Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KATEKISASI

JEMAAT GKI IMMANUEL


TUGAS KATEKISASI
GANISA HUTAJULU
[Pick the date]

GOD BLEES YOU


PEMBELAJARAN KATEKISASI GEREJA DILUAR GKI TANAH PAPUA

GEREJA 1

Page | 1
KATEKISASI GEREJA BPIB JEMAAT PONDOK UNGU TAHUN 2011-2012

1. KURIKULUM KATEKISASI GPIB JEMAAT PONDOK UNGU, BEKASI TAHUN PELAJARAN 2011-2012NO
POKOK WAKTU MINGGU SUB POKOK BAHASAN PEMBINA BAHASAN t/b/t Ke- I Pembinaan 16 1
Sejarah katekisasi dalam Pdt. SGR.Sihombing, Warga Gereja Juni 11 Pendidikan Agama Kristen MTh 23 2
Katekisasi dan Sidi dalam bingkai Pembinaan Warga Gereja GPIB 30 3 EVALUASIII ALKITAB 7 4 Sejarah
Penulisan Alkitab Pdt. SGR.Sihombing, 14 5 Fungsi dan Wibawa Alkitab MTh dalam Gereja 21 6
Perjanjian Lama: Struktur Pembagian Alkitab Perjanjian Lama 28 7 Tema-tema Perjanjian Lama 4 8
Perjanjian Baru: Struktur Agst Pembagian Alkitab Perjanjian Baru 11 9 Tema-tema Perjanjian Baru 18 10
EVALUASIIII AJARAN GEREJA 25 11 Sejarah Pengakuan Iman dan Pdt. SGR.Sihombing, Pemahaman Iman
MTh 4 12 Ke-Tritunggal-an Allah Sept 8 13 Allah BAPA 15 14 Yesus Kristus 22 15 Roh Kudus 29 16
Kerajaan Allah 6 17 Manusia Okt 13 18 Dosa, Anugerah, Pengampunan, Pertobatan & Hidup Baru 20 19
Pengertian Sakramen dalam gereja 27 20 Sakramen Baptisan 3 21 Sakramen Perjamuan Nov 10 22
Manusia dan Lingkungan Hidup Pnt. Ronny Siagian 17 23 Pemberdayaan Sumber Daya Insani bagi
Kemajuan Peradaban Dunia 24 24 Pemahaman Iman GPIB 1 Des 25 EVALUASI Pdt. SGR. Sihombing

2. NO POKOK WAKTU MINGGU SUB POKOK BAHASAN PEMBINA BAHASAN t/b/11 Ke- IV KONTEKS 8 28
Panggilan dan Pengutusan Pnt. Agustinus GEREJA Des Gereja Pasanea 15 29 Gereja dan Negara 22 30
Sejarah Gereja Umum 5 31 Aliran-aliran di dalam dan di Jan 12 sekitar Gereja 8 32 Sejarah GPIB Pnt. Max
B. 12 33 Struktur dan Sistem Rampengan Penatalayanan Gereja 15 34 Fungsionaris Pelayanan Gereja 19
35 EVALUASI V IBADAH & DOA 22 36 Ibadah Persekutuan Orang Pnt. Ronny. Siagian Percaya 26 37 Doa,
Puasa dan Retret 29 38 Nyanyian Ibadah & Musik Gereja Pnt. A. Pasanea 1 Feb 39 Hari-hari raya Gereja
5 40 Tata Ibadah GPIB Pnt. Max. B. 9 41 Simbol, Perangkat dan Rampengan Penunjang Ibadah 12 42
EVALUASI Pdt. SGR. Sihombing VI KAPITA SELEKTA 16 43 Mengenal Agama & Pnt. Agustinus
Kepercayaan Lain di Indonesia Pasanea 19 44 Etika Pergaulan Muda Mudi Pnt. Max B. 23 45 Perkawinan
Rampengan 26 46 Suami Isteri yang Rukun dan Pnt. Ronny. Siagian Anak sebagai Berkat Tuhan 1 Mar 47
Etos Kerja 8 48 EVALUASI Pdt. SGR. SihombingVII PERS. RETRET Jan 49 Pembentukan Panitia
Pembina/OrtuVIII Retret 16-18 50 Retret Gabungan dengan jemaat Koordinasi dengan Maret GPIB
Mupel Bekasi Pembina Katekisasi IX EVALUASI 23 51 Evaluasi & Percakapan pastoral
Pembina&Korsek/wa X PENEGUHAN 26 52 Persiapan Ibadah Peneguhan Sidi Pdt. SGR. Sihombing, 1
April 53 Peneguhan Sidi MTh dan Presbiter XI PERJAMUAN 6 54 Perjamuan Sulung Katekisan
bertugasTata tertib:1. Katekisan hadir tepat waktu dalam pembelajaran dan ibadah (Minggu, Keluarga
dan Pelkat GP).2. Jam belajar : Kamis, 19.00-20.30 wib dan Minggu, 11.30-13.00 wib.3. Berpakaian rapi
dan bersepatu ketika datang belajar dan beribadah.4. Jika berhalangan hadir karena sakit, tugas sekolah
dan lainnya, supaya membuat surat pemberitahuan atau disampaikan lisan oleh Keluarga kepada
Pembina. Jika tidak, dianggap tidak hadir.5. Katekisan menyimpan tabungan Rp. 10.000,- perMinggu
guna pelaksanaan retret katekisan.6. Catatan khotbah Minggu, Keluarga dan Pelkat GP menjadi bahan
penilaian dalam kelulusan peserta.7. Penilaian Katekisan akan diberikan kepada orang tua/ wali per
semester (6 bulan)

Page | 2
Page | 3
Page | 4
KATEKISASI GEREJA BPIB JEMAAT PONDOK UNGU TAHUN 2013-2014

Kurikulum Katekisasi GPIB jemaat Pondok Ungu, Bekasi 2013-2014

1. KURIKULUM KATEKISASI GPIB JEMAAT PONDOK UNGU, BEKASITAHUN PELAJARAN 2013-


2014No POKOKBAHASANWAKTUt/b/thnMINGGUKe-SUB POKOK BAHASAN PEMBINA
PENDAMPING KETERANGANA. TEMU WICARA 5 Mei20131 Proses belajar mengajar
dandukungan keluargaPdt. SGR Sihombing,MThPnt. AgustinusPasaneaTabungan
katekisan:Rp.40.000/bulanI PEMBINAANWARGA GEREJA16 Mei 2 Sejarah katekisasi
dalamPendidikan Agama KristenPdt. SGR Sihombing,MThPnt. AgustinusPasaneaCatatan
khotbahdibawa untukdiperiksa Pembina19 Mei 2 Katekisasi dan Sidi dalam bingkaiPembinaan
Warga Gereja26 Mei 3 EVALUASI Tim Pembina Pnt. A. Pasanea TertulisII ALKITAB 2 Juni 4
Sejarah Penulisan Alkitab Pnt. AgustinusPasaneaPnt. RHM Sianturi9 Juni 5 Fungsi dan Wibawa
Alkitab dalamGereja16 Juni 6 Perjanjian Lama: StrukturPembagian Alkitab PLPnt. RHM Sianturi
Pnt. A. Pasanea23 Juni 7 Tema-tema Perjanjian Lama30 Juni 8 Perjanjian Baru:
StrukturPembagian Alkitab PBPnt. HabaTampubolonPnt. A. Pasanea7 Juli 9 Tema-tema
Perjanjian Baru11 Juli 9 EVALUASI Tim Pembina Pnt. A. Pasanea TertulisIII AJARAN GEREJA 14
Juli 10 Sejarah Pengakuan Iman danPemahaman ImanPdt SGR Sihombing,MThPnt.
HabaTampubolon18 Juli 10 Ke-Tritunggalan Allah Pnt. A. Pasanea21 Juli 11 Allah BAPA Pnt. H
Tampubolon25 juli 11 Yesus Kristus Pnt. A. PasaneaPnt. H Tampubolon28 Juli 12 Roh Kudus4
Agst 13 Kerajaan Allah Pnt A. Pasanea Dkn. H. Mamengko11 Agst 14 Manusia Dkn. Hani
Mamengko Pnt RHM Sianturi18 Agst 15 Dosa, Anugerah, Pengampunan,Pertobatan & Hidup
baru25 Agst 16 Pengertian Sakramen dalamGerejaPdt SGR Sihombing,MThPnt. A. Pasanea.

2. No POKOKBAHASANWAKTUt/b/thnMINGGUKe-SUB POKOK BAHASAN PEMBINA


PENDAMPING KETERANGAN1 Sept 17 Sakramen Baptisan Pdt SGR Sihombing,MThPnt. A.
Pasanea17 Sakramen Perjamuan8 Sept 18 Manusia dan Lingkungan Hidup Dkn. H. Mamengko
Pnt RHM Sianturi15 Sept 19 Pemberdayaan Sumber Daya Insanibagi Kemajuan peradaban
DuniaPnt. HabaTampubolonDkn. H. Mamengko19 Sept 19 Pemahaman Iman GPIB Pdt.SGR
Sihombing Pnt.H.Tampubolon22 Sept 20 EVALUASI Tim Pembina Pnt. A. PasaneaB TEMU
WICARA 29 Sept 21 Laporan hasil belajar danPembentujan Panitia RetretTim Pembina Pnt. A.
Pasanea Kepanitiaan danAnggaran RetretIV KONTEKS GEREJA 6 Okt 22 Panggilan dan
PengutusanGerejaPnt. AgustinusPasaneaPnt RHM Sianturi13 Okt 23 Gereja dan Negara Pnt.
RHM Sianturi Pnt. H.Tampubolon20 Okt 24 Sejarah Gereja Umum Dkn. H. Mamengko Pnt. A.
Pasanea27 Okt 25 Sejarah Gereja di Indonesia Pnt. H.Tampubolon Pnt RHM Sianturi3 Nov 26
Gerakan Keesaan Pnt. RHM Sianturi Dkn. H. Mamengko10 Nov 27 Aliran-aliran di dalam dan
disekitar GerejaPnt. AgustinusPasaneaPnt. H.Tampubolon17 Nov 28 Sejarah GPIB Pnt. RHM
Sianturi Pnt. A. Pasanea24 Nov 29 Struktur dan SistemPenatalayanan GerejaPnt.
HabaTampubolonPnt RHM Sianturi1 Des 30 Fungsionaris Pelayanan Gereja Dkn. H.Mamengko

Page | 5
Pnt. H.Tampubolon8 Des 31 EVALUASI Tim Pembina Pnt. A. PasaneaV IBADAH DAN DOA 15 Des
32 Ibadah Persektuan orang percaya Pdt SGR Sihombing,MThPnt. H.Tampubolon22 Des 33 Doa,
Puasa dan Retret Pnt RHM Sianturi12Jan2014 34 Nyanyian Ibadah dan Musik Gereja Pnt. A.
Pasanea19 Jan 35 Hari-hari raya Gereja Dkn. H. Mamengko26 Jan 36 Tata Ibadah GPIB Pnt RHM
Sianturi2 Feb 37 Simbol, Perangkat danPenunjang IbadahPnt. A. Pasanea9 Feb 38 EVALUASI Tim
Pembina Pnt. A. Pasanea TertulisVI KAPITA SELEKTA 16 Feb 39 Mengenal Agama &Kepercayaan
Lain di IndonesiaPnt. AgustinusPasaneaDkn. H. Mamengko23 Feb 40 Etika Pergaulan Muda Mudi
Pnt. H. Tampubolon Pnt RHM Sianturi27 Feb 41 Perkawinan Pdt SGR Sihombing,MThPnt. A.
Pasanea.

3. No POKOKBAHASANWAKTUt/b/thnMINGGUKe-SUB POKOK BAHASAN PEMBINA


PENDAMPING KETERANGAN2 Maret 42 Suami Isteri yang Rukun danAnak sebagai Berkat
TuhanPnt. RHM Sianturi Pnt. H.Tampubolon9 Maret 43 Etos Kerja Dkn. H.Mamengko Pnt RHM
Sianturi16 Maret 44 EVALUASI Tim Pembina Pnt. A. Pasanea LisanC. TEMU WICARA 23 Maret 45
Rapat Panitia Retreat Tim Pembina Koordinasi Akhir28-29 Mrt 45 Retret Katekisan Tim Pembina
Panitia danOrangtuaSabtu-Minggudi Luar Kota3 April 46 EVALUASI AKHIR &PERCAKAPAN
PASTORALTim Pembina Tim Pembina, Korsek1,2,3 dan Orang Tua6 April 47 PENGUMUMAN
NAMA-NAMACALON SIDI BARUPHMJ Diwartakan dalamWarta Minggu 2 X11 April 47 PERSIAPAN
IBADAH PENEGUHAN Presbiter Jumat, 19.30 wib13 April 48 PENEGUHAN SIDI BARU Presbiter
Ibadah Jam 09.0015 April 48 PERSIAPAN PERJAMUAN KUDUS Presbiter Selasa, 19.30 wib18 April
48 PERJAMUAN SULUNG SIDI BARU Presbiter Ibadah jam 10.00dengan cara Meja PK20 April 49
PASKAH JEMAAT 2014 Presbiter Ibadah Subuh 04.0027 April 50 IBADAH SYUKUR, KESAN
DANPESAN SIDI BARU/ORANGTUAPengarahanpelayananCatatan:1. Katekisan diharap
berpakaian rapi. Membawa Alkitab, Kidung jemaat dan buku catatan pelajaran.2. Mengikuti
Ibadah Minggu, Ibadah Keluarga dan Ibadah Gerakan Pemuda sesuai pengarahan dan
menuliskan catatan khotbahnya.3. Mengikuti Pelajaran setiap hari Minggu atau Kamis sesuai
dengan petunjuk Tim Pembina.Bekasi, 5 Mei 2013TIM PEMBINA KATEKISASI:1. Pdt. S.G.R.
Sihombing, MTh2. Pnt. Agustinus Pasanea3. Pnt. Haba M. Tampubolon4. Pnt. R.H.M. Sianturi5.
Dkn. Hani J.J. Mamengko

Page | 6
Page | 7
Page | 8
Page | 9
GAREJA 2

Page | 10
MATERI KATEKISASI SIDI

PENGGUNAAN MATERI KATEKISASI SIDI

A. Latar Belakang

Tuntutan zaman yang terus berubah telah mempengaruhi tumbuh dan kembangnya suatu bangsa dan
negara, arah perubahan tersebut secara tidak langsung mempengaruhi sendi-sendi kehidupan
masyarakat, baik kebutuhan ekonomi, teknologi, Pendidikan, Keterampilan, Kesejahteraan, Keagamaan
dan lain sebagainya.

Agama memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia dan menjadi dasar untuk mewujudkan
suatu kehidupan manusia yang bermakna, damai dan bermartabat. Dengan kata lain peran Gereja untuk
mewujudkan manusia berakhlak mulia dimaksudkan agar terbentuknya kepribadian spiritual manusia
beriman yang bertakwa dan beraklah mulia, mencakup kehidupan yang beretika, memiliki budi pekerti
yang luhur, bertanggungjawab, beribadah, dan memiliki kepekaan sosial. Manusia yang beraklak mulia
ini aktualisasinya tercerminkan harkat dan martabanya sebagai mahluk ciptaan Tuhan.

Menyadari kehadiran dan perannya yang penting, bagi internalisasi pembangunan kehidupan umat
manusia bangsa dan negara, maka Majelis Pekerja Klasis (MPK) Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan
(GKSBS) Klasis Bengkulu menyusun Materi Ajar Katekisasi Sidi.

B. Waktu Pelaksanaan, Tujuan dan Fungsi

Gereja pada umumnya mengenal katekisasi sebagai kegiatan yang direncanakan. Kegiatan tersebut
merupakan cara menetapkan seseorang sebagai calon anggota jemaat, calon anggota jemaat yang
mendapat pembelajalan Katekisasi Sidi diharapkan memahami prinsip-prinsip ajaran Kristen dan
mempraktekan kehidupan bergereja dan bermasyarakat yang bertanggungjawab.

Kegiatan katekisasi Sidi dilaksanakan sekurang-kurangnya satu tahun, dengan pelaksanaan bergantung
pada kesepakatan guru katekisasi dan dan siswa kelas katekisasi Sidi, dengan mempertimbangkan
materi ajar, Tata Gereja GKSBS dan pemahaman tentang kehidupan berjemaat dan bermasyarakat.

Tujuannya agar calon anggota benar-benar dapat mempertanggungjawabkan kehidupan iman Kristen
sebagai warga jemaat yang berkarakter dan potensial dalam gerejanya.

Mengapa gereja tidak memberikan kemudahan dengan segera melayani Sidi, sebaliknya Gereja justru
harus membuka kelas Pelayanan katekisasi?, Kesungguhan seseorang akan teruji apabila calon anggota
jemaat itu rajin mengikuti katekisasi. Oleh karena itu pengajaran katekisasi bertujuan menghantarkan
calon anggota yang berkualitas, paham terhadap prinsip-prinsip ajaran Kristen dan kelak aktif melakukan
pelayanan gerejawi.

C. Ruang Lingkup

Segi kesaksian dan pelayanan gereja dipersiapkan melalui calon anggota tersebut, sehingga pada saat
menjadi anggota ia juga dapat mengambil bagian dalam kesaksian dan pelayanan gerejawi. Dengan

Page | 11
demikian, orang yang sudah Sidi bukan saja orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus dan
menerima Injil, tetapi ia pun terpanggil untuk memberitakan Injil kepada orang lain. Demikian pula
dalam hal pelayanan, sangat diharapkan ia juga dapat melakukan pelayanan gerejawi itu kepada orang
lain. (Mat 28:19-20).

Memperhatikan hal-hal tersebut, katekisasi ternyata mempunyai banyak muatan. Melalui pengajaran
Katekisasi yang berkualitas Gereja memperoleh anggota jemaat yang benar-benar handal dalam
mewujudkan kehidupan Kristianinya sehari-hari di tengah gereja dan masyarakat.

ARAH PENGAJARAN KATEKISASI

1. Dogma gereja

Dalam kelas Katekisasi Sidi, guru katekis perlu memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan
dengan mengajarkan dogma gereja tentang Pencipta, Manusia, Dosa, dan kehidupan Jemaat yang
oikoumenis.

2. Etika

Dalam kelas Katekisasi Sidi, guru katekis perlu memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan
dengan mengajarkan etika kristen. Dalam kaitannya dengan etika secara umum, guru katekis dapat
menggunakan metode diskusi, Contoh: hal berpakaian, merokok, bunga uang, merias diri (make up), dan
lain-lain.

3. Praktek spiritualitas

Dalam kelas Katekisasi Sidi, guru katekis perlu memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan
dengan mengajarkan praktek spiritualitas. Masalah spiritualitas amat ditentukan oleh bagaimana sebuah
gereja telah melaksanakannya dalam tradisi kehidupannya sehari-hari. Praktik doa, puasa,
persembahan, penghayatan iman dalam pergaulan di tengah masyarakat, dan lain-lain di sebuah gereja
akan mendorong seluruh anggota jemaat untuk mewujudkannya dalam kehidupan pribadi dan
keluarganya. Itulah sebabnya kita mengenal ciri khas gereja tertentu.

4. Tata Gereja

Dalam kelas Katekisasi Sidi, guru katekis perlu memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan
dengan mengajarkan Tata Gereja GKSBS. Sekalipun tata gereja/tata laksana bukan landasan hakiki iman
Kristen, namun tetap perlu mendapat perhatian anggota jemaat.

5. Tradisi gereja

Praktik kehidupan berjemaat yang bertahun-tahun dan mengakar di tengah jemaat dapat disebut tradisi
gereja. Dalam kelas Katekisasi Sidi, guru katekis perlu memberikan pemahaman, wawasan dan
pengetahuan dengan mengajarkan Tradisi gereja yang baik dan benar menurut Alkitab.

Page | 12
GARIS BESAR POKOK MATERI

1. Pengakuan Iman Rasuli (Apostolicum)

Yang berisi dua belas pasal, bersifat trinitaris: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Baik pula apabila guru
Katekisasi memperkenalkan adanya Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel dan Pengakuan Iman
Athanasius.

2. Sepuluh Hukum Tuhan (Dekalog)

Siswa Katekisasi tidakhnya sekedar membaca, mengenal dan menghafal Sepuluh Hukum Tuhan, tetapi
siswa diharapkan menjadi anggota jemaat terdidik untuk melakukan jalan hidup yang benar.

3. Doa

Sebagai aspek spiritual manusia dengan Tuhannya secara vertikal dalam praktik beriman Kristen,
diperlukan praktek latihan berdoa bagi para calon anggota jemaat, sehingga mereka benar-benar dapat
menghayati makna doa bagi kehidupan orang Kristen.

4. Kanonisasi Alkitab

Agar calon anggota mengerti proses terjadinya Alkitab. Dengan demikian ia mampu memberikan
penjelasan kepada orang lain. Hal ini penting. mengingat pemahaman yang minim terhadap Alkitab dan
ketidakmampuan anggota jemaat menjadikan Alkitab sebagai pegangan hidupnya, akan merugikan
perkembangan iman serta kesaksian hidupnya.

5. Sejarah gereja dan oikoumenika

Calon anggota perlu memahami asal mula gereja, pertumbuhannya dan gerak langkahnya, Sejarah
Gereja umum dan khususnya gereja jemaat setempat perlu diketahui agar pengenalan itu menambah
kecintaan calon anggota terhadap gerejanya.

6. Pengenalan terhadap Tata Gereja

Sebagai bekal untuk dapat membangun persekutuan dalam lingkungan jemaat maupun lingkungan
jemaat yang lebih luas (klasikal, sinodal, oikoumenis). Bagian ini perlu dihayati secara memadai, agar
anggota jemaat mengetahui cara-cara berorganisasi secara gerejawi.

7. Memahami tugas bersaksi dan melayani

Dalam semangat untuk mengasihi sesama manusia dan taat kepada perintah Tuhan Yesus. Dengan
demikian calon anggota memahami kedudukan dwi kewarganegaraannya yakni sebagai warga Kerajaan
Allah dan warga dunia. Khusus dalam keberadaannya di Indonesia dengan masyarakat yang majemuk
(pluralistis), anggota jemaat perlu bijaksana membawa diri, sehingga di satu sisi sadar akan jati dirinya
selaku orang Kristen yang terbeban untuk bersaksi dan melayani, dan di sisi lain ia bertemu dengan
orang-orang yang berkeyakinan lain dengan praktik hidup mereka sehari-hari.

Page | 13
Dengan mengemukakan ketujuh aspek dari materi katekisasi ini, amat diharapkan, bahwa calon anggota
akan dapat menghadirkan dirinya di tengah keluarga, jemaat, lingkungan Kristen dan masyarakat secara
baik, sebagaimana yang diharapkan.

METODE KATEKISASI

Pada umumnya, gereja-gereja melaksanakan metode katekisasi secara monologis, yaitu pengajar
menyampaikan bahan kepada murid katekisasi. Sebenarnya ada juga cara lain misalnya dengan cara
dialogis, agar dapat mengetahui apa yang sebenarnya dikandung dalam hati para calon anggota dalam
menghayati pelbagai hal berkaitan dengan masalah kehidupan ini, kendati semua pelaksanaan katekisasi
itu tetap menjadi tanggung jawab gereja.

Apapun metode katekisasi yang dipakai, sasarannya adalah supaya pelajaran katekisasi itu pada
akhirnya menjadi milik calon anggota tersebut dan dipraktekkan dalam kedudukannya selaku anggota
jemaat kelak. Dengan demikian, pelajaran katekisasi tak hanya merupakan bahan yang di cerna secara
kognitif, melainkan juga menjadi bagian dari hidup calon anggota yang dihayatinya secara afektif. Hal ini
penting agar benar-benar para calon anggota di hantar kepada iman Kristen yang akrab dalam
hubungannya dengan Tuhan Yesus dan dalam persekutuan jemaatNya.

Pelaksanaan katekisasi hendaknya memperhatikan usia, tingkat pendidikan, kategori, dan aspek lain
para murid katekisasi tersebut. Hal ini perlu, mengingat para murid katekisasi itu heterogen. Memang
tak mungkin menghadirkan kelompok-kelompok yang jumlahnya banyak dalam lingkungan gereja. Oleh
sebab itu, kita hanya sampai pada sedekat mungkin. Dengan memperhatikan mereka berdasarkan
kelompoknya masing-masing amat diharapkan bahwa pelaksanaan katekisasi dapat berjalan lebih
lancar. Untuk mencapai tujuan akhir katekisasi, dapat dipakai pula prinsip-prinsip metode mengajar
pada umumnya. Oleh sebab itu, kita tidak menutup kemungkinan penggunaan metode tersebut,
sehingga setiap kali ada metode, mengajar yang baru, metode itu dapat kita pergunakan dalam
pelaksanaan katekisasi. Untuk menghindarkan keterikatan anggota jemaat dengan seorang pengajar,
ada baiknya kelompok-kelompok katekisasi diajar oleh pemimpin-pemimpin katekisasi secara bergiliran.

Pada akhirnya melalui proses katekisasi dalam kehidupan jemaat, kita menantikan tuaiannya kelak
berupa hadirnya anggota-anggota jemaat baru yang siap untuk mewujudkan persekutuan dengan penuh
kasih dan melaksanakan tugas pengutusan berupa kesaksian dan pelayanannya dengan militan dalam
ketaatan kepada pesan Tuhan Yesus. Dengan demikian, kita tak hanya menginginkan penambahan
jumlah anggota secara kuantitatif, melainkan juga anggota-anggota jemaat baru yang dapat
dipertanggungjawabkan secara kualitatif dalam iman dan kehidupan Kristennya. Tentu kesemuanya itu
untuk kemuliaan nama Tuhan dan keluasan KerajaanNya.

Page | 14
CONTOH RENCANA PELAKSANAAN KATEKISASI
(RPK) PEMUDA/SIDI
Pokok Materi : Akhir Zaman                   
Standar Kompetensi : Menjelaskan tentang Akhir Zaman
Kompetensi Dasar : Memahami Akhir Zaman
Hasil Belajar : Peserta dapat mengimani kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua
Indikator : Dapat menjelaskan Akhir Zaman
Eksplorasi : Peserta didik memahami Akhir Zaman dalam Iman Kristen
Elaborasi : Peserta dapat mengungkapkan Akhir Zaman dalam Iman Kristen
Metode : 1. Tanya Jawab (Diskusi)
                                                    2. Ceramah
                                                    3. Tes Lisan

Proses Katekisasi

1.       Pengajar Katekisasi (Katekis) mengawali pengajaran dengan percakapan apresiatif dan mengajak
peserta katekisasi (Katekisan) untuk bernyanyian dan berdoa
2.       Pengajar Katekisasi (Katekis) menyampaikan judul materi dan memulai Pengajar Katekisasi
1. Pengertian Akhir Zaman
-          Akhir zaman atau kiamat biasanya merujuk kepada tulisan eskatologis dalam ketiga agama
Abrahamik: Yudaisme, Kristen, dan Islam.
-          Akhir zaman seringkali digambarkan sebagai suatu masa yang diwarnai oleh kesusahan yang
mendahului kedatangan kembali dari Mesias yang telah diramalkan.
-          Mesias adalah tokoh yang akan mengantarkan datangnya Kerajaan Allah dan mengakhiri
penderitaan dan kejahatan.
2. Tanda-tanda Akhir Zaman
-          Kristus akan memindahkan semua orang percaya yang merupakan bagian dari Gereja (orang-
orang suci Perjanjian Baru) dari dunia ini melalui peristiwa yang disebut Pengangkatan (1Tesalonika
4:13-18; 1 Korintus 15:51ff). Pada Tahta Penghakiman Kristus, orang-orang percaya ini akan
diberikan pahala untuk perbuatan baik dan pelayanan mereka. Mereka mungkin saja kehilangan
pahala mereka karena tidak melayani dan tidak taat, namun tidak akan kehilangan hidup kekal
(1Korintus 3:11-15; 2Korintus 5:10).
-          Anti Kristus (binatang) akan berkuasa dan menandatangani pakta perdamaian (perjanjian) dengan
Israel untuk masa tujuh tahun (Daniel 9:27). Masa tujuh tahun ini dikenal sebagai masa Tribulasi
(kesengsaraan). Dalam masa Tribulasi ini akan terjadi peperangan, kelaparan, wabah dan berbagai
bencana alam. Tuhan mencurahkan murkanya terhadap dosa dan kejahatan. Tribulasi menjadi
tempat untuk ke empat penunggang kuda dalam Wahyu dan ke tujuh meterai, sangkakala dan
cawan murka Allah. (Daniel 9:27, 2Tesalonika 2:3-10).
-          Bagian kedua dari Tribulasi dikenal sebagai Kesengsaraan Besar (Perang Harmagedon). Yesus
Kristus akan datang kembali, membinasakan antikristus dan membuang mereka ke dalam lautan api
(Wahyu 19:11-21). Kristus akan membelenggu Iblis dalam jurang maut untuk 1000 tahun dan akan
memerintah di atas bumi selama 1000 tahun (Wahyu 20:1-6).
Pada akhir dari 1000 tahun Iblis akan dilepaskan, kembali dikalahkan dan dilemparkan ke dalam
lautan api (Wahyu 20:7-10). Kristus akan menghakimi orang-orang yang tidak percaya (Wahyu
20:10-15) di Tahta Putih yang Besar, membuang mereka ke dalam lautan api. Akan ada Langit yang
Baru dan Bumi yang Baru - tempat kediaman kekal bagi orang-orang percaya. Tidak akan ada lagi
dosa, kesusahan atau kematian. Demikian pula Yerusalem yang Baru akan turun dari Surga (Wahyu
21-22).
-          Tuhan  telah memberitahukan kepada kita tanda-tanda akhir zaman. Diantaranya akan ada nabi-
nabi palsu, bencana, perang, dan mesias palsu. Selain itu, dalam Alkitab juga sudah tertulis akan

Page | 15
ada pengejek-pengejek yang menuruti hawa nafsu mereka. Mereka Mengejek, Menghujat, dan
Menghina orang yang tidak satu aliran atau satu kepercayaan dengannya.
3. Akhir Zaman
  Anti Kristus
-          Salah satu tanda kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali adalah munculnya anti Kristus atau
Dajal. Menurut (1 Yohanes 2:22) yang dimaksud dengan anti kristus adalah orang yang menyangkal
Yesus adalah Kristus dan menyangkal Allah Bapa dan Allah anak.
-          Wahyu 13:18 menyebutkan bahwa angka anti kristus adalah 666. Disepanjang sejarah gereja
angka 666 adalah angka simbolis yang menggambarkan kepada kesempurnaan manusia tanpa
Allah, angka yang menunjukan manusia semakin hidup secara duniawi, di akhir zaman banyak
manusia tidak lagi mementingkan agama, dan orang Kristen akan mengalami penganiayaan yang
jahat.
-          Rasul Yohanes mengatakan bahwa pada zaman itu muncul penyesat di seluruh penjuru dunia,
mereka berasal dari antara orang Kristen tetapi mereka tidak sungguh-sungguh beriman (murtad),
mereka disebut penyesat (1 Yohanes 2:19)
-          Rasul Paulus mengatakan bahwa Anti Kristus adalah manusia durhaka yang meninggikan diri
diatas segala manusia yang disembah sebagai utusan Allah (2 Tes 2:1-12).
  Kehidupan setelah kematian
-          Setiap orang pasti akan mati, dan kematian adalah buah dari dosa
-          Kehidupan seletah mati adalah bagian dari pengharapan bagi setiap orang, dan itulah alasannya
mengapa setiap orang  beragama.
-          Alkitab memastikan bahwa maut tidak akan dapat memisahkan kita dari Kasih Allah yang ada
dalam Kristus (Roma 8:38-39), Nats ini hendak mempertegas bahwa ada kehidupan setelah
kematian.
  Kebangkitan Daging
-          Dalam pengakuan iman Rasuli, orang beriman menyatakan percayanya bahwa suatu hari nanti
tubuh manusia yang telah mati akan dibangkitkan oleh Tuhan Allah pada akhir zaman, kemudian
roh kita akan bersatu dengan tubuh yang telah tuhan bangkitkan itu.
-          Tuhan adalah Allah yang hidup, yang lebih berkuasa atas maut dan alam maut, Yesus Kristus telah
menang atas maut, Ia telah bangkit dan naik kesorga dengan tubuhNya.
-          Demikian juga orang percaya, tubuhnya akan dibangkitkan seperti Yesus yang telah bangkit.
  Hidup Kekal
-          Didalam Alkitab manusia yang diselamatkan oleh Allah akan memperoleh hidup kekal, hidup kekal
itu ada dan akan dinyatakan secara sempurna pada akhir zaman.
-          Hidup kekal adalah hidup didalam persekutuan dengan Tuhan Allah yang tiada batasnya, yang
kekal selama-lamanya, yang tanpa rintangan dosa.
-          Dalam Yohanes 17:3 Tuhan Yesus berkata “hidup yang kekal ialah orang yang mengenal Tuhan
Allah sebagai satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang diutusNya”.
-          Hidup kekal dihubungkan dengan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai mesias. Itu berarti bahwa
setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus akan memperoleh hidup yang kekal
(Yohanes 3:18)
  
  Langit baru dan bumi yang baru
-          Menurut 2 Petrus 3:10-12, langit dan bumi dengan segala unsure tata surya yang ada akan
dilenyapkan dengan gemuruh yang dasyat karena nyala api Tuhan Allah akan menghanguskan dan
melenyapkannya. Tuhan Yesus mengatakan pada akhir zaman aka ada bencana alam yang besar
(Matius 24:29, Markus 13:24-25, Lukas 21:25). Bencana-bencana itu adalah buah dari manusia
yang berdosa.
-          Didalam Perjanjian Lama langit adalah syamayim dan didalam Perjanjian Baru adalah ouranos.
Kata syamayim dan ouranos menunjuk langit yang baru dan bumi yang baru adalah hasil ciptaan
Allah yang baru.
-          Langit dan bumi yang baru adalah tempat kediaman Allah bersama manusia ketika akhir zaman
telah usai.

Page | 16
-          Didalam dunia yang baru itu hubungan manusia dengan Tuhan Allah, dan hubungan manusia
dengan sesamanya, akan dinyatakan oleh kasih Allah. Damai sejahtera Allah akan dinyatakan dan
dirasakan oleh manusia.

  Kerajaan Allah
  Pernyataan Tuhan Yesus tentang kerajaan Allah
-          "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah και αυτος
επαρας τους οφθαλμους αυτου εις τους μαθητας αυτου ελεγεν μακαριοι οι πτωχοι οτι υμετερα εστιν
η βασιλεια του θεου ‫האֱֹלהִי‬
ָ  ‫מל ְכּות‬
ַ  ‫כִּי־לָכֶם‬ ‫ענ ִיִּים‬
ֲ ‫ה‬
ָ  ‫אתֶּם‬
ַ  ‫אַשְׁ ֵריכֶם‬ ‫ו ַיֹּאמַר‬ ‫אֶל־תַּ לְמִידָ יו‬ ‫אֶת־עֵינ ָיו‬ ‫נ ָשָׂ א‬ ‫ו ְהּוא‬
‫ם׃‬ VEHU NASYA 'ET-'EYNAYN 'EL-TALMIDIM VAYOMER ASYEREYKHEM 'ATEM HA'ANIYIM
LAKHEM MALEKHUT HA'ELOHIM
-          Matius 12:28 “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”. ει δε εγω εν πνευματι θεου εκβαλλω τα
δαιμονια αρα εφθασεν εφ υμας η βασιλεια του θεου Translit, ei de egô en pneumati theou ekballô ta
daimonia ara ephthasen eph humas hê basileia tou theou"
-          Markus 1:15"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah
kepada Injil”, και λεγων οτι πεπληρωται ο καιρος και ηγγικεν η βασιλεια του θεου μετανοειτε και
πιστευετε εν τω ευαγγελιω kai legôn hoti peplêrôtai ho kairos kai êggiken hê basileia tou
theou metanoeite kai pisteuete en tô euaggeliô.
  Arti Kerajaan Allah
-          Tuhan Yesus mengatakan bahwa kerajaanNya bukan dari dunia
-          Kerajaan Allah bukan soal kekusasaan dalam pemerintahan
-          Kerajaan Allah adalah zaman akhir dimana Yesus Kristus memerintah sebagai Raja, dimana
kemuliaan Allah dinyatakan. Kerajaan Allah kekal untuk selamanya bersama umat pilihan Allah
dalam langit yang baru dan bumi yang baru.

3.       Proses katekisasi di akhiri dengan evaluasi, nyanyian dan doa.

Evaluasi (Pre Test)                           : Diskusi

Page | 17
 Pertanyaan :

Pendapat saudara saudari tentanng pembelajaran daring atau luring dalam katekisasi dapatkah
menolong saudara saudari terhadap tugas bersekutu bersaksi dan melayani. Jelaskan secara detail!

 Jawaban :

Menurut saya pembelajaran katekisasi sangat menolong saya, namun untuk katekisasi luring
maupun daring tentu saja memiliki perbedaan dampak. Saya lebih memilih katekisasi dilakukan secara
luring agar kita dapat lebih mengerti, serta dapat saling bertukar pendapat dan gagasan sehingga apa
yang dipelajari dimengerti dari berbagai sisi pemikiran. Nemun pembelajaran daring katekisasi juga
sangat membantu saya dalam tugas tentang bersekutu, bersaksi, dan melayani, namun tak seefisien
pembelajaran secara luring.

Page | 18
Page | 19

Anda mungkin juga menyukai