A. Latar Belakang Berdirinya Jemaat GKST Siloam Saemba
Latar Belakang Berdirinya Jemaat GKST Siloam Saemba erat kaitanya dengan sejarah berdirinya kampung atau Desa Saemba sebab jemaat GKST Siloam Saemba terbentuk dari komunitas Masyarakat yang bermukim di Desa saemba.oleh dan sebab itu sejarah Latar Belakang Berdirinya Jemaat GKST Siloam Saemba didahului oleh sejarah berdinya Kampung atau desa Saemba 1. Sejarah berdirinya Jemaat Saemba / Desa Saemba Pada tahun 1905 terbentuk I (satu) kelompok masyarakat yang bermukim di Laro Bomba yakni dipimpin oleh Seorang Kepala Suku yang bernama Bapak Pengkolo Mangeto. Tahun 1912 berpindah ke kampung Tompira dengan Kepala Suku digantikan oleh Bapak Sinao.pada tahun 1916 pemukiman berpindah ke Somba limu dan masih dipimpin oleh Bapak Sinao sampai pada tahun 1917.dari tahun 1917 sampai tahun 1923 kepala suku digantikan lagi oleh Bapak Pengkolo Mangeto. Pada tahun 1923 berpindah lagi ke Saemba desa sekarang, dengan kepala kampung Bapak Parama Labiro sampai dengan tahun 1939. Pada tahun 1939 sampai 1942 dipimpin oleh kepala kampung yang bernama Duruka Mangeto. Tahun 1942 sampai 1947 kepala kampung Kewa Labiro. Kemudian tahun 1947 sampai 1950 kepala kampung Polunggu Lampaliu, tahun 1950 sampai 1953 kepala kampung Tabo’o Labiro. Tahun 1953 sampai 1963 kepala kampung Pelangkaju Dumpele. Selanjutnya pada tahun 1963 sampai 1967 kepala kampung Taroda Langgari. Tahun 1967 sampai 1969 kepala Desa Enika Arumpone, tahun 1969 sampai 1973 Kepala Desa Buaya Yomba. Pada tahun 1973 sampai 1977 Kepala Desa Pelangkaju Dumpele berikutnya tahun 1977 sampai 1981 Kepala Desa Ratulangi Labiro. Tahun 1981 sampai 1982 Kepala Desa Rajainta Gayumbo lalu tahun 1982 sampai 1989 Kepala Desa Ratulangi Labiro. Dan selanjutnya tahun 1989 sampai 1994 Kepala Desa Yontu Tologana. Tahun 1994 sampai 1995 Kepala Desa Yonito Dolowa, tahun 1995 sampai 2004 Kepala Desa Alpius Dundea. Tahun 2004 sampai 2009 Kepala Desa Morlang Lapono. tahun 2010 sampai dengan 2016 Kepala Desa oleh Molionda Tampoma.Tahun 2016 sampai 2022 Kepala Desa oleh Surya Bakti Labiro.tahun 2022 sampai saat penulisan Sejarah ini Kepala Desa oleh Bapak Yoksan Dundea. Dibawah ini di sajikan tabel pemukiman dan pergantian pemimpin desa saemba dari tahun 1905-sekarang. No Tahun Nama pemukiman Pimpinan/Kepala suku/kepala desa 1 1905-1912 Larobomba Bapak Pengkolo mangeto 2 1912-1916 Tompira Bapak sinao 3 1916-1917 Somba Limu Bapak sinao 4 1917-1923 Somba Limu Bapak Pengkolo mangeto 5 1923-1939 Saemba Bapak Parama Labiro 6 1939-1942 Saemba Bapak Duruka Mangeto 7 1942-1947 Saemba BAPAK Kewa Labiro 8 1947-1950 Saemba Bapak Polunggu Lampaliu 9 1950-1953 Saemba Bapak Tabo’o Labiro 10 1953-1963 Saemba Bapak Pelangkaju Dumpele 11 1963-1967 Saemba Bapak Taroda Langgari 12 1967-1969 Saemba Bapak Enika Arumpone 13 1969-1973 Saemba Bapak Buaya Yomba 14 1973-1977 Saemba Bapak Pelangkaju Dumpele 15 1977-1981 Saemba Bapak Ratulangi Labiro 16 1981-1982 Saemba Bapak Radjainta Gayumbo 17 1982-1989 Saemba Bapak Ratulangi Labiro 18 1989-1994 Saemba Bapak Yontu Tologana 19 1994-1995 Saemba Bapak Yoni Dolowa 20 1995-2004 Saemba Bapak Alpius Dundea 21 2004-2009 Saemba Bapak Morlang Lapono 22 2009-2016 Saemba Bapak Molionda Tampoma 23 2016-2022 Saemba Bapak Surya Bakti Labiro 24 2022- saat penulisan Saemba Bapak Yoksan Dundea sejarah ini 2. Letak Geografis Desa / Jemaat Siloam Saemba Jemaat Siloam Saemba merupakan Jemaat yang terletak di Wilayah Klasis Mori Atas. Jemaat Siloam Saemba berjarak 22 km dari kantor Klasis Mori Atas dan merupakan Jemaat yang berada di perbatasan Kabupaten Poso dan Morowali Utara. Secara umum, keadaan tofografi Desa Saemba adalah merupakan daerah pegunungan dan perbukitan dengan batas wilah sebagai berikut: Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Barati (Kabupaten Poso) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Hutan Lindung Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Lee Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Saemba Walati 3. Sejarah Singkat Berdirinya Jemaat GKST Siloam Saemba Jemaat Siloam Saemba adalah orang-orang yang berasal dari Suku Onda’e yang pada mulahnya bermukim dari Bomba turun ke Laro Bomba pada tahun 1905 - 1912.jemaat ini memang suda menjadi kristen sejak dari onda’e. Dari laro bomba mereka berpinda ke tompira pada tahun 1912-1916. Setelah diserang penyakit sampar mereka sepakat untuk pindah tempat di Sombalimu (kampung tua) pada tahun 1916 dan sejak tahu itulah telah di bentuk satu kelompok evangelisasi dalam jemaat itu yang jumlah kepala keluarganya kurang lebih 30 kk. dan dari situ pindah lagi di Desa Saemba pada tahun1923. Pada saat pemerintahan Belanda 1930 mereka dikumpulkan dan diberi pendidikan dan salah satu pendidikan yang mereka terima adalah pendidikan Agama Kristen dan hal ini terus berkembang dari hari ke hari. Mereka mulai melakukan kegiatan beribadah. Pada mulanya kegiatan beribadah ini dilakukan di gedung sekolah. Karena keterbatasan tenaga pelayan pada saat itu para pendidik di sekolah itu jugalah yang menjadi tenaga pelayan. mereka-mereka ini pada saat itu menjalankan tugas rangkap sebagai tenaga pendidik di sekolah pada hari senin sampai pada hari sabtu sedangkan pada hari minggu mereka melakukan tugas pelayanan di Jemaat, mereka dikenal dengan sebutan Guru Jemaat. Pelayanan pada saat itu dilakukan atas dasar panggilan hati nurani. Salah satu Guru Sekolah Rakyat yang juga adalah Guru Jemaat yaitu Guru Sambur yang berasal dari Manado, Guru ini yang melakukan pelayanan. Orang-orang yang telah dibaptis ini membentuk satu persekutuan Jemaat diberi nama Jemaat Saemba hal ini terjadi pada tahun 1923. Kegiatan pelayanan dilakukan terus menerus oleh Guru-guru Jemaat dibawah pengaturan Pdt J. Kruyt dari Belanda. Pada masa itu yang pernah menjadi Guru Jemaat setelah Guru Sambur adalah Guru Maseo, Guru Pelima, Guru Padaga, Guru Rumbani, Guru Tombueo, Guru Wondo Labiro, dan Guru P. Lampaliu, pelayanan Guru-guru Jemaat ini terjadi dari tahun 1923 sampai 1964. Pada saat itu kegiatan evangelisasi hanya satu kelompok, pada tahun 1956 sampai tahun 1964 Jemaat Saemba sudah mendirikan bangunan gereja tua dengan cara bergotong-royong, dibawah pimpinan Guru jemaat Wondo Labiro. Bangunan gereja ini digunakan sampai dengan tahun 1989. Selanjutnya dari tahun 1965 sampai tahun 1972 ada dua orang Gembala yang melayani di Jemaat saemba yaitu Gembala Ranci Manuakali dan Gembala Maniambo Kodina. Dari tahun 1973 sampai tahun 1974 Jemaat Saemba dilayani oleg Gembala Golo-golo. Bansambua, dari tahun 1974 sampai tahun 1982 Jemaat Saemba dilayani oleh Gembala Lempanau Mewalili sejak tahun itu jemaat saemba telah di bagi kedalam 3 kelompok evangelisasi. tahun 1982 sampai tahun 1985 Jemaat Saemba dilayani oleh Pdt. Jhon Pangka dan tahun 1986 sampai tahun 1989 Jemaat Saemba kembali dilayani Gembala Lempanau Mewalili. Oleh karena perkembangan anggota Jemaat yang cukup pesat maka pada periode ini mulai direncanakan pembangunan Gereja baru di lokasi lain tempat Gedung Gereja sekarang ini. Pada tahun 1989 sampai tahun 1994 Jemaat ini dipimpin oleh Pdt. Yoris Silaka dan pada tanggal 2 Desember 1989 Jemaat ini di beri nama Jemaat Siloam Saemba lewat peresmian Gereja baru yang diresmikan oleh Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah yang prasastinya ditanda tangani oleh Pdt Markus Kapang S.Th. saat itu Jemaat Siloam Saemba kembali dibahagi menjadi empat kelompok evangelisasi yaitu kelompok satu,dua,tiga dan empat . Pada tahun 1994 sampai pada tahun 2002 Jemaat Siloam Saemba dilayani oleh Pdt. Mohidin Robu serta seorang vikaris YUNITA MATINDAS S.Th. dan saat itu kelompok evangelisasi dibahagi menjadi lima kelompok dan masing-masing kelompok diberi nama sebagai berikut kelompok satu diberi nama kelompok Kalvari, kelompok dua diberi nama kelompok Tiberias, kelompok tiga diberi nama kelompok Hosana, kelompok empat diberi nama kelompok Efrata dan kelompok lima diberi nama kelompok Imanuel kelompok Imanuel ini beranggotakan semua pemuda jemaat. Pada tahun 2002 sampai tahun 2007 oleh karena kerinduan Jemaat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan maka Jemaat Siloam Saemba memohon kepada Majelis Sinode GKST agar dapat menempatkan dua orang Pdt untuk melayani di Jemaat Siloam Saemba, maka pada saat itu Majelis Sinode menempatkan dua orang Pdt yaitu Pdt. Harmen. Tindatu, S.Th dan Pdt. Yunita. Matindas, S.Th sebagai Pdt Jemaat Siloam Saemba dan kedua Pdt ini adalah Suami Isteri. Pada tahun 2007 Pdt. Harmen. Tindatu, S.Th dan Pdt. Yunita. Matindas, S.Th kembali melanjutkan pendidikan sehingga terjadi kekosongan pelayanan. Kekosongan pelayanan ini kembali diisi oleh Pdt. JH. Pangka, S.Th yang pada saat itu adalah ketua Majelis Klasis Mori Atas, pada tahun 2007 ini oleh karena perkembangan anggota Jemaat yang cukup pesat maka Jemaat Siloam Saemba kembali merencanakan pembangunan gedung Gereja baru yang peletakan batu pertamanya tanggal 21 September 2007 oleh bapak Datlin. Tamalagi yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Morowali. Pada tahun 2008 sampai tahun 2013 Jemaat Siloam Saemba dilayani oleh dua org Pdt yaitu Pdt. Antonius. Palunsu, S.Th dan Pdt Grace. Pulumbara, S. Si Teol. Pada tahun 2013 sampai tahun 2018 dilayani oleh dua orang Pdt. Lefrans. Mboresa, S.Th dan Pdt. Triswarni. Lambei, S.Th kedua Pdt ini adalah Suami Isteri pada masa ini terjadipemekaran kelompok evangelisasi menjadi enam kelompok serta perubahan nama kelompok evangelisasi kelompok kalvari menjadi kelompok Agape,kelompok Tiberias menjadi kelompok Marturia,kelompok Hosana menjadi kelompok Eksodus,Kelompok Efrata menjadi kelompok Koinonia, serta kelompok baru di beri nama Betesda dan kelompok pemuda jemaat diberi nama kelompok Firdaus.pada tahun 2018 kembali terjadi perubahan nama kelompok evangelisasi kembali ke nama semula. tahun 2018 sampai tahun 2022 dilayani oleh 2 orang pendeta yaitu Pdt.Bandil Tolimbo.S.Th , Pdt.Elma Banawa.S.Th dan 6 orang penatua dan 6 orang Diaken serta 3 orang penatua khusus persekutuan Bapak,Ibu dan Pemuda Jemaa.pada tahun 2019 jemaat siloam saemba menerima seorang yang menyelesaikan masa Vikarisya yaitu NONA IVON WEAMIN GAYUMBO.S.Th pada tahun pelayanan 2022-2026 jemaat siloam saemba menambah jumlah penatua menjadi 8 orang.dua orang dipilih menjadi pekerja Harian Majelis Jemaat 6 orang Penatua Kelompok evangelisasi dan 6 orang diaken serta 3 penatua khusu persekutuan Bapak,Ibu dan Pemuda jemaat sampai saat penulisan sejarah ini .