Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR MASA TUGAS VICARIAT

TAHAP I DI GKS JEMAAT PASONO BENDU

01 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2022

DI SUSUN OLEH

VIC. DINA RICI SUMIYATI, S.Th

GEREJA KRISTEN SUMBA JEMAAT PASONO BENDU

DESA BURU DEILO, 2022

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MASA VICARIAT TAHAP I (SATU)

01 JANUARI – 31 DESEMBER 2022

DI GKS JEMAAT PASONO BENDU

KLASIS TANA MARINGI

Laporan ini telah disusun, disetujui dan disahkan pada :

Hari : Senin

Tanggal : 31 Desember 2022

KETUA BPMJ/PENDETA MENTOR PENULIS

(Pdt. Robertha O. Hamu Meha, S.Th) (Vic. Dina Rici Sumiyati, S.Th)
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa, Sang pemilik kehidupan,
pengetahuan dan pemberi hikmat yang telah menuntun, mengarahkan bahkan memberi kerendahan
hati dalam ketekunan, kesetiaan, kekuatan serta kesehatan selama menjalani proses pelayanan Vicariat
tahap I (satu) di GKS Jemaat Pasono Bendu. Penulis bersyukur dapat menyelesaikan masa Vicariat
tahap I dengan sukacita, semua karena kasih Tuhan yang sungguh hadir merangkul. Tentu, tidak luput
pula dukungan dan doa dari mereka yang selalu memberikan semangat serta motivasi bagi penulis
agar tetap memiliki kerendahan hati, rasa tanggungjawab dan kesetiaan dalam proses pelayanan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kekuatan, kesabaran, ketekunan dan
kesetiaan dalam menjalani masa Vicariat tahap I.
2. Kedua orangtua yakni Bapak Hendrik Maramba Djawa dan Ibu Chichilia Suniyati
yang sudah menjadi bagian terbaik dalam hidup penulis. Terimakasih telah setia
memberikan semangat melalui motivasi, didikan dan selalu mengingatkan penulis
untuk senantiasa mengandalkan Tuhan dalam setiap proses pembentukan diri menjadi
pelayan Tuhan.
3. BPMS GKS yang sudah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat belajar
dan melatih diri menjadi pelayan Tuhan melalui masa vicariat.
4. BPMJ GKS jemaat Pasono Bendu dan jemaat Pasono Bendu yang memberikan
kesempatan belajar, memberi motivasi, teguran dan kritikan yang membuat penulis
semakin memiliki pengetahuan dan kekuatan untuk menjalankan tanggungjawab
pelayanan dengan benar.
5. Kakak Pdt. Robertha O. Hamu Meha, S.Th sebagai ketua BPMJ sekaligus mentor
yang dengan setia dan sabar membekali penulis dengan berbagai pengalaman yang
telah dilalui agar menjadi pelayan yang selalu bertanggungjawab dengan setiap
dinamika pelayanan.
6. Teman-teman terbaik Albertina Yaku Danga, S.Pi , Denianus Hapu Kambanau, S.Pt ,
Adi Tonis Makambombu, Irwan Meta Pahambani, Adi Papa Wangu Wali, Marlina
Padjijera yang terus memberikan semangat dalam melayani.
7. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu yang juga dengan setia
dan penuh sukacita melengkapi penulis dalam bentuk apapun.

Akhir kata, penulis mohon maaf tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang
semua pihak, hanya doa yang dapat diberikan agar Tuhan Yesus senantiasa menyertai, melimpahkan
kasihNya dan berkat-berkatNya. Penulis menyadari tidak ada satupun karya manusia yang melebihi
kesempurnaan karya Allah, sehingga penulis terbuka terhadap perbaikan, saran dan kritik agar dalam
proses kedepannya penulis dapat memperbaiki.

Buru Deilo, 2022

(Vic. Dina Rici Sumiyati, S.Th)


BAB I

PENDAHULUAN

1. Sejarah Singkat Berdirinya GKS Jemaat Pasono Bendu


GKS Jemaat Pasono Bendu adalah gereja yang terletak di Desa Buru Deilo,
kecamatan Wewewa Selatan. Letak gereja ini cukup strategis, bersebelahan dengan SDK
Pasono Bendu, Kantor Desa Buru Deilo, Paud Sejati dan SMPN 5 Wewewa Selatan.
Berawal dari GKS Jemaat Rara klasis Rara Kodi yang didalamnya Doka Podu
menjadi bagian cabang. GKS Jemaat Rara memiliki 6 (enam) cabang yakni 3 (tiga) cabang
yang berada di wilayah Wewewa (Reda Mbolo, Omba Tana Rara, Doka Podu) dan 3 (tiga)
cabang di wilayah Tana Maringi (Pombala, Tenggo Tari dan Wee Lero). Seorang Guru Injil
(GI) yaitu GI. D. T. Bolo dalam tugas pelayanannya di Kodi ia ditempatkan ke wilayah Tana
Maringi untuk melakukan pelayanan pada wilayah tersebut. Dalam perjalanan pelayanannya
selama 1 (satu) tahun maka ia membuka satu cabang yang berada di Wilayah Tana Maringi
yakni Puu Kapaka, sehingga GKS Jemaat Rara memiliki 4 (Empat) cabang yang berada di
wilayah Tana Maringi yakni cabang Pombala, Wee Lero, Tenggo Tari dan Puu Kapaka.
Dalam perjalanan pelayanan, terjadi pemekaran Jemaat yang didalamnya GKS
Jemaat Doka Podu menjadi pusat dan Wee Lero, Pombala, Tenggo Tari serta Puu Kapaka
menjadi cabangnya tapi tetap berada dalam Klasis Rara Kodi. Seiring berjalannya waktu, dari
ke 7 (tujuh) cabang yang ada yakni 3 (Tiga) cabang yang berada di wilayah Wewewa
dimekarkan menjadi 1 (satu) jemaat dan 4 (empat) cabang di wilayah Tana Maringi mekar
menjadi 1 (satu) jemaat. Dalam wilayah Tana Maringi, cabang Tenggo Tari menjadi pusat
dari cabang Pombala, Wee Lero dan Puu Kapaka. Pada masa pemekaran ini, Pdt. Samuel
Bora Ngongo, S.Th menjadi pendeta di wilayah Tana Maringi. Berdasarkan kesepakatan
bersama dengan melihat situasi gedung dan letak pusat Tenggo Tari maka pusat dipindahkan
ke Cabang Wee Lero sehingga cabang Wee Lero menjadi pusat dan Pombala, Tenggo Tari
serta Puu Kapaka menjadi cabangnya. Pemekaran yang terjadi membuat nama Wee Lero
tidak lagi digunakan melainkan diubah menjadi GKS Jemaat Tana Maringi tetapi tetap berada
di Wee Lero. Pada saat pemekaran jemaat tersebut, maka dimekarkan pula klasis pada tanggal
1 Januari 1970 yakni Klasis Rara Kodi menjadi Klasis Wee Maringi.
Berjalannya waktu, Sebelum tahun 1997, ada pendekatan yang dilakukan oleh pihak
gereja kepada bapak Samuel Bili Bani untuk membuka Pos PI. Dalam pendekatan tersebut
bapak Samuel Bili Bani menyetujui adanya Pos PI, sehingga hal tersebut dibahas dalam
kerapatan serta disepakati bersama untuk membuka Pos PI. Tepatlah, tanggal 31 Desember
1997 sah dibukanya Pos PI di wilayah Koro Kawango sehingga nama Pos PI tersebut
disepakati pula berdasarkan wilayah peribadatannya yakni Pos PI Koro Kawango di rumah
bapak D.U. Doli. Pos PI Koro Kawango menjadi bagian dalam wilayah pelayanan Wewewa
Tana Maringi.
Awal berdirinya Pos PI Koro Kawango dimulai dengan jumlah KK awal yaitu 7
(tujuh KK) dan bapak Samuel Bili Bani dipercayakan untuk menjadi Kaum Awam serta ibu
Agustina Bani menjadi majelis pertama yang bertanggungjawab untuk proses pelayanan di
Pos PI Koro Kawango. Dalam perjalanan pelayanan Pos PI tersebut banyak mengalami
perkembangan, salah satunya yaitu jumlah KK yang bertambah dari 9 (Sembilan) KK hingga
15 (Lima belas) KK meskipun masih menggunakan rumah bapak D. U. Doli (rumah
panggung) untuk beribadah setiap hari minggu. Namun, keadaan tersebut tidak membuat jiwa
semangat mereka untuk bertumbuh secara bersama dalam iman menjadi layu. Hal ini
tergambar dari antusias mereka dalam menjalin persekutuan erat melalui kerjasama yang baik
antara satu dengan yang lainnya. Pos PI Koro Kawango berjalan selama 1 (satu) tahun
lamanya dan dalam kerapatan mereka menyepakati untuk Pos PI tersebut menjadi cabang
dengan melihat perkembangan yang ada dalam proses pelayanan. Adapun upaya-upaya yang
dilakukan untuk membuat gedung ibadah permanent sehingga mereka bekerjasama untuk
membangun gedung ibadah.
Pada tanggal 31 Desember 2007, Gereja Cabang Koro Kawango merayakan hari
ulang tahun ke 10 tahun dalam perjalanan pelayanan. Tentunya gereja cabang Koro Kawango
bukan lagi muda dengan usianya melainkan sudah usia remaja. Di perjalanan usia yang cukup
lama dalam pelayanan ada banyak tantangan pula yang dihadapi salah satunya yaitu
perbedaan agama. Gereja cabang Koro Kawango dikelilingi oleh agama Khatolik sehingga
dalam proses pelayanan selalu ada benturan pandangan yang membuat terjadinya kekacauan.
Pihak Khatolik melakukan aksi-aksi untuk menghentikan kegiatan pelayanan gereja cabang
Koro Kawango, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan baik sehingga mereka dapat menjalin
hubungan yang baik, rukun bahkan selalu bekerjasama dalam proses pelayanan yang
dilakukan.
Pada tanggal 09 Oktober 2014, dilakukan pemekaran Klasis yakni Klasis Wewewa
Tana Maringi menjadi Klasis Wee Maringi dengan mempertimbangkan wilayah pelayanan
yang sangat luas. Bersamaan dengan pemekaran Klasis tersebut maka GKS Jemaat Tana
Maringi memekarkan pula ketiga cabang yang dimiliki yakni cabang Pombala, Koro
Kawango dan Puu Kapaka. Dalam pemekaran tersebut terdapat tiga orang calon pendeta yang
dipilih yakni vic. Ostaviana M. Mahudi, S.Th menempati cabang Pombala, vic. Robertha
Oktovina Hamu Meha, S.Th menempati cabang Koro Kawango dan vic. Yohanis Mangi Hili,
M.Th menempati cabang Puu Kapaka. Pemekaran Cabang Koro Kawango diubahkan
namanya menjadi GKS Jemaat Pasono Bendu dan cabang Tenggo Tari menjadi cabang dari
GKS Jemaat Pasono Bendu mengingat keberadaan wilayah terdekat. Namun, dalam
perubahan nama tersebut tidak disepakati oleh beberapa orang yang memberikan tempat
untuk dibangunnya gedung gereja, sehingga ada pergolakan yang terjadi dalam jemaat seusai
pemekaran.
Dalam perjalanannya, hal tersebut menjadi sesuatu hal yang terus dipikirkan dan
dicarikan solusi untuk nama gereja tersebut. Pada akhirnya, dalam beberapa persidangan
yakni persidangan jemaat dan majelis jemaat dibahas terkait nama gereja tersebut sehingga
ditemukan solusi bahwa nama gereja harus kembali diganti seperti nama awal yakni Koro
Kawango. Dengan demikian, maka nama tersebut dibahas pula dalam persidangan sinode dan
diputuskan untuk mengganti nama menjadi GKS Jemaat Koro Kawango tetapi ada
kesepakatan yang dilakukan oleh jemaat bahwa perubahan nama tersebut akan dilakukan
setelah gedung gereja selesai dibangun dan dilakukan peresmian gedung sekaligus mengganti
nama dari GKS Jemaat Pasono Bendu menjadi GKS Jemaat Koro Kawango.
Pada tahun 2019, dengan melihat dan mempertimbangkan wilayah pelayanan yang
cukup luas maka disepakati untuk pemekaran Klasis yakni Klasis Wee Maringi menjadi
Klasis Tana Maringi yang didalamnya terdapat 4 (empat) jemaat yakni GKS Jemaat Tana
Maringi, Pombala, Puu Kapaka dan Pasono Bendu. GKS Jemaat Pasono Bendu memiliki satu
cabang dari awal dimekarkan yakni cabang Tenggo Tari. Dalam perjalanan pelayanan GKS
Jemaat Pasono Bendu, salah satu cabang Wee Tombo yakni Cabang Raba meminta untuk
bergabung bersama mengingat wilayah pelayanan yang lebih dekat. Setelah bergumul kurang
lebih 2 tahun maka cabang Raba menemukan jawaban untuk pergumulan mereka agar
bergabung di GKS Jemaat Pasono Bendu. Tepat pada tanggal 10 April 2022 disahkan pula
cabang Raba untuk bergabung bersama dengan GKS Jemaat Pasono Bendu sehingga GKS
Jemaat Pasono Bendu memiliki 2 cabang yakni cabang Tenggo Tari dan cabang Raba. Dalam
beberapa waktu, pelayanan di wilayah cabang Raba vakum karena setelah sah bergabung ada
persoalan yang terjadi pada wilayah pelayanan cabang Raba yakni kasus pembunuhan.
Namun, pada bulan Oktober 2022 mulai dilakukan pelayanan aktif oleh GKS Jemaat Pasono
Bendu hingga saat ini. Perkembangan dan pertumbuhan jemaat dalam GKS Jemaat Pasono
Bendu terus terjadi meskipun banyak tantangan dan rintangan yang menghadang. Saat ini,
GKS Jemaat Pasono Bendu sedang membangun gedung ibadah yang baru dan sementara
waktu gedung ibadah yang digunakan ialah gedung ibadah darurat yang terbuat dari seng
bekas. Namun, GKS Jemaat Pasono Bendu tetap eksis hingga usia ke – 8 tahun saat ini.

Demikian sejarah singkat GKS Jemaat Pasono Bendu dan perkembangannya.

2. Data statistik dan Latar Belakang Kehidupan Jemaat


A. Data Statistik

N NAMA KK BAPTIS SIDI ANG. PMK SIASAT JUMLAH


O JEMAAT
1 Pusat 66 257 125 108 34 542
2 Cab. Tenggo 29 89 49 55 21 214
Tari
3 Cab. Raba 17 - - - - -
Cat : Cabang Raba adalah cabang yang baru bergabung dengan GKS Jemaat Pasono Bendu, sehingga
data mereka belum terakomodir. Namun, sudah ada himbauan untuk melengkapi data statistik.
Sementara waktu, jumlah KK adalah 112 KK.

Majelis Jemaat :

N PUSAT PDT VIC KA PENATUA DIAKEN KOSTER


O KEBAKTIAN
1 PUSAT - 5 2 -
2 CAB. TENGGO 1 1 1 2 2 1
TARI
3 CAB. RABA 1 - - -
Jadi, pengerja yang aktif terdiri dari : 16 pengerja aktif.

 Pendeta : 1 (satu) orang


 Vicaris : 1 orang
 Guru Injil : -
 Penolong Guru Injil : 2 (Dua) orang
 Koster : 1 orang (Cab. Tenggo Tari)

B. Kondisi Budaya, Sosial dan Ekonomi Jemaat


GKS Jemaat Pasono Bendu terletak di Kampung Koro Kawango, Desa Buru
Deilo, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya. Warga jemaat
Pasono Bendu berasal dari latar belakang yang berbeda-beda yakni suku Sumba
(Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Sumba Tengah), Palu dan Jawa.
Ditengah keragaman suku yang ada, jemaat tetap hidup dalam kesatuan dan
kerukunan yang harmonis yaitu dengan saling mendukung, melengkapi antara satu
dengan yang lainnya.
Kondisi ekonomi jemaat dari segi penghasilan yaitu 99% petani sedangkan
Pegawai Negeri Sipil hanya beberapa orang saja demikian pula dengan wira swasta.
Adapun potensi alam yang dimiliki oleh warga jemaat Pasono Bendu yaitu struktur
tanah yang sangat subur sehingga menghasilkan tanaman padi, jagung, umbi-umbian,
kacang-kacangan, kemiri dan tanaman umur panjang lainnya. Namun, kurangnya
sumber daya manusia membuat mereka sebatas mengolahnya untuk menjadi bahan
konsumsi oleh manusia dan ternak peliharaan tanpa dikelola untuk ekspor keluar
kota.
Kondisi budaya di GKS jemaat Pasono Bendu masih cukup kental dengan
cara menjamu tamu saat berkunjung yakni menyuguhkan sirih dan pinang sebagai
bentuk penghormatan. Sesudah suguhan sirih dan pinang dinikmati maka merekapun
menyuguhkan kopi atau teh untuk diminum sebagai tanda kebersamaan. Adapun
dalam budaya kematian, mereka biasa melakukan pelayatan tanpa undangan. Apabila
mengetahui ada yang meninggal maka dengan sendiri ada kesadaran untuk
melakukan pelayatan dengan membawa selembar kain atau sarung sebagai tanda
berbela sungkawa pada keluarga. Mereka memberi target penguburan yakni 3 (tiga)
hari setelah kematian paling lambat 5 (lima) hari.

C. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja Majelis Jemaat dan Perangkat-


perangkat lainnya.
Struktur Organisasi GKS Jemaat Pasono Bendu yaitu sebagai berikut :
Badan Pelaksana Majelis Jemaat (BPMJ) :
Ketua BPMJ : Pdt. Robertha O. Hamu Meha, S.Th
Wakil ketua : Pnt. Christofel Luna Mete
Sekretaris : Diaken Murniyati Ura
Bendahara : Penatua Martha Wennyi, S. Pdk
Badan Pemeriksa Perbendaharaan (BPP) : -
Badan Penasehat (BP) : Bapak PGI (Pensiun Guru Injil) D. T. Bolo
Komisi – Komisi :
Komisi Perempuan : Diaken Murniyati Ura (Pusat)
: Penatua Kristina Ina Kii (Cab. Tenggo Tari)
Komisi Bapak : Penatua Kristofel Luna Mete (Pusat)
: Bapak Dominggus U. Ngedo (Cab. Tenggo Tari)
KAR : Ibu Ester Bela Bulu (Pusat)
: Ibu Meriana Dappa Wunga (Cab. Tenggo Tari)
Komisi Pemuda : Daniel Dappa Ngara, A.md.Kom (Pusat)
: Novi Rato (Cab. Tenggo Tari)

Bidang-bidang :

Binlat : Yakobus Bora, SE


: Alfianus Bili
Kespel : Debora Wini Mete
: Naomi Kurra
Litbang : Herman Malo Rato
: Kornelis Bani Dangu
Orteg : Yusuf Dowa Pata
: Soleman Bulu Laka
Catatan : Cabang Raba belum melengkapi struktur
D. Mekanisme Kerja Majelis Jemaat dan Perangkat-Perangkat lainnya
Mekanisme kerja GKS Jemaat Pasono Bendu pada umumnya berdasarkan
Tata Gereja GKS, segala sesuatu yang dilaksanakan baik di pusat maupun cabang-
cabang merupakan hasil keputusan bersama dalam kerapatan lengkap majelis jemaat.
Namun, ada pula kegiatan-kegiatan yang bersifat situasional yaitu kebijakan-
kebijakan tertentu dalam mengambil keputusan oleh BPMJ. Hal ini tetap ditangani
secara bersama oleh majelis jemaat. Setiap keputusan yang dilakukan baik di pusat
dan cabang-cabang tetap berada dibawah koordinir BPMJ. Penggarisan tugas cukup
baik dengan bidang masing-masing tetapi masih butuh dorongan untuk melakukan
tugas secara baik dengan beberapa kelemahan yang ada dalam diri tetapi proses
pelayanan tetap berjalan dengan baik meskipun kadang terjadi perubahan-perubahan
yang bersifat situasional karena harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
terjadi di GKS Jemaat Pasono Bendu.

E. Aspek Kepemimpinan Jemaat dan Kegiatan-kegiatan dalam Jemaat


Dalam lingkup pelayanan di GKS Jemaat Pasono Bendu, aspek
kepemimpinan jemaat secara organisatoris ada pada ketua BPMJ. Namun, karena
dalam mekanisme kerja yang selama ini dipedomani oleh keseluruhan majelis jemaat
GKS Jemaat Pasono Bendu maka segala keputusan terkait dengan keseluruhan aspek
pelayanan ditetapkan dalam persidangan majelis jemaat secara lengkap dan
dilaksanakan sepenuhnya dalam jemaat dengan mengacu pada Firman Allah dan tata
Gereja.

Kegiatan-kegiatan dalam Jemaat


Segala bentuk kegiatan-kegiatan gerejawi dalam jemaat dirancang dan
dilaksanakan oleh BPMJ tetapi disesuaikan dengan kalender gerejawi.

Pengelolaan Administrasi dan Keuangan Jemaat


GKS jemaat Pasono Bendu dalam pelaksanaan penataan keuangan dilakukan
secara langsung oleh bendahara Umum jemaat dan tetap dikoordinir oleh ketua
BPMJ. Dalam penataannya cukup baik, tetapi masih perlu untuk lebih aktif lagi
dalam penataan keuangan agar tidak terjadi penumpukan penataan keuangan.
Penataan RAPBJ dilakukan dalam persidangan majelis jemaat bersama tim
penyusun RAPBJ. Selanjutnya, RAPBJ ditetapkan dan disahkan dalam kerapatan
majelis jemaat lengkap menjadi APBJ. Jadi, dapat dikatakan bahwa pengelolaan
keuangan GKS Jemaat Pasono Bendu berjalan cukup baik. Hal ini diukur dari
pengarsipan surat masuk dan keluar serta penerbitan surat-surat akta sidi, nikah dan
baptisan secara baik oleh sekretaris. Selain itu, dilakukan pembukuan keuangan,
perekapan dan pelaporan keuangan.
Penataan dan pengelolaan keuangan cukup transparan, karena keadaan
keuangan terkait pengeluaran dan penerimaan selalu diumumkan dalam rapat majelis
lengkap dan ibadah minggu. Sumber dana GKS Jemaat Pasono bendu yaitu
persembahan mingguan, pembacaan kitab suci (PKS), perjamuan kudus, akta
gerejawi, syukuran, persepuluhan, ibadah penghiburan dan persembahan
pembangunan. Adapun sumber dana lainnya yakni berasal dari para donator yang
memberikan sumbangan khusus pembangunan.
BAB II
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN
KATEGORI PELAYANAN
I. IBADAH
 Ibadah Minggu
Ibadah minggu di GKS Jemaat Pasono Bendu dilakukan
hanya satu kali yaitu pukul 08.00 WITA di pusat dan cabang-cabang
pukul 09.00 WITA. Pelayanan ibadah minggu di pusat dilakukan
secara bergilir oleh pendeta, vikaris, dan penolong Guru Injil.
Adakalanya, majelis jemaatpun diberi kesempatan untuk melayani
ibadah minggu. Demikian halnya pelayanan ibadah minggu di
cabang Tenggo Tari dan Raba.
 Ibadah Rumah Tangga (PKS)
Ibadah rumah tangga (pembacaan kitab suci) di pusat
terjadwal setiap hari selasa-kamis (2 KK/hari) dan diatur oleh ketua
BPMJ, karena kurangnya keaktifan dari majelis jemaat dalam
mengatur jadwal pelayanan. Pelayanan ibadah rumah tangga di pusat
dilayani oleh pendeta, vicaris, diaken dan penatua. Pelayanan oleh
diaken dan penatua hanya sesekali dijadwalkan. Ibadah rumah tangga
di cabang Tenggo Tari terjadwal setiap hari kamis, kadang juga dapat
dijadwalkan hari jumat bahkan sabtu sesuai dengan kebutuhan
pelayanan. Pelayanan ibadah rumah tangga di cabang Tenggo Tari
dilayani oleh Kaum Awam, Vicaris, penatua dan diaken sedangkan
di Cabang Raba belum terjadwal karena berbagai kendala yang ada.
Cabang ini baru saja bergabung dengan sah bersama GKS Jemaat
Pasono Bendu pada bulan April 2022, sehingga mereka masih
membutuhkan penyesuaian terkait pelayanan. Mereka cukup vakum
dalam pelayanan beberapa waktu sebelum bergabung karena tidak
adanya pelayanan dari jemaat asal dan terjadi kasus pembunuhan
yang mengakibatkan mereka harus waspada dengan semua keadaan.
 Ibadah kategorial
Ibadah kategorial yang berjalan aktif yakni:
o Ibadah Komisi Anak dan Remaja (KAR)
Ibadah komisi anak dan remaja dilaksanakan setiap
hari minggu sore, pukul 16.00 Wita yang bertempat
digedung gereja. Namun, pelaksanaannya kurang berjalan
dengan baik dalam beberapa minggu ini karena kondisi
cuaca yang tidak menetap, curah hujan yang berlebihan
menjadi alasan anak-anak tidak datang ibadah. Selain itu,
dukungan orangtua bagi anak masih sangat kurang sehingga
ada orangtua yang lebih mengarahkan anak untuk menjaga
ternak peliharaan dan menjaga rumah bukan mengarahkan
anak untuk dapat mengikuti ibadah sekolah minggu.
o Ibadah Komisi Perempuan Jemaat (KPJ)
Ibadah KPJ dilaksanakan setiap hari jumat sore,
pukul 16.00 Wita di rumah ibu-ibu jemaat secara bergiliran.
Namun, ibadah ini kurang berjalan dengan baik akibat
kurangnya kekompakan antara satu dengan yang lainnya
bahkan kesibukan masing-masing menjadi alasan untuk tidak
datang ibadah. Hal ini terbukti dari kehadiran dalam ibadah
tersebut, biasanya hanya tuan rumah dan pelayan yang ada
untuk ibadah bersama.
o Ibadah Komisi Pemuda
Ibadah komisi pemuda dilaksanakan setiap hari senin
sore, pukul 16.00 Wita di rumah teman-teman pemuda secara
bergiliran. Dalam beberapa minggu terakhir pelaksanaannya
kurang berjalan dengan baik karena cuaca dan keaktifan
pemuda yang juga berkurang. Kendala yang dihadapi
pemuda ialah kepengurusan mereka tidak lagi aktif karena
sudah sibuk bekerja di rantauan dan sibuk kuliah.

Ibadah kategorial yang tidak aktif yaitu komisi bapak


(Kompak). Ibadah kompak tidak berjalan sesuai dengan nama karena
kompak yang tidak kompak. Namun, dalam ibadah kompak klasis
mereka terlibat.

 Ibadah Syukuran
Kesadaran jemaat dalam bersyukur cukup tinggi. Dalam
setiap peristiwa iman atau berkat yang dialami mereka selalu
bersyukur. Hal ini terbukti dengan adanya pelayanan syukuran yang
dilakukan. Pelayanan syukuran yang penulis layani yakni syukuran
ulang tahun, sembuh dari sakit, berdamai, bangun rumah (muat atap),
3 (Tiga) hari dan 40 (empat puluh) hari setelah kematian, lanjut ke
perguruan tinggi, pergi bekerja, persiapan Wisuda, berkat Tuhan
(material), kelulusan, sidi, baptisan dan nikah.
 Ibadah penghiburan
Ibadah penghiburan biasanya dilakukan selama 3 (tiga)
malam berturut-turut bagi jemaat yang mengalami dukacita. Pelayan
ibadah penghiburan biasanya dilayani oleh pendeta, vicaris, penolong
guru injil dan penatua atau diaken.
 Ibadah lain-lain
Ibadah lain-lain yang pernah dipimpin dan diikuti oleh
penulis antara lain : Ibadah persiapan ujian anak SMPN 5 Wewewa
Selatan, ibadah komisi bapak klasis Tana Maringi dan ibadah komisi
ibu klasis Tana Maringi.

Perkunjungan dan Pelayanan Konseling Pastoral


Perkunjungan dan pelayanan konseling pastoral dilakukan oleh pendeta,
vicaris, penolong guru Injil dan majelis jemaat bagi jemaat yang membutuhkan
pelayanan perkunjungan atau pelayanan pastoral. Pelayanan perkunjungan dan
pastoral tidak hanya dilakukan untuk menjalin keakraban antara pelayan dan jemaat
tetapi lebih kepada memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar mengenal,
memahami karakter jemaat serta kehidupan jemaat lebih jauh dan bergumul bersama
dengan jemaat. Pelayanan perkunjungan dilakukan bagi jemaat yang ada dalam
keadaan sakit, keluarga yang berduka, keluarga yang sedang mengalami pergumulan
rumah tangga dan siasat. Pelayan hadir untuk memberikan pemahaman dan
mendoakan keluarga yang bermasalah agar dapat menyelesaikan masalah. Pelayanan
perkunjungan juga dilakukan bagi mereka yang telah lama tidak masuk gereja agar
dirangkul untuk kembali melakukan persekutuan jemaat, penggembalaan bagi warga
jemaat yang akan mempersiapkan diri untuk diteguhkan menjadi anggota sidi, baptis
dewasa, jemaat yang mengaku dosa, kepada orangtua yang akan membawa anak
dibaptiskan, kepada pasangan yang akan dikukuhkan dan diberkati rumah tangga
mereka. Pelayanan yang biasa dipakai ialah katekesasi dan penggembalaan.

Keterlibatan dalam Persidangan Gerejawi


Penulis diikutsertakan dalam persidangan dan kerapatan yang dilaksanakan
baik dalam tingkat jemaat ataupun klasis, seperti sidang majelis lengkap, sidang
klasis dan rapat komisi-komisi. Penulis juga mengikuti sidang sinode di GKS jemaat
Waimangura dalam skala sinode. Rapat yang diikuti oleh penulis tetapi diluar
persidangan gerejawi ialah rapat gugus paud.

Relasi dan Komunikasi


Relasi dan komunikasi dengan pendeta mentor, majelis jemaat, pengurus
komisi dan jemaat berjalan dengan baik. Pendeta mentor selalu membagi
pengalaman-pengalaman dalam pelayanan dengan berbagai tantangan yang dihadapi.
Majelis jemaat pun melakukan hal yang sama bahkan jemaat juga membagi
pengalaman mereka untuk menjadi bekal bagi penulis dalam melakukan tugas
pelayanan sehingga dengan demikian penulis dapat terus dibimbing dalam melakukan
tugas tanggungjawab pelayanan di GKS jemaat Pasono Bendu. Demikianlah penulis
dapat belajar banyak hal melalui setiap dinamika pelayanan dari pendeta mentor,
majelis jemaat bahkan jemaat. Jika penulis melakukan kekeliruan dalam pelayanan,
mereka selalu memberitahukan dan mengingatkan penulis dengan penuh kasih
sehingga penulis dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi dalam pelayanan
berikutnya.

Analisa Tantangan dan Hambatan


Keadaan Warga Jemaat Secara Umum
Wilayah pelayanan terbagi menjadi 3 jemaat (1 pusat dan 2 cabang) dengan
jumlah warga gereja yang cukup luas, bukanlah jaminan bahwa kualitas iman
bertumbuh secara baik. Hal ini dapat terlihat dari sebagian kecil jemaat yang berada
dibawah disiplin gerejawi, beberapa jemaat lain mengalami pergumulan dalam rumah
tangga, kasus perselingkuhan, kumpul kebo, mabok-mabokan, pembunuhan,
persoalan tanah, pertengkaran dan sebagainya. Sekalipun gereja telah berupaya
semaksimal mungkin dengan melakukan perkunjungan. Namun, kenyataannya
kesediaan untuk berdamai dengan Allah dan kembali ke dalam persekutuan bersama
jemaat masih kurang. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi para pelayan bersama
dengan majelis jemaat untuk terus mengiring warga jemaat agar mengalami
pertobatan sejati. Kendati pun demikian, ada pula warga jemaat yang memiliki
kesadaran akan pentingnya kehadiran Allah dalam hidup sehingga dalam segala
peristiwa yang dialami, warga jemaat senantiasa melibatkan Allah melalui pelayanan
yang dilakukan hamba-hamba Tuhan baik Pendeta, Vikaris, atau Penatua dan Diaken.
Masalah penatalayanan (peroganisasian jemaat)
Pelayanan-pelayanan yang dilakukan bagi jemaat, baik yang bersifat
terjadwal (PKS) maupun yang tidak terjadwal (permintaan pelayanan syukuran, dsb)
cukup membuat Pendeta dan Vikaris sedikit sibuk, karena Majelis Jemaat kurang
percaya diri untuk terlibat dalam pelayanan bahkan bukan hanya pelayanan syukuran
dan kematian yang dilimpahkan kepada Pendeta atau Vikaris, terkadang Majelis
Jemaatpun meminta kesediaan Pendeta atau Vikaris untuk menggantikan jadwal
pelayanan PKS yang seharusnya dilayani oleh yang bersangkutan sesuai dengan
jadwal pelayanan yang telah disusun. Kendati pun demikian, penatalayanan yang
diatur dapat berjalan dengan cukup baik.

Kegiatan Pelayanan

Pada umumnya, seluruh aspek pelayanan di GKS Jemaat Pasono Bendu


berjalan dengan cukup baik. Namun, tidak luput pula hadirnya kendala dalam
melakukan pelayanan. Kendala yang biasa ditemui yakni curah hujan yang tidak
menentu membuat proses pelayanan sedikit terhambat. Hujan yang terus berlanjut
membuat pelayan dan anggota rumah tangga harus mengatur waktu lagi untuk
melakukan pelayanan yang sudah terjadwal bahkan kadang hal itu dapat menjadi
alasan untuk tidak lagi diadakan pelayanan. Kendala lainnya yaitu kesadaran jemaat
untuk bersekutu masih sangat minim sehingga lebih mementingkan pekerjaan di
kebun, sawah dan ladang daripada beribadah sehingga saat pelayan mendatangi
rumah untuk melakukan pelayanan maka yang ditemui ialah rumah yang tertutup
rapat dan sunyi.

REFLEKSI TEOLOGIS

Hidup adalah anugerah Allah yang patut diterima dan disyukuri dengan baik.
Sebab, Allah memberikan kesempatan baik untuk dapat dijumpai dalam setiap proses
hidup baik suka ataupun duka. Dalam setiap kesempatan ada banyak sekali pelajaran
berharga yang harus dipelajari menjadi bekal menata kehidupan. Apabila seseorang
menyadari bahwa melalui kesempatan yang ada, Allah menginginkan setiap orang
dapat melatih diri untuk dibentuk menjadi lebih tangguh dan kuat, maka pastinya
setiap orang dapat memanfaatkan kesempatan itu dengan sangat baik. Terlebih lagi,
ketika diberikan kesempatan untuk menjadi pelayan Tuhan. Tentu menjadi pelayan
Tuhan bukanlah hal yang mudah seperti yang dibayangkan. Pelayan Tuhan tidak saja
berdiri di mimbar dan mengatakan segala sesuatu berdasarkan pikiran sendiri
melainkan menyampaikan Firman Allah. Apabila menjadi seorang pelayan Tuhan,
maka harus memiliki kerendahan hati untuk melakukan pekerjaan baik Tuhan yakni
memberitakan kebenaran. Sesungguhnya bahwa kesempatan yang Tuhan berikan
harus mampu dimaknai sehingga dapat memahami bahwa tugas tanggungjawab yang
diterima adalah sebuah kesempatan dan anugerah terindah yang Tuhan sediakan bagi
hidupnya untuk dapat dimanfaatkan secara baik demi kemuliaan Allah bukan
kemuliaan diri sendiri.

Seorang pelayan Tuhan tidak hanya memegang jabatannya sebagai kekuatan


untuk menguasai orang lain dengan menjadikan orang lain seperti yang
diinginkannya. Seorang pelayan Tuhan harus mampu melihat bahwa sesama adalah
ciptaan Tuhan harus dihargai sama seperti dirinya sendiri. Seorang pelayan Tuhan
hadir untuk merangkul/mengayomi orang-orang yang berada pada jalan yang keliru,
terluka, kecewa, lemah tak berdaya, hilang harapan dan sebagainya. Seorang pelayan
Tuhan harus mampu meyakinkan diri bahwa dalam segala sesuatu yang dijalani,
Tuhan tetap memperlengkapi dengan kekuatan dan memberkati dengan berkat-berkat
terbaik, sehingga tidak ada pikiran yang menghambat untuk menolong banyak orang.
Tentu ada banyak tantangan dan rintangan yang menjumpai hari-hari hidup tetapi
dengan hikmat dan kerendahan hati dari Tuhan maka dapat melewatinya dengan
penuh sukacita dan bersyukur karena segala sesuatu dilakukan untuk kemuliaan
Allah. Pelayan Tuhan memang bukan seseorang yang sempurna dengan segala hal
yang dilakukan tetapi hal itu tidaklah menjadi alasan untuk membiarkan ego
bertumbuh dalam pikiran dan hati. Sebagai seorang pelayan Tuhan maka penulis
kembali diarahkan untuk merenungi setiap hal yang telah dilakukan dalam masa
vicariat tahap I agar penulis dapat memperbaiki diri sehingga menjadi bekal dalam
proses-proses selanjutnya.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam menjalani masa Vikariat tahap I di GKS Pasono Bendu, penulis memiliki kesimpulan
berkaitan dengan tugas dan pelayanan, antara lain:

Perjalanan kehidupan bergereja tidak terlepas dari campur tangan Allah sebagai pemilik dan
kepala Gereja, sehingga apapun tantangan dalam hidup bergereja masa kini, semuanya dapat
diselesaikan dengan baik. Tugas seorang pelayan Tuhan tidaklah mudah seperti yang dibayangkan
karena selalu ada tantangan dan rintangan, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal,
karakter dan cara pandang jemaat yang berbeda-beda memengaruhi proses pelayanan sehingga
pelayan Tuhan harus memiliki ketulusan, kesabaran, ketekunan, kesetiaan, keaktifan, integritas dan
kreativitas dalam menjalani tugas pelayanan. Dengan demikian, seorang pelayan mampu merangkul
jemaat dalam perbedaan yang ada untuk membangun kerjasama yang baik demi terlaksananya
pelayanan yang ada. Selain itu, tantangan dalam berbudaya menjadi pokok penting yang harus segera
dibereskan oleh pelayan. Sebab, banyak jemaat yang masih mendua hati dalam memegang komitmen
hidup bersama Tuhan. Kecenderungan untuk memikirkan hal-hal diluar pikiran menjadi sebuah tiang
kuat dalam diri mereka sehingga lebih memilih takut pada manusia atau dunia daripada takut akan
Tuhan. Ada jemaat yang dianggap memiliki pengetahuan yang cukup tetapi tetap memiliki kekeliruan
dalam mengambil keputusan. Keadaan tidak menyenangkan memberi tuntutan bagi diri mereka untuk
memikirkan hal dunia dengan melakukan doa-doa melalui ritual Saigho. Sebagai hamba Tuhan,
penulis menyadari bahwa suka duka dalam menjalani masa Vikariat tahap I merupakan proses untuk
membentuk penulis menjadi seorang pelayan yang setia dan bertanggung jawab.

SARAN

Kepada Majelis Jemaat Pasono Bendu

Mohon mengadakan PA Majelis Jemaat dan persiapan khotbah minggu agar membekali diri
dalam melakukan pelayanan di wilayah pelayanan masing-masing. Melalui pemahaman yang cukup,
maka Majelis Jemaat dapat lebih percaya diri memiliki potensi yang dapat dipakai untuk melakukan
pelayanan dijemaat bahkan bersedia mengambil bagian dalam setiap pelayanan.

Kepada BPMS GKS

Mohon mensosialisasikan atau memberikan pembinaan bagi Majelis Jemaat terkait dengan
aturan-aturan dalam tata gereja. Tujuannya ialah Majelis Jemaat dapat memiliki pemahaman yang
benar tentang aturan- aturan yang berlaku di GKS sehingga pemahaman yang benar dapat
diseragamkan dalam jemaat-jemaat yang ada.
LAMPIRAN

Biodata Pendeta

Nama Lengkap : Pdt. Robertha O. Hamu Meha, S.Th

Tempat tanggal Lahir : Kanoru, 12 Oktober 1984

Status : Sudah Menikah

Suku : Sumba

Alamat Sekarang : Desa Buru Deilo, Kampung Koro Kawango

Alamat Asal : Kecamatan Rindi, Desa Tamburi

No. Handphone : 081 338 916 411

Nama Ayah : Andreas Kalukur Lidjang

Nama Ibu : Adriana Konga Naha

Dokumentasi Gedung Gereja

Anda mungkin juga menyukai