PENDAHULUAN
Anak merupakan bagian terpenting sebagai penerus bangsa terutama dalam gereja. Sejak
manusaia ada pendidikan pun sudah ada. Gereja pun sudah mempunyai sitem pendidikan dan salah
satunya adalah pendidikan sekolah Minggu. Pengajaran terhadap anak bukan pekerjaan sampingan
gereja melainkan pekerjaan pokok. Gereja harus mengajarkan pemberitakan injil jika tidak
dilakukan maka tidak dapat dikatakan sebagai gereja yang utuh. Banyak gereja yang telah
Dalam hal ini spiritualitas seorang anak untuk memuji dan memuliakan Tuhan sudah jarang
dirasakan oleh anak-anak. Di mana di berbagai kalangan, anak-anak pergi ke gereja hanya
semboyan atau simbolis saja, karena kebiasaan dan dorongan dari orangtua mereka. Membangun
spiritualitas melalui kegiatan bisa meningkatkan semangat mereka untuk memuji Tuhan dan
memuliakan namaNya. Walaupun anak-anak masih kecil, akan tetapi mereka harus diajarkan
mengenai firman Tuhan dan mengaplikasikannya di dlaam hidup mereka. Semangat dan daya
juang sanagt prioritas dan harus di bangun di dalam diri anak-anak, agar anak-anak bisa menjadi
anak-anak yang tumbuh di dalam imannya. Ketika mereka tumbuh di daam iman, mereka akan
hidup di dalam kasih yang dari Yesus Kristus. Karena dalam Markus 10, Yesus sangat
Perlunya strategi untuk anak sekolah minggu gereja HKBP Immanuel ressort Kuta Jaya dalam
meningkatkan spiritualitas anak sekolah minggu. Dimana dalam melakukan strategi untuk
meningkatkan spiritualitas anak sekolah minggu, anak dapat dapat menumbuhkan spiritualitas
anak sekolah minggu dalam menjalani dan menghayati anak Firman Tuhan.
Selama penulis menjalankan praktek lapangan yang ke dua di HKBP Immanuel Ressort
Rogate penulis melihat bahwa kurangnya spiritualitas anak sekolah minggu yang terlihat dari
keaktifannya dalam tanya jawab, Kreatifannya, serta penghafalan ayat. Hal ini nampak ketika
penulis berada ditempat saat ibadah sekolah minggu. Seharusnya tiap minggunya anak sudah
memiliki peningkatan spiritualitasnya yang sudah diajarin oleh pelayan guru sekolah minggu
dengan memberitakan Firman Tuhan serta lagu puji-pujian yang sudah di ajarkan kepada mereka.
Hal ini menjadi pertanyaan apakah dalam hal ini karena memang minat guru sekolah minggu yang
tidak ada atau karena pengetahuan yang kurang sehingga sulit untuk meningkatkan pelayanannya
terhadap anak dan apakah memang dari seorang anaknya yang kurang semangat dalam mengikuti
Hal ini lah yang membuat penulis memilih judul “Startegi Meningkatkan Spiritualitas
Anak Sekolah Minggu di HKBP Immanuel ”. Karena penulis tertarik dan ingin mengetahui
bagaimana anak dalam mengikuti kebaktian sekolah minggunya setiap minggunya. Kemudian apa
yang menjadi penyebab kurang aktif, kreatif dan semangat anak sekolah minggu dalam ibadah.
Hal ini akan mempengaruhi atau memiliki dampak bagi kehidupannya sehari-hari dan di masa
Dengan melihat kenyataan selama mengikuti praktek lapangan yang ke II, maka penulis
1.3.1. Bagimana Startegi Meningkatkan Spiritualitas Anak Sekolah Minggu di HKBP Immanuel?
1.3.2. Sejauh mana anak sekolah minggu menerapkan pengajaran dari sekolah minggu dalam
kehidupannya?
1.3.3. Sejauh mana guru sekolah minggu mengetahui kreativitas anak sekolah minggu?
1.4.Batasan penulisan
Immanuel Ressort Rogate tetapi penulis melihat bahwa cakupan tentang bahasan ini sangat luas
sehingga penilis membatasinya hanya pada anak sekolah minggu HKBP Immanuel Ressort Rogate
di horong 3.
1.5.Metode penulisan
Dalam penulisan pemenuhan tugas pada saat melakukan praktek lapangan yang ke II,
penulis memakai literatur atau kepustakaan dengan buku-buku sebagai refrensi untuk menambah
pengetahuan akan pemenuhan tugas dan juga metode penelitian berdasarkan observasi selama
pratek lapangan dan wawancara kepada Guru Sekolah Minggu, Anak Sekolah Minggu.
1.6.Tujuan penulisan
Untuk dapat memberikan pemahaman pentingnya spiritualitas anak sekolah minggu serta
bagiamana startegi untuk meningkatkan spiritualitas Anak Sekolah Minggu di HKBP Immanuel,
agar dapat diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari dan dapat menjadi bekal hidupnya karena
1.7.Hipotesis
Spiritualitas anak dapat dilihat dari penerapannya dikehidupan sehari-hari dan ajaran yang
dilakukan pelayan sekolah minggu tiap minggunya yang mereka dapatkan. Spiritualitas anak
sekolah minggu juga dapat dilihat melalui metode gereja pakai untuk bercerita, apakah
berdasarkan cerita alkitab saja tanpa aktivias dan alat peraga dan melalui peranan guru sekolah
1.8.Sistematika penulisan
Pemenuhan tugas akhir selama praktek lapangan ke II kurang lebih dua bulan, tugas ini
terdapat 5 bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa bagian. Untuk mempermudah penulisan
Bab I: Pendahuluan, bab ini merupakan pengantar singkat untuk menguraikan isi dari karya tulis
ini. Dengan memaparkan latarbelakang masalah, alasan pemilihan judul, rumusan masalah,
Bab II: Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai sejarah singkat atau selayang pandang
dari HKBP Immanuel Kuta Jaya Ressort Rogate Distik XXI Banten.
Bab III: Bab ini membahas teori-teori yang berhubungan dan mendukung hasil dari penemuan
dilapangan.
Bab IV: Dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian atau analisis selama
menjalankan praktek lapangan II yang dilakukan di HKBP Immanuel Kuta Jaya Ressort Rogate
Bab V: Bab ini merupakan penutup atau kesimpulan dari semua isi pembehasan dalam tulisan
Bab II
Deskripsi Situasi
HKBP Immanuel Kuta Jaya adalah salah satu pagaran dari HKBP Ressort Rogate , distrik
XXI Banten. Gereja ini dipimpin oleh Amang St.Budiman Tambun. Gereja HKBP Imanuel ini
terletak diantara ruko-ruko lainnya. Gereja HKBP Immanuel didirikan pada tahun 2009. Pada
bulan Oktober 2008, mereka ada berencana membuat tempat beribadah. Pertemuan pertama
dirumah keluarga J.Hutabarat/Br. Samosir yang dihadiri 8 orang terdiri dari St. Elman Tambun,
St. Budiman, St. Bachtiar Silalahi, Jonipa Hutabarat, Anton Sagala, Rudy Lumban Tobing, alm.
Lismen Aritonang, Eden Panjaitan. Pertemuan mereka pertama sudah memilki kesepakatan utnuk
membentuk satu wadah tempat beribadah. Pertemuan kedua dengan rumah yang sama yang
dihadiri 10 orang dengan orang yang sama ditambah dengan St. Musalim Tarihoran dan St.
Soufenir Rajagukguk. Mulai saat itu hampir setiap malam terus mengadakan pertemuan.
Saat itu mereka menemui ketua RT di Bumi Indah dan Pak Jaro, Pak jaro sangat respek
dan beberapa kali pertemuan didapat kata sepakat untuk mengontrak ruko di Bumi Indah. Mereka
memberikan biaya ke pak Jaro untuk merenovasi ruko tersebut hingga layak untuk ditempati.
Ketika hendak ingin dipakai ruko yang telah selesai itu untuk melakukan Ibadah I dalam rangka
menyambut hari Natal, tepat hari Jumat, banyak orang yang datang mnyerbu dan menyegel serta
memberikan tulisan tidak boleh Ibadah. Selanjutnya mereka melakukan diskusi untuk mencari
solusi karena ruko Bumi Indah gagal sebagai tempat Ibadah. Amang St. Musalim Tarihoran/ Br.
Sitohang bersedia untuk memberikan tanah yang disamping rumahnya dibangun utnuk tempat
ibadah di perum Wisma Mas Blok B1 No. 1. Pada saat itu juga merek meminta izin kepada ketua
Dengan gerak cepat mreka melakukan pembersihan tempat sambil mengumpulkan uang
untuk pembangunan dengan kemurahan hati ruas dan sintua menyisihkan pendapatan untuk ibadah
dengan ukuran 5 x 20m2 dibangun denganbaik dan layak. Sekitar 3 bulan lamanya Januari-Mart
2009, warga keberatan tidak boleh ditempat tersebut ibadah bahkan sampai ketua RT diganti.
Ibadah dilakukan kedua kali dirumah St. Bachtiar Silalahi Villa Tangerang Elok Blok A 22 No.
32. Mereka menemui Pak Haji untuk meminta disediakan tempat untuk melaksanakan ibadah. Pak
Haji menyanggupi memberikan tempat di Perum Regency II yaitu tanggal 12 April 2009 dan
dilaksanakan 2x minggu dan selanjutny warga keberatan. Rapat untuk mencari solusi terus
diadakan sampai dapat kesimpulan mencari ruko, ternyata ada yang kosong di ruko Regency II
Blok AA dan dikontrakan selama 2 tahun serta ibadah dimulai tanggal 19 April 2009. Sambil
berjalan ibadah mereka membentuk satu team untk meminta tanda persetujuan dari ketua RT
ditempat ruko dan kemudian meminta tanda tangan Persetujuan dari warga kampung sekitar dan
Pak Haji. Dan juga mereka rapat mencari nama Dan disepakati nama gereja HKBP IMMANUEL
KUTA JAYA.
Berakhirnya 2 tahun beribadah di ruko kontrakan sewa kontrak telah berakhir. Senin
tanggal 03 Januari 2011 parhalado dan jemaat mengadakan rapat yang dihadiri 18 orang dan
disepakati untuk membeli ruko, mengadakan tok-tok ripe, pinjaman perseorangan, nama pembeli
dan pengembalian pinjaman. Setelah membentuk panitia kecil pada tanggal 26 April 2011 ada
ruko yang dijual panita sepakat memberikan DP terlebih dahulu, parhalado dan panitia tersebut
mengadakan rapat utnuk mencari nama yang menjadi pembeli ruko. Dengan sepakat bersama atas
nama Rosma Samosir. Selama 10 tahun HKBP Immanuel Kuta Jaya mencicil ruko tersebut
Peribadahan di ruko Blok AB No. 38 Ruko Regency II dimulai pada tanggal 02 Juni 2011
punguan Ama dan punguan gabungan. HKBP Immanuel Kuta Jaya memiliki 7 (Tujuh) pelayan
sintua dan 3 guru Sekolah minggu. Adapun pelayanan rutin yang dilakukan di HKBP Immanuel
3. Partangiangan
Jemaat HKBP Lumban Motung sebanyak 73 KK, dan hampir semua KK bekerja
wiraswasta dan bekerja di pabrik. Dilihat dari jarak gereja HKBP Immanuel Kuta Jaya memiliki
Jemaat HKBP Immanuel Kuta Jaya 99% terdiri dari suku batak hal ini terlihat dari bahasa
sehari-hari yang mereka gunakan. Jemaat HKBP Immanuel Kuta Jaya masih begitu erat dengan
adat istiadat mereka, hal ini terlihat ketika saya mengadakan praktek lapangan ke II. Suku yang
berada dalam kawasan gereja dan jemaat adalah suku yang berbeda beda ada batak, jawa, dan
sebagainya sehingga mereka juga sangat menghargai tutur sapa dan adat yang berlaku. Jemaat
disini setiap harinya mengunakan bahasa batak dan juga kadang bahasa Indonesia demikian juga
halnya dalam peribadahan. Didalam peribadahan HKBP Immanuel Kuta Jaya mengunakan bahasa
2.3. Geografis dan Statistik jumlah jemaat di gereja HKBP Immanuel Kuta Jaya.
Letak geoggrafis gereja HKBP Immanuel Kuta Jaya Ressort Rogate, yang berada di Ruko
Regency II Blok AB No 38, Gelam Jaya Pasar Kemis Tangerang. Gereja ini berdekatan dengan
Gereja HKBP Immanuel Kutajaya mempunyai angota jemaat yang cukup banyak. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah jemaat yang hadir saat ibadah hari minggu. gereja HKBP Immanuel Kuta
Parhalado : 6 orang
Pemuda/pemudi 34 Jiwa
Jumlah KK 73 Jiwa
BAB III.
Rogate Banten
3.1.Pengertian Spiritualitas
Spiritualitas berasal dari kata spirituality yang merupakan kata benda turunan dari kata sifat
spiritual. Kata spiritual memiliki akar kata spirit yang berarti roh. Kata ini berasal dari bahasa
Latin, spiritus, yang berarti napas. Selain itu kata spiritus dapat mengandung arti sebuah bentuk
alkohol yang dimurnikan, sehingga spiritual dapat diartikan sebagai sesuatu yang murni. Dalam
hubungan dengan pribadi (self), kata spiritual bisa diartikan sebagai energi kehidupan, yang
membuat kita dapat hidup, bernapas dan bergerak, termasuk pikiran, perasaan, tindakan dan
karakter kita pada tataran konseptual.1 Maka dari itu berarti bahwa spritus yang berarti nafas,
keteguhan hati, kekuatan jiwa dan hidup. Sedangkan dalam kata sifat spirit diartikan sebagai suatu
hubungan yang terhubung dengan yang suci atau yang berhubungan dengan fenomena atau
makhluk supranatural. Maka dengan demikian spiritualitas dapat diartikan sebagai suatu
kepercayaan dasar bahwa adanya suatu kekuatan besar yang mengatur alam semesta, terdapat
tujuan bagi segala sesutu dan bagi setiap orang bagi yang memiliki spiritualitas tinggi dan menjadi
suatu dasar patokan dalam penghayatan iman serta memiliki semangat untuk melakukannya dalam
kesehariannya. Perasaan tentang betapa buruknya mengenai segala sesuatu selalu ada jalan keluar
serta ada rencana yang agung yang membimbing seluruh kehidupan. Spiritualitas terkait dengan
Spiritualitas merupakan sebuah istilah yang sangat umum dan dipergunakan untuk segala
keperluan. Spiritualitas adalah kualitas hidup seseorang sebagai hasil dari kedalaman
pemahamannya tentang Allah secara utuh. Spiritualitas juga adalah gaya hidup sehari-hari yang
1
Jr. Ralph W dan Krauss S. Hood, Religion, Spirituality, Conduct of life: Manners Customs, International Series in
the Psychology of religion. Vol 16, 2013. P. 8-9
2
Sanerya Hendrawan, Spiritual Managent, (Bandung; PT. Mirzan Pustaka Anggota IKAPI), 2009. Hlm: 18-19.
merupakan buah dari hubungan kita dengan Yesus, kedekatan atau keakraban hubungan kita
dengan Yesus secara transenden yang ditampakkan dalam sikap hidup kita terhadap orang-orang
Di dalam kehidupan umat Kristiani sangat perlu untuk menyadari bahwa pentingnya
spiritualitas, sama halnya dengan pernyataan yang menyatakan bahwa “pelita tanpa minyak akan
padam” demikian juga dengan kehidupan tanpa spiritualitas akan dingin dan beku. Spiritualitas
Kristiani tidak mendorong orang Kristen untuk berorientasi keatas dan meninggalkan kenyataan
serta persoalan dunia. Namun, sebaliknya spiritualitas Kristiani justru memberi spirit baru untuk
berani masuk ke dalam dunia dengan segala permasalahan. Istilah spiritualitas lebih menekankan
kepada spirit atau semangat hidup yang diperoleh dengan perjumpaan dengan Tuhan. Spirit
tersebut mempengaruhi dan mengalir dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan memampukan
3.2.Pengertian Anak
Usia seseorang merupakan salah satu tolak ukur dalam kajian hukum untuk menentukan
penerus bangsa yang mempunyai tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia nak adalah keturunan yang kedua dari orang tua. Ini juga
disebut sebagai orang yang masih kecil. Dalam pengertian yang lain, anak adalah suatu individu
yang belum dapat berdiri sendiri. Hidupnya masih bergantung kepada orang tua dan orang-orang
3
Andar Ismail, selamat menabur, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008, hlm 106.
4
Widi Artanto, Gereja dan Misi-Nya (mewujudkan kehadiran gereja dan misi-Nya di Indonesia),
(Yogyakarta;Yayasan Taman Pusaka Kristen Indonesia), 2015. Hlm: 110-111.
yang ada di sekitarnya.5 Anak adalah pribadi yang masih polos dan peka terhadapm rangsangan
yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Sehingga orang yang terdekat sangat mempengaruhi
perkembangan anak tersebut. Yang artinya anak harus dididik, diajar, dan dibina oleh orang
dewasa kearah yang positif karena anak-anak masih percya terhadap apa yang dikatakan orang
dewasa.6
Anak sering disebut dibawah umur 18 tahun, dan anak juga masih membutuhkan kehadiran
orangtua atau orang-orang yang bertangung jawab yaitu orang dewasa sebagai wakil anak dalam
memberikan kebutuhan setiap hari sampai pada akhinrnya anak itu tumbuh dan denga sendirinya
Melalui persatuan Gereja Indonesia PGI dan konfeni-konfensi, sudah lama para pemimpin
berusaha menyadarkan jemaat akan pelayanan bagi anak-anak terkusus pelayanan sekolah minggu
sebagai bagian integral dari rencana asuhan Kristen Gereja namun kenyataan menunjukan bahwa
gereja belum sepenuhnya memahami peranan dan tangung jawabnya atas pendidikan agama
Kristen bagi anak-anak. Hal tersebut tampak antar alain dari kenyataan-kenyatan berikut:
1. Masih kurang perhatian/ tangung jawab Gereja terhadap pelayanan anak, dapat dilihat
belum tergambarnya pelayanan Sekolah Minggu dalam Struktur yang jelas dibeberapa
Gereja.
2. Dibeberapa Gereja lainya kedudukan pelayanan Sekolah Minggu sudah tergambar dalam
5
Anton Moelino, kamus besar Bahasa Indonesia,Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1989, hlm 32.
6
Singgih D. Gunarsa, Dasar dan teori perkembangan anak, Jakarta, BPKK Gunung Mulia, 2006, hlm 16.
7
Tri Budiarjo, Anak-anak generasi Terpingirkan, Yogyakarta, Andi, 2010, hlm XI.
3. Di bberapa Gereja belum ada kurikulum yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
pelayanan anak-anak. Dibeberapa Gereja lainya sudah ada kurikulum yang dibuat sendiri-
sendiri.
4. Jumlah tenaga pelayanan anak-anak sekolah minggu yang tidak seimbang dengan jumlah
murid (anak-anak) yang dilayani. Disamping itu kualitas pelayan, baik dedikasi maupun
kemampuan terbatas.8
9
Raikes adalah seorang pemrakarsa suatu rencana untuk mendidik anak miskin pada hari
Minggu. Pada tahun 1780 ia pergi ke rumah seorang tukang kebun yang letaknya di kampung
dekat pabrik pengolahan peniti. Kebanyakan pekerjanya adalah anak. istri si tukang kebun
mengeluh tentang kenakalan anak pada hari Minggu kemudian dia memohon dengan sangat agar
Raikes berbuat sesuatu. Raikes mengambil keputusan, dan ia dengan rela menggaji beberapa kaum
ibu untuk mengajar anak-anak yang ia antar kepadanya pada hari Minggu. Pada hari Minggu, anak-
anak juga dibawa ke gereja untuk beribadah. Sehabis kebaktian, para pengajar membawa mereka
ke rumahnya lagi tempat mereka diajari dan menghafal katekhismus bagi mereka yang sudah
mempu membaca.
8
Robert R. Boehlke, sejarah perkembangan pikiran dan praktek pendidikan Agama Kristen, Jakarta, BPK Gunung
Mulia, 2015, hlm 804.
9
Robert R. Bohlke. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen : Dari Yohanes Amos
Comenius sampai perkembangan PAK di Indonesia, Jakarta, BPK Gunung Mulia 2003: hlm. 380. Raikes (1735-1811)
berasal dari keluarga yang tidak pernah dibebani kemiskinan. Menikah 23 Desember 1767 dengan Anne Trigge.
Sebagai penerbit Gloucester Journal meneruskan keprihatinan ayahnya terhadap nasib buruk rakyat jelata dan
narapidana. Pendirian Sekolah Minggu merupakan salah satu jawaban sederhana terhadap dampak negatif dari
Revolusi Industri atas diri kaum buruh yang dimulai di Inggris, khususnya para buruh yang masih muda sekali. Pada
buruh ini merupakan hasil dari “masyarakat mesin” baru. Dalam pendirian Sekolah Minggu, Raikes dibantu oleh
Thomas Stock, pendeta jemaat Saint John the Baptist. Mereka menyampaikan gagasan Sekolah Minggu itu kepada
gubernur Gloucester dan juga kepada seluruh masyarakat baik penghuni pondok di desa maupun sang raja di istana.
Memang pada awalnya penemuannya bersifat pelayanan setempat saja; namun ia menjadikannya sebagai
pelayanan yang bersifat nasional. Atas dasar inilah para pengagum Raikes mengklaim gelar “Bapak Pendiri Sekolah
Minggu”.
Karena hasilnya semakin meningkat, maka Raikes pun membuka Sekolah Minggu di tempat
lain termasuk di jemaatnya sendiri, yakni Saint Mary de Crypt.Sehingga dengan usah keras Raikes,
sejumlah pendeta yang melayani jemaat-jemaat juga telah beusaha memprakarsai pembaruan di
antara anak-anak yang berasal dari keluarga kelas bawah melalui pendirian Sekolah Minggu untuk
memanfaatkan hari Tuhan demi maksud pengajaran.10 Pada awalnya, anak-anak diantar oleh
orangtua mereka masing-masing ke gedung gereja untuk beribadah dengan maksud supaya para
orangtua tidak diganggu oleh anak mereka dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini membawa
dampak positif terhadap perkembangan spiritual dan moral anak. Anak-anak jauh lebih beradab
dibanding dengan sebelumnya. Kebiasaan buruk yang dulunya berlaku di antara mereka, sedikit-
Untuk Sekolah Minggu pertama, bahan pelajaran cenderung berasal dari Inggris,
khususnya karena di Inggris Sekolah Minggu melayani anak-anak yang menjadi korban dari
Revolusi Industri. Orang yang terlibat dalam gerakan Sekolah Minggu memiliki semangat yang
besar. Mereka sedang mengambil bagian dalam pelayanan yang mutlak dan penting.
Hampir di semua gereja ada PAK untuk anak-anak; ada yang menamakannya Kebaktian Anak,
dan ada juga yang menamakannya dengan Sekolah Minggu. Perlu diketahui bahwa istilah
Kebaktian Anak berarti kegiatan ini sama seperti kebaktian umum yang diadakan setiap hari
10
Ibid,. hlm. 384-386.
Minggu; karena pesertanya anak-anak. Di dalamnya anak beribadah, berbakti kepada Tuhan; ada
unsur-unsur liturgi yang dipakai, seperti nyanyian, doa, pemberitaan Firman, persembahan syukur.
dipakai, misalnya murid, guru, materi/bahan, proses belajar-mengajar dengan tujuan yang jelas
dan operasional, yang semuanya termasuk bagian dari kurikulum.11 Dengan memahami kedua
alasan tersebut, ternyata masing-masing tidak keliru, sebab kebaktian dan sekolah, ada di dalam
pendidikan anak.
Peran dan fungsi sekolah Minggu merupakan dua aspek yang saling berkaitan. Peran
tersebut tidak dapat terwujud bila fungsinya tidak dapat dilaksanakan pengelola dan guru harus
memahami dan mengupayakan agar sekolah minggu dapat berjalan sesuai peranya dan bermanfaat
sesuai fungsinya.
Sekolah minggu berfungsi untuk mengubah sikap dan tingkah murid. Perubahan terjadi secara
bertahap dalam proses belajar memahami kebenaran firman Allah. Proses ini ibarat membangun
rumah Allah pada diri murid mulai fondasi, tembok, atap dan dilengkapi sarana lainya. Fondasi
yang kokoh untuk mengenal dan mengandalkan Yesus yang penuh kasih. Membangun rumah
Allah pada diri juga berarti membuat murid menjadi angota tubuh Kristus.
11
Lihat Tabita Kartika Christiani, “Pendidikan Anak: Penting Tetapi Disepelekankah?” dalam Andar Ismail, Ajarlah
Mereka Melakukan: Kumpulan Karangan Seputar PAK, Jakarta, BPK Gunung Mulia 1999: hlm. 126-127.
Proses pendidikan terjadi sepanjang masa. Ini berarti murid Yesus tidak berhenti belajar
sampai Tuhan Yesus memangil. Anak Sekolah Minggu belajar menjadi angota tubuh sampai
benar-benar berfungsi sesuai pengetahuan, keterampilan, sikap dan talenta yang dimilikinya.
Sekolah Minggu mendidik murid untuk disiplin, bangun pagi tepat waktu, berdoa, membaca
Alkitab, memberi persembahan, dan membaca pelajaran. Melatih murid untuk saling toleransi,
Murid-murid Sekolah minggu yang sudah di ubah sikapnya dan siap menjadi pelayan Tuhan
adalah ujung tombak pekabaran injil. Tujuan pekabaran injil yaitu menjadikan semua bangsa
murid Tuhan Yesus. Sebagai ujung tombak pekabaran injil, Sekolah Minggu harus dipelihara dan
3. Alat penjangkau
Ujung tombak pekabar injil merupakan alat penjangkau setiap individu yang sudah atau belum
mengenal Yesus dan yang sudah atau belum mengenal Yesus dan yang sudah atau belum percaya
kepada Yesus. Alat penjangkau yang efektif berupaya menciptakan kegiatan yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan dan untuk menarik target individu yang akan dijangkau.
4. Penyalur berkat
Kehadiran sekolah minggu harus dirasakan berkatnya oleh masyarakat sekitar yang
mempunyai latar belakang dan kehidupan yang beraneka ragam. Berkat-berkat sekolah minggu
12
Sutanto leo, kiat sukses mengelola dan mengajar SM, Yogyakarta, ANDI, 2008, hlm 11-22.
BAB IV
minggu. Dalam hal ini anak sekolah minggu dibekali dengan cerita Alkitab yang pernah mereka
dengar dengan metode mengajar yang digunakan ialah story talling. Salah satu kisah Alkitab yang
dibawakan oleh Guru Sekolah Minggu dengan menggunakan bahasa sederhana yang sesuai
dengan usia anak. Setiap anak, diwajibkan untuk berperan aktif untuk mendengarkan. Dengan
begitu, Guru Sekolah Minggu menggunakan cara yang mudah dalam menggunaan metode sory
talling.
Bercerita atau story talling adalah metode yang paling tua yang telah dipakai oleh manusia.
Ini memang dapat digunakan untuk segala usia. Namun, bagi anak usia 5-12 tahun bercerita bukan
sesuatu yang terlalu menarik. Mereka biasanya akan lebih tertarik pada apa yang dilihat. Gambar,
alat peraga, dan bahkan terkadang anak pratama menyukai bila guru melibatkan mereka dalam
mengerjakan sebuah tugas. Roll in play dapat digunkan dalam bercerita, drama, panggung boneka,
turi-turian dan banyak lagi sehingga dapat anak-anak tidak bosan dengan metode cerita yang
disampaikan. Ketika guru yang mengajar tidak hanya bercerita atau ceramah, tetapi juga
memasukan unsur didikan atau didache didalamnya dengan metode dua arah yang melibatkan anak
Ketika Guru Sekolah Minggu memberikan nats khotbah, anak-anak sekolah minggu dapat,
membukanya dan membacanya bersama atau secara begantian dengan guru sekolah minggunya.
Ketika anak-anak membaca Alkitabnya, para guru Sekolah Minggu mengajari anak bagaimana
cara membuka Alkitab dengan baik dan benar. Setiap bercerta dapat bertanya kepada anak sekolah
minggu untuk menjadi pengetahuan pemula dimana tertulis ayat cerita pada hari minggu di bagian
PL atau bagain PB. Dalam pemahaman anak sekolah minggu HKBP Immanuel, sudah mengenal
kitab PL dan PB akan tetapi perlu juga diulang-ulang agar dapat selalu teliti membuka Alkitab.
Ketika ada yang belum bisa membuka bisa diajarkan untuk membuka Alkitab sehingga bisa
membantu mereka untuk memahami isi Alkitab dan letak kitab-kitab yang terdapat di dalam
Alkitab.
Anak-anak dapat diberi pertanyaan setelah cerita Guru Sekolah Minggi sesuai dengan cerita
yang disampaikan tadi, agar anak-anak dapat teliti dan fokus untuk mendengarnya. Dalam hal ini
anak dapat mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya sesuai dengan cerita atau
story talling yang sudah disampaikan. Anak-anak juga dapat dilatih dan diajarkan untuk bertindak
sesuai dengan yang di ingin Tuhan Yesus Krsitus. Misalnya mengasihi sesama teman, anak-anak
1.2.Bernyanyi
Bernyanyi, ini merupakan kegiatan yang sangat disukai oleh anak sekolah minggu HKBP
Pseperti biasanya tak kalah dengan HKBP Immanuel. Setiap minggunya, anak-anak sekolah
minggu HKBP Immanuel bernyanyi sebelum ibadah sama seperti sekolah minggu lainnya. Anak-
anak senang di kasih lagu-lagu baru dan mau unuk ikut belajar bersama-sama menyanyikan lagu
baru tersebut. Ini terlihat ketika anak-anak diajak bernyanyi, mereka rata-rata bernyanyi, ketika
diajak tepuk tangan mereka juga lebih banyak tepuk tangan. Ketika mereka diajak melompat
mereka rata-rata melompat. Nyanyian yang dibarangi dengan gerakan merupakan suatu hal yang
membuat anak sekolah minggu HKBP Immanuel tumbuh dalam imannya. Selain mereka
menyanyikan lagu tersebut, mereka juga mengekspresikan iman mereka dengan gerekan mereka.
Dalam situasi keramaian mereka bisa mengekspresikan diri mereka bersama-sama dnegan teman
Lagu baru yang dinyanyikan sekarang ketika minggu depannya diajak untuk bernyanyi
kembali, mereka ingat meskipun sedikit lupa tetapi ketika dipelajari bersama mereka mau bersama
sama belajar. Selain itu banyak lagu yang syairnya sama dengan nada yang berbeda dan bervariasi.
Awalnya mereka bingung karena lagu yang diajarkan sebelumnya dengan Guru Sekolah Minggu
yang lain, berbeda dengan sekarang akan tetapi tidak mempersalahkan mereka untuk belajar
Doa adalah suatu hak istimewa kita yang sebenarnya Tuhan berikan untuk setiap anak-
anakNya. Allah menghendaki adanya hubungan yang erat dengan anak-anakNya. Dan satu cara
yang Allah inginkan untuk membangun hubungan tersebut adalah DOA. Tidak hanya dirumah
dengan orang tua saja anak dapat diajari untuk berdoa, akan teapi dalam sekolah minggu juga perlu
adanya pengajaran untuk berdoa. Anak-anak dapat memahami bahwasanya tujuan dari beerdoa
adalah saat di mana anak memohon "Bapanya yang di Surga" melindungi dia, menjaga dia dan
memelihara dia, sehingga ia dapat hidup sehat, dalam keluarga yang sehat, dan ia dapat bertumbuh
dengan baik. Anak-anak juga dapat memahami berdoa itu mudah dan menyenangkan, sehingga
anak tidak perlu takut berdoa. Semua dapat dipelajari di gereja melalui sekolah minggu yang
Anak perlu dibiasakan berdoa sejak kecil, kalau menunggu mereka remaja baru diajarkan
berdoa mungkin ada rasa malu atau rasa segan bagi anak-anak tersebut. Karena itu perlu
mengajarkan anak berdoa sejak dini, sejak kecil. Seperti Tuhan Yesus yang mengajarkan doa
kepada murid-muridnya yaitu doa “Bapa Kami di Surga” yang selalu kita ucapkan diakhir doa
syafaat, akhir ibadah dan lainnya, begitu juga Guru Sekolah Minggu yang mengajarkan anak-
Ketika anak-anak sudah tidak asing lagi yang namanya berdoa maka anak-anak sekolah
minggu dapat berani memimpin doa di ibadah sekolah minggu, sekolah bahkan dirumah sendiri
sehingga banyak pun orang yang ia lihat dia tetap berani dalam memimpin doa. Doa yang diajarkan
kepada anak-anak sekolah minggu bisa diajarkan melalui hal yang kecil seperti doa mau makan,
mau tidur, bangun tidur, pergi sekolah, mau belajar, dan sebagainya. agar secara perlahan-lahan
1.4.Kreativitas
Melatih anak untuk temukan atau meningkatkan potensinya dengan beragam aktivitas kreatif
bukan sekedar mampu dilaksanakan dirumah atau sekolah umum saja. Sekolah minggu juga
mampu bertindak aktif dalam soal ini. Aktivitas kreatif dalam sekolah minggu sudah pasti bukan
hanya sebatas menggali potensi diri anak, namun yang paling penting bagaimana anak-anak belajar
anak-anak sekolah minggu, apabila kreativitas anak tidak di kembangkan maka kemampuan
kecerdasan dan kelancaran dalam berfikir anak tidak berkembang karena untuk menciptakan suatu
produk dan bakat kreativitas yang tinggi di perlukan kecerdasan yang cukup tinggi pula. Misalnya,
ketika anak di minta untuk membuat sesuatu dari bentuk- bentuk persegi, kalau anak membuat
persegi itu menjadi rumah, buku, kotak obat, atau peti maka hal ini menunjukkan kelancaran anak
kepribadian yang sesuai dengan tuntutan keinginan mereka. Anak-anak sangat menyenangi
bermain, seperti yang kita ketahui bahwa sebenarnya anak-anak dapat dan ingin bermain, dan lebih
dari itu, mereka ingin bermain sebanyak-banyaknya dan sesegera mungkin. Dalam hal ini dapat
memberikan ide atau kesempatan kepada anak-anak untuk belajar kreatif melalui aktivitas di
sekolah minggu. Kreativitas dan bakat pada diri anak perlunya dipupuk dan dikembangkan.
Menggali potensi dengan belajar terkait tentang Firman Tuhan dengan kreativitas dan bakat yang
dimilikinya itu mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif. Sebagai pribadi yang kreatif,
kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas pribadinya, tetapi juga dapat meningkatkan
Menerapkan pola hidup yang baik pada anak adalah salah satu tanggung jawab yang harus
dilakukan oleh orang dewasa, baik dirumah sekolah, lingkungan sosial bahkan sekolah minggu.
Layaknya sebuah iman yang harus diterapkan sejak kecil pada seseorang, maka menerapkan rasa
cinta akan kebersihan pun harus dilakukan sejak anak kecil. Karena bisa jadi kebersihan yang
buruk akan membuat sifat anak menjadi buruk. Karena meski untuk bisa mencintai kebersihan
harus datang dari niat hati tiap-tiap orang, namun mencintai kebersihan juga dapat diajarkan
Pembiasaan atau menyadarkan anak sekolah minggu untuk hidup bersih harus diberikan sejak
dini. Tidak hanya di rumah, sekolah, tapi juga di sekolah minggu. Karena dengan hidup bersih,
hidup menjadi sehat. Pembiasaan tersebut juga dapat melatih anak-anak untuk bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri. Membuat mereka lebih peka atau peduli pada lingkungan mereka berada.
Misalnya dengan caa sederhana yaitu membiasakan membuang sampah pada tempatnya dan tidak
membuang secara sembarangan dan mengingatkan temannya untk membuang sampah pada
Anak-anak harus dibiasakan dari sekarang untuk terbiasa melakukan kebersihan agar rasa
peduli kebersihan pada anak menjadi hal yang selalu dia tanamkan hingga dewasa, dengan
pengertian kepada mereka bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, bahwa kebersihan adalah
tanggung jawab setiap orang. Kebiasaan hidup bersih juga akan membantu anak memeiliki
pemikiran yang cemerlang. Pemikiran seperti ini akan mendorong anak untuk melakukan sesuatu
dengan baik dan selalu aktif. Anak yang aktif dan dinamis akan membuat anak lebih mudah untuk
belajar dan berprestasi dan meningkatkan imannya kepada Tuhan serta spiritualitasnya.