Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA NYATA PASTORAL

PAROKI SANTO YOHANNES PEMBAPTIS PAKKAT

STASI SANTO PAULUS SIBONGKARE SIRATA

NAMA : INTAN SARI BR SARAGIH


NIM/NIRM : 192221/19.11.421.2109.R

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK

SEKOLAH TINGGI PASTORAL SANTO BONAVENTURA

KEUSKUPAN AGUNG MEDAN, 2023


Telah Disetujui Oleh Pembimbing Sebagai Persyaratan Melanjutkan Ujian
Makalah KKNP Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Delitua, 30 Oktober 2023


Ketua Program Studi Dosen
Pembimbing

Ermina Waruwu, M.Th Aldi Alfrianza Sinulingga, M.Th


NIDN: 0115108404 NIDN: 2719049701

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata Pastoral di Paroki St.
Yohannes Pembaptis Pakkat ini dengan baik. Penulis juga berterima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kesempatan, motivasi, dan dukungan baik secara
langsung ataupun secara tidak langsung. Melalui laporan Kuliah Kerja Nyata Pastoral
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ketua Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan


Bapak Dr. Johannes Sohirimon Lumbanbatu, M.Th
2. Ketua Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Ibu Ermina Waruwu,
M.Th
3. Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Nyata Pastoral Bapak Aldi Alfrianza
Sinulingga, M.Th
4. Pastor Paroki St. Yohannes Pembaptis Pakkat Pastor RP Nicodemus Ginting
OFMCap dan seluruh yang terlibat di Paroki St. Yohannes Pembaptis Pakkat.
5. Civitas Akademik Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan
Agung Medan.
6. Orangtua dan keluarga yang telah mendukung pelaksanaan kuliah kerja nyata
pastoral tersebut.

Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca. Sehingga laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi pembaca. Segala kritik dan saran yang
membangun diharapkan oleh penulis. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima
kasih

ii
Penulis

Intan Sari Br Saragih

iii
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan adalah


lembaga pendidikan tinggi untuk para calon petugas pastoral baik sebagai Guru
Agama Katolik di sekolah, sebagai katekis paroki maupun merangkap kedua-
duanya. Dalam mencapai kompetensi sebagai petugas pastoral, mahasiswa perlu
mengalami kehidupan bersama umat dan masyarakat dalam kurun waktu lima bulan.
Salah satu yang dapat ditempuh untuk mewujudkannya melalui Kuliah Kerja Nyata
Pastoral (KKNP).

KKNP merupakan sarana atau media mahasiswa untuk dapat menjadi calon
petugas pastoral dengan melatih diri dalam konteks persiapan menjadi petugas
pastoral. KKNP penting dan wajib dilaksanakan mahasiswa/i Sekolah Tinggi
Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan dalam rangka menyelesaikan
program Strata Satu (S1) Sarjana Pendidikan Agama (S.Pd). Pelatihan diri dalam
masa menjalani KKNP mempunyai dua aspek, yaitu mengambil peran sebagai
petugas pastoral yang artinya melaksanakan tugas-tugas sebagaimana dirumuskan
dalam reksa pastoral teritorial dan belajar tentang fungsi serta peran sebagai petugas
pastoral melalui pelaksanaan tugas-tugas reksa pastoral yang konkret.

Kerja kuliah nyata pastoral sangat penting karena dengan KKNP seorang calon
petugas pastoral semakin mendalami dan mengalami secara langsung bagaimana
hidup di tengah-tengah umat. Dengan merasakan secara langsung maka seorang

1
calon perugas pastoral sudah mengetahui apa kebutuhan dan potensi yang dimiliki
oleh umat. Dari sana seorag calon petugas pastoral dapat menyampaikan kepada
pastor paroki apa yang diperlukan umat di stasi. Dengan pengalaman-pengalaman
yang dialami tersebut seorang calon petugas pastoral menjadi lebih terampil dalam
melaksanakan tugas perutusan Kristus yaitu; mengajar, menguduskan dan
memimpin.

KKNP dilaksanakan di beberapa paroki yang di pilih oleh lembaga dan


mahasiswa/mahasiswi harus KKNP selama lima bulan. Dalam waktu lima bulan
mahasiswa diminta untuk menyesuaikan diri dan hidup bersama dengan umat di
paroki tersebut. Dalam bimbingan dari pastor paroki, mahasiswa KKNP diutus ke
stasi-stasi untuk melaksanakan program yang hendak dilakukan ataupun
melaksanakan program yang ada di paroki yang akan di berikan oleh pastor paroki
kepada mahasiswa KKNP. Setelah selesai melaksanakan KKNP, mahasiswa diminta
untuk membuat laporan akhir KKNP. Laporan tersebut dalam bimbingan dosen
pembimbing yang ditentukan oleh lembaga.

KKNP ini telah mulai direalisasikan secara bertahap, mulai dari masa awal studi
sampai dengan akhir studi di mana seorang mahasiswa dinilai mampu mengemban
fungsi sebagai petugas pastoral Gereja. Kata pastoral yang merujuk pada semua
usaha untuk melanjutkan kerasulan Kristus dalam fungsi mengajar, menguduskan
dan memimpin. Gereja menjabarkan ketiga fungsi ini dalam aspek perutusan Gereja
yakni liturgia, kerygma, martyria, koinonia, dan diakonia. Aspek ini dapat
dipandang sebagai bidang-bidang di mana ketiga fungsi kerasulan Kristus harus
diwujudnyatakan dalam realitas umat yang konkret.

2
Dari stasi yang sudah mahasiswa KKNP lalui, kebutuhan umat yang perlu di
penuhi sangatlah banyak beberapa contohnya; tenaga katekis untuk memberikan
pengajaran iman Katolik, sarana-sarana berdoa, katekis yang mengajari tentang
sikap-sikap saat ikut perayaan misa dan pengajaran tentang bidang liturgi serta alat
musik untuk pengiring lagu. Dari stasi yang dilalui, banyak umat yang memiliki
potensi yang sangat mempengaruhi perkembangan gereja. Namun masih perlu
dilatih agar semakin mantap dalam pelaksanaanya. Contohnya; ada umat yang
berani menjadi pemimpin ibadat biasa namun masih kurang pandai dalam berkata-
kata, ada umat yang mau mengiringi lagu saat peribadatan namun tidak ada alat
musik yang hendak dimainkan. Ada umat yang berani membawakan mazmur namun
tidak terlalu paham tentang solmisasi.

Begitu banyak potensi yang dapat dikembangkan dari setiap stasi namun tetap
memerlukan pelatihan. Sehingga harapan umat dimana kirannya pihak paroki
meemenuhi kebutuhan-kebutuhan umat satu demi satu. Contohnya; dari pihak paroki
mengutus katekis gereja paroki untuk memberi pengarahan kepada stasi tentang ajaran
iman Katolik, tentang bidang liturgi gereja, pelatihan bermazmur dan not. Sehingga
umat stasi dapat melaksanakan peribadatan dengan baik karena adanya pendampingan
dari katekis paroki.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pastoral

Tujuan Kuliah Kerja Nyata Pastoral adalah;

a. Untuk belajar hidup bersama umat serta mampu beradaptasi dengan lingkungan
tempat mahasiswa melaksanakan KKNP.
b. Untuk memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatan
dalam masyarakat secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan
menanggulangi permasalahan dengan menerapkan ilmu kateketik dan
managemen pastoral yang dipelajari dalam perkuliahan.

3
c. Untuk melatih kepekaan mahasiswa dalam melihat secara tepat dan benar
relevansi ilmu kateketik dan pastoral dengan kenyataan kehidupan masyarakat
dan Gereja

1.3 Manfaat Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pastoral

Kuliah Kerja Nyata Pastoral merupakan tahapan pembelajaran yang tidak hanya
menekankan dan mengutamakan akademik. Penekanannya lebih diutamakan pada
bentukan karakter dan kepribadian mahasiswa serta pelayanan pastoralnya.

Manfaat Kuliah Kerja Nyata Pastoral antara lain:

1. Semakin mendalami panggilan hidupnya sebagai seorang katekis dan


semakin peka dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan umat serta mampu
beradaptasi dengan lingkungan tempat dimana mahasiswa melaksanakan
tugas pastoral.
2. Semakin mampu mengembangkan kemampuan yang dimiliki melalui
kegiatan-kegiatan yang diadakan serta semakin bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas yang dipercayakan selama menjalani masa KKNP.
3. Dapat memperluas wawasan mahasiswa dalam mengenal budayadan bahasa
yang ada di tempat saya melaksanakan KKNP.
4. Dalam proses KKNP ini mahasiswa dituntut dan dilatih untuk semakin
bertanggung jawab dan juga memiliki sikap jujur, disiplin,kreatif, peka, dan
mandiri dalam menjalankan tugas yang diberikan.
5. KKNP menjadi media mahasiswa untuk mempraktikkan ilmu yang telah
mahasiswa terima dan mahasiswa pelajari selama mengikuti perkuliahan di
Sekolah Tinggi Pastoral Santo BonaventuraKeuskupan Agung Medan.
6. Selama KKNP mahasiswa dapat langsung berinteraksi dan hidup bersama
dengan umat-umat sehingga mahasiswa juga belajar dan melihat secara
langsung situasi dan segala permasalahan yang terjadi di tengah-tengah
umat.

4
7. Manfaat KKNP bagi paroki, dimana program yang sudah ada di paroki
semakin cepat terselesaikan contohnya program krisma tahun 2023 dimana
mahasiswa KKNP di beri waktu 2 minggu untuk mendampingi pengajaran
Krisma di stasi agar pengajaran cepat terselesaikan sebelum perayaan
penerimaan sakramen krisma.
8. Selain itu mahasiswa juga ikut serta dalam persiapan Bakti Sosial Kesehatan
2023 contohnya mahasiswa ikut berpartisipasi dalam mempersiapkan snack
dan tempat acara untuk dibagikan kepada umat yang hadir dan mendata umat
yang hadir.
9. Manfaat KKNP bagi stasi, dimana keberadaan mahasiswa KKNP sangat
berpengaruh bagi stasi. Terutama stasi yang jauh dari paroki dan jarang
dikunjungi oleh pastor paroki, sehingga umat stasi kurang dalam memahami
dan mendalami ajaran iman Katolik sehingga kedatangan mahasiswa
perkembangan iman umat stasi. KKNP sangat berpengaruh bagi
perkembangan iman umat stasi
10. Manfaat KKNP bagi lembaga, dimana jika KKNP dilaksanakan setiap
tahunnya maka akan meningkatkan akreditasi kampus serta dapat
mempromosikan kampus secara tidak langsung kepada umat dan masyarakat
di tempat KKNP.
11. Manfaat KKNP bagi mahasiswa selanjutnya dimana mahasiswa akan
mendapat banyak pengalaman dan pelatihan langsung dari lapangan yaitu
dari stasi atau paroki tempat ber-KKNP. Sehingga akan semakin berkembang
dan menjadi pribadi yang baru dan menjadi katekis yang professional.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pastoral

Tempat dan waktu pelaksanan KKNP akan dijelaskan sebagai berikut:

1.4.1 Tempat Pelaksanaan kuliah Kerja Nyata Pastoral

Pelaksanaan program KKNP Lembaga STP St. Bonaventura Keuskupan Agung Medan
mengutus mahasiswa-mahasiswi ke beberapa Paroki yang ada di Keuskupan Agung

5
Medan. Paroki Santo Yohannes Pembaptis Pakkat merupakan salah satu paroki tempat
mahasiswa/i untuk melaksanakan KKNP. Mahasiswa/i yang diutus Paroki Santo
Yohannes Pembaptis Pakkat berjumlah empat orang yakni.

1. Intan Sari Br Saragih


2. Benny Ariandi Tampubolon
3. Beny Papias Sembiring
4. Elsa Nadya Br Sitepu

Sesampainya di paroki St. Yohannes Pembaptis Pakkat mahasiswa KKNP pengenalan


lingkungan selama 1 minggu. Mahasiswa bekerja di paroki dan disaat pastor ke stasi
untuk perayaan misa maka mahasiswa wajib ikut. Setelah satu minggu, pastor
melakukan pembagian stasi. Stasi tempat mahasiswa melakukan KKNP di dua minggu
pertama di Rayon Veronika yakni Stasi Sibongkare Sirata, Stasi Siantar Sibongkare,
Stasi Huta Ambangsang, dan Stasi Sahombu Mahasiswa KKNP diutus ke stasi secara
berpasangan dengan frater yang berjumlah 4 orang. Para frater ini sedang live in di
Paroki Pakkat selama 2 minggu pula. Dua Minggu berikutnya mahasiswa KKNP diutus
ke Rayon Santo Pius yaitu Stasi Huta Pinang, Stasi Huta Ginjang, Stasi Sipagubu, Stssi
Huta Imbaru, Stasi Pulo Godang dan Stasi Panggugunan. Mahasiswa melakukan KKNP
selama dua minggu di setiap stasi. Di stasi tersebut mahasiswa melaksanakan
pengajaran untuk peserta Krisma, berkatekese kepada umat, mendampingi asmika,
menjadi petugas, dan doa Rosario bersama.

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pastoral

KKNP dilaksanakan selama setengah semester kurang lebih 3 bulan yakni pada
akhir semester VI hingga semester 7 awal yang dimulai sejak tanggal 20 Juli 2023
sampai tanggal 20 Oktober 2023. Masa KKNP ditentukan oleh lembaga STP St.
Bonaventura KAM. Jadi selama KKNP berlangsung mahasiswa/i tetap berada di

6
tempat KKNP dan berusaha mengisi hidup dengan berbagai program dari kerja
pastoral yang telah disiapkan sebelumnya dan melakukan kegiatan-kegiatan pastoral
yang dipercayakan Pastor Paroki dengan kegiatan di luar program sesuai dengan
kebutuhan umat.

Di setiap stasi mahasiswa ber-KKNP selama dua minggu. Stasi Sibongkare Sirata,
Stasi Siantar Sibongkare, Stasi Huta Ambasang, dan Stasi Sahombu mahasiswa
bersama frater melaksanakan KKNP mulai dari tanggal 23 Juli 2023 sampai 04
Agustus 2023. Stasi kedua tempat mahasiswa melaksanakan KKNP adalah stasi
Huta Pinang dan Huta Ginjang. KKNP dimulai dari tanggal 07 Agustus 2023
sampai 14 Agustus 2023. Stasi selanjutnya tempat mahasiswa melaksanakan KKNP
adalah stasi Sipagabu dan Stasi Huta Imbaru dimulai dari tanggal Agustus 2023
sampai September 2023. Dan stasi selanjutnya tempat mahasiswa melaksanakan
KKNP adalah stasi Pulo Godang dan Stasi Panggugunan mulai dari tanggal
September 2023 sampai Oktober 2023. Setelah selesai melaksanakan KKNP di stasi
Huta dalan, pastor paroki meminta mahasiswa KKNP untuk melaksanakan kegiatan
KKNP di Paroki

7
BAB II

PEMBAHASAN

PROFIL PAROKI SANTO YOHANNES PEMBAPTIS PAKKAT

2.1 Data Geografis

2.1.1 Data Geografis dan sejarah Paroki Santo Yohannes Pembaptis Pakkat

Gereja Katolik Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat terletak di Jalan R.A.
Kartini Kecamatan Pakkat, Kabupatedn Humbang Hasundutan.

Gambar 2.1.1 Gereja Paroki St Yohanes Pembaptis Pakkat

Gereja Paroki St Yohannes Pembaptis Pakkat Sejak misionaris Kapusin provinsi


Belanda masuk Sumatera (tahun 1911 di Padang), kelompok-kelompok orang Batak
telah menyatakan keinginannya untuk masuk agama Katolik. surat-surat maupun
utusan-utusan dari berbagai tempat tak henti-henti mendatangi Pastor dan Uskup.
Tetapi ada kesulitan untuk masuk daerah Batak karena ada larangan dari Pemerintah

8
Hindia Belanda. Dalam buku Hukum pasal 123 (setelah 1925 pasal 177) yang
menyatakan: "Guru- guru Kristen, imam-imam dan pendeta-pendeta bila hendak
masuk suatu daerah untuk melaksanakan tugas mereka, harus lebih dahulu mendapat
izin dari Gubernur Jendral. Kalau tugas mereka dianggap dapat mengganggu
keamanan suatu daerah, maka izin masuk mereka dapat dicabut oleh Gubernur
Jendral. Terutama ”dobel-zending" dilarang (sekaligus Misi Katolik dan Zending
Protestan)". Karena sejak tahun 1860 Zending Protestan sudah aktif di Tanah Batak,
maka Gubernur Jendral tidak lagi memberi izin kepada Misi Katolik untuk masuk
Tanah Batak.

Menghadapi tantangan-tantangan ini para misionaris tak henti- hentinya berjuang.


Mgr. Brans sendiri berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh izin agar para
misionaris Katolik dapat masuk ke Tanah Batak, khususnya Tapanuli. Oleh karena
itu dengan sengaja stasi-stasi di pinggiran Tanah Batak didirikan walaupun umat
hampir tidak ada.

Menunggu izin masuk Tapanuli, para misionaris secara khusus memperhatikan


orang-orang batak di Kota. Pastor Marinus Spanjers ditugaskan di Medan untuk
mengurus segala soal tentang misi Batak. Setiap hari Minggu, Misa untuk orang-orang
Batak dirayakan di Gereja orang Eropa.

Stasi Batak yang pertama didirikan di dekat Pematangsiantar Laras di perkebunan pada
tahun 1931. Berita ini disiarkan di tanah Batak, hingga permohonan masuk agama
Katolik semakin banyak. Untuk menampung permintaan ini sedapat mungkin Prefek
Apostolik mengangkat Kenan Hutabarat menjadi Katekis dengan gaji tetap. Katekis
inilah mengunjungi umat yang tersebar di sekitar Pematangsiantar.

Demikianlah Mgr. Brans bersama para misionarisnya berusaha sekuat tenaga


menembus Tanah Batak. Sementara terus mamjukan usaha-usaha perkembangan

9
stasi dan pusat yang ada di kota dan pendalaman yang umumnya melayani orang-
orang Eropa dan Tionghoa. Walau hasilnya tidak seberapa, tetap melihat jumlah
umat yang terus bertambah, para misionaris tetap giat penuh optimisme

Akhirnya pada tahun 1934 Mgr. Brans menerima suara izin dari Pemerintah
Kerajaan Belanda untuk masuk daerah Tapanuli dan memulai misi di antara orang-
orang Batak. Pasukan yang sudah lama menunggu segera menyebar ke segala arah
Batak dengan pesan dari Mgr. Brans: "Pergilah, carilah kontak dengan masyarakat,
entah siang ataupun malam".

Pater Gentilis, seorang Kapusin Negeri Belanda yang banyak menulis tentang Misi
Kapusin di Sumatera dan Kalimantan, menulis bahwa "Matahari terbit di atas
Balige". Maksudnya Misi Katolik mulai di Balige dan seterusnya mulai bersinar di
atas Tanah Toba, Samosir, Dataran Tinggi Toba, Habinsaran dan seterusnya. Pastor
Sybrandus van Rossum dengan tepat memilih Balige sebagai pusat Misi Katolik.
dengan memilih Balige, Misi Katolik berada di tengah-tengah Tanah Batak.

Pastor Sybrandus van Rossum adalah Pastor yang pertama masuk Balige. Malam
pertama dia berada di Balige, dia sudah berhasil membawa sebuah rumah kecil,
yang kosong di tepi Pantai Danau Toba. Koper yang dibawanya berfungsi serentak
menjadi meja dan kursi. Di luar rumah kedengaran langkah-langkah dan suara orang
berbiacara. Melalui jendela yang terbuka, Pastor Sybrandus melihat beberapa orang
laki-laki rupanya nelayan berjalan mondar-mandir, ingin tahu siapa kiranya yang
ada di dalam rumah, tetapi mereka segan masuk. Pastor Sybrandus keluar dan
berkata: "Horas....., Horas..., Horas".

Dua orang lelaki langsung mulai bertanya. Seorang sudah masuk agama Protestan
dan seorang lagi masih menganut agama nenek moyangnya. Protestan: "apa bedanya

10
Protestan dan Roma Katolik?" yang belum beragama: "Apakah akan didirikan
sekolah di sini seperti di Medan?". Kedua pertanyaan ini akan dihadapi para
misionaris sepanjang sejarah Misi. Semikian juga keinginan untuk maju, antara lain
dengan pendidikan, harus ditanggapi para misionaris dengan tepat.

Keesokan harinya pagi-pagi lebih banyak lagi orang Batak sudah berkumpul di
depan rumah Pastor. Mereka mau berdiskusi dengan Pastor. Di tangan mereka ada
beberapa Bibel. Diskusi akan menjadi hangat. Pastor sudah menduga bahwa
pertanyaan akan berkisar pada: Maria, selibat, infalibilitas Paus dan keungan Gereja.
Pertanyaan- pertanyaan datang bertubi-tubi, silih berganti pada pagi hari itu dan hari
sesudahnya:

• Mengapa orang Katolik menyembah Maria?


• Mengapa Pastor tidak kawin?
• Mengapa dikatakan Paus tidak dapat sesat? . Kalau masuk Katolik, apakah harus
membayar Pembangunan Gereja? Apakah ada kewajiban menyerahkan 10%
penghasilan kepada Gereja?
• Benarkah kita menerima 10 gulden kalau dibaptis?
• Kapan didirikan Universitas di Balige?

Dan Pastor Sybrandus menjawab semua pertanyaan dengan ramah, tajam tapi lucu,
sambil membagi-bagikan buku kecil tentang agama Katolik kepada mereka. Sekitar
satu tahun Pastor Sybrandus di Balige, sebanyak 50 orang batak masuk ke Gereja
Katolik. Dan di sekitar Balige sudah ada beberapa stasi. Satu hal yang aneh tapi
menarik yang dialami Pastor ini adalah: Penduduk Desa Lumban Pea masuk Katolik
sekaligus. "Raja ni Huta" desa itu melarang warganya masuk Prostetan, karena ada
pesan dari nenek moyang mereka bahwa harus menantikan utusan dari "Raja Rom".
"Persis", kata Pastor Sybrandus, "Akulah utusan Raja Rom". Maka 45 orang dewasa
dan 25 orang abak- anak Desa Lumban Pea langsung belajar katekismus dari Pastor.
Sampai sekarang stasi ini masih tetap hidup.

11
Tahun 1936 seorang Kapusin yang lain yakni Pastor Diego van de Biggelaar masuk
Pulau Samosir. Ketika dia membuka posnya di Simbolon, orang-orang Samosir dari
Palipi dan Urat datang berduyun- duyun mengunjunginya. Pastor Diego naik turun
lembah dan bukit Pulau Samosir. Dia berjalan kaki dari kampung ke kampung,
berunding dengan orang Batak dan mengurus apa saja yang dibutuhkan oleh orang-
orang kampung. Tapi sayang, Pastor Diego hanya tinggal dua tahun di Samosir
(Karena jatuh sakit), namun namanya cukup dikenang orang sebagai Pastor yang
luar biasa rajin daan dekat dengan umat. Karyanya diteruskan oleh Pastor Benyamin
Dijktra. Pastor Benyamin ini bekerja sama dengan Bapak Johannes Chriostomus
Calvin Tanmpubolon, sseorang bekas Protestan yang dididik di sekolah pendeta di
Sipoholon dan menjadi katekis Katolik. Pastor Benyamin dan Calvin merupakan
pasangan organisator yang aktif yang mendirikan banyak stasi di Samosir.

Pada tahun 1937 di Vikariat Apostolik Padang sudah ada 40 orang Kapusin, 25
Frater CMM dan 180 orang suster dari enam kongregasi. Tetapi tenaga sebanyak itu
pun ternyata masih tetap kurang. Dalam jangka waktu beberapa tahun saja para
missionaris sudah memasuki seluruh Tanah Batak. Pastor Chrysologus Timermans
masuk Sibolga, Marianus van der Acker mengambil pusat di Lintongnihuta, Oscar
Nuyten di Pakkat, Nepomucenus Hamers mengambil Sidikalang dan Beatus
Jenniskens mengambil Onanrunggu. Satu-satunya stasi yang dibuka oleh P.
Marianus van den Acker dari Lintongnihuta adalah Pusuk-II (Huta Ri).

Pada tanggal 31 Oktober 1936 Pastor Nuyten dengan naik kapal laut sampai ke
Belawan. Setelah sampai ke Belawan, Pastor Oscar ditempatkan di Balige untuk
belajar bahasa Batak Toba. Setelah satu tahun dia dipindahkan ke Lintongnihuta.
Dari Lintongnihuta dia mulai menginjungi daerah Pakkat (Barus Hulu). Sesudah
bebarapa kali mengunjungi dan mengenal sedikit daerah Pakkat maka tahun 1939
dua memutuskan mulai berdomisili di Pakkat. Pakkat dianggap tempat strategis

12
untuk membangun paroki baru. Dalam waktu singkat, selama tahun 1939-1942,
Pastor Nuyten sudah mengunjungi banyak kampung dan mendirikan sebanyak 21
stasi, hingga sampai akhirnya dia di- intemir oleh Jepang.

Pada tahun 1939 Pastor A.C Nuyten ditempatkan di Pakkat. Dia membuka banyak
stasi dan membeli sebuah tanah yang menjadi sekarang Pargodungan. Tetapi baru
pada tahun 1952 tanah itu resmi diserahkan oleh para kepala kampung dan para
pengetuai/raja. Selama masa interesting dari tahun 1942-1945 Pastor Nuyten tinggal
di beberapa kampung tempat tahanan Jepang di Sumatera Utara. Setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, dia cuti ke Negeri Belanda. Kecintaannya yang sudah
sempat tertancap begitu dalam akan daerah Pakkat, maka pada tahun 1950 dia
kembali lagi ke Pakkat dan berkarya di sana sampai tahun 1968.

Pada tahun 1941 jumlah orang Katolik dipakkat ada 63 orang. Kemudian bertambah
100 kali lipat 670 orang dan pada tahun 1950 bertambah 10 kali lipat sehingga
mencapai 7500 orang dan 800 orang katekumen. Baru pada tahun 1959 missionaris
ke tiga ditempatkan ke situ untuk melayani 40 Stasi Pagaran. Kebanyakan stasi
hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki. Pada tahun 1952 Pastor Godhard Liebreks
datang untuk menemani Pastor Nuyten. Pada tanggal 16 Juni 1952, Paroki dibagi
menjadi Paroki Pakkat (P. Nuyten) dan Paroki Parlilitan (P. Liebreks). P. Liebreks
berangkat ke Parlilitan berjalan kaki melalui Huta Ri bersama Konde Situmorang.

Sejak tahun 1945 Mgr. Brans memohon banyak lembaga religius untuk bekerja di
Tanah Batak. Tetapi pada waktu itu Politik tidak stabil dan masa depan tidak jelas,
kongregasi-kongregasi masih belum berani datang ke Indonesia. Baru sejak pada
tahun 1951 mereka datang. Pada tahun 1953 kongregasi suster FJCM datang ke
Pakkat yakni Sr. Fransisca, Cnera, Bonita, Venantia dan Rheinildis.

13
Pakkat adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Kabupaten
Humbang Hasundutan dimekarkan pada tanggal 28 juli 2003 sesuai dengan UU No.
9 Tahun 2003. Sebelumnya Kabupaten ini bergabung dengan Kabupaten Tapanuli
Utara. Secara geografis wilayah Humbang Hasundutan memiliki batas-batas sebagai
berikut:

 Sebelah Barat berbatasan dengan Pakpak Barat.


 Sebelah Timur berbatasan dengan Tapanuli Utara.
 Sebelah Utara berbatasan dengan Samosir.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Tapanuli Utara.

Kabupaten Humbang Hasudutan terdiri dari 10 kecamatan, yaitu: Kecamatan Dolok


Sanggul, Kecamatan Lintong Nihuta, Kecamatan Pakkat, Kecamatan Parlilitan,
Kecamatan Baktiraja, Kecamatan Paranginan, Kecamatan Pollung. Kecamatan Onan
Ganjang, Kecamatan Sijamapolang dan Kecamatan Tarabintang.

Adapun batas-batas wilayah Pakkat secara geografis adalah sebagai berikut:

 Di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tarabintang


 Disebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sirandorung, Kecamatan
Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah
 Disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Onanganjang
 Disebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan
Barus Utara Kabupaten Tapanuli Tengah

Kecamatan Pakkat terdiri atas 22 desa. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2014,
kecamatan Pakkat memiliki penduduk sebesar 24.090 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 63,12 jiwa/km².

a) Letak Astronomis dan geografis Pakkat

14
1. Letak astronomis: 2°09' – 2o11,1’ Lintang Utara, 980 28'- 980 21,3" Bujur Timur.
2. Letak di atas permukaan air laut: 300- 1.500 Meter.
3. Luas wilayah kecamatan Pakkat: 38.168,00 Ha

Gambar 2.1.2 Geografis Kecamatan Pakkat

Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat berada di Kabupaten Humbang


Hasudutan, tepatnya di Kecamatan Pakkat. Paroki tersebut memiliki 26 stasi yang
tersebar di Kecamatan Pakkat. Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat memiliki 6
Rayon dan 44 lingkungan dengan jumlah 1.650 kepala keluarga dan 6.763 jiwa.
Selain para imam dan frater Kapusin, terdapat juga satu komunitas lembaga hidup
bakti, yakni Suster Fransiscanae Filiae sanctissimae Cordis Jesus et Mariae! FCJM
(Fransiskan Puteri-puteri Hati Kudus Yesus dan Maria) yang berkarya di bidang
pendidikan dan kesehatan.

Paroki Santo Yohannes Pembaptis Pakkat adalah Paroki yang digembalakan oleh
Para Imam Ordo Kapusin, yaitu:

15
1. RP. Nicodemus Ginting, OFMCap. selaku Pastor Paroki.

2. RP. Andre Aritonang, OFMCap. selaku Vikaris Parokial.

3. Fr. Fransisco Nguwen Du selaku frater top

4. Fr Dionisius Purba selaku frater top

Paroki St. Yohanes Pembaptis Pakkat dibagi menjadi 6 Rayon, yaitu:

No RAYON STASI
1 Paroki St Yohanes 1. Lingkungan Santo Yohanes
2. Lingkungan Santa Maria
3. Lingkungan Santa Lusia
4. Lingkungan Santo Paulus
5. Lingkungan Santo Benediktus
6. Lingkungan Santo Mateus
7. Lingkungan Santo Josep
8. Lingkungan Santo Mikael
9. Lingkungan Santo Markus
10. St. Karolus Tukka
11. St. Fransiskus Asisi Ambobi
2 Rayon St Pius Sipagabu 1. St. Bernadet Huta Imbaru
2. St. Petrus Sipagabu
3. Pulo Godang
4. St. Andreas Panggugunan
5. St. Paulus Huta Ginjang
6. St. Fransiskus Asisi Huta Pinang

3 Rayon St Maria Bunda 1. St Maria Bunda Kerahiman Ilahi Siniang


Kerahiman Ilahi Laksa Laksa

16
2. St Theorodus Simatabo
3. Huta Dalan
4 Rayon St Yosef Temba 1. St. Silvester Pagar Sinondi
2. Yesus Gembala yang Baik Arbaan
3. St. Antonius Padua Sandean
4. St. Yosef Sitinjak Temba
5. St Yosef Batu Gaja

5 Rayon St Fidelis 1. St. Stefanus Martir Sitio-tio

2. St. Padre Pio Siambaton Pahae

3. St. Monika Siambaton Julu

4. Sidulang dalan

6 Rayon St Veronika 1. Lae Hundulan


2. St Teresa dari Kalkuta Sahombu
3. Huta Ambasang
4. St Maria Bunda Pertolongan Orang
Kristen Siantarv Sibongkare
5. St Paulus Sibongkare Sirata

17
2.3 Data Geografis Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata

Pada bagian ini petugas pastoral akan menguraikan profil Stasi St. Paulus
Sibongkare Sirata

Gambar 2.1.3 Gereja Stasi St Paulus Sibongkare Sirata

Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata merupakan salah satu wilayah pelayanan
pastoral yang berada di Paroki Santo Yohannes Pembaptis Pakkat, rayon Santo Pius.
Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata ini terletak di Desa Sibongkare Kecamatan
Tarabintang, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Stasi ini
berdiri pada tahun 1955. Letak geografis Gereja Katoloik St Paulus Sibongkare
Sirata berada jauh dari daerah pemukiman Warga. Jarak dari Paroki Santo Yohanes
Pembaptis Pakkat ke Stasi St. Yosef Sitinjak Temba berjarak 12 KM dengan jarak

18
tempuh sekitar 45 menit. Adapun batas-batas wilayah teritorial Stasi St. Paulus
Sibongkare Sirata sebagai berikut:

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Opung Rio Tumorang

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Opung Rio Tumorang

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Bapak Eko Marbun

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Opung Mustari Marbun

Stasi St. Paulus Sibongkare memiliki dua lingkungan yaitu:

1. Lingkungan satu
2. Lingkungan dua

Wilayah ini memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Stasi
St. Yosef Sitinjak Temba dapat ditempuh dengan sarana transportasi seperti
angkutan umum, kendaraan beroda dua dan roda empat.

2.3 Data Demografis

2.2.1 Data Demografis Paroki St. Yohanes Pembaptis Pakkat

Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat merupakan Paroki yang lumayan jauh
dari Kota Medan. Paroki ini berada di lingkungan orang Batak Toba. Pada umumnya
agama yang dianut masyarakat Pakkat adalah Agama Kristen Protestan HKBP.
Orang disekitar paroki bersuku Batak Toba. Tetapi umat Paroki Sendiri mayoritas
suku Batak Toba sekitar 95% dan suku lainnya sekitar 5%. Bahasa sehari-hari yang
umumnya dipakai di paroki ini adalah Bahasa Batak Toba.

19
Dalam perayaan Ekaristi, umat Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat
menggunakan bahasa Batak Toba dan Indonesia. Buku yang dipakai adalah Puji
Syukur dan Buku Ende. Masyarakat Pakkat memiliki mata pencaharian sebagai
pedagang, peternak, petani, wiraswasta, guru, pekerja bangunan, dan lain-lain.

Fasilitas-fasilitas umum yang ada di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat


cukup memadai, karena terdapat Aula dan ruangan tempat pertemuan. Ada juga
fasilitas yang dikelola oleh kongregasi FJCM yakni Sekolah Katolik (SD, SMP dan
SMA) dan TK Katolik Asisi. Kongregasi FJCM ini juga mengelola klinik yaitu
Klinik Santa Bernadeth. Kendaraan yang dapat digunakan ke dalam paroki ini
seperti angkot dan becak. Dibidang pemerintahan juga terdapat fasilitas seperti
Kantor Kepala Desa, Kantor Camat, Kantor Pos, Kantor Polisi, BANK dan PLN.

2.2.2 Data Demografis Stasi St Paulus Sibongkare Sirata

Umat di stasi St. Paulus Sibongkare Sirata memiliki mayoritas mata pencaharian
sebagai petani padi dan sebagian kecil sebagai PNS, perangkat desa, pedagang, dll.
Bahkan sembari bekerja sebagai pedagang atau perangkat desa/PNS, mereka
menyempatkan diri untuk bekerja pula ke sawah mereka. Stasi St Paulus Sibongkare
Sirata sudah memiliki bangunan Gereja permanen yang berlandaskan semen yang
sudah keramik dan pagar halaman. Penduduk di Stasi St Paulus Sibongkare Sirata
bermayoritas suku Batak Toba dan Sebagian kecil Batak Simalungun, Batak Karo,
dll. Pada umumnya menganut Agama Katolik dan Kristen Protestan yaitu HKI. Di
tempat ini hanya ada 2 tempat ibadah yaitu di Gereja Katolik dan HKI. Segi
Pendidikan di stasi ini Pendidikan terakhirnya adalah SD, SMP, SMA, S1, dsb,
meskipun berbeda suku, agama dan golongan, umat di stasi ini tetap hidup saling
berdampingan dengan rukun serta menghargai satu sama lain. Fasilitas yang
digunakan di stasi ini adalah Poskesdes dan Sekolah Negeri (SD). Jenis tanaman di
stasi ini adalah padi, jagung, salaj, manggis, karet, dll.

2.3 Data Statistik Stasi Santo Paulus Sibongkare Sirata

Klasifikasi data umat keseluruhan stasi St Paulus Sibongkare Sirata

20
No Daftar Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Keseluruhan umat 244 jiwa 100 %
2 Keluarga 65 kk 100 %
3 Pria 122 jiwa 50 %
4 Wanita 122 jiwa 50 %
5 Keseluruhan umat 244 jiwa 100 %

Klasifikasi Data Berdasarkan Status dalam keluarga

No Status dalam keluarga Jumlah (Jiwa) Persentase (%)


1 Suami-istri 97 jiwa 39,75 %
2 Janda 17 jiwa 6,96 %
3 Duda 1 jiwa 0,4 %
4 Anak 129 jiwa 52,7 %

BAB III

21
ANALSIS SITUASI STUDI KELAYAKAN]

3.1 Analisis Situasi


Kegiatan dan aktivitas umat mengenai hidup menggereja dapat diketahui melalui
penjelasan di bawah ini.

3.1.1 Bidang Koinonia (Persekutuan)

Kata Koinonia berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti


persekutuan dan partisipasi umat beriman. Gereja sebagai koinonia adalah
Tubuh Kristus. Di dalam Tubuh Kristus, semua orang menjadi satu, dan satu di
dalam semua oleh Kristus. Persekutuan itu didasarkan atas dasar firman Allah,
baptis dan perjamuan kudus. Dengan dasar itulah anggota Gereja saling
memperdulikan dan dikumpulkan bersama dalam perjamuan kudus sebagai
komunitas yang kudus secara nyata, misalnya dalam persekutuan ibadat.
Di Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata bidang koinonia yang dilaksanakan
yaitu Ibadat Sabda dan perayaan Ekaristi.

3.1.2 Bidang Liturgia (Pengudusan)


Kata Liturgia berasal dari bahasa Yunani yaitu Leiturgia, terbentuk dari
akar kata ergon yang berarti karya, kerja atau bakti. Gereja Katolik mengartikan
istilah liturgi yaitu kultus/ ibadat. Liturgi Gereja adalah sebagai puncak perayaan
iman umat dan merupakan tempat dimana umat beriman dapat mengungkapkan
hubunngan pribadinya dengan Allah. Ibadat berpuncak pada Ekaristi
dikarenakan dengan Ekaristi gereja mengalami persatuan dengan Kristus.
Di Stasi St. St Paulus Sibongkare Sirata kegiatan bidang liturgi yang
dilaksanakan yaitu dalam kegiatan; Ibadat Sabda, Misa Pesta Panen dan
perayaan Ekaristi.

3.1.3 Bidang Kerygma (Pewartaan)

22
Kata Kerigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti pemberitaan atau
pewartaan, yaitu dimana Gereja yang mewartakan kabar gembira kepada umat
Allah, pewartaan dalam ibadat sabda, ibadat lingkungan dan lain sebagainya.

Karya pewartaan Gereja di Stasi St Paulus Sibongkare Sirata


dilaksanakan dengan kegiatan antara lain: Bina Iman Anak Minggu Gembira dan
Katekese OMK. Anak Minggu Gembira di stasi ini cukup ramai dan
bersemangat dalam mengikuti kebaktian. Sedangkan OMK di stasi ini agak
susah untuk berkumpul bersama-sama karena pada umumnya tinggal di
perantauan dan pulang hanya 1 kali seminggu. Sehingga OMK si stasi ini
mayoritas masih SMP.

3.1.4 Bidang Diakonia (Pelayanan)

Kata diakonia biasanya diartikan sebagai pelayanan. Adapun kata diakonia


berasal bahasa Yunani kata Diakonien yang berarti melayani. Melayani adalah
salah satu dimensi kehidupan Gereja Kristen yang didasarkan atas teladan dan
perintah Yesus Kristus. Di Stasi St. St Paulus Sibongkare Sirata kegiatan yang
dilaksanakan di bidang diakonia yaitu kunjungan orang sakit yakni ibu dari isteri
bapak kdps stasi St Paulus Sibongkare Sirata dan kerjasama dalam kebersihkan
gereja antar OMK.

3.1.5 Bidang Martiria (Kesaksian)

Kata Martirya berasal dari bahasa Yunani yaitu Martyria. Martiria adalah
salah satu istilah yang dipakai gereja dalam melakukan aktivitas imannya,
sebagai tugas panggilan Gereja, yaitu dalam hal kesaksian iman. Kesaksian iman
yang dimaksud adalah pemberitaan Injil sebagai berita keselamatan bagi
manusia. Pemberitaan dan kesaksian itu harus dilakukan oleh orang yang
percaya baik secara individu maupun sebagai persekutuan.

23
Di stasi St. Paulus Sibongkare Sirata kegiatan yang dilaksanakan dalam
bidang martiria yaitu, berbagi cerita tentang pengalaman hidup sesama umat.

3.3 Studi Kelayakan

3.3.1 Bidang Koinonia (Persekutuan)


Persekutuan umat di Stasi St Paulus Sibongkare Siraata tergolong baik.
Persekutuan yang terlaksana di Stasi St. Paulus Sirata yaitu; Persekutuan umat di
Stasi St. Paulus Sirata terlihat dalam kebersamaan pengurus pelayanan mereka
dan kemauan mereka dalam kerjasama dalam kegiatan pembangunan Gereja.
Pengurus sangat kompak saat menjalankan tugas mereka dalam mempersiapkan
sebuah perayaan sabda setiap hari minggu dan perayaan ekaristi.

3.3.2 Bidang Liturgia (Pengudusan)

Dalam bidang liturgi yang terlaksanakan di Stasi St. Paulus Sibongkare


Sirata berjalan dengan baik dengan tingkat kehadiran umat dalam ibadat sabda
cukup banyak.Apalagi Ketika perayaan Ekaristi jumlah kehadiran umat sangat
banyak (boleh dibilang hadir semua), mengingat misa stasi hanya sekali dalam 3
bulan.. Di Stasi St. St Paulus Sibongkare Sirata kegiatan bidang liturgi yang
dilaksanakan yaitu dalam kegiatan; Ibaddat dan perayaan Ekaristi. Dimana
sebelum melaksanakan kegiatan terlihat bahwa pengurus bekerja sama agar
perayaan dapat berjalan dengan baik. Pengurus bekerjasama mempersiapkan
segala sesuatu untuk perayaan liturgi.

3.3.3 Bidang Kerygma (Pewartaan)


Dalam bidang pewartaan, mahasiswa melihat bahwa umat di stasi St
Paulus Sibongkare Sirata masih membutuhkan tenaga pastoral untuk
memberikan katekese kepada umat. Mahasiswa melihat umat kurang

24
mendapatkan pengajaran tentang dasar-dasar Iman Katolik dan Ajaran Gereja.
Dikarenakan setiap hari minggu gembira, yang mendampingi anak sekolah
minggu hanya satu orang apalagi masih sangat muda kelas 10 SMA sehingga
mahasiswa diminta untuk memberikan pengajaran kepada anak minggu
gembira.

3.3.4 Bidang Diakonia (Pelayanan)

Dewan Pastoral Stasi merupakan bagian dari struktur organisasi gereja


yang berkontribusi di stasi. Selain mengemban tugas di Stasi Dewan Pastoral
Stasi juga membantu pastor Paroki dengan memberi nasehat dan saran dan kritik
untuk membangun dan melayani gereja Paroki. Mahasiswa melihat kegiatan
yang dilaksanakan di bidang diakonia yaitu dimana sesama umat di stasi
memiliki kepedulian yang baik dimana terlihat pada saat ada umat yang sakit
maka pengurus gereja saling mengingatkan untuk mengunjungi dan mendoakan
umat yang sakit tersebut selain itu pengurus gereja juga saling mengingatkan
umat agar ikut serta dalam kegiatan kebersihan di gereja.

3.3.5 Bidang Martyria (Kesaksian)

Di stasi St. St Paulus Sibongkare Sirata kegiatan yang dilaksanakan


dalam bidang martiria yaitu, dimana beberapa umat menceritakan pengalaman
mengenai keluarga ataupun pengalaman hidup dalam mengereja. Kegiatan
berbagi cerita tersebut berjalan baik walaupun beberapa umat di Stasi St Paulus
Sibongkare Sirata takut untuk bercerita tentang pengalaman hidup merek

N BIDANG KEKUATA KELEMAH PELUANG TANTANGA


O N (S) AN (W) (O) N (T)
1 Koinonia Adanya -Kehadiran Pada hari Kehadiran

25
(Persekutuan) pertemuan OMK yang sabtu, OMK yang sedikit
OMK kurang karena yang sehingga
kebanyakan merantau mahasiswa
merantau pulang harus
- Beberapa kampung menjemput
rumah OMK ke rumah
jaraknya jauh OMK yang
dari gereja belum hadir
dan sepi
2 Liturgia (Liturgi) Umat aktif Umat kurang Melakukan Kurangnya
 Perayaan dalam persiapan pelatihan waktu luang
Sabda perayaan dalam petugas umat untuk
sabda dan melakuakan liturgi berkumpul
jumlah tugas sebelum berlatih
kehadiran pelayanan perayaan karena sibuk
cukup ibadat sabda sabda kerja di
banyak sawah
 Perayaan Umat aktif Umat kurang Rendahnya
Ekaristi dalam memahami Mahasiswa pengetahuan
perayaan tata gerak dan mengajak umat tentang
Ekaristi dan sikap liturgi umat untuk tata gerak
kehadiran berkomunika dan sikap
sudah hampir si liturgi
seluruhnya
3 Kerygma Adanya Rendahnya Adanya Kurangnya
(Pewartaan) penerimaan kehadiran penerimaan kesadaran
sakramen peserta sakramen umat akan
Krisma bulan Krisma krisma pentingnya
Oktober sehingga mengikuti
mahasiswa kegiatan

26
berkesempat teresebut
an memberi
pengajajaran
tentang
katekese
sakramen
krima kepada
umat peserta
Adanya Melakukan
Adanya doa Kehadiran kesempatan kunjungan
lingkungan umat minim mahasiswa umat
karena sudah untuk
Lelah berkerja menyampaik
di sawah an renungan
terlebih
musim panen
sehingga ada
yang sakit

Pembina
SEKAMI Mengajari Kurangnya
Adanya kurang kreatif gerak dan keaktifan
pendampinga dalam lagu kepada SEKAMI dan
n SEKAMI membina anak SEKAMI malu-malu
dalam
melakukan
gerak dan tari

4 Diakonia Adanya Kurangnya Adanya Kurangnya

27
(Pelayanan) kunjungan kehadiran kunjungan kesadaran
umat yang umat umat yang umat dalam
sedang sedang be berpatisipasi
berkemalang sehingga untuk ikut
an mahasiswa berkumpul
boleh berdoa
mendoakan bersama atas
umat tersebut orang yang
dan sedang
menyampaik kemalangan
an rasa bela
sungkawa
5 Martiria Sharing iman Umat takut Adanya Umat kurang
untuk sharing iman menyadari
menceritakan sehingga ada pentingnya
pengalaman wadah untuk berbagi
imannya umat dan pengalaman
mahasiswa
berbagi
pengalaman

28
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM

4.1 Program yang Terlaksana

4.1.1 Bidang Koinonia

4.1.1.1 Pendalaman Bulan Kitab Suci Nasional

Kegiatan pendalaman BKSN dilakukan setiap hari Rabu pukul 19.00


WIB di wisma CC Pakkat yang dihadiri oleh semua OMK Pakkat.
Pendalaman BKSN ini dibawakan secara bergiliran oleh suster maupun
frater yang ada di Gereja St Yohanes Pembaptis Pakkat. Kegiatan
pendalaman BKSN berjalan denganbaik mulai dari awal pembahasan BKSN
pertama hingga BKSN yang keempat. Walaupun saat adanya gerimis dan
hujan ringan, namun hal itu tidak membuat semangat kehadiran menurun
drastic. Semua OMK sangat berpatisipasi aktif dalam kehadiran maupun
dalam pendalaman BKSN. Ketika pembawa materi memberikan pertanyaan
OMK antusias dalam menjawab. Walaupun ada yang tidak aktif juga.
Kehadiran peserta OMK ini didominasi oleh anak asrama putri dan putra,
selain itu anak putra-putri Yerusalem, Putra Putri Sion, dan OMK sekitaran
Pakkat.
Selain itu, Ketika ditempatkan di stasi mahasiswa juga melaksankan
BKSN di stasi yang diutus, yakni Stasi Sipagabu dan Stasi Pulo Godang.
Kehadiran umat di stasi Sipagabu cukup rendah karena masih banyak yang
tidak hadir. Sedangkan kehadiran umat di stasi Pulo Godang meskipun
sedikit namun sudah aktif semua, karena stasi ini hanya memiliki jumlah 15

29
KK. Materi Pendalaman BKSN dibawakan oleh pengurus gereja dan
dibawakan dengan baik. Walaupun Ketika tanya jawab keaktifan umat dalam
menjawab kurang aktif.

4.1.1.2 Doa Rosario

Kegiatan doa rosario di lingkungan Pakkat ini dilakukan setiap hari Rabu pukul
19.30 WIB dirumah umat secara bergiliran. Doa Rosario dipimpin oleh mahasiswa
maupun pengurus gereja. Antusias kehadiran umat dalam doa rosario ini sudah cukup
baik. Misalnya di lingkungan St Yohanes, kehadiran umat sangat banyak sampai tidak
bisa menampung semua umat yang hadir untuk duduk di dalam rumah, sehingga
Sebagian umat duduk di luar rumah. Kehadirannya sekitar 70 orang. Dan menurut
mahasiswa hal yang paling mengesankan ialah anak-anak yang masih SD atau belum
sekolah juga banyak yang ikut doa rosario di lingkungan ini. Sedangkan di lingkungan
St Clara kehadirannya cukup baik, namun masih ada beberapa umat yang tidak hadir.
Hanya sekitar 20 orang namun doa rosario tetap berjalan dengan baik. Doa rosario di
semua lingkungan Pakkat ini dibawakan dengan Bahasa Batak oleh pengurus gereja dan
Bahasa Indonesia yang dibawakan oleh mahasiswa karena kesulitan Bahasa Batak.

4.1.2 Bidang Liturgia

4.1.2.1 Menjadi Petugas dalam Perayaan Liturgi

Mahasiswa saat perayaan ibadat Sabda dan perayaan ekaristi bekerja sama
dengan pengurus gereja dan umat untuk bertugas. Mahasiswa ikut berperan serta
melibatkan diri menjadi petugas dalam kegiatan liturgi di Gereja baik pada saat doa
bersama ataupun saat pendalaman BKSN. Dalam pendalaman BKSN, mahasiswa
bertugas sebagai pembaca isi Kitab Suci dan pembawa doa permohonan. Dalam Ibadat
Sabda mahasiswa bertugas sebagai Lektor, Mazmur, Doa Umat dan mendekor altar.

4.1.2.2 Mengikuti Misa Requeem

30
Ketika mahasiswa diutus untuk KKNP di stasi Huta Pinang, mahasiswa
mengikuti Misa Requeem atas meninggalnya opung Marbun yang baru saja dipanggil
Tuhan 2 hari yang lalu. Kehadiran umat dalam misa requem tersebut cukup banyak.

4.1.3 Bidang Kerygma

4.1.3.1 Pelaksanaan pengembangan Iman Anak

Kegiatan Minggu Gembira dilaksanakan pada hari Minggu pukul 08.00-10.00


WIB. Adapun kegiatan yang dilaksanakan seperti bernyanyi, bercerita, berdoa, berlatih
lagu dan gerak dan mendengarkan sabda Tuhan. Jumlah peserta minggu gembira ada 30
orang yang terdiri dari anak yang sudah bersekolah maupun yang belum bersekolah.
Peserta minggu gembira sangat bersemangat dalam bernyanyi.

4.1.3.2 Pendampingan Orang Muda Katolik (OMK)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pastoral (KNNP) saat melaksanakan kegiatan,


tidak lepas dari bantuan Orang Muda Katolik (OMK). OMK di Stasi St. Paulus
Sibongkare Sirata berjumlah 15 orang yang didominasi OMK yang masih SMP, karena
OMK lainnya yang sudah SMA atau kuliah dan kerja akan merantau dan tinggal disana.
Sehingga pertemuan OMK hanya bisa dilakukan pada hari akhir pekan malam minggu,
dimana mereka yang merantau akan pulang ke kampung. OMK ikut membantu
mahasiswa dalam melakukan KKNP di Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata.
Pendampingan OMK biasanya dilakukan mahasiswa dan pembina OMK dilakukan pada
sabtu malam. Adapun tujuan pendampingan OMK untuk menumbuhkan pengetahuan
Iman Katolik dan doa-doa dasar Katolik serta sikap-sikap liturgi.

4.1.3.3 Katekese Krisma

Mahasiswa diberi kesempatan oleh pastor paroki untuk memberikan katekese


Krisma di Gereja Paroki St Yohanes Pembaptis Pakkat sebanyak 2 pertemuan.

31
Pertemuan pembelajaran sakramen krisma dilakukan pada Sabtu malam dan Minggu
malam. Calon penerima krisma pada tahun 2023 ini melalui pengamatan mahasiswa
hanya Orang Muda Katolik. Dalam satu pertemuan, mahasiswa secara berpasangan
dengan tim untuk memberikan pengajaran. Sehingga pembelajaran krisma sangat
menyenangkan. Mahasiswa memberikan pengajaran katekese sakramen krisma dan
pengajaran dasar-dasar iman katolik seperti makna dari sakramen krisma dan roh kudus
yang memberikan semangat Kristus kepada peserta calon penerima sakramen krisma.

4.1.3.4 Menyampaikan renungan di doa lingkungan

Mahasiswa diberikan kesempatan oleh pastor paroki untuk bertugas


menyampaikan renungan sebanyak dua kali di lingkungan St Yohanes dan di
lingkungan St Klara. Renungan diambil dari injil sesuai diengan penanggalan liturgi di
hari itu. Karena keterbatasan mahasiswa kknp dalam berbahasa batak, maka mahasiswa
membawakan renungan dalam bahasa Indonesia.

4.1.4 Bidang Diakonia

4.1.4.1 Kunjungan Stasi

Mahasiswa mengikuti kunjungan stasi di stasi tim mahasiswa yang lain karena
masih tidak terlalu jauh. Kunjungan stasi dilakukan pada hari-hari biasa. Mahasiswa
yang berkunjung tinggal di tempat KDPS. Stasi tersebut ialah stasi Panggugunan dan
Stasi Sibongkare Sirata. Di Panggugunan mahasiswa mengikuti kegiatan yang ada
disana seperti ikut untuk pergi ke sawah dan mengikuti BKSN pada malam hari.
Sedangkan di Sibongkare Siantar hanya berkunjung ke stasi dan menikmati perjamuan
makan antar pengurus karena kepulangan salah satu tim kami besok ke paroki.
Kunjungan stasi tersebut memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk lebih
mengenal situasi dan kondisi umat di stasi-stasi yang ada di Paroki St Yohannes
Pembaptis Pakkat.

4.1.4.2 Liber Baptis

32
Saat melaksanakan kegiatan KKNP Mahasiswa ikut berpartisipasi dalam
memindahkan catatan di Liber Baptis ke dalam laptop untuk memudahkan paroki dalam
mencari data. Petugas pastoral juga berpartispasi mengisi Liber Baptis. Pekerjaan
tersebut dilakukan oleh mahasiswa pada saat tidak ditempatkan ke stasi. Dimana
mahasiswa diajari oleh sekretaris paroki dalam melakukan pekerjaan mengisi liber
baptis tersebut.

4.1.4.3 Pemandu gerak dan lagu pada saat ret-ret

Saat melaksanakan KKNP di Stasi Sibongkare Sirata , sesampainya di stasi


mahasiswa mengikuti misa yang dilaksanakan tiga bulan sekali di stasi tersebut. Selesai
misa, adanya ret-ret yang dilakukan di stasi tersebut oleh tim suster dan pastor, maka di
sela-sela ret-ret agar umat tidak terlalu Lelah, mahasiswa diberikan kesempatan untuk
memandu gerak dan lagu bersama tim suster.

4.1.4.4 Mengunjungi orang sakit

Pada saat mahasiswa sedang KKNP di stasi Sibongkare Sirata, mahasiswa diminta oleh
Ibu istri Vorhanger stasi Sibongkare Sirata untuk mengantarkan sesuatu ke ibu mertua
beliau yang sedang sakit. Setibanya disana, mahasiswa KKNP bertukar cerita dengan
opung boru tersebut yang sedang sakit. Opung boru tersebut sudah sakit selama kurang
lebih 2 tahun, yang mengakibatkan beliau hanya bisa berdiam diri di tempat tidur dan
kesulitan dalam berjalan. Sebelum pulang, mahasiswa KKNP melakukan doa bersama
agar opung boru tersebut diberikan kekuatan hati dan kesembuhan fisik agar sehat
sediakala. Serta memberikan kata-kata semangat kepada beliau.

4.1.5 Bidang Martyria

4.1.5.1 Sharing Iman

33
Saat ber- KKNP di paroki, mahasiswa sering mendengarkan kesaksian serta
pengalaman yang dialami oleh pastor. Dan pada saat di stasi, mahasiswa KKNP juga
memberanikan diri untuk bertukar cerita pengalaman iman bersama KDPS dan umat
tentang pengalaman hidup menggereja yang dialami.

4.2 Program Yang Tidak Terlaksana

4.2.1 Mengajar peserta komuni dan baptis

Dikarenakan di stasi maupun paroki belum ada jadwal untuk melakukan


persiapan komuni dan baptis. Pengajaran komuni dan baptis baru saja dilakukan tiga
bulan yang lalu. Sehingga mahasiwa tidak berkesempatan untuk melakukan pengajaran
sakramen komuni dan baptis

4.2.2 Menjadi dirigen

Karena keterbatasan pengalaman dan kemampuan mahasiswa kknp dalam


melakukan tugas dirigen sehingga mahasiswa tidak melakukan tugas tersebut dan
memilih untuk melakukan tugas yang bisa dilakukan seperti lector dan pemazmur.
Terlebih-lebih di semua stasi tempat mahasiswa berkknp menggunakan Bahasa daerah
yaitu Bahasa batak sehingga tidak dimengerti oleh mahasiswa KKNP

4.3.3 Mengajar dan Katekese di Sekolah

Mahasiswa tidak berkesempatan untuk mengajar di sekolah karena pastor paroki


mengatakan bahwa guru-guru agama katolik di sekolah-sekolah sudah terisi sehingga
kami fokusnya ke stasi untuk mendata umat dan merasul. Begitupula di stasi, vorhanger
mengatakan hal yang sama karena perintah Pastor.

BAB V

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

34
5.1. Evaluasi

5.1.1. Bidang Koinonia

Bidang Koinonia/persekutuan diwujudkan dalam program doa lingkungan, BKSN, doa


Rosario dan pertemuan OMK. Program ini terlaksana dengan baik di Paroki St.
Yohannes Pembaptis Pakkat. Namun meskipun kegiatan tersebut berjalan dengan baik,
masih banyak umat yang belum bisa hadir dalam kegiatan doa-doa tersebut khususnya
umat di lingkungan Santa Klara.

5.1.2. Bidang Liturgia

Kuliah Kerja Nyata Pastoral dilaksanakan mulai 20 Juli 2023 di Paroki St. Yohannes
Pembaptis Pakkat, kemudian dilanjutkan ke Stasi-stasi yang ditentukan oleh pastor
paroki. Selama di paroki, program dalam bidang liturgia dilaksanakan dengan
berpartisipasi bertugas dalam perayaan Ekaristi. Mahasiswa bertugas sebagai dirigen,
pemazmur, dan Bacaan. Hal ini dilaksanakan baik dalam misa pagi maupun misa OMK
di gereja paroki.

Mahasiswa juga melaksanakan program di bidang liturgia di Stasi yaitu dalam perayaan
ibadat sabda. Mahasiswa melihat bahwa perayaan ibadat sabda yang dilaksanakan
masih membutuhkan perhatian dari pastor paroki. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam bidang liturgi di stasi ialah pemahaman umat terhadap tata gerak liturgi dan sikap
dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Selain itu pengurus gereja juga hendak
memperhatikan setiap persiapan petugas dalam mempertanggungjawabkan tugas yang
diberikan sebelum perayaan.

5.1.3. Bidang Kerygma

Kegiatan pewartaan yang dilakukan mahasiswa saat melaksanakan KKNP di stasi dapat
berjalan dengan baik hingga selesai. Walaupun beberapa umat tidak dapat diajak
kerjasama dalam melaksanakan program pewartaan tersebut dikarenakan mereka lebih
mementingkan kegiatan pribadi. Dikarenakan beberapa peserta sering tidak hadir
mengakibatkan program katekese tentang ajaran iman katolik dan pengajaran tentang

35
sakramen krisma dan ekaristi kurang efektif terlaksana. Selain kehadiran, keseriusan
umat juga menjadi suatu masalah saat pelaksanaan kegiatan. Umat yang tidak serius
mengikuti kegiatan tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pendamping
sehingga proses pengajaran tidak berjalan seperti yang di harapkan.

5.1.4. Bidang Diakonia

Diakonia/pelayanan dilaksanakan oleh petugas pastoral dengan baik. Dalam program


pelayanan mahasiswa melaksanakan kegiatan kunjungan ke rumah umat, kunjungan
orang sakit serta melaksanakan kebersihan gereja. Namun dalam kegiatan kebersihan
gereja, terlihat bahwa masih banyak umat yang kurang memberikan diri untuk ikut serta
membersihkan gereja dan lingkungan gereja.

5.1.5. Bidang Martyria

Kegiatan Martyria di Stasi Sibongkare Sirata terlaksana dalam sesi memberikan


kesaksian tentang pengalaman karya penyelamatan Tuhan dalam hidup umat pada saat
sharing iman. Dimana umat menceritakan pengalaman mengenai keluarga ataupun
pengalaman hidup dalam mengereja. Kegiatan ini tidak berjalan dengan baik karena
beberapa umat di Stasi Sibongkare Sirata takut untuk berbagi cerita tentang pengalaman
hidup mereka sebagai kesaksian.

5.2. Rencana Tindak Lanjut

5.2.1. Bidang Koinonia

Bentuk pelayanan koinonia yang dilakukan adalah dengan mengikuti doa lingkungan,
Pertemuan Bulan Kitab Suci Nasional, doa rosario yang biasanya doa lingkungan
diadakan secara rutin setiap rabu malam dan pertemuan OMK dilaksanakan pada sabtu
malam. Bersama dengan KDPS dan Pengurus stasi lainnya, mahasiswa sudah mencoba

36
memberikan masukan agar KDPS memberikan katekese singkat kepada umat yang
hadir tentang ajaran iman katolik dan ajakan kepada umat agar mengikuti doa
lingkungan. Hal ini dilaksanakan untuk menjamin keberlanjutan doa lingkungan dan
kemajuan umat stasi.

5.2.2. Bidang Liturgia

Bidang liturgi di Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata dapat berjalan dengan baik. Namun
hal yang harus diperhatikan dalam bidang liturgi ialah pemahaman umat tentang tata
gerak liturgi sabda dan persiapan beberapa petugas dalam mempertanggungjawabkan
tugasnya, agar perayaan bisa berjalan dengan baik. Dalam hal ini hendaknya pengurus
Gereja memberikan dan menyediakan waktu khusus untuk berkatakese tentang tata
gerak liturgi dan mendampingi umat untuk mempersiapkan diri sebelum acara perayaan.

5.2.3. Bidang Kerygma

Karya pewartaan juga dilakukan mahasiswa dengan memberi katekese tentang ajaran
iman katolik dan pengajaran tentang sakramen krisma dan ekaristi di stasi. Dikarenakan
tingkat kehadiran peserta krisma dan tingkat keseriusan mereka kurang maka program
dalam bidang ini kurang lancar dilaksanakan. Namun hal tersebut sudah dibicarakan
kepada KDPS agar diberi arahan kepada umat untuk ikut dan tidak menyia-nyiakan
kesempatan untuk ikut mendengarkan ajaran iman katolik

5.2.4. Bidang Diakonia

Kegiatan yang terlaksana di bidang diakonia dimana mahasiswa ikut serta dalam
kunjungan rumah umat, kunjungan orang sakit dan kebersihan gereja. Kegiatan
kebersihan gereja, terlihat bahwa masih banyak umat yang tidak memberi diri untuk
ikut serta dalam membersihkan gereja. Melihat situasi tersebut, mahasiswa memberi
sedikit masukan kepada KDPS untuk membuat jadwal kebersihan sesuai lingkungan
yang bertugas dan masukan tersebut menjadi bahan pertimbangan oleh KDPS. Selain
memberi masukan, mahasiswa juga ikut serta dalam mengajak seluruh umat saat
berkatekese untuk memberikan hatinya agar ikut serta membersihkan gereja.

37
5.2.5. Bidang Martyria

Kesaksian hidup yang diberikan oleh umat dapat berjalan walaupun beberapa umat di
stasi tidak berani mengungkapkan dan memberi pengalaman tentang hidup
mengerejanya. Dikarenakan banyak umat yang takut memberikan kesaksian maka
mahasiswa bersama dengan KDPS mulai memperbaharui sebagian tata ibadat doa
lingkungan agar lebih menarik dan memberi ruang kepada umat untuk saling berbagi
cerita setelah pembacaan Injil. Sehingga memungkinkan umat mampu dan semakin
berani mengungkapkan kesaksian hidupnya. Mahasiswa mempercayakan hal ini kepada
KDPS untuk diterapkan di kemudian hari.

BAB VI
REFLEKSI DAN PANGGILAN

6.1. Hubungan Kuliah Kerja Nyata Pastoral Dengan Kuliah

Program Kuliah Kerja Nyata Pastoral (KKNP) merupakan salah satu kegiatan wajib
yang dijalani mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura KAM
ketika semester VI. Kegiatan KKNP merupakan metode pemberian pengalaman belajar

38
dan bekerja kepada mahasiswa dilapangan dengan tujuan mahasiswa yang ber KKNP
akan menerapkan serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah
diterima selama lima semester di perkuliahan. Adapun mata kuliah yang sudah diterima
selama lima semester yaitu Pastoral Dasar, Katekese Umat, Musik Liturgi, Liturgi
Praktis, Teologi, Pengantar KSPL dan KSPB, Hukum Perkawinan, Homilitika,
Sekretariatan paroki, Liturgi Ekaristi, Statistik, Sejarah Gereja dan lain sebagainya.
Mata kuliah yang telah diterima oleh mahasiswa selama 6 semester sangat bermanfat
dalam kegiatan KKNP, ketika mahasiswa terjun ke lapangan hal-hal yang ditemui
petugas pastoral tidak lepas dari semua materi yang telah dipelajari selama perkuliahan.

Kuliah Kerja Nyata Pastoral melatih mahasiswa untuk terampil dalam segala hal dan
segala bidang sehingga lewat KKNP mahasiswa mampu mengetahui kemampuan yang
dimiliki sebagai petugas Pastoral. Lewat KKNP mahasiswa dituntut untuk bijaksana
dalam menganalisa stuasi serta memecahkan masalah yang ada di lapangan.

6.2 Hubungan Kuliah Kerja Nyata Pastoral Dengan Diri Sendiri

Mahasiswa sungguh merasakan manfaat dari KKNP, karena lewat KKNP


penulis dituntut memiliki kepribadian yang dewasa baik di segi pengetahuan, hidup
rohani, perilaku jasmani dan kehidupan. Selama melaksanakan KKNP mahasiswa juga
dituntut agar mampu beradaptasi dengan lingkungan dan budaya dimana mahasiswa
tinggal selama KKNP. Dalam melaksanakan KKNP, mahasiswa menyadari bahwa
Kuliah Kerja Nyata Pastoral sangat berbeda dengan proses perkuliahan, karena dalam
KKNP mahasiswa sungguh-sungguh dituntut untuk peka terhadap sesama, bertangung
jawab, terampil, berani, semangat, kreatif dan harus memiliki motivasi dari diri sendiri
untuk maju di segala bidang.

Mahasiswa telah menjalankan KKNP kurang lebih tiga bulan lamanya dan
setelah menjalankan KKNP tersebut mahasiswa menyadari bahwa KKNP merupakan
satu kesempatan yang baik untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta
pengendalian diri. Selain itu, masa KKNPj juga merupakan kesempatan untuk

39
menumbuhkan minat petugas pastoral dalam melayani umat, berkembang menjadi
pribadi yang dewasa, mandiri, dan terbuka serta peka terhadap situasi dan sesama.

Mahasiswa merasakan bahwa dalam perjalanan KKNP pemikiran dituntut untuk


bisa menghadapi berbagai pribadi umat dengan kesabaran dan penuh kepedulian.
Banyak hal yang mahasiswa hadapi pada saat ber-KKNP, baik dalam perkara besar
maupun dalam perkara kecil. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi namun tidak
mengurangi semangat mahasiswa, melainkan membuat mahasiswa semakin terpacu
untuk maju dan berkembang. Mahasiswa yakin bahwa tantangan yang ada selama
KKNP membuat pribadinya semakin dewasa dan sabar serta mendapat strategi dalam
mencari solusi di setiap permasalahan sehingga akan berdampak pada perkembangan
diri mahasiswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

6.2.1 Hubungan Dengan Motivasi

Kuliah Kerja Nyata Pastoral merupakan latihan bagi mahasiswa sebagai calon
katekis, agar memiliki mental yang kuat untuk menampilkan diri di tengah-tengah
masyarakat. Mahasiswa merasa bahwa seorang Katekis ataupun calon guru agama
belum cukup dalam membentuk dan menghidupi panggilan sendiri, karena disamping
itu mahasiswa menyadari bahwa apa yang telah dilaksanakan ditempat KKNP masih
belum cukup dari tuntutan tugas pelayanan, maka petugas pastoral selalu berusaha
mencari dan menghidupi panggilan serta berusaha memberikan yang terbaik bagi umat,
serta menyadari bahwa mahasiswa terpanggil menjadi pelayan umat yang harus setia
dalam panggilan.
Berkat perhatian, dukungan dan semangat melayani dari RP. Nicodemus
Ginting, OFMCap. Mahasiswa semakin termotivasi untuk menjadi katekis yang
memiliki semangat misionaris yang sejati dengan menanggapi dan menghidupi
panggilan berdasar semangat para Santo-Santa dan petugas pastoral yang mengajarkan
Sabda Allah sekaligus memilikinya sendiri dan hidup sesuai dengan Sabda Tuhan yang
diwartakan.

6.2.2 Hubungan Dengan Panggilan

40
Panggilan menjadi guru agama Katolik/katekis membutuhkan keberanian, semangat dan
penghayatan akan panggilan. Sebagai katekis/guru agama dalam keadaan apapun harus
tetap mewartakan Injil melalui hidup sehari-hari, dalam keadaan suka dan duka kita
harus tetap setia akan panggilan. Pengalaman mahasiswa selama melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata Pastoral di stasi bermacam-macam dikarenakan petugas pastoral
melakukan KKNP ditempat yang berbeda setiap bulannya. Oleh karena itu mahasiswa
mendapat banyak tantangan dan permasalahan dalam melaksanakan kegiatan KKNP.
Tantangan yang petugas pastoral alami diberbagai stasi yaitu:

1. Jarak rumah umat yang jauh menjadi kendala ketika petugas pastoral membuat
program katekese pada malam hari.
2. Ketika melakukan KKNP mahasiswa ikut dalam hidup bersama umat untuk
mengetahui situasi umat. Mahasiswa hidup bersama umat dengan ikut bekerja
dengan umat menanam padi, menjemur padi, membersihkan padi/ marbabo eme
dalam istilah di Pakkat, menanam jagung membersihkan jagung. Petugas
pastoral merasa pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang sangat
melelahkan sehingga petugas pastoral menjadi kelelehan ketika mengadakan
katekese kepada peserta krisma pada sore harinya.
3. Petugas pastoral harus berusaha berbicara bahasa sehari-hari umat karena umat
yang sudah lansia kurang memahami bahasa Indonesia.
Pengalaman ini membuat mahasiswa semakin kuat dan sadar bahwa hidup ini
penuh dengan perjuangan. Mahasiswa menyadari bahwa pelaksanaan KKNP
merupakan pengalaman yang berharga. Karena dalam pelaksanaan KKNP
mahasiswa mendapat pengalaman hidup yang sangat berguna untuk kedepannya
serta mendapat gambaran tentang dunia kerja. Pengalaman yang didapat
semakin meneguhkan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pastoral selama berada di
Paroki Santa Yohannes Pembaptis Pakkat, umat masih membutuhkan tenaga
pastoral yang selalu bersedia melayani mereka dengan tulus hati dengan
tanggungjawab. Katekis diharapkan menjadi tokoh dan teladan yang baik di
tengah-tengah masyarakat.

41
6.2.3 Reorientasi

Kuliah Kerja Nyata Pastoral di Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata memiliki warna dan
keunikan tersendiri. Pengalaman suka dan duka selama menjalani masa KKNP
menguatkan mahasiswa tersendiri agar semakin terus berkarya, membentuk pribadi
yang sabar, dewasa, mandiri, belajar sederhana dan rendah hati.

Mahasiswa KKNP merasa bahwa Kuliah Kerja Nyata Pastoral yang dilaksanakan
kurang lebih 3 bulan hanya sebagai persyaratan agar dapat menyelesaikan program S1
di Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan. Akan tetapi,
setelah menjalani praktek pastoral di paroki St. Yohannes Pembaptis Pakkat, mahasiswa
merasakan bagaimana manfaat yang begitu besar dalam perubahan dan perbaikan diri
sekaligus membantu umat.

6.3 Kesimpulan

Melalui Kuliah Kerja Nyata Pastoral banyak pengalaman yang menarik,


mengharukan, mendewasakan serta pengalaman yang berharga. Karena dengan
pengalaman saat KKNP mahasiswa dapat belajar secara nyata dalam kehidupan
bersama umat maupun masyarakat sekaligus menerapkan ilmu yang telah dipelajari di
bangku perkuliahan. Program yang dijalankan oleh mahasiswa KKNP merupakan
program yang telah disusun direncanakan terlebih dahulu sebelum berangkat dan
melakukan pelaksanaan KKNP. Selain melaksanakan program yang disusun oleh
mahasiswa sebelum berangkat KKNP, mahasiswa juga melaksanakan program yang
dibuat oleh pastor paroki. Program yang dilakukan oleh mahasiswa adalah mengajarkan
materi komuni pertama, materi terima resmi, materi krisma, memberi katekese kepada
umat di stasi.

Selama melaksanakan KKNP di paroki St. Yohannes Pembaptis Pakkat,


mahasiswa melaksanakan program sesuai dengan 5 pilar gereja. Adapun beberapa

42
kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa pada saat melaksanakan KKNP di paroki St.
Yohannes Pembaptis Pakkat yaitu; menjadi petugas Lector, Mazmur, Drigen,
mempersiapkan peralatan misa, mendampingi SEKAMI, Memberi katekese kepada
umat, mendampingi OMK, pemimpin pada saat doa Rosario, doa umat, ikut serta dalam
perayaan misa perdana di paroki, serta kunjungan ke stasi-stasi bersama pastor paroki.

Kehadiran mahasiswa KKNP di stasi memberi dampak positif bagi umat dimana
umat stasi semakin banyak menghadiri perayaan pada hari minggu. Saat ber-KKNP di
stasi, Mahasiswa juga memberi katekese tentang bagaimana sesama umat harus
mengajak saudara/i nya untuk ikut memuji dan memuliakan nama Tuhan pada hari
minggu. Sejauh pengamatan mahasiswa umat merasa senang atas kehadiran mahasiswa
KKNP terlihat dari cara umat memperlakukan mahasiswa.

Dalam melaksanakan program yang telah direncakan mahasiswa mengalami


beberapa kendala serta tantangan. Kendalanya yang pertama dimana mahasiswa kurang
memahami Bahasa sehari-hari umat stasi sehingga pelaksanaan program kurang efektif,
kedua adalah waktu yang tersedia kurang sesuai dengan kegiatan umat dan ketiga
adalah dimana mahasiswa merasa was-was karena anggapan orang-orang tentang hal-
hal mistis yang masih kental di stasi yang ada di daerah Pakkat. Selama kurang lebih
tiga bulan mahasiswa melaksanakan KKNP di Paroki St Yohanes Pembaptis Pakkat
mendapatkan banyak manfaat yaitu:

1. Mahasiswa semakin mampu mengetahui kemampuan yangdimiliki sebagai


petugas pastoral dan mahasiswa semakin bijaksana dalam menganalisa stuasi
serta memecahkan suatu masalah yang ada di lapangan.
2. Mahasiswa semakin termotivasi untuk menjadi katekis yang mempunyai
semangat misionaris yang sejati dengan menanggapi dan menghidupi panggilan
3. Mahasiswa menyadari bahwa pelaksanaan KKNP merupakan pengalaman yang
berharga bagi petugas pastoral. Dikarenakan, dalam pelaksanaan KKNP petugas
pastoral mendapat pengalaman hidup yang sangat berguna untuk kedepannya

43
serta mendapat gambaran tentang dunia kerja serta petugas pastoral semakin
yakin dengan panggilan sebagai katekis.

Pengalaman mahasiswa selama melaksanakan KKNP memotivasi agar semakin


terus berkarya, membentuk pribadi yang lebih bertanggung jawab, serta semakin
memegang teguh dalam menjalankan panggilan.

6.4 Saran

Saran merupakan sebuah usulan, pendapat ataupun solusi terhadap suatuhal yang baik
agar menjadi lebih baik.

6.4.1 Bagi Lembaga STP Santo Bonaventura KAM

Harapan mahasiswa kedepannya kepada Lembaga STP yaitu

1. Lembaga hendaknya lebih mendukung dan membuat suatu kegiatan untuk


melatih keterampilan mahasiswa khususnya dalam solmisasi, memainkan alat
musik dan public Speaking.
2. Lembaga hendaknya memberikan waktu yang lebih saat pembekalan KKNP.
Agar mahasiswa yang akan KKNP lebihmemahami materi yang diberikan
dengan baik.
3. Lembaga hendaknya menempatkan Mahasiswa KKNP sesuai dengan
sukku/bahasa yang dimengerti oleh mahasiswa tersebut karena bahasa yang
tidak dimengerti menghalangi berjalannya program yang sudah dibuat

6.4.2 Bagi Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pastoral Tahun Mendatang

Agar dapat melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata Pasroral dengan baik tentunya
mahasiswa harus memiliki persiapan yang matang sehingga hasilnya memuaskan.
Adapun beberapa saran yang ditujukan kepada mahasiswa yang akan Kuliah Kerja
Nyata Pastoral tahun yang datang yakni:

1. Mempersiapkan diri untuk melaksanakan KKNP.

44
2. Perlunya meningkatkan kualitas hidup doa untuk menimbakekuatan baru dari
Allah.
3. Mempelajari lagu Liturgi, mazmur dan diharapkan dapat bersolmisasi.
4. Diharapkan mampu menguasai tentang dasar-dasar imanKatolik.
5. Menjalin komunikasi yang baik kepada dosen pembimbimbing, pastor paroki,
ketua dewan pastoral stasi dan kepada seluruh umat.
6. Sebagai petugas pastoral sangat diharapkan mampu memahami situasi dan
kondisi umat.
7. Sebagai petugas pastoral sangat diharapkan mampu memiliki karakter baik,
percaya diri dan kejujuran yang penuh.

6.4.3 Bagi Paroki Santo Yohannes Pembaptis Pakkat

Selama melakukan Kuliah Kerja Nyata Pastoral di Paroki St Yohanes Pembaptis Pakkat
mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pastoral menemukan beberapa masalah di lapangan.
Masalah-masalah ini menyangkut dengan umat di paroki dan perlu penyelesaian supaya
Gereja semakin berkembang. Oleh karena itu ada beberapa saran yang penulis tujukan
bagi paroki St Yohannes Pembaptis Pakkat yakni:

1. Pelatihan Pembina Minggu Gembira perlu diadakan secara berkesinambungan


sehingga pelaksanaan Minggu Gembira berjalan dengan baik.
2. Lebih memperhatikan Stasi yang kurang berkembang.
3. Hendaknya paroki menempatkan mahasiswa-mahasiswi di stasi yang belum
maju sehingga mahasiswa-mahasiswi dapat melaksanakan program yang telah
direncanakan.

45
LAMPIRAN

46
Memindahkan data-data baptis ke
laptop

Membuat kartu registrasi untuk


acara bakti sosial Kesehatan paroki
pakkat

BKSN di Stasi Panggugunan

Petugas doa umat di Stasi Sibongkare


Sirata

47
Mendampingi pertemuan OMK Stasi Huta
Pinang

Mengajar SEKAMI di Stasi


Sibongkare Sirata bersama frater live
in

Mengajar SEKAMI Huta Pinang

Perkenalan dengan umat Stasi Huta


Pinang dan Katekese singkat

48
Memberikan kata penghiburan
kepada keluarga yang berduka
Bertugas Sebagai Panitia Bakti Sosial
Keshatan Paroki Pakkat

Menyiapkan snack untuk Baksoskes


Paroki Pakkat

Bertugas sebagai pembawa lagu


dalam doa lingkungan

Mengikuti BKSN OMK Paroki


Pakkat

49
Mendata Umat di Stasi Pulo Godang

Acara ulang tahun ketua KDPH


Paroki Pakkat

Membersihkan ruangan untuk


pertemuan Partukoan Pengurus
Gereja

S
Misa Requeem di Stasi Huta Pinang

Memasak snack untuk Misa Panen

50
Foto Perpisahan bersama Umat Stasi
Pulo Godang

Rapat Pengurus di rayon Santo Pius

Bertugas sebagai Pemazmur di Stasi

Kebersihan di Stasi Pulo Godang

51
Rekreasi bersam TIM dan OMK
Huta Imbaru di Gua Seribu

52

Anda mungkin juga menyukai