Narasumber :
1. St. H G Pasaribu
2. Ompung Horas
3. Amang Tamba
Untuk Bibelvrouw sendiri yang pernah melayani di gereja ini adalah Bvr. Doriana Br. Silalahi
(2004-2020) yang sekarang melayani di Siantar dan Bvr. Br. Sinaga.
2. Ompung Horas ( Kamis, 13 Juli 2023)
Dahulu gereja ini dibangun dengan gotong royong bersama-sama. Gereja yang dulu berdiri
di tempat tinggal Pendeta yang melayani sekarang. Gereja ini dibagun pada zaman Belanda,
sekitar 1936-an. Pada waktu itu terjadi banjir baringin. Gereja ini didirikan oleh ompung
yang bernama Op. Raja Namohop. Tanah gereja tersebut merupakan milik mereka. Seluruh
naposo bulung dikerahkan dalam pembangunan tersebut. Bahan-bahan yang digunakan
merupakan kayu dari pohon-pohon yang besar, seperti kayu kapur. Pada masa pembangunan
gereja yang baru, ompung Horas tidak terlalu ikut campur lagi dalam pembangungan karena
sakit hati atas beberapa orang yang berperan dalam pembangunan tersebut. Gereja pertama
itu sebenarnya ada di barung-barung (Tempat Pdt. Sarumpaet dimakamkan), kemudian
pindah ke Poriaha, temapt gedung gereja sekarang. HKBP Baringin merupakan perpecahan
dari HKBP Poriaha. Pada tahun 1938, KeKristenan sudah ada di desa Poriaha, tetapi belum
semua masyarakat masuk Kristen pada saat itu. Masih banyak yang masih menyembah
dewa, dengan menyalakan gendang dan membuat sesajen untuk dewa, yaitu oppung mula
jadi na bolon. Habis melakukan penyembahan, sesajen tersebut dibagi-bagikan kepada tiap-
tiap rumah. Raja-raja Batak pada masa itu masih menyembah oppung mula jadi nabolon dan
kuasa mereka sangat kuat pada bangsa Batak.