Anda di halaman 1dari 2

MAYA PUSOITA ALU HARI

B\2
TUGAS TEOLOGI SISTEMATIKA
”FUNGSI-FUNGSI DOGMATKA’’

Seperti yang sudah ditegaskan bahwa dogmatika ada untuk menjaga agar ada persesuaian atau
agreement dari proklamasi gereja dengan penyataan Allah yang disaksikan Alkitab. Dalam arti ini,
dogmatika merupakan satu pekerjaan yang dilakukan oleh gereja untuk memeriksa diri dan
pemberitaannya. Dogmatika merupakan pekerjaan yang tidak pernah selesai. Dalam mengerjakan
tugas dogmatika kita tidak harus masuk ke dalam museum dan berurusan dengan pemikiran-pemikiran
purbakala, tetapi dogmatika adalah satu tugas yang selalu baru dan menantang sebab dalam
berdogmatika gereja haruslah terus-menerus memeriksa dan menguji apakah pengakuan, pemberitaan
dan pengajaran yang diucapkan dari atas mimbar pada tiap hai minggu berada dalam penyesuaian
dengan kesaksian Alkitab akan penyataan Allah. Van Liere menggambarkan dogmatika sebagai upaya
meberi refleksi pada khotbah. Memang refleksi itu tidak akan terjadi secara sempurna, tetapi pengujian
itu harus terus dilaksanakan.

Pertama, menyediakan penalaran dan penjelasan terhadap dogma-dogma secara akademis,


sistematis, dan koheren kepada warga gereja yang dapat dipakai sebagai senjata bagi gereja untuk
membela diri terhadap bahaya atau ancaman dari berbagai ajaran sesat yang berpotensi mengaburkan
atau menghancurkan identitas Gereja. Kedua, dogamatika memperlengkapi Gereja dengan berbagai
nninstrument untuk menimbang, menilai, dan menguji kehidupan dan pemberitaan agar sesuai dengan
firman Allah dan relevan dengan realitas kehidupan praktis Gereja pada masa kini. Dalam dogmatika
kita melakkan pengujian terhadap Alkitab atau firman Allah. Tidak. Alkitab sebagai firman Allah sudah
jelas. Dogmatika tidak berwenang atas hal itu. Menurut Barth, dogmatika bukan untuk menentukan
kemurnian absolut dari pemberitaan, pelayanan, dan presensi gereja dalam sejarah, tetapi untuk
menetapkan besar-kecilnya derajat pencapaian kemurnian itu. Alkitab sebagaimana kita tahu berisi
firman Allah, firman Allah seperti disaksikan Alkitab memberi perintah, ’’ jangan membunuh ’’ Dunia
masa kini, dimana firman Allah tadi harus diberitakan Gereja, menawarkan standar hidup yang lain.

KARAKTER DOGMATIKA

Dogmatika adalah usaha gereja untuk memeriksa pengajaran, hidup, pemerintahan, dan pelayanan di
bawah terang firman atau penyataan Allah. Sebagai aktivitas melakukkan investigasi mengenai
persesuaian antara dogma dengan penyataan Allah seperti yang disaksika kitab suci, dogmatika memiliki
beberapa karakter yaitu, dogmatika adalah sebuah ilmu. Ia adalah sebuah kajian kritis terhadap
terhadap firman Allah, sebgaiaman yang dipahami dan diberitakan oleh gereja. Kedua, meskipun
dognatika adalah sebuah ilmu, adalah sebuah kekeliruan kalau kita menyamakan dogmatika dengan
ilmu-ilmu lain karena ilmu yang ’’ bernama ’’ dogmatika itu memiliki keunikan. Beberapa diantaranya
yaitu, dogmatika memoiliki norma dan kriterianya sendiri sebagai sebuah ilmu, dogmatika memiliki uang
lingkup tersendiri yakni dalam gereja, dogamtiak mensyaratkan adanya satu sikap tertentu dari
subjeknya, dan yang terakhir adalah dogmatika memiliki metode tersendiri.
METODE DOGMATIKA

Dogmatika bukan pekerjaan yang dilakukan asal-asalan. Ia merupakan sebuah refleksi yang berdisiplin.
Pertama, sebagai upaya manusia mendefinisikan ataau mendeskripsikan karya Allah, teologi haruslah
mrupakam usaha thinking after God, atau thinking throught the relevation sebagaimana disaksikan
Alkitab. Kedua, thinking togetherour fellow believers. Dalam berdogmatika kita tidak harus mulai dari
nol.

NORMA DOGMATIKA

Dogamatika adalah upaya gerreja untuk mengkritisi dan menilai isi pemberitaannya, paham-paham
yang dirumuskannya, untuk mengetahui seberapa jauh pemeberitaan dan paham-paham itu
berpadanan dengan kesaksian kitab suci tentang penyataan Allah. Ini mengandaikan perlu da norma
atau alat ukur untuk menentukan penyesuaian antara pemberitaan gereja dan penyataan Allah, dan alat
ukur itu sendiri adalah Firman Allah seperti yang terdapat dalam Yohanes 1 ayat 1-2, Kistus Alkitab dan
khotbah. Manakah yang dapat kita jadikan norma dari ketiga hal di atas sebagai tugas dari dogmatika.

Anda mungkin juga menyukai