NIM : 19.3451
PEMATANGSIANTAR
1
Bab I
Pendahuluan
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas Kasih Karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan praktek lapangan II di HKBP AEK SOPANG RESSORT AEK SOPANG
DISTRIK III HUMBANG. Adapun yang menjadi alasan penulis melakukan praktek
Lapangan II di gereja tersebut ialah karena perguruan STT HKBP Pematang siantar
menyerahkan mahasiswa kepada Praeses Distrik III Humbang lalu disebarkan ke gereja-
gereja yang ada di Humbang.
Adapun sistematika laporan ini diawali dengan BAB I yaitu Pendahuluan, di dalam
BAB I ini sistematika penulisan laporan dan ucapan terimakasih. Kemudian di BAB II yaitu
Gambaran Umum Gereja/Jemaat (tempat Praktek Lapangan), di dalam BAB II ini terdapat
sejarah singkat gereja/jemaat, data statistik gereja/jemaat, kehidupan sosial warga
gereja/jemaat, kehidupan ekonomi warga gereja/ jemaat dan kehidupan budaya warga gereja/
jemaat. Kemudian di BAB III yaitu kegiatan praktek lapangan sesuai tritugas panggilan
gereja yaitu Koinonia, Marturia dan Diakonia, di dalam BAB III terdapat bentuk-bentuk
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan ke tiga bidang tersebut. Kemudian BAB IV yaitu
penutup dan diikuti oleh lampiran naskah pelayanan serta dokumentasi berupa foto.
Penulis
Peniel Purba
2
Bab II
Gambaran Umum Gereja
2.1. Sejarah Singkat Gereja HKBP Aek Sopang Ressort Aek Sopang
Gereja HKBP Aek Sopang Ressort Aek Sopang merupakan salah satu gereja HKBP
yang ada di Distrik III Humbang yang beralamat di jalan raya Parlilitan KM. 4 Pakkat,
Kabupaten Humbang Hasundutan. HKBP Aek Sopang ini berdiri pada tahun 1952 dan pada
tanggal 27 Mei 1973 adalah peletakan batu pertama untuk pembangunan gedung gereja yang
lebih baik dari sebelumnya dan pada saat itu dipimpin oleh guru huria yaitu Gr. M. Siburian.
Gereja HKBP Ressort Aek Sopang adalah pemekaran dari gereja HKBP Pakkat Ressort
Pakkat, sehingga dari 1952-2002 atau 50 tahun gereja HKBP Aek Sopang masih menjadi
gereja pagaran.
Namun, pada tahun 2002-2003 ketika Pdt. David Silaban S.Th memimpin HKBP Aek
Sopang, maka dilakukanlah persiapan Ressort, sehingga tahun 2003 HKBP Ressort Aek
Sopang resmi menjadi HKBP Ressort Aek Sopang yang dipimpin oleh Pdt. Maslan
Situmorang S.Th dari tahun 2003-2006. Tahun 2006-2009 ialah Pdt. Jason Simanjutak S.Th,
tahun 2009-2012 ialah Pdt. Hotman Sihite S.Th, kemudian tahun 2012-2016 ialah Pdt.
Moratodo Simbolon S.Th, kemudian dilanjutkan tahun 2016-2019 ialah Pdt. Antonius F
Sitompul S.Th, dan dari 2019 hingga awal Agustus 2021 tidak ada pemimpin di gereja
HKBP Ressort Aek Sopang, namun pada agustus 2021 gereja ini kemudian di pimpin oleh
Pdt. Kamson R. A. Pasaribu, S.Th sampai dengan sekarang.
3
2.3. Keadaan Umum Gereja
HKBP Aek Sopang Ressort Aek Sopang memiliki uluan huria (pendeta Ressort) yakni,
Pdt. Kamson R. A. Pasaribu, S.Th. Gereja ini memiliki 6 pagaran diantaranya adalah HKBP
Parajaran, HKBP Siambaton, HKBP Tolping, HKBP Parmonangan, HKBP Sigalapang dan
HKBP Sibongkare. Gereja HKBP Aek Sopang ini memiliki 10 Parhalado dan 122 KK.
Dalam hal ini, pada tanggal 18 Desember 2015, HKBP Ressort Aek Sopang mendirikan
PAUD bagi anak-anak di sekitaran daerah tersebut, dengan nama PAUD Exaudi HKBP Aek
Sopang yang berada tepat di samping gereja HKBP Aek Sopang, dengan fasilitas ruang
belajar dan taman bermain.
4
6. St. Delima Br. Situmorang Seksi Koinonia
7. St. Jaminton Manalu Sintua Lingkungan Kode Ijuk
8. St. Reni Br. Manalu Seksi Marturia
9. St. Hasen Sihotang Sintua Lingkungan Sidulang
10. St. T. Br. Purba Sintua Lingkungan
11. CSt. H. Sihotang Calon sintua lingkungan Kode Ijuk
1. Ibadah Minggu
a) Sekolah Minggu Minggu 08.00 Gereja HKBP Aek Sopang
b) Minggu Godang Minggu 10.00 Gereja HKBP Aek Sopang
2. Pelayanan Kategorial
a) PA Kaum Ibu Kamis 09.00 Gereja HKBP Aek Sopang
b) Koor Gabungan Jumat 20.00 Gereja HKBP Aek Sopang
c) Koor Remaja/Naposo Sabtu 20.00
5
d) Koor Kaum Ina 09.00
Kamis&Jumat Gereja HKBP Aek Sopang
20.00
e) PA Remaja dan Naposo Sabtu 20.00 Gereja HKBP Aek Sopang
f) Anak Sekolah Minggu Sabtu Ceria 15.00 Gereja HKBP Aek Sopang
h) Koor Kaum Bapak Selasa & Sabtu 20.00 Pondok Koor Kaum Bapak
6
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN
III. 1. Pelayanan Gereja
Setiap gereja tentu memiliki kegiatan-kegiatan yang berlangsung di gereja tersebut.
Sama halnya dengan gereja HKBP Aek Sopang yang juga memiliki kegiatan yang
berlangsung sampai dengan sekarang. Adapaun kegiatan yang dilakukan penulis selama
menjalani Praktik Pelayanan Lapangan II di HKBP Aek Sopang adalah, sebagai berikut:
III. 1. Koinonia (Persekutuan)
III. 1. 1 Ibadah Minggu Umum
Pelayanan Ibadah Minggu umum di HKBP Aek Sopang hanya dilakukan sekali karena
melihat jumlah jemaat yang masih sedikit, maka hanya sekali. Ibadah minggu ini dimulai dari
jam 10.00 – 12.00 WIB. Dalam hal ini, setiap peribadahan minggu dilakukan dengan
menggunakan bahasa Batak. Tata peribadahan HKBP Aek Sopang dilaksanakan sesuai
dengan liturgis HKBP dan sesuai dengan Agenda HKBP yang sudah di tetapkan melalui
Almanak HKBP.
Dalam hal ini, selama menjalani Praktik Pelayanan Lapangan II, penulis 6 kali
membawakan khotbah dan 1 kali sebagai Liturgis di HKBP Aek Sopang. Namun pada saat
pentupan ibadah hanya dilakukan oleh pelayan tahbisan sesuai dengan aturan peraturan yang
diberlakukan di setiap gereja HKBP.
7
HKBP Ressort Aek Sopang selalu mengikuti kegiatan sermon ressort ataupun sermon
parhalado dua kali sebulan semenjak Pdt. Kamson R. A. Pasaribu sebagai pimpinan gereja.
Kegiatan sermon ini dilakukan dengan memulai ibadah singkat, kemudian membahas bahan
renungan ataupun kotbah yang akan diberitakan pada hari Minggu yang akan datang.
Kemudia dilanjutkan dengan membahas program yang akan dilaksanakan gereja dalam
jangka waktu dekat.
III. 1. 4. Konven .
Selama menjalani masa Praktik Pelayanan Lapangan II, penulis mendapat kesempatan
untuk mengikuti acara Konven yang di pimpin oleh inang Pdt. Daminna Lumbansiantar
selaku Praeses Distrik III Humbang serta diikuti oleh seluruh pelayan Fulltimer Distrik III
Humbang sebanyak kali. Yakni pada saat akan memulai praktek lapangan pada 3 Juni 2022,
01 Juli 2022 dan terkahir pada 29 Juli 2022. Kegiatan tersebut dimulai dengan ibadah singkat
dan setelah selesai ibadah, dilanjut dengan membahas sermon yang telah disajikan oleh
pelayan Fulltimer yang telah dihunjuk sebelumnya. Setelah selesai membahas sermon, masuk
kepada diskusi-diskusi perihal pengumuman untuk kemajuan pelayanan di Distrik III
Humbang yang akan di sampaikan oleh inang Praeses.
III. 1. 6. Kaum Ibu (Ina)
Dalam pelayanan kepada Kaum ibu (Ina) dilakukannya PA setiap hari Kamis kepada
Koor Ina Kamis dan Jum’at kepada Koor Gabungan yang di laksanakan di gereja HKBP Aek
Sopang. Dalam hal ini, pada Ina Kamis, kami masuk pukul 09.00 WIB dan pada Koor
Gabungan di hari Jum’at pukul 20.00 WIB di gereja. Dalam hal ini, sebelum melatih koor
untuk dibawakan di hari Minggu, kami terlebih dahulu melakukan ibadah singkat yang
dipimpin oleh penulis sendiri. Namun, ketika sudah masuk masa panen dan menanam padi,
maka kategorial ini diberhentikan sementara waktu hingga waktu yang tidak dapat di
tentukan.
8
demikian, Guru Sekolah Minggu semakin tertantang untuk menciptakan ide baru dalam
menumbuhkan semangat mereka dalam mengikuti kegiatan Sabtu Ceria tersebut.
9
untuk Parheheon Ama, sehingga lomba yang ada juga hanya dapat di ikuti oleh kaum Pria.
Pesta ulang tahun ressort ini berlangsung dengan sangat baik dan lancar hampir seluruhnya
sesuai dengan apa yang diharapkan.
III. 2. Marturia (Bersaksi)
Marturia merupakan tugas kedua dari tiga bagian Tri Tugas Panggilan Gereja.
Marturia merupakan bersaksi atau kesaksian, dimana dalam tugas gereja ini orang yang
percaya kepada Yesus dipakai untuk bersaksi atas kasih Kristus. Bersaksi yang dimaksud
bukan saja menyatakan tentang hal-hal yang dilihat saja, melainkan juga tentang hal-hal yang
berdasarkan suatu keyakinan pribadi. Apa yang dikatakan sebagai Marturia artinya adalah
kesaksian tentang berita sukacita (Injil) yang diberitakan oleh orang-orang yang telah percaya
terhadap Injil dan bertanggung jawab atas apa yang diberitakan.
Berikut Tata Acara Ibadah yang ada di HKBP Aek Sopang :
III. 2. 1. Tata Ibadah Minggu Umum
ACARA IBADAH MINGGU 19 JUNI 2022
Marende BE 11 :1-2,4
Marende BE 559:1+4
Patik Epesus 4:1
Koor Remaja/Naposo
Marende BE 25:1-2
Tingting
10
Marende BE 650 : 1.... (Pelean II)
1. Marende BE
2. Votum
3. Patik
4. Marende BE
5. Tangiang Manopoti Dosa
6. Ayat Bulanan
7. Marende BE
8. Manghatidangkon Haporseaon
9. Marende BE
10. Jamita
11. Marende BE (Papungu Pelean)
12. Tangiang penutup
Selama melaksanakan Praktek lapangan II, penulis bersama Pendeta Ressort melakukan
pelayanan diakonia kepada beberapa jemaat yang sakit, butuh penghiburan dan lain sebagainya.
Gereja memiliki korelasi dengan pelayanan (Diakonia), mempunyai panggilan yang tidak
dapat di elakkan untuk menunjukkan tanda dan bukti penebusan Allah. Gereja sebagai
perwujudan Tubuh Kristus dipanggil untuk Melayani bukan Dilayani. Tujuan pekerjaan
Diakonia adalah membantu orang lain dan menempatkkan pada posisi yang benar dihadapan
Allah dalam bentuk keperdulian secara utuh seperti membantu memenuhi keperluan jasmani
dan Rohani. Artinya adalah kegiatan ini menjadi salah satu bukti bahwa jemaat HKBP adalah
Gereja yang perduli dan menjadi berkat ditengah-tengah dunia. Bentuk pelayanan Diakonia
yang penulis observasi sejauh ini berupa :
11
memberikan semangat dan juga berdoa supaya lekas diberikan kesembuhan dan melakukan aktivitas
seperti sediakala.
12
BAB IV
PENUTUP
Tiap gereja adalah ungkapan dari gereja yang Kudus dan Am, yaitu persekutuan orang-
orang percaya, yang dimana baik itu pria atau wanita, yang muda dan yang tua yang berada di
segala tempat. Dalam hal ini, gereja terpanggil untuk memberitakan Injil kepada segala umat
dalam menjalankan pelayanan kasih serta usaha menegakkan keadilan. Tugas panggilan
gereja adalah kelanjutan dari misi Yesus Kristus yang telah diutus oleh Allah untuk
menyelamatkan dunia dan memperdamaikan segala sesuatu dengan Allah. Tugas dan
panggilan gereja tidak pernah berubah di semua tempat, sebab gereja hidup oleh Kristus
melalui usaha pelayan dalam meningkatkan pelayanannya dalam gereja untuk menjadikan
jemaat yang misioner.
Pelayan Tuhan adalah seorang hamba Kristus, yang sadar bahwa hidupnya adalah
milik Kristus karena Kristus sudah menebus hidupnya. la memiliki ketaatan penuh dan
kerendahan hati melalui tindakan dan tugas yang dipercayakan kepadanya. Dalam hal ini,
penulis melihat bahwa pelayan HKBP Aek Sopang sudah sepenuhnya menjalankan tugasnya
dengan baik.
Setiap gereja tentunya memiliki kendala-kendala tersendiri (factor eksternal dan
internal) yang mengakibatkan lambatnya pergerakan pelayanan para pelayan gereja. Dalam
hal ini, pada factor eksternal, penulis melihat bahwa kehidupan ekonomi jemaat HKBP Aek
Sopang ialah menengah kebawah. Dengan rata-rata mata pencaharian jemaat HKBP Aek
Sopang ialah 95% bertani, berkebun karet, mengambil pasir, batu atau kerikil, berburu dan
5% sebagai pegawai negeri sipil, guru dan bidan. Karena rata-rata mata pencaharian mereka
adalah petani, maka jemaat HKBP Aek Sopang masih dikatakan belum memiliki kesadaran
yang penuh untuk mengikuti peribadahan setiap hari minggunya atau bisa dikatakan bahwa
ibadah hanya sebagai formalitas saja. Akibat dari tradisi panen dan menanam padi yang
sudah mendarah daging, maka ketika musim itu datang, jemaat yang hadir ke gereja hanya
45% dari yang ada. Dalam hal ini, akibat dari keadaan ekonomi jemaat HKBP Aek Sopang
menengah kebawah, maka ketika musim itu datang, jemaat lebih mementingkan hal tersebut
daripada datang keperibadahan.
Dalam hal ini, melihat keterlambatan pada anak-anak tersebut dalam kegiatan, penulis
mengajak Guru Sekolah Minggu yang ada untuk melakukan suatu perubahan untuk
menciptakan suasana yang baru pada Anak Sekolah Minggu dengan mengajak mereka
melakukan kegiatan Sabtu Ceria. Penulis melihat bahwa kegiatan tersebut mendapat respon
yang postif dari para Anak Sekolah Minggu untuk membantu mereka dalam mengasah
kreativitas dan inovasi yang selama ini tertunda akibat belum adanya kesadaran para pelayan
13
dan jemaat untuk turut andil dalam membina Anak Sekolah Minggu. Sehingga, ketika penulis
hadir untuk memberikan sesuatu yang baru, mereka sangat antusias dalam mengikutinya.
Dengan demikian, Guru Sekolah Minggu harus menjadi teladan, kreatif, komunikatif agar
anak-anak merasa dirinya diterima untuk menjadi pembentuk spiritualitasnya.
Tidak hanya pada bidang Sekolah Minggu, penulis melihat bahwa pelayanan kepada
Remaja dan Pemuda juga demikian. Akibat dari kurangnya kesadaran untuk membina dan
membimbing mereka, maka pelayanan kategorial kepada Remaja dan Pemuda hanya sebagai
formalitas saja. Namun pada saat melakukan praktek lapangan, Remaja dan Pemuda HKBP
Aek Sopang hampir menjadi sering berlatih koor karena penulis berusaha melatih mereka
untuk belajar koor ataupun not dengan suara mereka masing-masing. Meskipun penulis
mengajari mereka koor yang dapat dikatakan belum sepenuhnya sempurna.
Kemudian, hal ini juga terjadi pada seksi Bapak (Ama) yang tergolong pada bidang
Koinonia. Dalam hal ini, penulis melihat bahwa jumlah kehadiran para bapak pada setiap
peribadahan sangat lah minim. Terlebih ketika masa panen dan menanam padi, jumlah
kehadiran para kaum bapak bisa dihitung jumlahnya. Ini merupakan suatu tantangan besar
bagi gereja untuk menghidupkan kembali pelayanan pada kaum bapak. Namun, hal ini
kemudian berjalan dengan baik dikarenakan ada program yang mengarah untuk kembali
menciptakan pelayanan kategorial terhadap para kaum bapak. Sehingga, pelayanan terhadap
kaum bapak ini pun kembali aktif bahkan hingga membangun pondok koor ama sebagai
tempat perkumpulan dan latihan koor. Kesadaran kaum bapak dan pelayan untuk
mengaktifkan kembali pelayanan tersebut semakin meningkat dan berkembang.
Namun berbeda halnya yang terjadi pada kaum Lansia yang juga bagian dari Seksi
Koinonia. Pelayanan kepada lansia belum sepenuhnya berjalan dengan baik, terlihat dari
tidak adanya PHD atau hal lain yang membuat mereka tetap semangat. Penulis melihat bahwa
seorang yang lanjut usia harus dipedulikan agar mereka tidak merasa sendiri dan kesepian
dalam menjalani hidup ini. Untuk itulah, sebagai pelayan gereja, harus mampu menjadi
seorang pelayan yang mengerti kehidupan mereka sehingga mereka tidak merasa bahwa
mereka tidak dipedulikan, kesepian dan sendiri. Kita harus mampu menggembalakan orang
yang sudah lanjut usia dengan berdoa bersama, membaca Alkitab, memberi kata-kata
penghiburan dan mempersiapkan mereka agar mampu menghadapi kematian yang pastinya
akan datang kepada mereka. Walaupun hal tersebut belum sepenuhnya belum berjalan
dengan baik, tetapi para lansia tersebut tetap tetap aktif dalam bernyanyi ketika hari Minggu
sebagai wujud dari rasa sukacita mereka kepada Tuhan karena masih dapat diberikan
kesehatan dan umur panjang.
14
Kemudian, yang kedua dari ketiga tugas tersebut, yaitu: Marturia yang berarti organ
yang memikirkan dan melaksanakan kegiatan pemberitaan Injil ditengah jemaat yang
mencakup Pekabaran Injil dan Musik. Dalam hal ini, pada bidang Pekabaran Injil belum
sepenuhnya berjalan dengan baik. Karena pelayanan dalam setiap minggu menggunakan
musik box sebagai pengiring nyanyian, hal ini terjadi karena tidak adanya alat musik yang
memadai dan pemainnya juga tidak ada.
Yang ketiga dari ketiga tugas tersebut ialah Diakonia yang berarti organ yang
memikirkan dan melaksanakan pelayanan diakonia. Dalam hal ini, yang mencakup seksi ini
adalah Seksi Diakoni Sosial, Seksi Pendidikan, Seksi Kesehatan dan Seksi Kemasyarakatan.
Penulis melihat bahwa seksi ini juga hanya berjalan dan yang terlihat dari minim nya
apresiasi gereja bagi Anak Sekolah Minggu yang berprestasi. Gereja searusnya memberikan
perhatian yang layak bagi Sekolah Minggu. Gereja harus membentuk sebuah badan pengurus
kategorial yang menangani tentang Sekolah Minggu agar pelayanan kepada anak-anak dapat
berjalan dengan lancar serta mendukung program yang ditawarkan badan pengurus kategorial
anak tersebut dengan menyediakan sarana dan prasarana. Gereja harus juga mendampingi
guru-guru dalam mempersiapkan pelayanannya agar mereka dapat memberi pengajaran
kepada anak-anak serta memberikan pelatihan bagi guru-guru sekolah minggu agar mampu
mengajar dengan kretif. Gereja juga membantu untuk menyerukan kepada jemaat bahwa
pentingnya pelayanan kepada anak sehingga jemaat juga dapat mendukung perjalanan
pelayanan kepada anak tersebut terlebih orangtua anak..
Melihat teori di atas bahwa gereja harus mempersiapkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan jemaat. Sesuai dengan penjelasan di atas, penulis memberikan sebuah pandangan
bahwa dalam merealisasikan eksistensi gereja dalam mewujudkan jemaat yang misioner tidak
terlepas dari keterlibatan jemaat dan pelayan untuk memperlengkapi anggota jemaatnya.
Dalam usaha untuk mewujudkan jemaat misioner bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini
tentunya menjadi sebuah pergumulan bagi gereja untuk tetap berjuang mempersiapkan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan jemaat. Dengan demikian, gereja harus tetap pada posisi
dan fungsinya, yaitu sebagai persekutuan orang percaya sekaligus sebagai agen pembaru
kerajaan Allah.
Gereja merupakan persekutuan orang orang percaya kepada Kristus yang memiliki
panggilan untuk melayani, memberitakan, mewujudkan dan merealisasikan kerajaan Allah di
dunia ini. Tugas panggilan gereja adalah kelanjutan dari misi Yesus Kristus yang telah diutus
oleh Allah untuk menyelamatkan dunia dan memperdamaikan segala sesuatu dengan Allah.
Tugas dan panggilan gereja tidak pernah berubah disemua tempat, sebab gereja hidup oleh
Kristus dan bagi Kristus. Ketika Tuhan Yesus menyelesaikan tugas-Nya di dunia, Ia dan
15
murid-murid-Nya beserta pengikut-Nya berkumpul dan memberikan tugas kepada mereka,
yaitu: “jadikanlah semua bangsa murid-Ku, beritakanlah Injil ke seluruh Bumi”. Sehingga
Kristus juga melanjutkan misi Nya melalui gereja yaitu dengan tugas dan panggilan gereja
untuk memberitakan firman Tuhan disemua umat bangsa.
Berangkat dari pemaparan di atas bahwa sesungguhnya ini merupakan tugas gereja
dalam rangka usaha menetapkan, mencapai dan mewujudkan program yang berbasis jemaat.
Artinya pelayanan yang diberikan kepada jemaat harus sesuai dengan kebutuhan jemaat,
terlebih sebagai jawaban atas persoalan yang di hadapi oleh jemaat. Oleh karena itu, gereja
harus melibatkan jemaat sebagai subjek, pelaku dan pelaksana pelayanan. Dalam usaha untuk
menemukan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan jemaat, maka pelaksana
pelayanan itu harus mengikutsertakan jemaat untuk menentukan dan menetapkan pelayanan
yang harus dilakukan oleh gereja. Dalam hal ini, setiap gereja memiliki persoalan dan
pergumulan yang berbeda-beda di tengah-tengah pelayanannya. Maka dari itu, gereja harus
mampu mempertahankan eksistensinya untuk tetap memperhatikan kehidupan jemaatnya,
sehingga gereja mampu menjawab setiap persoalan yang ada untuk memperlengkapi setiap
warga jemaat.
Oleh sebab itu, para pelayan gereja harus lebih bekerja keras dalam situasi dan kondisi
apapun yang sesuai dengan tri tugas panggilan gereja tersebut untuk tetap mengikutsertakan
jemaat dalam setiap pelayanan yang ada, sehingga eksistensi gereja dalam mewujudkan
jemaat yang misioner dapat tercapai dan dapat terwujud di gereja HKBP Aek Sopang. Gereja
harus lebih aktif dalam menuntun jemaat untuk dapat menjadikan jemaat yang misioner yang
bertumbuh dewasa dalam iman. Sehingga, keberadaan gereja tersebut menjadi nyata dalam
memenuhi segala tugasnya dan dapat terwujud dengan seiring berjalannya waktu. Dengan
demikian, kehadiran Roh Kudus melalui gereja dapat menjalin hubungan yang hidup dengan
Bapa yang berfirman kepada setiap orang.
16
Lampiran
Galatia 6 : 1-10
17
denggan ala ni Debata do manang holan asa di ida jolma do? Taingot ma, ndang boi
gabusanta Debata. Alani i, taula ma na denggan sian roha na ias holan alani Tuhan Jesus.
Ido umbahen disosohon di ayat 7 asa tung sian nasa roha hita olo
mempertanggungjawabhon sude na taula di jolo ni Debata. Ido ala dilehon si Paulus sada
uhum, ima na somal di goari Hukum Tabur-Tuai : aha na di sabur ho, ido tapuonmu. Ndang
adong na holip di simalolong ni Debata. Semua yang kita lakukan akan dibalaskan oleh
Tuhan menurut jenis perbuatan tersebut. Alani i ma umbahen didok aya 8 :tung songon di
ondolhon asa manabur tu tondi ma hita, unang manabur tu daging. Songon dia do tutu na
manabur tu daging? Jala songon dia ma tutu na manabur tu Tondi?
18
Renungan / Kotbah Minggu, 12 Juni 2022 , Debata Na Sangap Jala Na Timbul
Syalom, Selamat hari minggu ma di hita saluhutna. Damang, Dainang nang dongan
naposo na hinaholongan dibagasan Kristus Jesus, dung tapaihut-ihut nakkaning hata ni
Debata na gabe Turpuk Jamita dibagasan Minggu sadarion, boi do ra dapot rohata bahwasana
psalmen bindu na paualuhon ima tangiang ni si David tu Debata na tubu sian parjumpangan
ni par psalmen i dohot jadi-jadian ni Debata gabe patubuhon halongangan manang rasa
kagum tu saluhut haulion ni na tinompa ni Debata. Laos alani do umbahen na dipakke
Psalmen on di angka ulaon peribadahan ni Bangso Israel hatih i. Asa lam tangkas do roha ni
angka halak na porsea tu Debata mananda huaso ni Debata Jahowa na Sangap, na Timbul,
jala marmulia i jala ringgas laho mamuji dohot pasangaphonsa.
Jadi, molo taida huaso ni Debata i, halongangan na binahen na i, jala asi ni roha na tu
hita umbahen na malua hita sian dosa, aha dope nahurang umbahen sipata olo hita
mangalupahon Debata? Ditikki hasonangan hita, lupa hita ise na mangealehon i tu hita. Lupa
hita na silehon lehon ni Debata doi saluhutna tu hita ala ni asi dohot denggan ni basana. Pos
roha, lehonon ni Debata do aha na ringkkot di parngoluonta. Ra olo do hita na talu mangido
tu Debata marhite tangiang elek-elek. Alani i tapasahar ma saluhut parngoluonta tu Debata,
tapasahat saluhut parniolaonta tu Debata, ala sude do boi bahenon ni Debata alani
Hasangaponna dohot Hamuliaon ni Jahowa.
19
Dokumentasi
20
21