1. Hasil Penelitian
Agar penelitian ini dapat terarah dengan baik maka penelitian ini dilakukan sesuai dengan
prosedur pengumpulan data dan tahap-tahap penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian
pendidikan untuk guru sekolah minggu dan banyaknya kendala yang dihadapi oleh guru sekolah
minggu. Bukan hanya kendala dengan proses belajar mengajar tetapi juga kendala dengan diri
sendiri. Menurut pengamatan saya sewaktu melakukan penelitian, banyaknya dukungan dan
masukan tentang adanya pendidikan untuk guru sekolah minggu yang dimana penelitian
2. Hasil Observasi
Menurut pengamatan penulis mengenai pentingnya pendidikan bagi guru sekolah minggu
khususnya di HKBP, bahwasannya banyaknya dukungan dari setiap pelayan gereja terkait
adanya pendidikan bagi guru-guru sekolah minggu. Hal ini didasarkan pada hasil observasi yang
penulis lakukan pada setiap pelayan-pelayan gereja yang dapat dijangkau. Penulis melihat bahwa
kurangnya bimbingan kepada setiap guru-guru sekolah minggu sehingga mereka kurang mampu
dalam mengajar anak-anak sekolah minggu di setiap minggunya. Para pelayan kurang
memberikan perhatian bagi guru-guru sekolah minggu yang kurang mampu dalam mengajar
anak-anak sekolah minggu. Jadi penulis beranggapan bahwa gereja belum memberikan perhatian
khusus kepada guru sekolah minggu dalam bidang pengajaran anak-anak sekolah minggu.
Penulis juga memperhatikan dengan kurangnya bimbingan terhadap guru sekolah minggu
ini menyebabkan anak-anak sekolah minggu menjadi monoton dalam ibadah. Yang dimana
sedikitnya bahan ajar yang diberikan guru-guru sekolah minggu kepada mereka sehingga anak-
anak cenderung bosan dalam mengikuti ibadah. Sebagian guru sekolah minggu juga ada yang
masih malas dalam mengajar walapun dari gereja tersebut sudah memberikan arahan dalam
mengajar anak-anak sekolah minggu. Menurut penulis, harusnya setiap pelayan gereja dan guru-
guru sekolah minggu harus sejalan dalam meningkatkan mutu mengajar bagi guru sehingga
Berdasarkan pengamatan penulis kurangnya bimbingan atau arahan dari pelayan di berbagai
gereja terhadap pentingnya pendidikan bagi guru sekolah minggu dalam mengajar. Akan tetapi
di sebagian gereja sudah melakukan bimbingan guru sekolah minggu, seperti melakukan sermon
sekali dalam sebulan, melakukan evaluasi bagi setiap guru sekolah minggu, serta para pelayan
gereja memberikan dukungan dan semangat agar proses pengajaran guru-guru sekolah minggu
Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti memperhatikan bahwa para pelayan HKBP
Para pelayan gereja yang ada di HKBP kurang memberikan pembekalan terhadap
Para pelayan cenderung memperhatikan para guru sekolah minggu di saat ada acara-
acara besar
Para guru sekolah minggu kurang memberikan hatinya dalam melayani anak sekolah
minggu sehingga para pelayan juga jarang memberikan bimbingan yang lebih
Dengan hasil observasi yang penulis dapatkan selama penelitian lapangan ialah kurangnya
perhatian kepada guru-guru sekolah minggu. Untuk itulah ada acuan yang lebih mendalam
diberlakukannya pendidikan agar para guru-guru yang melayani digereja mendapatkan bekal dan
skill yang maksimal dalam membina anak-anak sekolah minggu yang berlandaskan firman
Tuhan.
3. Hasil wawancara
Sebelum melakukan wawancara untuk kelengkapan data penelitian, penulis terlebih dahulu
menjelaskan maksud dan tujuan wawancara tersebut dilaksanakan. Tujuan dari pada wawancara
ini dilakukan agar lebih mengkonkretkan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan maupun
observasi yang dilakukan oleh peneliti. Oleh sebab itu, peneliti melakukan wawancara dengan
mengambil sampel sebanyak 6 orang, 3 orang dari guru sekolah minggu, 1 orang dari pendeta
Dalam meyusun bahan ajar untuk anak sekolah minggu agar anak-anak mengerti tentang firman
Tuhan, diadakannya alat bantu dan cerita bergambar untuk menyampaikan firman Tuhan agar
mudah dimengerti dan anak-anak sekolah minggu tertarik mendengar pengajaran tentang firman
Tuhan. Sebelum memulai cerita Alkitab, guru Sekolah Minggu dapat melakukan tanya jawab
dengan anak-anak, dengan tujuan agar anak-anak lebih aktif dan membangun pengetahuannya
dalam belajar. Disini guru Sekolah Minggu membagi anak-anak menjadi tiga kelompok diskusi
yang terdiri atas 2-3 anak perkelompok. Guru menjelaskan kepada anak-anak tujuan
pengelompokan tersebut, agar mereka fokus mendengarkan cerita dan akan diberikan pertanyaan
mengenai cerita yang akan disampaikan. Sambil bercerita, guru memperlihatkan kepada anak-
anak sebuah gambar. Anak-anak tertarik untuk memperhatikan gambar tersebut. Sesekali guru
dapat mengulangi kata-kata yang diangap penting, agar anak-anak selalu mengingatnya, dan
beberapa kali guru melakukan tanya jawab untuk memastikan apakah anak-anak fokus
mendengarkan cerita. Kemudian guru megajak anak-anak untuk membaca Alkitab bersamasama
secara bergantian agar mereka semua terlibat aktif dalam membaca. Setelah bercerita, guru mulai
memberikan pertanyaan pada setiap kelompok, kemudian guru memberikan waktu kepada setiap
mendengarkan cerita, maka mereka dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Pada kegiatan
aktivitas selanjutnya, guru membagikan gambar kepada setiap kelompok untuk diwarnai
bersama. Dan kegiatan tersebut berhasil menarik perhatian anak-anak untuk aktif di kelas.
Dengan adanya kegiatan pengelompokan dan mewarnai bersama, anak-anak diajar untuk
Sebelumnya guru menyapa anak-anak sekolah minggu dengan menanyakan kabar mereka
dan melakukan percakapan singkat tentang kehidupan mereka seminggu yang lalu. Dengan
pengalaman-pengalaman yang mereka alami baik itu di rumah dalam membantu orang tua
bekerja, saat bermain dengan teman-temannya atau saat berada di sekolah. Kemudian guru akan
mengawalinya dengan sebuah lagu, namun sebelumnya guru akan bercerita sedikit tentang
maksud dari lagu yang akan dinyanyikan agar anak-anak tahu makna dari lagu tersebut, dan
bukan hanya asal menyanyi saja. Dalam memimpin puji-pujian guru sengaja menggunakan lagu-
lagu yang dinyanyikan dengan semangat, kecuali saat pengakuan dosa. Disini guru juga berusaha
untuk menarik perhatian anak-anak sekolah minggu untuk aktif bernyanyi dengan meminta
bantuan kepada guru-guru sekolah minggu yang dapat bermain alat musik, atau salah satunya
bermain gitar. Karena dari pengamatan guru sebelumnya, anak-anak sangat malas dan sangat
susah untuk diajak bernyanyi. Namun setelah diiringi dengan alat musik, mereka sangat aktif
bernyanyi. Guru juga juga mengajak anak-anak bernyanyi sambil menggerakkannya. Dengan
melakukan hal ini, anak-anak merasa sangat senang karena mereka juga merasa bosan jika hanya
bernyanyi sambil duduk dan bertepuk tangan saja. Selain itu, guru juga mengajak anak-anak
untuk bernyanyi dengan mengkanonkannya. Misalnya lagu pertama dinyanyikan oleh anak laki-
laki, kemudian disusul oleh anak perempuan. Pada kegiatan aktivitas selanjutnya, guru juga
mengajak anak-anak untuk mempelajari beberapa lagu-lagu baru, agar mereka lebih bersemangat
dan tidak merasa bosan dengan lagu-lagu yang sudah sering dinyanyikan. Dengan melakukan hal
seperti ini, anak-anak lebih aktif dalam bernyanyi, sehingga ibadah pun berlangsung dengan
tanya jawab dengan anak-anak. Hal ini dilakukan agar anak-anak dapat mengemukakan
gagasannya dan aktif di dalam kelas. Dalam bercerita kepada anak-anak, guru menggunakan alat
peraga yaitu diri sendiri. Dengan memainkan dua peran dalam satu tubuh, melakukan percakapan
dengan diri sendiri namun keduanya memiliki karakter yang berbeda. Dengan melakukan cara
seperti itu, anak-anak tertarik untuk memperhatikan guru yang sedang bercerita. Sesekali guru
juga melakukan tanya jawab dengan anak-anak sepanjang ibadah berlangsung, agar anak-anak
membantu untuk proses belajar terhadap anak-anak sekolah minggu yang dijabarkan oleh guru-
guru sekolah minggu. Dalam pertumbuhan fisik,emosi, dan pikiran yang dimana rata-rata tingkat
kehadiran anak-anak sekolah minggu sangat berkembang dan kesadaran untuk ikut dalam ibadah
setiap minggunya sangat aktif. Bahkan di situasi covid-19 yang dimana setiap gereja ditutup,
anak-anak sekolah minggu malah mendesak agar ibadah sekolah minggu dibuka kembali. Dari
sini dapat dilihat bahwasannya semangat para anak-anak sekolah minggu harus diberikan
apresiasi.
kunjungan wisata rohani, kunjungan ke panti asuhan atau membuat acara keluar daerah. Ia
mengatakan hal ini sangat membantu anak-anak sekolah minggu dalam menambah wawasan
serta rasa ingin tahu yang sangat dalam. Akan tetapi dengan adanya pandemic covid-19 yang
bahwa manfaat dilakukannya evaluasi terhadap pengajaran anak-anak sekolah minggu agar tahu
dimana letak kekurangan dalam proses pembelajaran dan juga evaluasi kehadiran anak-anak
sekolah minggu agar tepat waktu untuk hadir dalam beribadah ke gereja. Kendala dalam
mengajar anak-anak, kurangnya fasilitas di gereja seperti alat peraga yang menjadi sedikit
hambatan dalam proses penyampaian firman Tuhan kepada anak-anak sekolah minggu.
Tanggapannya juga terhadap pentingnya pendidikan guru sekolah minggu yang dimana pengajar
harus berbasis guru minimal D3 serta memiliki ijazah minimal SMA Sederajat agar proses
mengajar dapat terlaksana sesuai yang di inginkan. Masukan yang diberikan terhadap pentingnya
pendidikan guru sekolah minggu terhadap HKBP sangat memberikan dukungan agar dibukanya
kemudian guru sekolah minggu membuat cara pengajaran agar anak sekolah minggu mudah
mengerti akan Firman Tuhan yang disampaikan. Dalam pengajaran dilakukan sesuai dengan
horong, misalnya di horong I harus membuat bahasa yang mudah dimengerti anak-anak sekolah
minggu sampai horong II dan III. Dalam proses pembelajaran, dengan adanya alat dan bahan
peraga sangat mendukung proses pembelajaran terhadap anak-anak sekolah minggu. Akan tetapi
dengan adanya pandemic covid-19 semuanya jadi terbengkalai dan belum sama sekali
Kurangnya dukungan dari jemaat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru-guru
sekolah minggu, yang dimana jika melakukan suatu kegiatan terhadap anak-anak sekolah
minggu, hanya orang tua dari anak-anak yang ikut berperan dalam suatu kegiatan yang
meberikan dukungan. Sedangkan orang tua yang lain sama sekali tidak ada dukungan terhadap
kegiatan anak sekolah minggu yang tidak ikut anaknya di dalam program tersebut. Dalam proses
pembelajaran dengan adanya buku panduan terhadap proses mengajar anak sekolah minggu
sangat membantu karena menjadi bahan atau pedoman untuk mengajar dan lebih mudah
Ia juga berpendapat dengan adanya lembaga pendidikan yang akan dibuat di HKBP sangat
setuju, dikarenakan sangat membantu proses pengembangan guru-guru sekolah minggu dalam
mengajar terhadap anak-anak sekolah minggu. Penatua-penatua gereja yang berperan terhadap
guru-guru sekolah minggu kurang memperhatikan proses pengajaran yang dilaksanakan setiap
minggunya. Dengan demikian, adanya pendidikan yang akan diusulkan terhadap HKBP sangat
berpengaruh besar dalam pertumbuhan gereja. Ia juga memberikan masukan yang dimana dari
pengalaman selama mengajar, kurangnya perhatian dari pelayan fulltimer dan juga pendeta yang
Bentuk dukungan dari jemaat dalam perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru
sekolah minggu berupa sumbangan makanan dan minuman agar guru sekolah minggu lebih
semangat dalam mengajar anak sekolah minggu. Dalam proses pembelajaran guru sekolah
minggu harus mampu menguasai sifat dari seorang anak yang dimana harus sabar dalam
menyampaikan firman Tuhan. Dengan adanya program yang direncanakan yang dimana
melakukan kunjungan rohani ke suatu tempat agar anak-anak sekolah minggu dapat menambah
Dengan adanya rencana dalam bentuk pembekalan terhadap guru-guru sekolah minggu
dalam mengajar, kurang menerima dikarenakan masih duduk dalam bangku sekolah yang
dimana masih sulit membagi waktu dan harapan untuk dibukanya lembaga pendidikan untuk
guru sekolah minggu kurang mendukung karena kurang minat dalam melanjutkan kejenjang
tersebut.
Pentingnya pendidikan bagi guru sekolah minggu dalam proses belajar yang ideal sangat
membantu dalam mengajar anak-anak sekolah minggu. Sangat di harapkan bagi HKBP untuk
membuat pendidikan atau pembinaan bagi guru-guru sekolah minggu. Guru-guru sekolah
minggu perlunya pendidikan yang khusus kepada mereka, bukan berfokus pada firman saja
tetapi tentang pengajaran yang baik. Pada Poda Tohanan Haguruon yang ke-4 yang dimana
memberikan pengajaran kepada anak-anak, juga masukan kepada guru-guru sekolah minimal
memiliki ijazah D1 untuk mengajar anak-anak sekolah minggu. HKBP perlu membina guru-guru
sekolah minggu dan diterbitkan ijazah mereka minimal D3 agar pengajaran maksimal kepada
anak-anak sekolah minggu dan diharuskan dilaksanakan di tingkat huria, resort, bahkan distrik
pun perlu melaksanakan adanya pendidikan guru sekolah minggu sehingga tujuan dan
sasarannya tepat.
Pendidikan bagi guru-guru sekolah minggu harus dimasukkan dalam program distrik
HKBP agar bisa dilaksanakan sesuai dengan harapan. Dalam bentuk dukungan dari jemaat
kepada guru-guru sekolah minggu sangat luar biasa dikarenakan para jemaat sangat mendukung
program-program yang telah direncanakan oleh gereja kepada anak-anak sekolah minggu. Setiap
ada kegiatan yang telah di tetapkan oleh gereja, para jemaat mendukung kegiatan tersebut.
Contohnya meberikan sumbangan berupa hadiah-hadiah serta berupa makanan. Dari situ dapat
minggu sungguh sangat mendukung, yang dimana anak-anak sekolah minggu lah yang akan
Dengan adanya buku panduan kepada guru-guru sekolah minggu sangatlah membantu
dalam melaksanakan ibadah dan kegiatan anak-anak sekolah minggu. Sermon terhadap guru-
guru sekolah minggu juga sangat membantu akan tetapi belum maksimal berjalan. Dengan
adanya sermon, dari buku panduan juga sangat berkolaborasi tentang pelayanan firman kepada
anak-anak sekolah minggu dengan dibagi horong I, II, dan III. Lagu-lagu sekolah minggu yang
diharapkan dari Buku Ende sekolah minggu agar sejalan dalam peribadahan. Dengan adanya
program-program yang telah dirapatkan oleh gereja dengan kegiatan-kegiatan yang direncanakan
seperti sermon guru sekolah minggu, kegiatan pertandingan menyambut paskah, ibadah padang,
kunjungan-kunjungan gerejawi, akan tetapi belum berjalan dengan maksimal dikarenakan waktu
yang kurang tepat. Kendala yang pertama dialami para guru-guru sekolah minggu dalam
mengajar yakni masalah waktu, berhubung belum adanya fasilitas berupa gedung sekolah
minggu jadi ibadahnya dilaksanakan di gedung gereja. Ketika pembagian horong sehingga waktu
yang sangat sedikit dikarenakan ibadah sekolah minggu masuk jam 08:00, sedangkan untuk
ibadah umum jam 09:30 orang-orang sudah mulai berdatangan, jadi dikejar-kejar waktu dalam
menyampaikan firman Tuhan atapun kegiatan untuk sekolah minggu sangat terbatas karena
masalah waktu sehingga tidak maksimal. Kendala yang kedua kurangnya fasilitas sehingga
kurang mendukung akan tetapi sudah dimanfaatkan dengan baik. Dalam pengajaran terhadap
anak-anak sekolah minggu adanya guru sekolah minggu lulusan S1, masih kuliah dan dibantu
juga dengan guru sekolah minggu yang duduk di bangku sekolah SMA sehingga proses
Menjadi guru sekolah minggu biasanya dipilih oleh Pendeta atau parhalado memilih dari
warga jemaat yang memiliki talenta dalam mengajar anak-anak namun diusahakan punya dasar
keguruan dalam mengajar anak-anak karena sudah punya kemampuan dalam membimbing anak
sekolah minggu dan tau sedikit banyak tentang psikologi anak. Akan tetapi kebanyakan di gereja
HKBP yang menjadi guru sekolah minggu masih duduk di bangku SMA. Dalam membimbing
guru sekolah minggu tentunya perlu diadakannya sermon setiap minggunya yang diadakan para
pelayan gereja seperti pendeta dan guru huria untuk memberikan pembekalan terhadap guru-guru
sekolah minggu. Dengan dibukanya lembaga pendidikan guru sekolah minggu nantinya, ini
merupakan sebuah terobosan baru agar guru-guru sekolah minggu mempunyai kemampuan yang
ideal dalam mengajar di setiap gereja. Sehingga pola perkembangan fisik, pikiran dan emosi
anak dapat terbimbing dengan baik. Disinilah dituntut para guru sekolah minggu untuk
memahami pertumbuhan setiap anak dan pengajaran mengarah kepada kebenaran isi firman
Tuhan. Agar terwujudnya lembaga pendidikan untuk guru sekolah minggu tentunya para pelayan
gereja harus betul-betul membuka hatinya untuk memberikan dukungan agar yang diharapkan
bisa terwujud.
Secara umum bentuk dukungan dari jemaat HKBP terhadap guru-guru sekolah minggu
sangatlah banyak agar pengajaran dapat berjalan sesuai dengan kebenaran isi firman Tuhan.
Setelah penulis memperoleh hasil observasi dan juga wawancara terhadap para pelayan
gereja dan juga guru-guru sekolah minggu, ternyata segala fakta-faktayang terjadi yang dimana
kurangnya pembekalan bagi guru sekolah minggu dan kurangnya perhatian dari pelayan gereja
terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru-guru sekolah minggu. Hal ini terjadi karena
kurangnya rasa kebersamaan dalam melayani sehingga segala program-program dapat dikatakan
belum berjalan dengan maksimal. Pelayan gereja kurang memberikan perhatian yang lebih
terhadap guru-guru sekolah minggu dalam bentuk pembekalan agar pelayanan yang ingin
dilakukan bisa berjalan dengan baik. Disinilah tanggungjawab para pelayan di HKBP perlu
memberikan waktu untuk mengadakan bimbingan mengajar minimal sekali dalam sebulan. Disi
lain juga para guru sekolah minggu dituntut agar memberikan hati dalam proses bimbingan atau
pelatihan seperti sermon agar menjadi bekal dalam mengajar anak-anak sekolah minggu.
Dukungan dari jemaat juga harus berperan penting terhadap pendidikan guru sekolah minggu
yang akan dilakukan agar setiap program-program yang sudah di rapatkan bisa berjalan dengan
maksimal. Pemimpin resort(Pendeta Ressort) juga harus memberikan pembekalan terhadap guru
sekolah minggu agar mereka paham dalam mengajar di setiap minggunya dan membina anak-
anak sekolah minggu. Penulis berpendapat bahwa dari gereja itu sendiri harusnya merancangkan
suatu program kegiatan tahunan khusus untuk guru-guru sekolah minggu yang dapat menarik
minat mereka untuk melayani lebih sungguh dan mengikuti persekutuan gereja seperti
mengadakan kebaktian khusus untuk guru-guru dan anak sekolah minggu, yakni ibadah padang,
retret dua kali dalam setahun dan melakukan komunikasi sekali seminggu melalui digital media
Menurut penelitian saya terhadap para pelayan gereja dan juga para guru-guru sekolah
minggu, bahwa tingginya minat bagi guru sekolah minggu dilakukannya proses pendidikan atau
pengajaran disetiap gereja yang mereka layani. Yang dimana setiap pelayanan-pelayanan akan
semakin membaik dan juga dukungan dari jemaat harus terus mengalir sehingga setiap guru yang
mengajar selalu semangat. Karena selama ini menurut pengamatan penulis bahwa gereja belum
dapat menjalankan Tri Tugas Panggilan Gereja tersebut dengan baik, yakni bersekutu
(Koinonia), melayani (Diakonia), dan bersaksi (Marturia). Ada baiknya para pelayan gereja
mempunyai komunikasi yang baik dengan guru-guru sekolah minggu, sesama pelayan, dan juga
terhadap jemaat, baik di luar gereja maupun di dalam gereja. Oleh sebab itu, alangkah baiknya
jika pelayan gereja menggunakan perannya sebaik mungkin untuk mendidik serta mengarahkan
guru sekolah minggu agar lebih rajin dalam melayani anak-anak sekolah minggu.
Di sisi lain juga peran para Sintua dan pemuda HKBP juga mempunyai tanggung jawab
dalam mendukung pelayanan guru-guru sekolah minggu serta menjalin komunikasi yang baik.
Oleh karena itu gereja wajib membimbing dan memberikan motivasi dalam setiap pelayanan
yang telah di programkan agar bisa berjalan sesuai dengan firman Tuhan. Guru-guru sekolah
minggu berhak mendapat pembinaan serta pelayanan dari gereja untuk memampukan mereka
dalam melaksanakan amanat kerasulan sebagai kewajibannya. Satuan majelis yang ada di
dalamnya terdiri dari Pendeta, Guru Jemaat, serta Penatua haruslah mempunyai peran dalam
menjalankan misi sebagai pelayan dan dapat bekerja sama dengan semua unsure pelayanan
5. Analisis Data
Selama di lapangan, penulis menganalisis data sebelumnya dan memang benar bahwasannya
sebagian guru-guru sekolah minggu di HKBP kurang mendapat perhatian dalam bentuk
pembinaan dan pengajaran. Dengan melihat berbagai permasalahan yang terjadi terhadap guru
sekolah minggu, gereja haruslah dengan baik memanfaatkan proses pembangunan persekutuan
untuk membentuk jiwa yang melayani dan mempunyai karakter Kristen di setiap diri guru
sekolah minggu. Namun, dengan berbagai latar belakang yang di miliki setiap guru sekolah
minggu tidaklah mudah untuk memberikan program pendidikan. Jadi dalam hal inilah gereja
harus dapat membimbing serta mengarahkan guru-guru sekolah minggu agar menumbuhkan
sikap kepedulian bagi jemaat dan juga orang lain, sehingga melibatkan diri dalam segala hal
yang diselenggarakan oleh gereja, dan juga guru sekolah minggu harus diberikan tanggung
jawab tertentu dalam suatu organisasi dalam gereja, sehingga ia mampu bertanggung jawab atas
Menjadi guru sekolah minggu yang ideal dapat diartikan sebagai kehidupan memuliakan
Tuhan dengan menaati semua perintah yang sesuai dengan firman-Nya dalam Alkitab.
Kehidupan rohani guru-guru sekolah minggu HKBP seharusnya merupakan kehidupan yang
akan Allah.
Perhatian gereja terhadap guru-guru sekolah minggu dapat kita lihat sebagai berikut:
Gereja harus memberikan pembinaan dan pelatihan kepada guru-guru agar dapat
Guru sekolah minggu perlu bertumbuh dan berkembang di dunia pelayanan yang dapat
Dalam rangka pendidikan guru sekolah minggu, sebaiknya fasilitas disediakan agar
proses pengajaran yang akan dilakukan guru sekolah minggu dapat dijalankan. Perlunya
diadakan pembinaan seperti sermon di tingkat jemaat, resort, ataupun distrik, agar
Gereja juga perlu mengundang orang-orang yang ahli dalam mendidik guru sekolah
minggu sehingga menambah wawasan yang luas akan dunia pelayanan anak.
Jadi hal inilah yang seharusnya dilayankan oleh gereja terhadap guru-guru sekolah minggu
saat ini dan besar kemungkinan dibuka nya lembaga pendidikan untuk guru sekolah minggu.jika
dibandingkan dengan keadaan di lapangan, penulis mengamati bahwa hal ini sama sekali belum
terlaksana dengan baik oleh gereja. Selama pengumpulan data berlangsung, yakni pada saat
penulis melakukan observasi dan wawancara, peneliti menganalisis apa yang sedang diamati,
dan juga terhadap jawaban yang diberikan responden kepada peneliti. Bahwa gereja belum
sepenuhnya membing guru-guru sekolah minggu dalam proses pengajaran yang dilaksanakan
setiap minggunya, sehingga bekal untuk mengajar kurang dan berdampak kepada anka-anak
sekolah minggu yang selalu monoton. Seandainya gereja memberikan perhatian yang penuh
kepada guru-guru sekolah minggu maka mereka juga akan memberikan hati yang sungguh untuk
melayani. Membangun persekutuan antara pelayan yang ada dalam gereja bukanlah hal yang
sulit dilaksanakan, akan tetapi pimpinan yang ada di dalamnya harus bergerak untuk membangun
pelayanan yang di harapkan oleh Allah. Jadi ini menjadi tugas penting bagi gereja, agartidak
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Guru sekolah minggu perlu mendapat dukungan dari pihak gereja. Gereja wajib
memfasilitasi ruang sekolah minggu yang ramah anak. Kemampuan guru sekolah minggu perlu
dan alat peraga, bahkan juga mengoperasikan alat media yang sangat penting di jaman modern
sekarang ini. Guru sekolah minggu memberikan memberikan pengaruh nyata terhadap
keefektifan mengajar anak sekolah minggu. Metode mengajar anak sekolah minggu adalah salah
satu cara meningkatkan keefektifan mengajar pada anak. Anak-anak tertarik mengikuti sekolah
minggu apabila ada nyanyian, gerakan dan pertanyaan kepada anak yang memberikan dampak