Anda di halaman 1dari 17

PRAKTEK PENDIDIKAN LAPANGAN II

DI GKS JEMAAT WALAKARI

DISUSUN OLEH:

NAMA : MARGARETHA BANI

NIM : 2081515

PRODI : SI TEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI GEREJA KRISTEN SUMBA

LEWA-SUMBA TIMUR

2019
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh Pendeta Mentor dan Dosen
Pembimbing sebagai bukti bahwa Mahasiswa PPL II atas nama Margaretha Bani
telah menyelesaikan masa PPL II di GKS Jemaat Walakari.

BADAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT

GKS JEMAAT WALAKARI

DOSEN PEMBIMBING PENDETA MENTOR

Pdt. Rambu Ana Maeri, M.Th Pdt. Jefri Runuwali, S.si teol

Mengetahui :

KETUA STT – GKS

Pdt. Fransina Ranggalodu, M.Th


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan pada hadirat Tuhan yang Maha Kuasa,
dimana atas penyertaanNya penulis dapat melaksanakan Praktek Pendidikan
Lapangan II di GKS WALAKARI selama dua bulan ini, sehingga penulis boleh
dapat menyelesaikannya dengan baik, aman dan damai, atas berkat dan
pertolongan Tuhan serta dukungan dari jemaat Walakari.

Dengan adanya masa Praktek Pendidikan lapangan II ini, penulis banyak


memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Penulis juga menyadari sebagai manusia terbatas tentunya dalam menjalani PPL II
ini ada banyak hal yang dialami, tetapi semuanya penulis menganggap sebagai
bahan refleksi serta menjadi motivasi bagi saya untuk lebih giat dan lebih
bertekun lagi dalam mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pelayan Tuhan
atau pemimpin dalam suatu jemaat dimasa yang akan datang.

Semua pengalaman-pengalaman yang penulis peroleh ini tidak terlepas


dari dorongan dan bimbingan berbagai pihak bahkan penulis tidak dapat
menyebut nama mereka masing-masing, penulis hanya mampu mengucapkan
trimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Lembaga STT-GKS yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk


melakukan PPL II di GKS WALAKARI selama dua bulan.
2. Bapa/ibu manajemen STT-GKS, Bapak/ibu dosen tetap dan tidak tetap yang
telah membimbing dan membekali mahasiswa/i untuk menjadi seorang
pelayan Tuhan ke depan.
3. Bapak Pendeta Jefri Runuwali, S.Si-Teol selaku Badan Pelaksana Majelis
Jemaat Walakari juga sebagai mentor yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dengan penuh ketulusan dan cinta kasih.
4. Ibu Pendeta Rambu Ana Maeri, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memotivasi dan membimbing penulis semasa melaksanakan PPL II di GKS
Walakari.
5. Guru Injil, Majelis Jemaat, komisi-komisi dan semua Warga Jemaat Walakari
baik di Pusat, maupun di Cabang-cabang, yang telah menerima dan
mendukung penulis selama PPL II.
6. Appu Tamar sekeluarga yang sudah menerima penulis untuk tinggal bersama
mereka selama 2 bulan masa praktek. Trimakasih untuk kebersamaannya dan
pelayanannya terhadap penulis selama 2 bulan.
7. Aya Rambu Neli yang selalu menemani penulis dalam pelayanan maupun
dalam pengenalan akan wilayah pelayanan.
8. Keluarga besar Tana Paita yang sudah mendukung penulis dalam
pelayanannnya.
9. Adik-adik sekolah minggu yang selalu menemani hari-hari penulis, bermain
bersama, bercerita bersama dan lain-lain.
10. Keluarga pastori, Mama Pendeta, adi Ralin, Umbu Hektor, dan adik2 yang
lainnya yang juga sudah mendukung penulis.
11. Teman-teman seperjuangan semester VIII yang selama kurang lebih 4 tahun
bersama dengan penulis. Trimakasih atas dukungannya, kebersamaan selama
ini sampai dengan saat ini dimana penulis melakukan masa PPL II.
12. Orang tua, keluarga dan saudara-saudara yang terus mendukung lewat doa
maupun materi.

Penulis banyak menyadari bahwa penulisan ini tidak jauh dari


kesempurnaan yang diharapkan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca demi tercapainya
kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini. akhir kata, penulis hanya berharap
kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek Pendidikan Lapangan II merupakan bagian integral
kurikulum program studi strata satu teologi di STT-GKS. Mata kuliah ini
dikategorikan dalam rumpun mata kuliah kelompok perilaku berkarya
yang ditempuh setelah menempuh tiga tahun studi dan telah
menyelesaikan mata kuliah bersyarat. PPL II adalah sarana bagi
mhasiswa/i jenjang strata satu teologi untuk menerapkan pengetahuan
teoritik dalam bidang teologi pada tataran praktis, yakni bersentuhan
dengan realita jemaat. PPL II merupakan proses pembelajaran bagi
mahasiswa/i teologi sebagai calon pendeta untuk mengamati seluruh aspek
pelayanan gereja, mengenal dan memahami struktur organisasi dan
kepemimpinan dalam gereja, dan melakukan analisa terhadap berbagai
bentuk pelayanan gereja serta terlibat langsung dalam pelayanan gereja.
PPL II adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di jemaat-
jemaat GKS. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat
mengembangkan pengetahuan teoretik yang diperolehnya di kelas ke
dalam kegiatan praktek di lapangan, sehingga pengetahuan dan
ketrampilan yang diperolehnya dapat berdaya guna dan mampu
bersentuhan dengan realitas kehidupan gereja dan masyarakat.
Pelaksanaan PPL II merupakan tahapan praktek pertam dan
merupakan lanjutan dari mata kuliah PPL I. PPL II memiliki bobot 2 sks
dan hanya bisa diikuti oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan PPL I
dan semua mata kuliah bersyarat yang ditetapkan dalam kurikulum
program studi teologi. Pelaksanaan PPL II ini berada dalam tanggung
jawab ketua program studi teologi, dosen pembimbing dan pendeta
mentor. Pendeta mentor adalah pendeta jemaat di tempat mahasiswa
melaksanakan PPL II. Dosen pembimbing adalah dosen STT-GKS yang
dipercayakan untuk mengadakan suvervisi kepada mahasiswa yang sedang
melaksanakan PPL II di jemaat-jemaat.
Dalam pelaksanaan PPL II ini, ketua program studi teologi, dosen
pembimbing dan pendeta mentor serta mahasiswa diharapkan untuk saling
berkomunikasi sehingga kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan secara
terpadu. Mahasiswa diwajibkan mengadakan pertemuan dan menjalin
relasi dengan pendeta mentor agar memahami objek belajarnya.
PPL II merupakan tahap pengenalan lanjutan akan pelayanan bagi
mahasiswa program studi teologi/kependetaan. Dalam melaksanakan PPL
II, mahasiswa akan dipersiapkan secara matang untuk memahami makna
panggilan Tuhan yang harus diaplikasikan dalam pelayanan jemaat dan
masyarakat. Selain itu, melalui PPL II mahasiswa program studi
teologi/kependetaan dibentuk untuk memiliki penghayatan akan panggilan
Tuhan terhadap gereja dan kehidupan bergereja dengan berbagai
dinamikanya serta lingkup pelayanannya.
B. Tujuan
1. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan
menerapkan kreatifitas dalam pelayanan kategorial (komisi bapak, ibu,
pemuda, remaja dan anak), bidang-bidang yang ada dalam jemaat.
2. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menemukan hubungan
atau kesenjangan antara teori (konsep, ilmu teologi) dengan apa yang
terjadi dalam praktek (realitas di jemaat).
3. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan
pengetahuan teoritis dalam bidang teologi dan teologi ke dalam
praktek nyata.
4. Membekali mahasiswa teologi sebagai calon pelayan gereja dengan
pemahaman dan pengenalan yang memadai terhadap seluruh aspek
pelayanan gereja.
5. Menciptakan calon-calon pelayan gereja yang berkualitas dalam
pelayanan gereja dan masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM TENTANG JEMAAT


1. Letak Jemaat dan Kondisi Geografisnya

Masyarakat wilayah pelayanan GKS Walakari berada di


wilayah pemerintahan kecamatan Wulla Waijelu, Kecamatan Mahu
dan Kecamatan Ngadu Ngala Kabupaten Sumba Timur.

Adapun batas-batas wilayah pelayanannya :

 sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sabu,


 sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Karera dan
Kecamatan Paberiwai
 sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pahunga Lodu
 sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

2. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA JEMAAT


GKS Jemaat Walakari termasuk dalam wilayah pelayanan klasis
Pahunga Lodu, yang terletak di desa Latena kecamatan Wula Waijelu,
Kabupaten Sumba Timur. Awalnya Jemaat Walakari merupakan
bagian dari jemaat Baing, namun dengan adanya peningkatan
perkembangan jemaat, maka Pada tahun 2008 dimekarkannya salah
satu Cabang Jemaat Baing yaitu Walakari, tepatnya diteguhkan
menjadi Jemaat yang mandiri pada tanggal 28 Agustus 2008 dan
terhitung sebagai Jemaat ke 113 di lingkungan Gereja Kristen Sumba.
Bersamaan dengan peneguhan jemaat di Tahbis Vicaris Jefri
Runuwali, S.Si – Teol dalam jabatan Pendeta untuk melayani GKS
Jemaat Walakari. Semenjak mekar Jemaat Walakari memiliki wilayah
pelayanan yang luas yang terbagi dalam 5 cabang dan 5 POS PI serta
wilayah pelayanan ini tersebar di 6 desa yaitu cabang Lamau yang
terletak di Desa Laipandak kecamatan Wulla Waijelu, Cabang Laluku
yang terletak di Desa Haray kecamatan Mahu, Cabang Kabanda yang
terletak di Desa Kabanda kecamatan Ngadu Ngala, Cabang Lainjanji
yang terletak di Desa Lainjanji kecamatan Wulla Waijelu, Cabang
Lumbu Manggit yang terletak di Desa Lumbu Manggit kecamatan
Wulla Waijelu, POS PI Dali di Cabang Laluku, POS PI Rau dan Rii
Uwi, Ranga di Cabang Kabanda, POS PI Matawai Mbana dan Prai
Bakal di Cabang Lainjanji.
3. DATA STATISTIK JEMAAT

WILAYAH PELAYANAN JUMLAH


ANG PUSAT LAINJAN L. LAMAU LALUKU KABAND
GOT JI MANG A TOT
L P
A GIT AL
L P L P L P L P L P L P
SIDI 123 151 77 89 37 45 91 88 43 52 68 85 439 510 949
BAP
125 101 86 85 46 37 78 82 59 53 54 51 448 409 857
TIS
ANAK
BELUM 15 19 19 11 11 6 14 14 9 6 31 31 99 87 186
BAPTIS
SIMPA
10 17 3 3 0 1 15 10 11 12 25 27 64 70 134
TISAN
JUM
273 288 185 188 94 89 198 194 122 123 178 194 1094 997 2133
LAH
TOT
561 373 182 392 245 372 2126
AL

ANGGARAN DAN PENDAPATAN JEMAAT


Jumlah APBJ Tahun 2019
- Target :Rp. 223.850.000
- Realisasi :Rp. 181.050.500
DATA INVENTARIS GKS WALAKARI

JENIS KEADAAN JUMLAH

1 Tanah Punya GS 3 Kapling

Belum Punya GS 9 Kapling

2 Gedung a. Permanen 5 Buah

Ibadah b. Semi Permanen 2 Buah

c. Darurat 2 Buah

3 Pastori a. Permanen 1 Buah

b. Semi Permanen 1 Buah

c. Darurat 1 Buah

4 Sepeda Motor Supra X/Rusak 1 Buah

5 Komputer Rusak 1 Buah

6 Printer Rusak 1 Buah

Baik 1 Buah

7 Laptop Rusak 1 Buah

8 Wireless Rusak 1 Buah

9 Rice Cooker Baik 1 Buah

10 Mimbar Baik 10 Buah

11 Meja Kayu Baik 13 Buah

12 Kursi Plastik Baik 201 Buah

13 Bangku Kayu Baik 128 Buah

14 Kantong Baik 36 Buah


Kolekte

15 Alat Sakramen:

a. Cawan Baik 1 Buah

b. Seloki Baik 0 Buah


c. Dulang Baik 2 Buah

d. Piring Baik 1 Lusin

e. Piala Baik 1 Buah

f. Kain Meja PK Baik 7 Lembar

g. Kain Meja Baik 3 Lembar


biasa

h.Alat PK BAik 1 Set

16 Mesin Tik Baik 1 Buah

17 Bel Gereja Baik 1 Buah

18 Kain Mimbar Baik 1 lembar

20 Kain Jendela Baik 9 lembar

21 Cap Jemaat Baik 1 Buah

22 Bunga Mimbar Baik 4 Buah

23 Jam Dinding Baik 1 Buah

24 Gitar Baik 2 Buah

25 Wireless Baik 2 Buah

26 Meteran Listrik Baik 2 Buah

4. STRUKTUR ORGANISASI JEMAAT


Badan Pelaksana Majelis Jemaat (BPMJ)
Ketua : Pdt. Jefri Runuwali, S.Si-Teol
Wakil Ketua 1 : Pnt. Lakar Njata
Wakil Ketua 2 : Pnt. Agus Teul Hawula
Sekretaris 1 : Pnt. Agustinus Dada Mbadi
Sekretaris 2 : Pnt. Dominggus Radjah
Bendahara 1 : Pnt. Soleman Neonane
Bendahara 2 : Diak. Yuliana Utu Lendi
 Komisi-Komisi :
1. Komisi Anak dan Remaja :
Ketua : Soleman Neonane
Sekretaris : Yan Lu Mbombu
Bendahara : Nely Niwa Lapir
2. Komisi Pemuda
Ketua : Antonius Kawawu Mihing
Sekretaris : James Nggulindima
Bendahara : Magdalena Konga Naha
3. Komisi Perempuan
Ketua : Rambu Kudu Anahida
Sekretaris : Kartina Ndamung
Bendahara : Day Ndahi
4. Komisi Bapak
Ketua : Umbu Hinggu Njurumana
Sekretaris : Agus Habuku Lumbung
Bendahara : Stepanus Tay Landudjawa
Di Pusat maupun cabang juga dibentuk personalia Badan Pelaksana
Majelis Pusat/Cabang dengan perangkat komisinya masing-masing.

Pelayan di GKS Walakari berjumlah Pendeta 1 orang, Guru Injil 3 orang,


Kaum Awam 5 orang. Pengerja koster berjumlah 4 orang

Pendeta : Pdt. Jefri Runuwali, S.Si-Teol

Guru Injil : 1. Agustinus Dada Mbadi melayani di Pusat Walakari

2. Lakar Njata melayani di cabang Lainjanji

3. Dominggus Radja melayani di cabang Lumbu Manggit

Kaum Awam : 1. Katanga Njadi melayani di cabang Lamau

2. Kambaru Takka Njanji melayani di cabang Laluku

3. Dominggus K. Mbani melayani di cabang Laluku

4. Stepanus Umbu Lima melayani di cabang Kabanda

5. Peli Kadu Amah melayani di cabang Kabanda


6. Wue Dimu melayani di Pos PI Matawai
Mbana

5. KONDISI EKONOMI DAN BUDAYA SETEMPAT


 Sumber pendapatan warga jemaat Walakari adalah dari
peternakan, pertanian dan kekayaan laut. Dari sumber
pendapatan dapat dikatakan bahwa jemaat Walakari adalah
jemaat yang cukup baik ekonominya. Namun, terkadang
menjadi memprihatinkan karena keadaan cuaca maupun
kondisi wilayah yang tingkat kekeringannya cukup tinggi.
Sehingga, hal ini berdampak pada kesadaran memberinya yang
kurang.
 Setiap daerah tentu memiliki budayanya masing-masing
dengan keunikannya yang khas. Jemaat Walakari adalah jemaat
yang berada di daerah Sumba Timur yang memiliki budaya
yang khas. Yang menjadi ciri khas adalah penerimaan terhadap
orang lain dalam hal ini membangun relasi. Jemaat Walakari
adalah salah satu jemaat yang tetap mencintai budaya. Hal ini
terlihat dari sikap menghargai dan menghormati orang apalagi
pelayan Tuhan. Selain itu “happa” menjadi daya tarik untuk
membangun hubungan. Setiap perjumpaan baik dalam hal
perkunjungan biasa maupun PA bahkan ibadah minggu dalam
gereja, selalu diawali dengan “happa” dan tentu didalamnya
akan ada sharing. Selama melakukan praktek, khususnya di
cabang Lamau, penulis menjumpai hal itu. Setiap selesai
ibadah minggu, warga jemaat tidak langsung bubar, tetapi
bertahan untuk saling “happa” dan berbagi cerita antar satu
jemaat dengan jemaat yang lainnya. Dan sebagai masyarakat
berbudaya, ada beberapa adat istiadat yang tetap dipertahankan,
seperti budaya perkawinan dan kematian.
B. PROGRAM KERJA MAJELIS JEMAAT DAN KOMISI

Jemaat Walakari adalah salah satu jemaat yang warga jemaatnya


memiliki tingkat kesibukan yang cukup tinggi dalam menafkahi hidup.
Dengan kondisi yang demikian, beberapa pelayanan untuk penatalayanan
jemaat tidak berjalan. Secara organisasi, jemaat telah membentuk struktur
organisasi dengan bidangnya masing-masing dan tugasnya. Seiring
berjalannya waktu dengan tingkat kesibukan, pelayanan kategorial tidak
berjalan. Jemaat Walakari adalah jemaat yang berada di pinggiran laut dan
dengan tingkat matapencaharian penduduk sebagai petani dan peternak
yang tentu tidak menentu. Sehingga untuk bertahan hidup akan begitu
banyak kesibukan dan tidak mudah untuk membuang waktu secara Cuma-
Cuma atau sia-sia. Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa kesadaran warga
jemaat akan ibadah atau sharing dalam kelompok-kelompok tertentu
bukanlah sesuatu yang menjadi kebutuhan. Sehingga ketika seseorang
tidak merasa memiliki kepentingan atau keuntungan dalam kelompok
tersebut hal ini akan sulit untuk dilakukan.
C. PROGRAM KEMITRAAN DENGAN PEMERINTAH DAN LSM
Jemaat Walakari melakukan kerjasama dengan GKI Couyudan
dengan mengadakan pembinaan majelis, pelatihan guru sekolah minggu
dan bahkan dalam hal bantuan untuk mendukung penatalayanan jemaat
Walakari. Kerjasama ini sangat baik dalam mendukung pelayanan jemaat
Walakari sehingga perlu untuk dipertahankan.
BAB III

JENIS PELAYANAN YANG DILAKUKAN MAHASISWA

Dalam pelaksanaan PPL II

A. KATEGORI PELAYANAN
1. Ibadah
a. Ibadah Minggu
b. Ibadah Rumah Tangga
c. Ibadah Komisi
d. Ibadah Pengucapan Syukur
e. Pengebumian
2. Perkunjungan Jemaat dan Pelayanan Pastoral
Melakukan konseling pastoral lewat perkunjungan ke rumah jemaat.
B. EVALUASI TERHADAP PELAYANAN YANG DILAKUKAN
DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA SWOT (KEKUATAN,
KELEMAHAN, ANCAMAN, PELUANG)
a) Kekuatan
Jemaat Walakari menjadi salah satu jemaat ditengah-tengah
keberagaman. Artinya bahwa, selain jemaat Walakari ada juga
berbagai gereja denominasi lain seperti GBI, GKII, Gereja Bebas,
Reformasi, katolik dan bahkan Islam. Hal yang menarik yang
dipelajari adalah hidup bertoleransi yang sangat baik. Sekalipun
beragam tetapi relasi antar agama atau jemaat sangat baik, tidak
ada konflik antar agama bahkan mampu hidup bersama dengan
perbedaan. Ini menjadi kekuatan untuk bertumbuh dan membangun
kerjasama dalam pertumbuhan iman.
b) Kelemahan
Jemaat Walakari adalah salah satu jemaat yang cukup banyak
jumlah warga jemaatnya yaitu sekitar 2 ribu lebih jiwa. Selain
warga jemaat yang banyak, jemaat Walakari memiliki wilayah
pelayanan yang sangat luas yaitu 6 desa, dengan kondisi wilayah
pelayanan yang tidak dapat di jangkau hanya dengan satu orang
pelayan (pendeta). Hal ini yang kemudian membuat pelayanan
menjadi tidak efektif.
c) Ancaman
Dengan tidak berjalannya pelayanan kategorial dengan baik
terlebih pada kategorial anak, hal ini akan menjadi ancaman bagi
pertumbuhan dan perkembangan masa mendatang bagi jemaat
Walakari. Selain itu, pendapat atau anggapan bahwa pelayanan
atau ibadah bukanlah suatu kebutuhan menjadi salah satu faktor
lambat atau lemahnya pertumbuhan iman. Hal ini nampak dari
tingkat kehadiran dalam ibadah minggu. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa, jika ibadah dianggap bukanlah suatu kebutuhan
maka akan sulit untuk adanya doa bersama, ibadah malam dan lain
sebagainya dalam keluarga.
d) Peluang
Dengan adanya kerjasama jemaat dengan GKI Couyudan, hal ini
menjadi peluang bagi jemaat untuk terus mendukung
pelayanannya. Seperti pelatihan guru sekolah minggu, pembinaan
majelis jemaat, dan lain sebagainya. Dengan demikian, ini akan
menjadi peluang untuk membangun jemaat dengan lebih baik.
Banyak hal yang dapat dipelajari dan diterapkan ditengah-tengah
kehidupan jemaat. Selain itu, kekayaan alam yang dimiliki,
seperti;hasil laut, pertanian, peternakan, jika dikelola dengan baik
akan sangat menjadikan jemaat Walakari mengalami pertumbuhan
yang baik ke depannya.
C. REFLEKSI TEOLOGIS
Terpanggil untuk bekerja di ladang Tuhan adalah suatu tugas
sangat mulia dan sekaligus menjadi tugas yang tidak mudah. Ketika
menjalani tugas sebagai seorang pelayan banyak persoalan dan tantangan
yang harus di hadapi.
Selama 2 bulan menjalani masa praktek di Jemaat Walakari,
penulis benar-benar menyadari bahwa menjadi seorang pelayan Tuhan itu
tidak mudah dan semua yang dihadapi tidak semuanya sesuai dengan
keinginan kita. Jemaat Walakari adalah jemaat yang memberikan begitu
banyak pelajaran dan pengalaman yang begitu berharga bagi penulis baik
dari jemaat maupun dari pelayan. Di sinilah penulis menyadari bahwa ada
salib yang dipikul dan adanya penyangkalan diri yang mungkin
sebelumnya tidak begitu disadari oleh penulis.
Konsep yang ada selama ini dalam pikiran bahwa menjadi seorang
pelayan Tuhan itu gampang dan semuanya akan baik-baik saja karena kita
seorang pelayan Tuhan, sedikit demi sedikit mulai dapat dipahami dengan
baik. Dari hal ini penulis belajar bahwa persiapan diri itu sangat penting.
Artinya bahwa, selalu ingatkan diri sebagai pelayan bahwa kita akan
berhadapan dengan orang yang menyukai kita dan yang tidak menyukai
kita, tidak semua berjalan sesuai dengan keinginan kita dan lain-lain.
Sehingga ketika kita sudah mempersiapkan diri dengan baik, kita tidak
akan kecewa, putus asah dan mungkin juga tidak melayani dengan baik.
Dengan semua persoalan dan pergumulan yang ada dalam
pelayanan Jemaat Walakari, penulis belajar bahwa ada hal yanng harus
diperhatikan oleh seorang pelayan dan yang dilayani (jemaat). Menyadari
bahwa kata ‘pelayan’ itu adalah seorang yang melayani dengan ramah,
bersahabat serta melayani dengan penuh ketulusan dan keiklasan,
demikianlah setiap pelayan Tuhan dalam melayani. Sehingga dalam
pelayanan itu menjadi kekuatan bagi setiap pelayan Tuhan.
Pelayan Tuhan harus yakin dan percaya bahwa pemanggilan dan
pengutusan Tuhan itu bersamaan dengan penyertaan-Nya, pemeliharaan-
Nya dan perlindungan-Nya, sebab Tuhan tetap menyertai Mereka yang
diutusNya sampai pada akhir Zaman (Matius 18:19-20).
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. PPL II adalah proses belajar dalam jemaat untuk mengenal dan
mendapat pengalaman dalam mempersiapkan diri untuk menjadi
pelayan Tuhan. Dengan demikian semua pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan PPL II ini harus sungguh-sungguh bekerja
dalam setiap tugas dan tanggungjawab masing-masing.
2. Menjadi seorang pelayan Tuhan bukanlah hal yang mudah. akan
ada banyak tantangan dan persoalan yang dihadapi dalam
pelayanan. Itulah salib dan penyangkalan diri yang kita ambil.
Dengan demikian, persiapan diri itu sangat penting.
3. Wilayah pelayanan yang luas, jumlah jemaat yang banyak,
kehadiran yang kurang dalam ibadah, kondisi jalan dan wilayah
yang jauh dari perkotaan, dan lain sebagainnya, kiranya ini tidak
menjadi penghalang bagi pelayan Tuhan untuk pergi menyatakan
Injil bagi semua orang.
B. SARAN
a. Bagi Jemaat Walakari
1) Pelayanan adalah bukan untuk kepentingan kita sebagai
manusia, tetapi yang penting adalah untuk Tuhan.
Sehingga, pelayanan harus dilakukan dengan baik.
2) Dengan kondisi wilayah pelayanan yang sangat luas tentu
pelayanan tidak dapat efektif. Oleh karena itu, sebaiknya
program kerja majelis dan komisi itu ada, karena itu juga
dapat mendukung pelayanan yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai