Anda di halaman 1dari 1

Asal Usul Desa Tegalsari

Nama desa ini dinamkan Tegalsaari, berawal dari adanya seorang kyai yang ‘alim, wira’I, arif
dan bijaksana di dukuh setono (sebelah barat sungai Keyang) yaitu kyai Donopuro yang merupakan
yang melrupakan turunan sunan tembayat. Di sini beliau mengajarkan berbagai macam ilimu agama
dan memiliki banyak murid (santri), karena itu namya tersohor sampai kepelosok-pelosok. Singkat
cerita dating kemudian Muhammad besari dengan istrinya untuk menuntut ilmu sekaligus
mengabdikan (nyuwita) diri kepada kyai donopuro. Karena melihat potensi serta kemampuan
Muhammad Besri untuk mendirikan tempat pendidikan agama (pesantren) sendiri, sembari
berujar”Muhammad Besari, kowe lan nyaimu pada bakala ana etan kali, kuwi tegalanku, nggan iku
dak jenenge Tegalsari. Di tempat itulah berdiri sebuah pondok pesantren besar yang diasuh oleh
Muhammad Besaari dan juga menjadi cikal bakal berdirinya pondok-pondok yang lain semisal pondok
modern Gontor.
Desa Tegalsari berada 12 Km selatan kota Ponorogo. Pada awalnya tempat ini merupakan
desa perdikan, dimana desa ini merupakan hadiah atau pemberian dari sinuwun paku buwono ke IV.
Paada tahun 1962 pemerintah desa mengikuti tatanan pemerintah setelah sebelumnya pemerintah
desa tegalsari menggunakan system desa penatan. Desa tegalsari di bagi menjadi tiga Dukuh yaitu
Setono, Jinontro dan Gendol. Masing-masing nama memilliki filosoris tersendiri.
a. Dukuh Setono, berasal dari kata Set (miset) dan ono, artinya asal mau berusaha sedikit saja pasti
ada/dapat. Karma tempat tersebut berdekatan dengan pasar wage dan pasar pahing.
b. Dukuh Jinontro, (muter) merupakan alat penarik / tali pada sumur (kerekan). Artinya asalkan mau
mengambil / menarik yang ada dalam bumi (bertani, bercocok tanam) pasti memperoleh hasil.
c. Dukuh Gendol, tempat untuk mencari (pasugengan rngkan ndol/antep) artinya setiap orang yang mau
mencari ilmu/penghasilan harus didasari dengan kemantapan ilman. Di samping itu sepintas bila di
cocokan dengan gambar peta dukuh Gendol akan terlihat seperti wayang semar yang ada
“gendolannya”.
Dalam sejarah pemerintahan desa, Tegalsari telah mengalami beberapa kali suksesi pucuk
pimpinan desa, sejah dari tahun 1898 sampai sekarang, sejak dari kondisi desa Tegalsari yang masih
hutan belantara sampai sekarang, yaitu ;
1.Rd. Sihap 1898-1910
2.R. ngusman Hadji 1910-1920
3.R. Muh. Ismail 1920-1929
4.R. Amin Adikusum 1929-1959
5.R. Al-Yunaini 1959-1962
6.H. Muh. Iskani 1962-1990
7.H. Afif Ashari, BA 1990-1998
8.H. Masrul arifin 1998-2006
9.Moh. Nurhadi 2006- sekarang.
Dari urutan no. 1 sampai no. 5 merupakan bekel (kepala desa) berdassarkan garis keturunan
(turun temurun) karena sistim pemerintahan pada waktu itu menganut sistim kkerajaan/perdikan.

Anda mungkin juga menyukai