Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PELAYANAN VIKARIS

TAHUN 2021/2022

GKPI sei - pagar

RESORT pekanbaru kota

OLEH;

Vikar. Debby J Nababan, S. Th

GEREJA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA (GKPI)


CHRISTIAN PROTESTAN CHURCH IN INDONESIA
JEMAAT SEI PAGAR-RESORT PEKANBARU KOTA
WILAYAH RIAU UTARA - RIAU SELATAN
Sekretariat :SP 3 Karya Bhakti (Tran Umum)
Kec. Kampar Kiri Tengah, Kab. Kampar, RIAU
1
email : gkpiseipagar@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas bimbingan dan penyertaannya
kepada penulis dalam melaksanakan setiap tugas yang telah diberikan-Nya melalui Pimpinan Sinode
GKPI sebagai vikar di GKPI yang berkedudukan di Sei Pagar Resort Pekanbaru Kota. Sesuai dengan
PRT GKPI Pasal 84 ayat 1 bahwa seseorang dapat diterima dan ditahbiskan menjadi pendeta jika telah
menjalankan dan menyelesaikan masa vikariat. Adapun masa vikariat adalah:
 Masa untuk belajar mengenal tugas-tugas pelayanan pendeta
 Mempersiapkan dan melatih diri untuk menjadi pelayan
 Membantu pendeta resort maupun majelis untuk melaksanakan pelayanan.
Dan melalui laporan ini saya mengucapkan terimaksih kepada;
1. Pimpinan Sinode GKPI beserta para Kepala Departemen dan Kepala Biro dan juga para
pegawai kantor Sinode
2. Pdt. J.V Sihite, M. Th selaku Pendeta GKPI Resort Pekanbaru Kota sekaligus sebagai mentor
penulis
3. Seluruh Penatua dan jemaat GKPI Resort Pekanbaru Kota secara khusus PHJ, Penatua dan
Anggota Majelis serta Jemaat GKPI Sei Pagar.
Pada kesempatan ini saya akan melaporkan kegiatan selama mengikuti masa vikar yang kedua yang
telah saya laksanakan sejak tanggal 29 Agustus s/d 17 Juli 2022.
II. PENEMPATAN
Penempatan vikar di GKPI Resort Pekanbaru Kota Wilayah IX (Riau Utara – Riau Selatan),
didasarkanpada SK Pimpinan Sinode No. 671/P.12/VII/2021 yang ditetapkan pada tanggal 01Agustus
2021. Dan penempatan tersebut langsung ditujukan oleh pendeta resort sebagai sebagai pelayan GKPI
Sei Pagar dan sekaligus tenaga pengajar Pendidikan Agama Kristen tingkat SLTP dan SMA di Desa
Karya Bhakti, Tran Umum yang dilaksanakan di GKPI Sei Pagar di bawah bimbingan Pdt. J.V Sihite,
M. Th.
III. GAMBARAN UMUM JEMAAT GKPI SEI - PAGAR
III.1. SEJARAH SINGKAT GKPI SEI - PAGAR
GKPI Jemaat sei1 Pagar berdiri dan terpanggil untuk memberitakan injil dan kabar sukacita
ditengah-tengah masyarakat transmigrasi yang berkedudukan di Desa Karya Bhakti Sp 23 Tran Umum
Kec. Kampar Kiri tengah- Kab Kampar- RIAU. Melalui proses yang panjang disertai dengan usaha dan
kerinduan yang mendalam masyarakat, sehingga dengan kuasa Tuhan melalui semangat gotong royong
dari masyarakat akhirnya berdirilah GKPI Jemaat sei pagar tanggal 12 Juni 1989. Hadir dalam
komunitas mayoritas tidaklah mudah terlebih dalam pendirian rumah ibadah (Gereja) pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto mengenai Transmigrasi sehingga banyak suku Jawa yang datang
menjadi transmigran ke Sei Pagar (Pekanbaru) tepatnya daerah PTPN V (Perkebunan Nusantara Kelapa
sawit), dan daerah tempat GKPI Sei Pagar berdiri adalah pemukiman bagi masyarakat transmigrasi.
Dari rentetan kesaksian jemaat bahwa berdirinya GKPI Jemaat Sei-pagar tidak lepas dari
genggaman tokoh-tokoh yang dipakai Tuhan menjadi alat kesaksian memuliakan nama-Nya, tokoh
1
Sei dalam bahasa melayu adalah sungai, maka nama sei pagar juga sering disebut dengan sungai pagar.
2
SP adalah singkatan dari “Satuan Penghuni” istilah transmigrasi yang dipergunakan untuk menyatakan kesatuan tempat
tinggal yang dihuni oleh sekelompok masyarakat atau disebut juga desa.
2
tokoh yang menggegaskan untuk pendirian GKPI Sei Pagar Antara lain Pnt. J Marbun (+), Pnt.
Simorangkir, Pnt. P Panjaitandan tokoh tokoh lain yang tidak dapat didata lagi dengan jelas. Dan niat
itu disambut baik oleh Pdt E.T Sibagariang yang pada masa itu melayani sebagai Pendeta Resort di
GKPI Pekanbaru Kota (Palapa), dan beliaulah Pendeta pertama sekali yang melayankan Firman Tuhan
di GKPI Sei Pagardan pada masa itu peribadahan masih dilaksanakan dari rumah ke rumah, dan rumah
pertama tempat beribadah adalah rumah kediaman Penatua J Marbun (+)/br. Purba), dan setererusnya
dilakukan bergilir kesetiap rumah-rumah jemaat. Kurang lebih satu tahun lah lamanya mereka
melakukan ibadah dari rumah ke rumah. Melalui tuntunan Roh Kudus sehingga salah satu jemaat(Pnt.
P. Panjaitan dan Pnt. K. Munthe) memberikan tanah (hibah) untuk berdirinya sebuah gedung Gereja
tempat bersekutu dan beribadah kepada Tuhan. Tetapi seiring perjalanan Gereja, para jemaat
mengusulkan agar tanah tersebut dapat dibeli dari sipemilik tanah dengan cara ganti rugi kepada Pnt.
K. Munthe sebesar Rp.2.500.000 dengan tujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kepala desa saat itu (Bpk. Hadiswarno) merespon positif hal itu, namun ditentang oleh masyarakat
setempat. Untuk meredam amarah masayarakat, kepala desa berdalih dan mengatakan bahwa gedung
yang akan dibangun adalah gedung serbaguna. Melalui persetujuan desa dan masyarakat berdirilah
gedung seadanya beralaskan tanah dan berdindingkan papan sederhana.Kenyataan yang disaksikan
masyarakat setempat bahwa tempat itu dijadikan tempat beribadah, hal itu mendatangkan banyak teror
dan ancaman, bahkan tanpa sepengetahuan warga jemaat, ada oknum tertentu yang berusaha membakar
gedung Gereja. Beruntung hal itu langsung diketahui, sehingga kebakaran bisa langsung ditindak.
Ancaman dan tindakan arogan itu membuat warga jemaat was-was dan berhati-hati sehingga
kesepakatan dari jemaat membuat giliran untuk berjaga malam dan sangat beruntung hal itu pun di
dukung oleh kepala desa dan beberapa anggotanya yang beragama Islam untuk turut serta berjaga
malam, sehingga hal itu menjadi suatu ucapan syukur yang mendalam kepada Tuhan, bahwa Tuhan
membukakan hati orang lain untuk turut campur tangan dalam pembangunan gedung Gereja. Beribadah
di tempat yang sederhana dan ancaman yang ada tidak membuat surut semangat jemaat pada saat itu
dan dalam keadaan yang begitu pelik, jemaat tetap dapat bersatu hati untuk membangun gedung tempat
bagi mereka memuji memuliakan Tuhan. Semangat gotong royong dan saling tolong menolong baik
melalui tenaga dan dana membuat gedung Gereja GKPI Jemaat Sei Pagar dapat berdiri secara
permanen hingga saat ini.
Melalui proses yang sangat panjang dan pada tanggal 2 Desember 2007 3berdirilah Gedung GKPI
Jemaat Sei Pagar yang diresmikan langsung oleh Bishop Emeritus Pdt MSE Simorangkir M.Th (+).Dan
dalam kebaktian perdana dilayankan langsung oleh Pdt E.T Sibagariang, jemaat terdaftar saat itu 16
KK dan penatua pertama adalah Pnt.J Marbun (+) dan juga yang menjadi Guru Jemaat yang pertama.
Dan kendatipun GKPI Sei Pagar hadir di tengah-tengah masyarakat yang majemuk, namun kedamaian
dan saling menghargai selalu dipelihara, dengan kata lain bahwa GKPI mampu hadir sebagai terang
dan garam bagi lingkungan dan masyarakat. Silaturahmi antar Gereja, agama, masayarakat, pemerintah
setempat terjaga, dan bahkan GKPI Sei-Pagar membuka diri untuk memfasilitasi Pendidikan Agama
Kristen untuk tingkat SMP dan SMA, itu terjadi dikarenakan sekolah-sekolah yang ada si seputaran
Sei Pagar tidak menyediakan Guru Agama Kristen dan setiap murid yang beragama Kristen diharapkan

3
Lih.., Pdt P. Sipahutar, M.Th, Almanak GKPI thn. 2012, Pematangsiantar : Kolportase Pusat GKPI, 2011, hlm 418.
3
untuk mengambil nilai Agama ke gereja masing-masing. Sehingga melalui rapat para orangtua murid
dan pemuka pemuka Gereja memutuskan bahwa GKPI menjadi penanggung jawab (dipercaya) juga
wadah tempat belajar pendidikan Agama Kristen, hal itu juga alasan mengapa GKPI Jemaat Sei Pagar
harus selalu memiliki Pelayan baik itu Pelayan Magang ataupun Vikar.
III.2. LETAK GEOGRAFIS GKPI SEI PAGAR
GKPI Sei Pagar bertempat di desa SP III Karya Bhakti, Tran Umum, Kecamatan Kampar Kiri
Tengah, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Dan GKPI Sei Pagar berbatasan dengan PTPN V Sei Pagar
yang merupakan perkebunan sawit. Dan letak gedung Gereja ini berhadapan dengan Musholah
daripada masyarakat sekitar.
III.3. STATISTIK JEMAAT
Adapun jumlah jemaat yang terdaftar di GKPI Sei Pagar sampai bulan Juli 2022 sebanyak 40 KK
dengan jumlah jiwa 150 orang (sudah termasuk anak perantau yang belum bekeluarga). Dengan jumlah
kehadiran setiap ibadah sekitar 60 sampai 80 orang.
III.4. SITUASI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA JEMAAT GKPI Sei Pagar
Jemaat GKPI Sei Pagar memiliki berbagai latar belakang pekerjaan, seperti karyawan PTPN V Sei
Pagar, guru, pedagang/wiraswasta, buruh harian. Dari situasi ini ekonomi jemaat dikategorikan dalam
ekonomi menengah. Walaupun demikian jemaat tetap sadar akan kewajiban mereka kepada Gereja
dengan memberikan perpuluhan dan kewajiban lainnya.
Dalam hal sosial budaya, jemaat GKPI Sei Pagar terdiri dari beberapa suku yaitu; Batak Toba,
Batak Simalungun, Batak Karo, dan Batak Pakpak. Dalam hal berkomunikasi sehari-hari jemaat lebih
terbiasa memakai bahasa Indonesia dan batak toba. Sedangkan dalam peribadahan jemaat GKPI Sei
Pagar memakai bahasa Indonesia dan bahasa Batak Toba (diselang selingi). Dalam hal budaya, jemaat
GKPI Sei Pagar menjungjung tinggi adat-istiadat budaya sendiri.
IV. PELAYANAN
IV.1. BIDANG APOSTOLAT
Di dalam Tata Gereja GKPI Pasal IV point 1 bagian a dijelaskan bahwa bidang apostolat
merupakan bidang dalam memberitakan Firman Allah: menyelenggarakan peribadatan, melayankan
sakramen baptisan kudus dan perjamuan kudus, menahbiskan pelayan-pelayan Gereja, melakukan
pemberitaan Injil dan penegakan ajaran yang benar (Mat. 26:26; 28: 18-20). Maka dalam hal pelayanan
di bidang apostolat, penulis melakukan tugas tersebut di dalam pelayanan;
1) Ibadah sekolah minggu
Ibadah sekolah minggu GKPI Sei Pagar dilaksanakan pkl 07.30 wib s/d pkl 08.30 wib. Dalam
melaksanakan ibadah sekolah minggu, saya berusaha menyesuaikan dengan perkembangan psikologi
anak-anak. Demikian juga dalam hal pemberitaan Firman, penulis menggunakan berbagai metode
seperti; metode bermain, menerangkan dengan menggunakan papan tulis, metode tanya jawab dengan
tujuan untuk memacu daya tarik anak-anak sekolah minggu terhadap Firman Allah. Adapun jumlah
sekolah minggu GKPI Sei Pagar sebanyak 25 orang yang terdiri dari kelas TK sampai dengan SD VI.
2) Ibadah minggu
Ibadah minggu di GKPI Sei Pagar masuk pkl 10.30 wib s/d pkl 12.00 wib. Dalam ibadah umum,
jemaat GKPI pada umumnya menggunakan bahasa batak toba dan Indonesia secara bergantian. Dan

4
setiap minggu pertma diprogramkan menyanyikan mars GKPI sehingga seluruh jemaat semakin cinta
akan GKPI dalam kehidupannya.
3) Ibadah partangiangan
Ibadah partangiangan diadakan setiap hari kamis setelah masuk pkl 17.00wib di rumah jemaat.
Dalam ibadah partangiangan, bahasa yang dipergunakan sesuai dengan bahasa di ibadah umum. Dan
disetiap ibadah partangiangn, para kaum bapak, kaum ibu, dan kaum PP/Remaja selalu bergantian
dalam membawakan doa syafaat.
4) Ibadah kategorial
 PA. Pemuda/i dan Remaja
Ibadah PA Pemuda/i dan Remaja GKPI Sei Pagar diadakan setiap hari sabtu pkl.19.30 wib
(tempat sesuai dengan warta jemaat). Metode yang digunakan dalam pelayanan ini yaitu
dengan metode diskusi. Adapun jumlah PP/Remaja GKPI yang aktif mengikuti ibadah PA
berjumlah 10 orang. Dan selesai ibadah PA, dilanjutkan dengan latihan vocal grup.

 P.A Kaum Perempuan, yang diadakan dari rumah ke rumah secara bergantian setiap rabu
masuk pukul 17.00 WIB. Dilakukan 2 kali dalam satu bulan, dengan tujuan pendalaman Alkitab
dan firman Tuhan kepada seluruh kaum perempuan. PA dilakukan dengan metode diskusi,
adapun jumlah yang mengikuti PA kurang lebih 10 orang.
 Melaksanakan Rabu Ceria kepada Anak Sekolah Minggu, yang dimulai bulan Juni 2022,
dengan tujuan meningkatkan kreatifitas anak-anak dalam mengembangkan bakat mereka dalam
setiap perlombaan yang diadakan dalam Rabu Ceria.

5) Sermon
Sermon merupakan wadah pembelajaran bagi pelayan tentang Firman yang akan dibawakan
dalam ibadah minggu. Sermon disertai dengan bahan sermon yang sudah disiapkan oleh vikar. Dalam
sermon ada sesi tanya jawab serta diskusi. Sermon ini memberikan banyak sekali masukan dan
pembelajaran. Sermon dilaksanakan setiap hari Jumat masuk pukul 17.00 WIB di GKPI Sei Pagar.
6) Pelayanan Ibadah Lainnya
Selain melakukan pelayanan di tengah-tengah GKPI Sei Pagar, penulis juga sering diundang
untuk melayani di ibadah Punguan Marga (Punguan Toga Sitompul, Punguan Toga Simamora,
Punguan Toga Naimarata, Punguan Toga Sonak Malela, Punguan Toga Siopat Pisoran, Punguan Toga
Naipospos, Punguan Toga Tondibangarna).
IV.2. BIDANG PASTORAT
Di dalam Tata Gereja GKPI Pasal IV poin 1 bagian b dijelskan bahwa bidang pastorat
merupakan bidang dalam menyekolahkan, mendidik dan membina pelayan-pelayan Gereja,
melaksanakan pengajaran dan pendidikan di dalam Firman Allah, katekhisasi, pembinaan warga Gereja
(1 Tim. 1;3a; 2 Tim. 3 :16-17; WHY. 2:13). Maka dalam hal pelayanan di bidang pastorat, penulis
melaksanakan tugas tersebut di dalam pelayanan;
1) PRT (Perkunjungan Rumah Tangga)
Untuk memudahkan pelayanan di tengah-tengah jemaat GKPI Sei Pagar, penulis melakukan
perkunjungan rumah tangga. Dalam perkunjungan rumah tangga ini, penulis dapat lebih

5
mengenal jemaat dan penulis berusaha untuk menjalin silahturahmi dan mengikatan
emosional antara jemaat dengan vikarnya. Dalam perkunjungan rumah tangga ini, jemaat
berdiskusi tentang kehidupan keluarga mereka dan keadaan GKPI Sei Pagar. Dan dari
perkunjungan rumah tangga inilah penulis dapat mengetahui kebutuhan mereka secara
rohani. Dan penulis juga berusaha untuk mengajak jemaat yang jarang hadir dalam ibadah
minggu dan partangiangan.
2) Pembinaan Penatua.
Dalam hal ini, Pendeta bersama-sama dengan vikar mengadakan pembinaan terhadap
Penatua dalam hal tehnik cara mempersiapkan khotbah terlebih dalam dunia pelayanan, yang
dilaksanakan di GKPI Pekanbaru Kota.
3) Pengajaran Pendidikan Agama Kristen.
Untuk memberikan pengajaran Pendidikan Agam Kristen tingkat SLTP dan SMA
dilaksanakan setiap hari jumat bertempat di GKPI Sei Pagar. Dan pengajaran yang diberikan
kepada siswa/i sesuai dengan kurikulum K13 dan sesuai arahan dari Dinas Pendidikan
tingkat Provinsi dan Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten serta Departemen Agama Bimas
Kristen Protestan. Adapun jumlah siswa/i yang belajar Pendidikan Agama Kristen secara
keseluruhan berjumlah 50 orang.
IV.3. BIDANG DIAKONAT
Di dalam Tata Gereja GKPI Pasal IV point 1 bagian c dijelaskan bahwa bidang diakonat
merupakan bidang yang melaksanakan kesaksian rahmat Allah dengan menjalankan usaha-usaha sosial
kemanusian, pengembangan/pembangunan masyarakat dan pemeliharaan keutuhan ciptaan (Kis. 6:1-4;
1 Kor. 16:1-4). Maka dalam hal pelayanan di bidang diakonat ini, penulis melaksanakan tugas tersebut
di dalam pelayanan;
1) Kunjungan kepada jemaat yang sakit
Untuk menunjukkan kepedulian terhadap jemaat, maka vikar bersama-sama dengan para
penatua, (Pendeta ketika bertugas di seipagar) dan jemaat lainnya mengunjungi jemaat yang
sakit. Dan disinilah mau menunjukkan bahwa Gereja yang bertumbuh adalah Gereja yang
berdiakonia.
2) Kunjungan kepada jemaat yang berduka
Dalam hal kunjungan kepada jemaat yang berduka, vikar bersama-sama dengan para Penatua
dan jemaat mengadakan penghiburan kepada jemaat yang berdukacita.
3) Pemberian hadiah kepada anak jemaat yang berprestasi
Anak merupakan berkat ditengah-tengah keluarga, dan anak merupakan bagian daripada Gereja.
Sebagai wujud kepedulian Gereja terhadap anak-anak jemaat, maka vikar, mengajukan supaya
Gereja peduli terhadap prestasi yang dimiliki oleh anak jemaat tersebut. Sehingga pemberian
hadiah tersebut diberikan setiap akhir semester atas pencapaian prestasi setiap anak jemaat yang
dimulai dari tingkat SD s/d SMA dengan kriteria yang telah disepakati oleh anggota majelis
jemaat.
V. Pelayanan yang dicapai

6
Dalam setiap pelayanan yang dilakukan, maka pelayan itu harus memiliki program yang hendak
dicapai di tempat pelayanan nya. Demikian juga saya, selaku vikar di GKPI Seipagar memiliki
beberapa program untuk kemajuan dan perkembangan jemaat yaitu;
1) Mengadakan doa syafaat dan pengumpul persembahan dari jemaat bukan kalangan Penatua,
dengan tujuan menambah rasa percaya diri jemaat dalam mengaplikasikan kepedulian mereka
untuk berpartisipasi dalam melayani di tengah-tengah ibadah minggu.
2) Mengadakan penerima tamu di setiap ibadah minggu. Dengan tujuan untuk lebih menjalin
kekeluargaan sesama jemaat dan untuk meningkatkan kesadaran jemaat dalam pelayanan.
3) Wisata Rohani, dalam hal ini Vikar bersama dengan Koor Ina mengadakan kunjungan Wisata
rohani ke sibea-bea Samosir dan mengikuti Ibadah serta mempersembahkan pujian koor di
GKPI JK Pangururan yang dilayani oleh amang Pdt Paian Nababan. Wisata rohani ini
dilaksanakan pada tanggal 7-12 April 2022.
4) Memperlengkapi kebutuhan gereja dengan melibatkan semua warga jemaat. Untuk
melengkapi prasarana yang dibutuhkan dalam peribadahan, saya mencoba menggugah hati
dari jemaat untuk peduli. Dan itu tercapai, sehingga perlengkapan kebutuhan ibadah di GKPI
Sei Pagar dapat terealisasi berupa; membangun kamar mandi di dalam kamar Vikar,
mengganti beberapa pintu bagian dalam Vikar yang sudah tidak layak lagi, dan
menyumbangkan bunga samping altar gereja yang diberikan oleh PP/Remaja GKPI Seipagar.
5) Mengadakan reatret anak-anak sekolah minggu.
6) Mengajak beberapa PP/Remaja untuk mengikuti ibadah di Rogate dan mempersembahkan
vokal grup dalam ibadah tersebut.
7) Melengkapi administrasi
VI. TANTANGAN
Dalam melaksanakan setiap pelayanan yang terhitung mulai 29 Agustus- Juli 2022 pasti
mengalami yang namanya tantangan ataupun kendala di tengah-tengah pelayanan. Dalam hal
tantangan, ada beberapa yang dialami oleh vikar untuk melakukan pelayanan tersebut yaitu;
1) Para Pelayan
Para pelayan yang dimaksud vikar dalam hal ini adalah penatua dan anggota majelis. Dimana
kendala vikar dalam melakukan pelayanan, penatua dan anggota majelis belum nenyadari
akan tugas yang diterima.
2) Pola Pikir Jemaat. Dalam hal ini, banyak diantara jemaat yang membawa-bawakan persoalan
antar keluarga, sarikat, pekerjaan ke Gereja. Dan banyak juga diantara jemaat yang tidak mau
ditegor atau dinasehati terkhususnya menyangkut karakter, sikap dan prilaku anaknya.
3) Belum sepenuhnya menyadari akan penyertaan Tuhan dalam kehidupan mereka. Sehingga
banyak diantara jemaat berpikiran bahwa apa yang mereka miliki itu semua hanya karena
usaha mereka sendiri. Itu dapat dilihat dari pertumbuhan iman mereka.
VII. PENUTUP
Demikianlah laporan pelayanan ini saya susun sesuai dengan yang sebenarnya dan kiranya dapat
diterima oleh Pimpinan Sinode GKPI sebagai pertanggungjawaban pelayanan saya sebagai vikar di
GKPI Sei Pagar Resort Pekanbaru Kota untuk tahun kedua dan penempatan yang kedua ini. Dan dalam

7
hal ini, saya sendiri menyadari dan merasakan akan keterbatasan yang saya miliki, maka dengan ini
saya memohon maaf atas ketidaksempurnaan tentang isi dari laporan pelayanan ini, agar kiranya dapat
dimaklumi. Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan kiranya Tuhan Yesus memberkati kita di setiap
pelayanan dan kehidupan kita sehari-hari.

Diketahui oleh; Disusun oleh;


Pendeta Resort Pekanbaru Kota

Pdt. Jention V, M. Th Vikar. Debby Juliana br Nababan, S. Th

Anda mungkin juga menyukai