PENDAHULUAN
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja yang memberkati
dan memberikan kesehatan kepada penulis sehingga dapat melakukan tugas pelayanan sejak
ditugaskan di HKBP Pandumaan Resort Imanuel Hutagurgur Distrik III Humbang. Sesuai
dengan tugas yang diterima oleh penulis bahwa diperlukan laporan Triwulan selama
melayani dalam masa praktek, maka dengan ini penulis melaporkan situasi dan keadaan
jemaat yang penulis layani selama tiga bulan. Laporan yang dibuat oleh penulis merupakan
laporan triwulan pertama sejak ditugaskan di HKBP Pandumaan.
Laporan peraktek pelayanan (LPP II) ini adalah, sebagai bentuk tugas dan
tanggungjawab yang harus dilaksanakan oleh calon pelayan di HKBP. Oleh karena itu, untuk
memenuhi tugas dan tanggungjawab tersebut maka penulis yang merupakan calon pelayan
menuliskan laporan pelayanan laporan Triwulan pertama.
BAB II
Sebagian besar penduduk Stapal merupakan suku batak yang berasal dari Toba,
Tapanuli, Samosir dan sekitarnya. Suku-suku yang lainnya adalah suku Jawa, Nias. Daerah
ini merupakan dikenal sebagai tanah perantauan.Oleh karena itu, komunikasi sehari-hari di
daerah Stapal sangat baik dimana saling membaur satu dengan yang lainnya, dan
kekompakan masyarakat dan kerjasama masih sangat membudaya misalnya acara pesta.
b. Keadaan Ekonomi
Perekonomian di Stapal adalah berkebun kelapa sawit, pedagang, Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan wiraswasta, mayoritas berkebun sawit. Sehingga dapat dikatakan bahwa
masyarakat di Stapal memiliki pendapatan yang bereda beda, sebagia ada keluarga yang
menengah keatas, menengah, dan di bawah bawah rata-rata. Dengan mata pencaharian
tersebut, kebutuhan perekonomian masing-masing keluarga dapat diatasi dengan baik,
demikian juga halnya dengan jemaat HKBP Cinta Damai Stapal yang pekerjaanya mayoritas
berkebun sawit, dan ada juga diantara jemaat yang tidak memiliki kebun sawit, pekerjaan
mereka sehari hari hanya sebagai pekerja upahan di ladang orang (pekerjaan tidak menetap).
Keadaan ekonomi juga sangat berpengaruh, terkadang mereka tidak bisa beribadah karena
bekerja di kebun sawit.
c. Keadaan Agama
Dalam kehidupan yang beragama tersebut, tentunya agama yang ada diStapal Cinta Damai.
Tidak hanya satu agama, ada berapa agama yang dianut di warga masyarakat Stapal, yaitu,
Agama Kristen Protestan (HKBP, GKPS, GKPI), Katolik, Agama Islam
Keberagaman agama tersebut tidak menjadi penghalang bagi agama lain untuk menjalankan
ibadah mereka dan tidak menjadi penghalang dalam kehidupan untuk saling menghargai
agama yang satu terhadap agama yang lainnya. Karena dalam kehidupan beragama yang
beragam tersebut terlihat bahwa kerukunan umat terjalin dengan baik meskipun memiliki
perbedaan kepercayaan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam melaksanakan ibadah,
karena setiap umat saling menghargai dan setiap agama bebas mendirikan rumah ibadah
masing-masing.
d. Keadaan Politik
Dalam bidang politik, peran gereja tidak dapat dilepaskan, dengan kata lain gereja memiliki
andil bagian untuk memajukan politik yang terjadi di dalam kehidupan bersama. Hal tersebut
terlihat di jemaat HKBP Cinta Damai , gereja akan mendoakan dan memberikan dukungan
kepada mereka.
Tindakan lain yang menunjukkan gereja berperan dalam kemajuan politik adalah
ketika terjadinya pesta demokrasi, dimana warga jemaat ikut menyambut dalam dengan
berbagai bentuk cara. Cara tersebut melalui adanya poster-poster calon pemimpin,
memberikan hak suara mereka dan mendoakan calon pemimpin agar pemimpin yang terpilih
nantinya dapat melakukan tugasnya untuk memerintah dan memimpin bangsa Indonesia.Hal
ini menunjukkan bahwa jemaat tidak apatis terhadap perubahan yang lebih baik dan
menunjukkan jemaat memiliki sikap dengan pilihannya sesuai hati nurani mereka.
59 54 58 45 43 45 43 280 Jiwa
Meskipun jumlah jemaat yang terdaftar di HKBP Cinta Damai terbilang Banyak, tetapi tidak
yang mengikuti ibadah hanyalah 70-90 orang setiap minggunya, masih banyak jemaat yang
yang malas ke gerja terutama kaum bapak, kehadiran yang sangat minim baik di acara
minggu, pungguan ama dan partangiangan sektor.
BAB III
KEGIATAN-KEGIATAN PELAYANAN
a. Kebaktian Minggu
Ibadah Sekolah Minggu Masuk jam 08.00 WIB Tepat sampai dengan selesai,dalam ibadah
minggu sekolah minggu digunakan aggenda sekolah minggu berbahasa Indonesia dan
nyanyian pop Rohani ( Tidak mengunakan Buku Ende) tetapi penulis sudah mengajarkan
beberapa nyanyian Buku Ende yang berkaitan dengan anak-anak sekola minggu. Kendala pa
saat mengajar anak sekolah minggu yang penulis alami guru-guru sekolah minggu yan
kurang memahami dan kurang aktif dalam mengajar di karenakan usia guru sekolah minggu
nya pun termasuk golongan remaja. Saat ini jumlah guru sekolah minggu ada 2 orang yang
merupakan anggota naposobulung. Anak sekolah minggu yang hadir sejauh ini berjumlah
sekitar 50-60 orang setiap hari minggu, pelaksanaan pengajaran Anak Sekolah Minggu
dilaksanakan sesuai dengan Agenda Anak Sekolah Minggu HKBP dan setelah agenda dibagi
menjadi dua horong yaitu horong pertama kelas 0 sampai dengan kelas 3 dan horong kedua
kelas empat samapi dengan kelas 1 SMP, demikian lah terlaksana setiap minggunya.
Ibadah minggu masuk pukul 11.00 WIB Tepat sampai dengan selesai pada pada awal penulis
samapai di tempat pelayanan ini, mereka belum mengunakan tertib acara ibaddah minggu
tetepi hanya membagikan nnomor Ende yang inyanyikan pada minggu itu. Penulis
menawarkan supaya gereja membuat acara minggu dengan lengkap (Urutan peribadahan,
Nomor Ende, Warta Jemat, Keuangan Pemasukan dan pengeluaran, jemaat yang berulang
tahun dalam satu minggu tersebut) para penatua setuju dengan tawaran tersebut maka penulis
membuat acara ibadah minggu tersebut hingga pada saat ini berjalan dengan lancar.
3. kebaktian lingkungan
kebaktian lingkungan (partangiangan setor 1 & sektor 2) dilakukan seperti biasa dan berjalan
dengan lancar kendala yang dialami yaitu masih banyak jemaat yang tidak mengikuti
keabktian partangiangan tersebut terlebih kaum bapak.
a. Sektor I Stapal sampai simpang Jengkol :Partangiangan setiap hari rabu malam masuk
pukul 20.00 WIB sampai dengan selesai.
b. Sektor II Kampung Baru: Partangiangan setiap hari Sabtu sore pukul 16.00 WIB
samapi dengan selesai di adakan sore hari dikarenakan kampong baru teresbut belum
masuk tenaga Listrik (PLN) dan masih menggunakan lampu dan sebagian
mengunakan Genset pribadi-pribadi.
b. Kebaktian Kategorial
Remaja Naposobulung HKBP Cinta damai mengikuti kebaktian setiap Sabtu malam pukul
20.00 WIB yang hadir 15-20 0rang yang terdiri dari siswa SMP dan SMA kegiatan yang
dilakukan PA dan latihan koor yang di bimbing oleh calon Bibelvrouw.
Hari Kamis merupakan hari untuk latihan koor bagi kaum Ibu (Ina Kamis) di Gereja.
Kegiatan itu dipimpin oleh pelayan (Calon Bibelvrouw ). Latihan Koor dimulai pada pukul
17.00 Wib s/d selesai, latihan koor ini dikhususkan bagi kaum ibu.Sebelum latihan koor
dimulai, diadakan terlebih dahulu kebaktian singkat dan diskusi Pendalaman Isi Alkitab
(PHD Ina) yang natsnya disesuaikan dari almanak HKBP. Kaum Ibu. Kumpulan kaum ibu di
HKBP Cinta Damai hanya satu kelompok saja yaitu ina kamis. Kehadiran ina kamis ini rata
rata setiap pertemuan 10-15 orang saja, kadang kadang dengan orang yang berganti ganti
dikarenakan pekerjaan tidak semua dapat hadir secara bersamaan
1. Kaum Bapak
Kamis malam merupakan Latihan untuk kaum bapak masuk pukul 20.00 kegiatan yang
dilakukan yaitu latihan koor dan kebaktian singkat dan sekali sebuan mengadakan
pendalaman Isi Alkitab di Rumah jemaat peserta koor kaum bapak secara bergiliran yang
didampingi oleh calon Bibelvrouw
C. Sermon
Ada pun sermon yang di HKBP Cinta Dami yaitu sermon Ressort dan sermon Distrik
a. Sermon Resort diadakan setiap sekali dua minggu ke pagaran pagaran secara
bergiliran (HKBP Resort Bukit Tua memiliki 13 pagaran). Yang di ikuti oleh seluruh
parhalado (sintua dan pelayan Full Timer).
b. Sermon Distrik/Konven Distrik diadakan sekali sebulan tepatnya pada awal bulan
yang di ikuti oleh seluruh pelayan full Timer beserta keluarga.
Jika ada jemaat yang sedang sakit yang lebih dari tiga hai maka penatua dan mewakili
beberapa jemaat akan menjenguk yang sakit, mendoakan dan meemberikan penghiburan
kepada jemaat yang sakit serta memberikan dana sosial dari khas gereja (Rp.250.000) sesuai
dengan kesepakatan penatua dan jemaat pada rapat huria awal tahun.
Jika ada jemaat yang membangun rumah maka dari gereja akan turut ambil bagian membuat
acara kebaktian di pembangunan rumah tersebut, demikian juga jika memasuki rumah yang
baru penatua dan jemaat turut ambil bagian dalam acar kebaktian.
3. Bimbingan Pranikah
Bimbingan pra nikah diberikan kepada jemaat yang akan melaksankan pernikahan,
sebelum menerima pemberkatan nikah gereja HKBP Cinta Damai membuat jadwal
bimbingan pra nikah dua kali pertemuan, materi yang disampaikan pernikahan orang keristen
yang di kehendaki oleh Tuhan.
4. Partumpolon/Janji Pranikah
Janji peranikah yang di adakan di HKBP Cinta Damai berjalan dengan baik, partumpolon
ini disampaikan oleh pimpinan jemaat kepada jemaat yang ingin menerima berkat
pernikahan.
Jika ada keluarga jemaat yang mengalami duka terkhusus meninggal maka penatua dan
jemaat akan melaksanakn ibadah dan memberi pengiburan kepada keluarga yang
ditinggalkan. Secara bergantian perwakilan jemaat akan menyampaikan kata penghiburan.
Dan para penatua akan tetap memantau keadaan tersebut hingga dikebumikan.
BAB IV
a. Kehadiran Jemaat
Kehadiran jemaat dalam peribadahan sangat mempengaruhi pelayanan di suatu geraja, ketika
kehadiran jemaat sudah stabil atau membaik maka akan cepat kemajuan geraja. Di HKBP
Cinta Damai kehadiran jemaat belum setabil, masih banyak jemaat jemaat yang malas
beribadah kegerja, persekutuan kum ibu, kaum bapak dan di kebaktian lingkungngan.
Kehadiran jemaat untuk mengikuti kebaktian Minggu Dan Partangiangan masih sangat
minim bahkan setengah dari jumlah jemaat tidak dapat hadir dikarenakan masih kurang
kesadaran untuk beribadah. Belum ada kesadaran dari jemaat untuk mengikuti kebaktian
lingkungan (partangiangan). Kaum ibu yang mengikuti persekutuan ina kamis belum
sepenuhnya mengikuti kehadiran mereka tidak stabil
BAB V
Penulis melihat bahwa pelayanan di HKBP Cinta Damai harus lebih ditingkatkan lagi. Hal
ini terlihat dari kegiatan pelayanan yang minim dalam gereja tersebut. Akan tetapi, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
(a) Faktor dari pelayan (parhalado). Di gereja ini pelayan (parhalado) hanya 5
orang (4 orang Evangelis dan 1 orang calon Bibelvrouw). Maka
berdasarkan jumlah pelayan tersebut pelayanan dalam gereja kurang
terlaksana dengan baik. Dengan kata lain pelayanan dalam gereja kurang
terjangkau secara menyeluruh. Di samping itu, pekerjaan/profesi dari para
Evangelis juga mempengaruhi pelayanan dalam gereja, karena mereka
harus mengurus kebun mereka.
(b) faktor dari jemaat. Menurut pengamatan penulis, jemaat masih belum bisa
dengan mudah menerima perubahan dikarenakan masih terikat dengan
kebiasaan-kebiasaan lama yang berlaku di gereja tersebut. Ditambah lagi
dengan adanya para tua-tua gereja yang biasanya pendapat mereka selalu
didengarkan oleh jemaat-jemaat yang baru. Bagi jemaat yang baru mereka
sering beranggapan bahwa dengan menyetujui pendapat para tua-tua
tersebut maka mereka telah menhargai dan menghormatinya. Selain itu,
penulis melihat bahwa jemaat kurang ambil bagian dalam pelayanan di
gereja. Ada anggapan bahwa hanya para pelayanlah yang berperan dalam
gereja tersebut. Jumlah jemaat dan kegiatan pekerjaan jemaat yang rata-
rata adalah ke ladang/ kebun sawit. Hal inilah yang menjadi ancaman bagi
jemaat untuk tidak dapat mengikuti ibadah minggu dan pelayan menjadi
jarang untuk berjumpa bahkan mengenal jemaat. Tidak hanya itu, jemaat
pun lambat untuk mengalami perkembangan dalam kehidupan gereja
terutama dalam pelayanan yang diberikan gereja. Kesadaran jemaat yang
masih rendah belum mementingkan persekutuan untuk mengikuti
persekutuan di gereja, baik kumpulan Ama, Ina dan remaja naposobulung
sehingga perkembangan gereja lambat.
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah penulis amati selama melayani + setahun sebulan di HKBP Cinta
Damai, penulis dapat menyimpulkan bahwasanya masih adanya permasalahan yang
kompleks di Gereja ini, baik dari hal eksternal terlebih dari internal gereja itu sendiri. Tetapi
disamping permasalahan itu sendiri, penulis mencoba membuat dan melakukan program-
program yang dapat membangun semangat jemaat HKBP Cinta Damai untuk aktif dan hadir
dalam kegiatan Gereja. Penulis juga melihat beberapa perubahan kehadiran yang sedikit
berkembang setelah penulis melayani Krang leih setahun sebulan, dan bahkan terdapat
pembaharuan di Gereja ini selain bertambahnya jemaat yang beribadah dan semangatnya
kaum kategorial terlebih Sekolah Minggu, kaum ibu dan kaum bapak.
Adapun program-program yang penulis rancang, sebagian sudah dapat terlaksana dengan
baik dan beberapa sudah berjalan sesuai bidang Koinonia, Diakonia maupun Marturia.
Semoga pelayanan yang dilakukan penulis selanjutya dapat berkembang dan berjalan dengan
baik.Sehingga penulis lebih keras dan semangat lagi dalam melakukan tugas di HKBP Cinta
Damai untuk mencapai pembaharuan dan peningkatan yang lebih baik untuk pelayanan
kepada Tuhan dan juga dapat menjadi berkat bagi semua orang.