Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
Pada semester IV di STT GKE mempelajari mata kuliah Dogmatika.
Dogmatika memiliki pengertian yaitu suatu ilmu pengetahuan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan ke-Imanan Kristiani, namun selalu
dilandasi dengan Alkitab sebagai sarana penopang yang otentik satu-satunya. 1 Di
dalam dogmatika tentu tak lepas dari yang namanya berkristologi. Kristologi
adalah suatu doktrin yang mempelajari tentang pribadi Kristus.2 Dalam proses
kristologi juga banyak menyangkut mengenai kehidupan, kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus.3 Ada juga buku yang mengatakan bahwa kristologi
adalah suatu cabang dari dogmatika yaitu ilmu untuk bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan tentang siapa dan bagaimana Yesus beserta dengan semua karya-
karyaNya.4 Berkristologi merupakan sebuah upaya untuk menjawab secara
kontekstual pertanyaan yang umum dilontarkan yakni “Siapakah Yesus”.
Berangkat dari pertanyaan tersebut, Kristologi secara sfesifik kegiatan
berkristologi ini sendiri adalah upaya untuk menjelaskan pertanyaan Yesus
sendiri kepada murid-murid-Nya didalam Injil Lukas 9 :20.a. “Menurut Kamu
Siapakah Aku ini ?”. Itu adalah upaya untuk mendapatkan jawaban tentang
siapakah Yesus itu menurut diri sendiri dalam memahami Dia. Tulisan ini adalah
tentang “Yesus Sebagai Keselamatan ” dalam konteks jemaat GKE Banjarbaru,
penulis ingin berupaya menggambarkan bahwa sosok Yesus memiliki kesamaan
dengan Keselamatan. Dalam tulisan ini penulis melakukan upaya berkristologi
berangkat dari permasalahan yang ada dikalangan jemaat GKE Banjarbaru. Di
bawah ini penulis akan mencoba memaparkan isi makalah ini dengan baik.
A. Gambaran Umum Jemaat Asal
Jemaat GKE Banjarbaru berada di Kota Banjarbaru, Kabupaten
Banjar. Provinsi Kalimantan Selatan. Namun pada bagian ini penulis akan

1
EV. J. Litik, Tanya Jawab Dogmatika-Kristologi Apologialistik Praktis (Jakarta :
Nehemia, 1997), 1.
2
W. R. F. Browning, Kamus Alkitab A Dictionary of the Bible (Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 2014), 215.
3
Volker Kuster, Wajah-wajah Yesus Kristus ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2014), 41.
4
EV. J. Litik, Tanya Jawab Dogmatika,… 2.

1
membahas gambaran Jemaat GKE Banjarbaru dari konteks umum ke
khusus. Yaitu dari gambaran umum Kalimantan Selatan kemudian
berlanjut dengan Kabupaten Banjar lalu Kota Banjarbaru. Kota Banjarbaru
yang merupakan tempat dimana jemaat GKE Banjarbaru berada.
Pembahasan pada bagian Kalimantan Selatan, Kabupaten dan kota
Banjarbaru akan dibahas hanya secara garis besarnya saja tetapi pada
Resort Banjarmasin dan jemaat GKE Banjarbaru akan dibahas lebih
kompleks. Demikian akan dipaparkan sebagai berikut :
a. Gambaran umum Kalimantan Selatan
Kalimantan terbagi menjadi Timur, Barat, Utara, Selatan dan
Tenggara. Dalam hal ini yang akan diperdalam yaitu Kalimantan Selatan.
Kalimantan Selatan secara geografis terletak di antara 114 19’ 33” – 116
33’ 28” Bujur Timur dan 1 21’ 49” – 1 10”14” Lintang Selatan. Provinsi
Kalimantan Selatan terletak di bagian selatan Pulau Kalimantan dengan
batas-batas : Sebelah barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah
timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jwa dan sebelah
utara dengan Provinsi Kalimantan Timur. Luas wilayah provinsi
Kalimantan Selatan 37.530.52 km2 atau 3.753.052 ha. Sampai pada tahun
2005 ada 13 kabupaten/ kota yang ada di Kalimantan Selatan. 5
Berikut
nama-nama kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan yaitu Tanah Laut,
Kotabaru, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai
Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu, Kota Banjarmasin,
Kota Banjarbaru dan Balangan.
b. Gambaran Umum Kabupaten Banjar
Kabupaten Banjar memiliki Luas wilayah ±4.668,50 Km2,
merupakan wilayah terluas ke 3 di Provinsi Kalimantan Selatan setelah
Kabupaten Kota Baru dan Kabupaten Tanah Bumbu. Terdiri dari 20
Kecamatan, 277 Desa dan 13 Kelurahan. Berbatasan dengan sebelah Utara
dengan HSS & Tapin. Sebelah Selatan dengan Banjarbaru & Tanah Laut.

5
Diaskses di www.dephut.go.id pada Sabtu, 5 Mei 2018 pukul 22.45 wita.

2
Sebelah Timur dengan Kotabaru & Tanah Bumbu. Sebelah Barat dengan
Batola & Banjarmasin.
c. Gambaran Umum Kota Banjarbaru
Kota Banjarbaru adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia. Kota Banjarbaru dahulu merupakan sebuah kota administratif
yang dimekarkan dari Kabupaten Banjar. Kota Banjarbaru berdiri pada
tanggal 20 April 1999. Kota Banjarbaru terdiri dari lima kecamatan, antara
lain:
1. Banjarbaru Selatan
2. Banjarbaru Utara
3. Cempaka
4. Landasan Ulin
5. Liang Anggang

Batas wilayah Kota Banjarbaru sebagai berikut:


Utara Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar
Selatan Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut
Barat Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar
Timur Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar
d. Gambaran Resort Banjarmasin dan Jemaat GKE Banjarbaru
Resort Banjarmasin merupakan salah satu resort yang berada di
Kalimantan Selatan. Dengan gambaran secara umum resort Banjarmasin
jumlah keanggotaan yang tercatat menurut data awal tahun 2008 adalah
4.406 KK, dengan anggota sidi sebanyak 9.311 orang yang berjumlah
16.287 orang6
Jemaat GKE Banjarbaru ada sejak 1967 secara persekutuan
sedangkan bangunan telah ada sejak 1970, yang terdiri dari 352 Kepala
Keluarga, 704 Dewasa, 582 Anak-anak, di layani oleh 4 Pendeta,
merupakan bagian dari Resort GKE Banjarmasin. Jemaat GKE Banjarbaru

6
Diakses di http://gke-gerejakalimantanevangelis.blogspot.com/2011/03/profil-gke.html
pada Sabtu, 5 Mei 2018 pukul 23.30 wita

3
adalah jemaat yang tergolong maju, mandiri dan mapan, baik dalam hal
pelayanan maupun dana yang diperuntukkan bagi pertumbuhan dan
perkembangan gereja. Wilayah pelayanan jemaat GKE Banjarbaru
tergolong cukup luas, dan kini dibagi menjadi 6 lingkungan pelayanan
(lingkungan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6) serta melayani jemaat luar kota. Pelayanan
dalam jemaat GKE Banjarbaru tidak hanya dilakukan dalam lingkup
jemaat umum, namun juga dilakukan dalam lingkup kategorial (SPP,SPR,
SPPer, SPB, SHM, dan lansia). Setiap tingkatan kategori jemaat tentu
memiliki kebutuhan atau persoalan yang berbeda, sehingga mereka tentu
memerlukan bentuk pelayanan yang berbeda pula sesuai dengan
kebutuhan dan persoalan mereka yang mereka miliki.
Melihat konteks eksternal dari jemaat GKE Banjarbaru berada di
kota dan merupakan tempat yang bisa dikatakan memiliki tempat yang
lumayan strategis untuk paham pluralisme. Dikarenakan jemaat GKE
Banjarbaru dikelilingi oleh berbagai macam agama, seperti Islam, Kristen
Katolik, denominasi dari berbagai Kristen Protestan bahkan agama dan
kepercayaan lain pun juga berdampingan adanya dengan jemaat GKE
Banjarbaru. Meskipun beragam dengan berbagai agama yang
berdampingan jemaat GKE Banjarbaru, namun tetap saja terjalin
hubungan yang sangat rukun dengan berbagai agama yang berdampingan.
Penulis mengakui jika tidak begitu mendalami tentang
permasalahan jemaat yang ada di GKE Banjarbaru, namun di dalam
makalah ini penulis akan menyoroti bagaimana permasalahan jemaat yang
terlihat seperti renovasi gedung gereja di jemaat GKE Banjarbaru ini
banyak pertentangan di antara jemaat, pertentangan yang ada seperti gereja
yang telah ada dianggap masih layak sehingga tidak perlu adanya renovasi
total, namun kenyataannya karena jemaat semakin bertambah banyak
sehingga perlu adanya renovasi gereja agar dapat menampung jemaat yang
ada, hal itu yang melatar belakangi adanya renovasi gedung gereja,
kemudian adanya pihak yang merasa memiliki andil dan merasa sebagai
tokoh pembangunan gereja yang terdahulu sehingga merasa tidak dihargai,

4
adanya proses yang panjang hingga dana yang dianggap terlalu besar
sehingga dianggap belum mampu untuk membangun gereja yang besar. Di
pihak yang pro atas renovasi total gereja ini menganggap bahwa sudah
waktunya bagunan gereja dibongkar, menyikapi tanggapan-tanggapan dari
pihak yang kontra, pihak pro ini memiliki keyakinan bahwa Tuhan tetap
menolong mereka dalam proses renovasi total gedung gereja ini, kemudian
karena jemaat GKE Banjarbaru berada di perkotaan, sehingga kehidupan
perkotaan yang kompleks seperti pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendali, lingkungan hidup dan kesehatan semakin merosot, kesempatan
kerja yang tidak seimbang, angka pengangguran yang tinggi, angka
kemiskinan yang semakin meningkat hingga tingkat kriminal yang tinggi
tentunya membawa banyak dampak terhadap kehidupan masyarakatnya
yaitu pola pikir, gaya hidup dan perilaku. Berbagai kesibukan serta
tekanan-tekanan dari masyarakat, kebanyakan dari jemaat menganggap
ibadah hanya sebagai rutinitas yang dijalani bukan dengan rasa ingin dan
rindu akan perjumpaan dengan Tuhan melalui ibadah.

BAB II
YESUS SEBAGAI KESELAMATAN
Melihat konteks yang terjadi di jemaat GKE Banjarbaru yaitu kurangnya
rasa percaya antar jemaat dan kurang adanya semangat untuk beribadah.maka
penulis berupaya berkristologi Yesus sebagai Keselamatan untuk menjawab
permasalah yang terjadi.
a. Keselamatan
Kata “ Keselamatan ” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ sozo ”
yang artinya: menyelamatkan, membebaskan, mengawetkan, melestarikan,
menyembuhkan.7 Pergeseran arti keselamatan dalam alkitab bergerak dari
kondisi fisik ke kelapasan moral dan spiritual. Keselamatan dalam
Perjanjian Lama mempunyai unsur yang tertuju pada manusia maupun

7
Barclay M. Newman Jr, Kamus Yunani – Indonesia, (Jakarta: Bpk Gunung Mulia,
1991 ) 167.

5
pada Allah, keselamatan berasal dari anugrah Allah dan ada berdasarkan
pemenuhan Hukum Taurat, selain itu, ada juga berdasarkan iman dan
memenuhi aturan-aturan yang ditetapkanNya.8 Dalam Perjanjian Lama,
jalan keselamatan diberikan kepada manusia melalui Taurat. Manusia
dituntut memenuhi hukum Taurat agar masuk kedalam surga. Ternyata
tidak ada yang mampu memenuhi tuntutan hukum Taurat seutuhnya.
Artinya, tidak ada satupun yang selamat karena hidup keagamaannya.
Semua yang selamat adalah karena iman percaya kepada kasih karunia
Tuhan. Hanya saja dalam Perjanjian Lama semuanya masih samar. Itu
sebab di Perjanjian Lama ada ketentuan Taurat, soal pengakuan, dan
korban penebusan dosa. Begitu juga ketentuan-ketentuan lainnya yang
diatur dalam ritual dan hukum agama. Maka Perjanjian Lama
membuktikan manusia tidak bisa selamat oleh usahanya sendiri, karena
tidak ada yang memenuhi Taurat seutuhnya. Hal-hal yang diselamatkan di
Perjanjian Lama, semua juga oleh kasih karunia, bukan karena kehidupan
beragamanya. Semua ada dalam bayang bayang keselamatan yang sejati
didalam Kristus (Ibrani 10:1-3). Keselamatan merupakan anugerah yang
disediakan oleh Allah yang adil.  Penerima tidak boleh membanggakan
diri kepada Allah karena telah menerima keselamatan, seseorang yang
telah diselamatkan berbalik dari dosa kepada Allah dan menjadi milik-
Nya, dasarnya adalah meletakkan kepercayaan didalam pengorbanan
Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib (Rm 10:9-10). Dari sudut
pandangan Allah, keselamatan meliputi segenap karya Allah dalam
membawa manusia keluar dari hukuman menuju pembenaran, dari
kematian ke kehidupan kekal, dari musu menjadi anak. Dari sudut
pandangan manusia keselamtan mencakup segala berkat yang berada
didalam Kristus, yang bisa diperoleh dalam kehidupan sekarang maupun
kehidupan yang akan datang.9 Berbalik dari dosa kepada Allah adalah
memberikan hidup kepada Yesus dan menjadi anak-anak Allah.
8
Yonky Karman. Bunga rampai teologi perjanjian lama . (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2009), 119
9
Charles C. Ryrie, Teologi dasar 2 (Yokyakarta: Andi, 1992 ), 15

6
Keselamatan merupakan jamin kehidupan yang kekal bersama Yesus
Kristus di surga, karya Allah melalui Roh Kuduslah yang memeteraikan
keselamatan bagi orang-orang percaya kepada Kristus sehingga memiliki
jaminan akan semua yang sediakan untuknya, tentunya untuk keselamatan
kekal (2 Kor 1:20-21, Ef 1:13-14).  Jadi keselamatan sepenuhnya adalah
Karya Allah dan manusia tidak memiliki andil dalamnya, termasuk
perbuatan baik pun bukan jamin keselamatan.
Dalam Alkitab keselamatan tidak bisa diterjemahkan hanya mutlak
bersifat mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Di dalam Alkitab jelas bahwa keselamatan juga mengandung makna yang
mencakup keseluruhan atau universal.10 Keselamatan terbuka bagi semua
orang, sehingga orang yang mengakui Yesus sebagai Juruselamat akan
diselamatkan.  Keselamatan di dalam Kristus menurut iman Kristen tidak
dapat diartikan semata-mata hanya bersifat spiritual dan hanya sebatas
sepihak saja.  Jika keselamatan hanya bersifat sepihak maka hanya orang
Kristen Yahudi yang disunat yang diselamatkan, sedangkan orang Kristen
non-Yahudi yang tidak besunat tidak diselamatkan.  Jadi syarat dan usaha
yang dilakukan manusia bukanlah jaminan untuk keselamatan, sedangkan
orang yang beriman yang disebabkan oleh Roh Kudus, usaha manusia
dibandingkan dengan karya Roh Kudus, tentulah karya Roh Kudus yang
lebih unggul.  Pada gilirannya perbuatan yang baik dilakukan oleh orang
beriman adalah dalam rangka menarik perhatian orang untuk menerima
keselamatan. 
b. Yesus Sebagai Keselamatan
Bila diamati dengan seksama, maka penggunaan kata keselamatan
ini dalam korelasinya dengan Allah dan jemaat. Yaitu berdasarkan
pengertian keselamatan, maka jelas bahwa keselamatan adalah cara Allah
untuk membebaskan umat-Nya dari dosa serta kebebasan dari hasrat
duniawi dan godaan yang mengarahkan manusia keluar dari penerangan

10
Tim Balitbang PGI, Meretas Jalan Teologi Agama-Agama Di Indonesia. (Jakarta: Bpk
Gunung Mulia, 2007), 117

7
dan persekutan penuh dengan Allah. Namun, keselamatan yang
dimaksudkan disini adalah Yesus itu sendiri.
Satu hal yang harus dipahami oleh orang percaya adalah mengenai
pengertian keselamatan. Keselamatan bukan hanya berarti terhindar dari
neraka dan diperkenankan masuk surga. Pengertian keselamatan seperti ini
mengabaikan tanggung jawab individu untuk memenuhi panggilan
mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Mengerjakan
keselamatan merupakan pergumulan hidup satu-satunya orang percaya, di
mana Allah melengkapi orang percaya dan menuntun untuk
mengerjakannya (Filipi. 2:12-13). Pergumulan inilah yang dimaksud oleh
Tuhan Yesus sebagai perjuangan atau usaha keras untuk masuk pintu yang
sesak atau sempit. Dengan demikian keselamatan bukan sesuatu yang
mudah, tetapi jalan yang sukar; baik bagi Tuhan Yesus sebab Ia harus taat
sampai mati di kayu salib, maupun bagi kita karena kita harus mengikuti
jejak-Nya.
Selama ini terdapat kesesatan dalam pikiran banyak orang Kristen,
ketika mereka memahami bahwa anugerah berarti hanya menerima saja
keselamatan yang disediakan Allah dalam Yesus Kristus tanpa respon
sama sekali untuk mengalami dan memiliki keselamatan tersebut. Mereka
beranggapan bahwa respon dalam bentuk usaha manusia dapat merusak
konsep anugerah yang Alkitab ajarkan. Mereka juga memandang respon
sebagai keangkuhan, seakan-akan dengan respon tersebut manusia
bermaksud mencapai keselamatan dengan usahanya sendiri. Mereka lebih
percaya bahwa Allah mengatur segala sesuatu sehingga keselamatan
terjadi dalam kehidupan orang yang dipilih untuk selamat tanpa usaha
manusia sama sekali. Konsep keselamatan seperti ini hanya terfokus pada
terhindarnya manusia dari neraka dan diperkenan masuk surga. John
Calvin memperingatkan akan bahayanya memandang kepada diri kita
sendiri, yaitu kepada perbuatan-perbuatan kita bahkan kepada buah Roh
untuk mendapatkan kepastian keselamatan kita. Memandang kepada diri
sendiri hanya akan membawa keraguan dan akan mengalihkan fokus

8
perhatian kita dari karya penyelamatan yang telah dikerjakan Kristus bagi
kita.11
Sebenarnya mereka mengajarkan anugerah yang keliru. Tanpa
mereka sadari, mereka berharap keselamatan terjadi atau dapat
berlangsung secara otomatis atau berlangsung tanpa tanggung jawab
individu, tanpa berperannya kehendak manusia secara proporsional.
Ditambah lagi dengan alasan yang salah bahwa Allah memilih orang-
orang tertentu untuk diselamatkan dan membiarkan orang yang tidak
ditentukan selamat menuju kebinasaan, mereka tidak memiliki bangunan
iman yang diajarkan oleh Injil.
Sesungguhnya keselamatan adalah usaha Allah mengembalikan
manusia kepada rancangan semula. Rancangan semula Allah adalah
manusia menjadi pribadi yang segambar dan serupa dengan Allah sendiri.
Segambar dan serupa artinya manusia dalam segala hal, baik yang
dipikirkan, diucapkan dan dilakukan selalu sesuai dengan pikiran dan
perasaan Allah. Tuhan Yesus telah mencapai kehidupan seperti ini. Jadi,
hanya orang yang mengikuti jejak Tuhan Yesus yang dapat dikembalikan
ke rancangan semula. Tuhan Yesus adalah pokok keselamatan, artinya
penggubah dan teladan dari manusia yang dikehendaki oleh Allah. Dalam
hal ini harus ditekankan bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus.
Manusia yang segambar dan serupa dengan Allah berarti
mengenakan kodrat Ilahi. Seharusnya Adam dan Hawa, manusia pertama,
mencapai kehidupan pada level ini. Inilah kualitas manusia yang
dikehendaki oleh Allah. Jika Adam dapat mencapainya, manusia pertama
ini menjadi pokok keselamatan, artinya Adam mengajarkan kehidupan
kepada manusia lain, yaitu keturunannya yang sesuai dengan rancangan
Allah dan sekaligus Adam menjadi teladan bagi semua keturunannya.
Tetapi kenyataanya manusia pertama, Adam gagal mencapai hal tersebut.

11
Charles Bell, Calvin and Scottish Theology: The Doctrine of Assurance, (Edinburg: The
Handsel Press, 1985), 28.

9
Jika Allah menghendaki agar manusia memiliki keberadaaan
seperti diri-Nya, ini satu hal yang pantas, sebab segala sesuatu dari Dia
dan oleh Dia, maka segala sesuatu patut dipersembahkan bagi kemuliaan
dan kesukaan hati-Nya. Allah yang Maha Agung adalah Allah yang
berdaulat, menghendaki segala sesuatu berlangsung sesuai dengan
keinginan dan rencana-Nya. Hanya dengan demikian makhluk ciptaan
dapat menempatkan dirinya dengan benar dan menempatkan Penciptanya
secara patut pula.
Seandainya semua manusia memiliki keberadaan seperti Allah
sesuai rancangan-Nya, bumi ini tidak membutuhkan hukum tertulis seperti
hari ini, sebab hukumnya adalah kodrat Ilahi yang tertanam di dalam diri
manusia. Manusia tanpa dibawahi bayang-bayang hukum bisa selalu
bertindak sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Ini suatu kehidupan
yang sungguh-sungguh indah dan menyenangkan hati Allah. Sebenarnya
dunia seperti itulah yang dikehendaki oleh Allah. Bumi ini menjadi surga
bagi manusia. Tetapi faktanya bumi telah terkutuk, tidak lagi dapat
menjadi hunian yang ideal. Oleh sebab itu Tuhan menyediakan langit baru
dan bumi yang baru. Keselamatan dalam Yesus Kristus bertujuan
mengubah manusia untuk dilayakkan masuk Kerajaan-Nya. Bukan hanya
dianggap layak, tetapi benar-benar berkeadaan layak. Itulah sebabnya
hidup singkat di bumi ini sesungguhnya hanya sebagai persiapan untuk
kekekalan; dan mengerjakan keselamatan haruslah menjadi satu-satunya
pergumulan atau perjuangan hidup ini.
Memahami karya Kristus secara benar tentang kematianNya yang
menggantikan kita dan menanggung dosa-dosa kita di salib sangatlah
penting dalam memperoleh kepastian. Tentu saja hal ini harus didasarkan
pada pernyataan atau kesaksian Kitab Suci, namun tekanan harus
diberikan kepada pemahaman tentang kecukupan karya Kristus yang telah
selesai dan apa yang dicapai melalui kematian Kristus itu.

10
BAB III
PENUTUP
Dari tulisan yang telah penulis paparkan diatas, dalam berkristologi,
penulis menjelaskan dahulu arti kata keselamatan, menurut pemahaman dalam
Alkitab. Kemudian, penulis dengan memaparkan menurut konteks jemaat GKE
Banjarbaru kemudian dikristologikan dengan Yesus sendiri. Sebagai orang yang
telah diselamatkan ada baiknya tetap selalu berpegang kepada Allah yang telah
menyelamatkan dengan mengorbankan anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, Yesus
Kristus. Keselamatan seperti sebuah pernikahan yang berhasil. Dibutuhkan peran
dua belah pihak. Dalam pernikahan, tidak cukup jika hanya si pria atau si wanita
yang membuat komitmen. Jika hanya ada satu pihak yang penuh dengan cinta dan
sangat berapi-api, sementara pihak lainnya dingin dan menjauh. Tentu saja, ini
tidak akan berhasil. Jika ingin menikmati keuntungan dari cinta manusia, maka
kita harus menerimanya. Ini juga berlaku dalam kasih Allah. Kita harus bersedia
menerima apa yang telah Yesus perbuat ketika Ia menanggung dosa-dosa
manusia. Ia melakukan hal ini bagi kita entah kita memilih untuk menerimanya
atau tidak. Kita bisa membuka hati kita untuk menerimanya, atau tetap tertutup
dan tidak peduli. Sikap menerima keselamatan bukanlah berupa pengakuan yang
pasif bahwa Yesus telah mati untuk kita. Tetapi merupakan pengakuan yang aktif,
keputusan yang sepenuh hati untuk percaya kepada-Nya dan mengetahui bahwa la
telah mati dan bangkit kembali untuk kita.
Dalam hidup beriman, kita diajak untuk membangun kepercayaan kita
kepada Tuhan. Kepercayaan itu mesti ditunjukkan dengan kesetiaan yang besar
kepada Tuhan yang mahapengasih dan penyayang. Kita menaruh percaya kepada
Tuhan bukan karena ada pamrih. Tetapi melulu kita menaruh kepercayaan kepada
Tuhan, karena kita adalah ciptaanNya. Kita yakin, Tuhan senantiasa memberikan
yang terbaik bagi kehidupan kita. Untuk itu, yang kita mesti lakukan adalah
pasrah kepada Tuhan. Berpasrah kepada Tuhan dengan penuh iman membuat kita
hidup bahagia. Kita mesti yakin bahwa Tuhan selalu setia memelihara hidup kita.

11
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bell, Charles. Calvin and Scottish Theology: The Doctrine of Assurance,
Edinburg: The Handsel Press. 1985.

Karman. Yonky Bunga rampai teologi perjanjian lama. Jakarta: BPK


Gunung Mulia, 2009.

Kuster, Volker Wajah-wajah Yesus Kristus. Jakarta: BPK Gunung Mulia.


2014.

Litik, EV. J. Tanya Jawab Dogmatika-Kristologi Apologialistik Praktis.


Jakarta: Nehemia. 1997

Ryrie, Charles C. Teologi dasar 2. Yokyakarta: Andi. 1992.

Tim Balitbang PGI, Meretas Jalan Teologi Agama-Agama Di


Indonesia.Jakarta: Bpk Gunung Mulia. 2007.

Kamus
Browning, W. R. F. Kamus Alkitab A Dictionary of the Bible. Jakarta.
BPK Gunung Mulia. 2014.

Newman Jr, Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia. Jakarta: Bpk Gunung


Mulia, 1991

Internet
http://gke-gerejakalimantanevangelis.blogspot.com/2011/03/profil-gke.html
www.dephut.go.id

12

Anda mungkin juga menyukai