Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan atas segala rahmat yang diberikanNya kepada kita
sekalian sehingga kita dapat melaksanakan PESTA SYUKURAN 40 tahun Paroki Kristus Raja
Perdagangan.
Para pembaca yang mulia, kehadiran buku kenangan ini bukanlah fakta sejarah yang tersusun
sempurna, melainkan hanyalah uraian singkat yang mungkin dapat menghadirkan kembali kenangan
kita di masa lalu yang hilang dari ingatan bersama lalunya sang waktu.
Sebelum tahun 1970 gereja-gereja stasi katolik, sebagian di daerah sebagian Simalungun dan
sebagian di daerah Kabupaten Asahan adalah masuk wilayah katolik Paroki St. Laurentius Jalan
Sibolga Pematangsiantar. Pada tahun 1967, gereja katolik stasi Pajak Nagori dengan jumlah umat
± 59 kepala keluarga dengan Vorhanger Bapak Simon Pasaribu dan stasi Perdagangan (Pasar I)
dengan jumlah umat ± 40 kepala keluarga dengan Vorhangernya Bapak Albert Palentinus Gultom.
Pengurus umat dari kedua stasi ini musyawaarah mufakat bahwa sebagian umat dari stasi Pajak
Nagori yaitu ± 20 kepala keluarga pindah dan membentuk gereja stasi Bandar Buntu dan ± 39
kepala keluarga dari stasi Pajak Nagori pindah ke Perdagangan dan bergabung dengan umat yang ±
berlokasi di jalan Jenderal Sudirman. Kebetulan pada tahun 1968, Pemerintah kecamatan Bandar
mengadakan rencana perluasan kota dan kepada setiap gereja diberikan kebebasan untuk memilih
lokasi tempat pendirian gereja. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pengurus dan tokoh-tokoh
Gereja Katolik pada saat itu antara lain: Bapak Walter Napitupulu, Bapak Evraim Gultom (gelar
Kariting), Bapak Toko Famili Simarmata, Bapak Salomo Pasaribu, Bapak Vorhanger Pajak Nagori
Simon Pasaribu dan Bapak Vorhanger Perdagangan Albert Palentinus Gultom. Mereka mengajukan
permohonan kepada Camat Bandar sehingga disetujuilah lokasi di Jalan Sudirman seluas ± 4
rante, itulah menjadi lokasi pastoran dan Gereja Katolik Induk Stasi Perdagangan sekarang ini.
Pada tahun 1969, dibagunlah Gereja stasi Perdagangan dan pastoran dimana pada saat itu Pastor
gereja dan pastoran sebagian dana adalah upaya umat dan sebagian besar adalah usaha pastor
Setelah bangunan gereja dan pastoran selesai dibangun, maka dengan bimbingan pastor
satu Paroki. Setelah ada musyawarah antara pengurus Stasi Cinta Damai dan pengurus stasi
Perdagangan dimana pada waktu itu ada 2 (dua) opsi, apakah Paroki di jadikan di Cinta Damai atau
kemungkinan pengembangan pendidikan (sekolah) maka disepakati dan diputuskan oleh Uskup
Agung Medan paroki dipusatkan di perdagangan, pada tatun 1970 diresmikanlah PAROKI
perdagangan Bapak Albert Palentinus Gultom dan dibantu oleh para pengurus dan pengetua-
Stasi yang menjadi wilayah Paroki perdagangan pada saat itu adalah:
PERDAGANGAN
1.Setelah paroki Perdagangan di resmikan, dilakukan perluasan areal Pastoran yaitu pembelian
pertapakan SD Abdi Sejati sekarang, lokasi Asrama Putra sekarang dan juga kehadiran
- Pastor Paroki Pastor Lambertus Woestenberg, OFM.Cap dibantu oleh pastor pembantu
- Tahun 1973 berdirilah SD Melati Perdagangan dengan gagasan Pastor Woestenberg dan
Bapak Walter Napitupulu dan yang menjadi Kepala sekolah pertama adalah Suster Paulina.
- Tahun 1979 berdiri SMP Cinta Rakyat dan yang menjadi kepala sekolah pertama adalah Ibu
L. Gultom, BA; menjabat mulai tahun 1979 – 2003. Pada tahun 1983-1984 jabatan Kepala
- Tahun 1985 berdiri SMA Cinta Rakyat dan yang menjadi kelapa sekolah pertama adalah
- Tahun 1989 Yayasan Cinta Rakyat berubah nama menjadi Yayasan Abdi Sejati Perdagangan.
- Pada tahun 1991 berdiri SMK Abdi Sejati di Kerasaan dan yang menjadi kapala sekolah
- sejak tahun 1967 – 1974, Bapak Albert Palentinus Gultom sebagai Vorhanger dan dibantu
- Sejak tahun 2007 – sekarang, Bapak Malem Jenda Tarigan sebagai Koordinator
3. Pada tahun 1985, di Keuskupan Agung Medan, di setiap Paroki dibentuk kepengurusan Dewan
Paroki. Di Paroki Perdagangan dibentuk pertama sekali Dewan aproki Harian (DPH) dengan
susunan:
digantikan
Pada sejarah perjalanan Paroki Perdagangan ada stasi yang bertambah dan ada juga stasi yang
- Pada tahun 1983 Stasi Kampung Kelapa “Manjae” dari Stasi Cinta Damai.
- Pada tahun 1985 Stasi Dolok Parmonangan terpaksa di tutup karena tidak ada lagi
pengurus gereja dan umatnya hanya tinggal 3 KK yang selanjutnya bergereja ke Stasi
Pematang Bandar.
- Pada tahun 1985 Stasi Sungai Tenang juga pindah pelayanan dari Paroki Perdagangan ke
- Pada tahun 1994 Stasi Tanjungan pindah pelayanan dari Paroki Perdagangan ke Paroki
Tanah Jawa.
- Pada tahun 1998 Stasi Indrapura “manjae” dari Stasi Suka Raja.
- Pada tahun 2004, stasi Panduman “manjae dari stasi Pematang Kerasaan.
Susunan kepengurusan Yayasan Katolik Cinta Rakyat cabang Perdagangan tahun 1985:
Untuk meningkatkan ekonomi umat dan pelayanan social melalui kegiatan umat, pada tahun 1978
Pastor Lambertus Woestenberg menggagasi dan mendirikan Credit Union (CU), tetapi hanya
berjalan 2 (dua) tahun dan bubar karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan para pengurus
maupun anggota tentang CU. Sesuai dengan data yang ada pada saat itu Bapak Lindung Samosir
Tahun 1983 CU dibentuk kembali di Paroki Perdagangan yang pengurusnya terlebih dahulu
dibekali dengan pendidikan Pengurus dari BK3J, BK3D. pada tahap awal ini anggotanya adalah
para Vorhanger dan Pengurus Gereja Paroki Perdagangan, berjumlah 28 orang. Susunan
kepengurusannya adalah:
Pada tahun 1993 Credit Union (CU) berubah nama menjadi “Pengembangan Sosial Ekonomi Paroki
Perdagangan (PASARDA), namun tetap memakai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga CU.
Pada masa pelayanan Pastor Esdras Tarigan Pr; sebagai pastor Paroki Perdagangan tahun 1988-
1992. beliau menganggap sudah sangat perlu ada aula serbaguna di perdagangan sehingga Dewan
Paroki menggagasi pembelian tanah sawah di depan rumah susteran seluas ± 3,5 rante untuk
rencana tempat pembangunan aula tersebut. Kemudian dibentuklah panitia pembangunan, yaitu:
Pada tahun 1989 diadakan peletakan batu pertama. Namu karena kekurangan dana, pembangunan
aula ini sempat terkendala, kemudian pada tahun 1992 Pastor Carolus Tribeno Yuwono O.Carm
menjadi Pastor Paroki Perdagangan menggantikan Pastor Esdras Tarigan Pr, pembangunan aula ini
dilanjutkan sampai selesai dimana sebagian dana yang digunakan adalah sumbangan dari Ordo
Karmel sehingga aula serbaguna Paroki Perdagangan dapat berdiri dengan megah hingga kini.
Pada tahun 1996 direncanakan untuk merehab total gereja stasi induk Perdagangan dengan cara
bertahap.
Silalahi yang diberkati oleh Pastor Bernard Teguh Kusdarmanto O.Carm, akan tetapi
pembangunan tidak berjalan karena dana tidak mencukupi. Tetapi syukur kepada Tuhan, berkat
kerja keras Pastor Paroki yaitu Pastor Tinto Hasugian O.Carm, pada tahun 2007 dilengkapilah
kepanitiaan pembangunan gereja sehingga pada tahun 2008 tepatnya pada tanggal 22 Desember
2008 Uskup Agung Medan meresmikan Gereja Katolik Paroki Kristus Raja Perdagangan. Pada
acara Peresmian Gereja ini Bupati simalungun menyumbangkan dana sebesar Rp. 50.000.000,-
0
21 P. Tinto Hasugian O.Carm 2006-Sekarang Pastor Paroki
2 P. Paschalis Tumarno O.Carm 2008-2009
2
2 P. Robi Setiawan O.Carm 2009-sekarang