Anda di halaman 1dari 14

Sejarah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bagansiapiapi

Ditulis: Oslin Butarbutar, S.Pd.


Disunting: C. Pdt. Donny Siburian, S.Th.

1. Pendahuluan

Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya terdapat sesuatu yang paling hakiki yang tidak
bisa lepas dari aspek-aspek kehidupan lainnya. Hal yang paling hakiki itu adalah sistem kepercayaan
dan religi. Indonesia dengan Kebhinekaannya yang memiliki keagamaan, suku, dan budaya
beragam yang mana suku batak menjadi salah satu suku yang berasal ditanah batak menjadi salah satu
suku tertua yang berpusat ditanah batak sebelumnya sudah memiliki kehidupan religi primitif
dengan kepercayaan tradisional. Kehidupan religi ditanah batak mengalami perkembangan pesat
dengan kedatangan seorang misionaris I.L. Nommensen saat itulah sebagian besar suku batak
menganut agama Protestan yang selanjutnya disebut Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).

2. Sejarah HKBP Bagansiapiapi

Seiring waktu, penduduk masyarakat batak penganut HKBP menyebar di berbagai sudut,
hingga ke tanah melayu di Riau tepatnya di Bagansiapiap. Menurut keterangan salah seorang
sumber Boru Si Hite (Op.Edy Br Sihite) yang merupakan Jemaat Pertama HKBP Bagansiapiapi
mengatakan bahwa pada tahun kedatangan beliau di Bagansiapiapi 1950an sudah menemukan beberapa
Jemaat HKBP diaspora (Perantau) dari Tanah Batak. Kehidupan beribadah mereka saat itu masih
belum menetap dikarenakan gereja belum ada.

Pada tahun 1950 s/d 1967 (lebih dari 17 tahun) Mereka beribadah dengan menumpang di gereja
Methodist yang lebih dulu ada di pusat kota Bagansiapiapi. Permasalahan peribadatan yang tidak
nyaman akibat warna liturgi dan dogma yang berbeda dengan HKBP membuat mereka melaksanakan
ibadah sendiri dengan terpisah yang dilaksanakan setelah peribadahan Methodist selesai. Ada kalanya
mereka harus memulai ibadah hingga jam 15.00 wib. Terutama saat jemaat Methodist melaksanakan
acara keagamaan penting seperti pembaptisan dan acara penting lainnya. Dalam sebuah musyawarah
yang terdiri dari berbagai pikiran yang berbeda, sehingga komunitas diaspora itu terbagi menjadi dua
kelompok. Sebagian tetap melaksanakan ibadah di gereja Methodist seperti sedia kala dan sebagian lain

1
meminjam bangunan Sekolah Dasar Negeri 006 Bagansiapiapi yang beralamat di Jalan Sumatera Laut,
hal itu berlangsung hingga tahun 1967 hingga 1968.

Pada tahun 1968 komunitas yang memisahkan diri beribadah dengan menggunakan bangunan
Sekolah Dasar 006 Bagansiapiapi sepakat untuk mendirikan gereja secara swadaya. Menyadari tidak
dapat melaksanakan peribadahan secara terus menerus dengan menumpang maka pikiran untuk
memperoleh sebidang tanah untuk keperluan bangunan gereja muncul. Sebidang tanah yang sekarang
dikenal dengan Jalan Gereja Bagansiapiapi diperoleh atas hiba dari sekelompok etnis Tionghoa.

Kondisi tanah rawa Bagansiapiapi membuat alat angkut saat itu masih sangat jarang, angkutan yang
dapat mengakses Bagansiapiapi saat itu hanyalah kapal laut dengan mesin tradisional, belum ada jalan
yang memungkinkan kendaraan darat pengangkut bahan dapat beroprasi di sana. Hal itu menyebabkan
keterbatasan tenaga untuk mengangkut bahan-bahan bangunan yang di kerjakan secara sukarekla
memakan waktu yang cukup lama hingga 5 tahun (1968 sampai 1973). Bahan-bahan bangunan seperti
kayu dan lain-lain diangkut secara manual dari pelabuhan Sungai Garam yang berjarak 500 m dari
lokasi pembangunan gereja HKBP. Jemaat saat itu (Laki-laki, Perempuan, Tua dan Muda)
mengangkutnya dengan memikul secara bersama-sama dan berjalan kaki. Selain itu tanah hibah lahan
gereja juga masih harus dibersihkan dari rumput dan kayu-kayu liar. Pada Tahun 1973 Gereja HKBP
Bagansiapiapi oleh Pdt. B.P, Sihombing meminta agar HKBP Bagansiapiapi diresmikan oleh Kantor
Pusat HKBP. Sekjen HKBP Pdt. G.H.M. Siahaan. Dalam pelayananan awalnya Gereja HKBP
Bagansiapiapi secara administrative berada di dalam daerah resort HKBP Pekan Baru Kemudian
Ressort Dumai, dan Menjadi Ressort Bagansiapiapi pada Tahun 1995.

Perubahan sejak berdirinya Gereja HKBP Bagansiapiapi Tahun 1973 terjadi dengan pesat,
ditambah pemekaran Kabupaten Rokan Hilir dari Kabupaten Bengkalis Pada Tahun 1999 juga
berdampak pada perkembangan Gereja HKBP Bagansiapiapi. Bertambahnya keturunan dari Jemaat
Pertama HKBP Bagansiapiapi, Perantau yang bekerja di sektor pemerintah juga swasta semakin banyak
yang menetap di Bagansiapiapi. Kebanyakan mereka adalah Jemaat HKBP dari tempat asal masing-
masing, namun ada juga yang bukan berasal dari Jemaat HKBP seperti HKI, dan Denominasi-
denominasi gereja lain yang kemudian menjadi Jemaat HKBP Bagansiapiapi. Pemekaran Kabupaten
Rokan Hilir dari kabupaten Bengkalis pada tahun 1999 itu yang secara kebetulan menjadikan
Bagansiapiapi sebagai Ibu kota kabupaten menjadikan posisi HKBP Bagansiapiapi menjadi satu-
2
satunya Gereja HKBP di wilayah administrasi pemerintah Rokan Hilir Pada Awalnya. Perkembangan
Kuantitas jumlah Jemaat menjadikan bangunan Gereja HKBP Bagansiapiapi tidak lagi dapat
menampung jumlah jemaat dalam ibadah-ibadah raya, terutama pada hari-hari besar keagamaan Kristen
seperti Natal dan Juga Tahun Baru Masehi. Bagansiapiapi telah menjadi kampung halaman bagi
generasi kedua (Keturunan) Batak diaspora yang dulunya merantau ke Bagansiapiapi. Tradisi Pulang
Kampung dalam momentum hari raya keagamaan membuat jumlah jemaat yang datang beribadah pada
hari natal dan tahun baru masehi melonjak, bangunan gereja tidak lagi dapat menampung jemaat.

Pada Tahun 2002 oleh Pdt E.E. Sihombing, Penatua (Parhalado) gereja atas pemikiran Alm. dr. R.
Hutapea memikirkan untuk menyiasati hal tersebut di atas, yakni dengan membangun bangunan gereja
yang baru yang lebih besar. Dalam rapat huria dibentuklah panitia pembangunan dengan ketua
pembangunan M. Lumbantobing (Op. Samuel Lumbantobing). Proses pembangunan yang cukup lama
menyebabkan pembangunan gereja baru itu tidak selesai dalam periode panitia pembangunan pertama,
namun dilanjutkan berangsur-angsur, tahap demi tahap dalam periode yang panjang Tahun 2002 hingga
selesai 2017. Dana Pembangunan gereja baru diperoleh dari tiga sumber yakni jemaat HKBP
Bagansiapiapi, Donateur, dan Bantuan Pemda Rokan Hilir.

3. Penutup: Refleksi dan Saran

Dari sejarah berdirinya Gereja HKBP Bagansiapiapi kita melihat banyak perjuangan dan
pengorbanan generasi sebelum kita. Dengan penulisan sejarah ini diharapkan semakin tumbuh dan
berkembanglah rasa cinta dan bangga jemaat HKBP Bagansiapiapi atas perjuangan Jemaat terdahulu
yang mengetengahkan kesatuan hati dari Tuhan. “Cinta kasih terhadap Tuhan, dan kerja sama yang
baik adalah dasar persekutuan yang kokoh” merupakan kesaksian Mereka (Jemaat terdahulu) bagi kita
sekarang.

Bagi Generasi (Muda) Penerus HKBP Bagansiapiapi melalui kesaksian perjuangan dan sejarah
yang panjang Gereja HKBP Bagansiapiapi. Kita dipanggil untuk mengasihi Tuhan dan gerejaNya.
Menikmati kehadiran Tuhan melalui perjuangan orang tua kita yakni Jemaat terdahulu, memang
merupakan anugerah yang harus disambut dengan rasa bangga.

3
Lampiran

1. Daftar nama Pendeta yang pernah bertugas di Gereja HKBP Bagansiapiapi

No Nama-Marga Jabatan Mulai Bertugas


1 Pdt. M. Simanjuntak Pdt. Ress. Thn.1950 s/d 1954

Pekanbaru
2 Pdt. W.l.M. Simanjuntak Pdt. Ress. Thn. 1954 s/d 1962
Pekanbaru
3 Pdt. R.M. Siahaan Pdt. Ress. Thn. 1962 s/d 1965
Pekanbaru
4 Pdt. A.B. Simanjuntak Pdt. Ress. Thn. 1965 s/d 1972
Pekanbaru
5 Pdt. B.P. Sihombing Pdt. Ress. Thn. 1972 s/d 1973
Pekanbaru
6 Pdt. S.P Hasibuan Pdt. Ress. Dumai Thn. 1973 s/d 1979
7 Pdt. W.S. Hasugian Pdt. Ress. Dumai Thn. 1979 s/d 1984
8 Pdt. T.O. Purba Pdt. Ress. Dumai Thn. 1984 s/d 1989
9 Pdt. B.P. Sihombing Pdt. Ress. Dumai Thn. 1988 s/d 05-02-
1995
10 Pdt. D. Siburian, SmTh Pdt. Dip. B.A.A 01-03-1989 s/d 26-
10-1986
~ 11 Pdt. A. Simanjuntak, smTh Pdt. Dip. B.A.A 01-04-19887 s/d 26-

01-1992
12 Pdt. M. Silitonga, S. Th Pdt. Dip. B.A.A 14-02-1992 s/d 05-
02-1995
13 Pdt. H. Simangunsong Pdt. Ress. B.A.A 05-02-1995 s/d 20-
07-1997
14 Pdt. E.E. Sihombing Pdt. Ress. B.A.A 20-07-1997 s/d 29-
06-2003
15 Pdt. M. Sihombing Pdt. Ress. B.A.A 29-06-2003 s/d 25-
11-2007
16 Pdt. P. Sianipar Pdt. Ress. B.A.A 25-11-2007 s/d 2013
17 Pdt. S. Lumban Gaol, S.Th Pdt. Ress. B.A.A 2013 s/d 2018
18 Pdt. Maston Hutasoit, S.Th Pdt. Ress B.A.A 2019 s/d sekarang

4
5
3

Statistik Jemaat HKBP Bagansiapiapi 2020

6
Gereja HKBP B.A.A Lama

7
8
9
10
11
12
13
Gereja Baru HKBP B.A.A

14

Anda mungkin juga menyukai