Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok : Kelompok 7

- Jufrialdo Sinambila (21.3735)

- Robby Sitanngang (21.3746)

- Hanna Nainggolan (21.3728)

- Helena Silitonga (21.3729)

- Michael Sibarani (21.3690)

Mata Kuliah : Katekisasi

Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Mary Simarmata

Katekisasi Gereja Batak (HKBP)

I. Analisis Perubahan Pengajaran Katekisasi

Dalam Gereja Barat, katekisasi telah mengalami transformasi dari pendekatan yang lebih formal
dan doktriner menuju pendekatan yang lebih interaktif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pad
a masa lalu, katekisasi cenderung berfokus pada pengajaran doktrin dan dogma gereja secara serius da
n formal. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pendekatan katekisasi telah berubah menjadi
lebih inklusif dan terbuka, dengan penekanan pada pengalaman iman personal dan penerapan ajaran a
gama dalam kehidupan sehari-hari.1 Di HKBP pada zaman dulu, katekisasi awalnya dilakukan oleh pa
ra misionaris yang menggunakan metode tradisional seperti tanya jawab dan diskusi untuk mengajark
an ajaran Kristen kepada masyarakat Batak. Kemudian, dengan didirikannya sekolah, pendekatan kate
kisasi berkembang menjadi lebih formal dengan pengajaran membaca, menulis, dan mempelajari Alki
tab serta Katekismus Martin Luther. Praktik katekisasi pada masa itu lebih terpusat pada pembelajaran
teologis dan ritual Gereja.2

Saat ini, baik di Gereja Barat maupun dalam HKBP, katekisasi telah mengalami adaptasi untuk m
emenuhi kebutuhan zaman modern. Metode pengajaran yang lebih interaktif dan terlibat secara aktif d
engan jemaat telah menjadi lebih umum. Ada peningkatan penekanan pada aplikasi praktis ajaran aga
ma dalam kehidupan sehari-hari serta pemberdayaan individu untuk menggali iman secara pribadi. Te

1
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran & Praktek Pendidikan Agama Kristen Dari Plato Sampai I
gnatius Loyola (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 413-414.
2
Victor Tinambunan, GEREJA & ORANG PERCAYA Oleh Rahmat Menjadi Berkat di Tengah Krisis Multi Waja
h (Pematangsiantar: L-SAPA STT HKBP 2006) 26.
knologi juga telah digunakan untuk mendukung katekisasi, dengan penggunaan media digital dan plat
form online untuk memfasilitasi pembelajaran dan interaksi antara mentor dan peserta katekisasi. 3

II. Metode Pengajaran

di zaman masa kini, ialah dimana katekisasi ini hanya diibaratkan seperti "Surat Ijin"
atau "kewajiban" semata, dan setelah anggota katekisasi selesai, mereka akan pergi dari gerej
a HKBP Kutabumi dan beribadah minggu digereja lain, dan mirisnya lagi mereka sidi hanya
karena disuruh orang tua, maka ini lah tantangan di zaman modern ini, bagaimana supaya ang
gota katekisasi ini bisa terus tetap beribadah setiap minggu dan mengikuti segala kegiatan di
HKBP Kutabumi dan ikut serta membangun HKBP Kutabumi. Dan tantangan untuk pengajar
ialah acuan pembelajaran daripada katekisasi sidi tersebut, maka para pengajar khususnya pe
ndeta dituntut untuk kreatif namun tetap mempunyai dasar yaitu 4 : Dasar Titah, Pengakuan I
man Rasuli, Doa Bapa Kami, Perjamuan Kudus, Baptisan Kudus, Peneguhan Sidi dan Gereja.

Pada umumnya usia seorang pelajar yang mengikuti katekisasi sidi rata-rata dengan usia 1
5 tahun, dan telah dibaptis. Dan pelajar kemudian melalui penatua atau secara langsung mela
por kepada pelayan gereja, ketika kelas katekisasi dibuka. Setelah melihat beberapa perubaha
n yang terjadi yakni dalam pokok-pokok pengajaran katekisasi dari masa ke masa, maka penu
lis perlu untuk mengadakan sebuah rancangan atau model terhadap pokok-pokok pengajaran
katekisasi yang relevan pada saat ini. Pokok pokok katekisasi yang relevan menurut kelompo
k, berdasarkan Gereja HKBP (gereja salah satu anggota kelompok) ialah dengan memakai pa
nduan utama yaitu buku katekismus kecil (untuk katekisasi sidi), dan selanjutnya pendeta mer
ancang modul sendiri (misalkan menambah buku acuan seperti buku sejarah suci dan apa, sia
pa didalam alkitab) yang sesuai situasi dan kondisi gereja pada saat itu, juga kreatif dalam me
nghadapi tantangan jaman yang ada, dengan demikian katekisasi sidi bisa berjalan dengan bai
k dan sesuai dengan tujuan utamanya.

III. Pengajar

Pada tahap pertama, katekisasi diberikan oleh bermacam-macam orang calon anggota
jemaat. Baik uskup sebagai imam, para diaken maupun pembaca Kitab suci bertindak sebagai
pengajar. Kaum wanita pun, khususnya janda yang saleh, diizinkan memberi pelajaran
kepada para katekumen. Tapi lambat laun ada peraturan bahwa uskup harus memilih pengajar

3
D. Campbell Wyckoff, Theory and Design of Christian Education Curriculum (Philadelphia: The Westminster
press), 121.
4
HKBP, Buku Sipangkeon ni pangajari Marguru Manghatindanghon Haporseaon di HKBP (Pearaja: Percetak
an HKBP, 1984).
dari antara para penatua dan diaken. Tapi dalam agama Kristen, pengajaran seperti itu
dianggap tidak memadai untuk pendidikan. Kaum Kristen terpaksa mengirim anak-anak
mereka ke sekolah-sekolah yang dijalankan oleh guru-guru beragama bukan Kristen
(sekolah-sekolah retoris). Baru dalam abad 4, mulai banyak penatua yang membuka sekolah
di mana anak-anak sejak usia 5 tahun mendapat peng- ajaran.5

IV. Tujuan Belajar Katekisasi

Katekisasi yang dilakukan digereja bertujuan untuk Mempersiapkan dan


mendewasakan diri dalam iman dan perbuatan, agar dapat menjadi warga gereja dan
mengabdi Tuhan di masa yang akan datang, dan menjadikan warga gereja yang sudah
dibaptis sebagai warga sidi, yakni memahami dan mengikrarkan pengakuan imannya dan
menjadi warga gereja yang dewasa. Bahwa tujuan utama dalam belajar katekisasi sebenarnya
adalah suatu bimbingan dalam rahasia iman. Dipersiapkan secara lahir-bathin untuk
menerima baptisan sebagai suatu pengalaman religius.6

V. Bahan Ajar Katekisasi HKBP

Pada awal para penginjil RMG menerapkan bentuk pengajaran secara lisan. Semua
hal yang penting wajib untuk dihafal oleh semua orang Kristen supaya mereka dapat
mengingatnya dan dapat dipahami.7 Tetapi semakin berkembangan ditambahkan bahan ajaran
HKBP sebagai berikut : Kesepuluh Hukum Taurat, Hukum Taurat Allah dan Orang Kristen,
Pembagian Alkitab, Penampakan Jabatan Kristus, Kesepuluh Hukum Taurat dalam Bahasa
Batak Toba , Doa Bapa Kami dan Teks Pengakuan Iman Rasuli, Pengertian Sakramen HKBP
Mementomori HKBP, Pengertian Mementomori HKBP, Sakramen: Baptisan Kudus HKBP,
Sakramen Perjamuan Kudus HKBP, 95 Dalil Martin Luther dan Pokok- Pokok Ajaran Martin
Luther

5
G. Riemer, Ajarlah Mereka: Pedoman Ilmu Katekese, (Jakarta: Yayasan Komunikasi bina Kasih, 1998), 45.
6
J.L.CH.Abineno, Sekitar Katekese Gerejawi:Pedoman Guru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2001), 75.
7
J.R. Hutauruk, Lahir, Berakar dan Bertumbuh didalam Kristus - Sejarah 150 Tahun Huria Kristen Batak Prote
stan (HKBP) 7 Oktober 1861 - 7 Oktober 2011, Pearaja Tarutung, Kantor Pusat HKBP, 2011, 175.

Anda mungkin juga menyukai