Anda di halaman 1dari 17

Tarian Tradisional Dari Sumatera Barat yang Harus

Dipertahankan :
1. Tari Piring

Tarian tradisional pertama adalah tari piring, dimana jumlah penari biasanya bersifat ganjil
antara 3-7 orang, penari pun bisa laki-laki atau perempuan, bahkan bisa berpasang-
pasangan.Awalnya tarian ini dibuat untuk ucapan terima kasih dari masyarakat setempat karena
hasil panennya melimpah.

Ritual pun akan dilakukan dengan membawa sesajen. Namun ketika agama Islam masuk, ritual
itu dijadikan sebuah tarian yang bersifat menghibur saja.Gerakan tarian ini bersifat dinamis, ciri
khasnya para penari membawa 1 piring di setiap telapak tangannya dan diayun-ayunkan seperti
pada gambar, dimulai dari gerakan lambat hingga gerakan cepat. Diiringi musik sarunai,
talempong, bansi dan saluang.Namun ada syaratnya, piring-piring tersebut diusahakan tidak
boleh jatuh atau lepas. Ditengah tarian, biasanya penari akan menginjak pecahan piring yang
telah disediakan. Walau berkesan menyeramkan namun inilah sesi yang sangat menarik, dan
anehnya para penari tidak terluka. Konon katanya sebelum tarian dipentaskan, pecahan piring
tersebut diberi doa agar tidak menyakiti kaki para penari.

Kostum dalam tarian ini adalah kostum adat Bundo Kanduang, tengkuluk, dan minsia untuk
pernak pernik dalam baju penari. Sedangkan untuk warnanya diutamakan berwarna cerah.

2. Tari Payung

tari-payung
Tari Payung juga salah satu tarian tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini
biasanya berjumlah 4-8 orang penari yang berpasang-pasangan.

Tarian ini melambangkan kasih sayang, hal ini terlihat dari media yang digunakannya.

Menurut masyarakat sekitar, payung adalah wujud perlindungan dari hujan dan panasnya terik
matahari.

Jadi makna yang terkandung dalam tarian ini adalah sepasang kekasih yang sedang membina
kehidupan rumah tangga, biasanya gerakan penari laki-laki seolah sedang melindungi kepala
penari wanita. Sedangkan kain selendang yang digunakan oleh wanita mengartikan ikatan cinta
suci yang sedang terjalin. Romantis bukan?

Dalam gerakan tari payung di zaman sekarang sudah dimodifikasi sesuai perkembangan zaman,
walau begitu dalam beberapa gerakannya masih ada yang tidak diubah dalam artian masih murni
warisan dari nenek moyang.

Lagu pengiring dalam tarian ini berjudul Babendi-bendi ke Sungai. Alat musik yang digunakan
masih alat musik tradisional seperti rebana, akordion, gamelan padang, gendang, dan gong.

3. Tari Indang

tari-indang

Tarian tradisional berikutnya sudah tidak asing lagi ditelinga kita, tari Indang yang saya sebut di
awal artikel, tari ini ternyata kadang disebut tari badindin.

Biasanya ditarikan dengan jumlah 7 orang dan dibawakan oleh pria, namun seiring dengan
zaman, wanita pun banyak yang menarikan tarian ini.

Sejarahnya, tarian ini dibuat untuk menyebarkan dakwah agama Islam ketika dibawa Syekh
Burhanudin. Namun sekarang, tarian ini diadakan bila ada seminar budaya dan bersifat hiburan
saja.
Makna yang terkandung didalamnya mengajarkan kita kerja sama dengan orang lain. Hal ini
terlihat dari gerakannya yang sangat dinamis, ceria dan kompak.

Dan mengenai lagu latar yang berjudul “Dindin Badindin” mengandung makna yang mengajak
orang-orang untuk bertegur sapa.

5. Tari Pasambahan Minang

tari-pasambahan

Tarian tradisional berikutnya adalah tari pasambahan minang, jangan salah mengeja ya. Karena
saat saya pertama kali baca seperti “Persembahan”.

Lanjut saja ya, tarian ini bertujuan untuk menyambut tamu istimewa sebagai ucapan selamat
datang dan juga ungkapan rasa hormat pada tamu yang diundang. Biasanya sebagai
penyambutan pengantin pria ke rumah wanita, dan akan dilanjutkan dengan suguhan daun sirih.

Gerakan tari yang digunakan mencakup gerakan silat, langkah berserak dan membungkuk.

Seiring dengan zaman, tarian ini selalu ada dalam pementasan seni dan bersifat untuk hiburan
saja.

Tari ini tidak diharuskan ditarikan oleh wanita, laki-laki pun bisa menarikannya. Alat musik
yang digunakan adalah telempong, serunai, bansi, gandang tambui, dan tassa.

Kostum yang digunakan pun dipilih dari warna-warna yang kuat seperti merah, hitam dan hijau.

6. Tari Rantak
tari-rantak

Tarian daerah berikutnya berasal dari Kabupaten Kerinci, berbeda dengan tarian lainnya. Bila
tarian lain mengandung gerakan lunggak lenggok dan keanggunan, tari rantak justru memiliki
ciri ketegasan dalam setiap gerakan, disertai hentakan kaki yang dapat menimbulkan bunyi, dan
beberapa gerakan pencak silat.

Tarian ini bisa dibilang tarian pertama yang mengambil dari gerakan pencak silat.

Tarian ini bisa dibawa oleh wanita ataupun laki-laki, dan diperkirakan telah berumur sangat
lama. Namun karena kurangnya perhatian, tarian ini pernah terkubur. Untungnya, tarian ini
dipertahankan oleh daerah Minang walau masih kurang pementasannya.

Kostum yang digunakan biasanya menggunakan warna tegas seperti merah dengan kostum adat
Minangkabau.

8. Tari Randai

tari-randai
Tarian ini lumayan menarik para wisatawan asing, di beberapa negara tarian ini dipertunjukan
sebagai seni mancanegara.

Jelas saja, ketika saya lihat pun tari randai sangat keren.

Jumlah penari utamanya satu orang dimana ia akan memberi aba-aba pada teman-teman se-
penarinya untuk gerakan selanjutnya. Total penarinya tidak disyaratkan karena tergantung dari
cerita rakyat yang akan dibawakan.

Sejarah singkatnya, dulunya tari ini adalah sebagai media penyampaian tentang cerita rakyat
melalui syair yang dilantunkan dan gerakan-gerakan tarian tersebut. Tidak aneh, bila ada
sebagian penari yang menambahkan dialog ditengah tarian tersebut.

Awalnya ketika saya melihat gerakan tari randai sangat membuat terkesima. Pasalnya, gerakan
tarian tersebut sangat unik. Terdapat gerakan pencak silat, gesekan kaki, kuda-kuda, jalan-jalan
dan gerakan yang paling menarik buat saya adalah gerakan ketika penari menabuh kostum celana
diantara kaki mereka yang menghasilkan suara gebukan seperti pada gambar, selain itu terdapat
gerakan tepuk tangan yang selaras dan kompak.

Buat saya pribadi tarian ini sangat menarik, karena memberi 2 ilmu bagi para penonton. Pertama
tentang tarian tradisionalnya, yang kedua tentang cerita rakyat yang dibawa oleh para penari.
Tidak heran tarian ini telah merambah ke mancanegara seperti Hawaii dan Thailand.

Mirisnya, sekarang tari randai sangat asing di Minangkabau, karena kurangnya perhatian
terhadap tarian ini.
5 Makanan Khas Minang yang Bikin Kamu
Melayang
Kamu tentu tahu Sumatera Barat kan? Apa makanan khas yang ada di sana? Ya, benar sekali,
rendang merupakan salah satu makanan khas yang ada di Sumatera Barat. Rendang merupakan
makanan kaya rempah yang terbuat dari daging sapi ala suku Minang.

Bahkan, rendang pernah dinobatkan menjadi makanan paling enak di dunia oleh CNN lho. Jadi,
pantaslah kalau rumah makan yang menyajikan makanan Padang itu ada di mana-mana.

Tapi, apakah kamu tahu makanan khas Minang lainnya selain rendang? Makanan lain yang
sangat terkenal di masyarakat Minang ada banyak lho. Berikut ini ada lima makanan khas yang
mungkin kamu akan menyukainya.

Lamang Tapai

Lamang tapai merupakan makanan yang biasa disajikan ketika ada acara khusus. Misalnya saat
berbuka puasa, hari raya, atau saat pesta pernikahan. Sehingga, makanan yang biasa dijadikan
makanan pernutup ini sangat dinanti oleh masyarakat Minang.

Lamang tapai terdiri dari dua komponen utama, yaitu lamang dan tapai. Lamang terbuat dari
beras ketan yang dimasak bersama dengan santan di dalam bambu. Sedangkan Tapai terbuat daru
beras ketan hitam yang difermentasi.

Makan lamang ini rasanya akan kurang kalau nggak sama-sama dengan tapai. Kombinasi rasa
asam dan manis dari kedua makanan ini menjadikan sajian yang satu ini akan terasa lebih lezat.
Dadiah

Kamu tahu yoghurt? Itu lho, susu sapi yang difermentasi sehingga jadi lebih kental. Nah, kalau
dadiah ini dibuat dari susu kerbau. Sama-sama difermentasi juga, tapi kala dadiah fermentasinya
di dalam bambu.

Dadiah, biasanya dihidangkan dengan mencampurnya bersama emping beras ketan dan disiram
santan serta gula merah. Perpaduan rasa dari bahan-bahan yang dicampur akan terasa meleleh di
lidah, hmmm.

Kalau kamu penasaran bagaimana rasa dari dadiah, datang saja ke Bukittinggi. Pergilah ke Pasar
Atas, atau kamu juga bisa menemukannya di Pasar Padang Panjang dan Pasar Batu Sangkar.

Sala Lauak

yhuemoon.blogspot.com

Sala lauak ini merupakan makanan sejenis gorengan. Terbuat dari tepung beras, ikan asin, dan
bumbu seperti bawang, kunyit, cabe, dan garam. Kemudian, bahan-bahan yang sudah disiapkan
dicampur dan dibuat menjadi adonan. Adonan kemudian dibentuk bulat seukuran bola pingpong.

Sala lauak paling enak dimakan ketika masih hangat. Apalagi kalau kamu ada di dekat tempat
menggorengnya. Aroma sala lauak yang baru saja matang akan menggoda iman kamu untuk
segera mencicipinya.
Masyarakat Minang biasa menjadikan sala lauak sebagai pelengkap saat makan lontong atau
ketupat sayur. Kalau kamu ingin mencicipi kuliner yang satu ini, pergi saja ke pusat kuliner yang
ada di Kota Padang dan Pariaman. Kamu akan dengan mudah menemukan jajanan bulat nan
gurih ini.

Goreng Rinuak

saribundo.biz

Rinuak merupakan ikan yang ukurannya kecil, kira-kira hanya berukuran 2 cm saja. Ikan ini
hanya bisa kamu temui di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Kalau dilihat, ikan ini mirip seperti ikan teri, cuma bedanya, ikan ini hidup di air tawar. Rinuak
akan mudah kamu temui di sekitar Danau maninjau.

Nah, salah satu cara menikmati rinuak adalah dengan menggorengnya. Rinuak akan digoreng
sampai kering sehingga memiliki tekstur yang renyah dan garing.

Kamu bisa membawa rinuak goreng untuk oleh-oleh orang di rumah lho. Karena, makanan ini
cukup tahan lama untuk dibawa pulang ke kampung halaman.
Randang

Minangkabau yang berada di Sumatra tepatnya di kota Bukittinggi dengan khas masakan yang
kaya akan rempah rempah, makanan khas minang adalah makanan yang menjadi incaran banyak
wisatawan domestik dan mancanegara. Sebagai orang yang menyukai kuliner harus merasakan
bagaimana masakan yang terdapat di ranah minang, dan masakan inilah yang diperkenalkan oleh
para perantau Minangkabau dari berbagai daerah di Sumatera Barat.

Rendang

Siapa yang tidak tau dengan masakan yang satu ini, makanan asal provinsi Sumatra Barat adalah
masakan yang harus ada dan wajib untuk acara acara besar yaitu memasuki bulan puasa
ramadhan, hari raya idul fitri dan hari raya idhul adha. Keunikan pada rendang itu sendiri
terdapat pada bumbu-bumbunya yang alami seperti bawang putih, bawang merah, lengkuas dan
rempah-rempah lainnya.
“Rumah Gadang”, Rumah adat suku minangkabau
Kali ini saya membahas rumah adat suku minangkabau, yaitu suku yang menghuni provinsi
Sumater Barat.Sebenarnya banyak halaman-halaman yang membahas tema ini, tak ada salahnya
saya menambah referensi anda dalam memahami seluk beluk rumah adat urang awak ini.
Sumbernya saya ambil dari beberapa halaman yang terpercaya.

Rumah gadang merupakan rumah adat Minangkabau. Rumah gadang ini mempunyai ciri-ciri
yang sangat khas. Bentuk dasarnya adalah balok segi empat yang mengembang ke atas. Garis
melintangnya melengkung tajam dan landai dengan bagian tengah lebih rendah. Lengkung atap
rumahnya sangat tajam seperti tanduk kerbau, sedangkan lengkung badan dan rumah landai
seperti badan kapal. Atap rumahnya terbuat dari ijuk. Bentuk atap yang melengkung dan runcing
ke atas itu disebut gonjong. Karena atapnya membentuk gonjong, maka rumah gadang disebut
juga rumah bagonjong.

Asal usul bentuk rumah gadang

Bentuk atap rumah gadang yang seperti tanduk kerbau sering dihubungkan dengan cerita Tambo
Alam Minangkabau. Cerita tersebut tentang kemenangan orang Minang dalam peristiwa adu
kerbau melawan orang Jawa.
Bentuk-bentuk menyerupai tanduk kerbau sangat umum digunakan orang Minangkabau, baik
sebagai simbol atau pada perhiasan. Salah satunya pada pakaian adat, yaitu tingkuluak tanduak
(tengkuluk tanduk) untuk Bundo Kanduang.

(Istana Pagaruyung, Salah satu rumah adat sumatera barat yang terkenal)

Asal-usul bentuk rumah gadang juga sering dihubungkan dengan kisah perjalanan nenek moyang
Minangkabau. Konon kabarnya, bentuk badan rumah gadang Minangkabau yang menyerupai
tubuh kapal adalah meniru bentuk perahu nenek moyang Minangkabau pada masa dahulu.
Perahu nenek moyang ini dikenal dengan sebutan lancang.

Menurut cerita, lancang nenek moyang ini semula berlayar menuju hulu Batang Kampar. Setelah
sampai di suatu daerah, para penumpang dan awak kapal naik ke darat. Lancang ini juga ikut
ditarik ke darat agar tidak lapuk oleh air sungai.

Rangkiang Minangkabau

Setiap rumah gadang di Minangkabau mempunyai rangkiang. Rangkiang adalah bangunan yang
merupakan tempat menyimpan padi milik kaum. Rangkiang ini tegak berjejer di halaman depan
rumah. Bentuk rangkiang sesuai dengan gaya bangunan rumah gadang. Atap rangkiang juga
memiliki gonjong dan terbuat dari ikuk. Rangkiang memiliki pintu kecil yang terletak di bagian
atas dari salah satu dinding singkok (singkap). Dinding singok adalah dinding segitiga pada
bagian loteng dari rangkiang tersebut. Untuk naik ke rangkiang digunakan tangga yang terbuat
dari bambu. Tangga ini dapat dipindahkan, bila tidak digunakan maka tangga ini disimpan di
bawah kolong rumah gadang.

Bentuk dan jenis rangkiang tersebut antara lain:


Sitinjau Lauik

Digunakan sebagai tempat menyimpan padi untuk dijual bagi keperluan bersama atau pos
pengeluaran adat. Bentuknya langsing, bergonjong dan berukir dengan empat tiang, letaknya
ditengah.

Sibayau-bayau

Digunakan untuk menyimpan padi makanan sehari-hari. Bentuknya gemuk, bergonjong dan
berukir dengan 6 tiang letaknya dikanan.
Sitangguang Lapa / Sitangka lapa

Digunakan untuk menyimpan padi untuk musim kemarau dan membantu masyarakat miskin.
Bentuknya bersegi, bergonjong dan berukir dengan 4 tiang , letaknya sebelah kiri.

Kaciak / Kecil

Digunakan untuk menyimpan padi bibit dan untuk biaya mengolah sawah. Bentuknya bundar,
berukir dan tidak bergonjong, letaknya diantara ketiga rangkaian tersebut.
Pakaian Adat Sumatera Barat

Pakaian Adat

Pakaian Adat Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar (Tingkuluak Balenggek)

Pakaian Adat
Pakaian Adat Kabupaten Lima Puluh Kota

Di Sumatra Barat yang dikenal dengan ranah minang, terdapat beberapa variasi pakaian adat.
Busana adat itu, umumnya dipakai pada hajad pernikahan pasangan mempelai. Perbedaan
ragam…
Pakaian Adat

Pakaian Adat Nagari Padang Magek Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah


Datar

Pakaian Adat Kabupaten Lima Puluh Kota (Suntiang Pisang Saparak & Baju Kuruang Sulam
Ameh) Makna Pakaian Adat 1. Suntiang pisang saparak Suntiang merupakan hiasan kepala…

Baju Milik Kambuik Bajambueh Asal Nagari Padang Magek Kecamatan Rambatan, Kabupaten
Tanah Datar Beragam adat dan budaya yang tak ternilai dimata khalayak ramai membuat
Kabupaten…
Berikut ini beberapa senjata Tradisional
Sumatera Barat

1. Senjata Tradisional Sumatera Barat - Karih

Karih adalah senjata tradisional dari Sumatera Barat seperti keris hanya saja bentuk karih tidak berlekuk
seperti halnya keris yang kita kenal dari pulau Jawa. Akan tetapi Jika masih berada dalam sarungnya,
sekilas bentuk keris Sumatera Barat ini mirip keris Jawa; pegangannya berlekuk sedikit dengan ukiran di
bagian sarungnya. Bagian sarungnya agak sedikit menyempit di bagian atas dekat ujungnya.

Karih / Keris ini merupakan perlengkapan / aksesoris yang dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di
sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam setiap acara resmi ada
terutama dalam acara malewa gala atau pengukuhan gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para
mempelai pria dalam acara majlis perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya baralek dan
juga dipergunakan dalam pertunjukan silat.

2. Senjata Tradisional Sumatera Barat -


Ruduih
Ruduih merupakan salah satu senjata tradisional sejenis golok yang berasal dari budaya masyarakat
Minang, Sumatra Barat. Pada masa lampau Keberadaan senjata tradisional ruduih ini dipergunakan
dalam peperangan dan tercatat di dalam Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma, sebagai senjata
yang digunakan dalam perang Manggopoh (1908).

4. Senjata Tradisional Sumatera Barat –


Kalewang

Kalewang adalah pedang bergaya golok bersisi satu. Dalam hal ukuran, berat dan bentuk Kalewang
adalah pertengahan antara golok dan kampilan.Kalewang bermata lurus, namun sebagian besar
Kalewang bermata lengkung dengan ukuran sepanjang pedang pada umumnya.

Kalewang menjadi senjata utama para pasukan Paderi kala Perang Paderi bergolak di Sumatera Barat
pada abad 19. Perwira-perwira Paderi dikenal sangat terampil menggunakan Kalewang saat bertempur.

Anda mungkin juga menyukai