Anda di halaman 1dari 11

CATATAN LAPANGAN DI BLIMBING TAROKAN KEDIRI

Catatan observasi
Tanggal : 3 Desember 2016 tempat : Desa Blimbing Kec tarokan Kediri
Pengamat : Moh. Irmawan Jauhari Waktu : 08.30 -12.00 WIB
Kegiatan : Mengamati keadaan Desa Blimbing

Pada tanggal 3 Desember 2016, kami berangkat menuju Desa Blimbing Kec Tarokan Kabupaten
Kediri. Awalnya saya mendengar Desa Blimbing yang multikultur dari penuturan teman saya yang
bernama santoso. Dia saya jadikan guide dalam kegiatan ini. Menurutnya, di Desa Blimbing ada pura,
yakni tempat beribadah orang Hindu. Saya tertarik untuk mendatanginya. Siapa tahu ada beberapa
hal mampu dipotret lebih jelas.

Masuk Desa blimbing, sama seperti desa pada umumnya, sangat kental dengan lingkaran sawah
yang mengelilingi Desa Blimbing. Kantor Desa yang terletak di hampir bagian barat desa menjadikan
seolah-olah Desa Blimbing bagian timur kurang mendapatkan perhatian.

Kami pun masuk lebih jauh, di sana ada beberapa lembaga pendidikan. Seperti SDN Blimbing I dan
SDN Blimbing II, MI PSM Blimbing, serta SD Kasih Bunda. Lembaga pendidikan tersebut, dua
diantaranya milik swasta.

Hampir setiap dusun di Blimbing memiliki masjid sebagai tempat ibadah umat islam. Khusus di
Dusun Baran ada pura. Bahkan Dusun Nglawak, selain ada pura, juga terdapat gereja di sana.
Keadaan yang demikian, pada satu sisi membuat hati merasa senang. Karena ada bentuk kerukunan
yang bisa terlihat. Di sisi yang lain, ketika melihat perbedaan yang mencolok antara lembaga
pendidikan islam dengan non islam, yakni SD kasih bunda, maka ada perasaan teriris.

Perjalanan kami akhirnya berhenti di pura Dusun Baran. Pak Suwandi sebagai pemangku pura
berhasil kami temui.
Catatan Lapangan

Catatan observasi
Informan : Bapak Suwandi tanggal : 3 Desember 2016
Peneliti : Moh. Irmawan Jauhari waktu : 10.00-11.30 WIB
Tempat : rumah bapak suwandi

Bagaimana kesejarahan pura sampai ada di sini, bukankah mayoritas masyarakat sini adalah Islam?

Pura ini sebenarnya baru dibangun sekitar tahun 1962. Oleh seorang hindu asli bali yang memang
mencari sebidang tanah untuk dapat dibangun pura. Orang itu kemudian yang mengatur segalanya.

Apakah dengan demikian pemeluk Hindu juga baru sekitar tahun tersebut?

Untuk orang Hindu sudah ada lebih dahulu, Mas. Pura yang ada di Dusun Nglawak adalah pura yang
paling lama. Di Baran masih terhitung baru. Namun perkembangannya justru di Nglawak kurang bisa
berkembang.

Mengapa demikian?

Karena baran dulu satu dusun hindu semua. Sedangkan Nglawak masih campuran.

Bagaimana menurut bapak toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang ada di desa ini?

Semua baik-baik saja, Mas. Masing-masing pemeluk bisa menghargai. Semua lebih mementingkan
kehidupan bersama.

Bagaimana cara menjaga keadaan tersebut, mengingat hal ini tidak muda dilakukan?

Kami saling menjaga diri. Ada dua kegiatan yang rutin dilakukan. Yakni koperasi warga baran.
Dimana anggotanya bisa saja orang Hindu dan orang Islam. Rapat koperasi juga dilakukan
bergantian. Kadang di pura, kadang di masjid, kadang juga di rumah warga.

Selain koperasi, adakah upaya lain dalam menjaga toleransi?

Tolong menolong,mas. Budaya tersebut kami bangun sejak lama. Jika ada orang hindu
membutuhkan sesuatu, maka orang islam datang. Demikian sebaliknya. Bahkan ketika membangun
serambi pura (Pak Suwandi tangannya menunjuk arah pura), semennya berasal dari orang-orang
islam.

Bagaimana dengan lembaga formalnya? Maksud saya peran sekolah dalam menjaga toleransi.

Jelas ada Mas. Dengan tidak membeda-bedakan murid, bukankah itu termasuk salah satu cara
menjaga toleransi. Cucu saya tidak merasa menjadi asing di lingkungan belajarnya. Hal ini sudah
terjadi turun temurun.
Bagaimana dengan peran keluarga?

Setiap keluarga yang ada di Blimbing, khususnya Baran, menyadari bila mereka tidak hanya terdiri
dari satu agama saja. Karena itulah, mereka lebih mengutamakan kebersamaan dan kerukunan
daripada yang lainnya.

Percakapan kemudian menjadi berkembang ke arah yang lebih luas. Terkait keadaan perekonomian
dan lain-lain. Namun yang terpenting kemudian adalah, data-data yang menjadi keresahan peneliti
sudah bisa ditangkap meskipun sedikit. Dan hal ini bisa dilanjutkan ke wawancara selanjutnya.
Catatan lapangan

Informan : Juli Wiyono Tanggal: 18 Desember 2016


Peneliti : Moh. Irmawan Jauhari Waktu : 13.30-15.45 WIB
Tempat : Rumah Juli Wiyono

Bagaimana pendapat saudara tentang toleransi di Desa Blimbing?

Berbicara kesejarahan, memang keadaan yang ada di blimbing sudah seperti itu. Yakni, dari dulu
blimbing terdiri dari lebih satu agama. Bahkan sebagian besar mayoritas Blimbing adalah kaum
abangan. Sampai sekarang. Jadi toleransi di blimbing sudah terbangun sangat lama. Berdasarkan apa
yang ada sekarang.

Apa yang menyebabkan bangunan itu bisa kuat, mengingat dewasa ini banyak usaha-usaha yang
menggunakan agama sebagai alat untuk memancing konflik?

Banyak sekali yang bisa dicermati dari blimbing. Terkait kegiatan bersama yang dilakukan oleh warga
blimbing untuk mempererat toleransi antar umat beragama. Salah satunya adalah koperasi. Koperasi
ini merupakan wadah bagi masyarakat blimbing untuk maju bersama. Selain itu, kerja bakti dalam
membangun lingkungan juga kerap dilakukan. Misalnya saja jika umat hindu mengadakan kegiatan,
maka umat islam dan kristen akan bahu membahu. Demikian sebaliknya. Sebuah kegiatan yang
menarik lagi adalah, pada waktu ziarah wali, beberapa umat hindu juga ikut. Entah apa motifnya,
namun yang jelas, dari kegiatan ini ikatan emosional warga menjadi semakin bagus.

Bagaimana peran keluarga dalam mewariskan nilai toleransi agar keadaan seperti ini bisa berlanjut?

Keluarga memegang peran penting. Meskipun di kita (Islam) ada upaya untuk membentengi agar
anak-anak kita berpegang teguh pada keyakinannya, namun juga harus menanamkan bahwa
perbedaan bukanlah alasan untuk menjadikan tidak rukun.

Bagaimana peran masyarakat, atau lembaga non formal untuk menjaga toleransi?

Dalam Islam ada majlis taklim yang pada beberapa hal juga menegaskan bila perbedaan agama
adalah hal lumrah. Namun yang penting kemudian adalah bagaimana bekerja sama dan saling
membantu.

Bagaimana peran lembaga formal, dalam hal ini sekolah?

Sekolah di Blimbing memang mempunyai peran besar. Jadi pada intinya antara masyarakat, sekolah,
dan keluarga melihat latar belakang blimbing yang lebih dari satu agama juga sepakat untuk tidak
melakukan upaya-upaya yang merugikan. Bukankah dalam sekolah ada komite sekolah?

Percakapan kemudian bergeser ke arah lain. Dengan demikian maka ada beberapa hal yang bisa
didapat dari wawancara kali ini.
Catatan Lapangan

Nama : Bapak Sutrisno(Kasun I Blimbing) tanggal : 29 Desember 2016

Peneliti : Moh. Irmawan Jauhari Waktu :18.30-21.00 WIB

Tempat : Rumah Bapak Sutrisno

Bagaimana pendapat bapak tentang toleransi umat beragama di blimbing?

Cukup bagus dan berlangsung sejak dari dahulu. Bahkan menurut para sesepuh desa juga demikian.

Apa yang menyebabkan toleransi ini bisa tercipta mengingat dewasa ini banyak upaya yang
mengatasnamakan agama agar terjadi perpecahan?

Antara umat satu dengan yang lainnya saling menyadari bila mereka bagian dari desa Blimbing.
Agama juga diserahkan kepada urusan masing-masing. Jadi dengan demikian tidak ada yang merasa
paling baik dan paling benar. Selain itu ada beberapa kegiatan yang bisa mempererat kerukunan
yang telah terbangun lama. Yakni melalui koperasi. Koperasi selain berguna untuk memperkuat
perekonomian Blimbing, Baran khususnya, juga bisa dipakai untuk mempererat toleransi. Sehingga
dorongan dari beberapa pihak ini membuat kerukunan bisa terjaga.

Mengapa koperasi bisa menjaga toleransi, bukankah koperasi selalu berkaitan dengan keuangan?

Karena kegiatan yang dilakukan tidak hanya masalah ekonomi belaka. Misalnya rapat koperasi
dilakukan di masjid, di pura, di gereja. Selain itu, koperasi juga wadah menyalurkan beberapa
kegiatan positif lain. Misalakn jika akan ada kerja bakti, diumumkan lewat koperasi. Dengan
demikian, keterlibatan pamong blok dalam koperasi juga turut menarik minat masyarakat untuk aktif
di dalamnya. Meskipun mungkin alasan mereka ikut koperasi masih karena rasa malu.

Bagaimana peran keluarga dalam menjaga toleransi yang ada di Blimbing?

Saya sebagai orang tua selalu berpesan pada anak-anak untuk menerima dan menghargai perbedaan
yang ada. Karena memang perbedaan tersebut adalah sesuatu yang wajar. Dan pembiasaan yang
berkelanjutan seperti itu membuat anak-anak di rumah menjadi lebih toleran. Demikian juga dengan
keluarga yang lain. Penanaman toleransi sering disinggung dalam forum resmi desa. Karena itulah
banyak warga yang pada akhirnya merasakan bila toleransi benar-benar sebuah kebutuhan

Bagaimana dengan peran masyarakat, atau non formal?

Masing-masing agama punya kegiatan sendiri. Dan itu bisa dijadikan saran untuk membina umat
masing-masing dalam menjaga kerukunan. Itu kemudian diserahkan pada tokoh umat beragama
yang bersangkutan.

Bagaimana dengan sekolah, atau lembaga formal?

Sekolah penting dalam menjaga kerukunan yang ada. Tidak adanya pembedaan siswa, itu sudah
menjadi tanda bagus bila sekolah memang berusaha menjaga kerukunan yang ada.
Catatan lapangan

Informan : Bapak Mualim Tanggal: 20 Januari 2017


Peneliti : Moh. Irmawan Jauhari Waktu : 19.30-21.00 WIB
Tempat : Rumah Bapak Mualim

Bagaimana pendapat Bapak tentang toleransi di Desa Blimbing?

Kerukunan dan toleransi yang ada di blimbing terbangun sangat lama. Tidak sekali jadi.

Apa yang menyebabkan itu bisa kuat?

Banyak sekali yang bisa dicermati dari blimbing. Terkait kegiatan bersama yang dilakukan oleh warga
blimbing untuk mempererat kerukunan antar umat beragama. Salah satunya adalah koperasi.
Koperasi ini merupakan wadah bagi masyarakat blimbing untuk maju bersama. Selain itu, kerja bakti
dalam membangun lingkungan juga kerap dilakukan. Jika umat hindu mengadakan kegiatan, maka
umat islam dan kristen akan bahu membahu. Demikian sebaliknya.

Peran keluarga dalam mewariskan nilai toleransi?

Keluarga memegang peran penting untuk menanamkan paham bahwa perbedaan bukanlah alasan
untuk menjadikan tidak rukun dan tidak toleran.

Bagaimana peran masyarakat, atau lembaga non formal?

Dalam Islam ada majlis taklim yang pada beberapa hal juga menegaskan bila perbedaan agama
adalah hal lumrah. Namun yang penting kemudian adalah bagaimana bekerja sama dan saling
membantu.

Bagaimana peran lembaga formal, dalam hal ini sekolah, untuk menjaga toleransi?

Sekolah di Blimbing memang mempunyai peran besar. Jadi pada intinya antara masyarakat, sekolah,
dan keluarga melihat latar belakang blimbing yang lebih dari satu agama juga sepakat untuk tidak
melakukan upaya-upaya yang merugikan.
Catatan Lapangan

Informan : Bapak Fathurrohman Tanggal : 23 januari 2017

Peneliti : Moh. Irmawan jauhari Waktu : 10.00-11.45 WIB

Tempat : Bapak Fathurrohman

Bagaimana pendapat bapak tentang toleransi umat beragama di blimbing?

Toleransi umat beragama di blimbing terjadi karena banyak hal. Tapi yang pasti, itu sudah
berlangsung sangat lama. Dulu kawasan Baran itu Hindu semua. Lambat laun ada pemeluk agama
lain yang bisa mewarnai. Bahkan masjid baru di baran juga sudah dipakai untuk jumatan.

Apa yang menyebabkan ini bisa tercipta mengingat dewasa ini banyak upaya yang
mengatasnamakan agama agar terjadi perpecahan?

Antara umat satu dengan yang lainnya saling menyadari bila mereka bagian dari desa blimbing.
Selain itu ada beberapa kegiatan yang bisa mempererat kerukunan yang telah terbangun lama. Yakni
melalui koperasi. Koperasi selain berguna untuk memperkuat perekonomian Blimbing, Baran
khususnya, juga bisa dipakai untuk mempererat kerukunan.

Mengapa koperasi bisa menjaga toleransi, bukankah koperasi selalu berkaitan dengan keuangan?

Karena kegiatan yang dilakukan tidak hanya masalah ekonomi belaka. Misalnya rapat koperasi
dilakukan di masjid, di pura, di gereja. Selain itu, koperasi juga wadah menyalurkan beberapa
kegiatan positif lain. Misalakn jika akan ada kerja bakti, diumumkan lewat koperasi.

Selain koperasi, adakah bentuk lain dalam menguatkan toleransi?

Silaturahmi antara pemeluk agama satu dan yang lain. Tidak hanya ketika hari raya saja.

Bagaimana peran keluarga?

Saya kira setiap orang tua mengajari anaknya untuk menerima dan menghargai perbedaan yang ada.
Karena memang perbedaan tersebut adalah sesuatu yang wajar.

Bagaimana dengan peran masyarakat, atau non formal?

Masing-masing agama punya kegiatan sendiri. Dan itu bisa dijadikan saran untuk membina umat
masing-masing dalam menjaga toleransi.

Bagaimana dengan sekolah, atau lembaga formal?

Sekolah memiliki peran penting dalam mewariskan nilai toleransi. Pertama, dengan tidak adanya
pembedaan siswa, itu sudah menjadi tanda bagus bila sekolah memang berusaha menjaga
kerukunan yang ada.
CATATAN LAPANGAN DI BESOWO

Catatan observasi
Tanggal : 2 Desember 2016 tempat : Desa Besowo Kec Kepung Kediri
Pengamat : Moh. Irmawan Jauhari Waktu : 08.30 -12.00 WIB
Kegiatan : Mengamati keadaan Desa Besow0

Pada tanggal 2 Desember 2016, kami berangkat menuju Desa Besowo Kec Kepung Kabupaten Kediri.
Besowo terletak di sebelah timur laut dari gunung Kelud. Di sebelah Desa Besowo terdapat waduk
Siman. Waduk tersebut pada beberapa kesempatan, yakni hari besar hindu, digunakan untuk
upacara keagamaan.

Sebagai kawasan dataran tinggi, Besowo berhawa dingin. Maklum, masih banyak pohon-pohon
rindang yang tumbuh. Selain itu pula, agak naik ke atas, sudah kawasan perhutani. Ketika masuk
semakin jauh ke dalam, kami menemukan beberapa hal. Diantaranya adalah beberapa lembaga
pendidikan seperti SMP Kepung 2, SDN Besowo, dan TK Pertiwi. Mendekati jantung Desa Besowo,
ada pura yang lumayan agak besar. Pura itu tepat di selatan SMPN Kepung 2.

Berjalan ke selatan lagi kami menemukan balai desa Besowo. Di selatan Besowo ada masjid yang
berhadap-hadapan dengan gereja.
Catatan Lapangan

Catatan observasi
Informan : Bapak Bagus tanggal : 3 Desember 2016
Peneliti : Moh. Irmawan Jauhari waktu : 10.00-11.30 WIB
Tempat : rumah Bapak Bagus

Bagaimana menurut bapak kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang ada di desa ini?

Baik. Masing-masing pemeluk bisa menghargai. Semua lebih mementingkan kehidupan bersama.

Bagaimana cara menjaga dan menanamkan nilai toleransi, mengingat hal ini tidak mudah
dilakukan?

Kami saling menjaga diri. Ada dua kegiatan yang rutin dilakukan. Selain itu juga dibentuk kegiatan
bersama antara pemeluk agama yang berbeda. Difasilitasi oleh desa.

Bagaimana dengan peran sekolah dalam menanamkan sikap toleransi tersebut?

Sekolah sangat besar dalam menjaga toleransi Jelas ada Mas. Penanaman nilai toleransi seperti yang
pernah diceritakan anak saya adalah dengan tidak mengganggu orang yang berbeda agama
melaksanakan ibadahnya. Tidak boleh menganggap orang lain rendah. Dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan peran keluarga?

Masyarakat menyadari bila mereka tidak hanya terdiri dari satu agama saja. Karena itulah, mereka
lebih mengutamakan kebersamaan dan kerukunan daripada yang lainnya.
Catatan lapangan

Informan : Mad Rahayu Tanggal: 2 Desember 2016


Peneliti : Moh. Irmawan Jauhari Waktu : 13.30-15.45 WIB
Tempat : Rumah Mad Rahayu

Bagaimana pendapat Bapak tentang toleransi di Besowo?

Toleransi sudah terbangun cukup lama. Menurut kakek saya, keadaan sebelumnya juga seperti ini.
Toleran dan rukun.

Apa yang menyebabkan toleransi itu bisa kuat?

Masyarakat merasa sebagai satu keluarga. Mereka tidak bisa hidup sendiri.

Bagaimana peran keluarga dalam mewariskan nilai toleransi?

Keluarga sangat berperan penting. Seperti contoh bahwa bapak dan ibu mengajari anaknya untuk
toleransi. Karena tanpa toleransi tidak akan ada kerukunan.

Bagaimana peran masyarakat, atau lembaga non formal untuk menjaga toleransi?

Pihak desa membentuk kegiatan kelompok agama dalam rangka menanamkan toleransi dan
menjaga kerukunan.

Bagaimana peran lembaga formal, dalam hal ini sekolah, untuk menjaga dan menanamkan
toleransi?

Sekolah mempunyai peran besar untuk menanamkan toleransi. Diawali dari adanya penerimaan dan
perlakuan yang sama dari para murid yang berbeda agama.
Catatan Lapangan

Nama : Bapak Mashud (Kaur Kesra Besowo) tanggal : 2 Desember 2016

Peneliti : Moh. Irmawan Jauhari Waktu :11.00-12.30WIB

Tempat : balai desa Besowo

Bagaimana pendapat bapak tentang toleransi umat beragama di Besowo?

Toleransi sudah mengakar kuat dan lama. Ini terjadi turun menurun. Karena kawasan Kepung
penduduknya beragam, apalagi khususnya Besowo

Apa yang menyebabkan toleransi ini bisa ada?

Saling menyadari. Intinya adalah saling menyadari bila satu sama lain saling membutuhkan.

Bagaimana peran keluarga dalam menjaga toleransi yang ada di Blimbing?

Secara pribadi saya menganjurkan anak-anak untuk toleran kepada siapapun. Karena memang
kebebasan beragama dilindungi. Serta agama adalah pilihan diri sendiri. Tanpa paksaan.

Bagaimana dengan peran masyarakat, atau non formal dalam menjaga toleransi?

Masing-masing agama punya kegiatan sendiri. Dan itu bisa dijadikan saran untuk membina umat
masing-masing dalam menjaga kerukunan. Itu kemudian diserahkan pada tokoh umat beragama
yang bersangkutan. Selain itu desa juga membuat agenda bersama yang dilakukan oleh para
pemeluk agama. Dengan demikian, masing-masing pada akhirnya terbiasa untuk toleran.

Bagaimana dengan sekolah, atau lembaga formal dalam menjaga toleransi?

Sekolah penting dalam menjaga dan menanamkan toleransi yang ada. Perlakuan yang sama kepada
beberapa siswa beda agama sudah menjadi tanda bagus bila sekolah memang berusaha menjaga
toleransi

Anda mungkin juga menyukai