i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata Pastoral di Paroki St.
Yohannes Pembaptis Pakkat ini dengan baik. Penulis juga berterima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kesempatan, motivasi, dan dukungan baik secara
langsung ataupun secara tidak langsung. Melalui laporan Kuliah Kerja Nyata Pastoral
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca. Sehingga laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi pembaca. Segala kritik dan saran yang
membangun diharapkan oleh penulis. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima
kasih
ii
Penulis
iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
KKNP merupakan sarana atau media mahasiswa untuk dapat menjadi calon
petugas pastoral dengan melatih diri dalam konteks persiapan menjadi petugas
pastoral. KKNP penting dan wajib dilaksanakan mahasiswa/i Sekolah Tinggi
Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan dalam rangka menyelesaikan
program Strata Satu (S1) Sarjana Pendidikan Agama (S.Pd). Pelatihan diri dalam
masa menjalani KKNP mempunyai dua aspek, yaitu mengambil peran sebagai
petugas pastoral yang artinya melaksanakan tugas-tugas sebagaimana dirumuskan
dalam reksa pastoral teritorial dan belajar tentang fungsi serta peran sebagai petugas
pastoral melalui pelaksanaan tugas-tugas reksa pastoral yang konkret.
Kerja kuliah nyata pastoral sangat penting karena dengan KKNP seorang calon
petugas pastoral semakin mendalami dan mengalami secara langsung bagaimana
hidup di tengah-tengah umat. Dengan merasakan secara langsung maka seorang
1
calon perugas pastoral sudah mengetahui apa kebutuhan dan potensi yang dimiliki
oleh umat. Dari sana seorag calon petugas pastoral dapat menyampaikan kepada
pastor paroki apa yang diperlukan umat di stasi. Dengan pengalaman-pengalaman
yang dialami tersebut seorang calon petugas pastoral menjadi lebih terampil dalam
melaksanakan tugas perutusan Kristus yaitu; mengajar, menguduskan dan
memimpin.
KKNP ini telah mulai direalisasikan secara bertahap, mulai dari masa awal studi
sampai dengan akhir studi di mana seorang mahasiswa dinilai mampu mengemban
fungsi sebagai petugas pastoral Gereja. Kata pastoral yang merujuk pada semua
usaha untuk melanjutkan kerasulan Kristus dalam fungsi mengajar, menguduskan
dan memimpin. Gereja menjabarkan ketiga fungsi ini dalam aspek perutusan Gereja
yakni liturgia, kerygma, martyria, koinonia, dan diakonia. Aspek ini dapat
dipandang sebagai bidang-bidang di mana ketiga fungsi kerasulan Kristus harus
diwujudnyatakan dalam realitas umat yang konkret.
2
Dari stasi yang sudah mahasiswa KKNP lalui, kebutuhan umat yang perlu di
penuhi sangatlah banyak beberapa contohnya; tenaga katekis untuk memberikan
pengajaran iman Katolik, sarana-sarana berdoa, katekis yang mengajari tentang
sikap-sikap saat ikut perayaan misa dan pengajaran tentang bidang liturgi serta alat
musik untuk pengiring lagu. Dari stasi yang dilalui, banyak umat yang memiliki
potensi yang sangat mempengaruhi perkembangan gereja. Namun masih perlu
dilatih agar semakin mantap dalam pelaksanaanya. Contohnya; ada umat yang
berani menjadi pemimpin ibadat biasa namun masih kurang pandai dalam berkata-
kata, ada umat yang mau mengiringi lagu saat peribadatan namun tidak ada alat
musik yang hendak dimainkan. Ada umat yang berani membawakan mazmur namun
tidak terlalu paham tentang solmisasi.
Begitu banyak potensi yang dapat dikembangkan dari setiap stasi namun tetap
memerlukan pelatihan. Sehingga harapan umat dimana kirannya pihak paroki
meemenuhi kebutuhan-kebutuhan umat satu demi satu. Contohnya; dari pihak paroki
mengutus katekis gereja paroki untuk memberi pengarahan kepada stasi tentang ajaran
iman Katolik, tentang bidang liturgi gereja, pelatihan bermazmur dan not. Sehingga
umat stasi dapat melaksanakan peribadatan dengan baik karena adanya pendampingan
dari katekis paroki.
a. Untuk belajar hidup bersama umat serta mampu beradaptasi dengan lingkungan
tempat mahasiswa melaksanakan KKNP.
b. Untuk memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatan
dalam masyarakat secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan
menanggulangi permasalahan dengan menerapkan ilmu kateketik dan
managemen pastoral yang dipelajari dalam perkuliahan.
3
c. Untuk melatih kepekaan mahasiswa dalam melihat secara tepat dan benar
relevansi ilmu kateketik dan pastoral dengan kenyataan kehidupan masyarakat
dan Gereja
Kuliah Kerja Nyata Pastoral merupakan tahapan pembelajaran yang tidak hanya
menekankan dan mengutamakan akademik. Penekanannya lebih diutamakan pada
bentukan karakter dan kepribadian mahasiswa serta pelayanan pastoralnya.
4
7. Manfaat KKNP bagi paroki, dimana program yang sudah ada di paroki
semakin cepat terselesaikan contohnya program krisma tahun 2023 dimana
mahasiswa KKNP di beri waktu 2 minggu untuk mendampingi pengajaran
Krisma di stasi agar pengajaran cepat terselesaikan sebelum perayaan
penerimaan sakramen krisma.
8. Selain itu mahasiswa juga ikut serta dalam persiapan Bakti Sosial Kesehatan
2023 contohnya mahasiswa ikut berpartisipasi dalam mempersiapkan snack
dan tempat acara untuk dibagikan kepada umat yang hadir dan mendata umat
yang hadir.
9. Manfaat KKNP bagi stasi, dimana keberadaan mahasiswa KKNP sangat
berpengaruh bagi stasi. Terutama stasi yang jauh dari paroki dan jarang
dikunjungi oleh pastor paroki, sehingga umat stasi kurang dalam memahami
dan mendalami ajaran iman Katolik sehingga kedatangan mahasiswa
perkembangan iman umat stasi. KKNP sangat berpengaruh bagi
perkembangan iman umat stasi
10. Manfaat KKNP bagi lembaga, dimana jika KKNP dilaksanakan setiap
tahunnya maka akan meningkatkan akreditasi kampus serta dapat
mempromosikan kampus secara tidak langsung kepada umat dan masyarakat
di tempat KKNP.
11. Manfaat KKNP bagi mahasiswa selanjutnya dimana mahasiswa akan
mendapat banyak pengalaman dan pelatihan langsung dari lapangan yaitu
dari stasi atau paroki tempat ber-KKNP. Sehingga akan semakin berkembang
dan menjadi pribadi yang baru dan menjadi katekis yang professional.
Pelaksanaan program KKNP Lembaga STP St. Bonaventura Keuskupan Agung Medan
mengutus mahasiswa-mahasiswi ke beberapa Paroki yang ada di Keuskupan Agung
5
Medan. Paroki Santo Yohannes Pembaptis Pakkat merupakan salah satu paroki tempat
mahasiswa/i untuk melaksanakan KKNP. Mahasiswa/i yang diutus Paroki Santo
Yohannes Pembaptis Pakkat berjumlah empat orang yakni.
KKNP dilaksanakan selama setengah semester kurang lebih 3 bulan yakni pada
akhir semester VI hingga semester 7 awal yang dimulai sejak tanggal 20 Juli 2023
sampai tanggal 20 Oktober 2023. Masa KKNP ditentukan oleh lembaga STP St.
Bonaventura KAM. Jadi selama KKNP berlangsung mahasiswa/i tetap berada di
6
tempat KKNP dan berusaha mengisi hidup dengan berbagai program dari kerja
pastoral yang telah disiapkan sebelumnya dan melakukan kegiatan-kegiatan pastoral
yang dipercayakan Pastor Paroki dengan kegiatan di luar program sesuai dengan
kebutuhan umat.
Di setiap stasi mahasiswa ber-KKNP selama dua minggu. Stasi Sibongkare Sirata,
Stasi Siantar Sibongkare, Stasi Huta Ambasang, dan Stasi Sahombu mahasiswa
bersama frater melaksanakan KKNP mulai dari tanggal 23 Juli 2023 sampai 04
Agustus 2023. Stasi kedua tempat mahasiswa melaksanakan KKNP adalah stasi
Huta Pinang dan Huta Ginjang. KKNP dimulai dari tanggal 07 Agustus 2023
sampai 14 Agustus 2023. Stasi selanjutnya tempat mahasiswa melaksanakan KKNP
adalah stasi Sipagabu dan Stasi Huta Imbaru dimulai dari tanggal Agustus 2023
sampai September 2023. Dan stasi selanjutnya tempat mahasiswa melaksanakan
KKNP adalah stasi Pulo Godang dan Stasi Panggugunan mulai dari tanggal
September 2023 sampai Oktober 2023. Setelah selesai melaksanakan KKNP di stasi
Huta dalan, pastor paroki meminta mahasiswa KKNP untuk melaksanakan kegiatan
KKNP di Paroki
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Data Geografis dan sejarah Paroki Santo Yohannes Pembaptis Pakkat
Gereja Katolik Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat terletak di Jalan R.A.
Kartini Kecamatan Pakkat, Kabupatedn Humbang Hasundutan.
8
Hindia Belanda. Dalam buku Hukum pasal 123 (setelah 1925 pasal 177) yang
menyatakan: "Guru- guru Kristen, imam-imam dan pendeta-pendeta bila hendak
masuk suatu daerah untuk melaksanakan tugas mereka, harus lebih dahulu mendapat
izin dari Gubernur Jendral. Kalau tugas mereka dianggap dapat mengganggu
keamanan suatu daerah, maka izin masuk mereka dapat dicabut oleh Gubernur
Jendral. Terutama ”dobel-zending" dilarang (sekaligus Misi Katolik dan Zending
Protestan)". Karena sejak tahun 1860 Zending Protestan sudah aktif di Tanah Batak,
maka Gubernur Jendral tidak lagi memberi izin kepada Misi Katolik untuk masuk
Tanah Batak.
Stasi Batak yang pertama didirikan di dekat Pematangsiantar Laras di perkebunan pada
tahun 1931. Berita ini disiarkan di tanah Batak, hingga permohonan masuk agama
Katolik semakin banyak. Untuk menampung permintaan ini sedapat mungkin Prefek
Apostolik mengangkat Kenan Hutabarat menjadi Katekis dengan gaji tetap. Katekis
inilah mengunjungi umat yang tersebar di sekitar Pematangsiantar.
9
stasi dan pusat yang ada di kota dan pendalaman yang umumnya melayani orang-
orang Eropa dan Tionghoa. Walau hasilnya tidak seberapa, tetap melihat jumlah
umat yang terus bertambah, para misionaris tetap giat penuh optimisme
Akhirnya pada tahun 1934 Mgr. Brans menerima suara izin dari Pemerintah
Kerajaan Belanda untuk masuk daerah Tapanuli dan memulai misi di antara orang-
orang Batak. Pasukan yang sudah lama menunggu segera menyebar ke segala arah
Batak dengan pesan dari Mgr. Brans: "Pergilah, carilah kontak dengan masyarakat,
entah siang ataupun malam".
Pater Gentilis, seorang Kapusin Negeri Belanda yang banyak menulis tentang Misi
Kapusin di Sumatera dan Kalimantan, menulis bahwa "Matahari terbit di atas
Balige". Maksudnya Misi Katolik mulai di Balige dan seterusnya mulai bersinar di
atas Tanah Toba, Samosir, Dataran Tinggi Toba, Habinsaran dan seterusnya. Pastor
Sybrandus van Rossum dengan tepat memilih Balige sebagai pusat Misi Katolik.
dengan memilih Balige, Misi Katolik berada di tengah-tengah Tanah Batak.
Pastor Sybrandus van Rossum adalah Pastor yang pertama masuk Balige. Malam
pertama dia berada di Balige, dia sudah berhasil membawa sebuah rumah kecil,
yang kosong di tepi Pantai Danau Toba. Koper yang dibawanya berfungsi serentak
menjadi meja dan kursi. Di luar rumah kedengaran langkah-langkah dan suara orang
berbiacara. Melalui jendela yang terbuka, Pastor Sybrandus melihat beberapa orang
laki-laki rupanya nelayan berjalan mondar-mandir, ingin tahu siapa kiranya yang
ada di dalam rumah, tetapi mereka segan masuk. Pastor Sybrandus keluar dan
berkata: "Horas....., Horas..., Horas".
Dua orang lelaki langsung mulai bertanya. Seorang sudah masuk agama Protestan
dan seorang lagi masih menganut agama nenek moyangnya. Protestan: "apa bedanya
10
Protestan dan Roma Katolik?" yang belum beragama: "Apakah akan didirikan
sekolah di sini seperti di Medan?". Kedua pertanyaan ini akan dihadapi para
misionaris sepanjang sejarah Misi. Semikian juga keinginan untuk maju, antara lain
dengan pendidikan, harus ditanggapi para misionaris dengan tepat.
Keesokan harinya pagi-pagi lebih banyak lagi orang Batak sudah berkumpul di
depan rumah Pastor. Mereka mau berdiskusi dengan Pastor. Di tangan mereka ada
beberapa Bibel. Diskusi akan menjadi hangat. Pastor sudah menduga bahwa
pertanyaan akan berkisar pada: Maria, selibat, infalibilitas Paus dan keungan Gereja.
Pertanyaan- pertanyaan datang bertubi-tubi, silih berganti pada pagi hari itu dan hari
sesudahnya:
Dan Pastor Sybrandus menjawab semua pertanyaan dengan ramah, tajam tapi lucu,
sambil membagi-bagikan buku kecil tentang agama Katolik kepada mereka. Sekitar
satu tahun Pastor Sybrandus di Balige, sebanyak 50 orang batak masuk ke Gereja
Katolik. Dan di sekitar Balige sudah ada beberapa stasi. Satu hal yang aneh tapi
menarik yang dialami Pastor ini adalah: Penduduk Desa Lumban Pea masuk Katolik
sekaligus. "Raja ni Huta" desa itu melarang warganya masuk Prostetan, karena ada
pesan dari nenek moyang mereka bahwa harus menantikan utusan dari "Raja Rom".
"Persis", kata Pastor Sybrandus, "Akulah utusan Raja Rom". Maka 45 orang dewasa
dan 25 orang abak- anak Desa Lumban Pea langsung belajar katekismus dari Pastor.
Sampai sekarang stasi ini masih tetap hidup.
11
Tahun 1936 seorang Kapusin yang lain yakni Pastor Diego van de Biggelaar masuk
Pulau Samosir. Ketika dia membuka posnya di Simbolon, orang-orang Samosir dari
Palipi dan Urat datang berduyun- duyun mengunjunginya. Pastor Diego naik turun
lembah dan bukit Pulau Samosir. Dia berjalan kaki dari kampung ke kampung,
berunding dengan orang Batak dan mengurus apa saja yang dibutuhkan oleh orang-
orang kampung. Tapi sayang, Pastor Diego hanya tinggal dua tahun di Samosir
(Karena jatuh sakit), namun namanya cukup dikenang orang sebagai Pastor yang
luar biasa rajin daan dekat dengan umat. Karyanya diteruskan oleh Pastor Benyamin
Dijktra. Pastor Benyamin ini bekerja sama dengan Bapak Johannes Chriostomus
Calvin Tanmpubolon, sseorang bekas Protestan yang dididik di sekolah pendeta di
Sipoholon dan menjadi katekis Katolik. Pastor Benyamin dan Calvin merupakan
pasangan organisator yang aktif yang mendirikan banyak stasi di Samosir.
Pada tahun 1937 di Vikariat Apostolik Padang sudah ada 40 orang Kapusin, 25
Frater CMM dan 180 orang suster dari enam kongregasi. Tetapi tenaga sebanyak itu
pun ternyata masih tetap kurang. Dalam jangka waktu beberapa tahun saja para
missionaris sudah memasuki seluruh Tanah Batak. Pastor Chrysologus Timermans
masuk Sibolga, Marianus van der Acker mengambil pusat di Lintongnihuta, Oscar
Nuyten di Pakkat, Nepomucenus Hamers mengambil Sidikalang dan Beatus
Jenniskens mengambil Onanrunggu. Satu-satunya stasi yang dibuka oleh P.
Marianus van den Acker dari Lintongnihuta adalah Pusuk-II (Huta Ri).
Pada tanggal 31 Oktober 1936 Pastor Nuyten dengan naik kapal laut sampai ke
Belawan. Setelah sampai ke Belawan, Pastor Oscar ditempatkan di Balige untuk
belajar bahasa Batak Toba. Setelah satu tahun dia dipindahkan ke Lintongnihuta.
Dari Lintongnihuta dia mulai menginjungi daerah Pakkat (Barus Hulu). Sesudah
bebarapa kali mengunjungi dan mengenal sedikit daerah Pakkat maka tahun 1939
dua memutuskan mulai berdomisili di Pakkat. Pakkat dianggap tempat strategis
12
untuk membangun paroki baru. Dalam waktu singkat, selama tahun 1939-1942,
Pastor Nuyten sudah mengunjungi banyak kampung dan mendirikan sebanyak 21
stasi, hingga sampai akhirnya dia di- intemir oleh Jepang.
Pada tahun 1939 Pastor A.C Nuyten ditempatkan di Pakkat. Dia membuka banyak
stasi dan membeli sebuah tanah yang menjadi sekarang Pargodungan. Tetapi baru
pada tahun 1952 tanah itu resmi diserahkan oleh para kepala kampung dan para
pengetuai/raja. Selama masa interesting dari tahun 1942-1945 Pastor Nuyten tinggal
di beberapa kampung tempat tahanan Jepang di Sumatera Utara. Setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, dia cuti ke Negeri Belanda. Kecintaannya yang sudah
sempat tertancap begitu dalam akan daerah Pakkat, maka pada tahun 1950 dia
kembali lagi ke Pakkat dan berkarya di sana sampai tahun 1968.
Pada tahun 1941 jumlah orang Katolik dipakkat ada 63 orang. Kemudian bertambah
100 kali lipat 670 orang dan pada tahun 1950 bertambah 10 kali lipat sehingga
mencapai 7500 orang dan 800 orang katekumen. Baru pada tahun 1959 missionaris
ke tiga ditempatkan ke situ untuk melayani 40 Stasi Pagaran. Kebanyakan stasi
hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki. Pada tahun 1952 Pastor Godhard Liebreks
datang untuk menemani Pastor Nuyten. Pada tanggal 16 Juni 1952, Paroki dibagi
menjadi Paroki Pakkat (P. Nuyten) dan Paroki Parlilitan (P. Liebreks). P. Liebreks
berangkat ke Parlilitan berjalan kaki melalui Huta Ri bersama Konde Situmorang.
Sejak tahun 1945 Mgr. Brans memohon banyak lembaga religius untuk bekerja di
Tanah Batak. Tetapi pada waktu itu Politik tidak stabil dan masa depan tidak jelas,
kongregasi-kongregasi masih belum berani datang ke Indonesia. Baru sejak pada
tahun 1951 mereka datang. Pada tahun 1953 kongregasi suster FJCM datang ke
Pakkat yakni Sr. Fransisca, Cnera, Bonita, Venantia dan Rheinildis.
13
Pakkat adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Kabupaten
Humbang Hasundutan dimekarkan pada tanggal 28 juli 2003 sesuai dengan UU No.
9 Tahun 2003. Sebelumnya Kabupaten ini bergabung dengan Kabupaten Tapanuli
Utara. Secara geografis wilayah Humbang Hasundutan memiliki batas-batas sebagai
berikut:
Kecamatan Pakkat terdiri atas 22 desa. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2014,
kecamatan Pakkat memiliki penduduk sebesar 24.090 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 63,12 jiwa/km².
14
1. Letak astronomis: 2°09' – 2o11,1’ Lintang Utara, 980 28'- 980 21,3" Bujur Timur.
2. Letak di atas permukaan air laut: 300- 1.500 Meter.
3. Luas wilayah kecamatan Pakkat: 38.168,00 Ha
Paroki Santo Yohannes Pembaptis Pakkat adalah Paroki yang digembalakan oleh
Para Imam Ordo Kapusin, yaitu:
15
1. RP. Nicodemus Ginting, OFMCap. selaku Pastor Paroki.
No RAYON STASI
1 Paroki St Yohanes 1. Lingkungan Santo Yohanes
2. Lingkungan Santa Maria
3. Lingkungan Santa Lusia
4. Lingkungan Santo Paulus
5. Lingkungan Santo Benediktus
6. Lingkungan Santo Mateus
7. Lingkungan Santo Josep
8. Lingkungan Santo Mikael
9. Lingkungan Santo Markus
10. St. Karolus Tukka
11. St. Fransiskus Asisi Ambobi
2 Rayon St Pius Sipagabu 1. St. Bernadet Huta Imbaru
2. St. Petrus Sipagabu
3. Pulo Godang
4. St. Andreas Panggugunan
5. St. Paulus Huta Ginjang
6. St. Fransiskus Asisi Huta Pinang
16
2. St Theorodus Simatabo
3. Huta Dalan
4 Rayon St Yosef Temba 1. St. Silvester Pagar Sinondi
2. Yesus Gembala yang Baik Arbaan
3. St. Antonius Padua Sandean
4. St. Yosef Sitinjak Temba
5. St Yosef Batu Gaja
4. Sidulang dalan
17
2.3 Data Geografis Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata
Pada bagian ini petugas pastoral akan menguraikan profil Stasi St. Paulus
Sibongkare Sirata
Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata merupakan salah satu wilayah pelayanan
pastoral yang berada di Paroki Santo Yohannes Pembaptis Pakkat, rayon Santo Pius.
Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata ini terletak di Desa Sibongkare Kecamatan
Tarabintang, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Stasi ini
berdiri pada tahun 1955. Letak geografis Gereja Katoloik St Paulus Sibongkare
Sirata berada jauh dari daerah pemukiman Warga. Jarak dari Paroki Santo Yohanes
Pembaptis Pakkat ke Stasi St. Yosef Sitinjak Temba berjarak 12 KM dengan jarak
18
tempuh sekitar 45 menit. Adapun batas-batas wilayah teritorial Stasi St. Paulus
Sibongkare Sirata sebagai berikut:
1. Lingkungan satu
2. Lingkungan dua
Wilayah ini memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Stasi
St. Yosef Sitinjak Temba dapat ditempuh dengan sarana transportasi seperti
angkutan umum, kendaraan beroda dua dan roda empat.
Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat merupakan Paroki yang lumayan jauh
dari Kota Medan. Paroki ini berada di lingkungan orang Batak Toba. Pada umumnya
agama yang dianut masyarakat Pakkat adalah Agama Kristen Protestan HKBP.
Orang disekitar paroki bersuku Batak Toba. Tetapi umat Paroki Sendiri mayoritas
suku Batak Toba sekitar 95% dan suku lainnya sekitar 5%. Bahasa sehari-hari yang
umumnya dipakai di paroki ini adalah Bahasa Batak Toba.
19
Dalam perayaan Ekaristi, umat Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat
menggunakan bahasa Batak Toba dan Indonesia. Buku yang dipakai adalah Puji
Syukur dan Buku Ende. Masyarakat Pakkat memiliki mata pencaharian sebagai
pedagang, peternak, petani, wiraswasta, guru, pekerja bangunan, dan lain-lain.
Umat di stasi St. Paulus Sibongkare Sirata memiliki mayoritas mata pencaharian
sebagai petani padi dan sebagian kecil sebagai PNS, perangkat desa, pedagang, dll.
Bahkan sembari bekerja sebagai pedagang atau perangkat desa/PNS, mereka
menyempatkan diri untuk bekerja pula ke sawah mereka. Stasi St Paulus Sibongkare
Sirata sudah memiliki bangunan Gereja permanen yang berlandaskan semen yang
sudah keramik dan pagar halaman. Penduduk di Stasi St Paulus Sibongkare Sirata
bermayoritas suku Batak Toba dan Sebagian kecil Batak Simalungun, Batak Karo,
dll. Pada umumnya menganut Agama Katolik dan Kristen Protestan yaitu HKI. Di
tempat ini hanya ada 2 tempat ibadah yaitu di Gereja Katolik dan HKI. Segi
Pendidikan di stasi ini Pendidikan terakhirnya adalah SD, SMP, SMA, S1, dsb,
meskipun berbeda suku, agama dan golongan, umat di stasi ini tetap hidup saling
berdampingan dengan rukun serta menghargai satu sama lain. Fasilitas yang
digunakan di stasi ini adalah Poskesdes dan Sekolah Negeri (SD). Jenis tanaman di
stasi ini adalah padi, jagung, salaj, manggis, karet, dll.
20
No Daftar Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Keseluruhan umat 244 jiwa 100 %
2 Keluarga 65 kk 100 %
3 Pria 122 jiwa 50 %
4 Wanita 122 jiwa 50 %
5 Keseluruhan umat 244 jiwa 100 %
BAB III
21
ANALSIS SITUASI STUDI KELAYAKAN]
22
Kata Kerigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti pemberitaan atau
pewartaan, yaitu dimana Gereja yang mewartakan kabar gembira kepada umat
Allah, pewartaan dalam ibadat sabda, ibadat lingkungan dan lain sebagainya.
Kata Martirya berasal dari bahasa Yunani yaitu Martyria. Martiria adalah
salah satu istilah yang dipakai gereja dalam melakukan aktivitas imannya,
sebagai tugas panggilan Gereja, yaitu dalam hal kesaksian iman. Kesaksian iman
yang dimaksud adalah pemberitaan Injil sebagai berita keselamatan bagi
manusia. Pemberitaan dan kesaksian itu harus dilakukan oleh orang yang
percaya baik secara individu maupun sebagai persekutuan.
23
Di stasi St. Paulus Sibongkare Sirata kegiatan yang dilaksanakan dalam
bidang martiria yaitu, berbagi cerita tentang pengalaman hidup sesama umat.
24
mendapatkan pengajaran tentang dasar-dasar Iman Katolik dan Ajaran Gereja.
Dikarenakan setiap hari minggu gembira, yang mendampingi anak sekolah
minggu hanya satu orang apalagi masih sangat muda kelas 10 SMA sehingga
mahasiswa diminta untuk memberikan pengajaran kepada anak minggu
gembira.
25
(Persekutuan) pertemuan OMK yang sabtu, OMK yang sedikit
OMK kurang karena yang sehingga
kebanyakan merantau mahasiswa
merantau pulang harus
- Beberapa kampung menjemput
rumah OMK ke rumah
jaraknya jauh OMK yang
dari gereja belum hadir
dan sepi
2 Liturgia (Liturgi) Umat aktif Umat kurang Melakukan Kurangnya
Perayaan dalam persiapan pelatihan waktu luang
Sabda perayaan dalam petugas umat untuk
sabda dan melakuakan liturgi berkumpul
jumlah tugas sebelum berlatih
kehadiran pelayanan perayaan karena sibuk
cukup ibadat sabda sabda kerja di
banyak sawah
Perayaan Umat aktif Umat kurang Rendahnya
Ekaristi dalam memahami Mahasiswa pengetahuan
perayaan tata gerak dan mengajak umat tentang
Ekaristi dan sikap liturgi umat untuk tata gerak
kehadiran berkomunika dan sikap
sudah hampir si liturgi
seluruhnya
3 Kerygma Adanya Rendahnya Adanya Kurangnya
(Pewartaan) penerimaan kehadiran penerimaan kesadaran
sakramen peserta sakramen umat akan
Krisma bulan Krisma krisma pentingnya
Oktober sehingga mengikuti
mahasiswa kegiatan
26
berkesempat teresebut
an memberi
pengajajaran
tentang
katekese
sakramen
krima kepada
umat peserta
Adanya Melakukan
Adanya doa Kehadiran kesempatan kunjungan
lingkungan umat minim mahasiswa umat
karena sudah untuk
Lelah berkerja menyampaik
di sawah an renungan
terlebih
musim panen
sehingga ada
yang sakit
Pembina
SEKAMI Mengajari Kurangnya
Adanya kurang kreatif gerak dan keaktifan
pendampinga dalam lagu kepada SEKAMI dan
n SEKAMI membina anak SEKAMI malu-malu
dalam
melakukan
gerak dan tari
27
(Pelayanan) kunjungan kehadiran kunjungan kesadaran
umat yang umat umat yang umat dalam
sedang sedang be berpatisipasi
berkemalang sehingga untuk ikut
an mahasiswa berkumpul
boleh berdoa
mendoakan bersama atas
umat tersebut orang yang
dan sedang
menyampaik kemalangan
an rasa bela
sungkawa
5 Martiria Sharing iman Umat takut Adanya Umat kurang
untuk sharing iman menyadari
menceritakan sehingga ada pentingnya
pengalaman wadah untuk berbagi
imannya umat dan pengalaman
mahasiswa
berbagi
pengalaman
28
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM
29
KK. Materi Pendalaman BKSN dibawakan oleh pengurus gereja dan
dibawakan dengan baik. Walaupun Ketika tanya jawab keaktifan umat dalam
menjawab kurang aktif.
Kegiatan doa rosario di lingkungan Pakkat ini dilakukan setiap hari Rabu pukul
19.30 WIB dirumah umat secara bergiliran. Doa Rosario dipimpin oleh mahasiswa
maupun pengurus gereja. Antusias kehadiran umat dalam doa rosario ini sudah cukup
baik. Misalnya di lingkungan St Yohanes, kehadiran umat sangat banyak sampai tidak
bisa menampung semua umat yang hadir untuk duduk di dalam rumah, sehingga
Sebagian umat duduk di luar rumah. Kehadirannya sekitar 70 orang. Dan menurut
mahasiswa hal yang paling mengesankan ialah anak-anak yang masih SD atau belum
sekolah juga banyak yang ikut doa rosario di lingkungan ini. Sedangkan di lingkungan
St Clara kehadirannya cukup baik, namun masih ada beberapa umat yang tidak hadir.
Hanya sekitar 20 orang namun doa rosario tetap berjalan dengan baik. Doa rosario di
semua lingkungan Pakkat ini dibawakan dengan Bahasa Batak oleh pengurus gereja dan
Bahasa Indonesia yang dibawakan oleh mahasiswa karena kesulitan Bahasa Batak.
Mahasiswa saat perayaan ibadat Sabda dan perayaan ekaristi bekerja sama
dengan pengurus gereja dan umat untuk bertugas. Mahasiswa ikut berperan serta
melibatkan diri menjadi petugas dalam kegiatan liturgi di Gereja baik pada saat doa
bersama ataupun saat pendalaman BKSN. Dalam pendalaman BKSN, mahasiswa
bertugas sebagai pembaca isi Kitab Suci dan pembawa doa permohonan. Dalam Ibadat
Sabda mahasiswa bertugas sebagai Lektor, Mazmur, Doa Umat dan mendekor altar.
30
Ketika mahasiswa diutus untuk KKNP di stasi Huta Pinang, mahasiswa
mengikuti Misa Requeem atas meninggalnya opung Marbun yang baru saja dipanggil
Tuhan 2 hari yang lalu. Kehadiran umat dalam misa requem tersebut cukup banyak.
31
Pertemuan pembelajaran sakramen krisma dilakukan pada Sabtu malam dan Minggu
malam. Calon penerima krisma pada tahun 2023 ini melalui pengamatan mahasiswa
hanya Orang Muda Katolik. Dalam satu pertemuan, mahasiswa secara berpasangan
dengan tim untuk memberikan pengajaran. Sehingga pembelajaran krisma sangat
menyenangkan. Mahasiswa memberikan pengajaran katekese sakramen krisma dan
pengajaran dasar-dasar iman katolik seperti makna dari sakramen krisma dan roh kudus
yang memberikan semangat Kristus kepada peserta calon penerima sakramen krisma.
Mahasiswa mengikuti kunjungan stasi di stasi tim mahasiswa yang lain karena
masih tidak terlalu jauh. Kunjungan stasi dilakukan pada hari-hari biasa. Mahasiswa
yang berkunjung tinggal di tempat KDPS. Stasi tersebut ialah stasi Panggugunan dan
Stasi Sibongkare Sirata. Di Panggugunan mahasiswa mengikuti kegiatan yang ada
disana seperti ikut untuk pergi ke sawah dan mengikuti BKSN pada malam hari.
Sedangkan di Sibongkare Siantar hanya berkunjung ke stasi dan menikmati perjamuan
makan antar pengurus karena kepulangan salah satu tim kami besok ke paroki.
Kunjungan stasi tersebut memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk lebih
mengenal situasi dan kondisi umat di stasi-stasi yang ada di Paroki St Yohannes
Pembaptis Pakkat.
32
Saat melaksanakan kegiatan KKNP Mahasiswa ikut berpartisipasi dalam
memindahkan catatan di Liber Baptis ke dalam laptop untuk memudahkan paroki dalam
mencari data. Petugas pastoral juga berpartispasi mengisi Liber Baptis. Pekerjaan
tersebut dilakukan oleh mahasiswa pada saat tidak ditempatkan ke stasi. Dimana
mahasiswa diajari oleh sekretaris paroki dalam melakukan pekerjaan mengisi liber
baptis tersebut.
Pada saat mahasiswa sedang KKNP di stasi Sibongkare Sirata, mahasiswa diminta oleh
Ibu istri Vorhanger stasi Sibongkare Sirata untuk mengantarkan sesuatu ke ibu mertua
beliau yang sedang sakit. Setibanya disana, mahasiswa KKNP bertukar cerita dengan
opung boru tersebut yang sedang sakit. Opung boru tersebut sudah sakit selama kurang
lebih 2 tahun, yang mengakibatkan beliau hanya bisa berdiam diri di tempat tidur dan
kesulitan dalam berjalan. Sebelum pulang, mahasiswa KKNP melakukan doa bersama
agar opung boru tersebut diberikan kekuatan hati dan kesembuhan fisik agar sehat
sediakala. Serta memberikan kata-kata semangat kepada beliau.
33
Saat ber- KKNP di paroki, mahasiswa sering mendengarkan kesaksian serta
pengalaman yang dialami oleh pastor. Dan pada saat di stasi, mahasiswa KKNP juga
memberanikan diri untuk bertukar cerita pengalaman iman bersama KDPS dan umat
tentang pengalaman hidup menggereja yang dialami.
BAB V
34
5.1. Evaluasi
Kuliah Kerja Nyata Pastoral dilaksanakan mulai 20 Juli 2023 di Paroki St. Yohannes
Pembaptis Pakkat, kemudian dilanjutkan ke Stasi-stasi yang ditentukan oleh pastor
paroki. Selama di paroki, program dalam bidang liturgia dilaksanakan dengan
berpartisipasi bertugas dalam perayaan Ekaristi. Mahasiswa bertugas sebagai dirigen,
pemazmur, dan Bacaan. Hal ini dilaksanakan baik dalam misa pagi maupun misa OMK
di gereja paroki.
Mahasiswa juga melaksanakan program di bidang liturgia di Stasi yaitu dalam perayaan
ibadat sabda. Mahasiswa melihat bahwa perayaan ibadat sabda yang dilaksanakan
masih membutuhkan perhatian dari pastor paroki. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam bidang liturgi di stasi ialah pemahaman umat terhadap tata gerak liturgi dan sikap
dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Selain itu pengurus gereja juga hendak
memperhatikan setiap persiapan petugas dalam mempertanggungjawabkan tugas yang
diberikan sebelum perayaan.
Kegiatan pewartaan yang dilakukan mahasiswa saat melaksanakan KKNP di stasi dapat
berjalan dengan baik hingga selesai. Walaupun beberapa umat tidak dapat diajak
kerjasama dalam melaksanakan program pewartaan tersebut dikarenakan mereka lebih
mementingkan kegiatan pribadi. Dikarenakan beberapa peserta sering tidak hadir
mengakibatkan program katekese tentang ajaran iman katolik dan pengajaran tentang
35
sakramen krisma dan ekaristi kurang efektif terlaksana. Selain kehadiran, keseriusan
umat juga menjadi suatu masalah saat pelaksanaan kegiatan. Umat yang tidak serius
mengikuti kegiatan tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pendamping
sehingga proses pengajaran tidak berjalan seperti yang di harapkan.
Bentuk pelayanan koinonia yang dilakukan adalah dengan mengikuti doa lingkungan,
Pertemuan Bulan Kitab Suci Nasional, doa rosario yang biasanya doa lingkungan
diadakan secara rutin setiap rabu malam dan pertemuan OMK dilaksanakan pada sabtu
malam. Bersama dengan KDPS dan Pengurus stasi lainnya, mahasiswa sudah mencoba
36
memberikan masukan agar KDPS memberikan katekese singkat kepada umat yang
hadir tentang ajaran iman katolik dan ajakan kepada umat agar mengikuti doa
lingkungan. Hal ini dilaksanakan untuk menjamin keberlanjutan doa lingkungan dan
kemajuan umat stasi.
Bidang liturgi di Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata dapat berjalan dengan baik. Namun
hal yang harus diperhatikan dalam bidang liturgi ialah pemahaman umat tentang tata
gerak liturgi sabda dan persiapan beberapa petugas dalam mempertanggungjawabkan
tugasnya, agar perayaan bisa berjalan dengan baik. Dalam hal ini hendaknya pengurus
Gereja memberikan dan menyediakan waktu khusus untuk berkatakese tentang tata
gerak liturgi dan mendampingi umat untuk mempersiapkan diri sebelum acara perayaan.
Karya pewartaan juga dilakukan mahasiswa dengan memberi katekese tentang ajaran
iman katolik dan pengajaran tentang sakramen krisma dan ekaristi di stasi. Dikarenakan
tingkat kehadiran peserta krisma dan tingkat keseriusan mereka kurang maka program
dalam bidang ini kurang lancar dilaksanakan. Namun hal tersebut sudah dibicarakan
kepada KDPS agar diberi arahan kepada umat untuk ikut dan tidak menyia-nyiakan
kesempatan untuk ikut mendengarkan ajaran iman katolik
Kegiatan yang terlaksana di bidang diakonia dimana mahasiswa ikut serta dalam
kunjungan rumah umat, kunjungan orang sakit dan kebersihan gereja. Kegiatan
kebersihan gereja, terlihat bahwa masih banyak umat yang tidak memberi diri untuk
ikut serta dalam membersihkan gereja. Melihat situasi tersebut, mahasiswa memberi
sedikit masukan kepada KDPS untuk membuat jadwal kebersihan sesuai lingkungan
yang bertugas dan masukan tersebut menjadi bahan pertimbangan oleh KDPS. Selain
memberi masukan, mahasiswa juga ikut serta dalam mengajak seluruh umat saat
berkatekese untuk memberikan hatinya agar ikut serta membersihkan gereja.
37
5.2.5. Bidang Martyria
Kesaksian hidup yang diberikan oleh umat dapat berjalan walaupun beberapa umat di
stasi tidak berani mengungkapkan dan memberi pengalaman tentang hidup
mengerejanya. Dikarenakan banyak umat yang takut memberikan kesaksian maka
mahasiswa bersama dengan KDPS mulai memperbaharui sebagian tata ibadat doa
lingkungan agar lebih menarik dan memberi ruang kepada umat untuk saling berbagi
cerita setelah pembacaan Injil. Sehingga memungkinkan umat mampu dan semakin
berani mengungkapkan kesaksian hidupnya. Mahasiswa mempercayakan hal ini kepada
KDPS untuk diterapkan di kemudian hari.
BAB VI
REFLEKSI DAN PANGGILAN
Program Kuliah Kerja Nyata Pastoral (KKNP) merupakan salah satu kegiatan wajib
yang dijalani mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura KAM
ketika semester VI. Kegiatan KKNP merupakan metode pemberian pengalaman belajar
38
dan bekerja kepada mahasiswa dilapangan dengan tujuan mahasiswa yang ber KKNP
akan menerapkan serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah
diterima selama lima semester di perkuliahan. Adapun mata kuliah yang sudah diterima
selama lima semester yaitu Pastoral Dasar, Katekese Umat, Musik Liturgi, Liturgi
Praktis, Teologi, Pengantar KSPL dan KSPB, Hukum Perkawinan, Homilitika,
Sekretariatan paroki, Liturgi Ekaristi, Statistik, Sejarah Gereja dan lain sebagainya.
Mata kuliah yang telah diterima oleh mahasiswa selama 6 semester sangat bermanfat
dalam kegiatan KKNP, ketika mahasiswa terjun ke lapangan hal-hal yang ditemui
petugas pastoral tidak lepas dari semua materi yang telah dipelajari selama perkuliahan.
Kuliah Kerja Nyata Pastoral melatih mahasiswa untuk terampil dalam segala hal dan
segala bidang sehingga lewat KKNP mahasiswa mampu mengetahui kemampuan yang
dimiliki sebagai petugas Pastoral. Lewat KKNP mahasiswa dituntut untuk bijaksana
dalam menganalisa stuasi serta memecahkan masalah yang ada di lapangan.
Mahasiswa telah menjalankan KKNP kurang lebih tiga bulan lamanya dan
setelah menjalankan KKNP tersebut mahasiswa menyadari bahwa KKNP merupakan
satu kesempatan yang baik untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta
pengendalian diri. Selain itu, masa KKNPj juga merupakan kesempatan untuk
39
menumbuhkan minat petugas pastoral dalam melayani umat, berkembang menjadi
pribadi yang dewasa, mandiri, dan terbuka serta peka terhadap situasi dan sesama.
Kuliah Kerja Nyata Pastoral merupakan latihan bagi mahasiswa sebagai calon
katekis, agar memiliki mental yang kuat untuk menampilkan diri di tengah-tengah
masyarakat. Mahasiswa merasa bahwa seorang Katekis ataupun calon guru agama
belum cukup dalam membentuk dan menghidupi panggilan sendiri, karena disamping
itu mahasiswa menyadari bahwa apa yang telah dilaksanakan ditempat KKNP masih
belum cukup dari tuntutan tugas pelayanan, maka petugas pastoral selalu berusaha
mencari dan menghidupi panggilan serta berusaha memberikan yang terbaik bagi umat,
serta menyadari bahwa mahasiswa terpanggil menjadi pelayan umat yang harus setia
dalam panggilan.
Berkat perhatian, dukungan dan semangat melayani dari RP. Nicodemus
Ginting, OFMCap. Mahasiswa semakin termotivasi untuk menjadi katekis yang
memiliki semangat misionaris yang sejati dengan menanggapi dan menghidupi
panggilan berdasar semangat para Santo-Santa dan petugas pastoral yang mengajarkan
Sabda Allah sekaligus memilikinya sendiri dan hidup sesuai dengan Sabda Tuhan yang
diwartakan.
40
Panggilan menjadi guru agama Katolik/katekis membutuhkan keberanian, semangat dan
penghayatan akan panggilan. Sebagai katekis/guru agama dalam keadaan apapun harus
tetap mewartakan Injil melalui hidup sehari-hari, dalam keadaan suka dan duka kita
harus tetap setia akan panggilan. Pengalaman mahasiswa selama melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata Pastoral di stasi bermacam-macam dikarenakan petugas pastoral
melakukan KKNP ditempat yang berbeda setiap bulannya. Oleh karena itu mahasiswa
mendapat banyak tantangan dan permasalahan dalam melaksanakan kegiatan KKNP.
Tantangan yang petugas pastoral alami diberbagai stasi yaitu:
1. Jarak rumah umat yang jauh menjadi kendala ketika petugas pastoral membuat
program katekese pada malam hari.
2. Ketika melakukan KKNP mahasiswa ikut dalam hidup bersama umat untuk
mengetahui situasi umat. Mahasiswa hidup bersama umat dengan ikut bekerja
dengan umat menanam padi, menjemur padi, membersihkan padi/ marbabo eme
dalam istilah di Pakkat, menanam jagung membersihkan jagung. Petugas
pastoral merasa pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang sangat
melelahkan sehingga petugas pastoral menjadi kelelehan ketika mengadakan
katekese kepada peserta krisma pada sore harinya.
3. Petugas pastoral harus berusaha berbicara bahasa sehari-hari umat karena umat
yang sudah lansia kurang memahami bahasa Indonesia.
Pengalaman ini membuat mahasiswa semakin kuat dan sadar bahwa hidup ini
penuh dengan perjuangan. Mahasiswa menyadari bahwa pelaksanaan KKNP
merupakan pengalaman yang berharga. Karena dalam pelaksanaan KKNP
mahasiswa mendapat pengalaman hidup yang sangat berguna untuk kedepannya
serta mendapat gambaran tentang dunia kerja. Pengalaman yang didapat
semakin meneguhkan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pastoral selama berada di
Paroki Santa Yohannes Pembaptis Pakkat, umat masih membutuhkan tenaga
pastoral yang selalu bersedia melayani mereka dengan tulus hati dengan
tanggungjawab. Katekis diharapkan menjadi tokoh dan teladan yang baik di
tengah-tengah masyarakat.
41
6.2.3 Reorientasi
Kuliah Kerja Nyata Pastoral di Stasi St. Paulus Sibongkare Sirata memiliki warna dan
keunikan tersendiri. Pengalaman suka dan duka selama menjalani masa KKNP
menguatkan mahasiswa tersendiri agar semakin terus berkarya, membentuk pribadi
yang sabar, dewasa, mandiri, belajar sederhana dan rendah hati.
Mahasiswa KKNP merasa bahwa Kuliah Kerja Nyata Pastoral yang dilaksanakan
kurang lebih 3 bulan hanya sebagai persyaratan agar dapat menyelesaikan program S1
di Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan. Akan tetapi,
setelah menjalani praktek pastoral di paroki St. Yohannes Pembaptis Pakkat, mahasiswa
merasakan bagaimana manfaat yang begitu besar dalam perubahan dan perbaikan diri
sekaligus membantu umat.
6.3 Kesimpulan
42
kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa pada saat melaksanakan KKNP di paroki St.
Yohannes Pembaptis Pakkat yaitu; menjadi petugas Lector, Mazmur, Drigen,
mempersiapkan peralatan misa, mendampingi SEKAMI, Memberi katekese kepada
umat, mendampingi OMK, pemimpin pada saat doa Rosario, doa umat, ikut serta dalam
perayaan misa perdana di paroki, serta kunjungan ke stasi-stasi bersama pastor paroki.
Kehadiran mahasiswa KKNP di stasi memberi dampak positif bagi umat dimana
umat stasi semakin banyak menghadiri perayaan pada hari minggu. Saat ber-KKNP di
stasi, Mahasiswa juga memberi katekese tentang bagaimana sesama umat harus
mengajak saudara/i nya untuk ikut memuji dan memuliakan nama Tuhan pada hari
minggu. Sejauh pengamatan mahasiswa umat merasa senang atas kehadiran mahasiswa
KKNP terlihat dari cara umat memperlakukan mahasiswa.
43
serta mendapat gambaran tentang dunia kerja serta petugas pastoral semakin
yakin dengan panggilan sebagai katekis.
6.4 Saran
Saran merupakan sebuah usulan, pendapat ataupun solusi terhadap suatuhal yang baik
agar menjadi lebih baik.
Agar dapat melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata Pasroral dengan baik tentunya
mahasiswa harus memiliki persiapan yang matang sehingga hasilnya memuaskan.
Adapun beberapa saran yang ditujukan kepada mahasiswa yang akan Kuliah Kerja
Nyata Pastoral tahun yang datang yakni:
44
2. Perlunya meningkatkan kualitas hidup doa untuk menimbakekuatan baru dari
Allah.
3. Mempelajari lagu Liturgi, mazmur dan diharapkan dapat bersolmisasi.
4. Diharapkan mampu menguasai tentang dasar-dasar imanKatolik.
5. Menjalin komunikasi yang baik kepada dosen pembimbimbing, pastor paroki,
ketua dewan pastoral stasi dan kepada seluruh umat.
6. Sebagai petugas pastoral sangat diharapkan mampu memahami situasi dan
kondisi umat.
7. Sebagai petugas pastoral sangat diharapkan mampu memiliki karakter baik,
percaya diri dan kejujuran yang penuh.
Selama melakukan Kuliah Kerja Nyata Pastoral di Paroki St Yohanes Pembaptis Pakkat
mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pastoral menemukan beberapa masalah di lapangan.
Masalah-masalah ini menyangkut dengan umat di paroki dan perlu penyelesaian supaya
Gereja semakin berkembang. Oleh karena itu ada beberapa saran yang penulis tujukan
bagi paroki St Yohannes Pembaptis Pakkat yakni:
45
LAMPIRAN
46
Memindahkan data-data baptis ke
laptop
47
Mendampingi pertemuan OMK Stasi Huta
Pinang
48
Memberikan kata penghiburan
kepada keluarga yang berduka
Bertugas Sebagai Panitia Bakti Sosial
Keshatan Paroki Pakkat
49
Mendata Umat di Stasi Pulo Godang
S
Misa Requeem di Stasi Huta Pinang
50
Foto Perpisahan bersama Umat Stasi
Pulo Godang
51
Rekreasi bersam TIM dan OMK
Huta Imbaru di Gua Seribu
52