihara dan biasana itu keuntungan dibagi
menjadi 3 bagian yaitu 2 bagian untuk pengasuh dan 1 bagian nya yang lain
untuk pemilik Babi (ternak tersebut)
 Memberikan pengajaran/pelatihan kepada ibu-Ibu yang ada untuk dapat
berkarya dan menghasilkan dengan membuka usaha namun tidak perlu
meninggalkan rumah dan pekerjaan rumah terkendala. Misalnya dengan
memberikan pelatihan kursus menjahit, memberikan pelatihan untuk memasak
makanan untuk dapat dijual, dsb

3. Paradigma Jemaat yang datang/hadir beribadah hanya karena ada


maunya

Sifat yang datang karena ada perlunya dan pergi begitu saja ketika tidak ada perlunya
ini merupakan sifat-sifat manusia yang sangat buruk dan harus di ubah. Ini merupakan
sifat yang egosi dan hanya mementingkan diri sendiri. Sedangkan kalau beribadah itu
merupakan sebagai sebuah kebutuhan kita sebagai orang Kristen. Namun, Jemaat yang
ada di gereja saya ada beberapa yang memiliki karakter seperti ini. Mereka hanya
datang jika ada perlunya saja (Perlu dengan hal kepentingan Pribadi). Dan mereka
hanya datang untuk mencapai Tujuan Pribadinya saja.

Ada beberapa faktor-faktor penyebab jemaat seperti hal tersebut terjadi salah satunya
yaitu

 Pola berpikir jemaat yang masih kolot, Mereka seolah-olah merasa tidak
membutuhkan Gereja, bahkan berfikir bahwa gereja lah yang membutuhkan
jemaat.
 Jemaat yang malas untuk beribadah, karena mereka berpikir bahwa ketika
beribadah mereka meninggalkan pekerjaan mereka tidak memperoleh apa-apa
sehingga mereka berpikir waktu merek terbuang sia-sia. Namun ketika pihak
gereja melakukan kegiatan berbagi berkat misalnya berbagi sembako, dan
sebagainya maka jemaat yang malas tersebut seketika menjadi hadir untuk
beribadah.
 Jemaat yang hanya mementingkan kepentingan Pribadi mereka saja. Mereka
datang hanya karena mereka sedang membutuhkan bantuan dari gereja.
Misalnya mereka hadir beribadah ke Gereja hanya karena anak mereka akan
mengadakan Baptisan atau anak mereka Melakukan Pernikahan sehingga
mereka mencari gereja Untuk dapat menolong mereka.

Hal-hal yang dapat saya lakukan terhadap masalah ini yaitu:


 Sebagai entrepreneur harus memiliki ketegasan dan kebijakan dalam memimpin
sebuah organisasi. Pihak gereja perlu memberikan ketegasan dan peraturan-
peraturan yang harus di ikuti oleh jemaat agar jemaat tidak sembrono dan lebih
teratur dalam beribadah. Misalnya pihak gereja memberikan peraturan jika
warga jemaat tidak hadir dalam kurung waktu 3 kali beribadah berturut-turut
maka pihak gereja akan melakukan kunjungan kasih kerumah jemaat, dan
apabila masih tetap tidak hadir setelah melakukan 2 kali kunjungan berarti pihak
gereja menganggap bahwasanya jemaat tersebut mengundurkan diri dari anggota
jemaat dalam arti mereka sudah tidak berjemaat digereja tersebut.
 Memberikan Reward atau penghargaan bagi Jemaat yang Rajin dan setia dalam
Beribadah

4. Paradigma Pemuda-pemudi yaitu yang muda belum layak berkarya di


ibadah raya.

Dalam sebuah perkembangan gereja, pemuda dan remaja adalah salah satu aspek yang
tidak dapat dipisahkan karena merekalah yang akan melanjutkan tongkat perjuangan
generasi terdahulu dalam pergerakan pelayanan dalam gereja. Dari jaman dahulu
sampai sekarang, pemuda dan remaja selalu dilibatkan dalam beberapa acara atau event
yang diadakan oleh gereja dan memiliki tujuan agar mereka terbiasa dengan tugas dan
kewajiban di dalam pelayanan itu sendiri serta melatih sejak dini tentang tanggung
jawab yang akan diberikan di masa mendatang. Seharusnya masa-masa muda saat ini
merupakan masa-masa dimana semangat masih mengebu-gebu, ingin terlihat wow
didepan banyak orang, ingin dilihat dan mendapat penilaian yang baik dari semua
orang. Masa-masa seperti ini juga biasanya muda-mudi diberikan Tugas untuk ikut
pelayanan misalnya pelayanan music, pelayanan sekolah minggu, pelayanan pemuda
dan remaja. Namun mirisnya ada beberapa pemuda-pemudi yang acuh terhadap hal
tersebut. Mereka lebih menutup diri dengan teman-teman disekitarnya, malu-malu,
menutup diri dengan pelayanan, melainkan pemuda-pemudi lebih asik dengan
kegiatannya sendiri misalnya bermain game, bermain dengan teman-teman nya yang
tidak membangun. Sehingga membuat produktifitas pemuda-pemudi di gereja sangat
lah minim, dan tidak menghasilkan karya.

Hal-hal yang dapat saya lakukan terhadap masalah ini yaitu:

 Sebagai entrepreneur kita harus dapat mambaca/melihat apa yang menjadi


penghambat mereka untuk beribadah
 Memotivasi, memberikan ruang dan Membuka peluang bagi mereka untuk
berkarya di gereja
 Mengajak mereka untuk menjadi partner kita dalam pelayanan,
 Dan memberikan mereka pengajaran/pelatihan untuk menjadi bekal mereka
untuk ikuut serta pelayanan agar mereka percaya diri dan tidak malu-malu.
 Orang tua juga harus ikut serta mendukung anak dalam kegiatan gereja.

5. Paradigma Kalau bisa simple untuk apa yang ribet

Pada Zaman sekarang Teknologi sudah semakin canggih, kehidupan manusia jugak
sudah semakin modern, lebih suka yang cepat saji dan praktis. Dalam kehidupan
berGereja juga di masa kini dalam peribadahan sudah mulai diakses dari berbagai
media, mulai dari media online ataupun berbentuk video yang berisikan rentetan acara
peribadahan tersebut, dan tidak sedikit jemaat gereja yang jadi malas datang ke gereja
dan malas membawa Alkitab ke gereja dikarenakan pengaruh Alkitab online yang dapat
dibawa ke mana mana karena lebih praktis. Alkitab online yang dapat di download di
Hp masing masing, hanya orang tua dan lansia yang membawa Alkitab asli ( buku ) ke
gereja.
Dan pengaruh dari penggunaan Alkitab online ini adalah banyak jemaat dan anak
muda/remaja yang tidak paham dan tidak mengetahui urutan kitab dalam Alkitab
dikarenakan sudah terbiasa dengan mengetik dan secara otomatis kitab dan pasal yang
di inginkan akan keluar sesuai dengan apa yang saudara ketik dan ingin cari.Tentu hal
ini sangatlah memalukan dan sangat disayangkan dikarenakan jika hal ini terus berlanjut
tentu akan merusak anak cucu kita di masa depan, Alkitab online memang menyediakan
kemudahan bagi kita dan gampang di bawa bawa ke mana saja, namun secara tidak
langsung tanpa kita sadari hal tersebut membuat dan membiasakan kita untuk hidup di
dunia yang serba instan dan tidak mengenal lagi apa itu usaha untuk mendapatkan
sesuatu, dan menimbulkan kemalasan.

Hal-hal yang dapat saya lakukan terhadap masalah ini yaitu:

 Mewajibkan untuk membawa Alkitab dari Rumah


 Pelayan memberikan contoh kepada Jemaat untuk tetap rajin membawa Alkitab.
 Entrepreneur yang dapat saya lakukan seperti menyediakan Alkitab di Gereja
sesuai dengan berapa jumlah kebutuhan jemaat yang ada

6. Paradigma jemaat jika tidak ada fasilitas yg di inginkan kami tidak ingin
berjemaat

Ada jemaat Yang beribadah di gereja saya yaitu gereja GKRI. Yang dulunya Dia adalah
seorang jemaat yang beribadah di gereja suku saat dia berada di kampung. Namun
ketika dia pindah dari kampung dan menetap di Medan yaitu bertempat tinggal di dekat
gereja saya dan dia memilih untuk beribadah di gereja GKRI. Pada suatu waktu ada
seorang jemaat meninggal dunia lalu dikuburkan di pemakaman umum. Lalu jemaat
yang baru pindah tadi bertanya mengapa jemaat tersebut dikuburkan atau dimakamkan
di pemakaman umum apakah gereja ini tidak memiliki pemakaman milik gereja atau
wakaf gereja? Lalu ada seorang pelayan yang menjawab bahwa gereja ini tidak
menyiapkan wakaf gereja untuk para jemaat sehingga dikuburkan di pemakaman
umum. Dan mulai semenjak itu jemaat tersebut tidak datang lagi untuk beribadah di gkri
dengan alasan bahwa ketika dia mati nanti keluarganya atau anak-anaknya akan merasa
kesulitan saat dia meninggal karena tidak ada tempat untuk menguburkan.
Cara saya sebagai seorang entrepreneur untuk mengatasi paradigma ini yaitu

 Sebaiknya pihak gereja perlu merundingkan hal ini dan perlu menyiapkan dana
dan menyiapkan tempat atau sebagai wakaf gereja untuk para jemaat yang ada
atau jemaat yang akan meninggal dunia nanti.

Kesimpulan

Sebagai seorang entrepreneur tidak boleh menjadi seseorang yang tinggi hati karena
memiliki keuangan atau keadaan ekonomi yang baik karena semua yang kita miliki dari
hasil pencapaian kita itu bukan karena kekuatan dan kehebatan melainkan semua karena
berkat anugerah dari Tuhan. Tetapi Seorang Entrepreneur harus menjadi seseorang yang
rendah hati, mampu menjadi dampak bagi sekitarnya menjadi penolong dan membawa
hal-hal yang baik dan membangun di dalam gereja karena kita diberkati Untuk menjadi
berkat bagi sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai