1
Niko Syukur Dister, Pengantar Teologi, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2007, hlm. 46.
1. Pelagius mengatakan bahwa setiap manusia mempunyai
kebebasan dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Dosa adam
hanya melibatkan dirinya sendiri, dia menolak ajaran tentang
dosa warisan, menurutnya keampunan dapat diperoleh dengan
rahmat Tuhan. Manusia memiliki sifat-sifat baik yang
merupakan watak bawaan. Dengan sifat-sifat baik yang
dikaruniakan Tuhan kepada manusia, manusia dapat
membersihkan diri dari dosa.
2. Augustinus mengatakan bahwa dosa Adam yang memakan buah
terlarang yang menyebabkan ia dibuang kebumi, terus diwarisi
oleh anak cucunya, sehingga diperlukan adanya pen ebusan
dosa.
3. Tertulianus mengatakan bahwa dosa itu diwariskan dari Adam
4. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa bayi yang tidak
dibabtiskan dengan air gereja adalah terkutuk, dan apabila mati
akan langsung masuk neraka.2
5. Ritschl menolak doktrin tentang dosa warisan dan ia
menegaskan bahwa orang dapat hidup tanpa dosa. Tidak ada
murka Allah terhadap dosa, dan pendamaian yang dibawa Yesus
Kristus pada hakikatnya adalah perubahan dalam sikap kita
bukan malah sebaliknya3
2
M. Hashem, Misteri Darah dan Penebusan Dosa, Jakarta, Hikmah, 2006, hlm. 92-
94.
3
Tony Lane, Runtut Pijar, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2007, hlm. 202.
4
Hlm. 128
Pemahaman pelagius tentang dosa warisan adalah bahwa dia
menolak pendapat bahwa ada sesuatu yang dipahami sebagai
dosa warisan yang diwarisi oleh setiap manusia dari Adam
dengan cara reproduksi seksual. Menurut pelagius, tidak
mungkin Allah menanggungkan dosa terhadap seseorang, dosa
yang diperoleh dari orang lain, kalau ia bersedia mengampuni
dosa-dosa yang orang itu perbuat sendiri. Pelagius mengatakan
bahwa konsep mengenai dosa warisan mendukung dualisme
manichaen, yang memandang tubuh sebagai prinsip yang berdiri
yang bertentangan dengan Allah dan yang memenjarakan jiwa.
Dia juga beranggapan bahwa Adam terkena hukuman untuk
dirinya sendiri, tidak ada sedikitpun yang mengenai orang lain.
Akibat dosa didatangkan hanya bahwa Adam memberi teladan
kepada keturunannya untuk berbuat dosa. Keturunannya berbuat
dosa karena meniru Adam.5
Konfesi Heidelberg tentang dosa asal adalah bahwa dosa itu
sungguh amat besar karena tidak ada dosa yang lebih besar dan
yang lebih menimbulkan murka Allah dari pada dosa menghujat
namanya sebab itu ia sungguh memberi perintah akan
menghukum dosa yang sedemikian dengan hukuman mati.
Tertulis dalam Amsal 24:19, Imamat 24:16
PENGERTIAN HOMOUSIOS, HUPOTASIS dan rumusan Konfesi
HKBP tentang Allah Tritunggal
1. Pengertian homousios
1) Bahwa Anak ada pada tingkat atau tahap Allah sendiri. Anak
adalah sehakikat (homousios) atau setingkat dengan bapa, dan bukti
bahwa mahluk (biarpun yang amat tinggi). Dalam tahun-tahun berikut
ditegaskan arti yang tepat dari kata homousios itu. Anak tidak berdiri
di tengah-tengah antara Allah dan manusia, melainkan sebagai anak
dia adalah perantara, dan didalam diri Allah sendiri firman setingkat
dengan Bapa, walaupun menerima hidup-Nya sebagai anak dari Bapa.
dan kesatuan Bapa dan Anak dan Roh kudus.6
2) Menurut Anthanasius, Basilius, Gregorius dari Nazianse dan
Gregorius dari Nyssa mereka mengatakan bahwa menurut mereka
homousios yang sederajat bahwa Anak tidak terdiri ditengah-tengah
antara Allah yang (secara total) tak dapat dijangkau dan dunia,
5
Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen, Jakarta, BPK Gunung Mulia,
2008, hlm. 137.
6
Tom Jacobs SJ, Paham Allah, Kanisius Yogyakarta, 2006: hlm. 150-151
melainkan sebagai anak dia adalah perantara, dan didalam diri Allah
sendiri firman tidak kalah dengan Bapa, walaupun menerima hidupnya
sebagai anak dari Bapa. Maka Allah (Bapa) tidak dimengerti dan inilah
yang paling penting sebagai kedaulatan mutlak saja, yang secara total
hidup sendirian. Sebaliknya yang paling khas bagi Bapa hubungannya
dengan Anak. Dan kekhasan Anak adalah bahwa ia menerima diri
sepenuhnya dari Bapa. kesatuan Bapa dan Anak adalah Roh Kudus.
Dan jelas bahwa Allah adalah kasih.7
3) Yesus Kristus sehakikat dengan Bapa dan sehakikat dengan kita.
Syahadat Nikea menegaskan bahwa Firman/Anak Allah sehakikat
dengan Bapa, bahwa (ousia, kodrat) Bapa dan Anak secara numerik
satu dan sama. Yesus Kristus juga sehakikat dengan manusia, sehingga
kodrat kita dan kodrat (kemanusiaan) Kristus secara numerik satu dan
sama.8
4) Pengakuan iman konsili Nicea mengatakan bahwa mereka hanya
percaya kepada satu Allah, Bapa yang Maha Kuasa pencipta segala
yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Dan kepada satu Tuhan,
Yesus Kristus Anak Allah, yang diperanakkan dari Bapa, yang dari
hakikat Bapa. Allah dari Allah, terang dari terang. Allah sejati dari
Allah sejati yang diperanakkan bukan dijadikan sehakikat (homousios)
dengan Bapa, yang olehnya segala sesuatu dijadikan yaitu apa yang
disurga dan yang dibumi.9
5) Kristus tidak mempunyai rupa Allah, tetapi bahwa ia berada
dalam rupa Allah. Jadi sebelum Kristus menjadi manusia ia telah ada,
ia telah mempunyai pra eksistensi, ia sewujud sehakikat dengan Allah,
dan sesuai dengan itu Ia tampak, atau lebih baik, Ia menyatakan diri-
Nya sebagai Allah.10
2. Pengertian Hupostasis atau Hypostasis
1. Tentang ketritunggalan Allah mengungkapkan keunikan
masing-masing, bukan hanya sebagai penampilan, melainkan sebagai
kenyataan objektif yang khusus menghayati keallahan bersama yaitu
hakikat Illahi. Kekhasan itu adalah perbedaan antara Bapa, Putra dan
7
Tom Jacobs SJ, Immanuel, Kanisius, Yogyakarta, 2004: hlm. 240
8
C. Groenon, Sejarah Dogma Kristologi, Kanisius, Yogyakarta, 2009: hlm. 160
9
Tony Lane, Runtut Pijar, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2007: hlm. 24
10
J. L. Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Filipi, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009:
hlm. 56
Roh Kudus yang dikemukan perbedaan atau kekhususan hubungan
antara ketiganya.11
2. Menurut pandangan Arius, bahwa Allah tidak selalu Bapa. Putra
Allah pun tidak pernah Ada, baru dengan menciptakan sang Sabba,
Allah menjadi Bapa. Sabba itu dipandangnya sebagai Putra Allah.
Menurut Arius bahwa sang Putra boleh saja dianggap Allah tetapi
keallahan-Nya tidak melekat pada keberadaan-Nya melainkan di
anugerahkan kepadanya. Gelar Tuhan dan Allah diberikan kepada
logos secara kiasan.12
3. Kristus Tuhan pada saat yang sama sempurna dalam ke-Allah-
an dan sempurna dalam kemanusiaan, Allah sejati dan manusia sejati,
dan juga terdiri atas jiwa dan tubuh yang wajar; sehakikat dengan Bapa
jika dipandang dari keallahan-Nya, dan pada saat yang sama sehakikat
dari kita jika dipandang dari kemanusiaanya; sama seperti kita dalam
segala hal, kecuali dalam hal dosa. Tidak terbagi atau terpisah kedalam
dua pribadi, tetapi satu dan anak yang sama dan satu-satunya Allah
firman yang diperanakkan.13
4. Kami mengakui bahwa Kristus, Tuhan, dan Putera tunggal yang
satu dan sama itu, dikenal dalam dua hakikat tanpa kekacauan,
perubahan, pemilah-milahan, atau pemisahan. Perbedaan antar hakikat
tidak dihilangkan oleh kebersatuannya, akan tetapi karakter masing-
masing dari kedua hakikat itu terlestarikan karena keduanya berada
dalam satu pribadi (prosopon) dan satu hypostasis14.
11
Yosef Lalu, Makna Hidup Dalam Terang Iman Katolik seri 3, Kanisius, Yogyakarta,
2014: hlm. 336
12
Nico Syukur, Teologi Sistematika 1, Kanisius, Yogyakarta, 2008: hlm. 141
13
Linwood Urban, Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta,
2006: hlm. 110
14
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengakuan_Khalsedon
Allah Anak: Allah Anak adalah Yesus Kristus, pernyataan Allah
Bapa yang mengosongkan diriNya dan menjadi manusia yang
dilahirkan oleh Maria yang dikandung dari Roh Kudus sebelum ada
mengenal suami. Dialah Tuhan yang melindungi dan menyelamatkan
manusia
Allah Roh Kudus: Allah Roh Kudus adalah pernyataan Allah
melalui RohNya. Roh Allahlah yang memelihara, menuntun, bernubuat
bagi semua dan meneguhkan hukum keadilan yang ada di dunia ini.
1. Manusia dengan Allah.
15
Robert. B. Baolollo, Menggugat Tanggung Jawab Agama-Agama Abrahamik Bagi
Pendamaian Dunia, Yokyakarta : Kanisius, 2014 : hlm. 166
16
C. S. Song, Sebutkanlah Nama Nama Kami, Jakarta : BPK- Gunung Mulia, 1999,
hlm. 151
17
Henri Noumen, The Road to Peace, Jhon Dear(ed), Yokyakarta : Kanisius, 2008,
hlm. 135-136
2. Manusia dengan manusia.
Perdamaian manusia dengan manusia adalah melalui doa, berdoa berarti
kita bersatu dengan Tuhan dan mengangkat seluruh dunia melalui Dia
kepada Allah, dengan memehon pengampunan, perdamaian,
penyembuhan, dan kemuarahan. Oleh karena itu berdoa adalah
mempersatukan segala yang diperjuangkan manusia, atau perasaan yang
meyedihkan yamg kita jumpai, kelaparan, siksaan atau bentuk-bentuk
penderitaan fisik dan mental yang berat. Meka berita sejati tentang
manusia membuat kita memahami penderitaan Yesus. Kita juga bisa
mengatakan bahwa sejarah manusia yang terbuka pada saat yang sama
adalah juga merupakan terbukanya hati Yesus yang dalam.18
18
Henri Noumen, The Road to Peace,hlm. 350
19
Lambang Trijono, Pembangunan Sebagai Perdamaian, Jakarta :Obor Indonesia,
2007, hlm.44
memperoleh keserasian dengan alam semesta jika ia susun dan sebagai
bayangannya, sebagai kosmos dalam bentuk kecil.20
b. Menjadikan alam satu dalal esensi dan sifat, satu dalam ungkapan-
ungkapan universal, para dewa alam dan umat manusia adalah satu
kesatuan ilahi. Ilahi dan fenomena-fenomena alam mengalami suatu
keesaan (oneness) dan roh-roh alam dihormati. Roh-roh alam kadang-
kadang memiliki identitas sebagi allah-allah. Alam dan hal hal lain yang
ilahi mengabil bagian dalam satu kesatuan.21
Kelompok 1
Nama : Benny Silitonga
Cintya Crisna Pardede
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Jusen Boangmanalu
I. Ringkasan Buku
1.1 Pertumbuhan Pentakosta di Amerika Latin
- Pentakosta di Chili22
Hoover merupakan seorang penginjil yang berasal dari Amerika
dan terus bergumul dengan berdoa bagi gereja yang ia pimpin di Chili
agar mereka dapat melihat kuasa gereja seperti apa yang terdapat dalam
Kisah Para Rasul. Hoover sangat tertarik mendengar cerita tentang apa
yang terjadi di Chicago dimana di daerah itu terus-menerus hidup dalam
kebangunan rohani. Hoover menginginkan hal itu terjadi kepada
20
Marwati Djoened, Sejarah Nasional Indonesia II, Jakarta: Balai Pustaka, 2008,
hlm.223
21
David. W. Shenk, ilah-ilah Global, Jakarta : BPK- Gunung Mulia,2006, hlm. 91
22
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus (Malang: Yayasan
Penerbit Gandum Mas,) 16-17.
dirinya.Akan tetapi suatu ketika Hoover dipecat dari Gereja Metodis
Chili atas tuduhan yang disebut sebagai anti-Alkitab dan anti-Metodis
pada akhir tahun 1909 karena pertumbuhan gereja yang terjadi di
Gereja Metodis Chili belum pernah terjadi hingga sedemekian pesat
sebelumnya. Meski demikian, Willis Hoover tidak berhenti, Hoover
mendirikan sebuah Gereja Pentakosta Metodis yang dimulai melalui
kebaktian-kebaktian. Pertumbuhan gereja terjadi sangat pesat dengan
jumlah saat ini sebanyak 650.000 orang dan jumlah ini melebihi jumlah
jemaat di Gereja Metodis Chili.
- Penglihatan Hicks Untuk Argentina23
Para utusan gerejawi Pentakosta pada tahun 1909 tiba di
Argentina dan pada tahun 1914 tibalah juga utusan dari Gereja Sidang
Jemaat Allah di daerah itu yang berasal dari Amerika Selatan dan
Kanada untuk memberitakan Injil di Buenos Aires dan beberapa tempat
lainnya, akan tetapi sayangnya pelayanan selama 40 tahun di tempat itu
hanya menghasilkan sebanyak 174 orang anggota jemaat hingga tahun
1951. Oleh karena hal itu para utusan gereja tersebut menjadi putus asa
dan berdoa memohon pencurahan Roh Allah. Meski pada awalnya tidak
terjadi apapun, namun pada tahun 1952 di Tallahassee, Florida, seorang
penginjil yang bernama Tommy Hicks memperoleh penglihatan tentang
Amerika Selatan dan kemudian ia memenuhi panggilan itu dengan pergi
ke Amerika Selatan sebagai suatu daerah yang tidak ia ketahui sama
sekali keberadaannya ketika itu.
- Peron24
Setelah beberapa waktu melayani di Temyco, Chili, nama
Peron terus muncu di dalam pikiran Hicks. Pada awalnya Hicks tidak
mengetahui siapakah Peron itu, akan tetapi kemudian ia tahu bahwa
Peron adalah nama Presiden Argentina. Ketika itu Hicks berpikir bahwa
ia dikehendaki oleh Allah untuk berbicara kepada Peron. Hicks ketika
itu menghubungi teman-teman utusan gerejawi yang lainnya, akan
tetapi ia justru disarankan untuk tidak berbicara dengan presiden karena
23
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 17-19.
24
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 19-20.
beberapa kekhawatiran, akan tetapi Hicks tetap pergi untuk bertemu
dengan Juan Domingo Peron. Ketika itu Hicks tidak bisa bertemu
dengan Peron, akan tetapi kemudian seorang sekretaris menteri berjalan
melewati Hicks dengan kakinya yang sakit. Hicks ketika itu
menawarkan diri untuk mendoakan orang tersebut yang pada awalnya
disepelekan, namun setelah Hicks berdoa, kaki sekretaris menteri itu
menjadi sembuh. Hicks lalu diantarkan oleh sekretaris menteri itu untuk
menemui Presiden Peron dan Hicks pada akhirnya memperoleh hasil
pembicaraan yang baik dengan Peron dengan mendapat izin pemakaian
berbagai fasilitas pemerintahan yang Hicks butuhkan dalam
pelayanannya.
- Kampanye Hicks yang Luar Biasa25
Pertumbuhan gereja-gereja di Argentina bertumbuh dengan
pesat atas kampanye Hicks yang dilakukan pada tahun 1954, bukan
hanya bagi gereja Pentakosta, melainkan bagi seluruh gereja-gereja
yang terlibat dalam pelayanan itu. Hick berkhotbah bagi jemaat yang
berjumlah 2 juta orang selama 52 hari dengan jumlah jemaat yang hadir
pada hari terakhir kebaktian itu sebanyak 200.000 orang.
- Brazil, Sang Raksasa26
Louis Francescon adalah seorang imigran Italia yang telah
mendirikan gereja bernama Christian Church of North America di
California dan Pennsylvania dan memiliki dorongan untuk pergi ke
Amerika Selatan dengan memulai perjalanan penginjilannya ke Buenos
Aires lalu ke Sao Paulo, Brazil. Pada waktu itu terdapat 1.300.000
orang di Sao Paulo yang merupakan orang Italia. Di Sao Paulo, Louis
menjalin hubungan dengan gereja Presbiterian di distrik Bras. Dalam
suatu keadaan, Louis menyampaikan pengetahuannya tentang bahasa
lidah dalam penekanan Pentakosta yang dianggap baru di gereja
Presbiterian, akan tetapi hal ini menuai pertentangan dari para tua-tua
gereja dan menyebabkan Louis dikeluarkan. Namun terdapat beberapa
orang yang tertarik dan mengikut Louis dan menjadikan terbentuknya
sebuah gereja induk baru yang bernama Congregacao Crista no Brazil
25
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 20-21.
26
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 21-22.
yang saat ini menjadi gereja Pentakosta terbesar di Brazil yang
beranggotakan hingga lebih dari 1 juta orang.
- Lahirnya Sidang Jemaat Allah Brazil27
Gereja dengan denominasi Protestan terbesar pada tahun 1909
adalah Gereja Sidang Jemaat Allah dimana gereja ini memiliki jemaat
hingga lebih dari Sembilan juta orang. Gerea Sidang Jemaat Allah di
Brazil terbentuk oleh suatu kelompokkeicl yang meninggalkan gereja
Baptis bersama Vingren dan Berg yang merupakan dua orang Swedia
yang melakukan perjalanan penginjilan ke Para.
- Pertumbuhan Dramatis di Seluruh Benua28
Pertumbuhan jemaat yang terjadi di tubuh gereja Protestan di
Amerika Latin selama abad 20 terjadi dengan sangat pesat dimana pada
tahun 1900 hanya ada sekitar 50.000 orang Protestan, tahun 1930-an
menjadi lebih dari 1 juta, tahun 1950-an menjadi lebih dari 5 juta, tahun
1960-an menjadi lebih dari 10 juta, tahun 1970-an menjadi lebih dari 20
juta, tahun 1980-an menjadi sekitar 50 juta dan pada tahun 2000 hampir
mencapai 137 juta orang. Gerakan Protestan di Amerika Latin
bertambah 3 kali lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan penduduk
pada umumnya ketika itu.
27
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 21-23.
28
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 23-26.
29
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 28-29.
30
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 29-30.
Mat 17:19-20. Iman yang dimaksudkan disini ialah iman yan
memungkinkan terjadinya mukjiza-mukjizat yang bersifat adikodrati.
- Baptisan dengan Roh dan Bahasa Roh31
Pentakosta adalah nama yang dipilih bagi orang Pentakosta
karena hal itu mengidentifikasi diri mereka dengan baptisan Roh Kudus
dan berbicara dalam bahasa Roh dan menjadikan hal ini sebagai ciri
khas mereka. Akan tetapi penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa
60% pendeta Pentakosta saat ini tidak pernah berbicara dengan bahasa
roh, salah satunya adaah Pdt. Javier Vasquez yang berasal dari
Jotabeche Methodist Pentecostal Church di Santiago. Bagi Pdt. Javier,
karunia yang terpenting adalah menafsirkan Alkitab dengan benar.
- Pandangan Umum yang Bersifat Adikodrati32
Orang-orang yang melayani dengan iman tingkatan keempat dan
percaya pada pekejaan adikodratiRoh Kudus setiap hari dlam
mengadakan tanda-tanda ajaib dan mukjizat mempunyai manfaat yang
nyata dalam menginjili orang-orang Amerika Latin sebab mereka lebih
percaya kepada hal-hal tersebut dibandingkan orang-orang Amerika
Utara dan Eropa.
31
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 31-32.
32
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 32-33.
33
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 34-35.
Wagner memahami bahwa pendekatan yang ada dalam
Pentakosa memiliki dimensi penginjilan Perjanjian Baru yang berbeda
dengannya dimana hal ini sering disebut sebagai penginjilan dengan
kuasa. Akan tetapi meski orang Pentakosta sudah mengetahui tentang
hal ini lebih lama, namun mereka tidak dapat memonopolinya sebab
orang-orang non-Pentakosta juga dapat melakukannya dan hal ini dapat
menjadi hal yang sangat penting dalam penginjilan dan pertumbuhan
gereja yang efektif di seluruh dunia.
34
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 35-37.
35
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 39-41.
36
Canutosadalah sebutan yang digunakan oleh orang Chili bagi orang-orang
Pentakosta. Nama ini diambil dari nama salah seorang pemimpin Pentakosta.
37
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 41-42.
dalam menginjili dan mereka memahami tindakan mereka ini didasari
oleh perintah Yesus untuk pergi dan mengabarkan Injil kepada semua
orang.
38
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 42-43.
39
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 43-44.
40
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 44-46.
- Dua Orang Bertobat Setiap Hari41
Pada tahun 1957, para utusan dari Church of Foursquare Gospel
tiba di Guayaquil. Ketika itu gereja hanya memiliki anggota sebanyak
30 orang selama beberapa waktu tanpa perkembangan. Pada bulan Juni
1962, mereka mengadakan sebuah kampanye penginjilan dengan
bekerja sama dengann gereja-gereja lain, akan tetapi tidak mendapatkan
hasil yang memuaskan. Setelah kejadian itu mereka berusaha membuat
acara yang serupa namun gereja-gereja lain menolak. Akan tetapi
mereka tidak menyerah dan mereka tetap berusaha dengan mengadakan
penginjilan dan hal ini membuahkan hasil dimana ketika kampanye
yang lebih kecil itu usai diadakan, dilakukan baptisan umum terhadap
1.500 orang yang baru bertobat dan mau untuk mengikat diri mereka
kepada Kristus dan gereja. Setiap bulan terdapat sekitar 65 orang baru
bertobat dibaptis selama empat tahun yang berarti terdapat dua orang
bertobat setiap hariny hingga pada tahun 1966 gereja tersebut sudah
memiliki 42 gereja dengan jumlah jemaat sekitar 4.000 orang.
41
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 46-47.
42
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 49-50.
43
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 50-51.
untuk memelihara orang-orang percaya yang baru sebagai satu-satunya
jalan. Roberto dan para guru Sekolah Minggu kemudian sepakat dan
dibentuklah tujuh gereja baru. Meski para guru Sekolah Minggu itu
merasa hal ini sangat besar, akan tetapi mereka tetap melakukannya dan
berdoa kepada Tuhan untuk memberikan apa yang diperlukan untuk
memlihara orang-orang yang baru percaya itu. PErtumbuhan gereja
biasanya pesat bukan hanya jika pribadi-pribadi saja yang
dimenangkan, tetapi juga jika gereja-gereja diperbanyak.
- Mendirikan Gereja-gerea di Kolumbia44
Hal yang serupa seperti di Guayaquil juga terjadi di Kolumbia
dimana terjadi pertumbuhan pesat pada United Pentecostal Church
hingga menjadikannya sebagai gereja Protestan terbesar di Kolumbia.
Pertumbuhan yang pesat terjadi pada gereja-gereja yang melakukan
pelipatgandaan jemaat seperti gereja Sidang Jemaat Allah yang
mendirikan 50 gereja baru, Pan-American Mission mendirikan 36
gereja baru, Foursquare mendirikan 45 gereja baru, dan United
Pentecostal Church mendirikan 357 gereja baru antara tahun 1960-
1970an. Penelitian menunjukkan bahwa mendirikan gereja-gereja baru
merupakan metode penginjilan yang paling efektif di dunia.
- Papan Sepanjang Dua Setengah Kilometer untuk Bangku
Gereja45
Brazil for Christ Church merupakan sebuah gereja yang ada di
Sao Paulo, Brazil, yang dipimpin oleh Manoel de Melo dimana gereja
ini memiliki ukuran luas 10.000 meter persegi dengan tempat duduk
berukuran dua setengah kilometer berjumlah 10.000 buah yang jumlah
pengunjungnya mencapai 25.000 orang dalam kebatian khusus. Di Kota
Sao Paulo, gereja Brazil for Christ sudah memiliki 1.000 gereja dan
jemaat baru, dan di Brazil sudah berjumlah 6.000 gereja dengan total
1,2 juta anggota. Gereja ini merupakan gereja yang dipimpin oleh
Manoel de Melo dalam masa pelayanannya dimana ia menganggap
bahwa membawa orang dalam pertobatan namun meninggalkannya di
gereja lain sama saja dengan tugas yang tidak selesai, oleh karena itu ia
44
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 51-52.
45
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 52-54.
membentuk gereja Brazil for Christ dan memerintahkan untuk
membangun gereja-gereja baru sebagai bagian tetap dari pelayanan.
- Setiap Gereja Satu Gereja46
Gereja Sidang Jemaat Allah di Bolivia mengadakan
perkembangan gereja baru di daerah-daerah pedesaan di kaki gunung
Altiplano. Pada tahun 1970-an, penginjil Bruno Frigoli membuat
program Setiap Gereja Satu Gereja dalam satu tahun dimana program
ini disetujui oleh para pendeta gereja Pentakosta di Bolivia dan
menjadikan gereja ini berkembang hingga memiliki 104 gereja pada
Januari 1973 setelah sebelumnya hanya berjumlah 20 gereja pada
atahun 1970.
- Menjadi Gereja Induk Secara Kebetulan47
Perpecahan gereja pada hakikatnya sering meninggalkan luka
dan permusuhan, akan tetapi meskipun begitu, seperti yang dikatakan
dalam Rom 8:28 dimana Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkatan kebaikan. Meski demikian, perpecahan gereja di antara
orang-orang Pentakosta seringkali menghasilkan pertumbuhan gereja
yang semakin cepat pada masing-masing pihak. Penginjilan yang efektif
bukan hanya berusaha untuk memenangkan orang-orang dan keluarga-
keluarga dan bangsa-bangsa untuk Kristus, tetapi juga mendirikan
gereja-gereja baru sebanyak mungkin.
46
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 54-55.
47
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 56-57.
48
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 59-61.
49
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 61-62.
Tidak semua orang Amerika Latin mau untuk menerima
pemberitaan Firman, ada juga orang-orang yang termasuk sebagai tanah
yang tandus. Hal ini terbukti dengan kesulitan masa penginjilan yang
juga dialami oleh gereja-gereja Protestan. Tanah yang subuh yang
ditaburi benih oleh orang-orang Pentakosta adalah para petani, kaum
buruh, penghuni liar pinggiran kota, orang miskin dan tertindas.
- Hoover dan Orang-orang Golongan Rendah50
Perpecahan yang memisahkan Methodist Episcopal Church dan
aliran Pentakosta di Chili dalam perjalanan Hoover merupakan saah
satu hal yang diakibatkan oleh pertentangan antara hierarki gerejawi
kelas menengah dan golongan rendah. Para penginjil pada dasarnya
merupakan orang yang berasal dari golongan menengah, oleh sebab itu
mereka terbiasa melayani orang yang berasal dari golongannya padahal
mereka tidak menyadari bahwa seringkali mereka menaburkan benih
pada tanah yang relatif tidak produktif. Gerakan agama pada umumnya
bergerak dari golongan rendah menuju ke atas, bukan sebaliknya.
- Penyelamatan dan Perbaikan51
Orang-orang aliran Pentakosta mungkin tidak mengatakan hal
ini, akan tetapi kedudukan sosial mereka menempatkan diri mereka di
tengah-tengah golongan rendah dalam bidang misi. Hal ini nampaknya
menjadi faktor penyelamatan dan perbaikan bagi orang-orang yang
mereka layani sebab ketika orang-orang golongan rendah bertobat,
kehidupan moral mereka membaik, tingkat sosial mereka juga
meningkat.
50
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 62-63.
51
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 64-65.
52
C Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 67.
mengorganisasi regu-regu yang dilatih untuk melakukan pelayanan.
Dalam pemahamannya, setiap orang dalam kehidupannya memiliki
karunia masing-masing sesuai denga karunia kerohaniannya untuk
melakukan pelayanan baik didalam maupun diluar gereja seperti di
penjara, rumah sakit, mendoakan yang sakit dan berkhotbah ditempat
terbuka. Dan untuk melaksanakan pelayanan tersebut dibutuhkan
pelayanan sesama anggota, dengan menjadikan anggota tersebut
menjadi bagian dari anggota tubuh kristus yang Yesus adalah
kepalanya, serta menempatkan mereka dalam kedudukan khusus yang
ditetapkan oleh Roh kudus berdasarkan karunianya, dan ini yang
ditekankan oleh orang pentakosta di Amerika Latin meskipun tidak
semua melakukan hal tersebut.
- Karunia Untuk memberitakan Injil
Karunia yang paling menonjol di gereja pentakosta di Amerika
Latin ialah Karunia Penginjil, dimana mereka mengarahkan menjadi
saksi yang agresif untuk meyakinkan, bertobat mengikut Kristus, Iman,
serta baptisan. Hal ini telah dilaksanakan oleh The United Pentacostal
Church di Pereira, Kolombia yang mengorganisasi penginjil dan
memberitakan firman dan mengunjungi jemaat, serta membentuk
kelompok orang percaya dan berkhotbah dan secepatnya meyakinkan
orang-orang Baru dan membentuk gereja Baru.53
- Metode dalam pelayanan Yang berbeda dan Pengasuhan orang-
orang percaya yang baru
Dalam metode pelayanannya, Gereja Pentakosta percaya akan
Roh kudus yang memperlengkapi pelayan, bahkan dengan tidak digaji,
dan mereka memahami bahwa pendeta professional yang lulus dari
seminari tidak terlalu memahami keadaan permasalahan Jemaat
(kemacetan Lalu Lintas).54 Bahkan dalam pelayananya, mereka
menggunakan 4 tahapan pelayanan dalam melaksanakan Amanat
Agung yakni, mencari, menemukan, membawa dalam kawanan dan
memberi makan. Maka dalam pelayanannya, mereka mencari dan
menemukan orang-orang yang ingin bertobat dan dibaptis dan mereka
memberikan indoktrinasi agar iman mereka tidak menjadi dingin. Dan
anak domba yang hilang tersebut akan dibawa pada kawannya dan
diberi makan, menyiapkan baptisannya, diperkenalakan mengenai
53
C Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 70.
54
C Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 70.
tujuan penginjilan dan diajar menjadi anggota Aktif.55 Dan bagiamana
dengan para pendeta yang ternyata harus hidup dengan sesama anggota
yang melayani? Apakah mereka kehilangan posisi. Dalam
penjelasannya dikatakan bahwa pendeta tersbut sebenarnya adalah
orang-orang awam yang berpengalaman dan bekerja selama bertahun-
tahun serta tidak digaji, berbeda dengan gereja katolit dan Tradisonal
yang harus mengirimkan calon pelayannya ke seminari. Namun
bagiaman sebenarnya posisi pendeta dalam jemaat yang sukarela?
- Kepemimpinan Pendeta Yang Kuat
Dalam hal ini ditekankan bahwa pendeta adalah faktor utama
dalam pertumbuhan jemaat, dan J.B.A Kessler menyebutkan bahwa
kepemimpinan yang kuat dan menujukan bagiamana perkembangan
gereja berkembang dengan baik mereka telah mewarisi atau menganut
bentuk-bentuk pemerintahan gereja yang otoriter hal itu mungkin saja
membahayakan, namun lebih dimengerti oleh Amerika Latin
dibandingkan dengan demokrasi yang diperkenalkan oleh misi
Protestan.56 Sistem kepemimpinan tersebut berkembang dan dikenal
dengan Istilah Caudillo (Komandan) yang menjadi ciri gereja yang
sehat dan berkembang, dimana mereka mengajar dengan adat dan
istiadat dan budaya, dan mereka juga menjadi motivator yang
mempengaruhi dan memberikan suasana penuh akan keyakinan
mereka. Dan gereja Pentakosta meyakini bahwa hubungan dengan
Adikodrati dan hubungan langsung akan Roh kudus akan
memungkinkan satu tingkat keyakinan yang tinggi pada panggilan
untuk melayani sehingga hal tersebut mengaihkan kekuasaan dari
Kantor pendeta menuju Roh kudus, dan itu menjadi kekurangan Gereja
non-pentakosta.57 kombinasi antara Kolonial dalam pelayanan
pentakosta, dimana pemimpin pentakosta melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tradisi penguasa, dan pemimpin itu sendiri secara bijaksana
akan menyatakan bahwa ia mengkuti tradisi Alkitabiah, menjadikan
pelayanan mereka lebih menang.58
1.7 Seminari-seminari jalan dan tangga Khusus untuk menuju
Status Pendeta.
55
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 72.
56
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 74.
57
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 75.
58
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus. 76.
- Javier Vasquez, Berasal dari Seminari Mana?
Dalam Hal ini, penulis memberikan salah satu Tokoh pendeta
Pentakosta yakni Javier Vasquez yang berusia 60 Tahun pendeta gereja
Jotabeche, dimana Tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang
merupakan seorang Pendeta yang berasal dari seminari jalan disana di
jalan-jalan, saya tidak ingin masuk yang lainnya ketika ada yang
bertanya berasal dari seminari manakah pendeta tersebut. 59 Vasquez
merupakan tokoh Pentakosta lebih memberikan pengembalaannya, dan
perhatian pada jemaat, dan bukan seperti pendeta-pendeta yang
berpendidikan yang hanya memenuhi kebutuhan sedikit jemaat, pendeta
yang berjuang membuat program agar relevan, dan kebaktian yang
tidak menarik, dan pembukuan yang buruk.
62
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 81.
63
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 82.
64
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 82.
4. Tempat berkhotbah Baru : mereka harus memberitakan Injil ke
Tempat yang telah ditetapkan, dan keberhasilan mereka diukur
dengan berapa banyak orang yang bertobat, yakni bertobat
dalam pengakuan Resmi gereja.
5. Pekerja Kristen : pendeta harus mengajukan calon pada
konfederasi Tahunan dengan satu rekomendasi, dan mereka
akan berada dibawah wewenang pemimpin denominasi gereja,
serta pelayanan mulai terbuka Lebar.
6. Diaken Pendeta : mereka akan ditugaskan ke tempat yang baru
dan diharapkan merintis gereja yang baru dan itu menjadi
prasyarat pengesahan di tingkat ini
7. Pendeta : dimana dalam konfederasi tahunan, mereka ditetapkan
menjadi pendeta tetap dan ujiannya pada saat ini bukan hanya
merintis gereja, namun secara ekonomi harus mengasuh gereja
sampai menjadi besar dan cukup kuat untuk menunjang
keuangan pendeta. Dan perjalanan menuju pendeta ini
membutuhkan waktu sekitar 15-20 Tahun.
65
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 86.
Terambat mempercayakan Gereja-Gereja mereka pada orang Pribumi,
maka ada 2 hal yang mungkin akan terjadi yakni, keasingan yang aneh
bagi mereka yang belum percaya dan tidak relevan bagi orang yang
percaya, kemudian berkembangnya peraaaan anti Injil yang uat
Khususnya pada orang percaya generasi kedua.66
- Roh Kudus, Musik dan Liturgi, dan Beribadah Tanpa Menguap
Hal yang paling utama dalam perkembangan Pentakosta sendiri
ialah adanya penekanan yang begitu kuat pada Roh Kudus, dan para
penginjil pentakosta lebih menerima secara harafiah, dan para penginjil
Nonn-pentakosta terkdang tidak menyadari bahwa dengan adanya
pendidikan, maka secara perlahan, pendidikan akan menggantikan
kepercayaan yang sungguh-sungguh kepada Roh Kudus.67 Kemudian
dalam Segi Musik dalam liturgi, bahwa gereja-gereja Pentakosta telah
dibiarkan seara nasional sejak semula, maka mereka akan
mengembangkan liturgy dan musik sesuai dengan kebudayaan mereka.
Faktor yang mempengaruhi kemudian ialah bagiamana dalam
Pentakosta, jemaat sangat bersukacita ketika masuk kedalam gereja oleh
karena Tata ibadah yang membosankan. Maka dengan tata Ibadah Yang
membosankan, pengalaman beribadah jemaat akan memadamkan minat
orang Amerika Latin dalam beribadah, sehingga penginjilan menjadi
sulit dan tidak efektif. Maka Liturgi yang relevan dengan kebudayaan
merupakan Faktor pertumbuhan yang Kuat.68Ada 8 hal yang ingin
ditekankan dalam Pentakosta yakni :
1. Ukuran Besarnya.
Hal ini berkaitan dengan aspek Rally, dimana jika gereja terlalu
besar, maka akan melupakan konsep persaudaraan yang merupakan
bagian penting dalam kehidupan gereja. namun untuk Pentakosta
sendiri ada pengecualiaan, dimana Pentakosta jika beribadah dalam
jumlah yang sanagt banyak seperti di gereja Portales atau Bazil For
The Christ, maka mereka berada dalam satu penginjilan yan luar
biasa, dimana iman mereka dibangun seolah-olah mereka adalah
pemenang, dan berdampak pada pengembangan pikiran yang positif
bahwa mereka merupakan satu bagian yang besar. Ukuran Besar
66
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 88.
67
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 89.
68
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 92.
membantu membangkitkan Kuasa Untuk menghasilkan Yang lebih
besar lagi.
2. Kesempatan Sosial:
Pentakosta menekankan bahwa dalam gereja mereka bisa
membangun hubungan sosial yang baik, bukan untuk datang dan
berdiam diri hanya untuk berbiccara dengan Allah oleh karena
alasan tidak rohani.
3. Tingkatan Suara
Hal ini berkaitan dengan cara penyembahan Pentakosta yang
tidak hanya datar-datar ssaja seperti gereja Tradisional, namun
berbicara dengan Allah dengan berdoa bersama dan akhirnya
berbicara dengan keras dan gemuruh akan mempengaruhi peraaan
Jemaah untuk tergugah dan semacam upacara Rohani yang besar
4. Keikutsertan
Ibadah bukanlah suatu yang pasif. Ibadah berpusat pada jemaat,
bukan pada Mimbar.69 Pengaruh yang mempesona akan
mendatangkan kesukaan bagi jemaat.
5. Gerakan
Gerakan memberikan dampak kepada jemaat untuk menggugah
perasaan dari kebaktian dan hal tersebut masuk kedalam susunan
liturgi Pentakosta
6. Bahasa Roh
Di Amerika Latin, bahasa Roh merupakan bahasa yang begitu
umum digunakan dalam peribadahan. Dan Bahasa Roh
membuahkan kepuasan Rohani yang besar bagi banyak orang, dan
Non-pentakosta harus berhati-hati dalam melarang mereka untuk
berbahasa Roh (1 Kor 14:39), dan menurut mereka bahwa
Kesalahan dari Orang Korintus adalah melabelkan bahwa Bahasa
Roh adalah Karunia Terpenting.
7. Musik
69
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 96.
Organ Pipa mungkin bisa diterima jika menghasilkan dan
menarik orang datang kepada Yesus. Namun musik dapat lebih
memberikan bentuk partisipasi kepada jemaat dengan bertepuk
tangan yang diiringi dengan musik.
8. Khotbah
Untuk Khotbah, pendeta Pentakosta melakukan semacam dialog
dalam Khotbahnya, maka mereka harus mampu mengatur nada,
kalimat pengulangan yang harus dipahami, pertanyaan-pertanyaan,
sehingga mereka menjadi ahli pidato terbaik di Amerika Latin.
Pendeta Pentakosta berkhotbah tidak intelektual tetapi emosional;
tidak rasional, tetapi berdasarkan pengalaman. Dan kebanyakan
pendeta pentakosta berkhotbah dijalanan.70
70
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 102.
71
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 104.
72
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 105.
terhadap mereka yang percaya akan kesembuhan ilahi. Dengan
terjadinya peristiwa-peristiwa kesembuhan, maka 80 persen,jemaat
Pentakosta bertambah setiap tahunnya.
- Penyembuhan Tersebar Luas
Penyembuhan dengan iman lebih merupakan ciri Universal,
dibandingkan dengan karunia lainya seperti Bahasa roh. Namun dalam
penekanan Kesembuhan ini, Pentaosta hendaknya bukan hanya
beranggapan bahwaa oleh karena itu, kesembuhan Fisik menjadi hal
utama dibandingkan dengan kesembuhan dan keselamatan Rohani
dalam pengajaran Pentakosta. Dan mereka tetap mengajaran
keselamatan dari penyaliban Yesus untuk menyelamatkan dari Dosa.73
- Prioritas Keselamatan, Kesembuhan Menarik Perhatian
Kesembuhan bukan menjadi Tujuan Utama bagi kebanyakan
Amerika Latin, namun penyembuhan adalah penginjilan yang efektif
yang hanya secara sambil lalu mendatangkan berkat sementara. 74Yang
menjadi permasalahan adalah spiritisme dianggap mereka tidak
dimanifestasikan dengan baik untuk gereja Non-Pentakosta, sehingga
kegelapan akan terus menerus berbuntut pada kuasa kegelapan
penginjilan.75 Dan kejadian mengenai penyembuhan dan pembebasan
yang terjadi di seluruh dunia merupakan tanda kedatangan kerajaan
Allah, dan pengetahuan keduniaan dan Ilmu pengetahauan dianggap
telah mempertumpul kepekaaan orang-orang Kristen terhadap hal-hal
tersebut. 76
- Muzizat dan Kesembuhan, Penyembuhan di gereja-gereja
Kesembuhan dan Muzizat memiliki perbedaan Yang tajam
dalam beberapa Orang Pentakosta. Dalam Hal ini, kesembuhan
merupakan campur tangan Adikodrati, dan dapat disembuhkan melalui
Dokter. Namun sebaliknya Muzizat meliputi kasus yang telah
memburuk sehingga tidak mungkin disembuhkan menurut Ilmu
Kedokteran.77 Pada tahun 1954 di Buenos Aires, kebangunan Rohani
dilakukan dan seorang anak yang cacat dapat disembuhkan dan anak
tesrebut dapat berjaan didepa Ribuan orang yang menyaksikan
73
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 109.
74
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 111.
75
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 115.
76
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 117-118.
77
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 112.
kebangunan Rohani tersebut. dalam Liturgi banyak gereja Pentakosta,
mereka Memasukkan liturgy penyembuhan oleh Iman secara Rutin.
Bahkan yang lebih menonjol lagi ialah Liturgi kebaktian Penyembuhan
Gereja Di Brazil For Christ Sao Paulo, dimana Pendeta akan langsung
melepas Jasnya, dan mengenakan Jubah Puth dan mengumumkan
penyakit khusus yang akan didoakan dan meminta mereka maju
kedepan, dan pelayanan dimulai dengan pentingnya melalukan
pengobatan ketegangan (sebagai Contoh) kemudian diikuti denga
Khotbah tentang penyembuhan Ilahi.78
- Mengusir setan, Adu kekuatan
Bagi Gereja Non-Pentakosta kuasa Iblis tidak diakui dan
diabaikan yang lambat pertumbuhannya di Amerika Latin, namun
dalam gereja Pentakosta Amerika Latin hal ini menjadi pokok Khotbah.
Maka Aliran Spiritisme melakukan gerakannya untuk melepaskan
kekuasan Iblis dan menjadikan Kristus adalah Pemenang. Kejadian-
kejadian Ini merupakan tanda mengenai kedatangan Kerajaan Allah,
seperti peristiwa dalam penyembuhan an pembebasan yang terjadi.
1.10 Dalam Gereja-gereja Non-Pentakosta
- Gerakan Menyala Victor Landero, Persekutuan doa di Hutan
Dalam hal ini pentakosta ingin melihat bagiamana sebenarnya
gerakan mereka ini telah merambat melewati perbatasan gereja
pentakosta dan masuk kedalam gereja yang tradisional di Amerika
Latin. Pentakosta ingin menenunjukkan bagiamana pelayanan
masyrakat menjadikan bentuk dari pertumbuhan Gereja, dan bahkan
mereka masuk hinggga kedalam kehidupan masyrakat dengan melihat
dan mendirikan Industri pertanian untuk menghasilakn kehidupan yang
baik seperti yang dikelola oleh Gregoria adik dari seorang Victor
Landero yang bertobat dari pelacuran dan minuman keras dan pada
tahun 1957, serta mulai mengajarkan Injil namun seiring dengan
perjalananya, Tahun 1961, terjadi pergolakan akan munculnya ajaran
sesat yang menganggu Landero, dimana ia terganggu akbita
ketidakmampuannya untuk membahasa secara Intelektual akan
kesalahan-kesalahan Penyesat. Maka landero sering Pergi Ke Hutan
dan berdoa. Namun Kuas Karunia Allah melalui karunia Bahasa Roh
78
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus, 114.
dan Karunia Menafsirkan, memberikan Petunjuk baginya untuk
merasakan adanya karunia untuk bernubuat.
- Jimat Jadi Abu, Pelayanan Masyarakat dan Pertumbuhan Gereja
Praktek Dukun di Hutan Kolombia biasa terjadi dilakukan, maka
menurut mereka kuas Allh diperukan untuk melawan Mereka. Manuel
sena, seorang penyihir ketika menjadi Kristen, ia masi membungkus
jimatnya dalam kedi, dan Iblis tidak melepasnya. Maka Landero juga
mendenarkan Kisah mengenai isteri Sena yang mengalami peristiwa
jahat dan kemudian dengan gerekan Cpet Landero mengambil kendi
dan membukanya, dan Jimat tersebut hancur, karena mereka telah
berdoa dengan yakin sepenuhnya.79Maka dengan adanya bantuan dan
pertumbuhan gereja yang dimulai dari 10 gerej dan terorganisasi hingga
15 jemaat tahun 1960, berkembanglah hingga menjadi 47 gereja. dan
mereka adalah orang-orang yang juga bukan dari Non-Pentakosta yakni
Latin American Mission (Asosiasi gereja Injil Caribea) dan mereka
lebih senang disebut sebagai Gereja Pembaharuan
- Menantang Orang Pentakosta, keluar ke Jalan-Jalan
Pentakosta telah masuk kedalam gereja-gereja Non-Protestan
dengan cara Roh Kudus.80 Gereja No-Pentakosta sering memberikan
gamabran Negatif mengenai Pentakosta dengan melihat pentakosta
menggunakan kata Haleluya dan amin secara berlebihan tanpa
mengetahui apa arti dan maknanya. Dan juga mereka menganggap
bahwa Pentokosta dalam keadaan sepi terhaap apa yang sedang
dikerjakan oleh Roh Kudus. David Howard Tahun 1960-an yakni
seoran diretur atn American Mission dan Victor Landero melakukan
pendekatan Positif, dan mereka menggunakan konsep Toleransi dan
kesabaran daam Situasi sulit, dan Roh bekerja, sehingga tiap hari Allah
menambah Jumla mereka. Pentakosta sendiri menentang bahwa Tuhan
Tidak akan memberkati, jika jemaat tidak pergi keluar, dan justru pergi
keluar dan kebaktian di tempat terbuka akan menarik banyak jemaat
untuk mau bergabung dan berkumpul, apalagi dengan gereja yang
penuh dengan musik yang gembira orang akan senang untuk datang ke
gereja.81Dengan mampu merasakan hal adikodrati didalam pengalaman
79
C Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja, 124.
80
C Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja, 125.
81
C Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja, 129.
Pentakosta, maka mereka akan merasa terpanggil untuk membagikan
pengalaman kepada semua orang percaya.82
II. Tanggapan Dogmatis
2.1 Pemahaman Mengenai Gereja
Gereja adalah wujud dari perjanjian anugerah. Gereja memiliki
dua sudut, yaitu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Sudut yang
kelihatan adalah orang-orang yang berkumpul, dan yang tidak kelihatan
adalah orang-orang yang telah menjadi iusti, benar dan suci oleh karena
Yesus Kristus dan dikumpulkan menjadi Tubuh Kristus.83Pemahaman
mengenai Gereja menurut Luther adalah gereja yang bukan hanya lagi
mengutamakan mengenai lembaga yang mengantar keselamatan kepada
anggota-anggotanya, melainkan persekutuan orang-orang yang
dikumpulkan oleh Kristus yang diikat dengan Roh Kudus yang berdasar
Pada Kristus dan yang hidup dari Firman Allah, dan itu berkaitan juga
dengan sakramen yang benar dan pemberitaan Firman Yang baik dan
benar.84 Gereja yang berdiri dalam bingkai berdosa walaupun merdeka
maka, harus perlu membutuhkan kasih dan Karunia dan pengampunan
Allah. Benar memang jika setiap angota aktif dan harus mengambil
bagian Karya Allah, namun dalam pemahaman yang diberikan dalam
buku tulisan Wagner, digambarkan bahwa jemaat merupakan Fokus
utama dalam pelayanan, dimana jemaat dibimbing untuk bisa bertobat
dan mengikut kristus dan jemaat dipuaskan dengan kebutuhan dunia
dan kepuasan rohaninya. Hal tersebut bertentangan dengan ajaran gereja
dimana Allahlah yang melayani didalam satu peribadahan dan gereja,
bukan manusia yang menjadi fokus utama.
2.2 Pemahaman Mengenai Keselamatan dan Karunia
Mengenai keselamatan, semata-mata hanya bergantung pada
Allah saja.85Bahkan menurut Calvin dan Luther, keesaan Gereja
terwujud jika jemaat saling mengakui sebagai gereja yang memiliki
firman dan sakramen. Namun yang menjadikannya berbeda dengan
Pentakosta di Amerika Latin, mereka terlalu menekankan Karunia,
82
C Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja, 132.
83
R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996) 217-218.
84
Chr. De Jonge, Jan Aritonang, Apa dan Bagiamana Gereja; Pengantar Sejarah
Eklesiologi(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989) 31-32.
85
Chr. De Jonge, Jan Aritonang, Apa dan Bagiamana Gereja, 30.
sehingga mereka melihat bahwa karunia menjadi patokan yang bisa
mengembangkan Gereja. mereka Lupa Bahwa Karunia setiap orang
berbeda-beda dan bahkan menuduh seakan-akan mereka lebih memiliki
karunia yang ada dalam diri mereka. Sehingga sakramen dan Firman
yang diberitakan seolah-olah menjadi salah satu bagian Keahlian sama
seperti dalam berpidato atau berdebat.dan menjadikan roh menjadi
milik pribadi. Oleh karena Itu kuasa pejabat-pejabat dalam keesaan
gereja mewakili Allah, bukan mewakili dirinya dengan kemampuan
berpidato yang baik tetapi kuasa Firman.86 Bahkan dalam penjelasan
yang disampaikan dalam buku Peter Wagner, tidak ditemukan sanksi
bagi mereka jemaat yang melakukan pelanggaran. Seolah-olah jemaat
dikaburkan bahwa mereka juga hidup didunia yang masih berdosa yang
memerlukan aturan yang membentuk jemaat menjauhi pelanggaran-
pelanggaran.
2.3 Pemahaman Mengenai Peribadahan
Dalam Konsep peribadahan, Allahlah yang telah mengosongkan
dirinya dan menjadi Hamba,87 maka dalam semua pelayanannya,
Allahlah yang melayani kita sebagai Umatnya (Gottesdienst). Maka
dalam pelayananya, gereja Tidakklah boleh dicampur adukkan dengan
kebudayaan dan kesukaan kebudayaan dengan merubah esensi
peribadahan, maka dengan begitu, tidak mungkin manusia mencapai
kesempurnaan dalam Usahanya untuk melakukan kehendak Allah,
mereka membutuhkan anugerah dari Allah.88 Seluruh aspek dalam
peribadahan bukanlah untuk memberikan dampak klimaks dan
pemenuhan kepada manusia, bukan hanya saja berkaitan dengan
emosional dan keinginan secara harafiah dengan kepenuhan yang
dimaksudkan oleh Pentakosta. Bahkan karena kalau ibadah pada
akhirnya menjadi konser yang tidak melibatkan anggota jemaat lagi,
unsur hakiki telah hilang dari kebaktian.89 Dalam pembahasan
mengenai tata Ibadah Pentakosta tersebut, gereja memang melibatkan
jemaat, namun jika jemaat saja merasakan kepenuhan oleh karena
gubahan dari lagu-lagu tersebut, bukankah jemaat akhirnya kehilangan
jati diri dalam firman Allah olehkarena mereka ingin dipuaskan dan
86
Chr. De Jonge, Jan Aritonang, Apa dan Bagiamana Gereja, 34.
87
James F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2009) 14.
88
Chr. De Jonge, Apa Itu Calvinisme?(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 57.
89
Chr. De Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 181.
digugah hatinya oleh karena musik? Bahkan dalam KisahPara Rasul,
dan konteks Amerika Latin seperti yangdijelaskan diatas, maka mereka
lebih merujuk pada eskatik, diluar control manusia, dan dalam
Pandangan Paulus iman haruslah berada dibawah control, dan karismata
atau karunia-karunia adalah pemberiaan yang natural dari Allah,90
namun dalam konteks Pentakosta Amerika Latin mereka seolah-olah
dibimbing untuk memiliki karisma menginjil untuk membangun gereja
yang baru dan secepatnya. Apalagi jika dimasukkan dalam konteks
Indonesia saat ini, dimana musik-musik dan suara-suara yang besar
untuk menggugah jemaat malah akan mengganggu kemajemukan dan
Pluralisme kehidupan
2.4 Jabatan Gereja
Dalam pemahaman mengenai jabatan Gereja, Lutheran tidak
menolak jabatan dalam gereja, dan menghapuskan batas antara kaum
awam dan kaum Klerus. Namun dalam penjelasan diatas mengenai
pertumbuhan gereja, memang gereja dipimpin Oleh orang awam,
namun realisasinya, gereja menjadi milik perorangan dan pusat
peribadahan kembali seperti konsep antroposentris, dimana dilihat
bahwa tujuannya ialah meyakinkan banyak orang melalui firman untuk
bisa hidup dalam kristus dengan melayangkan hal-hal yang bersifat
adikodrati. Bahkan dalam langkah menuju menjadi pendeta, pada poin
ke-3 no 3 dimana acuan menjadi pendeta adalah jika pendeta senang
dengan pelayannya, maka sifat keduniawiaan terlihat dalam jabatan
tersebut. Dalam hakikatnya, jabatan diberikan bukan karena rasa ingin
dihormati, tetapi karena ketakutan kepada Allah dan karena keinginan
untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan jemaat.91 Dengan
demikian dalam hakikatnya, jabatan kependetaan bukanlah hasil dari
suka atau tidak suka pendeta sehingga menentukannya menjadi
pendeta.Bahkan dalam perkembangan menuju menjadi pendeta, pendeta
harus mereka harus mampu memberikan hasil yakni, mendirikan gereja,
90
Hendrikus Berkhof, The Doctrine Of The Holy Spirit (London: The Epworth Press,
1964) 90.
91
J.l.C Abineno, Garis-Garis besar Hukum Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994)
75.
padahal dalam konfessi HKBP bukan karya besar yang menjadi ukuran
Iman, maka itu harus ditolak.92
Selain daripada itu, menanggapi tulisan Wagner mengenai cerita
pengangkatan para guru Sekolah Minggu menjadi pendeta agaknya
sangat mencolok. Menurut Calvin dalam buku yang berjudul Intitutio,
pengangkatan seseorang untuk menjadi pelayan ia dasarkan kepada 1
Kor 14:40 dimana segala sesuatu di dalam gereja harus berlangsung
dengan sopan dan teratur. Bagi Calvin, agar seseorang dapat disebut
sebagai pelayan gereja yang benar, hal yang diperlukan ialah agar ia
dengan teratur dipanggil kepada pelayanan itu dan kedua, agar ia
menjawab panggilan itu. Hal ini juga berkaitan dengan empat hal pokok
yang harus dimiliki oleh pelayan, yaitu: bagaimana cara mengangkat
mereka, oleh siapa mereka harus diangkat, dengan cara apa atau dengan
upacara apa mereka harus dilantik. Dalam tulisannya, Wagner agaknya
menuliskan cerita yang agak mengesampingkan bagian-bagian yang
disebutkan oleh Calvin dalam bagian jabatan sebagai pelayan gereja
yang sebenarnya ini adalah sangat penting.93
92
HKBP, Panindangion Haporseaon: Pengakuan Iman HKBP Konfessie, 1951&1996,
126.
93
Th. van den End, Intitutio (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005) 245-246.
94
HKBP, Panindangion Haporseaon: pngakuan Iman HKBP Konfessie, 1951&1996,
126.
95
Chr. DeJonge, Apa Itu Calvinisme?, 100.
Bagaiamana dengan Aliran Calvin? Maka gereja dianggap
adalah gereja jika mengikuti beberapa hal oleh karena Firman tidak
hanya menyangkut jiwa. Firman juga mengatur hidup, dengan begitu
Calvin berbeda dengan Luther dimana ia lebih menjelaskan mengenai
penekanan disiplin atau siasat yang perlu dilakukan gereja untuk
membina tingkah laku anggota gereja.96 Calvin dalam membuat
hubungan siasat gereja haruslah bertolak dari Alkitab dan juga
berdasarkan dan memperhatikan kebiasaan dan adat istiadat yang
berlaku ditempat tertentu.97Selama ketertiban terjamin dan selama tidak
bertentangan dengan apa yang ditunjukkan dengan Firman Allah,
manusia bebas mengatur kehidupannya namun Undang-undang atau
pertauran diperlukan untuk mengatur kehidupan rohani dan jasmani
manusia. Bagaimana denga HKBP? HKBP sendiri sebagai gereja
Protestan mengakui 3 hal sama seperti Calvin yakni:
1. Kalau kabar baik dikhotbahkan dan diajarkan dengan Murni
2. Kalau sakramen yang dua itu dilayankan dengan Benar
3. Kalau Hukum penggembalaan dan siasat Gereja dijalankan
dengan Benar98
Gereja Batak Yakni HKBP memiliki identitas yang sangat kuat
terkait dengan Pengaruhnya dengan Teologi Marthin Luther, dimana
dengan jelas bahwa pengaruh Teologi Lutheran Masuk melalui karya
dan pekerjaan Misi RM, walaupun RMG bukan denominasi Lutheran.
Dan sewaktu HKBP hendak Masuk kedalam Lembaga LWF, Mantan
Ephorus HKBP K. Sirait dan Ephorus J. Sihombing meyakinkan bahwa
HKBP tidak seratus persen Lutheran tetapi lebih dekat daripada Yang
lain.99 Maka ketika gereja HKBP menggunakan dan menambahkan
RPP atau siasat gereja dalam Ekklesiologinya memiliki tujuan untuk
menjaga dan mempertahankan eksistensi gereja sebagai tempat orang-
orang kudus bersekutu. Dan HKBP juga dipengaruhi oleh penginjilan
Lutheran Calvin dsb.
2.6 Gereja Arus Utama dan Mainstream
96
Chr. De Jonge, Jan Aritonang, Apa dan Bagiamana Gereja, 34.
97
Chr. De Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 101.
98
HKBP, Panindangion Haporseaon, 136
99
Jusen Boangmanalu, Kristologi Lintas Budaya Batak,(Universitas Nommensen,
2014) 152.
Dalam Buku Jan S Aritonang dalam Berbagai aliran didalam dan
sekitar gereja dijelaskan bahwa ada 2 aliran gereja yang besar dan
berkembang didalam perkembangan kekristenan yakni gereja Aliran
Arus Utama dan gereja Aliran Mainstream.Makna dan pemahaman
arus utama adalah gereja yang merujuk pada gereja yang sangat
menekankan pengajaran Firman Tuhan dan Sakramen, serta
menjalankan siasat gereja dengan baik. Gereja-gereja ini memiliki
struktur liturgi, ataupun peribadahan yang telah diaturkan oleh gereja
dengan bentuk yang terstruktur dan melembaga dengan baik. Namun
dalam pemahaman gereja ber-Aliran Mainstream, gereja ini sangat
menekankan pekabaran Injil dan kebangunan Rohani (KKR) dalam
peribadahannya.
100
Th. Van den End, Harta dalam Bejana: sejarah gereja Rngkas, (BPK Gunung Mulia:
Jakarta, 2008), 76
101
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran didalam dann disekitar Gereja, 217
102
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran didalam dan disekitar gereja (BPK Gunung Mulia:
Jakarta, 2008 ), 6
dianggap tidak berdekatan dengan bapa-bapa gereja dianggap sebagai
gereja arus sampingan, namun perdebatan muncul karena banyak tidak
setuju bahwa gerakan aliran Mainstream dianggap sebagai gerakan arus
sampingan.
Kelompok 2
Nama Kelompok : Daniel Sinaga
Debby J Nababan
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen Pengampu : Pdt.Dr.Jusen Boangmanalu
SETIA
Jurnal Teologi Persetia No.1/Tahun 1997
I. Laut Sebagai Bagian dari Masyarakat KepulauanSuatu tinjauan
etis (Pdt.Dr.H.Sapulete)
103
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997, 5-6
104
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,7-8
kesamaan pada umumnya, dimana keduanya merupakan tempat dan
lingkungan hidup. Dimana Tuhan memberkati setiap sesuatu yang
diciptakannya maka termasuk jugalah pulau-pulau di dalamnya. Sama
juga halnya dengan Tuhan yang senantiasa memberikan berkat bagi
penduduk yang ada dibumi, maka penduduk kepulauan juga turut
memperoleh berkat yang sama. Di sana segala makhluk berkembang
biak, di sana tumbuhan menghijau, di sana manusia lahir, dibesarkan
menjadi dewasa, hidup bersama, bergumul bersama, bersukacita, dan
dari sana pula manusia memuji-muji Tuhan (Yes.42:10). Kalau gunung
dan hutan adalah bagaikan dinding tebal yang mereka belakangi, laut
adalah bagaikan pintu yang terbuka lebar untuk keluar ke kejauhan, ke
kebebasan, ke masa depan, ke pelbagai kemungkinan dan harapan.
Melalui laut mereka tidak mudah terperangkap atau terjebak ke dalam
perubahan-perubahan yang mematikan, sebab ada kenyataan pulau
seberang (pulau lain) dan ke sanalah mereka akan menyeberang.
Dan mereka jugalah yang menjelajahi belahan dunia baru. Dan telah
menjadikan seseorang mampu membentuk jati dirinya yang
dipertahankan, serta diungkapkan pada setiap kesempatan dengan
berbagai cara. Selain dari segi ekonomi, sosial budaya, ada juga makna
lain yang dari laut bagi daerah kepuluan ataupun bagi masyarakat
kepulauan yaitu dari segi ekologisnya. Bagi masyarakat kepulauan, laut
merupakan suatu lingkungan alam yang sangat luas dibandingkan
dengan daratannya. Dimana laut sangat berpengaruh dan bisa
menentukan mata kehidupannya masyarakat kepualauan itu sendiri.
Hubungan manusia dengan alam bisa diibaratkan sebagai gambaran
105
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,7-8
hubungan yang berawal pada citra Allah, di sinilah hubungan manusia
dengan alam justru memberitakan kemuliaan, keagungan serta
kebijakan-Nya. Lagi pula hubungan itu adalah hubungan yang saling
menghidupkan yang bersumber pada Allah sendiri. Laut haruslah dijaga
kelestariaannya serta dihindari dari ragam polusi karena ia tercipta bagi
manusia untuk hidup, agar segala biota laut dan ikan yang ada tidak
terkena anacaman keracunan akibat polusi. Laut dan daratan merupakan
kesatuan karena saling melengkapi satu dengan yang lainnya, karena
sama-sama menjadi tempat manusia dan makhluk-makhluk hidup
lainnya berada.
106
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,8-9
107
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,9
bahwa Tuhan telah menyatukan masyarakat kepulauan atau masyarakat
pesisir dengan lautnya. Semuanya telah disatukan dalam kondisi yang
sejahtera, tenteram dan juga damai (band.Kol.1:20). Semuanya telah
disatukan dan ditata dengan adil.
Tidak hanya itu pada abad XVI negara ini telah menjadi kekuatan
ekspansi kolonial di berbagai kawasan dunia, seperti Amerika Selatan,
Afrika dan Asia Tenggara. Dan yang terpenting adalah pada tahun
1558, Spanyol merebut Portugal dan diperintah raja-raja Spanyol.
Sampai revolusi 1640 barulah Portugal memperolah kebebasannya
kembali. Namun adanya penemuan daerah-daerah baru, yang
disebabkan oleh Spanyol juga memberikan dampak terhadap
kebudayaan termasuk bidang bahasa dan keagamaan juga yang ikut
serta di dalamnya dan ini terjadi di berbagai daerah seperti di Amerika
Selatan dan Afrika. Akhirnya pada tahun 1498, orang Portugis
menemukan jalan laut melalui Afrika Selatan ke India, kemudian pada
tahun 1510 mereka membuat Goa yang dijadikan pusat pemerintahan
untuk semua wilayah portugal di Asia. Tidak hanya peranan penting
melalui perdagangan saja yang dilakukan oleh Portugis melainkan
peranan politik dan kebudayaan, dan termasuk juga didalamnya
penyebaran agama.
Petualangan laut ekspidisi Portugis ke Indonesia.109 sebelum
bangsa Potugis, Indonesia sebelumnya telah berjumpa dengan bangsa-
108
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,11-
12
bangsa lain dengan bukti adanya tulisan-tulisan Arab dan Cina. Sebuah
petualangan antara hidup dan mati melewati sebuah jarak via Afrika
Selatan melintasi tanjung yang disebut Bartholomeus Diaz yang
memimpin ekspidisi itu dengan nama Tanjung Badai (Stormkaap).
Dalam harapan yang telah dinanti-natikan akhirnya segala sesuatunya
menjadi kenyataan, dimana pada tahun 1498, ketika ekspidisi laut ke
India itu terpenuhi dengan mencapai pesisir pantai India-muka. Alfonso
dAlbuguergue pada tahun 1511 melihat tempat ini sebagai titik gerak
yang penting dalam hubungan yang strategis mengenai kegiatan
perdagangan dan standar orientatif bagi pengembangan monopoli dan
kekuasaan. Goa dan Malaka merupakan jembatan penyeberangan yang
strategis bagi kegiatan dan monopoli dagang serta kekuasaan Portugis.
Disini sudah mulai terjadi sentuhan dengan Indonesia melalui pulau-
pulau kawasan Barat dan Timur dengan sasaran utama ke Maluku.
Kota-kota penting di pantai utara pulau Jawa seperti Demak, Jepara,
Gresik, menjadi penting untuk pemusatan pelayaran ke maluku yang
dikenal dengan Ternate,Tidore,Motel,Makian,Kayoa,Bacan,Labuhan.
Kepulauan ini begitu menarik dalam sejarahnya, W.Marsden dalam
memperingati sejarah sumatera, mengkritik dan mencela Portugis
karena tidak banyak meninggalkan tulisan tentang sejarah dan kutur
rakyat Asia. Para pionir Portugis di Asia tidak berusaha untuk mengerti
rakyat yang pernah menerima dan bergaul dengan mereka. Kalaupun
ada catatan-catatan itu tidak akan dipublikasikan dan justru dijadikan
kpentingan untuk para ilmuwan. Petualangan laut sebagai satu-satunya
alternatif untuk memenuhi ambisi Portugis menguasai banyak
kepentingan dagang, ekonomi, politik, dan nilai-nilai kebudayaan. Perlu
dicatat bahwa pada zaman ini juga lah banyak terjadi masalah yang
membawa kabut ketegangan yang berakibat jauh bagi hubungan
masyarakat pribumi dan berbudaya, dengan bangsa Barat dalam sejarah
selanjutnya. Kedatangan portugis ke Indonesia, khusunya di Maluku
merupakan sebagai titik konsentrasi dari titik petualangan laut mereka,
yang menandai permulaan periode kolonialisme terhadap kehidupan
berbangsa. Portugis pada bidang kebudayaan meninggalkan nilai-nilai
109
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,12-
14
berharga baik berupa musik dan iramanya maupun tarian dan seni
lainnya di Maluku. Melalui laut dengan ombak, badai dan berbagai
gemuruhnya, kehidupan di laut ini ikut menetukan jalannya sejarah
individu-individu, kelompok, keluarga dan bangsa.
110
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,14-
18
tengah situasi rakyat yang sudah memeluk agama Islam , penginjilan
yang dilakukan bagi daerah-daerah yang masih memeluk agama datuk,
yang menghasilkan usaha penasranian atau pengkristenan. Hal ini
dilakukan bukan karena aspek humanitarian dalam agama kristen. Jadi
cara ini dianggap sejalan dengan sikap Potugis yang menentang
pengaruh Ternate padahal sultan itu identik dengan Islam. Disini
terlihat bahwa sifat petualangan laut ikut pula membentuk sikap
pendekatan terhadap penduduk asli. Dengan semangat yang mengebu-
gebu serta selalu terburu-buru oeh tuntunan alam laut yang melelahkan
dengan kondisinya yang setiap saat bisa berubah, ikut membangun
konsep kepribadian masyarakat pelaut. Ada semacam keinginan yang
baik dan kesadaran untuk membebaskan orang dari kekafiran dan
belenggu ketakhyulannya, namun tanpa mempersoalkan ulang
bagaimana sebetulnya jalan yang terbaik menurut kehendak Tuhan
untuk pelaksanaannya. Agama lalu menjadi tameng yang berpusat pada
diri sendiri atau kelompok dan menjadi sumber fanatisme. Nampak
bahwa fanatisme yang demikian itu terdapat pada bangsa Portugis
termasuk bangsa Belanda yang pernah menjajah Indonesia. mereka
datang untuk membeli rempah-rempah kemudian memonopli serta
menjajah lalu memberi jasanya mengantar Injil pertobatan dan
keselamatan bagi rakyat miskin dan terbelakang. Walaupun selama 300-
400 tahun bangsa Belanda menanamkan pengaruhnya di sini termasuk
kebudayaannya, orang Kisten tidak berorientasi ke Belanda, tetapi tetap
berpijak di bumi Indonesia. Injil itu bukan Injil orang Barat, tetapi Injil
Kristus yang walaupun diantar kemari dengan berbagai liku sosial
ekonomi, politik dan kebudayaan, tidak dapat memaksakan orang sebab
yang inti dan terutama adalah Kristus dan Injil dan bukan agama dalam
stempel Portugis, belanda, VOC dan dari manapun datangnya. Mereka
tidak penting, dan malah tidak bebas dari penilaian dan penghakiman
Yesu Kristus. Bangsa Barat (Portugis dan Belanda) memang yang
membawa agama, tetapi itu tidak perlu menjadikan Barat tempat kita
berpijak. Penginjilan kelautan ditandai dengan dibawahnya padri
awam oleh Portugis yang dimulai dalam kapal dagang. Tugasnya adalah
mengurusi kerohanian awak kapal. Disaat kapal berlabuh di situ jugalah
mereka menyebarkan agama Kristen kepada penduduk setempat.
Penginjilan yang teratur pun muali tampak saat Portugis membangun
benteng-benteng dan loji-loji, dan mulai pulalah berdatangan padri-
padri tambahan.
111
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,18-
21
Masyarakat pluralistik pada umumnya tetapi secara khusus pada
aspek keagamaan dan kebudayaan pesisir.
Perubahan-perubahan cepat masyarakat yang digerakkan oleh
kemajuan di bidang iptek dan proses dunia yang semakin
mengglobal diberbagai aspek kegiatan manusia.
Pengembangan sifat kemampuan bahari dan karakter musafir
yang berusaha mengenal seluk-beluk lingkungan kehidupan
sehari-hari, serta berjumpa dengan semua warga yang saling
bertanggungjawab.
Pendekatan terhadap sitausi dan kondisi daerah misi seperti di
atas, memerlukan pendekatan kemanusiaan, kebudayaan dan
kerakyatan.
112
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,22-
23
kehidupan tersendiri yang sangat luas melampaui daratan dan
kedalaman laut dan juga melampaui ketinggian gunung tertinggi
sekalipun di dunia. Hal ini membuktikan bahwa mestinya ekosistem
laut sangat penting bagi kehidupan ekosfer dan khususnya dalam
menopang kehidupan manusia. Laut adalah sumber pangan yang sangat
potensial. Anekaragam ikan dan tumbuhan laut merupakan sumber
protein, minyak dan mineral serta kebutuhan hidup lainnya yang
dibutuhkan oleh manusia. Seluruh sumber alam yang terdapat di laut
merupakan bagian dari ekosistem laut yang saling mendukung. Sama
seperti ekosistem di darat, ekosistem di laut pun menjadi rusak ketika
eksploitasi terhadap salah satu atau sebagian dari unsur dalam
ekosistem itu dilakukan secara berlebihan. Dalam dunia modern
kesadaran akan kemahakayaan ekosistem laut mungkin masih sangat
sedikit yang terkuak.
113
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,23-
25
114
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,25
1. Eksploitasi sumber-sumber Laut115
115
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,25-
27
116
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,27-
31
Ancaman terberat dan terbesar terhadap ekosistem laut datang
dari limbah beracun yang dialirkan ke laut. Dalam proses eksplorasi dan
eksploitasi bahan tambang ekosistem laut menjadi terganggu dan
tersemar oleh limbah. Namun pencemaran terhadap laut terutama
datang dari kegiatan transportasi di laut dan juga dari kegiatan manusia
di darat yang limbahnya terbuang ke laut, akibatnya laut menjadi
penampung terakhir bagi produk samping kegiatan manusia. Limbah
beracun datang dari jenis pestisida yang banyak digunakan di lahan-
lahan pertanian, dari buangan Industri dan dari tumpahan minyak bumi.
Tumpahan minyak dan pengaliran secara diam-diam merupakan
ancaman serius bagi reproduksi pertumbuhan ikan, udang, kepiting dan
yang sejenisnya serta plankton. Berbagai penelitian telah dilakukan
terhadap bahaya air raksa atau merkuri dan bahan kimia pencemar
lainnya sejak kasus keracunan metil merkuri dan cadmium terhadap
nelayan jepang di teluk minamata. Akibatnya adalah manusia yang
menderita hilangnya penglihatan, melemahnya otot, terganggunya
fungsi otak dan kelumpuhan yang mengakibatkan kematian. Bahan
pencemar yang paling menakutkan dewasa ini adalah radio aktif,
khususnya dari limbah nuklir.sumber-sumber limbah nuklir didaratan
sudah semakin mengancam dan sebagai contoh, tingkat radio aktif yang
tinggi di laut utara telah ditemukan pada ikan. Sumber pencemaran
terhadap laut juga datang dari sampah, khususnya sampah plastik yang
banyak terbuang ke laut. Tiap tahun 30.000 ekor anjing laut berbulu di
bagian utara mati karena terjerat kantong plastik atau jala penangkap
ikan yang hilang, seperti halnya ratusan satwa mamalia laut, burung laut
dan ikan yang lain. Cukup rasanya untuk menyimpulkan bahwa bahan-
bahan kimia yang datang dari berbagai sumber kegiatan manusia telah
memasuki laut dan samudera dengan waktu yang cukup lama dan
dengan jumlah yang tidak dapat ditolerir oleh sistem dasar laut,
berakumulasi dan mengancam bahkan telah merusak dan mungkin juga
telah membinasakan spesies tertentu di dalam laut. Manusia dengan
teknologi secanggih apapun tidak mampu untuk membersihkan laut dan
bahan kimia tersebut untuk memulihkan ekosistem laut yang terlanjur
rusak. Soalnya ialah sekali bahan pencemar itu masuk ke laut, sangat
sulit untuk membersihkannya sebab ia telah mengalir jauh dan menyatu
dengan semua kandungan laut, baik organisme maupun anorganisme.
Maka pastilah semua bahan kimia pencemar itu mengancam
kelangsungan hidup dalam laut.
117
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,33-
34
118
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,34-
35
dengan perkataan itu,tidak lebih dari percaya kepada kuasa yang dapat
melakukan keajaiban. Meskipun demikian ceritera-ceritera itu
dimasukkan ke dalam PB sebagai ceritera iman yang berpusat pada
perbuatan ajaib Yesus sebagai tanda dari kehadiran kerajaan Allah.
119
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,36-
38
oleh markus untuk membenarkan teriakan roh-roh jahat (mark 1:24)
sebagai proklamasi kebesaaran Yesus, dan menolak tuduhan para ahli
Taurat. Kedatangan-Nya membawa zaman baru, yaitu zaman yang
merdeka dari kekuasaan si jahat. Ia adalah Mesias yang mengherankan.
120
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,38-
40
iman kepada pemerintahan Allah yang telah berlaku. Yesus ditonjolkan
sebagai Mesias yang memerintah atas badai dan ombak. Roh-roh jahat
yang dianggap bekerja di balik bahaya laut tidak berdaya lagi, malahan
terpaksa mengakui kebesaran Yesus. Siapa pun tak perlu takut karena
pada akhirnya yang hendak ditekankan bahwa dimana Yesus hadir,
maka segala macam badai dan gelombang kehidupan, termasuk
gelombang kehidupan bergerja, akan teratasi. Dengan beriman kepada
kuasa Yesus sebagai Mesias, kehidupan bahari pun dapat
dikembangkan dengan tenang.
1.1 (Dasar dan pandangan Alkitab tentang Tanah).122 Tanah adalah titik
sentral dan tema pokok dalam kesaksian Alkitab karena ia menyangkut
kepentingan sejarah dan kerinduan untuk memiliki susuatu untuk diri
sendiri. Tanah mengandung harapan bagi masa depan bangsa
perjanjian, karenanya pula mengandung nilai teologis yang sangat kuat.
Tanah dan manusia saling bergantung, sehingga kesuburan dan
121
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,42-
44
122
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,44-
47
kesejahteraan tanah sangat tergantung pada kesetiaan umat akan janji
Allah. Dalam situasi perkembangan global masa kini, ini berarti bahwa
pemeliharaan lingkungan akan sangat bergantung pada keadilan sosial
dan integritas moral dari manusia serta perhatian dalam sikap mengasihi
dan perilaku manuisa terhadap tanah secara efektif. PL mangatakan
bahwa Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke lubang hidungnya sehingga ia menjadi makhluk hidup.
Alkitab juga menyebutkan peran manusia sebagai pengelola atau
penatalayan yang baik atas tanah. Tanah menjadi tempat tinggal
manusia, tempat ia bisa bekerja, dalam arti mengandung makna budaya.
Interaksi manusia dan tanah senantiasa memperlihatkan tingkat dan
corak budaya yang dimiliki manusia. Dalam PL disebut tentang
bagaimana tanah atau bumi menyediakan segala yang baik yang di
perlukan manusia, sehingga manusia bisa menabur. Dimensi lain yang
menarik dari tanah dalam perspektif PL ialah bahwa tanah adalah
anugerah. Allah menjanjikan kepada umatnya suatu tanah, dan janji itu
dia penuhi. Bangsa Israel tahu bahwa bila Allah berfirman dan umatnya
menjawab, maka disana ada kehidupan. Tanah diberikan kepada Israel
karena Allah senantiasa memenuhi janjinya. Allah memberikan tanah
kepada Israel, namun tanah bukanlah objek yang diterima akan tetapi
tanah adalah subjek dari firman Allah yang menjadi sumber kekuatan
untuk bangsa Israel. Dengan prinsip dasar bahwa tanah adalah anugerah
dari Allah, maka manusia hanya dapat memanfaatkan untuk mengenal
dan memuliakan nama Allah. Di samping aspek manusia sebagai
pengelola, ada pula aspek tanggungjawab yang erat berkaitan dalam
persoalan hubungan manusia dengan tanah. Untuk itulah, maka Torah
menjadi kaidah bagi umat Israel untuk terikat dalam ketaatan dan
kesetiaan relasi, baik terhadap sesama maupun terhadap tanah yang
dianugerahkan kepada-Nya.
123
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,47-
48
Manusia harus memperlakukan tanah dengan hormat. Sikap manusia
terhadap tanah begitu mulia, misalnya penduduk Aborigin Australia
yang memandang tanah sebagai sesuatu yang suci. Antara penduduk
Aborigin dan tanah terjalin ikatan yang tak bisa dipisahkan.
124
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,50-
51
125
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,51-
55
dan kesucian Allah yang kodrati. Pada prinsipnya bila model Allah
sebagai ibu, kekasih dan teman dicermati dalam konteks dunia sekarang
ini maka tawaran ini sesungguhnya dapat di pertanggungjawabkan.
Model Allah sebagai ibu dan saudara adalah sejalan dengan model atau
perspektif melanesia, tentang hubungan manusia dan tanah, serta
hubungannya dengan pencipta. Pendekatan tenatang relasi Allah dunia
dalam metafora ibu, kekasih dan teman, merupakan refleksi dari
hubungan personal yang diikat oleh kasih. Jadi dalam terang Imagodei
manusia dipanggil kepada ibu,kepada kekasih dan untuk menjadi teman
bagi dunia ini. ini juga merupakan suatu pengertian tentang makna
Allah sebagai ibu,kekasih dan teman dalam terang injil. Bahkan secara
teologis, kita dapat mempertimbangkan bahwa dunia, alam semesta
serta tanah dilihat sebagai tubuh Allah.
2. Teologi Kehidupan dan Etika Relasi126
126
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,55-
58
Bruner. Dengan teologi kehidupan, kita berbicara soal pengakuan
bahwa hubungan manusia dengan Allah yang sungguh dan benar, itulah
sumber kehidupan yang kekal. Hubungan yang benar dan
bertanggungjawab kepada Allah itulah yang menjadi akar yang kokoh
bagi hubungan manusia dengan sesama dan dengan alam ini. Dengan
munculnya teologi kehidupan diharapkan tercipta pedoman bagi etika
relasi. Karena hanya dengan kehidupan yang sejati, maka relasi-relasi,
antar manusia, manusia dengan alam, manusia dengan tanah, manusia
dengan Allah, mengalami pembaharuan yang komprehensif.
2.1 (Mencari dasar Alkitab).127 Salah satu dimensi iman ialah bahwa
orang percaya di panggil untuk selalu setia kepada Allah yang hidup.
Setia kepada Allah berarti bahwa perilaku manusia atas lingkungan
alam ini akan mengalami interpretasi yang baru pula. Allah
menghendaki keadilan, pembebasan dan kehidupan di antara sesama
ciptaan-Nya. Berikut ini akan diajukan beberapa pandangan Alkitab
tentang berita kehidupan yang dapat menjadi acuan teologis, dan
sumbangan bagi eko-teologi.
127
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,58-
61
dinamis dan kreatif. Inilah permulaan dari kehidupan. Dimana
ada Allah disana ada kehidupan.
Yoh 1:1-18 Dan kolose 1:15-20. Kedua teks ini mendapat
tempat yang sangat sentral dalam uraian kristologi PB. Segala
sesuatu mungkin karna logos atau firman. Pernyataan ini harus
dipahami dalam terminologi kristologi. Karya Allah mencakup
tiga dimensi, sebagai pencipta, sebagai penebus dan sebagai
pemelihara dan penjaga kehidupan. Dalam kedua teks diatas kita
jumpai, elemen-elemen Trinitatis, yang dapat menjadi
pendekatan untuk memahami ciptaan Allah secara utuh.
Kehidupan dan ciptaan akan mencapai puncaknya bila Mesias
adalah semua dan di dalam semua (kolose 3:11). Paulus sangat
menekankan hidup dalam Roh yang dikenal dalam sikap kasih,
sukacita,damai
sejahtera,kemurahan,kebaikan,kesabaran,kelemahlembutan dan
penguasaan diri. Hanya dalam Kristus, Allah membuka jalan
baru memasuki ciptaan yang baru. Jadi siapa yang ada dalam
Kristus ia adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang.
128
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,61-
62
3.1 (Arti Sebuah Doa Atas Tanah).129 Bagi penduduk Irian warga GKI
di Irian Jaya soal tanah tak bisa dilihat terpisah dari kehadiran Gereja
dan umat Kristen di wilayah ini. hal ini merupakan bagian dari suatu
kepercayaan yang kuat atas rumusan doa sulung, di dalam nama Allah
kami injak tanah ini. Rumusan doa sulung ini mendapat interpretasi
bahwa tanah Irian jaya, memiliki nilai sakral, karena sudah dibaptis
dalam nama Tuhan.
3.2 (Tanah itu Sakral).130 Dari berbagai cerita tentang manusia yang
lahir dari hulu sungai. Ada cerita yang menguraikan bagaimana
manusia itu menjadi saudara dari Tanah, Air, Matahari, Bulan, Bintang
dsb. Kekayaan yang tak terhingga dari cerita rakyat yang telah
berkembang sampai pada tingkat mitologi dan kepercayaan itu,
merupakan satu budaya tentang tanah, berikut ini terlihat struktur
kepercayaan suku-suku Melanesia tentang tanah sebagai hal yang suci
yakni:
129
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,62-
63
130
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,63-
66
3.3 (Tanah sebagai Mama)131. Konsep budaya tentang tanah sebagai
mama merupakan salah satu inti kepercayaan adat suku Amungme.
Tanah sebagai mama, menagndung implikasi sosial yang sangat besar.
3.4 (Tanah kita Hidup kita).132 Bagi suku Amungme tanah adalah harga
diri karena tanah Amungme adalah mama yang memberi perlindungan,
memberikan air susu dan menyediakan hutan dan bercocok tanam,
maka tanah adalah hidup kami.
131
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,67
132
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,68
133
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,69-
71
4.2 (Pembaharuan relasi manusia dan tanah sebagai prinsip relasi).134
Salah satu keprihatinan manusia adalah kondisi alam yang menuju ke
arah kehancuran. Gereja-gereja diutara dan di Selatan telah menggumuli
seruan dan perjuangan untuk keadilan. Ketidakadilan telah memperluas
jurang relasi antar manusia. Untuk Irian Jaya, isu keadilan merupakan
pintu masuk suatu percakapan antar rakyat dan pemerintah, agar
tercipta relasi yang berkeadilan. Selama seabad (1885-1955) Injil
dengan susah payah menaklukkan hati manusia irian. Namun setelah
101 tahun, lahirlah gereja Kristen Injili di Irian Jaya, 26 Oktober 1956.
Suatu bukti bahwa Kristus telah hadir dan memimpin sejarah perjalanan
gereja ini.
134
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,71-
73
135
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,76-
84
Budaya Maritim Masyarakat NTT, tidak semua kelompok etnis
di NTT memiliki pengetahuan tentang sumber daya hayati laut yang
sama. Ada kelompok masyarakat yang melihat laut sebagai peluang dan
lahan garapan bagi mereka untuk mencari nafkah namun juga tidak
sedikit yang menganggap bahwa laut merupakan ancaman. Berdasarkan
mitos yang dimiliki oleh orang tasimane kemakmuran dan kekayaan
yang dimilki pada mulanya bersal dari laut. Laut sebagai tempat asal
kekayaan itu sangat dihormati dan juga ditakuti. Pemanfaatan dan
pendayagunaan anekaragam sumber hayati tersebut juga tidak dapat
dipisahkan dari kebiasaan masyarakat meminum nira sebagai makanan
pokok mereka. Kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kadar gula
relatif tinggi diimbangi dengan asinan yang dibuat dari campuran sayur
laut, ikan-ikan kecil serta berbagai spesies binatang laut lainnya.
Latu, jenis sayuran ini ada tumbuh di pasir yang tak jauh dari
batas garis pasang naik dan ada yang melekat pada batuan datar.
Namun demikian para peramu lebih menyukai yang tumbuh di
dekat garis terendah pasanng surut karena lebih nutritis.
Nggurung Ga, jenis sayuran ini tumbuh di karang laut dan
bentuk batangnya seperti sapu lidi berwarna coklat. Sebagai
panganan sayuran ini dapat diolah menjadi sayuran atau dodol.
Sembo, sayuran ini berwarna kecoklatan yang juga dinamai bulu
domba. Selain asinan lawar, sembo sangat baik dijadikan dodol
karena kadar kekentalannya, namun sembo lebih praktis jika
dibandingkan dengan Nggurung Ga.
Lombu, sayuran ini berwarna hijau pupus yang bernama lain
lumut laut. Lombu bisa dibuatkan sebagai asinan lawar atau
dimasak dengan cuka lontar dan berbagai jenis ikan dan
binatang laut lainnya.
Sandu Loa, jenis sayuran ini berwarna merah kecoklatan,
tumbuh ditepian pantai yang berlumpur atau pada akar-akar
udara dari semua jenis bakau. Sandu Loa sangat cocok dibuat
sebagai asian lawar yang dicampurkan dengan isi perut teripang.
Mede, jenis sayuran ini berwarna hijau tua. Ia tumbuh secara
individual pada suatu hamparan karang atau karang lepas.
Mede dapat dijumpai di garis batas pasang surut. Karena itu ia
hanya berguna sebagai asinan.
136
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,92
Ada tiga tema yang membentuk alur cerita yang dibahas dalam tata
ibadah sebagai 3 jalan :
1. Awal Jalan (tatkala surga dan bumi masih beringinan).
Dahulu kala, Surga dan Bumi saling meminjamkan api, mereka
mendirikan tangga, sehingga orang yang tinggal di Surga dan di
Bumi dapat naik dan turun dari langit kebumi dan sebaliknya
(Bunyi tambar)
Sapaan bagi umat Manusia
Sapaan dan rayuan terhadap Mayang Lontar (Tua a oen)
Doa Syukur (diucapkan oleh pelayan)
(pukulan gong Taibenu dan Tarian)
Pada suatu hari Teluk Ama turun dari Surga untuk menikmati
keindahan dan kemolekan yang ada di muka bumi ini. Disana ia
bertemu dengan Hak Ama lalu bercakap-cakaplah keduanya
sama sambil saling memperkenalkan nama masing-masing. Dan
keduanya membuat perjanjian tidak boleh saling menumbuhkan
amarah diantaranya karena salah satu hendak pulang. Tatkala
salah satu berangkat ia memesan kepada Hak-Ama katanya
:saya kembali kesurga untuk tiga tahun dan akan datang
kembali lagi untuk melihat keindahan muka bumi ini dan
setibanya ia disurga ia menutup rapat semua pintu sehingga
tidak setetes pun air tercurah keatas muka bumi selama tiga
tahun.
Bunyi Tambar
Percakapan tentang hidup (disekitar altar)
Percakapan tentang iman (disekitar altar)
Pengakuan dosa dan berita anugerah
3. Akhir Jalan (Surga dan Bumi kembali beriringan)
Resensi Buku
Pembahasan ini, berujung kepada buku karya Douglas John Hall
yang menginginkan kita agar lebih mendalami masalah Etika
lingkungan hidup. Dan buku ini juga memperkenalkan kita bagaimana
konsep KPKC yang menjadi kunci yang amat penting dalam gerakan
ekumene dan mempertemukan gereja-gereja dari berbagai tradisi serta
umat Kristen dengan berbagai kepercayaan dan Ideologi lainnya. Buku
ini mengingatkan kita agar membahas bahasan-bahasan teologis dalam
bahasa Indonesia yang berbicara tentang bahaya yang mengancam
137
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,93-
99
kehidupan Alam serta segala isinya, termasuk kita semua (makhluk
hidup).138
Tanggapan Dogmatis
Alam terdiri dari Laut, Air dan Tanah adalah merupakan suatu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Laut merupakan ciptaan Tuhan yang
kaya akan sumber daya lautnya, termasuk ikan, terumbu karang dan
lainnya. Makhluk hidup tidak mampu bertahan hidup tanpa air, bahkan
tanah pun tidak berfungsi bila tanpa air, demikian juga dengan
tumbuhan akan mati bila tanpa air. Manusia adalah makhluk yang
diberikan akal dan pikiran oleh Tuhan dengan itu manusialah yang
diminta agar mampu menjaga serta memelihara apa yang telah
dijadikan Tuhan, baik itu Laut, Air dan Tanah karena masing-masing
telah memiliki fungsinya masing-masing dan saling memperlengkapi.
Laut sebagai bagian dari masyarakat kepulauan menempatkan laut
sebagai bagian yang terbesar diseluruh bumi. Daerah kepulauan adalah
suatu kenyataan yang telah tercipta. Demikian juga tanah yang
merupakan tempat peradaban manusia.
138
Laut dan Lingkungan Hidup : Setia Jurnal Teologi Persetia No.1/ Tahun 1997,102
139
Norman L. Geiser, Etika Kristen: pilihan dan isu, Malang: Departemen Literatur
SAAT, 2001, hal.386
krisis ekologis. Lingkungan hidup adalah lingkungan di sekitar manusia
tempat organisme dan anorganisme berkembang dan berinteraksi.
Sebenarnya manusia adalah bagian integral dari organisme tersebut,
sekalipun bagian yang terkecil. Ini perlu ditekankan, sebab sering sekali
manusia seolah-olah bukan bagian dari lingkungan. Manusia dan bumi
sama-sama memiliki akar kata yang sama dalam bahasa semit, yaitu
disebut dm, asal kata Adam (manusia) dan adamah, artinya tanah.
Manusia adalah lingkungan sebab dia memiliki ciri-ciri dari seluruh
komponen dalam alam ini, yaitu ciri fisik dan biologis.140
140
Dr.Robert P. Borron, Etika Bumi Baru, Jakarta:Gunung Mulia,2003, hal 16 -18
141
Dr.Robert P. Borron, Etika Bumi Baru, Jakarta:Gunung Mulia,2003, hal 82-84
merupakan akibat dari sikap tak bertanggungjawab yang
diperankan manusia terhadap alam yang dipercayakan
kepadanya. Hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa manusia tidak
melaksanakan tugas kepelayanannya secara bertanggungjawab
sebagai seorang pelayan yang semestinya setia.
Etika Solidaritas. Manusia harus solider dengan lingkungan,
berarti manusia harus memperhatikan penderitaan lingkungan
dan berupaya menanggulanginya.
Etika Damai Sejahtera. Pencemaran adalah salah satu contoh
rendahnya penghargaan manusia terhadap kehidupan. Dewasa
ini, kehidupan di alam telah terlanjur dirusak oleh pencemaran.
Karena itu, etika damai sejahtera mestinya menjadi motivasi
yang mendorong seluruh masyarakat untuk mengendalikan diri
dalam mengeksploitasi sumber daya alam, meminimalkan dan
mengahpuskan pencemaran serta mencegah pencemaran yang
baru.142
144
J. Milburn Thompson, Keadilan dan Perdamaian: tanggungjawab Kristiani dalam
Pembangunan dunia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Hal. 306
untuk mengetahui bersama bumi dengan sedemikian rupa bahwa kita
tidak perlu lagi menyadari hal-hal ini, karena mereka telah menjadi
alam kedua. Maka kita bisa menjadi gunung, laut, udara, jalan, pohon
dan bahkan binatang. Kita juga dapat menjadi satu dengan Kristus,
dengan Roh, dan akhirnya dengan Allah.145
145
Leonardo Boff, Jeritan Bumi dan Jeritan Penderitaan, Medan: Bina Media
Perintis, 2008. Hal. 267
146
Rogate R.Mshana & Athena Peralta, Mengaitkan Kemiskinan, Kesejahteraan &
Ekologi, PMK-HKBP, Jakarta: 2016, hal 25-26
yang tidak disukai Allah dengan cara merusak dan mengambil
keuntungan dari alam yang telah diberikan Allah dengan begitu baik.
Seharusnya manusia memiliki nilai kemanusian itu sendiri, karena
Allah tidak hanya menciptakan Manusia saja, dimana dia juga
menciptakan tumbuh-tumbuhan, laut, darat, segala jenis binatang dan
yang lainnya dengan ketentuannya masing-masing. Namun kegabahan
manusia membuatnya manjadi rusak, dan mempengaruhi sistem
perekonomian.
147
Rogate R.Mshana & Athena Peralta, Mengaitkan Kemiskinan, Kesejahteraan &
Ekologi, PMK-HKBP, Jakarta: 2016, hal 27
Kelompok 3
Nama : Denri Halomoan Pasaribu
Dewi Dian Ayu Sinaga
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen Pengampu : Pdt.Dr.Jusen Boangmanalu
I. Ringkasan Buku
1.1 Pendahuluan
Konfesi-konfesi Lutheran tidak bermaksud menggantikan Kitab
Suci, konfesi adalah tafsiran iman sebagaimana yang kita miliki dalam
PL dan PB, yang mengajar orang-orang percaya dalam pengertian yang
benar akan firman Allah. Konfesi Lutheran yang ada pada buku ini
merupakan bagian dari tradisi pengakuan iman Kristen. Konfesi
Lutheran bukan dokumen pengutukan, melainkan dokumen dari
pengakuan iman yang benar dan rasuli. Buku ini mengetengahkan
sejarah dogma Kristen Protestan, bukan hanya pada abad 16 sebagai
setting of life, melainkan juga pergumulan gereja-gereja purba dan
Bapa-Bapa gereja, yang kita akui menjadi pergumulan kita di gereja
masa kini dan masa mendatang. Pada akhir dunia peralihan, Firman dan
Injil yang murni tidak dipalsukan sehingga membawa keselamatan bagi
kita, bagi Jerman, menerangi jalan keluar dari ketakhayulan dan
kegelapan kepausan.
1.2 Tiga Simbol Yang Utama
Teks Pengakuan Iman Rasuli yang kita miliki sekarang berawal
dari abad kedelapan, ini adalah pengeditan dari Pengakuan Iman Roma
Tua yang umum berlaku di Barat pada abad ketiga. Ada 3 kredo
(pengakuan iman) dari gereja masa itu yang diterima secara universal
yang disebut ketiga simbol oikumenis. Pengakuan-pengakuan Iman
Kristen yang biasanya digunakan Gereja yaitu Pengakuan Iman Rasuli
(lahir di gereja Barat), Pengakuan Iman NICEA (di gereja Timur) dan
Pengakuan Athanasium (di Barat).148
1.3 Konfesi Augsburg (Pengakuan Iman Yang Disampaikan di
Augsburg Oleh Sejumlah Pangeran dan Majelis Kota Kepada
Baginda Kaisar Karel V Pada Tahun 1530).149
Pertikaian agama yang timbul dalam negeri akibat reformasi
harus diselesaikan, maka Kaisar Karel V pada tanggal 21 Januari 1530
memanggil majelis kekaisaran untuk bersidang bulan April di
Augsburg. Kemudian elektor Sakson meminta para teolog di
Wittenberg mempersiapkan penjelasan tentang kepercayaan dan
kebiasaan gerejawi diwilayahnya. Saat pasal itu dibawa ke Augsburg,
kaum Lutheran juga memutuskan membuat penyataan bahwa Lutheran
tidak dapat disamakan begitu saja dengan semua penentang Roma yang
lain. Naskah konfesi dipersiapkan dan disampaikan dalam bahasa
Jerman dan Latin, sehingga dianggap resmi, naskah itu pernah hilang
akan tetapi ada lebih dari 50 salinan yang berasal dari tahun 1530 itu
ditemukan. Maka dalam buku ini dijelaskan latar belakang dari setiap
pasal yang diajukan para teolog.
1.3.1 Pasal-Pasal Tentang Iman dan Ajaran150
1. Allah
Bahwa ada satu hakikat ilahi yang disebut Allah dan
sesungguhnya adalah Allah. Ada tiga pribadi dalam satu hakikat ilahi
yang sama kekalnya.
2. Dosa Asali
Diajarkan sejak kejatuhan Adam semua manusia yang dilahirkan
secara kodrati, dikandung dan dilahirkan dalam dosa.
3. Anak-Anak Allah
Allah Anak menjadi manusia, dilahirkan dari anak dara Maria,
kedua tabiatNya ilahi dan insani, Allah sejati dan manusia sejati, benar
dilahirkan, menderita, disalibkan, mati dan dikuburkan. Kristus yang
148
Penerj.,ed.Theodore G. Tappert, Buku Konkord (Konfesi Gereja Lutheran), (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2016) 23-28.
149
Theodore G. Tappert, Buku Konkord,31-36
150
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 36-50.
sama turun ke alam maut, bangkit dari antara orang mati, hari ketiga
naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah.
4. Pembenaran
Kita menerima pengampunan dosa dan menjadi benar dihadapan
Allah oleh anugerah, demi Kristus melalui iman.
5. Jabatan Pelayanan
Melayankan Injil dan sakramen-sakramen.
6. Ketaatan Baru
Iman harus menghasilkan buah dan perbuatan yang baik,
melakukan semua perbuatan baik sebagaimana telah diperintahkan
Allah.
7. Gereja
Gereja Kristus yang esa akan ada dan tetap selamanya, Injil
diberitakan dengan murni dan sakramen dilayankan sesuai injil.
8. Apakah Gereja Itu
Tempat persekutuan orang percaya dan kudus, sakramen yang
dilayankan tetap berlaku meskipun yang melayankan adalah orang jahat
9. Baptisan
Menolak kaum Anabaptis yang mengajarkan bahwa baptisan
anak-anak tidak benar.
10. Perjamuan Kudus
Tubuh dan darah Kristus benar hadir dalam pelayanan
Perjamuan Kudus, dalam roti dan anggur yang diterima.
11. Pengakuan Dosa
Pengampunan dosa perseorangan harus dipelihara jangan
diabaikan.
12. Pertobatan
Menolak mereka yang mengajarkan bahwa pengampunan dosa
tidak diperoleh melalui iman, tetapi dengan menebus dosa-dosa sendiri.
13. Penggunaan Sakramen-Sakramen
Sakramen harus disertai iman sebagai tanda dan kesaksian akan
kehendak Allah atas kita untuk membangkitkan dan meneguhkan iman
kita.
14. Tata Tertib Gereja
Tidak seorang pun boleh mengajar dan berkhotbah atau
melayankan sakramen dalam gereja tanpa panggilan resmi.
15. Perayaan-Perayaan
Perayaan ditetapkan manusia, menciptakan perayaan yang
dilaksanakan tanpa berdosa serta menciptakan damai dan ketertiban
dalam gereja.
16. Pemerintah
Diajarkan bahwa pemerintah sipil dan peraturan di dunia ini
diadakan dan ditetapkan oleh Allah demi ketertiban. Injil tidak menolak
pemerintah, negara dan perkawinan.
17. Kedatangan Kristus Untuk Menghakimi
Yesus Kristus Tuhan kita akan kembali pada akhir zaman untuk
menghakimi dan membangkitkan semua orang mati.
18. Kehendak Bebas
Manusia memiliki batas kehendak bebas, dimana segala sesuatu
adalah dari Dia dan melalui Dia. Manusia tidak dapat membuat dirinya
berkenan kepada Allah tanpa pertolongan Roh Kudus. Manusia berbuat
jahat juga atas pilihannya sendiri.
19. Penyebab Dosa
Sekalipun Allah yang menciptakan dan tetap memelihara alam
ini, namun dosa terjadi pada semua orang jahat dan pencemooh Allah
oleh kehendak yang menyeleweng.
20. Iman dan Perbuatan Baik
Perlunya iman beserta perbuatan yang membuat kita benar
dihadapan Allah. Hanya iman yang dapat memahami anugerah dan
pengampunan dosa, dengan bantuan Roh Kudus.
21. Pemujaan Orang-Orang Kudus
Perbuatan yang baik orang kudus dapat dijadikan teladan,
sehingga melihat mereka iman kita diteguhkan.
1.3.2 Pasal-Pasal Tentang Hal-Hal Yang Diperdebatkan Yang
Didalamnya Diberi Penjelasan Tentang Penyalahgunaan Yang
Sudah Diperbaiki.151
22. Kedua Unsur Dalam Sakramen
151
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 51-83
Tidak terdapat satupun hukum gerejawi yang mengharuskan
orang hanya menerima satu jenis sakramen sebab Paulus menunjukkan
bahwa seluruh anggota jemaat Korintus menerima kedua jenis bahan
sakramen dan sudah berlangsung dalam gereja dalam tulisan Bapa
Gereja, sebab pemisahan sakramen bertentangan dengan penetapan
Kristus.
23. Perkawinan Para Imam
Kitab Suci dengan jelas menyatakan bahwa kehidupan
perkawinan ditetapkan Allah untuk menghindarkan pencabulan.
Pengumuman yang diluncurkan paus melalui uskup saat itu melarang
perkawinan para imam dan membatalkan perkawinan yang sudah lama
terjalin. Ini mengakibatkan banyak perbuatan jahat terjadi,
kekhawatiran ini dilihat oleh Paus Pius maka ia menyatakan alasan
yang lebih penting yaitu lebih baik untuk mengizinkan mereka
menikah, agar tidak memalukan negara Jerman, dan menimbulkan
pertumpahan darah.
24. Misa
Tradisi Misa yang hanya imbalan upah telah dihentikan oleh
gereja-gereja yang ada diwilayah tersebut. Kidung nyanyian dan respon
kini berbahasa Jerman untuk mendidik dan melatih jemaat. Memberikan
bimbingan kepada jemaat bagaimana penggunaan sakramen dengan
benar yang selalu dilakukan pada saat Misa sebab Misa bukanlah
korban untuk menghapus dosa namun suatu persekutuan yang
didalamnya iman. Misa diadakan apabila pesertanya sudah hadir dan
dilayankan kepada mereka yang menginginkannya. Kitab Suci
dibacakan dan diterangkan disemua kebaktian yang diadakan tanpa
Misa.
25. Pengakuan Dosa (Confession)
Tidak melayankan sakramen bagi mereka yang belum diuji dan
diberi pengampunan, hanya firman Allah yang dapat mengampuni dosa.
Pengampunan atas nama Allah dan oleh perintah Allah. Pengkhotbah
mengajarkan bahwa pengakuan dosa harus dipertahankan demi
pemberitaan pengampunan dosa.
26. Pembedaan Makanan
Dulunya pembedaan makanan dianggap sebagai tradisi untuk
mendapatkan anugerah dan menebus dosa. Tradisi ini banyak yang
membingungkan orang sehingga diajarkan iman dalam gereja yang
harus dipelihara.
27. Kaul-Kaul Kebiaraan
Kaul kebiaraan dianggap kosong dan hampa sebab semua
peraturan yang mereka jalani selama ini hanyalah buatan manusia
semata. Mereka meyakinkan orang banyak bahwa aturan kerohanian
buatan mereka adalah kesempurnaan Kristen.
28. Kuasa Para Uskup
Membedakan antara kuasa pedang dan wewenang yang rohani
dengan duniawi, kuasa uskup untuk memberitakan injil. Keduanya
harus dihormati sebagai pemberian Allah yang tertinggi didunia ini,
uskup harus mampu menjaga kesatuan gereja-gereja Kristen.
1.4 Apologi Konfesi Augsburg
Apologetika ialah pembelaan secara ilmiah akan kepercayaan
Kristen. Kepercayaan tidak dapat dibuktikan, menurut Alkitab
kepercayaan adalah karunia Allah. Sebab Injil yang Kuberitakan itu
tidak sejalan dengan pikiran manusia (Mat 16:17; Gal 1:11) padahal
membuktikan berarti mencocokkan dengan jalan pikiran manusia. Jadi
tidak mungkin membuktikannya.152 Dua hari setelah Konfesi Augsburg
itu dibacakan pada sidang, maka golongan Roma memutuskan
menyusun jawaban dan penolakan terhadap dokumen dari golongan
Lutheran. Kaisar menugaskan kepada teolog yang dipimpin utusan
Paus, maka tersusunlah naskah pernyataan mereka yang dinamai
Konfutasi Roma (bantahan), dan tidak memberikan salinannya.
Pengikut Konfesi Augsburg memutuskan untuk menyusun jawaban
kepada Konfutasi Roma, yang dipercayakan kepada Philip
Melanchthon, konsep pertama ditolak oleh kaisar. Kemudian
Melanchthon merevisi dan memperluas Apologi itu, dan kemudian
terbantu dengan ditemukannya sebuah salinan Konfutasi yang mungkin
datang dari Nuremberg. Apologi itu disiarkan pada akhir April atau
awal Mei 1531, mulanya dianggap terbitan Melanchthon sendiri namun
kemudian menjadi konfesi resmi setelah ditandatangani bersama dengan
152
Dr.R.Soedarmo, Kamus Istilah Teologi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014) 12-13.
Konfesi Augsburg di Smalkalden tahun 1537. Diterangkan bahwa
kaisar dan para pangeran menolak beberapa pasal konfesi mereka
dengan dasar Kitab Suci dan pasal itu tidak sesuai dengan Kitab Suci.
Maka dengan adanya penyusunan Apologi ini sebagaimana laporan ini
jujur, jauh dari tuduhan yang katanya tidak sesuai dengan Kitab Suci
dan jauh dari Roh Kudus. Namun kini banyak yang bersaksi bahwa
Konfesi Augsburg lebih baik daripada lawan mereka.153
1.4.1 Apologi Konfesi
Pasal I Allah
Selalu mempertahankan ajaran bahwa Bapa, Anak dan Roh
Kudus adalah satu hakikat yang ilahi atas dasar Kitab Suci dan
menjunjung tinggi bahwa yang percaya diluar itu tidak termasuk gereja
Kristus, tetapi penyembahan berhala dan penghujat.154
Pasal II Dosa Asali
Mereka mengkritisi menurut mereka bayi yang baru lahir belum
mengerti apa-apa, bagi orang yang tidak berprasangka akan
menganggap tidak ada yang salah dengan pernyataan konfesi Augsburg
tersebut. Mereka mencampurbaurkan ajaran Kristen dengan pendapat
filsafat mengenai kesempurnaan alam, manusia dibenarkan dihadapan
Allah dengan kebenaran filsafat atau hukum. Menurut Konfesi
Augsburg dinyatakan bahwa hawa nafsulah yang menolak rasa takut
dan juga keyakinan akan Allah datang dari kekuatan alamiah manusia.
Augustinus juga bermaksud menyatakan bahwa dosa asali adalah hawa
nafsu yang terus bekerja. Ketika Luther hendak menunjukkan
bagaimana besarnya dosa asali dan kelemahan manusia, dia
mengajarkan bahwa sisa-sisa dosa asali dalam diri manusia pada
dasarnya bukanlah netral, tetapi memerlukan anugerah Kristus agar
dapat diampuni dan membutuhkan Roh Kudus agar dapat
ditundukkan.155
Pasal III Kristus
153
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 87-90.
154
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 91.
155
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 91-101.
Lawan menguji pasal ini yang didalamnya para Luther mengaku
bahwa ada dua kodrat Kristus yaitu firman mengambil kodrat
manusiawi didalam kesatuan pribadiNya.
Pasal IV Pembenaran
Mereka menyalahkan pernyataan bahwa manusia memperoleh
pengampunan dosa melalui iman bukan karena jasa manusia. Maka
melalui apologi ini, diperjelas kembali bahwa semua berdasarkan pada
Kitab Suci dan juga Bapa-Bapa Gereja, Kitab Suci dibagi dalam dua
doktrin yaitu hukum dan janji. Hukum disini bukan upacara dan hukum
sipil Musa melainkan Dasatitah sedangkan janji yang dimaksud adalah
mengenai Kristus. Para lawan memilih hukum untuk mencari
pengampunan dosa dan pembenaran. Padahal Dasatitah menghendaki
perbuatan lain yang jauh melampaui akal pikiran. Mereka mengikuti
para filsuf, maka kaum skolastik juga mengajar orang menerima
pengampunan dosa dengan kemampuannya sendiri. Banyak orang yang
mengejek mereka namun bagi mereka yang dibenarkan oleh akal budi
dan perbuatan, maka apa gunanya kelahiran Kristus? Apa saja yang
tidak berdasarkan iman adalah dosa, tidak mungkin mengasihi Allah
bila imannya tidak lebih dulu menerima pengampunan dosa.156
Apakah Iman Yang Membenarkan?157
Kitab Suci banyak memuat permohonan belas kasihan dan
Bapa-Bapa Gereja sering berkata bahwa kita diselamatkan oleh belas
kasihan. Berbicara belas kasihan kita harus mengingat hal itu menuntut
iman, maka iman tidak membenarkan atau menyelamatkan, sebab iman
itu sendiri adalah perbuatan yang baik, tetapi hanya karena iman itu
menerima belas kasihan yang dijanjikan itu.
Iman Dalam Kristus Membenarkan158
Iman yang kita pelihara ialah Kristus, percaya berarti yakin akan
jasa Kristus, yang oleh sebab Dia Allah mau diperdamaikan dengan
kita. Kaum Luther menolak jasa namun bukan firman atau sakramen
seperti yang dituduhkan. Dari awal sudah dinyatakan bahwa iman
156
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 102-111.
157
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 111-113.
158
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 114-117.
berasal dari firman dan memberikan penghormatan yang tertinggi
kepada pelayanan firman.
Kita Memperoleh Pengampunan Dosa Hanya Oleh Iman
Dalam Kristus159
Dosa mencemaskan kata hati melalui Hukum Taurat yang
menunjukkan murka Allah terhadap dosa, tetapi kita menang melalui
Kristus. Kita mendapat perdamaian melalui Kristus dengan dasar iman
kita, tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh perbuatannya sendiri.
Kasih dan Pemeliharaan Hukum Taurat160
Tidak mungkin memelihara hukum taurat tanpa Kristus dan Roh
Kudus, Paulus juga berkata bahwa iman tidak meniadakan melainkan
meneguhkan hukum taurat (Rom 3:31), setelah kita diperdamaikan oleh
iman maka kita akan dianggap benar oleh Kristus bukan karena hukum
taurat sebab pelaksanaan hukum taurat memerlukan iman.
Jawaban Terhadap Argumen Lawan161
Lawan berbicara mengenai kepatuhan terhadap hukum taurat,
mereka tidak berbicara tentang kepatuhan terhadap injil. Padahal kita
tidak dapat mematuhi hukum taurat itu sebelum kita dilahirkan kembali
melalui injil dan iman. Sebab kita menerima janji penyelamatan oleh
Allah melalui iman dan injil melalui Kristus maka hanya iman yang
menerima pengampunan dosa, membenarkan dan melahirkan kembali.
Kaum Luther menolak ajaran balas jasa imbalan (condignity) karena hal
itu sedikitpun tidak mengajarkan iman. Di dalam doa juga bergantung
pada pengasihan Allah bukan karena jasa-jasa. Mereka menolak bahwa
manusia dibenarkan oleh iman, menolak bahwa Kristuslah Perantara
dan Juru Damai, menolak janji anugerah dan injil. Mereka mengajarkan
doktrin pembenaran yang diturunkan dari akal budi atau dari hukum
taurat.
Pasal VII dan VIII : Gereja162
Konfutasi menolak konfesi pasal 7, sesungguhnya mereka kaum
Luther membenarkan sakramen yang dilayani oleh orang jahat,
159
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 117-127.
160
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 127-138.
161
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 139-190.
162
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 193-200.
sakramen tidak kehilangan kemanjurannya bila dilayankan oleh orang
jahat. Sebab mereka bukan mewakili diri mereka, melainkan diri
Kristus karena panggilan gereja itu, sebagaimana disaksikan Kristus
(Luk 10:16). Paulus juga telah meramalkan bahwa anti-Kristus akan
duduk di Bait Allah, yang artinya dia akan memerintah dan mengatur
gereja. Gereja bukanlah suatu perserikatan iman dari ikatan lahiriah
semata, tetapi gereja terutama adalah perserikatan iman dan Roh Kudus
dalam hati manusia.
Pasal IX : Baptisan
Mereka menyetujui pasal ke 9 bahwa Baptisan dibutuhkan untuk
keselamatan kepada seluruh bangsa termasuk bayi sebab keselamatan
ditawarkan bersama baptisan itu.
Pasal X : Perjamuan Kudus
Mereka menyetujui, mengaku iman dalam Perjamuan Kudusdan
darah Kristus, dilihat dari roti dan anggur. Roti bukan hanya lambang
melainkan telah berubah menjadi daging.
Pasal XI : Pengakuan Dosa
Mereka menyetujui namun menambahkan sebuah peraturan
Omnis utriusque dimana pengakuan harus dilakukan setiap tahun, orang
dipaksa sedapat mungkin mengingat segala dosa dan menghitungnya.
Akan tetapi dalam konfesi ini pihak Luther sepemahaman, tidak ada
penetapan waktu dalam penetapan acara pengampunan dosa dan
Perjamuan Kudus serta untuk menerima sakramen sebab tidak semua
orang sama persiapannya.
Pasal XII : Pertobatan
Mereka menolak bahwa penyesalan dan iman adalah bagian dari
pertobatan. Apabila iman ditolak saat menerima pengampunan dosa, ini
berarti menghina darah dan kematian Kristus sebab ajaran pokok dalam
injil yaitu pengampunan dosa, kita dapat lahir kembali dengan dasar
penyesalan dan iman. Paulus mempertahankan bahwa kita bukan
dibenarkan oleh hukum taurat.
Pengakuan dan Pemuasan163
163
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 233-252.
Mereka tidak memahami pengampunan dosa dan kuasa kunci
gereja dengan baik. Pengakuan kepada Allah diucapkan datang dari hati
tidak sekedar suara saja, pengakuan bermakna penyesalan, merasakan
murka Allah dan tidak bisa ditenangkan dengan perbuatan kita, tetapi
kita masih tetap mencari anugerah janji Allah. Kita harus memelihara
ajaran bahwa hanya karena iman kita memperoleh pengampunan dosa
demi Kristus bukan karena perbuatan kita. Nas-nas Kitab Suci yang
dikutip oleh para lawan dan digunakan para kaum skolastik yang sedikit
pun tidak menyinggung pemuasan peraturan gereja atau pendapat kaum
terpelajar. Mereka mengira bahwa pemuasan itu adalah perbuatan yang
tidak diharuskan, tetapi dalam nas-nas Kitab Suci ini dimintakan
sebagai perbuatan yang diharuskan. Pemuasan terhadap maut yang
kekal ialah kematian Kristus, namun bagi para lawan penyesalan begitu
besar artinya sehingga pemuasan tak perlu lagi.
Pasal XIII : Jumlah dan Penggunaan Sakramen
Ritus yang ditetapkan oleh manusia bukan sakramen karena
manusia sendiri tidak mempunyai kuasa untuk menjanjikan kasih
karunia. Sakramen sesungguhnya adalah Baptisan, Perjamuan Kudus
yang didasarkan oleh iman.
Pasal XIV: Tata Tertib Gereja
Gereja tidak hadir diantara mereka yang berusaha meniadakan
firman Allah dengan undang-undang. Tidak seorangpun diizinkan
melayani firman dan sakramen didalam gereja kecuali dia benar-benar
terpanggil.164
Pasal XV: Adat Kebiasaan Manusia Dalam Gereja
Para lawan mempertahankan pandangan bahwa ritus manusiawi
sebenarnya berjasa buat pembenaran, kasih karunia dan pengampunan
dosa, dengan ini mereka mendirikan kerajaan anti-Kristus. Mereka saat
khotbah sedikitpun tidak berbicara tentang pembenaran karena iman
dalam Kristus, mereka menyerang bagian paling bermanfaat dari injil.
Padahal dalam konfesi Lutheran ditekankan bahwa salib dan
penderitaan yang dipakai Allah untuk mendisiplinkan kita,
menimbulkan penyiksaan yang sejati bukan tiruan.
Pasal XVI: Tertib Pemerintahan Politis
164
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 253-259.
Orang Kristen berhak menduduki jabatan pemerintahan,
undang-undang untuk menertibkan adalah ciptaan Tuhan. Injil
memerintahkan kita mematuhi peraturan sebagai peraturan ilahi bukan
hanya karena takut akan hukuman. Teori biarawan yang berpura-pura
miskin telah menyesatkan sehingga mengaburkan makna injil.
Pasal XVII: Kedatangan Kristus Kembali Untuk
Menghakimi
Mempercayai bahwa pada akhir zaman Kristus akan datang dan
membangkitkan semua orang mati, memberikan kehidupan yang kekal
kepada orang yang percaya.
Pasal XVIII: Kehendak Bebas
Dalam konfesi tidak mengingkari kebebasan bagi kehendak
manusiawi, kehendak manusiawi bebas memilih antara perbuatan-
perbuatan dan hal yang dapat dipahami oleh akal budi. Namun kuasa
nafsu keduniawian sedemikian besar sehingga orang lebih sering
mengikuti yang jahat.
Pasal XIX: Sebab Dosa
Penyebab dosa adalah kehendak iblis dan kehendak manusia
yang menyimpang dari Allah. Mengakui hanya Allah yang menjadikan
alam semesta dan memelihara segalanya. 165
Pasal XX: Perbuatan Baik
Ayat dalam Roma 4:16 dan Roma 3:24 Paulus menyatakan
bahwa jika janji itu bersyaratkan perbuatan-perbuatan kita maka janji
itu tidak terjamin. Bukan berarti kaum Lutheran menolak hukum taurat,
sebab Paulus berkata dalam Roma 3:31, bila kami menerima Roh
Kudus karena iman, pemeliharaan hukum taurat akan diikuti oleh kasih,
kesabaran, kesopanan dan buah-buah Roh yang semakin bertumbuh.
Pasal XXI: Pemanggilan Orang-Orang Suci
Pemanggilan tidak dapat dibuktikan dari firman Allah, kaum
Luther tidak bisa dipaksa sebab bagi mereka doa tanpa iman bukan doa.
Mereka juga tidak dapat menerima bahwa penghormatan kepada orang
suci menjadikan mereka Juru Damai dan Perantara. Sebab itu sama saja
165
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 259-276.
memindahkan kehormatan Kristus sebagai Perantara dan Juruselamat.
Dalam indulgensia mereka mempergunakan jasa orang kudus.
Pasal XXII: Perjamuan Kudus Dengan Kedua Unsurnya
Kristus menetapkan kedua unsur untuk semua gereja, dalam
konfutasi para lawan tidak berusaha menjelaskan kepada gereja
mengapa sebagian dari sakramen itu ditiadakan. Ada perbedaan awam
dengan imam, kaum awam haruslah merasa puas dengan satu unsur
yang diberikan oleh imam. Mereka memberi alasan bahwa kaum awam
tidak memperoleh unsur yang lain sebagai tanda hukuman maka mereka
harus bersabar.166
Pasal XXIII: Perkawinan Imam
Mereka menuntut baginda supaya meniadakan perkawinan,
namun dalam konfesi mereka meminta agar baginda memperhatikan
mereka dengan alasan yang sesungguhnya diambil dari firman Allah.
Ada beberapa teks Alkitab sebagai dasar mereka yaitu Kejadian 1:28,
persekutuan laki-laki dan perempuan berdasarkan hukum alamiah,
perkataan Paulus 1 Kor 7:2, peraturan Paus juga bertentangan dengan
peraturan konsili. Sebenarnya para lawan tidak menuntut selibasi atas
dasar keagamaan karena mereka sadar bahwa kesucian bukan hal yang
biasa. Mereka mempergunakan agama sebagai dalih untuk
membebankan sesuatu atas orang yang tak berpengetahuan.
Pasal XXIV: Misa
Misa dirayakan setiap hari Minggu dan hari besar, sakramen
diberikan bagi mereka yang menginginkannya setelah diselidiki dan
diampuni. Tujuan pelaksanaan ibadah agar orang dapat mempelajari
Kitab Suci dan tersentuh oleh firman dan menerima iman.167
Korban, Hakikat dan Jenisnya
Sebenarnya hanya ada satu saja korban pendamaian di dunia
yakni kematian Kristus, selebihnya ada korban ucapan terima kasih
yang disebut korban pujian, pemberitaan injil, iman, doa, ucapan
syukur, pengakuan. Para lawan senantiasa mempergunakan istilah
korban hanya terhadap upacara, mereka meniadakan pemberitaan
injil, iman, doa. Memusatkan ibadah pada benda-benda seperti patung
166
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 276-294.
167
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 295-310.
dan lilin, jika ada orang yang membahas bahwa Perjanjian Baru harus
mempunyai iman yang mengorbankan sesuatu untuk dosa, hal ini hanya
bisa dikaitkan dengan Kristus. Lawan tidak mampu memperlihatkan
sepata katapun dari teks Kitab Suci dan tidak memperoleh dukungan
baik dari gereja purba maupun Bapa-Bapa Gereja.
Pengajaran Bapa-Bapa Gereja Tentang Sakramen
Bapa-bapa Gereja menamai Misa itu korban, tetapi mereka tidak
bermaksud bahwa Misa itu memberikan kasih karunia, atau meraih
pengampunan dosa, kesalahan dan hukuman. Mereka membicarai
tentang ucapan syukur dengan menamainya eukaristi.
Korban dan Penggunaan Sakramen
Ada 2 bagian dari sakramen yaitu tanda dan firman, firman
memberikan pengampunan dosa, sedangkan ibadah merupakan suatu
gambaran atau materai ibadah menjadi suatu korban pujian. Bapa-
bapa Gereja berkata tentang 2 pengaruh, penghiburan bagi hati nurani
dan ucapan syukur atau pujian
Istilah Misa
Misa dinamai ibadah karena melimpahkan kasih karunia, orang
Yunani menamai Misa itu Liturgi yang mereka katakan korban.
Sebenarnya perkataan itu tidak berarti korban tetapi pelayanan umum.
Peraturan Gereja Yunani pun berbicara banyak tentang korban, tetapi
jelas diperlihatkannya bahwa hal itu tidak berbicara tentang tubuh dan
darah Tuhan secara khusus melainkan mengenai seluruh ibadah, doa
dan ucapan syukur.
Misa Untuk Orang Mati
Para lawan tetap mempertahankan pemakaian ibadah untuk
membebaskan jiwa orang yang sudah mati. Dosa dan maut tidak dapat
ditaklukan kecuali oleh iman dalam Kristus (Roma 5:1), Misa bukan
pengampunan melainkan janji dan sakramen yang menuntut iman.
Lutheran menentang Perjamuan Kudus kepada orang mati, ini
menandakan manusia duniawi tidak puas bila hanya korban dalam
Kristus dimuliakan sebagai pendamai.168
Pasal XXVII: Kaul Kebiaraan
168
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 314-336.
Kaul tidak sah bila orang yang melakukannya mengira bahwa
dengan itu dia meraih pengampunan dosa dihadapan Allah atau
membuat pemuasan dosa dihadapan Allah. paulus mengajarkan bahwa
barangsiapa yang mencoba menerima pengampunan dosa berdasarkan
jasanya sendiri dengan melakukan perbuatan kebiaraan atau Dasatitah,
dia meniadakan janji Kristus, telah menyingkirkan Kristus dan sudah
jauh dari Kristus. Kepatuhan, kemiskinan dan selibat, jika hal ini tidak
murni maka ini bukan bentuk latihan rohani, para biarawan ternyata
salah dalam membusungkan dada bahwa pelaksanaan kebiaraan dapat
memuaskan hukum taurat. Juga salah pernyataan bahwa karya
kebiaraan adalah perbuatan-perbuatan yang dianjurkan Injil karena Injil
tak menganjurkan pembedaan pakaian, makanan atau harta benda.
Namun didalam konfutasi mereka mengatakan bahwa biarawan
mencoba membentuk hidupnya lebih dekat dengan injil.
Pasal XXVIII: Kuasa Gereja
Dalam konfutasi para lawan menyatakan bahwa para uskup
mempunyai kuasa untuk menciptakan peraturan yang berguna untuk
memperoleh kehidupan yang kekal. Uskup tidak mempunyai kuasa
untuk menciptakan tradisi di luar Injil seakan-akan hal itu dapat meraih
pengampunan dosa atau sebagai tindakan ibadah yang berkenan kepada
Allah sebagai kebenaran. Kaum Luther lebih setuju dengan pembagian
kuasa terdahulu yaitu kuasa hukum (order) da kuasa kehakiman
(jurisdiction). Karena itu uskup mempunyai kuasa hukum yakni
melayani Firman dan Sakramen. Ia juga mempunyai kuasa hakim, yakni
mengucilkan orang yang bersalah karena kesalahan atau membebaskan
mereka jika mereka bertobat dan meminta ampun. Para uskup tidak
boleh menciptakan adat kebiasaan yang bertentangan dengan Injil.169
1.5 Pasal-Pasal Smalkalden (Pasal-Pasal Ajaran Kristen
Pendahuluan
Pada tahun-tahun permulaan Reformasi, Luther dan kawan-
kawan berkali-kali mengusulkan supaya konsili am gereja dipanggil
membahas dan menentukan masalah ajaran dan praktik yang saling
bertentangan. Ketika para penindas gagal dengan kekerasan menumpas
bidat-bidat Protestan, akhirnya Paus Paulus III memanggil konsili pada
169
Theodore G. Tappert, Buku Konkord,338-360.
Juni 1536 untuk bersidang di Mantua bulan Mei tahun berikutnya.
Namun konsili tidak terlaksana sampai tahun 1545 dan lalu di Trente,
Paus mengundang konsili dan mendesak golongan Lutheran untuk
menentukan sikap terhadap konsili yang akan diadakan. Tanggal 11
Desember 1536 agar mempersiapkan sebuah pernyataan yang
menunjukan pasal-pasal iman yang didalamnya yang mungkin diubah
demi perdamaian dan pasal yang tidak memuat kesepakatan-
kesepakatan. Luther segera bekerja dan hasilnya disebut dengan Pasal-
Pasal Smalkalden. Menjelang tanggal 28 Desember pernyataan itu siap
dibahas oleh sekelompok kecil teolog yang berkumpul di Wittenberg.
Kelompok itu mengusulkan tambahan yaitu tentang doa kepada orang-
orang suci. Harapan itu tidak terwujud sebagian karena penyakit Luther
yang terus-menerus menghalanginya untuk hadir. Pada tahun-tahun
berikutnya, pasal-apasl itu makin disukai sebagai suatu kesaksian
Lutheran.170
170
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 365-366.
Kudus tidak demikian. Bahwa Anak menjadi manusia dengan cara
demikian, Ia dikandung oleh Roh Kudus, tanpa kerjasama seorang
lelaki dan dilahirkan oleh Maria yang murni, suci dan perawan.171
Bagian II
Pasal I: Kristus dan Iman
Pasal pertama dan utama adalah bahwa Yesus Kristus, Allah dan
Tuhan kita, mati karena dosa kita dan bangkit untuk membenarkan kita.
Pasal II: Misa
Misa kepausan harus dianggap sebagai yang paling menjijikan
sebab pelaksanaan Misa diyakini membebaskan manusia dari dosa-dosa
mereka, baik dalam hidup sekarang maupun nanti di api penyucian,
walupun sebenarnya hanya Domba Allah saja yang dapat dan yang
harus melakukan itu. Misa menjadi pokok pembicaraan dalam konsili,
mereka memahami bahwa Misa juga diselenggarakan untuk orang mati
padahal Kristus menetapkan sakramen itu hanya untuk orang hidup.
Soal api penyucian juga bertentangan sebab hanya Kristus yang dapat
menolong jiwa manusia. Biara-biara, vikar dan pembesar gereja wajib
menyalurkan semua Misa untuk kepentingan orang mati, indulgensia
diberikan untuk orang hidup dan orang mati demi uang. Bagi Luther
pahala Kristus dianugerahkan kepada kita bukan dengan uang atau jasa
kita dan bukan oleh Paus melainkan dengan mengkhotbahkan firman
Allah.
Doa Kepada Orang-Orang Suci
Doa kepada orang suci juga Anti-Kristus, hal ini tidak pernah
dititahkan atau dianjurkan dan diteladankan dalam Kitab Suci. Ini
tergolong dalam penyembahan berhala sebab kemuliaan hanya kepada
Allah. kita tidak boleh mengizinkan Misa kepada orang kudus itu, agar
kita dapat mempertahankan sakramen yang kudus dalam kemurniannya
dan kepastiannya sesuai dengan penetapan Kristus yang dapat
menggunakan dan menerimana dalam iman
Pasal III: Pemimpin Gereja dan Kebiaraan
Awalnya jabatan pemimpin gereja dan kebiaraan didirikan
dengan tujuan yang baik yaitu pendidikan orang-orang terpelajar dan
perempuan-perempuan sopan supaya kita memiliki pendeta,
171
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 366-371.
pengkhotbah dan petugas lainnya di gereja. Untuk tugas urusan
pemerintahan duniawi di kota dan di negara, supaya kita mempunyai
gadis terpelajar menjadi ibu, pelayan rumah tangga dan lain-lain.
Pasal IV: Kepausan
Paus bukan kepala seluruh kekristenan sebab kedudukan ini
hanya diberikan kepada Yesus Kristus. Paus hanyalah seorang uskup
dan pendeta gereja-gereja di Roma. Tetapi sekarang tidak ada uskup
berani memanggil Paus saudara sebagaimana lazimnya pada waktu
itu melainkan harus menyebutnya tuan yang murah hati seperti
seorang raja atau kaisar. Ia mengangkat dirinya setaraf atau lebih tinggi
daripada Kristus dan menyatakan dirinya menjadi kepala, kemudian
menjadi tuhan gereja.172
Bagian III
1) Dosa
Kita harus mengakui apa yang dikatakan Paulus dam Roma 5:12
bahwa dosa berasal dari satu orang yaitu Adam, ini disebut dosa asali
atau akarnya dosa. Dosa warisan ini demikian dalamnya merusak kodrat
hingga akal sehat tak dapat memahaminya.
2) Hukum Taurat
Awalnya hukum taurat diberikan Allah supaya orang menahan
diri berbuat dosa, fungsi dan kuasa terpenting dari hukum taurat adalah
untuk menampakan dengan jelas dan terang dosa asali.
3) Pertobatan
Pertobatan yang diharapkan adalah passiva contritio
(penyesalan yang sebenarnya dari hati, penderitaan dan kepedihan
kematian) bukan activa contritio (penyesalan yang dibuat-
buat/penyesalan hasil karya sendiri). Pertobatan terjadi melalui hukum
Allah bukan hukum manusia.
Pertobatan Palsu Dari Golongan Paus
Mereka tidak mungkin mengajarkan pertobatan yang benar
sebab mereka tidak mengetahui apa sebenarnya dosa. Ada banyak cara
orang melakukan penebusan dosa akan tetapi tidak pernah sampai
kepada pertobatan. Di Roma mereka menciptakan surat pengampunan
dosa (indulgensia), Paus menyediakan bagi dirinya sendiri hak untuk
172
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 372-384.
mengampuni semua pemuasan. Paus menciptakan tahun peringatan
(jubilee year) dirayakan di Roma, dinamai pengampunan semua
hukuman dan kesalahan, kemudian dengan cepat melipatgandakan
tahun-tahun peringatan. Padahal hanya darah Domba Allah yang murni
yang dapat menghapuskan dosa dunia ini. Inilah pertobatan yang
dikhotbahkan Yohanes yang diperkuat oleh khotbah Kristus dalam
injil.173
4) Injil
Injil memberi bimbingan, pertolongan melawan dosa, melalui
firman yang dikhotbahkan yang dengannya pengampunan dosa
diberitakan ke seluruh dunia, melalui baptisan, melalui sakramen
Perjamuan Kudus, melalui kuasa iman dan terakhir melalui percakapan
ramah dan saling menghibur.
5) Baptisan
Baptisan tidak lain adalah firman Allah dalam air melalui
ketetapan Kristus, Firman ditambahkan kepada unsur dan itulah
sakramen. Tidak setuju dengan Thomas dan dolongan Dominikan yang
melupakan firman (ketetapan Allah). Luther berpendirian bahwa anak-
anak harus dibaptis, sebab mereka juga termasuk dalam janji
keselamatan yang diperbuat Kristus.
6) Perjamuan Kudus
Luther berpegang bahwa roti dan anggur didalam PK adalah
benar tubuh dan darah Kristus, bukan hanya diterima oleh orang saleh
tetapi juga oleh oran Kristen yang jahat. Tidak perlu bersandar kepada
ilmu pengetahuan golongan sofist (Teolog Skolastik) dan konsili
Konstanta.
7) Kunci
Kunci adalah jabatan dan kuasa yang diberikan kepada gereja
oleh Kristus untuk mengikat dan menghapus dosa. Hanya kuasa Alah
yang dapat menimbang berapa banyak dosa kita.
8) Pengakuan Dosa
Walaupun pengampunan dosa perseorangan diperoleh dari
jabatan kuasa kunci gereja, tanpa firman yang dikhotbahkan mereka
173
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 386-397.
tidak menjadi suci dan Roh Kudus tidak akan mendorong mereka untuk
berbicara. Mereka menjadi suci kata Rasul Petrus sebab Roh Kudus
berbicara melalui mereka
9) Pengucilan
Pengucilan yang lebih besar adalah hukuman sipil (menyangkut
kebiasaan) yang tidak ada hubungannya dengan imam-imam gereja.
Pengucilan lebih kecil (yang benar-benar Kristen) melarang mereka
yang terang-terangan tidak mau menyesali dosanya dari mengikuti
sakramen. Pengkhotbah tidak harus mencampurbaurkan hukuman sipil
dengan hukuman rohani atau pengucilan.
10) Penahbisan dan Panggilan
Uskup yang benar yang memberi perhatiannya kepada gereja
dan injil, mereka boleh menahbiskan para pengkhotbah kita.
mentahbiskan orang yang layak untuk jabatan ini.
11) Perkawinan Imam
Golongan Paus tidak memiliki hak dan kuasa untuk melarang
perkawinan, maka Luther tidak menyetujui peraturan selibat, sebab
hanya Allah yang memberkatinya.
12) Gereja
Golongan Paus bukanlah gereja, anak umur 7 tahun pun
mengetahui apa itu gereja, yaitu orang-orang percaya dan domba-
domba yang mendengar suara dari Gembalanya.
13) Bagaimana Orang Dibenarkan di Hadapan Allah dan
Perbuatan Baiknya
Oleh iman kita memperoleh hal yang baru dan bersih bahwa
Allah mau dan menganggap kita sama sekali benar dan suci demi
Kristus, Pengantara kita. Iman kita adalah palsu dan tidak benar, bila
tidak disertai perbuatan baik sebab kita memiliki Allah yang rahmani
14) Kaul-Kaul Kebiaraan
Mereka menyombongkan diri yang menyetarakan mereka
dengan baptisan, ini adalah penghinaan kepada Tuhan.
15) Tradisi Manusia
Bertentangan dengan keKristenan bahwa golongan Paus
menyatakan bahwa tradisi manusia menghasilkan pengampunan dosa
atau berhak memperoleh keselamatan. Golongan Paus juga menyatakan
bahwa melanggar peraturan manusia adalah dosa besar.174
174
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 399-407.
Kesaksian Sejarah
Konsili Nicea memutuskan bahwa para uskup harus dipilih oleh
gereja-gereja mereka sendiri dengan disaksikan oleh seorang atau
beberapa orang uskup tetangga.
Dulu banyak sinode yang tidak dipimpin oleh uskup Roma, ini
menunjukan bahwa pada masa itu gereja tidak mengakui kedudukan
istimewa atau superioritas uskup Roma
Alasan-Alasan Pihak Lawan Ditolak
Gereja tidaklah dibangun atas kuasa seseorang tetapi atas
pelayanan, Kristus memberikan kepada rasul kekuatan rohani yakni
perintah untuk menyampaikan injil, memberitakan pengampunan dosa,
melayani sakramen, bukan diberikan kuasa pedang untuk mendirikan,
memindahkan atau memiliki kerajaan-kerajaan dunia. Pelayanan injil
telah diabaikan, pengetahuan iman dan kerajaan rohani dipadamkan.
Kebenaran Kristen telah dianggap sebagai pemerintah duniawi yang
didirikan Paus, Paus juga meninggikan dirinya secara kejam diatas
semua raja.
Tanda-Tanda Anti-Kristus
Paus memerintah didalam gereja dan dia telah membangun
kerajaan untuk dirinya sendiri, ajaran Paus banyak bertentangan dengan
injil dan Paus menarik dirinya sendiri tiga rangkap kuasa ilahi,
menganggap dirinya sendiri berhak untuk mengubah ajaran Kristus dan
kebaktian yang ditetapkan Allah, Misa-Misa dan indulgensia digunakan
untuk mencapai keuntungan, menghitung dosa dengan menimbulkan
keputusasaan, pemujaan dewa, kaul-kaul menutupi injil dan sebagainya.
Kuasa dan Hak Menghakimi Dari Para Uskup
Injil menuntut mereka yang memimpin gereja agar mereka
mengkhotbahkan injil, mengampuni dosa, melaksanakan sakramen.
Berdasarkan pengakuan semua orang bahkan juga oleh musuh sudah
jelas bahwa kuasa ini (kuasa uskup) berdasarkan hak ilahi adalah milik
semua orang yang memimpin gereja, apakah mereka itu pastor, penatua
atau uskup. Hieronimus mengajarkan bahwa pembedaan di antara
tingkatan uskup dan golongan penatua (atau pastor) adalah berdasarkan
kuasa manusiawi.175
1.7 Enchiridion (Manual Atau Buku Pegangan) Katekismus
Kecil (Dari Dr. Martin Luther Bagi Para Pendeta dan
Pengkhotbah)
Pendahuluan
Luther mengusulkan kepada beberapa temannya agar mereka
mempersiapkan sebuah katekismus untuk menuntun anak-anak. Luther
sendiri mengambil alih tugas itu. Tahun 1528 ketika ia masih sedang
mengerjakan Katekismus Besar, Luther mulai mengerjakan Katekismus
Kecil dan sekitar pertengahan bulan Mei 1529 Katekismus Kecil yang
lengkap sudah dicetak dalam bentuk buku kecil bergambar. Katekismus
Kecil bukan semacam ringkasan dari Katekismus Besar. Penekanannya
berbeda sebab Katekismus Kecil ditulis untuk digunakan oleh keluarga
masyarakat biasa sedangkan yang besar digunakan untuk para
rohaniawan
Dasatitah
Diterangkanlah seluruh isi dari dasatitah yang pertama-
kesepuluh dengan keterangan penjelasan dari masing-masing titah.
Pengakuan Iman Orang Kristen
1) Bagian Pertama : Ciptaan
Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta
langit dan bumi.
2) Bagian Kedua : Pembebasan
Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita.
3) Bagian Ketiga : Pengudusan
Aku percaya kepada Roh Kudus, gereja Kristen yang kudus.
Yang masing-masing memiliki penjelasan maksud dan tujuan.
Doa Bapa Kami, memiliki pendahuluan, tujuh permintaan dan
penutup. Yang masing-masing juga diberikan penjelasan.
Pendahuluan : Bapa Kami yang di sorga
Permintaan Pertama : Dikuduskanlah nama-Mu
Permintaan Kedua : Datanglah kerajaan-Mu
175
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 413-430.
Permintaan Ketiga : Jadilah kehendak-Mu di bumi, seperti di
sorga
Permintaan Keempat : Berikanlah kami pada hari ini makanan
kami yang secukupnya
Permintaan Kelima : Dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada
kami
Permintaan Keenam : Dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan
Permintaan Ketujuh : Tetapi lepaskanlah kami dari pada yang
jahat
Penutup : Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa
dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
Dalam isi Katekismus Kecil ini juga disediakan pengajaran
lainnya seperti yang telah diajarkan oleh Martin Luther, disediakan
jawaban, alasan yang dapat membantu para Pendeta atau Pengkhotbah
dalam mengajarkannya kepada jemaat. Seperti Sakramen Baptisan
Kudus, pengakuan dan pengampunan, sakramen altar, doa pagi dan
petang, doa di meja makan (doa sebelum makan dan ucapan syukur
sesudah makan), daftar tugas seperti (para penilik jemaat, pendeta,
pengkhotbah, tugas orang Kristen menghormati guru dan pendeta
mereka, petugas pemerintahan, tanggungjawab menghormai petugas
pemerintah, suami-suami, istri-istri, orangtua, anak-anak, buruh dan
pembantu, laki-laki dan perempuan, tuan dan nyonya, orang muda
secara umum, janda-janda, orang-orang Kristen secara umum).176
1.8 Katekismus Besar
Katekismus adalah Alkitab orang awam yang didalamnya
terkandung seluruh ajaran Kristen yang perlu diketahui setiap orang
Kristen untuk mendapat kesukaan kekal, terdapat juga rangkuman
ajaran gereja Kristen yang kudus, benar, tepat, tua dan murni.
Katekismus bukan hanya merupakan buku pegangan pelajar sidi tetapi
untuk memberi bimbingan bagi orang percaya sepanjang jalan iman
yang harus ia tempuh. Katekismus Luther merupakan suatu rangkuman
176
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, 439-467.
segala sesuatu yang didapati dalam kitab suci dalam bentuk yang
ringkas, jelas dan sederhana. Luther menggunakannya juga sebagai doa
untuk berdoa dan mengadakan renungan pribadi. Banyak sekali manfaat
dan keuntungan apabila membaca katekismus, membicarakannya serta
merenungkannya, Roh kudus hadir dan terus menerus memberi
terangdan kesetiaan sehingga cita rasanya semakin mendarah daging
dalam diri. Selain itu, Katekismus merupakan suatu bantuan untuk
melawan iblis, dunia, tabiat manusia yang berdosa serta pikiran-pikiran
jahat.
Perintah Allah cukup menjadi alasan untuk mendorong orang
untuk membaca Katekismus, karena Allah memperingatkan manusia
dengan sungguh-sungguh untuk tidak melupakan perintah-perintah-
Nya.Oleh karena itu, Allah ingin memperingatkan, mempersenjatai dan
melindungi manusia dari serangan dan godaan iblis dengan senjata
terbaik untuk menghadapi anak panah berapinya. Inilah bagian
Katekismus yang tidak dapat diabaikan siapapun juga, orang awam
hendaknya mempelajari 3 bagian Katekismus yang tela ada dalam
gereja Kristen selama berabad-abad, yaitu :
1. Kesepuluh Firman
2. Pasal-pasal pokok pengakuan iman rasuli
3. Doa Bapa kami yang diajarkan Kristus.
Lalu ada 2 bagian tambahan, yaitu sakramen :
1. Baptisan Kudus
2. Perjamuan Kudus
Dengan demikian orang Kristen memiliki 5 bagian yang mengandung
seluruh ajaran Kristen.
1.9 Rumus Kesepakatan (Formula Of Concord)
Bagian I : Ringkasan (Epitome)
Ringkasan yang menyeluruh, aturan dan kaidah yang dengannya
semua ajaran harus diukur dan kesalahan-kesalahan yang
menyusup harus dijelaskan dan diputuskan dalam suatu cara
Kristen.
I. Dosa Asali (Warisan)
Luther menyebut dosa asali bukan dosa yang dilakukan
manusia, hal itu diwariskan dalam kodrat, zat dan wujud manusia dalam
cara yang sedemikian rupa sehingga bahkan jika tidak ada pikiran jahat
muncul dalam hati manusia yang rusak itu, tidak ada kata yang sia-sia
diucapkan, atau tidak ada tindakan dan perbuatan jahat terjadi, walau
demikian, tetap saja kodrat manusia telah dirusak oleh dosa asali,
terkandung sejak lahir dalam diri manusia melalui benih dosa manusia
dan sumber dari dosa lainnya.
Dalil yang menguatkan : Ajaran murni, Iman dan konfessi menurut
ukuran yang telah disebut dan penjelasan yang menyeluruh.
Dalil yang menentang : Penolakan ajaran palsu yang berlawanan
II. Kehendak Bebas
Kehendak manusia dalam pertobatan sama sekali pasif (artinya
tidak berbuat apa-apa sama sekali) harus dimengerti sebagai menghujuk
pada tindakan anugerah ilahi dalam menghidupkan gerakan-gerakan
baru didalam kehendak, yaitu apabila Roh Allah melalui Firman yang
telah didengar atau melalui penggunaan sakramen kudus, menangkap
kehendak manusia dan mengerjakan kelahiran baru dan pertobatan.
Kehendak manusia ada dalam empat tahap yang berbeda :
1. Sebelum kejatuhan
2. Sesudah kejatuhan
3. Sesudah kelahiran kembali
4. Sesudah kebangkitan daging
Dalil yang menguatkan : Ajaran yang murni mengenai pasal ini
berdasarkan Firman Allah
Dalil yang menentang : Ajaran palsu yang berlawanan
III. Kebenaran Iman dihadapan Allah
Konfessi Augsburg menyepakati bahwa orang-orang berdosa
dibenarkan dihadapan Allah dan diselamatkan semata-mata oleh iman
didalam Kristus, maka Kristus sendiri adalah kebenaran.
Dalil yang menguatkan : Ajaran Gereja Kristen yang murni melawan
kedua kesalahan ini
Dalil yang menentang : Penolakan ajaran yang berlawanan.
IV. Perbuatan Baik
Ada 2 pertentangan yang muncul didalam gereja mengenai
ajaran perbuatan baik :
Golongan 1. Bahwa tidak mungkin diselamatkan tanpa perbuatan-
perbuatan baik
Golongan 2. Bahwa perbuatan baik adalah merugikan bagi keselamatan.
Dalil yang menguatkan : ajaran gereja kristen yang murni dalam
pertentangan ini
Dalil yang menentang : Dalil palsu yang menentang.
V. Taurat dan Injil
Pada dasarnya hukum taurat adalah ajaran ilahi yang
mengajarkan apa yang benar dan berkenan kepada Allah yang
mengutuk segala sesuatu yang salah dan bertentangan dengan kehendak
Allah. Injil merupakan sejenis ajaran yang mengajarkan apa itu manusia
yang sudah tidak memelihara hukum taurat dan yang sudah terkutuk.
VI. Fungsi yang ketiga dari hukum taurat
Hukum taurat diberikan kepada manusia berdasarkan 3 alasan :
1. Untuk memelihara disiplin lahiriah melawan orang yang susah
diperintah dan tak beraturan
2. Membimbing manusia untuk mengetahui dosa mereka
3. Sebagai satu peraturan yang tetap untuk menjadi acuan
VII. Perjamuan Kudus
Perjamuan kudus bukan hanya roti dan anggur yang hadir dan
diterima dengan mulut, tetapi Kristus benar hadir didalam bentuk roti
dan anggur tersebut, roti melambangkan tubuh Kristus dan Kristus
melambangkan darah Kristus.
VIII. Kepribadian Kristus
Kodrat ilahi dan manusiawi berpadu secara pribadi didalam
Kristus sedemikian rupa, sehingga persekutuan yang tertinggi dimiliki
Allah dan manusia.
IX. Kristus turun kedalam kerajaan maut
Kristus turun ke kerajaan maut, memusnahkan alam maut demi orang-
orang percaya dan telah menebus mereka dari kuasa maut, dari Iblis,
dan kutukan kekal serta neraka.
X. Kebiasaan-kebiasaan gerejawi
Upacara atau kebiasaan gerejawi yang tidak diminta atau
dilarang dalam firman Allah tetapi yang telah dilaksanakan dan
dibiasakan demi ketertiban yang baik dan demi ketenteraman umum.
XI. Pratahu dan pemilihan yang kekal dari Allah
Pratahu Allah tidak lain bahwa Allah mengetahui semua hal
sebelum terjadi meliputi orang baik dan orang jahat.
XII. Golongan dan sekte lain yang belum menerima konfessi
Augsburg
Anabaptis telah terpecah-pecah menjadi beberapa golongan
yang diantaranya mengajarkan banyak kesalahan.
Bagian II
Deklarasi lengkap (Solid declaration)
I. Dosa Asali
Orang Kristen harus mengakui dan menerima sebagai dosa
bukan hanya pelanggaran yang sesungguhnya terhadap hukum Allah
saja tetapi penyakit warisan yang menjijikkan dan menakutkan yang
telah merusak kodrat manusia. Dosa asali bukanlah ciptaan dan hasil
karya Allah sebaliknyaitu adalah pekerjaan Iblis.
II. Kemauan Bebas atau kuasa manusia
Oleh kemampuannya sendiri dan tanpa anugerah Roh kudus
manusia tidak mampu memenuhi perintah-perintah Allah, mempercayai
Allah dengan sungguh, tetapi sekalipun demikian manusia masih
memiliki banyak kemampuan kodratnya sebelum pertobatannya,
sehingga ia mampu mempersiapkan dirinya untuk kasih karunia dan
memberikan persetujuannya kepada pertobatan.
III. Pembenaran oleh Iman dihadapan Allah
Orang berdosa dibenarkan dihadapan Allah artinya, manusia
dibebaskan dan dinyatakan dengan bebas dari semua dosanya dan dari
tuntutan kutukan yang seharusnya diterimanya. Oleh karena itu,
kebenaran yang karena kasih karunia diperhitungkan pada iman atau
kepada orang percaya adalah ketaatan, penderitaan dan kebangkitan
Kristus ketika manusia memenuhi hukum taurat bagi manusia dan
membayar semua dosa manusia.
IV. Perbuatan baik
Perbuatan baik yang sejati bukan sesuatu yang dilakukan oleh
kodrat pribadi sendiri melainkan hanya setelah seseorang
diperdamaikan dengan Allah karena iman dan dibaharui melalui Roh
kudus. Memang perlu melakukan perbuatan baik sebab pekerjaan baik
dengan sendirinya mengikuti iman dan pendamaian dan melakukan
perbuatan baik adalah perintah Allah.
V. Taurat dan Injil
Pengetahuan itu datang dari hukum taurat, tetapi tidak cukup
untuk pertobatan yang bermanfaat kepada Allah kalau tidak
ditambahkan dengan iman kepada Kristus, yang merupakan jasa Kristus
yakni pemberitaan penghiburan oleh injil suci, ditawarkan kepada
semua orang berdosa yang bertobat yang telah menderita oleh
pemberitaan hukum taurat.
VI. Fungsi yang ketiga dari hukum taurat
Hukum Allah berguna bukan hanya untuk memelihara peraturan
lahiriah dan melawan jahat dan membawa oran kepada pengenalan dosa
mereka yang telah dilahirkan kembali melalui Roh kudus dan yang
telah ditobatkan kepada Tuhan. Walaupun orang Kristen yang
sepenuhnya percaya telah ditobatkan kepada Allah dan dibenarkan,
dibebaskan dan dimerdekakan dari kutukan hukum taurat sebagaiman
tertulis Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah taurat Tuhan dan
yang merenungkan taurat siang dan malam karena hukum taurat
adalah cermin tempat kehendak Allah dan apa yang berkenan keppada-
Nya dilukiskan dengan tepat.
VII. Perjamuan Kudus
Konfessi Augsburg mengajarkan berdasarkan firman Allah
bahwa Tubuh dan darah Kristus yang sesungguhnya hadir dalam
perjamuan kudus didalam bentuk roti dan anggur, serta dibagi-bagikan
dan diterima. Demikian juga kutipa dari Katekismus Besar yang
menetapkan kehadiran tubuh dan darah Kristus yang sesungguhnya
dalam perjamuan kudus, diambil dari dan dikokhkan oleh Firman Allah,
bahwa hal itu harus dimengerti bukan hanya oleh orang-orang yang
percaya dan yang layak memamkannya, melainkan juga oleh orang-
orang yang tak percaya dan tak layak.
VIII. Pribadi Kristus
Anak Allah merupakan oknum ilahi yang sempurna, yang nyata
dan terpisah dan karena Ia adalah Allah segala zaman yang
sesungguhnyabenar dan sempurna bersama Bapa dan roh kudus, yang
menjadikan Kristus dalam satu oknum yang juga Allah yang benar dan
kekal. Dalam diri-Nya juga ada dua kodrat : yang ilahi yang ada sejak
semula dan yang manusiawi yag dikenakan-Nya pada waktu-nya
bersatu dengan anak Allah.
IX. Kristus turun ke alam maut
Allah dan manusia turun ke alam maut mengalahkan iblis,
membinasakan kuasa maut dan mencopot dari Iblis seluruh
kekuatannya. Kristus dinaikkan kesisi kanan kemahakuasaan dan
kebesaran Allah dan mengambil dari iblis kebahagiaan bahwa alam
maut dan iblis tidak dapat memenjarakan manusia dan setiap orang
yang mempercayai Kristus ataupun membahayakan manusia.
X. Ritus gereja
Umat Allah disetiap tempat dan pada setiap waktu mempunyai
hak, wewenang untuk mengubah, mengurangi dan memperbaiki
upacara-upacara ibadah sesuai dengan keadaan, selama itu melakukan
hal yang demikian tanpa perbuatan dangkal dan kesalahan tetapi dalam
jalan yang baik dan sesuai.
XI. Pratahu yang kekal
Allah melihat dan mengetahui segala sesuatunya sebelum terjdai, itulah
yang dimaksud pratahu Allah menjangkau semua makhluk yang baik
dan yang jahat. Pratahu Allah melihat dan mengenal Iblis itu
sebelumnya juga, tetapi bukan dengan cara seakan-akan bahwa hal itu
merupakan suatu keadaan yang terjadi berdasarkan kemauan allah
sendiri. Namun dalam perbuatan yang jahat sekalipun, pratahu Allah
bekerja sedemikian rupa sehingga Allah menentukan batas-batas dan
ukuran untuk yang jahat yang diingini-Nya itu.
Tanggapan Dogmatis
Dalam buku Edward W.A.Koehler Intisari Ajaran Kristen
juga diterangkan secara ringkas dan padat mengenai ajaran keKristenan
yang dimuat dalam Konfesi Ajaran Lutheran. Salah satunya adalah
mengenai dosa asali, dimana dosa Adam diwariskan kepada semua
keturunannya hingga kini. Kemudian Paulus mengatakan bahwa oleh
ketaatan satu orang yaitu Kristus banyak orang dibenarkan. Kerusakan
asali bukanlah dosa yang dilakukan atau diperbuat manusia dalam
hidupnya, melainkan kondisi kodrati manusia yang berdosa yang telah
ada sejak lahir. Yakni manusia penuh nafsu dan kecenderungan yang
jahat sejak dalam kandungan ibunya pada hakikatnya tidak mampu
memiliki rasa takut dan iman sejati kepada Allah. Dosa asali tidak
luntur oleh baptisan seperti yang diajarkan di Gereja Katolik, dengan
iman kepada Kristus kita dibebaskan dari kesalahan dan hukumannya.
Tetapi kerusakan jasmani itu tetap ada, seperti yang dialami Paulus dan
orang Kristen. Dengan iman dan pertolongan Roh Kudus orang Kristen
akan tetap berusaha menekan Adam lama, namun dalam hidup kita
tidak akan pernah berhasil sepenuhnya menghancurkan Adam lama.177
Dalam konfesi HKBP 1951 Pasal 6 dan 7 juga menerapkan
pemahaman yang sama bahwa sejak Adam dan Hawa jatuh kedalam
dosa, dosa itu masuk kepada semua keturunannya. Oleh karena itu
semua manusia lahir didalam dosa dan diperbudakkan dosa dengan
melanggar hukum Allah, dan dosalah yang mengakibatkan hukuman
maut yang kekal. Tidak dapat diperoleh kelepasan dari dosa dengan
jalan pekerjaan baik atau dengan tenaga sendiri, hanyalah karena
kemurahan Allah di dalam penebusan Yesus Kristus.178 Mengenai
otoritas dari kekuasaan dalam memerintah jemaat ada beberapa
pemahaman bahwa otoritas tertinggi dalam pemerintahan jemaat berarti
yang berkuasa adalah berada ditangan anggota jemaat itu sendiri bila
didalam gereja. Mengenai otonomi ditekankan bahwa Kristus sebagai
kepala gereja tidak berada dalam kekuasaan otonomi organisasi lain.
Didalam pemerintahan jemaat tidak terlepas dari perintah-perintah
Tuhan yang telah dinyatakan bahwa perintah-perintah Tuhan bagi
seluruh jemaat bukan hanya bagi para pemimpin atau suatu hirarki.179
Sakramen adalah alat yang dipakai Tuhan untuk meneguhkan
kepercayaan, sakramen itu juga dipakai untuk mengatakan segala
sesuatu yang diperbuat didalam perkumpulan ibadat, hal yang
dikuduskan. Gereja RK menetapkan 7 sakramen yaitu baptis,
177
Edward W.A.Koehler, Intisari Ajaran Kristen, (Pematangsiantar: Akademi Lutheran
Indonesia (ALI), 2012) 73-77.
178
Pengakuan Iman HKBP Konfessie 1951&1996, (Pematangsiantar: Percetakan
HKBP, 2013) 59-60.
179
Charles C.Ryrie, Teologi Dasar (Panduan Populer Untuk Memahamai Kebenaran
Alkitab), (Yogyakarta: Yayasan ANDI, Cetakan Ketiga) 204-205.
eucharistis, vormsel, biecht, tahbisan imam, perkawinan dan urapan
terakhir. Firman Tuhan menjadi unsur primer sebab Tuhan menentukan
sakramen di dalam Firman-Nya, dan tiada sakramen yang dilayani
tanpa Firman Tuhan. Sakramen itu bekerja ex opera operato = jika
imam atau pastor sudah melayani, sakramen itu, anugerah Allah itu
dengan sendirinya datang seperti halnya lampu listrik yang segera
menyala apabila kenopnya diputar.180 Dalam Perjamuan Kudus tanda
lahiriah bukan saja mencakup elemen-elemen yang nampak yang
dipakai saja, tetapi juga pemecahan roti dan penuangan anggur, lalu roti
dimakan dan anggur diminum, dan persekutuan terjadi di antara orang
percaya. Ada bebrapa hal yang harus disebutkan :
Perjamuan Kudus adalah pernyataan simbolis dari kematian
Tuhan
Perjamuan Kudus juga melambangkan partisipasi orang percaya
dalam penyaliban Kristus, secara simbolis mereka menerima
kebaikan yang dipastikan oleh kematian Kristus sebagai korban
Dilambangkan menajdi satu materai, materai ini merupakan
sumpah dari perjanjian anugerah Tuhan yang diungkapkan dalam
sakramen. Semua penderitaan dan ketaatan-Nya pasti menjadi milik
kita.181
Kendati orang Roma Katolik memandang patung-patung dan
ukiran sebagai alat-alat anugerah, tetapi pada saat yang sama mereka
gagal dalam memperhatikan Firman Tuhan dengan seimbang dan
menganggap firman hanya penting sebagai persiapan dari karya
anugerah. Secara perlahan di dalam Gereja Katolik timbullah suatu alat
yang dianggap lebih unggul dari sakramen yaitu Gereja sendiri menjadi
alat paling utama. Sedangkan pandangan Lutheran beralih dari
sakramen menuju kepada Firman Tuhan. Lutheran mengutamakan
Firman Tuhan sebagai alat anugerah yang utama, ia menunjukkan
bahwa sakramen tidak memiliki arti yang penting jika terpisah dari
firman dan kenyataannya adalah sebagai firman yang nampak. Tubuh
dan darah Kristus ada di dalam, bersama dan di bawah elemen-elemen
roti dan anggur, sehingga mereka yang memakan dan meminumnya
180
Dr.R.Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) 233-236.
181
Louis Berkhof, Teologi Sistematika, (Surabaya: Momentum, 2012) 187-189.
akan menerima juga anugerah. Kaum Anabaptis dan sekte mistis yang
lain pada jaman Reformasi dan jaman sesudahnya menyangkali bahwa
Allah sendiri menyediakan diriNya sebagai alat dalam distribusi
anugerah-Nya.182
Didalam gereja kita dapat menemukan perbedaan dalam pejabat
gereja, ada yang dikenal dengan para pejabat luar biasa dengan pejabat
biasa. Pejabat luar biasa terdiri dari Rasul, Nabi, Pemberita Injil,
sedangkan pejabat biasa yaitu tua-tua, guru-guru, diaken. Para Rasul
memiliki tugas khusus untuk meletakkan dasar berdirinya Gereja di
segala abad, menerima langsung amanat dari Allah atau Yesus Kristus,
saksi mata dari hidup Kristus terutama kebangkitan-Nya. Ada anugerah
untuk mengatakan perkataan yang mendidik bagi Gereja dalam diri para
nabi, mereka juga menajdi alat dalam mengungkapkan misteri apa yang
akan terjadi di masa mendatang. Pemberita Injil membantu para Rasul
dan kadang mereka juga dikirim oleh para Rasul dengan suatu misi
tertentu, mereka berkhotbah, membaptis, juga mengangkat para pejabat
Gereja. Kata Prebuteroi secara harafiah berarti tua-tua yaitu orang yang
dituakan, dalam Alkitab itu merujuk pada laki-laki yang sudah tua dan
satu kelompok para pejabat yang kurang lebih setara dengan mereka
yang melayani di sinagoge. Sejumlah nama lain yang diberikan kepada
pejabat ini adalah proistamenoi, kuberneseis, hegoumenoi, poimenes
para pejabat ini jelas merupakan pelindung dan penjaga para domba
yang dipercayakan kepada mereka. Mereka harus memelihara,
memerintah dan melindungi para dombanya sebagai satu keluarga
Allah. Para guru harus mempersiapkan diri karena tugas mereka adalah
mengajar saat para rasul sudah tidak ada lagi untuk memberitakan
firman Tuhan dan melaksanakan sakramen. Para diaken melayani
secara ekslusif sepanjang waktu, untuk menunjuk mereka yang terikat
pada tugas untuk menyatakan belas kasih dan kebaikan.183
Karena anugerah Allah seseorang bisa percaya, didalam iman
kita menerima dan bersandar hanya kepada Kristus untuk mendapatkan
penebusan kita dan diselamatkan. Injil meliputi seluruh ruang lingkup
manusia, Allah meminta, mengundang, memerintahkan satu usulan
182
Louis, Teologi Sistematika, 106-107.
183
Louis, Teologi Sistematika, 64-68.
belas kasihan dan anugerah tanpa ada pembedaan ataupun diskriminasi.
Injil Kristus ditampilkan kepada orang-orang yang terhilang, Ia
ditampilkan sebagai Juruselamat. Iman tidak bisa dimulai dengan
pengetahuan yang kosong sama sekali. Paulus mengingatkan kita akan
hal yang sederhana (Roma 10:17) Iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh Firman Kristus. Kepastian iman adalah persetujuan,
kita tidak bisa hanya mengetahui kebenaran berkenaan dnegan Kristus,
tetapi kita juga harus percaya bahwa itu benar. Sebab Kristus yang
menyelamatkan melalui iman, iman mempersatukan kita dengan Kristus
di dalam ikatan keterkaitan dan kepercayaan.184
Pertobatan pada hakikatnya meliputi perubahan hati, pikiran dan
kehendak, berkaitan dengan perubahan pikiran berkenaan dengan Allah,
diri sendiri, dengan dosa, dengan kebenaran. Injil bukan hanya injil
anugerah dimana kita diselamatkan melalui iman, tetapi juga adalah
injil pertobatan. Penekanan dalam Alkitab juga bahwa iman merupakan
syarat keselamatan, darah Kristus adalah kunci penyucian yang
mendasar, tetapi sekaligus merupakan mata air dimana orang percaya
harus terus melakukan perbaikan. Di salib Kristuslah pertobatan
dimulai, mengucur ke hati, pengakuan dan kepedihan dosa.
Pembenaran adalah tindakan anugerah Allah yang cuma-cuma,
bukan pembelaan diri atau akibat dari proses usaha kita memaafkan diri,
juga bukan praktek religius yang membuat kita bisa mencapai hal itu,
tidak peduli betapa hebat dan bainya praktek religius yang kita lakukan.
Inilah salah satu kesalahan utama dari Gereja Roma Katolik, yang
melihat pembenaran sebagai penyaluran anugerah, seperti juga
pembaharuan dan penyucian sehingga melaluinya kita dijadikan suci.
Pembenaran adalah penghakiman Allah berkenaan dengan kita.
Pembenaran bukan disebabkan oleh karena kebenaran perbuatan kita,
pembenaran bukan dari hasil kerja kita. Kita dibenarkan dalam Kristus,
melalui pengorbanan dan karya penebusan Kristus, di dalam darah
Kristus. Hanya oleh kebenaran Allah kita dibenarkan, kebenaran dari
pembenaran adalah kebenaran dan ketaatan Kristus sendiri.185
184
John Murray, Penggenapan & Penerapan Penebusan, (Surabaya: Momentum,
2010) 131-139.
185
John Murray, Penggenapan, 140-158.
Perbaikan :
Buku ini adalah kumpulan konfesi dan pengakuan iman oleh
semua gereja yang dibawah tampungan LWF, dan salah satunya adalah
HKBP. Ini adalah dokumen penting dari kesaksian iman oleh Lutheran,
peraturan gereja kemudian diambil dari konfesi. HKBP menjadikan
konfessi Ausburg, HKBP mengadop dari 28 pasal di konfesi Ausburg
menjadi 18 pasal di tahun 1951. Konfesi Ausburg menjadi prototipe
dalam merumuskan konfesi 1951 HKBP, konfesi HKBP meniru
beberapa pasal dari Ausburg, terbukti misalnya pasal mengenai :biara
di HKBP tidak ada, beberapa pasal diadop disesuaikan dengan konteks
latar belakang sosial dan lingkungan juga.
Terbentuknya konfesi HKBP merupakan syarat agar bisa masuk
menjadi anggota lwf, HKBP disarankan oleh pimpinan LWF agar
mengambil konfesi Ausburg. Namun setelah diterjemahkan ada
beberapa pasal yang tidak dimasukkan dalam HKBP karena konteksnya
tidak sesuai dengan jemaat HKBP. Maka yang kita pelajari saat ini
adalah basic dari Ausburg, maka ini adalah dokumen warga gereja
kalangan LWF, ini meruapakan penjelasan dari Martin Luther. Sumber-
sumber dogma yang diajarkan HKBP berasala dari buku Konkord,
awalnya buku ini diterjemahkan (Gereja-Gereja Lutheran SUMUT)
oleh pada doktor tahun 1981 dan dicetak oleh Grafina. Tahun 1970 (10
tahun setelah keKristenan di tanah batak) ada sebuah nasihat baptisan.
Berbicara ekklesiologi ada yang menyatakan bahwa pebdeta itu adalah
reprepentasi Kristus (pernyataan Ephorus) yag tidak sesuai dengan
dogma HKBP. Namun menurut JR.Hutauruk pendeta bukan jabatan
tetapi pelayanan. Maka dapat dikatakan sampai saat ini belum seragam
pendapat dan pemahaman siapa pendeta itu.
Nama Kelompok : Eko Yan Putra Siahaan
I. Gambar Allah
186
Theodore Parker Ferris, The Image of God, (New York: Oxford University Press,
1965), Him. 3-11
mengatakan, selama sebuah panah tumpul, panah itu akan melenceng,
Bagi beberapa lainnya, hal itu merupakan suatu gambaran tentang
seorang manusia yang tumbuh terlalu., jauh yang mengatur seluruh
tanggung jawab terhadap alam semesta. Bagi orang lain hal itu
merupakan suatu prinsip yang abstrak; kita tidak bisa melihat apapun,
namun kita melihat apa yang orang lain lakukan. Apakah manusia
menjatuhkan langit-langit, kita melihat apa itu hukum gravitasi;
kapankah manusia memberikan kehidupannya bagi temannya, disitu
Idti melihat apakah hukum kasih bisa bertindak atau tidak.
Bagi beberapa gambaran Allah itu jelas, tetapi bagi yang lainnya
gambar Allah in suram. Namun setiap orang memiliki beberapa gambar
Allah. Evan Nietzche memiliki suati gambar Allah yakni, ia
mengatakan bahwa Allah telah. Gambar Allah tidak lebih merupakat
sebuah jenazah.
Dari fakta itu ada fakta bahwa Allah tidak selalu sama, tidak tetap
selama seumui hidup manusia itu sendiri. Gambar Allah itu memang
berubah-ubah. Ketika kita dulu kecil Allah mungkin sangat dekat
dengan kita disaat berlutut di tempat tidur dengan ibu dan ayah serta
berdoa, Allah, berkatilah ibu dan ayah, dan jadikanlah aku seorang
anak yang baik. Lalu ketika kita menjadi remaja, dan telah menghadapi
banyak kerumitan hidup, serta telah melihatnya. Sebelum kita sadar
akan kehidupan yang telah melampaui pemahamanmya, Allah telah
hilang seutuhnya, seperti matahari di belakang awan. Dan kemudian,
ketika kita telah menjadi dewasa dan bertambah tua, ia mungkin telah
kembali lagi, tetapi tidak seperti la saat kita berlutut di tempat tidur.
Namun sebagai wujud yang lebih besar dan lebih luas. Juga, selama
pertarungan hidup kita, gambar Allah senantiasa berubah.
Jangan terkejut bila gambar Allah berubah ketika manusia
bertumbuh. Ingatlah Kahwa 1a. berubah karena manusia juga berubah.
Kembali lagi pada pertanyaan: apakah manusia membutuhkan gambar
Allah? Atau apakah manusia membutuhkan sebuah Gambar Allah yang
baru? Disatu sisi, kita meipbutuhkan sebuah Gambar Allah yang baru
disetiap tingkatan pertumbuhan kita. Setiap waktu kita bertumbuh dan
membutuhkan suatu Gambar Allah yang lebih besar. Jika kita hidup
sekarang pada Gambar Allah yang kita punya saat masih kecil. kita
tidak akan memiliki kehidupan yang beriman yang sangar berarti.
Memang beberapa dari kita tidak membutuhkan buku tentang Gambar
Allah ini. Gambar Allah yaitu berasal dari mata pencaharian, pikiran,
tujuan, kekuatan, dan cinta yang menopangmu. Kita akan
menemukannya dalam Alkitab jika kita melihatnya dalam tempat yang
tepat, misalnya Mazmur 139, atau dalam kitab Yesaya.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa dalam Perjanjian Baru ada
gambar Allah yang baru. Sejarah mungkin aku bisa menemukannya,
bila konkordansi itu akurat, maka keterangan tentang Gambar Allah
itu ada dalam Perjanjian Barn yakni yang dibuat bagi Tuhan kita Yesus
Kristus, yang telah ditunjuk menjadi terang Kemuliaan Allah.
Manusia Dibentuk Oleh Gambar Allah187
188 Theodore Parker Ferris, The Image of God, (New York: Oxford U: . ersity Press, 1965), Him. 21-28
dalam bukunva, agama dibesarkan terutama dan yang utama yakni
diatas ketakutan, dan manusia lebih cepat mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentangnya.
Kepercayaan. Kita yakin, lebih merdeka daripada kita ada ketika
kita masih anak-anak. Lalu kita tergantung seutuhnya pada ibu dan ayah
kita. Sekarang kita tidak tergantung lagi, banyak dari kita tidak punya
ibu atau ayah untuk bergantung pada mereka. Kita berdiri diatas kaki
kita sendiri. kita melakukan hal-hal bagi kita sendiri. bahayanya adalah
bahwa sebenamya ketergantungan itu memimpin kita untuk-berpikir
bahwa kita lebih merdeka atau bebas daripada kenyataanya.
Apakah semua hal yang ada dilakukan dengan agama? Ini
sederhana. Kan bisa menggunakan agama untuk menggali tuntutanmu
dari Allah. Banyak orang telah dan masih menggunakan agama untuk
memanipulasi dan mendamaikan kekuatan-kekuatan yang adala dalam
kebaikan mereka. Banyak orang sekarang yang melakukan ini. kau bisa
juga menggunakan agama untuk melepaskanmu dari tuntutan-tuntutan
yang dibuat atasmu; kau bisa menggunakan gereja yang indah sebagai
perlindungan-perlindungan akan tuntutan dunia.
Ini adalah agama yang ingin kita kuasai, agama yang akan
menyelamatkan kita dari kesedihan akan hidup. Kita ingin tumbuh
dalam agama dengan tuntutan-tuntutan dari apa yang tidak kita ingkari.
Maka, apakah manusia menguasai agama? Berbicara bagi diri sendiri,
aku bisa mengatakan bahwa aku berharap ia punya kesediaan yang luas
untuk menguasai tindakannya dalam agama. Namun ketika hal itu
menjadi agama yang nyata, ia akan sebaik mungkin berusaha untuk
menguasai kebenaran, keindahan dan kebaikan, untuk menguasai
hubungan denganNya dari dia yang datang dan dia yang pergi. Bila
manusia pernah menghilangkan makna kehadiran Allah seutuhnya, ia
mendekati akhir.
Apakah ada harapan untuk dunia yang lebih? Apakah ada harapan
untuk dunia tanpa peperangan, tanpa ancaman nuklir yang
menghancurkan, dan kerusakan peperangan yang tidak bisa diperbaiki
dimasa lampau dan masa kini? Apakah ada harapan bagi dunia tanp,' '
kejahatan dan pelanggaran, keduanya anak-anak dan dewasa; tanpa
kecelakaan, itu berarti, mernbinasakan apa yang disebut kebetulan yang
teijadi setiap hari dan terkadang datang sangat dekat pada kehidupan
pribadi kita? Apakah ada harapan bagi dunia tanpa kebodohan dan
kekejaman manusia, suatu dunia tanpa korupsi dalam pemerintahan,
tanpa permusuhan dan kebencian dalam hubungan manusia, tanpa
ketidakbahagiaan dan kekhawatiran yang sekarang banyak
dimenangkan dalam kehidupan?
Banyak yang berkata bahwa tidak ada harapan untuk dunia yang
lebih baik. Dunia akan selalu berada dalam masalah dan akan selalu
begin! Disana akan ada perang dan akan selalu ada. Orang-orang akan
selalu ada. Orang-orang akan berkata bahwa sepanjang manusia ada
dalam sikap yang suka menantang, dunia tidak akan jadi lebih baik dan
memang tidak ada usaha untuk membuatnya menjadi lebih baik. Kita
sebenamya membuang-buang waktu. Kau mungkin berusaha untuk
membuat musim dingin menjadi musim panas, atau hari yang gelap
189 Theodore Parker Ferris, The Image of God, (New York: Oxford University Press, 1965), Him. 38-45
menjadi terang. Seperti itulah yang mungkin akan kita lakukan untuk
mengubah dunia menjadi lebih baik, seperti sebuah kesia-siaan.
Beberapa percaya bahwa dunia lebih baik yang sekarang dan oleh
karena itu bisrj menjadi lebih baik d; masa depan daripada sekarang.
Terkadang manusia hanya melihat dunia pada sepuluh tahun terakhir
saja, padahal seharusnya manusia memandang dunia pada tiga ratus
tahun terakhir,
Kedatangan Tuhan190
Kemuliaan Tuhan191
Saat kau ingin mengetahui apa manusia berarti, dan kau tidak
bisa menanyakannya pada satu orang, ada dua hal yang bisa kau
lakukan. Pertama, kau bisa menanyakan dirimu sendiri apakah kata-kata
191
Theodore Parker Ferris, The Image of God, (New York: Oxford University Press, 1965), Him. 58-65
bermakna bagimu. Misalnya, aku akan memulai dengan kata
kemudian. Apa maksudnya? Kau menggunakannya setiap waktu
tanpa berhenti untuk menegaskan sesuatu. Ada dua statmen. Di akhir
kehidupan kau mengatakan, itu nerupakan hari yang agung. Di akhir
dari kesempumaan kehidupan, itu adalah kehidupan yang muha.
Kematian Kristus192
192 Theodore Parker Ferris, The Image of God, (New York: Oxford University Press, 1965), Him. 74-
tersentuh olehNya.
Orang-orang telah mencari petunjuk dari kematian Yesus, dan
ada beberapa orang yang sudah merasakan kekuatan itu. Jika kita adalah
salah satu dari mereka, keinginan kita sekarang tidak begitu banyak
untuk menemukan hal-hal yang terkait di dalamnya. Dan kemudian,
petunjuk untuk Kristus di kayu salib adalah kata Bapa. Theodore
sudah cukup berbicara tentang hal itu sendiri sebelumnya dalam buku
ini.
Dia juga tahu hal ini Gambaran Allah. Tetapi itulah gambaran
Allah yang baru, baru dalam artian bahwa belum pernah dibicarakan
terlau serius, atau pada akhirnya di bicarakan secara ekslusif. Di antara
umatnya sendiri, yakni orang-orang Yahudi, hal itulah yang menjadi
salah satu dari banyak gambaran. Pencipta, Raja, Hakim, ialah semua
gambaran Allah, dan kata Allah jauh lebih sering di gunakan daripada
kata Bapa. Kata Bapa sesekali muncul, seperti Bapa sayang kepada
anak-anakNya sendiri ... dan bagi Yesus, secara bertahan hal itu
menjadi bagian dari gambaran Allah.
193
Theodore Parker Ferris.The Image of God (New York; Oxford Unuversity Press,
1965) hlm.125-132
adalah orang yang dimuliakan dalam kenyataan bahwa ia dibebaskan
dari huum. Ida pernah menjadi budak di jeratan hukum, tetaoi Kristus
telah membebaskannya dan memberinya kebebasan. Apa yang bisa ia
maksudkan ketika ia mengatakan bahwa kasih adalah pemenuhan
hukum? Jadi, Paulus mengatakan kepada jemaat Kristen di Roma,
Kasih sepenuhnya memenuhi hukum Taurat.
194
Theodore Parker Ferris.The Image of God (New York; Oxford Unuversity Press,
1965) hlm.133-140
Bagaimana dengan kebebasan kita? Hal itu selalu jauh lebih
sulit dari dibicarakan ke arah yang positif karena kerap kali hal itu ialah
pandangan negatif, dan Theodore akan menemukan cara yang sama
bahwa Paulus menemukannya. Tidak, tentu saja dengan cara yang sama
persis; dan tidak mungkin bencana besar dengan kita, hal itu mungkin
adalah proses pertumbuhan bertahap panjang.
Jika kau mencari Kristus di Gereja, ada 3 hal yang tak bisa kau
sangka. Pertama, kau tidak bisa berharap untuk menemukannya secara
pribadi. Hal itu ada di luar pertanyaan. Ada orang-orang yang telah
melampau usianya, dan mereka masih hidup hingga sekarang,
mengatakan bahwa mereka telah melihat visi Kristus. Kedua, kau tidak
bisa mengharapkan seiap orang yang kau lihat dalam Gereja akan
menjadi perwakilan Kristus yang baik. Aku berharap kau akan seperti
itu, tapi kau tidak bisa. Maka, kau ada bukan untuk berharap
menemukan replika kecil Kristus. Yang ketiga, kau tidak bisa
195
mengharapkan sesuatu terjadi kepadamu jika kau pergi satu atau dua
kali untuk berlibur atau melakukan penelitian yang pada hakikatnya
tidak terikat dan netral. Ada orang-orang yang punya kesempatan untuk
pergi ke suatu ibadah di Gereja, dan sesuatu terjadi bagi mereka sebagai
hasil dari pelayanan. Namun, jika kau sungguh mencari Kristus dalam
fakta Gereja, kau harus melakukan sesuatu yang lebih dari itu.
Kemudian ada dua hal yang yang bisa kau harapkan. Kau bisa
berharap untuk untuk menemui Kristus dalam cara yang kita sebut
Sakramen. Pertama, yang termaksud sakramen adalah, kapan pun kita
bisa merayakan perjamuan khusus. Hal ini bukan hanya peristiwa
kejadian dan pengorbanan yang terdapat dalam pelayanan secara
keseluruhan, namun ada kebahagiaan di dalamnya, karena ini
merupakan kehidupan yang diberikan bagimu, dan dimanapun ada
kehidupan, kebahagiaan dan harapan bagi masa depan. HidupNya ada
dalam kehidupan kita.
Ada lagi hal yang bisa kau harapkan. Bahwa gagasan untuk
menemukan Kristus di Gereja tidak milik kita. Hal itu datang dari
Tuhan kita Yesus Kristus sendiri, yang berdasarkan kepada Injil Matius,
yang mengatakan satu alasan, sebab siman dua atau tiga orang
berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka
(Matius 18:20)
196
Theodore Parker Ferris.The Image of God (New York; Oxford Unuversity Press,
1965) hlm.150-159
memberitakan injil. Yesus pergi ke kota kediamanNya, dan sebagai
kebiasaanNya yakni pada hari Sabtu Ia pergi ke Sinagoge. Namun ada
pandangan yang berbeda dari Injil Matius. Bagi Matius Kristus adalah
penggenapan akan hukum Yahudi (Hukum Taurat). Matius menyatakan
bahwa Kristus adalah puncak segalanya yang terjadi pada orang Yahudi
di masa lalu. Sekarang, di masa kini itu degenapi dalam Kristus. Dia
adalah penggenapan Hukum Taurat.
197
Theodore Parker Ferris.The Image of God (New York; Oxford Unuversity Press,
1965) hlm.168-176
IV. Tanggapan
198
D.J.A. Clines. The New Bible Dictionary(England: Inter-Varsity Press, 1988, 1988)
hlm.362
199
R.Soedarmo.Kamus Istilah Teologi(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002) hlm.36-37
Gambar Allah, istilah ini (juga dikenal istilah Citra Allah)
dalam kejadian 1:26-27 dan 9:6 untuk kemiripan manusia dengan
Penciptanya. Lai-laki dan perempuan, yang keduanya memiliki
kesegambaran dengan Allah, dan karena itu beranakcuculah dan
bertambahbanyak (Kej 1:28), mencerminkan aktivitas kreatif Allah200
200
W.R.F.Browning.Kamus Alkitab (jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007) hlm 114
(Kolose 1:15), dan semua manusia yang di panggil di tentukan untuk
menjadi serupa dengan Dia (Roma 8:29).201
201
Gerald OCollins & Edward G.Farrugia.Kamus Teologi (Yogyakarta:Kanisius,
1996)hlm.85
202
Theodore Tappert (ed). Buku Konkord :Konfesi Gereja Lutheran (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2004) hlm.95
203
Theodore Tappert (ed). Buku Konkord :Konfesi Gereja Lutheran (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2004) hlm.716
dikebanyakan teologi Reformasi dikatakan bahwa kesegambaran
tersebut, beserta dalam tanggung jawab moralnya, telah hancur sama
sekali. Karena itu, kebenaran Allah dan kehendakNya hanya dapat
diketahui melalui pemyataanNya.19
Perjanjian Baru menggunakan kata eikon dalam arti teologis,
untuk penyataan yang dilimpahkan dengan perantaraan Kristus, gambar
dari Allah yang tidak kelihatan (2 Kor 4:4; Kol 1:15), tentang menjadi
serupa dengan citra Kristus (Rm 8:29) melalui kelahiran kembali (Ef
4:24) dan perubahan seumur hidup (2 Kor 3:18; Kol 8:29), dan tentang
kemuliaais oleh kebangkitan, yang meraahkotai proses pembaharuan
ini.20
Menanggapi tentang kasih akan mengatasi hukum yang ada. Pada
faktanya, kasih tidak lagi dijunjung tinggi. Tidak berguna bahkan tidak
terlihat dalam suatu kepemimpinan manusia. Manusia lebih
mengartikan hukum sebagai jawaban yang paling mutlak akan suatu
perkara. Padahal kasih dan hukum harusnya saling bergandengan
tangan. Misalnya ada suatu masalah yang terjadi, misalnya perkelahian.
Satu akan bersalah dan yang lainnya akan menjadi tidak bersalah atau
dengan kata lain adalah korban. Nah, kebanyakan orang tidak lebih dulu
memahami situasi apa yang teijadi. Khususnya bagi pemimpin, akan
mengutamakan hukum daripada kasih itu sendiri. Lebih mengutaraakan
kekuatan hukum daripada berpikir yang salah itu apakah masih ada
gunanya nanti ketika ia dihukum? Itulah yang kurang diperhatikan.
I. Pendahuluan
Dalam buku ini Universitas FKIP Nommensen dengan di sponsori oleh Fakultas Theologi
telah mengadakan seminar yang berjudul Roh dan Pelayanan dalam Gereja yang dilaksanakan
di Medan pada tgl. 4 s/d 8 April 1978.
142
1) Tondi Porbadia inta: Jantung ni Huria i. Molo so marisi Tondi Porbadia be sada huria, sai
na mate nama i.
2) Nasa halak naung taruli tondi porbadia mansai lambok jala lambas do rohana maradophon
dongannajolma, alai streng, koras do maradophon dirina sandiri.
Kemampuan seseorang untuk bersekutu dengan orang lain adalah sesuat dengan bakat yang
ada padanya dan sesuai pula dengan purbanya (dalam kandungan) serta menerima kuasa
tersendiri untuk keutuhan pribadinya dari tondi hasadaon. Pribadi pemimpin di dalam hidup
kekristenan juga harus menunjukkan kuasa Roh untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan
dalam gereja yang di pimpinnya. Di tinjau dati habatahon, seseorang pemimpin masyarakat tentu
tidak terkecuali pemimpin gereja khususnya yang berkembang dalam lingkungan masvarakat
Batak, yang tidak memiliki cirri-ciri kehidupan/tindakan seperti yang diuraikan diatas baik di
tinjau dan segi perhuatan dan tutur kata yang antara lain:
Demikianlah bagian ini mencoba untuk menggumuli tondi menurut habatahon di tinjau dan
sudut agama suku yang dikenakan kepada kehidupan gerejani masa kini. Semoga pemikiran roh
habatahon ini dapat herguna bagi kemajuan pengertian dan di pakai oleh Tuhan demi Roh Kudus
untuk menyatukan dan mempersatukan pengertian Roh di dalam gerejanya.
Berdasarkan isi Alkitah (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru), bahwa Roh Kudus yang Esa
adalah Pencipta Alam Semesta beserta isinya (Kejadian 1: 1-2), dan adalah juga Roh Kudus
(Tondi Porbadia) yang memanggil, mempersatukan dan membimbing semua Gereja-gereja
Kristus di bumi ini. jelasnya, Roh Kudus adalah hanya satu (Esa) bagi seluruh Gereja-gereja
Kristus yang mengakui bahwa Tuhan Jesus Kristus adalah Anak Allah dan Juruselamat.
143
Berdasarkan kepercayaan demikian itu, dan setelah menggumuli, menelaah dan membahas
materi-materi yang dibenikan dan yang dapat di kumpulkan, serta dengan memperhatikan situasi
dan kehidupan Gereja-gereja pada masa kini, ada beberapa kesimpulan yang dapat di uraikan
sehagai berikut:
1) Gereja Kristus Jesus di bumi adalah Kudus dan Am, berada di dalam kekuasaan dan
bimbingan Roh Kudus (Tondi Porbadia) yang Esa. Roh Kuduslah yang memanggil dan
mempersatukan di dalam nama Tuhan Jesus Knstus umat manusia yang terdiri dari aneka
bangsa, aneka suku, aneka kebudayaan, aneka corak kehidupan dan penghidupan dan segala
tingkat.
2) Roh Kudus yang Esa itu jugalah yang menangkap dan memanggil (manjou) anggota gereja
dan berbagai bangsa, suku dan kebudayaan dan segala tingkatan hidup untuk berpartisipasi
dalam kesatuan, baik sebagai pelayan atau gembala, maupun sebagai anggota biasa dengan
berbagai macam tugas serta pengabdian, sesuai dengan karunia yang diberikan oleh Roh
Kudus
Tugas-tugas pelayanan yang diberikan oleh Roh Kudus dalam berbagai corak ragamnya kepada
anggota-anggota gereja Kristus Jesus adalah menrupakan kesatuan tugas pelayanan, oleh mana
setiap pelaksana tugas pelayanan tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang mendapat
himbingan dan Roh Kudus yang Esa itu. Jadi, Roh Kudus yang Esa itu menyatakan diri
ditengah-tengah gereja dan anggota-anggotanya sendiri, dimana setiap yang menerima Roh itu
satu sama lain menunjukkan adanya ciri-ciri kehidupan:
a) Yang mengingini adanya persekutuan yang berazaskan keesaan dalam Kristus yang Esa
(Joh. 17:21; Rom 8:14-16).
b) Yang bersifat komunikatif dan koperatif, dalam arti harus tercipta hubungan
persaudaraan dan kerjasama yang baik dan harmonis selaku anak-anak Allah (Kis. 2:1-
13), satu dengan yang lain, yang kesemuanya percaya bahwa Jesus adalah anak Allah dan
Juruselamat (1 Job 4:3). Dengan demikian gejala-geiala dalam Gereja yang menunjukkan
ketidakadaan komunikasi dan kerjasama, misalnya tidak diperkenankannya pendeta-
pendeta tertentu oleb pendeta jemaat tertentu untuk melayani disana, adalah melawan
kehendak Roh Kudus.
4) Sebagai buah iman (parbue ni haporseaon) yang dapat dilihat dan dirasakan dan setiap yang
dimiliki oleh Roh Kudus yang Esa itu ialah: Kasih, sukacita, damai sejahtera. kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, dan penguasaan diri (Gal. 5 :22).
5) Oleh karena itu anggota maupun pelayan-pelayan gereja yang tidak mengingini adanya
persatuan, komunikasi, dan tidak memiliki sifat-sifat kooperatif adalah tidak sesuai dan
bertentangan dengan manifestasi daii pada seseorang yang menerima Rob Kudus yang Esa
itu.
6) Seorang Anggota inaupun pelayan Gereja yang dimiliki oleh Roh Kudus (Tondi Porbadia)
yang Esa itu ialab yang percaya kepada Jesus Knistus sebagai anak Allah dan Juruselamat
144
dan mengakui dirinya sehagai orang berdosa, serta menerima kelepasan (haluaon) oleh Jesus
Knistus, selalu bersedia mengampuni kesalahan oranglain, dan ingin berdamai kepada
sesamanya (1 Kor 12:3; Rom 3:24-25; Mat. 6:12).
7) Seseorang anggota maupun pelayan Gereja yang telah menerima Rob Kudus tidak akan
menunjukkan adanya kesombongan Rohani seperti yang terdapat di kalangan kaum Parisi
(Mat. 23:1-36) yang mengatakan dirinya yang benar dan sempurna, mengatakan oranglain
tidak lagi dibawah hukum taurat, yang tidak ingin bergaul dengan oranglain (mengisolasikan
diri). munafik dan suka menghakimi orang lain tanpa mengenali dirinya (Mat. 7:1-5)
8) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (Aturan dan Peraturan) gereja adalah disusun
berdasarkan isi Alkitab yang mengbendaki keteraturan di dalam gereja, dengan
memperhatikan situasi dan kondisi gereja, untuk mengusahakan terlaksananya tugas-tugas
kesaksian dan pelayanan.
Seminar menyadari bahwa sekalipun keKristenan sudah berlangsung lebih dari seratus tahun
di Sumatera Utara, namun dalam kenyataannya, unsur-unsur agama/kehudayaan Batak kuno
masih banyak mempengaruhi cara-cara berpikir dan sikap mental orang Batak dewasa ini.
pengaruh-pengaruh animism, hinduisme dan agama lain masih berperan dalam kehidupan
anggota jemaat sehari-hari, umpanya:
Sebagian dari orang Batak belumlah melibat arti yang sesungguhnya dan apa dan siapakah
Roh Kudus itu, karena Tondi Hasadaon dalam agama Batak kuno nampaknya mirip dengan
Roh Kudus walaupun sesungguhnya keduanya sangat berbeda satu dan yang lain. Dalam hal ini
seminar menegaskan bahwa: Roh Kudus adalah satu/Esa sesuai dengan bunyi Alkitab. Roh
Kudus yang Esa inilah yang bekerja dalam gereja-gereja yang bercorak ragam secara
organisatoris itu dan di dalam diri warga gereja yang tendiri dari berbagai-bagai unsur itu.
Kehendak Roh itu adalah: mempersatukan dalam iman, menghimpun tenaga-tenaga kaum
rohaniawan dan kaum awam dalam satu tubuh serta memakai talenta-talenta yang ada menjadi
kekuatan Pembina dalam gereja dan masyarakat.
Sejajar dengan hal diatas, seminar dengan tegas menolak hybris rohani (kecongkakan
robani) yang dapat tampil dalam diri orang yang membuat kleim dimasuki roh dan
menganggap diri lebih suci dan super dimana kleim lebih menonjol dalam diri kaum rohaniawan.
Karena Roh itu tidak dapat dilihat, dijamah atau di jadikan sebagai objek pemikiran manusiawi,
maka sewajarnyalah warga gereja sangat berhati-hati dalam menyebut nama Roh Kudus itu.
Hanya Tuhan Allah yang mengetahui keadaan yang sebenarnya apakah seseorang dimasuki oleh
Roh Kudus atau tidak. Ucapan seorang pimpinan gereja tenhadap rekan-rekannya: Ndang
satondi be ahu dohot hamu (saya tidak lagi satu Roh dengan saudara-saudara) adalah
bertentangan dengan hal yang sewajamya berlaku di kalangan warga gereja, baik awam maupun
Pendeta. Sebab itu ucapan tersebut dengan tegas di tolak oleh seminar, apalagi karena ungkapan
itu diucapkan dalam suatu synode agung, dan sangat berbahaya bagi iman warga gereja serta
dapat menjadi penyebab keresahan dan perpecahan dalam gereja.
145
Roh Kudus tidak terbatas pada kaum rohaniawan, tetapi datang dan berdiam di dalam dan
bagi semuanya. Karena itulah kerjasama yang seerat-eratnya antara awam dan Pendeta
merupakan faktor mutlak di dalam pelaksanaan tugas kesaksian dan pelayanan gereja.
dominokrasi (hanya kekuasaan Pendeta) adalah melemahkan gereja dan memancing
perpecahan.
II. Pendasaran Alkitab (OIeh LV.T. Simatupang, STM dalam renungan pembukaan
seminar)
Berbicara tentang Roh, yang dalam hal ini adalah Roh Allah, Roh Kudus, oknum ke III
daripada ke-Trinitatis-an daripada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, serta merta kita merasakan
diri kita memasuki suatu area dimana besaran dan kemuliaan Allah itu terasa hidup sekali dan
bekerja dengan segala kedinamisannya untuk memperbaharui segalanya.
Membicarakan Roh Kudus di dalam menifestasi ruang cakupnya secara khusus dalam bidang
pelayanan Gereja, kita merasakan datangnya suara dari atas, seperti yang dirasakan oleh Musa
dahulu di gurun pasir di kaki gunung Horeb, dimana suara berkata: janganlah datang dekat-
dekat, tanggalkanlah kasutmu dan kakimu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu adalah tanah
yang kudus.
Memang demikianlah halnya, oleh karena Allah itu adalah Allah yang kudus, maka Roh yang
keluar dari dalam dirinya adalah kudus adanya. Kekudusan Allah itu harus selalu di pelihara, jika
tidak maka kekudusanNya akan menghancurkan hal-hal yang najis/yang tidak kudus. Kekudusan
Allah itu tidak tahan meihat dan membiarkan hal-hal yang tidak Kudus berjalan dengan
seenaknya saja.
Tetapi namun demikian, di dalam segala keberdosaan kita, di dalam segala kelemahan dan
ketidak patutan kita terhadap kemuliaan Allah itu, kita di panggil, kita terpanggil untuk
menyatakan dan menyaksikan iman kita terhadap Allah beserta kerajaanNya dan di dalam
konteks hidup kefanaan yang mengelilingi kita di dunia ini, kita terdorong untuk hersaksi atas
dan terhadap Gereja sebagai Tuhan, Kristus itu.
Di dalarn konteks Kesaksian/penyaksian terhadap kerajaan Allah seorang Anak Allah itu
selalu di panggil dan di tuntut untuk hidup sebagai Anak Allah yang menerima keberanian dan
Allah sendiri di dalam pergumulannya untuk menegakkan kebenaran apabila di dalam tinduk-
tanduk gereja sebagai Tuhan Kristus, ternyata terdapat hal-hal yang tidak berjalan lagi sesuai
dengan kehendak Allah seperti yang dapat dicerminkan oleh Gereja tersebut dan sudut
konfessinya, siasat gerejanya ataupun gereja itu sendiri.
146
Menurut F.D. Runer dalam bukunya: A theology of the holy spirit,,, bahwa Indonesia
adalah Negara nomor tiga di dunia dimana gerakan kebangunan rohani berkembang dengan
sangat cepat. Dalam kenyataannya gerakan kebangunan rohani ini herusaha kerja di dalam
wadah gereja resmi, tetapi ada juga yang memutuskan diri menginggalkan organisasi gereja dan
membentuk perkumpulan-perkurnpulan tanpa mementingkan konstitusi gereja. Mereka katakan
gereja kurang menghayati karunia-karunia Roh dalam pelayanannya.
Gereja dikritik bahwa gereja terlalu sibuk dengan urusan-urusan konstitusi dan kurang
memberikan perhatian atas soal-soal kehidupan dan pelayanan rohani. Gereja sering
menganggap sepi dengan gerakan-gerakan ini tetapi adalah suatu realita yang hidup berdekatan
dengan / didalum tugas pelayanan kita.
Semua karunia-karunia itu adalah satu selaku pekerjaan dan Roh yang satu itu. Di dalam
bahasa Gerika, kata pneumatikon dapat berarti:
C.K. Barret dalam studynya menyadari kesulitan untuk membedakan kedua pengertian ini
secara pasti tetapi benar ketika dia berkata: Spritual persons adalah mereka yang memiliki
spiritual gifts. Berarti karunia-karunia rohani itu diperhubungkan dengan manusia-manusia
rohani.
Paulus dalam paparannya menggambarkan gereja selaku Tubuh Kristus. kalaupun ada
perbedaan-perberdaan di dalam organ tubuh (tangan, mata, kaki, telinga. dsb) adalah hanya
dalam pengertian fungsional belaka dan bukanlah dalam arti dan nilai kwalitatif, yang satu itu
lebih tinggi dan yang lain di anggap lebih rendah. Roh kudus sendiri menghendaki adanya
kepelbagaian itu, tetapi dalam arti menyatukan dan saling memperkaya. Kenyataannya memang
ada perbedaan-perbedaan anggota-anggota tubuh tetapi masing-masing saling bertautan
(interrelated). Mereka berbeda-beda untuk membentuk satu kesatuan yang harmonis. Artinya:
kesatuan dalam kepelbagaian dan kepelbagaian di dalam kesatuan (unity in diversity and
diversity in unity). Yang dapat tekanan di dalamnya ialah perlunya saling kerjasama (corporate
sharing), saling ambil bagian melalui talenta/karunia masing-masing yang di karuniakan Roh
kepada setiap orang selaku anggota tubuh Kristus, dan bukan sebaliknya menekankan hierarki
dan karunia-kanunia itu. Tujuan Paulus di dalam semuanya itu ialah perlunya pelayanan atas
sesamanya sehingga perasaan congkak (boasting) tidak mendapat tempat di dalamnya. Tidak ada
tempat untuk tidak bekerjasama atau untuk menjauhkan dan memisahkan diri seorang dan
oranglain.
147
2) Apapun pengertian manusia tentang karunia, satu hal yang jelas hahwa karunia yang pertama
ialah mengaku dan menghayati Jesus Knistus adalah Tuhan (I Kor.12 :3). Yang mengaku
demikian, Jesus Tuhan adalah adalah yang telah mengalami pekerjaan yang mendalam dan
Roh Kudus. Roh Kudus adalah bebas di dalam segala kekayaan karunia-karunianya. Seluk
beluk kehidupan orang Kristen dari mula sampai akhir adalah keterikatan setiap hari kepada
Roh Kudus yang menjadi sumber hidupnya.
3) Pekerjaan Roh kudus bukan monoton atau bersifat uniform. Roh kudus sangat kaya dalam
manifestasinya. Jemaat yang adalah kumpulan yang bersifat charismatic selalu dibentuk dan
diisi oleh Roh Kudus secara baharu.
4) Kepelbagaian fungsi dimengerti selaku pemberian Roh Kudus untuk pembangunan jemaat,
dan bukan untuk kepentingan dan kemuliaan diri sendiri.
5) Roh Kudus tidak mentolirir dan tidak memberikan tempat untuk tidak bekerjasama seorang
dengan yang lain karena karunia-kanunia yang berbeda diberikan dan di limpahkan untuk
dapat saling melayani dan saling isi mengisi. Bukan klasifikasi tetapi saling membangun,
demi jemaat yang adalah tubuh Kristus.
6) Karunia-karunia adalah beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan keperluan
hidup manusia yang bermacam-macam dan Roh Kudus berkeinginan untuk menggenapi
kebutuhan-kebutuhan itu.
7) Gereja peril menguji diri dalam tugas dan keberadaannya sebagaimana Bruner berkata bahwa
gereja menjadi dilupakan dan dilalaikan bahkan ditinggalkan, karena gereja gagal untuk
memberikan kebaharuan dan kehidupan yang betul-betul suci. Dimanakah kesibukan gereja
selaku tubuh Kristus? adalah perlu menggumuli secara baharu fungsi firman dan Roh di
dalam pelayanan gereja. Sehingga gereja dapat menghayati dan menikmati kebaharuan itu
dalam arti damai, kegembiraan dan kasih sesuai dengan kuasa janji Allah kepada manusia.
IV. Ceramah-ceramah
1. Tondi dalam pengertian kebudayaan batak dan gereja-gerela Batak (Oleh Dr. Harry
Pankin, BD) Para ahli di bidang ilmu Agama-agasna seperti skeat, Kruyt, Levy Bruhl,
Van den Leuw dan Cuisiner menyetujui bahwa tondi merupakan gagasan pokok dan
dasar agama Primitip. Akan tetapi disetujui juga bahwa gagasan itu sangat rumit dan
sukar di pahami dan diterangkan oleh manusia modern. Bahan ceramah ini dibagi
menjadi tujuh bagian sebagai berikut:
Pendahuluan
lsitilah Tondi menjadi istilah dan hata Batak. Oleh karena itu sering kali diandaikan bahwa
semua orang Batak memahami semua arti dan makna yang terkandung dalam istilah itu secara
intuisi. Benar tidaknva dugaan itu saya tidak tahu, apa yang diketahui adalah bahwa ada dua
148
jalan atau cara mendekati pensoalan ini yaitu yang pertama cara intuisi dan yang kedua cara
ilmiah. Hal itu tidak berarti hahwa hanya satu dari antara kedua cara itu menjadi cara yang benar
sedangkan yang lain tidak benar. Justru karena itu dua hal yang berlainan tidak berarti hanya
dapat satu diterima sedangkan yang lain harus di tolak. Halnya perbedaan jalan yang ada hanya
berarti bahwa hal yang sama di pandang dari dua sudut pandang yang berbeda-beda. Pikiran ini
cukup penting karena saya selaku orang Barat tidak dapat mendekati hal gagasan tondi dengan
menempuh jalan intuisi, saya harus menempuh jalan ilmiah dengan alasan bahwa kalau saya
menempuh jalan intuisi jalan itu adalah jalan intuisi Barat yang jauh berbeda sekali daripada
Intuisi Timur dan Batak.
Hal yang kedua yang perlu diterangkan ialah bahwa kami mendekati judul ceramah ini dan
sudut pandangan Ilmu Agama-agama. Hal itu berarti bahwa banyak istilah-istilah akan dipakai
dengan makna keilmiahannya seperti misalnya agama atau kehudayaan primitif, disini istilah
pirimitif tidak berarti sesuatu yang usang atau kolot. Isitlah primitif disini dipakai untuk
menunjukkan semacam agama atau kebudayaan yang mempunyai cirri-ciri khas tertentu. Ciri-
ciri khas itu teiah diuraikan oleh RN. BelIah sebagai berikut: sistem simbolis keagamaan yang
berdasarkan le monde mythique; aktivitas keagamaan yang berdasarkan partisipasi, dan
organisasi keagamaan yang berdasarkan keutuhan masyarakat, yaitu tidak ada umat keagamaan
yang terpisah dan keseluruhan masyarakat yang bersangkutan. Demikian iuga perlu disadani
bahva agama pnimitif menjadi semacam agama yang terus berkembang terutama sebagai akibat
pengaruh dari luar.
Kita harus bertitik tolak dari pandangan animisme karena gagasan tondi lahir dan
masyarakat yang terikat kepada kepercayaan-kepercayaan animism. Dapat diterangkan sambil
lalu bahwa istilah animisme dan animisme berasal dari istilah bahasa Latin yaitu anima yang
pada biasanya sekarang diterjemahkan sebagai Roh atau jiwa atau sukma, Menurut
pandangan animisme segala sesuatu yang bergerak dan pengertian orang animis mengenai hal
bergerak agak lebih luas daripada pengertian yang berlaku sekarang karena tumbuh-tumbuhan
dianggap sebagai barang yang bengerak, semuanya didiami oleh bermacam-macam anima.
Pandangan animisme berdasarkan dua gagasan yang penting yaitu: keutuhan atau totalitet,
dan adanya hanya satu zat jiwa.
Almarhum Philip O. Lumban Tobing dalam bukunya yang berjudul The structure of the
Toba Batak Belief in the High God mengatakan: sebagai akibat cara berpikir itu timbul
kebiasaan untuk memandang segala sesuatu yang dialami, terserah apakah itu besar atau kecil
sekali sesuai dengan cara berpikir yang bersifat totalitarian (maksudnya sebagai satu keutuhan)
orang Toba-Batak tidak merupakan satu kekecualian dalam hal itu. Mereka mengalami
149
kosmos/alam semesta, masvarakat, orang perorangan dll masing-masing sebagai satu
keutuhan/totalitet.
Pikiran Pak Tobing itu benar. Menurut pandangan orang primitif dunianya merupakan satu
keutuhan yang unsur-unsurnya tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Kalau dianggap bahwa
alam semesta terdiri dan tiga benua yaitu banua ginjang, banua tonga, banua toru makanya salah
satu dari antara yang ketiga itu tidak dapat dibayangkan, dipikirkan atau di gambarkan secara
terpisah dari yang dua lagi dengan alasan bahwa fungsi tiap-tiap banua berkaitan secana mutlak
kepada fungsi dan dua benua lain itu. Demikian juga kalau dianggap bahwa masyarakat terdiri
dari tiga unsur atau golongan seperti dalam dalihan natolu tidak mungkin bahwa pihak hula-hula
misalnya tidak dapat dibicarakan secara terlepas dari pihak boru, karena tanpa pihak boru pihak
hulahula tidak mempunyai fungsi, dan sebaliknya, sehingga dapat dikatakan bahwa eksistensi
pihak satu tergantung kepada pihak-pihak lain itu. Jadi andai kata tidak ada pihak boru misalnya
masvarakat yang ada pasti bukan masyarakat Batak karena sudah kehilangan keutuhannva.
Demikian juga tentang hal tondi. Menurut pandangan Batak kuno eme, indahan tidak
dapat di pikirkan secana terlepas dan tondinya dengan alasan bahwa menurut keyakinan orang
Batak kuno eme dan indahan merupakan sesuatu yang terdiri dari unsur yang kelihatan dan
unsur yang tidak kelihatan sehingga andaikata unsur yang tidak kelihatan itu yaitu tondi
dihapuskan. tidak ada eme atau indahan lagi. Telah ditinjau misalnya bahwa menurut
pendirian batak kuno makanan yang sudah di hidangkan kepada seorang raja, yang mana belum
dimakannya dapat menyembuhkan orang sakit; di pihak lain makanan yang sudah di
persembahkan kepada begu tidak berguna untuk dimakan oleh orang karena tondina atau
kekuatan tondi/zat tondi yang terkandung di dalamnya sudah diambil oleh begu itu.
Keutuhan atau totalitet yang ada mempunyai dan diisi sehingga dikuasai oleh satu zat jiwa
yakni menjadi keutuhan yang homogeneus. Halnya ialah bahwa segala sesuatunya yang ada
dalam alam semesta dan pengalaman orang animist berpantisipasi dalam zat jiwa tunggal.
Dengan cara lain dapat dikatakan bahwa walaupun beribu-ribu bentuk kelihatan pada hakekatnya
semuanya menjadi wujud-wujud yang berbeda-beda dan zat yang sama yaitu zat tunggal itu.
Justru karena itu sering sekali di dongeng-dongengkan primitif, termasuk dongeng-dongeng
Batak, diceritakan bagaimana bagaimana orang bergaul secara erat dan intim betul dengan
binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam cerita yang berjudul ompu ni panopa
bosi yang terdapat dalam Cod.Or.3412 di Leiden dan kumpulan Van der Tuk diceritakan
bagaimana Ompu ni panopa bosi atas nasehat si datu meninggalkan isterinya lalu merantau
karena belum memperoleh anak. Dalam perantauannya dia berjumpa dengan maaf kata, seekor
gompulibenuang lalu mengingat nasehat dan si datu tadi dia kawin dengan si gompul dan mereka
hidup sebagai suami isteri sehingga anak lahir. Sesudah itu Ompu ni panopa bosi jumpa dengan
seekor babiat/harimau, lalu kawin lagi (marsidua-dua) sehingga anak lahir pula dan si babiat.
Sesudah itu diceritakan bagaimana kedua anak itu main judi dengan raja ni huta yang terkenal
sebagai juara judi, raja itu dikalahkan sehingga anak-anak dan Ompu ni panopa bosi memperoleh
150
semua kekayaan raja itu. Isi cerita ini diambil sebagai contoh untuk menunjukkan bahwa
menurut pandangan animist atau pnimitif perbedaan antara manusia diperbandingkan dengan
binatang-binatang hanya perbedaan bentuk, zat jiwa mereka sama.
Kita mulai dengan tondi sehubungan dengan masyarakat dengan alasan bahwa menurut
pandangan primitif masyarakatlah yang diutamakan dan bukan orang individual. Apakah
hubungan antara hal tondi dengan masyarakat? Sebagaimana telah diterangkan dalam
pandangan primitif adanya hanya satu zat hidup yaitu hanya satu tondi. ibu Cuisinier telah
menjalankan penelitian mengenai soal ini di tengah-tengah orang asli Malaysia. Disana istilah
yang dipakai bukan tondi melainkan sumangat akan tetapi jelas sekali bahwa pengertian orang
Malaysia mengenal sumangat hampir sama dengan pengertian Batak mengenai hal tondi.
Betul bahwa ada perbedaan-perbedaan, tetapi secara pokoknya kedua gagasan itu sama.
Dalam bagian yang keempat ini kita beralih ke pemikiran tentang tondi ni jolma selaku tondi
orang individual. Tetapi apa yang dipaparkan dalam bagian ini perlu dipikirkan dalam
latarbelakang isi-isi bagian yang sebelumnya, yaitu tondi dan masyarakat.
Pertama-tama perlu di tandaskan bahwa pada mulanya tidak ada gagasan ditengah-tengah
orang Batak bahwa tondi diciptakan oleh yang ilahi. Tetapi sudah ada anggapan hahwa segala
sesuatu yang bergerak mempunyai tondi dan bukan hanya manusia saja; semua binatang, semua
ternak, dan semua tumbuhan terutama padi/beras/nasi mempunyai tondi dan tondi mereka sama
dengan tondi manusia. Disini perlu diterangkan bahwa pandangan primitive bukan pandangan
yang gampang atau mudah dimengerti dan di paparkan. Kita sangat keliru kalau kita anggap
orang primitif sebagai orang bodoh. Sebenannya mereka mempunyai pengertian mengenai alam
semesta yang cukup mendalam; hal ini tidak berarti bahwa pandangan itu dapat diterima
terutama dalam sinar dan cahaya ilmu pengetahuan yang modern. Maksud kami disini adalah
kalau kita mau memahami pandangan primitif kita harus berusaha dengan sungguh untuk
mempelajari secara menyeluruh sebelum pandangan itu dibagi-bagi ke dalam beberapa segi-segi.
Misalnya kalau ditanya apakah pengertian Batak kuno mengenai manusia. Sebenarnya terlalu
sempit dan terlalu dangkal kalau dikatakan bahwa menurut Batak kuno manusia terdiri dari tondi
dan badan jasmaniah. Pasti menurut pengertian batak unsun-unsur lain ada. Misalnya manusia
rnempunyai tondi dan roha dan sahala. Ada dari antara para ahli yang mengatakan bahwa setiap
orang mempunyai sahala; beberapa yang lain mengatakan tidak sedemikian; karena hanya orang
yang berjasa atau orang yang berkuasa seperti raja dan datu mempunyai sahala. Tetapi harus
diakui bahwa sedikit-dikitnva dalam huhungannva dengan anak-anaknya tiap-tiap ayah/bapak
mempunyai sahala.
Banyak orang sarjana sudah lama bergumul dengan soal sahala dan sampai sekarang belum
ada keterangan yang memuaskan secana seratus persen. Fischer mengatakan bahwa sahaha sama
151
dengan apa yang disebut maria ditengah-tengah suku-suku Melanesia. Betul ada persamaan-
persamaan tetapi ada juga perbedaan-perbedaan. Warneck mengatakan bahwa sahala ist eine
besondere Eigenschaft des Tondi, yaitu salah satu sifat atau kekuasaan yang diperoleh oleh
tondi. Sahala juga didefenisikan sebagai: pertama, sahala adalah energy spritualitas unggul,
kedua, sahala adalah kualitas (quality) unggul, ketiga, sahala adalah karakter (character)
unggul.204 Tondi dapat keluar dari tubuh terutama diwaktu tidur, sewaktu tubuh terkena penyakit,
sewaktu tubuh terkejut atau dalam keadaan takut. Jika tondi keluar maka harus di panggil
kembali supaya jangan hilang atau ditangkap oleh begu. Tergantung pada keadaan-keadaan yang
ada untuk memanggil kembali tondi yang hilang, umpamanva makanan harus dihidangkan,
porsili harus diperbuat dan kata-kata manis harus dikeluarkan, dengan singkat tondi harus di
bujuk-bujuk. Kalau tondi tidak kembali maka orang yang hersangkutan akan meninggal dunia
dalam keadaan yang berbahaya sekali, bukan berbahaya hanya terhadap dirinya sendiri tetapi
berbahaya juga bagi keluarganya, marganya, hutana, dan tanahnya. Dalam penistiwa seperti itu
seluruhnya harus di bersihkan. Hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam bagian ini
menyangkut hal keselamatan tondi menurut pengertian Batak kuno. Sebenarnya harus diakui
bahwa sebelum kedatangan keKristenan di tengah-tengah orang Batak belum ada gagasan
tentang keselamatan tondi sebagaimana hal keselamatan dimengerti oleh orang Kristen.
Eksistensi tondi itu diteruskan sesudah kematian tubuhnva, tetapi dalam keadaan yang berbeda.
Kalau pada saat kematian seseorang keseimbangan cukup baik, terutama kalau sudah
mempunyai cucu, maka tondi yang bersangkutan menjadi sumangot dan kalau sumangot itu terus
di hormati oleh keturunan-keturunannya dan terus di layani oleh mereka, semuanya akan damai.
Kalau tidak pasti banyak kesulitan di timbulkan oleh tondi yang menjadi tidak tenang karena
terus menuntut supaya dihormati dan diladeni.
Kedatangan keKristenan ke tanah Batak membawa dua hal yang penting sehubungan hal
tondi. Yang pertama ialah bahwa gagasan baru mengenai roh atau jiwa manusia sangat berbeda
daripada gagasan tondi, walaupun istilah tondi terus dipakai. Menurut ajaran Kristen roh atau
jiwa manusia diciptakan oleh Allah yang Maha Esa, mempunyai kebebasan kehendak dan
diselamatkan oleh Kristus yang dibunuh tersalib sehingga roh itu memperoleh hidup kekal abadi.
Diperbandingkan dengan pengertian Batak kuno tentang tondi, yang paling menonjol disini
adalah bahwa anugerah Allah menguasai segala sesuatu. Gagasan baru yang lain ialah mengenai
apa yang disebut Tondi Porbadia atau Rohul Kudus.
Penutup
Mungkin pada permulaan ceramah ini beberapa orang mau bertanya apa sebabnya perlu ada
ceramah yang menyangkut hal/kebudayaan Batak dalam rangka seminar ini. diharapkan bahwa
isi-isi ceramah ini sudah memberikan jawaban tentang pertanyaan itu. Jawaban singkat karena
204
Sahala bagi pemlmpn: duiu dan kini, him. 58
152
dibawah asuhan Tuhan yang Maha Esa sudah ada gagasan dalam kebudavaan Batak yang
membantu kita untuk memahami ajaran-ajaran Kristen.
Thema roh adalah masalah yang rumit untuk dibicarakan dimana saja pun, termasuk
masalah roh dalam Perjanjian Baru. Hal ini disebabkan karena persoalan ini meminta
pembahasan yang harus ditinjau dari sekian banyak aspek-aspek. umpama aspek anthropologis,
psikhologis, filosofis, ilmu agama dan dogmatis.
Semua aspek-aspek ini turut serta membentuk gambaran tentang roh secara umum dalam
Perjanjian Baru. Namun demikian maksud dan Perjanjian Baru bukanlah untuk memberitakan
hakekat roh secara umum yang dapat dijelaskan berdasarkan aspek-aspek diatas, melainkan
Perjanjian Baru mau menyatakan pengertian roh secara eklesiologis (dan sudut hakekat gereja)
dan kristologis. Demikianlah juga maksud dan thema diatas yaitu mengenal roh dalam
hubungannya dengan gereja dan dengan Kristus.
Latar belakang pengertian Roh dalam Perjanjian Baru
Tanpa menghilangkan peranan dan semua aspek-aspek diatas dapat disebutkan bahwa secara
garis besarnya pengertian Roh dalam Perjanjian Baru dipengaruhi oleh dua unsur yang dominan,
yaitu: pengertian kejahudian dan pemikiran junani.
Pengertian Junani mengenai roh lebih bersifat biologis dan nationil, dan bukan
supranaturalis. Roh adalah analisir yang menciptakan hidup, sebagaimana udara menurut filsafat
Junani kuno merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Istilah Junani untuk roh: pneuma. Arti
pneuma pertama-tama ialah: nafas (ateni), angin, udara. Dengan pengertian ini ditekankanlah
aspek pengalaman natur dari roh manusia, pengalaman yang konkrit.
153
Roh kudus dan peranannya
Mengenai Roh Kudus (Roh Allah, Roh Kristus, Roh) terdapat berbagai-bagai pandangan sesuai
dengan visi penulis Perjanjian Baru. Kita mencoha mengikutinya satu persatu:
Dimana di dalam ketiga injil ini bentuk Gereja yang nyata belum Nampak dan hubungan roh
dan gerejaNya belum menjadi thema yang sentral, pekerjaan Roh Kudus selalu dikaitkan dengan
person dan Jesus Kristus.
a) Dalam konteks kelahiran Kristus Roh Kudus berbicara dengan Maria (Luk. 2:25-27).
Dalam pembicaraan ini masih Nampak dengan jelas konsepsi kejahudian tentang Roh
Allah. Pekerjaan Roh Allah ialah:
Menyatakan kebenaran Allah kepada manusia
Mengkonprontir manusia dengan kebenaran tensebut
Menyanggupkan manusia mengerti dan mengaku kebenaran tersebut
b) Roh Kudus tetap terlibat dalam seluruh hidup Jesus
Roh Kudus itulah yang melahirkan Kristus Juruselamat (Luk. 1:35; Mat.1 :18-20).
Jesus diperlengkapi dengan Roh dalam tugas-tugasnya di dunia (Mat. 3:16; Mark
1:10; Luk. 3:22; bd Yoh. 1:32-33) tanpa Roh Kudus Anak Allah sendiri tidak dapat
bekerja.
Roh itu tetap berada (permanen) dalam diri Jesus (Luk. 4:1 penuh Roh).
Roh itu yang membimbing/mengarahkan Jesus dalam setiap perjalanan dan
tindakannya.
Roh itulah yang memberi kuasa kepada Jesus, umpamanya mengusir roh-roh jahat
(Mat. 12:28; Luk. II: 20).
Jesus membaptiskan dengan Roh (Luk. 3:16; bd Yoh. 1:33). Disinilah letak
keistimewaan Yesus dan Yohannes pembaptis yang mengaku hanya dapat
membaptiskan air sebagai tanda pertobatan.
154
gereja. Kisah Rasul-rasul sebenamya dapat disebut sebagai buku Kisah perbuatan Roh Kudus,
karena buku ini melukiskan Roh Kudus sebagai actor utama dalam sejarah berdiri dan
tersebamya gereja mula-mula itu. ltulah sebabnya kisah ini dimulai dengan suatu study
pendahuluan mengenai Roh Kudus (pasal 1.2).
155
Menunut I Kor 12,3 hanya dengan Roh itulah manusia dapat mengenal Jesus itu Tuhan.
Akal budi atau ratio tidak dapat menjadi dasar pengenalan ini, karena kalau demikian
halnya, berarti manusia telah menutup jalan kepada Roh Kudus dengan alat inteleknya.
dan akal budi telah diajak untuk berdosa kepada Roh Kudus. Namun demikian bukan
benarti bahwa Roh dan akal budi merupakan dua pihak yang selalu bertentangan.
Pengertian Junani tentang roh dapat membantu menjelaskan hal ini. Roh menurut konsep
Junani berarti juga kemampuan intelek(sejajar dengan bahasa Jerman; Geist benarti roh
atau intelek). Alam Junani menilai bahwa Roh dan intelek itu tidak bertentangan, malah
merupakan kesatuan. Demikian pula Roh Kudus tidak memusuhi akal budi, malah
memakainya untuk pekerjaannya. Kanena Iman itu bukan hanya pengakuan, tetapi juga
kesaksian. Dan untuk kesaksian ini manusia memerlukan pikiran, keahlian, dan lainlain.
Akhirnya setiap orang Kristen yang percaya disebutkan sebagai tempat berdiam (joro)
Roh Kudus. Rorn 8,9.1 l I K( or 3, 16li; I Kor6,19; Ep. 5,18.
Kesimpulan kesimpulan
Setelah mengikuti uraian diatas, kita mengambil beberapa kesimpulan yang relevan dengan
kehidupan kita yang sekarang.
Pertama-tama perlu diperhatikan, bahwa berbicara mengenai Roh Kudus adalah saat yang
harus digumuli dengan segala rendah hati. Karena disinilah terletak kunci dan hakekat gereja
dan persekutuan Kristen. penyimpangan dan pengertian alkitabiah akan membawa pula
kepada penyimpangan dan arti kehidupan bergereja.
Pusat dan pekerjaan Roh Kudus adalah Kristus dan jemaatnya. karena Kristus adalah satu.
maka Roh itupun adalah satu juga. Kita mengakui bahwa Roh Kudus yang satu itulah yang
bekerja dalam persekutuan-persekutuan Gereja yang bercorak ragam itu, baik dalam gereja-
gereja Protestan maupun dari Geneja Katholik, baik dalam gereja Lutheran maupun dalam
gereja-gereja Methodis, Baptis dari Presbiterial bertentangan dengan Alkitab jika timbul
anggapan bahwa Roh Kudus yang bekerja dalam gerejagereja Batak lain dan pada Roh
Kudus yang bekerja dalam gereja-gereja suku lainnya, atau gereja HKBP seolah-olah
mempunyai Roh Kudus yang lain dan Gereja GKPS atau HKI.
Demikian juga pandangan yang menganggap bahwa Roh yang bekerja ditengah-tengah
pelayan gereja adalah berbeda-beda sesuai dengan fungsi jabatannya, dan seolah-olah Roh
yang bekerja ditengah-tengah pejabat gereja lain dan pada Roh yang bentindak dalam diri
kaum awam, adalah menyimpang dari kebenaran Alkitab. Roh itu satu, tetapi karunianya
berbeda-beda.
Roh itu bekerja dalam gereja sebagai tubuh Kristus, bukan hanya dalam bagian-bagian
tertentu dari tubuh itu, Tidaklah benar anggapan bahwa Roh Kudus lebih banyak atau hanya
berdiam dalam diri pejabat gereja. Sebagaimana pandangan Paulus bahwa semua orang
percaya adalah charismatiker, demikianlah segala bentukbentuk pelayanan dalam gereja,
baik yang profan sekalipun, tetap dibimbing oleh Roh Kudus yang satu itu. Memang tidak
disangkal bahwa pejabat-pejabat gereja mempunyai panggilan khusus dalam tugas gerejani,
156
tetapi kekhususan itu terletak didalam tanggungjawab, bukan didalam upah dan bukan pula
didalam kwantitas Roh Kudus.
Roh Kudus.selalu bersifat positif dan konstruktif, dan selalu bertentangan dengan roh jahat
yang bersifat negatif dan destruktif
a) Roh jtu selalu bersifat menghidupkan dan bukan mematikan. jika ada kecendrungan
ditengah-tengah gereja untuk menghancurkan sesuatu buah pekerjaan yang sudah dibina
dengan baik, maka kecenderungan demikian bukanlah kepatuhan kepada suara Rob
Kudus.
b) Rob itu selalu bersifat memperdamaikan dan menyatukan, sesuai dengan hakekat dan
gereja Sebagai tubuh Kristus dan persekutuan orang-orang percaya. Setiap sikap yang
tidak bersedia untuk berdamai tidak benar mematuhi panggilan Roh Kudus dan setiap
suara yang menyokong segala bentuk perpisahan yang bersifat destruktif dalam tuhuh
gereja, bukanlah suara Roh Kudus.
c) Roh Kudus selalu bersifat melengkapi dan menyempurnakan. Kelemahan-kelemahan,
kekurangan-kekurangan bahkan dosa manusia bukanlah menjadi dasar untuk
memisahkan manusia dan Roh Allah. Malah Roh itu bertindak sebagai kuasa yang
mengampuni kesalahan-kesalahan dan memberi perlengkapan-perlengkapan dan
penyempurnaan.
d) Roh Kudus adalah Roh yang beraturan, sekalipun Paulus menyebutkannya sebagai
pembebas dan huruf-huruf Taurat. Roh itu membimbing manusia supaya menjadi
manusia yang teratur didalam segala bidang kehidupan. Sebab itu Roh Kudus tidak
pernah disebutkan merusak Taurat Jahudi, melainkan memperbaharuinya.
e) Roh Kudus tidak menentangi intelek, malab memanggil ahli-ahli untuk pelayanan gereja,
sesuai dengan karunia yang dianugerahkannva. Lebih banyak Roh Kudus bekerja, lebih
banyak pula orang-orang percaya memeras otak setiap tindakan yang mau mematikan
bidang kerja untuk pikiran dan ratio, berarti menutup jalan untuk bimbingan Roh Kudus
atas gereja yang hidup ditengah-tengah dunia yang sekuler dan modern ini.
BUKU-BUKU YANG DIPERGUNAKAN
1. Barclay, William: The Promiseof the Spirit, London 1960.
2. Conzelmann,Hans : Grundriss den Theologia des Neuen Testaments, Munchen,1968.
3. Conzelmann. Hans : Den erste Brief an die Koninther, Gottngen 1969.
4. Haenchen, Ernst : Die ApostelgesichiChte, Gotfingen 1961.
5. Kittel, Gerhard (Ed): Theologisches Worterbuch zum Neu n Testament, Jid. 6, Artikel: pneu
a, Stuttgart 1966.
6. Tillich. Paul: Systematische Theologie, Jid III, Stuttgart 1966
Nama Roh Allah dan Roh Kudus, walaupun secara filologis mempunyai perbedaan dalam
akar katanya, yakni Allah dan Kudus, namun sering juga dipakai silih berganti. Dalam bahasa
157
Yunani, ROH KUDUS diterjemahkan dangan PNEUMA to HAGION. Dalam tradisi gerejani
di Indonesia maka kita lebih sering mamakai nama ROH KUDUS.205
Bagaimanakah makna asli dan perkataan Roh dalam bahasa Ibrani dan Arab? Dan hasil
penelitian berbagai ahli dalam pelbagai bidang ilmu pengetahuan, baik dalam ilmu bahasa,
sejarah, arkheologi dan ilmu agama-agama serta theologia, telah dapat dikatakan dewasa ini,
bahwa pengertian Rush dan Roh dalam kedua bahasa ini adalah berbeda dengan yang terdapat
dalam bahasa Yunani asli.206
1. Roh dalam mystik yang subjektivistik yang mengaralh kepada Union Mystica
Sekalipun terdapat juga jenis Mystik yang objektif,di mana hubungan ynag akrab antara
makluk sang khalik tetap dijaga agar berada dalam suatu jarak yang jauh,antara yang Finite
dengan yang Infinite,namun banyak mystik yang kita hadapi di dunia ini tergolong kepada
yang subjektivistik yang mengarah kepada Uniomystica,di mana manusia yang bersangkutan
praktis menganggap bahwa roh atau jiwanya sudah sama sekali menyatu dengan sumber
rohnya.Dalam keadaan seperti ini,manusia dapat menganggap bahwa dirinya adalah sudah
demikian menyatu dengan sumber roh sehingga ia lupa bahwa Tuhan yanf sesungguhnya itu
sebenarnya adalah yang sama sekali lain dari manusia dan dari roh manusia.207
Roh dari Subyek (manusia) berhuungan secara subyektif dengan Der absolute Geist (Roh
yang mutlak).Pola pemikian Hegel ini adalah sejalan dengan minatnya yang besar pada
mystik,termasuk mystik Hindu.Karena memang dalam Hindhuisme mamang atman(percikan
zat Ilahi atau peroikan Ilahi) yang berasal dari sumber agungnya yakni Brahman selalu ingin
kembali kepada Brahman.Terhadap kedua-duanya terdapat hubungan mystik yang subyektif
yang biasanya terdapt dalam unio-mystica.Dalam hal ini seseorang dapat mengatakan bahwa
dia adalah Tuhan dan Tuhan adalah dia.Ucapan :Manunggaling kawulo Gusti yang
diucapkan oleh sech Lemah Abang dahulu di cirebon umpamanya adalah akibat hilangnya
batas jauh antara manusia dengan Tuhan.Ia mengganggap rohnya adalah sama dengan Roh
Tuhan.Rohnya telah manuggal..Dalam hal ini ego (aku) dari manusia demikian ditonjolkan
hingga lupa daratan,bahwa ia sebenarnya adalah hasil ciptaan Tuhan Allah.Sebenarnya dia
tidak boleh menganggap bahwa rohnya adalah sama dan sejenis dengan roh Allah.Dalam hal
205
Dr. R. Soadarmo dalam Ichtisar Dogmatika mernakai istilah roh suci Vida Ichtisar Dogmatika (Jakarta
BPKGunung Mulia, 1972), hIm. 157158.
206
HAR. Gribb and J.H. Kraemers, Shorter Encyclopedia of Islam (Lelden: EL BrilI, 1953), h. 433-436.
207
G.C.Van Niftrik,Kleine Dogmatik (Nijkerk G.F Callenbach N.V.1953)
158
seperti ini roh manusia sudah menjadi roh katak dibawah tempurung,di mana unsur
kepongahannya digembungkan dan tidak mengenal batasan-batasan lagi.Tetapi jangan lupa
kalau egonya terlalu digembungkan dapat juga nanti meledak.Egocentrisme pasti lululh
dalam berhadapan dengan Roh kudus.
159
adalah melalui jalan keselamatan yang diberikan oleh Yesus selaku anugerah sebagaimana
digaris bawahi oleh Martin Luther pada zaman reformasi bersama dengan Calvin dan
Zuinglwi ini bukan berarti bahwa kita tidak mementingkan pietas. Pieatas adalah buah yang
wajar dan spontan dari iman yang ada pada diri orang yang benar-benar percaya (Yak 2: 14-
26). Tetapi perlu disadari bahwa pieatas adalah berbeda degan pietisme yang belakang ini
adalah buah dari moralisme bukan dari iman yang memang sangat pokok dalam Alkitab dan
dalam gereja-gereja reformasi pieatas masih mempunyai makna positif sedangkan pietisme
mengandung makna yang negatif. Dalam pietisme orang beranggapan bahwa kesalehan itu
adalah demi hybris rohani, sedangkan dalam pietas, orang malah dibawa oleh roh kudus
kepada kerendahan hati (haporseaon).
3. Spiritisme dan Roh Jahat
Spiritisme atau juga dinamai spiritualisme adalah kepercayaan orang bahwa roh yang
sudah meninggal masih berhubungan dengan roh manusia yang hidup dengan perantaraan
gejala fisik yang biasanya tampil dalam keadaan mental yang abnormal atau dalam keadaan
kerasukan. Bagi kita di Indonesia pada umumnya di Asia gejala ini adalah sangat lumrah
gejala orang kerasukan atau siar-siaran masih banyak kita temukan di masyarakat batak,
umpamanya seorang dukun di Jakarta mengatakan bahwa setiap bulan purnama roh daripada
para datu parngongo (nenek kandung penulis) tampil dalam dirinya. Maka dengan jelas dia
mengatakan bahwa ia berbuat demikian karena tak ada jalan lain mendapatkan mata
pencaharian. Roh-roh seperti ini adalah roh jahat yang adalah hasil dari roh manusia dan roh
iblis. Bahwa sifat-sifat datu parngongo umpanya akan turun sebagian secara biologis dan
mental kepada keturunannya, hal itu adalah dalam batas-batas yang dapat terjadi. Tetapi
rohnya tidak lagi datang ke dalam diri orang yang kesurupan itu sekalipun wajah yang
kesurupan itu sudah kumat-kumit tak karuan, serta suaranya di buat seolah-olah suara orang
yang mati. Kita tidak boleh terlalu mudah dan ringan memakai nama roh kudus karena kita
tidak boleh menyebut Tuhan Allah dengan sembarangan (Kel 20: 7). Roh kudus adalah
Tuhan. Berbagai ekses dalam gereja dapat dikurangi kalo hal ini dicamkan.
Dalam kriminologi persoalan mengenai roh jahat itu juga diperbincangkan. Sementara
orang beranganggapan bahwa orang menjadi jahat disebabkan oleh roh-roh jahat. Orang
masih percaya bahwa roh jahat suka membalas dendam. Pandangan orang dalam hal ini ialah
bahwa manusia itu sendiri tidak jahat pada hakikatnya. Manusianya tidak bersalah, semua
kesalahan dan sifat jahat dilemparkan pada perbuatan setan atau roh jahat yang
mempengaruhinya. Tetapi dalam Alkitab dikemukakan bahwa sejak Adam dan Hawa orang
sudahlah berdosa dan cenderung berbuat kesalahan. Yang bertanggung jawab atas kesalahan
atau dosa tentu adalah manusia itu sendiri dan tidak cukup hanya dengan melemparkan
pertanggung jawaban kepada pihak lain diluar dirinya. Pertanggung jawaban secara pribadi
dan secara bersama di hadapan Allah adalah sangan azazi dalam Alkitab. Memang benar
bahwa lingkungan seseorang atau kelompok orang dapat juga turut mempengaruhi manusia
tetapi sumber kejahatan itu tidaklah hanya terletak di luar dirinya tetapi juga dalam dirinya.
Karena itu, perlu adanya pertanggung jawaban pribadi secara berkelompok.
160
4. Roh Zaman yang Negatif
Yang dimaksudkan dengan roh Zaman dalam uraian ini adalah zeitgeist. Roh Zaman ini
adalah suasana zaman yang dibina oleh berbagai faktor. Faktor kebudayaan, agama,
lingkungan, politik, ekonomi dan ideologi biasanya turut mempengaruhi. Tidak semua hal
yang dihasilkan roh zaman sekarang yang negatif. Dalam konteks pembahasan ini bukan pula
dimaksudkan untuk mengadakan analisa tentang faktor-faktor mana yang lebih dominan
dalam pembinaan zeitgeist sekarang ini. Kiranya cukuplah bilamana dipaparkan beberapa
unsur dari roh zaman yang negatif yang perlu mendapat perhatian khusus.
A. Materialisme
Roh Zaman dewasa ini telah membawa orang kepada materialisme yang cenderung lepas
dari kaitannya dengan Tuhan. Manusia cenderung hanya bergelimang dan mengolah hal yang
material tanpa menyadari bahwa materi itu sesungguhnya adalah hasil ciptaan dari roh Allah.
Ideologi Komunisme dan beberapa paham di dunia Barat cenderung hanya mengutamakan
materalisme yang bergerak dalam bidang sekular dan horizontal. Memang harus diakui bahwa
hal ini adalah sebagian karena kesalahan pihak kristen sendiri karena dahulu menganut paham
akan pemisahan secara tajam antara bidang yang sacred dan sekular. Alhasil yang sekular
menjurus menjadi sekularisme dimana materialismelah yang diutamakan. Dalam hal ini
pemahaman Alkitabiah sangat diperlukan, dimana keseimbangan antara yang material dan yang
spiritual dipertahankan. Keseimbangan dari dua bidang dinyatakan dalam bidang etika bukan
dengan jalan menolak segala yang berbentuk material. Karena bila demikan halnya, maka sikap
itu adalah ungkapan dari reaksi mental yang tidak segar dan yang offer acting
B. Atheisme
Suatu gejala yang sebenarnya bukan sama sekali baru. Dalam Perjanjian Lama juga
sudah disebutkan tentang hal ini (maz 10: 4). Perlu dicatat bahwa Atheisme dewasa ini adalah
lebih rationil, lebih dewasa dan lebih berkuasa dalam bidang kemasyarakatan. Karena di
beberapa negara, ideologi yang Athestis ini bahkan sudah menjadi ideologi resmi dari negara,
dalam arti resmi didukung resmi dari negara. Di dunia barat pun, terutama di kalangan
intelektual yang jauh dari gereja mendapat pasaran yang cukup luas sehingga menjadi tantangan
berat dari gereja-gereja.
C. Relativisme dan Syncretisme
Oleh karena banyaknya agama-agama dan ideologi dewasa ini diseluruh dunia yang
hubungan satu dengan lainnya kian pesat dan dekat, maka timbulah sudah gejala besar yang kita
sebutkan Relativisme dalam bidang filsafat yang mengakibatkan syncretisme (agama gado-gado)
dalam bidang agama. Akibat dalam perkembangan ini ialah membuat orang bingung, bilamana
tidak mempunyai pegangan teguh dalam satu agama ataupun ideologi. Orang yang kurang
berhati-hati dalam berpegang kepada kebenaran alkitab akan dapat dengan mudah tertarik
kepada pandangan hidup yang Relativistik ini. Dari itulah, ideologi dewasa ini yang syncretistik
ini timbul ibarat jamur di musim hujan termasuk dalam berbagai aliran kepercayaan dan
kebathinan yang beredar di seluruh dunia ini.
161
D. Naturalisme
Naturalisme merupakan salah satu hasil dari roh zaman. Tetapi naturalisme ini dimana-
mana sudah sangat bergejolak. Berbagai bentuk narkotika umpamanya dapat dilihat selaku usaha
manusia untuk menikmati alam, karena orang yang sudah mengkonsumsi narkotika maka ia akan
merasa kenikmatan alam, baik dalam lamunan pikiran. Masing-masing mengagumi bahkan
seolah-olah memuja pasangannya. Keprihatinannya yang maha luhur adalah untuk kehidupan
natural, yang alamiah. Lupa akan kenyataan bahwa betapapun kenikmatan yang natural itu
adalah sementara waktu, bukan merupakan hal yang kekal. Orang tidak hanya hidup oleh dan
demi yang ada di alam tetapi sebenarnya walaupun manusia hidup dalam alam namun tujuan
akhir dari hidup manusia ialah untuk kemuliaan Allah.
I. Pendahuluan
Dalam dunia kristen istilah kaum awam dipakai dalam maksud lain yaitu untuk merujuk
anggota gereja yang bukan pendeta. Maka walaupun seorang kristen title kesarjanaan maupun
doktor dalam Thologia selama dia belum tahbiskan menjadi pendeta di anggap sebagai jabatan
awam. Pandangan ini sangat menonjol dalam gereja-gereja batak sehingga sering sekali nampak
merupakan faktor penyebab negatif dalam penggolongan status di gereja. Makanya itu kita
sering mendengar para sintua mengatakan: unang lomo-lomo ni hamu pandita i bahen hamu tu
hami awam on (jangan pak pendeta berbuat sesuka hati kepada kami kaum awam).
Yesus mengkhendaki agar semua murid-muridnya melayani (Mark 10: 41-45). Maka
sebenarnya melayani atau diakoniaadalah bahasa Perjanjian Baru untuk jabatan. Tetapi dalam
penampakan-penampakan sesudah kebangkitan, Yesus memilih suatu kelompok tertentu untuk
sesuatu pelayanan khusus yang disebut jabatan apostel atau rasul (1 Kor 15: 7). Rasul adalah
orang-orang yang langsung mempersaksikan kebangkitan Yesus yang tersalib dan orang-orang
yang menerima tugas sebagai missioner untuk memberitakan injil kristus. Maka, segera kita
melihat tugas-tugas para rasul meliputi pemberitaan injil, mengajar dan menjaga kemurnian injil
terhadap ajaran-ajaran palsu, bernbuat dan memimpin atau memberi pengarahan secara unum
kepada jemaat-jemaat yang baru didirikan. Tetapi, segera tgas bernubuat dan mengajar di ambil
alih oleh nabi-nabi khusus dan guru-guru khusus, sedangkan dalam tugas missioner para rasul di
bantu oleh evangelis (Efe 4: 11).
Semua jabatan yang ada di dalam jemaat adalah jabatan dari tanggung jawab jemaat itu
sendiri bukan merupakan bagian-bagian dari jabatan rasul. Jabatan-jabatan itu timbul sesuai
208
R. Soesilo, Kriminologi (Bogor: Politeia, 1976) hlm. 20-21
162
dengan kharisma masing-masing yang diperoleh oleh anggota-anggota dan diakui oleh jemaat
bukan oleh peletakkan tangan rasul. Walaupun pemerintahan dan pengawasan gerreja berada
dalam tangan suatu kumpulan dari pribadi-pribadi penting, nyata bahwa kepemimpinan itu
aslinya berhubungan dengan partisipasi yang bertanggung jawab dari segenap jemaat karena tiap
anggota diakui telah beroleh angerah khusus dari roh suci. Baik Paulus sendiri selalu hendak
menekankan bahwa gereja bukan hasil karya manusia, melainkan badan yang secara mutlak
merupakan penampakan yang transchendental. Tetapi oleh karena gereja itu yang merupakan
bangsa eskatologis dari Allah, berada dalam dunia dan dalam sejarah, maka sangatlah perlu di
dalamnya aturan dan kepatuhan. Pada mulanya aturan itu adalah mengenai cara kebaktian,
umpamanya para nabi bicara pada waktu yang dittentukan tetapi lambat laun aturan itu mmakin
di kembangkan bahkan mengenai hidup jemaat itu secara luas. Itu makanya, lamban laun Paulus
juga melihat perlunya adanya pimpinan yang mengawasi berjalannya aturan. Sehingga dengan
adanya aturan maka Paulus menuntut adanya kepatuhan dari segenap jemaat (1 Kor 16). Tetapi
aturan dan kepatuhan dalam jemaat tiada serupa dengan aturan dan kepatuhan di dalam dunia
sekuler. Dalam jemaa kedua-duanya didasarkan atas iman dengan kata lain, aturan dan
kepatuhan tujuannya adalah untuk mengumpulkan dan merawat kumpulan-kumpulan orang
percaya yang bersifat eskatologis itu dalam sejarah untuk kesatuan iman maka kepemimpinan
gereja menurut Paulus bukanlah jabatan yang terpisah diatas jabatan-jabatan lainnya (Rom 12:
8), melainkan merupakan satu aspek dari jabatan-jabatan keseluruhan.karena secara azazi, jemaat
itulah yang mempunyai semua jabatan di dalamnya dan pribadi-pribadi yang ditempatkan dalam
satu-satu jabatan mengerjakan atas nama jemaat itu, bukan atas nama para rasul. Jemaat tidak
mewarisi jabatan apapun dari para rasul, kecuali injil Kristus yang dikhotbahkan, diajarkan dan
di pertahankan oleh para rasul.
163
Sesudah kematian rasul Paulus,pekerjaan Kependetaan (penggembalaan) diteruskan
oleh para evangelis.Mereka ditugaskan untuk mengangkat dan mentahbiskan uskup-uskup dan
penatua-penatua (presbyter) setempat dengan peletakan tangan (1 tim 5:22).Di tahun
80,keunggulan jabatan Uskup sudah nampak di Asia Minor.Golongan presbyter dan diakon
menjadi bawahannya.Dan sekitar pertengahan abad kedua,jabatan uskup sudah
bersifatMonarchie.Logika perkembangan kepemimpinan ini sudah mendapat tujuannya kira-
kira sekitar tahun 250 dalam bentuk yang menjadi struktur dasar dari Gereja Rom
Katholik.Dalam abad ketiga,pemberitaan injil jadi kurang dipentingkan daripada
kepemimpinan,malah menjadi hanya salah satu aspek dari kepemimpinan.Lama kelamaan,Kuam
awam kurang mendapat peranan dalam hidup jemaat.Peranan makin terbatas dan hanya
mengikuti kebaktian saja.
b. Awam menurut Reformasi
Karena jabatan-jabatan dalam gereja berdasarkan atas baptisan suci,maka segenap jemaat
adalah bangsa yang terpilih,bangsa yang kudus,umat kepunyaan Allah sendiri (I Petr
2:9).Artinya,semua orang yang disebut awam,oleh Baptisan Suci menjadi imam juga.
Untuk kembali pada pengertian Perjanjian baru,Marthin Luther mengajarkan bahwa semua
jabatan dalam gereja adalah jabatan dari kenampakan dari imam yang hidup yang bekerja keluar
dan kedalam jemaat.Marthin Luther,demikian juga reformator lainnya,sangat jelas mengenai
keimanan dari semua orang percaya yang menjadi dasar dari segala peranan awam dalam
kehidupan jemaat.Gereja adalah Kumpulan orang-orang yang beriman yang disebut Bangsa
Tuhan.Jaminan akan kesatuannya sebagai badan Kristus bukan terletak dalam jabatan
keuskupan akan tetapi jaminan itu ialah Pemberitaan Injil secara benar dan pelayanan Sakramen
secara benar.Hanya berdasarkan ini,semua jabatan Gereja dapat dibenarkan dalam
kemajemukannya (I Kor 12).
164
sejarah gereja yang bersangkutan dan pada situasi setempat dalam hubungannya serta
kemungkinan pelaksanaanya.Tetapi sejara menunjukkan bahwa kebaikan sistem kepemimpinan
akhirnya bergantung kepada kepribadian si pemimpin itu sendiri.Dalam Konsili Vatikan II,kita
melihat bahwa adanya perhatian yang cukup dalam gereja Roma Katholik.Dalam hal
kedudukan,kaum awam diharapkan mendapat perkembangan dalam prakteknya.Gereja
dipandang bukan hanya dari segi institusi-nya lagi.Tetapi juga dari segi persekutuan
keselamatan.Dalam segi persekutuan keselamatan ini da disebut-sebut tentang Lay-apostolate
yaitu tugas awam sebagai alat Tuhan dalam melakukan missi kedunia.Segala aktivitas dari gereja
sebagai badan Kristus yang ditujukan untuk maksud memberitakan Kerajaan Allah di dunia dan
gereja melaksanakan tugas tersebut melalui berbagai jalan dan melalui anggota-anggotanya
(kaum awam).
Tanggapan
Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. Hanya dipercaya oleh umat kristiani
dan adalah pribadi penolong yang memimpin kita danlam bentuk roh yang dijanjikan oleh Yesus
Kristus sebelum kenaikan ke surga. Menurut ajaran Kristiani, seorang kristen memiliki roh
Kudus di dalam dirinya. Roh tersebut berfungsi sebagai penolong, pemimpin, penghibur dan
teman yang setia. Roh kudus menuntun umat keistiani agar hidup sejalan dengan kehendak
Tuhan. Roh Kudus juga menjadi penghubung antara umat Kristiani dengan Allah. Roh kudus
digambarkan sebagai Penghibur atau Penolong yang memimpin ke dlaam jalan kebenaran.Rasul
Paulus mengajarkan bahwa seorang pengikut Kristus haruslah dapat dikenali melalui buah Roh
yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan dan penguasaan diri.
Didasarkan pada keyakinan yang sungguh, Paulus melihat hahwa gereja sungguh-
sungguh hidip jika tetap tinggal dan hidup di dalam Kristus. Apapun pengertian manusia tentang
karunia,satu hal yang jelas bahwa karunia yang pertama adalah mengaku dan menghayati Jesus
Kristus adalah Tuhan (1 Kor 12:3). Pekerjaan Roh Kudus bukan monoton atau bersifat
uniform.Roh Kudus sangat kaya dalam manifestasinya.
Orang Kristen percaya bahwa secara universal bahwa karunia-karunia roh yang lebih duniawi
masih ada pada masa kini, seperti karunia pelayanan, mengajar, memberi, memimpin dan
kemurahan. Dalam sekte-sekte Kristen tertentu, pengalaman roh Kudus digambarkan sebagai
pengurapan. Dikalangan gereja-gereja Afrika-Amerika,pengalaman bersama Roh Kudus
digambarkan sebagai suatu Kesuciaan.
165
Gereja Kristus dibumi adalah Kudus dan Am. Berada dalam kekuasaan dan bimbingan
roh Kudus (Tondi Porbadia) yang esa. Roh Kuduslah yang memanggil dan mempersatukan
manusia yang terdiri dari berbagai suku,keudayaan dan corak kehidupan didalam nama Tuhan
Yesus Kristus. tugas-tugas dalam pelayanan yang diberikan oleh Roh Kudus dalam dalam
berbagai corak ragamnya kepada anggota-anggota gereja kristus adalah merupakan suatu
kesatuan tugas pelayanan untuk memberitakan injil. Gereja yang tumbuh normal adalah gereja
yang kaum awam pada umumnya, pendeta, penatua-penatua maupun anggota-angotanya harus
sama-sama terlibat dalam melayani Yesus. Lebih mudah mendapatkan uang untuk pembiayaan
gereja daripada, mendapat orang yang benar-benar dan sungguh-sungguh menyerahkan diri
kedalam pekerjaan gereja karena dia mendengar pangigilan Tuhan (bukan orang
sembarangan)Kesatuan gereja, kesatuan dalam iman, kesatuan dalam kasih dan kesatuan dalam
pelaksanaan tugas-tugas, demikian jugga kesatuan dalam pengharapan dijamin dalam ROH (I
Kor 12:12).
Tahun 78: adanya peran dominan kaum awam menguasai asset-aset HKBP, yang pada
zaman itu Dr. T.D. Pardede, dkk ingin menguasai UHN. Ephorus pada zaman itu: GHN Siahaan
menyebutkan satu dialog; saya tidak satu roh dengan kamu. Statement inilah yang memicu
dilaksanakannya seminar roh dan pelayanan tahun 78 di UHN. Dan ini juga punya 2 kubu.
Kelompok 6
166
Nama : Febri Setiadi Hutapea (14.2916)
Firman Oktavianus Hutagaol (14.2849)
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen : Pdt.Dr. J. Boangmanalu
Ringkasan Buku :
1. Lingkaran Wina
Setiap teolog sistematis yang memiliki ketertarikan khusus pada perkembangan model
teologis intelektual historis akan segera menyadari, bahwa ketertarikan metatematik terhadap
problematika filsafat sains tidak lagi merupakan kemewahan yang istimewa. Sebaliknya,
pengembangan filsafat sains yang spesifik (dan kompleks) di zaman kita memiliki dampak yang
kuat pada perjalanan intelektual sejarah teologis.209 Orang mungkin cukup mengatakan bahwa
filsafat sains berutang kepada sekelompok fisikawan, matematikawan, dan filsuf yang, selama
beberapa tahun sejak 1922 dan seterusnya, bertemu mingguan di Wina untuk membahas masalah
ilmiah dan filosofis. Dengan demikian lahirlah Lingkaran Wina yang terkenal, yang
dengannya para ilmuwan terkemuka seperti Schlick, Carnap, Neurath, dan Reichenachach.
Filsuf seperti Nagel, Hempel, dan Ayer menjadi sejenis generasi kedua dari aliran pemikiran ini,
yang menjadi datang dikenal sebagai positivisme logis dan yang memiliki efek mendalam pada
pengembangan pemikiran meta-ilmiah.
Bagian filsuf ini sangat tertarik pada empirisisme, sebuah prasangka epistemologikal
yang berusaha mendasarkan semua pengetahuan sejati pada beberapa bentuk pengalaman. Ilmu
pengetahuan sebagai fenomena, tentu saja, mendapat perhatian dari para ilmuwan sebelumnya,
namun kegiatan Lingkaran Wina di tahun 1920 memicu aktivitas yang kurang tepat dalam
berteori dari sudut pandang sains.210
Sejak awal, bias empiris kuat dari Lingkaran Wina membuatnya sangat simpatik terhadap
ilmu pengetahuan alam dan penelitian sains alami. Pada awal tahun-tahun awalnya, Lingkaran
juga sangat dipengaruhi oleh filosofi Tractatus Logico-philosophicus (Warisan Dunia) yang
dikenalkan oleh Ludwig Wittgenstein, yang pada kenyataannya menggembar-gemborkan sebuah
revolusi dalam pemikiran yang filosofis. Sejak dari itu, semua jenis filsafat yang melakukannya
209
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 3.
210
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 4.
167
tidak memenuhi tuntutan kejernihan yang ketat, kebenaran, dan konsistensi yang dianut dalam
ilmu pengetahuan alam, yang saat ini dapat diklasifikasikan sebagai yang tidak dapat diterima,
jika tidak berarti, dalam hal kriteria yang diformulasikan dengan tajam. Dengan cara ini,
Lingkaran Wina berusaha mengekspos segala bentuk pemikiran spesifik sebagai fiksi
metafisik, yang digantikan oleh pandangan ilmiah ilmiah yang otentik dan universal. Dari segi
model itu, hanya pernyataan yang bisa dibuktikan benar atau salah yang bisa ada artinya. Dan
karena rumusan sebuah pernyataan bergantung pada apakah bisa diverifikasi, dan kriteria ini
dikenal sebagai kriteria kebenaran yang dapat diverifikasi.
Basis filsafat sistematika pertama ini dikenal sebagai positivisme logis. Sebagai sebuah
filosofi, positivisme logis sangat menolak kemungkinan pengaruh metafisika atau refleksi
teologis, dan filsuf logis-positivistik berpegang teguh pada kognisi empiris dalam usaha mereka
untuk menganalisis dan memurnikan bahasa dan metode sains. Hal tersebut adalah untuk
menghasilkan konsep sains logis-positivisme tentang sains yang banyak ilmuwan rontok hingga
tahun 1960 - an dan bahkan mulai hari ini, entah secara sadar atau tidak sadar. Dalam hal ini,
harus diingat bahwa segala bentuk positivisme mengasumsikan semacam datum definitif sebagai
dasar akhir untuk semua argumentasi (Panneaberg, 1973631). Ini bisa terjadi bahkan dalam
teologi. Dietrich Bonfflerler, misalnya, menuduh Karl Barth memiliki semacam positivisme
pewahyuan. Seperti yang akan kita lihat, Barth berasumsi secara tidak kritis Firman Tuhan atau
wahyu-Nya di dalam Yesus Kristus sebagai premis dan dasar untuk semua argumen, tanpa
pernah mempertanyakan alasan atau alasan untuk asumsi besar ini. Bagaimanapun, dalam bentuk
apa pun, positivisme empiris, pengalaman, atau pengalaman yang lebih sensoris, diajukan
sebagai dasar akhir untuk semua bentuk pengetahuan.
Perang Dunia dan pembunuhan Moritz Schlick oleh seorang siswa (1936) memecah Lingkaran
Wina. Sejak saat itu, pengaruh filsuf logis-positivistik sains adalah memanifestasikan dirinya
terutama di wilayah Anglo-Saxon.211
Positivisme adalah bagian dari filsafat, yang bermakna sebagai suatu peristiwa yang
benar benar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu realita. Epistomologis adalah cabang
filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Salah satu prinsip
paling penting dari positivisme logis, muncul dalam keyakinan yang diungkapkan bahwa semua
sains akhirnya memiliki struktur epistemologis yang sama, yang pada gilirannya ditentukan oleh
struktur sains (pengetahuan) yang paling maju pada zamannya, yaitu ilmu alam. Dengan
demikian lahirlah kepercayaan positivisme yang khas dan menyatu dalam sains. Akibatnya,
prinsip dasar positivisme logis mulai berfokus pada jenis kesatuan sains sebagai pandangan
ilmiah utama dunia, dimana sebuah pandangan itu yang akan menyingkirkan segala bentuk
dominasi metafisik dan teologis, bukan hanya dalam sains tetapi juga dalam masalah sehari-hari.
211
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 4.
168
Perhatian utama para filsuf positivisme logis adalah untuk menganalisis konsep, pernyataan, dan
teori sehingga membuat makna yang tegas. Analisis ini tetap merupakan analisis logis yang
dibantu oleh logika modern.
Dengan latar belakang empirisisme Lingkaran Wina, di mana semua pengetahuan tentang
realitas pada akhirnya didasarkan pada pusat data yang tak terbantahkan yang diperoleh dari
pengamatan langsung, dan penalaran logis, maka akan filsuf harus mengurangi semua
pengetahuan empiris pada konsep dan pernyataan yang merujuk langsung pada data sensorik.
Prosedur ini akan memungkinkan mereka merancang sebuah sistem di mana semua pengetahuan
rasional terintegrasi dengan keseluruhan kesatuan sains (pengetahuan).
Pendekatan terhadap filsafat ini menarik perbedaan tajam antara dua jenis pernyataan: (a)
pernyataan ilmiah empiris (yang maknanya dapat dijelaskan dengan analisis logis dalam sistem
sains kesatuan), dan (b) pernyataan metafisik, yang tidak memiliki konten kognitif (yaitu,
mereka tidak mengungkapkan pengetahuan) dan hanya mengekspresikan dan mengungkapkan
perasaan tertentu.
Dalam hal pandangan dunia ilmu pengetahuan alam mengenai positivisme adalah cukup
kaku, oleh arena itu semua pernyataan metafisik karenanya harus ditolak secara kognitif.
Penilaian ini terutama berlaku untuk semua jenis pernyataan yang mengusulkan untuk
mengatakan sesuatu tentang realitas yang berbeda dari pengalaman pribadi. Satu-satunya
pernyataan yang berarti kemudian, adalah teori yang didasarkan pada pengalaman dan dapat
dikurangi dengan analisis logis ke elemen dasar pengalaman indrawi.212
Positivisme logis hanya mengenali satu jenis pernyataan nonempiris lainnya, yaitu
pernyataan analitis, atau pernyataan dimana kebenaran dapat dipastikan hanya dengan
menganalisis arti dari istilah-istilah yang terdapat di dalamnya. Apabila menolak pernyataan ini,
tentu akan menimbulkan pertentangan, karena kebenarannya sebenarnya dapat diverifikasi secara
independen (pribadi) dari pengalaman apapun. Pernyataan analitis semacam itu mencakup ilmu
formal, logika dan matematika.213
212
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 5.
213
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 5 - 6.
169
Atas dasar pemikiran Wittgenstein, Lingkaran Wina melangkah lebih jauh dan
menggunakan instrumen logis ini untuk memalsukan semua metafisika dan untuk membangun
cita-cita sains kesatuan yang komprehensif. Penggunaan sarana logis untuk memerangi
metafisika dan teologi ini memunculkan nama positivisme logis, yang menganggap pemikiran
filosofis sebagai analisis bahasa sains agar dapat berkembang dalam rekonstruksi sains sebagai
kesatuan sains. Bagi para filsuf di Lingkaran Wina, khususnya Moritz Schlick dan Rudolf
Carnap, pendekatan ini menyiratkan bahwa proposisi yang diberikan hanya akan bermakna jika
memungkinkan untuk mengatakan pengamatan (situasi) yang dapat diverifikasi proposisi. Ini
berarti bahwa proposisi metafisik harus jelas tidak masuk akal atau tidak berarti, karena kata-
kata tertentu dalam proposisi semacam itu tidak ada artinya, karena mereka tidak dapat memiliki
korespondensi dengan apa pun yang dapat diidentifikasi secara empiris.214
Dari penjelasan diatas, didapatkan bahwa sains dilihat sebagai kegiatan rasional yang
dipandu oleh logika atau metode tertentu dalam pencarian cita-cita objektivitas yang cukup
spesifik. Jadi, hal tersebut berawal dari yang disebut konsepsi sains standar. Konsepsi ini
berhubungan langsung dengan model ilmu pengetahuan alam dimana pengetahuan ilmiah
disamakan dengan objektivitas dan kognisi rasional dimohonkan untuk mewujudkan konsepsi
sejati tentang kenyataan. Pengumpulan data eksperimental yang dikendalikan memungkinkan
untuk sampai pada generalisasi empiris tertentu atau hukum dengan cara generalisasi induktif.
Dan jika hipotesis tersebut berhasil diuji atau diverifikasi, maka sebuah undang-undang ilmiah
baru telah ditemukan dan dapat diintegrasikan secara akumulatif dengan perkembangan
pengetahuan ilmiah.
Dalam konteks yang terakhir ini orang mungkin bertanya bagaimana penemuan ilmiah
berhubungan dengan kualitas seperti intuisi, kreativitas, nilai-nilai politik dan etika, faktor
budaya-historis dan juga faktor agama. Positivisme logis berpendapat bahwa hasil penyelidikan
semacam itu tidak berpengaruh pada pertanyaan tentang justifikasi pengetahuan ilmiah. Apa
yang bisa membenarkan teori bukanlah asal usulnya tapi hanya argumen yang benar. Dalam hal
model rasionalitas positivisme logis, dapat dilihat bahwa pengaruh atau pertimbangan spesifik
yang menyebabkan ilmuwan menyimpulkan teori tertentu dan tidak memiliki kepentingan
ilmiah. Dengan cara yang sama, alasan psikologis atau sosial untuk penerimaan atau penolakan
ilmuwan terhadap konsepsi atau teori tertentu menjadi kurang penting. Hal semacam itu
mungkin diubah dari tangan ke konteks penemuan sehingga gagasan baru muncul atau
diformulasikan.215
214
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 6.
215
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 7.
170
Filsuf sains hanya terkait dan spesifik dengan konteks pembenaran. Tugas mereka adalah
menghasilkan pembenaran untuk sains seperti itu, bukan karena alasan tersembunyi atau implisit
yang mungkin dimiliki peneliti untuk pembangunan-membuat permintaan konsistensi logis: baik
proses penalaran ilmiah dan teori ilmiah harus konsisten secara logis. Oleh karena itu, setiap
argumen yang mengandung kontradiksi-terlepas dari isinya - tidak berharga karena alasan itu
saja. Berkenaan dengan faktualitas sebagai persyaratan minimum untuk sains adalah konsep
standar tentang sains atau seharusnya merupakan tuntutan penilaian ilmiah yang menarik bagi
fakta obyektif. Tentunya bebas nilai dan tidak terdistorsi oleh politik, budaya, prasangka dan
agama. Dalam hal permintaan ini, hipotesis ilmiah dan teori akhirnya dibangun berdasarkan
pengamatan faktual dan langsung. Observasi langsung menyiratkan pengamatan yang bebas dari
teori dan ideologi, dan sebuah obyektif faktual terbuka untuk pembuktian dengan verifikasi yang
sama objektifnya.
Dasar utama untuk tuntutan minimum tentang sains dalam model rasionalitas positivisme
adalah konsep objektivitas yang benar-benar ilmiah, yakni melalui pengamatan langsung, fakta
harus berbicara sendiri, netral dan bebas. Adanya adopsi, penolakan, atau perubahan teori ilmiah
bukanlah masalah kepercayaan atau ketidakpercayaan; itu hanya bisa diverifikasi oleh seruan
terhadap fakta obyektif: fakta yang berbicara bahasa yang sama untuk semua pengamat, baik
Kristen, ateis, atau Marxis. Memang, bahwa jenis objektivitas ini tidak selalu dapat dicapai,
karena pengamatan sering mengalami gangguan dari ideologi atau pengaruh teoritis lainnya;
Namun, upaya ilmiah harus benar-benar sesuai dengan cita-cita dan cita-cita bebas nilai.216
II. Reaksi Teologis terhadap Positivisme Model Sains oleh Karl Barth
Pengaruh langsung positivisme logis terhadap konsepsi ilmiah pemikiran ilmiah yang
berlaku saat ini adalah untuk menghadapi teologi dengan dilema yang tidak enak, karena alasan
obyektif. Dalam teori sains, pertanyaan tentang sifat dan status pernyataan teologis akan
menciptakan masalah yang hampir tidak terpecahkan. Model rasionalitas positivisme logis dapat
sangat bergantung pada teologi sehingga Teolog tersebut akan bereaksi hampir secara otomatis
dengan mengabaikan model konseptual teologis dan esoteriknya sendiri untuk teologi. Tetapi
berdasarkan sifat dan strukturnya seperti model pemikiran teologis, bahkan jika dilihat sebagai
sebuah ungkapan wahyu atau Kitab Suci, menyalahgunakan secara epistemologis dan
metodologis menjadi model rasionalitas yang serupa dengan konsep positivistik standar yang
darinya telah berusaha melarikan diri.217
Kehadiran Fakultas teologi dan Departemen Studi Alkitab di universitas berasal dari
situasi faktual yang ditimbulkan oleh kepercayaan orang-orang saleh terhadap keyakinan
komunitas gerejani. Seandainya ada perubahan dalam sentimen dan keyakinan dalam
216
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 8-9.
217
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 11.
171
masyarakat, maka akan muncul situasi dan ancaman serius bagi kelangsungan hidup departemen
semacam itu dan fakultas. Isu sifat teologi, dan dengan itu partisipasi teologi dalam perdebatan
tentang filsafat sains, oleh karena itu menjadi perhatian yang penting bagi teolog hanya karena
posisi teologi dalam kader disiplin ilmu sama sekali tidak dapat diterima begitu saja. Untuk
teologi, ini menyiratkan kritik diri yang ketat, yang bagaimanapun, dapat menyebabkan
revitalisasi akhirnya sebagai sebuah disiplin ilmiah.
Pertanyaan tentang sifat pemikiran teologis ini sangat penting bagi para teolog Protestan,
dengan komitmen kuat mereka terhadap Reformasi dan khususnya teologi Reformed. Hal
tersebut tidak hanya karena landasan teologis Reformis seperti Wahyu dan Kitab Suci menjadi
pusat pertanyaan tentang sumber-sumber model pemikiran teologis, tetapi juga karena yang
menjadi masalah adalah kemampuan teologi Reformed untuk memanfaatkan tradisinya sendiri
untuk mendapatkan jawaban yang dapat dikreditkan atas pertanyaan zaman kita. Ini juga harus
ditunjukkan bahwa teologi sistematis yang bergulat dengan masalah filsafat sains bukanlah cara
sederhana untuk memodernisasi teologi, melainkan usaha jujur untuk mencapai kejelasan
metodologis, terutama mengenai ruang lingkup dan status pernyataannya.218
Dampak Sains Positivisme luar bisa dan ada penekanan pada struktur kesatuan dari
semua sains. Hal tersebut memunculkan batas pemisah. Termasuk kepada Teologi. Teologi
dikatakan bisa ilmiah jika mempunyai hal yang valid, tepat, objektif, dan dengan demikian
sebagai refleksi rasional. Tentunya hal ini akan menimbulkan pertanyaan dan juga akan terbukti
dari Pengakuan Relfektif Teologis. Untuk itu, para Teolog secara sadar harus memperhitungkan,
mengadopsi atau menolak Konsepsi Ilmiah atau Model Rasionalitas dalam proses reflektif
mereka sendiri.219
Dalam konteks pandangan positivistik sains, banyak pertanyaan tentang status teologi
ilmiah. Ada yang mengajukan Pertanyaan metodologis, yang pada gilirannya, menyiratkan
pertanyaan epistemologis yang lebih mendalam tentang objek sebenarnya dari refleksi teologis,
dan dengan demikian juga pertanyaan yang tak terhindarkan, apakah pernyataan teologis dapat
dibenarkan, diverifikasi, atau diuji. Mengingat berat oleh teolog, pertanyaan tentang status ilmiah
teologi (dalam konteks positivisme logis) pada saat bersamaan akan menjadi pertanyaan tentang
kemungkinan dan pembenaran cara kognitif teologis spesifik yang memenuhi tuntutan minimum
yang ditetapkan oleh model rasionalitas positivis.
Masalah tentang Teologis diperparah oleh Fakta bahwa teologi biasanya mengambil
pendiriannya pada klaim kebenaran yang sangat eksklusif. Hal tersebut diterima dari Wahyu
Allah, yang diturunkan dari Kitab Suci, dan umumnya didefinisikan sebagai objek teologi dan
oleh karena itu dipandang bertentangan secara terpisah dengan tuntutan bahwa tidak ada
218
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 12.
219
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 12-13.
172
pernyataan ilmiah yang dapat diterima tanpa pengujian, dan bahwa keakuratan pernyataan
semacam itu harus terbuka untuk beberapa bentuk verifikasi yang andal. Konflik ini secara
bertahap menyebabkan perbedaan tajam antara teologi dan ilmu pengetahuan lainnya.
Hal tersebut didasarkan pada premis bahwa Ilmuwan nontheologis peduli dengan realitas
dan dengan demikian membuat pernyataan hanya pada masalah yang dapat dikelompokan,
sementara para teolog tidak peduli dengan bidang objek yang didefinisikan, namun dengan
Kebenaran Tuhan yang menyeluruh, yang dalam hal apapun tidak rentan terhadap objektivitas
dan metode ilmiah yang diterima.220
Pembagian kerja yang terkenal ini antara teologi dan ilmu pengetahuan lainnya telah
secara praktis menimbulkan kecurigaan timbal balik, di mana teologi berusaha mempertahankan
integritas intelektualnya dengan mengemukakan bahwa semua konsepsi dan semua pernyataan
ilmiah dalam hal apapun didirikan pada prasangka yang dianggap tidak masuk akal. Sayangnya,
strategi semacam ini akan berulang kali membantu mengembalikan refleksi teologis ke landasan
klaim irasional dan bahkan otoriter dari klaimnya - sebuah strategi yang pada akhirnya akan
menjadi fokus kritik teologi.221
Dengan ini berarti, teologi yang didasarkan pada otoritas unik dari objek uniknya (yaitu,
Tuhan dan wahyu-Nya), dapat berkembang menjadi sains yang sepenuhnya otonom, sehingga
menghasilkan sebuah teologi yang didasarkan secara eksklusif pada sebuah komitmen yang
utama, yang menentang pertanyaan yang lebih dalam, mengarah pada pengembangan dogma dan
wahyu ilahi secara otoritatif dan tanpa salah, semuanya adalah refleksi teologis.222
Teologi yang isi cakupannya luas dan dalam. Hal tersebut dikembangkan oleh Karl Bart.
Pemikiran teologis Karl Barth, dari publikasi Romerbriefin 1918 yang terkenal ke bahasa
Kirchliche. Bentukny adalah Dogmatik yang hebat, punya metode dan sebagian besar merupakan
reaksi terhadap runtuhnya usaha oleh teologi liberal abad kesembilan belas untuk
mengelompokkan iman Kristen pada beberapa bentuk pengetahuan tentang sejarah Kristus.
Kepentingan Barth yang mendesak tentang prioritas penyataan Allah di dalam Yesus Kristus
akhirnya menjadi mungkin teori utama dari teologinya. Peristiwa penyataan ini dianggap sebagai
satu-satunya jalan menuju kepercayaan kepada Tuhan, karena sejarah tidak dapat memberikan
dasar untuk iman. Dengan cara ini, Barth juga berusaha menekankan perbedaan kualitatif yang
tak terbatas antara Tuhan dan umat manusia. Fakta bahwa manusia tidak akan pernah bisa,
bahkan dengan menggunkan metode historis yang paling tepat sekalipun, tidak akan berhasil
220
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 13.
221
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 13.
222
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 14.
173
dalam menguji atau bahkan membenarkan kebenaran Tuhan. Itu menjadi premis paling dasar
reaksinya terhadap bentuk apa pun yang disebut Teologi Alami. Sejarahnya biasa, dan
menurutnya, sama sekali tidak dapat mengandung wahyu Tuhan, sehingga memungkinkan
manusia berdosa untuk mendekati atau menilainya secara rasional. Sebaliknya, wahyu adalah
pengalaman kebetulan dimana umat manusia dihadapkan pada senkrecht von oben (secara
vertikal dari atas) dengan kehadiran Tuhan yang luar biasa. Dengan cara ini, Barth berjuang
untuk mengatasi masalah krusial teologi abad kesembilan belas, yaitu relativisme historis dan
subjektivitas psikologis, dengan menemukan titik fokus baru dan ditemukan kembali dalam
prioritas mutlak penyataan Allah dalam Yesus Kristus. Harga yang dia siapkan untuk membayar
usaha ini adalah pemecatan total kerygma atas nasib Kristus (seperti Geschichte) dari sejarah
biasa (sebagai Historie). Demikian juga, Injil atau kerygma tentang Yesus Kristus akan menjadi
tidak dapat diakses oleh segala bentuk upaya rekonstruksi historis yang positivisme. Implikasi
lebih jauh adalah bahwa manusia, sebagai makhluk yang terbatas, tidak akan pernah bisa mandiri
untuk melewati wahyu Tuhan dan secara rasional menyimpulkan transendensi Tuhan.223
Penekanan Barth pada fakta bahwa manusia sendiri tidak dapat memperoleh akses kepada Tuhan
dalam transendensi-Nya merupakan upaya untuk menghindari segala bentuk subjektivisme
psikologis. Implikasinya adalah, bahwa tidak ada penyataan Allah secara langsung dan abadi
dalam sejarah, baik tulisan suci maupun wahyu umum (karena tempat ini kemudian sering
disebut-sebut dalam model konseptual Reformed).224
Teologi Barthian sangat luas dan kompleks, namun garis besar perspektifnya yang
esensial ini harus cukup memadai di sini. Relevansi yang jauh lebih besar adalah pertanyaan
tentang jenis model rasionalitas yang muncul dari mode teologi ini. Bagi Karl Barth, refleksi
teologis yang otentik hanya jika Teologi Wahyu yang menemukan objeknya kepada Tuhan, dan
Tuhan adalah Subjek Teologi. Beralih konsepsi teologi sebagai ilmu pengetahuan (Wissenschaft)
tentang Tuhan dan wahyu-Nya, tentunya sangat radikal dengan Barth, sehingga Tuhan dan
FirmanNya menjadi satu-satunya sumber pemikiran teologis yang mungkin. Dalam memilih
teologi yang diturunkan secara langsung dari wahyu, Barth tidak hanya menolak segala bentuk
teologi alami tetapi juga membuat pilihan metodologis yang sangat besar, dimana teologi sejati
hanya mungkin "dari atas," dari wahyu Allah sampai kepada umat manusia, sebagai penerima
wahyu tersebut, dan dalam ketaatan yang konkret. Yang lebih menarik adalah bahwa Barth tidak
melihat asal mula teologi langsung ini dalam wahyu Allah sebagai produk (Setzung) dari pikiran
manusia, karena wahyu itu berdampak pada realitas kita dengan otoritas seperti itu sehingga
menetapkan dirinya sebagai Gegenber yang hebat, atau lawan kekuatan, ke dalam pikiran kita.
Seharusnya sekarang jelas bahwa pendirian Barth pada titik ini pada akhirnya akan mengarah
pada total isolasi teologi. Heyns menunjukkan bahwa melalui pemikiran teologis isolasi
223
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 14-15.
224
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 15.
174
semacam itu pada akhirnya harus ditransformasikan dari sains ke dalam doktrin iman (Heyns,
1974: 155 dst.).
Pada akhirnya akan menjadi jelas bahwa Barth, Barth belum berhasil menemukan dasar
teologi yang benar didalam Tuhan dan wahyu-Nya. Selain itu, dalam reaksi beratnya terhadap
tuntutan konsepsi ilmu pengetahuan positivistik, sebenarnya tetap tertangkap, dalam pengertian
teologis yang halus, dalam kerangka model konseptual semacam itu.225
Karl Barth berusaha menemukan teologinya tentang wahyu dan juga tentang pilihan yang
mengesankan untuk wahyu daripada pengalaman, penekanan teologi daripada ilmu nontheologi,
otoritas kerygmatik dan bukan argumen rasional. Sebagai hasilnya, dia dapat dengan tegas
menyatakan bahwa pertanyaan tentang status teologi ilmiah tidak pernah menjadi pertanyaan
penting bagi teologi, karena teologi adalah fungsi gereja dengan iman yang taat, dan melayani
Injil melalui bimbingan kritis.
Namun, Barth berbicara tentang sifat teologi ilmiah, karena teologi juga harus relevan
dan to the point. Relevansi itu ditentukan oleh pertanyaan apakah teologi menafsirkan Firman
Allah dalam iman yang patuh. Bagi Barth, relevansi itu adalah sebuah komitmen terhadap wahyu
Allah dan itu adalah kriteria utama untuk validitas ilmiah dalam teologi, bukan masalah
metodologis dan kognitif. Keunikan teologi tidak memerlukan dasar ilmiah dan teoritis, karena
objek penelitian (Tuhan dan wahyu-wahyu-Nya), dan tidak memiliki konsep metode dan
validitas ilmiah, menjamin kemajuan teologi yang bertanggung jawab dan benar.226
Heinrich Scholz yang, sejak tahun 1931, dengan tajam menolak premis dasar Barth
bahwa, dalam teologi, pertanyaan metodologis tunduk pada relevansinya. Meskipun perdebatan
telah menjadi tanggal, dan walaupun Scholz berdebat dari model rasionalitas positivisme yang
sekarang tidak boleh diabaikan dalam filsafat sains, dia dalam pandangan saya benar dalam
menunjukkan bahwa Karl Barth pada akhirnya dapat menawarkan tidak ada kriteria yang dapat
diandalkan untuk menguji relevansi teologinya.
225
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 16-17.
226
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 16-17.
175
ilmuwan tidak hanya berusaha entah bagaimana untuk membuat korespondensi dengan apa yang
diklaim, tapi jelas juga mengklaim ketidakmampuannya dan karena itu adalah pengecualian logis
dari ketidakbenaran dalam pernyataan itu. Sederhananya: sebuah pernyataan adalah baik secara
objektif benar atau tidak benar, yang secara logis menyiratkan bahwa hal itu tidak akan pernah
menjadi kenyataan sekaligus tidak benar pada saat bersamaan.227
2. Permintaan koherensi. Setiap sains harus berfokus pada bidang objek tertentu yang
pasti dan koheren. Penting juga agar bidang ini harus diidentifikasi secara khusus, dan karena itu
harus berbeda dari pernyataan tentang hal itu. Poin ini mengikuti secara logis dari sifat sementara
atau hipotetis pernyataan ilmiah, yang mana seorang ilmuwan, sebagai subjek dan secara rasional
membuat pernyataan tentang fakta objektif, objek, atau datum.
3. Permintaan Testability. Bagi Scholz, permintaan ini mengikuti secara logis dari dua
tuntutan minimum sebelumnya. Menurutnya, seseorang dapat menuntut bahwa Sains tidak hanya
harus terdiri dari pernyataan dan klaim yang dimaksudkan untuk menjadi kenyataan, tetapi juga
sifat dari pernyataan ini harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan beberapa bentuk
pengujian atau verifikasi klaim terhadap kebenaran.
Bagi Scholz, sangat jelas bahwa teologi pada kenyataannya sepertiilmu pengetahuan
manusia, dimana hal tersebut tidak dapat menghindari permintaan yang ketat ini jika Teologi
menghindari cap atau stigma sebagai ciptaan khayalan belaka. Oleh karena itu, klaim teologis
terhadap kebenaran juga harus dapat diakses dengan beberapa bentuk kontrol, pengujian, dan
verifikasi yang meyakinkan.228
Reaksi Karl Barth terhadap tuntutan Scholz yang diformulasikan secara jelas benar-benar
terwujud: di halaman pertama dari buku Dogma Kirchliche, dan dia dengan tegas menolaknya,
tanpa pernah lagi berurusan dengan mereka (Scholz). Reaksi Barth akhirnya menegaskan dugaan
Scholz (1931: 259) bahwa teologi Barthian tidak memperhatikan sains dan refleksi ilmiah,
namun kredo religius pribadi yang agak diperluas ke dalam doktrin komprehensif dan dengan
demikian berada di luar kendali atau pengujian apapun. Akhirnya, Barth, untuk kepentingan
teologi wahyu, secara sadar menolak usaha untuk mengintegrasikan teologi tersebut dengan
spektrum nontheologi yang lebih luas. Oleh karena, Barth secara konsisten berusaha untuk
mempertahankan kedaulatan esoteris teologi wahyu dengan menyilangkan pedang dengan
pemikiran nontheologis pada umumnya, dan ini semacam pemikiran yang tidak dapat
dimusnahkan oleh bayangannya sendiri, karena justru karena berusaha untuk dicap sebagai
wahyu..
Alasan-alasan pengurangan teologi Barth terhadap jenis doktrin monologis tidak terletak
pada konsepsi wahyu yang dikurangi, namun dalam konsepsi wahyu yang unik yang dibangun
227
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 17.
228
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 18.
176
dengan otoritas yang hebat dan mengesankan secara mendasar keyakinan pribadi, untuk menjadi
satu-satunya yang bermakna - sebenarnya, satu-satunya dasar yang benar dan benar untuk
teologi. Penekanan utamanya pada konsep penyataan Barthian yang terstruktur adalah fokus dan
fondasi dari teologi evolusioner sejati. Secara metodologis, akhirnya Barth akhirnya menjadi
sasaran subjektivitas psikologis yang dengannya ia berusaha melarikan diri.229
Jika memungkinkan untuk membangun model pemikiran teologis ini, harus menyediakan
metode teologis yang ideal dan benar, serta landasan bagi refleksi teologis dalam Tuhan dan
wahyu-Nya. Bagaimanapun, hal ini sekarang tidak dapat lagi dilihat secara positivistime sebagai
jenis fakta objektif. Sebaliknya, Tuhan dan wahyu-Nya, sebagaimana dibawa oleh Alkitab dan
kita, sekarang dapat diakses oleh kita melalui tindakan interpretatif. Dan dalam pembangunan
model pemikiran teologis yang valid untuk zaman kita, implikasi hermeneutis penuh dari fakta
ini harus dihadapi.230
Teologi wahyu Karl Barth, secara metodologis pada dasarnya adalah teologi yang
spesifik dari bawah, karena premis berwibawa teologi tersebut sebagai konstruksi konseptual,
yang didasarkan pada keyakinan pribadi yang mendalam, pada akhirnya diangkat ke dalam
sebuah premis otoriter untuk program pemikiran yang komprehensif.231
Istilah Rasionalitas punya konotasi negatif dari irasional yang kontras dan telah semakin
dikaitkan, berkat positivisme logis, dengan status ilmiah, dan bahkan digabungkan sebagai
sinonim untuk ilmiah.232
Reaksi teologis ini jelas terlihat ketika teologi mulai membela diri, ke hal yang tak
terbantahkan, seperti Tuhan, wahyu-Nya, atau Alkitab yang diilhami sebagai Firman Tuhan,
seolah-olah konsep seperti Tuhan, wahyu, ilham, dan Alkitab juga tidak berasal dari konseptual
sementara dan proses teoritis sebagai konsep, atau konsep teoritis dalam proses konseptual yang
berkembang secara historis.233
Karl Popper awalnya terkenal karena keterlibatannya yang sangat kreatif dengan asumsi
fundamental positivisme logis. Gagasan yang menjadi inti reaksi Karl Popper terhadap model
229
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 18.
230
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 19.
231
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 19.
232
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 24.
233
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 24.
177
rasionalitas positivisme logis baik yang diarahkan secara khusus di Lingkaran Wina atau yang
lebih umum lagi pada orang orang yang ada di zaman positivistisme.
Tema sentral pemikiran Popper, adalah tentang filsafat sains dan khususnya untuk
menggeser konsep krusial seperti rasionalitas dan objektivitas. Rasionalitas menunjukkan sebuah
pemilihan sesuai dengan nalar, atau kepercayaannya dalam bertindak. Orang dapat membedakan
antara antara pemikiran dogmatis dan kritis. Orang orang juga dapat belajar dari kesalahan
mereka. Secara lebih formal, pengetahuan kita tidak pernah tumbuh hanya melalui penambahan
pengetahuan baru yang telah terbukti. Sebaliknya, ada pengetahuan yang tumbuh pengalaman
atau melalui upaya untuk meningkatkannya dengan menghilangkan kesalahan.
Sementara, Objektivitas dari pengetahuan ditentukan tidak dengan cara yang telah
diperoleh, atau tidak bergantung pada bukti induktif, landasannya atau subjek yang
menyelidikinya. Pengetahuan obyektif adalah pengetahuan yang akan bertahan terhadap ujian
kritik, dan oleh karena itu menjadi pertanyaan kritis. Ada upaya upaya untuk menangkap sifat
alamiah dari sebuah objek. 234
Popper membawa perspektif baru yang radikal terhadap masalah yang melibatkan filsuf
sains. Tugas utama filsuf (dan akhirnya setiap ilmuwan) tidak lagi menemukan bukti atau
pembenaran untuk pengetahuan ilmiah yang benar, melainkan, justru mencoba menunjukkan dan
mengembangkan pengetahuan tersebut dengan konteks perdebatan interdisipliner, penelitian,
percobaan sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dalam sains.235 Popper
berfokus pada pendekatan dogmatis yang penuh dengan konfirmasi dan verifikasi, oleh
rasionalitas dan objektivitas.Tetapi melawan konsep verifikasi.236
2. Kriteria Falsifikasi
Popper memberikan sebuah Teori yang mana memberi tahu kita bagaimana dan sampai
sejauh mana teori tersebut telah sampai pada sebuah ujian (atau tes) sampai suatu saat. Teori
yang menawarkan tingkat resistensi yang tinggi terhadap kritik dan terbukti menjadi pendekatan
terbaik untuk masalah tertentu pada titik tertentu karenanya dapat digambarkan sebagai ilmu
pengetahuan pada waktu tertentu.
Popper mengatakan bahwa ilmu pengetahuan itu lahir dari sebuah dugaan penelitinya,
sehingga ia bisa salah dikemudian hari karena ia hanya sebentuk hipotesis yang bisa dikritisi dan
disalahkan. Atas dasar ini popper menyampaikan pandangannya bahwa apa yang dikatakan oleh
kaum positivism logis dengan teori verifikasinya tidak semuanya benar. Dalam hal
234
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 25.
235
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 26.
236
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 27.
178
kebermaknaan sesuatu yang metafisik misalnya, Popper menyatakan bahwa acap kali ilmu
pengetahuan lahir dari pandangan-pandangan metafisis atau bahkan mistis tentang dunia.237
Untuk itulah, Popper menawarkan Teori Falsifikasi. Teori Fasifikasi adalah sebuah teori
untuk menyalahkan teori yang sudah ada dengan data dan bukti yang jelas tentunya. Teori-teori
yang sudah ada dan dapat ditemukan kesalahannya maka ia otomatis akan gugur sebagai sebuah
ilmu pengetahuan.238
Rasionalisme kritis adalah upaya untuk membebaskan teologi dengan menawarkan model
rasionalitas yang lebih luas, dan teologi akan segera mendapat serangan tajam dari pemimpin
filsuf sains yang kritis dan rasionalistik seperti Hans Albert di Jerman dan William W. Bartley di
dunia berbahasa Inggris.
Hans Albert, khususnya, memberikan serangan keras terhadap klaim teologi apologetis
dogmatis dan konsepsi wahyu otoriternya yang tanpa malu-malu. Esensi kritiknya bergantung
pada dua poin, yakni :
1. Albert menjelaskan dengan jelas bahwa dalam pandangannya, teologi tidak akan
pernah menjadi pencarian yang benar-benar kritis, namun hanya memiliki fungsi interpretatif
(kesan, pesan) yang hermeneutis. Dengan demikian dia membedakan antara sikap mental
hermeneutis dan kritis. Untuk ini harus ditambahkan bahwa teologi, dalam pendekatan
hermeneutiknya terhadap tradisi, telah mengadopsi jenis taktik Popper dan diberi label sebagai
model pewahyuan, yakni model konseptual yang tidak dapat bertahan terhadap prinsip
pemeriksaan kritis.
237
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 29-30.
238
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 29-31.
179
terhadap teologi dapat disimpulkan sebagai cela, bahwa ia telah kehilangan komitmennya
terhadap kenyataan dan bahwa pernyataannya tidak memiliki referensi obyektif apa pun.239
William W. Bartley, seorang murid dari Karl Popper, menerbitkan karya terkenal, yakni
The Retreat to Commitment pada tahun 1962. Dalam buku tersebut, Bartley secara khusus
memperhatikan hubungan teologi sistematis dengan tradisi pemikiran kritis. Dia menawarkan
analisis akut reaksi para teolog terhadap kritik, terhadap prasangka dan premis dari model
pemikiran teologis mereka, dan juga klaim mereka terhadap validitas dan objektivitas dalam
pernyataan mereka tentang Tuhan dan wahyu-Nya.
Fokus utama analisis Bartley adalah masalah yang timbul dari keprihatinan intelektual
reflektif yang kritis terhadap apa yang disebut komitmen tulus, dimana semuanya adalah
tempat religius, moral, dan filosofis yang pada akhirnya dapat dibangun di atas sebuah akhir,
irasional, ekstrim, dan tidak perlu dipertanggungjawabkan. Bartley menghargai dengan benar,
bahwa pertanyaan tentang peran dan fungsi dari komitmen utama tersebut, pada saat bersamaan,
adalah masalah batas rasionalitas manusia.240 Sebagai seorang rasionalis kritis, Bartley
mempertimbangkan dengan gagasan bahwa pilihan semacam ini, antara keyakinan dasar yang
bersaing, harus dibuat berdasarkan alasan yang tidak masuk akal. Dia berpendapat dengan tegas,
bahwa setiap usaha untuk kembali pada semacam subjektivisme irasional dalam menghadapi
pertanyaan tentang asal mula premis harus dipaparkan sebagai taktik imunisasi melawan kritik.
Penghindaran keharusan untuk mengemukakan alasan rasional untuk pilihan yang Bartley rujuk
ke komitmen.
Bartley ditetapkan untuk mengungkapkan kerentanan dan kelemahan religius para teolog
terhadap kredibilitas. Dalam buku Bartley, ditekankan kembali bahwa teologi Protestan abad ke-
20, secara khusus, dan secara sadar mengambil pendiriannya di landasan kesimpulan yang
filosofis, bahwa rasionalitas itu sendiri terbatas dan bahwa setiap individu pada akhirnya harus
kembali pada pilihan atau komitmen religius irasional. Bartley membentuk pandangan ini dengan
tidak menyisakan ruang untuk kesalahan untuk para Teolog Protestan dan orang orang Kristen
di abad ke - 20. Bartely memberikan pandangan mengenai komitmen irasional dan dan hal
tersebut menunjukkan komitmen para Teolog dan Orang Kristen kepada Kristus.241
V. Teori Paradigma dan Pertanyaan dari Asal usul Model Teologi : Thomas S. Kuhn
239
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 35.
240
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 40-41.
241
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 36-37.
180
Thomas S. Kuhn muncul sebagai teoretikus yang paling menonjol dan terkenal pada
masanya. Karya-karyanya yang terkenal dan banyak dibahas di Struktur Revolusi Ilmiah (1962
sampai 1970) . Hal itu dinilai sebagai salah satu alternatif paling orisinal dan berpengaruh bagi
tradisi ilmiah positivis. Namun, pada saat yang sama, dia harus menjadi kritik utama dari karya
Popper. Kuhn menyelaraskan dirinya sendiri terutama dengan satu perspektif penting yang
diprakarsai oleh Popper : perkembangan historis teori ilmiah dan sebuah dimensi dalam
perkembangan pemikiran ilmiah yang selalu diabaikan atau dikaburkan oleh model sains
positivisme sains.
Thomas Kuhn berpendapat bahwa tidak hanya pilihan teori ilmiah kita, tetapi juga sifat
pengejaran ilmiah harus dijelaskan secara sosiohistoris. Ini menyiratkan bahwa akhirnya Kuhn,
berbeda dengan Popper, menolak gagasan tentang pertumbuhan pengetahuan terhadap
kebenaran. Yang lebih penting lagi, dia juga akan menolak pembedaan yang kaku antara masalah
yang berulang-ulang dengan asal mula pengetahuan kita (yang disebut konteks penemuan) dan
yang berkaitan dengan evaluasi akhir dan pembenaran pengetahuan (konteks pembenaran).
Kuhn mengarahkan pergeseran radikal atau revolusi ilmiah dan menggunakan dengan
istilah paradigma. Dalam karya Kuhn, paradigma berarti terutama model pemecahan masalah
dimana ilmuwan mendekati aspek realitas yang menarik minat mereka. Paradigma semacam itu
juga dapat dilihat sebagai kerangka acuan atau tradisi penelitian yang didasarkan pada premis
yang jelas dan implisit. Dalam The Structure of Scientific Revolutions, istilah Paradigma tidak
diragukan lagi mendapatkan makna yang lebih luas dan lebih serbaguna. Hal itu mulai mencakup
totalitas komitmen dasar peneliti dan tempat metafisik. Kuhn juga menggunakan istilah matriks
(acuan) disipliner untuk kerangka kerja teoritis, yang mana ilmuwan dapat mendekati kenyataan
dalam mengejar solusi mereka.242
Dari sini dapat dilihat, Khun menjelaskan bahwa Paradigma merupakan suatu cara
pandang, dari nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar dalam memecahkan sesuatu masalah
yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu cara pandang
tertentu mendapat tantangan dari luar atau mengalami krisis, kepercayaan terhadap cara pandang
tersebut menjadi luntur, dan cara pandang yang demikian menjadi kurang berwibawa, pada saat
itulah menjadi pertanda telah terjadi pergeseran paradigma.243
Thomas Khun menganalisis tentang sejarah ilmu pengetahuan, dan menunjukkan bahwa
praktek ilmu pengetahuan datang dalam tiga Tahapan, yakni :
1. Tahap pertama adalah Tahap / Periode Pra-paradigma, yang mengalami hanya sekali,
dimana tidak ada konsensus tentang teori apapun. Pada Periode ini, umumnya ditandai oleh
242
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 49-50.
243
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 49-50.
181
beberapa teori yang tidak sesuai dan tidak lengkap. Akhirnya salah satu dari teori ini
"menang".244
2. Tahap kedua adalah Tahap / Periode Sains Normal, dimana para ilmuwan bekerja dan
memiliki kumpulan teori. Thomas Kuhn menyebutnya sebagai paradigma. Dalam ilmu
pengetahuan normal, tugas ilmuwan adalah rumit, lebih memperluas, dan lebih membenarkan
paradigma. Paradigma adalah ibarat Puzzle yang melengkapi para ilmuwan. Paradigma juga
sekaligus menyediakan alat untuk solusinya. Namun pada akhirnya, masalah muncul, dan teori
ini diubah menjadi khusus, dan juga sebagai cara untuk mengakomodasi bukti eksperimental
yang mungkin tampaknya bertentangan dengan teori asli.245
3. Revolusi Sains, yang mana pada tahap / periode ini, para ilmuwan melihat hal hal
baru terutama dalam pengetahuan. Dalam revolusi sains, terdapat pedoman pedoman baru, dan
tempat tempat dan tentunya mengubah paradigma para Ilmuwan. Pandangan pandangan
menjadi lebih luas. Selama proses revolusi, para ilmuwan melihat hal-hal baru dan berbeda
dengan ketika menggunakan instrument-instrument yang sangat dikenalnya untuk melihat
tempat-tempat yang pernah dilihatnya. Seakan-akan masyarakat profesional itu tiba-tiba
dipindahkan ke daerah lain dimana objek-objek yang sangat dikenal sebelumnya tampak dalam
penerangan yang berbeda dan juga berbaur dengan objek-objek yang tidak dikenal. Ada sebagian
ilmuwan yang bertahan akan paradigmanya, dan ada yang mau menerima paradigma yang baru
sebagai landasan risetnya. Inilah yang dinamakan revolusi ilmiah. Menurut Kuhn, secara
manusiawi seseorang tidak akan mau untuk menjatuhkan teori yang dibangunnya sendiri, tetapi
justru akan mempertahankannya sehingga munculah silang pendapat dan polemik yang lain.
Dapat dilihat bahwa teori bukan dilemahkan oleh fakta-fakta.246
Teolog Jerman yang terkenal, Wolfhart Pannenberg memberikan Model yang sangat
penting untuk pertimbangan masalah teologi dan dalam teologi yang sistematis. Panneberg
melihat teologi dengan berfokus secara langsung pada masalah sifat teoritis teologis, dan dengan
demikian juga mengenai asal usul model konseptual teologis.
244
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 50-51.
245
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 51-53.
246
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 53-55.
182
disaksikan oleh Kitab Suci. Di sisi lain, asumsi teologi tentang karakter universal melampaui
semua tema spesifik dalam usahanya menuju kebenaran itu sendiri, hal tersebut akan membuat
pernyataan tentang Tuhan. Keuniversalan ini berasal dari kenyataan bahwa realitas, dalam
keseluruhannya yang mencakup semua sebagai ciptaan Tuhan, tidak hanya bergantung kepada
dan berkomitmen kepada Tuhan, namun dalam pengertian yang sangat dalam tidak dapat
dipahami tanpa Tuhan. Dalam pandangan Pannenberg, tidak usah dikatakan bahwa teologi
akhirnya, sepenuhnya, dan sangat peduli dengan wahyu Allah di dalam Yesus Kristus.
Namun, sebagai wahyu Allah, wahyu itu dapat dipahami dengan benar hanya jika kita
menyadari bahwa semua pengetahuan dan apa pun yang mungkin kita anggap benar atau
kebenaran harus memiliki kaitan dengan wahyu itu. Sebagai Pencipta, Tuhan tidak hanya
bertanggung jawab secara kreatif atas segala sesuatu dalam realitas kita, tapi lebih besar daripada
realitas kita yang sekarang diciptakan. Oleh karena itu, setiap aspek dari kenyataan itu benar,
meskipun sementara hanya dipahami dalam kaitannya dengan wahyu Allah dan kebenaran-Nya.
Dengan Konsep universalitas Tuhan, yang secara logis tersirat dalam konsep penciptaan,
Pannenberg secara konsisten mempertahankan bahwa teologi sistematis tidak akan pernah dapat
kembali pada posisi revasionerionis eksklusif dan epistemologis. Oleh karena itu, selalu jelas
bahwa teologi tidak akan pernah bisa eksis sebagai teologi gerejawi yang positif, yang diisolasi
dari sains lainnya.247
Dalam spektrum teologi yang luas, teologi sistematis khususnya secara langsung
berkaitan dengan perspektif universal ini. Dengan demikian, ada komitmen terhadap rasionalitas.
Hal ini tidak hanya menimbulkan pertanyaan tentang hal-hal menyenangkan yang luas yang
dianut oleh teologi dengan ilmu-ilmu lain dan tentang apa yang merupakan karakter unik dari
refleksi teologis. Teologi sistematis juga menjadi wilayah di mana teologi itu sendiri harus dapat
dipertanggungjawabkan, secara kritis untuk kredibilitasnya sendiri dan untuk validitas paradigma
konseptualnya.248
247
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 75-77.
248
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 75-77.
183
1. Teologi Sistematik sebagai sebuah Argumentasi Teologi
Gerhard Sauter telah menjadi terkenal di Jerman karena konsentrasi pada pertanyaan
tentang status ilmiah teologi. Sauter menegaskan bukti rasional bahwa teologi secara ilmiah
berkaitan dengan metode dan metode yang dapat dikreditkan. Validitas metode itu akan
bergantung pada pertanyaan sumber pengetahuan teologis dan media di mana disampaikan. Bagi
Gerhard Sauter pertanyaan tentang kualitas ilmiah dan keandalan pernyataan teologis akan
terikat erat dengan pertanyaan tentang kemajuan metodologi dalam teologi, dan akhirnya dengan
pertanyaan tentang objek tertentu bidang teologi yang sistematis.
Dalam memeriksa sifat dasar teologi yang sistematis, Sauter berusaha untuk
menunjukkan bahwa teolog yang mengaku mampu secara rasional bertanggung jawab, dan
dengan demikian ilmiah, refleksi. Ideal ini membawa Sauter dekat dengan Wolfhart Pannenberg,
namun pada akhirnya akan menjadi jelas, bahwa model teologinya berbeda baik dalam titik tolak
mereka dan penekanannya. Seperti Pannenberg, Sauter berusaha untuk menunjukkan bahwa
teologi sistematis dapat memenuhi kriteria sains namun tetap sesuai dengan objek uniknya. Dia
memilih sebuah teologi argumentatif dan bukan sebuah kebenaran tanpa pembuktian, yang
biasanya bertahan pada kepastian yang telah terbentuk sebelumnya dan belum teruji.
Sauter berpendapat bahwa dialog dengan filsafat sains hanya bisa bermanfaat bagi teologi
sistematis. Ini tidak hanya membantu teologi untuk membuat pernyataan yang benar, benar
secara formal, dan relevan, namun juga akan mengilhami saya para teolog untuk memeriksa
status ilmiah dari pencarian mereka sendiri tanpa peringatan. Dialog dengan filsafat sains juga
menyoroti hal penting mengenai bahasa ilmiah dan prescientific (sehari-hari).249
Dalam usaha merumuskan teori teologi, Sauter mengidentifikasi lima masalah mendasar
yang secara langsung berhadapan dengan masalah teologi - yang dapat menimbulkan kesulitan
teoritis dan struktural jika tidak ditangani secara bertanggung jawab, diantaranya :
1. Sejauh mana para teolog dapat benar-benar mengkomunikasikan Realitas di mana mereka
membuat pernyataan mereka: pertanyaan tentang batas teologi rasional.
4. Kapasitas teologi untuk pemikiran kreatif dan inovatif yang benar-benar kreatif dan mudah
dipahami.
249
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 103-105.
184
5. Objek teologi.250
Dalam menganalisa faktor-faktor yang terkait dengan teori teologis, Sauter telah dengan
jelas menunjukkan bahwa teolog sistematis harus menyelidiki formasi teologis secara bertahap,
ke dalam area objek yang dipaparkan oleh pernyataan semacam itu, dan ke dalam materi yang
ditarik dalam perumusan teori teologis. Sauter tidak menganggap sains teologis sebagai disiplin
khusus yang terisolasi, melainkan sebagai bidang penelitian dengan tanggung jawab teologis-
eklesiastik yang lebih luas. Gerhard Sauter mengingatkan pada titik ini dapat diperluas ke situasi
dimana para teolog tergoda untuk mengikat bayangan mereka terhadap Kitab Suci atau mungkin
bertahan dalam teologisasi alkitabiah dan langsung dari Kitab Suci, sementara dia sama sekali
tidak menyadari masalah seputar teori teologis. Sikap terhadap otoritas Alkitab, misalnya,
bukanlah bukti melawan kritik hanya karena berhubungan dengan teks-teks alkitabiah tertentu.
Sikap seperti itu sebenarnya terstruktur oleh prasangka saya tentang otoritas yang tepat. Jadi
bukan Alkitab, tapi konsep dari diri sendiri itu yang menjadi berwibawa. Pernyataan teologis
sebelumnya tidak dibenarkan atau diuji secara alkitabiah. Mereka hanya diuji terhadap konsepsi
subyektif tentang otoritas Alkitabiah yang tepat. Sauter (1971b: 302) mengatakannya sebagai
berikut: pembenaran atau pengujian pernyataan teologis pasti lebih dari dan berbeda dari sekedar
eksegesis.
Dari pendekatan Sauter ini, jelas bahwa pertanyaan tentang kemampuan menguji
pernyataan semacam itu juga merupakan pertanyaan mengenai pengaruh mereka terhadap
realitas atau tingkat realisme mereka. Dari sini, Sauter mengembangkan cara khusus untuk
membenarkan atau menguji pernyataan teologis. Baginya pengujian diikat dengan fungsi
pernyataan teologis, karena berfungsi sebagai pengatur pernyataan gerejawi. Secara berbeda:
status dan kualitas pernyataan teologis adalah, dalam pandangan Sauter, terikat dengan asal dan
pengujian mereka dalam konteks gereja yang spesifik. Baginya, pertanyaan tentang kualitas
empiris pernyataan teologis diubah menjadi pertanyaan terhadap keterlibatan komunikatif dalam
konteks konflik agama komunal.
Di dalam kawasan Gereja, pernyataan teologis berfungsi sebagai aturan untuk dialog. Hal
ini terutama berlaku untuk pernyataan teologis yang telah mendapatkan perawakan konklusif
atau universal yang bertentangan dengan latar belakang tradisi, refleksi tulisan suci, dan diskusi
teologis (misalnya, doktrin Trinitas, keilahian Kristus, dan otoritas Kitab Suci sebagai Firman
Allah). Sebagai aturan dialog, mereka membatasi area di mana pernyataan baru harus diuji dan
250
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 106.
185
diintegrasikan secara kritis. Untuk konteks teoretisi ini, Sauter memilih istilah konteks
pembenaran, dalam batas metode kontrol yang dialogis.251
Tanggapan Kontekstual :
Lingkaran Wina adalah sekumpulan dari para Filsuf filsuf seperti Schlick, Carnap,
Neurath, dan Reichenachach, Nagel, Hempel, dan Ayer. Mereka tertarik kepada Ilmu
Pengetahuan Umum dan Penelitian Sains alami. Mereka dikenal sebagai Pionir dari Positivisme
Logis. Positivisme adalah bagian dari filsafat, yang bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar
benar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu realita.
Positivisme logis hanya mengenali satu jenis pernyataan non-empiris lainnya, yakni
pernyataan analitis, atau pernyataan dimana kebenaran dapat dipastikan hanya dengan
menganalisis arti dari istilah-istilah yang terdapat di dalamnya. Apabila menolak pernyataan ini,
tentu akan menimbulkan pertentangan, karena kebenarannya sebenarnya dapat diverifikasi secara
independen (pribadi) dari pengalaman apapun. Pernyataan analitis semacam itu mencakup ilmu
yang formal, logika dan matematika. Dampak Sains Positivisme luar bisa dan ada penekanan
pada struktur kesatuan dari semua sains. Hal tersebut memunculkan batas pemisah antara
Positivisme dan juga Teologi. Ada ilmuwan yang mengatakan bahwa Teologi adalah hal yang
tidak valid. Sementara, Teolog membela hal tersebut, dan mengatakan bahwa Teologi bisa
sebagai yang ilmiah karena mempunyai hal yang valid, tepat, objektif, dan punya refleksi
rasional.
Ada yang mengatakan bahwa Teologi mengambil pendiriannya pada klaim kebenaran
yang sangat eksklusif, yakni diterima sebagai Wahyu Allah, yang diturunkan dari Kitab Suci,
dan umumnya didefinisikan sebagai objek teologi. Hal itu bertentangan dengan apa yang
diinginkan oleh Ilmuwan. Mereka tidak menerima hal tersebut karena itu adalah hal yang belum
atau tidak dapat diterima jika tidak diujikan dan punya data yang akurat, sehingga menimbulkan
pertentangan yang tajam.
251
Huyssteen, Wentzsel van, Theology And The Justification Of Faith : Contructing Theories In Systematic
Theology, William B. Eerdmands Publishing Company, Michigan, USA, 1986, 106.
186
Sistematik. Teologi Sistematik adalah Teologi yang mengacu pada dasar teks-teks suci agama
Kristen, sekaligus menyelidiki perkembangan ajaran Kristen dari sejarahnya dan lama sejarah,
khususnya melalui filsafat, ilmu pengetahuan dan juga etika. Telogi Sistematik dapat
dikembangkan, dan dapat diterapkan dengan baik secara luas. Tentunya, semuanya tidak lepas
dari Doktrin doktrin Kristen. Teologi Sistematik mengarahkan orang orang Kristen termasuk
para Teolog untuk memahami karya dan penyertaan Allah di dunia ini, sehingga mereka menjadi
percaya. Teologi Sistematika memberikan kita rumusan dan ajaran Agama Kristen yang telah
berkolaborasi dengan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan juga Etika, sehingga menambah
pengetahuan kita dalam mengerti Ajaran Kristen, dan juga meneguhkan tentang apa yang kita
percayai atau imani.
Dari sini juga dapat dilihat, bahwa sebagai orang Kristen, tentunya bukan hanya beriman
saja, tetapi juga harus memiliki pengetahuan (logika). Ada hubungan yang erat antara Iman
dengan Pengetahuan, dimana tujuannya adalah sama sama mengarah kepada hal yang baik,
sehingga menghasilkan Teologi dan juga Filfasat Ilmu.
Orang yang berilmu pengetahuan itu belum tentu memiliki karakter yang baik. Orang
yang memiliki Teologi tetapi tanpa pengetahuan,ia juga tidak punya arah dalam hidupnya.
Manusia itu perlu dialektika, yakni filsafat Ilmu dengan Teologi agar orang yang memiliki
keimanan itu punya pemahaman pemahaman yang logis. Ibarat iman tanpa perbuatan, pada
hakikatnya adalah mati, demikian juga sebaliknya, perbuatan tanpa iman juga hakikatnya adalah
mati. Iman yang menyelamatkan manusia, dan membantu manusia untuk berbuat. Pemahaman
Teologi saja tidak menyelamatkan diri manusia, jika tidak ada iman. Hubungan antara Teologi
dan Filsafat Ilmu membuat manusia yang beriman dapat memiliki pengetahuan yang luas dalam
kehidupannya.
Salah satu Tokoh yang mengangkat Topik mengenai Hubungan Teologi dan Filsafat
adalah Paul Tillich. Penekanan Pokok dan yang menjadi permasalahan dalam Teologi yang
diusung oleh Paul Tillich adalah mengenai Sejarah. Sejarah yang dimaksud adalah Sejarah yang
luas, yang dilihat sebagai sebuah realita yang terjadi, yang mana didalamnya terdapat arti dan
juga hakekat dari segala realitas tersebut. Penekanan ajarannya adalah mengenai Ontologis, yang
artinya ajaran mengenai segala yang ada bukanlah hal yang statis, tetapi dinamis. Ini adalah
sebuah penekanan yang bentuknya Filsafat. Dari bentuk filsafat inilah, Paul Tillich
menghubungkan Teologi dan juga Filsafat.252
Paul Tillich juga melihat Teologi bertujuan untuk membicarakan tentang kebenaran
Allah. Dari kebenaran Allah, manusia merasakan manfaatnya. Filsafat mempunyai pengaruh
disini, dimana filsafat lebih dekat untuk mebahas tentang ontologi atau mengenai segala
sesuatu yang ada. Segala sesuatu yang dikatakan oleh Teologi mengenai tentang Allah, dunia,
252
Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2001,101.
187
manusia, semuanya itu ada di dalam kawasan ada atau ontologi. Karena itu, tanpa suatu
filsafat, maka tidak mungkin teologi dapat menjadikan adanya Allah dapat dimengerti.253
Paul Tillich melihat bahwa Allah mempunyai keberadan yang dalam dan tak ada
habisnya. Manusia dapat merasakan dan melihat kuasa Tuhan dalam kehidupannya sehari hari,
bagaimana manusia dapat menjalani dan mendalami kehidupannya sehari hari, selalu disertai
oleh Allah, bahkan Allah juga hadir di setiap keprihatinan dalam hidup sehari hari. Manusia
perlu menyadari dan melihat itu, sebab itu adalah kemampuan manusia. Manusia perlu
mendalami dan mengetahui tentang Allah. Jika mendalami, merasakan dan mengetahui Allah
hadir dalam kehidupan manusia, hal tersebut menunjukkan bahwa manusia menjauhkan diri
manusia dari sikap atheis.254 Manusia perlu mempelajari Teologi dan juga filsafat ilmu, sehingga
mereka bukan hanya beriman, tetapi juga memiliki pengetahuan yang luas. Untuk itu, manusia
diarahkan dengan sebuah Teologi Penjawab.
Filsafat menjadi mediator untuk memahami hal tersebut. Tanpa Filsafat, makaTeologi
tidak dapat membuat tentang adanya Allah menjadi dapat dimengerti oleh orang banyak. 255 Itu
artinya, Teologia harus menjawab apa yang ditanyakan oleh Filsafat dengan pengetahuan yang
teologis.
Paul Tillich mengarahkan persoalan teologi, nilai teologi dan tujuan teologi, kepada
sebuah pendekatan terhadap hal yang diyakini memiliki kekuatan yang dapat menghancurkan
atau menyelamatkan keberadaan manusia, menjadi keseluruhan realitas manusia, struktur, serta
punya makna dan tujuan dalam bereksistensi.256 Paul Tillich berupaya menekankan keimanan
yang dimiliki oleh manusia, sebagai unsur Ke-Tuhan-an yang dimiliki oleh manusia, sehingga
manusia dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya sehari hari. Iman memang
berperan penting, manusia tidak harus menggunakan pikirannya banyak banyak, karena
manusia tentunya masih menginginkan sesuatu yang valid. Akan tetapi, alangkah lebih baik jika
manusia yang beriman sejalan dengan pengetahuan yang dimiliki, atau mempunyai pengetahuan
yang luas dalam kehidupannya. Ia mampu untuk berteologi. Dan, dengan mampu berteologi,
maka teologinya tersebut mampu menjawab pertanyaan pertanyaan yang diberikan oleh filsafat
ilmu secara Teologis.
253
Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2001, 101.
254
Lane, Tony, Exploring Christian Doctrine : A Guide to What christians Believe, 2004, 235.
255
Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2001, 101.
256
Urban, Linwood, Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2003, 123 124.
188
Kelompok 7
Nama : Hanna Devika Damanik (14.2851)
Hanna Priska (14.2884)
Mata Kuliah : Dogmatika II
I. PENDAHULUAN
Pada zaman Gereja Mula mula terdapat tulisan tentang kepercayaan yang dianut oleh
orang orang Yahudi. Ajaran pertama dalam tulisan kepercayaan itu tidak menekan
penciptaan sebagai bagian dari Konfesi Kristen sampai pada munculnya ajaran Gnostik, yang
kemudian menjadikan penciptaan sebagai hal terpenting pertama dalam pekerjaan Ilahi yang
dipakai oleh gereja Kristen untuk menyatakan Allah sebagai pencipta Langit dan Bumi .258
Dalam hal ini juga disebutkan bahwa manusia adalah salah satu dari hasil ciptaan Allah, yang
257
Becker dieter,Pedoman Dogmatika,(Jakarta:BPK-Gunung Mulia,2001),70
258
Wingren Gustaf, Creation And Law, (Philadelphia: Muhlneberg Press,1961), 4
189
kemudian jatuh kedalam dosa oleh karena ketidak patuhan manusia terhadap perintah Allah.
Jatuhnya manusia kedalam dosa membuat manusia hidup terpisah dengan Allah, akan tetapi
Allah masih ingin menyelamatkan manusia dan segala ciptaannya dibumi dengan
mengirimkan anak-Nya, Yesus Kristus, kedalam dunia, yang dimana didalam Perjanjian
Baru menyatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya melalui Kristus.259
Melalui Kristus manusia diberikan hidup, dididik, dan diselamatkan. Dan lebih dari
itu, melalui Kristus, Allah telah memberikan diriNya sendiri kepada manusia dan
memberikan perintah untuk melakukanKasih.
II. ISI
1. Penciptaan dan penginjilan
1.1 kepercayaan Trinitas
Kredo yang memiliki keseluruhan sejarah gereja Kristen, pengakuan iman rasuli dan
pengakuan iman Nicea. Yesus Kristus yang disalibkan dan bangkit didalam Roh itu merupakan
prinsip regulatif didalam pembentukan iman didalam Perjanjian Baru ditekankan bahwa iman
harus mengandung pengakuan orang Kristen yang secara luas merupakan kristologis murni.
Cullman mengatakan bahwa pentingnya sejarah didalam teologi karena sejauh ini Cullman
menjelaskan dan menceritakan fakta sejarah pengakuan Perjanjian Baru. Yesus adalah Tuhan
(Fil 2) bagi orang Yahudi Yesus tidak dianggap sebagai Tuhan karena mereka menyadari bahwa
kehidupan Tuhan sudah mati didalam dunia mereka memegang keyakinan Christian. Penciptaan
tidak dapat dinyatakan sebagai gnostik yaitu yang mencoba untuk memisahkan diri, Gereja
Kristen mewartakan bahwa Tuhan adalah kekuatan bagi setiap umat manusia. Kekuatan Tuhan
dibutuhkan dalam situasi konflik dan hal sebagainya dan kekuatan Tuhan dijelaskan didalam
Perjanjian Lama.dan didalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa kitab suci menjadi salah satu
cara untuk menyelesaikan suatu konflik. Pada abad ke-2 penciptaan adalah titik dimana gereja
awal tidak dipaksa untuk mengakui Yesus sebagai Tuhan dengan kata lain pengakuan
kepercayaan selalu dikaitkan dengan kepercayaan terhadap lingkungan tertentu. Didalam kitab
Kisah Para Rasul dijelaskan bahwa pada saat bangsa Israel dikelilingi oleh sekelompok suku
pendatang dan disana terlihat ada Yesus yang datang untuk menolong mereka dan dari
kedatangan Yesus akan terlihat bahwa setiap orang harus berlutut dan menyembah Yesus dan
harus berani bersumpah bahwa Yesus adalah raja. Perjanjian Baru memberikan penegasan bahwa
Tuhan telah menciptakan dunia orang Yahudi harus taat kepada Injil, panggilan, pertobatan. Bagi
orang Yahudi siapa yang percaya atau taat kepada Tuhan harus mempunyai keyakinan bahwa
kekuatan yang ada didalam dunia ini didapatkan dari Tuhan dan kekuatan itu harus mereka
lakukan untuk tujuan Tuhan saja bukan untuk kejahatan.
259
Wingren Gustaf, 29-31
190
Pada awal abad ke-2 gereja harus menghadapi situasi atas munculnya kaum gnostik dan
gereja harus berusaha untuk merumuskan dan menyelesaikan masalah yang terjadi. Seperti yang
telah diketahui bahwa pengakuan dan kepercayaan selalu dikaitkan dengan penolakan terhadap
kepercayaan orang-orang. Namun gereja awal ini diperhadapkan dengan inovasi kaum gnostik
dan mulai merumuskan pengakuan trinitatis yang kemudian menjadian pengakuan disetiap
persekutuan orang Kristen260. Dalam membentuk pengakuan Iman atau pengakuan iman Nicea
gereja awal harus bertanggungjawab untuk semua kitab suci Perjanjian Lama mengatakan
bahwa kitab suci adalah salah satu pedoman orang Kristen, dan dalam Perjanjian Baru kitab
suci diketahui bahwa itu adalah tulisan awal gereja mula-mula oleh karena itu gereja Kristen
awal tidak menambahkan Perjanjian Lama sebagai kitab suci. Sedangkan didalam Perjanjian
Baru dijelaskan (karena sejak awal hanya ada satu kata-kata mengenai Yesus Kristus yang telah
mengenali Yesus).
Gereja terhadap kaum-kaum gnostik memiliki bentuk trinitatis dimana sekarang kaum
gnostik berkumpul bersama untuk menafsirkan tulisan suci (kitab suci). Perjanjian Baru
bukanlah kitab suci karena didalamnya terdapat sebuah fenomena yang cukup modern yang tidak
mengenal reformasi ortodoks Khatolik. Perjanjian Baru menjadi dipegang oleh Gereja Kristen
mula-mula dan Perjanjian Lama hanya bisa berbicara mengenai sejarah. Namun St Matius
memahami bahwa perjanjian dapat dipahami dengan lebih jelas yaitu dalam kesaksian terhadap
Allah dalam sejarah baru atau perjanjian yang diberikan didalam Kristus. Secara radikal
kekristenan khatolik dan apostolik menutup diri dari Perjanjian Lama, perjanjian lama dan
perjanjian baru denagn jelas berbicara kepada kita bahwa agama apostolik tunduk pada
perjanjian baru dan dalam imam yang berbeda. Perjanjian menyebut kita sebagai saksi dari
orang-orang yang berniat untu mendapatkan iman diantara mereka, perjanjian lama
menunjukkan kepada kita bahwa pertobatan berlangsung pada hari terakhir kita. kesaksian
apostolik diawali dengan kerja sama secara eksklusif perjanjian lama disebut sebagai sebuah
studi ilmiah tentang Perjanjian Baru. Ada banyak masa dimana Alkitab telah dibaca sedemikian
rupa yaitu dengan tujuan untuk menganggap bahwa penghancuran dihapuskan oleh Kristus.
Dalam injil dimana penghapusan kehancuran dapat dilakukan dalam Perjanjian Baru, hal ini juga
dijelaskan dalam kitab Wahyu yaitu mengenai penghakiman dan kemenangan Kristus yang aka
datang. Selama berabad-abad ada beberapa saran yang tidak asuk akal dan dimana Alkitab yang
kurang telah dianggap sebagai dasar dan titik awal yang layak untuk diperiksa sebagai eksegese.
Namun, ketika kita memeriksa dan menemukan banyak hal yang membingungkan karena
didalam PL maupun PB itu sendiri dapat memberikan dasar untuk pemeriksaan kebingungan
yang kita rasakan sama dengan yang kita alami saat kita ingin memeriksa kesesuaian Kredo
trinitatis terhadap kitab suci. PL sedikit mendukung untuk Kredo trinitatis dan hanya Alkitab
secara keseluruhan yang menjadi dasar pengakuan dan ada dua sistem eksegese yang terpisah
260
Wingren Gustaf, Creation And Law, (Philadelphia: Muhlneberg Press,1961),3-10
191
dan membuat kita kurang untuk mempelajari Alkitab secara keseluruhan Disisi lain ada beberapa
preposisi yang tidak dapat dipertanyakan karena sifatnya jelas261.
Tindakan pembabtisan atau ekaristi membuat deklarasi proposisi kita yang dapat
menyatakan bahwa:
1. Mereka mengakui bahwa mereka menganggap kisah kejatuhan dosa berkaitan dengan
kondisi diri sendiri.
2. Mereka mnegakui bahwa Kristus adalah Tuhan mereka dan mengakui ketuhan-Nya
dapat melawan semua kejahatan.
3. Mereka menunggu kematian dan akan kehilangan kekuatan mereka yang kemudian
bangkit dan dengan begitu mereka memegang penciptaan dan kemenangan karya-karya
Allah.
Pada awalnya mereka mendapatkan kemurnian melalui Firman Kristus yaitu yang
terdapat didalam PB mereka mengakui penciptaan langit dan bumi dan mereka sedang
menunggu penghakiman atas segala sesuatu baik orang yang hidup maupun orang yang mati.
Karya-karya Allah yang mereka akui adalah karya-karya Allah yang belum di puji oleh orang-
orang yang mengakuinya karya-karya ini telah dilakukan untuk dunia dan diperluas kepada
semua orang untuk tujuan bahwa nama Yesus harus diakui oleh setiap lidah dan berlutut bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan. PL dan PB menyangkut urusan Allah dengan semua manusia,
kesatuan Alkitab tidak dapat dipisahkan dari penerimanya artinya Firman diberitakan kepada
jemaat yang berkumpul dan hendak mendengarkan Firman Tuhan. Dalam situasi ini
penyembahan dan pemujaan dapat terdengar melalui nyanyian pujian, yang disebutkan dalam
pengakuan Iman. Dalam PB injil adalah yang pertama yang kemudian kisah para rasul datang
dan didalam setiap injil ada urutan yang sama dari Kredo yaitu dari mulai kelahiran dan naik ke
sorga262.
Baik kita berangkat dari Tuhan, dalam hal ini kita tidak dapat mendiskusikan
keberadaannya; atau kalau kita sedang mendiskusikan sesuatu selain Tuhan yang dalam hal ini
tidak banyak bedanya, apakah diskusi kita berakhir dengan menegaskan atau menolak
eksistensinya. Penghindaran bahasa antropomorfik dalam diskusi umum tentang realitas spiritual
sebenarnya adalah penyangkalan isi keyakinan akan penciptaan. Dalam eksistensi tindakan
penciptaan ada letak kehidupan seorang manusia (Yesus Kristus), yang keadaannya merupakan
substansi Injil (pasal kedua), dan gereja, pertemuan yang mengawali kejadian pada periode
terakhir. Proklamasi aktual yang dapat kita amati dalam aspek fenomenologisnya hanya
signifikan sejauh dikaitkan kepada manusia tercipta dan berlanjut ke doktrin gereja dan
kebangkitan yang merupakan pemulihan dan rekapitulasi penciptaan. kita kemudian akan merasa
tidak ada kontradiksi jika dalam menentukan metode prosedur kita, kita memisahkan
kepercayaan akan penciptaan, dengan asumsi hal itu sudah ada sejak awal dari bagian konten
261
Wingren Gustaf, Creation And Law, (Philadelphia: Muhlneberg Press,1961), 10-13
262
Wingren Gustaf, Creation And Law, (Philadelphia: Muhlneberg Press,1961),13-15
192
lainnya. Dengan ini kita harus menekankan, pertama, bahwa iman Kristen adalah iman dalam
penciptaan; kedua bahwa kita mengubah sebagian besar aspek lain dari isi iman, jika kita
mengubah sebagian besar aspek lain dari isi iman jika kita mulai dengan menolak penciptaan;
dan akhirnya metode teologis kita harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga penciptaan
tetap menjadi titik awal diskusi kita. Tapi penciptaan berarti pada satu waktu penciptaan dunia,
penciptaan langit dan bumi, dan ciptaan pribadi saya, itulah kelahiran saya. Tidak ada bagian
kehidupan manusia yang terisolasi dari hubungannya dengan Tuhan. Sama seperti kepercayaan
pada penciptaan berarti kita tidak bisa mengisolasi bagian "religius" jiwa kita dari kita semua,
atau tubuh yang terpisah dari jiwa dengan anggapan keliru bahwa hanya jiwa yang bisa memiliki
hubungan dengan Tuhan, jadi fakta dasar bahwa kita hidup merupakan hubungan utama dengan
Tuhan.
Keyakinan berdasarkan dari kredo yang diwakili dalam beberapa bentuk teologi modern
umumnya dicirikan oleh kegagalannya untuk terlibat dalam hubungan dan keadaan manusia.
Dimana kepercayaan pada penciptaan yang kita temukan dalam genesis dianggap serius, kita
harus memulai diskusi kita tentang hubungan dengan Tuhan dalam kehidupan manusia dalam
semua aspeknya. Di tempat pertama, diasumsikan bahwa jika kita mulai di sini, yaitu. Dengan
doktrin penciptaan, kita menghubungkan manusia alami dengan pengetahuan yang kurang
berdaulat tentang Tuhan yang tidak bergantung pada wahyu dalam Kristus dan yang telah ada
dalam diri manusia. Seperti yang telah kita lihat, namun penciptaan sebenarnya berarti bahwa
makhluk itu bergantung pada eksistensinya pada pencipta. di tempat kedua bahaya kemandirian
antroposentris yang salah, yang merupakan konsekuensi langsung dari berkonsentrasi pada
artikel kedua dan mengisolasi surat wasiat baru dari yang lama, hampir tidak dikenali. ciptaan
tidak berarti bahwa pengetahuan tentang Tuhan diberikan, tapi hidup itu dianugerahkan. Menurut
Alkitab, kemandirian Tuhan bukanlah konsekuensi penciptaan atau pemberian Tuhan dalam
ciptaan namun merupakan efek dari jatuhnya. Karya Tuhan yang terus berlanjut memberi
manusia keselamatan yang berarti bahwa mereka memberi saya hidup, dan ini pada gilirannya
berarti bahwa mereka memperluas karya penciptaan, yang terancam oleh perbudakannya
terhadap dosa dan kematian, namun sekarang diselamatkan melalui pengampunan dan
kebangkitan. "propusium" dewa yang memberi dan yang terlihat paling jelas di dalam Injil,
sudah beroperasi dalam penciptaan dan dinyatakan dalam fakta utama kehidupan. Karena itulah,
bagian sekarang, pencipta dan kehidupan, sedang diperlakukan berdasarkan pasal yang
membahas tentang penciptaan dan Injil.
193
cara yang sama sulitnya dipahami sebagai ciptaan di dalam Kristus itu sendiri. Hubungan kita
dengan pencipta diberikan melalui kehidupan itu sendiri dan tetap ada bahkan menggunakan
istilah "Tuhan". konsep penciptaan di dalam Kristus kemudian akan berhenti menjadi asing dan
sulit dan menjadi semacam prasangka dan elemen positif dalam hampir semua jenis hubungan
afirmatif dengan Kristus yang konsisten dengan berbagai posisi dogmatis yang berbeda. Ada
kaitan erat antara cara di mana isi dogma dalam berbagai bentuk teologi dan khotbah sekarang
ditawarkan untuk penerimaan manusia sebelum "iman" dapat diasumsikan ada, dan fakta bahwa
eskatologi telah hilang secara praktis.
Gereja dengan kata-kata dan kepercayaannya adalah pelayan acara ini dan mencoba
untuk mewujudkannya, tapi dia tidak menilai di mana hal itu terjadi atau gagal terjadi. Sudah
pasti, bagaimanapun, bagaimana hal itu terjadi - Kristus mengklaim ketaatan dalam perintah
yang diberikannya pada hati nurani manusia. Pencipta yang membiarkan manusia hidup dan
yang menciptakannya, menciptakannya menurut gambar-Nya (Kej 1:26), dan gambar di mana
setiap manusia diciptakan adalah Yesus Kristus yang merupakan citra Allah yang tak kelihatan,
yang pertama lahir dari semua ciptaan (Kol 1:15). Eksegese awal Kej 1:26 dibedakan dari orang
Yahudi dengan penekanan kuat pada ciptaan baru di dalam Kristus, untuk dibesarkan dengan dia,
pertumbuhan, dan kehidupan berlimpah yang dia tawarkan. Karena manusia diciptakan dalam
rupa yang kemudian dinaikkan menjadi hidup dalam kebangkitan Yesus dari antara orang mati,
hidup menjadi kenyataan baginya, namun dia dibawa ke dalam kehidupan Kristus yang mengalir
melewati batas-batas penciptaan dan berdiri dengan harapan untuk kemungkinan yang lebih
besar. perkembangan yang "tidak ada mata telah terlihat". Namun apa yang telah diterima dan
juga yang masih akan datang, tetaplah hidup.
Ketika manusia diberikan kehidupan melalui anak yang berinkarnasi di gereja mereka
menerimanya dengan memanfaatkan dan menyembunyikan kontak dengan hal-hal yang
diciptakan. Aspek eksternal dan relasi sakramen baptisan dan ekaristi ini tidak disengaja, namun
yang lebih penting lagi adalah unsur dalam masing-masing yang mungkin kita gambarkan
sebagai karakter epik mereka. Pembaptisan adalah peristiwa yang terjadi. dalam baptisan ada
perendaman dan terbit lagi dalam kemurnian, sama seperti Yusuf diturunkan ke dalam sumur dan
muncul lagi, saat Yesus jatuh dalam kematian dan bangkit, dan saat Yesus meninggal dan
sekarang selama-lamanya telah bangkit kembali. Apa yang terjadi dalam pembaptisan adalah
kebalikan dari apa yang terjadi dengan adam di Kej 3. adam merindukan permuliaan dan
penghinaan "Anda akan menjadi seperti Tuhan" (Kejadian 3: 5) namun dia meninggal. Tetapi
bahkan ketika pembaptisan dan ekaristi dihubungkan dan transformasi akhir manusia menjadi
serupa dengan Kristus disebut kembali masa depan Kristus (seperti yang terjadi dalam Fil 3:10),
namun keseluruhan peristiwa yang berlarut-larut ini adalah pencapaian dan pencapaian dari
Perintah utama Allah untuk penciptaan dan "ciptaan di dalam Kristus" (Rm 8:29), ketika
berkhotbah "menetapkan" Kristus dan hidupnya di antara manusia, inilah gambar asli yang
diberikan kepada pendengar. Jika angkatan kita gagal untuk memahami kematian selain dari
alam, ia juga menemukan kesulitan dalam memahami baptisan dan ekaristi dengan referensi
194
akhir mereka dalam kehidupan di luar kematian, dan pekerjaan mereka terhadap kematian
tertentu sebagai sarana yang digunakan oleh Tuhan untuk membawa manusia hidup yang lebih
kaya. yang menghancurkan maut, pemahaman yang telah disalahartikan untuk membuat manusia
memiliki pengetahuan tentang Tuhan tentang anugerah alaminya, karena akibatnya artikel kedua
dibuat untuk menekankan bahwa pengetahuan manusia akan Tuhan diberikan dan bukan sebuah
kepemilikan alami.
Di sini digambarkan godaan adam. Ini berarti bahwa dosa (dan dosa menguasai manusia
di dalam adam) adalah sebuah pemberontakan yang pekerjaan penebusan Allah gagal. Oleh
karena itu alam mengerang dan menunggu pembebasannya yang akan datang ketika manusia
telah dipulihkan sepenuhnya (Rm. 8:21). Karena di antara makhluk-makhluk tersebut
mengatakan bahwa Luther, ciptaan atau alam tetap ada sebagaimana diciptakan. Tidak seperti
manusia, mereka belum jatuh melalui dosa. Karena ciptaan pertama adalah ciptaan di dalam
Kristus bahkan sebelum Injil Kristus dan pemberitaan Injil, Tuhan benar-benar bekerja dalam
ciptaan ini, berbicara kepada manusia dan memerintahkan dan memaksanya untuk kebaikan dan
kasih yang lebih besar. Tapi hal-hal ciptaan selalu lebih murni daripada manusia. dosa tidak
terletak pada hal-hal yang diciptakan tetapi dalam penggunaan manusia dari mereka. Masalahnya
adalah semata-mata manusia, luka dan kesembuhannya. Ketidakmampuan manusia untuk
menguasai sifat eksternal adalah karena fakta bahwa ia jatuh dari tempatnya dalam penciptaan
sehubungan dengan tuhan dan karena itu juga berhubungan dengan tetangganya.263
Gereja memiliki prioritas diatas negara, pendekatan teologis membuat pengetahuan dan
wawasan manusia menjadi prinsip pengorganisasian untuk tindakan Tuhan didalam iman
manusia. Dengan adanya tindakan itu kita akan memperoleh pengetahuan tentang Tuhan yang
datang jadi dalam teologi Karl Barth telah memasuki iman manusia. Pengakuan iman nicea
263
Wingren Gustaf, Creation And Law, (Philadelphia: Muhlneberg Press,1961), 22-44
195
mencamtumkan kejadian yang telah terjadi namun pekerjaan Allah adalah Peraturan Kristus
ditangan Bapa dimasa depan teologi yang mengambil atau atau membahas mengenai pengakuan
iman sebagai titik awal yang didasarkan pada keyakinan dan kepastian bahwa karya dalam
penciptaan diperoleh melalui Kristus yang berinkarnasi. Oleh karena itu, hubungan
penyempurnaan eskatologis sampai saat ini dikondisikan oleh fakta bahwa masa depan menurut
PB akan membawa penglihatan yang sempurna dan penglihatan akan memberikan kepastian
yang lebih besar daripada iman. Didalam Kristus tidak ada keberatan bahwa kepastian tentang
keberadaan Allah tidak sebanding dengan tindakannya pernyataan tentang kepastian dapat
disertakan dalam karya Allah dan struktur dogmatis yang memberikan keadilan secara
keseluruhan kepada kredo trinitatis. Dari aspek inilah kita akan berurusan dengan penciptaan,
hukum, injil dan gereja. Pada tahun 1949 Cullman menyatakan bahwa bentuk kristologis PB
penting untuk teologi masa kini, pada tahun 1946 dalam pandangannya tentang sejarah
penebusan dari penciptaan inkarnasi dan kebangkitan orang mati menurut Cullman keseluruhan
rangkaian kejadian yang panajng itu adalah garis Kristus. Cullman mengatakan bahwa
tindakan Tuhan kepada manusia sangat hebat, artinya manusia adalah ciptaan Tuhan dan
manusia menerima hidupnya dari Tuhan. Dan dalam tindakan ini Tuhan adalah pencipta perlu
diketahui bahwa Cullman tidak menggunakan kata ganti pribadi untuk menggambarkan karya
Tuhan, jika gagasan tentang manusia sebagai objek Allah. Hasil dari garis Kristus dalam PB dan
dalam PL dimulai dengan kejadian inilah Firman Tuhan kepada kita tentang penciptaan yang
kemudian menentang sang pencipta.
PL menggambarkan sebuah umat manusia yang telah diciptakan oleh Tuhan telah
berbalik dari Tuhan bahkan manusia menunggu pencurahan roh artinya manusia menanti roh
yang telah diciptakan Allah dan tunduk pada hukum taurat. PL memenuhi kebutuhan teologis
dan berurusan dengan manusia PB melimpahkan dan menjanjikan pengampunan dosa,
kebangkitan orang mati dan kehidupan yang kekal. Dalam PB karya-karya Tuhan pada
penghakiman terakhir merupakan hasil perjanjian misi dunia. PB tidak membutuhkan penafsiran
PL kita harus memperhatikan bahwa studi eksegetis terbagi atas dua yaitu PB dan PL namun itu
harus bergantung pada Alkitab, secara keseluruhan masih banyak yang bisa dipelajari dari
Alkitab. PL dipertahankan dalam PB dan ini disebut kepercayaan akan pelestarian tubuh Tuhan,
Iraneus membela dan mengakui bahwa jiwa bisa memiliki hidup yang kekal namun
penyangkalan terhadap tubuh dinyatakan untuk menerima ajaran tentang kebangkitan orang
mati. Konflik antara Irenaeus dan kaum gnostik terjadi Irenaeus mengatakan bahwa tubuh dalam
kehidupan yang diterima dalam kebangkitan tidak diabatatasi dalam kehidupan dimasa yanga
akan datang. Semua kehidupan diciptakan Sang Pencipta tetapi apakah artinya bahwa hidup tidk
mungkin terpisah dari kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan. Hidup berarti menerima
kehidupan dari luar diri sendiri, kehidupan kebangkitan adalah penerimaan kehidupan dari luar.
Kehidupan tubuh bukan hanya kepercayaan orang percaya saja tetapi semua kehidupan
jasmani seperti pernapasan,makanan, dan mencari tempat tinggal (rumah) semua ini disebut
dengan kondisi kehidupan manusiawi yang tercipta. Kaum gnostik dalam penyangkalan mereka
196
bahwa tubuh yang mereka terima dari kehidupan Roh Tuhan sehingga secara nyata keseluruhan
pernyataan mereka bahwa tubuh tidak mampu menerima kehidupan oleh karena itu dalam
kebijaksanaan dan kuasa Allah yang luar biasa tetapi jika kekuatan Dia adalah yang terbaik
dalam hidup dibuat sempurna untuk menerima kehidupan yang diberikan oleh Tuhan sebagai
makhluk hidup dan mengambil bagian atau mengakui bahwa kehidupan mereka pada saat ini
berfungsi bukan untuk orang mati melainkan orang hidup. Tetapi jika seluruh tubuh mereka
menikmati hidup bagaimana mereka bisa menyatakan bahwa daging tidak bagian dari
kehidupan? Daging dapat mengambil kehidupan yang ditunjukkan dari kenyataa hidup karena
hidup adalah tujuan Tuhan yang berasal dari Dia, dalam hal ini tubuh dianggap sebagai tubuh
Tuhan atas kehidupan tubuh dan jiwa. Alkitab berbicara mengenai tubuh dan jiwa manusia
adalah makhluk yang kontras dihadapan Tuhan, manusia yang menerima kehidupan dari Tuhan.
Pada zaman Israel sebelum dan sesudah periode PB mencakup penghancuran kematian,
kematian dala hal ini datang secara perlahan dan kematian dipahami sebagai sesuatu yang tidak
wajar didalam kehidupan manusia. Berhubungan dengan Tuhan pada masa sekarang bahwa
untuk memahami kedekatan hubungan kita dengan Tuhan diberikan dengan kehidupan yang
benar ,manusia tidak dapat hidup tanpa kehidupan yang dari Tuhan. Di satu sisi orang Yunani
berfikir spritual sebagai sesuatu yang seharusnya mengusai diri, hubungan manusia dengan
Tuhan diciptakan sejak awal sehingga manusia menerima sesuatu yang dimiliki oleh penciptanya
seperti yang biasa diterima seorang anak dari ayahnya. Kehidupan itu tidak dapat diciptakan atau
muncul sebagai hasil dari beberapa keputusan manusia, hubungan manusia dengan Tuhan tidak
dapat dipisahkan atau tidak dapat berhenti. Manusia menerima cinta dari Tuhan, imanadalah
bukti kepada Tuhan sehingga kita tidak dapat mempertanyakan keberadaannya. Banyak manusia
yang mempertanyakan hal itu mengapa sampai saat ini mereka msih hidup sedangkan mereka
sama sekali tidak percaya kepada Tuhan di sisi lain bahwa hubungan manusia dengan Allah
dipertanyakan manusia mepertanyakan keberadaan dan hubungan mereka dengan sang pencipta
karena mereka selalu memanggil atau menyebut Tuhan mereka selalu mendapatkan karunia264.
Iman kepada Tuhan menyatakan bahwa keberadaan Tuhan tidak ada hubunganya dengan
Alkitab. Kita mungkin menyatakan bahwa Tuhan pada umumnya harus dipertanyakan sama
seperti kisah Ayub yang mempertanyakan keberadaan Tuhan dalam perjalanan hidupnya . disisi
lain Tuhan disebut atheis, pernyataan bahwa Tuhan ada dalam istilah Alkitab membantu untuk
menciptakan manusia jika tidak ada hubungan seperti itu maka tidak ada hubungan Tuhan
dengan manusia. Dari sudut pandang teologis kita membalikkan pernyataan dan mengatakan
bahwa Tuhan tidak ada, Tuhan yang menurut defenisinya adalah memberi semua pada manusia
tanpa terkecuali .
Pada awalnya manusia adalah ciptaan yang tidak mengenal dosa, tetapi setelah
kejatuhannya kedalam dosa maka manusia harus menanggung konsekuensinya sebagai
264
Wingren Gustaf, Creation And Law, (Philadelphia: Muhlneberg Press,1961),15-22
197
ciptaan yang berdosa untuk menerima murka dan penghakiman dari penciptanya. Murka dan
penghakiman datang atas dosa yang telah manusia perbuat dalam hidupnya, dan akibatnya
manusia akan mati dan dihakimi oleh Allah meskipun pada akhirnya orang yang merasakan
murka Allah adalah yang berbuat jahat dan tidak percaya kepada-Nya. Manusia hanya
memiliki satu kehidupan, dan keyakinannya bahwa kehidupan yang ia buang membawa dia
kembali kesumber kehidupan, kepada pencipta, meskipun ia tidak pernah bertemu secara
langsung dengan penciptanya.265
Kepercayaan pada Tuhan yang manusia miliki, dan kemauan untuk berada dalam
penderitaan untuk pelayanan kepada sesamanya, adalah tujuan penciptaan. Ketika orang-
orang tidak percaya pada Tuhan atau dengan berat hati untuk melayani sesama mereka, dia
akan menghadapi penghakiman dari Tuhan. Pekerjaan Tuhan dalam penciptaan tidak
berhenti hanya karena manusia menentangNya karena penciptaan Tuhan akan ada di dan tak
pernah berhenti, hal itu bisa kita lihat dari setiap kelahiran. Ketika Injil tentang kelahiran,
kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus diberitakan, penciptaan diulang dalam setiap
kelahiran. Karena setiap kelahiran menggambarkan karya penciptaan yang serupa saat
pertama kali Tuhan menciptakan Adam.
Manusia disuruh untuk memelihara ciptaan Tuhan yang lain, sehingga ia mampu dan
bebas memiliki control tertentu diatas ciptaan Tuhan tersebut, namun jika manusia tersebut
tidak taat kepada kehendak Tuhan dalam kaitannya untuk melayani sesama manusia dan
ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia akan dibawa kedalam perbudakan.266
265
Wingren Gustaf,45-82
266
Wingren Gustaf,83-98
198
keuntungan mereka sendiri setiap hari, tetapi dengan begitu mereka kebetulan
mempromosikan kesejahteraan orang lain. Kehendak sang pencipta berjalan seperti
terpendam dibawah aliran karya manusia, dan tidak terganggu bahkan ketika permukaan
yang mengacak-acak. Tentu saja, seorang manusia tidak menjadi baik hanya karena ia
digunakan oleh pencipta untuk tujuan-Nya. Hubungan manusia adalah tuhan berarti dosa dan
murka, dan karena itu kehancuran hidupnya. Sama seperti orang yang murni dalam
penciptaan primal itu dimasukkan kedalam penciptaan berkuasa atas itu, demikian juga
manusia dalam kondisi yang tidak murni dan patah adalah Tuhan atas ciptaan. Dia adalah
Tuhan atas ciptaan, meskipun kekuasaannya kini dilakukan diperselisihan dan penghakiman
dan melawan , tidak membantu yang menumbuhkan onak dan duri, dan yang karenanya
memaksa dia untuk bekerja keras dengan keringat dari wajahnya.
Pengenaan batas batas ini pada manusia tersirat dalam istilah" kekuasaan" atau
"ketuhanan", yang menyatakan sifat hubungan manusia dengan penciptaan dan menunjukkan
kepadanya tempat yang tepatnya dalam penciptaan ini. Apa kebebasan manusia mungkin
memiliki dalam melaksanakan kekuasaan-Nya, dia pada saat yang sama hamba pencipta.
Semakin dia latihan kekuasaannya, semakin dia mematuhi. Ini muncul paling mencolok
dalam deskripsi yang terbesar dan teknis perusahaan yang paling sukses yang kita temukan
dalam kejadian, pembangunan bahtera. Operasi ini menyelamatkan semua makhluk hidup,
manusia dan binatang, dari banjir, yang dihukum mati" segala sesuatu yang dalam lubang
hidung adalah nafas kehidupan". Oleh itu sebuah awal baru dan lebih murni. Tindakan ini,
yang diawetkan hidup, dan hanya merupakan kelanjutan dari kegiatan kreatif Tuhan dari
awal terhadap kerusakan dan dosa, adalah demonstrasi grafis ketaatan manusia untuk
perintah Tuhan. Itu juga mengungkapkan kekuasaan manusia atas ciptaan dan
keunggulannya atas hewan. Dalam kisah banjir binatang tidak berdaya, dan diselamatkan
hanya dengan bekerjasama dengan rencana manusia tertentu, ini adalah sifat kekuasaan
manusia. Ketika orang menjalankan kekuasaan mereka, kehidupan lain diselamatkan dari
mereka sendiri. Pelaksanaan kekuasaan manusia memelihara hidupyang Tuhan telah
menciptakan, tapi bahkan ketika seorang manusia tidak begitu menjalankan kekuasaan, ia
tidak melaksanakan setia prencana sendiri, tetapi dari pencipta sendiri. Tindakan tempat tak
manusia dibidang kekuatan antara Tuhan dan dunia.
Sebagai ciptaan, manusia memiliki batasan-batasan yang diberikan oleh Tuhan, batas-
batas pada manusia menyatakan sifat hubungan manusia dalam penciptaan dan menunjukkan
kepadanya dimana tempatnya dalam karya penciptaan. Tugas dari manusia adalah melaksan akan
pemelihara hidup yang telah diciptakan.267
267
Wingren Gustaf,100-119
199
Pembahasan tentang hubungan antar perjanjian lama dan perjanjian baru. Dalam
pembahasan ini telah dibatasi aspek yang definisikan dalam judul ciptaan dan hukum. Di dalam
perlakuan dari pencipta dan kejatuhan telah dibahas ancaman dan desakan dari Allah akan
sebagai hal ini mempengaruhi kejatuhan manusia.
Tidak dikatakan bahwa teologi modern telah mencapai yang dipikirkan dalam
pandangan Hukum PL dengan baik di satu sisi hukum itu yang menempati tempat yang dominan
dalam hukum Perjanjian lama, seperti hukum Sabat, dll,di sini disalah tafsirkan. Pada saat yang
sama, namun, banyak bentuk teologi modern menyatakan bahwa urutan peristiwa antara
pemilihan Israel dan pemberian hukum yang penting dari aspek sistematis.
Teologi awal, di sisi lain ( kita melihat hubungan antara Jemaat awal dan jemaat
reformasi), memiliki jawaban yang jelas untuk pertanyaan-pertanyaan ini, dan tahu mengapa
hukum Perjanjian Lama dianggap telah menghormati ke absolutan setelah Kristus telah
menyelesaikan karya penebusan. Tapi itu juga bisa menilai apa nilai positif tertentu hukum
Perjanjian lama. Ini adalah penyesuaian mereka untuk Hukum alam. Jika kami menolak konsep
hukum alam, maka hukum Perjanjian lama menjadi masalah yang tidak dapat dipecahkan.
Masalah banyak peraturan perjanjian lama dapat disederhanakan hanya dengan dimulai dengan
konsep permintaan mata-mata yang beroperasi di kehidupan manusia itu sendiri dan dialami oleh
semua orang. Ada solusi dari masalah untuk memulai, karena kadang-kadang terjadi, dengan
menegaskan bahwa semua pernyataan yang relevan tentang hukum dapat ditemukan hanya di
dalam Perjanjian Baru, dan kemudian lanjutkan untuk etiket pada dasarnya berarti "perjanjian
lama" untuk apa kemudian dianggap tulisan-tulisan perjanjian baru otoritatif. Kita harus
membaca Alkitab dari awal sampai akhir, dan dalam urutan itu, sama seperti kita harus
mengambil pernyataan dari artikel pertama sampai akhir, dan dalam urutan yang sama.
Ini berarti bahwa fakta utama adalah memberikan kekuatannya dalam penciptaan. Sejauh
kebaikan Injil mendahului hukum. Tetapi ini juga berarti bahwa oposisi dosa kepada Allah
adalah suatu kondisi yang universal yang dalam semua kehidupan manusia datang ke dalam
konflik dengan kehendak Allah dalam penciptaan. Sejauh hukum relevan secara universal. Ini
berarti, selanjutnya, bahwa Israel dipilih oleh Allah dengan latar belakang keburukan oleh
seluruh umat manusia, dan bahwa dalam pemilihan ini, jauh sebelum hukum itu diberikan
kepada Israel (Gal 8-18), janji keselamatan. Abraham dipilih agar kepadanya segala bangsa harus
diberkati dan ekstensi ini berkat untuk memasukkan "semua bangsa" datang juga dalam misi
awal Kristen di dunia, ketika tindakan Allah dalam rangka sempit orang Israel yang dicapai
melalui kematian dan kebangkitan Yesus.268
268
Wingren Gustaf, Creation And Law, (Philadelphia: Muhlneberg Press,1961),123-135
200
Dalam menggunakan istilah "penggunaa pertama dari hukum taurat" dengan mengadopsi
terminology Lutheran. Ini juga adalah benar kami menggunakan istilah "pemerintah" di bagian
sebelumnya. Luther sendiri ia perbedaan antara sipil atau politik penggunaan hukum di satu
sisi, dan menggunakan "spiritual" atau teologis di sisi lain, tidak merujuk kepada penggunaan
sipil sebagai penggunaan pertama. atau rohani. Terminologi ini dikembangkan filer dengan
pertikaian mengenai "ketiga" menyarankan penggunaan hukum. untuk menjadi setia kepada
Luther, kita hanya harus membuat perbedaan antara perdata atau sipil menggunakan hukum dan
spiritual, tanpa menyimpan yang pertama dan yang kedua. Dalam pekerjaan sekarang, namun,
tidak mencoba untuk meniru luther, oleh karena itu mengusulkan untuk kenyamanan untuk
mengikuti bab dua berikut judul "Penggunaan Pertama dari Hukum Taurat", dan "Penggunaan
Kedua dari Hukum Taurat," masing-masing. Segera setelah kita mulai bertanya pada diri
sendiri pertanyaan, "Apa yang dilakukan Hukum Taurat di dunia?", kita segera menemukan
bahwa kita berhadapan dengan penggunaan pertama dari hukum. Hukum operasi
di dunia luar. Menghasilkan karya-karya yang akan dihasilkan itu tidak menuntut kinerja
mereka. Tetapi hukum ini juga mengungkap coram deo, atau dalam hati
nurani, jantung apa yang manusia, adalah seperti yang "melakukan" apa yang dengan
demikian menuntut dirinya dan sehingga menjadikan setidaknya sedikit ketaatan. Karya hukum
ini tidak terlihat di dunia. Masih, namun, esensial pekerjaan hukum ini adalah pekerjaan
hukum sebelum Allah dalam pikiran manusia.269
Rasa bersalah selalu individu di alam. Ketika teologi atau landasan berkhotbah rasa
bersalah dari karakter individu dalam rangka untuk memberikan gambaran yang lebih radikal
dari dosa terhadap Allah yang terdiri hanya dalam ketidakpercayaan dan tidak dalam tindakan
269
Wingren Gustaf,149
270
Wingren Gustaf,174
201
luar, hasilnya tidak wawasan yang lebih jelas ke dalam sifat rasa bersalah, melainkan
membalikkan. Ini berarti bahwa rasa bersalah telah tersebar. Akar bersalah selalu dapat
ditemukan dalam gangguan persekutuan dengan Allah. gangguan ini, bagaimanapun, dinyatakan
dalam hubungan yang sebenarnya manusia dengan sesamanya dan sikapnya terhadap sisa
Penciptaan. Ini adalah sesat ketika persekutuan dengan Allah telah dihancurkan. Rasa bersalah
dan ketakutan bersalah, oleh karena itu, merupakan ekspresi dari kesehatan dan merupakan
manusia normal fenomena.
Rasa bersalah merupakan indikasi kesehatan. Fakta bahwa rasa bersalah membuat dirinya
merasa bahkan di mana firman Injil belum diberitakan adalah saksi kebenaran bahwa Allah terus
menciptakan dan memberikan hidup bahkan di luar Gereja, dan bahwa laki-laki dan tetap Nya,
dikelilingi oleh karya-Nya dan disimpan dalam rahmat-Nya. Kami tidak punya alasan untuk
memikirkan rasa bersalah sebagai sesuatu yang pria harus memerah. Kita harus lebih
memikirkan rasa bersalah sebagai fenomena normal dan sehat yang tidak perlu bagi manusia
untuk mengaku. Secara khusus, namun, kami tidak menganggap itu sebagai kelemahan, tapi
sebagai tanda bahwa dunia adalah milik Allah. Fenomena yang normal dan sehat ini,
bagaimanapun, memiliki ekspresi individu dalam setiap manusia, seperti ada ekspresi individu
untuk setiap bagian lain dari keadaan normal.
Rasa bersalah adalah bagian dari kehidupan manusia, dan terikat dengan kegiatan dan
hubungan kehidupan ini. Rasa bersalah, tentu saja, berarti hidup dan kesehatan dengan cara yang
sama sebagai Hukum dan penghakiman berarti hidup dan kesehatan. Ini adalah bagian dari
situasi abnormal di mana faktor-faktor yang memusuhi kehidupan manusia menang dan di mana
kehidupan demikian terancam. Ketika tabib menghancurkan perasaan palsu bersalah yang ada
pada pasien, dan dengan demikian menghilangkan rasa bersalahnya, tindakan ini penyembuhan
adalah sarana yang satu kelompok dari tuntutan dipisahkan dari banyak yang laki-laki
pengalaman. Pemisahan ini selalu dibuat saat penggunaan pertama dari hukum taurat benar
memenuhi fungsinya. Sebagai hilangnya Hukum dari pemikiran teologis pada umumnya telah
menciptakan jurang pemisah antara iman dan budaya Kristen, demikian juga berkurang
kemungkinan menafsirkan karya psikiatri di cahaya iman. cukup sering satu-satunya perbedaan
yang tetap antara orang yang sakit, yang merupakan tanggung jawab tabib, dan "murni agama"
orang yang adalah subjek yang cocok untuk perawatan pendeta, dan yang bersalah dianggap
hanya sebagai rasa bersalah di hadapan Allah . Mungkin saja bahwa tabib pada hari ini salah
satu kekuatan yang melakukan penggunaan pertama dari hukum taurat, umumnya,
bagaimanapun, dan ini telah terjadi selama satu abad sekarang, tanpa menggunakan nama
"Allah." Sebagai salah satu kekuatan modern. Dalam beberapa kali itu adalah pengakuan yang
sebenarnya dari dosa-dosa yang telah menjadi kepentingan utama dalam tindakan pengakuan,
sedangkan dalam Reformasi itu absolusi yang menduduki tempat ini.
202
Pada mulanya Allah menciptaan langit dan bumi. Karya penciptaan adalah yang
terutama, namun tidak semata-mata hanya berasal dari Allah Bapa saja, pribadi lain dari
Tritunggal turut-serta dalam tindakan penciptaan ini. Penciptaan bukanlah tindakan Allah yang
dipaksakan, melainkan tindakan yang bebas dan sukarela; Ia melakukan apa yang dikehendaki-
Nya.271
Pada zaman bapak-bapak gereja dan para ahli theology, khususnya dalam abad-abad
pertengahan, memberikan uraian yang panjan glebar tentang ciptaan Allah yang lain yaitu
malaikat. Malaikat yang dibayangkan oleh bapak-bapak gereja dan para ahli theology
sebagai makhluk-makhluk yang sama jenisnya dengan manusia, yaitu makhluk-makhluk
yang mempunyai akal-budi, kemauan dan kemampuan untuk mengadakan pilihan.
Malaikat-malaikat, menurut mereka, berbeda dengan manusia: manusia adalah makhluk
jasmani, sedangkan malaikat-malaikat adalah makhluk rohani.
Dalam Perjanjian Baru Yesus juga dimengerti sebagai pencipta dunia. Itu bukan berarti
bahwa kebaikan penciptaan dan anugerah penyelamatan dicampurbaurkan. Penciptaan dan
penebusan perlu dibedakan. Namun karya Allah yang kedua tidaklah meniadakan karya yang
pertama, dan keduanya tidak bertentangan sebab Allah tetap setia terhadapnya.
Konsep bahwa dunia adalah ciptaan allah mengandung dua aspek: Yang pertama adalah
bahwa kita tidak boleh memandang relasi Allah dengan dunia sebagai koneksi yang menyatu.
Yang kedua, bahwa di pihak lain Allah dan dunia juga tidak boleh dianggap sebagai hanya yang
terpisah. Dunia keluar dari tangan Allah dan tinggal didalamNya juga sesudah kejatuhan. Oleh
karena itu pemikiran yang bersifat dualistis dan deistis tidak sesuai dengan konsep Allah sebagai
pencipta dunia.273
Selama berabad-abad orang Kristen menerima penciptaan yang dicatat dalam Alkitab
sebagai karya Yang Mahakuasa dalam ruang dan waktu, sesuatu yang benar-benar terjadi dalam
271
Koehler Edward, Intisari Ajaran Kristen, Pengajaran Alkitab Secara Populer, terj. Mangisi
Simorangkir(Pematangsiantar:Akademi Lutheran Indonesia,2012),36
272
J. L. Ch. Abineno, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 35
273
Becker dieter,Pedoman Dogmatika,70-75
203
kenyataan. Sampai hari ini umat Kristen mengikrarkan pengakuan iman dalam ibadah berama,
Aku percaya kepada Allah Bapa, Pencipta langit dan bumi. Pengakuan iman ini
mengasumsikan dunia ciptaan sebagai buah karya Allah yang transenden yaitu sumber
kehidupan. 274
Allah pencipta adalah Allah perjanjian yang kita kenal yaitu Allah yang kasih-Nya begitu
besar sehingga Ia menghubungakan diri-Nya dengan kita manusia yang berdosa sebagai
partnerNya dalam perjanjian yang diikatNya dengan kita. Oleh karena itu, kita tidak perlu takut
terhadap hidup dan masa depan kita. Sebagaimana Allah telah memimpin Israel ketanah
perjanjian, sama halnya Ia akan memimpin dan menolong kita dalam hidup dan perjuangan kita
didalam dunia ini.
Sebelum kejatuhan manusia dalam dosa Allah telah membuat hukumNya yang pertama
kepada manusia yaitu agar tidak menjamah dan memakan buah pohon yang ada di tengah-tengah
taman itu. Dalam hal itu sejak awal bumi di ciptakan Hukum telah ada, Hukum membantu
manusia dalam menjalankan semua tatanan kehidupan.275
Tuhan Allah waktu menjadikan makhluk lain hanya berfirman saja jadilah ini dan jadilah
itu. Tetapi ketika Tuhan menjadikan manusia, Ia bermusyawarah, hal itu menunjukkan bahwa
terjadinya manusia direncanakan dulu diantara Bapa, Putera dan Roh suci. Baiklah kita
menjadikan manusia (Kej 1:26). Rencana itu lebih penting daripada menjadikan manusia lebih
penting dari makhluk lainnya, waktu Tuhan Allah menjadikan manusia Ia tidak hanya berfirman
tetapi dengan kasih menjadikan manusia. Sebab itu hanya kepada manusia Tuhan Allah memberi
perintah supaya menguasai segala sesuatu, kitab suci mengatakan bahwa sesudah manusia jatuh
dalam dosa, ia masih mempunyai gambar Allah (kej 9:6). Kitab suci mengatakan juga bahwa
manusia sekarang kehilangan atau tidak mempunyai gambar Allah (Ef 4:24), terangnya begini
sesudah jatuh kedalam dosa, manusia masih mempunyai gambar Allah tetapi sebab dosa itu
merusak, gambar Allah juga rusak. Teladan Allah yang terang hanya dapat menjadi milik
manusia, jika dosa dan buahnya dihilangkan, dan dosa dengan buahnya dihilangkan oleh Kristus.
Manusia yang baru berarti manusia yang sudah dibersihkan oleh Kristus dari dosa, dibangun lagi
gambar Allah padanya dan makin lama gambar Allah makin nyata sehingga menjadi sempurna
pada waktunya.
Manusia dapat menjadi imam Allah, imam adalah orang yang selalu penuh kebaktian
selama hidupnya. Ia hanya menuju pada kemuliaan Allah. Tuhan Allah memerintahkan supaya
manusia mengerjakan bumi. Mengerjakan berarti mendidik memperkembangkan kecakapan
yang diberikan oleh Tuhan kepada segala makhluk. Mengerjakan berarti berusaha supaya segala
makhluk dapat memuliakan nama Tuhan Allah setinggi-tingginya. Sebab itu juga mempunyai
kedudukan raja, kewajiban raja ialah: berusaha supaya negara dan rakyatnya selalu
274
G.Johanner Botterwek, Theological Dictionary of the Old Testament Vol.II,(Verlag W.Kohlhammer GMBH
Stutgart,Germany,1983),247
275
Nico Syukur, Pengantar Teologi,(Jakarta:BPK Gunung Mulia,1992),42-44
204
meningkatkan derajatnya, menjaga supaya negara dan rakyatnya jangan sampai diganggu oleh
musuh, dunia harus dijaga.276
Creatio ex nihilo adalah sebuah konsep yang berguna dimana segala ciptaan Tuhan
berasal dari sumber kemahakuasaan Allah yang tidak bersifat material. Karya penciptaan
manusia didasarkan atas perundingan sidang Allah. Penciptaan manusia tidak melibatkan proses
evolusi apa pun yang menghubungkan manusia dengan makhluk pra manusia yang berbentuk
lebih sederhana. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah. Para bapa gereja
yang berbahasa gerika dan latin memperbedakan antara gambar dan rupa. Gambar mengacu pada
kejasmanian sedangkan rupa mengacu pada bagian etika dari gambar Allah. Irenaeus
menafsirkan gambar adalah akal dan kemerdekaan manusia sedangkan rupa adalah karunia untuk
bergaul dengan Allah yang hilang pada waktu kejatuhan manusia. Pandangan badaniah dimana
dimana pandangan ini menghubungkan rupa Allah dengan keseluruhan manusia termasuk materi
dan rohani. Manusia adalah wakil dari seluruh keberadaannya karena dalam pemikiran orang
israel manusia dipandang dari totalitasnya melalui keberadaan jasmaninya dan juga melalui
fungsi rohaninya. Mengenai penularan sifat manusia yaitu melalui keturunan yang alami.277
Tanggung jawab yang diberikan Tuhan yaitu berkuasa atas bumi. Para penganut teonomis
menafsirkan pengertian ini sebagai mandat kultural yang memberi manusia otoritas untuk
membawa seluruh struktur dunia pada ketuhana Kristus, menghancurkan semua lawan Allah.
Namun mereka malah berbuat dosa, sehingga mereka dijatuhi hukum oleh Tuhan. Sehingga
muncul akibat dosa yang mereka lakukan yaitu semua dosa menimbulkan dampak pada yang
lain, dosa hawa berakibat pada adam dan dosa adam berakibat pada seluruh bangsa, tak seorang
pun berdosa secara pribadi tanpa menyebar kepada orang lain. Segala yanng kita lakukan
ataupun tidak dapat kita lakukan pasti mempengaruhi sedikit atau banyak orang lain. 278
Masalah arti dan kebebasan manusia sejak kejatuhan telah diperdebatkan dengan gigih
berabad-abad. Sering perdebatan ini lebih banyak menghangatkan situasi daripada memberi
kejelasan. Ini cukup sering disebabkan oleh kecenderungan mengacau permasalahan teologis
dengan masalah yang jelas-jelas bersifat filsafat yakni determinisme dan indeterminisme. Ada
paling sedikit tiga arti istilah kebebasan yaitu pertama orang mengalami kebebasan secara
psikologis sehari-hari ketika dia menghadapi beberapa alternatif dan membuat pilihan. Inilah
kebebasan yang mendasari tanggung jawab moral. Alkitab menganggap bahwa kuasa untuk
memilih secara bertanggung jawab dan atas kemauan sendiri adalah milik semua orang, baik
orang kristen maupun yang bukan kristen. Kemudian menyangkut keselamatan, Tuhan Allah
adalah penyelamat, demikian keyakinan perjanjian lama. Hanya Dia yang mempunyai kuasa
untuk menyelamatkan: AKU, AKUlah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu
(Yes 43:11). Bagi perjanjian lama hanya Allah adalah hakim. Kekudusan dan kemegahannya
diungkapkan dalam penghakimann-Nya yang adil. Pada hari terakhir Yesus akan mengadili
276
Dr. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 139-142
277
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar, (Yogyakarta, 1992), 255-262
278
Ibid Charles C. Ryrie, 273-277
205
segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia (Roma 2:16) dengan penghakiman ilahi
yang pasti.279
Kesepuluh firman adalah sumber dan saluran sejati yang darinya dan di dalamnya semua
perbuatan baik harus mengalir. Kesepuluh firman inilah yang sungguh dikehendaki Yesus untuk
kita lakukan, firman ini juga disertai dengan janji yang sungguh indah yakni Ia akan
mencurahkan bagi kita segala hal yang baik dan pemberi-pemberianNya yang istimewa. Firman
tersebut adalah harta yang paling mulia dan Allah telah memberikannya kepada kita.280 Ada tiga
fungsi hukum taurat yang pertama ialah hukum taurat bagi masyarakat bagi kehidupan umum,
yang kedua yaitu hukum taurat yang menyatakan kesalahan kita di hadapan Allah. Hukum taurat
adalah sumber pengenalan dosa dan sengsara kita. Yang ketiga ialah hukum taurat sebagai
ukuran kehidupan bersyukur. Fungsi ini menunjukkan arti hukum taurat sebagai ukuran dan
norma untuk hidup orang yang berterima kasih karena kelepasan oleh Yesus Kristus.281 Hukum
taurat adalah pemberian anugerah Allah tuntutan perjanjian Allah.melanggar atau mengabaikan
hukum taurat bukan hanya pelanggaran kriminal, perdata, peribadatan dan bukan sekedar
kurangnya kebajikan. Hal itu adalah dosa, Allah berada di atas dan dibalik hukum taurat,
sehingga memelihara hukum taurat bertujuan mengenal Allahdalam hubungan perjanjian yang
pribadi. Dalam arti itu hukum taurat adalah kehidupan. Seluruh hukum taurat khususnya dasa
titah memancarkan dimensi vertikal dan horizontal perjanjian itu: karya penebusan Allah dan
respons kesetiaan manusia yang dinyatakan dalam kasih kepada Allah dan kepada sesamanya.
Dimensi perjanjian Itulah yang menghubungkan status hukum taurat dalam perjanjian lama dan
penggunaannya dalam perjanjian baru, khususnya dasa titah. Dasa titah bukanlah suatu hukum
moral universal yang dibebankan baik atas israel maupun jemaat kristen secara mutlak.
Kesinambungan hubungan antara Allah dan umatnya dan hakikat hubungan itu merupaka
faktor yang tetap. Ada perjanjian yang lama dan ada perjanjian yang baru, tetapi kedua-duanya
adalah perjanjian Allah. Dalam kedua-duanya karya Allah yang sama dalam anugerah
penebusannya menuntut respons manusia dalam kasih dan kesetiaan. Di dalam Kristus kita
dianugerahkan hubungan yang istimewa dengan Allah yang dijanjikan dalam hukum taurat.
Hukum taurat yang diberikan secara unik kepada israel sebagai bangsa yang unik juga berlaku
bagi bangsa lain, sama seperti panggilan untuk menjadi bangsa yang kudus.282
Kesimpulan
1. Penciptaan dalam PL dilakukan oleh Allah dengan Firman-Nya, sedangkan dalam PB
Allah melakukan penciptaan dengan langsung mendatangkan diri-Nya kedunia melalui
Yesus Kristus untuk menyelamatkan dan melahirkan kembali manusia dari dosa.
2. Kegiatan penciptaan Allah tidak akan pernah berhenti, karena setiap kelahiran baru adalah
sebuah karya penciptaan Allah.
279
Bruce Milne, Mengenali Kebenaran, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 154-188
280
Theodore G. Tappert, Buku Konkord, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 558-560
281
J. Douma, Kelakuan Yang Bertanggung Jawab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 64-65
282
Dr. Christopher Wright, Hidup Sebagai Umat Allah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 163-166
206
3. Manusia adalah ciptaan Allah yang diberitugas oleh-Nya untuk memelihara dan
menguasai Bumi tanpa merusaknya.
4. Melalui Hukum Taurat manusia dibelenggu, tetapi dalam Yesus Kristus manusia
diselamatkan dari belenggu dosa dan mendapat hidup.
Perbaikan:
Mengingatkan manusia pada gambar rupa Allah ke makna coram deo yang berrati wajah Allah.
Manusia diciptakan menurut tselem dan demuth, jika manusia jatuh ke dalam dosa berarti yang
baik itu sudah kosong sehingga norma kebaikan dalam dirinya sudah kosong, yang rusak itu
adalah kita tidak tahu lagi melakukan yang baik, keserupaan dan kesegambaran itu sudah buram,
tidak original lagi/ erosi kebaikan. Tetapi manusia harus menanggung hukuman Allah. Tetapi
walaupun begitu manusia tetap diingatkan bahwa manusia adalah coram deo.
Kelompok 8
Nama : Jepri Simanjuntak (14.2921)
Harriman Situmeang(14.2919)
Mata Kuliah : Dogmatika II
Teologi Hitam
283
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 1-10.
207
Kematian Multi Rasialisme
Mungkin faktor yang paling signifikan yang menjadi alasan munculnya teologi hitam di
Afrika Selatan adalah suasana yang berkembang di kalangan orang kulit hitam terhadap
resiko multi-rasialisme. Efek multi rasialisme ini tidak semuanya negatif. Memang benar
bahwa rekonsiliasi yang pernah dilakukan tidak memungkinkan beberapa orang kulit putih
untuk berpindah dari warisan rasis mereka ke pemikiran yang terbuka akan pluralisme. Jika
kaum Borjuis telah menjadi bencana bagi orang kulit hitam di Afrika Selatan, maka hal itu
juga merupakan bencana bagi orang kulit putih secara sebagian. Litle mengatakan bahwa
orang kulit putih telah mencoba melakukan kontak dengan orang kulit hitam untuk
melibatkan diri membantu tetapi dengan cap kemewahannya. Ini adalah beberapa faktor
utama yang menjadi penyebab munculnya teologi hitam.
284
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 11-17.
208
yang kita menolak sebagai keterasingan, filosofi permusuhan. Kegelapan kami, dengan kata
lain, adalah kesadaran nilai kita sendiri yang dalam menghadapi setiap pendekatan putih
untuk kita bahwa kita tahu. Kami kegelapan kesadaran hitam - tidak masalah memutuskan
kontak begitu banyak seperti itu adalah masalah dari keharusan sejarah tertentu. Putih gemar
berbicara hidup. Mereka mungkin mulai mengerti kegelapan sedikit jika mereka berpikir
bahwa orang kulit hitam juga memiliki kemauan untuk bertahan kemarahan waktu kita. Jika
karena itu kita menolak apartheid itu adalah untuk banyak alasan pendiri pro dari itu kami
ingin integrasi; karena kita tidak ingin integrasi, kami menolaknya. Kami ingin bertahan
sebagai laki-laki, dan jika kita tidak bersikeras kegelapan kita tidak akan berhasil dalam
dunia murah hati dihuni dengan nihilis putih, dan terutama di bagian dunia di mana kita
harus hidup dengan mereka, dekat mereka, bahkan di tengah-tengah mereka.
285
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 18-28.
209
Situasi orang kulit hitam di afrika selatan dalam perspektif simbol dewa
a) Allah sebagai mahakuasa, mahatahu, otoritas tertinggi.
Di Afrika selatan pria kulit hitam tahu dan merasa krisis penderitaannya pada titik
kegelapan itu. Dia benar-benar dibenarkan, walaupun dalam mengklaim bahwa ia
menderita karena kegelapan itu. Tapi dia salah jika dia melihat pengecualian nya dari
urusan sosial, politik dan agama dan pengambilan keputusan sebagai tidak lain dari hasil
rasisme putih.
286
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 29-35.
210
Dalam terang dari pendekatan ini titik awal untuk refleksi teologis adalah situasi
seadanya di mana Injil menemukan pria. Dalam metodologi teologi hitam kami
menemukan jarak dari demonstrasi kebenaran ini dengan cara refleksi teologis. Sebuah
pesan yang relevan dari Injil adalah bahwa yang tidak hanya membantu pria kulit hitam
untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri dan rasa hormat sebagai manusia, tetapi
yang berfokus perhatian pada penghapusan wajah manusiawi dari kehidupan modern.
Jika Injil berarti apa-apa, itu harus menyelamatkan pria kulit hitam dari kegelapan
sendiri, itu harus menjawab pertanyaan dasar eksistensialnya 'kenapa Tuhan
menciptakan saya hitam?. Masalah ini sebagian sudah ditekankan oleh penggunaan
bahasa. Pria kulit hitam harus diaktifkan melalui interpretasi dan aplikasi dari Injil
menyadari kegelapan itu, seperti keputihan, adalah krim yang baik alami wajah dari
Tuhan dan bukan kutukan kosmologis. Tantangan hitam teologi tidak bisa dipungkirin
kekristenan untuk terlibat dalam dialog dengan orang-orang kulit hitam yang merasa
bahwa entah bagaimana teologi belum mengambil mereka ke dalam pertimbangan.
287
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 36-47.
211
VI. TEOLOGI HITAM DAN HITAM PEMBEBASAN
Oleh James H. Cone288
Eksistensial hitam yang mengekspresikan dirinya dalam kekuatan hitam dan teologi
hitam berasal dari pengakuan bahwa identitas hitam harus didefinisikan dalam hal warisan
Afrika dan bukan perbudakan Eropa. Tepatnya, kekuatan hitam muncul pada musim semi
1966, ketika Carmichael sangat verbalised pada keengganan orang kulit hitam hidup di
bawah definisi putih kemanusiaan mereka. Kekuatan Hitam bahwa orang kulit hitam yang
secara terbuka menyatakan bahwa apapun yang orang kulit putih lakukan. Ini pasti akan
bekerja melawan kebebasan hitam. Bagaimana sejarah hitam dan kekuatan hitam yang
berkaitan dengan teologi hitam? Teologi hitam pulih masa lalu sengaja dihancurkan oleh
tuan budak, upaya untuk menghidupkan kembali simbol hidup lama dan membuat yang
baru. Signifikansi teologi hitam terletak pada keyakinan bahwa isi Injil pembebasan kristen,
sehingga setiap pembicaraan tentang Tuhan yang gagal untuk mengambil serius kebenaran
Tuhan sebagaimana terungkap dalam pembebasan yang lemah dan tertindas bukan bahasa
kristen. Tentu saja teologi hitam tidak dapat membuang waktu mencoba untuk menunjukkan
kepada penindas legitimasi pekerjaannya karena terhitung hanya untuk tuannya, karena ia
membuat dirinya dikenal melalui pembebasan komunitas tertindas.
288
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 48-58.
289
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 59-63.
212
kita, teologi hitam harus mengatakan sesuatu yang positif dan berarti bagi orang-orang kulit
hitam.
B. Afrika
Meskipun kami tidak berurusan dengan konsep waktu itu dalam kaitannya
dengan personal dalam perusahaan Israel, kita akan melakukan hal ini upaya kami untuk
memahami kepribadian perusahaan di Afrika. Sebuah Afrika mengalami waktu sebagian
melalui masyarakat yang akan kembali banyak generasi sebelum kelahirannya. Afrika
tidak budak ke waktu; mereka menciptakan waktu. Hal ini hanya dari konteks ini
kekerabatan yang kita mungkin bisa memahami konsep kepribadian perusahaan di
Afrika. Karena seperti yang kita tahu, itu adalah kekeluargaan yang mengontrol
hubungan sosial antara orang-orang dalam suatu masyarakat, yang mengatur kebiasaan
dan peraturan perkawinan, dan yang menentukan keberadaan suatu Afrika dan perilaku
satu individu terhadap yang lain. Seperti di israel konsep kepribadian perusahaan
memanifestasikan dirinya dalam hubungan sehari-hari, demikian juga di Afrika sebagian
besar masyarakat yang bersatu dengan hubungan kekerabatan, dan dalam hubungan ini
setiap bentuk kejahatan yang seseorang menderita, apakah itu moral atau kejahatan alam,
diyakini disebabkan oleh anggota komunitasnya. Akhirnya, Tuhan memanggil setiap
orang hitam mengorbankan kerinduan individunya dan mewah untuk panjang dalam
sebuah komunitas dinamis cinta di mana setiap orang kulit hitam menemukan keberadaan
bermakna menerobos penindasan, ketidakadilan dan solidaritas.
290
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 65-73.
213
IX. TEOLOGI HITAM: SEBUAH TINJAUAN PRIBADI
Oleh Mokgethi Motlhabi291
Munculnya teologi hitam sedikit pun doktrin dari total pembebasan orang kulit hitam
telah menjadi salah satu mata pelajaran yang paling kontroversial yang mempengaruhi dia di
Afrika selatan ini hari. Perbedaan yang membuat kesadaran hitam gerakan 'sekuler' dan
gerakan teologi hitam 'agama' saya menemukan kemalangan. Mungkin tujuan tunggal
perbedaan ini adalah untuk menunjukkan sudut pandang, sehingga sementara objek untuk
kedua gerakan dasarnya sama, pendekatan teolog terhadap realisasinya sedikit berbeda dari
filsuf, ilmuwan sosial atau politisi. Jadi itu adalah bahwa manusia terasing dirinya dari
Allah. Tapi karena Tuhan adalah unsur pemersatu antara manusia dan manusia, keterasingan
dari Allah berarti keterasingan dari sesama manusia dan akibatnya keterasingan dari dirinya
sendiri. Memiliki sehingga diperiksa fenomena dari mana manusia harus dibebaskan, kita
sekarang dapat masuk lebih dalam ke makna teologi hitam. Ini adalah aspek kesadaran hitam
yang berusaha untuk berhubungan Tuhan dan gamut nilai-nilai agama untuk pria kulit hitam
dalam situasi di Afrika Selatan. Menjadi hitam di negara kita berarti pertama, menjadi
korban dari apartheid dan objek penjajahan, pencabutan hak waris dan eksploitasi.Meskipun
teologi hitam adalah teologi pembebasan, itu kontras dengan 'keselamatan jiwa' tradisional
teologi dalam hal itu tidak jauh dengan semua nada dualistik yang membagi manusia dari
dirinya sendiri dan berkonsentrasi pada satu bagian saja. Teologi Hitam pria dianggap
sebagai keseluruhan yang lengkap, pikiran tubuh-jiwa komposit di dan dihadapkan oleh
situasi sempurna. Teologi hitam bukan teologi baru juga bukan proklamasi Injil baru.
Teologi hitam menanggung perhatian setiap christian bagi penyebaran Injil, reorientasi dan
rehabilitasi orang-orang dewa.
291
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 74-80.
292
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 81-92.
214
akhirnya realisasi ultimacy mereka dan ke tahta Tuhan. Efektivitas pelayanan gereja ini
menggambarkan kenyataan bahwa Tuhan dapat berbicara dengan orang Afrika dalam bahasa
mereka sendiri dan dalam pengaturan tradisional dan budaya mereka sendiri.
293
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 93-103.
215
Putih orang selalu mencari cara untuk membuat dikenal kasih Yesus Kristus kepada semua
orang. Kedua kelompok etnis tidak mengaku tahu kapan Kristus kembali, tapi mereka tahu
bahwa waktu untuk menjangkau adalah sekarang. Kedua, Mereka semua tahu bahwa Tuhan
kita Yesus Kristus ingin kita untuk menceritakan kisah-Nya untuk teman-teman dan kerabat,
selain menjangkau orang-orang yang tidak kita ketahui. Kedua Hitam dan Putih Kristen
bersedia untuk memberitahu mereka bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya yang bisa
menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian. Kedua kelompok etnis ingin memberitahu
orang-orang bahwa Yesus Kristus membantu kita, menyediakan bagi kita, dan mengasihi
kita. Namun, Hitam dan Putih masyarakat, yang saya telah bertugas di daerah Kongregasi
United Methodist di Afrika dan Amerika Serikat mengambil cara yang berbeda untuk
menjangkau belum bergereja, tidak aktif, dan orang-orang kafir. Karena individualisme,
yang merupakan aspek yang kuat dari budaya Barat, Masyarakat putih umumnya
menjangkau anggota keluarga mereka yang pertama, sebelum menghubungi anggota non-
keluarga. Mereka mungkin bersedia untuk berpartisipasi dalam lokakarya komite penginjilan
untuk belajar bagaimana untuk menjangkau orang lain294.
294
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 104-108.
216
mengganggu ketertiban di Dalam Budapest gereja-gereja anggota LWF putih dari Afrika
Selatan dan Afrika Barat yang ditawarkan untuk menarik diri dari LWF untuk saat ini.
Tawaran mereka tidak diterima. Terutama anggota hitam dianggap penting bahwa LWF
akan menjadi pihak yang aktif dalam suspensi295.
295
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973,109-118.
296
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 119- 129.
217
dikenakan oleh kekuatan supremasi kulit putih. Menurut Cone, teologi hitam adalah teologi
penuh gairah yang menolak wacana teologis emosional yang gagal untuk mengambil
pengalaman serius manusia. Cone berpendapat bahwa teologi yang tidak muncul dari
pengalaman manusia adalah terasing, wacana abstrak yang tidak dapat mengalahkan
kejahatan di Dunia. Teologi memihak ini juga telah gagal untuk berbicara profetis terhadap
supremasi kulit putih. Saya akan mengutip Cone panjang lebar mengenai penggunaan
pengalaman hitam sebagai tema pengendali untuk teologi hitam: Tidak akan ada teologi
hitam yang tidak menganggap serius pengalaman kehidupan hitam penghinaan dan
penderitaan. Ini harus menjadi titik tolak dari semua percakapan Tuhan yang berusaha untuk
menjadi percakapan hitam. Ini berarti bahwa teologi hitam menyadari bahwa itu adalah
manusia yang berbicara tentang Allah, dan ketika mereka manusia hitam, mereka berbicara
tentang Allah hanya dalam terang pengalaman hitam. Hal ini tidak bahwa teologi hitam
menyangkal pentingnya wahyu Tuhan adalah dalam Kristus, namun kulit hitam ingin tahu
apa artinya Yesus Kristus ketika mereka dihadapkan dengan kebrutalan racisme. Jika Cone
mengakui bahwa ia tidak bisa bebas sampai semua bebas, dan berpendapat bahwa semua
orang kulit hitam menderita kondisi yang menindas, maka itu adalah mengherankan bahwa
gelombang pertama ini teologi pembebasan hitam gagal untuk mengakui seksisme sebagai
masalah. Hal ini semua lebih jelas bahwa ada kesenjangan dalam penilaian pembebasan
hitam theologis kehidupan hitam dan pengalaman yang diberikan respon kaum wanita297.
297
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 130- 140.
218
harapan bahwa mereka akan memicu debat, kritik dan diskusi tentang peran seminaris
hitam yang berada di jalan untuk menjadi pendeta hitam298.
TANGGAPAN TEOLOGIS
Lebih dari seratus tiga puluh tahun setelah Nat Turner digantung, teologi hitam muncul
sebagai disiplin formal. Dimulai dengan "kekuatan hitam" gerakan pada tahun 1966, pendeta
hitam di banyak denominasi besar mulai menilai kembali hubungan gereja Kristen untuk
masyarakat kulit hitam.
Kaukus hitam dikembangkan digereja-gereja Katolik, Presbyterian, dan
Episkopal."Dorongan utama dari kelompok-kelompok baru adalah untuk mendefinisikan
kembali arti dan peran gereja dan agama dalam kehidupan orang-orang kulit hitam. Dari
298
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 141- 146.
299
Black Theology: The South African Voice,ed. Basil Moore, (London: C. Hurst & Company), 1973, 147-156.
219
pemeriksaan ulang ini telah datang apa yang beberapa telah disebut 'Black Teologi. Untuk
pertama kalinya dalam sejarah pemikiran keagamaan hitam, pendeta hitam (terutama yang
berpendidikan, kelas menengah pendeta hitam) dan teolog hitam mulai mengenali kebutuhan
untuk benar-benar baru "titik awal" dalam teologi.Mereka bersikeras bahwa titik awal ini harus
didefinisikan oleh orang-orang di bagian bawah dan bukan puncak tangga sosial ekonomi. Jadi,
teolog hitam mulai membaca kembali Alkitab melalui mata kakek-nenek budak mereka dan
mulai berbicara tentang solidaritas Allah dengan tertindas di bumi300.
Black Theology dan Black Power. Berdasarkan keunggulan dari "pengalaman hitam,"
Cone mendefinisikan teologi sebagai "studi rasional keberadaan Allah di dunia dalam terang
situasi eksistensial komunitas tertindas, yang berkaitan pasukan pembebasan esensi Injil, yang
adalah Yesus Kristus.teologi Cone meminta (dan berusaha untuk menjawab) pertanyaan," Apa
ajaran Kristiani harus mengatakan kepada orang-orang kulit hitam berdaya yang keberadaannya
terancam setiap hari oleh tentakel berbahaya kekuasaan putih?. Dalam menjawab pertanyaan
penting ini, Cone menekankan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara teologi hitam dan
apa yang telah disebut "kekuatan hitam." Cone mengatakan bahwa kekuatan hitam adalah
ungkapan yang mewakili kedua kebebasan hitam dan hitam penentuan nasib sendiri "dimana
orang kulit hitam tidak lagi melihat diri mereka sebagai tanpa martabat manusia tetapi sebagai
laki-laki, manusia dengan kemampuan untuk mengukir nasib mereka sendiri301. Cone
mengatakan teologi hitam adalah mitra agama kekuasaan hitam."Teologi Hitam adalah lengan
teologis dari Black Power, dan Black Power adalah lengan politik Teologi Hitam. Dan sementara
Black Power berfokus pada kondisi politik, sosial, dan ekonomi dari orang kulit hitam, Black
Theology menempatkan hitam identitas dalam konteks teologis302.
Kami mendapatkan wawasan tentang apa artinya Cone oleh "teologi hitam" dan
"kekuatan hitam" dengan memahami apa yang berarti kegelapan di teologinya. Cone mencatat
dua aspek kegelapan: fisiologis dan ontologis. Dalam arti pertama, "hitam" menunjukkan sifat
fisiologis.Hal ini mengacu pada "orang berkulit hitam tertentu di Amerika. Dalam arti kedua,
"hitam" dan "putih" tidak berhubungan pigmentasi kulit, tetapi untuk "sikap seseorang dan
tindakan ke arah pembebasan orang kulit hitam yang tertindas dari rasisme putih."
Blackness demikian "simbol ontologis untuk semua orang yang berpartisipasi dalam
pembebasan manusia dari penindasan. "Dilihat dari sudut ini," kegelapan "dapat dikaitkan
dengan orang-orang yang tidak memiliki kulit hitam tapi yang bekerja untuk pembebasan.
Sebaliknya, "putih" dalam pemikiran Cone melambangkan aktivitas etnosentris dari "orang-
orang gila sakit dengan konsep diri mereka sendiri" dan dengan demikian buta dengan yang
melanda mereka dan menindas orang lain. Keputihan melambangkan penyakit dan
penindasan.Teologi putih karena dipandang sebagai perpanjangan teologis yang sakit dan
300
Charles V. Hamilton, The Black Preacher in America, (New York: William Morrow), 1972, hlm 140.
301
James H. Cone, A Black Theology of Liberation (hereafter Liberation), (Philadelphia: J. P. Lippencott), 1970, hlm.
32
302
James H. Cone, quoted in K. Bediako, "Black Theology," in New Dictionary of Theology, ed. Sinclair B. Ferguson
and David F. Wright (Downers Grove, IL: InterVarsity Press), 1988,hlm. 103
220
penindasan303. Banyak Basis Cone dalam teologi liberasionisnya pada pembebasan Israel dari
penindasan di bawah Mesir. Dia mengatakan bahwa tema konsisten dalam nubuatan Israel
adalah perhatian Yahweh untuk "kurangnya keadilan sosial, ekonomi, dan politik bagi mereka
yang miskin dan yang tidak diinginkan di masyarakat. Ini Tuhan yang sama, Cone berpendapat,
bekerja untuk pembebasan kulit hitam tertindas di abad kedua puluh Amerika. Karena Allah
membantu kulit hitam yang tertindas dan telah mengidentifikasi dengan mereka, Allah sendiri
disebut sebagai "hitam."Perspektif dominan hitam teologi di Allah adalah "Allah dalam tindakan,
memberikan tertindas karena kebenaran-Nya. Dia harus dilihat, tidak dengan cara transenden
namun imanen, di antara umat-Nya. Allah adalah "imanen "dalam arti bahwa Ia bertemu dalam
situasi sejarah yang konkret pembebasan304.
Yesus melampaui seluruh masalah budaya dalam membahas isu-isu spiritual dengan
wanita itu. Ketika datang untuk hubungannya dengan Allah, masalah pindah dari warisan budaya
dia hatinya dan kriteria untuk hubungan yang benar. Yesus mengakui perbedaan budaya, tapi
dianulir mereka ketika mereka campur dengan cara apapun dengan kebenaran tentang Allah.
Prinsip kita dapat berasal dari hal ini : Budaya harus selalu mengambil kursi belakang
untuk kebenaran Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Apa bagian ini mengatakan
kepada hubungan Alkitab dengan pengalaman hitam? Evans menjawab: "Ia mengatakan bahwa
kita sebagai orang kulit hitam tidak dapat mendasarkan hubungan kita dengan Tuhan, atau
pemahaman kita tentang Allah, tentang warisan budaya kita Yesus tidak meminta orang kulit
hitam menjadi putih atau putih untuk menjadi orang-orang Yahudi, tetapi dia menegaskan bahwa
semua mencerminkan Allah. Kebenaran seperti yang diberikan dalam Alkitab. Dimana budaya
tidak melanggar Firman Tuhan, kita bebas untuk menjadi apa yang Allah menciptakan kita untuk
menjadi, dengan semua keunikan yang menyertai warisan budaya kami. Namun, kebenaran dari
Alkitab menempatkan batasan pada budaya kita pengalaman305.
Daftar Pustaka
Anthony T. Evans,
1977 Biblical Theology and the Black Experience, (Dallas:
Black Evangelistic Enterprise).
303
James H. Cone, A Black Theology of Liberation (hereafter Liberation), (Philadelphia: J. P. Lippencott), 1970, hlm.
29
304
H. Wayne House, "An Investigation of Black Liberation Theology," Bibliotheca Sacra 139 (April-June),
1982,hlm. 163.
305
Anthony T. Evans, Biblical Theology and the Black Experience, (Dallas: Black Evangelistic Enterprise), 1977,
hlm.13-14.
221
Charles V. Hamilton,
H. Wayne House,
James H. Cone,
James H. Cone,
Kelompok 9
Nama : Johanes Simatupang (14.2887)
Jhonathan Sitanggang (14.2854)
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen :Pdt.Dr. J. Boangmanalu
BAB I
PENDAHULUAN
Doktrin Penebusan yang dimunculkan oleh Bapa-bapa gereja awal, tidak pernah
mendapat perhatian yang layak oleh para ahli. Ini dikarenakan banyaknya kerumitan pada
masalah yang muncul. Sehingga pemikiran Bapa-bapa Gereja dinilai tidak cukup jelas dan sulit
dimengerti oleh semua orang kecuali para ahli. Maka dari itu, pada buku ini ditawarkan kepada
222
pembaca yang tertarik dengan teologi, terutama ajaran tentang penebusan yang dituliskan oleh
para Bapa-bapa gereja pada zaman patristik. Adapun dalam buku ini 4 garis besar yang menjadi
pembahasan kelompok, yaitu :
BAB II
ISI
306
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, (London: A. R. Mowbray & Co. Limited, 1952), 29-33
223
sebagai seorang penyelamat yang persuasi, dan tidak memaksa, tidak menganiaya, dan tidak
menghakimi. Ini dianggap bagian dalam gambaran dari Teologi Penebusan melalui Kristus, dan
itu dianggap cocok karena bersifat moralis dan dogmatis. Teologi seperti inilah yang menjadi ciri
dari kekristenan pada abad kedua awal.307
Selain pengajaran dan Teladan Kristus, kita dapat mengatur konsep Kristus sebagai
sumber penerangan. Kristus memberikan cahaya dan menyelamatkan anak-anaNya, kita telah
diselamatkan dari kegelapan yang menyelimuti kita. Melalui Yesus Kristus Allah telah
memanggil kita dari kegelapan menuju terang, dari ketidaktahuan kepada pengetahuan nama-
Nya yang mulia. Pada liturgi ini, maka tidak heran dengan istilah iluminasi (cahaya) sebagai
istilah untuk Pembaptisan pada abad-abad awal. Pada bagian ini, telah disebut fokus ajaran
keselamatan. Selama abad kedua, penekanan beralih dari Sejarah Yesus kepada Firman Allah.
Dari sini mulailah dari anatara Bapa Apostolik, Clement dari Alexandria memahami Kristologi
yang berbeda Dari sini mulailah dari anatara Bapa Apostolik, Clement dari Alexandria
memahami Kristologi yang berbeda yang mempengaruhi berbagai tempat secara keseluruhan
mengenai Doktrin Penebusan Dosa. Dari ini seorang Profesor dari Halle, bernama F. Loofs
memberikan kontribusnya untuk menandai perbedaan yang jelas antara dua kosep yang berbeda
dari Logos pada abad ke-2. Ia menunjukkan dengan cermat perbedaan antara pentingnnya
tulisan-tulisan Bapa seperti S. Ignatius, Irenaeus, dan Theophillus. Bagi Irenaeus, Fiman
merupakan benar-benar perkataan Allah, yang tidak bisa dimengerti dan dipahami. Bahwa
dengan mengungkapkan fungsi firman Allah harus dikaitkan dengan ajaran Kristus yang kita
harapkan. Fokus mengenai hal ini, adalah bahwa sangat jelas firman berinkarnasi atau menjelma
dalam kehidupan diri Yesus. Bagi Iranaeus, Firman adalah Allah sendiri yang menugnkapkan
diri-Nya dalam diri Yesus yang menyatakan Firman dan melakukan penebusan. Irenaeus juga
menekankan keunikan dari tindakan Allah dalam Kristus. Ireaneus juga memiliki pemikiran yang
inklusif dimana baginya siapa yang hidup sesuai dengan Firman Allah sebelum kedatangan
Kristus, sekalipun ia ateis, ia akan di selamatkan melalui Yesus Kristus.308
Ini juga ditegaskan oleh Clement, Dia secara jelas mencatat bahwa semua orang Yahudi
yang saleh dan orang-orang kafir akan memiliki kesempatan mengikut Kristus. Dia
menghubungkan 1 Petrus 3: 18 dengan ajaran turun ke dunia orang mati. Disini kita menemukan
bukti teks, banyak bukti dalam tradisi Christus Victor, digunakan untuk mengabdi, dengna tujuan
ajaran penebusan sebagai iluminasi (penerang).309
1. Bapa Gereja
Kita dapat melihat betapa pentingnya dalam tulisan-tulisan mereka tentang gagasan
Kristus sebagai Guru. Ini menjadi kontribusi utama Bapa gereja untuk ajaran mengenai
307
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 34-35
308
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 36-39
309
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 40-41
224
penebusan. Banyak dari mereka dikenal dengan tradisi moralisme yang begitu terkenal menjadi
ciri Kekristenan dari abad pertama dan kedua awal.310
2. Apologis
Mereka hampir sama dengan Bapa gereja, namun berada dalam tingkat yang lebih
filosofis. Mereka mewakili generasi pertama dari apa yang sekarang disbeut sebagai orang yang
menjaga kekristenan, yang bersangkutan untuk mesuk kepada komunitas dunia kafir atau berhala
yang ada di sekitar mereka. Mereka menghadirkan Kristen sebagai filsafat baru, dan mungkin
sedikit menekankan pada unsur-unsur dalam agama Kristen. 311
310
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 43
311
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 44-45
312
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 47-49
313
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 49-53
225
mempertahankan nilai moral dari Kemenangan Kristus atas iblis. Pertama, Iblis tidak
memiliki gelar dalam dirinya. Kemudian, Keseluruhan memiliki kontrol penuh dari
Tuhan, ini yang menunjukkan indentitas Allah Pencipta dengan Penebusan dan kesatuan
pola keselamatan yang mendasari semua karyanya. Ada kutipan dari Origenes diartikan
sebagai berikut : Iblis mengira karena kematian Kristus ia telah menang, tetapi
sebenarnnya itu tidak berlaku kepada Yesus, karena Yesus bebas dari antara orang mati
dan lebih besar kuasa-Nya dari kuasa maut. Kemudian mereka yang dikuasai oleh
kematian dapat mengikut Dia. Semua orang yang bersama Yesus lebih kuat dari pada
maut. Kemudian ada pandangan lain yang menyebutkan terjadi peperangan antara Allah
dan Iblis. Dalam tologi Kristen, ada penjelasan Teori Penebusan yang dibuat oleh Origen
dengan ide dasar bahwa setan tertipi di dalam transaksi, ketika Kristus menjadi korban
tebusan yang dibayar kepada Iblis sebagai pengganti jiwa manusia yang mati dalam dosa.
Pandangan Teroi ini mendapat kritikan tajam, teurtama melalui pertanyaan, mengapa
Allah harus membayar tebusan kepada Iblis?, kemudian jika tebusan dibayar kepada
Iblis, maka seolah-olah Iblis memiliki kuasa yang lebih besar dari pada Allah, sehingga
harus menuruti tuntutannya.314
3. Ada 2 unsur yang terlihat dalam Judul ini: 315
a. Pemulihan
Irenaeus tidak pernah lelah untuk menekankan kesatuan maksud dan tujuan dibalik
penciptaan dan Penebusan. Ini merupakan bagian penting dalam bertahan dan
melawan Gnostisme dan Marionisme. Istilah rekapitulasi berperan sebagai suatu
istilah yang menghubungkan antara penciptaan dan penebusan. Disini Kristuslah
yang merekapitulasi Ciptaan dalam diri-Nya, sehingga tejadi pemulihan terhadap
manusia. Dosa Adam menghilangkan rupa Allah dari manusia, dan hak untuk
bersekutu dengan-Nya. Namun setelah Adam jatuh ke dalam dosa, ia tidak pernah
bisa lari dari Allah, dan dalam Kristus, umat manusia dikembalikan lagi seperti
semula.
b. Pengulangan
Dalam buku yang ditulis oleh Lawson, dalam sebuah buku pada teologi Alkitabiah
dari Irenaeus, menggambarkan Perawan Maria sebagai perpanjangan anak Allah.
Namun demikian kemungkinan bahwa hal itu melampaui bukti untuk
menggambarkan Bunda Maria sebagai anak Allah. Ada perbedaaan yang mencolok
dari istilah antara peran Tuhan dan Maria. Yang satu gambarkan sebagai
recapitulatio, yang lain hanya sebagai pengulangan. Bagi Athanasius, yang masih
menjadi bagian Kemenangan adalah, Logos yang tidak binasa dan yang memulihkan
dan mengembalikan apa yang hilang dari manusia karena dosa Adam. Sifat dalam
diri kemanusiaan Allah menjadi ciri khas, dan ini menjadi dasar terminologi
314
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 53-60
315
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 63-65
226
reapitulatio dan alur otentik dari tradisi Christus Victor. Pada saat ini teori lebih
lanjut dari Penebusan menjadi lebih dalam dikaitkan dengan tradisi Logos.316
Ada empat pokok utama dari tradisi yang terjadi pada periode patristik. Dua diantaranya
tampak memiliki hubungan khusus dengan Sejarah Kristus. Sedangkan yang dua lagi lebih
terfokus kepada Firman yang Ilahi, meskipun terkait dengan Inkarnasi-Nya. Kelompok pertama
berisi pandangan dimana bagian eskatologis lebih menonjol, dengan sedikit bagian tentang
kejatuhan dan dampaknya. Para Bapak gereja terdahulu melihat Penebusan dibawa melalui
Firman anugerah dari kemanusiaan dengan kepenuhan metafisik dari wujud Allah, sedangkan
yang kedua menggambarkan tujuan Penebusan sebagai hal yang ilahi yang ditimbulkan oleh
hubungan erat dengan Keilahian Logos melalui Kemanusiaan-Nya. Penekanan pada Ekstaologis
yang dijelaskan Bapa Apostolik dinilai kurang. sebagaimana yang ditunjukkan N.P Williams,
tulisan-tulisan mere yang ditandai dengan kurang lengkapnya perhatiannya mengenai Kejatuhan
dan Konsekuensinya. Dalam pandangan mereka Penebus telah memberikan kepenuhan
ekstaologis. Dengan demikian ajaran-ajaran rasul berbicara tentang Kristus sebagai yang telah
menungkapkan pengetahuan, iman, dan keabadian. Sejuh ini, keabadian dan kehidupan kekal
adalah istilah yang hampir tidak dapat dibantah; dan penekanannya pada janji untuk masa depan
yang lebih baik dari masa sekarang. 317
Selanjutnya istilah jasmanis telah menjadi istilah teknis di antara para ahli doktrin/ ajaran
sejak tahun-tahun awal abad ini yang secara luas digunakan oleh Harnack dan Loofs. Yang
terakhir menawarkan definisi : Teori Fisik adalah konsep Penebusan sebagai penghapusan
tentang kebinasaan melalui Kristus. Hal ini mungkin ditambahkan bahwa penebusan semi
jasmani ini sering dipandang sebagai mediator dengan dengan sistem sakramental. Hubungannya
dengan ajaran rekapitulasi dapat dianggap sebagai fundamental. Dalam pemahaman S. Ignatius,
kita menemukan dua elemen pada teori fisik, seperti penilaian positif dari kemanusiaan Tuhan
dan konsep Ekaristi sebagai cara kepada keabadian. Sejauh ini memang belum mampu untuk
melacak pemikiran yang masuk akal dari doktrin Penebusan atas dasar penyebab dan
dampaknya. Namun dalam tulisan yang berkembang ditemukan tentang hal mengaitkan
pemulihan dari ketidakbinasaan dengan sengsara. Melalui penderitaan-Nya, Tuhan telah
316
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 68-69
317
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 70-72
227
menghancurkan kematian, menghancurkan kebodohan, dan menunjukkan kebenaran. Disini kita
melihat pengaruh dari tradisi Christus Victor, dengan peneanan yang kuat pada pentingnya
Inkarnasi secara keseluruhan terutama pada penderitaannya. Kemudian mengenai berbagai
pemahaman metafisik dari pemahaman ini dimulai dari para pemikir dari Yunani dan berlanjut
pada Bapa-bapa gereja di Aleksandria, sedikit diubah ke arah mistis. S. Justin, mengingatkan
bahwa Allah bermaksud untuk melindungi manusia dari kebinasaan, menyangkal tentang
keabadian roh manusia dalam daging, karena kebadian itu hanya milik Allah saja. Meskpun
ajaran dari ciri keabadian dan ketidakbinasaan merupakan hal yang tidak terlihat secara
menyeluruh, catatan yang lebih spiritual diperkenalkan dalam konsep pemulihan untuk manusia
melalui bersatu dengan Allah.318
Selanjutnya kita diingatkan masalah yang menimpa penafsiran beberapa bagian dari
Alkitab, dimana hampir tidak mungkin untuk memutuskan apakkah kata pneuma berarti roh
manusia atau Roh Allah. Hal ini mungkin mengejutkan untuk menemukan bahwa teori Pre-
Natal, yang merupakan salah satu bagian yang paling diperdebatkan dari sistem Origen. Dalam
hal ini Origen memperjelasnya dengan 3 poin :
1. Istilah Deifikasi/ pengilahian telah terlalu tegas dan akhirnya menjadi tradisi orang
Kristen. Perasaan awal pada ide tersebut mungkin terkandung dalam perumpaan dari
Hermas tanpa kecendrungan untuk memperluas untuk diberikan kepada orang-orang
Kristen tentang kepercayaan yang telah mereka pegang. Hal ini menjadi suatu istilah
pengalaman mistik yang membuat manusia mampu karena hidupnya dalam kasih karunia
Allah.
2. Dasar Krsitologis dari doktrin Penebusan, secara radikal berbeda dari yang telah lihat
sampai sekarang. Para Filsuf bersikeras atas Penebusan oleh Logos terlepas dari
Inkarnasi. Jika Allah adalah sumber dari segala kehidupan yang baik, Logos adalah
Tuhan utuk semua orang yang baik, baik Yahudi maupun Kafir. Penebusan melalui
Inkarnasi hanya berbeda dalam derajat dari yang menerima di luar Inkarnasi. Bagi
Clement, tujuan Penebusan mengangkatnNya melampaui kehidupan kemanusiaanNya
sendiri.
3. Unsur Mistis dalam memahami tradisi ini berkaitan dengan Ajaran Bapa dari Bapa
Gereja mengenai Penebusan datang dari S. Athanasius dan S.Gregory pada abad ke
empat. Dalam Teologinya, De Incarnatione, S. Anthanasius menunjukkan dirinya secara
jelas berada pada tradisi Penebusan oleh deifikasi sudah berhubungan erat dengan Logos
Kristologi. Firman menjadi manusia, membentuk kita menjadi dimuliakan. Tapi
Athanasius sebagai teolog Alkitabiah. Ia mengalihkan perhatiannya kepada sifat dan
dampak dari Dosa Adam, disini kita menemukan perkembangan dari pandangan
sebelumnya. Adam awalnya hidup hampir seperti Allah. Jadi Dosa Adam memiliki
dampak yang menghancurkan. Kita adalah anak-anak Allah karena kasih karunia Allah.
Namun Kejatuhan membuat hilangnnya status kemuliaan sebagai anak. Manusia yang
318
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 73-78
228
jatuh kini telah menjadi kosong dari Logos. Dan untuk mendapatkan kemuliaan sebagai
anak Allah, diperlukan dua syarat, yaitu tindakan penyelamatan dari Allah dan tindakan
pertobatan dalam diri manusia sendiri.319 Athanasius menekankan tiga faktor, yaitu
keberadaan dan pentingnnya kehendak bebas dalam diri manusia. Ia cenderung untuk
memperkirakan deifikasi dengan cara mengingatkan kita pada Irenaeus. Dan Ia
memberikan tambahan pada bagian Roh Kudus dalam Teologi Penebusan. Kemudian,
Athanasius memulai pemikirannya tentang doktrin Penebusan pada tingkat mistis,
dimana diperolehnya dari pendahulunya yaitu Aleksandria. Pada Gregory kita
menemukan kecendrungan yang lebih besar pada penekanan dasar filosogis, dimana ia
memiliki kesamaan dengan Origen dan kurang kemauan dalam membentuk pemikirannya
pada data Alkitab. Adam dan Hawa digambarkan awalnya seperti 2 malaikat yang
memiliki rupa Allah. Namun melalui kejatuhan manusia, manusia mengalami penderitaan
dan kesedihan. Meskipun beigtu manusia tidak kehilangan gambar Allah. Namun tidak
ada identitas substansi antara keduannya. Allah tidak diciptakan, dan manusia pada
dasarnya tetap makhluk yang diciptakan.320
Unsur-unsur fisik dalam ajarannya menjadi menonjol ketika ia memikirkan bagaimana
tindakan penebusan ini dimediasi kepada kehidupan manusia melalui sakramental. Pembaptisan
dan Ekaristi yang menunjukkan artinya, dimana Logos melanjutkan karya penebusan-Nya
diantara manusia. Melalui baptisan kita mengenakan Kristus, atau lebih tepatnya menerima
kembali dengan rupa Tuhan, dan oleh Ekaristi, Kristus memasukkan sendiri sebagai jenis benih
pemulihan ke dalam tubuh orang percaya. Penebusan tidak melibatkan kurangnya perhatian
penyelamatan. Setiap Bapa gereja dalam tradisi ini memiliki kesulitan sendiri dalam
penafsirannya dan kajian secara keseluruhan seperti yang kita lihat. Memperadapkan kita dengan
berbagai pandangan wawasan, dan arti. Namun dalam seluruh tradisi ini, ada satu jawaban
kepada pertanyaan yang sentral dari doktrin penebusan, Cur Deus Homo? Yaitu, Dia menjadi
manusia agar kita bisa dimuliakan321
1. Martin Werner memberikan 18 acuan yang menurutnya berasal dari tradisi ini, mulai dari
para Bapa Apostolik hingga kepada tulisan-tulisan Athanasius. Hal ini jelas bahwa tradisi
ini bukanlah karakteristik dari ajaran Penebusan Ketimuran secara keseluruhan.
319
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 81-88
320
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 89-93
321
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 93-95
229
2. Fakta bahwa tidak ada bentuk-bentuk lain dari ajaran Penebusan yang dapat di temukan
dari para penulis Barat. Doktrin Rekapitulasi misalnya. Yang kita lihat berhubungan erat
dengan tradisi Christus Victor, yang dimunculkan lagi oleh Tertulian. Yang dimana
diungkapkan tentang kesejajaran antara Hawa dan Perawan Maria. Kemudian S.
Ambrose memberikan catatan khusus tentang kesamaan Kristus dan Adam. Adam berasal
dari debu, Kristus dari seorang perawan. Adam diciptakan menurut gambar Allah, Kristus
adalah Allah sendiri, dan sebagainya.
Selain itu juga muncul beberapa referensi untuk Doktrin Deifikasi yg bersifat Ketimuran.
Cyprian mengingatkan ungkapan Ireaneaus : Anak Allah menderita untuk menjadikan
kita anak-anak Allah. Hal ini memiliki kesamaa yang dekat dengan Agustinus yang
berbicara secara langsung bahwa Allah telah turun kepada kematian dan membuat kita
beroleh bagian dari ke-Ilahian-Nya.322
Yang menjadi daya tarik dari Teori Korban Kristus sehingga mudah berkembang di
dunia bagian Barat dapat dijelaskan seperti berikut :
1. Di Barat, Kekristenan memiliki karakter tersendiri dibanding dengan sekte lain. Aulen
meminta perhatian keterikatan doktrin ini dengan penggunaan gagasan seperti
penebusan yang berasal dari masa teologi awal pada saat teori dan praktek pertobatan.
Tertulianus misalnnya, menggunakan istilah penebusan berkaitan dengan penebusan dosa
bersama kebebasan, sebelum rekannya Cyprian memperkenalkan gagasan dengan sedikit
usaha berkenaan dengan doktrin Kematian Kristus. Kemudian perkembangan dari doktrin
ini belakangan ini sangat bergantung pada kebutuhan untuk memberikan dasar pemikiran
teologis untuk praktek baptisan bayi, yang dewasa tanpa tekanan doktrinal.
2. Bagaimanapun, teori seperti Penebusan melalui kematian Korban Keselamatan memiliki
daya tarik yang besar bagi pikiran hukum dan praktis dari Barat. Ritus Ekaristi juga
merupakan refleksi dari pandangan yang sama dalam teologi penebusan yang
menawarkan interpretasi dari kematian Kristus sebagai sebuah proses transaksi bagi kita
yang dilakukan dalam Pribadi Sang penebus.
3. Kristologi Barat yang di kemukakan Leo selalu memberikan penekanan yang kuat atas
sifat Inkarnasi dari Tuhan. Dimana Loofs dan lainnya juga mencatat karakter
fundamental yang bersifat duails. Kristus adalah Allah dan manusia. Penilaian positif
gereja tentang hal ini tidak hilang dari Gereja Barat.
4. Dominasi pemikiran korban di seluruh teologi Barat dan hubungan dekat kultus dan
teologi digarisbawahi oleh pertimbangan teologi Ekaristi Barat. Loofs menggambarkan
teologi Ekaristi Barat sebagai simbol pengorbanan. Secara teknis ini berarti bahwa
teologi Ekaristi barat ditandai dengan dua ciri. Ekaristi secara bebas digambarkan dalam
322
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 96-98
230
bentuk korban. Sementara ini masih jauh dari yang tidak diketahui di Timur, hal ini
tentunya lebih khas dari Barat. Kemudian Loofs menjelaskannya lebih lanjut tradisi ini
sebagai simbolis, tanpa menjelaskan kelanjutan dari roti dan anggur dalam Kurban
Ekaristi. Sama seperti di doktrin Kematian Kristus pentingnya korban dari kemanusiaan
penuh ditekankan, sehingga dalam teologi Ekaristi Gereja Barat biasanya mengambil
Ekaristi ke dalam bagian pengorbanan. Werner mencatat hubungan erat antara penebusan
dan Ekaristi dari gereja Barat, tetapi kehilangan makna sebenarnya. 323
Doktrin mengenai Kristus sebagai korban kita mendapat beberapa dukungan
Alkitabiah, yang sesungguhnya ada periode sejarah Gereja yang telah diakui sebagai satu-
satunya ajara Alkitab yang benar. S. Paul memang berbicara tentang pendamaian dan
penebusan atau tebusan, tapi secara umumnya bersifat non-korban dari konsepnya tentang
Hukum Yahudi, secara keseluruhan belum utuh sehingga harus ditafsirkan ke dalam arti penuh.
Reaksi tersebut mungkin terlalu berlebihan, tapi besar kemungkinan bahwa makna yang melekat
pada korban pendamaian oleh Paul, lebih di leburkan dari maksudnya pada tulisan-tulisan
mengenai Undang-undang Imam. Tidak diragukan lagu bahwa banyak dari Perjanjian Lama
gambar dan istilah yang signifikan pada Perjanjian baru tentang kematian Kristus diungkapkan
dikorbankan oleh orang sekitarnya. Pada surat Ibrani yang kebanyakan cirinya menyerupai
doktrin Barat yang menganggap Kristus sebagai korban keselamatan.324
Sementara penjelasan dari Tertulianus tentang ajarannya tentang Kematian Kristus tidak
lari dari kutipan kiasan yang berasal dari Alkitab. Kematian Kristus tidak dapat muncul secara
logika, karena itu dilakukan demi kita sebagai korban karena dosa kita. Bahwa Kematian Kristus
adalah sebagai pengganti kita. Siapa yang mau mati untuk membayar dosanya sendiri kecualil
Kristus. Dia yang bebas dari dosa, dan suci harus mati untuk orang berdosa. Bagi Cypria, Kristus
menderita bagi kita ataudosa-dosa kita. Ada sebuah ringkasan dari sebuah bagian dari Surat
ke enampuluh tiganya yang berbicara tentang Kristus yang menanggung dosa yang kita jalani.
Kemudian dimunculkan lagi pada bagian lain tentang Anak Allah yang rela untuk membawa
dosa manusia, meskipun Dia bukan orang berdosa, Ia rela menanggung dosa orang lain.
Selanjutnya, Ambrose memberikan pernyataan yang lebih teologis bahwa Penebusan adalah
tujuan yang sesungguhnya dari Inkarnai. Terpusatnya pemikiran dengan kematian Kristus dilihat
dari mori missus (dikirim untuk mati). Namun perhatian kepada Kematian Kristus pada
penebusan yang dilakukan oleh-Nya tidak sama sekali kehilangan hubungan dengan aspek
kehidupan dan karya-Nya yang lain.325
Umat manusia, tidak mungkin dibebaskan jika Firman Tuhan tidak menjadi manusia.
Portalie sesungguhnya mencatat proses ganda pada penebusan manusia dalam Kristus. Sebagai
manusia, Allah memenuhi tuntutan Allah, dimana dalam nama kemanusiaannya, sebagai Allah,
323
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 98-101
324
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 101-102
325
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 102-106
231
Kemanusiaannya mengubah hati manusia kepada Allah.326 Ada empat aspek karya penebusan
Kristus yang dapat dicatat dalam pemikiran Agustinus:
1. Pengorbanan
Dalam sebuah bagian, ia berbicara tentang kelanjutan dari fungsi dan operasi antara ritus
kurban dari Perjanjian Alama, penebusan yang ditawarkan dalam Perjanjian Baru, dan
juga Sakramental dalam gereja. Dalam tindakan Penebusan Kristus itu bukanlah sebuah
kejadian tanpa ada sebab dan akibat dalam rancangan Allah. Dia dapat digambarkan baik
sebagai Imam dan Korban. Pengorbanannya merupakan sebagai wakil dan pertolongan
penebusan dosa.
2. Perantara
Sebagai salah satu mediator atau perantara yang nyata antara Allah dan Manusia, Kristus
mendamaikan manusia dengan Allah. Berikutnya Agustinus menyadari ketidakcocokan
antara murka dan kasih Allah. Tapi Tuhan tetap mengasihi kita, sebab ada tertulis, Jika
Allah di pihak kita, siapa yang akan melawan kita? Jika Tuhan tidak baik pada kita,
mengapa Dia menyerahkan Anak-Nya sendiri demi kita?. Penjelasan ini hampir jatuh
kembali pada tema pembebasan dari Iblis yang telah kita temui dalam teori Christus
Victor.
BAB III
TANGGAPAN DOGMATIS
326
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 107-108
327
H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption, 109-112
232
Di Alkitab, istilah "penebusan" digunakan dalam dua hal. Di Perjanjian Lama (PL),
istilah ini berarti "menutupi, atau menyembunyikan". Istilah yang digunakan di konteks ibadah
PL merujuk pada makna menutupi dosa seseorang. Penebusan dosa ini melibatkan
penyembelihan anak domba yang tidak bercela. Pada saat anak domba ini disembelih, darahnya
dipercikkan ke selubung emas Tabut Perjanjian untuk menghapus murka Allah. Darah itu juga
dipercikkan kepada anak domba kedua yang kemudian dibiarkan bebas. Kebebasan ini
mengindikasikan kebebasan pendosa. Dia dibebaskan dari dosa karena hidupnya sudah ditebus
oleh darah anak domba. Kemudian, Di Perjanjian Baru (PB), istilah "penebusan" digunakan di
Roma 3:5 untuk kata "pendamaian". Pendamaian mencakup pemadaman murka Allah sehingga
seorang pendosa tidak perlu lagi mananggung penderitaan akibat murka Allah terhadapnya. Hasil
dari pendamaian ini adalah anugerah pengampunan dan kebebasan. Pendosa dibebaskan dari
dosa dan diperdamaikan dengan Allah.Alkitab selalu menggunakan istilah penggantian
(substitusi) untuk istilah penebusan dosa. Teologi Kristen mengatakan bahwa kematian Kristus
adalah kematian yang menggantikan. Ini merupakan faktor dasar dalam menganalisa doktrin
penebusan dosa yang terbatas. Dalam kematian-Nya, Ia menanggung dosa. Tapi dosa siapa? Dia
dihukum demi kita. Tapi "kita" itu siapa?. Kristus adalah pengganti kita di kayu salib. Dia mati
menggantikan kita. Alih-alih memaku kita di salib, Allah menyediakan pengganti bagi kita di
kayu salib dan mencurahkan murka-Nya atas-Nya. Namun di kayu salib, Allah juga memberikan
kepada kita kebenaran (righteousness) Kristus.328
Secara teologis kata penebusan menunjuk pada karya Kristus berhubungan dengan
masalah yang diakibatkan oleh dosa manusia, dan membawa orang berdosa masuk ke dalam
hubungan yang benar dengan Allah. Penebusan ini berhubungan erat dengan pemberian diri-Nya
sebagai korban penebusan untuk memenuhi tuntutan ilahi terhadap dosa dan juga untuk
merekonsiliasi hubungan manusia dengan Allah. Dalam Teologi Kristen paling tidak ada
beberapa formulasi yang telah dibuat untuk menjelaskan teori penebusan yang umum, yaitu
Teori Tebusan (Ransom Theory). Teori ini pertama kali diformulasikan oleh Origenes, dengan
ide dasar bahwa seta tertipu di dalam transaksi, ketika Kristus menjadi korban tebusan yang
dibayar kepada setan sebagai pengganti dari jiwa manusia yang mati dalam dosa. Pandangan
Teori Ransom ini telah mendapat kritik yang tajam, terutama melalui pertanyaan mengapa Allah
harus membayar tebusan kepada Iblis? John Stott menambahkan bahwa ada beberapa cacat
dalam teori ini yang cukup jelas, misalnya jika tebusan dibayar kepada Iblis, maka seolah-olah
Iblis memiliki kuasa yang lebih besar dari pada Allah, sehingga harus menuruti tuntutannya.329
Kemudian ada lagi Teori Pemuasan (Satisfaction Theory), teori ini dimodifikasi oleh John
Calvin, dimana dosa dilihat sebagai pelanggaran hukum, dan kejahatan semacam ini harus
dihukum sehingga hukum dapat dipuaskan. Keadilan Alah menuntut bahwa dosa tidak dapat
328
Cheah Fook Meng, The Readable Tulip: Understanding the Doctrines of Grace, (Singapore: Genesis Book, 2003),
30-38
329
H.D McDonald, The Atonement of the Death of Christ: In Faith, Revelation and History, (Grand Rapids: Baker,
1985),24
233
dibiarkan tanpa dihukum.330 Dalam karyanya Cur Deus Homo? (Mengapa Allah menjadi
manusia?), Anselm melihat bahwa dosa sebagai tindakan tidak mengembalikan kepada Allah
hutangyang menjadi milik-Nya. Allah disini dipahami sebagai seorang tuan yang kehormatannya
dihina oleh manusia. Masalah yang timbul adalah bahwa manusia tidak mampu membayar
kesalahannya, sebab perbuatan baik yang ia lakukan tidak dapat memuaskan Allah.
Ketidakampuan ini menyebabkan Allah harus menjelma menjadi manusia, dan hal ini dilakukan
bukan sebagai hutang, tetapi sebagai tindakan sukarela untuk kehormatan Allah sendiri.331
Menurut Paul Tillich, Sesuai dengan teologi korelasinya, Tillich dalam Kristologi juga
bertitik tolak dari situasi manusia. Penebusan hanya dapat dikerjakan oleh seorang yang
mengambil bagian secara penuh dalam situasi manusia, bukan oleh seorang dewa yang berjalan
di atas bumi. Gagasan Tillich ini didasarkan atas pandangan bahwa di dalam Kristus gambar
kemanusiaan yang hakiki sudah terwujud di bawah kondisi-kondisi eksistensi. Tillich melihat
adanya suatu paradoks di dalam eksistensi Yesus, bahwa Dia merupakan gambar asli manusia
dan sekaligus mengambil bagian dalam gambarnya yang sudah berubah bentuk, sehingga di
dalam Dia terwujud secara serentak manusia yang essensial dan eksistensial. Fungsi Kristus
adalah membawa keberadaan baru dan dengan demikian membawa penebusan dari
keberadaan yang lama. Karya penebusan Yesus membatalkan dan mangatasi peralihan dari
essensi ke eksistensi. Justru sebagai manusia dan bukan sebagai Allah, Yesus dapat menemani
manusia pada jalan menuju pengasingan dan sekaligus membawanya kembali pada hidup di
dalam persekutuan dengan Allah. Menurut Tillich, keterbatasan Yesus yang sejati dan
keikutsertaan-Nya di dalam situasi manusia tidak lepas dari kesungguhan ketergodaan-Nya dan
kekeliruan-Nya. Berdasarkan alasan yang sama, Tillich tidak mau mempergunakan istilah
kemahakuasaan, kemahatahuan, kemahahadiran dan kekekalan Yesus.332
Seorang Teolog yang bernama Gustaf Aulen, menerbitkan buku yang berjudul Christus
Victor (Kristus Sang Pemenang), yang bertujuan untuk mengkoreksi berbagai doktrin
penebusan sebelumnya yang melihat penebusan hanya berfokus pada dosa dan maut saja, tanpa
melihat dalam aspek penebusan atas belenggu setan dan kuasa kegelapan. Doktrin ini
menginterpretasikan penebusan sebagai suatu konflik dan kemenangan Ilahi terhadap kekuatan
jahat di dunia.333 Kemenangan yang menentukan atas kuasa kegelapan, yang sudah dirintis Yesus
Kristus selama hidup dan pelayanan-Nya di muka bumi bukan saja terjadI lewat manifestasi
kuasa Allah dalam mengusir setan-setan, tetapi manifestasi kemenangan yang menentukan atas
kuasa setan, juga dosa dan maut, adalah ketika Ia mencurahkan darah-Nya sampai mati atas kayu
salib. Kemenangan ini sesungguhnya kemenangan dari Kasih.334
330
H. Ray Dunning, Grace, Faith, and Holiness, (Kansas City: Beacon Hill, 1988), 336
331
Leon Morris, The Cross of Jesus, (Carlisle: Paternoster, 1994), 12-14
332
Tillich, Kristologi, dalam buku , Dieter Becher, Pedoman Dogmatika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 123-
124
333
Tony Lane, Runtut Pijar : Sejarah Pemikiran Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007),232-233
334
William C. Placher, Jesus The Savior: The Meaning of Jesus Christ for Christian Faith, (London: Westminster,
2001), 147
234
Lex Orandi merupakan istilah yang menyatakan sebuah cara atau bagaimana kita berdoa,
menentukan bagaimana kita beriman dan percaya. Hal tersebut menegaskan bahwa aturan-aturan
dan hukum-hukum iman sangatlah ditentukan oleh bagaimana kita berdoa. Di Afrika Selatan
semasa rezim apartheid, Doa bisa untuk menindas ataupun untuk membebaskan. Di bawah rezim
represif, doa dan iman bahkan dilegitimasikan secara teologis untuk melestarikan penindasan.
Karena itu, doa juga perlu dikoreksi secara etis. Maka, doa harus dibebaskan dari cengkeraman
rezim represif, lalu dijadikan kekuatan untuk meraih terjadinya masyarakat baru yang bebas dari
penindasan. Doa harus bisa menjadi kekuatan kritis untuk mendobrak masyarakat yang tidak
adil. Di sini, seperti diajakkan filsuf Nicholas Wolterstorff dari Amerika Serikat, kita perlu
memahami kesucian itu bukan semata-mata dari kategori kesucian sendiri, tetapi juga dari
kategori keadilan. Doa Kristiani sesungguhnya selalu merindukan datangnya masyarakat
semacam itu. Datanglah kerajaan-Mu, itulah yang didoakan mereka dalam doa Bapa Kami,
seperti diajarkan oleh Yesus sendiri. Maka, ahli kitab suci Afrika Selatan, William Domeris,
mengungkapkan, datanglah kerajaan-Mu itu adalah sebuah doa revolusioner. Doa ini menyerang
jantung kejahatan di dunia, dan memaklumkan matinya segala macam bentuk penindasan, serta
mengharap datangnya kerajaan baru di dunia. Dengan mendoakan datanglah kerajaan-Mu,
orang menatap berakhirnya zaman penindasan ini, dan pada saat yang sama, seperti diajakkan
Yesus, bersama-sama mengusahakan tegaknya kerajaan baru sebagai realitas fisik, di mana
penindasan diakhiri dan pembebasan Tuhan dimulai. Mendoakan kedatangan kerajaan Tuhan
adalah melantunkan doa melawan pemerintah yang tidak adil.
Alethes Logos. Logos, Ethos, dan Pathos sebuah filosifi tentang 3 unsur persuasi
yang merupakan ajakan suatu hal yang sangat kuat dan dapat mempengaruhi orang banyak untuk
melakukan suatu hal yang diinginkan oleh orang yang melakukan persuasi tersebut.Logos
(Logic): Logos adalah bentuk persuasi yang menggunakan suatu alasan yang kuat unutuk
membantu kita dalam memenangkan suatu argumen ataupun suatu kesuksesan dari suatu
persuasi. Memberi suatu alasan atau gambaran dalam suatu argumen adalah hal terpenting dalam
memenangkan argumen tersebut. Dengan adanya gambaran kalian dapat mengarahkan pemikiran
lawan bicara anda, sehingga membuatnya terlihat, terdengar, dan terasa logis di benak mereka.
Ethos (Creadibility): Suatu bentuk Kreadibilitas. Orang cendurung lebih mendengarkan
orang yang memiliki pengaruh ataupun orang yang dipandang baik oleh masyarakat, atau
singkatnya ya. Terlihat meyakinkan. Saya ambil contoh, anda akan lebih yakin atas suatu fakta
jika itu telah diteliti oleh para ahli. Kenapa anda yakin? Karena para ahli sangat meyakinkan dan
sudah sangat terbukti.
Pathos (Emotional): Anda tau tentang emotional bound? Atau ikatan emosinal seorang manusia.
Hal ini penting dalam menentukan hal-hal apa saja yang akan anda gunakan untuk menjaga
mereka tetap tertarik dengan omongan anda. Contohnya tulisan ini, saya menulis beberapa detail
dan contoh untuk anda yang sedang ingin mencari tau lebih dalam tentang hal-hal semacam ini.
DAFTAR PUSTAKA
235
Dunning, H. Ray, Grace, Faith, and Holiness, Kansas City: Beacon Hill,
1988
Lane, Tony, Runtut Pijar : Sejarah Pemikiran Kristen, Jakarta: BPK Gunung
Mulia,
2007
McDonal, H.D, The Atonement of the Death of Christ: In Faith, Revelation and
History, Grand Rapids: Baker
1985
Meng, Cheah Fook, The Readable Tulip: Understanding the Doctrines of Grace,
Singapore: Genesis Book,
2003
Morris, Leon, The Cross of Jesus, Carlisle: Paternoster,
1994
Placher, William, Jesus The Savior: The Meaning of Jesus Christ for Christian
Faith, London: Westminster,
2001
Tillich, Kristologi, dalam buku , Dieter Becher, Pedoman Dogmatika,
Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1996
Turner,H. E. W, The Patristic Doctrine of Redemption, London: A. R. Mowbray &
Co. Limited,
1952
Kelompok 10
Penulis : Josua Valentino Hutagalung (14.288)
Marnala Samuel Baoadi (14.2857)
Mata Kuliah : Dogmatika II (PERBAIKAN)
Dosen : Pdt. Dr. J. Boangmanalu
236
Buku The Lords Table ditulis oleh Andrew Murray. Buku ini diterbitkan oleh
Perusahaan Percetakan Fleming H. Revell pada tahun 1897 di Amerika Serikat. Buku ini juga
membahas mengenai beberapa hal, diantaranya adalah:
Teologi praktis
Theologi Gerejawi
Sakramen
Tata Cara Perjamuan Kudus
Tepatnya buku The Lords Table ini lebih menekankan hal mengenai panduan kepada
orang-orang kristen supaya mengambil ataupun meluangkan waktu untuk Tuhan dan
membangun komunikasi yang intens dengan Tuhan dalam wujud bantuan yang benar untuk
ketaatan daripada Perjamuan Kudus.
B. Pendahuluan
Orang Kristen harus mengambil waktu untuk merenungkan. Satu penyebab yang sangat
pasti mengapa sebagian banyak daripada orang kristen tidak tumbuh lebih dalam kasih karunia
disebabkan karena kebanyakan daripada orang kristen tersebut tidak mengambil waktu untuk
menahan berkomunikasi dengan Tuhan secara rahasia.
Hal ini sangat menyangkut kepada spiritualitas, kebenaran ilahi tidak demikian seketika
menjadi dimiliki sekaligus. Hal ini akan sangat cepat memudar dan dilupakan, kecuali dengan
meditasi pribadi dengan memberikan waktu untuk menjadi tetap dan berakar pada Tuhan.
Kristen, berarti memberikan diri, memberikan waktu kepada Tuhan untuk membagi dan memberi
pengalaman surgawi-Nya untuk batin kehidupan spiritual manusia. Ketika orang kristen telah
mengatur diri dalam keheningan di hadapan Allah, maka perlu untuk meluangkan waktu untuk
tetap di hadapan-Nya sampai Dia telah membuat firman yang hidup dan kuat daripada-Nya di
dalam jiwa orang kristen itu sendiri.
C. Pembahasan
Dengan perlunya mengambil waktu untuk merenung dan bertahan membangun
komunikasi yang intens dengan Tuhan agar Tuhan dapat membagi pengalaman surgawi-Nya
kepada orang-orang kristen, maka panduan yang akan dijabarkan akan terbagi ke dalam beberapa
bagian, diantaranya adalah:
Biarkan Raja Langit dan Bumi mengatakan ini kepada orang kristiani. Untuk
menghormati Anak-Nya Ia telah mempersiapkan sebuah perjamuan besar. Semua anak-anak
manusia, sayang dan berharga di hadapan Bapa, dan Ia yang telah menyebabkan anak-anak
manusia diundang ke festival besar, wujud dari cinta Ilahi. Dia siap untuk menerima dan
237
menghormati semua anak manusia di sana sebagai tamu dan teman-teman. Dia akan memberi
manusia makan dengan makanan surgawi-Nya. Dia akan memberikan kepada manusia karunia
dan kehidupan abadi.335
Kita semua juga menerima undangan surgawi ini. Diminta untuk makan dengan Raja
Kemuliaan: bagaimana kita dirangkul dan ditempati dengan kehormatan yang sangat tinggi ini.
Setiap umat manusia harus mempersiapkan diri untuk pesta perjamuan ini. Harus berpakaian dan
bersikap, bahasa dan disposisi, dan semua yang sepatutnya diharapkan dari orang yang diundang
ke istana Raja segala raja. Undangan yang mulia! Perjamuan itu sendiri dengan biaya Allah yang
sagat besar untuk mempersiapkan itu. Untuk menemukan makanan untuk malaikat: bukanlah
sesuatu yang sulit. Tetapi untuk mempersiapkan manusia di atas sini, bumi terkutuk dengan
perjamuan makanan surgawi, harga yang harus dipersiapkan oleh-Nya tentulah sangat mahal.
Tentu sangat mahal diakibatkan, kehidupan dan darah Anak-Nya, untuk mengambil kutukan dan
untuk membuka diri terhadap hak manusia menuju berkat surgawi. Tidak kurang juga dari tubuh
dan darah Anak Allah yang bisa memberikan kehidupan kepada manusia hilang. 336
Undangan ini sebagai sesuatu yang bebas, selebar apapun bisa, tanpa uang dan tanpa
harga bagi penerimanya. Termiskin dan paling tidak layak dipanggil untuk itu pun mendapatkan
undangan. Hal ini begitu mendesak namun sangat ramah. Maksudnya adalah cinta yang
mengajak itu adalah cinta yang rindu setelah orang-orang berdosa dan mengambil kesenangan
sendiri untuk dihibur dan diberkati. Berkat daripada perjamuan adalah yang sekarat diberi makan
dengan kekuatan kehidupan surgawi, yang terhilang dikembalikan ke tempat mereka di Rumah
Bapa, yang haus akan Allah puaskan dahaganya melalui kasih dari Allah sendiri.
Semakin besar sebuah karya maka suatu hal yang pasti dilakukan oleh si pembuat karya
adalah persiapan. Empat hari sebelum Paskah orang Israel harus membuat persiapan mereka
juga. Begitu juga dengan menerima undangan Allah untuk perjamuan di meja-Nya, tentu
memerlukan persiapan. Ketika dipanggil untuk bertemu dengan Allah dan untuk duduk di meja-
Nya, apakah manusia telah siap?
Untuk persiapan yang tepat, ada dua hal yang diperlukan. Yang pertama itu adalah:
bahwa hati harus dipenuhi dan diisi dengan-Nya yang telah mengundang, dan dengan semua
berkat mulia yang Dia berikan. pemikiran besar dari Yesus dan harapan besar apa yang kasih-
Nya akan melakukan akan mengatur bersinar jantung dan menjadi persiapan terbaik untuk
memenuhi sendiri. Bagian kedua dari persiapan adalah untuk mempertimbangkan bagaimana
untuk menjadi tamu yang layak, dapat diterima untuk datang kepada Perjamuan Tuhan. Yaitu
335
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 13
336
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 14
238
harus sungguh-sungguh tamu yang diundang bersedia dan siap untuk datang ke meja sesuai
dengan hukum Raja dengan cara seperti yang disetujui oleh Dia.
Manusia tidak akan mendapatkan sesuatu tanpa tidak meluangkan waktunya. Bahkan di
mana kasih karunia adalah untuk melakukan segala sesuatu selain kerja, manusia harus
memberikan waktu untuk melaksanakan pekerjaan dalam hatinya sendiri. Hanya ketika dalam
melihat ke Yesus-lah, manusia akan benar-benar siap untuk perjamuan. Hanya sedikit pekerjaan
manusia untuk mempersiapkan perihal perjamuan, karena manusia ada dalam posisi sebagai
tamu untuk pesta perjamuan tersebut. Semua hal sudah siap, semua hal telah dipersiapkan oleh
Tuhan. Dia sendiri yang akan mempersiapkan untuk pesta-Nya sendiri. Manusia hanya perlu
menyediakan hatinya pribadi dan menadahkan hatinya kepada Tuhan.337
Persiapan bidang ini jelas melihat ke dalam hati Yesus. Ketika bagaimana Dia rindu
kepada manusia, dan apa yang telah Dia persiapkan untuk manusia, ini akan lebih dari apa pun
juga yang mengatur keinginan dan kerinduan bergerak, dan memberikan kepada manusia
persiapan yang tepat. Kata-kata yang Yesus ucapkan disana mengenai Paskah, memungkinkan
untuk melihat ke dalam hati-Nya. Dia tahu bahwa dia harus pergi menuju penyaliban. Dia tahu
bahwa tubuh-Nya harus dipatahkan, dan darah-Nya harus ditumpahkan, agar manusia sungguh-
sungguh berpaskah. Dia tahu bagaimana di malam itu mereka harus berduka dan mengkhianati-
Nya, namun Yesus masih sama. Bahkan Dia sungguh-sungguh berkeinginan untuk makan
Paskah. Di atas takhta surga, Ia berharap dengan kerinduan untuk hari Perjamuan, untuk makan
dengan manusia semua. KehadiranNya adalah sukacita yang sangat amat besar. Dan Dia sendiri
akan menyerahkan kepada seluruh umat dan membuat semuanya mendapat bagian dari makanan
surgawi. Bahkan sebagai bayi, bahkan sebagai orang yang lemah maupun sakit, yang tidak tahu
cara makan, yang diberi makan dengan tangan orang lain, Yesus akan mematahkan baginya roti
surga, dan menyampaikan kepadanya langsung dari tanganNya. 338
Perjamuan mulia diadakan dengan Yesus. Dia adalah penyelenggara perjamuan. Dia tahu
persis apa yang manusia butuhkan: dia tahu apa yang menghambat sampai sekarang, dan kasih
Yesus untuk memberikan kepada seluruh umat di meja-Nya, satu hal yang dapat memuaskan
rasa lapar. Tuhan Yesus sungguh-sungguh ingin merayakan Paskah dengan seluruh umat. Maka
manusia harus menjawab dengan berani bahwa: Saya juga sungguh-sungguh ingin merayakan
Perjamuan denganNya. Seluruh hati saya merindukan Perjamuan dengan Tuhan Yesus Kistus.
337
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 15
338
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 16-17
239
Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia
makan roti dan minum dari cawan itu 1 Korintus 11:28.
Masalah pemeriksaan diri sangatlah sederhana. Menurut Rasul, hanya ada dua kondisi
untuk melakukan pemeriksaan diri. Pertama adalah, Yesus Kristus ada di dalam kamu, atau
kedua adalah kamu yang terkutuk. Kondisi pasti manusia adalah salah satu dari dua tersebut.
Tidak ada kondisi ketiga. Kehidupan Kristus di dalam kamu mungkin masih lemah; tetapi jika
benar-benar dilahirkan kembali dan menjadi anak Allah, Kristus ada di dalam kamu sejatinya.
Dan kemudian sebagai anak Allah, memiliki akses ke meja perjamuan Bapa dan mendapat
bagian dalam pembagian roti kepada anak-anak Allah.339
Tetapi jika Kristus tidak di dalam kamu, kamu adalah yang terkutuk. Tidak ada yang di
dalam kamu, tidak ada yang dapat dilakukan. Allah terhadap siapapun yang telah berdosa, hanya
mengajukan satu hal: apakah kamu telah menerima Anak-Nya? Maka barangsiapa memiliki
Anak di dalamnya, ia memiliki hidup yang tidak kurang dan dia akan dipuaskan dalam Dia. Jika
Kristus ada di dalam kamu, kamu dapat diterima kepada Bapa. Tetapi jika Kristus tidak dalam
kamu, maka kamu pada saat yang sama juga akan menjadi terkutuk. Anda telah datang untuk
Perjamuan Tuhan tanpa persiapan yang sulit. Sesungguhnya manusia tidak layak makan
bersama-sama denganNya. Tetapi hanya dengan kasih dan cintaNya lah semua dapat
terwujudkan. 340
Dimanakah posisi dirimu? Akankah Allah memandang kamu sebagai salah satu daripada
anak-anakNya, yang sangat sungguh-sungguh disambut-Nya untuk berada di meja-Nya? Atau
sebagai penyusup yang tidak memiliki hak untuk berada di meja-Nya? Manusia sendiri tidak
akan duduk di meja dari manusia yang tidak menerimanya atau terganggu dan tidak rela dengan
kehadirannya. Tentunya, maka, kamu tidak akan bermimpi duduk di meja Bapa, sementara kamu
bukan anakNya. Apa yang akan Tuhan katakan tentang kamu ketika Ia memandangi kamu
berada di meja-Nya? Kamu hanya adalah salah satu dari dua hal: pertama, kamu seorang
mukmin sejati dan seorang anak Allah, atau kedua, kamu tidak seperti itu. Jika kamu seorang
anak Allah, kamu memiliki hak untuk semeja dan makan roti bersama dengan Bapa, walaupun
terkadang kamu ragu dan lemah.341 Tapi jika kamu bukan anak Tuhan, tidak ada orang yang
mampu menolongmu untuk sampai pada meja perjamuan yang disediakan oleh Bapa.
Biarkan semua orang memeriksa hatinya, untuk melihat apakah dia akan sedih karena
dosa-dosanya, dan merendahkan diri di hadapan Allah. Ini adalah elemen pertama dari
pemeriksaan diri asli. Hal ini tidak bisa memang menjadi sebaliknya. Keselamatan Tuhan Yesus
339
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 18
340
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 20-23
341
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 24-26
240
adalah keselamatan dari dosa. Kekuatan, rahmat, berkat dari Yesus mengambil pergi dosa
daripada manusia, dan menanamkan dalam diri manusia kekudusan dan kehidupan surga. Dan
itu karena, Perjamuan Tuhan dimaksudkan untuk melayani sebagai pembaharuan dan
peningkatan partisipasi menuju kehidupan Kristus. Pengakuan baru dan bersih dari segala dosa
adalah persiapan yang paling diinginkan untuk Perjamuan. 342
Hal ini tidak sama dengan orang yang masih mencari pengampunan yang harus
memikirkan dan mengaku dosa-dosanya dan melakukan perbuatan baik demi amal dan pahala.
Orang percaya cukup harus mengakui dengan benar dan dengan semua kesungguhan untuk tidak
lagi melakukan dosa, maka Allah mengampuninya. Semakin manusia menyerahkan dirinya
sendiri, semakin akan lebih mulia Kristus di matanya. Semakin tajam ia merasa setiap dosa,
semakin akan Yesus menjadi menjamah kepadanya. Dengan pengakuan dosa, manusia
menunjukkan kepada-Nya tempat di mana manusia terluka, dan di mana Dia harus menunjukkan
kekuatan penyembuhan darah-Nya. Setiap dosa yang mengaku merupakan pengakuan dari
sesuatu yang harus diusir, dan tempat dosa yang kosong akibat telah diusir akan Dia isi dengan
hadiah yang indah. 343
Di meja Yesus mengumpulkan teman-Nya, dan Bapa menunggu hanya untuk anak-anak-
Nya untuk membagikan kepada anak-anak roti kehidupan. Meja perjamuan bukan tempat untuk
dikonversi atau untuk meminta penebusan dosa-dosa. Iman harus dicari dalam kesendirian
pribadi.
Sebagai elemen kedua dari pemeriksaan diri sebelum pergi ke meja perjamuan,
pertanyaan penting adalah bahwa apakah manusia benar-benar percaya pada pengampunan
dosa? Di tempat berikutnya, biarkan semua orang memeriksa hatinya, apakah menjadi percaya
dengan yakin janji dari Tuhan bahwa semua dosanya akan diampuni demi Kristus? Ini adalah
melalui iman dalam pengampunan dosa bahwa jiwa memperoleh kepercayaan diri untuk
mendekat kepada Tuhan, dan dengan demiki an juga memperoleh berkat dari iman yang
diperkuat. Bila manusia pergi ke meja perjamuan apakah percaya pada pengampunan dosa?
Artinya ini adalah Pengampunan bukanlah menghilangkan dari dosa yang diperbuat: tidak, tetapi
hanya awal dari jalan dimana itu adalah untuk dicapai. Pengampunan adalah deklarasi bebas
dengan mana Allah mengampuni manusia dari kejahatan yang sampai sekarang dilakukan, dan
tidak lagi menganggap rasa bersalah itu menghantui manusia tersebut. Pengampunan datang
dalam urutan: maka segera dimulai dengan pengudusan lalu dengan pembaharuan. 344
342
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 27-28
343
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 29-32
344
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 34-36
241
Presepsi iman. Itu adalah perasaan, pengalaman sesuatu yang membuat manusia dengan
sungguh-sungguh sibuk dengan kondisinya sendiri. Itu akan keluar dari diri kita sendiri untuk
menemukan tempat peristirahatan di dalam Allah dan firman-Nya, sehingga iman dalam
pengampunan dosa adalah kepastian bahwa dosa-dosa manusia diampuni, dan pada ada jalan
lain kecuali bahwa Allah telah berfirman Dia telah melakukannya. Akibatnya, iman yang dosa
manusia sudah diampuni tidak lain adalah keyakinan bahwa manusia sebagai orang berdosa
miskin beristirahat dalam firman-Nya dan datang kepada-Nya.
Adalah masa yang mendahului hari raya Paskah dalam agama Kristen. Masa ini
mencakup 40 hari mulai hari Rabu Abu sampai hari Minggu Palma, dengan berbagai liturgi yang
diakhiri sampai Kamis Putih, menjelang peringatan 3 peristiwa amat penting yaitu Kematian
Yesus pada hari Jumat Agung, yang dilanjutkan dengan penguburannya dan masa tinggalnya di
dalam kubur, serta kebangkitan-Nya dari kematian pada hari Minggu Paskah.
Kalau Paskah memperingati kebangkitan Yesus setelah kematiannya di atas kayu salib, masa
Pra-Paskah berhubungan dengan persiapan Pekan Suci, yang memperingati kejadian yang
menuju ke Pengadilan Yesus terakhir oleh Kekaisaran Romawi. Ini terjadi di antara tahun 29-
33 Masehi.
Dalam gereja Katolik Roma diharapkan untuk pantang makan daging atau makanan lain
setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan bertepatan dengan hari raya.
Pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung diwajibkan untuk melakukan pantang dan puasa;
sementara rincian ketentuannya ditetapkan oleh masing-masing uskup.
345
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 46-47
242
Pekan Suci dan masa Pra-Paskah, tergantung dari denominasi Kristen dan kebiasaan
setempat, diakhiri dengan Ibadah pada Sabtu Suci sore atau subuh pada hari Minggu Paskah.
Ada kebiasaan di sejumlah gereja untuk mengadakan ibadah subuh di lapangan terbuka.
Iman
Tapi sekarang kebenaran Allah tanpa hukum itu dinyatakan yang disaksikan dalam kitab
Taurat dan kitab para nabi; yaitu kebenaran Allah yang oleh iman dalam Yesus Kristus bagi
semua dan semua orang yang percaya ( Rom 3:21-22 ). Ajaran : Sejauh iman dalam Kristus, di
mana kita dibenarkan terdiri dalam hal ini , salah satu yang percaya tidak hanya di dalam Kristus
(atau dalam pribadi Kristus) tetapi dalam semua milik Kristus, dan menipu diri mereka sendiri
dengan keyakinan itu dapat menyenangkan mereka untuk berpendapat bahwa mereka percaya
kepada Kristus, sementara mereka menolak untuk percaya pada apa yang menjadi milik-Nya.
Mereka pasti membagi Kristus ketika mereka mengatakan bahwa itu adalah salah satu hal untuk
percaya kepada Kristus dan hal lain untuk percaya pada apa yang menjadi milik-Nya , tetapi
Sebenarnya " Kristus tidak terbagi "; dan kami telah dinyatakan di atas iman yang di dalam
Kristus adalah tak terpisahkan. Oleh karena itu, apa yang menjadi milik Kristus adalah satu dan
sama. Sekarang, bidah mengakui dan membanggakan bahwa mereka percaya kepada Kristus
sesuai dengan apa yang Injil-Injil katakan kepadanya, yaitu, bahwa ia lahir, menderita, mati,
tetapi mereka tidak percaya pada apa yang menjadi milik-Nya. Dan setiap firman yang keluar
dari mulut atasan gereja atau seorang pria yang baik dan suci, adalah termasuk ucapan dari
Kristus. Dan berlaku juga untuk iman di dalam Kristus. Percaya kepada Kristus berarti untuk
mengarahkan diri kepadanya dengan segenap hati seseorang dan memesan semuanya dengan
hormat kepadanya.346
Sebab jika mereka yang terlahir menjadi ahli waris, iman dibuat batal . ( Rom 4:14) Di
sini Paulus menunjukkan bahwa iman ditiadakan dengan cara lain daripada oleh pembatalan janji
melalui murka hukum Allah, yaitu melalui kepercayaan dalam keinginan daging. Untuk itu
keturunan fisik akan cukup untuk membuat kita benar dan layak janji , iman tidak akan
diperlukan. Karena ini berdasarkan iman saja, Abraham dibenarkan dan dianggap layak dari
janji-janji. Mengapa tidak dia juga dibenarkan karena keturunan fisiknya? Maka iman akan sia-
sia dan juga segala sesuatu yang ditulis tentang hal itu. Orang-orang yang dapat dibenarkan oleh
keturunan fisik mereka dan oleh hukum tidak perlu iman, sebagai orang-orang Yahudi pada
kenyataannya berpikir. Tapi justru sebaliknya terjadi: mereka terkutuk karena kepercayaan
mereka dalam keturunan fisik dan hukum. Rasul Paulus tidak menggunakan istilah kebenaran
dan hukum Taurat, tetapi dia bilang sederhana dan tanpa kualifikasi hukum, karena sebenarnya
bukan kebenaran. Namun itu berarti kebenaran ketika ia mengatakan hukum ditunjukkan oleh
kontras dengan apa yang ia lanjutkan: oleh iman, untuk itu sudah cukup dengan apa yang dia
346
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 57-60
243
mengatakan: " tetapi oleh iman ". Iman dibuat batal, dan janji yang dibuat tidak berlaku, dapat
dipahami serta secara terpisah.347
Ini adalah pernyataan tambahan yang berguna diarahkan pada protes kebanggaan dalam
kasus mereka yang mungkin mengatakan: Kami mengakui bahwa kita tidak benar dalam hal dan
dari diri kita sendiri dan kita menyadari fakta bahwa kita condong ke arah kejahatan dan batin
yang membenci hukum. Oleh karena itu, kami percaya bahwa hanya Tuhan yang bisa
membenarkan kita. Tetapi kita sendiri ingin mendapatkan kebenaran ini dengan doa dan
penderitaan dan oleh pengakuan. Namun kita tidak ingin Kristus Tuhan dapat memberi kita
kebenaran tanpa Kristus yang sejati. Jawaban untuk ini adalah tidak mungkin. Karena Kristus
juga Tuhan. Kebenaran hanya diberikan melalui iman kepada Yesus Kristus. Jadi telah
ditentukan, sehingga menyenangkan Tuhan. Siapa yang bisa menolak kehendak-Nya? Oleh
karena itu, satu-satunya bukti dari sebuah kebanggaan berlebihan jika salah satu tidak ingin
dibenarkan oleh Kristus. Di sini juga orang-orang dari yang telah dibicarakan di atas harus
memperhatikan, mereka yang percaya kepada Kristus tetapi tidak dalam firman-Nya, yang tidak
mendengarkan atasan mereka tetapi memilih untuk bergantung pada ide-ide mereka sendiri.
Alih-alih mempercayai seorang pendeta atau seorang pria yang baik, yaitu Kristus yang
berbicara melalui mereka, mereka percaya pada diri mereka sendiri, berpikir dalam kelancangan
mereka bahwa mereka dapat dibenarkan oleh perbuatan mereka sendiri tanpa ketaatan seperti itu
dan iman kepada Allah. Tetapi ini tidak bisa, karena lebih terhadap mereka ada berdiri apa yang
dikatakan dalam kalimat. Kebenaran Allah, karena iman di dalam Yesus Kristus. Hal ini
membawa kita pada konsekuensi sebagai berikut: Ungkapan tanpa hukum harus dipahami
sebagai mengacu pada hukum bersama-sama dengan pekerjaannya, dan dengan demikian iman
frase dalam Kristus harus dipahami berarti iman kepada Kristus dan firman siapapun melalui
siapa ia berbicara. Sama seperti tanpa hukum berarti tanpa kerja sama hukum dan hukum Taurat,
sehingga iman kepada Kristus berarti iman dalam dirinya di manapun dan melalui siapa ia dapat
berbicara. Kita harus menciba untuk menghindari dalam pemikiran kita sendiri yang pada suatu
saat kita menjadi mungkin tidak dapat percaya kepada Kristus karena kita tidak menyadari
kapan, di mana , dan melalui siapa ia berbicara kepada kita. Dan itu hampir selalu terjadi bahwa
ia berbicara melalui seseorang pada waktu tertentu dan dengan cara yang bertentangan dengan
apa yang kita pikirkan harus menjadi orang, dan cara-Nya berbicara kepada kita. Pada saat ini ia
mengatakan dirinya sendiri: Roh pukulan di mana itu terdaftar, dan engkau mendengar suara
daripadanya tetapi engkau tidak mengerti dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Karena
bukan dalam bentuk kemuliaan tetapi dalam kerendahan hati dan kelemahlembutan, sehingga
orang berpikir bahwa itu bukan dia, namun itu benar-benar dia. Inilah sebabnya mengapa Roh
Kudus memerintahkan, anda harus setiap saat dan terus mendengarkan; anda harus melakukan
apa-apa lagi selain mendengarkan dengan rendah hati.348
347
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 61-62
348
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 62-65
244
Melalui Kristus dan melalui iman , sama seperti ia lakukan sebelumnya ketika ia berkata:
" Menjadi dibenarkan karena iman melalui Tuhan kita Yesus Kristus. Yang pertama ditujukan
terhadap kelancangan mereka yang percaya bahwa mereka dapat memiliki akses kepada Allah
tanpa Kristus, seolah-olah itu sudah cukup bagi mereka untuk percaya. Jadi mereka ingin datang
kepada Allah dengan iman, bukan melalui Kristus tapi masa lalu Kristus, dan seolah-olah mereka
tidak lagi membutuhkan Kristus setelah menerima anugerah pembenaran. Jadi pada saat ini
banyak yang berdasar dari karya-karya iman hukum Taurat dan surat itu, misalnya, setelah
menerima iman dengan baptisan dan penebusan dosa, mereka ingin menjadi diterima oleh Allah
hanya dalam dan dengan orang-orang mereka sendiri tanpa Kristus. Tetapi keduanya diperlukan:
di satu sisi seseorang harus memiliki iman dan di sisi lain kita harus pada saat yang sama selalu
memiliki Kristus sebagai mediator dalam jenis iman. Iman membuat tempat tinggal, tetapi
Kristus bayangan dan tempat rahasia.
Penyerahan diri
Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu
orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (2 Korintus 4:5)
Penyerahan diri yang sempurna kepada Kristus berasal dari iman yang setia dalam Tuhan
dan pemahaman akan sifat ilahi-Nya. Begitu juga sungguh-sungguh mengerti kemahakuasaan,
kesetiaan dan kemurahan Allah, kita dapat menyerahkan segala hal kepada-Nya dan tetap
bertahan dalam iman yang tidak pernah goyah. Hari ini banyak orang Kristen yang gagal
menyerahkan segalanya kepada Yesus, karena mereka tidak sungguh-sungguh mengenal-Nya.
Kata kunci yang harus diperhatikan: penyerahan pada sisi orang percaya sebelum Allah
bertindak. Penggenapan janji Allah bergantung pada penyerahan kita. Apabila kita tidak
menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya, kita tidak dapat mengharapkan Allah
menggenapi janji-Nya. Kita harus mengambil langkah pertama dan menaruh kepercayaan
sepenuhnya di dalam Dia; Allah akan mengaruniakan janji-Nya kepada kita menurut ukuran
iman kita.349
Semua yang bukan dari iman, adalah dosa (Roma 14:23). Rasul Paulus berbicara di sini
tentang iman dalam arti yang sangat umum, tetapi dengan begitu ia tetap menyinggung bahwa
iman tertentu di dalam Kristus, selain dari yang tidak ada kebenaran tetapi hanya dosa. Iman
adalah iman kepada Allah, itu adalah iman dalam sesama dan itu adalah iman dalam diri sendiri.
Dengan iman kepada Allah satu dibuat benar, karena ia mengakui Tuhan untuk percaya bahwa
Tuhan ada dalam dirinya, dan dengan iman di dalam diri. Dia datang untuk dianggap sebagai
yang setia, jujur, dan dapat dipercaya, karena ia berdiri dalam hubungan yang sama dengan
sesamanya seperti yang Tuhan lakukan kepadanya. Namun demikian, iman dalam dirinya juga
disebut iman yang aktif, karena percaya akan dirinya. Dan sebagai berikut ciri iman ini, yakni:
jika tindakan seseorang berbeda dari iman seseorang atau jika seseorang memiliki keraguan
tentang dirinya, ia melakukan pelanggaran terhadap dia, karena dia tidak memenuhi apa yang
349
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 66-67
245
dijanjikan kepadanya. Dengan cara yang sama, ia berbuat dosa terhadap Allah juga jika ia tidak
bertindak sesuai dengan keyakinannya pada apa yang diperintahkan. Dengan cara yang sama
juga, ia percaya dalam dirinya sendiri dan hati nurani nya; tapi hatinya tidak menindaki imannya.
Jadi segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa. Karena bertentangan dengan jalan
iman dan hati nurani. Dalam pandangan ini, seseorang harus berhati-hati untuk tidak bertindak
melawan hati nuraninya. Sekarang muncul pertanyaan apakah dosa-dosa orang yang tak
bertuhan, ketika ia tidak percaya, karena ia tidak bertindak dari iman dan karena itu juga tidak
melawan hati nuraninya atau lebih tepatnya, karena ia berkeyakinan palsu.
Kalau begitu, Allah telah memenuhi hukum Taurat ; karenanya, mulai sekarang ia tidak
lagi menyalahkan dosa . Dia juga tidak akan menganggap itu sebagai dosa yang Dia dianggap
sebagai dosa di masa lalu . Oleh karena itu , kita mungkin berdosa sekehendak hati kita , untuk
apa digunakan menjadi dosa , tidak lagi dosa . Sebagai contoh tindakan yang disebabkan oleh
350
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 68-90
246
Sola Fide ialah iman yang menyelamatkan memampukan Lazarus dibangkitkan dari kematian.
Kalau hukan oleh anugerah iman, Lazarus tidak akan dapat menyambut panggilan Tuhan untuk
ia keluar dari dalam kuburnya setelah 4 hari ia ada di dalamnya.
Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Hal ini dikecualikan . Bagi kami Yesus
telah mengumumkan kebenaran yang hasil dari kubur . Allah adalah benar ; dan Dia sendiri , dan
Dia saja, menyatakan pria untuk menjadi saleh , Pria benar hanya jika hasil kebenaran mereka
dari Allah , dan dari-Nya terus menerus , Dari ini re - anggapan adalah mungkin untuk
mengadopsi sikap kritis terhadap hukum , agama , pengalaman manusia , sejarah , untuk
keniscayaan dunia seperti itu , pada kenyataannya, untuk setiap posisi manusia beton , dalam
Yesus segala sesuatu yang muncul dari laki-laki dan yang terjadi melalui agen mereka tunduk
pada pengukuran Allah dan oleh-Nya diucapkan berharga atau tidak berharga sesuai dengan
kesenangan -Nya , keberadaan Semua harus diuji , harus terganggu dan ditimbang dalam
keseimbangan , titik kritis ini pandang melibatkan ketakutan bahwa dunia dan sejarah manusia
bergerak dalam konteks sekuler dan relatif , yang dalam dirinya sendiri akhirnya berarti , tetapi
melibatkan juga kekhawatiran bahwa mereka memiliki arti sebagai perumpamaan sejarah
sepenuhnya lainnya , bahwa mereka mengingatkan pada dunia yang sama sekali lain , bahwa
mereka menjadi saksi sejarah sepenuhnya lainnya , bahwa mereka , pada kenyataannya,
perumpamaan , saksi , dan kenang-kenangan yang , Allah , Bila sasaran kritik ini hanya ada satu
asect kehidupan manusia yang dipandang sama sekali tidak berarti dan tidak bisa dimengerti ,
Incomrehensible dan tak berarti adalah pandangan bahwa hal - pria dan pengalaman mereka
dalam sendiri.351
Tanggapan Dogmatis.
Apa yang menjadi kehendak Tuhan dari pengertian tentang Perjamuan Kudus. Cerita
sejarah yang terjadi dimasa lalu, membuat kita lebih mengerti apa yang terjadi dan kenapa itu
terjadi. Mulai tahun 1555 sampai 1558 pada waktu Ratu Mary berkuasa di negeri Inggris. 288
orang Protestan reformasi dibakar. Diantara mereka ada 1 uskup besar, 4 uskup, 21 pendeta, 55
perempuan dan 4 anak-anak. Kenapa ratu Mary yang beragama Katolik membakar mereka?
Alasan utama adalah kepercayaan yang berbeda mengenai pengertian Perjamuan Kudus.
Inilah kata-kata John Charles Ryle untuk menjelaskannya: doktrin/ajaran katolik yang
dipertanyakan adalah apakah tubuh dan darah Tuhan Yesus benar-benar ada didalam roti dan
anggur yang ditahbiskan didalam Perjamuan Kudus? Apakah mereka percaya atau tidak bahwa
tubuh dan darah Tuhan Yesus benar-benar secara harfiah, secara material, secara lokal ada
didalam bentuk roti dan anggur sesudah perkataan pentahbisan itu diucapkan. Apakah mereka
percaya atau tidak bahwa tubuh Kristus, yang dilahirkan dari Bunda Maria, memang berada
diatas meja itu begitu perkataan pentahbisan keluar dari mulut imam/priest.
351
Andrew Murray, The Lords Table, (Chikago: Moody Press), 75-88
247
Di ceritakan mengenai orang-orang yang dibunuh itu yang tidak percaya bahwa tubuh
Kristus itu benar ada didalam roti dan anggur, untuk mempertunjukkan bahwa pada suatu waktu
yang lalu pembaptisan dan perjamuan kudus itu begitu penting sampai ada yang mau
menyerahkan hidupnya untuk itu. Dan ada juga yang mau membunuh orang karena itu.
Mengenai Perjamuan Kudus, persoalannya sebenarnya tentang teologia, tetapi juga ada masalah
politik. Apakah negeri Inggris itu akan menjadi negeri Katolik atau Protestan. Kedua-duanya
berperang melawan satu sama lain. Jadi pada waktu orang Katolik berkuasa, setiap serangan
terhadap doktrin Roma Katolik sama seperti serangan terhadap negara. Dan serangan yang
paling serius adalah penolakan Misa Katolik.
Kalau ada imam lain yang layak mempersembahkan korban kepada Tuhan selain dari
Kristus, sesungguhnya kemuliaan Imam Besar itu telah dirampas. Dan pekerjaan Kristus sebagai
Imam Besar juga telah dirusak, juga Tuhan Yesus tidak menjadi Adam yang terakhir dengan
tubuh dan sifat yang sama seperti kita.
Pada umumnya orang Kristen percaya bahwa mereka diperintahkan Yesus untuk
mengulangi peristiwa perjamuan ini untuk memperingatinya (perbuatlah ini menjadi
peringatan akan Aku! 1 Kor. 11:24, 25). Namun berbagai aliran Gereja Kristen memberikan
pengertian yang berbeda-beda pula terhadap sakramen ini. Gereja Katolik Roma menekankan
arti perjamuan kudus sebagai sarana keselamatan bagi umat. Gereja-gereja Protestan umumnya
lebih menekankan perjamuan sebagai peringatan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi
umat manusia. Lebih dalam ketika perjamuan kudus, Gereja Katolik membagikan tubuh Kristus
dalam rupa roti yang disebut KOMUNI. Makna penerimaan komuni adalah merujuk kepada
partisipasi umat dalam peristiwa karya penebusan Tuhan yang dihadirkan pada waktu Doa
Syukur Agung yang dibawakan oleh Imam. Komuni atau Hosti Suci yang umat terima akan
menghubungkan dan memasukkan umat kedalam karya penebusan Tuhan itu.352
Dalam 1 Korintus 11:23-26 dimana Paulus memberikan kita ajaran yang dia terima dari
Tuhan: Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa
Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap
syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi
kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Demikian juga Ia mengambil cawan,
sesudah makan, lalu berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku,
perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku. Sebab setiap kali
kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia
datang.
Empat alasan kenapa Inilah tubuhKu bukan berarti tubuh Tuhan Yesus diwujudkan
didalam atau dibawah roti yang ditahbiskan imam/priest. Sesudah itu ada tiga pengertian yang
jelas dari perkataan Inilah tubuhKu dan Inilah darahKu.
352
Theodore Tappert (ed), Buku Konkord: Konfessi gereja Lutheran (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004) 95
248
1. Pengertian wajar: yaitu Gambaran
Pengertian yang paling wajar kalau seseorang mengambil sesuatu dan
mengatakan itulah tubuh seseorang adalah itu melambangkan tubuh orang itu , bukan itu
menjadi tubuh orang itu. Contoh, kalau kita kasih lihat foto keluarga kita dan kita
mengatakan Itulah keluargaku, semua orang mengerti bahwa foto itu bukan secara
langsung benar berubah menjadi keluarga kita secara fisik, itu hanya gambaran saja.
Atau kita melihat bintang film dari Passion of Christ dan kita bilang oh itu Tuhan
Yesus atau Yohannes atau Bunda Maria. Kita semua tahu mereka hanya aktor yang
menggambarkan realitas yang terjadi 2000 tahun yang lalu. Ini adalah pengertian kata-
kata yang paling wajar. Inilah tubuhku artinya ini melambangkan tubuhKu.353
2. Pengertian yang sama diantara Roti/Tubuh dan Cawan/Perjanjian Baru.
Kalau kata-kata Inilah (yaitu roti) tubuhKu maksudnya roti ini sekarang
menjadi tubuhKu, secara langsung pengertian yang sama harus dimaksud dengan cawan
itu. Diayat 25 Dia mengatakan:cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh
darahku. Ini bukan berarti cawan itu sekarang menjadi perjanjian. Semua kita mengerti
bahwa yang dipentingkan dari cawan itu adalah isinya. Dan anggur itu melambangkan
darah Tuhan Yesus yang menjamin berkat dari perjanjian itu.354
3. Tuhan Yesus sendiri menerangkan Dia berbicara secara kiasan.
Yohannes 6:63 menerangkan bahwa roti di Perjamuan Kudus bukan benar-benar
tubuh Kristus. Orangorang yang percaya bahwa tubuh Kristus benar ada didalam roti itu
mendasarkan itu dari ayat-ayat Yohannes 6:48-63.
Di ayat-ayat itu Tuhan Yesus mulai memberi gambaran mengenai pengertian Perjamuan
Kudus pada waktu Ia berkata, Akulah roti hidup Dan sesudah itu Ia membicarakan
bahwa kita harus makan roti itu. Dia mengatakan diayat 51, Akulah roti hidup yang
telah turun dari sorga, Jikalau orang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,
dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku yang kuberikan untuk hidup dunia
Kedengarannya sangat mengejutkan dan orang Yahudi bertanya diayat 52 bagaimana Dia
dapat memberikan dagingnya untuk dimakan. Tuhan Yesus menjawab diayat 53, Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahnya,
kamu tidak mempunjai hidup di dalam dirimu.
Tuhan Yesus tahu bahwa muridnya sendiri tidak mengerti apa yang Dia katakan. Ayat 60:
Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata, Perkataan ini
keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?
353
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 114
354
Michael Collins, The Story Of Christianity: Menelususri jejak sang Kristus, (Yogyakarta: Kanisius,2003), 40
249
lagi. Dengan kata lain, dengan makan dan minum itu dimaksud perbuatan rohani jiwamu
mendekati Tuhan Yesus dan menerimanya, percaya kepada-Nya dan semua kelaparan dan
kehausan jiwamu dipuaskan-Nya.
Disini ada tiga pengertian dari perkataan Tuhan Yesus.
1. Proklamasi
1 Korintus 11:26 mengatakan, Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum
cawan ini, kamu memproklamirkan, memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Inilah tubuh-Ku berarti, dengan lambang dari tubuh-Ku yang pecah anda
memproklamirkan kematian-Ku untuk orang berdosa sampai Aku kembali. Anda
mengabarkan injil. Roti dan cawan memproklamirkan kematian-Nya yang
menyelamatkan dan kebangkitan Tuhan Yesus karena perkataan sampai Ia datang
berarti dia sudah bangkit.355
2. Peringatan
1 Korintus 11:24,25 mengatakan, Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku
Inilah tubuhku berarti, marilah lambang dari tubuh-Ku dan darah-Ku memperingatkan
kita akan Kristus. Dengan proklamasi pada waktu Perjamuan Kudus, kita harus ingat
Tuhan Yesus. Dia berkata pada waktu kita duduk disini di gereja, ingatlah waktu Yudas
mengkhianati Aku, dan Aku sudah tahu seluruhnya. Ingatlah akan Aku pada waktu Aku
berterimakasih kepada Tuhan Bapa yang sudah menentukan semuanya itu. Apakah anda
ingat roti itu dipecahkan sama seperti Aku suka rela memberi tubuh-Ku dipecahkan.
Apakah anda ingat bahwa darah-Ku ditumpahkan untuk anda supaya anda hidup karena
kematian Aku.
Apakah anda ingat penderitaan Aku untuk memberikan anda semua berkat-berkat dari
Perjanjian Baru ini. Apakah anda ingat perjanjian Aku di Markus 14:25 bahwa Aku akan
meminum pokok anggur yang baru didalam Kerajaan Allah. Marilah semua kenang-
kenangan dari Tuhan Yesus, penuh dengan kasih dan kekuatan, memenuhi jiwamu pada
waktu Perjamuan Kudus. Dari sini kita bisa melihat pengertian ketiga dari Inilah tubuh-
Ku.356
3. Merayakan dengan Iman
Yohannes 6:35, Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan
lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.Inilah Tubuh-
Ku berarti pada waktu anda makan roti ini dan minum cawan ini, datanglah kepada
Yesus dan percayalah kepada Dia. Artinya, pada waktu anda perbuat ini, percayalah pada
Yesus supaya Ia menjadi makanan dan minuman rohani yang menopang hidupmu.
Supaya peringatan akan kematian dan kebangkitan membesarkan imanmu supaya
komunikasi dengan Tuhan menjadi lebih erat lagi.357
355
Lukasik SCJ, Memahami Perayaan Ekaristi, (Yogyagarta: Kanisius, 2003), 84-85
356
Lukasik SCJ, Memahami Perayaan Ekaristi, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), 86
357
Rasid Rachman,Hari Raya Liturgi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2003), 15-18
250
Tekanan yang diberikan oleh Yesus adalah makna perjamuan kudus itu sendiri. Artinya,
bukan pada seberapa banyak atau seberapa sering perjamuan kudus itu dilakukan dan diikuti oleh
umat-Nya. Tetapi bagi Yesus bagaimana umat-Nya memberi makna mendalam terhadap
perjamuan kudus itu sendiri.
1. Perintah untuk mengingat Yesus Kristus Meskipun sebagai orang Kristen tidak melupakan
apa yang telah dilakukan oleh Yesus untuk selamatkan kita, namun perjamuan kudus
penting bagi kita. Kepentingannya ialah supaya menyegarkan ingatan kita akan Yesus
Kristus dan menguatkan serta meneguhkan keyakinan kita kepada Dia.
2. Perintah untuk mngingat pengorbanan Yesus KristusKetika kita makan roti dan minum
anggur, kita dibawa untuk mengenang, membayangkan dan mengingat tubuh Yesus yang
dikorbankan bagi kita dan darah-Nya yang ditumpahkan untuk menyucikan kita dari segala
dosa dan kejahatan.
3. Perintah untuk mengingat pengalaman keselamatan kitaPerjamuan kudus yang kita ikuti
selain mengingat pengorbanan Yesus bagi kita, juga membantu kita untuk mengingat saat
secara pribadi menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Disinilah nilai dan
makna yang mendasar bagi kita ketika mengikuti perjamuan kudus.
4. Perintah untuk mengingatkan akan mereka yang belum percayaKetika kita mengikuti
perjamuan kudus, ada tanggung jawab yang harus kita kerjakan yaitu memberitakan
kematian Yesus kepada orang yang belum percaya. Dan melalui pemberitaan kita orang lain
juga boleh mendapat hidup kekal. Jadi, makna perjamuan kudus bagi kita ialah supaya kita
memberitakan Injil kepada jiwa-jiwa yang terhilang.
5. Perintah untuk mengingatkan pentingnya persekutuanPerjamuan kudus memiliki makna
penyatuan. Maksudnya menyatukan tubuh Kristus. Dan menyatukan tubuh Kristus dengan
Kristus sebagai kepala Gereja. Melalui perjamuan kudus, kita diingatkan bahwa betapa
pentingnya persekutuan di dalam tubuh Kristus. Melalui perjamuan kudus, kita dimotivasi
untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita. Kita semakin giat melakukannya
menjelang hari Tuhan yang semakin mendekat.
Arti dan makna perjamuan kudus bagi kita adalah supaya kita semakin hari semakin
mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita tidak bermain-main dengan dosa. Kita tidak menyia-
nyiakan pengorbanan Yesus bagi kita.358
Kelompok 11
Nama : Martua Miktam Siburian
358
Rasid Rachman,Hari Raya Liturgi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2003), 28-30
251
Martin Otniel Simamora
Mata Kuliah : DOGMATIKA II
WHY I BELIVE
(KENAPA SAYA PERCAYA)
I. Pendahuluan
Dalam buku ini akan menjelasakan bagaimana kesaksian orang-orang yang saat mereka
belajar keyakinan agama yang mendalam, yang mana dalam Matius 13:47 seluruh kerajaan soga
tersebut semuanya milik orang yang percaya. Kumpulan tulisan ini merupakan bagaiman
menunjukan bagaiman mereka percaya kepada Tuhan, mereka tidak malu menunjukan siapa
mereka. Namun dari kesaksian mereka, mereka tidak menunjukan bagaiman mereka begitu hebat
namun mereka menjukan mengapa itu terjadi kepada mereka. Namun mereka menjelaskan
bagaimana iman mereka dapat bertumbuh dan berkembang, dan ada juga mereka
mengembangkan dengan doktrin injil yang mereka terima.
Danny ainge
Ketika saya mengunjngi teman seteamnya dalam pembaptisa, dia merasakan sesuatu
yang belum pernah ia rasakan pada saat pembaptisan tersebut. Karena desakan Garth dan
teladannya, saya membaca Kitab Mormon untuk pertama kalinya, berlindung. Saya berdoa
dengan tulus hati dan niat yang nyata, memiliki iman kepada Kristus, untuk mengetahui
kebenarannya. Saya tidak pernah merasakan sesuatu menjadi lebih benar. Sejak itu, saya telah
membaca Kitab Mormon berkali-kali. Saya suka bagaimana melengkapi ajaran-ajaran Alkitab.
Saya tahu jika saya menerapkan ajarannya dalam hidup saya, saya tidak akan pernah bisa
menjauh dari Tuhan. Semakin saya membaca, semakin bahagia dan lebih pasti saya dari jalan
yang saya inginkan.
Saya belajar banyak musim panas itu. Persidangan yang saya hadapi membantu saya
mempersiapkan hidup saya di depan. Saya belajar untuk tidak berhenti. Saya belajar kasih
sayang untuk orang lain, terutama mereka yang mungkin sedang berjuang. Tapi yang paling
penting, saya belajar mengandalkan Tuhan.Selain itu, saya sudah dikelilingi oleh orang baik.
Ketika saya bermain untuk Toronto Blue Jays, ada empat pemain lain di tim yang merupakan
anggota Gereja: Jerry Garvin, Barry Bonnell, Luis Gomez, dan Garth, yang akhirnya kembali ke
jurusan dan memiliki karir yang panjang. Kemudian, ketika saya bermain untuk Celtics, ada dua
Orang Suci Zaman Akhir lainnya dalam tim tersebut, Greg Kite dan Fred Roberts. Ketika saya
melatih pembinaan di Phoenix, anggota Gereja lain, Danny White,: mantan
252
quarterbackCowboys, sudah melatih arena permainan - semua tim dimiliki oleh pemilik Sun.
Kehadiran mereka sendiri membuat saya lebih mudah menjadi anggota Gereja.
Saya selalu berpikir bahwa saya bisa menyulap semua aspek kehidupan saya sampai
saya menjadi kecanduan intensitas dan daya saing pembinaan Phoenix Suns. Suatu hari saya
membaca di Matius 6:24: "Tidak ada laki-laki. melayani dua tuan: karena entah dia akan
membenci yang satu, dan mencintai yang lain: atau dia akan berpegang pada satu, dan membenci
yang lain. Kamu tidak bisa sen e Tuhan dan mammon. "Dan lagi dalam Matius 6: 20-21, saya
membaca.
. Harta saya ada di rumah, namun pikiran saya terus berlanjut di lapangan. Saya akan
membaca buku-buku bagus dan mendengarkan kata-kata yang diilhami dan menerapkannya,
vvvvvbukan pada kehidupan pribadi saya, melainkan untuk melatih dan tim saya. V harta karun
sejati, istri dan anak saya yang cantik, sering terbengkalai. . Bisa berlanjut seperti ini, seperti
yang saya lakukan selama empat tahun, tapi saya merampok keluarga dan tim saya. Keduanya
pantas menjadi pemimpin penuh waktu. Saya akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri
sebagai pelatih kepala Suns, dan itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat dalam hidup
saya.
Kesaksian saya tentang Injil telah datang dalam dua cara. Wavour pertama berada pada
saat realisasi yang bersinar, ketika Roh Kudus te :.-berpaling kepada saya bahwa Injil itu benar
adanya. Cara kedua adalah lebih dari sebuah evlusi, sebuah kesadaran bertahap bahwa kesaksian
awal saya kurang. - Saya terus mengenali dan lebih menghargai lebih banyak kebenaran dalam
Injil.Ini adalah penjelasan panjang mengapa saya percaya, namun pengalaman hidup saya telah
membantu saya untuk melihat kebenaran, menemukan jalan saya, dan untuk meringankan,load
Saya berhutang budi pada banyak orang dalam hidup saya, termasuk orang tua saya.359
359
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal3-12
253
Struktur organisasi dari gereja kita sangat mempengaruhi pertumbuhan kita dan
perkembangan spiritual kita sebagai jemaat. Melalui ilahi ini menginspirasi dan mengarahkan
pelayanan, kita semakin dekat dengan Tuhan, kita lebih mengerti sifat sejati dari tanggung jawab
kita kepada sesama kita dan lebih jelas memahami tujuan ilahi dari penyelamat kita dan
kemuliaan misi-Nya. Kita dan keluarga kita telah secara langsung telah diobservasi dan diberkati
dari rencana-Nya. Itu tidak satu alasan kenapa kita percaya dan bersaksi dalam Yesus.Dimana
struktur dalam peribadahan bagaimana Uskup berbicara dalam menyampaikan khotbah
menunjukan bagaimana kebesaran Tuhan, dan begitu juga dengan sakramen dengan jemaat,
mengajak jemaat untuk lebih mengikuti ibadah, dan peribadahan tersebut menjadi nyata bagi
mereka.360
Marilyn Arnold
aku percaya; tolong berilah aku ketidakpercayaanmu Saya merasa nyaman dengan kata-
kata itu karena apa yang dikatakan pria itu ternyata cukup masuk akal (mark 9: 23-24). Yesus
memberikan rohnya keluar dari anaknya. Mungkin beberapa manusia sempurna dalam
kepercayaannya. Apa yang dibutuhkan untuk menjadi percaya dan sadar upaya untuk
menghidupkan kepercayaan akan hidup. jika engkau bisa percaya yesus berkata. Tetapi saya
harus tidak lupa, keduanya, bahwa petrus pernah melihat kebangkitan kristus dia tidak pernah
goyah lagi, meskipun mati martir361
Alan C. Ashton
Dengan semua hati saya dan jiwa percaya kepada injil dari Yesus Kristus sebagai ajaran
gereja dari yesus untuk orang suci zaman akhir adalah benar. Saya sangat yakin bahwa yesus
kristus dapat dan akan menyelamatkan yang datang kepadanya dengan hati yang sakit dan jiwa
yang kritis. Saya memiliki kepercayaan implisit kepada Allah Bapa akan menjaga janjinya yang
dibuatnya dalam alkitab. Saya mempunyai iman kepada kata2 Tuhan mengandung kekuatan dan
keselamatan. Saya memiliki rasa perwujudan dan bisikan dari roh kudus, dan saya memiliki
pengalaman sukacita yang manis dan damai datang dari belas kasihan yang lembut dari
penyelamat dan dari mengikuti perintah-Nya. Saya mengetahui injil Yesus Kristus adalah
kekuatan Allah sampai keselamatan, dan itu membawa kebahagiaan, kepercayaan, iman, dan
cinta kepada semua yang taat mengikuti perjanjiannya dan yang datang sampai Yesus Kristus.362
Thurl Bailey
Ini yang bisa saya katakan: kehidupan saya hanya menjaga untuk mendapatkan yang lebih
baik dan baik lagi, menerima pendeta dan mendatangi gereja. Tidak ada yang lain untuk
360
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal13-25
361
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal25-30
362
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal31-36
254
membandingkan dengan berkat seperti itu. Kebenaran, sederhana, dan sesimpel itu. Saya sangat
bersyukur setiap hari bahwa saya percaya.363
Michael Ballam
Dalam waktu sulit ini, sebuah pendekatan kepada roh kudus dan mengakui penuh cinta tak
bersyarat Tuhan untuk anak-anak-Nya sangat penting bagi saya. Itu menjadi lebih meningkatkan
kepentingan untuk bergantung kepada-Nya. Saya dicari secara konstan persahabatan dari jiwa-
nya melalui pembacaan kitab-kitab dan menyerahkan diri saya keada seni dan musik. Saya telah
mendengar suara-Nya dari jatuhnya petir dan symphony beethoven yang ke 9. Saya telah jatuh
cinta dalam tulisan raja daud dan victor hugo. Saya adalah saksi dari cinta tak bersyarat-Nya dan
dia menginginkan untuk berkomunikasi dengan kita dalam banyak sekali jalan inspirasi.
Meskipun pengetahuan ini telah melalui berbagai asisten dari guru ahli, composer, penulis, dan
arti itu berdiri sendiri dan personal. Itu jangkar saya dalam menjalankan kehidupan.364
Merrill J. Bateman
Kepercayaan saya terhadap Gereja Yesus Kristys tentang pengetahuan hari kemudian mulai
sejak mendengar pendirian orangtua saya dan kakek saya dan berfikir berdoa dan menemukan
kebenaran dalam diri saya. Kepercayaan saya memperkuat sebagai seorang remaja 16 tahun
ketika saya ditugaskan untuk mengajar sebuah kelas 8 tahun di sekolah mminggu. Untuk
pertama sekali dalam hidup saya, saya menjadi seorang murid penginil. Saya membaca Alkitab
dan buku Mormon dalam sebuah hubungan dengan sebuah pelajaran dalam sekolah minggu.
Saya mengembangkan perasaan hangat dalam kebenaran yang saya dapatkan di dalam buku.
Saya heran dalam kekonsistenan prinsip dari penginjil dapay menjelaskan kepada anak kecil
eskipun tidak seperti orang dewasa. Panggilan jiwa keremajaan saya menjadi seorang
pengembara dengan Alkitab untuk melanjutkan kekaguman dan kehangatan 50 tahun kemudian.
Tetapi cerita yang saya harap untuk diceritakan tidak hanya tentang saya, akan tetapi sebuah
kelompok anak muda yang luarbiasa dengan yang saya yang telah berbenalan tahun-tahun yang
lalu ketika saya menjadi seorang rector fi universitas Brigham. Lebih banyak respon mereka
adalah tipe anak muda di dalam gereja Yesus Kristus. Universitas Brigham memiliki murid
sekitar 30.000 da datang dari 50 negara dan 110 kota. Mereka berbicara 50 bahasa, dengan lebih
dari 50% telah tinggal di luarnegeri selama lebih dari 8 bulan. Dua sepertiga berbicara dengan
kedua bahasa. Pada elemen yang biasanya, keiman mereka patuh kepada Tuhan Kita dan
Anaknya, Yesus Kristus: iman pada Gereja dan Yesus Kristus; iman kepada kehebatanGereja
seabagai yang memugarkan oleh khotbah Joseph Smith; dan mematuhi peraturan Gereja sebagai
pemimpin Gereja.365
363
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal37-40
364
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal41-44
365
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal45-50
255
Joyce M. Bennnet
Alasan hal pertama kenapa saya percaya saya jemaat dari gereja Jesus Christ of latter day
saints adalah karena orang tua saya dan kakek-nenek saya jemaat di sana. Saya tumbuh dalam
kota salt lake dan belajar mengenai prinsip injil. Saya datang ke gereja setiap minggu dan pergi
dan pergi ke Primary (organisasi anak-anak) setiap selasa setelah pulang sekolah. Saat remaja
saya menghadiri organasasi perempuan muda setiap rabu malam.
Alasan kedua saya percaya dalam injil Yesus Kristus adalah karena sebagai orang dewasa,
Saya telah melihat apa yang dilakukannya dalam kehidupan orang lain. Latter day Saints adalah
orang-orang bahagia. Mereka memiliki fondasi yang kuat untuk membangun kehidupan mereka.
Alasan terakhir saya percaya karena gereja telah berbuat yang bagus kepada saya. Ini telah
menjadi point utama suami dan hidup saya bersama. Kita selalu bersatu dalam kepercayaan
kami, memberikan rumah kami sebuah fondasi yang kuat. Kita percaya itu karena kita telah
menikah dalam gereja, pernikahan kami suci, yang lebih lanjut dikuatkan.366
Robert F. Bennet
Pada awalnya, saya telah hidup hampir setengah abad. Seperti yang saya katakan, saya telah
pergi keberbagai tempat, melihat banyak hal, bertemu dengan banyak orang, membaca banyak
buku, dan mengatakan banyak doa. Totalitas pengalaman saya mengajarkan saya untuk tetap
percaya. Terkadang, saya tidak berkelakuan yang seharusnya, sebagai orang percaya. Ada waktu
ketika saya membiarkan masalah hidup menggerakan saya jauh dimana seharusnya. Tetpai saya
tahu, seperti saya menemukan seorang remaja, yang jika saya berdoa benar-benar berdoa Tuhan
akan ada, mendengarkan. Dia akan membantu saya. Dia akan membantu semua orang. Saya tahu
itu, dan itulah mengapa saya percaya.367
Harold C. Brown
Kepercayaan saya dan kebaikan-Nya diperkut ketika saya melihat kemanusiaan manusia
kepada manusia. Kita belajar mengenai Tuhan sepertti kita melihat karakter-Nya dan kualitas
menunjukan dalam itu yang menghabiskan waktu dalam pelayanan sesamanya. Mereka yang
melayani lainnya lebih sering merasakan kekuatan Tuhan dalam diri mereka. Mereka yang
menerima bantuan perasaan cinta Tuhan dan perhatian bagi mereka. Kedua pemberiaan dan
penerima diberkati. Keduanya mendapatkan lebih pengertian kebaikan Allah dan cinta-Nya
untuk anak-anak-Nya
F. Enzio Busche
366
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal51-54
367
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal55-60
256
Saya tumbuh dalam zaman hitler di jerman tanpa adanya latar belakang agama, pada umur 15
ketika perang dunia ke II akhirnya berakhir. Umur 14 tahun dirancang menjadi tentara jerman.
Sejak dimulainya perang, saya berumur 9 tahun, saya tidak dapat serius sekolah. Selama 3 tahun
hidup saya tidak mempunyai atap di atas kepala saya. Ibu saya, empat adik perempuan saya, dan
saya tidur dalam reruntuhan rumah, tidak tau keberadaan ayah saya masih hidup atau tidak.
untuk bagian yang baik dari tiga tahun setelah perang, kekuatan fisik menjadi satu hal dalam
agenda aktifitas kami.
Pada tahun 1956, ketika missionaris dari gereja Jesus Christ of latter day saints mengetuk
pintu saya, saya telah berumur 26 tahun, telah menikah kurang lebih setahun, dan telah bertahan
dari penyakit mematikan. Sekitar 20 tahun kemudian, dalam oktober 1977, saya dipanggil oleh
president gereja Spencer W. Kimball melayani sebagai kewenangan umum dari gereja. Sebagai
jemaat dalam gereja menjadi periode paling penting dari belajar saya sendiri. Tidak hanya apa
yang pelajari untuk beradaptasi dalam kehidupan saya perjanjian suci melalui baptisan, tetapi
saya juga belajar bagaimana mensukseskan keluarga sendiri dan bagaimana membangun bisnis
keluarga.
Di bawah pengaruh dari roh kudus, semua menjadi mudah, ketakutan hilang, dan kesaksian
kita menjadi lebih kuat bahkan kita akan tercengang melihat keadaan yang paling menantang
sekalipun, seperti mukzizat akan terjadi membawa bantuan kita, dan segala sesuatu di dalam diri
kita akan seperti kecerahan hari yang sempurna.368
Ariel Bybee
Keanggotaan di gereja Tuhan, bahkan kehidupan yang benar, tidak menjamin kekebalan dari
rasa sakit, tapi pikiran dan hati saya bersaksi bahwa rasa damai yang tulus dihasilkan dari
mencoba untuk tetap bertahan, menjalani hidup pelayanan, bahkan layanan musik.
Clayton M. Christensen
Alasan pertama saya untuk mengabdi kepada gereja dala institusi organisasi: karena jalan
gereja terorganisir, itu menaruh kesempatan untuk menolong yang lain dalam jalan saya setiap
hari. Alasan yang kedua kenapa saya percaya doktrin yang diajarkan gereja adalah benar. Saya
telah mempelajari alkitab dan buku mormon, saya telah datang untuk mengetahui melalui
kekuatan dari jiwa Tuhan dalam buku ini berisi pemenuhan akan injil Yesus Kristus. Keyakinan
saya dalam seperti saya meneruskan pembelajaran buku ini dan telah mencoba untuk melakukan
dari Bapa yang di Surga.369
Joe J. Christensen
368
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal73-78
369
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal89-96
257
Iman saya meyakinkanku untuk identitas pribadi saya. Itu mengajari saya bahwa Bapa kami
yang di Sorga hidup dan Dia mencintai kita persis roh anak laki-laki dan perempuan-Nya.
Doktrin ini termasuk moral dan kode kesehatan itu memungkinkan semua orang yang mengikuti
dengan melindungi kesehatan dan meningkatkan umur panjang. Itu membuktikan saya dengan
jaminan keluarga adalah kehidupan utama dan cinta saya bagikan dengan istri saya, barbara, dan
anak-anak saya yang berarti menurut Tuhan disepanjang waktu dan selamanya370
Kim B. Clark
Keyakinan saya terhadap gereja yesus kristus dari orang suci zaman akhir didasarkan
pada ekspresi. Saya percaya karena gereja dan doktrin-doktrinnya memberi saya perspektif kekal
yang menghubungkan mendalam dengan kehidupan saya sehari-hari. kata-kata kebenaran dari
para nabi kuno dan hidup yang membimbing gereja telah menyentuh hati saya. Mereka
mengizinkan saya melihat cakrawala dan memberi saya wawasan dan pengertian. Melalui
semangat wahyu ini, gereja menciptakan rasa tujuan dan makna yang mendalam dalam apa yang
saya lakukan dengan keluarga, pekerjaan, hubungan, mitigasi, dan pelayanan saya kepada orang
lain. Injil Yesus Kristus demikian membuat saya sebagai pribadi hati yang utuh, pikiran, dan roh
yang utuh. Ini mengajarkan kepada saya tentang kasih yang besar yang dimiliki penyelamat bagi
saya, dan ini membawa sukacita dan pengharapan dan ispirasi ke dalam hidup saya. 371
Jane Clayson
Sebagai seorang jurnalis, saya merasakan kehormatan dan tanggung jawab menonton
.story terungkap langsung. Beberapa cerita yang saya liput sangat menghangatkan hati, ini sangat
menyakitkan hati. Saya telah menyaksikan penderitaan yang sangat besar di dunia ini. Tetapi di
tengah-tengahnya, saya juga telah mengamati iman kepercayaan dan cahaya Yesus Kristus
bersinar dari dalam setiap orang - saya di sini, menerangi dan menebus dan memulihkan. Ini
adalah kabar baik. Perlu dilaporkan. Ini mengubah segalanya.
Sebagai seorang jurnalis, saya meliput dan menganalisa setiap berita dengan segala
objektivitas tuntutan profesi saya. Sebagai orang beriman kepada Tuhan, saya berbagi dengan
Anda apa yang telah saya saksikan dari tetangga kita di seluruh dunia bahwa terang Kristus
bersinar keluar dari orang-orang yang berusaha untuk belajar dari Dia, yang berusaha untuk
meniru Dia.Iman saya telah mengajarkan kepada saya bahwa kita masing-masing memiliki, di
dalam diri kita, sumber kekuatan yang luar biasa dan besar: (Yohanes 1: 9).Saya percaya kita
paling hidup saat kita memperhatikan panggilan Yesus Kristus: "Datanglah kepadaku, semua
orang yang bekerja dan sarat, dan aku akan memberikan372
Lavell Edwards
370
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal97-102
371
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal103-112
372
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal113-116
258
ketika saya dianugerahi beasiswa penuh untuk bermain sepak bola di Universitas
Brigham Young. Di BYU saya tidak hanya mengembangkan kemampuan atletik saya; Saya juga
memperkuat nilai spiritual saya.
Setelah lulus dari BYU dan sekolah hukum, saya pergi ke dunia: melayani umat saya.
Saya menjadi seorang pengacara kesukuan untuk salah satu suku Indian terbesar di Amerika
Serikat, suku Shoshone dan Bannock di Indian Reservation Hall di Idaho. Pekerjaan saya atas
nama orang India di Idaho memberi saya kepuasan besar dalam karir saya di bidang hukum.
Akhirnya, visi saya tentang apa yang harus saya tawarkan diperluas, dan saya memasuki dunia
politik. Sekali lagi, dua belas tahun saya bertugas di kantor elektif negara membuat saya
mendapat kesempatan untuk melayani orang lain.
Pada tahun 1994 saya kalah dalam perebutan gubernur Idaho. Saya memimpin dalam
polling dari: dia memulai kampanye saya sampai hari pemilihan. Sehari sebelum pemilihan saya
yakin saya akan menjadi gubernur berikutnya di Idaho. Namun, dalam kejutan saya kalah dalam
pemilihan yang ketat. Dalam kekalahan saya belajar sesuatu tentang diri saya dan makna hidup
yang sebenarnya. Saya kecewa karena saya tidak memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal
untuk orang-orang yang bisa saya lakukan sebagai gubernur Idaho. Tapi dalam memberikan apa
yang seharusnya menjadi pidato konsesi yang sulit pada malam pemilihan, saya mendapati diri
saya dipenuhi dengan perasaan damai dan tenang. Saya tahu bahwa kita tidak akan pernah benar-
benar gagal jika kita menaruh kepercayaan kepada Tuhan dan melakukan usaha yang tulus untuk
melakukan pekerjaanNya. Yang penting adalah menjalani kehidupan yang penuh integritas,
kejujuran, dan pelayanan kepada orang lain sebagaimana Tuhan ingin kita lakukan. Bahkan
dalam kegagalan kita, kita akan dipertahankan dan terangkat.
Saya percaya kepada Injil Yesus Kristus karena hati saya mengatakan bahwa itu benar.
Kristus hidup dan Juruselamat seluruh umat manusia. Saya percaya kepada Gereja Yesus Kristus
dari Orang Suci Zaman Akhir karena saya tahu itu menjadi mendasain kita bagaimana kita dapat
hidup kejalan Yesus Kristus.373
J. W, Marriott, Jr
Melalui contoh dari banyak orang adil dan melalui belajar saya dan pelayanan gereja, saya
belajar Tuhan hidup dan Yesus adalah Kristus. Saya belajar doa itu adalah jawaban, mungkin
tidak selalu dalam jalan yang kita inginkan, tetapi itu jawaban. Semuanya itu, saya tahu hidup
tidak berakhir dengan kematian tubuh dan ketaatan orang benar akan menikah dalam gereja suci
dari Tuhan, dan akan menikmati kehidupan kekal bersama dengan sesamanya.374
Kieth W. Merrill
Saya percaya dalam Tuhan dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Saya percaya kehidupan kita
adalah bagian hebat dan rencana ilahi dari keselamatan. Saya percaya Tuhan berbicara kepada
373
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal133-139
374
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal221-224
259
anak-anak-Nya, Joseph Smith adalah seorang nabi, dan itu memenuhi injil dan telah
menyembuhkan dunia. Saya percaya itu dengan kekuatan dari roh kudus kita dapat mengetahui
kebenaran akan semua hal.375
Robert L. Millet
Saya adalah seorang jemaat Latter day Saints saya percaya dalam kebenaran yang diklaim
oleh Joseph Smith. Saya seorang jemaat Latter day Saint karena saya merasa gereja Jesus Christ
of latter day saints membuktikan jawaban untuk beberapa pertanyaan kehidupan yang
menjengkelkan: darimana saya berasal? Kenapa saya disni? Kemana saya setelah saya
meninggal? Jawaban mereka sama menyenangkan dengan pikiran saya saat mereka menembaki
hati saya. Meminja kata-kata C. S. Lewis, saya percaya dalam hal ini seperti saya percaya
bahwa matahari telah bersinar, tidak hanya karena saya lihat, tetapi karena dengan saya melihat
segala sesuatunya376
Alexander B. Morrison
Saya pergi ke Universitas Alberta, dan pikiran saya mulai membuka dunia gagasan dan
pembelajaran yang lebih luas. Banyak teman saya adalah veteran Perang Dunia II, kecewa
dengan pengalaman mereka. Tapi saya mencatat bahwa salah satu teman sekelas saya, seorang
pria dari Alberta selatan, entah bagaimana tampak berbeda. Dimana orang lain bersikap profan
dan kasar, dia dilindungi dan berdisiplin. Yang lainnya sangat sinis dengan hal-hal yang sakral,
tapi dia memiliki keyakinan yang sunyi. Kami menjadi teman. Saya menemukan dia adalah
anggota Gereja Yesus Kristus yang setia dari Orang Suci Zaman Akhir, yang pertama saya
pernah bertemu. Teman saya memberi saya dua buku tentang Gereja dan doktrinnya untuk
dibaca. Aku melahap mereka dengan rajin. Semua yang saya baca terdengar benar bagi saya.
Sepertinya tidak ada yang saya baca itu baru. Saya menyadari bahwa saya, dalam arti tertentu,
mengingat kebenaran yang selama ini saya kenal tanpa sadar.
Dua dari ajaran Gereja sangat mengesankan saya dan bergema di dalam hati saya. Yang
pertama, bahwa "kemuliaan Allah adalah kecerdasan, dan bahwa Orang Suci Zaman Akhir harus
mencari pembelajaran dalam segala hal "baik di surga dan di bumi, di rumah dan di luar negeri",
memukul saya dengan kuat. Pikiran saya mulai memahami keajaiban keindahan belakasains dan
pengetahuan pada umumnya. Konsep tentang Tuhan yang memahami semuanya dan
menginginkan anak-anakNya untuk melakukan hal yang sama juga membuat saya senang dan
gembira. Betapa indahnya berpikir bahwa saya bisa, dan memang seharusnya, menghabiskan
keabadian belajar.377
Virginia H. Pearce
375
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal225-234
376
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal235-239
377
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal239-242
260
Saya percaya pada doa. Saya percaya ini adalah cara untuk membuka saluran antara
Tuhan dan saya. Tapi saya percaya bahwa menemukan cincin itu adalah keajaiban miniatur yang
saya rasakan dibandingkan dengan pesan sebenarnya - bahwa Tuhan menyadari kesedihan dan
cintanya pada kekasihnya yang telah lama ditinggalkan, yang diwakili oleh cincin tersebut. Dia
mengatakan kepadanya bahwa Dia tahu dan mencintainya. Yang mana cinta tersebut adalah cinta
dari orang Tuanya yang sudah tua.378
Saya tidak berbipikir banyak tentang Tuhan, agama, atau gereja sampai saya memulai
sekolah medis. Bukan keajaiban tubuh manusia yang membangkitkan ketertarikan saya terhadap
agama. Tidak semua. itu contoh pribadi dari salah satu profesor terbak dan paling populer kami,
seorang laki-laki yang tertarik pada siswa dan kesejahteraan mereka legendaris.
Di dalam jiwa saya, saya tahu injil itu benar. Tepatnya bagaimana, saya tidak dapat
memberitahukannya. Tetapi apa yang saya tahu adalah semuanya berdasarkan pengalaman
dalam beberapa tahun ini sejak saya menjadi jemaat gereja Jesus Christ of latter day saints telah
dikuatkan melalui keyakinan yang dalam. Itu nyata. Itu benar. Dan itu membuat seua berbeda
dalam dunia.379
Art Rascon
Kenapa saya percaya? Karena saya menyaksikan kontras yang besar pada mereka yang
menemukan kebenaran mutlak tentang ajaran Tuhan yang memulihkan dan mereka yang tidak.
Ada beberapa kebahagiaan dan damai mengelilingi yang siapa menaruh langkahnya dengan
tegas kepada jalan kebenaran terhadap Allah, meskipun berbagai macam pencobaan, dan sebuah
tingkatan spekulasi mengelilingi mereka yang bingung tentang apa kebenaran sejati itu.380
Andy reid
Ini bagaimana kita hidup dengan arahan, dengan sebuah tujuan, dan dengan sebuah tujuan
akhir untuk kembali kepada Bapa yang di Sorga.381
Harry reid
Setelah bertahun-tahun saya percaya gereja telah menjadi lebih bagus, rencana positif dalam
kehidupan saya. Tanpa arahan dari gereja, saya pasti tidak memiliki kompas. Kau melihatnya,
saya senang saya percaya.382
378
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal243-248
379
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal255-258
380
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal259-266
381
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal267-270
261
Gordon H. Smith
Saya percaya dalam kebenaran gereja Jesus Christ of Latter day Saints. Itu memulihkan saya
dengan Tuhan melalui nabi Joseph Smith. Itu bukti ditemukan dalam doa, dlaam kata-kata dari
nabi-nabi, dan dalam ketaatan kebenaran prinsip. Untuk saya itu telah menjadi bagian dan paket
dari pencarian kebahagiaan saya. Mungkin juga untuk anda.383
Heidi S. Swinton
Kepercayaan saya dalam Yesus Kristus, dan Injiln-Nya, dan dalam gereja-Nya berakar apa
yang saya pelajari pada saat sebagai ibu muda yang melihat mimpiku pergi jauh. Saya belajar
bahwa Yesus Kristus bersama kita, dan kehadiran-Nya keselamatan kita.384
Dieter F Uchtdorf
Merefleksikan hidup saya, saya memberikan pujian penuh atas ajaran dan program gereja
atas apa yang telah terjadi pada diri saya. Itu membantu saya menaikan penglihatan saya keluar
dari kehancuran dan puing-puing perang. Itu juga memiliki jawaban tepat waktu untuk mengatasi
kejahatan hari ini seperti pornografi, aborsi, narkoba, penyalahgunaan obat, dan korupsi. Itu
membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan perintah-perintah-Nya yang Dia berikan kepada
kita. Itu membantu kita untuk menjadi benar kepada kebajikan kita dan nilai dan akan
menguatkan iman kita dan memberikan kita harapan bahkan dalam waktu serius tantangan.385
Peter Vidmar
Saya merasa damai, dan itu saya rasakan damai sekarang, ketika saya lakukan dengan
sebaiknya untuk hidup berprinsip seperti diajarkan oleh Yesus Kristus.386
Mark H. Willes
Saya percaya dalam kristus karena dia hidup. Saya mencintai Dia, menghormati Dia, dan
menyembah Dia. Namun jurnalis banyak mengetahui bagaimana tentang iman, dapat menjelakan
iman. Tetapi tidak dapat menjelaskan iman mereka. Mereka hanya mampu melaporkan fakta
bagaimana orang berdoa, dan iman mereka berdoa. Dengan begitu jurnlis dapat menjelaskan
dengan jelas semua pembelajaran-pembelajaran, yang mana dengan begitu iman dapat
bertumbuh dan berkembang depan penjelasan oleh jurna tersebut.387
Steve Young
382
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal271-274
383
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal293-300
384
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal301-304
385
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal311-322
386
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal323-328
387
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal329-335
262
Saya percaya karena saya melatih iman saya tanpa terlebih dahulu mengetahui dan lalu
merasakan jawaban dalam hati saya. Setiap waktu iman memproduksi keyakinan itu saya tahu
lebih daripada apapun dalam kehidupan saya, terlihat atau tidak terlihat. Saya merasa Tuhan,
saya menikmati tulisan-Nya, saya mencintai dan mendengar perintah-Nya kepada nabi, dan Dia
berbicara ke hati saya. Saya telah menguji kata-kata-Nya, dan mereka menanggung buah yang
baik segera dan terbukti dengan waktu. Saya percaya saya mengerti dan membuat pilihan
tertentu sebelum hidup ini di atas bui dan itu apa yang saya lakukan sekarang untuk sesama
manusia sampai akhirat. Semua yang harus dilakukan dimulai melemparkan bola tanpa
melihatnya, dan iman itu akan berkembang sampai kamu mengetahui bahwa Bapa dalam Surga
dan Anaknya Yesus Kristus dan harapan kita satu persatu dan harapan untuk seluruh dunia.388
Tanggapan:
Transformasi Misi Kristen389
Allah tidak boleh dianggap sebagai Allah di dalam diriNya. Ia adalah Allah bagi kita
semua, Allah yang demi Kristus telah membenarkan kita oleh kasih karunia. Sejarah pribadi
Luther dan pertanyaan yang eksistensial, : dimanakah aku menemukan Allah yang pemurah
memainkan peran disini seperti halnya juga dengan kenyataan bahwa pada akhir abad
pertengahan individu mulia muncul dari yang kolektif. Reformasi meneolgikan perkembangan
ini. Pertanyaan tentang keselamatan menjadi pertanyaan pribadi ssang individu. Penekanannya
tidak pernah lagi lenyap. Dalam ribuan cara yang berbeda orang-orang percaya akan
menekankan pengalaman pribadi dan subyektif dalam kelahiran baru oleh roh kudus, maupun
tanggung jabwab individu dibandingkan dengan tanggung jawab kelompok.
388
Kieth W Merrill,Why I belive,(Utan:Bookcraft,2001)hal335-340
389
David J Bosh, Transformasi Misi Kristen, (Jakarta:BPK Gunung Mulia,2006)hal 375-376
390
Alister E.Mcgrath, Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta:BPK Gnung mulia, 2006), hal 113-114
263
selama Abad pertengahan, anugrah cenderung dimengerti sebagai suatu subtansi
adikodrati yang dicurahkan oleh Allah ke dalam jiwa manusia supaya memudahkan perdamaian.
Salah satu argument yang mendasar pendekatan ini mengacu pada adanya jurang pemisah yang
total dan tak terjembatani antara Allah dan manusia. Tidak ada jalan yang umat manusai dapat
digunakan untuk masuk ke dalam suatu hubungan yang penuh makna dengan Allah oleh karena
jurang pemisah ini. Sesuatu diperuntukkan untuk kita dapat diteruma Allah. Yaitu anugrah.
Oleh karena itu, anugrah dimengerti sebagai sesuatu yang diciptakan di dalam diri kita
oleh Allah untuk menjembatani antara hakikat manusia yang murni dan hakikat ilahi yang
berfungsi sabagai perantara. Anugrah adalah suatu substansi bukan sikap dari Allah. Ide-ide
tentang anugrah sebagai semacam itu telah menjadi sasaran kritik tajam sebelum masa reformasi;
menjelabf abang ke 16, ide itu diremehkan.
Ide tentang anugrah sebagai kemurahan Allah secara umum dan benar dipandang sebagai
ide yang mendasari reformasi Luther di Jerman yang diperoleh manusai tanpa perbuatan baik
dari pihaknya yang melandasi ajaran pembenaran oleh iman. Tidak bisa dipungkiri bahwa apa
yang ada dalam diri manusia adalah anugrah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam diri
manusia. Anugrah yang Allah berikan kepada manusia adalah bentuk kasih dari Allah kepada
manusia.
Tanggapan kelompok:
Dalamm buku yang berjudul WHY I BELIEVE mencantumkan bagaimana
kesaksian kehidupan dari lebih dari 50 orang yang mengenal Yesus Kristus dalam kehidupan
mereka secara pribadi. Mereka yang memberikan kesaksian tidak terbatas dari seorang penginjil
saja. Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang berasal dari pekerjaan yang berbeda-beda.
Perjumpaan pribadi dengan Allah yang mereka rasakan berbeda-beda, bahkan ada yang
merasakan dari mereka kecil. Cara mereka mendapatkan atau menerima Yesus Kristus dalam
diri mereka tidak bisa diperkirakan. Dalam kesaksian mereka tersebut, tidak menekankan siapa
mereka dan bagaimana kesuksesan kehidupan mereka, Akan tetapi dalam buku tersebut lebih
menekankan bagaimana peran serta campur tangan Tuhan di dalam kehidupan mereka. Tokoh-
tokoh yang disajikan dalam buku tersebut, dengan jelas menunjukkan bagaimana peran Tuhan
dalam diri mereka, bahkan tidak malu dengan injil yang telah mereka terima dalam kehidupan
mereka.
264
dalam hidupnya. Memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Allah Bapa akan membawa
keselamatan dan pembaharuan hidup, sama seperti kisah-kisah yang dipaparkan dalam buku
tersebut. Orang Kristen memangdang Allah Bapa sebagai pusat kehidupan, dan memberikan
sepenuhnya kehidupan mereka dalam Allah Bapa.
Kelompok 12
Nama : May Luther Sinaga
Mesak Leo Patra Simanjuntak
Mata Kuliah : Dogmatika II
265
Dosen : Pdt. Dr. Jusen Boangmanalu
PENDAHULUAN
Di Filipina, ribuan anggota komunitas pemuja Pinus telah menjalankan iman Kristen, dan
tantangan yang dihadapi oleh orang-orang Kristen dan orang-orang di luar Kristen pada tahun
90-an adalah tantangan yang monumental, bagaimana menangani masalah bangsa sambil setia
untuk melayani Tuhan Yesus Kristus. Para komunis (CPP - the Communist Party of the
Philippines) dari Filipina melanjutkan seruannya untuk pembebasan orang-orang Filipina
melalui pemberontakan. Tanpa terpengaruh oleh kegagalan komunis lainnya, CPP (the
Communist Party of the Philippines) tetap berkomitmen akan mengumpulkan kaum muda,
idealis untuk melakukan perlawanan terhadap struktur kepemimpinan kapitalis yang menindas
mereka meskipun jumlah mereka yang menurun. Pada saat itu, demokrasi sangat lemah dan
sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem pemerintahan yang otoriter. Mereka berusaha
membangun kediktatoran militer untuk menyelamatkan negara ini dari korupsi yang sebenarnya
saat itu menguasai negara ini. Para politisi tradisional membuat negara Filipina menjadi Negara
Industri Baru berikutnya. Para politisi tersebut mengatakan bahwa mereka bekerja untuk rakyat,
tapi pada kenyataannya mereka sering terlihat bekerja untuk kepentingan pribadi mereka. Karena
itulah, muncul rasa jijik pada sebagian besar orang Filipina terhadap Politisi Tradisional.
Ditengah hiruk pikuk, terdengar suara lain yang mengaku sebagai solusinya. Beberapa
melihatnya sebagai jalan tengah. Ungkapan dari suara lain tersebut adalah ungkapan keadilan
sosial dan kesetaraan yang didukung oleh kutipan-kutipan dari Alkitab. Suaranya berisikan
tentang Teologi Pembebasan. Kini orang Filipina diperhadapkan dengan beberapa pilihan.
Ribuan pendukung Teologi Perjuangan bergabung dan memulai transformasi masyarakat.
Banyak orang Filipina yang terlibat didalam perjuangan tersebut tanpa pengetahuan tentang
Teologi Pembebasan atau Teologi Perjuangan, namun harapan yang besar terlihat pada aktivis
yang tergabung didalam gerakan yang berjuang membebaskan negara dari kemiskinan dan
penindasan melalui Teologi Pembebasan.
Melihat situasi yang sekarat ideologi pada saat itu, gereja dan orang percaya mengajukan
beberapa pertanyaan yang mendasar tentang apakah Teologi Pembebasan dan Teologi
Perjuangan merupakan solusi yang ditawarkan oleh Alkitab yang benar untuk mewujudkan
impian orang Filipina? Mereka yakin bahwa penderitaan yang dialami oleh rakyat Filipina pada
saat itu pada dasarnya disebabkan oleh sistem politik dan ekonomi. Kegagalan pemerintahan
Aquino untuk membawa perbaikan pada kehidupan orang miskin merupakan kasus yang
liberasionis, meskipun dia sering mengklaim bahwa tujuannya adalah untuk membawa
kemakmuran bagi masyarakat dan pembaharuan ekonomi negara. Selain karena korupsi,
266
program Aquino tidak berhasil disebabkan oleh langgengnya penindasan. Orang Kriten lainnya
tidak setuju. Mereka memiliki pemahaman bahwa pembebasan hanyalah melalui iman kepada
Yesus Kristus, dan mereka mengatakan bahwa sebagai pengikut Kristus hendaknya menjadi
garam dan terang, bukanlah dengan cara revolusi sosial. Banyak orang yang beranggapan bahwa
sistem Teologi yang saat itu kontekstual dan yang paling menarik adalah Teologi Pembebasan.
Dan isu yang berkembang pada akhir-akhir ini adalah isu-isu tentang kemiskinan dan keadilan.
1. Sejarawan memperlihatkan bahwa jumlah orang yang bertobat mencapai jutaan orang di
kedua wilayah tersebut dalam beberapa dekade setelah kedatangan orang Spanyol.
2. Tujuan gereja bukan hanya membawa orang-orang ke gereja melainkan juga untuk
membawa mereka kedalam kekuasaan Kekristenan. Dalam praktik ini berarti orang-orang
harus membawa keuntungan bagi pemerintah gereja dan negara.
3. Perluasan otoritas gereja imamat dan gereja yang tertinggi. Wewenang gereja hampir
sama dengan wewenang pemerintahan Spanyol.
4. Gereja Roma mengajarkan kepada mereka bahwa tunduk kepada gereja adalah respon
dari iman.
5. Gereja menjadi basis moralitas di koloni baru.
Di Amerika Latin, di bawah tekanan revolusioner, dan secara ekonomi dan militer,
Spanyol dipaksa untuk memberikan kemerdekaan kepada banyak koloninya pada pertengahan
abad ke-19. Pergerakan kemerdekaan memuncak dalam perjuangan yang gagal untuk
memperoleh kebebasan pada paruh kedua tahun 1890-an. Situasinya, Filipina menyimpang pada
saat armada Amerika tiba di Teluk Manila pada tahun 1898 untuk mengklaim koloni yang baru
saja dimenangkannya dalam perang singkatnya dengan Spanyol. Perjuangan Filipina untuk
mengusir penjajah dari daerah mereka yaitu orang Spanyol menimbulkan lahirnya penjajah baru
yang lebih kuat dan mengakibatkan kebebasan mereka lenyap.
Banyak Teolog pembebasan melihat respons gereja Roma sebagai penghianatan. Dalam
kehidupan bermasyarakat, daripada melawan penindasan dan ketidakadilan yang terus berlanjut,
gereja lebih memilih untuk mempertahankan dirinya sendiri. Apabila gereja tidak bersuara
mengenai penindasan dan ketidakadilan, maka gereja tidak akan mampu memberikan pengaruh
267
apapun. Ketakutan gereja datang dari pandangan modernis/humanis tentang demokrasi liberal,
dan beberapa negara memilih untuk melakukan pemisahan antara gereja dengan negara. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kemunduran terhadap gereja Katolik.
Pada saat itu terjadi kerja paksa. Sebelum perang dunia II, para petani melakukan protes.
Perang dunia II mengubah panggung politik secara dramatis. Keteguhan yang direncanakan oleh
orang Amerika, dilakukan Jepang dengan kejam dan berdarah. Selama perang gerilyawan
Filipina terus memburu kekuatan Angkatan Darat Jepang yang lebih unggul dengan harapan
kembalinya Amerika. Mereka yang selamat dari perang merasa berhutang budi kepada Douglas
dan pasukan Amerika yang menjadi pahlawan orang Filipina yang tidak akan pernah melupakan
kebrutalan orang Jepang. Filipina diberi kebebasan pada tahun 1946, hanya setahun setelah
perang berakhir. Amerika Serikat memastikan warisan ketergantungan ekonomi dengan
menghubungkan pelepasan dana kompensasi untuk mengganti kerugian yang dialami selama
perang hingga kebebasan yang tidak terbatas untuk bisnis Amerika di pulau-pulau. Hebatnya,
kondisi yang sama tidak dikenakan di Jepang. Pabrik-pabrik Filipina harus bersaing langsung
dengan barang-barang industri Amerika yang sangat maju, perusahaan multinasional dari
Amerika.
Pergeseran dari pemerintahan demokratis yang sah kepada kediktatoran darurat militer
memberi menyebabkan terjadinya refleksi yang serius terhadap banyaknya pemimpin gereja.
Mereka yang sudah terbiasa dengan masalah orang miskin didorong untuk terlibat aktif dalam
perjuangan. Banyak anggota kelompok aktivis diinisiasi ke arus utama gerakan radikal melalui
keterlibatan mereka dalam hal-hal yang kurang agresif, berorientasi pada tujuan atau
pengorganisasian. Sebagian besar, aktivisme komunitas Kristen dipengaruhi oleh para teolog
pembebasan dari para imam Amerika Latin dan umat awam Protestan yang berdialog dengan
banyak rekan mereka yang mengalami penganiayaan. Terlepas dari keberhasilan Paus dan
revolusi yang dipelopori oleh pembebasan dan hirarki Romawi mengingatkan sisi yang paling
radikal dari Teologi pembebasan.
268
Banyak pemimpin gereja yang konservatif di Filipina mendorong unsur-unsur radikal
untuk mencari pendekatan, terutama peringatan yang dikeluarkan oleh Vatikan mengenai
penerimaan dan kooptasi yang tidak kritis oleh revolusi Marxisme, itu adalah pembunuhan
Aquino pada bulan Agustus 1983. Dalam semalam, mendadak terjadi perubahan gereja, yaitu
Katolik dan Protestan yang didukung dengan adanya tekanan politik dan aktivisme yang semakin
meningkat.
Pada saat pemilihan cepat pada tahun 1986, Marcos tidak lagi menguasai negara tersebut.
Korupsi yang tidak terkendali lagi mengakibatkan wali gereja Filipina mengambil sebuah
keputusan, yaitu mereka harus menghadapi korupsi rezim yang jelas. Permintaan mereka untuk
protes dengan tidak menggunakan kekerasan disambut oleh dukungan publik. Umat Katolik,
Protestan dan Muslim berdiri berdampingan untuk menentang rezim korup. Kesadaran sosial
yang meningkat dari gereja Katolik merupakan katalisator utama bagi uji kekuatan orang yang
setuju/pro yang menyebabkan runtuhnya rezim Marcos. Kesadaran sosial ini muncul sebagai
akibat dari munculnya Teologi Perjuangan. Banyak gerejawan konservatif yang mengharapkan
gerakan radikal, dan Teologi Perjuangan untuk menggulingkan Marcos.
Teologi perjuangan telah bergerak lebih jauh kedalam arus utama Teologi, baik
dikalangan Katolik maupun Protestan. Kemiskinan yang terus berlanjut dari rakyat Filipina, dan
konservatisme politik dan ekonomi pemerintah Aquino dan Ramos, telah mendorong para
pendukung Teologi Perjuangan untuk melanjutkan pengaruhnya terhadap keadilan bagi
masyarakat. Setelah bertahun-tahun mencoba membangun ekonomi, baik di Filipina maupun di
Amerika Latin, kemiskinan tetap merajalela. Sedikit perkembangan ekonomi yang telah dicapai
di negara-negara tersebut tidak banyak mempengaruhi pengentasan kemiskinan masyarakat.
Pertumbuhan populasi yang membludak, kerusakan ekologis serta kerusakan sosial
menyebabkan kehancuran ekonomi Filipina.
Ketidakstabilan dan bencana alam juga terus berlanjut dengan kekuatan ekonomi yang
terus berlanjut. Gempa bumi, topan super, dan letusan terbesar di dunia menguji keberanian
nasional serta secara mendalam mengurangi produktivitas ekonomi. Meskipun pertumbuhan
ekonomi sudah terjadi, pertumbuhan ekonomi tersebut hanya menguntungkan kelas atas yang
menyedot keuntungan dan menginvestasikan sedikit kepada negara ini. Di Filipina, diperkirakan
30 juta orang atau diperkirakan 70 persen atau lebih anak sekolah pada umumnya mengalami
kekurangan gizi. Negara ini memiliki tingkat kebutaan tertinggi di dunia karena kurangnya
vitamin yang memadai dalam makanan anak-anak.
Orang Amerika dan Filipina telah melihat kesenjangan yang terjadi antara kaya dan
miskin. Gereja harus memusatkan perhatiannya untuk tidak berpihak pada orang kaya dan
berkuasa namun berpihak pada orang miskin dan yang dirampas. Teologi Pembebasan dan
Teologi Perjuangan merupakan usaha sementara dari dalam gereja untuk mengarahkan kembali
Teologi agar bekerja dengan baik. Orang-orang Protestan sering digaris depan Hak Asasi
Manusia. Gereja yang mapan (baik Katolik maupun protestan), telah merasakan tekanan untuk
269
menanggapi citra yang tercoreng dengan membuktikan kepeduliannya terhadap orang miskin.
Unsur-unsur di dalam gereja Katolik dan Protestan semakin menjawab tantangan relevansi
dengan beberapa versi Teologi Pembebasan.
Jika membaca tanda-tanda zaman, maka gereja sharusnya waspada karena sudah mulai
tidak relevan secara sosial. Beberapa faktor penting yang berkontribusi dalam perkembangan
Teologi Perjuangan, antara lain yang pertama adalah gereja Katolik secara tradisional berpihak
pada kelas penguasa untuk memaksimalkan pengaruh dan kekuasaan gereja. Dengan demikian,
sering kali menganggap dirinya sebagai musuh mayoritas orang miskin. Kedua, ketidakpuasan
terhadap masalah yang dihadapi kalangan orang miskin secara nyata menghasilkan sebuah
revolusioner yang potensial. Ada masalah sosioekonomi yang parah yang perlu ditangani. Yang
paling mencolok adalah jurang antara orang kaya dan orang miskin. Masalah ini memiliki
sejarah yang panjang dengan solusi yang rumit. Ketiga, ajaran fatalistik gereja Roma yang
membantu melestarikan tatanan kolonial telah menjadi penghalang bagi keterlibatan banyak
orang miskin. Ajaran Katolik Roma hanyalah memperkuat otoritasnya sendiri. Keempat, gereja
Protestan dapat memasuki Filipina karena Amerika telah di taklukkan. Kelima, presepsi umum
bahwa advokasi paling terang-terangan untuk kesejahteraan orang-orang Filipina yang miskin
yang tergolong kedalam kelompok kiri.
Pada intinya adalah bahwa kelompok ini jauh lebih vokal. Keenam, banyak jemaat gereja
Katolik dan Protestan mengakui keterlibatan gereja dalam melestarikan kemiskinan sebagian
besar orang Filipina. Teologi pembebasan telah membentuk sebuah panduan bagi banyak orang
yang dengan tulus menginginkan kebaikan dari teman sebangsa. Sementara, orang lain yang
sama-sama berkomitmen untuk melayani Tuhan dan negara telah memilih untuk berfokus pada
kebutuhan spiritual yang lebih spesifik, banyak yang pecaya bahwa pembebasan perempuan dari
penindasan dan kemiskinan adalah ekspresi konkret dari iman mereka. Teologi Pembebasan
menjadi kekuatan di kedua wilayah selama tiga dekade ini.391
270
Bonhoeffer mendesak orang Kristen untuk berdiri melawan kecenderungan sekuler,
bukan dengan cara malarikan diri melainkan dengan melakukan pertentangan radikal terhadap
kekuatan sekularisasi. Jika dunia menolak keadilan, orang Kristen akan membuka mulutnya dan
menyuarakan keadilan. Jika dunia mengambil alih orang bisu, dan memberikan kesaksian akan
kebenaran, penekanan Bonhoeffer adalah pada Kekristenan yang non religius, penolakan
terhadap pandangan dualistik dunia sebagai sekuler dan sakral, bagi Bonhoeffer keduanya adalah
satu. Ajaran tentang ketidakadilan sosial bukan hanya teori yang abstrak melainkan juga
bagimana keterlibatan dalam dunia. Karena iman merupakan bagian integral dari eksistensi
manusia, ia harus menanggung semua struktur sosial dan hubungannya.
Dalam banyak hal, Vatikan II menunjukkan bahwa orang Romawi tidak dapat lagi
mengandung tubuh universal Kristus dalam satu struktur monolitik. Itu adalah pengakuan bahwa
gereja perlu kembali berhubungan dengan akar rumput. Didalam teori Vatikan II bahwa yang
pertama. Progressor Populorum yang pertama memberi persetujuan Paus kepada orientasi
gereja terhadap perkembangan integral.
Mungkin sebagai ujian atas kebebasan baru ini, banyak pendukung aktivisme politik
memanfaatkan konferensi kedua Uskup Latin Amerika (Celam) di Medellin pada tahun 1968
untuk mengejar posisi mereka. Dokumen terakhir dari konferensi tersebut jauh lebih radikal dari
pada alat sosiologis Marxis dan penolakan terhadap toleransi tradisional terhadap sistem politik
yang tidak adil (yaitu capitalism).
Sekitar waktu yang sama, pada tahun 1966, dewan gereja (WCC) mengadakan sebuah
konferensi di Jenewa dan beberapa sekolah lainnya mempresentasikan makalah untuk
mendukung langkah mereka menuju Teologi pembebasan. Konferensi tersebut mendapat
dukungan kuat dari kebutuhan akan konfrontasi yang relevan dengan kebutuhan dunia ketiga.
271
Kemudian, pendidikan Teologis yang ditemukan di dewan gereja dunia mulai mempelajari
konsep kontekstualisasi, dan melihat Teologi pembebasan sebagai model yang sangat baik untuk
mengkontekstualisasikan Teologi. Tiga konferensi umum terakhir dari WCC terus mendorong
pengembangan Teologi pembebasan, dan banyak dukungan telah diberikan pada gerekan yang
bertujuan untuk membebaskan diberbagai negara.
Sejak Teologi pembebasan pertama kali muncul, banyak lainnya telah berkontribusi
dalam bidang spiafic untuk mengisi kekosongan dalam karya Gutierrez. Juan Luis Segundo
berusaha untuk mengklarifikasi metode Teologi pembebasan dan menjawab isu hermeneutis
uang diangkat dalam reaksi terhadap karya Gutierres dalam pembebasan Teologi. Segundo juga
menerbitkan karya yang lebih luas, Teologi untuk pengrajin kemanusiaan baru.Assman, Miguez
Bonino, Sobrino, dan banyak lainnya berusaha untuk menangani masalah ekelsiologis,
Kristologis, dan eskatologis. Tapi karya Gutierrez berlanjut sebagai dasar bagi semua yang
mengikutinya. Ciri utama teologi pembebasan yang ditetapkan oleh pekerjaannya tetap ada.
Pengaruh Teologi pembebasan di Amerika Latin telah tumbuh, namun belum sepenuhnya
menggantikan Teologi tradisional di negara Amerika Latin manapun. Perkiraan bahwa hanya
sepuluh persen pendeta di Amerika Latin yang dengan cara apapun berkomitmen terhadap
Teologi pembebasan. Namun sesuai dengan informan analisis, sekitar lima puluh persen Teolog
profesional akan dihitung antara pembebas. Hal ini dijelaskan oleh sejumlah besar Teolog
profesional yang telah belajar di Eropa dibawah para Teolog politik di Prancis, Belgia, dan
Jerman. Serta pengaruh orang-orang yang dilatih diluar negeri saat mereka mengajar di seminari
lokal.
Ini mempertanyakan klaim sentral dari banyak pendukung Teologi pembebasan yang
mengatakan bahwa Teologi pembebasan adalah hasil dari gerakan awam yang telah
mengembangkan Teologi mereka dari sudut pandang orang miskin. Tidak mungkin para Teolog
profesional lebih tenggelam dalam masyarakat dari pada pastoral mereka yang menangani
kemiskinan secara teratur. Nampak jelas juga bahwa sebagian besar Teolog relah diilhami, jika
tidak diambil secara langsung, dari pengaruh Eropa. Sebenarnya tidak benar bahwa Teolog ini
272
bermunculan dari yang menekan diri mereka sendiri terlepas dari dorongan para Teolog
Immersed.
Komunitas kecil terdiri dari petani miskin, keturunan orang-orang pengobatan pertama
dari agama pagan di suku mereka. Mereka 4 jam dari jalan terdekat, dan selama musim hujan
jejaknya tidak dapat dilalui. Hutan yang dulunya tempat berburu mereka sekarang dilucuti
telanjang. Listrik sudah bertahun-tahun tiba, apalagi layanan telepon. Sekolah terdekat berjarak
sekitar 7 KM. Tentang satu-satunya jalan yang mereka jalani dengan pemerintah adalah ketika
tentara menyerang serangan regular mereka terhadap persembunyian NPA dibukit-bukit
sekitarnya.
Dengan topik inilah seminar itu membahasnya. Ayah Reynes memulai dengan meminta
orang untuk menggambarkan, dalam dialek mereka, apa yang mereka alami saat tentara
melewatinya. Air mata bercampur kemarahan menggambarkan pencarian mentah yang mereka
alami. Bagaimana tentara mengambil segala milik mereka dan melakukan apa yang mereka
inginkan. Dua pria muda yang merupakan anak dari peserta seminar telah berjuang ke kota dan
392
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines..., 31-41
273
mereka diduga sebagai korban penyelamatan. Ayah Reyes dan para lelaki yang ada di seminar
tersebut terus mempertanyakan mereka.
Tanpa arahan eksplisit, mereka pun bertindak dengan cara bergabung dengan penduduk
yang tinggal di beberapa desa yang mengalami perlakuan yang sama. Kemudian, mereka
menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa kelompok yang memiliki tujuan yang sama.
Mereka bersama-sama menciptakan kehidupan yang damai, dan ayah Reyes serta para seminaris
berkemas untuk perjalanan pulang ke Manila, dan mereka baru saja melakukan Teologi.393
Suster Marife adalah seorang biarawati yang mengambil alih dari sebuah demonstrasi
yang memperjuangkan nasib para karyawan yang dipekerjakan oleh sebuah menejemen. Dia
mencoba untuk membuka mata dari perusahaan itu supaya tidak mengintimidasi para
pegawainya dengan sesuka hati mereka. dalam refleksi selanjutnya, suster Merife dengan ringan
memarahi kelompok tersebut karena kesepakatan permusuhan mereka, namun memberikan
selamat kepada mereka atas kesepakatan tawar menawar kolektif yang baru, yang ditandatangani
saat manajemen tiba-tiba mempertimbangnkan kembali tuntutan mereka. dia meyakinkan
mereka, bahwa mereka memiliki peran yang bersar dalam membantu menginjili pemilik
perusahaan yang telah melihat dari kejahuan. Tindakan mereka untuk membela hak-hak pekerja
adalah bagian dari praksis yang dipelajari dalam komunitas Kristen dasar. Mereka telah
membebaskan diri mereka sedikit dari kebijakan opresif atasan, dan membantunya mengevaluasi
kembali praktik bisnisnya sehubungan dengan keterlibatan komunitas religius.
Ini semua adalah pekerjaan keselamatan mereka. itu adalah selangkah menuju
pembebasan total. Suster Marife melihat komunitasnya mengorganisasikan pekerjaan sebagai
bagian dari evangelisasi, yang merupakan bagian integral dari keseluruhan program Tuhan untuk
membebaskan orang-orang dari segala perbuadakan mereka. Keselamatan, dari prespektif suster
tersebut, termasuk kebebasan ekonomi.394
393
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,42-54
394
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,76-77
274
yang berasal dari Amerika Latin memiliki tema yang sama namun berbeda secara signifikan,
maka teologi perjuangan Filipina memiliki banyak warna.
Tema yang umum dari Teologi Perjuangan sesuai dengan seting Filipina secara kultural
dan pengalaman, sesuai dengan pendukungnya. Dalam Teologi Perjuangan ada berbagai
penekanan dan prespektif keunikannya, kemiripan antara Teologi Perjuangan dan Teologi
Pembebasan Teologi Pembebasan Amerika Latin lebih dari mencolok.395 Dengan begitu sama
sulitnya untuk mendokumentasikan antara Teologi Keselamatan dan Pembebasan dalam Teologi
Latin, lebih dari itu dalam bahasa Filipina. Ada perbedaandan kesamaan yang terdapat anatara
teologi Perjuangan dengan teologi Pembebasan Amerika Latin.396
Karl Gaspar mengidentifikasi pengertian tentang dosa struktural, yang datang dari
perendaman dan identifikasi dengan orang miskin sebagai poin awal untuk mengerti Teologi
Perjuangan: Teologi Perjuangan sangat berarti bagi siapa saja yang mengakui kebenaran dari
dosa struktural (tanpa menyangkal keadaan pribadi kita tentang dosa). Jika seseorang tidak
tenggelam dalam neraka dehumanisasi orang, Teologi Perjuangan tidak akan lebih dari sebuah
slogan yang digunakan oleh komunitas yang telah menyusup ke dalam gereja.
Seperti variasi di Latin, Teologi Perjuangan mengidentifikasi dosa struktural dengan
menggunakan alat-alat yang ilmiah dari sosiologi marxis. Mungkin bagian dari struktur ini juga
dilihat oleh Teolog Filipin dalam pengajaran Yesus dalam tema tentang dosa. Seorang teolog
mengkategorikan elemen struktural dari penghukuman Yesus atas dosa struktural ke dalam
395
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,77
396
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,78
397
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,78
275
empat area: penggunaan uang; gengsi; solidaritas kelompok yang bertentangan dengan
solidaritas masyarakat; dan kekuatan.
Sama halnya dengan Teologi Kebebasan Amerika Latin, Teologi Perjuangan Filipina
mengidentifikasikan kebenaran sebagai ujian yang sebenarnya dari Iman Kristen, pada pusat dari
Penginjilan. Kebalikan dari dosa, apa yang sebelumnya diidentifikasikan sebagai kekudusan,
bukanlah penerbangan dari dunia, tetapi tindakan transformasi dunia itu.398
Kegunaan dari kejadian keluaran sebagai model dari keselamatan di dalam Kitab Suci
juga fundamental dalam teologi Perjuangan. Kitab Keluaran menghadirkan dosa sebagai
sistematik dan sosial politik buakn keterasingan individual melawan Tuhan. CarolAbesamis,
teologi Biblika dari Teologi Perjuangan di Filipina, menandai proses Keluaran sebagai inti pesan
dari sejarah Keselamatan Perjanjian Lama.
Penting untuk dicatat bahwa teologi di Filipina, khususnya umat Katolik moderat,
cenderung lebih sadar akan bahaya mengurangi semua dosa pada aspek strukturalnya, dan
kelalaiannya, dan mengabaikan dimensi pribadi sepenuhnya. Ini dikatakan oleh Lambino terjadi
saat ideologi marxis diijinkan menjadi norma penafsiran kekristenan.
Teologi Perjuangan di Filipina melihat dosa sebagai sebuah kombinasi dari keterasingan
pribadi dari Tuhan dan struktur yang menindas dan mengasingkan manusia dari manusia lainnya.
Pada situasi sekarang, surat tersebut harus ditekankan karena terlalu menekankan teologi
konservatif tentang dimensi pribadi dosa. Dan sama dengan teologi pembebasan Amerika Latin,
ia melihat ujian utama hubungan manusia dengan Tuhan dalam pelaksanaan keadilannya kepada
sesama manusia.399
398
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,79
399
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,80
276
sebagai perlawanan orang terhadap kekuatan-kekuatan struktural yang berdosa terhadap
mereka.400
Abesamis mengidentifikasi pesan dari Injil yang Yesus Khotbahkan sebagai sebagai
pembebasan bagi orang miskin. Dia mencoba untuk mengklarifikasi apa yang dilihatnya sebagai
isi dari pewartaan ini. Dengan kata lain, Injil yang Yesus Khotbahkan dalam pelayanan pra-
penyaliban-Nya tidak hanya bersifat holistik, tetapi berfokus pada aspek sosial dan materil dari
Kebebasan manusia. Selama periode pelayanan Yesus ini, keselamatan tidak terbatas pada, atau
bahkan terutama, pembebasan spiritual dari dosa. Abesamis mengidentifikasikan apa yang bukan
keselamatan:
1. Kebahagiaan kekal dalam bentuk melihat Tuhan secara langsung.
2. Untuk Jiwa
3. Dalam Surga
Menurt Abesamis, istilah kunci bahasa Ibrani dari Keselamatan dalam Perjanjian Lama terutama
berarti pembebasan, ide material dan bahkan politik. Tetapi orang Yunani meniru dualitas antara
dunia dan alam spiritual.401
Bagaimana pembebasan ini dapat diterima oleh subjek ini, sekali lagi jawabannya
ditemukan dalam Pembebasan secara praksis. Sesuai dengan teologi pembebasan Amerika
Latinn, langkah pertama untuk membebaskan praksis adalah pertobatan kepada orang miskin,
keputusan untuk membela orang miskin daripada bertahan dalam status quo borjuis.
Seperti pada paralel latinnya, teologi perjuangan Filipina mendefenisikan pertobatan
dalam arti yang sangat berbeda dalam teologi tradisional. Bishop Bacani menyebutkan apa yang
dianggap sebagai empat langkah pertobatan, dimuali dengan mengucapkan kata-kata teologi
pembebasan dan mengakhiri dengan mengubah keseluruhan pribadi menjadi keterlibatan
sebenarnya dalam membebaskan orang-orang yang tertindas.
Seperti dalam teologi pembebasan Amerika Latin, fase awal praksis adalah pekerjaan
yang berorientasi. Keselamatan dicapai dengan sesuatu yang mengubah masyarakat, bukan
hanya dengan mempercayai doktrin. Kita tahu bahwa kita harus menjalani iman, dikatakan
bahwa satu-satunya Iman yang menyelamatkan adalah iman yang dilakuakan praksis dari
pengampunan. berbagi hal-hal baik dengan orang lain adalah salah satu jalan menuju
keselamatan (Matius 19:21; Lukas 12:33). Sementara tidak mau berbagi menyebabkan
penghukuman.402
Ketika Gutierrez pertma sekali menulis tentang penciptaan sebagai tindakan
penyelamatan dari Tuhan, memastikan bahwa semua ciptaannya akan di selamatkan, ini bukan
berita di Asia. Para teolog Asia lainnya telah mendasarkan ajarannya tentang kesatuan ciptaan
sebagai solusi bagi kehadiran agama-agama dunia lainnya di Asia. Karena tidak ingin tampil
400
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,81
401
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,82
402
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,83
277
ekslusif dalam teologi mereka, mereka telah membuka jalan bagi universalisme teologi
pembebasan dan teologi perjuangan bertahun-tahun sebelumnya.403
403
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,84
404
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,85-86
405
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,87
278
Tema Umum
Pilihan-pilihan bagi Kaum Miskin
Tema yang berulang dalam teologi Pembebasan dan teologi perjuangan adalah pilihan
bagi istimewa bagi orang miskin. Berbeda dengan teologi tradisional yang dianggap sebagai
persekutuan permanen dengan kelas penguasa teologi pembebasan berusaha melakukan
teologi dari prespektif PDO (orang miskin, dirampas, tertindas). Prinsip pertama dari teologi
pembebasan seharusnya adalah bahwa tindakan yang tepat (praksis) akan mengalir dari tiga
tahap Teologi Melakukan. Langkah pertama adalah komitmen awal terhadap pembebasan orang
miskin. Ini melibatkan beberapa bentuk partisipasi aktif dalam usaha untuk membebaskan
mereka dari perbudakan begitu komitmen dibuat, teologisasi dapat dibuat.406
Tindakan Komunitas
Sebagai hasil dari kesadaran baru masyarakat, mereka dimobilisasi untuk menghadapi
situasi konkret yang perlu mengubah apapun dari memprotes pemilik rumah yang korup untuk
406
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,88
407
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,89
408
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,90
279
berbaris ke Malacanang untuk menyampaikan keluhan hak asasi manusia. Melalui kegiatan
tersebut, pemimpin komunitas dapat diidentifikasi dan dilatih. jenis dari tindakan yang
dimasukkan dipengaruhi oleh orientasi para pemimpin masyarakat. Kemungkinan tindakan yang
dilakukan sebagian besar ditentukan oleh pemimpin masyarakat dibawah bimbingan katalis dari
luar masyarakat.409
Pendekatan Temperamental
Teologi Pembebasan dan Teologi Perjuangan di Filipina tidak memulai dengan sjumlah
besar dari pendeta dan pekerja Kristen yang berkomitmen untuk menggulingkan pemerintahan
yang ada dengan kekerasan. sedikit yang mencari revolusi Marxis yang komprehensif. Sebagian
besar pembebas tidak secara terbuka menganjurkan tindakan tersebut. terlepas dari rumor yang
bertentangan, mayoritas teolog yang terlibat dengan Teologi Perjuangan, setidaknya secara
umum dan mungkin juga pribadi, tidak terlalu dekat dengan partai komunis Filipina.
Para teolog moderat enggan mengizinkan praksis untuk memimpin pemberontakan
bersenjata skala besar melawan pemerintah. Pertama, mereka ragu untuk mengidentifikasi karya
Tuhan dengan komunisme. Sebagai ideologi, arksisme tentu bukan kristen. Banyak orang
moderat menyadari kepastian yang dekat mengenai mengkompromikan nilai-nilai kristen ketika
mengidentifikasi secara total dengan tambahan komunis, telah terbukti berbahaya secara historis
agar gereja tersebut dapat mengidentifikasi kerajaan Allah dengan dengan organisasi politik
tertentu. Kedua, hermeneutika biblikal tidak membiarkan para teolog ini memasukan kekerasan
sebagai bahan yang diperlukan dalam menentang struktur tidak adil di masyarakat. Dalam situasi
tertentu terdapat keuntungan dari menangani keluhan yang benar dari pihak orang miskin dalam
persatuan dengan kelompok lain.
Pilihan moderat, kemudian, ditandai oleh pengembangan akar rumput organisasi dan
komunitas. Hal ini diarahkan untuk mengurangi keadaan orang tertindas dari lokasi tertentu
dengan mennagani kebutuhan khusus masyarakat. Sementara beberapa anggota masyarakat dapat
memilih sikap yang lebih radikal dari pada yang diusulkan oleh kepemimpinan moderat,
sementara mereka memutuskan sesuai dengan kesadaran mereka sendiri. Mereka hanya memilih
jalan lain menuju pembebasan.410
Pilihan Radikal
Diujung lain spektrum adalah pembebas paling radikal. Bagi mereka, komitmen terhadap
pembebasan di tingkat politik dan sosial akan membutuhkan keterkaitan dengan gerakan lain
yang juga diredam dalam perjuangan untuk pembebasan. Mereka akan mengatakan bahwa
mengorganisir secara lokal tidak cukup karena akar penindasan bersikap nasional dan
internasional pada tingkat ideologi dan perubahan hanya dapat terjadi dalam revolusi yang
komprehensif. Ada dua mode utama untuk keterlibatan semacam itu.
409
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,91
410
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,94
280
Salah satu mode adalah identifikasi total yang meninggalkan struktur religius dan
secara terbuka mengidentifikasi dirinya sebagai komunis revolusioner beberapa pembebas akan
mengklaim bahwa ini bukan bagian dari Teologi Pembebasan sama sekali adalah kaum Marksis
Kristen yang tidak dapat diidentifikasikan dengan teologi perjuangan atau teologi Pembebasan.
Sebagian besar pembebas dan pendukung teologi perjuangan percaya bahwa mereka cukup
berada dalam batas-batas tubuh historis Kristus, sementara orang-orang Kristen paling radikal ini
berada diluar batas-batas teodiksi.411
Secara khusus, tingkat keterlibatan radikal termasuk kemungkinan nyata perlawanan
bersenjata terhadap pemerintahan yang ada. Beberapa teolog telah menulis untuk melegitimasi
penggunaan kekerasan revolusioner yang digunaakan untuk menggulingkan pemerintah yang
korup tidak lebih buruk, sebenarnya lebih baik dibandingkan kekerasan institusional yang tidak
manusiawi dan memperbudak petani. Sementara pemilik tanah yang kaya menikmati
kemewahan dan kekayaan, petani penyewa miskin kelaparan atau mati karena kekurangan
obat.Karena tindakan praksis individu serupa, sangat sulit untuk mencoba menyaring radikal dari
kalangan moderat. Pada sebuah demonstrasi sulit untuk memberi label seseorang sebagai
penonton yang radikal, atau moderat, atau hanya tidak ada tempat duduk yang ditetapkan untuk
membuat perbedaan semacam itu.412
411
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,94-95
412
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,96
413
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,98
281
teologi perjuangan akan dievaluasi untuk melihat apakah mereka secara akurat mewakili apa
yang Alkitab ajarkan tentang keselamatan dan pembebasan.
Pertimbangan Awal
Perlu diingat bahwa pembebas sangat curiga terhadap evaluasi apapun, dan terutama
kritik, dari luar batas mereka yang berkomitmen terhadap teologi pembebasan atau teologi
Perjuangan. Hal ini membuat banyak evangelis tentang teologi pembebasan banyak yang
meminta maaf atas pendidikan borjuis mereka dan menganggap bias teologis. Setiap upaya
dilakukan untuk menangkis tuduhan yang tidak terelakan: reaksioner atau idealisme
kapitalis. Tapi permintaan maaf ini adalah kenyataan bahwa teologi pembebasan dan teologi
perjuangan kebal dari serangan: anda bahkan tidak dapat berbicara tentang teologi sampai anda
membuat komitmen terhadap Merk/jenis pembebasan mereka.
Sekali lagi perlu ditekankan bahwa, dalam pandangan dunia evangelis, gagasan berharga
karena wahyu obyektif tidak tidak hanya mungkin, tapi tersedia dalam kitab suci. Adalah
mungkin untuk mengetahui kebenaran karen akitab suci memberikan kita kerangka untuk
menilai dan mengevaluasi gagasan. Dengan demikian kritik dapat dinilai secara alkitabiah,
daripada ditolak secara apriori karena prakiraan Teologi Pembebasan dan teologi Perjuangan.414
Pada bagian ini akan dibahas tentang daerah-daerah yang akan diperiksa untuk melihat
sejauh mana teologi perjuangan dann teologi pembebasan telah menyimpang dari kekristenan
alkitabiah.
1. Hermeneutik
Masalah awal dengan teologi pembebasan dan teologi perjuangan dari prespektif
evangelis adalah hermeneutik bagaimana menfsirkan alkitab (dan seluruh dunia). Hal ini tidak
cukup digaris bawahi, karena orang kristen adalah orang-orang dari Kitab suci. Abat terakhir
perdebatan mengenai isu ineransi adalah bukti bahwa pendekatan seseorang terhadap kitab suci
sangatlah penting. terdapat masalah dari hermeneutika pembebasan:
Pertama, titik awal hermeneutis bukanlah Firman Tuhan, tetapi keterlibatan dalam
pembebasan orang miskin dan tertindas. Bahkan sebelum membuka Alkitab, sebuah
asumsi dan komitmen harus dibuat, atau kebenaran tidak dapat diketahui. Tidak seperti
hermeneutika Evangelis, Teologi pembebasan dan Teologi Perjuangan beranggapan
bahwa pembaca tidak dapat memahami kitab suci tanpa Kunci hermeneutika.
Kedua, Pembebasan Firman Allah sama sekali berbeda dari sabda yang dimiliki oleh para
evangelis yang berbicara tentang Alkitab. Dalam teologi perjuangan, Alkitab adalah
bagian dari Firman Allah karena ia mengungkapkan sebagian dari sejarah tindakan
penyelamatan Allah. Firman Allah mencakup tindakan penyelamatan Allah sekarang dan
414
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,101-102
282
yang juga termasuk dalam kitab suci. Kebenaran dari kitab suci tidaklah mutlak, namun
terus menerus ditafsir sebagai proses pewahyuan Allah atas sejarah manusia.
Ketiga, mengalir secara langsung dari pandangan tentang pewahyuan Allah ini adalah
fakta yang seharusnya bahwa tidak ada kebenaran yang obyektif yang dapat diketahui
dari sebuah studi yang terisolasi tentang Alkitab. Dengan kata lain, kebenaran ditemukan
dalam emmbaca Alkitab saat berada di tengah perjuangan untuk membebaskan, tidak
hanya untuk membaca teks kuno kitab suci di perpustakaan.
Para Evangelis dengan tegas memegang keyakinan bahwa kitab suci sendiri harus menjadi titik
awal dalam memahami Roh Kudus adalah Kunci untuk memahami pesannya. Sementara pesan
kitab suci harus terus-menerus dialamatkan pada situasi nyata saat ini. Penerapan kebenaran
kitab suci sama pentingnya dengan pretasi yang benar, namun penerapannya berasal dari
kebenaran alkitabiah, bukan sebaliknya.
Hermeneutik pembebasan memiliki teologi abstrak yang utuh dan ortodoksi mati yang
dikelola oleh gereja yang sama-sama hidup adalah salah. Namun Evangelis memiliki tanggung
jawab untuk secara paksa menolak distorsi yang lebih besar ini, dan dengan berani menyuarakan
injil yang tidak dipalsukan dengan segala kekuatan pembebasannya.415
415
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,102-104
283
Menggunakan Marxisme sebagai kerangka teologi memastikan bahea ide-ide alkitabiah
dilipat dan dimanipulasi agar sesuai dengan pandangan dunia tertentu. sementara Evangelis
terkadang tidak terpengaruh oleh ideologi politik mereka sendiri, mereka tidak boleh
menggunakan ini sebagai alasan untuk menghentikan usaha mereka untuk memahami dengan
baik dan menaati kitab suci seperti yang telah diberikan kepada mereka oleh Allah.416
3. Dosa
Satu diantara yang terpenting dari ide Biblika yang mendatangkan masalah kepada
pemilihan Marxis adalah Dosa, terutama dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk strukturalnya.
Sementara teologi pembebasan dan teologi teologi perjuangan melihat dosa mengingatkan
Evangelis bahwa dosa memiliki hasil selain kesalahan individu, hal itu tidak sesuai dengan
konsep Alkitabiah. Ada bebrapa masalah dengan Teologi Perjuangan dan Teologi Pembebasan
yang memahami dosa yang tidak dapat diabaikan oleh Evangelis:
Pertama, sifat manusia yang pada dasarnya korup tidak dibenarkan oleh pembebas.
Teologi Pembebasan dan Teologi Perjuangan beranggapan bahwa orang-orang, dan
terutama orang miskin, di dalam dan pada dirinya sendiri adalah baik. paling tidak orang
miskin dan pihak yang mendukung mereka dapat menyenangkan hati Tuhan melalui
proses conscientization dan Pembebasan Praksis.
Dosa asali, seperti yang dipahami dalam teologi tradisional, adalah doktrin yang sudah
kadalwarsa bagi kaum liberal. Ini tidak sesuai dengan filosofi evolusioner yang menjadi fondasi
tempat analisis Marxis. Ikatan manusia dalam sistem ini, bukanlah warisan dosa adalah apa yang
oleh Teologi Perjuangan dianggap sebagai masalah. Baik yang tertindas maupun penindas sama-
sama dipegang dalam perbudakannya. Dosa hanya dapat diatasi dengan transformasi total dari
struktur sosial yang mewujudkan kapitalisme.
Kedua, karena manusia tidak berdosa, maka keselamatan tersedia secara universal, dan
diberikan kepada semua orang yang melakukan praksis, apakah secara sadar percaya
kepada Tuhan atau tidak. Menurut teologi Pembebasan, doktrin evangelis bahwa
keselamatan terbatas hanya kepada orang-orang yang menempatkan Iman mereka di
dalam Kristus dari kegelapan.
Ketiga, dosa adalah keterasingan manusia pertama dan terutama dari sesama manusia,
dengan ruangan yang sangat kecil bagi Tuhan dalam gambar itu. Bagi Teologi
Pembebasan dan Teologi Perjuangan, dosa mungkin memiliki dimensi individual, namun
terutama diamati dalam struktur sosial.
Karena keberdosaan manusia, satu-satunya harapan yang dimilikinya untuk transformasi dan
pembebasan adalah melalui penerapan keselamatan sebagai pemberian gratis dari Allah (Efesus
2: 8,9). Pembebasan tampaknya agak malu dengan karena Tuhan masih saja mengirim orang-
orang ke neraka. Namun, kaum liberal tidak dapat mendukung perhatian mereka terhadap
reputasi Allah melalui Kitab Suci. Pemberontakan manusia itu sendiri terhadap Allah telah
memastikan takdir akhirnya. Hanya melalui anugerah Allah yang dicapai melalui pemberian
416
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,105-107
284
Putera-Nya Yesus Kristus untuk penebusan dosa seseorang dapat mengantisipasi pengampunan
dan penerimaan dari Allah (Yohanes 3:1-8, 16-18,36).417
417
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,107-110
418
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,111
285
Ketiga, alasan praksis yang dibutuhkan untuk keselamatan adalah karena adanya
hubungan yang erat antara praksis dan pandangan orang katolik tentang iman dan
perbuatan. Roma belum senang dengan beberapa perkembangan yang lebih radikal dari
teologi Pembebasan, terutama di Amerika Latin. Refleksi praksis sesuai dengan konsep
hubungan dialektis antara iman dan perbuatan. Hal ini dapat dinyatakan dalam istilah
yang terdengar dapat diterima oleh hirarki Katolik Roma.419
6. Eskatologi
Dalam Teologi Pembebasan dan Teologi Perjuangan tujuan praksis saat ini adalah
kerajaan politik di Bumi. Ada usaha sadar untuk menempa kerajaan sementara Allah sebelum
akhir zaman eskatologis. Kerajaan ini tidak didefenisikan dengan baik, tapi ini jelas: ini bersifat
utopis, dan manusia terutama bertanggung jawab untuk mewujudkannya. Keselamatan dilakukan
dalam pembebasan praksis yang membawa kerajaan utopia ini.
Teologi pembebasan melihat kerajaan ini sebagai masyarakat sosialis yang adil dan
merata yang berada di seluruh dunia. Melampaui kepercayaan dan kultur agama-agama. Gereja
hanyalah sebagai tanda bagi dunia pada umunya panggilan universal Allah untuk pembentukan
tatanan dunia yang adil ini. Gereja itu sendiri bukanlah alat untuk mewujudkan Kerajaan Allah di
dunia. Sementara banyak pembebas juga akan menantikan kerajaan abadi, pendirian dari
kerajaan utopia ini adalah yang perioritas sementara ini.
Terdapat dua masalah dengan pandangan ini: (a) tidak ada tempat di dalam Kitab Suci
yang diyakini bahwa manusia akan berhasil membangun kerajaan semacam itu. (b)latar belakang
yang memberikan arti khusus bagi pekerjaan-pekerjaan Allah adalah penghakiman.
Menghilangkan keputusan membuat Tuahan tidak lagi menjadi pusat teologi. Tuhan itu tidak
baik bagi siapa yang tidak transenden, hakim atas ciptaan-Nya. Tetapi dalam teologi pembebasan
dan Teologi Perjuangan Kerajaan utopia ini dubuat oleh orang-orang Kristen anonim, dan
tampaknya orang-orang non-Kristen, tanpa harapan penghakiman untuk memberikan
penghargaan kepada orang beriman dan pembalasan pembalasan kepada orang jahat.
Hal ini membuat Tuhan menjadi jauh lebih kecil daripada Tuhan orang Kristen. Bagi
mereka yang telah mengalami ketidakadilan Dia akan menghapus setiap air mata dari mata
mereka. Dalam usaha melindungi reputasi Allah terhadap tuduhan modern tentang
ketidakmanusiawian, Tuhan diturunkan untuk membebani gagasan terbatas manusia tentang
keadilan yang bersifat retributif, hukuman akan dosa, dianggap tidak manusiawi.420
419
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,118-121
420
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,122-123
286
Teologi pembebasan memainkan peran penting dalam mengusir Somoza. Tapi apa yang
dikembangkan setelah kejatuhannya bermanfaat. Lebih mudah menggulingkan pemerintahan
daripada menjalankannya.
Aspek praktis dari tindakan yang dilakukan oleh Teologi Pembebasan dan Teologi
Perjuangan untuk Filipina dan negara-negara lain yang menghadapi penindasan dan perbudakan
ekonomi akan dipertimbangkan. Dalam Kristus harus digerakan dengan belas kasihan bagi
mereka yang berada dalam kemiskinan yang mengerikan dan benar-benar diperbudak oleh
keputusasaan kondisi mereka.
Selama beberapa tahun terakhir, perubahan yang bergejolak telah mengguncang negara-
negara bekas komunis. Sebuah jendela telah dibuka untuk melihat lebih jelas apakah Marxisme
telah terbukti tidak dapat diandalkan dalam mengurangi kemiskinan. Sebenarnya, tampak bahwa
Marxisme memperparahnya. Berikut adalah kritik terhadap praksis Teologi Pembebasan dan
Teologi Perjuangan dari prespektif Kristen yang bertujuan untuk mengurangi beberapa potensi
kegagalan sebelum mereka berakar:421
421
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,125
422
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,126-127
287
alasan utama kemiskinan: (1) fatalisme yang merajalela, (2) kepercayaan bahwa roh jahat adalah
penyebab dari sebagian besar masalah, (3) perincian keluarga ketidak setiaan karena etika
machismo si Amerika Latin, dan hukum perceraian instan di Bangladesh, (4) penolakan untuk
bekerja yang dianggap rendahseperti membersihkan kasus dan memelihara sanitasi.
Yang dibutuhkan saat ini adalah analissi komprehensif tentang peran institusi budaya,
agama, dan ekonomi, bukan prasangka yang mengikat secara ideologis tentang perbudakan
orang Filipina yang ditawarkan oleh Teologi Pembebasan dan Teologi Perjuangan.423
423
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,127-130
424
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,131-132
288
itu mengubah keseluruhan gaya hidup seseorang secara moral, etis, relasional, dan motivasional.
Suatu pemecahan praksis dari pertobatan sejati adalah orang percaya, ras tekun, dan komkitmen
untuk bekerja.
Teologi Pembebasan dan Teologi Perjuangan sering meremehkan potensi perubahan
yang bisa dilakukan oleh konversi pribadi bagi individu dan komunitasnya. Mereka gagal
menyadari bahwa hal itu berakibat pada perubahan hubungan, sikap, dan keterlibatan, baik
dalam komunitas Kristen dan dunia. Konversi adalah transformasi paling radikal, kekuatan
paling dinamis untuk perubahan sosial yang dapat dialami oleh setiap manusia.425
425
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,132-134
426
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,134-137
289
orang di negara masing-masing. Mereka benar-benar yakin akan kebenaran yang mereka ajarkan,
dan mereka mungkin yakin bahwa metode mereka memastikan bahwa kehendak rakyat
dilakukan.
Ini adalah Teologi Elit bukan Teologi Massa Mayoritas orang Filipina tidak
menginginkan Marxisme atau bahkan sosialisme Kristen yang mengatakan bahwa merek
amembutuhkan pencerahan gereja dengan membawa sebuah teologi yang berkembang di luar
negeri. Orang Filipina kompeten untuk menilai sendiri apa yang mereka anggap sebagai jalan
yang terbaik untuk bangsa mereka.
Teologi Pembebasan dan Teologi Perjuangan yang lahir, tidak diragukan lagi, dengan
kebutuhan dan kepentingan dari yang buruk dalam pikiran. Namun gagasan memiliki kekuatan
di dalam diri mereka sendiri, gagasan yang dari awal jauh melampaui alam orang miskinn telah
memicu perkembangan teologi ini.427
KESIMPULAN
Teologi Pembebasan dan Teologi Perjuangan telah melakuakan pelayanan kepada
komunitas Kristen dengan menunjukan bahwa orang-orang di bawah yang miskin dan tertindas
harus menjadi fokus pelayanan Kristen pada saat ini dalam sejarah Gereja. Namun,
pembebasan yang mereka butuhkan melampaui aktivitas kebuthan sosial dan ekonomi. Mereka
membutuhkan kelahiran kembali secara total yang datang melalui hubungan pribadi dengan
Yesus Kristus. Meskipun Teologi Pembebasan dan Teologi Perjuangan telah kehilangan tanda
pada beberapa aspek penting dari pesan Alkitabiah, mereka telah menunjukan beberapa
kelemahan dalam teologi konservatif dan dibidang praktis kehiduoan Gereja. Mereka telah
menunjukan bahwa orang Kristen memiliki peran dan suara dalam urusan dunia ini.
Kristen dan Keterlibatan Politik: Respon Terhadap Tanatangan Teologi Pembebasan dan
Teologi Perjuangan
Komunitas Kristen telah menghadapi berbagai tantangan-tantangan politik. Namun selama tiga
dekade terakhir, sementara banyak yang dikatakan, tidak ada suara tunggal yang menghasilkan
solusi alkitabiah yang ideal. Oleh sebab itu terdapat beberapa pilihan dan evalusai yang paling
menonjol dari apa yang diusulkan akan tercantum krituk umum sehingga dapat mendorong
pendekatan yang seimbang terhadap keterlibatan orang Kristen dalam politik:
1. Teologi Transformasi. Sebagian besar praktik dari teologi pembebasan dan penekanannya
pada keterlibatan dalam menentang struktur masyarakat. Pada saat yang sama mereka
tidak setuju dengan pengurangan keselamatan Teologi Pembebasan untuk pembebsan.
Sebaliknya mereka akan melihat keselamatan melalui iman kepada Kristus sebagai
langkah penting dalam pembaharuan masyarakat menuju penegakan keadilan dan
pembebasan ekonomi dan politik. Banyak kritik pragmatis terhadap teologi Pembebasan
berlaku untuk teologi Transformasi dan evangelis radikal juga. Analisis politik itu rumit,
dan sistem ekonomi tidak dijelaskan secara rinci dalam kitab suci. Perean kritikus
427
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,137-138
290
konstruktif di bidang moral dan etika tentu merupakan ungkapan iman Kristen yang sah.
Mendorong orang Kristen untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik
dalam masyarakat majemuk.
2. Hak Beragama. Diujung spektrum politik adalah Hak keagamaan, yang diwakili oleh
Moral Majority di Amerika Serikat, yang mencakup lebih dari sekedar komuntas
evangelis, namun di dalam Hak keagamaan ada sejumlah besar evangelis yang memiliki
orientasi politik konserfatif. Kelompok ini dibentukk untuk melawan humanisme ateistisk
di Amerika Serikat. Hak agama bersifat anti-komunis, dan bertentangan dengan
liberalisme denominasi Kristen utama. Hak beragama umumnya adalah akurat dalam
mewakili dasar-dasar iman Kristen. Sama seperti evangelis radikal, hak beragama
mencoba memotivasi Orang Kristen untuk melibatkan diri secara politik dalam rangka
untuk mempengaruhi perubahan yang akan membuat masyarakat lebih Kristen lagi.
Hak agama tidak memiliki solusi terhadap banyak masalah yang lebih konferhensif dan
menghadapi masalah yang terjadi pada dunia ketiga.
3. Rekonstruksi Kristen. Kelompok ketiga (Clark Pinnock, Gary North, Herbert
Scholossberg dll) yang beberapa kali dianggap sebagai bagian dari hak Agama adalah
kelompok yang menganjurkan Rekonstruksi Kristen. Mereka meyakini bahwa
Kristustidak pernah dimaksudkan gereja untuk berdiri diam sementara angin dunia turun
dan Kristus kembali. Sebaliknya, ini adalah untuk secara aktif bekerja menuju
pembentukan Kerajaan Kristus melalui aktivisme politik langsung dan program Orang
Kristen yang penuh untuk memerintah. Rekonstruksi Kristen memberikan pendekatan
berbasis Alkitab yang jauh lebih sistematis terhadap masalah politik dan ekonomi dari
masalah lainnya.
4. Menuju Kursus Tindakan Kristen. Masing-masing gerakan ini memberikan kontribusi
yang valid terhadap respons Alkitabiah terhadap tantangan yang dihadapi oleh Teologi
Pembebasan terhadap keterlibatan politik Kristen. Tidak ada yang membuat kesalah besar
dalam mengurangi keselamatan ke dunia politik dan ekonomi, nemun masing-masing
menerima bahwa mereka yang diselamatkan dalam kekekalan memiliki tanggungjawab
untuk mewujudkan keselamatan mereka pada saat ini. Dari gerakan diatas ada 4 (empat)
hal unsur positif yang dapat dipetik: (1) Masing-masing mewakili usaha untuk mengatasi
masalah nyata yang dihadapi dunia dari sudut pandang Kristen. (2) Evangelis radikal
menunjukan bahwa analisis sosial kadang-kadang harus diperhatikan secara serius. (3)
Hak keagamaan mengingatkan orang-orang percaya bahwa moralitas adalah perhatian
publik, dan dalam banyak hal, akar masalah sosial lainnya. (4) Rekonstruksi Kristen telah
membuat langkah besar dalam mensistematisasi implikasi Kitab Suci dalam politik
ekonomi.428
Berikut adalah suatu keharusan yang kita jawab untuk memenuhi mandat alkitabiah gereja:
1. Untuk memberitakan injil secara Jelas dan Efektif. Mungkin yang menjadi aspek yang
positif dari tantangan soteorologi liberasionis adalah panggilan kerasnya kepada orang-
428
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,141-148
291
orang percaya yang tinggal dan bersaksi si Filipina dan negara-negara Dunia Ketiga
lainnya.
2. Untuk menjadikan murid-murid Kristus, bukan hanya orang-orang yang bertobat.
Tantangn yang kedua adalah membuat murid, bukan hanya untuk mengambil keputusan.
3. Untuk menunjukan kekuatan pembebasan injil melalui gereja setempat. Sementara
struktur Gereja tradisional mungkin perlu diubah agar sesuai dengan gaya pemuridan
Yesus, gereja lokal masih menjadi pusat program Tuhan untuk mengubah dunia.
4. Menjadi Garam dan Terang dalam Konteks Pilipina. Teologi Pembebasan telah
melakukan pengamatan yang benar bahwa orang percaya dan gereja harus menentang
sistem dunia. Sebagai pengikut Kristus kita diingatkan untuk mengikuti pola Guru untuk
mencela kejahatan dimanapun ditemukan dan memperjuangkan penyebab orang miskin
dan tertindas.
5. Terlibat Langsung dalam Meringankan Masalah Kemiskinan. Teologi Pembebasan dan
Teologi Perjuangan dengan benar menunjukan bahwa Yesus adalah untuk keseluruhan
pribadi. Dia menyembuhkan orang sakit, dia membangkitkan orang mati, dia memberi
makan lima ribu orang, dia menghibur mereka yang sakit, dia mengajarkan etika
Kerajaan. Dia terlibat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai pengikut Kristus, kita wajib
melakukan hal yang sama.429
Tanggapan Dogmatis
Cara berteologi pembebasan adalah transformatif, bertolak dari praksis atau iman yang
dialami dalam sejarah tertentu. Teologi pembebasan pada umumnya berasal dari tradisi Teologi
barat, melihat beberapa garis persamaan obyek dan isi Teologi pembebasan. Bagi Schoof (1970),
Teologi adalah refleksi sistematis dan metodis tentang realitas iman yang adalah integrasi
ilmiah dari Sabda Tuhan sebagaimana ditujukan kepada kita. Oleh karena itu, Teologi yang
merupakan kegiatan penalaran tentang ajaran iman tersebut memperbaharui dirinya lewat tiga
saluran. Saluran pertama adalah saluran interpretasi kembali ajaran iman sedemikian rupa
sehingga mendekati sumbernya, mendekati Kitab Suci dan Tradisi. Saluran kedua adalah saluran
kontak dengan segala macam hal yang terjadi dalam komunitas Kristiani dan dunia masa kini.
Saluran ketiga adalah saluran ransangan dari apa-apa yang dipikirkan oleh para Teolog non-
Katolik, yaitu diantara gereja-gereja Protestan, Anglikan, dan Ortodoks Timur.430
Alkitab mendorong kesatuan iman dengan tindakan yang membebaskan dalam
kesetiakawanan dengan kaum miskin dan berjuang untuk mengubah dan memperbaiki situasi.
Alkitab hadir dan berperan sebagai kabar baik dan kabar gembira yang membebaskan dan
menyelamatkan . teologi ini menyadari tugas utamanya untuk merefleksikan praksis pembebasan
dalam terang sabda Tuhan. Pandangan alkitabiah tentang Pembebasan tidak harus dicari-cari atau
dicocok-cocokan dengan teks-teks dalam Alkitab. Teologi ini berusaha untuk menerapkan
hermeneutik alkitabiah yang diperbarui, yang langsung dikaitkan dengan keadaan nyata dalam
429
James R. Whelchel. The Path To Liberation; Theology of Struggle in The Philippines... ,150-156
430
Francis Wahono Nitiprawiro, Teologi Pembebasan, (Yogyakarta: LKis, 2000), 17-19.
292
kehidupan sosial. Melalui metode hermeneutik kontekstual ini diharapkan bahwa teologi ini bisa
dibebaskan dari universalisme yang keliru.431
Teologi Pembebasan memprotes keadaan hidup yang merendahkan harkat dan martabat
manusia. Teologi ini tidak pernah berada atau dimengerti tanpa gagasan dasar belas kasih.
Teologi ini langsung menyentuh keadaan nyata hidup manusia yang ditimpa dan dijepit oleh
buah-buah ketidak adilan sosial, seperti: peniadaan keberadaan kaum miskin, kemiskinan,
penindasan oleh si kaya terhadap simiskin, pemilikan tanah oleh kapitalis yang merugikan
masyarakat biasa.432
Dalam hal ini sangat diperlukan kepekaan individual dan sosial dalam menghadapi
kenyataan pahit dan getir dalam masyarakat. Gereja dan institusi agama-agama memiliki
tanggung jawab sosial atas keadaan yang memprihatinkan ini. Mula mula teologi harus dipahami
dengan keadaan nyata mereka yang tertindas, kemudian bertanya: apakah yang dikatakan sabda
Tuhan tentang ini? Ini merupakan masalah proses pembebasan dalam cahaya iman, yang
mengandung nilai positif dalam iman. Hal ini dapat disoroti melalui metode hermeneutik
pembebasan. Di hadapan kaum tertindas dan miskin Tuhan dilukiskan sebagai Bapa sumber
kehidupan dan pembela kaum tertindas. Kaum miskin bukanlah seperti yang sering kita lihat,
namun kaum miskin adalah mereka yang mencari hidup yang mencoba mencapai kepenuhan
(Yoh. 10:10). Dengan begitu masalah yang relevan dengan kaum miskin dikaitkan dengan
masalah-masalah transendental seperti; tobat, rahmat dan kebangkitan.433
Teologi Pembebasan dapat dimengerti sebagai refleksi iman gereja yang telah membuat
Pilihan kenabian yang secara jelas mengungkapkan keberpihakan dan mau bersikap solider
dengan orang miskin. Gerjea bersama dengan kaum miskin berusaha mencari cara untuk
tindakan pembebasan. Pilihan berpihak pada kaum miskin bukan karena ketertarikan pribadi atau
karena alasan politik. Tetapi karen alasan intrinsik yaitu iman Kristiani itu sendiri:
1. Motivasi Theo-logis (Peran Allah)
Kitab suci Allah pada dasarnya adalah Allah yang hidup, pemeran dan penyangga
kehidupan. Saat seorang merasa hidupnya terancam, mereka dapat berpegang pada kehadiran
dan kekuatan Tuhan yang menolongnya dengan berbagai pertolongan. Allah merasa terdorong
untuk membantu kaum miskin seperti dalam Kel. 3:79. Penyembahan yang berkenan kepada
Allah haruslah suatu usaha mencari keadilan dan berpihak pada kaum yang membutuhkan dan
yang tertindas. Dengan berpihak pada kaum miskin, Gereja mencontoh/meneladan Allah Bapa di
Surga (Mat 5:48).
2. Motivasi Kristologis (Peran Kristus)
tidak dapat disangkal bahwa Kristus telah memilih untuk berpihak pada orang miskin dan
memilih kaum miskin sebagai penerima kabar gembira-Nya (Lih. Lukas 6:20; 7:21-22). Kaum
miskin melaksanakan hukum kasih yang diajarkan Yesus, seperti seorang samaria yang baik hati
(Luk. 10: 25-37) yang menolong orang yang jatuh di pinggir jalan. Pengikut Kristus
431
Wiliam Chang, Bereteologi Pembebasan, (Jakarta; OBOR. 2005) ,30
432
Wiliam Chang, Bereteologi Pembebasan... ,32
433
Wiliam Chang, Bereteologi Pembebasan... ,45
293
mengutamakan berpihak pada kaum miskin dalam mengekspresikan iman mereka dalam
menghadapi kemiskinan di dunia saat ini.
3. Motivasi Apostolis (Peran Para Rasul)
Sejak awal berdirinya, Gereja menunjukan perhatian pada kaum miskin. Para rasul dan
pengikutnya menjalankan hidup dengan sederhana maka terasa tidak ada yang miskin diantara
mereka. dalam menyebarkan Kabar Baik Perjanjian Baru satu hal yang ditekankan adalah orang
miskin tidak boleh diabaikan.
4. Motivasi Eskatologi (dari sudut pandang Penghakiman Terakhir)
Ajaran Kristus lebih jelas dalam hal ini: pada peristiwa sejarah yang terpenting, yaitu saat
penyelamatan atau hukuman kita ditentukan , saat perbuatan kita terhadap orang miskin dinilai
(Mat 25:31-46). Yesus yang adalah hakim agung berdiri diantara kaum tertindas meraka tampak
seperti saudara Yesus. Hanya mereka yang bersatu dengan kaum miskin dan tertindas, yang
adalah sakramen Kristus, akan bersatu dengan Kristus.
5. Motovasi Eklesiologis (Peran Gereja)
Dalam menghadapi marginalisasi dan pemikiran dari sebagian besar umat Kristen, gereja
Amerika Latin dengan digerakan motivasi-motivasi yang telah disebutkan dan oleh rasa
kemanusiaan dan belas kasihan, telah membuat pilihan berpihak pada kaum miskin. Dengan
sungguh-sungguh pada konferensi Medellin tahun 1968 dan diratifikasi di Puebla pada tahun
1979, saat para Uskub mengesahkan kembali kebutuahan untuk menjadi bagian dari seluruh
Gereja dalam memilih berpihak pada kaum miskin dan pilihan untuk melaksanakan pembebasan
yang sempurna.434
Beberapa yang menjadi tema kunci dari Teologi Pembebasan: Iman yang hidup dan benar
mewujudkan tindakan pembebasa; Tuhan yang hidup berada di sisi kaum tertindas melawan
Firaun-firaun dunia ini; Kerajaan Allah adalah Proyek Allah dalam Sejarah dan keabadian;
Yesus, Anak Allah, mau mengalami penindasan agar kita beroleh kebebasan; Roh Kudus, Bapa
kaum miskin hadir dalam perjuangan kaum tertindas; Maria adalah wanita pembebas dan nabi
bagi manusia; Gereja sebagai tanda dan sarana pembebasan; Hak-hak kaum miskin adalah hak-
hak Tuhan; Manusia yang dibebaskan berpotensi menjadi pembebas.435
434
Leonardo Boff, Memperkenalkan Teologi Pembebasan, (Medan; Bina Media Perintis. 2009) ,63-70
435
Leonardo Boff, Memperkenalkan Teologi Pembebasan... ,71-90
294
Kelompok 13
Nama : Mira Nainggolan
Nehemia Sitinjak
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen : Pdt.Dr.J.Boangmanalu
Istilah sekularisasi berasal dari kata Latin saecularis yang berarti keduniawian atau
zaman kini. Kata sekularisasi ditujukan sebagai proses di mana sesuatu atau pribadi manusia
ditentukan dari sudut pandang dunia. Secara historis kata sekularisasi dipakai dalam beberapa
terminology yang berbeda, antara lain: pertama, sekularisasi diartikan sebagai penyitaan barang-
barang milik Gereja untuk kepentingan duniawi terutama oleh Negara. Dalam hukum kanonik,
sekularisasi juga diartikan sebagai permohonan dari seorang religious untuk melepaskan
kedudukannya sebagai religious dan hidup di luar komunitas biara. Kedua, sekularisasi berarti
436
Johannes B. Metz, The Theology of The World (New York: Herder and Herder, 1969), hlm. 13 - 50
295
sebuah proses di mana aneka elemen hidup manusia (termasuk pandangan hidup, adat-istiadat,
struktur social, pemikiran dan pribadi manusia sebagai individu memperoleh otonomi dan berdiri
sendiri, lepas dari dominasi Gereja atau agama). Ketiga, sekularisasi merupakan dorongan utama
bagi manusia untuk hidup menurut program-program duniawi.
Metz mengartikan iman sebagai memorial, kenangan akan perkataan dan perbuatan
Yesus dalam sejarah melalui pewartaan, penderitaan, wafat dan kebangkitanNya. Maka hakekat
iman Kristen sebagai fides historica, karena pengalaman akan Allah memuncak dalam fakta
peristiwa Yesus yang menyejarah. Jelas bahwa iman Kristen bukan dicampakkan Allah langsung
dari langit melainkan peristiwa yang terjadi dalam ruang dan waktu.
Iman Kristen sebagai praksis dalam sejarah masyarakat yang harus dilihat sebagai
pengharapan dalam solidaritas dalam Allah Yesus, sebagai Allah dari orang-orang hidup dan
orang mati, yang memanggil semua orang untuk menjadi subyek di hadapaNya. Pengharapan ini
bukan sesuatu janji kosong akan masa depan melainkan tanda solidaritas Allah dan
keterlibatanNya dalam sejarah umat manusia. Iman dan pengharapan serta kasih yang terungkap
dalam solidaritas menjadi dasar teologis bagi umat beriman. Iman, pengharapan dan solidaritas
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
Dasar pengharapan bagi umat beriman adalah kebangkitan Yesus Kristus. Dan kebangkitan
Yesus menjadi sebuah awal revolusi bagi semua orang yang menderita, dilupakan dan mati.
Memorial Christi, menjadi corak khas keberimanan akan sejarah Yesus Kristus penyelamat dan
pembebas, yang hadir dalam sejarah umata manusia itu sendiri. Dunia dengan segala peradaban,
juga dengan segala kehancuran menjadi tempat inkarnasi Allah sendiri.
Fides Historica atau memoria Christi dalam pengharapan dan solidaritas menjadi bukti
keterlibatan Allah dalam membebaskan manusia dari perbudakan dosa akibat kemiskinan dan
penderitaan. Keterlibatan Allah nyata dengan tanda-tanda yang dilakukan Yesus, dengan sebuah
janji akan langit dan bumi yang baru, dimana semua menjadi satu keluarga Allah hidup dalam
kepenuhan. Namun solidaritas dan pengharapan ini seharusnya menjadi tanggung jawab orang-
orang Kristen bagaimana melibatkan diri dalam dunia yang tengah mempertaruhkan penderitaan,
kemiskinan dan kegagalan berhadapan dengan struktur social yang memperbudak.
Janji akan langit dan bumi yang baru jika para pengikut Kristus berani keluar dari
eksklusivitasnya, mewartakan pembebasan dan pengharapan sekaligus berada dalam solidaritas
dengan sesama yang kalah, miskin, dilupakan dan gagal. Dan iman bukan hanya kontemplatif-
teoritis melainkan juga operatif-praktis. Iman akan janji Allah yang kita temukan dalam Alkitab
itulah yang mendasari arah pemikiran modern ke masa depan, dan paham dunia sebagai sejarah.
Pandangan kemasyarakatan merupakan hasil agama Yahudi-Kristiani.
Dengan demikian salah satu ciri khas mentalitas postmodern adalah sekularisme. Bagi
orang tidak beriman, dunia di era postmodern ini melulu merupakan bidang manusiawi, tidak ada
kaitannya sama sekali dengan Yang Ilahi. Sedang bagi orang beriman, dalam dunia ini, hal
manusiawi selalu ada kaitannya dengan yang Ilahi. Sekularitas ini pertamatama ditandai dengan
296
tidak bermaknanya agama dan iman dalam kehidupan sehari-hari, demikian juga akhirnya Allah.
Hal ini disebabkan karena kebanyakan orang tidak lagi membedakan iman dan agama. Iman
menjadi devosi dan ideologi, tidak lagi sebuah usaha untuk menyentuh dan menanggapi realitas
transenden. Iman tidak lebih sebagai ideologi sosial yang mendapatkan wujud perjuangannya
dalam agama sebagai sebuah komunitas sosial sekular. Pada saat itulah pengungkapan
pengalaman religius terbatas pada formalisme agama saja. Hidup profan tidak lagi memiliki
dimensi religius dan ekspresi religius.
Kebenaran iman bukanlah sekedar sebuah persoalan doktrinal atau dogma, lebih dari itu
adalah bagaimana gereja berperan nyata dalam ranah sosial untuk mendorong perubahan dalam
masyarakat.
Mengenai hubungan iman dengan politik adalah iman Kristen mesti dinyatakan melalui
praktik dalam sejarah dan masyarakat yang dimengerti sebagai harapan di dalam solidaritas
dengan Allah. Tugas gereja di dalam dunia menjadi satu dengan dunia di mana gereja hadir
untuk semua orang. Gereja hadir untuk berjuang untuk penderitaan masyarakat.
Apakah sebuah dunia didewakan? Mari kita mulai dari posisi bahwa manusia dulu
mengalami dunia sebagai "alam." Sampai ke manusia dulu tahu bahwa dalam
kegiatannya dalam dunia ia selalu terkena dan ditetapkan dalam konteks keseluruhan
alam. Dia tahu bahwa apa yang dia rangkul dan lakukan, tetapi juga dia diancam dan
dipertanyakan oleh totalitas alam yang tampak benar-benar unggul kepadanya dan
hidupnya di dunia dan yang ia akhirnya selalu disampaikan tanpa bertanya.
437
Ibid, hlm. 56-76
297
"Peradabannya" membentuknya dunia selalu kecil, khusus "sektor," dikelilingi oleh
alam yang tak terkalahkan dan selalu lebih besar dari dia. Alam ini terus menolak dan
dengan menarik diri dari dia, dan pada akhirnya tak tersentuh, muda terhadap
misteri pengalamannya di dunia. Hal itu adalah rahasia dan ibu di mana ia tahu
bahwa ia ditahan tetapi juga dewi yang membalas dan yang mengejarnya dengan
bencana dan dengan tenang menghancurkan apa yang telah diciptakan. Dengan
demikian kehidupan manusia di dunia adalah didominasi oleh pengalaman alam yang
dalam kedaulatan pemerintahan yang tampaknya memiliki gambaran hampir seperti
yang ilahi. Itu adalah kegagalan untuk pemahaman manusia tentang dirinya sendiri.
Dia melihat dirinya sebagai citra dari dunia komprehensif alam, penangkapan dalam
rangka pra-pembagunan, sebagai "mikrokosmos." Itu akhirnya juga menjadi media
yang sangat baik untuk pengalaman religiusnya. Eksposur manusia terbuka ke alam
yang tak terkendali dengan memberikan kepada wajah dan proses alam dan di mata
manusia yaitu sesuatu yang hampir dari subjektivitas ilahi yang nyata. Itu muncul
sebagai sesuatu numinus yang tidak sedikit untuk orang percaya, sesuatu yang
kembali tercermin sinar suci Tuhan, sebagai pencerahan atau bahkan proyeksi Allah
sendiri. Dan cara kerja alam, menurut hukum bisa diatur, mudah menampakkan diri
kepadanya sebagai kerja Allah sendiri. Jadi manusia itu dengan mudah dapat
mengalami sejarah keselamatan ilahi terhadap kegagalan dari sejarah kosmos, dan
melihat transisi hampir tak terputus antara kerja alam dan kerja kedaulatan Allah
dalam keselamatan. Jadi manusia hidup dan melihat dirinya sendiri dan pengalaman
religiusnya dalam kerangka sebuah alam yang memiliki fitur ilahi. Secara singkat dia
hidup langsung dalam keilahian dunia.
Duniahominizedkini telahdialami oleh banyakkalangan atas yang
menjadikankrisisdanmenghancurkaniman mereka. Faktabahwa dunialebih jatuh
ketangan manusia yang berartibahwa itutelah tenggelamdarimartabatyang
tinggiatauciptaan Allahuntuk menjadibahankreativitasmurnimanusia;
munculsebagaiduniatanpa sihir, tanpanuminus, murni seperti sekuler. Banyak
mediayang dekat denganpengalamanreligiusyangsemakin berkurang. Semuanyahadir
dalam pemahaman dunia olehmanusiajatuhke bawahbayang-bayangmanusia
danmenunjukkan dirinyaberasallangsung darimanusia. "Penciptaan" oleh Allah,
dalam proseshominization, tampaknya telahdimediasi karena,di mana-
manadengan"pekerjaan" manusia. Dalamsegala sesuatu denganyangkita
perhatikandalam kehidupansekuler yang kita jumpai, lebih atau kurang, bahwa alam
tidak benar-benar sebagaiciptaan Tuhan, tapi dunia adalah yangdiproyeksikandan
diubaholeh manusia, dan dalam hal inikita jumpai pada diri kita sendiri.Tapi
Tuhantampaknya telahmenjadi kurangterlibat denganduniadan karena itukurang
terlihatdari sebelumnya, dan sehingga banyakiman pria tampaknyamatikarena
kurangnyaobjek dandefinisi sendiri. Seolah-olahitutelah kehilanganseluruhkekayaan
duniawi dankategoris vitalitasnya. Selanjutnya, banyak orangyang langsung
298
segerauntuk menafsirkanpengalaman mereka yaitu terlihatnyaAllah tumbuhdan
beraktivitassebagaiateisme. Dan ini menurut pendapat saya, adalah bahwa
akarintelektua yaitulmeningkatnyakelemahaneksistensialiman
kitadanjugabentukpenting darikurangnyatematis yang disajikanimandalam keseharian
kita.
Keterbatasan kedua hasil pemahaman saya dari horizon di mana saya ingin menjelaskan
dan mengembangkan yang sebenarnya hubungan iman Kristen kepada dunia. Horizon ini adalah
masa depan. Dan itu mengungkapkan sejarah dunia, sejarah sebagai akhir sejarah
438
Ibid, hlm. 81-97
299
(endgercbiclate), iman sebagai harapan, dan teologi sebagai eskatologi. Horizon ini mencirikan
upaya teologi yang mengungguli dan untuk melampaui transendental modern, personalistik, dan
teologi eksistensial tanpa mengabaikan pengetahuan yang berharga. Teologi transendental,
personalistik dan eksistensial ini telah benar menekankan peran manusia berbeda dengan sudut
pandang objectivistic yang hanya teologi skolastik. Dan hal ini telah membawaiman Kristenke
dalam suatu hubunganyang tepat untukeksistensi manusiadansubjektivitas. Namun,teologi
inimenghadapi duabahaya. Di satu sisi, teologiantropologisinicenderunguntuk
membatasiimandengan berkonsentrasi padasaatyang sebenarnyadarikeputusan pribadiorang
percaya. Masa depanmaka semuanamun kalah. Ini menjadihanyanama
lainuntukfaktorkerasdarikeputusanini. Di sisi lain, teologiantropologisinicenderung
menjadipribadi danindividualistis.
300
Dalam hal ini pengharapan Kristiani adalah pengharapan untuk dunia, dengan
persyaratan eskatologis, artinya kita sebagai orang beriman harus bersikap kritis-dialektis
terhadap masyarakat zaman sekarang. Janji-janji Allah, tujuan masa kini, bukanlah cakrawala
kosong sikap menanti religius, bukan pula suatu ide yang mengarahkan.
1.4. TeologiDuniadanAsketisme439
439
Ibid, hlm. 101-104
440
Ibid, hlm. 107-124
301
sebagai dasarlangsung darikritikyang dikembangkan olehpencerahandankemudianMarxisme.
Dari awalkritikinimengambilbentuk merekayangmasih munculsaat ini. Mendekatiagama
sebagaisebuah ideologi, berusaha untukdapat menyingkapsebagaifungsi,sebagaibangunan
atasideologisdenganpenggunaansosialdanstruktur kekuasaan.
Subjekagamasedangdikecamsebagaikesadaran palsu, yaitu yang dipandangsebagai
unsurmasyarakatyangbelummenyadariitu sendiri. Jikateologiberupaya memenuhikritikseperti itu,
ituharusmengungkapimplikasisosial-politikidedangagasan.
Gereja dalam arti yang sebenarnya adalah sebuah institusi religius yang tidak melulu
memikirkan kebutuhan internal, namun mampu memberi sinar tehadap lingkungan sosialnya
sebagai wujud terang dunia.
Teologi politik adalah sebuah usaha untuk selalu merefleksikan iman akan Yesus Kristus
bagi praksis pembebasan sosial di masyarakat saat ini. Dengan demikian, teologi tidak berhenti
sebagai suatu hal yang normatif doktriner tetapi lebih merupakan kritik sosial yang selalu
mengantisipasi atas janji ekstologis keselamatan Yesus Kristus. Dengan demikian, teologi politik
juga merupakan sebuah refleksi terus menerus atas hubungan real antara iman Kristiani, gereja,
agama dan juga praksis hidup sosial yang membebaskan. Janji eskatologis Yesus Kristus tentang
kasih, kedamaian, keadilan dan pembebasan tidak lagi merupakan suatu kata-kata suci yang
melulu berdimensi transendental tetapi juga berdimensi imanen. Meski begitu, refleksi ini bukan
merupakan sebuah ideologi baru tetapi merupakan cara baru Gereja dalam memandang dan
mewujudnyatakan iman akan keselamatan Kristus di tengah dunia sosial yang real. Dengan
demikian, teologi politik ini menjadi salah satu wujud dari spiritualitas teologis zaman ini.
Singkatnya, teologi harus membantu spiritualitas zaman untuk berkembang dalam kontinuitas
dan diskontinuitas, dalam rasionalitas dan irasionalitas, dalam stabilitas dan perubahan sosial.
Kamidatangsekarang untukbagian keduadaritulisan inidi manakitaakan
mempertimbangkanhubungankonkritantara Gerejadan duniadalam terangteologi politik. Ruang
lingkupteologi initidak memungkinkan"dunia" dipahamidalam artikosmos, bertentangan
dengankeberadaan danorang,atausebagai realitashanyaeksistensialataupribadi.Hal ini
membutuhkanituharus dipahamisebagairealitassosial, dilihatmenjadisejarah. Dalam konteks ini,
"Gereja" bukanlahrealitassampingatauatas realitassosialini; bukan, itu adalahsebuah institusidi
dalamnya, mengkritikitu, memiliki tugasmembebaskanpentingdalam halitu. Mari saya
jelaskansecara rinciimplikasi daripernyataan ini.
441
Ibid, hlm. 141-155
302
Tanggung jawab Kristenharusmemperhitungkanjelas tentang situasidi
manadanyangberusaha untukmenyajikaniman sebagaiharapan. Secara singkat
iniharusdimulaidengan mendirikansituasi danmemberikanpenjelasan tentanghal itu. Akun
iniharuspada saatacara yang samasejauh mana"masa depan" dan, lebihkhusus lagi,
sebuah"direncanakan atauperencanaanmasa depan" tidak hari ini dengan sewenang-
wenang, tetapi tema sentraldanmasalahtanggung jawaborang Kristen. Saya
inginmemberikanringkasan ini dengandaftar pertamabeberapa
karakteristikdariduniadantanggung jawabKristen kitahari ini harusberlaku dandari mana
iaharusmemulai, dan kemudiandengan mencobauntuk mengumpulkaninidengan
memberikanrasaduniaitu danrealitasyang mengatursikapteknologi danperencanaankamike
masa depan.
Tempat di manatanggung jawabkomunitas Kristendimulaiadalahduniadikapalduniayang
permanendan berkembangnya. Saya sadar bahwaproposisi ini, yang saya berusaha
untukmengembangkan beberapatahun yang lalu, "tidak bermasalahdanjugatidakambigu.
Itu, apalagi,mempertanyakanpada saat itu. "Namun demikian, saya
inginmempertahankanformula iniuntuk akun ini, yang lebih dalam
sifatdaripengintaianawal. Sebuah duniaduniawiini bukanmetafisikdefinisidaridunia, yang
pada akhirnyaakanterbukti menjadipleonasmekosong. Hal ini, sebaliknya,
sebuahsejarahdefinisidariduniadi alamsekarang. Dan jikahal ini dijelaskanlebih lanjut
sebagaiduniayang tetapdantumbuh dikeduniawian, maka ini berarti
bahwakeduniawiantidak memilikihanyakaraktertransisi, tapi itusuatuzaman, yang
membantuuntuk menentukansituasi duniadi masa mendatang.
Prosessekularisasimeluasjugakepluralisasiradikaldaerahsekuler
dansikapterhadapsekuleryang sesuai. Keadaan iniakrab bagikitadi semua sisi.
Thepluralisasikehidupan kita, membutuhkan seperti halnyayang kitaterus-
303
menerusmengubahperan, sering mengarah kespiritualdanintelektual"membebani"
yangmembangkitkandipendudukdunia sekulerinicaracukupbarumencari bantuan.
Kecenderungantumbuhuntukmelarikan diri menjadibebasartiduniaresmiluaryang satu ini,
adakesiapan untukmenyerahkandirikesebuah ideologiyangtidak jauhhebat denganbidang-
bidangkehidupanpluralisdanpengalaman danmenjanjikankeamanan.
Pada masa lampau humanisme sering diartikan sebagai pandangan hidup, yang
menempatkan manusia di pusat dan menyingkirkan Allah dari dunia. Dewasa ini pun ada orang
yang merasa bahwa tidak ada tempat bagi Tuhan di dunia. Yang riil dan berarti hanyalah dunia.
Dan semua yang lain adalah khayalan manusia. Sikap ini disebut sekularisme.nmemang orang
beriman juga mengakui bahwa langit adalah kepunyaan Tuhan, dan bumi telah diberikannya
kepada anak-anak manusia (Mzm 115:16). Tetapi dengan demikian tidak dilupakan bahwa
Tuhanlah yang menjadikan bumi dan menciptakan manusia di atasnya. Oleh karena itu pujian,
hormat dan pengabdian kepada Tuhan pertama-tama dilaksakan dalam kehidupan sehari-hari,
lebih khusus dalam kasih kepada sesame. Itu tidak berarti bahwa manusia juga tidak secara
khusus mengungkapkan sikap itu dalam bentuk yang khusus, yang lazim disebut ibadat dan
agama atau bidang sacral. Hanya saja, janganlah agama dan kebaktian dijadikan pokok
kehidupan. Dan itu tidak sesuai dengan kehendak Kristus. Oeh karena itu, bisa terjadi bahwa
bidang sacral perlu dikurangi dan dibuat secular kembali. Hal inilah yang disebut dengan
sekularisasi. Sekularisasi tujuannya adalah bukan untuk menghapus segala bentuk sacral, tetapi
hanya kelebihannya.442
Dalam hal sekularisasi perlu dibedakan dari profanasi. Yang terakhir ini berarti bahwa
sesuatu yang sacral diperlakukan seolah-olah barang profane. Untuk itu sekularisasi merupakan
suatu proses social yang mau membatasi idang sacral pada proporsi yang sebenarnya.
Memang perlu dihindari bahwa segala perhatian dipusatkan pada agama saja, seolah-olah
iman dan gama sama. Padahal agama, dengan segala peraturan dan kegiatannya, hanya
442
Konferensi Waligereja Indonesia, Iman Katolik(Yogyakarta: Kanisius, 1996)Hlm. 192-193
304
merupakan sarana dan jalan memperkuat dan menyokong iman, yang harus diwujudkan dalam
kehidupan yang nyata. Yang pokok bukan agama, melainkan iman sebagai sikap dasar dan
orientasi dasar. Yang penting bukan iman yang diungkapkan, melainkan iman sebagai dasar dan
dorongan hidup yang nyata, iman sebagai sikap dasar, iman sebagai sumber kehidupan.
Dengan berkembangnya kesadaran diri manusia, dunia menjadi semkain secular, dalam
arti menjadi semakin menjadi bidang tanggung jawab manusia . hal itu tidak menyangkut bidang
sacral. Sebab manusia tetap bebas untuk menghubungi dunia transcendental menurut keyakinan
dan tanggung jawabnya sendiri. Dengan demikian sacral dan profane merupakan dua bidang
kehiatan manusia. Perbedaan itu berasal dari keputusan manusia. Maka perbedaan itu tidak
berarti bahwa bidang itu bidang manusia, sedang yang sacral adalah bidang Allah.
Permasalahnnya bukan berasal dari Allah, tetapi dari manusia. Dan bagi manusia beriman kedua
bidang itu juga tidak dipertentangkan. Yang sacral adalah bidang pengungkapan iman, yang
profane perwujudan iman, secara umum dan tidak khusus. Itu pandangan iman. Tetapi bagi
orang yang tak beriman dunia profane sama sekali tidak punya hubungan dengan Allah. Dan itu
diebut sekularisme. Dunia adalah profane melulu, urusan manusia semata-mata.443
443
Ton Jacobs, PAHAM ALLAH, Dalam Filsafat, Agama-Agama, dan Teologi (Yogyakarta: Kanisius, 2002 ), hlm:
254-255
305
Metz juga menekankan megenai gereja dan dunia dalam kerangka teologi politik. Ini
dikenal kemudian sebagai konsep Metz yang baru mengenai teologi politik. Metz juga
membalas kritikannya dengan memberi pernyataan tegas mengenai mengapa ia melihat
posisi kardinal menonjolkan sebuah teologi politik. Ia mengidentifikasi ada tiga hal yang
penting. Pertama adalah tugas untuk suatu hermeneutik teologi dalam konteks sosial
kontemporer. Kedua, sebuah teologi politik yang baru dapat menjadi kritik korektif
bagi suatu tendensi privatisasi di dalam teologi. Dan ketika, karena teologi dan gereja
secara aktual memiliki politik yang masih penting, teologi politik harus merupakan
sebuah fungsi kritis di dalam gereja.
3.1. Saran
Dengan menggunakan buku ini untuk memahami tentang teologi dunia merupakan hal
yang baik. Karena di dalam buku ini telah menjelaskan apa saja yang menjadi masalah pokok
dalam dunia orang Kristen dan teologi apa yang terkandung dari setiap situasinya. Sebaiknya kita
membaca dan memiliki buku ini.
Kelompok 14
Nama kelompok : Nengsi Stepina Purba (14.2894)
Olan Sinaga
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen : Pdt. Dr. J.Boangmanalu
444
John Bright, The Kingdom of God (Nashville: Abingdon Press, 1952) hlm. 17.
306
berkata,Waktunya telah digenapi, dan kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah, dan
percayalah kepada Injil; (1:14-15). Markus membuatnya menjadi jelas bahwa pokok dari
khotbah Yesus adalah untuk memberitakan Kerajaan Allah, yang merupakan hal yang
penting dan yang diperhatikan oleh Markus. Dengan membaca pengajaran Yesus yang
mereka baca di dalam Injil hanya untuk menghasilkan suatu pernyataan Di mana pun ia
berada, Kerajaan Allah berada di mulutnya dan itu merupakan hala yang sangat penting.
Yesus selalu mengulang perkataan-Nya mengenai Kerajaan Allah dan tidak pernah
sekalipun berhenti untuk menegaskannya. Yesus yakin bahwa istilah Kerajaan Allah sebagai
suatu istilah yang dapat dimengerti dan memang begitu adanya. Istilah Kerajaan Allah
memang sudah berada di dalam kosakata orang Yahudi. Itu adalah sesuatu yang mereka
pahami dan mereka rindukan sejak lama. Bagi kita, sebaliknya, itu adalah istilah yang asing,
dan kita harus bertanya-tanya dari mana gagasan itu datang dan apa artinya bagi Yesus dan
kepada siapa ia berbicara.
Kerajaan Allah memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan istilahnya.
Sebenarnya, di luar dari Injil, tidak ada di dalam Perjanjian Baru yang membicarakan
mengenai Kerajaan Allah dan di dalam Perjanjian Lama istilah ini juga tidak muncul sama
sekali. Tetapi konsep ini bukan hanya terbatas di dalam Perjanjian Baru. Kita akan melihat
suatu perubahan yang radikal terjadi mengenai hal ini, Kerajaan Allah memiliki sejarah yang
panjang baik dalam bentuknya maupun di dalam bentuk yang lain, dan berada di mana-mana
baik di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Konsep ini termasuk bagaiman Allah
memerintah umat-Nya Israel, dan pembenaran akan aturan yang berlaku serta orang-orang
yang berada di dalam kemuliaan pada akhir sejarah. Kerajaan seperti itulah yang ditunggu-
tunggu oleh orang-orang Yahudi.
Sekarang orang-orang Yahudi melihat bahwa seorang penebus, Mesias, adalah yang
dapat memerintah Kerajaan Allah dengan kejayaannya. Ketika Perjanjian Baru mengatakan
bahwa Yesus adalah seorang Mesias yang telah datang untuk mendirikan Kerajaan-Nya di
bumi, kita kemudian melihat kembali mengenai harapan Mesias yang dimiliki oleh bangsa
Israel dulunya. Yesaya yang memberikan harapan akan kedatangan seorang Putera di Kota
Daud, yang sering kita baca pada saat hari raya Natal (Yesaya 9:6). Tetapi ketika kita melihat
harapan mengenai Mesias berada di dalam ayat itu, sekalipun di dalam ayat itu tidak
ditemukan kata Mesias, hal ini jelas bahwa kita melihat subyek yang ada di ayat ini seluas
pengharapan bangsa Israel akan seorang kedatangan (eskatologi) seorang Mesias.
Kita sebaiknya memulai sejarah ini pada pertengahan abad 13 SM, bagaimana Israel
memulai kehidupannya sebagai umat Allah di Tanah Perjanjian. Karena mereka memulai
sejarah mereka di tanah itu. Bagaimana bangsa Israel sampai di Tanah Perjanjian, dan
kemudian mengalami pembuangan di Babel, serta kembali lagi ke Tanah Perjanjian. Iman
dari bangsa ini memiliki hal-hal yang unik. Bangsa Israel menjunjung tinggi monoteisme.
Mereka hanya mengakui Allah mereka adalah satu, hal ini diwariskan dari Hukum Musa.
Monoteisme merupakan suatu gagasan atau ide yang dapat diterima oleh bangsa ini dengan
307
baik. Mereka meyakini bahwa Allah yang bekerja pada cerita penciptaan yang mereka tahu,
juga menciptakan langit dan bumi serta segala isinya dengan dirinya sendiri, tidak dengan
seorang penolong atau pembantu. Juga, mereka mengimani bahwa Allah tidak dapat
digambarkan atau diperkirakan bentuknya, seperti yang berlaku di dalam Hukum Musa yang
kedua.
Tetapi ada poin lain yang lebih penting dari yang lainnya adalah bangsa Israel
meyakini bahwa Allah dapat dan telah mengatur atau mengendalikan setiap kejadian atau
peristiwa yang terjadi di dalam cerita sejarah bangsa mereka. Allahyang mereka yakini
mengendalikan matahari, bulan, badai, segala sesuatu yang terjadi di sekitar manusia, dan
bahkan manusia itu sendiri. Ia tidak memiliki tempat yang tetap, namun Ia datang untuk
menolong umat-Nya di manapun mereka berada, baik di Mesir Sinai, ataupun di Kanaan.
Allah bangsa Israel ada sebelum kita ada dan berdiri sebagai Allah yang satu-satunya,
tidak terlihat, Pencipta dari segala sesuatu, Penguasa dari alam semesta dan sejarah, benar-
benar suatu hal yang unik pada zaman kuno. Bukan hanya itu, bangsa Israel tidak hanya
meyakini bahwa Allah itu benar-benar ada, mereka meyakini bahwa Allah itu ada di dalam
sejarah yang terjadi pada mereka, memilih mereka, mengadakan perjanjian kepada mereka
melalui Abraham, dan menjadikan mereka sebagai umat-Nya.
Bangsa Israel melihat bahwa setiap kejadian atau pperistiwa nyata yang terjadi pada
mereka merupakan pembuktian dari iman mereka. Seperti keluaran dari Mesir yang dilihat
sebagai anugerah Allah yang nyata atas mereka. Keluaran dari Mesir juga dapat dilihat
sebagai tindakan dari Allah yang berasal dari diri-Nya sendiri untuk memilih bangsa yang
mungkin juga akan memilih-Nya sebagai Allah mereka. Perjanjian yang ada di dalam
Perjanjian Lama sebaiknya dilihat seperti yang ada di Perjanjian Baru yaitu melihatnya
sebagai sebuah anugerah dari Allah. Bagi bangsa Israel, sejarah mereka dimulai ketika
mereka dipanggil oleh karena anugerah Allah sebagai umat-Nya,melayani-Nya dan
mematuhi perintah-Nya. Gagasan dari umat Allah, yaitu dipanggil untuk hidup di bawah
aturan Allah, memulainya dari hal ini, dan dengan itu gagasan Kerajaan Allah ada.
Allah memberikan suatu perjanjian yang terjadi di antara Allah dan bangsa Israel
bukanlah suatu hal yang berlaku selamanya dan otomatis. Melainkan Allah akan tetap
memberikan kepada bangsa Israel kehidupan untuk tetap menjadi umat-Nya selama mereka
tetap taat kepada Allah. Jadi, jika bangsa Israel menginginkan suatu masa depan yang besar,
maka bangsa Israel harus bisa menekankan iman mereka dari awal. Jika Allah menjadi Allah
yang melakukan kehendak-Nya di dalam sejarah, dan Ia telah memilih Israel untuk
melakukan rencana-Nya, maka pasti Ia akan membawa rencana-Nya ini ke dalam suatu
kesimpulan.
Dilihat dari keadaan pada saat itu, bangsa Israel bukanlah satu-satunya suku yang ada.
Terjadi pertempuran antar suku yang bisa disebut dengan persaingan antar suku untuk
menaklukan satu dan yang lainnya. Kita bisa melihat di dalam Kitab Hakim-hakim bahwa
Israel diatur dan berada di dalam suatu sistem tanpa pemerintahan. Oleh karena itu,
308
muncullah seseorang yang bisa disebut sebagai pahlawan ketika keadaan semakin
memburuk, yang disebut sebagai Hakim. Hakim yang memiliki otoritas yang disebut dengan
kharisma. Kemudian muncullah suatu bangsa yang disebut orang-orang dari laut atau yang
biasa disebut orang Filistin. Bangsa Filistin memiliki disiplin militer yang baik dan juga
tentara serta perlengkapan perang yang memadai utnuk memperluas kekuasaan mereka.
Sedangkan bangsa Israel tidak memiliki disiplin militer dan tidak pernah mempelajari teknik
perang.
Dengan keadaan yang genting ini, maka bangsa Israel meminta kepada Samuel untuk
mengangkat seorang raja bagi mereka. Kemudian terpilihlah Saul, yang menjadi seorang raja
serta melakukan sedikit perubahan kepada bangsa ini. Ia membangun bangsa Israel dengan
membangun tentara perang yang kuat, namun bangsa Israel membutuhkan lebih dari itu.
Sehingga ketika Saul mati dengan bunuh diri di medan perang di Gilboa, segala sesuatu yang
telah dikerjakannya atas Israel lenyap. Tentara perangnya berpencar, ketiga anaknya mati,
bersama dengan dirinya.
Kemudian muncullah Daud sebagai seorang yang dapat menyelamatkan umat Allah,
Daud dengan keberuntungannya membawanya kepada keberhasilan yang besar. Daud juga
berada di dalam tradisi yang lama, ia memiliki kharisma. Daud membangun bangsa Israel
lebih baik dari Saul dan bahkan Daud dianggap sebagai seorang yang memiliki kharisma
yang sebenarnya dibandingkan dengan Saul. Ia membangun Israel dengan menyatukannya.
Memenangkan setiap pertarungan, dan memiliki kota pemerintahannya sendiri yaitu
Yerusalem. Itu merupakan miliknya sendiri dan menyebutnya sebagai kota Daud. Hal ini
diteruskan oleh anaknya yaitu Salomo dengan mendirikan bagunan-bangunan yang megah
berada di Kerajaan Israel. Dan umat Allah sekarang telah menjadi Kerajaan Israel.
309
pemberontakan Absalom yang terjadi pada masa pemerintahan Daud. Sampai kepada zaman
pemerintahan Raja Ahab, di mana nabi-nabi Israel harus menghadapi nabi-nabi Baal. Ini
merupakan pertarungan antar dua idealisme untuk saling mempengaruhi dan pada akhirnya
diakui oleh masyarakat.
Setengah dari abad ke-9 SM memberikan masa-masa yang gelap bagi bangsa Israel. Di
mana bangsa Aram berada di puncak kekuasaannya. Kemudian pada abad ke-8 SM, bangsa
Asyur muncul sebagai sebuah kekuatan baru. Seperti yang terjadi pada masa Salomo, kesakitan
yang terjadi di dalam masyarakat menjadi semakin parah. Perpecahan masyarakat dapat dilihat
dari setiap lapisan masyarakat. Keserakahan terjadi dan juga berimbas kepada ritus-ritus agama
serta situasi politik yang semakin buruk. Hal ini dapat dilihat sebagai suatu masalah teologi.
Iman yang dimiliki oleh bangsa Israel selalu mengajarkan mereka untuk mengharapkan hal-hal
yang besar terjadi di masa depan. Ada yang akan datang pada saat eskatologis dengan
kemenangan, hari Allah, ketika Kerajaan Allah akan dinyatakan. Israel juga tidak ragu, bahwa
mereka adalah umat Allah, Kerajaan Allah didirikan di atas mereka, dan dipertahankan oleh
mereka. Sehingga, mereka menghadapi masa depan dengan kepercayaan diri dan bahkan berani
untuk merindukan Hari Allah, yang mana itu juga adalah hari kemengan mereka.
Umat Allah adalah suatu komunitas yang berhubungan satu sama lain dengan ikatan
perjanjian Allah. Ini adalah sebuah persaudaraan, dan di dalamnya semua hubungan antar
manusia diatur oleh hukum yang benar dari Allah, semuanya memiliki persamaan di bawah
hukum itu. Sehingga Israel merindukan Kerajaan Allah, menanti-nantikan kedatangan hari
Tuhan.
446
John Bright, The Kingdom of God, hlm. 71.
310
agama yang sudah berakhir begitu juga dengan keyakinannya terhadap Allah. Seiring
berjalannya waktu Israel terdiri dari segala dosa yang ada. Inilah yang memisahkan bangsa
Israel dari Allah, dan penyebab dari bencana yang besar itu. Karena bangsa yang murtad tidak
bisa menjadi umat Allah.
Bentuk perjanjian yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel selayaknya Hosea
yang menikahi Gomer. Di mana Allah menikahi bangsa Israel yang sudah berdosa. Harapan
mengenai Kerajaan Allah benar-benar musnah dari bangsa Israel. Namun hal itu tidak musnah
begitu saja. Sebaliknya, Allah membentuk masa depan yang baru. Allah yang seharusnya
bercerai dan menghancurkan umat-Nya, tetapi Ia memiliki masa depan untuk mereka. Karena
Ia adalah Allah yang tidak akan membuat Israel musnah.
Israel adalah umat Allah, ahli waris dari janji-janji-Nya, orang-orang pilihan-Nya.
Namun kita melihat bagaimana dengan mudahnya gagasan ini dihancurkan. Sekalipun begitu,
para nabi tidak dapatmelihat bahwa kegagalan Israel adalah juga kegagalan Allah. Tetapi
bagaimanapun, perbedaan yang terjadi di dalam bangsa Israel adalah untuk memulai
terbentuknya Israel yang duniawi dan Israel yang setia, Israel yang sebenarnya dan Israel yang
ideal.
Apa yang Yesaya katakan kepada bangsa Israel, itu jugalah yang berlaku bagi kita
sekarang umat gereja, bahwa kita menyatakan diri kita sebagai ahli waris Kerajaan Allah yang
sangat menjanjikan. Yang pasti, kita tidak perlu lagi untuk mengharapkan kedatangan Mesias.
Karena hal ini sudah dipenuhi atau digenapkan melalui silsilah Daud, yang dikatakan oleh
mereka sebagai Raja orang Yahudi. Tapi visi Kerajaan Allah belum ada di hadapan kita.
Meskipun kita berada di dunia yang modern, kita sangat merindukan dunai yang berada di
pemerintahan yang baik, menjungjung tinggi moral, dan sebuah dunia yang damai.
Kedamaian dari manusia adalah Kerajaan Allah dan mereka tidak memiliki kedamaian
yang lainnya selain itu. Meskipun manusia memiliki program ataupun bentuk-bentuk usaha yang
lainnya untuk menciptakan kedamaian, hal ini tidak akan berlangsung lama. Negara sekalipun
tidak dapat memberikan perdamaian yang abadi, namun bukan berarti kebijakan itu tidak
relevan. Kedamaian yang abadi dapat diberikan kepada seluruh dunia, ketika dunia menyerahkan
dirinya untuk diperintah oleh Raja yang Ilahi, di dalam perbuatan dan pembenaran, tidak ada
jalan yang lain atau jalan pintas untuk mencapai itu. Kita akan memiliki kedamaian ketika
manusia menyerahkan pikiran mereka, tubuh mereka, dan kehendak mereka pada Kerajaan
Allah, Kehendak-Mu, bukan kehendakku, yang jadi.
Hal ini menjadikan kami untuk kembali mempelajari sejarah dengan benar. Sejarah
adalah penghakiman atas dosa. Jika seorang nabi mengatakan, bahwa bukan sekarang waktunya
untuk memiliki iman yang besar sehingga setuju kepadanya. Setidaknya, memang penyakit yang
tidak dapat disembuhkan yang ada di bumi ini bukanlah sebatas permasalahan ekonomi yang
tidak dapat dipecahkan, melainkan berhubungan dengan kegagalan manusia dalam kerajaan
kebenaran. Siapa yang tidak memiliki hukum moral dan tidak mematuhinya, oleh karena itulah
ia dihukum. Sejarah juga dapat memberikan peringatan dan keteraturan. Manusia dapat
311
mengindahkan peringatan ini, tetapi peringatan ini harus ditegaskan setiap harinya, bahwa
perbuatan yang terbaik yang sudah kita lakukan belum tentu cukup baik, kita harus mencari dan
menemukan pembenaran yang lebih ringgi, status yang lebih tinggi, atau kita akan binasa.
Sejarah memperlihatkan kepada kita setiap hari, bahwa setiap masalah yang dihadapi, baik itu
kebinasaan sebuah bangsa, mengarahkan kita untuk mencari penyelamatan yang lebih tinggi.
Tanpa menggunakan Firman, sejarah sedang mengarahkan kita kepada Kerajaan Allah.
447
John Bright, The Kingdom of God, hlm. 98.
312
pemberontakan yang membuat perjanjiannya dengan Allah menjadi rusak dan hancur, namun
sebenarnya Allah tidak pernah merusak ataupun menghancurkan perjanjian-Nya. Hal ini
memberitahukan kepada kita bahwa kita tidak bisa memberikan pengaharapan kita kepada
manusia. Negara dan politik, kejayaannya dan kemegahannya, tidak dapat menghasilkan
Kerajaan Allah. Di dalam sejarah sebagai penghakiman memberikan pelajaran kepada kita
bahwa setiap manusia memiliki harapan yang pasti. Itu semua berada di dalam anugerah Allah
yang juga berada di dalam Perjanjian Baru, yang tertulis di dalam hati setiap manusia.
Tanah Yehuda yang hancur dan bahkan sangat sulit untuk bangkit, dengan semua yang
terjadi timbullah pengharapan bahwa akan ada kerajaan yang turus ada dan dilindungi oleh
Tuhan.Harapan untuk pembentukan umat Allah di aturkan oleh aturan yang lebih spiritual dan
lebih kekal daripada aturan yang pernah diaturkan negara. Adapun khotbah berpuncak pada
Yeremia dan Yehezkiel yang telah mereka lakukan. Benar, pengasingan merupakan pukulan
yang tidak terlalu kuat dengan beberapa harapan. Tetapi iman Israel terbukti, seperti yang telah
dilakukan banyak waktu lain, bahwa di dalam pengaharapan akan pengaingan ada hal-hal untuk
bertahan hidup. Dan harapan pembentukan kedatangan kerajaan Allah yang merupakan bagian
integral dari iman itu, tak terpisahkan terkait dengan gagasan Perjanjian Lama bahwa Allah
menyelesaikan tujuannya dalam sejarah. Adapun perkembangan yang luar biasa untuk
mengubah.
Jika iman Israel tidak padam, itu bukan karena musibah yang menimpa bangsa itu
menjadi hal yang biasa. Sebaliknya, jatuhnya Yerusalem dan runtuhnya negara menandakan
gangguan besar dalam kehidupan Israel seperti sangat sedikit orang bisa selamat. Sekarang kita
harus membebaskan dari kesalahan diri dari gagasan tertentu yang diadakan mengenai
pembuangan Babel. Kita cenderung membayangkan deportasi total penduduk, puluhan ribu
orang dibawa pergi dalam rantai dibuang ke kamp konsentrasi dan ada yang harus tunduk pada
penganiayaan biadab. Namun fakta hampir berulang keluar gagasan seperti itu. Jumlah
dideportasi ke Babel tidak pernah besar. Dalam Yer. 52: 28-30 tiga deportasi disebutkan, dan
total terdaftar untuk ketiga hanyalah 4.600. Bahkan jika ini menjadi hitungan hanya laki-laki
dewasa, total keseluruhan tawanan hampir tidak bisa jauh lebih tiga kali jumlah yang ada. Dan
meskipun kesulitan dan penghinaan yang harus menyertai setiap deportasi massal tersebut tidak
seharusnya diperlakukan ringan, tidak ada bukti bahwa banyak tawanan ini terlalu berat. Mereka
dibawa ke tanah air dari Babel, yang menjadi pusat peradaban dunia. Mereka menetap di kota-
kota di sana (misalnya, Yer 29: 7)., diizinkan untuk melanjutkan beberapa kemiripan kehidupan
masyarakat (lih Yeh 8: 1; 14:. 1; 20: 1), dan tampaknya diizinkan untuk berbaur dengan
penduduk dan mencari nafkah di dijalan apa pun yang mereka bisa. Mereka tidak mengalami
448
John Bright, The Kingdom of God, hlm. 127-155
313
penganiayaan karena ras atau agama. Selain itu kami bisa yakin bahwa ribuan memilih dibunuh
dalam pertempuran atau meninggal karena kerasnya pengepungan.
Penaklukan Babel Yehuda adalah ini bencana total pada kehancuran bangsa dan
penyebaran penduduknya. Itu adalah krisis spiritual yang parah: krisis dalam teologi. Agama
Israel tidak bisa lagi melanjutkan nasional gereja, yang tadinya didukung oleh negara dan ada
untuk mendorong kesejahteraan negara dan masyarakat. Kemudian teologi yang tidak asing lagi,
disuarakan oleh Nabi yang profesional dan imam dan dengan hati yang senang dan penuh harap
dari umat, mengatakan hal itu tidak bisa terjadi Allah tidak akan membiarkan hal itu! ini adalah
rakyatnya, dan di sini kekal tahta atasnya Daud yang duduk nya diurapi "anak," raja: Allah tidak
akan pernah membiarkan bangsa ini hancur. Sebaliknya, sebagai klimaks dari drama sejarah, ia
akan memuliakan KerajaanNya.
Begitulah tantangan yang ditimbulkan oleh pembuangan Babel. Namun jelas bahwa Iman
Israel semakin meningkat dalam hal spiritualitas. Pembuangan ini mungkin dianggap sebagai
sebuah keajaiban yang kecil. Tapi keajaiban ini terjadi karena Allah adalah Tuhan dari sejarah,
dan dipahami bahwa Allah, tidak pernah dikalahkan oleh sejarah.
Para nabi, khususnya Yeremia dan Yehezkiel, telah disiapkan untuk datang adaptasi.
Sementara yang lain meragukan jika Tuhan memegang kendali, tetapi nabi tanpa lelah
menegaskan bahwa Dia baik. Mereka bersikeras bahwa bencana itu perbuatan Allah dan
keputusannya tentang dosa-dosa bangsa, dosa di mana generasi sekarang telah berpartisipasi
penuh, dan cepat Israel menyadari ini lebih baik baginya (misalnya, Jer 16: 10-13; Yeh 14:.. 12-
Z3; 18).
Harapan yang tidak diragukan lagi dipelihara oleh faktor-faktor eksternal juga. Sangat
mungkin bahwa pelepasan Yoyakhin dari penjara di tahun 561 SM (II Kings 25: 27-30)
terbangunkan di banyaknya mimpi restorasi dari akhir Monarki Yahudi. Ketidakstabilan ekstrim
Kerajaan Babilonia diragukan lagi mengipasi harapan. Bahkan, setelah kematian besar
Nebukadnezar (562 Bc) kerajaan itu tidak pernah lagi berjaya. Selalu terancam oleh kekuatan
Median besar di utara dan timur, itu dilanda pertikaian internal juga. Dalam waktu tujuh tahun
setelah kematian Nebukadnezar tahta telah berpindah tangan tiga kali, dua di antaranya
kekerasan. Baru saja anak Nebukadnezar, Amel-Marduk (dia adalah Kejahatan-Merodakh dari
Alkitab yang mengatur Yoyakhin gratis), memerintah dua tahun ketika ia dibunuh oleh
saudaranya iparnya, Nergal-shar-usur (mungkin Nergal-Sarezer yang muncul sebagai sebuah
Babel Jer. 39: 3, 13). Yang terakhir, bagaimanapun, meninggal dalam waktu empat tahun,
meninggalkan anak kecil di atas takhta yang dibunuh hampir sekaligus dengan satu Nabu-na'id
(Nabonidus). Di bawah Nabonidus (555-539) akhir Babel singkat kekuatan dunia datang. Itu,
pada kenyataannya, sudah terhuyung-huyung pada fondasinya. Nabonidus, ternyata dari keluarga
imam dari Atas Mesopotamia, mengikuti kebijakan, rincian yang tidak perlu menjadi perhatian
kita, yang membuat dia dilakukan tidak enak dan banyak dibenci. Secara khusus, ia mendapat
permusuhan dari imam kuat dari Marduk, dewa tinggi Babel, yang akan dengan senang hati telah
314
menyingkirkan dia. Untuk beberapa tahun, dengan alasan yang tidak jelas, ia pensiun dari Babel
ke oasis Teima di gurun Arab, meninggalkan hal di rumah di tangan anaknya, Bel-shar-usur
(yang kita kenal dari kitab Daniel sebagai Belsyazar).
Sekarang ancaman eksternal yang paling berbahaya untuk negara berbaring, seperti yang
telah kita mengatakan, Cyrus tidak hanya menang, juga mengambil alih negara Median. Dengan
kemenangannya, lalu ia menyalakan Babel.
Kita telah melihat bagaimana pembuangan Babel berakhir pada semangat dan harapan
bahwa kedatangan Sirus akan terealisasi. Harapan dari pembuangan akan sinyal fajar "hal yang
baru," kemenangan dan Kerajaan Allah. Kami juga telah melihat bagaimana nabi besar masa itu,
yang kita kenal sebagai Yesaya Kedua,dengan misi baru yang besar. Israel adalah menjadi
Hamba Allah, oleh tenaga kerja misionaris dan bersedia pengorbanan menjadi Agen mendirikan
pemerintahannya sampai ke ujung bumi; dia adalah untuk membawa orang dari semua bangsa di
bumi ke dalam Kerajaan Allah.
Sudah jelas bahwa pemulihan telah melakukan sesuatu tapi memenuhi tanggungjawab
yang besar. Kita mungkin membayangkan, untuk memastikan, bahwa keputusan Sirus 'mungkin
tampak menjadi awal yang pemenuhan. Sirus adalah salah satu yang benar-benar merupakan
orang besar dari zaman kuno. Kebijakannya adalah ysng salah satu mengejutkan kaum moderat.
Ia menghormati adat istiadat dan dihormati para dewa masyarakat serta tunduk kepadanya.
Sejauh yang dia bisa lakukan, ia dipercaya sebagai penguasa pribumi. Sementara pemerintah
Persia terus mengawasi dengan ketat dari seluruh struktur dan diselenggarakan bersama-sama
dengan kompleks mesin administrasi, sistem komunikasi, diizinkan sejauh mungkin untuk
menjalani kehidupan mereka sendiri dalam kerangka kekaisaran.
Memang Sirus, dengan perbaikan pelanggaran tertentu, aktif sendiri untuk kesejahteraan
fisik dari orang-orang. Penyembahan Marduk, dewa tinggi Babel, terus tanpa gangguan, dan
Sirus sendiri bahkan membuat sebuah titik publik untuk menghormatinya. Orang dideportasi
dariberbagai tempat, dimukimkan kembali di rumah mereka dalam damai, bersama-sama dengan
dewa-dewa mereka. Para dewa dari kota terpencil, yang telah membawa Nabonidus ke Babel,
yang dikembalikan ke tempat-tempat suci mereka dengan hormat. Memang begitu perilaku Sirus
bahwa banyak dari orang-orang menyambut dia sebagai pembebas.
Seperti yang telah kita lihat, ia memerintahkan kembalinya benda suci yang
Nebukadnezar telah diambil, mendorong para berusia sebanyak akan melakukannya untuk
kembali ke Yerusalem, dan diarahkan bahwa kuil dibangun kembali (Ezra l: l-4, 7-ll; 6: 3-5). Dia
bahkan mengarahkan bahwa perbendaharaan kerajaan membantu membiayainya (Ezra 6: 4).
449
John Bright, The Kingdom of God, hlm. 156-186
315
Sementara tindakan Sirus 'terhadap orang-orang Yahudi itu tidak lebih dari bagian
kebijakan totalnya untuk menangani nya, kita mungkin membayangkan bahwa banyak orang
Yahudi memandang dia sebagai Tuhan mengirim pembebas (lih Yes 44:. Z4-45: 7). Dalam
setiap kasus Pemulihan masyarakat Yahudi di Yerusalem menjadi sebuah fakta.
Tapi peristiwa aktual Pemulihan yang pahit mengecewakan. Di tempat pertama, respon
dari orang-orang Yahudi di Babel untuk Cyrus. Pada saat ini orang-orang Yahudi telah
tenggelam akar mereka di Babel; ada keluarga mereka dan rumah, ada mata pencaharian mereka.
Panggilan untuk kembali adalah undangan untuk kesulitan dan bahaya yang hampir telah banyak
yang mengundang prospek. Dan bagi mereka yang tidak pergi tahun pertama yang sangat sulit.
Mereka harus membuat awal yang sama sekali baru dalam tanah, dan tanah miskin itu. musim
dan gagal panen parsial (Hag 1: 9-11; 2:. 15-19).
Tidak mungkin ada keraguan bahwa kekecewaan dibuat sendiri merasa tajam. Ini hampir
tidak bisa sebaliknya. Berikut ada Kerajaan Allah, tidak ada "gunung rumah Tuhan. . . didirikan
sebagai yang tertinggi dari pegunungan "(Yes 2:. 2) dan dipertahankan oleh Allah dari segala
musuh-musuhnya; di sini adalah Medinah Persia Yerusalem, sebagian kecil dari kerajaan yang
paling raksasa. Memang tidak, seperti yang telah dikatakan, bahkan keamanan minimal, tetapi
tunduk pada penggerebekan oleh kekuatan musuh (misalnya Ezra 4:23) lagi dan lagi. Ketika
beberapa tujuh puluh lima tahun kemudian Nehemia aman dari Artaxerxes I untuk membangun
kembali tembok Yerusalem (Neh 1:. 1- 2: 8), situasi masih sangat tidak aman (Neh 4:. 15-20)
bahwa ia dipaksa untuk menjaga satu shift berdiri untuk senjata, sementara yang lain melakukan
Kerja.
Dalam kasus apapun, moral di masyarakat adalah sangat rendah. Betapa sedikit ini adalah
orang-orang dibersihkan dan dimurnikan Allah, taat kepada layanan Kerajaan-Nya dalam segala
hal, kita dapat melihat dari pembacaan Hagai, Maleakhi, dan Nehemia. Kami melihat mereka
khawatir masing-masing dengan pameran sendiri, asyik perjuangan untuk maju, dan sementara
bersedia membiarkan cerita Allah tinggal di rumah di reruntuhan (Hag 1:. 2-4). Kita melihat
mereka begitu sibuk tentang pekerjaan mereka, sehingga enggan untuk membiarkan tentang
Allah, bahwa mereka mengabaikan Sabat sepenuhnya (Neh 13:. 15-18). Kami melihat mereka
membunuh hewan sakit dan terluka untuk pengorbanan (Mal 1:. 6-14). Kami mendengar mereka
merengek dan menyusahi Tuhan dengan rengekannya (Mal. 2:17), karena ada tidak ada bukti
untuk dilihat bahwa Allah memberi upah dengan kemakmuran materi bagi yang mentaati Dia
lebih daripada mereka yang tidak.
Memang, akan terlihat bahwa Kerajaan Allah tidak datang begitu saja. Seberapa sering
orang berpikir bahwa di luar setiap perang akan ada dunia baru yang damai, keadilan, dan
persaudaraan hanya menderita kekecewaan tajam. Sejarah dan perasaan kita yang terdalam
berkonspirasi untuk mengajarkan kita bahwa kita harus bersedia untuk bertempur dan mati untuk
kebebasan, untuk hati nurani, dan untuk semua yang kita sayangi. Hanya sehingga dapat hal-hal
ini dipertahankan. Tapi kita juga memperingatkan bahwa Kerajaan Allah adalah soal lain. Hal ini
316
tidak bisa berjuang di dalamnya tidak dapat masuk pada meja hijau konferensi. Kerajaan Allah
datang dalam sekali dan dengan berbeda cara. Dan untuk itu kita sekarang harus mengubah pola
pikir kita akan kerajaan Allah itu.
Melalui Perjanjian Lama sebuah tema tunggal yang ada sampai saat ini adalah bahwa
Kerajaan yang akan datang itu ada di tangan Mesias, yang disampaikan oleh orang-orang yang
Allah kirim seperti nabi. Telah ditelusuri yang berakar pada iman Musa; kita telah melihat
bagaimana itu diberikan dalam bentuk pukulan dari sejarah dan dengan kata nabi; kami telah
mengikutinya sampai kami melihat itu memperkuat ke dalam keyakinan dan praktik agama
Yahudi. Kita telah melihat bahwa selalu ada harapan yang menyertai itu seiring penyempurnaan
dari tujuan Allah dan pembentukan Kerajaan-Nya. Meskipun harapan ini mengambil banyak dan
berbagai bentuk, itu selalu satu harapan. Dan meskipun itu berkali-kali terjadi frustrasi, tetapi
tidak pernah menyerah. Saya tidak pernah menyerah, karena itu dalam cerita dan kisah ini
membicarakan bagaimana dengan setia Allah kepada Israel, dan memang inti dari iman yang
telah menyerah itu akan telah menyerahkan iman itu sendiri kepada Allah. Selama Israel
mempertahankan rasa memanggil sebagai umat Allah, atau iman dalam integritas dan kekuatan
bahwa Allah yang adalah Tuhan dari sejarah, begitu lama akan ada hidup hidup harapan nya
akan Kerajaan itu datang.
Kami melewati sekarang dari Perjanjian Lama ke Baru. Kami berdiri "di kegenapan
waktu " sebelum Yesus dari Nazaret, yang disebut Kristus. Seperti kita melakukannya, jelas
bahwa diskusi kita dari konsep alkitabiah dari Kerajaan Allah telah mencapai fase klimaks nya.
Karena itu adalah bulat sebuah informasi dari Perjanjian Baru yang Yesus ini tidak kurang lama
ditunggu-tunggu Mesias, dan bahwa di dalam Dia semua harapan Israel telah ditemukan, adapun
penggenapan dan menjadi kenyataan sekarang. Ini menjadi tugas kita, oleh karena itu, untuk
menanyakan dalam apa arti ini semua.
Hal ini membawa kita berhadapan dengan subjek Perjanjian Baru itu sendiri. Meskipun
kami telah sangat prihatin melihat pesan Alkitab dalam konteks peristiwa, kita dapat membuat
tidak ada usaha untuk meninjau politik sejarah zaman Perjanjian Baru. Sejarah mengatakan
bahwa sedikit lebih dari setengah abad sebelum Jesus lahir (63 SM) Pompey telah dicaplok
Palestina Roma, sehingga membawa kemerdekaan orang Yehuda berakhir. Setelah itu tanah
diperintah sebagian melalui raja Herodes dan tunduk kepada Caesar, sebagian langsung melalui
pemerintahan Romawi. Pada saat yang sama hampir semua tanah lain dengan yang Perjanjian
Baru yang bersangkutan memiliki kebijaksanaan yang telah dibawa tunduk ke Roma, sehingga
ceritanya berputar seluruhnya dalam kerangka kekaisaran. Dan meskipun bayangan Caesar jatuh
cukup sering lebih halamannya, harus dikatakan bahwa Perjanjian Baru secara umum jauh lebih
erat berkaitan dengan perubahan-perubahan politik daripada nabi-nabi Perjanjian Lama. Untuk
Perjanjian Baru pikiran eskatologis acara itu jauh lebih nyata daripada peristiwa politik.
450
John Bright, The Kingdom of God, hlm.187-214
317
Selain itu, nyata bahwa kita tidak dapat melakukan untuk merekonstruksi secara rinci
kehidupan dan pelayanan Yesus. Hal ini akan melibatkan menit analisis cerita Injil, dan
pembahasan sejumlah masalah kritis, yang akan membawa kita jauh melampaui batas kami.
Namun demikian, kami harus menjaga Figur dari Yesus sejarah terus di depan mata kita sebagai
kita lanjutkan, karena tanpa dia tidak ada yang kita bicarakan akan memiliki makna yang baik
atau mengenai keberadaanNya. Dan kita harus menyadari, bahkan jika hal ini tidak menjadi
tempat untuk membahas secara rinci, dari pertanyaan-pertanyaan mendalam yang terlibat,
terutama pertanyaan tentang bagaimana setia Yesus yang kita lihat di halaman Perjanjian Baru
sesuai dengan Yesus yang benar-benar hidup. Jika ini adalah pertanyaan yang benar asing bagi
pikiran pembaca Alkitab biasa, dan bahkan berpikiran konservatif, kita harus tetap menyadari
bahwa itu ada dan menjadi posisi yang berkaitan dengan itu. Seluruh pemahaman kita tentang
Tuhan kita akan tergantung pada jawaban yang diberikan.
Perhatian kita adalah terutama dengan pertanyaan mendasar: Siapa ini Kristus, dan apa
yang dilakukanNya? Sekarang jika satu orang untuk mengajukan pertanyaan yang secara acak
untuk orang Kristen saat ini, ia mungkin akan mendapatkan banyak jawaban sebagai orang yang
mempertanyakan. Sementara semua akan dalam beberapa cara memanggil Kristus sebagai
Juruselamat dan Tuhan, masing-masing akan mengungkapkan imannya dalam dirinya dalam hal
yang telah dibentuk oleh pengalaman pribadinya. Arti Kristus menjadi salah satu rumus. Kapan
kita beralih ke Perjanjian Baru, karena itu, kita tidak terkejut ketika menemukan berbagai
ekspresi. Setiap penulis Perjanjian Baru ditujukan kepada situasi tertentu, memiliki sifat-sifat dan
pengalaman khas dirinya sendiri, dan menyatakan imannya dalam Kristus dalam caranya sendiri.
Dari kesederhanaan jelas Injil Sinoptik bekerja gaya dan penalaran yang melibatkan Paulus, dan
kemudian mungkin pada pemikiran dunia literatur Yohanes, yang tidak perlu diberitahu bahwa
ada perbedaan dalam cara berfikir. Pusat-pusat Perjanjian Baru di dalam Kristus, tetapi
mengungkapkan iman dalam Kristus dalam banyak cara yang berbeda-beda.
Tapi bagaimana, kemudian, apakah Perjanjian Baru menjawab pertanyaan: Siapa adalah
Kristus, dan apa yang dia lakukan? Apakah itu mampu di jawab dengan jawaban tunggal,
sehingga kita harus puas dengan banyaknya jawaban. Walaupun ada perbedaan nyata dalam
Perjanjian Baru yang dapat mengatakan dengan kepercayaan diri bahwa ada kesatuan mendasar
di dalamnya. Dan kesatuan ini justru terletak dalam Injil-nya.
Injil ini, proklamasi ini (kerygma) dari gereja awal, mungkin dikatakan membentuk
elemen yang paling utama dalam Perjanjian Baru.Penggenapan itu nyata, dan itu pada bagian
Kristus. Kristus mengambil pada dirinya sendiri pola Hamba, sebagai panggilan mesianis untuk
melakukannya. Pengharapan Mesias datang sebagai Hamba yang Menderita. Kebenaran hukum
berusaha untuk menciptakan pengorbanan resmi sebagai ketaatan Hamba. Kemuliaan yang tak
terlukiskan dari Anak Manusia dan orang-orang kudus menang. Allah adalah untuk dicapai
melalui pintu salib Hamba. Semua harapan Israel, dan semua pola yang diasumsikan, adalah
salah satu, yang diisi sebagai hamba.
318
Apakah Yesus adalah yang pertama untuk menyatukan semua konsep-konsep mesianis
bawah yang Figur dari Hamba adalah pertanyaan diperdebatkan. Yang penting, bagaimanapun,
adalah bahwa ia melakukannya dan apa yang jauh lebih dari itu, menyatakan bahwa Hamba itu
datang: "Hari ini Kitab Suci ini telah digenapi diisi dalam pendengaran Anda "(Lukas 04:21).
Berikut adalah Penderitaan Hamba Allah, Mesias. Dengan demikian Gereja memanggil dia
dengan kata Yunani yang hampir sama: menyalibkan Dia sebagai Juruselamat, Tuhan Gereja.
"Ini semua adalah kata-kata yang berkembang bahwa Kerajaan itu adalah bahwa Mesias ini telah
datang untuk memerintah dan yang merupakan hadiah yang diberikan kepada siapa pun itu.
Perjanjian Baru mengumumkan dengan kalimat yang jelas dan dengan jaminan yang
tidak tergoyahkan bahwa semua harapan mereka telah menjadi kenyataan melalui kehadiran
Yesus Kristus. Dan mengatakan bahwa Dialag Mesias yang dijanjikan akan datang itu. Posisi ini
telah diambil penjelasan sebelumnya Perjanjian Baru menegaskan bahwa Yesus tidak diterima
oleh orang Yahudi dan tidak diterima sebagai Mesias, dan bukan Yesuslah mesias yang mereka
harapkan.
Tetapi Yesus datang untuk meniadakan perkataan Yahudi tersebut. Perjanjian Baru
mengumumkan pemenuhan dari harapan kenabian Israel dalam bentuk Penebus yang harus
menderita. Tetapi jika Yesus memang menjadi Mesias, yang menghadapkan kita dengan
pertanyaan: apa sifat Kerajaan-Nya?
Untuk pujian orang sebagai Mesias adalah untuk mengumumkan di dalam Dia
kedatangan Kerajaan Allah, untuk itu justru Mesias yang datang untuk mendirikan Kerajaan.
Mesias tidak dapat dipisahkan dari Kerajaan. Yang pasti, baik iman Perjanjian Lama dan bahwa
dari tradisi Yudaisme sering digambarkan Kerajaan dengan kemenangan dengan tidak
menyebutkan Mesias, tetapi Mesias tidak pernah memikirkan dirinya terpisah Kerajaan: ketika
Mesias datang, Kerajaan datang. Sebuah Mesias yang telah datang untuk mendirikan kerajaan. Ia
telah datang untuk membuat aturan yang sebenarnya dari Allah atas umat-Nya Israel yang
Imannya telah lama ditunggu. Dan ini, Perjanjian Baru menyatakan, Yesus telah melakukannya
langsung.
Kabar ini menjadi jantung dari kabar berita yang lain, karena Kerajaan Allah yang akan
dinyatakan melalui diri Yesus sendiri. Masa Perjanjian Lama ("lihatlah waktunya akan datang,"
dan sejenisnya) sekarang menjadi hadir tegas: "Kerajaan Allah sudah dekat" (Markus 1:15). Ini
adalah hari yang di tunggu, hadir "di antara kamu" (Lukas 17:21). Dalam pribadi dan karya
Yesus Kerajaan Allah telah memasuki dunia.
Untuk iman Perjanjian Baru mujizat yang dilakukan Yesus yang lahir dari pribadinya.
Kekuatan Kerajaan Allah hadir di dalam Yesus dan bergulat dengan kekuatan jahat zaman ini.
Dalam bahasa Sinoptik Injil, mukjizat Kristus tidak pernah disebut sebagai "tanda-tanda dan
451
John Bright, The Kingdom of God, hlm. 215-243.
319
keajaiban "(smeia kai terata), yaitu suatu pameran diri yang otentikasi dari kuasa ilahi dan
seolha-olah dirancang untuk menyetujui klaim Yesus di mata orang. Memang, seperti "tanda-
tanda" (yaitu, keajaiban) yang justru semacam hal yang Kristus tolak untuk melakukan
(misalnya, Markus 8:. 11-12; Mat 12: 38-40).
Sebuah biji sesawi adalah biji yang sangat kecil memang, tapi jika Anda menanam, itu
akan menjadi salah satu yang terbesar dari pohon (Mat 13:. 31-32). Jika Anda menabur lapangan
dengan benih, Anda telah mengatur di pasukan gerak yang satu hari pasti akan menghasilkan
panen (Markus 4: 26-29). Dan Kerajaan Allah justru seperti itu. Hal ini kecil sekarang, tapi di
awal yang kecil ada tersembunyi sebuah kemenangan. Dan kemenangan yang akan menjangkau
ke semua bumi, untuk "semua otoritas. . . telah diberikan kepada saya "(Mat. 28:18).
Perjanjian Baru, kemudian, berbicara tentang Kerajaan Allah Kristus, itu menyatakan
dijanjikannya Mesias yang telah datang untuk mendirikan Kerajaan-Nya di antara manusia;
dalam dirinya dan di Gereja-Nya adalah semua harapan Israel. Melalui iman perjanjian Baru
yang Perjanjian Baru katakan tentang Kerajaan Allah, bahwa Kerajaan adalah realitas saat ini
dan menang; di sisi lain, itu adalah hal yang masa depan dan jauh dari kemenangan.
I. Tanggapan
Kerajaan Allah menjadi suatu hal yang dapat merubah pola pikir masyarakat kepada hal-
hal yang positif. Menurut Goerge bahwa karena adanya berita Kerajaan Allah ini lah umat Israel
mau berbalik arah kepada Tuhan. Karena ada suatu jaminan pembebasan berupa keselamatan
yang akan diberikan di dalam kerajaanNya kepada umat Israel masa itu. Menurut mereka jika
mereka mengikutiNya maka di dalam kerajaan akan ada sebuah janji akan ketenangan dan
keselamatan yang raja berikan melalui sang juruslamat yang mereka kenal sebagai Mesias.
Dalam pengertian yang abstrak dan umum kerajaan Allah dalam Alkitab berarti satu masyarakat
yang adil dan makmur dan yang memandang manusia sederajat. Dalam arti kongkret, kerajaan
Allah mendorong berbagai proyek historis dalam bermacam-macam keadaan. Dan dalam
permulaan kerajaan diartikan sebagai suatu kebebasan.
Pada abad pertama masehi dibawah pemerintahan Romawi dengan segala pengaruh
penindasan, kerajaan Allah sebagai ilham dan pembebasan. Hanya pengalamanlah yang akan
membenarkan apakah kerajaan Allah alkitabiah sesungguhnya kabar baik bagi kaum miskin,
para pekarya yang diperas. Nampaknya disini bukanlah hanya unsurnya saja tetapi berupa
perwujudan dari strategi-strategi pembebasan yang efektif yang akan membenarkan bahwa hal
ini bukanlah khayalan belaka. Dan bagi mereka yang percaya akan kerajaan Allah, kita memiliki
sekutu ilahi di dalam perjuangan kita. Sejarahlah yang mengatakan apakah iman kita sudah pada
320
tempatnya. Dan bakti yang sebenarnya hanya terdapat di dalam pengalaman yang nyata
terhadapnya.452
Kerajaan Allah merupakan topik sentral di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru. Kerajaan Allah kelihatannya sebuah misteri yang sulit untuk diungkapkan, namun
kehadirannya dapat dialami dan dirasakan oleh umat ciptaan Allah. Di dalam Perjanjian Lama
istilah kerajaan Allah belum terlalu kelihatan, tetapi sebaliknya di dalam Perjanjian Baru. Kata
kerajaan Allah sering Yesus ucapkan, yang menjadi sesuatu yang penting bagi Allah, Yesus dan
bagi umata sendiri.
Kerajaan Allah dianggap sebagai suatu misteri. Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru
tidak berdiri sendiri atau terlepas dari pengaruh Kerajaan Allah dalam perjanjian Lama. Boleh
dikatakan bahwa Kerajaan Allah dalam PB berakar diatas pondasi Kerajaan Allah yang Allah
bangun sendiri dalam Perjanjian Lama atau juga bisa dikatakan melanjutkan. Melalui kehadiran
Yesus potret dari Kerajaan Allah atau gambarannya semakin jelas terlihat. Oleh karena itu
melalui kehadiran Yesus di dunia telah melahirkan gereja-komunitas orang percaya, dan Yesus
sendiri sabagai kepala gereja. Allah di dalam Yesus telah memanggil gereja sebagai agen
pembaharuan kerajaan Allah.- secara individual dan komunitas.453
Menurut Gabriel Kerajaan Allah ada di dalam Yesus Kristus yang mau di babtis bersama
dengan Dia. Di babtis di dalam kematian dan kebangkitanNya.454 Untuk pemenuhan akan
kerajaan itu diperlukan bukti. Yaitu dengan adanya bukti dari perjanjian-perjanjian yang telah
Allah nyatakan lewat berbagai kisah orang percaya. Dan dari perjanjian-perjanjian itu
menghantarkan kepada pengakuan akan adanya Juruselamat dan samapi kepada sebuah kerajaan
yang dibawa oleh Juruselamat yaitu Kerajaan Allah itu. Kesinambungan yang dapat terlihat dari
PL dan PB bahwa dari cerita PL ini membuat benang merah antara PL dan PB akan janji
Kerajaan Allah yang dijanjikan dalam diri Mesianik yaitu Yesus Kristus. 455
Adapun kerajaan-kerajaan yang telah ada dalam PL tidak lah menggambarkan kerajaan
yang dijanjikan ini. Karena kerajaan dalam PL penuh dengan hal keduniawian yang membuat
hancur (Kerajaan Salomo), sedangkan kerajaan yang dijanjikan ini adalah sebuah kerajaan
sorgawi yang tunggal dan rohani seperti yang telah disebut-sebut oleh kitab Injil dan kitab rasul
Paulus.
II. Kesimpulan
Allah ikut campur di dalam pembentukan suatu sejarah baik itu untuk suatu bangsa
maupun bagi suatu individu. Sejarah dapat dijadikan sebagai sebuah cermin untuk manusia itu
452
Goerge V. Pixley, Kerajaan Allah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998), hlm.95
453
Eddy Paimoen, Kerajaan Allah dan Gereja ( Bandung: Agiamedia, 1999), hlm. 2
454
Gabriel Hebert, Gods Kingdom and Ours (London: Bloomsburry Street, 1959), hlm. 116.
455
John S. Feinberg, Continuity and Discontinuity (Amerika : Wheaton Illinois, 1988), hlm. 289.
321
sendiri untuk belajar dan mengkoreksi setiap kesalahan atau dosa dan ketidaktaatan yang
dilakukan oleh manusia kepada penciptanya. Menunjukkan kepada manusia di zaman sekarang
ini bahwa Kerajaan Allah bukanlah kerajaan yang berdiri oleh karena dibangun oleh manusia,
dan dijalankan oleh manusia.
Iman dan pengharapan adalah dua hal yang dibutuhkan untuk dapat meyakini atau
mengimani bahwa Kerajaan Allah adalah sungguh benar-benar ada dan akan terjadi serta sudah
terjadi di dalam setiap manusia atau setiap umat yang percaya kepada-Nya. Allah adalah Allah
yang juga diyakini oleh bangsa Israel sebagai Allah yang bekerja di dalam sejarah suatu bangsa,
seorang Penguasa dari segala sesuatu, dan juga seorang Pencipta dari seluruh semesta.
Kerajaan Allah bukanlah kerajaan Israel, meskipun bangsa Israel adalah bangsa yang
dipilih oleh Allah untuk menjadi umat-Nya. Kedamaian yang abadi hanya ada di dalam Kerajaan
Allah yang dipimpin oleh Raja yang Ilahi. Kerajaan Allah sudah datang dan akan datang. Hal ini
dapat dirasakan oleh setiap umat yang dibenarkan oleh Allah. Dengan adanya penyerahan tubuh,
pikiran, dan kehendak kepada Allah, maka kedamaian yang ada di dalam Kerajaan Allah, dapat
terjadi di dalam dunia yang telah rusak ini.
322
Kelompok 15
Nama : Rido Frihandi Silalahi
Resna Idayanti Sipayung
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen : Pdt. Dr. Jusen Boangmanalu
323
KINGDOM AND CHURCH
(Kerajaan dan Gereja)
BAGIAN I
ESKATOLOGI REFORMASI
Segala sesuatu yang terjadi di bumi berhubungan dalam kekal di surga, sehingga seluruh
tujuan dari kehidupan dapat digambarkan dalam kesesuaian dengan realitas surgawi. Ilmu ini
harus menunggu sampai periode reformasi, dimana orang-orang yang belajar dari wahyu
alkitabiah dan doktrin Kristen tentang penciptaan dunia bergantung pada yang ilahi. Revolusi
doktrin Tuhan dan hubungannya dengan alam dan sejarah bahwa kita prihatin dalam transisi dari
abad pertengahan pemikiran ke eskatologi gerakan yang ditandai reformasi. Dalam Jemaat
Roman abad pertengahan Yunani pandangan Tuhan dan alam adalah terbawa ke dalam hubungan
antara langit dan bumi, Kerajaan Allah dan gereja. Reformasi singkatan yaitu penemuan kembali
Alkitab, secara aktif dalam urusan-urusan manusia, Tuhan dan hakim dari sejarah, dan realisasi
kuat dan relevansi sejarah Eskatologi yang hidup.
Perspektif sejarah eskatologi Alkitab yang menggambarkan langit baru dan bumi baru,
yang berlimpah-limpah penciptaan dipertahankan dalam persatuan dengan penyempurnaan
surgawi.Oleh mereka kembali ke perspektif sejarah Alkitab, oleh mereka penekanan atas
kemanusiaan Kristus dan Jemaat sebagai tubuh-Nya dalam sejarah, mereka membawa kembali
asli harapan para rasul dan para Bapa awal untuk sebuah zaman baru di mana masa depan. Selain
itu bahwa usia baru ini terkait dengan misi Gereja di bumi, sehingga di masa proklamasi Injil,
dalam pelayanan mereka Firman menjadi manusia, mereka percaya usia baru ini sudah bekerja di
tengah-tengah mereka, semua sejarah itu bergerak di bawah dampak dari Firman Allah menuju
tujuannya dalam Yesus Kristus. Tidak diragukan lagi bahwa eskatologi ini berperan besar dalam
pengembangan gerakan baru dalam ilmu pengetahuan. Pada saat yang sama eskatologi reformasi
berdiri dalam kontras yang ditandai untuk pandangan terhadap dunia dengan harapan.
Dengan kepercayaan mereka kenyataan surgawi, mereka mengajarkan bahwa masa depan
duniawi ilahi diatur melalui misi Gereja. Penentuan tidak berarti bahwa ada pola yang telah
ditentukan dari struktur jemaat di bumi, tetapi seluruh sejarah gereja seperti alam bergantung
pada kehendak Allah, dalam Kristus, kepada Firman Injil, itu tetap pada dasarnya sampai pada
kedatangan Kristus. Hanya dengan iman bahwa kita mungkin melihat tanda-tanda zaman, iman
yang telah dibedakan pola sempurna kerajaan dalam Yesus Kristus. Luther tidak banyak bicara
tentang kebangkitan gereja, meskipun dia jarang berbicara tentang pembaruan dunia. Calvin, di
sisi lain, terus-menerus berbicara tentang kebangkitan sebagai kepala artikel iman kita, dan
bahkan ia berbicara tentang pembenaran yang penekanannya pada kemanusiaan baru dalam
Kristus.456
BAGIAN II
ESKATOLOGI IMAN:MARTIN LUTHER
456
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 1-6
324
Melalui keturunanmu semua bangsa di bumi akan diberkati. Itu adalah Firman Tuhan
yang berbicara kepada Abraham, sebagai orang percaya yang ditunjukkan melalui iman.
Kehidupan ini bukan hanya untuk makan, minum, tidur, bertahan, membawa anak-anak, di mana
semua bergerak pada berturut-turut, jam, hari, tahun, satu demi satu.
a. Justus et Peccator
Justus et Peccator yaitu pada saat ini kita adalah orang yang dibenarkan, tetapi pada saat yang
sama kita berdosa. Kita memilki dua hal ini didalam diri kita. kita punya masa lalu tetapi kita
punya masa depan. Konflik batin Luther sendiri ditemukan dalam doktrin pembenaran oleh iman
melalui orang percaya, meskipun semper peccator, dalam Kristus bahwa pembenaran difahami
sebagai tindakan eskatologis yang murni dan pembenaran orang berdosa saat penghakiman akhir.
Orang-orang kudus dalam hati sekaligus orang-orang berdosa dan dengan demikian secara
lahiriah mereka selalu dibenarkan. Orang-orang munafik dalam hati, dan dengan demikian secara
lahiriah mereka orang-orang berdosa. Tapi secara lahiriah kita berada dalam penglihatan Tuhan.
Karena itu orang-orang kudus selalu memiliki dosa dalam pandangan dan mohon kebenaran
dari Allah karena berkat selalu diperhitungkan oleh karena pengakuan dosa kepada Allah.
Karena mereka benar-benar orang berdosa, tetapi mereka hanya dengan reputasi yang penuh
belas kasihan Allah. Dengan demikian kita semua dilahirkan dan mati dalam kesalahan, yakni
dalam ketidakbenaran. Kebenaran memang dimulai melalui iman, tetapi karena iman lemah, dan
dosa tetap dalam diri kita. Pengadilan Kristus di kayu salib, ia hanya mati untuk yang tidak benar
bahwa kita dapat dilakukan kebenaran Jahweh kepadanya, tetapi ia juga menunjukkan bahwa apa
yang terjadi dalam penghakiman kematian Kristus untuk kita masih belum sepenuhnya
diungkapkan pada kedatangan Kristus.
Orang percaya yang diperhitungkan benar berarti bahwa ia memiliki kebenaran yang nyata
(Justus), meskipun tidak belum sepenuhnya menyadari (justificandus), nyata sebagai Kristus
yang berdiam di dalam hatinya oleh iman, melihat hanya oleh iman dan bukan oleh penglihatan.
Imputatio menggambarkan keselamatan kita dalam Kristus, dan memberitahu kita untuk tidak
menghakimi dengan penampilan daging. Kita melalui Roh menunggu untuk harapan untuk
kebenaran oleh iman' (Galatia 5,5). Berharap dapat diambil dalam dua cara: pertama, kita
menunggu dalam Roh, melalui iman, dengan harapan kebenaran, yaitu kebenaran yang berharap
untuk, kedatangan akan Tuhan dan kedua, kita menunggu Roh melalui iman kebenaran, dengan
harapan dan keinginan.Kita memiliki Kristus dengan iman dan di tengah-tengah penderitaa kita
melalui harapan kita menunggu untuk kebenaran yang kita miliki oleh iman. Ini adalah
argumentasi eskatologis justus et peccator.457 Jadi Justus et peccator artinya manusia adalah
orang yang berdosa dan pada saat yang sama dibenarkan. Pada dasarnya umat Kristen adalah
orang-orang yang berdosa, tapi akhirnya diberkan karena Kristus. karena Kristus hadir untuk
menebus umat manusia. Orang Kristen adalah orang-orang yang berdosa tapi serentak sebagai
orang yang dibenarkan. Yesus mengajak Gereja sebagai tempat kerajaan dan sebagai tempat
kehadiran Allah.458
457
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 7-15
458
Tambahan Penjelasan Pdt. J Boangmanalu, pada tanggal 29 November 2017, pukul 13.30 WIB.
325
b. Dua Kerajaan
Jemaat di bumi mempunyai keberadaannya yang tumpang tindih dari usia dua, hidup
sekaligus pada masa kini dan di masa Kerajaan Allah.Orang Kristen terbagi menjadi dua kali. Di
mana dia adalah daging, ia berada di bawah hukum di mana dia adalah Roh, dia adalah di bawah
kasih karunia. Tapi hari ini harus dipersingkat, atau yang manusia harus diselamatkan. Saat
hukum Taurat tidak abadi, tapi memiliki akhir, yaitu Yesus Kristus. Luther memiliki cara lain
untuk berbicara dari perspektif sejarah kedua kerajaan itu. Kerajaan itu tidak perlu Injil, tidak
perlu Firman Allah, karena ia memiliki rasio sendiri.
Harapan eskatologis yang bergairah terus kekuatan sampai kematian Luther, tetapi menjadi
lebih dan lebih menghitung. Tidak diragukan lagi bahwa Luther berkhotbah dengan kuasa yang
besar dan kenyamanan kepada kawanan Kristus lapar akan kebenaran ke dalam Kerajaan Surga.
Dunia dan Allah yang tidak dapat dan tidak akan menanggung Firman Tuhan: dan sejati Tuhan
tidak dapat dan tidak akan menjaga keheningan. Namun, itulah kenyataan yang menentukan
karakter dialeptical eskatologi untuk Luther. Di sini engkau mendengarkan bahwa kerajaan-nya
di bumi, dan bahwa itu tidak terlihat tapi di kata. Hanya karena Firman Tuhan tindakannya
berdaulat dan perkasa, kerajaannya beroperasi dimanapun kita mendengar.
c. Kerajaan Allah
Kerajaan dinyatakan dalam nama Kristus sebagai raja dan Tuhan melalui Firman, melalui
Roh dan sakramen, ini adalah kerajaan inkarnasi dan perbuatan-perbuatan besar. Yesus Kristus
adalah Tuhan, sang pencipta. Kedua-dua kerajaan ini terlibat dalam hubungan kita dengan Allah
Pencipta dan Penebus. Kerajaan rohaniah adalah pada dasarnya ungkapan eskatologis untuk
fakta bahwa Allah yang menebus dunia jahat sekarang ini, yang akan diperbaharui melalui Roh.
Sebaliknya kerajaan sekuler atau duniawi berkaitan dengan hal-hal duniawi dan perdamaian
dunia. Pada dasarnya eskatologis, itu berarti bahwa dalam rahmat-Nya kehendak Allah yang
kuasa-Nya akan beroperasi melalui pemberitaan Injil, dan bahwa penghakiman Allah yang
Mahakuasa ditangguhkan hingga hari terakhir.459
d. Kerajaan Kristus
Kerajaan Kristus baru akan menjadi kerajaan yang kekal dan kerajaan lama harus binasa
di akhir. Itu baik untuk mengingat, bahwa karena Tuhan memanggil kerajaan ini baru, itu harus
menjadi sebuah kerajaan yang jauh lebih mulia. Kristus sekarang memiliki aturan yaitu melalui
Firman, dalam iman. Kristus dan Tuhan telah memerintah, karena ada hanya satu Kerajaan
Kristus dan Allah. Perbedaannya adalah ini, bahwa sekarang adalah sebuah kerajaan yang dibuat
rahasia dan tak terlihat yang tersembunyi, tertutup, terselubung dan ditangkap dalam iman dan
Firman. Berbicara tentang Kerajaan Kristus sekarang atas bumi berbicara mengenai iman,
dimana dia memerintah melalui Firman. Dipertahankan dalam iman dan Firman sehingga kita
tidak melihat lebih banyak daripada baptisan dan sakramen. Luther berpendapat bahwa dengan
kedatangan yang mutlak Kerajaan Allah. Kedua Kerajaan Kristus yang digambarkan sebagai
spiritual dan Kerajaan Allah dalam kemuliaan harus lakukan dengan seluruh manusia, tubuh dan
jiwa, dan memang dengan seluruh ciptaan.
459
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 18-24
326
BAGIAN III
ESKATOLOGI KASIH:MARTIN BUTZER
Tetapi dalam lingkup kerendah hati , manusiadan mkhluk lainnya dibuat oleh Tuhan yang
digunakan dalam tujuan dari kemuliaan ilahi-Nya dan sebagainya untuk berpartisipasi dalam
pelayanan-Nya. Ini adalah tujuan tertinggi yang membuat semua makhluk bergantung pada satu
sama lain, karena mereka saling terkait dalam aktivitas kreatif Allah. Terkhususmanusia, yang
menjadi mahkota penciptaan dunia, dan yang telah dibuat dalam gambar Allah untuk
mencerminkan kemuliaan-Nya, mengatakan, dia telah 'ditanamkan dengan cinta dan keinginan
untuk melayani dan berbuat baik.namun dengan kejatuhan manusia kedalam dosa membuat
seluruhnya sesat dan kacau, dan manusia melupakan penciptanya dan antara makhul saling
bermusuhan , Allah menurunkan Anaknya untuk mengembalikan ciptaan itu dengan benar, untuk
memperbaharui kerajaan Allah dan membawa kembali hal-hal yang spiritual untuk memuji
Allah.hal inilah yang dilakukan Tuhan dalam inkarnasinya menjadi kristus yang berkorban untuk
memulihkan hubungan antara manusia dengan Allah, yang dilakukan melalui jemaat untuk
kerajaan Allah ditengah-tengah dunia yang membawa manusia kepada Allah melalui cinta kasih
yang belajar untuk melayani tuhan dan satu sama lain dan ini adalah hanya melalui iman di
dalam Kristus yang mau melayani dalam cintra kasih Tuhan dan hanya melalui cinta kasih
melayani untuk kerajaan Allah
a. Regnum Christi
Butzer mencatat bahwa ada tiga istilah alkitabiah untuk kerajaan: Kerajaan Allah dan dari
anaknya yang terkasih, serta kerajaan surga. Ketika kita menggunakan kata 'kerajaan, kami pikir
pemerintah atau adminis-tration orang atau negara yang dilakukan oleh orang dalam
kebijaksanaan dan kebajikan atas keprihatinan ini adalah untuk memberikan dalam setiap cara
untuk kebaikan semua warga negara , sehingga masing-masing dari masa kanak-kanak dibentuk
dan dipandu setiap kebajikan, ke dalam cara hidup yang diberkati. Kita menginginkan Kerajaan
Allah, oleh karena itu, untuk mendapatkan hal ini adalah dengan menunjukkan karakter sejati
kerajaan dalam cara sepenuhnya dan paling sempurna. Tapi Kerajaan Allah menurut Kitab Suci
sangatlah unik, sebagai Allahyang baik dan bijaksana dan kuat.
Di sisi lain, Butzer berpikir gereja sebagai lingkup kerajaan itu semakin menyadari lebih
dan lebih jelas di dunia ini, meskipun sampai Kristus datang kembali, yang ada hanya di bagian
sesuai dengan kemampuan kita dalam kehidupan ini. Konsep penting di sini adalah Regnum
Christi, dengan cara yang Butzer ungkapkan sangat kuat pemikiran bahwa kerajaan Allah yang
kekal telah masuk ke tengah-tengah kehidupan di bumi, dan tidak kenal usia. Satu aspek dualitas
itu jelas dalam kenyataan bahwa dalam Kerajaan Kristus ada orang percaya dan orang-orang
munafik, orang-orang yang memuja Kristus sebagai Tuhan dan raja dan mereka yang berbicara
melawan dia. umat pilihan dan orang munafik yang bertentangan dengan Kristus dan
menghancurkan diri dalam penilaian terhadap kasih karunia-Nya, dan jadi melawan diri
mereka.460
460
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 73-75
327
b. Kerajaan dan gereja
Ketika Butzer berpikir Gereja sebelum Allah , dalam Injil, dia secara teratur berbicara itu
sebagai tubuh Kristus, mempelai Kristus, atau kawanan gembala yang baik; ketika ia berpikir
gereja berkaitan dengan urusan duniawi sehari-hari manusia. karena di atas semua itu Kristus
memerintah di sini dan sekarang di tengah-tengah umatNya. Itu adalah terutama nyata dalam
kehidupan sakramental Gereja: Di sini tidak diragukan lagi kita melihat perbedaan antara
mengajar dan Luther. Butzer menegaskan bahwa orang Kristen harus menterjemahkan iman
mereka dalam 'setia dan cinta sejati untuk semua orang . karena mereka untuk hidup di antara
persekutuan cinta yang termasuk dalam kristus . Kami adalah hamba-hamba tidak
menguntungkan bahkan setelah kami telah melakukan semua tugas kita, dan karena itu seluruh
hidup kita, bahkan dalam perbuatan kita cinta di bumi, terlihat di bawah dampak dari kerajaan
yang akan datang, sehingga kita harusberdoa harian untuk pengampunan dan meletakkan
kepercayaan kita dan harapan dalam Kristus saja , karena ia hanya adalah pengudusan kita dan
penebusan.
Jemaat dianggap sebagai ekspresi Kerajaan Kristus menggabungkan pemilihan kekal
dan penggabungan ke dalam tubuh Kristus. Berikut Kerajaan Allah dianggap sebagai kekal dan
transenden di satu sisi (kerajaan) dan sebagai realisasi kehendak Allah dalam sejarah di sisi lain
saya (memerintah) pemilihan pada dasarnyadi alam, dan beroperasi melalui penggabungan
menjadi tubuh Kristus melalui Roh, atau masing-masing, melalui iman dalam Kristus.
Pembangunan umat pilihan menjadi tubuh Kristus, yang adalah orang-orang yang tidak
menyangkal Kristus tetapi percaya kepadanya dan menaati firman-Nya, melibatkan iman
mereka ke dalam Kerajaan Allah , yang tidak terdiri dalam pidato tetapi dalam kebajikan'. Bahwa
cara Butzer tidak moralitas, dalam pengertian modern, tetapi Allah dalam 'penyaliban dan
menghapuskan dosa, dan pembentukan manusia baru untuk kerajaan yang akan datang.
Konsepsi Butzer bahwa seluruh kehidupan Kristen yang baik adalah diringkas dalam
kata-kata ini: itu berarti bahwa kita harus mengasihi Kristus dan menjaga perintah-Nya, justru itu
bahwa kita mulai untuk mewujudkan sifat yang sudah dimulai di dalam kita melalui iman, tetapi
yang akan disempurnakan oleh Kristus . jadi melalui iman yang bekerja oleh cinta kita memiliki
rasa di sini dan sekarang masa depan, dan pengetahuan lebih lengkap yang akan menghasilkan
iman melalui semangat. jika kita memiliki 'Roh Kristus memerintah' berdiam di dalam kita, ia
bekerja di dalam kita, mati dan bangkit lagi, dan 'terus-menerus direformasi ke dalam gambar-
Nya dan dibenarkan.461
c. Kerajaan kekal
Kerajaan Kristus, memiliki banyak aplikasi yang lebih luas dalam ajaran Butzer.Ini
sangat jelas dalam kesimpulan dari pekerjaan Butzer. Ia menyatakan bahwa ia telah memberi
perhitunganmereka dengan cara dan sarana yang dapat dan harus tegas menetapkan antara
bangsa mereka diberkati kerajaan anak Allah dan Juruselamat.
Kerajaan berarti bahwa seluruh hidup kita adalah untuk memeluk cinta Allah dan dijadikan
melayani tujuan yang kasih, untuk memastikan, Butzer tidak berpikir kehidupan umum orang
461
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 79-82
328
atau negara sebagai diidentifikasi dengan Regnum Christi , seperti yang dilakukannya jemaat,
tetapi kehidupan lebih luas orang yang melampaui batas-batas segera gereja tidak kurang di
bawah kerajaan itu dan memiliki fungsi tembok untuk melakukan dalam kehidupan sehari-hari
dan bekerja untuk kerajaan rohaniah. Dari perbuatan kasih dan belas kasihan yang ini
menanamkan 'tidak ada persekutuan sejati orang-orang Kudus bisa ada', maka akan ada orang-
orang Kristen . iman tanpa perbuatan adalah mati.462
d. Komunitas Kristen
Dengan demikian berbeda dengan Luther perbedaan tajam antara Regnum spirituale dan
Regnum corporal, Regnum Christi dalam teologi Butzer's menjadi ketiga dimensi, Communio
Christiana, yang, melalui Firman dan Roh, yang jelas dan secara aktif menyadari di bumi, dan
melalui ketaatan kepada Gereja memberitakan Firman dan saksi harian juga di negara bagian.
Firman Tuhan disampaikan kepada negara melalui gereja, dan itu kata menciptakan dalam
kebebasan, pengaturan batas Iblis, sehingga kehidupan Jemaat dilindungi oleh negara bebas
dapat tumbuh dalam ketaatan Firman Tuhan. Ini adalah alasan harus ditambahkan doktrin yang
benardan sakramen-sakramen, seperti menandai ketiga dari jemaat sejati, untuk itu adalah
melalui latihan saleh disiplin (disciplina vitae communisfi) dalam hal iman dan kehidupan bahwa
gereja mengasumsikan bentuk umum serta pribadi sebagai Kerajaan Kristus dipromosikan di
bumi. Untuk Butzer Kerajaan Kristus dalam hubungannya dengan dunia ini tidak hanya Horreich
tetapi juga Sehreich (untuk menggunakan istilah-istilah Luther), dan datang tidak hanya
pendengar, seperti ajaran Luther tetapi setiap kali oleh kuasa Roh, kata secara efektif
diterjemahkan ke dalam cinta dan, ke dalam kehidupan dan tindakan.
Dengan demikian Regnum Christi mengulurkan terutama melalui Jemaat, tetapi juga
melalui Persemakmuran yang taat kepada kehendak Allah, untuk akhir kedatangan Kristus dan
manifestasi dari Kerajaan Allah dalam kemuliaan dan kuasa.Pusat kota yang akan memuliakan
Tuhan, Sekarang semua hal yang memerintah dan didirikan melalui manusia yang meninggikan
Kristus di atas semua. Jika eskatologi Luther dapat digambarkan sebagai eskatologi iman, dan
Calvin sebagai eskatologi harapan, Butzer's jelas menggambarkan sebagai eskatologi cinta.463
BAGIAN IV
ESKATOLOGI PENGHARAPAN:YOHANES CALVIN
Ketika Calvin pertama kali datang ke Strasbourg dia sudah publikasi edisi pertama dari
Institut agama Kristian (1536). Ini adalah karya Teologi pertama Calvin dan dari kemunculannya
di 1534 kematiannya eksposisinya eskatologi Alkitab ditandai semua khotbah dan menulis,
menyimpulkan khotbah dan ceramah-nya menunjukkan bagaimana sangat eskatologi telah
merambah ke jantung imannya.
a. Pandangan Mula-mula
Dalam pekerjaan Calvin diuraikan panjang lebar sifat eskatologis didasarkan atas karya
Kristus dicapai dalam kematian dan kebangkitan dan kenaikan, dan sebagai antisipasi dari
462
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 83-86
463
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 87-89
329
sisanya surgawi untuk datang. Perdamaian berarti tidak hanya jaminan kemenangan, tidak hanya
penghiburan, tapi pengalaman positif dari gereja yang sudah hidup di sisi kebangkitan, untuk
melalui iman Jemaat duduk di sorga dengan kemenangan Kristus dalam Kerajaan-nya, meskipun
masih terlibat dalam kesengsaraan salib di bumi. Hal ini karena ini partisipasi dalam Kerajaan
Kristus, dalam kedamaian surgawi, Gereja dapat terlibat dalam tugas yang berat untuk
memperluas Kerajaan di bumi. Melihat bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah dan manusia,
yang ia adalah oleh alam sebagai Allah dia adalah juga oleh rahmat sebagai manusia. Dan
meskipun sebagai Allah dia mempunyai hidup didalam dirinya, namun ketika ia mengambil sifat
manusia, ia menerima dari Bapa karunia memiliki hidup dalam dirinya dalam kodrat itu juga.
Untuk mereka yang dalam cara Kerajaan Allah dalam diri mereka dan memerintah dengan
Tuhan mulai dalam Kerajaan. Tuhan menciptakan orang-orang untuk bernyanyi dan merayakan
memuji kebaikan-Nya ketika ia memberikan dan mengembalikan dengan harapan orang-orang
yang menderita. Calvin mengatakan: Kristus membawa lagu-lagu kami dan komposer kepala
himne kami.464
b. Firman dan Roh
Melalui Firman dan Roh jemaat di bumi diberikan peran belajaran terus-menerus dalam
direformasi dengan pola Kristologi dari Kerajaan. Ketika menggambarkan Jemaat sebagai orang
di dalam Kristus, selalu diarahkan oleh Roh. Dari Butzer Calvin belajar banyak tentang
pemilihan, Kerajaan Kristus, pelayanan gereja, dan tempat dan fungsi disiplin.
c. Kesatuan dengan Kristus
Kesatuan dengan Kristus melibatkan kita dalam kematian dan kebangkitanNya, karena
kita tidak bisa menjadi satu dengan-nya tanpa berpartisipasi dalam kematian dan
kebangkitanNya. Pembenaran adalah dengan demikian diuraikan hanya dalam istilah ketat
Kristologi tersebut dan analogi kematian dan kebangkitan Kristus.Pembenaran dan pembaptisan
penggabungan ke dalam Kristus adalah pada dasarnya rekan-rekan, dan pengudusan dan Komuni
Kudus sebagai kami terus dan memperdalam persatuan dengan Kristus adalah pada dasarnya
rekan-rekan. Dalam kelahiran, kehidupan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus adalah
cara untuk memahami misteri surgawi. Dia adalah Alfa dan Omega, memilih satu dan tujuan
akhir dari kerajaan, namun melalui Kristus Gereja menjadi tubuh yang dia adalah kepala,
sehingga apa pun yang terjadi kepada kepala terjadi juga kepada anggota. Itu menyebabkan kita
untuk dimasukkan ke dalam tubuh-Nya, untuk hidup bersama-sama dengan dia dan menjadi satu
dengan dia.
d. Pemilihan
Pemahaman aspek ganda kerajaan sebagai kerajaan yang dipersiapkan untuk umat pilihan
dari awal, dan kerajaan yang terus berkembang dan maju ke ujung dunia, memainkan peranan
penting dalam teologi Calvin. Calvin hati-hati untuk menunjukkan bahwa kehendak Allah adalah
semua manusia harus diselamatkan. Sifat Injil untuk membawa cahaya dan kehidupan, dan
bahwa penghakiman adalah karakteristik yang disengaja Allah. Injil diberitakan untuk
keselamatan. Orang percaya yang mendapat bagian dalam keselamatan. Dengan demikian
464
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 90-96
330
Kristus datang ke dunia bukan untuk mengutuk dunia (John 3.17), Dia adalah terang dunia (John
8,12). Kitab Suci jelas berbicara tentang kebangkitan untuk hidup, dengan kemuliaan surgawi.
Kristus datang bukan untuk pemusnahan tetapi untuk keselamatan dunia.Calvin membuatnya
cukup jelas, bahwa dia akan tidak memperhatikan pemilihan dan pada tingkat yang sama seperti
membuat keputusan ganda. Kami sepenuhnya percaya bahwa kehendak Tuhan sederhana dan
satu yaitu karunia untuk menyelamatkan manusia.465
e. Kenaikan Kristus
Berbicara tentang kenaikan Kristus, maka Kristus sekarang ini duduk di atas takhtanya
surgawi, sejauh yang diperlukan bahwa ia akan memerintah sebagai raja untuk menahan
musuhNya dan melindungi gereja. Tetapi kemudian ia akan muncul secara terbuka untuk
mendirikan ketertiban sempurna di langit dan bumi, untuk menghancurkan musuhnya di bawah
kakinya, untuk merakit orang percaya untuk mengambil bagian dari kehidupan yang kekal dan
diberkati, untuk naiknya takhta pengadilan. Dua aspek hubungan eskatologi Calvin berbicara
dalam banyak cara, seperti janji dan pemenuhan, penyembunyian dan manifestasi, permulaan
dan kesempurnaan, hasil akhir, harapan dan penundaan, rahmat dan kemuliaan.
Jadi meskipun iman, harapan dan kasih, iman memiliki harapan sebagai teman yang terus-
menerus untuk memelihara dan mempertahankan itu, untuk itu adalah harapan bahwa iman
membentang ke kepemilikan kemuliaan dalam Kristus.Semua keselamatan kita sudah ditempa
dan terkandung di dalam Kristus, karena rahasia kesatuan antara kepala dan anggota melalui
harapan kita berbagi dalam kebangkitan-Nya, dan seluruh hidup kita dan seluruh ciptaan ditarik
menuju penebusan universal. Calvin menunjukkan bahwa Kristus memperingatkan para murid
bahwa kemuliaan kerajaannya yang pada saat itu masih tersembunyi itu akan segera terungkap.
Kristus harus melakukan perjalanan panjang untuk mendapatkan kerajaan.
f. Antara kedatangan
Calvin sering berbicara tentang hubungan antara penyaliban dan kebangkitan, mari kita
memahami bahwa dalam kasus-kasus kebangkitan-Nya adalah termasuk dalam kematian-Nya,
tapi ketika mereka disebut secara terpisah permulaan keselamatan kita dalam satu dan
pengangkatan di sisi lain Calvin meletakkan penekanan besar, bahwa dalam Kristus semua
bagian keselamatan kita di salib Kristus kebaikan tak ternilai Allah ditampilkan di seluruh dunia.
Dalam segala ciptaan, memang, tinggi dan rendah, kemuliaan Tuhan bersinar, tapi tempat itu
telah bersinar lebih terang daripada di kayu salib, di mana telah terjadi perubahan menakjubkan
hal, penghukuman atas semua orang telah dinyatakan, dosa telah telah dihapus, keselamatan
telah dipulihkan. Singkatnya, seluruh dunia telah diperbarui dan semuanya dipulihkan.
Calvin memikirkan renovasi Gereja sebagai awal, dan karena itu dari Kerajaan Kristus
bermula, ketika Allah memanggil umat-Nya dari Babel, dan yang ditetapkan ketika Yesus
sebagai kepala jemaat, naik takhta-Nya, dan dengan mencurahkan Roh Kudus pada
Pentakosta.Kerajaan Allah dilihat dalam kesempurnaannya sudah tercapai sekali dan untuk
dalam Kristus, tetapi dengan akhir kedatangan Kristus, Jemaat Kristian juga memandang ke
depan eskatologis harapan. Sekarang sekali di ujung dunia Kristus telah muncul. Itu adalah akhir
465
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 97-108
331
dari dunia atau penyempurnaan dari usia. Kematian Kristus sudah pada waktunya waktu, seperti
yang ia diutus ke dunia untuk tujuan ini oleh Bapa, dalam kekuatan untuk mengatur semua hal,
memerintahkan mereka dengan sempurna dan kebijaksanaan.466
g. Dua kondisi Kerajaan
Murid-murid cenderung salah menafsirkan pengajaran Yesus tentang kedatangan
kerajaan-nya, dan mereka dikalahkan kesempurnaan pemerintahan Kristus dengan dimulainya itu
dan berharap untuk menikmati bumi dan mereka harus mencari surga. Kristus menetapkan untuk
memperbaiki bahwa dengan mengajarkan mereka bahwa harus menderita. Dua kondisi kerajaan
bahwa kemuliaan dan keagungan kerajaan tidak akan muncul sampai terakhir kedatangan
Kristus.
h. Jabatan
Ketika kebijaksanaan Allah dimanifestasikan di dalam daging, ia sepenuhnya membuka
kepada kita semua bahwa pikiran manusia dapat memahami atau harus memikirkan Bapa
sorgawi. Demikianlah sakramen Kristen adalah sakramen figur kegenapan waktu, penuh dengan
kehadiran Kristus yang menjelma. Marilah kita berpegangan bahwa Jemaat melihat Kristus
muncul dan mendengar FirmanNya. Tetapi Yesus Kristus telah naik dan sekali lagi kepala
jemaat ada di dalam negeri yang jauh. Itu adalah dengan bahwa dalam pikiran Calvin
mengatakan bahwa kerajaan surga dan Kerajaan Allah menunjukkan kondisi baru Gereja, untuk
Jemaat dan kerajaan pada dasarnya korelatif.
i. Perintah dalam Kerajaan
Antara gereja dan kerajaan harus dipahami dalam hal eskatologis. Kita tahu bahwa setiap
Gereja memiliki kebebasan. Kita belajar bahwa ketetapan Tuhan begitu suci dan patut dipuji.
Kita bertanya-tanya bahwa hal-hal yang begitu baik diperintahkan dalam dunia, tapi selalu ada
beberapa kejahatan dicampur dengan yang baik. Sampai Kristus datang dan memulihkan segala
sesuatu dan menyerahkan kerajaan kepada Bapa, dianugerahkan pada masa pemerintahan
karunia Kristus dan pemerintah untuk melestarikan keberadaan dunia dan penggenapan dari
karyanya akan di bumi. Calvin berpikir pada kebangkitan daging dengan cara yang paling
realistis. Tapi itu hanya ketika jemaat melihat Allah berhadapan muka dalam kemuliaan-Nya
bahwa ia akan menjadi seperti dia dan sempurna mencerminkan citra dan kemuliaan-
Nya.Sementara Gereja harus bertemu dan dalam nama Kristus. Gereja yang bertemu dalam nama
Kristus sudah berpartisipasi dalam penghakiman yang akan datang itu, dan itulah cara yang itu
korelatif bahkan sekarang untuk kerajaan-nya. Setiap kali orang percaya yang bertemu di satu
tempat, dalam nama Kristus, sudah ada dalam perakitan mereka semacam gambar penghakiman
masa depan, yang akan sempurna dibawa ke cahaya pada hari terakhir.467
j. Perbedaan antara Calvin dan Luther
Kita sekarang dalam posisi untuk melihat lebih jelas eskatologi Calvin dan Luther, di
mana perbedaaan mereka pada tema yang sama yaitu analogi Kristus.(1) Calvin berlaku
Kristologi untuk pemahaman seluruh kehidupan dan pekerjaan Jemaat. Apa yang terjadi kepada
466
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 109-133
467
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 126-134
332
Kristus kepala gereja terjadi juga kepada Jemaat sebagai tubuh-Nya. Oleh karena itu meskipun
dalam kematian-Nya, kita memiliki keselamatan, kita didamaikan kepada Allah, kutukan
dihapus, namun bukan oleh kematiannya tetapi oleh kebangkitan-Nya jadi kemenangan iman
terdiri hanya dalam nya kebangkitan. Kita harus selalu mengingat kebenaran ini, bahwa kita
telah dimenangkan melaluikematian Kristus, bahwa hidupnya akan diwujudkan dalam diri kita.
Dalam cara ini bahwa orang Kristen yang telah dibangkitkan dengan Kristus melalui iman dari
keterbatasan dan dari kesombongan dunia sekarang. Kehidupan Kristen telah dikuduskan oleh
kematian dan kebangkitanNya, jadi kehidupan adalah sekarang untuk mempersiapkan kita
melalui untuk kemuliaan kerajaan surgawi. Kristus mati dengan ini Dia memberikan kita
kehidupan yang abadi dan tidak memiliki akhir. Paulus menegaskan bahwa kita sekarang hidup
dengan Kristus, sebab dengan masuk melalui iman dalam Kerajaan Kristus, kita telah berlalu
dari kematian kepada hidup (John 5.24).
(2) Eskatologi yang bersangkutan dengan hubungan dialektis tetapi dengan tenggang
waktu digenapi antara Kristus sebagai kepala dan Jemaat sebagai tubuh-Nya.Dalam doktrin
Ekaristi ada perbedaan antara Calvin dan Luther. Antara Kristus dan Jemaat melalui hal yang
sama mengatakan bahwa itu adalah kenaikan Kristus. Eskatologi berkaitan dengan hubungan
antara sesi surgawi Kristus memakai kemanusiaan kita dalam kemuliaan dan kursus gereja ziarah
dan sejarah misi karena kedua terkait dalam persatuan dengan Kristus, kursus jemaat di sejarah
adalah untuk dipahami dalam memajukan, peningkatan pertumbuhan, peneguhan, dalam Surat
kepada jemaat di Efesus dan surat kepada orang Ibrani. (a) Persatuan antara Kristus dan Jemaat
melalui Roh berdasarkan hubungan antara Tuhan dan manusia dalam Kristus melalui
Roh.Persekutuan dengan Kristus melibatkan pihak gereja partisipasi dalam Kristus, dan oleh
karena itu sifat Gereja sebagai tubuh-Nya yang harus ditafsirkan atas analogi Kristus. (b)
Kenaikan memberitahu kita bahwa kita harus membedakan antara kehadiran nyata yang ada dan
kehadiran nyata di Parousia, jika tidak setiap kali kita merayakan Perjamuan Tuhan
penghakiman akhir akan benar-benar mengambil tempat dan harapan kebangkitan akan
dibinasakan. (c) Doktrin sesi surgawi Kristus yang selama-lamanya dan kontinuitas jemaat yang
merupakan tubuh-Nya. Dalam Jemaat sebagai tubuh Kristus, yang berarti bahwa gereja tumbuh
menjadi penuh bertubuh kedewasaan Kristus dan diberikan kemajuan dan maju dalam kehidupan
duniawi.
(3) Luther tampaknya dalam doktrin gereja dengan hubungan dialektis antara kata dan
bentuk-bentuk sejarah. Calvin mengajarkan doktrin gereja sebagai tubuh Kristus dalam sejarah.
Jemaat adalah buah dari kematian Kristus dan hasil dari Pendamaian nya, sehingga keselamatan
melalui Kristus dan keanggotaan dalam gereja tidak dapat dipisahkan. Faktor operasional di sini,
dalam pemikiran Calvin, merupakan kata. Allah telah tertanam gambar-Nya dalam Firman-Nya,
dan itu ada bahwa ia menyajikan dirinya kepada kita dan akan memiliki kita Lihatlah dia, seperti
itu wajah wajah. Pemberitaan firman ini adalah harta umum kepada seluruh jemaat. Oleh karena
itu kita adalah penjaga kebenaran Tuhan; Artinya, citranya yang berharga, yang menyangkut
keagungan doktrin keselamatan kita dan kehidupan dunia yang akan datang . Tepatnya, itu
adalah Yesus Kristus sendiri, kata membuat daging, yang merupakan gambaran Tuhan, dan
333
melalui kata dan sakramen ia disampaikan kepada kita, dan kita Lihatlah dia dan berubah
menjadi gambarnya melalui union dengannya. Kondisi yang tepat makhluk adalah untuk tetap
dekat dengan Tuhan. Seperti pengumpulan bersama-sama seperti yang mungkin membawa kita
kembali untuk urutan biasa, Rasul memberitahu kita, telah dilakukan dalam Kristus.
(4) Calvin berpikir tentang perbedaan antara dua kerajaan dalam Kerajaan Allah yang
menyeluruh. Calvin memikirkan mereka dalam konteks yang sekaligus sejarah dan sakramen.
Calvin berpikir Kerajaan Allah atau Kerajaan Kristus sebagai operasi dalam sejarah dan di bumi.
Semua itu menunjuk ke realitas batin Kerajaan Kristus, sehingga dalam lembaga-lembaga dan
peristiwa dalam Perjanjian lama, seperti keluaran dari Mesir, misalnya, Tuhan memberikan Israel
sebagai pendahuluan dari Kerajaan Kristus.Di bawah kerajaan menyeluruh Tuhan, kedua
kerajaan, spiritual dan politik, tumpang tindih, tidak hanya di tujuan umum mereka, kemuliaan
Allah, tetapi dalam efek mereka, yang mungkin digambarkan sebagai humanitas, humanite, yang
merupakan tema yang konstan dalam khotbah-khotbah Calvin.
Untuk mendorong dan mempertahankan eksternal penyembahan Allah, untuk mempertahankan
doktrin dan kondisi dari gereja, beradaptasi kami melakukan dengan masyarakat manusia, untuk
membentuk sikap kita terhadap keadilan sipil, untuk mendamaikan kita kepada satu sama lain,
untuk menghargai umum kedamaian dan ketenangan. Mereka diberikan kewenangan untuk
membuat ruang untuk Jemaat dan membawa tentang kondisi manusia di bumi.468
Tugas jemaat adalah untuk terus maju Yesus Kristus dalam pemberitaan Injil dan untuk
mengeluarkan sakramen-sakramen. Pada kedatangannya yang pertama Kristus datang dalam
bentuk seorang hamba untuk menderita dan menanggung cela untuk Injil, tetapi pada
kedatangannya yang kedua ia akan datang dalam pemuliaan keagungan-nya yang ilahi dan
manifestasi penuh kemuliaan-Nya. Dengan cara yang sama, Calvin mengajarkan, jemaat yang
adalah tubuh Kristus dan yang sudah saham dalam kenaikannya, akan sepenuhnya terungkap
dalam kemuliaan hanya ketika itu telah melewati masa penghinaan dan kesengsaraan untuk Injil.
Kerajaan Kristus sempurna menyadari dalam kebangkitan dan kenaikan Kristus, tetapi murid-
murid bingung yang dengan akhir dunia (yaitu Wahyu luar kemuliaan Gereja). Masalahnya,
seperti Calvin diuraikan, itu tidak bahwa kedatangan tertunda atau keliru waktu akhir, tetapi
yang membingungkan dari kondisi dua Kerajaan Kristus. Bahwa kerajaan telah datang, Calvin
dipercayai menjadi jelas; Masalahnya waktu hanya mengacu pada kondisi luar, fakta bahwa jalan
menuju pembentukan kerajaan itu penderitaan saksi.
(5) Seperti Luther, Calvin memikirkan Regnum Christi untuk kemenangan bahwa kita
dipanggil . Dalam pandangan Calvin bahwa seluruh dunia milik Kerajaan Kristus dan di bawah
penebusanNya, dan bahwa kemenangan Kristus akan segera nyata di mana-mana antara semua
bangsa. Tuhan Yesus Kristus datang bukan untuk mendamaikan beberapa individu hanya kepada
Allah Bapa tetapi untuk memperpanjang rahmat-Nya atas semua dunia, yang berarti bahwa
'Jemaat Tuhan akan diperluas ke seluruh dunia. Tuhan kita Yesus Kristus adalah untuk
mengadakan pendamaian bagi dosa-dosa dunia, dan untuk menjadi Mediator antara Allah dan
manusia. Tuhan kita Yesus Kristus dijadikan sama seperti kepada kita, dan menderita dan
468
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 134-164
334
kematianNya menjadi seorang pembela dan penengah antara Allah dan kita, dan membuka jalan
dimana kita dapat datang kepada Allah.
Tuhan mendirikan Kerajaan-nya dan Tuhan mengumpulkan Jemaat dirinya dari semua
bagian dunia, memperluas dan meningkatkan jumlah mereka, memperkaya mereka dengan
anugerah-Nya.Sehingga dalam Jemaat kemuliaan Allah adalah luar biasa dengan kasih karunia
dan keselamatan kita. Gereja sebagai masyarakat perjanjian, satu tubuh Kristus yang sudah
pernah berpartisipasi dalam kematian-Nya, dalam kemuliaan, kebangkitan dan kenaikannya,
didorong oleh kebutuhan batin untuk maju dalam kerendahan hati. Calvin berpikir kegiatan
jemaat di bawah dorongan eskatologis dalam tiga cara:(1) semua anggota jemaat terlibat dalam
pekerjaan Jemaat bersama-sama di setiap sisi; Semua orang harus berusaha untuk memimpin
orang lain kepada kebenaran, untuk mengembalikan, mengembara ke jalan yang benar, untuk
memperpanjang tangan. (2) Gereja membuat wajah itu baik dalam kehidupan yang saleh dan
bentuk dan pesanan dari gereja di bumi melalui sakramen Allah. (3) kedatangan Kristus
seharusnya untuk membangkitkan pelayanan Jemaat berkumpul dalam satu tubuh.469
Tanggapan Dogmatis
Iman, harapan dan kasih (Cinta) adalah fakta dari pengalaman setiap orang Kristen.
Mengapa orang harus ingin membuat masalah teologis dari mereka? Pertanyaan seperti itu
mungkin diperkirakan mungkin terjadi dalam pikiran orang awam. ketiga adalah tema mimbar
tersebut umum dan populer, teolog mungkin bertanya dengan justifikasi yang sama mengapa
teolog harus memilih mereka sebagai subyek untuk serangkaian (kuliah Berdiri di antara dua
kebakaran ini sebagai, saya lakukan; menjadi seorang teolog awam, tidak pernah lupa bahwa
sebagian besar orang Kristen tidak teolog, dan memiliki 3 juga mengamati, lagi dan lagi, bahwa
pertanyaan-pertanyaan saya yang khawatir orang awam yang lebih menarik dan lebih sulit
daripada mereka yang disukai. Subyek diskusi oleh para teolog, ialah saya telah memilih tema
yang cukup pasti dekat dengan kepentingan orang awam dan juga cukup sulit dan bahkan baru,
karena aku ini teolog.Meskipun tiga kata ini umum digunakan, tidak hanya di kalangan orang-
orang Kristen, tetapi dalam kosa kata umum, dan meskipun tiga serangkai merupakan serial
populer untuk khotbah, itu adalah fakta dan fakta yang aneh bahwa, setidaknya sejauh
pengetahuan saya pergi, belum pernah membuat subjek studi teologi menyeluruh. Mengapa,
dalam Perjanjian Baru, adalah tiga kata yang terkait dalam satu kesatuan yang erat dan mencolok
seperti itu? Apa hubungan dari tiga konsep-iman, harapan, dan cinta - yang masing-masing
adalah, dalam dirinya sendiri, salah satu kata utama pesan Kristen? Selama kita tidak tahu
mengapa kata-kata ini dengan demikian telah dibawa bersama-sama, kita tidak benar-benar tahu
apa yang masing-masing berarti dan apa pentingnya adalah dalam kehidupan Kristen. Ini,
kemudian, adalah masalah teologis yang saya mengusulkan untuk berurusan dengan dalam tiga
kuliah.
469
T. F. Torance, Kingdom and Church, (London: Eliver and Boy, 1956) hlm 134-164
335
Yang aneh tentang iman, pengharapan, dan kasih adalah bahwa dalam ajaran Kristen
berpikir mereka merupakan, sehingga untuk berbicara, saingan, sejauh masing-masing dari
mereka bisa mengklaim sebagai yang paling penting. Bahkan lebih, masing-masing
mengungkapkan seluruh eksistensi Kristen, totalitas what'it artinya menjadi seorang Kristen.
Masing-masing adalah, bukan hanya satu, tapi kriteria Kristen sejati. Mereka tidak, sebagai
doktrin Katolik Roma menyatakan, "tiga tertinggi-kebajikan; mereka tidak kebajikan sama
sekali, karena-akan kita lihat nanti. Juga "ketritunggalan" hanyalah jumlah, sehingga seseorang
dapat ditambahkan ke yang lain. Masing-masing mengungkapkan totalitas eksistensi Kristen.
Bagaimana mungkin?Masalah ini adalah untuk saya subjek khawatir selama bertahun-tahun;
sampai saya menemukan bahwa totalit tiga kali lipat berkaitan dengan fakta dasar keberadaan
manusia sebagai manusia - eksistensi setiap manusia dalam tiga dimensi waktu. Dia tinggal di
masa lalu, di masa depan, dan di masa sekarang ~ Kita hidup di masa lalu. Dengan memori.
Tanpa masa lalu kita dengan kami, tanpa mengingat baik sejarah individu dan sejarah manusia
atau manusia, kita tidak harus menjadi manusia; weshould menjadi hewan saja. Manusia adalah
makhluk yang bersejarah, makhluk yang memiliki masa-nya dengan dia.
Tetapi kita hidup juga dengan harapan masa depan oleh, berharap, takut, perencanaan.
Tanpa mengantisipasi masa depan kita kita tidak harus menjadi manusia baik. Hal ini juga yang
meramalkan apa yang kita bisa, bisa, dan harus yang membedakan kita dari binatang. Kita hidup,
tentu saja, di masa sekarang, tetapi untuk sebagian besar kita tidak menyadari fakta bahwa ini
"berada di saat yang paling bermasalah. Saya berharap saya bisa mengatakan bahwa saya hidup
di masa sekarang; yang memang cocok tertinggi saya. Entah bagaimana itu harus benar bahwa
kita hidup di masa sekarang; jika tidak kita tidak harus hidup sama sekali.Karena ini adalah
benar dari kehidupan manusia seperti - bahwa kita hidup di masa lalu in'the, di masa depan, dan
di masa sekarang - sekarang kita harus bertanya bagaimana kita, sebagai orang Kristen, hidup di
masa lalu, di masa depan, dan dalam. saat ini, dan itu berarti bagaimana hubungan kita dengan
Yesus Kristus mempengaruhi hidup kita di masa lalu, masa depan, dan masa kini. Jawaban dari
Perjanjian Baru justru tiga kata ini: kita hidup di masa lalu dengan iman; kita hidup di masa
depan dengan harapan; kita hidup di masa sekarang dengan cinta. Itulah alasan mengapa masing-
masing dari tiga kata yang besar ini mengungkapkan seluruh keberadaan kita tanpa bersaing
dengan orang lain. Jika Saint Paul mengatakan, "Cinta adalah yang terbesar dari ini," ini tidak
berarti perbedaan besar atau kurang penting. Semua sama-sama penting dan total, karena
masing-masing mengungkapkan hubungannya dengan Yesus dalam dimensi waktu tertentu.470
Yesus seringkali dipandang sebagai revolusioner, apa yang ditekankan dalam Kristologi
pembebasan adalah Yesus historis. Yesus dipahami hanyalah sebagai nabi dan tidak berarti
bahwa Ia menyampaikan kepada umat apa yang difirmankan oleh Allah. Melainkan adalah
bahwa Yesus menjalankan kritik terhadap masalah-masalah ketidak-adilan di dalam masyrakat.
Jadi Kristus yang dipahami oleh teologi pembebasan adalah Kristus sejarah saja yang hanya
mendukung pikiran revolusi secara teologi. Pendamaian diartikan hanya sebagai pembebasan
470
Emil Brunner, Faith, Hope, and Love, London: Lutterworth Press, 1956, hlm. 11-14.
336
rakyat yang tertindas secara politis. Yesus ditafsirkan sebagai pelaksana rencana Bapa dengan
sasaran pendamaian, pendamaian dengan Allah terjadi sebab Yesus membebaskan rakyat yang
tertindas dan mecela para penindas. Karena itu Eta Linnemann menuliskan maka teologi
pembebasan bukanlah salah satu teologi Kristen, melainkan hanya satu pengajaran sesat yang
menyalahgunakan nama Yesus dan semua istilah dari pengajaran Kristen.471
Untuk menyimpulkan, setelah dibedakan antara iman, pengharapan, dan kasih, mari kita
bersama-sama dalam hubungan timbal balik mereka dan persatuan. Dan, pertama, apa hubungan
iman dan cinta? Ini adalah hubungan yang sangat sederhana. Iman adalah tangan yang kita
terima 1ove, cara di mana kita menerima wahyu Allah. Iman adalah tidak lain dari kapal di mana
Allah mencurahkan kasih-Nya, dan karena itu tidak ada dalam dirinya sendiri. Iman adalah
tentang cinta; cinta bukan tentang iman. Iman adalah apa-apa dalam dirinya sendiri, tetapi
keterbukaan hati kita untuk kasih Allah. Dengan demikian iman dan cinta tidak hanya tak
terpisahkan terkait, namun menjadi satu dengan satu sama lain. Untuk sementara pembukaan hati
kita dibawa oleh relasi dengan fakta sejarah, salib Kristus, hati sekali dibuka untuk kasih Allah di
dalam Kristus tidak lagi terkait dengan fakta masa lalu, tetapi untuk kehadiran hidup.
Kristus yang disalibkan diterima ke jantung tidak lebih merupakan sesuatu dari masa lalu;
ia telah menjadi Kristus yang hidup, ia hadir dalam hati. Kristus mati di kayu salib; ya, tapi dia
tinggal melalui kebangkitan. Kami tidak percaya dalam Kristus mati, tapi kita hidup oleh iman
dalam Kristus yang hidup. Dan Kristus yang hidup adalah orang yang kini mengisi hati kita
dengan dirinya sendiri, dengan kasih Allah yang sekarang seperti itu dan seperti itu akan dari
kekal sampai kekal. Iman, oleh karena itu, menemukan ujungnya di hadapan nyata Kristus yang
hidup. Ia hadir kami; itu dia juga yang memberi kita kehadiran. Mereka adalah hal yang sama;
oleh Kristus dan di dalam Kristus kami hadir dengan sesama kita. Ini adalah Kristus yang
membuat kita untuk hadir dengan sesama kita; Kristuslah yang memenuhi hati kita dengan kasih.
Dan apa hubungan iman dan harapan? Kami sekarang memiliki kasih Allah dalam
Kristus. Kita sekarang dipenuhi dengan cinta dan, oleh karena itu, mencintai makhluk sekarang.
Tapi meskipun hal ini benar, itu masih belum seluruh kebenaran. Karena kita masih hidup di
dalam daging, dalam tubuh dosa dan kematian. Kehidupan baru, sehingga untuk berbicara,
ditumpangkan pada kehidupan lama kita. Ini adalah sesuatu seperti foto yang diambil pada film
yang sudah terkena; satu gambar yang ditumpangkan pada yang lain. Itulah yang Kristus
lakukan; ia superimposes gambar-Nya kepada Adam lama kita, dan gambar baru ini adalah orang
baru. Kami memiliki cahaya ilahi, tapi kami memilikinya seperti lentera redup. Oleh karena itu
kasih Kristus di dalam kita sering dikaburkan. Hal ini berlaku dalam beberapa derajat kita semua
selama kita hidup oleh iman dan bukan karena melihat. Iman adalah lentera redup, dalam kata-
kata Paulus kaca gelap, yang berarti hal yang sama.
471Eta Linnemann, Teologi Kontemporer,Ilmu Atau Praduga?, Malang: Departemen Literatur Yayasan Persekutuan Pekabaran
Injil Indonesia, 1991, hlm. 185.
337
Oleh karena itu kita tahu bahwa ada sesuatu yang lebih diharapkan di luar itu yang
sekarang adalah, wahyu lengkap, inkarnasi penuh dari Tuhan, atau, lebih tepatnya, sebuah
kehidupan nyata 'kebangkitan setelah kematian, di luar sejarah, di luar daging ini tubuh
kematian. Kehidupan kekal dan Kerajaan Allah yang kekal yang hanya dimulai dalam diri kita di
tengah-tengah dosa, kegelapan, dan kematian - ini akan datang dalam kecerahan penuh hari. Ini
harapan realisasi penuh kehendak Allah adalah harapan kami. Harapan ini memiliki konten yang
sama seperti iman, yaitu Kristus. Tapi itu adalah Kristus dalam kepenuhan kemuliaan ilahi, tidak
lagi dalam bentuk seorang hamba, Kristus disalibkan. Iman percaya apa yang diharapkan
harapan. Harapan mengharapkan apa iman percaya.
Namun kedua iman dan harapan memiliki isi yang sebenarnya mereka dalam kasih Allah
dinyatakan di dalam Kristus. Itulah apa yang mereka tentang. Iman dan harapan dan Tentang
Allah, tentang Allah kasih, tentang kasih Tuhan. Oleh karena itu mereka tidak dalam diri mereka
sendiri; mereka adalah sesuatu hanya dengan hubungan mereka dengan cinta. Itulah sebabnya
Saint Paul mengatakan bahwa terbesar di antara mereka adalah cinta. Bukan yang paling penting
- they'are sama pentingnya, seperti yang telah kita lihat i. Tapi cinta adalah substansi iman dan
harapan. Kita tidak bisa mengatakan, Tuhan adalah iman; kita tidak bisa mengatakan, Tuhan
adalah harapan, tetapi kita dapat mengatakan, Allah adalah kasih. Itulah yang Tuhan, dan. itulah
yang iman dan pengharapan sekitar.
Tapi cinta itu sendiri bukanlah "kaitannya dengan" hanya; cinta, agape, adalah hal itu
sendiri. Ini adalah kehadirannya, itu adalah dirinya di sini dan sekarang dalam kita. Hal ini
keberadaannya "sebagai makhluk baru kami, kehadirannya sebagai hadiah kita sendiri. Sejauh
kita memiliki dia, kita memiliki cinta, dan karena kita memiliki cinta, agape, kami memiliki dia
dan kami "hadir." Kehadiran ini memanifestasikan dirinya dalam hubungan kita dengan sesama
kita, tetapi juga dalam keadaan pikiran kita sendiri dan jantung. Ini adalah sukacita dan damai
sebagai makhluk Allah adalah sukacita dan damai. Kedamaian dan sukacita yang apa yang
semua orang harapkan. Itu benar dari setiap manusia. Damai dan sukacita bisa datang ke dalam
hati kita hanya oleh Kristus, dengan kehadiran Allah sendiri di dalamnya. Tidak ada perdamaian,
dalam diri kita sendiri atau dengan tetangga kita, selain rekonsiliasi di dalam Kristus, karena
hanya jika kita berdamai dengan Allah bisa kita memiliki damai yang nyata dalam diri kita dan
dengan sesama kita. Dan damai dengan Allah kita dapat memiliki hanya melalui pengampunan-
Nya, melalui nya menghilangkan beban masa lalu kita di salib Kristus. Perdamaian adalah
realisasi kehadirannya sebagai 'kehadiran kami.472
Iman, pengharapan dan cinta dalam masalah teologi dapat dilihat dalam teologi
pembebasan. Bahwa dalam teologi pembebasan, karena akan cinta Allah, maka Ia mengorbankan
anak-Nya, sehingga dalam pembebasan tersebut akan ada pengharapan akan keselamatan. Tidak
ada keselamatan dari padaNya jika kita tidak mengimanai DIA. Tetapi dalam reformator teologi
Pembebasan mengajarkan bahwa Allah yang diberitakan di dalam Alkitab adalah Allah yang
472
Emil Brunner, Faith, Hope, and Love, London: Lutterworth Press, 1956, hlm. 61-91
338
membebaskan, Dia adalah Allah yang menhancurkan mitos-mitos dan Allah yang campur tangan
di dalam setiap sejarah manusia. Menurut Cochlovius Dialah Allah yang membebaskan orang
budak (Kitab Keluaran), meruntuhkan penguasa-penguasa dan menegakkan orang yang
tertindas473 sedangkan menurut Jose Severino bahwa pengalaman bahwa Allah sebagai
pembebas dan pengertian kepercayaan sebagai pengakuan atas kehadiran-Nya itulah
pembentukan unsur-unsur yang menyusun teologi pembebasan.474
Menurut pewartaan Yesus, Kerajaan Allah terwujud dalam langkah-langkah kecil dalam
kehidupansehari-hari bukan dalam kegiatan yang mempesonakan ataupun dalam acara
keagamaan. Yesus menyatakan ajaran moralnya dalam suatu kerangka besar yang sederhana:
Kerajaan Allah berarti hubungan baru antara manusia yang lain daripada dahulu, karena
ditentukan oleh cinta kasih dan kesejahteraan manusia. Secara istimewa Yesus adalah pewarta
yang penuh kegembiraan dan kedamaian Allah, yang mau dan mampu membuat orang percaya
bahwa dorongan untuk menjadi manusia berasal dari Allah sendiri. Itu alasan mendalam
mengapa orang tidak hanya menghormati Yesus, tetapi juga mencintai-Nya. Dalam bukunya
Apa arti mencintai Yesus, Karl Rahner mengatakan : Orang sungguh menjadi pengikut
Yesus, hanya kalau berani memeluk-Nya dan dalam lubuk hati-Nya menyadari bahwa itu
sekarang ini pun dapat dilakukan.475
Ketika Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus mulai memberitakan Injil, mereka berkata:
Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! (Mat 3:2; 4:17). Akan tetapi Mrk 1:15 Tuhan
Yesus berkata: Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah
kepada Injil!. Kedua ayat ini menunjukkan bahwa ungkapan Kerajaan Sorga adalah sama
dengan ungkapan Kerajaan Sorga. Isi harapan akan kedatangan kerajaan Allah dalam
kesempurnaannya itu biasanya diungkapkan dalam bentuk kebangsaan Israel, sebagai
umpamanya, bahwa Israel akan dibangun kembali sebagai bangsa, TUHAN akan bertakhta di
Yerusalem, para musuh Israel akan dibinasakan, dan lain sebagainya. Selain daripada itu
kedatangan kerajaan Allah yang secara sempurna itu dihubungkan dengan kedatangan Mesias.
Kemuliaan kerajaan Allah tadi bertindih tepat dengan kemuliaan kerajaan perdamaian Mesias.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, ketika Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus
memulai pekerjaan mereka, mereka memberitakan, bahwa kerajaan sorga telah dekat. Di dalam
pemberitaan tadi kerajaan Allah disebut kerajaan sorga, untuk menunjukkan bahwa kerajaan itu
berasal dari sorga, dari atas, diperintah dari atas. Kerajaan sorga juga dapat disebut kerajaan
Kristus, atau kerajaan Mesias, yaitu selama Kristus masih harus menyelesaikan karya
473
Gustavo Gutierrez, Theologie der Befreiung, hal. 116; dikutip oleh Cochlovius, hal 83-84.
474
Jose Severino Croatto, Pembebasan dan Kemerdekaan Garis-Garis Hermeneutis, hlm. 42.
475
Herbert Vorgrimler, Trinitas Bapa, Firman, Rohkudus (Kanisius Yogyakarta 2005) Hal. 76-80
339
penyelamatanNya. Kelak, jikalau karya penyelamatan Kristus itu telah selesai, kerajaan ini akan
diserahkan kepada Allah Bapa (1 Kor 15:24).476
Sekarang harus diteliti hubungan khusus antara kerajaan itu dan gereja, dengan menerima
bahwa kumpulan murid-murid Yesus sebagai cikal bakal gereja, atau gereja itu sendiri. Dalam
idiom alkitabiah, kerajaan itu tidak diidentifikasikan dengan subyeknya. Mereka adalah umat
pemerintahan Allah yang memasukinya, hidup di dalamnya, dan diperintah olehnya. Gereja
adalah masyarakat kerajaan itu, tetapi bukan kerajaan itu sendiri. Murid-murid Yesus adalah
milik kerajaan itu sebagaimana kerajaan itu adalah milik mereka, tetapi mereka bukan kerajaan
itu. Kerajaan adalah pemerintahan Allah, sedangkan gereja adalah masyarakat manusia.477
Tiap orang yang mengakui Tuhan Allah sebagai Rajanya, ia adalah rakyat kerajaan sorga.
Oleh karena itu maka gereja atau jemaat Allah dapat dirumuskan sebagai umat Allah atau
persekutuan rakyat kerajaan sorga, yang dengan perantaraan Injil dan sakramen kudus, telah
dikumpulkan oleh Kristus dari segala bangsa, untuk dijadikan tubuhNya yang dikepalaiNya
sendiri. Perbedaan antara kerajaan Sorga dan gereja dapat dikatakan demikian: kerajaan sorga
adalah karya Allah yang besar dan mulia untuk memenuhi dan menyelesaikan janjiNya tentang
keselamatan di dalam Kristus, sedang gereja adalah umat yang telah dipilih dan dipanggil oleh
Tuhan Allah untuk mendapat bagian dari keselamatan yang terkandung di dalam kerajaan sorga.
Berhubung dengan itu maka yang direalisasikan terlebih dahulu adalah kerajaan sorga, setelah
itu gereja. Kerajaan sorga menjadi tujuan terakhir dari seluruh sejarah dunia ini. Kerajaan sorga
tadi mendatangkan karunia sera hukuman, mencakup segala zaman. Sebaliknya gereja adalah
umat, yang karena pilihan serta janji-janji Tuhan Allah di dalam Kristus dihubungkan dengan
kejadian-kejadian yang besar serta mulia.
Jadi dapat dikatakan, bahwa kerajaan sorga memang diungkapkan di dalam gereja. Sebab
di dalam gereja itu diungkapkan bahwa kerajaan sorga memberi kelepasan serta keselamatan.
Sekalipun demikian gereja tidak boleh diidentikkan dengan kerajaan sorga. Gereja adalah buah
penyataan kerajaan sorga. Gereja adalah persekutuan para orang yang menanti-nantikan
keselamatan yang terkandung di dalam kerajaan sorga, serta tempat para orang menerima
karunia serta daya kuasa kerajaan sorga itu. Selain daripada itu gereja adalah juga persekutuan
para orang yang terpanggil untuk menjadi sarana berkembangnya kerajaan sorga dengan
perantaraan pengakuan mengenai Kristus, serta dengan perantaraan ketaatan mereka terhadap
peraturan-peraturan dan undang-undang kerajaan, apalagi dengan perantaraan pemasyhuran Injil
kerajaan itu kepada seluruh dunia. Demikianlah hubungan antara kerajaan sorga dan gereja.478
476
R.N. Flew, Jesus His Church (1943) dikutip dalam George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru: Jilid 1, (Bandung:
Yayasan Kalam Hidup, 2002), hlm. 145.
477
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2009), hlm. 366
478
Harun Hadiwijono, Op. Cit, hlm. 369-370
340
341
Kelompok 16
Nama Kelompok : Rudy Clinthon Sinaga (14.2901)
SahatPArulian Siregar (14.2902)
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen : Pdt.Dr.Jusen Boangmanalu
479
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 7-9
342
kita tentang kasih Tuhan. Kasih Tuhan bukanlah kualitas abstrak dari Tuhan; Ini adalah tindakan:
Tuhan memperhatikan kesengsaraan kita. Di dalam Yesus Kristus, Dia menyatakan rahmat-Nya
kepada kita dan menaruh belas kasihan ini untuk bekerja, dan tidak ada belas kasihan kepada kita
di luar Yesus Kristus.
Teologi Firman, menurut tradisi Reformasi, pada dasarnya adalah teologi korektif.
Seperti seorang guru, ia mencoba untuk menginformasikan dan mengubah dengan menghadapi
siswa, bukan dengan mengindoktrinasi dia. Hanya dengan demikian ajaran gereja bisa menjadi
peristiwa yang menjadi saksi anugerah Allah, bukan sebuah doktrin propaganda yang kaku.
Tugas theologia Belgian terus-menerus membangunkan Gereja untuk tanggung jawab ini yang
merupakan miliknya sendiri. Dan ini tidak selalu berarti mempertahankan tradisi atau doktrin
tertentu, betapapun dikuduskannya. Artinya juga kritik, artinya koreksi. Untuk alasan ini sekitar
dua puluh tahun yang lalu, meninjau kembali dalam The Christian Century pengembangan
pemikirannya, Barth dapat menulis: "Tugas baru saya adalah untuk mengambil semua yang telah
dikatakan sebelumnya dan untuk memikirkannya sekali lagi dan baru dan untuk
mengartikulasikannya lagi sebagai teologi anugerah Tuhan di dalam Yesus Kristus. Saya tidak
bisa melupakan kenyataan bahwa dalam mengerjakan tugas ini-saya ingin
menyebutnyaKonsentrasi kristologis - saya telah dipimpin masuk, saya sangat kritis (dalam
pengertian yang lebih baik tentang kata) diskusi tradisi gereja, dan juga topik Reuivisme, dan
khususnya Calvin.Dari tujuan seperti itu, buku ini menawarkan kepada pembaca sebuah realisasi
yang ringkas dan nyata.480Atas undangan pendeta Valde Travers (Neuchatel), Karl Barth
profesor Fakultas Teologi Universitas Basel, memberi pada Travers enam seminarpada bagian
Katekismus Calvin tentang penjelasan Reformator tentang Pengakuan Iman Rasuli pada tanggal
2 dan 30 Desember 1940, kemudian di Neuchatel, pada tanggal 31 Maret 1941, 30 Maret dan 5
Oktober 1942, 11 Januari 1943.481
480
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 9-21
481
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 23
482
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 25
343
pemuliaan Allah oleh manusia, pemuliaan manusia oleh Allah, dan pemuliaan Allah oleh Allah
sendiri. Namun Perjanjian Baru tidak mengetahui pemuliaan manusia oleh manusia sendiri.
Manusia hanya dapat memuliakan Tuhan dan bukan dirinya sendiri, sedangkan Tuhan
memuliakan diriNya dan memuliakan manusia. Menurut Kejadian, Tuhan menciptakan manusia
menurut gambar-Nya, yaitu agar manusia dapat membuat Tuhan bersinar maju dalam
keberadaan manusia.
Saat kita berbicara tentang kemuliaan, kita selalu memikirkan hal yang berlebihan.
Kemuliaan manusia itu seperti membuat kebisingan, seperti mencoba memamerkan dirinya lebih
kuat. Tuhan tidak perlu membuat keributan tentang kemuliaan-Nya, Tuhan itu mulia. Dia hanya
menunjukkan diriNya sebagaimana adanya, Dia hanya perlu mengungkapkan diriNya sendiri.
Itulah yang Dia lakukan dalam diri manusiaciptaan-Nya. Calvin membuat perbedaan antara apa
yang Anda andalkan dan apa yang baik, Apa yang membuat manusia bahagia. Kita tahu apa
yang saya pikirkan (seperti yang sering kita definisikan) dan kebahagiaan (seperti yang kita
suka) tidak selalu berjalan beriringan.Seseorang tidak bisa hidup tanpa mengenal Tuhan. Untuk
memuliakan Tuhan, manusia harus hidup sesuai dengan ajaran Tuhan. Manusia dari tindakan ini
berpihak pada kenyataan bahwa hal itu didasarkan pada suatu tindakan pengetahuan.483
Tuhan adalah Bapa sehubungan dengan Yesus Kristus. Dia ada di dalam dirinya
sendiri, dan Yesus Kristus adalah Putra kekal-Nya.Di dalam Yesus Kristus, Tuhan, dari belas
kasihan hatinya, turun dari kekekalan sebelum dunia diciptakan. Dia menanggung semua dosa,
semua kesengsaraan dan bahkan kematian. Dia berkehendak untuk menderita di dalam Anak-
Nya, dan menanggung segala dosa kita, Dia menghendaki untuk memuliakan dirinya sendiri.
Memenangkan melalui Salib, itulah kemahakuasaannya.Didalam Yesus Kristus, Allah yang
bebas mencintai ciptaan-Nya; Dia yang berada di atas turun di bawah dengan berhenti untuk
tetap berdaulat. Sekali lagi, itu adalah sifat maha baiknya.Di dalam Yesus Kristus, akhirnya
Tuhan yang adalah hakim, norma manusia menilai kita dan pada saat yang sama mengampuni
kita. Sekali lagi, itu adalah sifat maha baiknya. kita lihat,ketuhanan Tuhan bukanlah gagasan
abstrak, bukan kekuatan yang mahakuasa dalam dirinya sendiri, gagasan gila dan boros. Tapi itu
adalah tindakan, eksistensi, manifestasi konkret kemahatahuan. Tuhan menentukan manusia,
memerintah dan memimpin mereka. Bahkan saat dia adalah Bapa sejati, dia juga adalah orang
yang memiliki tangan sejati. Akhirnya, kemahakuasaan Tuhan benar-benar sangat maha kuasa.
Kita tidak perlu takut bahwa mungkin ada kerajaan lain selain kerajaan Allah: kerajaan iblis,
kerajaan nafsu, kejahatan, perilaku buruk saya, pikiran buruk saya. Tentunya semua hal ini ada,
tapi tidak sebaliknya daripada yang disampaikan kepada Tuhan.
Demikianlah Tuhan terus bekerja, tidak ada musim-musim bagi Tuhan. Dia tidak perlu
bermimpi dan tidur seperti kita, atau berlindung di dunia fiksi dan fantasi. Dia selalu dia yang
mengizinkan dan memerintahkan, dan dalam kata-kata Katekismus Heidelberg (26) Saya tidak
ragu lagi ,dia mampuuntuk melakukannya, menjadi Tuhan yang maha kuasa, dan berkeinginan,
menjadi Bapa kita yang setia. Dia akan menjaganya dan bahkan akan mengubah kejahatan
menjadi baik, bukan karena kejahatan itu menjadi baik, namun karena pekerjaan Tuhan. Kita
483
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 29
344
tidak bisa mengenal Tuhan dalam esensinya. Tidak ada manusia yang bisa melihat wajah dan
hidup Tuhan. Tetapi Tuhan membuat dirinya dikenal di dunia ini. Di sini kita harus membuat
beberapa klarifikasi untuk menghindari beberapa kesalahan besar.Tuhan menjunjung tinggi
ciptaan dan Tuhan menilai apa yang baik dan apa yang jahat. Tidak ada pengetahuan tentang
Tuhan yang diberikan bersamaan dengan eksistensi dan esensi dunia. Kita sendiri tidak bisa
mengatakan, Tuhan ada di dunia ini atau dia ada di sana. Tapi Tuhan sendirilah yang di dunia ini,
memberikan dirinya pada pengetahuan kita, sesuai dengan keinginanNya. Kita melihat dengan
apa yang diingat oleh Calvin tentang pengetahuan ini.Dunia tidak menjadi saksi Allah kecuali
sejauh yang dikehendaki Allah dan di manapun ia menghendakinya. Bukanlah miliknya orang-
orang yang bersaksi kepada Allah, melainkan sejarah Israel.484
Untuk semua yang ada di dunia dipanggil untuk penebusan. Roh dan materi
dipersatukan baik dalam dosa dan anugerah: janganlah kita memisahkan apa yang telah
dipersatukan Allah.Saya memahami pandangan kita sebagai makhluk, ada hal-hal yang baik dan
hal-hal yang jahat. Namun, kepastian tata pemerintahan yang saleh Tuhan mengajari kita
bagaimana untuk bersyukur atas apapun yang Dia kirimkan kepada kita. Untuk semua hal di
bawah pemerintahannya Katekismus Heidelberg menempatkannya lebih positif lagi (27), Segala
sesuatu tidak terjadi secara kebetulan, melainkan oleh tangan kebapaanNya.Calvin tidak
menjelaskan asal mula kejahatan. Sudah cukup baginya untuk menyatakannya. Tuhan dan
ciptaan-Nya adalah "ya" agung di mana lawannya adalah "tidak." Tetapi mengenai kejahatan ini,
Tuhan meletakkan kekang di atasnya.
Pasal Kedua
Artikel kedua memperlakukan Yesus Kristus. Sebelum kita mengatasinya kita akan
membuat dua ucapan umum tentang hubungan antara tiga artikel yang diciptakan. Artikel
pertama berbicara tentang Tuhan, ayah dari Yesus Kristus. Tuhan adalah Tuhan, di atas manusia.
Saat itu, kami harus berbicara tentang manusia. Dan dalam artikel ini, bahwa dari Roh Kudus,
kita akan melihat bahwa dia sedang berhubungan kembali dengan Tuhan, tetapi bersama dengan
manusia, di dalam manusia. Artikel kedua mengatakan kepada kita: Tuhan sendiri adalah
manusia. Oleh karena itu pusatnya, dan dari situ kita harus menafsirkan yang pertama dan yang
ketiga.Artikel pertama hanyalah prasuposisi yang kedua, dan yang ketiga adalah
konsekuensinya, Jadi, menurut pengertian Kristen, kita dapat berbicara tentang Tuhan di dalam
dirinya sendiri hanya setelah kita memahami kemurungan ilahi-Nya dimana dia menjadi manusia
di dalam Yesus Kristus. Kita juga tidak dapat berbicara tentang orang Kristen "dalam dirinya
sendiri," karena orang Kristen hanyalah konsekuensi dari kesatuan Allah dan manusia di dalam
Yesus Kristus. Setiap kesalahan teologis dapat dikurangi menjadi dua tipe dasar: teologi abstrak
manusia, atau lebih tepatnya manusia Yesus Kristus (rasionalisme) dan pneumatologi abstrak
Allah dalam Yesus Kristus.485
484
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 44-49
485
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 54-57
345
II. Teologi Nama danGelarYesus Kristus
Sekarang marilah kita sampai pada bagian kedua.-Kita percaya kepada Yesus Kristus
Putra Tunggal Tuhan kita.Apa yang terkandung di dalamnya? Anak Allah adalah Juruselamat
kita dan pada saat yang sama diuraikan cara yang dengannya dia telah mempertimbangkan kita
dari kematian, dan mendapatkan kehidupan.Seperti yang ditunjukkan dalam pendahuluan kita,
beberapa kata ini mengandung keseluruhan Pengakuan Iman. Mungkin kita tampak penasaran
bahwa Calvin memiliki gagasan untuk menjelaskan nama Yesus dan gelar Kristus. Hal-hal ini
penting baginya. Bagi Gereja mula-mula, tidaklah sewenang-wenang atau tidak berarti untuk
mengucapkan dua kata: Yesus Kristus. Ini berarti lebih dari sekedar menyebut nama. Nama ini
mengatakan semua yang harus dikatakan. Anda mungkin tahu bahwa salah satu kredo tertua
hanya menerima tiga kata ini: Yesus Kristus Tuhan. Orang-orang yang mengatakan ini juga
memikirkannya. Kita perlu belajar lagi dari Alkitab bahwa namanya bukan hanya sebuah nama,
tapi juga kenyataan itu sendiri.
Dalam Perjanjian Lama itu adalah nama Tuhan (Yahweh) yang membedakannya dari
allah-allah lain, dewa-dewa kafir. Namanya adalah sarana Tuhan untuk memperkenalkan dirinya
sendiri, itu adalah wahyuNya. Itulah sebabnya Musa menuntut agar nama Tuhan diwahyukan
kepadanya. Hal yang sama berlaku untuk Yesus Kristus.486Dalam bahasa Latin tidak ada nama
yang tepat yang dengan tepat mengekspresikan kekuatannya. Oleh karena itu istilah Juruselamat
biasanya diterima. Lagipula, malaikat memberi nama ini kepada Anak Allah dengan perintah
Tuhan sendiri (Matius 1:21).
486
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 58
346
menyebutkan nama-Nya, dan mempersembahkan korban syukur yang hidup kepada-Nya, dan
juga dengan hati nurani yang bebas dan baik, saya dapat berperang melawan dosa dan setan
dalam hidup ini dan setelah itu memerintah dengan Dia selama-lamanya atas semua
makhluk.Calvin membatasi diri untuk mengatakan kita menerima Roh Kudus dari Kristus
sebagai dari sumber air mancur. Heidelberg menambahkan bahwa ini memerlukan beberapa
konsekuensi, bahwa ini adalah sesuatu yang aktif. Artinya, karena orang Kristen juga telah
menerima sebuah pengampunan melalui partisipasinya dalam pengurapan Kristus, ini tidak
hanya akan diterima dalam menerima tetapi juga dalam melakukan. Dirinya dalam pengorbanan,
dia mengulangi jabatan pastor. Dengan melawan dosa dengan hati nurani yang bebas, dia
mengulangi jabatan raja. Katekusimus Heideberg memiliki alasan yang tepat untuk menekankan
tindakan orang Kristen ini. Karena kasih karunia berarti tidak berbaring di kursi malas tapi untuk
menerima mosi. Tentu saja, perbedaan tertentu tetap ada antara Kristus dan miliknya sendiri.
Menerima Kristus sama dengan itu untuk ditempatkan dalam situasi pengikut
Kristus.Seorang pengikut dan bukan peniru. Mengikuti adalah melakukan setelah dia. Meniru
akan melakukan seperti yang dia lakukan. Orang Kristen kemudian dapat melakukan apa yang
Kristus lakukan sebelumnya, dia tidak akan melakukannya dengan signifikansi yang sama.
Hidupnya akan tetap sangat manusiawi. Tetapi dia akan hidup di tangga Kristus seperti yang
tertulis dalam Surat Petrus (I Petrus 2:21).
Gelar Raja487
Tapi kerajaan macam apa yang Anda sebutkan? Sebuah kerajaan spiritual yang
dikandung oleh Sabda dan Roh Allah yang membawa serta kebenaran dan kehidupan
mereka.Apa yang dikemukakan oleh Kerajaan-Nya kepada kita? Hanya ini, bahwa dengan
keuntungannya kita diberi kebebasan hati nurani untuk hidup saleh dan suci, diikat dengan
kekayaan spiritualnya, dan juga dipersenjatai dengan kekuatan yang cukup untuk mengatasi
musuh-musuh yang sebenarnya, jiwa, dosa, daging, iblis dan dunia kita. Yesus adalah raja. Dia
mempertahankan dan membela tindakan dan partisipannya. Untuk melakukannya, dia adil dan
hidup. Kristus itu hebat, ini adalah hal pertama yang dikatakan Calvin tentang Kristus. Namun
perkasa melalui Firman dan Roh Allah. Dia memerintah sendiri dan tidak membutuhkan orang
lain untuk membantunya.Kemudian, Calvin menerapkan dominasi ini kepada orang-orang
kristen. Ekspresi yang sangat menarik ditemukan di sinikita diberi kebebasan hati nurani.
Ungkapan besar Revolusi berasal dari sini kecuali bahwa di sini ia memiliki arti lain secara
keseluruhan. Kebebasan hati nurani berasal dari fakta bahwa Yesus hadir. Itu berasal dari
kenyataan bahwa dia sendiri memiliki semua kekuatan, karena dalam Firman dan Roh-Nya kita
memiliki jumlah semua kekuatan yang mungkin ada. Dengan demikian, kebebasan pribadinya
adalah kebebasan hati nurani.
Gelar Imam488
487
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 65-67
488
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 67-68
347
Dia adalah mediator kita, yang mendamaikan kita dengan Bapa. Karena itu juga, karena
melalui dia ada terbuka untuk kita jalan menuju Bapa, sehingga dengan keberanian kita bisa
datang kehadirannya, dan diri kita juga menawarkan dalam kurungan kepada dirinya sendiri dan
semua yang kita miliki. Dan dengan cara ini dia menjadikan kita rekan-rekannya di dalam
imamat (Ibrani 7; 8; 9; 10; 13).Dia adalah seorang imam yang memiliki wewenang untuk berdiri
di hadapan Tuhan. Di surga, dia bisa berbicara dengan Tuhan. Dia yang berdiri di hadapan Allah
yang mendapatkan kasih karunia Allah, yang memberikan kepada Tuhan apa yang akan Allah
kehendaki . Imam-imam Perjanjian Lama bukanlah imam "dalam diri mereka sendiri." Tidak ada
seorang imam pun "di dalam dirinya sendiri." Sebaliknya, Yesus Kristus adalah realitas semua
imamat. Di dalam Kristus pastilah imam Perjanjian Lama berdiri di hadapan Allah. Di dalam
Kristus manusia berdiri di hadapan Allah, di dalam Kristus, manusia mematuhi Allah, di dalam
Kristus, manusia dapat memberikan sesuatu kepada Allah.
Gelar Nabi489
Sekarang bagaimana kita memanggil nabi Kristus? Karena ketika dia masuk ke dunia,
dia memproklamasikan dirinya sebagai duta besar untuk tujuan ini, bahwa dengan menyatakan
sepenuhnya kehendak Bapa, dia akan mengakhiri semua wahyu dan nubuatan (Yesaya 61: 1; Ibr
1: 2).Nabi adalah orang yang merupakan utusan dan kedaulatan Tuhan, berkomunikasi untuk
menjelaskan dengan jelas kehendak Tuhan kepada dunia. Yesus adalah utusan ini dan duta besar
ini. Dia menyatakan kehendak Tuhan. Tidak ada yang menyatakan kehendak Allah, kecuali
dalam hal Kristus, yang adalah satu-satunya nabi sejati. Untuk mengambil bagian dalam nubuat
berarti kita menjadi murid di Rumah Allah.
489
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 68-70
490
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 80
491
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 80
348
Beberapa waktu yang lalu kami bersikeras pada fakta bahwa ungkapan "dikandung
oleh Roh Kudus" menjaminkan kemujuran rahmat Tuhan kepada kita. Sekarang harus dikatakan
bahwa ungkapan "terlahir dari Perawan Maria" menjamin realitas belas kasihan itu kepada kita.
Kemurahan Tuhan telah sampai kepada kita di dalam Yesus Kristus, penebusan Allah telah
dilakukan di dalam diri kita sendiri. Jika beberapa waktu yang lalu kita harus mencatat bahwa
tidak ada kebingungan antara Tuhan dan manusia di dalam Yesus Kristus, sekarang kita harus
mencatat bahwa tidak ada pemisahan antara Dia dan manusia. Karena di dalam Yesus Kristus
kita menerima presepsi Allah.
492
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 83-96
493
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 97-119
349
Di sini kita harus membuat beberapa kritik terhadap Calvin. Saya berpendapat bahwa
pendapat Calvin bahwa Creed telah menghilangkan keseluruhan sejarah kehidupan Yesus
Kristus. Di dalam Injil, keseluruhan sejarah Yesus adalah sejarah tentang gairah dan salibnya,
yang lebih penting lagi, tentang kebangkitan-Nya. Dengan berbicara tentang gairah,salib dan
kebangkitan, Pengakuan Iman mengenang keseluruhan substansi narasi roh. Jawaban Calvin,
jelas tidak cukup: kehidupan Yesus, mukjizatnya, khotbahnya, hubungannya dengan para rasul,
apakah mereka tidak termasuk dalam substansi penebusan? Apakah semua ini tidak penuh
dengan gairahnya dan penuh dengan kebangkitan-Nya?Pernyataan Calvin berkenaan dengan
semangat tersebut benar-benar melarang pandangan tragis mengenai situasi manusia. Kita tidak
berada dalam situasi pria yang mereka perlukan untuk berperang melawan kejahatan.
Pertarungan ini diakibatkan oleh "semua selesai. '' Jangan membuat Jumat Agung menjadi hal
yang menyedihkan dan menyeramkan. Tetapi buatlah itu seperti apa adanya: Yesus Kristus telah
mengambil alih dan menghilangkan kesedihan manusia. Sungguh menyedihkan bahwa justru
orang-orang Kristen yang sering kali menjadi "pemalas" terbesar melawan kesengsaraan dunia,
padahal mereka harus tahu bahwa ini diambil alih dan diambil oleh Yesus Kristus dan bahwa
mereka harus hidup berdasarkan iman ini.
Tentang Gagasan Sejarah Kristologis, Kita telah melihat bahwa Calvin, sesuai dengan
kredo mengundang kita untuk mengikuti perkembangan sejarah Kristus dalam gerakan terakhir
dalam hidupnya, kematian, kebangkitan, kenaikan, dan di dalam Sekarang pindahkan jabatan
kerajaannya di sebelah kanan Allah, dan di masa depan kembalinya dan penghakimannya. Ketika
kita menghadiri pembuatan ini, kita mengerti apa itu Yesus Kristus. Inilah arti Gereja ketika dia
mengakui imannya: dia telah mendengar pesan rasul, kesaksian dari mereka yang menghadiri
sejarah Kristus. Dan menghadapi sejarah itu, satu-satunya "cerita menarik" pernah terjadi.
Sejarah ini menunjukkan di luar Gereja. Inilah latar belakang dan realitas rahasia seluruh umat
manusia dan bahkan semua makhluk. Di dunia apa yang menjadi ciri dan penempatan Gereja
adalah bahwa Gereja mengakui sejarah ini dan menganggapnya sebagai sejarah. Dalam
menyimpulkan apa yang Creed katakan bahwa saya menggunakan istilah "sejarah." Penting
untuk memahami istilah ini tanpa prasangka. Dari diri kita sendiri, seperti yang dilakukan orang-
orang yang tidak sopan, kita menikmati sebuah representasi sejarah sepanjang beberapa
koherensi kejadian pada waktunya, sesuai dengan pemahaman kita tentang mereka. Alasan dan
pengalaman kami memungkinkan kita memberi kesaksian tentang masa lalu dan ini membentuk
"perasaan historis" kita. Namun, harus disadari bahwa sejarah kita di dalam sejarah belum tentu
objektif. Ini memiliki penggunaannya, meskipun relatif dan kadang-kadang digunakan secara
probabilitas. Kita harus membuka mata kita dan melihat sejarah yang sangat spesifik ini: Tuhan
mengenal manusia, Firman itu telah menjadi manusia, ia hidup di tengah-tengah manusia.
Dengan demikian tidak hanya ada sejarah selain sejarah manusia kita dengan rasa sakit dan
kegembiraannya, peperangan dan perjanjian, penemuan dan kejadiannya, namun ada juga
definisi pendahuluan lainnya. Dengan definisi ini, peristiwa yang menentukan tampaknya berada
di tempat lain daripada di tempat kita sendiri akan menemukannya.
350
Seperti yang kita lakukan ketika kita menjelaskan kebangkitan, kita mulai dengan
katakenaikan: "Dia duduk di sebelah kanan Allah."Dalam hal apa Anda mengatakan bahwa dia
duduk di sebelah kanan Bapa? -Kata-kata ini berarti bahwa Bapa menganugerahkan kepadanya
kekuasaan langit dan bumi, sehingga dia mengatur segala sesuatu (Matius 28:18).Tapi apa yang
dimaksud dengan tangan kanan? Ini adalah metafora yang diambil dari para pangeran, yang biasa
menempatkannya di tangan kanan mereka yang mereka buat sebagai wakil mereka. Maksud
Anda, bukan apa-apa selain apa yang Paulus katakan, yaitu bahwa Kristus adalah kepala Gereja
(Efesus 1:21), dan diangkat di atas semua nama-nama dasar, dan diberi nama yang berada di atas
setiap nama.-Sama seperti Anda berkata (Filipi 2: 9). Ungkapan "tangan kanan Allah" tidak
menunjuk suatu tempat, melainkan sebuah fungsi yang merupakan pengganti dari Tuhan,
menteri penguasa. Kristus memegang tangan kanan kuasa Allah. Dia memerintah atas nama
Tuhan. Di sini kita diperlihatkan kekuatan Tuhan dalam manifestasinya yang tepat dan konkret
kekuatan Kristus. Kita juga belajar bahwa meski tidak ada pembagian menjadi "kekuatan"
penciptaan dan "penebusan" kekuasaan, antara kekuatan "keadilan" dan kekuatan "cinta" . jadi
tidak ada pembagian wilayah antara sebuah wilayah politik dan gerejawi, antara yang ilmiah atau
artistik dan wilayah "religius". Tidak ada yang terputus dari kuasa ilahi ini yang merupakan
kuasa Kristus. Dan kekuatan Kristus ini menciptakan hanya satu alam, satu wilayah yang
mewujudkan keseluruhan penciptaan.
Dia adalah kepala Gereja. Jadi, di Gereja tidak ada kekuatan lain selain miliknya.
Ketika kita berbicara tentang pemerintahan Gereja, kita harus berbicara dengan jelas dan
mengatakan bahwa setiap pemerintahan Gereja, menteri, sesi, sinode atau uskup, hanyalah wakil
pemerintah. Tidak ada pemerintah manusia yang bisa menjadi pemerintahan yang efektif.Dia
diangkat di atas semua pemerintahan, dan diberi nama yang berada di atas setiap nama.Dominasi
Kristus bukan tanpa keterikatan dengan hal ini. Kristus ditinggikan di atas mereka. Dia
memerintah tidak hanya di atas Gereja, tapi juga atas semua ciptaan, sekalipun penciptaan
mengabaikannya.
351
tanpa henti menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Dia tidak pernah menyajikan pernyataan dari
dua artikel pertama sebagai abstrak. Kebenaran metafisikal Sebaliknya, dia menerapkannya
untuk menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dikatakan tentang Kristus merujuk pada manusia.
Hal yang sama juga ditemukan dalam Pengakuan Iman itu sendiri, yang dengan memanggil
Yesus Kristus Tuhan kita, menunjukkan bahwa manusia Segera dianut dalam keberadaannya.
Calvin menekankan hubungan ini pada masing-masing kebenaran Kristologis. Artikel ini berisi
empat poin penting:
Iman kepada Roh Kudus. Tuhan adalah Sang Guru, dia memberikan keselamatankepada
orang-orang yang dia ajak tawaran untuk melayani.
Tuhan menciptakan sebuah tempat, sarana untuk meyakinkan keselamatan manusia dan
pelayanan yang dipanggilnya.
Memaafkan dosa. Inilah karunia keselamatan di bawah aspeknya saat ini.
Kebangkitan daging dan kehidupan kekal, Inilah karunia keselamatan di masa depan dan
aspek kekal.494
Kita telah sampai pada saat ketika manusia menerima Roh Kudus dalam persekutuan
dengan orang percaya lainnya, dan berpartisipasi dalam pengampunan Allah. Namun pandangan
semacam itu mungkin tidak lebih dari sekadar dangkal, terutama jika ia mengklaim secara tegas
penjelasannya. Saat kita berbicara tentang Roh Kudus kita berbicara tentang Tuhan. Tuhan
sendirilah yang membawa dirinya kepada manusia. Anda tidak dapat berbicara tentang manusia
sehubungan dengan Tuhan, wahyu, iman, tanpa pemahaman bahwa manusia adalah obyek yang
Allah raih. Anda bisa berbicara tentang manusia hanya penerima dari karunia Allah ini yang
adalah Tuhan sendiri.Apa pun yang dikatakan dalam pasal ketiga, Gereja, pengampunan dosa,
kebangkitan daging, kehidupan kekal, mengacu pada Kristus. Gereja ada karena Kristus telah
mati, bangkit kembali dan naik ke surga, dan karena Ia akan datang kembali. Dia adalah
manusia, sementara, fakta duniawi yang sesuai dengan realitas kristologis kematiannya, tentang
kebangkitan-Nya, tentang pendiriannya, tentang pemerintahan dan kembalinya dia.
Pengampunan dosa ada karena Kristus menderita, mati dan dikuburkan. Kebangkitan orang mati
adalah pengharapan yang nyata (dan bukan ilusi yang saleh) karena kebangkitan Kristus.
Seperti kita memiliki pemurnian dalam darah Kristus, maka hati nurani kita harus
ditaburi olehnya untuk dicuci (I Pet 1:19; I Yohanes 1: 7).Ini membutuhkan penjelasan yang
lebih jelas.Maksud saya bahwa Roh Allah, sementara dia tinggal di dalam hati kita, beroperasi
sehingga kita merasakan kebajikan Kristus (Roma 5: 5). Karena ketika kita memahami manfaat
Kristus dengan pikiran, ini terjadi oleh iluminasi Roh Kudus dengan persuasi inilah mereka
disegel di dalam hati kita. Singkatnya, dia sendiri memberi mereka tempat di dalam kita (Efesus
1:13). Dia meregenerasi kita, dan membuat kita menjadi makhluk baru (Tit 3: 5). Oleh karena itu
pemberian apa pun yang ditawarkan kepada kita di dalam Kristus, kita menerimanya berdasarkan
Roh.Roh Kudus adalah Tuhan yang memberi kita kebebasan yang kita cari dengan sia-sia di
dalam diri kita sendiri: kebebasan untuknya.Roh Kudus adalah Roh Yesus Kristus. Yesus Kristus
adalah perpindahan dari Allah ke manusia. Dia adalah orang yang berprestasi, pria yang secara
494
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 122
352
alami bersatu dengan Tuhan, anak Allah yang alami dan sah. Dan kita semua, orang-orang
berdosa, yang tidak pantas mendapatkan karunia, kita menerimanya di dalam Yesus Kristus.
Diberikan kepada kita bahwa kita dapat menjadi anak angkat Allah, dan saudara-saudara Yesus
Kristus .495
Manusia dalam dirinya sendiri tidak akan kompeten melawan Kristus. Tidak akan
pernah kita cukup mengurangi ketidakmampuan ini. Kita terlalu jauh dari Yesus Kristus untuk
mencoba berteman dengannya. Jika tidak ada gerakan Tuhan terhadap kita di dalam Yesus
Kristus, melalui Roh Kudus, kualifikasi kita sebagai orang Kristen akan menjadi pretensi yang
menggelikan dan sangat dilebih-lebihkan.Apa yang baru saja saya katakan tentang
ketidakmampuan manusia bukanlah penghakiman antropologis yang diambil dari pengetahuan
manusia terhadap dirinya sendiri, ini bukan kesimpulan pesimis yang dipaksakan oleh
pemeriksaan situasi manusia yang diambil dengan sendirinya. Ini adalah konsekuensi yang
cukup sederhana dari pengetahuan yang Tuhan berikan kepada kita, ini juga merupakan
ungkapan pengakuan kita akan hal ini. Dia yang telah mengetahui karunia Tuhan tidak dapat
melakukan yang lain daripada mengatakan: "Tuhan telah menemukan saya, walaupun saya tidak
dapat menemukannya. Dia telah mencintaiku, meski aku telah menjadi pemberontak. Dengan
memberikan saya kebangkitan dari kematian, dia telah menunjukkan kepada saya bahwa saya
telah mati. "Pengakuan semacam itu adalah kriteria kebenaran, tentang penggenapan Roh Kudus.
Apa yang terjadi antara Tuhan dan manusia ini tidak kalah hebatnya dengan mujizat Natal atau
Paskah. Dengan pengakuan akan kelahiran Kristus, Roh Kudus juga disebutkan, dan tidak sia-
sia: "Diciptakan dari Roh Kudus." Roh Kudus yang sama mengulangi keajaiban kelahiran
perawan ini ketika seseorang percaya, untuk melihat seluruh hidupnya "di dalam Yesus Kristus,"
untuk memasuki Gereja, untuk menerima pengampunan atas dosa-dosanya dan harapan akan
masa depan yang abadi.
Tentunya ada kebebasan manusia, kemungkinan mengalami dan melakukan tindakan
tertentu pengetahuan manusia. Jika semua ini tidak mungkin, kita tidak akan menemukan diri
kita berperang, dan bahkan tidak bisa berbicara sekarang seperti kita. Kita tidak memiliki
perasaan, kita tidak memiliki pemikiran, dan kita bahkan tidak akan teologinya. Intervensi
sebenarnya dari Tuhan dibutuhkan. Hubungan antara kebebasan manusia dan tindakan Tuhan
dapat ditunjukkan. Manusia bertindak kapan pun dia mau, tapi tindakannya hanya impor jika
bertepatan dengan tindakan Tuhan. Memang, dalam tindakan Tuhan, itu masih merupakan
pertanyaan, dan kebebasannya, dan tentang hidupnya, tapi tentang manusia dengan Tuhan. Jika
kita ingin memahami apa itu Tuhan dan manusia, kita harus membangkitkan pandangan kita
terhadap surga, mencari apa yang ada di atas, melihat ke pribadi Kristus. Roh Kudus, Roh
Kristus, boleh dikatakan, Kristus mendengar, menerima, dipatuhi oleh kita. Roh Kudus bukanlah
sesuatu yang baru di samping Kristus, atau berada di belakangnya dan, alami atau supranatural,
dalam dunia yang berbeda dari kerajaannya dan firman-Nya. Pasal 14-16 dari Injil menurut
Santo Yohanes menjelaskannya dengan jelas: "Dia akan mengambil apa yang menjadi milikku
495
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 122-128
353
dan menyatakannya kepadamu" (Yohanes 16:14). Roh Kudus bukanlah peningkatan dari apa
yang kita berikan di dalam Kristus, namun ia adalah pemberian itu sendiri, aktual dan hidup.
Di sini kita mungkin dihadapkan pada kesalahan yang paling penting, dan mungkin
satu-satunya yang dibuat di setiap zaman, sehubungan dengan Roh Kudus. Berkali-kali ada
orang-orang yang selalu jatuh ke dalam kesalahan yang tak terelakkan menganggap Roh Kudus
sebagai sesuatu yang baru dan unik di samping satu-satunya kebenaran iman dan kehidupan
iman. Di satu sisi, ada orang yang berpikir bahwa mereka harus menambahkan alasan manusia
terhadap kebenaran Kristus. Mereka berpikir ada beberapa Roh di dalam manusia, dan percaya
bahwa mereka seharusnya dan dapat meningkatkan kebenaran Kristus dengan menambahkan apa
yang kita ketahui atau pikirkan yang kita ketahui oleh diri kita sendiri. Jadi, mereka melanjutkan
untuk mencampuradukkan sedikit Roh Kudus dengan keragaman spiritual kita yang beragam. Di
sisi lain adalah orang-orang yang percaya bahwa Roh Kudus adalah sesuatu yang tidak
beralasan, semacam mistisisme, tentang kehidupan transendental dengan berbagai kemungkinan
menakjubkan yang bertentangan dengan apa yang memenuhi mata pribadi Kristus. Sebenarnya
mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri: Yesus yang malang, Dia tidak memiliki semua
(hal-hal baik yang telah diberikan Roh Kudus kepada kita) Katolik Roma, dalam keberadaannya,
telah membuat (kesalahan ganda tentang Roh Kudus). tambahkan pada pribadi Kristus dan telah
melakukannya dengan cara alam dan akal, di satu sisi, dan dengan cara mistisisme, di sisi lain:
ilmu pengetahuan yang masuk akal, tingkat pertama pengetahuan tentang Tuhan, yang
merupakan teologi alami, di sisi lain: orang-orang kudus dan mukjizat, ekstasi yang luas dari
jiwa religius dan semua kehidupan mulia yang mereka banggakan di Gereja Roma.
Mereka yang berpikir ini menarik dan perlu, mengapa, kemudian, biarkan mereka memiliki
pengalaman mereka.
Menurut Perjanjian Baru, Roh Kudus adalah salah satu objek iman. Pengakuan Iman
juga menyatakan sesuai dengan Perjanjian Baru: Saya percaya kepada Roh Kudus. Roh Kudus,
obyektif iman, juga merupakan objek doa: kita tidak boleh hanya berdoa agar kita dapat
menerima Roh Kudus. Kita harus berdoa padanya. "Veni creator spiritus." Doa seorang Kristen
juga akan diarahkan kepada Roh Kudus juga.
Gereja
Apa itu Gereja? Tubuh dan masyarakat orang percaya yang Tuhan tentukan dari
kehidupan kekal.Paulus (I Kor 12-14) berbicara tentang pemberian semacam itu dengan cara
yang membatasi. Mari kita kumpulkan seputar substansi Injil, mengelilingi Salib dan
Kebangkitan.Dalam hal ini, bahwa semua yang dipilih Allah, dia membenarkan, dan remake
dalam kekudusan dan kepolosan hidup (Roma 8:29), sehingga di dalam dirinya kemuliaan-Nya
dapat ditampilkan. Inilah yang Paulus maksudkan, ketika dia menegaskan bahwa Kristus
menguduskan Gereja yang telah dia menebusnya, supaya hal itu mulia dan terbebas dari semua
noda (Efesus 5:25).Apa arti dari atribut katolik atau universal? Dengan itu kita diajarkan bahwa,
karena ada satu kepala semua umat beriman, maka semua harus bersatu dalam satu tubuh,
354
sehingga mungkin ada satu Gereja menyebar ke seluruh bumi. , dan bukan sejumlah Gereja
(Efesus 4: 3; I Kor 12:12, 27).
Tapi apa kekuatan untuk menambahkan segera dengan Komuni Orang Suci. Ini
diajukan untuk menunjukkan secara lebih jelas persatuan yang ada pada para anggota Gereja.
Pada saat yang sama, hal ini menunjukkan bahwa apa pun manfaat yang diberikan Tuhan kepada
Gereja melayani kebaikan bersama semua orang, karena semua memiliki persekutuan satu sama
lain.Tapi apakah kekudusan yang Anda singgung dengan Gereja ini sekarang sempurna? Tidak,
begitulah, sepanjang pertempuran di dunia ini. Karena selalu bekerja keras, juga tidak pernah
dibersihkan sepenuhnya dari sisa-sisa kejahatan, sampai benar-benar sesuai dengan Kristus,
Kepalanya, oleh siapa ia dikuduskan. Tetapi mungkinkah untuk mengenal Gereja ini selain oleh
iman yang dipercayainya? memang ada Gereja Tuhan yang nyata, yang telah Dia jelaskan
kepada kita dengan tanda dan tanda yang pasti. Tapi pertanyaan ini sangat ketat menyangkut
perusahaan orang-orang yang, dengan pemilihan rahasia, yang telah diadopsi untuk keselamatan;
dan ini tidak selalu terlihat dengan mata atau terlihat oleh tanda.
Calvin di sini memulai bagian baru: Gereja, Semua berikut ini: pengampunan dosa,
kebangkitan orang mati, hidup yang kekal, oleh karenanya mengandung, untuk Calvin, dalam
artikel tentang Gereja.496Gereja adalah tempat yang Tuhan ingin berkati, di mana Tuhan
menginginkan pekerjaannya dipuji dan diumumkan kepada dunia. Kekudusan berarti: pemisahan
dari semua yang bukan Gereja. Di dunia ada komunitas lain selain gereja: keluarga, sekolah,
masyarakat, negara bagian. Tak satu pun dari komunitas ini identik dengan Gereja, dan Gereja
dibatasi oleh tidak satu pun dari perbedaan ini. Dia meliputi mereka semua. Gereja yang terbatas
adalah gereja yang sakit.
Istilah "kudus" yang diterapkan pada Gereja, untuk pekerjaan Tuhan dan kepada orang-
orang percaya kemudian tidak memiliki makna moral langsung. Itu tidak berarti bahwa orang-
orang ini sangat cocok untuk mendekati Tuhan, untuk mendapatkan wahyuNya, bahwa hal-hal
ini sangat disesuaikan untuk mewakili Tuhan. Sebaliknya, kesucian dikandung oleh mereka
sebagai fakta bahwa Allah telah memilih mereka, baik manusia maupun benda, untuk
mengungkapkan dirinya di dalamnya.497Negara adalah salah satu manifestasi dari kekuatan dan
kasih Allah di samping Gereja. Ini adalah tata cara yang benar dari Tuhan, sebuah institusi ilahi
sesuai dengan Roma 13. Ini adalah kekuatan di dalam pelayanan Allah dan juga Gereja. Negara
juga berpartisipasi dalam kelemahan, dalam kemanusiaan, dan kejahatan manusia. Secara umum,
kita tidak bisa menegaskan: tangan Tuhan ada di dunia ini. Gereja bukanlah satu-satunya tempat
Dominion Kristus.Dia adalah tempat yang sangat istimewa: tempat di mana Tuhan di dalam
Yesus Kristus tidak hadir, namun dinyatakan hadir, mengaku hadir. Dia adalah tempat di mana
semua berdoa dan di mana semua berkumpul bersama dalam persekutuan dengan mengingat
Tuhan dan harapan untuk kembali, di mana semua komune di meja Tuhan, di mana bersama-
sama dengan semua orang memakan tubuhnya, dan di mana bersama-sama semua minum
darahnya Gereja dan dunia di bawah Dominion of Christ tidak boleh disatukan.
496
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 133-136
497
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 138
355
Gereja adalah tubuh Kristus di dunia. Dia menyebarkan cahayanya, dia menyatakan
rahmatnya, dia mengumumkan penghakimannya. Setelah mendapatkan cahaya, dia adalah terang
dunia. Pertimbangan kita dalam dua hal pertama tidak mengijinkan relaksasi semangat Gereja.
Kita tahu, kita telah mendengar panggilan Tuhan dan kita ditugaskan untuk menyampaikannya
kepada dunia; bagi dunia adalah perhatiannya. Kita harus mengatakan kepada dunia, atas nama
Tuhan, bahwa anugerah Tuhan diberikan kepadanya, bahwa waktunya singkat dan waktu yang
masih diberikan adalah karena kesabaran Tuhan mengingat pertobatan. Manusia alami selalu
percaya waktunya untuk menjadi tak terbatas, bahwa semua waktu ada di tangannya. Orang
Kristen tahu dan menyatakan bahwa saat ini singkat, bahwa secara nyata hal itu sudah terserah,
bahwa dadu dilemparkan dan bahwa ada waktu yang tersisa untuk mengenali fakta tersebut.
Satu-satunya keuntungan Gereja untuk melawan dunia adalah bahwa Gereja mengetahui situasi
nyata dunia.498
Tanggapan Dogmatis
Naskah tentang gereja diambil dari Roh kudus menghimpun umat Kristen dan roh
kudus membangun umat Kristen. Keduanya merupakan dari ajaran tentang pendamaian karena
memulihkan hubungan antara Allah dan manusia, tetapi juga menciptakan ulang suatu
persekutuan ditengah dunia melalui pekerjaan roh kudus. Barth memandang gereja sebagai
perumpamaan dan janji untuk umat manusia seluruhnya, ia mewakili dan memperlihatkan umat
manusia yang dibenarkan dan diperdamaikan dengan Allah. Barth juga menerangkan bahwa
umat Kristen baru berupa gereja bila ia sepenuhnya bergantung pada tindakan Roh kudus
ditengah-tengahnya. Persekutuan kristenbertubuhbukan menurut suatu cara manusia atau
menurut pola masyarakat, melainkan karena Yesus hadir ditengah-tengahnya dalam roh kudus.
Sebagai karya roh kudus umat Kristen kekristenan, gereja itu merupakan suatu
karyayang terjadiditengahtengahuatanusiaealui kegiatan orang. Gereja ada karena terjadi bahwa
Allah memberikan orangorang tertentu hidup sebagai para hamba, sahabat dan anak-anakNya.
Mereka menyaksikan pendamaian seluruh dunia dengan Allah yang telah digenapi dalam Yesus
Kristus. Gereja merupakan suatu persekutuan bukan suatu keadaan atau lembaga, melainkan
suatu peristiwa dimana anggota jemaat yang dikumpulkan dan daya kumpul itu bertindak secara
aktif yaitu umat yang hidup dari tuhan Yesus kristus yang hidup dalam perwujudan
eksistensinya.499
Dalam pembahasan tentang gelar Yesus, Charles C.Ryrie menjelaskan banyak nama
Allah di dalam kitab suci memberikan penyataan tambahan tentang sifatNya. ini bukan sekedar
nama yang diberikan oleh orang, tetapi pada kebanyakan merupakan penggambaran Allah
tentang diriNya sendiri. Nama-nama itu menyatakan aspek-aspek sifatNya.500 Dalam penetapan
Yesus kristus sebagai nabi, Musa menubuatkan bahwa Allah akan membangkitkan seorang nabi
seperti dirinya sendiri. Penggenapan-penggenapan lainnya apapun, yang mungkin telah terjadi
498
Karl Barth, The Faith Of The Church Karl Barth, (New York:Meridian Books,1958), 142-174
499
Karlh Barth, Teologi Kemerdekaan, (Jakarta:BPK Gunung Mulia,1997), 291-293
500
Charles C.Ryrie, Teologi dasar, (Yogyakarta:Viktor Books, 1991), 60-65
356
dalam suksesi para nabi perjanjian lama, puncaknya adalah oleh yesus Kristus yang hidup pada
zaman Kristus, dengan begitu bersemangatnya mengakui Dia sebagai nabi, sehingga kepala-
kepala imam dan kaum farisi khawatir terjadi pembalasan dendam jika mereka mengambil
tindakan keras melawan tuhan yesus.
Kristus sebagai imam, nabi menyampaikan amanat Allah kepada manusia; imam
berbicara kepada Allah untuk manusia. Berhubung diturunkan dari suku Yehuda Kristus tidak
memenuhi syarat menjadi imam keturunan harun; karena itu Allah membuka jalan bagi
kedatanganNya menurut peraturan imam-imam yang baru, peraturan Melkisedek, dan Kristus
sebagai seorang imam berdasarkan peraturan tersebut dengan menghormati pribadi dan
karyaNya. Meskipun demikian, terdapat kesamaan antara imam-imam keturunan Harun dan
Kristus selaku imam, baik dalam pribadi maupun karyaNya. Kristus sebagai raja, konsep raja
mengandung macam-macam hak istimewa yang banyak jumlahnya. seorang raja di Israel
memiliki hak legislative, eksekutif, judikatif, ekonomi, dan kekuatan-kekuatan militer. Konsep
Kristus selaku raja dapat dibahas disekitar lima kata: dijanjikan, dinubuatkan, dinyatakan,
ditolak, dan disadari.501 Didalam keseluruhan PB ditemukan keyakinan bahwa Allah adalah Raja.
konsep ini khususnya terpusat dalam ungkapan kerajaan Allah atau kerajaan Sorga. Pengertian
konsep ini secara utuh akan dibahas kemudian dalam missi Kristus.502
Dalam halnya pembahasan tentang misteri inkarnasi, Dr.B.J.Boland mengatakan, didalam bagian
kedua pengakuan iman rasuli mula-mula dikatakan siapakah yesus kristus itu: terhadap Allah
Bapa ia telah digger\lar Anaknya yang tunggal, terhadap kita manusia ia digelar Anak yang
tunggal, lalu menyusullah suatu rentetan kata kerja mengenai apa yang dibuatNya serta
dialamiNya, dikandung, lahir dan menderita, disalibkan. Dalam hal ini sampailah kita pada
pembahasan mengenai pasal yang berbunyi: dikandung daripada roh kudus, lahir dari anak dara
Maria, yang dimaksudkan dengan rumus itu adalah mengenai kedatangan yesus kristus ke
bumi.503
501
Charles C.Ryrie, Teologi dasar, (Yogyakarta:Viktor Books, 1991), 348-351
502
Donald gutrhie, Teologi Perjanjian Lama 1, (Jakarta:Gunung Mulia, 2009), 56
503
Dr.B.J.boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta:Gungung Mulia, 1995), 226-227
357
Kelompok 17
Nama Kelompok : Samuel Kurniawan Siahaan
Sondang Hartaty Tambunan
Matakuliah : Dogmatika II
1. DASAR BAPTISAN
1.1 Perintah Baptisan
Gereja melayankan baptisan didasarkan pada perintah Tuhan di dalam Matius 28:19 karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus. Dengan adanya baptisan maka orang yang percaya akan menjadi
muridNya dan yang berhak menerima keselamatan. Baptisan tersebut merupakan perintah Yesus
kepada murid-muridNya, bukan hanya membaptis tetapi juga mengajar. Thomas Aquinas
memahami bahwa Yesus Baptisan merupakan sebuah sakramen yang menggunakan air suci
sebagai elemen baptisan. Bonaventure memberikan empat jawaban dari pertanyaan kapan
baptisan dilembagakan? Secara material ketika Yesus dibaptis, secara formal ketika Dia bangkit
dan memberikan perintah untuk melakukan pembaptisan (Mat 28:19), secara efektif ketika Dia
menderita di kayu salib dimana baptisan mendapatkan kekuatan, dan akhirnya ketika Dia
memberitahukan apa sebenarnya tujuan dari pembaptisan (Yoh 3:5). Didalam kenyataannya
358
bahwa baptisan kristen tidak dapat dipisahkan dari sejarah Yesus Kristus dan Injil, karena Injil
memberitakan mengenai sejarah Yesus dan baptisan menjadi suatu jalan kepada orang-orang
yang telah dibaptis untuk dapat memperoleh keselamatan.504
1.2 Pembabtisan, Kematian dan kebangkitan Yesus505
Fakta bahwa Yesus mengakui misi Ilahi Yohanes, Yesus datang kepada Yohanes untuk
melakukan baptisan pertobatan supaya Yesus menyelaraskan diriNya dengan umatNya yang
bertobat dan menerima baptisan yang dilayankan oleh Yohanes pembaptis. Injil memberitakan
mengenai baptisan Yesus ini, dikatakan bahwa hal tersebut merupakan baptisan oleh Roh kudus
melalui Yohanes. Didalam Injil matius dan Lukas menduga bahwa ketika Yesus telah dibaptis
Roh Allah mulai aktif di dalam Yesus, namun sebelum itu sudah ada dalam diri Yesus. Didalam
Injil juga dijelaskan mengenai keengganan Yohanes untuk membaptis Yesus, tetapi Yesus
menjawab keengganannya bahwa semuanya itu telah direncanakan oleh Allah, bahwa Mesias
yang Ilahi adalah raja, bergaul dengan umatNya, bahwa anak Allah akan menyejajarkan diriNya
dengan orang-orang berdosa (3:15). Makna historis baptisan Yesus tidak terbatas pada
penerimaan pertobatan, apa yang dimulai pada pembaptisan Yesus selesai pada kematian dan
kebangkitanNya. Paulus mengajarkan bahwa kematian Yesus adalah dasar dari pembaptisan
(Roma 6).
1.3 masalah historis asal usul Pembaptisan Kristen
menurut perjanjian baru komunitas Kristen mula-mula mengatakan baptisan tersebut
sebagai baptisan atas nama Yesus dengan menggunakan air. Kisah pentakosta didalam kitab
kisah para Rasul, pencurahan Roh kepada para murid tidak disebut sebagai baptisan oleh Roh.
Baptisan Kristen berbeda dengan perendaman Yahudi dan ritus penyucian karena hanya
dilakukan sekali dalam hidup. Baptisan Yohanes dibedakan dengan baptisan Kristen dalam
beberapa hal, yaitu: dalam kisah para Rasul disebut baptisan atas nama Yesus Kristus,
kemudian baptisan Yohanes tidak membentuk sebuah komunitas sedangkan baptisan Kisten
dibentuk dari sebuah komunitas Kristen. Perbedaan yang lain adalah baptisan Yohanes
dikhususkan kepada orang Yahudi sedangkan Baptisan diberikan kepada semua orang yang
percaya kepada Kristus bukan hanya orang Yahudi. Didalam Kisah para rasul 19:1-6 di jelaskan
bahwa sebbuah baptisan yang baru yang berbeda dari baptisan Yohanes atas nama Yesus dan
adanya peran Roh kudus yang diyakini sebagai baptisan Kristen. Baptisan harus memiliki makna
bahwa semuanya itu tidak lepas dari janji nubuatan, kematian dan kebangkitan Yesus dan
melalui pencurahan Roh Kudus.506
1.4 Ragam pernyataan Perjanjian Baru tentang Baptisan
Pernyataan mengenai baptisan banyak dibahas didalam perjanjian baru bahkan lebih
banyak dari perjamuan Tuhan. Baptisan merupakan sebuah akses untuk memperoleh anugrah
yang telah disedikan Allah kepada umatNya. Ada ragam makna baptisan yang dicatat di
504
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 1972,
9-12
505
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 21-
24
506
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House,26-30
359
perjanjian baru, baptisan sebagai pengampunan dosa (kis 2:38); baptisan sebagai alat untuk
pembersihan dari dosa (kis 22:16); baptisan sebagai alat untuk menguduskan atau menyucikan
(Ef 5:26); baptisan sebagai alat untuk membersihkan hati nurani yang jahat (Ibrani 10:22). 507
1.5 Titik awal ajaran Baptisan
Didalam ajaran baptisan terdapat masalah eksternal maupun internal yang dapat dilihat
didalam kehidupan bergereja, misalnya mengenai baptisan bayi. Bukan hanya permasalahan
apakah pantas bagi anak baptis orang tua yang tidak beriman, tapi apakah bayi harus dibaptis?.
Terdapat perbedaan di dalam pemahaman mengenai makna dogmatis dari baptisan yang bahkan
menimbulkan perpecahan didalam gereja. Untuk menemukan solusi maka harus melihat sejarah
dari baptisan itu sendiri yang dapat dilihat dari perjanjian baru. Baptisan merupakan suatu simbol
atau jalan bagi kita untuk memperoleh anugrah Allah dan menunjukkan Allah yang
menyelamatkan umatNya. Penyataan mengenai baptisan tidak dapat dipisahkan dari firman.508
2. TINDAKAN PENYELAMATAN ALLAH MELALUI BAPTISAN
2.1 Baptisan didalam Kristus
Perjanjian baru berbicara mengenai baptisan atas nama Yesus Kristus (kis 2:38; 10:48),
dari Tuhan Yesus Kristus (kis 8:16;19), Tuhan Yesus Kristus (1 kor 6:11), itu Kristus (gal
3:27) atau dalam Kristus Yesus (Roma 6:3). Pengertian baptisan atas nama Yesus Kristus
memiliki arti bahwa kita yang telah dibaptis telah dimateraikan sebagai milik Kristus dan
ditempatkan dibawah perlindungan Kristus. Baptisan didalam nama Yesus Kristus berarti
mengacu kepada kematian dan kebangkitanNya. Melalui baptisan seseorang memperoleh
pengampunan dosa dari Kristus, Kristus akan mengampuni masa lalu dan masa depan yang telah
dibaptis sehingga dimasa depan akan membentuk persatuan dengan Kristus yang tidak dapat
dipisahkan sehingga orang-orang yang telah dibaptis dapat dibebaskan dari dosa. Jadi, baptisan
tidak hanya memberi pengampunan dosa tetapi juga pembebasan orang tersebut dari keharusan
untuk terus berbuat dosa, pembebasan untuk hidup dalam kemurnian, kebenaran dan kekudusan.
Oleh karena itu baptisan Kristen tidak hanya memperhatikan jani eskatologis namun dengan
tindakan eskatologis Allah yang menyelamatkan manusia. Melalui pembaptisan Kristen
pembebasan di penghakiman terakhir bukan hanya sebatas janji tetapi akan benar-benar terjadi
dan Allah akan menepatinya, dengan dibaptis maka seseorang berhak untuk masuk kedalam
KerajaanNya. 509 menurut Paulus bahwa baptisan didalam nama Kristus adalah baptisan kedalam
kematianNya (Roma 6:3), melalui kematian tersebut menjadi sebuah sarana dimana orang-orang
berdosa dikubur bersama dengan Kristus melalui kematianNya kita dipersatukan, sehingga
507
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 31-
36
508
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 37-
41
509
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 42-
44
360
ketika kebangkitanNya kita juga ikut dibangkitkan dengan iman didalam kehidupan yang baru
dan bahwa kita telah ditetapkan untuk mengambil bagian dalam kemuliaanNya.510
2.2 Anugerah hidup Baru dan peringatan untuk berjalan dalam hidup yang diperbaharui
Pekerjaan yang dilakukan Yesus semasa hidupnya dan kematian-Nya yang terjadi kepada
Yesus adalah pekerjaan yang dilakukan Allah kepada-Nya. Allah melakukan pekerjaanya
melalui Baptisan didalam nama Kristus untuk membenarkan orang-orang yang berdosa,
menyelamatkan manusia dari penghakiman, dan membawa manusia dari kekuasaan yang
menghancurkan serta membuka jalan yang baru bagi setiap manusia. Didalam perjanjian Baru,
doktrin mengenai Baptisan yang merujuk pada karya penyelamatan yang telah dilakukan sebagai
bentuk peringatan terhadap pekerjaan penyelamatan yang telah dinyatakan oleh Yesus melalui
kematian-Nya, dan menjadikan baptisan sebagai kesaksian dari keselamatan tersebut. Baptisan
adalah bentuk dari tanda dan perintah yang harus dikaji lebih mendalam. Dalam Roma 6:12
Sebab Itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu
jangan lagi menuruti keinginannya bnd 1 Tim 6:11; Ibrani 12:14; Fil 2:12, hendak menujukkan
bahwa manusia yang telah diselamatkan dan dibaharui oleh Allah diperintahkan melalui baptisan
melakukan perintah dan tindakan Ilahi, oleh karena Tuhan telah menyelamatkan orang-orang
yang dibaptis, maka Allah memanggil manusia memberitakan karya keselamatan, oleh karena Ia
telah menguduskan dan membenarkan, maka setiap orang dituntut untuk berjuang
mempertahankan kebenaran dan keadilan, Allah mengajak mereka yang telah dibaptis untuk
menghadapi penghakiman dan kebangkitan yang akan datang (Bnd Pilipi 2:13)511
510
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 47-
53
511
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 54-
58
361
dasar yang utama dalam kepercayaan kekristenan melalui Kematian Yesus kristus dan
kebangkitannya, dan keselamatan Mesianis tersebut telah hadir, dan Roh kudus telah dicurahkan
kepada kita. Allah telah menghapus dosa manusia serta menciptakan hati yang baru, maka
terciptalah baptisan yang nyata dalam kehidupan manusia. Roh kudus dalam pekerjaannya bukan
bertujuan untuk mempengaruhi manusia, Roh kudus masuk kedalam kehidupan manusia, tinggal
didalam manusia, bekerja secara aktif, mendorong manusia tersebut. Baptisan adalah permulaan
dari anugerah yang diberikan Allah.512
Didalam Perjanjian Baru, diyakini bahwa mereka yang menerima dan percaya didalam
Yesus Kristus, telah dibaptis menerima Roh Kudus. Namun didalam cerita mengenai Pentakosta,
terlihat bahwa ada jarak antara baptisan dan pencurahan Roh kudus, dimana mereka yang
bertobat dan dibaptis dalam nama Yesus, maka akan menerima karunia Roh kudus (Kis 2:38-39).
Perkataan ini bukanlah sebuah janji semata, namun pada hari itu juga janji tersebut dipenuhi,
ketika mereka dibaptis, maka mereka adalah anggota gereja dan roh pentakosta tersebut telah
dicurahkan dan dipenuhi dalam diri mereka. Berbeda kasus dimana pembatisan Kornelius dan
keluarganya, dimana pembatisan dilakukan setelah tercurahnya Roh Kudus (Kis 10:44; 11:15).
Kasus yang lainnya ialah orang-orang Samaria yang belum menerima Roh kudus setelah mereka
dibaptis, meski mereka telah terdaftar didalam nama Yesus, dan mereka menerima Roh, melalui
doa dan tumpangan tangan yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes yang datang ke Samaria
(Kis 18:25). Maka dalam kasus diatas tampak bahwa baptisan dan penerimaan Roh terpisah dan
bukan hanya dalam interval waktu semata, namun juga terkait dengan orang-orang berbeda dan
ikut terlibat. Namun sesungguhnya, dalam hubungan antara baptis dan penerimaan Roh bukanlah
hal yang berdiri sendiri. Oleh karena mereka telah menerima roh, maka mereka dibaptis. Dan
oleh karena mereka telah dibaptis, maka tidak mungkin mereka tidak menerima Roh. Bagaimana
dengan karunia Roh yang dipahami Oleh Paulus, Dan Roh yang dipahami oleh Lukas seperti
dalam Contoh kasus diatas? Roh yang dipahami oleh Paulus juga berkaitan dengan karunia-
karunia (Karismata) roh yang diberikan kepada manusia. Memang perbedaan pemahaman antara
Paulus dan Lukas dalam kasus ini juga tidak bisa diabaikan. Namun dalam pemahaman yang
lainnya, Paulus juga tidak mengatakan bahwa karunia rohani selalu diberikan didalam
pembatisan, sebaliknya orang yang dalam pembatisan telah dibasuh, dikuduskan, dan dibenarkan
oleh Roh kudus menerima karunia yang ingin roh tersebut berikan kepada semua orang, namun
ketertarikan Lukas lebih mengarah kepada pembaharuan orang-orang yang berdosa, dan
berkonsentrasi didalam manisfestasi publik dari aktivitas roh tersebut dan pelayanan dari Paulus.
513
Baptisan Roh kudus adalah pekerjaan yang dilakukan oleh Allah sendiri, dan oleh karena
itu Allah menganugerahkan kepada orang-orang percaya dengan hidup didalam Kristus dan
menjadikan manusia menjadi anak-anak Allah. bahkan Paulus sendiri mengatakan bahwa Roh
512
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 58-
62
513
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 69
362
dari Allah tidak hanya berdiam dalam diri manusia semata, namun juga memerintahkan manusia
untuk berjalan dalam Roh, bukan melalui keinginan daging (Rom 8:9). Orang-orang yang telah
dibaptiskan dan menerima roh akan juga menabur Roh dengan membentuk dan menujukkan
tindakan-tindakan kasih dan kebaikan (Gal 6:8). Orang-orang yang dibaptis tidak akan pernah
menjadi tuan atas Roh tersebut, namun Roh tersebut akan betindak dan berkarya secara aktif
bukan dalam bentuk kekuatan kekuasaan, namun merujuk pada kehidupan manusia itu sendiri.
Namun jika manusia membohongi Roh tersebut, maka Anugerah dari roh tersebut akan berubah
menjadi bentuk penghakiman, jika aturan dalam Roh tersebut tidak baik dilaksanakan.
Ketidakpatuhan orang-orang yang dbaptis tidak menyangkal pekerjaan Roh kudus didalam
baptisan, namun pekerjaan Roh menyangkal ketidakpatuhan tersebut.514
2.4 Baptisan sebagai persekutuan kedalam Umat Allah, Tubuh Kristus, dan Bait Suci.
Melalui baptisan didalam nama Kristus, orang-orang percaya menjadi anggota gereja.
anggota yang dimaksud bukanlah aliansi yang dibentuk oleh manusia dan melebelkan diri
mereka sebagai anggota gereja, namun Allahlah yang mengumpulkan manusia dan
menyatukannya, oleh karena tindakan kasih Allah. Manusia tidak menjadikan diriya sebagai
anggota gereja, melainkan ia telah dibuat menjadi bagian gereja. Manusia tidak bergabung
kedalam gereja, melainkan telah diterima kedalam gereja. Paulus menyatakan bahwa mereka
yang dibaptis telah menjadi satu (1 Kor 12:13). dan dalam Lukas, mereka telah ditambahkan
kedalam gereja melalui baptisan (Kis 2:41). Didalam Perjanjian Baru, pengertian Ekklesia
merujuk kepada jemaat lokal dan keseluruhan gereja di bumi. Didalam jalan yang sama, tubuh
Kristus dan Bait suci tidak hanya diaplikasikan kepada jemaat Lokal semata, melainkan juga
kepada seluruh gereja. Melalui pesan gereja, Allah memanggil manusia untuk bertobat dan
membawa kabar baik, dalam pelayanan manusia terhadap sesamanya. 515 Gereja menjadi
instrument bagi Allah, suara yang berkumandang kepada dunia bahwa hanya dialah sang
juruselamat. Maka jika gereja tidak lagi terpanggil untuk memberitakan Allah, maka gereja akan
menuju sekularisasi. Namun disatu sisi gereja juga adalah bagian dari dunia ini, maka perintah
menjadi hal yang penting bagi gereja yakni : sejak Allah menjadikan manusia sebagai bagian
dari gereja, maka orang-orang yang dibaptis akan berdiri untuk menyembah Allah, dan sebagai
bagian gereja Allah yang hidup, manusia akan hidup berdampingan dan menerima karunia yang
telah dijamin oleh Allah setiap hari melalui firman dan juga keperluan manusia didunia ini. Sejak
manusia ter-inkorporasi kedalam satu tubuh tersebut, perintah untuk mengasihi sesama telah
terlaksana (Bnd; 1 Petrus 2:5). 516
514
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 69-
72
515
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 72-
74
516
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 75-
76
363
Gereja akan sangat berbahaya jika mengurangi makna dari Baptisan tersebut. Baptisan
bukan terbatas kepada orang benar semata, oleh karena dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang
munafik, berdosa. Baptisan tidak hanya merujuk pada penerimaan anggota semata, dan bahkan
pembaptisan akan merujuk pada eskatologi, bukan hanya sebagai bentuk misteri Allah terhadap
keselamatan dan pembenaran akhir zaman semata, namun dengan baptisan Allah telah membuat
dengan jelas melalui panggilan iman tersebut oleh karena kasih Karunia Allah.
Melalui Yesus kristus dan melalui Roh kudus, dan penerimaan mereka sebagai gereja,
maka Allah menjadikan manusia sebagai ciptaan yang baru. Konsep manusia yang baru merujuk
pada penyaksian perbuatan yang dilakukan oleh Allah kepada pembaharuan manusia.
Pembaharuan ini bukanah dalam bentuk persetujuan atau kesepakatan antara Allah dan manusia,
oleh karena manusia tidak dapat menciptakan kembali dan memperbaharui dirinya sendiri,
terlepas dari keinginan manusia untuk berbeda. namun harapan akan hidup yang baru tersebut
memiliki cakrawala yang baru dan ciptaan yang pertama akan dibedakan dengan ciptaan yang
kedua. Semakin manusia mencoba sendiri pembebasannya, semakin manusia akan jatuh kedalam
dirinya sendiri. Ia menyelamatkan kita bukan karena tindakan kita, melainkan karena
anugerahNya (Titus 3). Pembaptisan bukan hanya hubungan antara kematian dan kebangkitan
Yesus, melainkan juga berkaitan dengan Kelahiran-Nya. Allah telah menciptakan manusia yang
berdaulat seturut gambar dan rupanya, dan yang jatuh kedalam dosa digenapkan dalam kristus.
Hingga saat ini ciptaan baru tersebut masih bersembunyi dibawah kelemahan, dosa, penderitaan,
kematian dan juga pencobaan, namun dalam Anugerah dan janji akan keselamatan telah
dinyatakan melalu iman yang nyata. 517
517
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 77-
84
518
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 85-
96
364
pemahaman ini, oleh karena anugerah dari baptisan ini hanya dilakukan oleh karya yang
dikerjakannya, bukan sebagai penerimaan akan firman dan perkataan Allah, namun berasal dari
tindakan baptisan tersebut. ex Opere operantis (Berpangkal kepada iman orang yang menerima)
bahkan tidak bisa disebut magis jika tidak dikritisi dalam konteks yang lebih baik. Pemahaman
yang sesungguhnya ialah berpusat pada Allah, maka baptisan bukan hendak menetapkan efek
dari baptisan semata namun tanda perbuatan baik Kristus, serta kasih karuniaNya. Bukan sebagai
hal magis. Maka hubungan antara firman, air dan tindakan penyelamatan Allah bukanlah hal
magis jika berpusat pada kasih karunia Allah, melainkan tindakan Ilahi. Baptisan merujuk pada
tindakan ilahi Allah, dan baptisan merujuk pada firman dan pekerjaan akan kepatuhan terhadap
perintah Allah. Zwingli melihat bahwa baptisan adalah tanda kepatuhan pengenalan, serta
pengakuan. Baginya baptisan adalah kepatuan manusia dalam dirinya didalam kehadiran dalam
persekutuan, maka dalam pengertian Zwingli sakramen merupakan aplikasi anugerah yang
menjadi bentuk tindakan dari pengakuan sehingga terlihatlah keimanan manusia secara Pribadi.
519
365
kebutuhan semata? Hal tersebut belum dapat dipastikan sepenuhnya, apakah baptisan sebagai
kebutuhan atau sebagai perintah? Calvin sendiri menolak akan adanya baptisan darurat.
Pertanyaannya adalah apakah mereka yang tidk dibatis seperti anak-anak tidak akan
mendapatkan keselamatan? Apakah baptisan dilakukan akan dasar meminta akan anugerah
semata? Maka pemahaman akan baptisan haruslah dilihat sebagai konsep dai strukutur undangan
kepada manusia untuk masuk kedalam kerajaan Allah sebagai bentuk pengakuan iman manusia.
Rumusan tanpa baptisan tidak ada keselamatan oleh Thomas Aquinas tersebut merujuk pada
undangan untuk mengaku iman dihadapan Allah. hal tersebut akan bergantung kepada Tuhan,
dengan cara p andang Tuhan untuk melakukan penyelamatan yang hendak dan Yang
direncanakan oleh Allah sebagai aranya menyelamatkan dan menetapkan keselamatan. Luther
menyatakan bahwa Urgensi yang bisa dilakukan ialah dengan menyatakan bahwa Barangsiapa
yang menolak Firman Allah, iman dan Kristus, yang mengarahkan kita dan mengikat kita kepada
baptisan tersebut. maka iman yang menjadi tolak ukur, bukan hanya sebatas baptisan yang
menjadi symbol atau sebagai media mesahkan manusia sebagai anggota gereja duniawi.521
521
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 105-
119
522
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 120-
122
366
1. Baptisan haruslah diterima dengan iman kepada Yesus Kristus. Iman yangtelah dibangun
melalui pesan Yesus Kristus sebagai tindakan Roh Kudus. Iman kepada Yesus Kristus yang
menginginkan bahwa Baptisan tidak hanya mengakui secara umum bahwa Yesus Kristus adalah
Tuhan, namun pada saat yang sama berharap bahwa Yesus Kristus sebagai Tuhan yang
bertindak atas semua orang percaya melalui Pembaptisan.
2. Baptisan adalah salah satu cara dimana Tuhan mengasihani manusia, antara Baptisan dan
pemberitaan Injil tidak dapat dipisahkan namun haruslah sejalan. Jika Injil adalah kuasa Allah
yang dengannya iman diciptakan maka iman juga adalah hasil dari tindakan Pembaptisan. Juga
melalui baptisan Tuhan aktif dalam kuasa Roh Kudus, Baptisan tidak hanya untuk
pembentukkan iman saja namun penguatan iman juga diharapkan dari Pembaptisan.
3. Baptisan mencakup seluruh kehidupan manusia. Orang yang dibaptis menerima keselamatan
karena iman. Baptisan bukan hanya sebagai permulaan tetapi menjadi sebuah dasar yang teguh
yang disertai dengan iman. Ketika seseorang sudah memperoleh baptisan maka ia harus mampu
memperjuangkan imannya. Gregory dari Nazianzen, dalam pidatonya tentang Baptisan Kudus, ia
mengatakan bahwa Baptisan merupakan senjata terbaik untuk melawan semua serangan Iblis dan
setan. Dengan iman maka seseorang yang telah dibaptis harus terus-menerus kembali dan
mengingat Baptisannya (Luther). Pertobatan orang Kristen harus dilakukan dengan memikirkan
kembali baptisan di mana pengampunan dosa, dan keselamatan diberikan.523 Dari pernyataan
diatas dapat dikatakan bahwa antara baptisan dan firman atau iman tidak dapat dipisahkan.
Tetapi didalam penerimaannya baptisan dapat dipisahkan dengan iman, baptisan dapat diterima
dengan penuh kepercayaan atau tidak percaya yang hanya menganggap bahwa baptisan hanya
sebagai sebuah ritus eksternal yang tidak memiliki arti. Hal tersebut karena ketidaktahuan
mengenai pengertian dan tujuan yang sebenarnya dari penerimaan baptisan sehingga
menimbulkan ketidakpercayaan. Menurut Agustinus bahwa orang yang tidak percaya terhadap
baptisan hanya menerima sakramen baptisan bukan anugerah baptisan. Ia berpendapat bahwa
orang yang tidak percaya dibedakan dari orang yang percaya kepada baptisan meskipun
keduanya adalah milik Allah, tetapi ketika yang sebelumnya tidak percaya menjadi percaya tidak
boleh dilakukan baptis ulang tapi dia harus yakin akan pengampunan dosa dan anugerah baptisan
menjadi efektif.
523
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 125-
130
367
Menurut Luther sah tidaknya baptisan tidak bergantung pada orang yang dibaptis, Luther
berpendapat bahwa baptisan bergantung pada Firman yang menyatu dengan air. Siapa pun yang
dibaptis, Allah berkenan atas baptisan tersebut. karena baptisan tersebut merupakan kehendak
Allah, bukan kehendak manusia. Oleh karena itu baik anak-anak maupun orang dewasa, jika
baptisan tersebut atas nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, maka baptisan tersebut adalah sah
adanya. Bukti lain yang dikemukakan Luther mengenai baptisan anak adalah mengenai orang-
orang Kudus. Luther mengatakan bahwa hal tersebut dapat dilihat dari apa yang dilakukan
Kristus cukup jelas bahwa baptisan kudus berkenan kepadaNya. Sebab Allah membuat banyak
orang yang tadinya dibaptis sebagai anak-anak menjadi orang Kudus dan memberikan kepada
mereka Roh Kudus. Roh Kudus berkarya dalam diri mereka, jadi sekalipun anak-anak belum
percaya, baptisan mereka tetap sah, dan tidak seorang pun bisa membaptis mereka kembali.
Anak-anak tersebut dibawa untuk dibaptis bukan karena anak itu memiliki iman, tetapi karena
Allah menghendakinya.
Alkitab memperlihatkan bahwa baptisan memiliki tujuan sebagai pembersihan dari dosa,
yang kita peroleh dari darah Kristus. dan selanjutnya pada pematian daging, yang dasarnya
adalah bahwa kita turut mengambil bagian dalam kematianNya. Olehnya orang-orang percaya
lahir kembali sehingga hidupnya dibaharui dan mereka memperoleh persekutuan dengan Kristus.
Calvin percaya akan baptisan anak-anak, menurut Calvin Baptisan mempunyai arti yang sama
dengan sunat dalam Perjanjian Lama. Didalam sunat dan baptisan terdapat janji rohani yang
dijanjilan oleh Allah kepada umatNya yang tujuannya untuk memateraikan anugrah bahwa Allah
menjadi Bapa kita, pengampunan dosa, hidup yang kekal dan kelahiran kembali. Yang menjadi
perbedaan antara sunat dan baptisan adalah upacara lahiriah, tetapi hal tersebut tidak menjadi
sebuah permasalahan yang penting . yang terpenting adalah bergantung pada janji yang
ditetapkan. Jadi, kita boleh menegaskan bahwa apa yang terjadi pada sunat, berlaku pula bagi
baptisan, kecuali upacara lahiriah.
Baptisan yang dilayankan kepada anak-anak merupakan hal yang harus diberikan, seperti
sunat di dalam Perjanjian Lama justru dilakukan kepada anak-anak. Anak-anak orang Yahudi
yang telah disunat disebut sebagai benih yang kudus, yang menunukkan bahwa mereka dijadikan
ahli waris perjanjian begitu juga anak-anak yang telah dibaptis, mereka dimasukkan kedalam
tubuh Gereja. Selanjutnya, ketika anak-anak tersebut sudah dewasa, baptisan itu merupakan
dorongan untuk sungguh-sungguh berusaha memuja Allah, yang telah menerima mereka sebagai
anak-anakNya melalui tanda pengangkatan yang resmi, sebelum mereka dapat mengakui bahwa
Dia adalah Bapanya. Semua manusia adalah makhluk yang berdosa termasuk juga anak-anak,
oleh karena itu patut untuk dikenakan murka Allah. Maka manusia tidak akan dapat masuk
kedalam kerajaan Allah, kecuali jika dilahirkan kembali yang dapat diperoleh dari Baptisan. 524
524
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 131-
165
368
Dalam perkembangan sejarah pemikiran akan baptisan sejak zaman perjanjian Baru
hingga pada perkembangan dogmatika mengenai baptisan memiliki perbedaan-perbedaan yang
besar dalam pemahamannya. Dari berbagai perbedaan tersebut diperlukan pemahaman dan
penterjemahan yang baik untuk mampu memahamai perbedaan-perbedaan tersebut oleh karena
pernyataan-pernyataan dogmatis mengenai baptisan berada pada formulasi waktu yang berbeda.
Sebagai contoh yang nyata adalah perbedaan antara pemahaman baptisan ditekankan mengenai
anugerah yang baik didalam baptisan sedangkan dilain pihak baptisan dipahami sebagai tanda
daripada janji akan anugerah ditekankan dalam kasus yang lainnya.525 Perbedaan dapat dilihat
dalam pemahaman anatara Timur dan barat. Dalam pemahaman Timur lebih melihat dan
mengembangkan ide mengenai misteri, sedangkan Barat lebih menekankan sakramen. Yang
tidak kalah pentingnya ialah perbedaan dalam struktur baptisan itu sendiri dimana perbedaan
pemahaman akan baptisan ini menunjukkan struktur yang mendasar antara undangan untuk
percaya dalam penerimaan baptisan dari janji anugerah atau baptisan adalah administrasi.
Pemahaman akan baptisan juga diterjemahkan sebagai sebuah penerimaan kepercayaan atau
teguran terhadap peneriamaan yang tidak beriman.
Agustinus membedakan bahwa baptisan adalah berada diantara sakramen dan keinginan
akan anugerah, yang berarti merujuk pada tindakan memperhatikan penerimaan yang beriman
dan mengarah pada baptisan dan anugerah. Pemberian kasih karunia tidak jauh dari pernyataan
mengenai aktivitas atau pekerjaan Allah melalu baptisan sebagaiaman awalnya. Yang sering
menjadi pertanyaan ialah apakah baptisan merupakan pekerjaan Allah atau pekerjaan Manusia
atau tanda dari sebuah kepatuhan kepada Allah? Baptisan memang dikelola oleh manusia, namun
Allah yang memiliki pekerjaan didalam baptisan itu. Baptisan tergenggam oleh iman, namun
iman telah digenggam oleh pekerjaan Allah. Pekerjaan siapakah baptisan itu? pekerjaan Allah
atau sebagai sebuah tindakan manusia? Baptisan dipahami sebagai pekerjaan manusia namun
bukan beratri baptisan adalah milik manusia secara asali. Baptisan menjadi sebuah tuntutan dan
sebagai sebuah kepatuhan terhadap Allah. Meski baptisan bukan dilihat sbagai sebuah
keselamatan, namun baptisan memperhatikan keselamatan juga. Yang sering menjadi
permasalahan yang mendalam dalam baptisan adalah baptisan bayi dan pembatisan ulang yang
dilakukan oleh gereja lain sehingga menjadikan perpecahan yang mendalam dalam kekristenan.
perbedaan yang mencolok juga dalam baptisan ialah adanya pemahaman gereja yang melihat
bahwa gereja hadir sebagai ibu orang percaya yang melahirkan orang percaya, disatu sisi ada
yang melihat bahwa baptisan sebagai sebuah perkumpulan yang terkonstitusi oleh kesatuan
individual melalui pengakuan baptisan mereka. 526
525
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 166-
167
526
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 168-
171
369
4.1 Pelaksanaan Baptisan dalam Perjanjian Baru527
Dalam perjanjian baru, pemahaman serta tindakan-tindakan yang dilakukan tidak terlalu
tertarik pada bagiamana baptisan dilakukan, tidak tertartik pada bagiamana carannya dan oleh
siapa dilakukan, namun lebih merujuk kepada dasar pekerjaan Allah kepada jemaat yang telah
dilakukan Allah melalui baptisan kepada mereka. Thema utama dalam perjanjian baru mengenai
baptisan adalah penciptaan kembali pekerjaan Allah kepada mereka yang mengambil bagian
dalam baptisan. Ada beberapa bentuk ide/ritus yang berkembang dalam kekristenan gereja mula-
mula yakni: Baptisan didahului oleh pesan mengenai kristus, keinginan pembatisan dan hak
untuk masuk kedalam baptisan dan Pembatisan orang Kristen memerlukan penggunaan air.
Didalam PB dikenal Istilah membaptis dengan air. Membaptis adalah istilah teknis yang
dilakukan dalam baptisan air. Kata sekuler dari membaptis merujuk pada penggunaan kata
mencelupkan, menenggelamkan kedalam air orang-orang yang dibaptis. Namun masih sangat
diragukan apakah baptisan hanya dilakukan dengan pencelupan. Hal tersebut bertentangan
dengan daerah palestina yang tidak sesuai dengan konteks pencelupan berdasarkan Kisah
perjanjia Baru. Paulus memberikan pemahaman yang lain dimana membaptis merujuk pada
pembatisan kedalam Kristus pembatisan/ pemncucian dalam perjanjian Baru hendak
menujukkan bahwa baptisan bukan hanya dipahami sebagai bentu yang ekslusif oleh pencelupan
semata. Perjanjian baru tidak menerapkan secara langsung bagiamana teknik dari pembatisan itu
sendiri. Bahkan dalam pemahaman didache dijelaskan bahawa ada berbagai cara untuk
melakukan pembaptisan yakni dengan air yang mengalir, boleh menggunakan air yang hangat,
air yang dingin, atau jika tidak memercikkan air tiga kali diatas kepala (didache 7:1-3)
a. Baptisan didalam nama Yesus kristus mengindikasikan keunikan dan perbedaan dari
baptisan lainnya.
Didalam Perjanjian Baru Rumusan Pembatisan hanya menekankan pada satu rumusan
baptisan yakni didalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan ini ter-institusi didalam
baptisan tersebut (Matius 28:19).528 Namun untuk masa yang terkemudian Formulasi yang
digunakan dalam baptisan ialah dengan menggunakan nama Yesus kristus dan diformulasikan
sebagai berikut : saya membaptis engkau didalam nama. dimana formulasi tersebut
merupakan bentuk invocation atau doa secara langsung kepada kristus dan hal-hal tersebut
berlaku dalam liturgi kuno. Nama Yesus diungkapkan oleh yang dibaptis sebagai bentuk
pengakuan terhadap pembatisan yang hanya oleh sekali saja diterima oleh mereka yang
menerima baptisan aku percaya kepada Yesus kristus anak Allah (kis 8:37
b. Hanya ada 2 bagian dalam baptisan yang menggunakan penumpangan tangan dijelaskan
dalam perjanjian Baru.
527
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 172-
176
528
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 175
370
Penumpangan juga dilakukan didalam PB sebagai bentuk pembaptisan yang dilakukan
kepada Paulus (Kis 9:17) dan yang dilakukan oleh Murid Yohanes (Kis 19:5-6). Paulus
menerima pambabtisan dengan penumpangan tangan ketika ia buta dan akhirnya mengalami
kesembuhan dan menerima roh kudus. Dan murid-murid Yohanes di Efesus telah menerima
baptisan Yohanes tanpa Roh kudus dan sebelum roh kudus disampaikan kepada mereka dengan
penumpangan tangan.529 Bahkan orang samaria menerima Roh kudus melalui doa. Terlihat
bahwa penumpangan tangan pun secara praktis memiliki hubungan dan terhubung dengan
baptisan. Memang didalam kis 22:12-16 tidak dijelaskan mengenai pembaptisan yang dilakukan
dengan penggunaan tangan atau penumpangan tangan, namun teks tersebut dapat didukung
didalam pasal 9:17 yang secara umum dapat diasumsikan bahwa baptisan dan penumpangan
tangan adalah hal yang hadir secara bersamaan.
c. Dari awal dikatakan bahwa baptisan telah dibawa terhadap hubungan dengan gereja. hal
tersebut menujukkan bahwa mereka yang telah dibaptis adalah anggota gereja.
Hal tersebut didukung dengan pembaptisan yang terjadi pada masa pentakosta dan menjadi
dasar terbentuknya gereja. hal tersebut juga didukung dengan berbagai macam teks perjanjian
baru yang menujukkan bhwa mereka yang dibaptis adalah perkumpulan jemaat (1 Petrus 1:3-5;
Efesus 5:14; Roma 13:11-14).
Perjanjian Baru dengan jelas memang masih belum menampilkan berbagai bentuk
administrasi yang ada didalam baptisan, namun dari perbedaan-perbedaan yang terjadi,
pemahaman-pemahaman yang terjadi, penulis buku hendak mengklarifikasi fakta kemungkinan
bentuk dari tindakan baptisan yang ada didalam perjanjian baru. Perjanjian baru belum
menuturkan satu formulasi yang pasti, maka pembaptisan dipercayakan kebebasannya kepada
gereja dengan cara yang sama dengan konsep Yesus sebagai kepalanya. Kebebasan yang
dimaksud ialah kebebasan spiritual orang-oorang percaya yang telah dibebaskan oleh kristus dari
hukum kristus dan ritual umat Yahudi dalam formulasi Baptisan. Namun kebebasan ini harus
dibedakan dan dikeringkan dari kebebasan yang sembarang. Kebebasan ini harus dijamin
melalui keterikatan kepada Yesus. Maka ada batasan yang mungkin bisa dilakukan sebagai
bentuk penerimaan baptisan tersebut yakni a. Dasar dari baptisan sangat menentukan
dalam setiap tindakannya.
Perintah mengenai baptisan tidak dapat dipisahkan dari kematian Yesus, kebangkitan,
pencurahan roh kudus dan perbuatan penyelamatan Allah. hal tersebut tidak boleh diisolasikan
dari janji-janji yang ada didalam Fiman Allah. Karena yang dijanjikan dalam perjanjian lama
telah datang dan roh Allah telah dicurahkan. Baptisan adalah pemeunhan dan gereja tidak
529
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 175
530
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 176-
183
371
memiliki kebebasan untuk menghilankan dasar dan mengulangi baptisan bahkan mengaburkan
makna bpatisan.
c. Wujud baptisan harus ditentukan lebih lanjut oleh perintah yang universal dimana Allah
telah mengutus dan mengirim miliknya kepada seluruh bangsa untuk mengumandangkan
dan memprokalmirkan pelayanan pembaptisan.
Baptisan haruslah merupakan bentuk pada perubahan dan penolakan dari kekuatan yang
mengikat sebelumnya dan melakukanpenyerahan diri kepada Yesus. Dalam kebebasannya gereja
harus mampu berhati-hati dan mampu beradaptasi dan tidak mengaburkan peristiwa pembatisan
menjadi hal yang tidak dapat dikenali. Maka Baptisan yang dilakukan harus mampu diberitakan
kepasa seluruh bangsa, dengan demikian Injil akan diterjemhakan dan dibentuk dalam bahasa
dan budaya asing. Bukan bermaksud untuk sebuah sinkritisme, melainkan bentuk penginjilan
yang universal terkait dengan baptisan.
d. Bentuk baptisan haru menunjukkan hubungan yang saling terkait antara baptisan, iman
dan gereja.
Hubungan antara gereja, baptisan dan iman haruslah menujukkan bentuk tindakan yang baru
dari baptisan tersebut. Hubungan ini juga meliputi pendidikan katekumen sebagai bentuk
tanggung jawab gereja dan mencoba mengarahkan mereka yang dibaptis, dan dengan itu mereka
yang dibaptis akan mengakui iman percayanya sebagai hasil dari penerimaan baptisan tersebut.
maka mereka yang dibaptis sewaktu bayi memiliki hubungan dengan anak orang tua dan gereja
serta jemaat untuk membantu dan menopang anak tersebut menjadi saksi dari baptisan tersebut.
e. Kebebasan gereja dalam bentuk dan wujud baptisan kemudian dibatasi oleh kestuan
baptisan tersebut. kesatuan tersebut meliputi satu tubuh dan satu roh dan dipanggil dalam
penghaapan untuk dipanggil oleh satu Allah, satu iman dan satu baptian, satu Tuhan dan
Bapa dari segala bapa.
Maka baptisan yang dilakukan haruslah melanjutkan dan menjadi bagian dari tindakan Allah
dan administrasi terhadap Allah untuk hadir dan menerima Yesus disegala tempat dan waktu
sehingga Allah menjadikan manusia sebagai anggota tubuh kristus yang satu, melalui kematian
Yesus dan masuk kedalam pengalaman spiritual manusia tersebut.
372
4.3 ada beberapa ketegangan yang terjadi didalam pemirkian baptisan.531
Dimana pada satu sisi kesatuan dari baptisan diexpresikan dan dilihat sebagai aturan dalam
pelestarian dan penyebaran liturgi. Disisi lain kemajuan yang ada menuntut perubahan, maka
baptisan akhirnya melibatkan antara tradisi dan relasi dengan pembaharuan itu sendiri. Konsepsi
Kristen terkadang dilanggar dalam usaha mempertahankan pelestaraian agama dan budaya yang
ada didalam masa lampu. Dan menimbulkan masalah yang sama dengan transimisi dogma.
Namun yang terpenting ialah bahwa Baptisan harus melanjutkan perintah dari Allah dam
menerobos konsepsi ritus budaya masing-masing, dan baptisan harus menujukkan apa yang
diinginkan oleh Tuhan.
Dalam Tradisi Orthodoks, nama dan formulasi yang digunakan Ialah dengan tidak
menyebut Nama N.N telah dibaptis didalam nama Allah Bapa, anak dan Roh kudus dan
dalam Tradisi gereja Roma dan Gereja Reformasi menggunakan Formulasi N.N saya
membabptis engkau didalam nama allah Bapa, Anak dan Roh kudus. Maka terlihat mereka yang
membaptis bukanlah hal utama dalam baptisan, melainkan sebagai instrument yang dipakai
Allah saat sedang bekerja dan bertindak dalam baptisan tersebut. Menggunakan nama atau tidak
menggunakan nama dalam rumusan baptisan bukan menjadi masalah terhadap formula baptisan
yang disebutkan. Dalam perjanjian Baru penggunaan kata Eis didalam nama hendak
531
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 176-
183
532
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 183-
186
373
menujukkan tugas yang akan ditanggung oleh yang akan dibatptis dalam perintah dan kekuasaan
ke-Tritunggalan Allah.
Berbagai pemahaman dalam memakai Air menimbulkan banyak Interpretasi. Ada yang
mengusahakan dengan pencelupan, kemudian menggunakan Percikan Air, ada yang merendam
serta seperti yang dilakukan oleh Luther yakni dengan membasahi anak bayi yang akan dibaptis.
Pertanyaan terkemudian muncul dimana ketika ada yang sakit, percikan air saja cukup untuk
dilakukan. Dan Pada Akhirnya Karl Barth memberikan pertanyaan, Apakah smeua harus dibaptis
dengan cara yang dilakukan Allah kepada Israel ketika mereka melalui laut merah, sebagai
bentuk baptisan? Hal ini muncul akibat banyaknya pertanyaan yang hadir dengan bagaimana
sebenarnya baptisan dilakukan. Yang mungkin dapat dilakukan ialah dengan membaptis dengan
menggunakan air sebanyak mungkin, terlepas dari mereka yang sakit. dengan adanya air tersebut
terlihat bahwa kehidupan diambil dengan cara yang melibatkan keseluruhan orang. Pembaptisan
dengan hanya pencelupan dan basah kuyup, namun yang pasti baptisan tidak bergantung pada
bagiamana Air dapat diaplikasikan dalam Baptisan.
a. Dalam Alkitab dengan jelas dinyatakan bahwa Pembatisan masuk kedalam bentuk
katekese terlebih merujuk kepada matius 28:18-20, dan Markus 16:16. Dalam hal ini,
penggunaan teks tersebut disampaikan hendak menujukkan bahwa ada kekayaan dari
bentuk pembaptisan yang ada didalam baptisan tersebut. kesaksian yang ada dalam teks-
teks diatas menujukkan bahwa ada penggabungan kesaksian baptisan sebagai tindakan
Allah yang mencipta yang baru, dan serta merta segala bentuk nasihat harus berjalan dan
533
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 186-
194
374
janji serta perintah akan dilaksanakan. Pembaptisan harus memproklamirkan iman akan
penyelamatan Allah dan menghancurkan bentuk kehidupan yang lama, dengan
melahirkan manusia melalui air dan Roh dan mengampuni dosa melalui kasih
karunianya. Dengan begitu gereja bukanlah menjalankan baptisan karena batasan ras,
namun hendak menujukkan bahwa Allah bebas berdaulat dan semua yang telah dibaptis
dan semua yang dibaptis diserahkan kepada Allah bapa, dengan begitu tampaklah
kekayaan yang ada dari Trinitatis melalui karunia Baptis.
b. Dengan mengaku dalam Iman dan pengakuan iman Aku peprcaya menujukkan
mereka yang dibaptis melalui baptisannya harus menunjukkan sejauh mana relasi atau
hubungan rumusan pengakuan didalam Ke-Tritunggalan Allah. tidak ada rumusan yang
pasti terkait dengan pengakuan tersebut, bentuk pengakuan telah digunakan sejak lama,
sehingga baptisan tidak terlalu menekankan rumusan pengakuan yang sama. Melalui
pengauan Iman Rasuli, melalui ajaran katekese, akan mengarahkan jemaat untuk
berkomitmen kepada Tuhan untuk memberi kemuliaan kepada Tuhan. Berbagai bentuk
pengajaran yang dilakukan adalah untuk memberikan pengetahuan dan penolakan
terhadap dosa.
c. Jemaat berpartisipasi secara aktif terhadap baptisan
Oleh karena Umat merupakan Instrumen yang diberikan Tuhan, Kehadiran jemaat
menjadi bentuk kesaksian yang harus dimiliki untuk dikatakan dan bersaksi melalui
baptisan yang berlangsung. Jemaat mengambil tempat dalam doa oleh karena Roh kudus
hadir dan bersyukur atas apa yang dicapau untuk orang-orang yang telah dibaptis.
Penyembahan jemaat harus ikut serta melaui doa bapa kami dan menerima mereka yang
dibaptis seperti dirinya sendiri dan menemani mereka hingga ke masa yang akan datang.
d. Baptisan tidak memisahkan antara baptsian anak-anak dan baptisan dewasa.
Dalam hal ini identitas yang disampaikan dalam baptisan adalah sama. Mereka yang
dibaptis bukanlah mereka yang lahir secara individual. Dimana baptisan dipahami sbagai
angota spiritual tubuh kristus. Hal ini berkaitan dengan eskatologi, dimana hal ini juga
ditekankan dalam ajaran Yesus ketika Yesus memberkati anak-anak.
Dalam laporan yang ada didalam Kisah para rasul, penumpangan tangan serta beberapa
bagian tambahan yang beragam dalam baptisan akhirnya dengan segera diakui seperti mengurapi
dan memberikan tanda materai secara metaphor. Dalam gereja Kuno, bahkan mengadopsi
berbagai macam serta makna dalam pembaptisan dengan menempatkannya pada pengembangan
pelayanan liturgy baptisan. Pengurapan, penumpangan tangan pemberian tanda salib adalah
sebagai contoh pengembangan didalam pelayanan Baptisan yang memiliki tempat yang berbeda,
didalam Tindakan yang sama, namun mungkin memberikan makna yang berbeda. Penumpangan
534
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 194-
199
375
tangan menjadi bentuk kombinasi antara Firman dan tindakan dalam pembatipsan. Kemudian
tindakan mengurapi merupakan dilakukan sebelum atau segera sesudah baptisan. Tanda
pembatisan juga dilakukan degan salib, pemberian garam, ppemberian susu dan madu. Segala
bentuk dari tanda-tanda atau kegiatan diatas merupakan hasil tafsiran yang bertujuan untuk
menguatkan menujukkan makna kristologi Yesus dan kehidupan yang akan datang, dan
kehidupan maa kini. Kegiatan yang dilakukan juga ialah dengan menguduskan (Konsekrasi)
melalui baptisan dalam formula Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Maka tidak mengejutkan
sebenarnya jika dilihat betapa banyak hal yang bisa dilakukan dalam Baptisan oleh karena
kekayaan dalam baptisan tidak hanya dapat diexpreskan melalui perkataan semata.
Tanggapan Dogmatis
Istilah Sakramen berasal dari bahasa Latin yaitu sacramentum, yang berarti sumpah atau lebih
umum adalah suatu tindakan agamawi yang mengikat orang-orang yang melakukannya di depan
dewa-dewa. Kata ini dipakai untuk menerjemahkan kata Yunani mysterion (rahasia Ilahi) mulai
dipakai dalam bahasa gereja untuk merangkul tindakan-tindakan gerejawi seperti baptisan kudus
dan perjamuan Kudus. Menurut Agustinus, sakramen adalah tanda kelihatan dari hal yang kudus
535
Edmund Schlink, The Doctrine of Baptism, terj. Herbert J. Bouman, London: Concordia Publishing House, 199-
205
376
ataupun bentuk yang kelihatan dari kasih karunia yang tidak kelihatan.536 Dengan adanya
Sakramen maka menjadi sebuah tanda yang menghubungkan antara Allah dengan manusia.
Menurut Martin Luther bahwa sakramen bukan hanya tanda kepercayaan tetapi merupakan
lambang kesaksian dari kehendak Allah terhadap umatNya. Yang melalui lambang tersebut Ia
menggerakkan hati manusia supaya percaya.537 Gereja-gereja yang termasuk dalam aliran
Lutheran dan Calvinis mengakui hanya ada dua Sakramen, yaitu: Sakramen baptisan Kudus dan
Perjamuan Kudus. Baptisan berasal dari bahasa yunani Baptizo,yang memiliki arti (saya mandi,
saya masuk kedalam air)yang melambangkan pembersihan dosa. Baptisan ditetapkan oleh Allah
untuk dilaksanakan oleh murid-muridNya yang telah diamanatkan dalam (Mat 28:19-20; Mark
16:16).538
536
Christian de Jonge, Apa itu Calvinisme?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008, 189
537
Theodore G. Tappert (penerjemah), Buku Konkord: Konfesi Gereja Lutheran, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016,
253
538
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006, 433
377
dilaksanakan, tetapi makna dan berkat yang didapatkan dari baptisan itu. Gereja HKBP juga
mengenal baptisan dewasa yakni mereka yang datang dari kekafiran atau agama-agama lain.
Dewi Sinaga
Bagaiamana Tanggapan Kelompok dengan Formulasi penyebutan nama didalam baptisan,
apakah sah menggunakan marga dalam batak atau tidak?)
Tanggapan Dosen
378
Dalam Apologi Konfessi Augsbur pasal IX sangat jelas menekankan bahwa baptisan anak-
anak bukanah sebuah baptisan yang sia-sia dan juga merupakan baptisan yang berada didalam
dan melalui Firman dan Sakramen. Hal ini diperkuat dengan Amanat Agung yang disapaikan
Yesus dalam Matius 28:19 dimana dengan tegas dikatakan Baptislah Semua Bangsa
sebagaimana bentuk keselamatan ditawarkan kepada semua orang, tanpa mengenal usia baik
laki-laki atau perempuan, baik anak-anak ataupun orang Dewas, baik kepada siapapun.539 Luther
Juga sangat tegas mengatakan bahwa baptisan yang diberikan oleh Allah kepada manusia adalah
baptisan dalambentuk anak-aak, dimana mereka yang dibatis adalah anak-anak yang merindukan
kasih Allah, anak-anak yang akan menjadi kudus dan memberi mereka dalam Roh kudus,
sehingga tampaklah bahwa Baptisan anak-anak adalah berkenana kepada Allah.540 mereka yang
datang kedalam baptisan datang bukan karena Imannya sendiri, mereka yang menerima baptisan
bukan karena kekuatannya untuk mengeal Allah dan mencari berkat yang diberikan Allah,namun
oleh karena Allah berfirman dan bekerja melalui firman, dan Jemaat membawa anaknya dibaptis
atas dasar Allah yang memerintahkan.541
Dalam pemahaman Baptisan anak-anak, pemahaman yang berkembang ialah dikenal dengan
pemahaman Baptisan sebagai Coorporate, dimana anak-anak yang dibaptis dan dibawa oleh
orang Tuanya adalah bentuk kepercayaan yang dibawakan oleh orang tua dalam rangka
mempercayakan serta menujukkan bahwa anak-anak yang dibaptis akan didik oleh orang Tua
yang membawa anak-anaknya kedalam baptisan. Sekali lagi dikatakan bahwa Amanat Agung
juga harus diberitakan oleh Orang Tua kepada anak-anaknya sebagai bentuk missi Allah. dalam
Bukunya Calvin memebbrikan pernyataan juga yang begitu tegas dengan mengatakan bahwa
anak-anak yang diaptis telah dimasukkan kedalam tubuh gereja sehingga anggota-anggota
lainnya sungguh-sungguh memiliki tanggung jawab dalam membina serta menjadi dorongan
yang mengikat bagi anak-anak untuk nantinya ketika menjadi dewasa untuk mempertanggung
jawabkan imannya. Dilain sisi, Calvin menujukkan bahwa penyerahan anak-anak kedalam
baptisan menjadi sebuah materai bahwa Tuhan akan menjadi Allahnya, dan keturunannya akan
menyembah Allah.542 Bahkan didalam Kitab perjanjian Baru tidak menujukkan ketertarikan
bagiamana baptisan tersebut dilakukan, kepada siapa baptisan dilayangkan, apakah mengenal
batasan Umur atau tidak. Namun yang menjadi thema utama atau inti utama adalah Baptisan
merupakan pekerjaan Allah dan penciptaan kembali pekerjaan Allah kepada mereka yang
mengambil baptisan.543 Baptisan adalah anugerah, maka didalam anugerah, pekerjaan Roh kudus
tidak dibatasi oleh Umat dan pemahaman Manusia, doktrin memang benar mengatur apa yang
bisa dilakukan didalam pembatisan, namun secara asali Allah-Lah yang mempunyai pekerajaan
didalam baptisan. Didalam aturan peraturan HKBP dengan jelas menujukkan bahwa dapat
539
Theodore G Tappert (Penerj), Buku Konkord konfessi gereja Lutheran, (BPK Gunung Mulia :Jakarta, 2016),
207
540
Martin Luther, Katekismus Besar (BPK Gunung Mulia: Jakarta, 2012), 197
541
Martin Luther, Katekismus Besar, 198
542
Yohanes Calvin, Institutio: pengajaran Agama Kristen, (BPK Gunung Mulia: Jakarta, 2005), 297
543
Edmund Schink, The Doctrine Of Baptism (Concodia Publishing : London, 1969), 109
379
dilakukan degan menyatakan bahwa baptisan kepada anak-anak terjadi karena anak-anak
termateraikan didalam persekutuan dengan kristus, sehingga karya penebussan terjadi, dan dalam
rangka pendidikan, orang tua memiliki tanggung jawab terhadap pertumbuhan iman anak-
anak.544
Pembatisan yang dilakukan kepada anak-anak yang mengalami sekarat juga telah menjadi
perdebata yang cukup panjang. Calvin denga jelas menyataan bahwa yang mampu dan boleh
mambaptis adalah pejabat gereja dan anak-anak yang sedang sakit atau meninggal tidak dibaptis
tidak akan kehilangan anugerah kelahiran-kembali, dan Allah yang akan tetap bekerja
menentukan karya keselamaan yang diberikan oleh Allah. dengan demikian anak-anak yang
belum lahir pun telah diselamatkan Oleh Allah. sehingga pembatisan darurat tidak diperlukan.
Berbeda dengan Luther dan HKBP memandang bahwa alangkah lebih baik melanggar jabatan
gerejani agar baptisan dapat dilakukan untuk membaptis anak-anak yang sekarat, dan baptisan
perlu dilakukan untuk keselamatan. Kelompok melihat memang bahwa benar Allah telah
berkarya menentukan keselamatan yang akan diberikan Oleh manusia, namun karya yang
dinyatakan oleh Allah kedalam Kehidupan Manusia (Pembatisan Yesus sebagai bentuk
pembatisan yang langsung disampaikan Oleh Allah) perlu dinyatakan, bukan dalam rangka
keselamatan, namun dalam usaha memenuhi pernytaan yang diberikan Allah kepada Manusia
sehingga pernyataan yang disampaikan oleh Allah tergenapi, melalui baptisan dinyatakan
pekerjaan Allah kepada Manusia.
Didalam perjanjian Baru, formulasi yang dilaukan didalam baptisan tidak terlalu dtekankan,
apakah baptisan dilakukan dengan menenggelamkan, atau memercikkan atau menggunakan air
yang mengalir. Namun penekakan selalu pada baian karya penyelamatan Allah. bagiamana
dengan penggunaan nama dan penyebutan marga didalam baptisan oleh Orang Batak? Beberapa
jawaban menyatakan bahwa Marga tidak diperkenankan disebutkan didalam baptisan atau
formulasi Triune Of God Karena baptisan tidak mengenal kelompok marga dalam satu
kebudayaan yang memungkinkan baptisan yang mengenal sistem pengelompokan, dalam artian
kerajaan Allah tidak mengenal kelompok marga namun merujuk pada kesatuan keselaatan yang
diberikan Allah.
Pemahaman yang lebih lanjut dimana Dalam Tradisi Orthodoks, nama dan formulasi yang
digunakan Ialah dengan tidak menyebut Nama N.N telah dibaptis didalam nama Allah Bapa,
anak dan Roh kudus dan dalam Tradisi gereja Roma dan Gereja Reformasi menggunakan
Formulasi N.N saya membabptis engkau didalam nama allah Bapa, Anak dan Roh kudus. Maka
terlihat mereka yang membaptis bukanlah hal utama dalam baptisan, melainkan sebagai
instrument yang dipakai Allah saat sedang bekerja dan bertindak dalam baptisan tersebut.
Menggunakan nama atau tidak menggunakan nama dalam rumusan baptisan bukan menjadi
masalah terhadap formula baptisan yang disebutkan. Dalam perjanjian Baru penggunaan kata Eis
544
HKBP, Pengakuan Iman HKBP konfessie 1951&1996 (Percetakan HKBP: Pematang Siantar, 2013), 137
380
didalam nama hendak menujukkan tugas yang akan ditanggung oleh yang akan dibatptis
dalam perintah dan kekuasaan ke-Tritunggalan Allah545 penggunaan Marga atau tidak didalam
baptisan tidak menujukkan bahwa Baptisan tidak menjadi sah oleh karena penyebutan marga.
Allah tidak menyelamatkan manusia dengan melihat nama marga dan nama, sehingga
penggunaan marga dan Nama tidak menjadi batasan karya penyelamatan yang dilakukan oleh
Allah kepada Manusia, namun pekerjaan Allah yang menentukan. Dengan kata lain Baptisan sah
menggunakan formulasi nama atau tidak.
Kelompok 18
545
Edmund Schink, The Doctrine Of Baptism,
381
Nama Kelompok : Surya Napitupulu (14.2904)
Theresya Nadapdap (14.2905)
Matakuliah : Dogmatika II
BAB I
Pendahuluan
Buku ini ditujukan kepada semua orang Katolik agar mereka dapat memahami Ibu
mereka dengan baik dan memberinya tempat yang lebih besar dalam hidup mereka. Penulis ingin
memperjelas gagasan dan rencana ilahi terkait dengan Bunda Maria, untuk menunjukkan tempat
dan peran yang diberikan bagi Maria oleh Tuhan, sebab hal tersebut sangat penting. Pengabdian
Maria yang tulus berasal dari iman yang berpegang teguh pada Tuhan dan menerima rancangan-
Nya. Tuhan berkehendak untuk mengasosiasikan Maria dengan pekerjaan keselamatan-Nya dan
melalui Maria, Tuhan sudah memberika anak-Nya kepada tatanan dunia. Kita harus menerima
Maria sebagai Bunda kita. Maria merupakan karunia bagi kita dan ungkapan kehendak ilahi ini
menyembunyikan misteri cinta. Setelah Kritus, Maria adalah rahmat Tuhan yang paling
menonjol. Para teolog belum merampungkan studi mereka mengenai misteri ini. Penelitian ini
bertujuan untuk membantu semua anak-anak Gereja, umat awam, dan juga Pendeta untuk
semakin baik memahami misteri dan peran Maria yang meyakinkan, supaya kehidupan Katolik
mereka bisa semakin tercerahkan oleh dia (Maria) dan berkembang sampai yang tertinggi. 546
BAB II
ISI
546
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God,(London: Burns & Oates, 1963), 9-12.
382
fenomena tersebut. Akan tetapi Allah memanggilnya dan memerintahkannya: Jangan datang
mendekat; alih-alih mengambil sepatu dari kakimu, engkau berdiri di tanah suci. Tradisi telah
menyamakan Maria seperti semak, meskipun terbakar, tetapi tidak hancur. Setelah menjadi
seorang ibu tanpa berhenti menjadi seorang perawan, dia melahirkan, di dalam dirinya terbakar
api itulah Allah yang hidup, dan kehadiran Allah kita di dalam Maria menjadikannya seperti
tempat kudus yang hidup, tidak didekati kecuali dengan rasa hormat yang tak terbatas dan
setelah dilucuti diri kita dari gagasan-gagasan yang terlalu manusiawi.
Firdaus Allah
Benar bahwasanya Bunda adalah makhluk ciptaan dan dirinya sendiri bukan apa-apa,
sama seperti kita semua, dan tidak perlu ada fakta yang sangat jelas. Kita semua dapat mendekati
misteri Maria hanya dengan cara mendapatkan anugerah pencerahan oleh Roh Kudus yang
sendiri menyelidiki hal-hal yang dalam dari Allah, dan maju, seperti yang dilakukan oleh Imam
Besar dari Perjanjian lama, di luar tabir ke tempat kudus paling dalam.
Agar kita bisa memahami Maria, penting bagi Allah untuk menciptakan keAllahan kita dengan
dia dan untuk memurnikan pandangan kita. Seperti yang dikatakan oleh St Yohanes, "Bagaimana
mungkin orang yang tidak memiliki kasih itu memiliki pengetahuan tentang Allah", dan ini juga
berlaku untuk Maria.
Wahyu Progresif
Wahyu ilahi ditutup akhirnya setelah kematian St. Yohanes, yang terakhir dari para
Rasul. Tidak ada dogma baru yang akan tampil di gereja, semua kebenaran iman kita untuk
selamanya terkandung dalam penyimpanan wahyu, tetapi di bawah pencerahan Roh Kudus
pengetahuan kita tentang iman dapat terus meningkat dan meningkat dari zaman ke zaman. Allah
sendiri mempersiapkan kita untuk pertumbuhan kebenaran supranatural secara bertahap ini saat
dia memberi tahu para Rasul-Nya: "Masih banyak yang harus kukatakan kepadamu, tapi ini
sudah sampai di luar jangkauanmu. Ini akan menjadi miliknya, Roh yang memberi kebenaran,
ketika dia datang, untuk membimbing kita ke dalam semua kebenaran. Allah kita memerintahkan
kepada Roh Kudus untuk memimpin para Rasul menuju kelimpahan kebenaran. Sebuah
pengabdian kepada Maria yang tidak membawa kita untuk mempelajarinya segera pudar, dan
dikurangi menjadi emosi atau rutinitas yang dangkal. Kita dapat menyimpan harta karun Allah
hanya apabila kita menawarkannya kepada orang lain, karena segala sesuatu yang berasal dari
Allah memerlukan pemberian diri.547
547
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 13-18.
383
Allah tidak mengenal kita karena kita ada, kita ada karena kita mengenal Dia. Semua
berasal dari kenyataan karena kenyataan lahir dari pikiran kreatif Allah. Seperti Ravaisson
katakan: Dunia adalah pemikiran yang tidak berpikir, ditangguhkan dari pikiran dan ini berlaku
dalam tingkat yang lebih tinggi lagi bagi manusia berpikir yang harus memanfaatkannya. Allah
lebih daripada kita sendiri, dan pikiran kreatif-Nya adalah sumber keberadaan kita, panggilan
kita, hal itu menjelaskan kita dan merupakan pusat substansi kita.
Maria di dalam pemikiran Allah
Agar kita dapat memahami Maria, maka kita harus kembali memikirkan awal mula dunia,
pikiran kreatif Allah. pada analisis terakhir, mengapa Allah menciptakan dunia?
Rasul Paulus menjawab: untuk Kristus, Dia itu, memang, yang adalah awal dan akhir, kata
terakhir dalam segala sesuatu. Di dalam Dia ciptaan bersatu, langit dan bumi, segala sesuatu
yang terlihat dan tak terlihat, sejarah, ruang, semuanya telah dilakukan mengingat Allah kita
Yesus Kristus. Seperti yang dikatakan St Paulus: "Ia telah memilih kita keluar, di dalam Kristus,
sebelum dunia dijadikan orang suci, menjadi tidak bercacat di mata-Nya karena kasihinya;
menandai kita terlebih dahulu (jadi perintahnya diputuskan) untuk menjadi anak angkatnya
melalui Yesus Kristus. Dengan demikian, dia akan mewujudkan kemuliaan anugerah yang
dengannya, dia telah membawa kita ke dalam kebaikannya di dalam pribadi Putra yang dikasihi-
Nya. Di dalam Kristus, Firman yang menjelma, bahwa dunia memperoleh maknanya, stabilitas
dan kesusilaannya, dan di dalamnya kunci dialektika sejarah dapat ditemukan. Dalam misteri
Natal, dengan semua yang mengalir darinya, terletak semua filosofi kita atau, lebih baik lagi,
teologi kita tentang kisah penciptaan. Menurut Duns Scotus, inkarnasi sebenarnya adalah
penebusan, Kristus masuk ke dalam dunia ini di atas segalanya sebagai Allahnya dan sebagai
mahkota kemuliaan ciptaan, dan bahkan seandainya Adam tidak melakukan dosa, Anak Allah
akan menjadi berinkarnasi di dalam rahim Maria.
Pada hari raya kelahiran Maria, seperti pada Pembuahan tak bernoda, Gereja meletakkan
di bibirnya pesan ini:
Allah membuat saya ketika pertama kali menjalankan pekerjaannya, pada saat kelahiran,
sebelum ciptaannya dimulai. Sudah lama, sebelum bumi kuno, saya memegang kursus saya.
Sudah saya berbaring di rahim, saat kedalamannya masih belum ada, padahal belum ada sumber
air; Ketika saya lahir, gunung-gunung belum tenggelam di fondasi mereka yang kokoh, dan tidak
ada bukit-bukit; belumkah dia membuat bumi atau sungai, atau kerangka solid dunia. Aku ada di
sana saat dia membangun langit, saat dia berpagar di perairan dengan kubah yang tidak dapat
diganggu, saat dia memperbaiki langit di atas kepala, dan mengatapi sumber air mancur yang
dalam!. Saya berada di sana saat dia menutup laut di dalam batas-batasnya, melarang air untuk
melampaui batas yang ditetapkan mereka, saat dia mempersiapkan fondasi dunia. Saya berada di
sisinya, seorang master-workman, kegembiraan saya meningkat setiap hari, saat saya bermain di
depannya selama ini; Bermain di dunia debu ini, bersama anak-anak Adam untuk bermainanku.
(Amsal 22-31).
384
Maria di dalam perhatian Allah
Allah mencintai kita semua dan dengan segenap intensitas keberadaannya, dengan
kekuatan kasihnya yang maksimal. Dia mencintai kita masing-masing. Bapa memberikan diri-
Nya sepenuhnya dalam Firman dan bersama-sama keduanya memberi diri mereka sepenuhnya
Kdalam Roh Kudus. Kita semua dipanggil oleh Allah untuk menjadi anak-anak-Nya dan ahli
waris kerajaan-Nya. Allah mengasihi kita semua secara setara tanpa cadangan, namun tingkat
keakraban dan ungkapan cinta itu akan bervariasi sesuai dengan penerimaan jiwa.
Maria sepenuhnya tunduk pada kehendak baik Allah. Maria dipenuhi dengan rahmat,
dengan cahaya, dia mendengar kata-kata tak terhitung banyaknya untuk direnungkan di dalam
hatinya, namun karya pengudusan ini mempersiapkannya mengingat misinya sebagai Bunda
semua orang, sesuai dengan hukum konstan tentang kecenderungan Allah.548
Maria termasuk dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dia menutup Perjanjian
Lama dan menyelesaikan masa lalu, dan dia membuka dan meresmikan kelimpahan waktu.
Secara kronologis, kehidupannya jatuh sebelum, selama dan setelah kehidupan Putra-Nya, dan
dia tampaknya ditakdirkan untuk menjadi transisi hidup di antara setiap fase ini. Maria menjadi
penghubung antara orang Israel dan Sang Juru Selamat yang ditunggu-tunggu oleh mereka, dan
antara gereja yang baru lahir dan Kristus yang bangkit, dia mengantisipasi Parusia dengan
asumsinya sendiri.
Kami katakan bahwa Maria datang pada akhir perjalanan Israel menuju keselamatannya.
Perjanjian Lama menjadi catatan menunggu kedatangan Sang Penebus. Hubungan antara ibu dan
Anak berjalan seperti benang emas, melalui Perjanjian Lama. Maria menjadi persiapan panjang
dua puluh abad yang mendahului kedatangan Sang Mesias.
Pembebasan dari Dosa Asali (Warisan)
Umat Katolik yang diinstruksikan terkadang berpikir bahwa objek misteri ini adalah
konsepsi sebenarnya tentang Maria: dalam pandangan ini Maria tidak dikandung sesuai dengan
tatanan alam; ibunya, Anne, dikandung sementara tetap perawan seperti yang kemudian
dilakukan Maria sendiri. Sekarang tidak ada pertanyaan tentang Maria menjadi pengecualian atas
tatanan alam. Dia dikandung seperti setiap anak Adam, Putra ilahi-Nya hanya dikecualikan,
melalui hubungan suami-istri biasa dengan ayah dan ibunya. Apa yang terlibat di sini adalah
sebuah kutipan dalam urutan anugerah. Hak istimewa dari Konsepsi pembuahan tak bernoda
adalah hal yang terjadi di bawah tanda kasih karunia. Maria penuh dengan kasih karunia
548
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 19-25.
385
meskipun dia terbebani oleh hal tersebut. Di sana kita memiliki semua perbedaan antara dia dan
anak-anak Adam yang lain sejak dosa asali masuk ke dunia. Yang terakhir ini dikandung dan
dirampok dari rahmat yang sangat yang tidak pernah menginginkan Maria. Menurut St. Yohanes
Pembaptis, Maria dikuduskan di dalam rahim ibunya, ataus segera setelah pembuahannya.
Allah kita adalah Juruselamat seluruh umat manusia; penebusannya mencakup semua
tanpa kecuali. Karena dia adalah Bunda Kristus, Juruselamat seluruh umat manusia, Maria tidak
pernah mengetahui kelalaian yang menghina akibat dosa Adam. Dikecualikan karena dia berasal
dari konsekuensi dosa asal, dia berbagi dengan cara yang lebih baik daripada semua makhluk
lain, efek yang diberkati dari penebusan yang menjamin eksepsinya yang begitu mulia.
Keselarasan doktrin ini adalah hasil dari cahaya Roh Kudus yang dengannya, sedikit demi
sedikit, para teolog Gereja dimungkinkan untuk mengabstraksikan prinsip yang dituntut oleh
skema penyelamatan ilahi dan membangun sintesis dimana tidak ada kebenaran iman Katolik
yang dikorbankan. Keistimewaan dari Bunda Maria diproklamirkan sebagai dogma pada tahun
1854 oleh Pius IX.549
Pembebasan Maria dari dosa dikarenakan oleh kualitas Bunda Allah. Kesucian Anak
adalah penyebab pengudusan Bunda. Keyakinan akan kesucian Maria ditegaskan di gereja
dengan penekanan yang terus meningkat, terlebih setelah Konsili Efesus pada tahun 431. Gereja-
gereja di Timur memperbanyak pesta liturgi Maria, yang hampir semuanya berasal dari mereka
sendiri, dan tidak mungkin untuk menghitung khotbah yang disampaikan pada kesempatan
seperti itu, menggemakan keajaiban yang tidak pernah basi.
Kelimpahan anugerah
Pembebasan dari dosa, yang menjadi ciri dogma Pembuahan Tak Bernoda, mungkin
membawa kita untuk berpikir bahwa kita di sini diperhadapkan pada dosa yang hanya
merupakan hak istimewa yang negatif, akan tetapi tidak itu masalahnya. Hal ini menyiratkan
sebuah hasil positif, kelimpahan anugerah dan cinta kasih, artinya jiwa dipenuhi dengan Roh
Kudus. Kita mungkin mengatakan bahwa kelimpahan anugerah Maria melampaui semua
malaikat dan orang-orang kudus, kadang kita tergoda untuk memikirkan kelimpahan dengan cara
yang terlalu khusus satu kuantitas. Kasih karunia berarti Allah yang hidup menanamkan diri-
Nya kepada kita, dan di dalam Maria tingkat persatuan dengan Allah melampaui segalanya dari
semua makhluk yang disatukan, namun dengan caranya sendiri, ini adalah masalah kualitas dan
bukan kuantitas. Oleh karena itu tidak akan tergoda lagi untuk membahas kelimpahan anugerah.
Di sini penulis hanya menghargai karunia Allah saja. Maria menerima Roh Kudus pada saat
pembuahannya.
Konsekuensi
549
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God , 26-30.
386
Betapa sangat sempurnanya keseimbangannya, pengendalian dirinya sendiri! Tubuh dan jiwa
berada dalam harmoni yang sempurna, dan yang terakhir tidak begitu selaras dengan KeAllahan.
Maria dekat dengan Allah dengan kepekaan yang lembut.
Jiwa yang selaras dengan Tuhan
Allah tercermin dalam jiwanya seperti kaca prisma. Maria berhasil dalam keajaiban hidup
berdampingan, kebetulan, persekutuan yang tak henti-hentinya dengan Allah yang merupakan
rahasia kesucian. Penguasaan Allah atas Maria tidak termasuk dalam dirinya juga semua
penderitaan yang menyiratkan kejahatan, atau gangguan dalam seperti penyesalan atau
keberatan. Pertumbuhan iman Maria luar biasa. Sejak dari awal kesucian Bunda Maria
melampaui semua orang kudus, karena itu pertumbuhan anugerahnya terjadi dalam ukuran
seperti hampir membuat hati pusing memikirkannya untuk mencoba membayangkannya.
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di
Galilea bernama Nazaret,kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama
Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria,
ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai , Allah menyertai engkau." Maria terkejut
mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu
550
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God , 31-38.
387
kepadanya: "Jangan takut hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan
Allah.Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan
hendaklah engkau menamai Dia Yesus.Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi. Dan Allah Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-
Nyatidak akan berkesudahan.Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin
terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun
atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus,Anak Allah. (Lukas 1:26-35).
Dari teks di atas dapat disimpulkan bahwa bagaimana seorang Yahudi muda biasa dapat
mengerti kata-kata yang disampaikan oleh malaikat tersebut. Maria, anak perempuan Israel dan
mengangkat Kitab Suci Yahudi, tidaklah seorang Yahudi muda biasa. Dia adalah Maria yang tak
bernoda, yang pemahamannya tercerahkan oleh alasan keistimewaannya.
Pesannya sendiri
Bagi setiap orang percaya dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus, Roh Allah, berarti
Yahweh sendiri. Dia adalah Roh yang sama, yang oleh Yesaya diproklamirkan akan tinggal di
atas Emmanuel, dan mendatangi orang-orang pilihan lainnya dalam Perjanjian Lama. Yahwehlah
yang akan membayangi Maria. Allah terselebung di antara orang-orang pilihan. Allah
menampakkan kemuliaan-Nya kepada orang-orang Yahudi di padang gurun melalui tiang awan.
Pesan sebagai mengerti Maria
Oleh karena itu, dia yang sedang mendengarkan pesan pasti menyadari bahwa
"kemuliaan Allah" yang sama yang telah memenuhi Tabernakel dan Bait Suci harus berada di
atasnya dan di dalam dirinya. Fr Lyonnet menyimpulkan bahwa kehadiran ilahi yang lama telah
melayang di atas Kemah Suci, dan mengisinya dengan sempurna sehingga Musa tidak dapat
masuk, dan kemudian tinggal di Bait Suci di Yerusalem atau, lebih tepatnya lagi, di tempat suci
yang paling suci di Bait Suci itu Tempat Maha Kudus Kehadiran yang akhirnya menahbiskan
kuil simbolis era Mesianik, malaikat Gabriel mengatakan kepadanya untuk menjadi seperti hadir
dalam rahim perawannya, dan untuk mengubahnya menjadi tempat yang maha kudus yang
hidup. Kehadiran ilahi yang sejak kecil dia telah diajarkan untuk memuliakan di satu tempat di
bumi, di sanalah ke mana hanya Imam Besar yang bisa masuk dan kemudian hanya setahun
sekali, pada Hari Agung yang agung, dia belajar dari malaikat dia sekarang untuk memuja
dirinya sendiri.
Gereja mengajarkan kepada kita bahwa Maria mengandung Allah kita di dalam jiwanya
dengan iman sebelum dia memasukkannya ke dalam rahimnya, dan mengagumi iman yang tak
tertandingi itu. Seandainya dia tidak berada di bawah KeAllahan Putra-Nya pada Hari Raya,
imannya tidak hanya tidak memadai untuk situasi sebenarnya, tapi lebih rendah dari kenyataan
fisik, karena dia akan melahirkan secara fisik seseorang yang adalah Anak Allah. Tidak lebih,
388
imannya pasti lebih rendah daripada yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, yang percaya
pada kelahiran perawan Mesias, sementara Maria, yang juga mengenal Kitab Suci, mengetahui
melalui pengetahuan alami langsung bahwa anaknya lahir tanpa campur tangan manusia, dan
adalah Messias yang dijanjikan. Namun, fakta bahwa dia menyadari keilahian Putra-Nya dengan
bijak tidak menyangkal ketidaktahuan mengenai bagaimana misi mesianik akan berkembang.
Maria menyadari keilahian Putra-Nya dengan bijak tidak menyangkal ketidaktahuan mengenai
bagaimana misi mesianik akan berkembang.551
Maria adalah ibu dari Yesus (Anak Allah). Anak itu, Firman yang menjadi daging. Tidak
cukup mengatakan bahwa Maria adalah Bunda Kristus, dia juga harus disebut Bunda Allah.
orang Kristen mula-mula menyatakan hal ini secara jelas. Ada orang-orang yang berdebat
dengan fakta bahwa Maria tidak menimbulkan keilahian Kristus, tetapi hanya kemanusiaannya,
yang ingin mencadangkannya hanya gelar Anthro-potokos Ibu Manusia itu. Pada tahun 1931
ulang tahun ke lima belas abad Dewan ini diperingati, Pius XI dengan demikian menegaskan
kembali iman kuno Gereja: "Jika anak Santa Perawan Maria adalah Tuhan, dia yang memberinya
kelahiran layak disebut Ibu Allah. Jika pribadi Yesus Kristus adalah satu dan ilahi, tidak
diragukan lagi, tetapi semua orang hanya memanggil Maria bukan hanya Bunda Manusia,
Kristus, tapi Bunda Allah, atau Theotokos. Kita memuliakan Maria, yang oleh Elizabet, sanak
saudaranya, dialamatkan sebagai Bunda Tuhanku. Menurut St Agustinus, sang Martir bahwa
Maria telah melahirkan Tuhan. Maria tidak hanya Bunda daru tubuh Kristus, tetapi Bunda
Pribadi hidup di dalam tubuh itu, yaitu Pribadi yang ilahi, Firman Allah. Dia juga bukan ibu dari
seorang pria yang akan dipersatukan dengan Tuhan, tapi seorang pria yang dari pembuahannya
adalah Tuhan dalam Pribadi. Tidaklah cukup untuk mengatakan bahwa Maria adalah ibu melalui
campur tangan Allah: dia adalah Bunda Allah. Dia adalah ibu dari Ketuhanan, atau bahwa dia
memberi kepada Tuhan kita kepribadian ilahi-Nya; Karena sebelum dia mengandung dia, dia
adalah Tuhan dari segala kekekalan.
Keibuan ilahi Maria memiliki fitur yang eksklusif miliknya sendiri. Pertama, sang ibu
dipilih oleh Putranya dari segala kekekalan. Ini adalah paradoks dan situasi yang unik dan tidak
551
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God , 39-44.
389
ada batasan untuk konsekuensinya. Mgr Fulton Sheen mengungkapkannya dengan baik: "Ketika
Tuhan memutuskan untuk menjadi manusia, dia harus memilih saat kedatangannya, negara di
mana dia akan dilahirkan, kota tempat dia akan tumbuh, bangsa, ras, politik dan ekonomi yang
akan dia tinggali, bahasa yang akan dia bicarakan, kondisi psikologis yang dengannya dia akan
berada dalam kendali, seperti Tuhan sejarah manusia dan sebagai Juruselamat dunia.
"Semua rincian ini bergantung sepenuhnya pada satu faktor: wanita yang akan menjadi ibunya.
Karena dalam memilih seorang ibu, dia akan memilih posisi sosial, bahasa, kota asal,
lingkungan, zaman, takdir. Ibunya tidak seperti kita. Orang lain, yang kita terima sebagai fakta
yang ditentukan dalam sejarah dan mana yang tidak dapat kita ubah. Tuhan kita lahir dari
seorang ibu yang dipilih olehnya sebelum dia dilahirkan darinya."
Perawan Ibu
Maria adalah ibu yang berbeda dengan ibu lainnya, karena ia adalah ibu yang perawan.
Gereja mengajarkan bahwa Maria tetap perawan tidak hanya setelah kelahiran Tuhan kita, tetapi
sebenarnya dalam memberinya kelahiran. Keperawanan dalam persalinan ini adalah sentuhan
halus yang ditambahkan dari kasih Tuhan dalam hal dirinya. Dia menghendaki agar ibunya
membawanya keluar dengan sukacita yang tak tergoyahkan dan integritas yang sempurna,
sehingga bagi kemuliaan keibuan ilahi akan ditambahkan bahwa keperawanan yang tidak dapat
dilanggar.552 Gereja mengajarkan bahwa Maria tetaplah perawan sebelum, selama dan sesudah
dia mengandung Putra-Nya, ini adalah dogma iman. Maria tidak memiliki anak setelah ia
melahirkan Juruselamat kita. Hal ini tidak bertentangan sedikit pun dengan ungkapan saudara-
saudara Tuhan yang kadang-kadang ditemukan dalam Injil. Dalam bahasa Ibrani dan bahasa
Aram, kata "saudara laki-laki" digunakan dalam pengertian yang lebih luas daripada bersama
kita, dan mungkin juga berlaku untuk keponakan dan sepupu. Tuhan kita sendiri menggunakan
kata "saudara laki-laki" dalam pengertian yang lebih luas: "kami hanya memiliki satu tuan
rumah, dan kamu semua adalah saudara (seiman)."
Maria melahirkan Yesus melalui ketaatan penuh kepada Roh Kudus yang datang untuk
membayanginya. Dengan kabar gembira tersebut, dia sepenuhnya tunduk kepada Tuhan, yang
mengungkapkan kecenderungannya untuknya, dan rencananya yang hebat dan menebusnya. Dia
adalah orang pertama yang percaya pada cinta yang Tuhan kemurahan hati terhadap kita, dan
dengan tindakan itu iman Maria menjadi orang pertama yang percaya akan Perjanjian Baru.
Maria telah menerima anugerah yang luar biasa karena ia telah dipilih untuk menjadi Ibu-Nya.
Implikasi dari keibuan
552
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God , 45-50.
390
Dengan alasan keibuannya, Maria terlibat dalam karya penebusan, sama seperti Inkarnasi
yang telah meniru bahasa penebusan tersebut. Maria menjadi Bunda Penebus adalah kehendak
Allah, keibuan ilahi-Nya bukanlah sebuah kejadian kebetulan dalam hidup Maria, tetapi
merupakan tujuan keberadaannya, dan alasan predestinasinya dan hak istimewanya. 553
Sejarah dan rahasia Keibuan
Kristus adalah Anak Allah dan Anak Maria. Maria adalah ibu Yesus Kristus, Kristus dari
sejarah dan Ibu dari Tubuh Mistik. St Pius X juga menekankan bahwa: "Dalam rahim suci
Perawan, Kristus mengambil daging dirinya sendiri, dan mempersatukan dirinya dengan tubuh
rohani yang terbentuk dari mereka yang percaya padanya. Oleh karena itu, Maria yang
membawa Juruselamat di dalam dirinya, mungkin juga dikatakan telah menanggung semua
orang yang hidupnya terkandung di dalam kehidupan Juruselamat. Untuk alasan ini, semua kita
yang dipersatukan dengan Kristus dan, seperti yang Rasul katakan, adalah anggota tubuhnya,
daging dan tulangnya, telah mengeluarkan dari rahim Maria seperti tubuh yang bersatu di
kepalanya. Karena itu, walaupun dengan cara yang spiritual dan mistis, kita semua adalah anak-
anak Maria, dan dia adalah Ibu dari kita semua: Ibu, secara rohani memang, tapi benar-benar
Bunda dari para anggota Kristus, yang kita miliki."
Cinta Kristus
Seorang filsuf mengatakan bahwa cinta berarti mempromosikan kebaikan orang lain, dan
kasih Kristus adalah satu dengan kehendak-Nya untuk keselamatan semua orang yang dikasihi-
Nya. Itulah cinta yang sama yang mengilhami jawaban-jawaban itu kepada ibunya yang bagi kita
tampak begitu keras dan yang menemukan gema yang begitu murah hati dan luar biasa. Yang
benar adalah bahwa jawaban tersebut juga ditujukan kepada kita, dan dimaksudkan untuk
mengajari kita dan untuk memperkuat kelemahan kita.554
II. 6. Penebusan
Penderitaan (sengsara) dan Menderita
Kristus dilahirkan sebagai Penebus, Santo Yohanes mengatakan bahwa Maria dan saudari
perempuannya yaitu Maria isteri Cleophas, dan Maria Magdalena berdiri di samping salib Yesus
di bukit Kalvari. Yesus melihat ibu-Nya di sana, dan juga murid-murid yang dicintai-Nya, dan
berkata kepada ibu-Nya wanita, ini adalah anakmu. Lalu Yesus berkata kepada murid-Nya,
Inilah ibumu.
Peran Pasif
Kitab Suci kurang menceritakan penderitaan Maria, Hal tersebut membuat kita fokus
pada Kristus yang disalibkan, karena Maria sepenuhnya terjerumus dalam misteri penebusan
553
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God , 51-55.
554
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God , 56-59.
391
yang besar. Perhatiannya sepenuhnya terkonsentrasi pada Tuhan, yang di dalam Kristus
mendamaikan dirinya dengan dunia. Maria benar-benar dikosongkan dari diri sendiri,
Peran Aktif
Maria adalah wanita yang tidak hanya bersifat pasif, ia adalah wanita pemberani yang
dengan berdiri dengan berani di bawah Salib. Gereja melihat bahwa Maria berdiri untuk
membuktikan persetujuannya terhadap pengorbanan Kristus, anak-Nya, ia menyetujui Yesus
sebagai korban penebusan. Menurut St Francis de Sales, Maria menjadi perantara kita dengan
Yesus (mediator).555
Maria adalah Bunda Kristus dan juga Bunda Gereja. Bunda Gereja adalah karena dia
adalah Ibu Kristus. Keibuan Maria merupakan karya Tuhan.
Maria merupakan model yang sempurna, pola yang dengannya semua persetujuan dalam
kehendak Allah yang merupakan jiwa kesucian harus dimodelkan. Beberapa teolog Jerman
tertentu mengatakan bahwa Maria adalah simbol Gereja yang hidup yang dalam kesetiaannya
sempurna. Maria mengandung dan mewakili keseluruhan gereja, di antaranya dia adalah janji
dan nubuatan.
Pada kelahiran Kristus
Pastor jemaat mengatakan bahwa cinta semua ibu disatukan hanyalah sebagai es
dibandingkan dengan cinta Bunda Maria. Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah satu dan sama.
St. Agustinus mengatakan Di dalam Tuhan jumlahnya banyak, namun tidak angka sama sekali.
Ketika anda menghitung ketiga Pribadi tersebut, maka anda melihat sebuah angka, namun ketika
anda bertanya apa isinya, maka tidak ada lagi angka, sebab jawabannya adalah mereka adalah
satu dan Tuhan yang sama. Jika kita menghitung orang beriman, maka anda akan melihat sebuah
555
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God , 60-66.
392
angka, tetapi ketika anda bertanya kepada orang-orang setia, tidak ada lagi jumlah, mereka
semua adalah satu tubuh di dalam Tuhan kita.556
Maria dan Gereja di Kalvari dan di dalam ruang Perjamuan Malam terakhir
Posisi khusus Maria dalam kaitannya dengan Gereja yang terlihat juga harus dilihat dari
cara di mana dia dan Gereja memiliki peran dalam misteri penebusan. Keduanya berkolaborasi di
dalamnya, namun Maria, berdasarkan posisinya sebagai Co-redemptrix, ikut campur dalam
pekerjaan rekonsiliasi yang sebenarnya, sedangkan Gereja melakukannya hanya di aplikasinya
melalui ruang dan waktu keselamatan yang diperoleh sekali untuk semua. Maria ada di Gereja
sebagai anggota pertama yang ditebus oleh pengorbanan Anaknya. Beberapa orang bersikeras
pada fakta bahwa Maria tidak mampu untuk menguduskan atau membebaskan, seolah-olah pada
akun itu dia benar-benar terlepas dari imamat; Tapi itu adalah untuk melupakan bahwa,
walaupun bukan dirinya yang memiliki karakter imamat, dia adalah ibu dari Imam Besar, yang
darinya semua imamat berasal. Akibatnya, tanpa dirinya melakukan fungsi imamat, dia
melampaui martabat semua imam duniawi. Bagian Maria adalah membuka hati kita, mengilhami
kita dengan keinginan untuk menjadi murni, untuk selamanya berada di pembuangan Tuhan dan
menunggu kedatangannya penuh harapan.
Pengabdian kepada Maria berarti pengabdian kepada gereja. Tidak masuk akal apabila
mencintai Maria dan tidak mencintai gereja.557
Kebapaan dalam KePausan
Kami terlalu rawan untuk memikirkan Gereja dengan hierarki yang dikonsepkan sebagai
institusi administratif dengan departemen tetap, undang-undang dan yurisprudensi, tanpa
membahas inti dari struktur ini, yang diperlukan seperti beberapa organisasi. diperlukan untuk
setiap masyarakat yang terlihat, realitas anugerah yang menjiwai itu. Tidak ada yang lebih baik
dari Maria yang bisa membantu kita untuk mencintai "Gereja Bunda yang Kudus", untuk
memahami misteri kap ibunya, keibuan yang sangat akrab dengan ayah ilahi seperti halnya
keibuan Maria sendiri dari mana ia berakar. Dalam terang iman, Kepala Gereja tertinggi bukan
hanya, atau terutama, Penguasa Yang Menguasai kekuatan kunci, tapi ayah dari Kekristenan -
"Bapa Suci". Judul "Paus" tidak menyebut-nyebut hal lain selain bahwa ayah dari semua
otoritasnya diturunkan. Di matanya, orang beriman bukanlah pelayan pertama dan terutama yang
taat, tapi anak-anak. Jika mereka mencium cincinnya, itu bukan hanya untuk menyesuaikan diri.
untuk etiket, tapi sebagai isyarat berbakti. Jika mereka tunduk pada wewenangnya, itu karena
mereka tahu bahwa keutamaan adalah hak prerogatif pelayanan dan cinta. Pertama dan terutama
556
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God , 67-73.
557
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God , 73-75.
393
dia adalah Bapa biasa "orang beriman, yang membagikan kepada mereka roti firman Allah dan
Sakramen yang hidup.558
Kebapaan di Episkopat
Misteri ayah lebih lanjut dapat ditemukan di setiap uskup yang telah dipercayakan Roh
Kudus dengan sebagian Gereja. "Anda mungkin memiliki sepuluh ribu guru sekolah di dalam
Kristus, tapi tidak lebih dari satu ayah: itulah yang melahirkan saya di dalam Yesus Kristus"
Korint. 4. 15). Setiap uskup dapat mengambil kata-kata ini seperti yang ditujukan pada dirinya
sendiri, lalu kepada para imam dan orang-orangnya. St Ignatius dari Antiokhia tidak ragu untuk
menulis: apakah kekuatan Allah Bapa yang harus Anda hormati di uskup Anda dan di tempat
lain dia menyebut uskup sebagai gambaran tentang Bapa ". Lagipula, konsepsi inilah yang
mengingatkan Gereja uskup ketika mendikte mereka aturan perilaku mereka: "Biarkan mereka
mengingat bahwa mereka adalah gembala jiwa; mereka harus memerintah orang-orang mereka
bukan untuk membuat tirani atas mereka, tetapi untuk mencintai mereka sebagai anak-anak dan
saudara-saudara." Dunia tergoda untuk lihat di uskup semacam gubernur atau pengawas istana,
yang bertugas untuk mengumumkan hukum dan keputusan dan melakukan pengawasan umum
terhadap gereja setempat. Dia dianggap dari sudut pandang kualitas manusianya, dan lebih sering
daripada tidak dilihat sebagai musuh, dan tindakannya ditafsirkan dari sudut pandang politik.559
Keibuhan Ilahi dan Asumsi (Anggapan)
Dalam konteks ini, Pius XII menyebutkan gelar Bunda Allah. Di Bull Munificentissimus
Deus, memproklamirkan dogma, dia berbicara secara eksplisit tentang ikatan erat yang
menyatukan Ibu dan Anak. Cinta asuh, seperti cinta ibu, berakar pada kedalaman tubuh seperti
jiwa jiwa, dan kita dapat mengerti bahwa dalam kasih Tuhan kita kepada Bunda Maria, dia
menghendaki agar dia pemuliaan tubuh ini. Bagi Maria, Asumsi itu berarti bahwa tiba-tiba,
dengan mata manusiawi, dia melihat kembali Anak dan Tuhan-Nya; Itu berarti pelukan Anak
menyambut ibunya ke pelukannya. Jauh sebelum doktrin diproklamirkan, naluri Kristen merasa
bahwa isyarat ini terhadapnya yang memberinya kemanusiaannya adalah satu menjadi Firman
yang dibuat daging. Kekristenan melihatnya sebagai berikut secara alami pada Inkarnasi itu
sendiri. Seorang teolog Anglikan, almarhum E. C. Rich, yang diterima di Gereja pada tahun
1956, telah menceritakan betapa bermasalahnya dia saat mengetahui bahwa Asumsi harus
didefinisikan.560
Asumsi yang Berhubungan dengan Kristus
558
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 77.
559
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 78.
560
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 81.
394
menghormati kemenangan Tuhan kita sendiri, kemenangan terakhir dari kasih Allah yang tidak
berbalas, karena Maria naik ke surga digiring ke sana oleh anaknya. dan dengan demikian
berbagi dalam "kekuatan kebangkitan-Nya membuktikan ke dalam tubuh-Nya sendiri bahwa
Anak-Nya telah mengalahkan maut pada pagi hari Paskah, dan bahwa harapan kita yang paling
berani adalah baik dan benar-benar didirikan. Jika Kristus sendiri adalah janji masa depan kita
kebangkitan, visi agung Maria dalam Asumsi-Nya membawa kita untuk mantan
Jika kita mempertimbangkan efek dari misteri ini di dalam Maria sendiri, kita melihat
bahwa ada keseimbangan tertinggi dengan asumsi Asumsi a harmoni sempurna. Di dalam
tubuhnya tubuhnya sangat jinak terhadap jiwa, dan jiwa sepenuhnya berada di tangan Tuhan. Di
dalam dia, kerajaannya didirikan "di bumi seperti di surga di atas bumi yang telah menjadi surga,
sejauh memungkinkan manusia dilebur dengan dunia di atas. Di dalam Maria diasumsikan ke
surga, yang sempurna tatanan spiritual telah tercapai, jiwa mengatur tubuh, menyebabkannya,
seolah-olah, bergetar, saat si harpist menyentuh senar instrumennya seperti yang dia inginkan
dan mengeluarkan nada yang paling halus.561
Keibuan Rohani dan Ratu/Dewi
Asumsi adalah penobatan dan darinya, keibuan anugerah menerima konsekrasi. Pada
Inkarnasi, karena Yesus menjadi Kepala umat manusia, Maria menjadi ibu manusia. Di Kalvari,
Juruselamat kita sendiri memproklamirkan bahwa menjadi ibu: "Inilah ibumu dan pada hari
Pentakosta, Gereja yang baru lahir melihat Maria melaksanakan tugasnya berkenaan dengan para
Rasul dan orang yang setia pertama. Di Asumsi, keibuannya mencapai keefektifan penuhnya:
Manfaatnya menjadi universal, dan dia menjadi Mediatrix dengan Mediator. Dia menerima
kekuatan untuk memandang kita, masing-masing dan semua, dengan perhatian seorang ibu.
Hilang di dalam Tuhan melalui penglihatan yang indah, dia mengenal kita satu per satu, oleh
nama, dan mengetahui keseluruhan kisah kehidupan masing-masing. Ketika dia mengucapkan
Fiatnya di Nazaret dan sekali lagi di Kalvari, dia mengandung kita semua dan memberi kita
kelahiran, tapi secara kolektif. Sejak saat itu di surga dia bertindak atas kita secara lebih
individual. jatuh dalam Tuhan, dan tanpa berhenti menatapnya, Maria menunduk atas kita,
mengikuti kita selangkah demi selangkah.562
Menghormati Orang Kristen sebagai Suatu Organ/Badan
Kondisi manusia manusia. dan dia tidak ada hubungannya dengan spiritualitas yang
menganggap tubuh sebagai penjara jiwa. Dia percaya pada kesatuan manusia: persatuan yang
mana psikologi modern membawa lebih banyak dan nore jelas. Perhatiannya tidak hanya untuk
jiwa tapi juga untuk pribadi manusia dalam kenyataan totalnya. Kristus bukan hanya kehidupan
561
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 83.
562
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 85
395
jiwa tapi juga kehidupan manusia. Ini adalah keseluruhan yang datang lebih dulu. bukan
bagiannya. Manusia bukanlah jiwa dan tubuh. atau jiwanya berpakaian dengan tubuh, tapi tubuh
yang hidup dan jiwanya menjelma di dalamnya. Seorang pria tidak memiliki jiwa saat dia
memiliki mobil. Begitu juga tubuhnya adalah anjuran jiwa, tapi pada saat bersamaan dia adalah
jiwanya dan tubuhnya. Tidak pernah untuk satu saat apakah Gereja melupakannya, dan dia
membela kesatuan manusia komposit melawan semua penyimpangan dari kebenaran itu.
Terhadap gnosis yang mengidentifikasi tubuh dengan kejahatan dan menghubungkan ciptaannya
dengan prinsip jahat, sebuah doktrin yang menyebabkan penganutnya untuk melarang
pernikahan sebagai dosa, Gereja memproklamasikan imannya kepada "Pencipta segala sesuatu,
yang terlihat dan tak terlihat Jika dia membela keunggulan panggilan untuk keperawanan, dia
memuji tanpa mengubah sifat suci pernikahan, dan penghormatan karena yang terakhir. Thomas
tidak ragu untuk menyatakan bahwa dosa asal tidak mengubah sifat dasar prokreasi bertindak
dan sebelum Kejatuhan, karena semua nafsu keinginan akan hilang, tindakan itu akan
menemukan gema yang lebih sempurna dalam tubuh yang lebih sensitif dan lebih baik. Gereja
juga melawan Jansenisme yang menyatakan perang terhadap kepekaan manusia dan nilai-nilai
kemanusiaan manusia, dengan dalih bahwa dosa asal telah merusak manusia ke sumsumanya.
Dia mengutuk Jansenisme, dan menolak untuk menghargai orang untuk meninggikan
supernaturalisme.563
Asumsi dan Parusia
Asumsi juga menarik perhatian umat beriman kepada Gereja yang menang pada akhir
zaman, kepada Parousia, Fr Bouyer telah memanggil Maria "ikon eskatologis Gereja Maria, dia
berkata, menawarkan pada kelahiran Gereja, seolah-olah disimpulkan dalam satu orang,
kesempurnaan yang sama yang pada akhir zaman adalah untuk mencapai perkembangan
penuhnya dalam banyak orang percaya, berkumpul bersama dalam satu kesatuan. Dia adalah
simbol dan janji persatuan Katolik. "Maria, yang dimuliakan, juga meminta kita untuk jangka
waktu yang terakhir, kembalinya Tuhan kita yang agung. Di dalam Gereja ada dorongan konstan
menuju kerajaan yang akan datang dan tidak akan berakhir Kami adalah pelancong, Maria telah
tiba Dia membantu kita untuk hidup sampai dia datang pada saat itu yang berubah menjadi
kerabat semua orang duniawi kita .. Dia mewajibkan kita untuk berjalan dengan mata tertuju ke
surga, ke mana dia pergi sebelum kita dan sekarang menunggu kita.Dia berbisik ke telinga orang
Kristen bahwa doa tertinggi yang dengannya Kitab Suci ditutup: "Mari, Tuhan Yesus Veni
Domine Jesu! Dalam kata-kata tersebut diungkapkan kerinduan seluruh jiwanya sendiri antara
hari Pentakosta dan Asumsi: nafas hidupnya. Dia mendesak kita untuk hidup, sudah di bumi,
kehidupan di surga. dan untuk membiasakan diri dengan dunia yang begitu dekat dan sejauh ini;
begitu dekat karena sudah ada di dalam kita, dan sejauh ini karena kita terus melupakannya dan
memahaminya dengan begitu tidak sempurna.564
BAB IX
563
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 88
564
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 93.
396
Maria Mediatrix
Mediasi Kristus akan dipelajari dalam tiga tahap. Sejak pertama, Inkarnasi membentuk dia
sebagai Mediator, karena di dalam dirinya dipersatukan kedua ekstrem yang akan didamaikan,
Tuhan dan manusia. Pada fase kedua, pengorbanan salib, mediasi dilakukan pada kenyataannya,
karena dengan demikian Tuhan dan manusia didamaikan. Fase ketiga, yang merupakan aplikasi
untuk umat manusia dari penebusan yang telah diperoleh, hanyalah bekerja selama berabad-abad
fase kedua. intaru ener pada masing-masing tahap ini.565
Mediasi dalam Kristus
Untuk memahami mediasi ini secara positif, kita tidak boleh menganggapnya sebagai
sesuatu yang berada, selain itu, selain itu, di dalam satu-satunya mediasi Tuhan kita. Dia
mungkin disebut Mediatrix dengan Mediator, tapi akan lebih tepat jika dia mengatakan bahwa
dia ada di dalam dan oleh Mediator. Dengan benar, mediasinya bukan antara Kristus dan kita,
tetapi di dalam Kristus antara Allah dan kita.566
Media Langsung
Sementara mediasi Maria disubordinasikan dengan Kristus. Ini juga merupakan mediasi
langsung yang bukan perantara. Dia bukan semacam mediator sekunder. Kristus sendiri adalah
Perantara dalam arti penuh, dan Maria tidak memberikan kontribusi tambahan yang diperlukan
untuk mediasinya. Dia juga tidak memerlukan instrumen untuk melaksanakan misi
penebusannya sendiri seorang perantara, menyela antara dirinya dan kita karena dari
kepenuhannya, kita menerima anugerah, dan itu segera dan langsung. Tidak ada tempat untuk
anugerah "modal" kedua, dan jika bagian Maria sering disamakan dengan leher, atau hati, dalam
Tubuh mistik, perumpamaan ini tidak perlu ditekan. Perawan Terberkati bukanlah perantara
antara Kristus dan kita kecuali Mediatrix. Mediator tidak menginterogasi dirinya sendiri, tidak
mengisolasi satu sama lain dari orang-orang yang memiliki tugas untuk dipersatukan. Dia tidak
mengaturnya dari kejauhan, tapi menarik mereka bersama-sama, membawa masing-masing ke
sisi yang lain. Seperti yang ditulis Mgr Kerkhofs of Liege: "Anak yang ingin mencium ayahnya
naik ke kursi, atau meminta ibunya untuk mengangkatnya, tidak dengan demikian merangkulnya
secara langsung, dan tidak mengangkat kursi atau ibu sebagai sebuah rintangan antara hati dan
objek cinta berbakti. Sama seperti tangan bukanlah obyek perantara - seperti misalnya tongkat
tapi tungkai dimana saya menyentuh seseorang sehingga seorang suci dan seorang fortiori,
Maria, adalah sebagai anggota badan dimana saya menyentuh Kristus Dan dia sangat luar biasa:
tidak ada bahaya pemisahan atau dinding partisi Maria tidak berada di antara Kristus dan diri kita
untuk menjauhkan kita dari jauh darinya, tapi dia adalah cara yang dipilih oleh Tuhan agar tidak
ada jarak antara kita, dan bahwa kita mungkin yakin mendekatinya.567
565
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 96.
566
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 97
567
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 102-103
397
Aspek-aspek lain dari doktrin
Mediasi Maria dalam fase sekarang, yang surgawi, tidak diperdebatkan di antara para teolog,
yang hanya mempertimbangkan mode-cara intervensi ini. Dalam fase duniawinya, yang telah
berlalu, mediasinya yang diidentifikasi dengan Co-redemption, berada di bawah penyingkapan,
tapi ini lebih jarang terjadi daripada sebelumnya. Pernyataan magisterium dengan jelas
mendukung pengakuan akan kolaborasi langsung di kayu salib. Jika kita menambahkan bahwa
untuk mediasi di masa sekarang, yang diidentifikasi dengan distribusi rahmat, setiap orang
sepakat untuk menekankan tempat syafaat, "permohonan Maria yang sangat kuat". Mediasi ini
mulai dimainkan bahkan jika orang yang sholat tidak secara sadar memintanya atau bahkan saat
orang semacam itu memohon beberapa orang suci lainnya. Benediktus XV membuat pernyataan
penting berkenaan dengan masalah ini saat pembacaan keputusan menyetujui dua keajaiban yang
diajukan untuk kanonisasi St Joan of Arc. Salah satunya terjadi di Lourdes, dan Promotor Iman -
"pembela setan" keberatan bahwa bukti mukjizat itu tidak meyakinkan, karena seharusnya
dikaitkan dengan Bunda Maria dan bukan kepada Beata Joan. Jawaban Paus terhadap kesulitan
itu memungkinkan kita melihat betapa universalnya bagian Maria. Jika, katanya, ketika
mempertimbangkan keajaiban, sangat tepat untuk mengenali intervensi Maria, melalui siapa,
sesuai dengan kehendak ilahi, setiap anugerah dan setiap keuntungan datang kepada kita: tidak
mungkin menyangkal bahwa di dalam salah satu keajaiban yang dituduhkan bahwa mediasi
terhadap Perawan Terberkati telah dinyatakan dalam cara yang sama sekali khusus: "Kami
berpikir bahwa Tuhan sangat memberatkan hal-hal untuk mengingatkan umat beriman bahwa
mereka tidak boleh mengucilkan.568
BAB X
ASPEK PRAKTIS UNIT MEDIASI MARIA
Persatuan Kristus dengan Maria
Jika mediasi Lady kita seperti yang baru saja kita jelaskan. Adalah normal bahwa ajaran ini
harus diterjemahkan ke dalam tindakan dalam setiap kehidupan Kristen. Perekatan konkret dan
sehari-hari ini terhadap rencana Allah dapat disebut persatuan yang hidup di dalam Maria. atau
lebih baik, bersatu dengan Kristus di dalam Maria, tetapi harus selalu dipahami bahwa istilah
persatuan adalah Kristus dan Tritunggal yang Terberkati. Gagasan manusiawi kita buruk dan
tidak tepat dalam mengekspresikan yang tak terkatakan, dan kosa kata kita menyebabkan kita
menggunakan kata "persatuan" sehubungan dengan Maria dan juga Tuhan kita, padahal
kenyataannya signifikansi istilah ini cukup jelas. berbeda dalam setiap kasus Untuk
mengungkapkan misteri tindakan ilahi di Maria dan melalui Maria, bahasa membutuhkan
penanganan yang sangat hati-hati. Pertama-tama mari kita katakan apa arti persatuan ini, untuk
mencegah kesalahpahaman. Tanpa harga, dapatkah ada pertanyaan tentang berdiamnya Maria
568
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 106.
398
dalam jiwa manusia: yang dicadangkan untuk Trinitas dan Kristus, sesuai dengan kata-kata St
Paulus: "Aku hidup atau lebih tepatnya, bukan Aku; itulah Kristus yang hidup di dalam aku.569
Sifat Kejadian kami terakhir Maria
Sekarang untuk menjelaskan secara praktis sifat ketergantungan ini kepada Bunda Allah,
yang melekat dalam rencana ilahi, kita harus mempertimbangkan sejenak cara yang berbeda di
mana seorang anak bergantung pada ibunya. . Sudah cukup untuk membandingkan usia mereka
untuk melihat bahwa pemuda berusia dua puluh tahun tidak bergantung padanya seperti anak
kecil yang masih sepuluh tahun, masih kurang bayi setahun atau satu hari. Ketergantungan
paling besar terjadi pada kasus anak yang belum lahir, dan oleh karena itu, bagaimanapun
keadaannya yang cacat dan relatif, itu adalah satu penulis spiritual menyarankan kepada kita
untuk menggambarkan keadaan ketergantungan yang harus dicapai agar kehidupan Kristus dapat
tumbuh di dalam kita. Ketika Nikodemus mendengar Tuhan kita berbicara tentang kelahiran baru
yang diperlukan bagi mereka yang akan masuk raja surga. Dia berkata, "Mengapa, bagaimana
mungkin seseorang dilahirkan saat dia sudah tua? Bisakah dia masuk untuk kedua kalinya ke
dalam rahim ibunya, dan jadi lahir?" "Kami tahu jawaban Tuhan kami: dan ada masih murid-
murid Nikodemus yang sulit memahami jalan masa kecil rohani yang harus kita masuki jika kita
hidup baik sebagai anak-anak Allah maupun anak-anak Maria; Karena Kristus sendiri menjalani
kehidupan ganda dan tunggal ini. Mari kita pertimbangkan lebih dekat beberapa aspek
ketergantungan kita pada Maria.570
Pemurnian dan Penyatuan
Tindakan awal penyatuan sadar dengan Bunda kita ini memiliki efek langsung untuk
mempersiapkan kita menghadapi tindakan anugerah. Selalu dan di mana-mana, Maria adalah
"Our Lady of Advent" dia yang menjadi predisposisi kita, membuka hati kita, memperkuat
kelemahan kita dan mengatasi perlawanan kita. Ini adalah fungsi istimewanya untuk
membebaskan kita dari semua hal yang bertentangan dengan tindakan Tuhan di dalam kita. Dia
melepaskan kita dari diri kita sendiri, menyucikan kita, dan mengampuni kita sehingga bisa
menyediakan banyak ruang bagi kita untuk kita. Untuk itu, baiklah, adalah seluruh jabatannya.
Saya mempersatukan diri saya dengan dia, dan pengaruhnya, sekarang agar Kristus dapat
tumbuh di dalam diri saya.571
Persatuan Mistis
Di luar persatuan yang biasa kita jalani yang baru saja kita bahas, yang berada dalam
jangkauan semua orang, ada persatuan dengan Maria yang bisa disebut mistis, dan di sini
terbukalah di hadapan kita lapangan pemikiran dan studi yang luas. yang belum banyak
dieksplorasi. Seorang teolog, Pere Neubert, yang memiliki spesialisasi dalam teologi Marian,
569
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 110.
570
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 112-113.
571
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 117.
399
telah mengatasinya dengan belajar dan bertahan di Vie d'Union Marie-nya. Dia menulis: Inti dari
persatuan mistik biasa dengan Maria tampaknya terdiri dari kesadaran akan sebuah tindakan,
yang dikaitkan dengannya, yang menyempurnakan disposisi jiwa dengan menambahkan kepada
mereka disposisi Maria, dan mengarahkan aktivitas jiwa itu menurut t niat Ibu, mengingat
persatuan yang lebih dekat dengan Tuhan. Jiwa mungkin sedikit banyak sadar akan tindakan ini,
kekuatan dan semua sifat yang meluas yang mungkin menjadi sedemikian rupa sehingga terasa
seolah-olah dimiliki oleh Maria. Ini adalah masalah kehadiran interior dari karakter char khusus.
Jiwa yang istimewa seperti itu sadar bahwa ia mencintai Tuhan kita dengan hati Maria, dan
Maria dengan hatinya. Dalam pengalaman mistik ini, Maria tampaknya mengambil tindakan dari
aktivitas jiwa, sehingga ia harus berpikir, bertindak dan mencintai secara sadar olehnya dan di
dalam dirinya, dan dia tampaknya bertindak atasnya hampir terus menerus Ketika seseorang
bertanya kepada Yang Mulia Louis Cestac Jika dia adalah Putri yang Terberkati, dia menjawab:
"Tidak, saya tidak melihatnya tapi saya sadar dia saat kuda menyadari tangan pengendara yang
membimbingnya Orang-orang yang berada dalam keadaan ini mengekspresikan diri mereka
dalam berbagai cara, tapi semua cenderung ke arah yang sama. Seorang teolog berbicara tentang
"kehadiran Maria secara virtual", untuk menekankan bahwa tidak ada pertanyaan tentang
berdiamnya Maria, atau identifikasi dengannya, namun adanya pengaruh dan tindakan. Hanya
sedikit kesaksian eksplisit tentang pengalaman ini yang bisa ditemukan sebelum abad ketujuh
belas.572
Pelajaran dari misteri
Pengalaman kehadiran Bunda Maria di dalam jiwa orang-orang kudus ini adalah panggilan bagi
kita semua untuk hidup lebih baik, beriman, misteri mediasinya. Persatuan kita dengan Kristus di
dalam Maria apakah diperoleh atau oleh infus kadang sulit diputuskan untuk diintegrasikan
dalam kehidupan spiritual kita. sehingga Tuhan bisa dengan leluasa memberikan rahmatNya
sebaik-baiknya. Para mistikus membuka prospek di depan kita. "Keberadaan mereka". seperti
yang dikatakan Bergson, "adalah sebuah seruan." Bagaimana kita bisa menutup bab ini lebih
baik daripada dengan mengingat kembali jalan agung dari Pastor Leonce de Grandmaison dari
pihak mereka di Gereja, dan menerapkannya di sini sampai pada garis mistikus Maria yang telah
kita sebutkan?573
BAB XI
MARIA DAN ZAMAN KITA
Maria dan pembaharuan apostolik
Dalam eklesiastik seperti dalam sejarah sekuler, ada kejadian di permukaan dan juga arus
bawah yang kuat yang mengendalikan kejadian sebenarnya. "Peristiwa seperti yang ditulis Paui
Valry hanya sebagai busa permukaan, yang menarik perhatian saya adalah lautan." abad kita
572
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 121.
573
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 124-125.
400
dicirikan oleh beberapa arus anugerah yang, seperti ombak yang dalam, mengangkat seluruh
Gereja. Itulah Roh Kudus yang bekerja dalam jiwa-jiwa. Dua arus pengabdian kepada Maria dan
kerasulan mendominasi kehidupan Gereja hari ini. Kita hidup di zaman Maria. Buktinya begitu
mencolok sehingga tidak perlu menuntut mereka. Gerakan populer bersaksi akan fakta ini. Kita
hanya memikirkan orang banyak di Lourdes, Fatima, Czestochowa, Our Lady of Guadalupe, dan
begitu banyak tempat suci lainnya di seluruh dunia Kristen. Terpilih kelompok jiwa
menyaksikannya. Apakah secara umum diketahui bahwa sejak awal abad kesembilan belas lebih
banyak masyarakat religius untuk menghormati Maria telah didirikan daripada di semua zaman
sebelumnya di Gereja? Dan bagaimana dengan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh para teolog
dalam meneliti dengan cermat misteri yang berhubungan dengan Bunda kita, seperti penebusan
bersama, dan media, atau hubungan antara dia dan Gereja? Para uskup di seluruh dunia telah
menyaksikan hal ini sejak pengudusan dunia kepada Maria pada tahun 1942 sampai Tahun
Yobel di Lourdes pada tahun 1958.574
Keibuan Maria dan Kerasulan
Misi pribadi ini biasanya tidak dapat dilakukan oleh Maria tanpa kerja sama kita. Apa yang
dia sendiri pernah lakukan untuk anaknya, dia berkehendak untuk terus melewati kita demi
Tubuh Mistiknya. Nazaret telah menjadi dunia yang luas, namun hati inother-nya tidak berubah.
Bukan kita yang memanggilnya untuk membantu kita dalam pekerjaan kerasulan "kita", tapi dia
yang mengundang kita untuk berbagi misi ibunya dan melanjutkan pekerjaannya. Pertama, apa
yang dia harapkan dari kita bukanlah penghormatan atas kekaguman kita, tetapi atas kerja sama
kita. Dia ingin kita membuat niatnya milik kita sendiri, jadi lebih baik mencintai anaknya di
tetangga kita. Dia meminta kita untuk melayani dia di dalam pribadi orang lain dengan rasa
hormat yang tak terbatas, selalu melihat, seperti dia, Yesus di setiap sesama makhluk, dan
mendekati yang terakhir tidak seolah-olah kita adalah atasannya atau bahkan sama, namun
sebagai pendekatan yang inferior menguasai. Dia ingin kita mencintai tetangga itu kelezatan,
kebijaksanaan dan ketekunan yang tepat bagi seorang ibu, yang tidak pernah meninggalkan anak
yang telah ia jalani dari jalan yang benar. Dia ingin kita membagikan preferensinya, dan masuk
dengan penuh kasih ke dalam pelayanan belas kasihnya, di antara domba-domba masyarakat
manusia yang tersesat. Singkatnya, dia ingin kita menunjukkan kasih kita kepadanya secara
praktis, dengan memperpanjang tindakan apostolik kita sebagai ibu spiritualnya sendiri yang
pernah bekerja. Jadi aspek "Marian" dari kerasulan ini tidak terbatas dan opsional.575
Initasi yang diperlukan
Kami baru saja menjelaskan bagaimana sebenarnya Maria dapat ditemukan di tengah
tindakan kerasulan dan kehidupan, namun penglihatan ini tidak dapat tetap menjadi urusan
intelektual namun harus dipraktikkan, diintegrasikan dalam pengajaran dan katekisasi kita.
Kehilangan antara kesalehan dan hidup masih terlalu jelas dan harus diisi. dan ini hanya bisa
574
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 126.
575
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 124.
401
dilakukan dengan pembaharuan pengajaran tentang masalah vital ini. Kita dapat bersyukur
kepada Tuhan bahwa kemajuan besar telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir, baik dalam
adaptasi psikologis seperti dalam menyajikan nilai isi pengajaran, namun ada ruang untuk
perbaikan lebih lanjut sepanjang garis pengajaran terhadap Maria yang membutuhkan catatan
yang lebih besar tentang bagian universal dan vitalnya dalam kehidupan Kristen.
Jika kita bisa menilai dari mayoritas katekismus yang digunakan di berbagai negara, baik
Maria maupun apostolic tugas dan kewajiban kita yang melekat dalam baptisan kita belum cukup
ditekankan. Jika pada hari raya Kelahiran Yesus, atau pada pertemuan persaudaraan, disebutkan
bahwa stres yang umum dan tidak cukup umum diletakkan di pihaknya dalam misteri lainnya,
sebagaimana juga pada fungsinya sebagai Mediatrix dari semua rahmat Ketika memberi
instruksi, Tidaklah cukup untuk menyatakan kebenaran secara umum sekali untuk selamanya;
Jika kita ingin sebuah ide benar-benar menembus ke dalam kelas kita harus selalu sering kembali
padanya, dan melihatnya dari sudut yang berbeda. Maria terlalu banyak absen dari pelajaran kita
dalam doktrin, dan pandangan keseluruhan terlalu banyak diturunkan ke bagian tertentu,
sehingga bagiannya tampak kabur dan tidak disengaja. Seorang anak harus merasakan kehadiran
ibunya di rumah, di setiap ruangan di rumah, berkat banyak detail rumit yang menciptakan
suasana. Siapa pun yang pernah berada di rumah tanpa ibu memahami penderitaan anak yatim
piatu. Cukuplah untuk menempatkan jari seseorang pada ketidakhadiran tragis seorang ibu di
gereja-gereja Protestan untuk memahami dengan kontra kehangatan semua cinta yang
menyelimuti yang berasal darinya di Gereja Katolik. Dan para imam dan pemimpin Aksi Katolik
harus menanamkan kehadiran itu pada orang dewasa yang dipercayakan kepada mereka, karena
pria dan wanita dewasa tidak boleh dibiarkan berpikir bahwa pengabdian kepada Bunda kita
berasal dari kekanak-kanakan kekanak-kanakan dan tidak sesuai dengan tahun-tahun riper.576
Bukan hanya periode kita yang ditandai dengan pembaharuan nuansa kerasulan dan oleh
pemahaman yang lebih lengkap tentang semua hal yang dimaksudkan oleh Bunda kita kepada
kita, namun dengan pemahaman yang lebih baik tentang implikasi spiritual pernikahan. Mary
memiliki tempat yang sangat alami dalam perkiraan cinta yang lebih sempurna antara pria dan
wanita Kristen yang merupakan instrumen pengudusan pasangan suami-istri. Seperti Pastor de
Lestapis, S.J., sangat benar-benar menulis: "Misteri pernikahan dan keluarga mungkin banyak
belajar dari teladan Maria dan Yusuf." Kita harus memasuki rumah di Nazaret untuk mengetahui
pesannya untuk kita hari ini. Di tengahnya adalah seorang wanita, Maria, dan Yusuf suaminya,
yang persatuannya adalah kesuksesan cinta duniawi yang paling sempurna. Adalah baik untuk
mencari rahasianya, karena cinta manusia akan menemukan hak paten bangsawan. Kecuali
576
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 132-133.
402
hanya yang ada antara Yesus dan ibunya, tidak ada persatuan duniawi yang begitu kuat dan
sakral. Ikatan antara Maria dan Yusuf adalah pernikahan sejati dan, terlepas dari prokreasi.
Untuk mempelajari lebih lanjut penelitian ilmiah dan pedagogis yang dapat membantu
manusia untuk mendapatkan kontrol atas dan mendidik naluri dan gerakan refleksnya, adalah
melakukan pekerjaan kesalehan terhadap Bunda kita sesuai dengan keinginannya, seperti
pelatihan cinta sejati. bertujuan untuk membangun, sejauh mungkin di bumi, penguasaan roh di
atas tubuh, dan tuhan di atas seluruh manusia. Dan itu semua untuk keuntungan cinta itu sendiri
bahwa alih-alih ke tingkat naluri, yang terakhir akan naik ke tingkat cinta; Artinya, ke tingkat
selt. memberi dan kemurahan hati. Maria dan J didirikan oleh Tuhan pada tingkat yang bukan
milik kita, melatih kita untuk menjadi daya tarik yang mengangkat dan menyucikan cinta untuk
melepaskannya dari semua yang bukan cinta, untuk melestarikannya dari hal-hal yang
berlawanan, agar kemudian menjadi lebih baik. untuk memanusiakannya.577
BAB III
Penutup
III. 1. Tanggapan Dogmatis
Salah satu doktrin Katolik yang kontroversial yaitu tentang Maria sebagai Bunda Allah,
gelar ini sendiri tidaklah berasal dari orang-orang Katolik, akan tetapi dari orang-orang Yahudi.
Sebelum Yesus lahir, Maria dipanggil oleh saudara sepupunya, Elisabet sebagai Ibu Tuhanku.
Allah yang bukan awal atau akhir merupakan dalam dan tentang diri-Nya sendiri, tidak memiliki
orangtua. Inilah inkarnasi Yesus Kristus, sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh
manusia, yang ditunjuk oleh para Bapa Gereja awal sebagai yang dilahirkan oleh perempuan.
Pada tahun 431, Konsili Katolik di Efesus menegaskan hal ini dengan memberi nama Maria
Theotokos, atau yan melahirkan Allah- Bunda Allah yang menjadi manusia. Selain Bunda Allah,
Maria juga menjadi Bunda Penolong Abadi. Seperti Maria mengunjungi Elisabet pada saat
577
Lon Joseph Cardinal Suenens, Mary the Mother of God, 134-139.
403
dibutuhkan, dia mengunjungi kita pada saat kita membutuhkan. Kapan pun dia melihat kita
sedang kekurangan, Maria meminta kepada Putra-Nya, Yesus agar membantu kita.578
Salah satu contoh yang mencolok tentang penyembahan berhala Babilon yang berlanjut
sampai sekarang terlihat dalam cara Gereja Katolik Roma menciptakan pemujaan terhadap Maria
sebagai pengganti pemujaan dewi ibu. Di berbagai negara di mana penyembahan itu tersebar, ibu
dan anak itu disebut dengan nama yang berbeda-beda, akibat bahasa yang telah dikacabalaukan
di Babel. Para pemimpin Gereja melihat bahwa bila kita bisa menemukan kesamaannya dengan
kekristenan, kita dapat meningkatkan jumlah anggota gereja dengan cepat. Yang menggantikan
bunda mulia dalam penyembahan itu adalah Maria, ibu Yesus. Penyembahan terhadap Maria
bukan saja dimanfaatkan oleh Gereja Katolik, akan tetapi menjadi doktrin resmi dalam Konsili
Efesus tahun 431. Petunjuk lain tentang penyembahan terhadap Maria berkembang dari
penyembahan dewi ibu kuno tampak daam gelar-gelar yang diberikan kepadanya. Maria sering
disebut Madonna. Sebutan tersebut merupakan terjemahan dari salah satu gelar dewi Babilon.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Maria juga seorang pengantara, namun tidak ada
unsur biblika untuk ide tersebut. Namun tuduhan tersebut tidaklah tidak benar, Gereja Katolik
Roma tidak pernah menyembah Maria, tetapi menghormatinya. Yang disembah tetaplah Allah,
Maria tidak pernah disamakan dengan ilah yang setara dengan Allah. Maria sebagai pengantara
sama sekali tidak menggeser kedudukan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Pengantara. Konsili
Vatikan II menegaskan bahwa Yesus Krituslah Pengatara antara manusia dengan Allah (I Tim
2:5-6). Peran keibuan Maria terhadap umat manusia sedikit pun tidak menyuramkan atau
mengurangi kedudukan Kristus sebagai Perantara tunggal itu, justri menunjukkan
kekuatannya.579
Maria merupakan pengantara, artinya Maria berada di antara Tuhan Yesus dan orang-
orang percaya serta membagi-bagikan karunia atas nama Tuhan Yesus kepada orang dan orang
percaya meminta kepada Maria agar permintaan ini diteruskan sampai kepada Tuhan Yesus
Kristus. Pandangan yang belum dijadikan sebagai doktrin tetapi sudah banyak diketahui dalam
Gereja Katolik Roma adalah bahwa Maria Penyelamat juga bersama dengan Kristus.580
Maria adalah perawan ketika ia mengandung, hal ini membuat sebagian orang berkata
bahwa dia senantiasa perawan (pandangan yang dikenal sebagai keperawanan Maria yang
kekal). Gagasan ini berkembang pada abad pertengahan menjadi doktrin dikandung tanpa noda
(immaculate)- suatu padangan bahwa Maria dilahirkan tanpa dosa dan kemudian menjadi
dogma resmi Gereja pada tahun 1854. Tetapi bilamana Maria dibebaskan dari dosa, Anselmus
berpendapat bahwa ia dilahirkan dengan dosa warisan. Bernard dari Clairvaux, Bonaventura dan
Thomas Aquino berpendapat bahwa pada saat pembuahan Maria di dalam kandungan ibunya, ia
masih penuh dengan dosa warisan, tetapi sebelum dilahirkan ia dibersihkan dari segala dosa.
578
David M. Lindsey, Perempuan & Naga Penampakan-Penampakan Maria, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), 28.
579
Surip Stanislaus, OFM Cap, Perempuan Itu? Maria, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), 32-34.
580
R. Soedarmo , Ikhtisar Dogamtika, (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), 174.
404
Duns Scotus berpendapat bahwa Maria dikandung secara tak bernoda, artinya Maria terlindung
dari dosa sejak pembuahannya dalam kandungan ibunya, bukan hanya sesudahnya.
Doktrin mengenai dikandungnya Maria secara tak bernoda (immaculate) menjadi pokok
pertikaian antara Ordo Fransiskan dan Ordo Dominikan. Pada tahun 1854, Paus Pius IX
menjadikan doktrin ini dalam bulla Inneffabilis Deus (seperti sudah lazim bulla itu diberi nama
menurut kata-kata pembukaan). Kami menyatakan, mengumumkan, dan merumuskan bahwa
Perawan Maria sangat berbahagia, pada saat pertama pembuahannya dikandung ibunya
dilindungi dari semua noda dosa warisan, oleh anugerah yang ajaib dan perkenan Allah yang
mahakuasa, berdasarkan amal Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia, dan bahwa doktrin ini
diungkapkan Allah dan oleh sebab itu harus dipercaya dengan teguh dan senantiasa oleh semua
orang yang setia. Pernyataan ini mempunyai implikasi melebihi doktrin mengenai Maria.
Alkitab tidak mengajarkan tentang Maria yang tak berdosa, apa lagi pembuahannya yang tak
bernoda. Dasar dari doktrin adalah tradisi, karena bulla itu menegaskan bahwasanya doktrin ini
selalu ada di gereja sebagai doktrin yang diterima dari nenek moyang kita dan yang dibubuhi
ciri-ciri doktrin yang dinyatakan oleh Allah.581
Kredo-kredo Kristen awal menegaskan bahwa Yesus dikandung dari Roh Kudus, lahir
dari anak dara Maria. Doktrin Terkandung secara tak bernoda sebagaimana diajarkan oleh
Gereja Katolik Roma, menunjuk pada momen ketika Hana mengandung Maria, bukan ketika
Yesus dikandung oleh Maria. Ajaran ini justru menyatakan bahwasanya Maria dilahirkan tanpa
dosa asal yang diwarisi semua manusia sejak Adam. Keadaan ini memungkinkan bahwa Maria
melahirkan Yesus dalam keadaan kemurnian moral yang khusu. Kelahiran dari anak dara
adalah ajaran lain, bahwa Maria tanpa campur tanga laki-laki, mengandung melalui perantaraan
Roh Kudus. Ajaran ini lebih menunjuk kepada sumber kehamilan daripada proses kehamilan itu
sendiri. 582
Dalam perjalanan sejarah gereja, secara khusus gereja Prostestan merupakan gerakan
yang memisahkan diri dari gereja Katolik Roma, dan hal tersebut dipelopori oleh beberapa tokoh
reformator yang terkenal seperti Martin Luther, John Calvin, dan Ulrich Zwingli. Dengan
munculnya para tokoh reformator Protestan tersebut membuat gereja Protestan memiliki
pemikiran teologi yang cukup berbeda dari gereja Katolik Roma. Dalam hal ini secara khusus
akan dijelaskan bagaimana pandangan gereja Prostestan dan secara khusus gereja HKBP sendiri
mengenai Maria.583
581
Tony Lane, Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani , (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 257.
582
James D. Tabor, Dinasti Yesus, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), 55.
583
Peter M.J. Stravinkas, The Catholic Answer Book of Mary, (Indiana: Our Sunday Visitor, 2000), 88.
405
Secara umum, ada tiga konsep kehidupan iman yang sangat ditekankan dalam ajaran
Protestan yaitu Sola Fide, Sola Gratia dan Sola Scriptura. Sola Scriptura menekankan bahwa
hanya karena imanlah manusia diselamatkan. Sola Gratia menegaskan bahwa hanya rahmat
Allah yang menyelamatkan manusia. Sola Scriptura sendiri menekankan bahwa Alkitab
merupakan sumber dan dasar beriman. Ajaran Protestan menekankan bahwa Yesus merupakan
perantara antara Allah dan manusia, sesuai dengan yang tertulis dalam Yoh 14:6 yang berbunyi
Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Berdasarkan hal ini makan Protestan sulit untuk
mengakui peran Maria dalam hal keselamatan dari Allah. Ajaran Prostestan yakin bahwa Maria
tidak diminta secara khusus sebagai perantara manusia dengan Tuhan atau dinobatkan sebagai
perantara antara manusia dengan Yesus Kristus.584
Selain itu dalam pandangan Protestan, seluruh umat manusia dikandung dan dilahirkan
dengan dosa sejak kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Semua manusia menjadi sederajat
dalam kedosaan yang disebabkan oleh dosa manusia pertama. Manusia tidak memiliki kekuatan
dan kelayakan untuk menjadi perantara antara Allah dengan manusia. Selama hidupnya, manusia
tidaklah mampu melakukan sesuatu berharga untuk surga dan setelah meninggal juga tidak bisa
memohonkan sesuatu bagi mereka yang masih hidup di bumi.585
Berdasarkan kalimat yang menyatakan Diperanakkan dari anak dara yaitu Maria, kita
percaya bahwa Tuhan Yesus dilahirkan oleh Maria, seorang manusia. Hal itu menunjukkan
bahwa Yesus sungguh-sungguh merupakan manusia, yaitu Allah yang menjadi manusia. Namun
hal ini merupakan pengertian yang sulit dimengerti karena Allah dan manusia tidak ada
persamaannya. Allah yang Mahatinggi, sedangkan manusia yang serba picik, Allah bertakhta
dalam kerajaan sorga yang tak terbatas, manusia yang hidup sangat terbatas.586
Kita harus ingat bahwa Maria merupakan manusia biasa. Oleh sebab itu hormat kita
kepada Maria jangan melebihi hormat kepada seorang manusia biasa seperti dalam ajaran Roma
Katolik. Jika kita kembali kepada apa yang tertulis di dalam Alkitab (Perjanjian Baru), maka
dijelaskan bahwa kerapkali Yesus menegur Maria, menegaskan bahwa tindakan Maria
merintangi maksud Yesus, hal tersebut tertulis dalam beberapa nats antara lain:
i. Lukas 2:48-49: Yesus menyatakan bahwa tidak tepat kalau Maria mengatakan Nak,
mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari
Engkau. Maka jawab Tuhan Yesus: Mengapakah kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu
bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pandangan Maria keliru.
584
John A. Hardon, Christianity in Conflict, (Maryland: The Newman Press, 1959), 257.
585
John A. Hardon, Christianity in Conflict, 257-258.
586
Dr. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), 171.
406
ii. Matius 12:48: Di situ Yesus menyatakan bahwa bukannya Maria dan anak-anaknya yang
menjadi ibu dan saudara-saudara Tuhan Yesus dalam arti tertinggi, akan tetapi murid-murid-Nya
(orang-orang percaya).
iii. Kisah Para Rasul 1:14: Ada daftar orang-orang yang menanti-nanti Tuhan Yesus, di
dalam daftar ini Maria disebutkan di belakang nama murid-murid dan perempuan-perempuan
lainnya.
Dari tiga nats di atas maka dapat dikatakan bahwa di dalam Alkitab (Perjanjian Baru)
tidak ada sedikit pun yang menyatakan kemuliaan Maria yang istimewa587.
Dalam Pengakuan Iman HKBP tahun 1951, pasal 6 tentang Dosa Warisan dikatakan:
Kita percaya dan menyaksikan: Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dosa itu masuk
kepada semua keturunannya. Oleh karena itu semua manusia lahir di dalam dosa dan diperbudak
oleh dosa dengan melanggar hukum Allah. Dan dosalah yang mengakibatkan hukuman maut
yang kekal. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang menyatakan bayi yang
baru lahir tidak berdosa. Juga ajaran yang bertentangan dengan Firman Allah yang mengatakan:
Dosa hanyalah akibat kemiskinan, kekurangan dan kesengsaraan dan karena itu dosa tidak begitu
diberatkan.588
Lalu dalam Pengakuan Iman HKBP tahun 1951, pasal 3 bagian b tentang Pekerjaan
Kepribadian Allah Bapa yang tiga-Esa dikatakan:
Kita percaya dan menyaksikan: Allah Anak yang menjadi manusia, dilahirkan oleh perawan
Maria yang diperkandungkan oleh Rohulkudus, diberikan nama Yesus. Jadi terdapat dua sifat di
dalam Dia: Padanya terdapat Ketuhanan dan Kemanusiaan. Ia adalah Allah yang Benar dan
manusia yang Benar, Ia menderita kesengsaraan waktu pemerintahan Pilatus, Ia tersalib pada
kayu salib, untuk melepaskan kita dari dosa, dari maut dan dari kuasa iblis. Ia adalah kegenapan
korban perdamaian kepada Allah untuk segala dosa manusia. Ia turun ke neraka setelah
dikuburkan bangkit dari mati pada hari ketiga, naik ke sorga duduk di sebalah kanan Allah
Yehiwa, Bapanya yang mulia selama-lamanya. Ia ada di sorga membela kita, memerintah atas
segala sesuatu sampai kelak kembali ke bumi untuk menghakimi orang yang hidup dan mati.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran Roma Katolik yang mengatakan:
Bahwa Maria, Ibu dari Tuhan Yesus, yang disebut Kudus, membela kita kepada Allah.589
III. 2. Kesimpulan
Roma Katolik menganut ajaran bahwasanya Maria adalah Bunda Allah (Theotokos)
yang diagungkan dan menjadi perantara antara manusia dengan Yesus Kristus. Roma Katolik
menekankan bahwa Maria itu suci (immaculate) dan tetap menjadi gadis sebelum dan sesudah
melahirkan Yesus Kristus. Maria juga dianggap kudus dan memiliki posisi yang penting, bahkan
Maria dihormati melebihi manusia biasa. Bunda Maria dianggap sebagai Bunda Penolong Abadi.
587
Dr. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, 175.
588
Pengakuan Iman HKBP Kofessie 1951 & 1996, (Tarutung: Kantor Pusat HKBP, 2013), 59.
589
Pengakuan Iman HKBP Kofessie 1951 & 1996, 56.
407
Berbeda dengan Protestan yang menenekan bahwa Yesus lah perantara antara manusia dengan
Allah. Selain itu Protestan juga meyakini bahwa manusia sudah berdosa (dosa warisan) sejak
Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, artinya Maria sudah berdosa dan tidak suci. Gereja HKBP
sendiri memandang bahwa Maria hanyalah manusia biasa yang juga berdosa. Maria hanya
sebagai perantara yang dipilih oleh Allah untuk melahirkan Juruselamat (Yesus Kristus), tidak
seperti pandangan Roma Katolik yang menganggap Maria sebagai perantara antara manusia
dengan Allah.
Kelompok 19
Nama : Tito Ananda Silalahi
Vrizt Ompusunggu
Mata Kuliah : Dogmatika II
Iman Kristen
I. Kebenaran Iman590
Menjelang akhir tahun 1961 Editor abad kedua puluh berkala memilih judulnya
sederhana untuk edisi musim gugur nya: yaitu adalah 'The Gods'. Kepada Sir Julian Huxley
diberi tugas untuk membuka perdebatan dengan menyatakan kasus tersebut terhadap Tuhan dan
para dewa. Ini dia lakukan, pertama dengan menolak Kekristenan tidak lagi relevan dengan
dunia modern kita dan kedua dengan menguraikan keyakinannya sendiri bahwa beberapa jenis
humanisme evolusioner sekarang harus menggantikannya.
Dalam membaca artikel Sir Julian, saya merasa sangat menarik untuk memperhatikan
bagaimana dia mendefinisikan keyakinan penting tentang kekristenan. Dia memulai dengan
konsepsi tentang makhluk gaib, memiliki sifat yang serupa dengan kepribadian manusia.
Makhluk ini dianggap telah menciptakan dunia dan manusia pada tanggal yang pasti di masa lalu
dan membawa tatanan tercipta untuk menghakimi pada tanggal yang pasti di masa depan. Dia
kemudian mengacu pada kepercayaan akan kekuasaan Allah untuk melakukan keajaiban dan
untuk menyatakankan diriNya kepada manusia. Secara khusus, dia memikirkan klaim bahwa
anak Allah telah bangkit dari kematian untuk keselamatan manusia. Kesimpulan penelitian
singkatnya yang dia tulis: "Sistem kepercayaan ini sangat tidak bisa diterima di dunia saat ini.
Hal ini bertentangan, secara keseluruhan dan rinci, dengan pengetahuan kita tentang kosmos, tata
surya, planet kita sendiri, spesies kita sendiri dan diri kita masing-masing.
Tubuh dogma pertama kali didefinisikan dan kemudian digunakan
sebagai tes akhir. Tidak ada bentuk kata-kata tertentu yang diperlukan untuk menggambarkan
semangat orang Kristen. Yang penting bukan kata-kata melainkan perbuatan, bukan teori tapi
praktek. Semua yang mewujudkan pola perilaku mirip Kristus memiliki hak yang dia anggap
590
F.W.Dillistone, The Christian Faith,(Liverpool: Hodder And Stoughton,1964)Hlm,15-26.
408
sebagai anggota sejati Gereja Kristen. Hanya dengan fondasi dogmatis yang kokoh, diyakini,
bisakah kehidupan religius yang kuat dan stabil dipertahankan. Dan memang fondasi di mana
orang Kristen dapat membangun telah disediakan baginya, jika dikatakan, oleh perkataan yang
sesuai pada kenyataan Allah di dalam Kristus. Pernyataan ringkas tentang sifat dan aktivitas
Tuhan, jika sekali bisa diterima di dalam komunitas, dapat dengan mudah melakukan
persimpangan yang telah ditinggalkan oleh Tuhan kita dan oleh para rasul. Hal ini dapat
diwujudkan dalam aturan umum mengenai masalah yang, jika dipatuhi, akan membawa dunia
maju ke cara hidup yang lebih baik. Sekarang sehubungan dengan permohonan semacam ini dua
hal yang sepertinya perlu saya katakan. Pertama, tidak ada yang bisa lebih jelas dari Perjanjian
Baru daripada fakta bahwa etikanya diturunkan secara langsung dari doktrinnya. Yesus sendiri
datang ke Galilea untuk memproklamasikan kedekatan Kerajaan Allah dan memanggil orang
untuk berbalik dan percaya akan kabar sukacita tersebut. Dengan kata lain, perhatian pertamanya
adalah menjelaskan secara jelas kepada mereka yang mau mendengarkan perbuatan Tuhan dan
tujuan akhir-Nya. Demikian yang telah Allah lakukan dalam mengutus Anak-Nya, itu karena
kerendahan diri Kristus terhadap kematian di kayu salib, itu karena pencurahan Roh Allah ke
dalam hati kita - ini karena ini Tindakan besar Tuhan bahwa kita dipanggil dan ditantang untuk
berperilaku serupa. Jika Tuhan memberikan kasihnya, kita harus saling mengasihi. Jika Kristus
merendahkan diri-Nya sendiri, kita harus saling melayani. Jika Roh diberikan untuk mengilhami
kekudusan, kita harus berjalan dalam kehidupan yang baru. Etika Kristen adalah
hasil dari Ajaran Kristen: Kebenaran adalah demi Kebaikan: Di dalam dan melalui tindakan
bahwa iman atau keyakinan mengungkapkan sifat sebenarnya: ini adalah penegasan sesuai
dengan Perjanjian Baru. Jadi, jika doktrin Kristen dapat dipresentasikan ke pemahaman dengan
jelas dan komprehensif dan dalam bentuk yang setiap saat berhubungan dengan situasi manusia,
efek dalam hal menghasilkan cara hidup orang Kristen cenderung jauh lebih besar daripada yang
akan diikuti. Ini adalah ketika etika dipertimbangkan dalam konteks keseluruhan dari wahyu
Kristen dan dengan inilah yang diajarkan oleh Doktrin Kristen - pada saat itulah manusia
kemungkinan besar menanggapi sedemikian rupa sehingga membawa pola hidupnya sendiri ke
dalam kesesuaian dengan yang Ilahi. Jadi, dalam pendekatan terhadap Ajaran Kristen, akan
berusaha menghindari satu sisi formulasi dogmatis yang tepat dan tanpa pamrih, di sisi lain
nasihat etis yang tidak jelas dan melemahkan.
Sebenarnya, ada banyak hal dalam tradisi yang patut mendapat
perhatian tapi iman dan di sumber semua adalah pengakuan agung tentang Allah yang hidup,
Bapa, Anak dan Roh Kudus. Apakah kita melihat Perjanjian Baru atau Bapa-bapa gereja atau
kepada para teolog filsuf besar abad pertengahan atau kepada para Reformator atau eksponen
iman modern setidaknya kita menemukan menjadi elemen umum dalam kesaksian mereka:
bahwa Tuhan siapa mereka? Perhatian dan kepada siapa mereka berusaha memberi kesaksian
adalah Tuhan yang dikenal dengan cara ketritunggalannya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Mari kita lihat sejenak di Perjanjian Baru. Berbagi keyakinan mendalam bahwa keseluruhan
keberadaan mereka bergantung pada tujuan dan pemeliharaan dan kesenangan Allah yang hidup.
Dia ada di depan mereka baik dalam sejarah nenek moyang mereka dan dalam sejarah individu
409
mereka sendiri. Dia berada di atas mereka berdua dalam pemeliharaan tatanan alam dan dalam
merawat setiap makhluk-Nya. Dia berada di luar mereka berdua dalam takdir yang direncanakan
untuk semua umat manusia dan di masa depan banyak ditunjuk untuk setiap anak manusia.
Sekarang benar
bahwa keyakinan ini akan diukur bersama oleh para nabi dan pemazmur periode Perjanjian
Lama. Tapi sesuatu yang revolusioner telah terjadi sebelum tulisan-tulisan Perjanjian Baru mulai
beredar. Menurut kesaksian mereka yang bulat, Dewa Ilahi datang ke tengah keberadaan
manusia di dunia ini. Dia memang telah mengambil bentuk seorang pelayan. Dia telah muncul
dalam wujud manusia biasa. Dia telah berbuat baik. Tapi konsensus kesaksian sudah jelas. Yesus
ini adalah Emmanuel - Tuhan bersama kita. Dia adalah Firman, satu-satunya yang diperanakkan,
tinggal di antara kita. Dia adalah Tuhan yang nyata yang lahir dari keturunan Daud dengan
keturunan alami namun menyatakan Putra Allah dengan kuasa saat Dia dibangkitkan dari
kematian. Apa pun yang perlu dikatakan tentang karir Yesus ini harus ditegaskan tanpa
kualifikasi: bahwa karir ini adalah wahyu langsung di tengah kehidupan manusia dari kehadiran
pribadi dan aktivitas terarah dari Allah yang hidup sendiri. Tapi ini pun tidak semua. Anak Allah
yang berinkarnasi mungkin datang ke dunia dan tinggal di antara manusia dan dibangkitkan
kembali untuk kemuliaan Bapa. Ini tentu saja merupakan keajaiban yang unik tapi tidak akan
langsung ditangani dengan situasi manusia secara total. Jadi kita menemukan kesaksian lebih
lanjut, sangat mengesankan karena fakta bahwa itu adalah penafsiran yang jelas tentang
pengalaman hidup. Roh Ilahi, dan Tuhan sendiri adalah Roh, telah benar-benar memasuki tempat
suci manusia yang paling dalam. Dia datang sebagai api, membersihkan mata air bagian dalam:
Dia datang sebagai angin, memperbarui energi: Dia datang sebagai nafas, membawa
kesembuhan dan kedamaian.
Jadi dalam struktur kolektif kehidupan interior masyarakat, Tuhan sendiri telah aktif
bekerja. Dalam iman pribadi manusia, sentuhan Tuhan telah dirasakan. Tuhan Yang Di Luar,
yang telah mengungkapkan diri-Nya di saat ini, telah menyampaikan wahyu itu ke dalam
kepribadian manusia dan bahwa kehadiran di dalam kehidupan manusia harus menjadi kehadiran
yang taat. Tuhan yang selama ini melebihi kita dan di luar kita adalah Tuhan yang telah datang
ke lingkungan sekitar kita dan memasuki kehidupan historis kita antara masa lalu dan masa
depan. Selanjutnya, Tuhan yang menguasai kita dan di antara kita adalah Tuhan yang dengan
murah hati telah menembus dunia naluri, emosi, keinginan, motif, niat, hubungan yang
merupakan dimensi batin eksistensi manusia.
Waktu yang sangat lama akan berlalu sebelum segala bentuk kesederajatan atau
keseragaman dapat dibangun di Gereja meskipun pada akhirnya merupakan dua pola nyata -
orang Barat diwakili oleh apa yang sekarang kita sebut Pengakuan Iman Rasuli dan Timur yang
diwakili oleh apa yang kita sebut Nicene- mendapatkan penerimaan yang luas. Tapi pada tahap
awal pengakuan tiga kali diadopsi dan nampaknya merupakan praktik umum pada upacara
inisiasi untuk membaptis kandidat sebanyak tiga kali. Sementara dia berdiri di air, dia ditanya
tiga pertanyaan berturut-turut mengenai kepercayaannya pada Ayah, Anak dan Roh Kudus.
Setelah masing-masing jawaban tegas dia terjun ke air dan setelah yang ketiga baptisannya
410
selesai. Bahkan di abad ke-2, sebelum ada referensi eksplisit mengenai pengakuan iman formal,
kita menemukan Justin Martyr menggambarkan upacara pembaptisan di mana para kandidat
"menerima pencucian nafas di dalam air atas nama Bapa dan Tuhan Tuhan dari alam semesta
dan Juruselamat kita Yesus Kristus dan Roh Kudus ''. Dan pada permulaan abad ketiga jawaban
para kandidat untuk interogasi tiga kali sangat mendekati tiga klausul dari apa yang sekarang kita
sebut Pengakuan Iman Rasuli. Memang benar bahwa Perjanjian Baru menunjukkan bukti bahwa
pada hari-hari awal aktivitas misionaris Gereja yang dapat digunakan untuk pembaptisan hanya
dapat diminta untuk mengakui Yesus sebagai Kristus atau sebagai Anak Allah; atau mungkin dia
diminta untuk belajar dua kali lipat pengakuan dimana dia mengakui Bapa sebagai sumber
semua dan Putra sebagai agen dari semua. Tetapi dengan mengambil keseluruhan Perjanjian
Baru secara keseluruhan, referensi Trinitarian tidak salah lagi dan pola tiga kali ini berkembang
dengan sendirinya dan semakin kuat karena kepercayaan Gereja mendekati keseragaman yang
disepakati.
Pengakuan iman kepada Allah yang hidup, Bapa, Putra dan Roh Kudus telah
mempertahankan posisi sentralnya dalam doktrin dan liturgi Gereja selama berabad-abad. Di
antara semua yang mengaku dan menyebut diri mereka sebagai orang Kristen, pokok ajaran
doktrin Kristen yang paling dominan adalah Allah yang hidup, Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ini
akan menjadi tugas kita sekarang untuk mencoba sebuah interpretasi baru tentang apa yang
dimaksud dengan iman ini dan makna dalam konteks kehidupan kita saat ini.
II. Situasi Manusia591
Setiap usia nampaknya menghasilkan karya kata kunci tersendiri. Sebuah kata yang
mungkin telah memainkan peran sederhana dalam sistem bahasa dalam waktu lama tiba-tiba
menjadi menonjol dan menemukan dirinya terus-menerus digunakan. Kata seperti itu di zaman
sekarang 'relevan' atau antitesisnya 'tidak relevan'. Hidup ini terlalu singkat, disimpulkan, untuk
bermain-main dengan ketidakrelevanan. Sifat dunia ini pada umumnya adalah teori yang tidak
dapat diabaikan oleh teolog Kristen. Mungkin ada saat ketika doktrin yang relevansinya dengan
kehidupan modern dan masalahnya mungkin tidak segera jelas dapat diuraikan karena
ketertarikan historis mereka atau bahkan karena diasumsikan bahwa mereka memiliki
kepentingan tetap walaupun hubungan mereka dengan masalah kontemporer mungkin tidak
muncul pada permukaan. Mengajukan dogma Kristen tanpa referensi
tentang pertanyaan manusia atau kebutuhan manusia yang jelas adalah berbicara dalam
kekosongan dan untuk mendapatkan respons hanya gema suara sendiri. Mengakui realitas
bahaya pertama, adalah niat saya sendiri untuk mengekspos diri saya kepadanya daripada
mengulangi ortodoksi dalam hal-hal yang sedikit kaitannya dengan pemahaman saya sendiri
tentang situasi manusia. Namun, terlepas dari kesulitan besar yang menyertainya
dalam usaha untuk menganalisis sifat manusia dan kondisi berkembang dengan cara inklusif
apapun, saya masih mengusulkan bagi menetapkannya kerangka kerja empat yang mana, sejauh
591
F.W.Dillistone, The Christian Faith.. Hlm,27-29.
411
saya dapat menilai, sesuai dengan kesimpulan umum dari berbagai opini informasi saat ini.
Manusia, menurut saya, selalu memperhatikan empat pertanyaan yang tidak jelas.
1. Pertanyaan Keamanan
Dari awal sampai akhir kehidupan manusia tidak aman. Seorang anak pada awalnya
sangat tidak berdaya namun menyadari betul kondisi tertentu yang memberikan rasa nyaman,
orang lain yang menghasilkan ketidaknyamanan yang tak tertahankan. Agar nyaman untuk aman
dan sebaliknya. Dan sumber semua penghiburan dan keamanan pada tahap paling awal adalah
tanpa diragukan lagi sang ibu sendiri. Ibu menyediakan makanan, ibu memastikan kehangatan,
dia memperhatikan semua rintangan agar mudah bernafas, dia membuat bayi tetap kering dan
bersih. Prinsip dasar membawa
dukungan psikologis yang tidak berkualifikasi: prinsip bahwa semua keamanan dalam kehidupan
bergantung pada matriks maternal dan bahwa tanpa kepercayaan dasar ini dalam lingkungan
perlindungan yang ramah, tidak ada orang yang dapat mencapai kepercayaan atau stabilitas.
Matriks maternal yang baru saja saya ucapkan bisa diperpanjang di lebih dari satu arah. Ini
mungkin misalnya diperluas ke bagian lingkungan alami tempat ibu memegang kendali. Bahasa
dan musik, ritual makan dan minum, perabotan dan dekorasi, semua bisa menjadi perpanjangan
dari kepribadian ibu sendiri dan akibatnya sebagai bagian dari matriks keamanan ibu simbolis.
Untuk mempertahankan kesuburannya, untuk melindunginya dari penodaan, adalah tugas suci
orang-orang yang bergantung padanya untuk melanjutkan kehidupan mereka. Jadi Daratan'
menerima makna mistik sebagai tempat keamanan dan identitas dan kelompok suku tertentu
menjadi gelisah dan takut jika ikatan yang mengikatnya dengan bumi - ibu dirusakan. Jadi dalam
pengalaman individu, keluarga, suku, bangsa, sosok ibu sangat penting.
2. Pertanyaan tentang kebebasan
Paradoks yang langsung menghadapkan kita bahwa walaupun manusia selalu
memperhatikan masalah keamanan, ia juga telah mengalami banyak masalah dalam sejarahnya
berkaitan dengan masalah kebebasan. Dalam upaya memperluas ini, individu tidak hanya
memperhatikan dunia teguh dari struktur impersonal di mana dia sampai sekarang-bagaimana dia
bergerak melampaui mereka-tetapi juga dengan dunia orang-orang yang dengannya dia menjadi
semakin sadar. Pada saat yang sama ia berusaha untuk mengungguli atau mengatasi saingan yang
dengan cara apapun mengganggu kemajuannya sendiri. Kebebasan adalah fenomena dua sisi,
yang terkadang diarahkan pada perluasan dan pencapaian di masa depan, terkadang mengarah
pada mengatasi keterikatan yang diwarisi dari masa lalu. Kebebasan hampir pasti tidak hanya
bergantung pada pengabdian kepada contoh penyiar yang bersinar, tetapi juga pada saat
penolakan klaim orang-orang yang berusaha mempertahankan pola tertutup masa lalu.
3. Pertanyaan Keteraturan
Padahal sejarah manusia dapat dipandang sebagai suksesi perjuangan untuk pembesaran
dan untuk kebebasan yang lebih luas, ia juga dapat dengan justifikasi yang setara dipandang
sebagai pencarian terus-menerus untuk memesan secara adil. Tidak ada yang lebih jelas dari
orang itu yang tumbuh dengan letih karena kebingungan, kesewenang-wenangan, ketidakpastian,
di atas semua anarki. Tapi cepat atau lambat kebenaran yang sering tidak enak itu harus diterima
412
- kebebasan tanpa perintah, pembangkangan heroik tanpa disiplin sukarela, hanyalah nilai
sementara. Keadaan di mana setiap orang cenderung melakukan hal yang benar di matanya
sendiri kurang diinginkan daripada di mana individu diharuskan menyesuaikan diri dengan
hukum yang setidaknya dirancang untuk kebaikan keseluruhan. Seberapa sering dalam sejarah
memiliki revolusi, yang dilalui dengan antusiasme yang begitu besar, telah berhasil oleh
kekecewaan, kontraksi, pertengkaran sectional dan persaingan pribadi! -Berapa sering orang
harus belajar pelajaran pahit bahwa kebebasan tidak akan pernah bisa akhirnya dimenangkan
dalam kondisi keterbatasan duniawi! Perjuangan ini dirancang untuk menghilangkan tekanan
yang menyinggung, tidak membuka pintu untuk lisensi dan anarki.Contoh yang lebih terkenal
dari hubungan dialektis tentang kebebasan dan ketertiban dapat ditemukan di dalamnya kisah
perjuangan Luther untuk mewujudkan kebebasan orang Kristen, segera diikuti oleh perjuangan
para petani untuk semacam kebebasan yang Luther sama sekali tidak menyetujui.
Salah satu simbol pesanan yang beredar dalam sejarah umat manusia adalah kota.
Suatu kota besar yang dihadirkan sebagai hasil kehendak untuk yang diperintahkan tinggal.
Perkalian hukum untuk berkembangkan dan mengembangkan kota besar telah menjadi salah satu
dari hampir gejala yang menakutkan abad ke duapuluh. Untuk membingkai dan mengelola dan
menyesuaikan undang-undang harus ada agen pribadi yang memiliki integritas dan disiplin diri.
4. Pertanyaan Tentang Makna
Manusia belum pernah lama merasa puas dengan pencapaian salah satu atau semua
barang yang telah kita pertimbangkan. Mungkin ada rasa keterlibatan yang paling
menggembirakan dalam kampanye yang akan membawa pembebasan dari perbudakan dan
langkah langsung laki-laki ke tanah yang dijanjikan dan masih akan ada kekhawatiran akan
pembentukan ketertiban dan ukuran pengekangan. Pertanyaan tentang makna, tentu, muncul
dalam berbagai bentuk. Ilmuwan saat ia meneliti pola evolusi manusia mungkin bertanya tentang
dinamika batinnya dan apakah sebenarnya prosesnya bergerak menuju suatu tujuan.
Memang benar bahwa gagasan tentang makna sangat sulit untuk dilacak dan
didefinisikan. Pertanyaan tentang makna makna dengan mudah muncul dan segera kita
diluncurkan dengan kemunduran yang tak terbatas. Namun bagaimanapun masalahnya dapat
dibahas secara teori dan logika, tetaplah benar bahwa manusia sebagai manusia memiliki
kekuatan untuk membedakan antara apa yang berarti dan apa yang tidak masuk akal, yang
memiliki bentuk dan bentuk yang tidak berbentuk. Namun, di pokok bahasan, tidak satu pun
pertanyaan yang telah saya sebutkan dapat menerima solusi akhir selama kehidupan bertahan.
Hidup tidak akan pernah bisa dienkapsulasi dalam kategori formal. Keempatnya saling terkait
dengan cara yang paling menarik dan menakjubkan. Kepentingan mereka untuk tujuan kita
adalah bahwa mereka memberi kita situasi yang hidup, kerangka kontekstual, pola bahasa, nama
dan simbol, di mana kita dapat mencoba menafsirkan pentingnya pengakuan iman Kristen
fundamental. Pada akhir pasal ini saya kembali ke kata kunci yang dengannya saya memulai.
Iman Kristen kepada Tuhan, Bapa, Anak dan Roh Kudus hanya dapat dilihat relevan dengan
kondisi taat manusia jika dapat dinyatakan dalam istilah yang berkaitan dengan kebutuhannya
yang taat. Jika (betul kita benar dalam mendefinisikan pertanyaan tentang keamanan, kebebasan,
413
ketertiban dan makna sebagai sesuatu yang sangat penting dan dalam arti tertentu sama
inklusifnya, maka satu-satunya harapan kita untuk menginterpretasikan doktrin Kristen dengan
relevan adalah dengan menerapkan iman kepada masing-masing dari empat pola kebutuhan
berulang dan untuk melihat di mana hal ini membawa kita.
III. Keluarga Allah592
Orang Kristen menanggapi dengan iman kepada Tuhan yang, meskipun untuk selamanya
melampaui kita, telah mendekati kita dan bahkan berdiam di dalam diri kita. Mari sekarang kita
mencoba untuk menafsirkan iman ini dalam hal gambar dan hubungan yang telah menjadi sangat
dikenal selama sejarah manusia. Meskipun wahyu Allah yang dengannya kesaksian Alkitab
meningkat jauh di atas konsepsi primitif ini namun citra keluarga dan rumah tidak ditolak atau
ditinggalkan. Pencarian keamanan diakui sebagai hal yang sah dan kepastian diberikan lagi dan
lagi bahwa satu-satunya dasar untuk hidup yang percaya diri dapat ditemukan dalam
pemeliharaan kebapakan Allah sendiri. Dia adalah sumber dan pencinta semua kehidupan dan
tidak terpikirkan bahwa Barangsiapa yang menghasilkan hidup tidak akan juga melindungi dan
mempertahankannya dan membawanya ke pemenuhan sejati.
Studi biologis dan psikologis modern telah menunjukkan
bahwa perbedaan tajam antara pria dan wanita yang pada umumnya diasumsikan baru-baru ini
seabad yang lalu tidak dapat dipertahankan lagi. Pada setiap elemen laki-laki, feminin dapat
ditemukan dan sebaliknya. Mungkin ada usaha oleh penulis imamat Kejadian I untuk mendekati
gagasan ini dalam klaimnya bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri,
"laki-laki dan perempuan menciptakan dia bagi mereka" (ayat 27). Tapi Perjanjian Lama tidak
melanjutkannya lebih jauh. Melainkan terus terang berbicara tentang Dewa dalam istilah
maskulin dan membuat kita tidak ragu lagi, seperti dalam masyarakat Ibrani, ayah adalah kepala
keluarga, jadi dalam tatanan Ilahi hal-hal yang paling baik dibicarakan dengan Tuhan dalam pola
pencitraan yang sama.
592
F.W.Dillistone, The Christian Faith..Hlm,40-67
593
Ibid,68-97
414
orang-orang yang merasa aman dan mapan untuk selamanya puas dengan nasib mereka. Anak
yang sedang tumbuh ingin menjelajahi wilayah di luar batas keamanan: remaja ingin
meninggalkan kenyamanan rumah dan untuk mempertaruhkan bahaya di perbatasan: petualang
ingin mendaki gunung dan turun ke dasar laut dan menjadi pelopor. Faktor yang terlibat lebih
kompleks daripada yang berhubungan dengan rumah dan keluarga. Seringkali terjadi konflik
loyalitas, rasa bersalah terkait dengan perasaan emansipasi. Pencapaian kebebasan dalam satu
arah bisa menyebabkan perbudakan lebih ketat di negara lain. Kebebasan dari
lingkungan yang menjengkelkan dan kram tidak berarti menghasilkan kebebasan konstruktif di
lingkungan sekitar. Seorang pria yang dipuji sebagai pahlawan fisik mungkin seorang pengecut
moral. Setelah membawa kebebasan kepada banyak tawanan, dia mungkin saja menjadi korban
tipu muslihat. Sama seperti citra kehidupan agama mengacu pada rumah dan keluarga sehingga
juga menarik perhatian pahlawan dan perjuangan untuk kebebasan.
V. Kota Sorgawi594
Satu tokoh Alkitab yang boleh kita lihat yaitu Abraham. Ia "mematuhi panggilan untuk
pergi ke tanah yang diperuntukkan bagi dirinya dan ahli waris, dan meninggalkan rumah tanpa
mengetahui tempat itu untuk pergi. Dengan iman ia menetap asing di tanah Kanaan atau tanah
perjanjian padanya, tinggal di tenda, seperti Ishak dan Yakub, yang mewarisi janji yang sama.
Dia sebenarnya belum melihat hal-hal yang dijanjikan oleh Tuhan, tetapi ia tetap berfikir jauh
kedepan dan percaya. Itulah sebabnya kenapa Abraham tidak malu untuk dipanggil Allah
mereka; karena dia memiliki sebuah kota yang siap untuk mereka"(Ibrani 8-10; 13-16.
Untuk aspek lain dari ajaran Yesus yang menonjol jelas dalam Injil ialah keprihatinan
yang dimana Dia sendirilah yang berperan dalam Kerajaan Allah. Pada dasarnya ia menyatakan
bahwa melalui pelayanan sendiri Kerajaan Allah sudah hadir. Dia menuntut tunduk kepada
kehendak Allah: pada saat yang sama ia berdiri oleh orang begitu menantang dan memegang di
Teluk setan egoisme dan keduniawian yang berusaha untuk mencegah perjalanan atau
pelayananNya. Standar yang Ia nyatakan untuk hidup dalam Kerajaan adalah standar yang
hidupnya sendiri terus dipandu dan digenapi. Orang yang sempurna melakukan kehendak Tuhan
memiliki hak untuk memanggil semua orang untuk taat kepada Allah. Dalam pengungkapan
sebenarnya menyiratkan ketaatan kepada kehendak Tuhan Yesus menetapkan dua standar yaitu:
devosi total kepada Allah dan Layanan terbatas untuk sesama. BagiNya mengasihi Allah dan
mengasihi sesama, tiulah hukum tertinggi sehingga boleh sampai kepada Kerajaan Sorgawi. Raja
Mesiah, Yesus, Tuhan kita, telah datang dalam kebenaran sebagai wakil diurapi Tuhan tetapi
bukan hamburan segera kekuatan kegelapan dan mendirikan pemerintahan yang damai, ia
membiarkan dirinya menjadi korban melalui siapa kebenaran ilahi bisa dapat dipertahankan
tanpa pemusnahan terakhir turun atas dunia. Sekarang St.Paul panjang lebar telah bertindak
secara terbuka, secara dramatis, pasti. Namun tidak langsung penghakiman atas dunia bersalah.
Datang dalam rupa kedagingan, raja Mesiah telah diserap pengadilan ke dalam tubuhnya sendiri.
Dengan asumsi pakaian kemanusiaan yang berdosa, raja telah menawarkan dirinya penebusan
594
F.W.Dillistone, The Christian Faith..Hlm,98-128
415
sempurna bagi umat manusia itu. Semua dari Allah dan merupakan akibat langsung dari kasih
karunia-Nya. KebenaranNya pasti telah dinyatakan.
Pemahaman ini jelas kewujudan korporat manusia mendasari
pemandangan St. Paul kejatuhan dan efek dari dosa Adam kepada dosa atas umat manusia.
Keberdosaan manusia yang universal digambarkan pada awal surat Roma. Tetapi jika doktrin ini
solidaritas benar kemanusiaan dalam tatanan alam ciptaan, masih lebih benar kemanusiaan
ditebus dalam urutan ramah ciptaan baru. Satu-satunya perbedaan dan itu sangat besar adalah
ciptaan baru dibentuk berdasarkan iman dan bukan dari alam kelahiran, komitmen menghendaki
daripada warisan otomatis. Itu karena kehendak Allah sendiri dalam tindakan luar biasa "Allah
mengutus AnakNya sendiri dalam bentuk seperti itu dari keberdosaan kita sendiri, dan sebagai
korban untuk dosa" (Roma 8:3). Dalam
wilayah gereja sendiri khusus keberadaan ada juga kebutuhan untuk diserahkan kepada orang-
orang yang menjalankan otoritas dalam nama Kristus dan untuk layanan dalam disiplin cara atas
nama umum persaudaraan. Ada keseragaman kepaderian dapat dibedakan dalam perjanjian baru
tapi Rasul, presbiter, dan guru pasti bertindak sebagai wakil-wakil manusia dari Tuhan sendiri
dan harmonis kerja komunitas bergantung pada kesetiaan mereka dalam pelaksanaan respon
mereka. Tapi mungkin atau bahkan lebih penting dari pada ketaatan ke arah gereja penguasa
yang adalah penerimaan oleh setiap anggota jemaat dari tugas beliau untuk melayani kepada
sesama warga di Kerajaan surgawi. Citra klasik yang diterangi obligasi ini adalah bahwa tubuh
dan anggotanya. "Allah telah menggabungkan berbagai bagian tubuh, memberikan
penghormatan khusus untuk merendah, sehingga mungkin ada tidak masuk akal divisi dalam
tubuh, tapi itu semua bagian yang mungkin merasa menjadi masalah yang sama untuk satu sama
lain. Jika salah satu berkembang, mereka semua bergembira bersama-sama"( 1Korintus 12. 24-
26). Tapi itu tidak akan sulit untuk menyarankan model yang sama untuk fungsi harmonis
kehidupan kota. Dan juga dalam Jemaat kemuliaan mulai terungkap dan pria bersukacita harapan
penggenapannya di kota yang mempunyai dasar yang pembangun dan maker adalah Allah.
VI. Murid-murid Kebenaran595
Ketika Tuhan akan datang maju dalam pengadilan yang benar untuk membela baik dan
untuk menghancurkan kejahatan? Ketika raja akan muncul sebagai sebuah dispenser setia kepada
kebenaran Jahweh di Yerusalem dan di antara bangsa-bangsa? Kapan akan merendahkan dan
bertobat jiwa-jiwa yang menunggu untuk kebenaran Jahweh akan dibenarkan?
St. Paul mengembangkan
dalam suratnya kepada orang-orang Kristen yang tinggal di Roma, Pusat dunia kekafiran,
interpretasi tindakan Allah dalam Kristus yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan ini untuk semua bangsa dan setiap saat. Bangsa-bangsa dunia pasti berada di bawah
penghakiman Allah, sedangkan mereka bisa melihat dalam urutan yang dibuat prinsip-prinsip
penting dari perilaku yang harmonis dan sehat, mereka menolak untuk dibimbing. Dunia adalah
satu, dan pengetahuan yang ada di dalamnya adalah salah satu karena Allah membuatnya begitu,
595
F.W.Dillistone, The Christian Faith..Hlm,129-158
416
dan tidak ada alasan lain; Hal ini menjadi puncak penampilannya yang dicap atasnya."
Dia adalah Allah yang universal Keadilan dan kebenaran. Ketika
dosa kebengisan dan ketidakadilan berkomitmen ia bertindak dalam penilaian, meskipun jika
orang bertobat dan berhenti dari cara mereka yang jahat dia kesenangan dalam kemurahan.
Adapun allah bangsa-bangsa mereka adalah tidak lain dari berhala-berhala yang tak bernyawa.
Dia adalah yang pertama dan yang terakhir. Dia menyebut bahkan seorang kafir Kaisar untuk
melakukan kehendak-Nya. Tapi semua demi kebenaran-Nya, kemenangan kebaikan atas
kejahatan, kemenangan yang berniat untuk membangun di setiap bagian dari Kerajaan-nya.
Allah Mahakudus Israel adalah Pencipta segala sesuatu, Tuhan di tangan yang adalah masalah
hidup dan mati. Tuhan ialah Allah kekal, pencipta dari ujung-ujung bumi. Aku
membuat bumi, dan menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit,
dan aku memerintahkan semua tuan rumah mereka (Yesaya 43". 12). Dengan dua supremasi
Allah yang mapan, pertanyaannya adalah pasti akan timbul Apakah manusia bisa memperoleh
pengetahuan rinci sifat kendalinya, moral dan fisik, alam semesta. Hukum dalam bentuk aslinya
telah diberikan kepada Musa di atas gunung. Ini telah dipelihara dan dikembangkan. Ini telah
memberikan standar yang semua orang akan dihakimi dan tidak bisa menyimpan penghakiman
Allah kecuali dengan penurutan teguh untuk itu. Lebih lanjut itu melalui firman Jahweh dan
dalam waktu kata ini datang untuk menjadi hampir bersamaan dengan hukum yang langit dibuat.
"Ia berkata dan itu dilakukan; Ia memerintahkan dan berdiri cepat." Dengan demikian dalam
perkembangan Yudaisme Allah telah ditinggikan sebagai hal tang terpenting di atas semua
bangsa dan hal-hal di atas semua diciptakan. Pada saat yang sama ia diyakini telah anggun
mengungkapkan pola mulia moral dan fisik melalui hukum yang dia telah diberikan kepada
Israel. Orang Yahudi yang setia mengakui Jahweh sebagai tertinggi dalam kedua perintah moral
dan fisik. Ia juga mengakui bahwa Tuhan mengungkapkan sifat kegiatannya di salah satu dari ini
alam melalui undang-undang yang
Para penulis Perjanjian Baru semua sudah didasarkan pada iman Yudaisme dan
oleh karena itu mengambil untuk diberikan keyakinan bahwa ada satu Allah "dari nya berasal
segala sesuatu dan untuk dia kita hidup" (1Korintus 8:6). "Karena iman kita mengerti bahwa
dunia diciptakan oleh Firman Tuhan sehingga apa yang dilihat terbuat dari hal-hal yang tidak
muncul" (Ibrani 11:3). "Ini adalah Allah yang mengatakan 'Biarlah terangmu bersinar keluar dari
kegelapan' yang telah bersinar dalam hati kita" (2Korintus. 4:6). Kita mendengar Gema dari
kisah penciptaan besar Kejadian 1 dan mereka menyarankan bahwa tidak ada yang bermimpi
mempertanyakan apa yang bakal menjadi (jika itu tidak sudah menjadi) doa sinagoga Sabat:
Terpujilah engkau, ya Tuhan yang paling tinggi Allah Pembuat langit dan bumi.
Dalam pengajaran Yesus ada
yang sering dan terjamin referensi untuk dunia sebagai ciptaan Allah dan kehidupan alam
sebagai mengungkapkan perawatan konstan. Gunther Bornkamm halus mengatakan: "Yesus
mengembangkan teori tidak tentang permulaan dunia, tidak dia tidak hadir interpretasi dari pasal
pertama Kitab. Tentu ia dapat pada satu kesempatan membuat menggunakan bahasa dari narasi
penciptaan (Mark 10:6 ff) dan dia berbagi dengan setiap orang Yahudi perjanjian lama iman
417
dalam Tuhan pencipta dan Tuhan, yang disebut penciptaan menjadi, peduli untuk itu dan
mengatur hal tersebut. Tetapi penciptaan menjadi topik spekulasi bagi Yesus. Melainkan
penciptaan itu sendiri segera hadir dalam kata-katanya, dalam bentuk di mana kami
Tapi ketika kemudahan yang ditawarkan ini telah diasumsikan,
beberapa masalah yang paling sulit di seluruh Teologi Kristen mulai muncul. Mereka tidak pada
dasarnya berbeda dari orang-orang Judaisme. Tetapi mereka menjadi akut untuk tingkat yang tak
tertandingi akan karir Yesus yaitu mengajar, penyembuhan, penderitaan, mati, bangkit lagi dan
menyebarkan Roh-Nya di komunitas baru. Beberapa afirmasi teologis paling indah PB
menyibukkan diri dengan pertanyaan-pertanyaan mendesak ini.Kita akan mempertimbangkan
pada gilirannya saksi mereka mengenai:
a) Pribadi dan Karya Kristus
Manusia selalu telah menemukan salah satu nya tertinggi kepuasan dalam menciptakan
sesuatu yang baru dalam kayu atau tanah liat atau batu. Dalam proses dua unsur penting terjalin
citra mental yang akan menjadi kuno dan manipulasi hati-hati beberapa pilihan bahan untuk
membentuk selesai. Ada sifat kekal dari
Allah yang hidup pola atau desain. Pola ini mungkin bernama kebijaksanaan atau kata atau
gambar atau cahaya Allah. Ini adalah prinsip kosmis yang melaluinya seluruh penciptaan datang
menjadi ada. Tetapi, kata orang Kristen awal, karena belum yakin, prinsip ini telah dinyatakan
kepada kita secara pribadi. Hal ini tidak Taurat yang penting kata dan hikmat Allah. Taurat telah
diberikan sebagai bijaksana sementara melalui Musa. Tetapi Jahshua Kristus yang adalah gambar
yang benar dan Firman Allah yang hidup. Ini adalah sama Tuhan yang dalam tindakan asli
penciptaan memerintahkan cahaya bersinar keluar dari kegelapan yang telah bersinar dalam hati
kita untuk memberikan cahaya pengetahuan kemuliaan Allah di wajah Kristus Yesus.
Eksposisi paling ekstensif dari tema ini adalah untuk dapat ditemukan
dalam prolog dari Injil Yohanes. Ayat-ayat ini hadir masalah tangguh untuk penerjemah dan
banyak tergantung pada latar belakang bahasa dan ide-ide yang mereka perlu diatur. Itu adalah
Dr. C. H. Dodd dalam bukunya The interpretasi dari Injil keempat bahwa "ini tidak hanya kata
yang terucap kemudian atau perintah Tuhan, makna rencana atau tujuan alam semesta, dipahami
sebagai transenden serta imanen, sebagai pikiran Tuhan, dibentuk dalam pikiran kekal dan
diproyeksikan ke objek. Dari sudut pandang manusia ini adalah konten rasional pemikiran,
dinyatakan dalam alam semesta, tetapi itu adalah ini, tidak seperti bahwa urutan alam semesta
berasal dari diri sendiri mandiri.
Inkarnasi Logos muncul kreatif dan mengungkapkan berpikir "Aku Allah, yang juga
makna alam semesta, seorang individu yang adalah apa yang umat manusia ini dirancang untuk
menjadi tujuan Ilahi, dan karena itu adalah tepat disebut 'Anak manusia' "(ms. 282). Adalah
tujuan dari Injil keempat untuk memberi kesaksian tentang penampilan panggung sejarah kata
yang adalah makna pra-eksisten dari seluruh alam semesta. Penginjil mengasumsikan bahwa
kosmos memiliki arti ilahi yang berasal dari tujuan kekal Tuhan. Wahyu dari makna alam
semesta dan pola kehidupan manusia, Wahyu yang sangat memadai dinyatakan dalam karir
Yesus, telah ditutupi oleh hambatan dari orang-orang yang menolak Wahyu ini pribadi dan
418
mencari kepuasan di prestasi mereka sendiri dan interpretasi mereka sendiri. Mereka mencintai
kegelapan daripada terang: mereka memilih mereka sendiri solusi untuk masalah-masalah di
dunia untuk makna yang taat yang dinyatakan dalam satu kata 'Cinta'. Untuk memilih benci
daripada cinta, mati daripada hidup, kegelapan daripada terang Ini adalah dosa dunia dan citra
sebenarnya dari manusia. Firman menjadi daging cukup mengejutkan, tapi
Sabda yang diangkat dan menembus kemuliaan pada saat sangat menggembirakan ini adalah
Wahyu final dan lengkap rencana dan tujuan Allah. Seperti komposisi musik, Injil keempat
berisi satu frasa atau tema yang berulang lagi dan lagi. Anak manusia harus ditinggikan. Anak
manusia ketika mengangkat akan menarik orang-orang dari semua bangsa untuk dirinya sendiri.
Mereka akan melihat dengan jelas, yang mengejutkan, bahwa makna yang sesungguhnya dari
kehidupan adalah penyangkalan diri tidak mempertahankan diri. Mereka akan melihat bahwa
makna dan janji seluruh alam semesta baru hidup melalui kematian bersedia menerima.
Seperti Bapa telah mengutus dia, maka ia mengutus maju murid-muridnya: seperti Roh
kebenaran telah bersatu Yesus dengan Bapa, sehingga semangat yang sama akan bersatu murid-
murid Yesus: sebagai Bapa mengasihi anak terus-menerus dan anak Bapa, sehingga para murid
sedang berkumpul tinggal di dalam kasih Bapa. Di penegasan paling kategoris Yesus berkata:
"Bapaku dan Aku adalah satu" dan implikasi, sebagai menunjukkan Injil, yang: satu di Roh, satu
kebenaran, satu cinta korban, satu komunikasi arti dan tujuan hidup. Allah adalah terang
kekal, menjadi anak ialah cahaya terang adalah, ekspresi sempurna di bawah kondisi keberadaan
duniawi utama cahaya yang paling berarti. Allah adalah hidup kekal menjadi Anak adalah
Firman yang hidup: Dia adalah Firman yang dikatakan ke dunia: Dia adalah, pada kenyataannya,
komunikasi sempurna di bawah kondisi keberadaan duniawi kehidupan manusia seperti yang
Allah rancang. Allah adalah kasih kekal menjadi anak adalah mengekspresikan cinta itu juga.
Dia adalah cinta yang datang ke dunia: Dia adalah aktualisasi sempurna kondisi cinta manusia.
Arti dari proses universal telah dinyatakan sekali dan untuk semua.
Itu adalah bahwa urutan yang dibuat harus mengumpulkan ke dalam dirinya sendiri bahkan
kontradiksi sendiri dan menjadi urutan yang didamaikan. Atau dari sudut yang lain, itu adalah
dari alam semesta harus mengumpulkan ke dalam dirinya sendiri bahkan kontradiksi sendiri dan
bahwa 'Ya' Allah harus dilihat dalam kemuliaan penuh karena manusia dan alam dalam akhir
menyimpulkan dari segala sesuatu di dalam Kristus. Anak harus dinyatakan dalam kemuliaan
adalah tujuan penciptaan universal: bahwa ia harus melalui penerimaan dari kontradiksi-
kontradiksi dari penciptaan ini naik ke kemuliaan yang lebih tinggi adalah arti dari Pendamaian
universal.
b) Roh Kudus dan Gereja
Dalam dunia di mana kita sekarang bergerak Roh Kudus citra yaitu Roh kebenaran. Ini
berarti, untuk menggunakan frase halus liberal Paul Tillich, bahwa "untuk hidup rohani adalah
untuk hidup dihadapan pengertian". Transposing ini sedikit dan menghubungkannya kepada
saksi.
Melalui bimbingan Roh murid-murid akan mengenali bahwa Anak adalah di dalam Bapa
dan Bapa di dalam Anak. Mereka akan memanggil untuk apa yang Kristus telah menyuruh
419
mereka dan memahami lebih mendalam. Roh kebenaran akan memandu ke dalam seluruh
kebenaran kerana Dia membuat dikenal arti dari hal-hal yang akan datang untuk selamat. Hanya
kemudian Roh bisa menunjukkan arti dari peristiwa-peristiwa bahasa dalam terang tujuan
merangkul semua Tuhan. Itu kemudian bahwa Tuhan telah bangkit bisa berjalan dengan murid-
muridNya dan memberikan kepada mereka Roh yang telah membimbingnya semua kepatuhan
kepada kehendak Bapa-Nya.
C). Hidup Kekal
Jika peristiwa masa lalu menunjuk ke depan untuk pemenuhan dan bahwa pemenuhan
tampaknya baik telah datang untuk lulus sudah atau setidaknya harus dekat, maka jelas ada
makna dalam total kompleks, janji dan pemenuhan disertakan. Namun pencari makna pernah
merasa dipaksa untuk berjuang mencapai agar semua memeluk kebenaran yang mampu
mengumpulkan bersama-sama ke dalam satu pola semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi.
Kesaksian Perjanjian Baru adalah bahwa kebebasan tersebut dapat ditemukan hanya dalam
pengalaman hubungan pribadi. Bapa yang
mengenal Anak dan Anak tahu Bapa. Penekanan ini tidak persis sama ketika hubungan
digambarkan dalam hal cinta. Pengetahuan melibatkan pikiran, kontemplasi, visi, pemahaman,
meskipun tidak dengan cara apapun abstrak atau analitis atau impersonal. Ini adalah Roh yang
sebagai penolong atau penerjemah membuka pikiran untuk memahami kebenaran Firman Tuhan
pribadi. "Dari kepenuhan-Nya telah kita semua menerima, anugerah-anugerah." "Tidak ada
seorangpun yang pernah melihat Allah: Anak tunggal, yang berada di pangkuan Bapa, ia
memiliki 1 yang membuatnya terkenal" (John 1:16.). Hubungan pribadi tidak bisa datang ke
hasil hanya melalui kasih sayang atau bahkan korban tindakan. Ada interaksi mengetahui dan
menjadi dikenal, belajar dan diuji, menerima wawasan dan membuat respon intelektual. Dalam
proses ini waktu tampaknya berdiri diam.: tempat pertemuan tidak relevan. Pikiran adalah
berkaitan dengan pikiran dan dalam hubungan makna dan kebenaran dari semua keberadaan
ditemukan. "Inilah hidup yang kekal. Kehidupan kekal adalah di sini dan sekarang di dalam
Kristus dan maknanya dianggap lebih sepenuhnya melalui bantuan Roh yang sempurna, pikiran
dan tujuan Allah. Untuk apa tidak pernah dilihat mata atau telinga pernah mendengar atau
dikandung hati manusia, apa yang Tuhan Siapkan (dalam arti tertentu di masa depan) bagi
mereka yang mengasihi Dia, Allah telah (sudah) mengungkapkan kepada kita melalui Roh.
596
F.W.Dillistone, The Christian Faith..Hlm 159-187
420
memeriksa pola yang saling berkaitan dengan citra saat mereka muncul dalam kesusasteraan
Alkitabiah telah memungkinkan untuk melihat pertanyaan-pertanyaan besar eksistensi manusia
yang dijawab melalui Wahyu dari sifat dan aktivitas Allah dalam Kristus yang hidup.
Hal yang
paling terkenal dari semua upaya untuk mendefinisikan doktrin Kristen yang penting diwujudkan
dalam kepercayaan yang kita sebut para rasul dan Nicene. Setiap dari kepercayaan ini dapat
dianggap sebagai mewakili penekanan tertentu diterima secara luas di dalam Jemaat awal. Rasuli
mewakili berbagai bentuk syahadat Romawi atau Kekristenan Barat, Nicene orang-orang Kristen
Timur. Tampaknya bahwa setiap gereja terkemuka pada zaman awal yan baik dari keyakinan dan
liturgi. Saya mengusulkan untuk melirik kepercayaan bersejarah ini dua sebelum merangkum
hasil penyelidikan saya sendiri. Klausa pertama adalah hampir sama di setiap syahadat. Itu
mengakui Allah sebagai Bapa, yang Maha kuasa, pencipta. Itu telah diterima oleh orang Yahudi
yang saleh meskipun ia mungkin tidak memiliki kebapaan di garis terdepan. Klausa ini sangat
singkat dan meskipun penggunaannya panjang telah berdiri teguh dalam iman gereja masih
untuk bertanya apakah itu cukup komprehensif untuk mewakili kesaksian megah Wahyu Alkitab
secara keseluruhan. Klausa
kedua menunjukkan perbedaan yang ditandai antara Barat dan Timur. Di Rasuli, klausa
memfokuskan perhatian hanya pada Roh Kudus dalam tindakan dalam kehidupan gereja, dalam
pengampunan dosa (dengan kemungkinan mendukung kepada baptisan) dan dalam hadiah hidup
kekal. Dalam pernyataan iman Nicene, ada serangkaian penting klausa relatif mendefinisikan
lebih tepatnya natur inti dari Roh dari Bapa dan Anak, menyembah dan dimuliakan dengan Bapa
dan Anak, pra-wujud dan berbicara melalui nabi-nabi. Hal ini dipertanyakan seberapa jauh
klausa, apakah di Barat atau Timur, benar-benar memuaskan. Jelas dalam setiap kasus saya ia
pengakuan berkaitan dengan situasi tertentu yang ada di kedua, ketiga dan keempat abad
kehidupan gereja.
Saya mengubah sekarang untuk pola empat citra yang kita telah meneliti dalam konteks
alkitabiah dan saya mengusulkan ringkasan berikut:
Saya percaya pada Tuhan Ayah Penebus raja penciptamelalui Yesus Kristus Anak Allah
Juruselamat Tuhan kemuliaan Firman kehidupan dunia dalam Roh Kudus. Saya percaya pada
Tuhan. Kata 'Allah', itu mungkin mendorong, adalah pasak luar biasa ramping untuk
menggantung berat begitu komprehensif iman. Namun beberapa kata harus digunakan. Memang
benar bahwa satu kata dari bahasa apapun dapat semua terlalu mudah menjadi usang dan biasa.
Kekaguman dan bertanya-tanya yang awalnya dikelilingi nama tempat Mahakudus dapat
menguap sepenuhnya dan kata bisa terdegradasi ke tingkat sebuah sumpah serapah.
Seperti yang kita lihat dalam
bab sebelumnya, ini adalah nama yang digunakan Yesus dalam paling ditinggikan mengajar serta
dalam doanya yang paling intim. Semua kehidupan berasal dari Bapa dan oleh-nya sepanjang
hidup berkelanjutan. Burung Gereja tidak jatuh ke tanah tanpa Bapa. Hal ini tidak kehendak-Nya
yang satu kecil binasa. Ia memberi makan burung-burung, Dia memberi hadiah yang baik bagi
semua orang yang bertanya.
421
Struktur keluarga adalah pengampunan Bapa memaafkan kesalahan anak-anak dan anak-
anak yang saling memaafkan. Nama adalah yang paling sederhana dari semua judul ilahi dan
namun mungkin (Dia yang paling jauh jangkauannya dalam Implikasi-implikasiNya. Meskipun
mungkin ada disebut dewa di surga atau bumi karena memang ada banyak 'Allah' dan banyak
'Tuhan, namun kita ada satu Allah, Bapa, dari nya berasal segala sesuatu dan untuk Dia kita
hidup. Sebuah keuntungan lebih lanjut dalam kata
'Penebus' adalah bahwa secara otomatis membawa referensi pribadi. Ketika seorang pria adalah
dalam posisi bahaya besar dan kemudian tiba-tiba keselamatan datang, seluruh episode dapat
melewati dengan hampir setiap kontak pribadi antara korban dan Pembebasnya. Tapi dalam
kasus penebusan, Penebus tidak hanya berurusan dengan kuasa memperbudak tetapi juga
bertindak secara pribadi atas nama mereka yang sudah ditebus dengan demikian. Ia berasal dari
'luar' daerah kebebasan. Judul Penebus karena itu menunjuk kepada transenden. Aku telah
memanggil engkau oleh nama-Mu: engkau milikku.'' Ini adalah pola keselamatan Tuhan untuk
semua waktu.
Hubungan anak dengan Bapa unik. Ini adalah salah satu tema utama keempat Injil tetapi
ianya dapat ditemukan di bagian lain dari perjanjian baru. Tidak seorangpun mengenal Bapa
kecuali Anak dan orang yang kepadanya Anak memilih untuk mengungkapkan Dia. Kata-kata
tidak bisa lebih jelas mengungkapkan keunikan hubungan antara Yesus, anak Allah dan Bapa-
Nya. Tanpa cadangan Yesus diakui untuk menjadi anak Allah yang mengungkapkan kepada
manusia sifat sejati Keanakan dan membuka jalan bagi manusia untuk mencapai status sendiri
benar sebagai anak Allah. Dalam kedua perjanjian lama dan perjanjian baru, keselamatan adalah
tema dominan. Dan meskipun istilah Juruselamat jarang diterapkan kepada Yesus secara
langsung, judul tidak mengungkapkan lebih ringkas kesaksian saksi-saksi Kristen awal.
Injil menunjukkan bagaimana Yesus diinisiasi ke dalam karyanya sebagai Juruselamat
melalui air baptisan. Itu terus mengatakan pelayanannya untuk orang sakit, lumpuh, kerasukan,
berpenyakit, dan di atas semua orang berdosa. Sudah jelas bahwa orang-orang yang ingin
berbagi dalam pelayanan ini harus sendiri pertama berbagi kepada baptisanNya. Firman hidup.
Ungkapan indah ini terjadi dua kali dalam Perjanjian Baru (Filipi 2. 16) Untuk istilah Yunani
yang diterjemahkan sebagai 'kata' yang merujuk khususnya kepada ucapan bermakna dan 'hidup'
dikaitkan dengan aktivitas kreatif Allah ketika ia memulai dan memelihara alam semesta.
Melalui Yesus Kristus yang adalah sang Firman hidup, Tuhan memberikan bentuk dan makna
urutan seluruh dibuat. Firman kehidupan sekarang telah dinyatakan dalam bentuk manusia yang
definitif. Sementara arti dari kesusahan alam semesta tampaknya sulit untuk memahami dan
lebih sulit untuk mengungkapkan, kata hidup terdengar, pada awalnya samar-samar, kemudian
bertumbuh dalam kekuatan dan akhirnya berbicara dalam kekuatan penuh dramatis. Perkataan ini
ialah dengan Allah pada permulaan penciptaan. Ini akan menjadi pola proses selesai
Di dalam Roh Kudus, khotbah Kristen awal mata manusia
diarahkan pada Yesus dari Nazaret, disalibkan dan bangkit, tetapi juga berbicara tentang operasi
baru Roh Kudus dalam hati manusia. Janji-janji yang berkaitan dengan Mesias jelas telah
terpenuhi tapi begitu juga punya janji besar baru pencurahan Roh Kudus. Tapi hanya dalam
422
zaman Mesias Roh akan berpengalaman dalam kepenuhan-Nya. Ini para rasul yang berani
menyatakan, yang sebenarnya terjadi. Mereka itu disebut orang berbalik kepada Allah dan
dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Jadi bisa mereka yakin karunia Roh dan partisipasi intim
dalam kemuliaan zaman Mesianik. Mulai saat orang-orang akan tahu Allah melalui Yesus
Kristus dalam kuasa Roh Kudus.Dengan kata lain Roh Allah adalah sumber dan pemberi dari
semua kehidupan. Roh adalah benar-benar Roh kehidupan tapi masih lebih Apakah dia Roh
cinta.
Sekarang Paulus dapat menegaskan bahwa dalam dunia pribadi dan sosial, Roh mengisi
masyarakat Ilahi dalam keseimbangan, saling sabar dan diri yang disiplin, memerintahkan
pertumbuhan dan kerjasama dalam kesatuan arah tujuan transenden. Urutan yang baik, telah
dikatakan yang adalah dasar dari semua yang baik. Ini adalah Roh yang menciptakan dan
memperbaharui urutan, baik dalam bidang alam dan wilayah kasih karunia. Allah melihat atas
perintah-Nya diciptakan dan melihat bahwa semuanya itu baik. Dalam seluruh tubuh yang telah
ditebusNya, seluruh bangunan, akan ketika lengkap begitu terikat bersama bahwa ini akan
menjadi tempat tinggal yang layak untuk Tuhan dalam Roh.
Tanggapan Dogmatis:
Kepercayaan atau yang sering disebut iman yang menyatakan sikap kepada Tuhan.
Kata percaya adalah hubungan pribadi kita bersama Tuhan. Hidup dalam percaya artinya:
hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, dengan menaruh kepercayaan sepenuh-penuhnya
kepada Dia. Dengan demikian percaya ialah mengakui adanya Tuhan; menjadi pribadi yang
beragama, menyetujui kebenaran tentang ketuhanan, memenuhi berbagai-bagai syarat agama,
menjalankan hidup baik dan menjadi orang jujur. Percaya juga lebih dari menghormati Alkitab.
Dengan perantara Alkitab, Roh Kudus berkerja dalam pembetukan iman kita. Roh itu membuka
mata kita untuk melihat Yesus Kristus dan memahami arti pekerjaanNya.597
Kita telah belajar mengenai iman berasal dari Allah Bapa. Kini kita melihat aspek kedua,
yaitu iman berasal dari Yesus Kristus. Yesus Kristus yang menciptakan iman dan Yesus Kristus
yang menyempurnakan iman di dalam sepanjang hidup kita mengikuti Dia. Di dalam Ibrani
12:1-2 dituliskan bagaimana kita memandang kepada Yesus sebagai sumber iman, Yesus yang
mengadakan dan menggenapkan iman, dan Dia kemudian menjadi teladan bagi kita.
1. Memandang pada Yesus
Memandang Tuhan Yesus karena Dia adalah yang mengadakan dan yang menggenapkan
iman. Dia yang menciptakan iman, dan Dia yang memimpin kita serta menggenapi iman itu
dalam diri kita. Ia yang memulai dan Ia juga yang mengakhiri.
2. Yang menyempurnakan iman
597
Dr. Bernard J. Boland, Intisari Iman Kristen, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1992), hlm 15.
423
Kristus bukan hanya memulai iman, tetapi Ia juga yang menggenapkan dan
menyempurnakan iman. Jika kita adalah orang Kristen, maka kita harus belajar beriman dengan
benar. Sayang kalau kita mengaku sebagai orang Kristen tetapi setiap hari hidupnya tidak
beriman, lalu menertawakan orang yang beriman.
Kelompok 20
Nama Kelompok : William Halawa
Yogi Tri Putra Simamora
Mata Kuliah : Dogmatika II
Setelah menderita akibat kcmatian pemikiran Barat, logika absolut, komunitas Kristen kini
dipimpin kembali kc studi tentzmg Firman Tuhan membuar dikenal dalam sejarah. Thomas
Oden, seorang teolog Methodist dan profesor Teologi Sistematik di Drew University, telah
menerbitkan sckitar empat puluh buku dan 8U anikel scpanjang karirya. Dia ini bisa dibilang
teolog tcrkemuka di United Methodist Church hari ini_ dan tentu penulis paling produktif
mereka. Baru-baru Oden telah disambut kapal sebagai editor kontribusi dari majalah bulanan
424
Christianity Today. Posisinya ada memperbesar pengaruhnya sangat,majalah ini adalahjumal
evangelis yang paling banyak dibaca di Amerika Utara.
Apa yang membuat sistemalis Sangat menarik, selain pcrspektif jelas historisnya Oden,
adalah belajar dari masa lalu Oden yang mengungkapkan bahwa ia keluar dari jurang
kemerosotan liberalisme modem untuk merangkul ortodoksi. Mclalui sistematis nya, Oden
bertindak sebagai pemandu wisata kami dengan merakit dan sistematisasi penyewa iman seperti
yang diyakini dan dipeijuangkan oleh para pendahulu Kristen kita. Target pasarnya adalah
pendeta bekerja. dan seluruh usahanya terkubur oleh teologi pastoral. Oden menyatakan dalam
volume satu, The Living God, bahwa sejarah gereja adalah sejarah penafsiran. Dengan melihat
kembali menyusuri koridor kelam sejarah untuk iman yang disampaikan melalui gcnerasi masa
lalu. yang kadang-kadang rela mati sebagai martir untuk rnelindungi dan mewariskan lnjil
Tuhan dan Juruselamat kiia Yesus Kristus, kami menemukan kembali akar sejarah dan
intelektual dari iman Kristen. Dalam scbuah artikel berjudul, Mempertahankan iman teologis.
Dr. Oden menyatakan bahwa roh Kudus memiliki sejarah ketika sejarah ini secara sistematis
dilupakan adalah tugas perwakilan evangelisuntuk memulihkannya dengan usaha sejarah baru
yang ketat. Pandangan Oden adalah bahwa kebijaksanaan pemikiran Kristen telah terbengkalai
dan diabaikan oleh gereja kontemporer. Ia percaya bahwa itu harus dipulihkan sehingga kita
dapat sekali lagi menemukan landasan historis dan intelektual kita dalam iman Kristen.
II. ISI
Sepanjang teologi sistematisnya, Oden mencoba untuk tidak membuat kontribusi teologis
baru, berusaha tidak ada cara baru unruk merenungkan Tuhan, ada metode baru untuk
mengungkapkan atau mengaktualisasikan imam Kristen. Tujuannya adalah untuk
menghangatkan Protestan untuk kekayaan intelektual Kristen yang menyebabkan Reformasi.
Tidak seperti sistematika lainnya, di mana sedikit pemikiran diberikan kepada penafsiran sejarah
seolah-olah Tuhan menciptakan Kristen dan kemudian meletakkannya di suatu tempat sampai
abad ke-16 Reformasi, ini adalah sistematika yang memungkinkan Gereja bersejarah untuk
mengungkapkan pcnguasaan Kristen dengan mengabaikan buku sejamh. Memang, sepintas
melalui karyanya mengungkapkan bahwa fokus Oden adalah pada pemikiran Kristen konsensual
melalui lima abad penama_ karena "kuno adalah kriteria memori otentik dalam kesaksian
sejarah. Oden hanya mengutip dari bapa gereja ketika mereka mewakili keyakinan ekumenis.
Secara keseluruhan, Oden menyajikan sikap rinci untuk setiap pandangannya yang dapat
disajikan dan dengan jelas Oden telah melakukan penelitian dengan mendasarkan posisinya pada
tulisan-tulisan agama Kristen yang historis.
Dengan demikian, Oden telah diperebutkan untuk terlibat dalam teolog modern dan
kontemporer dan sistem teologis. Oden mengarahkan studi mcngenai Allah sebagaimana Dia
telah dikenai untuk pikiran tunggal gereja yang percaya. Sepanjang sistematisnya, Oden tetap
waspada dari aiaran vane dikonrmasi mengenai tubuh Kristus di seluruh tulisan-tulisan sejarah
penafsiran Kristen, ini mungkin tampak naif terhadap metodee modern heremenutika. Oleh
425
karena itu, tindakan hanya mendengarkan tampaknya mengganggu. Namun, itu hanya semacam
varian yang Oden cari dari alasannva. setelah meringkas ideologi dalam item yang dikutip dalam
Perumpaan tentang Kierkegaard 919/8), iman mengganggu dan di mana gangguan umum tidak
diamati, iman tidak terjadi. Jika sebagai percaya kita tetap memprotes bahwa kita telah
beriman, Kita teolog, jika tahu bagaimana menjclaskan iman, kita penyair, jika kita menangis
dalam menggambarkan iman, kita hanyalah almor. Tapi hanya karena kita menyaksikan
kebenaran dan meiawan keridakbenaran yang kila benar-benar memiliki iman.
Harapan Oden adalah mengeluarkan ortodoks, tapi itu dengan mendengarkan kita akan
dalam tradisi yang teiah mempcrtahankan iman Kristen dari awal. Perhazian utamanya oleh
karena itu. Bukan doktrin yang benar rnelalui pcnegasan kembali ortodoksi kuno, tetapi iman
Kristen yang secam historis sadar diri dan dengan dcmikian. dengan rendah hati terbuka untuk
Allah yang terus memimpin di masa depan. Keinginan Oden adalah untuk menyajikan kepada
pembaca, "quod ubique, quod sempre, quod ab omnibus creditum est": "apa yang telah diyakini
di setiap tempat. di seliap waktu. oleh scmua orang." Dcngan ini, ia bcrarti pemyazaan-
pemyataan iman yang telah diklaim oleh mayoritas Kristen di seluruh waktu. lni adalah iman
yang dimiliki oleh semua cabang Kristcn. s-zpcrti yang diberikar. Dari periode awal dari dcnisi
doktrinal Kristen melalui yayasan Reformasi di abad kc-16 yang Oden ungkapkan dan bawa ke
hadapan kita.
Ketika berangkat pada petualangan besar, Anda berhati-hati untuk memeriksa teman
perjalanan Anda. Oden dengan bar-gga melaporkan bahwa, setelah banyak kekecewaan, ia lelah
menemukan sebuah perusahaan indah mengenai teman-teman, yaitu dengan siapa akan
bepergian. Mereka telah bepergian selama berabad-abad, dan ia telah bepergian dengan mereka
umuk beberapa waktu hingga sekarang. Dia telah menemukan mereka untuk menjadi orang yang
setia. bijaksana dan penuh dengan cerita indah tentang Dia yang berjanji untuk bepergian dengan
mereka "sampai akhir zaman." Di balik optimisme manusia dan kemarahan, ia jatuh, oleh kasih
karunia Allah, kc dalam perusahaan bcberapa pemikir yang sangat mengesankan yang
mengatakan kepadanya bahwa mereka telah mendengar dari Allah. Tuhan berbicara kepada
Abraham, di Sinai, melalui para nabi, dan kemudian Allah berbicara kepada Yesus dari Nazaret
426
mengenai Firman Allah. Teolog Kristen telah masuk dan melakukan penginjilan pada masa dua
ribu tahun yang lalu.
Sistematika Oden tidak sepeni sistematika kontemporin lainnya tetapi dalam hukum letak
sendiri: untuk itu, Oden menetapkan tata letak dengan setia mengikuti pola yang diletapkan oleh
tafsiran klasik karena mereka dikejar oleh teologis ekspositori. Demikian pula, Oden perlama
bcrtanya apakah kita bisa mengenal Allah dan kemudian menetapkan untuk mendenisikan
Allah schagai Dia yang dikatakan telah menyatakan diri-Nya melalui kedua wahyu umum dan
khusus sebcium menanyakan apakah bisa menjadi eksis. Pendekatannya adalah dialektilca,
metodenya adalah klasik, terbang dalam menghadapi teknik yang lebih kontekstual modem.
Sebagaimana dinyatakan, teologi harus membangun dasar dan intelektual. Ia menegaskan,
sebelum dapat memiliki apa pun yang berkaitan dengan mengatakan kepada pcrtanyaan
kontemporer. Lebih lanjut ia menegaskan, dan efektif menunjukkan, bahwa sebagian besar dari
apa yang kita ambil untuk menjadi penanyaan kontemporer, pada kenyataannya cukup kuno.
Oden memiliki wujud rasa yang kuat dari pentingnya rekonsiliasi pengajaran doktrinal
bersejarah dalam dasar-dasar teologi gereja sementara menyajikannya dengan cara yang akan
mcrnbuat mkjub injili karena mereka mendayung menyusuri sungai clari hulu dalam Perjanjian
Baru terhadap modemitas.
Berulang kali Oden menulis dengan penuh semangat dan polemik menawarkan jawaban
kuno untuk apa yang dipercaya oleh banyak orang menjadi isu-isu knntem porer. Sementara
teologi sebagai penyelidikan Allah adalah inheren yang paling menarik dari semua mata
pelajaran, teolog cenderung untuk mengubahnya "menjadi mcmbosankan dan menguap" karena
bisa jadi sangat merusak. Para teolog menulis dengan waspada mengenai bidah adalah khianat,
dan ketika maka menjadi membosankan.
Dengan tidak diragukan lagi. Oden adalah seorang intelektual yang tidak mengabaikan
tamangan yang telah dikenakan terhadap doktrin Kristen tradisional, tapi hampir selalu ia
menyimpulkan bahwa doktrin tradisional, pada kenyataannya, yang benar setelah bertahan dalam
ujian waktu dan pengalaman. Salah satu masalah yang paling sistematis yang dihadapi adalah
bahwa mereka cenderung bercerai dari aplikasi praktis dari kebenaran Alkitab. Ini berfungsi
untuk bahan bakar zagran bahwa teolog adalah laki-laki yang memikirkan secara mendalam
dari Allah yang tldak Llapat diperiksa oleh orang-orang biasa terlebih memahami dan
mengevaluasi. Teologi dihadapkan dengan dilema yang sangat praktis: Bagaimana kebenaran
lnjil Yesus Kristus yang akan dikomunikasikan dan dipraktekkan di dunia pragatis? Dalam
lingkungan relativisme saa! ini, pesan Injil harus ditampung untuk merangkum loso saat ini.
atau harus menolak akomodasi dan sengaja mengikuti tradisi? Sejauh mana pesan Yesus
membutuhkan atau mengizinkan renovasi agar relevan dengan orang modem atau postmodem?
427
membosankan bagi sebagian orang. Pendekalan Oden berpendapat terhadap seuap bentuk
panggilan untuk kembali kc ortodoksi Kristen klasik. Dia menulis dalam pengantar teologi
sistematisnya, "Beberapa orang mungkin berpikir itu agak lucu bahwa satu-satunya klai saya
adalah bahwa tidak ada apapun yang asli di halaman ini. Saya hadir tanpa ide-ide barn yang
revolusioner, tidak ada cara baru yang mudah untuk keselamatan". Bahkan, menulis teologisnya
adalah penuh dengan begltu banyak refercnsi yang tc'kait dengan penulis kuno yang karyanya
menjadi sulit untuk dibaca.
Dalam mengkomunikasikan Injil, seialu ada ketegangan antara menampung budaya saat
ini dan yang tersisa di hadapan Allah dan lnjil Yesus Kristus. Dalam hal apologetik. Oden jelas
kelim terlalu jauh di sisi klasisisme. Teologi sistematisnya termasuk bagian dari dukungan
apologetik untuk keberadaan Allah (Tahkta Allah dalam pasal 4, apakah Tuhan adalah, Mzm.
133-180), tetapi terbatas pada rasionalistik dan evidentialism bukti klasik dari desain, moralitas,
kausalitas, keindahan alam dan sebagainya. Sebelum pola pikir budaya saat ini, Oden tidak pergi
cukupjauh dal-am membela kebenaran iman Kristen historis. Tetapi penting untuk dicatat bahwa
Oden hanya dapat dikritik karena ketidaklengkapan dan bukan untuk ketelitian dari apologetika
yang dia lakukan sekarang.
Dengan kelemahan yang dicatat, apologis komemporer, berguna untuk menjaga iman
Kristen tetap hidup dan layak untuk mempertahankan iman untuk teman-temannya dengan
menjawab dan menampung ketakutan dan keraguan mereka sesuai dengan kebutuhan mereka.
Apologetika klasik itu sendiri kuatir dengan dukungan yang rasional bagi mereka yang berpikir
hasil secara lsafat Yunani klasik. Apologetika klasik mampu memberikan dukungan untuk
doktrin Kristen tetapi itu tidak bisa lagi mempertahankan pendapatnya dengan keras kepada
orang postmodem yang memiliki pmsangka naturs: ristili Lian bercokol di pikiran eksistensialis.
Penyebabnya adalah bukti rasionalistik yang hanya mengatasi masalah dan keraguan
menghadapi skeptisisme kontemporer. Dalam upaya untuk membuat Kristen relevan dengan
iklim modem adalah penting bahwa isi doktrin penting disajikan secara konsisten dan tetap sama
dan pcndekatan Oden adalah balk untuk mcmastikan doktrin itu tetap konsisten. Namun, di
zaman kila, Schaeffer xelah mengembangkan, berdasarkan ketidakmampuan postmodern untuk
hidup sesuai dengan pengandaian naturalistiknya.
428
apakah Tuhan itu ada; adalah Trimnggal; sifat dan karakter Allah; pekcljaan-pekeljaan Allah
yang kemudian memuncak menjadi studi pastoral besar pada pemeliharaan Allah.
Singkatnya, Oden mengarakan bahwa Tuhan pasti telah ditahbiskan sebelumnya sebelum
benindak kepada mereka yang telah mengikuti Dia dan untuk orang-orang yang tidak mengikuti-
Nya. Allah tidak ditentukan individu oleh apapun. Namun, ia mengatakan, bahwa Allah: bekerja
untuk memberikan dampak; memungkinkan terjadinya sesuatu hal; memberikan perintah positif;
meniadakan sesuatu yang tidak boleh bcrlaku; mengajarkan atau menyarankan tapl tidak
memaksa manusia untuk melakukan scbuah tindakan. Oden berpendapat Allah aktif dalam
ciptaan-Nya. Demikian pula, Oden membawa salah satu apologetika terbaik untuk mcncrima
doktrin Trinitas. Oden menghabiskan sedikit waktu berharga untuk mengatasi pandangan yang
salah dari Trinitas. Argumennya mengenai Tahun adalah Ketuhanan sebagai Sam yang
terungkap dalam tiga pribadi Bapa, Anak dan Roh Kudus. Salah satu comoh adalah di mana
Odcn sepintas menulis bahwa Allah mistis.Hal ini dalam Ekaristi dan kemudian berpcndapat
untuk mcnyatakan kehadiran Allah yang kudus.
1. Penamaan Tuhan598
Setiap penyelidikan memiliki dalil-dalilnya. Tidak ada penyelidikan ilmiah yang berjalan
sama sekali tanpa asumsi. Tidak ada yang bisa dipelajari secara ilmiah, misalnya, tanpa
mendalilkan kejelasan alam semesta, sesuatu yang itu sendiri, secara ketat, tidak tunduk pada
verifikasi empiris.
Apakah Tuhan diturunkan?599
598
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm. 17
599
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm.17-19
429
Kristus. Namun, gelombang kejut dari pusat itu bergema di ujung kosmos yang terjauh (Rm 8:
18-30; 11:15).
Wahyu dapat terjadi dalam cara-cara terfragmentasi dalam mimpi, penglihatan, teofani, dan
iluminasi ilahi dari intelek. Wahyu mencakup setiap manifestasi Tuhan terhadap kesadaran
manusia, akal, hati nurani, dan kesadaran historis. Istilah wahyu umum (kadang-kadang disebut
umum) mencakup semua bentuk pengungkapan ilahi.
Dalam agama yang jatuh tempo dari perjanjian Ibrani, wahyu secara gradual berfokus lebih
pada persyaratan ilahi, takdir manusia, dan perjanjian ilahi manusia. Hukum menetapkan
perintah ilahi; para nabi menafsirkan makna sejarah; dan tradisi imam memberikan perintah
ritual penebusan dosa. Dalam pewahyuan wahyu, Tuhan sang Pembayang muncul secara pribadi
- datum sentral pengalaman Kristen dimana saksi apostolik memberi kesaksian. Dengan wahyu
tidak dimaksudkan terutama penyampaian informasi melainkan pengungkapan, penampilan,
pemberian diri, pembuktian diri Tuhan. Tuhanlah yang mengijinkan Tuhan untuk dikenali. Benar
diketahui, Tuhan menerangi semua kenyataan, semua pengalaman manusia, semua wahyu, dan
semua agama. Dalam pengertiannya yang paling luas, wahyu terdiri dari kejadian-kejadian
dimana manusia menjadi sadar akan Tuhan. Dalam pengertian umum ini, perenungan hadir
dalam sejarah semua agama dan, memang, adalah tema yang akrab dalam studi agama-agama.
Yudaisme dan Kristen berpartisipasi dalam sejarah agama-agama tersebut, namun dengan cara
yang khusus karena mereka telah memahami diri mereka untuk memenuhi pencarian dan janji
sejarah itu.
Di tingkat lain, penerimaan wahyu adalah proses yang sangat sosial yang terjadi melalui
komunitas doa dan pengajaran; memori cara Tuhan untuk menjadi dikenal adalah disimpan dan
dipresentasikan secara transgenerasional dan diwakili melalui keluarga, suku, ingatan pola dasar,
dan mode pengaruh institusional yang luas.
Wahyu Umum dalam Kitab Suci600
Kitab Suci mengajarkan penyataan umum Allah kepada semua umat manusia. Perjanjian
dengan Nuh menandakan niat Allah untuk merawat semua umat manusia (Kej 9: 8-11), karena
perjanjian itu beserta semua keturunan Nuh, yaitu semua manusia (2 Pet 2: 5 melihat Nuh
sebagai sebuah "pembawa kebenaran" sebelum Abraham, dan termasuk semua manusia). Tuhan
tidak meninggalkan dirinya sendiri tanpa kesaksian di sudut manapun urusan manusia (1 Raja-
raja 19:18; Kisah Para Rasul 14:17). Tuhan adalah "pengungkap misteri" yang "mengungkapkan
hal-hal yang dalam dari kegelapan, dan membawa bayangan yang dalam ke dalam diri saya
menjadi terang" (Ayub 12:22). Tuhan "mengungkapkan pikirannya" kepada manusia (Amos
1.13). "Sesungguhnya Tuhan Yang Mahatinggi tidak berbuat apa-apa tanpa mengungkapkan
rencana bis" (Amos 3: 7). Wahyu dapat diketahui oleh beberapa orang, namun menunggu waktu
yang telah ditentukan untuk diungkapkan kepada orang lain (Hab 2: 2). Wasiat Baru
600
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm. 19-20
430
menyaksikan penyataan umum Allah dalam penciptaan dan pemeliharaan, dapat dilihat melalui
hati nurani, sebelum kedatangan Yesus dan di luar perjanjian dengan Israel (Roma 1: 13-2: 16; 1
Kor. 10: 18-11: 1; Yohanes 1: 9; 2 Tim. 1: 3). Tuhan bisa membuat dirinya dikenal ciptaan kapan
saja, dimana saja, kapan pun dalam sejarah. Wahyu di dalam Kristus tidak menghambat atau
membatasi pengungkapan yang lebih luas ini, namun melengkapi dan memuncaknya dan
membuat mereka lebih mengerti. Tuhan telah berfirman "pada saat-saat tertentu dan dengan cara
penyelam" (tidak hanya dalam satu waktu dengan satu cara) dengan cara yang mempersiapkan
manusia untuk kedatangan Anak, Sang Penyayang, Allah sendiri (Ibr 1: 1) Paling tidak, wahyu
umum ini melakukan fungsi negatif untuk meninggalkan manusia tanpa alasan jika mereka harus
mengklaim bahwa mereka tidak pernah mengetahui keberadaan Tuhan. "Bila orang-orang bukan
Yahudi yang tidak memiliki hukum Taurat menjalankan sila-silanya oleh cahaya alam, maka,
walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka adalah hukum mereka sendiri, karena
mereka menunjukkan efek hukum Taurat. Tertulis di dalam hati mereka Hati nurani mereka
disebut sebagai saksi, dan pikiran mereka sendiri membantah kasus ini di kedua sisi, melawan
mereka atau bahkan untuk mereka, pada hari ketika Allah menghakimi rahasia hati manusia
melalui Kristus Yesus "(Roma 2: 14-16) .Cahaya yang pada waktunya muncul di dalam Yesus
adalah cahaya "yang menerangi setiap manusia" yang "bahkan kemudian masuk ke dunia"
sebelum kedatangan Yesus (Yohanes 1: 9). Jadi terkesan Justin Martyr dengan wahyu umum
tentang Tuhan bahwa dia berpendapat bahwa "mereka yang hidup menurut akal adalah orang
Kristen, meskipun mereka dianggap ateis. Begitulah Sokrates dan Heraclitus di antara orang-
orang Yunani, dan orang-orang seperti mereka . Apa pun yang telah diucapkan dengan benar
oleh orang-orang di tempat manapun adalah milik orang Kristen. Bahkan Tertullian pun bisa
memuji "kesaksian mulia jiwa oleh orang Kristen .Meskipun kadang-kadang dilebih-lebihkan,
pernyataan-pernyataan ini menunjukkan seberapa jauh beberapa penulis Kristen awal bersedia
untuk menegaskan wahyu umum tentang Allah yang dapat diakses oleh hati nurani dan akal
sehat.
601
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm.21
431
saat dan di setiap tempat. Sejarah keselamatan adalah tentang waktu dan tempat dan kejadian
tertentu (Ul 6: 20-25). Kitab Suci menceritakan tentang orang-orang Israel ini, sebuah kerajaan
imam yang ditetapkan, sebuah bangsa yang kudus (Kel 19: 6). Ini adalah Tulisan Suci karena ini
mencatat kisah zaman dan tempat ini.
Jika seseorang menganggapnya sebagai premis bahwa Tuhan membuat dirinya dikenal dalam
sejarah, konsekuensi berlimpah di mana-mana untuk mempelajari Tuhan. Untuk kemudian saksi
utama peristiwa-peristiwa di mana Tuhan menjadi dikenal harus setelah itu sangat penting dalam
menilai kejadian wahyu. Dalam wahyu Allah tidak hanya berbicara kepada dirinya sendiri
melainkan pada manusia - manusia tertentu, orang-orang dengan nama seperti Abraham, Ishak,
Miriam, Amos, Naomi, Yeremia, Paulus, Yohanes, dan Maria. Dalam doa manusia berbicara dan
mendengarkan saya; dalam wahyu Tuhan berbicara kepada pendengar manusia, sehingga
mengizinkan.) dialog antara umat manusia dan Tuhan.
Pengungkap602
Wahyu Kristen mengacu pada pengungkapan Allah dalam pribadi dan karya Kristus.
Kristus sendiri adalah wahyu Allah sendiri, Firman Tuhan. Melalui Kristus, saat-saat lain
pengungkapan ilahi menjadi lebih mudah dimengerti. Semua manifestasi Tuhan yang lain, masa
lalu dan masa depan, menjadi lebih baik diterima, diingat, dan diklarifikasi. Dalam terang
Kristus, semua wahyu sebelumnya melalui sejarah Israel dan bangsa-bangsa menjadi semakin
berarti. Kristus adalah Dia yang telah didambakan oleh para malaikat untuk melihat, "keinginan
semua bangsa," tujuan yang dengannya semua riwayat wahyu sebelum Kristus dipelihara. Di
dalam Kristus tujuan kekal o ((iod, misteri tersembunyi selama berabad-abad, satu rahasia Allah,
terungkap. Kristus adalah satu kebenaran, makna jamak. Kristus adalah penjumlahan dan makna
interior tersembunyi dari semua wahyu Allah yang asli lainnya .
Di dalam Kristus semua orang yang dengan penuh perhatian dapat "memahami rahasia
Allah. Rahasia itu adalah Kristus sendiri; di dalam Dia tersembunyi semua hikmat kehati-hatian
dan pengetahuan Allah" (Kol 2: 2, 3). "Jauh di luar semua pertanyaan adalah misteri agama kita:
'Barangsiapa yang diwujudkan dalam tubuh, dibenarkan dalam roh, dilihat oleh malaikat-
malaikat, yang diproklamasikan di antara bangsa-bangsa, yang dipercayai di seluruh dunia,
dimuliakan di surga yang tinggi'" ( 1 Timotius 3:16). Bahkan saat Kristus menjadi bagi orang-
orang Kristen, makna dalam sejarah Perjanjian Lama, demikian juga sejarah Perjanjian Lama
menjadi makna tersembunyi bagi Kristus. Yesus tidak datang untuk menghancurkan, tetapi untuk
menggenapi, hukum Taurat (Matius 5: 7). "Pengetahuan dan nubuatan kita sama-sama bersifat
parsial, dan sebagian lenyap saat keutuhan datang" (1 Korintus 13: 9).
Penerima Wahyu603
602
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm. 22
603
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm..23
432
Meskipun Tuhan adalah pusat perhatian terhadap pemahaman iman tentang dirinya
sendiri, umat manusia sangat terlibat dalam pokok bahasan theolysis. Karena Tuhan peduli
terhadap kemanusiaan, studi tentang Tuhan mempelajari perawatan Tuhan untuk manusia.
Dengan benar digunakan, kata teologi menganut semua yang berhubungan dengan studi tentang
kemanusiaan, sejauh pemahaman tentang manusia berkaitan dengan pemahaman mengapa dan
bagaimana Tuhan memperhatikannya. Tidak ada manusia atau setting kosmik sejarah manusia
yang tidak berhubungan dengan Tuhan. Oleh karena itu, teologi mencari pemahaman integral
dan gambaran menyeluruh tentang situasi manusia di hadapan Tuhan Inilah sebabnya mengapa
secara historis universitas langsung bermunculan dan secara organik keluar dari studi tentang
Tuhan. Kemanusiaan adalah perhatian konstan Allah sepanjang pengetahuan alkitabiah. Studi
Kristen tentang Tuhan tidak dapat mengabaikan kepentingan Allah sendiri yang berlaku,
penebusan umat manusia. Tidak ada teologi Kristen yang bisa berbicara hanya tentang Tuhan
dan tidak pernah manusia; Tidak ada bagian dari pelindian Kristen yang tidak menyentuh
keselamatan mereka. Dalam narasi Kejadian, penciptaan manusia adalah tindakan menentukan
dari ikatan ilahi, di mana mereka diberi kapasitas untuk persekutuan dengan Allah melebihi
semua makhluk duniawi lainnya. Kristus sang Penebus benar-benar manusia sementara tidak
berhenti untuk menjadi benar-benar Tuhan. Roh hanya berbicara kepada hati manusia. Dari awal
sampai akhir, kisah alkitabiah adalah kisah penciptaan umat manusia, jatuhnyakemanusiaan, dan
penebusan umat manusia. Wahyu adalah untuk keselamatan manusia, perbaikan keheningan
manusia.Jika Tuhan menjadi terungkap secara diri kepada manusia, hal itu menyiratkan bahwa
mereka memiliki kapasitas pemberian kasih karunia untuk menerima wahyu. Mengapa Tuhan
mau berbicara dengan orang yang tidak bisa mendengarnya? Kemanusiaan adalah-lebih dari
sekedar pohon atau binatang-secara unik merupakan penerima wahyu. Penalaran manusia
diciptakan oleh Tuhan dengan kapasitas untuk mencapai Tuhan dengan berpikir, memilih, dan
berbicara. Kebebasan manusia diciptakan oleh Tuhan dengan kapasitas untuk responsif terhadap
Tuhan. Kepribadian manusia diciptakan dengan kerinduan yang tak sabar untuk persekutuan
dengan Tuhan pribadi yang tak terlihat tapi sekarang. Eros manusia diciptakan dengan beberapa
kapasitas, bagaimanapun menyimpang, mencintai Tuhan dan mencintai makhluk melalui Tuhan.
Jika ada makhluk yang relatif lebih daripada yang dipersiapkan untuk diskresi ilahi, pastilah
makhluk manusia. Tuhan datang sebagai pengunjung pribadi yang tak terbandingkan, seperti
Bapa, Anak, dan Roh, ke dalam pertemuan interpersonal dengan pria dan wanita.
433
membentuk penalaran. "Dengan iman kita melihat bahwa alam semesta diciptakan oleh firman
Allah, sehingga yang terlihat keluar dari yang tak terlihat" (Ibrani 11: 3). Alasan hakim sesuai
dengan apa yang bisa dilihat dan diketahui oleh pengalaman indra. Iman mengungkapkan
alasannya .Iman adalah dunia yang tak terlihat apa indera yang terlihat. Kita mungkin memang
menolak kesaksian ini: "Seseorang yang tidak rohani menolak apa yang menjadi milik Roh
Allah; itu adalah kebodohan baginya, ia tidak dapat menangkapnya, karena itu harus diadili di
bawah terang Roh" (1 Kor. 2:14).
2. Sifat Tuhan605
Landasan sekarang telah diletakkan untuk menetapkan dan memperkuat yang pertama
dari empat bagian pada karakteristik kehidupan ilahi: Tuhan tidak diciptakan, diperlukan, satu,
tak terbatas, besar, abadi, kehidupan dari semua yang hidup.Istilah ini disebut atribut utama atau
esensial. Kemudian kita akan berbicara tentang bagaimana Tuhan mewujudkan dunia dan masuk
ke dalam hubungan dengan dunia. Yang mandiri inilah yang berurusan secara inti dengan
ciptaan, Yang Tak Terbatas ini yang mensponsori dan memelihara keterbatasan di setiap tingkat,
Orang yang sangat besar ini yang peduli dengan keseluruhan kosmos dan burung gereja terkecil,
Orang yang abadi ini yang memberi dan menopang arus waktu dan temporal. . Pada tahap ini,
bagaimanapun, kita sedang merenungkan tingkat yang lebih mendasar mengenai apa yang
mungkin dapat diketahui tentang sifat primordial Allah yang melakukan prasyarat dalam
aktivitas atau hubungan dengan dunia. Jika Tuhan dikurangi dunia masih merupakan Tuhan,
maka kita harus bertanya, dengan bantuan para ekseget Kristen klasik, yang mungkin dipikirkan
oleh Tuhan, atau karakteristik apa yang mungkin Tuhan katakan secara primordial, yang secara
presumptif mengarah pada penentuan dunia dan waktu .Secara hipotetis, Tuhan tidak
membutuhkan dunia untuk menjadi Tuhan, setidaknya bukan dunia tertentu. Tapi, seperti ekseget
ekumenis kuno yang diketahui dengan baik, membayangkan Tuhan sebelum penciptaan sangat
sulit bagi pikiran yang merupakan produk ciptaan. Memikirkan Tuhan secara logika yang tepat
waktu adalah membingungkan bagi kita yang hanya memikirkan keterbatasan ruang dan waktu .
604
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm..29
605
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm.. 53-54
434
Atribut atau kualitas yang ada dalam hipotesis pra-relasional, pra-waktu, Ruang kosong,
makhluk pra-dunia kadang-kadang disebut atribut esensi absolut, atau atribut utama Tuhan yang
tidak dapat diterapkan pada makhluk. Kadang-kadang mereka disebut atribut yang tidak dapat
dikomunikasikan, dalam artian mereka tidak dapat dianggap berasal dari makhluk atau
dianugerahi atau dibagikan dengan makhluk, karena tidak ada makhluk atau dapat menjadi tidak
tercipta atau benar-benar mandiri. Oleh karena itu, Kitab Suci dan tradisi Kristen memandang
Tuhan sebagai indepenen dari semua eksistensi lainnya, yaitu, seperti yang tidak diciptakan,
kurang, satu, | tak terbatas, abadi, mandiri, dibutuhkan. Kami akan mengambil ini poin satu per
satu untuk menunjukkan dengan tepat bagaimana mereka dibuktikan dalam Scripsi, ditafsirkan
berdasarkan tradisi, diatur oleh akal, dan secara eksistensial berkaitan dengan kelaparan yang
dialami manusia.
Kecukupan Ilahi606
Tuhan itu mandiri, mandiri, perlu, hidup dalam bentuk
Kitab Suci membuktikan bahwa Tuhanlah Yang Tidak Diobati, Sumber dan Akhir yang
Terpenuhi dari semua hal (Mazmur 90; Yes 40:28; 1 Korintus 1:30). "Sebelum berlalu, tidak ada
tuhan yang tidak akan pernah mengikuti saya. Akulah TUHAN, saya sendiri. Tuhan menurut
definisi cukup mandiri, dalam arti bahwa Orang ini tidak dapat bergantung pada keberadaan
makhluk lain, karena semua hal telah dimulai dan berakhir.Nama Hebra yang paling tajam untuk
Tuhan, "AKULAH AKU" (Yahweh), menunjukkan bahwa Tuhan secara sederhana dan tidak
ada habisnya. Jika seseorang harus mencoba untuk berbicara tentang beberapa "penyebab
Tuhan," itu akan berarti membuang Tuhan dan menganggap dewa sebagai penyebab
sebelumnya. Ayub ditanya oleh Yahweh: "Di mana Anda saat saya meletakkan fondasi bumi?"
(Ayub 38: 4). Penyebab yang tidak tercipta dari semua hal ini berlaku secara pribadi, tidak
seperti "allah lain": "Ya Tuhan, Allah kami, yang lain selain Engkau adalah tuan kami, tetapi
Engkau sendiri yang memanggil nama kami" (Yes 26:12, 13). Bagi makhluk mandiri mandiri ini
"segala sesuatu mungkin" (Markus 10:27). Kemudian, ketika para teolog akan berbicara tentang
Tuhan sebagai makhluk yang telah diintepretasi atau tidak dikenal, mereka akan mengerti
maksud dari penegasan nubuat "Saya adalah yang pertama dan saya adalah Daftar, dan tidak ada
tuhan selain saya.
Persatuan Tuhan607
Satu Tuhan
Sumber dan Akhir dari segala sesuatu adalah Satu. "Dengarlah, hai orang Israel,
Tuhanlah Allah kita, satu Tuhan" (Ul 6: 4) Kenyataan ini Tuhan, Yahweh, pokok utama semua
Kitab Suci Yahudi - Kristen, adalah satu.. Konsepsi politeistik sama sekali tidak memadai
"Adakah Tuhan disampingku?" (Yesaya 44: 8).. "Saya adalah Tuhan, tidak ada yang lain"
606
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm. 54-55
607
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm.57
435
(Yesaya 45:22) Tidak ada gradasi keilahian, Tuhan adalah satu-satunya makhluk ilahi yang tidak
ada bandingannya. Yesus menegaskan cara kuno Israel yang mempertahankan: "Tuhan Tuhan
kita adalah satu-satunya Tuhan "(Markus 12:29)." Di antara para allah tidak ada yang seperti
Engkau, ya Tuhan, tidak ada perbuatan seperti Mu. . . . Engkau sendiri adalah Tuhan "(Maz 86:
8, 10)." Di antara para dewa "bukanlah penegasan diam-diam tentang politeisme, tapi cara untuk
mengungkapkan kesia-siaan iman pada dewa-dewa pagan. Demikian pula, Paulus:" Bagi kita ada
satu Tuhan, Bapa, dari siapa semua makhluk datang, menuju siapa kita bergerak "(1 Korintus 8:
6) Tidak ada" tuhan "lain yang dengannya Allah dapat dibandingkan. Tidak ada yang lebih
sederhana dari pada Tuhan, karena Tuhan menyatukan semua hal .Sebuah patung, foto, atau
gambar gravitas Tuhan tidak dapat dilakukan dengan benar karena makhluk Tuhan tidak dapat
dikurangi menjadi materi yang unik, oven meskipun makhluk Tuhan ditunjukkan melalui mahluk
hidup. Dalam Perjanjian Lama ada visualisasi simbolis seraphim dan kerubim suci; Namun,
mereka tidak disembah sebagai Tuhan tapi hanya. Mereka menunjuk ke luar diri mereka sendiri
Ketuhanan Tuhan
Yang tak terbatas adalah yang tidak memiliki akhir, tidak terbatas, tidak ada batasan yang
terbatas, dan karenanya tidak dapat diukur atau dihitung berdasarkan standar yang terbatas. Yang
tak terbatas tidak dapat dicapai dengan penambahan berturut-turut atau habis dengan
pengurangan angka, bagian, atau kualitas yang berurutan. Kelihatannya tepat untuk mengatakan
bahwa tak terbatas tak terkalahkan dalam perluasan spasial (immensity) dan durasi pawai
(keabadian). Dengan cara itu, bagaimanapun, cenderung secara imparsial membuat tak terbatas
tertahan pada waktu dan ruang daripada yang melampaui ruang dan waktu .Semua keunggulan
Tuhan dikatakan tanpa akhir atau batasan. Oleh karena itu tak terbatas adalah kualitas yang
berlaku untuk setiap atribut ilahi, karena Tuhan sangat murah hati, tidak suci, tidak terbatas
hanya .Meskipun pada awalnya tak terbatas tampaknya merupakan kata yang negatif,
meniadakan yang terbatas, ia membawa makna religius yang positif untuk suppli cants.
Sedangkan pemuja sejati mengakui keterbatasan manusia, dan sejarah mereka dalam ruang dan
waktu, petisi mereka secara implisit menunjukkan melampaui semua waktu dan ruang menuju
yang tak tertandingi.
Keberatannya terkadang diajukan bahwa jika ada makhluk tak terbatas, maka tidak ada
makhluk lain yang bisa eksis, karena makhluk itu akan mengambil semua ruang yang tersedia.
Defisit logis dalam argumen itu adalah bahwa ciri ketidakmampuan ditransplantasikan secara tak
sengaja digantikan dengan tak terhingga, sedangkan tak terbatasnya Tuhan tidak menyiratkan
ketidakterikatan. Karena hanya Tuhan yang bisa, sementara melampaui ruang dan waktu, masuki
makhluk spasial dan temal tanpa mencabutnya, saat masih berada di mana-mana tanpa terlihat
dan secara rohani di setiap tempat dan waktu (Yohanes 19: 20-31).Seiring waktu tidak dapat
mencakup keabadian, maka totalitas ruang tidak dapat mencakup tingkat keabadian ilahi. Tuhan
tidak dapat ditahan atau diukur bahkan oleh kategori pengukuran kita yang paling luas atau
intensif. Sebagai catatan otobiografik, momen spesifik ketika saya ingat terpana oleh paradoks
yang tak terbatas dalam kaitannya dengan ruang adalah saat tidur di bawah bintang pada malam
436
musim panas seperti seorang anak berusia dua belas tahun. Saya dilanda dilema ini, yang saya
gambarkan dengan jelas bahkan jika saya tidak bisa mengartikulasikannya dengan baik pada usia
itu: saya melihat semua ruang di atas. "Tapi apa yang berada di luar ruang itu?" Tanyaku pada
diri sendiri. Misalkan ruang berakhir di suatu tempat. Jika ya, apa yang bisa "melampaui" itu?
Atau misalkan ruang tidak berakhir. Bagaimana bisa begitu? Tampaknya tidak masuk akal.
Tidak sampai beberapa dekade kemudian dalam merefleksikan besarnya tuhan bahwa
jawabannya menjadi jelas dalam cara yang sama menakjubkannya: Ruang tidak berjalan tanpa
henti. Betapapun hebatnya, ruangnya terbatas. Ruang ditinggali oleh tak terbatas, tidak terbatas,.
Ini hanyalah metafora linguistik yang rapuh untuk berbicara tentang Tuhan sebagai waktu "di
luar" atau "masa lampau". Karena dalam setiap kasus seseorang menggunakan metafora spasial
untuk berbicara tentang apa yang mendasari dan karenanya melampaui ruang angkasa, atau
metafora temporal untuk membicarakan hal yang menciptakan dan melampaui waktu.
Tuhan terus memberi kita hidup. Hal ini merupakan sifat Tuhan yang hidup, sedemikian
rupa sehingga Tuhan dikenal sebagai kehidupan semua orang yang hidup dan percaya. Injil
Yohanes menyatakan bahwa Allah bapa memiliki kekuasaan yang memberi hidup dalam dirinya
sendiri (Yoh 5:26). Hidup Allah adalah hdup yang kekal, hidup Allah tidak hanya tanpa akhir
tetapi permulaan. Karena sebelum sesuatu hidup Tuhan sudah hidup. Ketika dunia ini lenyap,
Allah tetap hidup. Kehidupan tumbuhan, hewan, manusia bergantung secara radikal kepada
Tuhan, namun kehidupan Allah tidak bergantung pada sesuatu. Paulus berkata bahwa karena Dia
sendiri pemberi kehidupan dan nafas universal dan semua yang lain.
608
Thomas C. Oden, The Living God, (San Fransisco : Harper & Row,1987), hlm.64-65
437
Kelompok 21
Nama : Geovani Tuahman Siregar
Yon Fredy Banjarnahor
Maata Kuliah : Dogmatika II
Dosen :Pdt. Dr. Jusen Boangmanalu
Pengantar
Selama tiga abad pertama era kekristenan, Jemaat Secara terus menerus berada di bawah
tekanan atau siksaan dari sebuah sikap yang memusuhi oleh kekaisaran Romawi, yang secara
periodik menyiksa orang-orang beriman. Tetapi Gereja juga menghadapi bahaya dari rival agama
yang memberikan efek kepada orang-orang dengan iman yang masih muda, dari filsafat-filsafat
yang menandingi logika dari doktrin, dan dari para bidaah yang semakin bertumbuh. Penulis
non canonical mula-mula, para Bapa rasul, dengan segera memperhatikan masalah tersebut. Dan
438
pada pertengahan abad ke dua, bagaimanapun tantangan terbesar kepada gereja di jawab oleh
dua grup penulis Kristen: The Apologist, yang mencoba meyakinkan kepada pemimpin Roma
bahwa kekristenan tidak melakukan apapun untuk melayakkan mereka mendapatkan siksaan,
dan The Polemicist yang memcoba melawan pengaruh para bidah. Diantara doktrin-doktrin
sebagian besar belum berkembang dalam periode kedua Nicea adalah roh kudus bagian ini
disebabkan oleh fakta bahwa i dari doktrin yang sebagian besar oleh Gereja dan menjawab
pertanyaan sebelumnya tentang keilahian Kristus, yang pasti, Roh Kudus muncul di samping
Bapa dan Putera dalam kepercayaan dan doktrin awal.609
I. Bapak Apostoloi
Bendaharawan Gereja, yang paling awal, yang biasanya ditunjuk oleh Bapa Apostolik
adalah individu-individu yang diketahui, atau cukup berhubungan dengan dan diturunkan secara
kontemporer dari satu tulisan yang bersifat kanonik. Para Bapa Apostolik prihatin dengan
Trinitas, tentu saja tapi tidak ada perkembangan nyata dalam teologi trinitarian dari pada yang
dicapai dalam perjanjian baru, mereka telah mewarisi tradisi Kristen muda dengan serangkain
formula Baptisme dan Trinitas yang mengekspresikan iman yang umum. Bila mengacu pada
deklarasi tradisional ini, para Bapa Apostoik mengkonfirmasi kepercayaan mereka terhadap
kepribadian dan keilahian Roh Kduus dan menganggapnya sebagai Tugas ilahi dari Ilham dan
untuk memberikan pemberian-Nya kepada orang-orang percaya.610
1. Bapa-Bapa Gereja
Bapa Gereja mula-mula atau biasa disebut dengan Bapa Rasul adalah individu yang
diketahui atau dikira, mempunyai hubungan langsung dengan dan mendapat pengajaran langsung
dari satu Rasul. Bapa-bapa rasul tentunya memperhatikan ketritunggalan, tetapi tidak ada tanda-
tanda pengembangan Theoloi keTritunggalan selama penulisan perjanjian baru. Mereka
mewariskan dari tradisi muda Kekristenan sebuah seri doksologi, baptisan dan Formula
tritunggal yang mana memperlihatkan langsung orientasi umum dari iman. Ketika merujuk
kepada pernyataan tradisional ini, Bapa Rasul menegaskan bahwa mereka Percaya di dalam Roh
Kudus secara perseorangan dan Ketuhana dan menyerahkan kepada Roh Kudus Tugas dari
Inspirasi dalam Firman dan dari memberi Pemberianya kepada orang percaaya. Pada saat dimana
Roh dan Roh Kudus tidak digunakan dengan tidak teliti, contoh Gembala Hermas muncul
untuk menunjukkan Firman Allah dengan Roh Kudus, mewakili yang terakhir sebagai sifat
ketuhanan dasar dari inkarnasi Kristus. Pada satu Point Hermas berbicara dari Roh Kudus
sebagai AnakAllah, beberapa pernyataan tidaklah begitu mengejutkan, Bagaimanapun, karena
Roh masih fakta utama dari pengalaman Iman Kekristenan lebih dari sebuah subjek dari
investigasi dan definisi eksak.
609
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 12
610
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 16
439
Pada dekade terakhir dari Abad pertama setelah Kristus sebuah perpecahan terjadi di
kepemipinan Jemaat Corint. Penatua yang telah ditunjuk oleh para Apostel sebagai suksesor
mereka telah mendapatkan pembangkangan dari Jemaat Muda. Gereja di Roma mengirimkan
suratk jemmaat do Korint untuk menyorooti beberapa Praktik. Surat tersebut memuat hanya
sepuluh referensi ke Roh Kudus dan lebih setengahnya adalah mengarah kepada pengertian Roh
Seperti yang ada di dalam Perjanjian Lama. Ini adalah dua sampel, Lihat dalam-dalam ke
pada Firman itu, yang menjadi ucapan yang benar dari Roh Kudus dan mari Kita bertindak
seperti yang telah dituliskan (Iman Kepada Roh Kudus). Pada perjanjian lama Clement juga
menemukan bahwa Roh Kudus di rujuk kepada Yesus Kristus seperti yang di muat dalam
diskusinya di dalam Yesaya 53, Clement menyatakan Roh Kudus telah mengatakan
menhormatinya. Clement juga menyebutkan dari perjanjian lama bagaimana Toh bekerja
sehari-harinya. Ketika mendiskusikan Mazmur 34, dia mengatakan bahwa Yesus sendiri
memanggil orang-orangNya dengan Roh Kudus. Kebiasaan Roh kudus menginspirasi
pengpoperasian dalam kehidupan keseharian dari Gereja Perjanjian Baru. Rasul Membagikan
inspirasi dari para nabi dan yakin dengan itu Penuh dengan keyakinan kepada Roh Kudus.
Mereka mencoba atau membuktikan Biship atau diakon yang etlah mereka tunjuk adalah oleh
bimbingan Roh. St. Paul mengirimkan surat ke jemaat Korint dibawah bimbingan dari Roh
Kudus. Clemen juga menempatkan Bapa, Anak dan Roh Kudus di dalam sebuah sumpah,
Sebagaiaman Allah Hidup dan Tuhan Yesus Kristus Hidup dan Roh Kudus, yang pada satu kali
iman dan harapan untuk orang-orang yang terpilihSurat kedua Clement yang dengan tujuan
yang anonim namun kemungkinan besar masih kepada jemaat di Korint berbicara tentang moral
yang tinggi dan iman yang kuat, pekerjaan adalah sulit untuk di ikuti terlebih jika menunjukkan
inkonsistensi pemikiran.
Kemudian Surat dari Ignatius yaitu Bishop dari Antiokhia yang ditulis pada dekade kedua
setelah 1Clement, mengungkapkan seorang pemimpin yang penuh dengan Kekuatan Roh,
dengan sebuah kesadaran yang sejati dalam pekerjaan Roh Kudus di Gereja. Yang mengejutkan,
jumlah dari referensi langsung ke Roh Kudus tidaklah banyak. Barang kali pekerjaan dari Roh
telah deiberikan sebanyak bagian dari sebuah kehidupan normal dari Gereja bahwa frekuensi
penyebutan kelihatan tidak dibutuhkan. Kita tahu bahwa Rasul Paulus menyematkan issu Roh
lebih banyak di dalam sebuah masalah atau pertanyaan tentang kebangkian dari pada sebagai
sebuah subjek untuk meyakinkan tiap-tiap suratnya. Dalam surat Ignatius ke Philadelpia, dia
mengingatkan kepada Johanes 3:8. Selain itu Ignatius juga mengatakan bahwa pekerjaan Roh
bukan hanya melayani sebagai mengangkat manusia dari Bumi menuju surga, Roh juga
mengangkat Kristen ke tempat persiapanya di Gereja.611
2. Pseudo Clement
611
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 16-
27
440
Nampaknya berasal dari surat kabar mungkin dari orang-orang korintus yang berkhotbah
karena iman dan pekerjaannya sulit dilakukan kecuali satu memiliki referensi dan yang kudus
kepada daging, sekarang Roh dimanifestasikan kepadannya dalam hal ini Gereja menjadi milik
kita untuk dan dia menunjukkan kepada kita bahwa, jika ada Roh kudus: karena dia juga tidak,
oleh karena itu, bukan manusia adalah salinan dari roh. Penulis Bapa Apostolik jatuh, yaitu
gagal untuk membedakan anatara anak dan Roh, seperti gembala Hermas, penulis surat ini
memandang Anak yang sudah ada sebagai kudus. Selain itu dia percaya bahwa daging manusia
adalah salinan roh. Tidak ada orang yang telah merusak daging (salinannya) dapat menjaga
semangat (original) seperti kebanyakan Bapak Apostoloi.612
3. Ignatius Antioch
Surat-surat Ignatius, uskup Antiokhia menulis sekitar dua dekade setelah 1 clement,
mengungkapkan seorang pemimpin yang penuh dengan kekuatan spiritual, dengan kesadaran
yang tulus akan pekerjaan Roh Kudus di Gereja, Anehnya, jumblah rujukan langsung kepada
yang Kudus tidak banyak. Mungkin karya Roh kudus dianggap sebagai bagian darikehidupan
normal Gereja yang serinh disebutkan sepertinya tidak perlu. Kita tahu bahwa Rasul Paulus
sering membicarakan masalah Roh kudus ketika masalah atau pertanyaan muncul, dan bukan
sebagai subjek yang harus ditangani dalam setiap suratnya. Dalam surat kepada orang-orang
Filadelphia menyatakan keyakinannya bahwa dia digerakkan oleh Roh Kudus dan diajak
berbicara sebagai Roh bahwa dia digerakkan oleh Roh Kudus dan dia karena msekipun beberapa
orang telah menipu saya seusuai dengan dosah, namun roh saya tidak tertipu, karena aku telah
menerimannya dari Tuhan. Versi yang benar : Namun Roh, yang berasal dari Allah, tidak
tertipu., sebab ia tahu dari mana asalnya dan kemana ia pergi, dan mendeteksi rahasia hati,
karena ketika saya berada ditengah-tengah anda, menangislah. Berbicara dengan suara nyaring-
kata itu bukan mlikku tapi milik Tuhan, berilah perhatian kepada uskup dan pastilah pastor dan
diaken tapi jika anda menduga demikian, karena telah lebih dahulu pembagian yang disebabkan
oleh beberapa saksi.613
Menjelang ahkir abad ke 67 salah seorang murid dari rasul Yohanes, Polikarpus, uskup
sminra, menulis kepada Filipi. Suratnya hanya berisi satu referensi kepada para Ilmuwan tidak
seutuju apakah bermaksud mengenai Roh atau semangat manusia. memang, hal yang Mulia
untuk melepaskan diri dari hawa nafsu yang merajalelea di dunia ini emmbuat peperangan
sampai mati menjadi martir beberapa dekade kemudian (tahun 155 atau 155 M) kata-kata
terahkirnya dipeleihara oleh soerang penulis dari smytna yang membuat dua rujukan ke Roh,
satu keabadian para Roh kdudus. Yang lainnya telah dikenal. Pada saat-saat terahkir dengan
matanya terangkat ke atas dan prit melonjak, polikarpus mengucapkan kata-kata yang berfungsi
612
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm,18-19
613
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 19
441
sebagai pendahulunya Bapa dan Putra : Ia memikat melalui imam besar dan sorga, Yesus
Kristus, Putra terkasihmu, melalui siapa menjadi kemuliaan untukmu.
5.Didakhe
Sebuah dokumen awal abad kedua, Didache (atau pengajaran dua belas Rasul), adalah
tulisan pertama Bapa Apostolik yang diberi Karisma. Mneurut Bapa Gereja masih mengalami
para guru pengamat, para Nabi dan tampaknya memiliki kepentingan yang sama dengan
[elayannan penduduk. Rupanya berbicara dalam ekstasi yang sama yang menandai waktu.
Mereka mengajar, memimpin dalam memberi ucapan terimakasih dan memberikan karunia
mereka selama Ibadah. Merkea dapat merayakan Ekaristi dengan kata-kata mereka sendiri sesuai
dengan keinginan mereka. Mereka mungkin mengajarkan ajaran mereka demgam Istilah
simbplis yang tidak terbuka lagi bagi penulis. Tidak merekomendasikan kepercayaan yang tidak
berkualifikasi untuk semua kritik diri yang diproklamirkan para nabi. Tidak semua orang juga
yang berbicara dalam Roh adalah seorang Nabi, kecuali dia memiliki jalan Tuhan tentang dia.
Dianatara pertimbangan lain, ini berarti bahwa, dalam keadaan biasa, tidak ada nabi sejati yang
akan menghabiskan lebih banyak dari pada dua hari di Gereja lokal mananpun. Penulis
mengingatkan pembacanya bukan kepada nabi, supaya jangan mereka melakukan dosa
penghujatan yang tidak dapat diampuni terhadap Roh Kudus. Sebaliya, mereka harus menulai
apakah nabi tersebut memiliki jalan Tuhan atau tidak. Jelas penulis ini berbeda dengan St.Paulus
tetnang bagaimana seseorang bisa membedakan ajaran para nabi. Paulus menekankan pada
penegasan spiritual, sementara penulis Didache mengutuk penindasan spiritual semacam itu.614
6. Surat Barnabas
Surat Barnabas tidak diketahui, Bukti Internal menunjukkan bahwa dokumenter tersebut
ditulis antara 70 dan 132 SM, dan penulis itu mungkin tidak berhubungan dengan para Rasul
dengan cara apapun. Penulis mengakui bahwa Roh memiliki dua ilhma yang menyenangkan dan
seperti yang diucapkan kepada hati Musa yang pada gilirannya, berbicara dalam Roh Abraham
dalam Roh menantikan Yesus , karya Roh kudus berlanjut menurut tulisan ini karunia nbuat dan
Roh terhubung, dia secara pribadi menubuatkan di dalam kita dan secara pribadi menubuatkan di
dalam kita dan secara pribadi berdiam di dalam kita. Kehadiran nubuat dan Roh Kudus dianggap
normatif bagi mereka yang memeiliki dalil ilahi. Penulis tersebut berseru dengan rasa syukur.
7. Pemburu Hermas
Gembala atau Gembala Hermas biasanya beredar di gereja Timur dan Barat segera
setelah pertengahan abad kedua masehi. Gembala, guru Ilahi, kepada narator, Hermas, dengan
ajaran atau Alegori, pelajaran yang harus disebarluaskan untuk pembagunan Gereja, Gambaran
tentang Roh Kudus seperti yang digambarkan dalam gembala lebih bistik dibingkai daripada di
614
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 21
442
dalam Bapa Apostolik lainnya, Hermas terbawa oleh Roh saat dia melihat penglihatannya.
Dalam usaha untuk menggambarkan bentuk nubuatan yang sebenarnya, Hermas mencakup kisah
penglihatannya, juga wahyu dan pengangkutan dalam pentingnya perhatian utama adalah untuk
menasehati orang-orang Kristen tentnagn pembenaran pa;su oleh tindakan mereka terhadap
orang-orang Kristen tentang pembenaran palsu ole tindakan mereka terhadap orang-orang yang
mengklaim.615
Mengingat bahwa tulisan dari para Bapa-bapa Rasul adalah cerminan dari apa yang
tertuang dalam Alkitab. The Apologist membuat penempatan keragu-raguan yang pertama untuk
mengkonseptualisasikan dan menafsirkan Theology Kristen dengan bantuan dari Filsafat yang
dominan pada masa itu. Sebagai sistematik teologi yang pertama, mereka melayani di sebuah
periode perumusan doktrinal yang semakin ditingkatkan.doktrin tentang Logos mendominasi
perhatian para Apologist pada masa itu meskipun kaku, pneumatology membayangi theology
yang berkembang. Roh Kudus memainkan suatu ketidak beraturan yang relatif dalam Theology
mereka. The Apologist ketika menggunakan Roh dalam sebuah pengertian yang tidak jelas
atau sedikit mengabur untuk menunjukkan PreEksitensi alam dari Kristus dan orang ketiga untuk
menunjukkan Ketuhanan. Lebih lagi kata Roh digunakan untuk menunjukkan semua ketiga
bagian dari Allah. Tidaklah sulit untuk mengenali Theologi dari Apologist tentang Roh Kudus.
1. Justyn Martyr
(100-165 A.D) yang paling penting dari The Apologist mengarah kepada Roh Kudus dalam
Jumlah peristiwa. Dia adalah orang Kristen pertama yang menempatkan dan menghubungkan
antara angggota dari Trinitatais, sebuah penempatan yang tidak sepenuhnya memuaskan tetapi
paling tidak bisa menjadimodal kepada para trinitarian berikutnya. Dalam duaPeristiwa dia
Menyelaraskan Bapa Anak dan Roh Kudus:
Didalam namaAllah, Bapa dan Tuhan dari Alam semesta dan penyelamat kita Jesus
Kristus dan Roh Kudus, mereka kemudian menerima pembasuhan dari air.
Justin menampilkan bahwa Anak lebih rendah dari Bapa dan Roh Kudus kepada Anak
dalam temoat selanjutnya. Kita layak memuji Dia (Kristus) telah di pelajari bahwa Dia adalah
anak dari kebenaran Allah sendiri dan memegangNya di tempat kedua dan roh kenabian dalam
tempat ketifa. Disini Jistin adalah menempatkan pengajaran Kristen diatas Trinitatis seperti
persetujuan dengan filsafat terbaik Yunani. Kesulirtan Justin adalah pada bagian membedakan
615
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm,22-24
443
pekerjaan Anak dan Roh. Justin menyebutkan bahwa Roh Kudus adalah Incarnasi, dia juga
menempatkan jawaban bahwa tidak ada nabi yang bangkit dari antara pengikut Kristus. Dia
menjelaskan bahwa Roh telah beristirahat dan menghentikan pemberianya dengan kedatangan
Kristus dan kemudian kembali lagi memberikan mereka kepada pengikut Kristus. Pemberian
yang ditransfer ke Pengikut Kristus.616
2. Tatian
Telah diajarkan sebelum waktu Kristus , kebanyakan pengecualian yang paling penting
adalah Tatian , argumen yang mengatakan Roh Kudus orang-orang Yunani bahwa
keaabadiannya jika memberi manusia jiwa itu sendiri abadi kepada orang Yunan, Ia cendenrung
ke bawah menuju dan mati dengan dosannya, tetapi jika masuk kedalam Roh Kudus, itu tidak
lagi berdaya. Tapi naik ke wilayah Roh saya dengan Roh. Karena jiwa harus dipersatukan
dengan saya. Tatian mengatakan bahwa orang-orang yang Roh Kudus berdiam dan mebentengi
adalah Tubuh dari setan-setan itu mudah dilihat, tidak sama sekali oleh orang lain tidak hanya
ada perlindungan dalam Roh, juga ada peneyembuhan. jika ada orang yang disembuhkan oleh
materi, dengan memepercayaiinya lebih banyak lagi yang akan disembuhkan.
3.Athenagoras
Dia adalah seorang kontemporer Tatian, meski jiewanya sangat berbeda dengan
muridnya. Sebenarnya, Athenagoras lebih mirip dnegan justin karena dia mendapat nilai positif
dalam kebenaran yang ditemukan dalam filsafat pagan. Dalam bukunya yang elegan, A Plea for
Christias, Asthenagoras menegaskan bahwa plato mengetahui pokok-pokok ajaran Kristen
tentang Tuhan, memang Platonismelah yang membuat athenagoras memiliki defisi yang jelas
tentang hubungan anatara Roh Kudus sampai yang lain.
Menulis tiga buku utolycusnya kepada seorang teman, dengan tujuan kebenaran tentang
keKristenan. Dia adalah penulis Kristen pertama yang mangatakan trinitas kepada anggota
Trinitas Tritunggal. Yang tidak disebut sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus, bagaimanapun,
adalah Tuhan, FirmanNya (Logos), dan kebijaksanaan-Nya. Theophilus unik karena menyebut
yang keuda dari Trinitas yang dianut oleh Martir Justin, Tatiam dam Athenagoras karena
penggunaan kata tersebut. Istilah hikmat berhubungan dengan Theophilus dengan Roh, Roh
Nubuat, Baik Firman dan kebijaksanaan memancarkan Tuhan di hadapan ciptaan, dan
keduannya hadir dengan Tuhan pada saat pencipataan , teks agak membingungkan sehingga
dapat dibaca baik bahwa firman dan kebijaksanaan adalah identitas yang terpisah atau satu,
Allah, kemudia, dengan memiliki Dia bahwa mereka adalah kata-kata sendiri Internal dalam
perut, memohon kepada-Nya memancarkan iman beserta hikmat-Nya dihadapan segala sesuatu.
616
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 28
444
III. Tantangan dari Ilmu Lain Terhadap Theology
The Apologis mempertahankan Gereja terhadap filsafat dan kaisar. Namun, ancaman
Kristen tidak datang hanya dari luar. Bahaya masih lebih besar datang dari ancaman ajaran sesat
dalam agama Kristen. Terutama di antaranya ini adalah
1. Gnostisisme,
yang menantang ranah otoritas dalam Gereja, termasuk yang dari Kitab Suci, oleh masuknya
tradisi rahasia yang menegaskan hal sangat berbeda dari apa yang tulisan-tulisan Alkitab
mengatakan. Lainnya adalah ajaran sesat Marcion, yang memisahkan hukum dan Injil, Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru, Pencipta dan Allah kasih.617
Label umum "Gnostisisme" digunakan untuk menggambarkan berbagai macam sistem
agama dan ide-ide yang berkembang dari pertama melalui abad ketiga Masehi dengan beberapa
terus baik ke Abad Pertengahan. Gnostisisme keduanya sangat sinkretis dan kontemplatif:
sinkretis dalam hal menarik dari doktrin apa pun itu ditemukan berharga dan kontemplatif dalam
kepercayaan umum bahwa meskipun umat manusia ada dalam kebodohan dan ilusi satu bisa
melalui gnosis mencapai pembebasan spiritual dimana seseorang mencapai identitasnya sendiri
dengan ilahi. Kelompok Gnostik berbeda praktek etis dalam ritual dan dalam teologi. Irenaeus
yang menulis terhadap Gnostik menceritakan bahwa mereka tidak setuju dalam mengobati poin
yang sama tapi sama, dalam hal-hal dan nama ditetapkan pendapat yang saling diskordan.
KesamaanmerekadijelaskanolehElainePagels: 618
617
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 35
618
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 36
445
Gnostisisme tidak terbatas agama dilembagakan. Kebanyakan sarjana sekarang setuju
bahwa itu memiliki asal non-Kristen dan digabung elemen baik Yahudi dan Kristen dengan ide-
ide kafir. 'Sering Gnostisisme benar-benar terbalik nilai-nilai dari sistem yang dimasukkan.
Misalnya, karena dunia adalah material dan jahat, Yahweh, pencipta Allah agama Yahudi dan
Kristen, digambarkan oleh berbagai penulis Gnostik sebagai pencipta dunia yang jahat (dewa
bawahan). Dalam Kristen Gnostisisme Kebijaksanaan agen sering diidentikkan dengan Kristus.
Tetapi karena Kristus memberikan manusia dari perbudakan Daging, ia dapat memiliki daging.
Dia hanya tampaknya memiliki Flesh. Tubuhnya adalah hantu yang hanya tampaknya ada. Dari
perspektif ini docetic Inkarnasi dan Penyaliban, sehingga dasar kepercayaan Kristen ortodoks,
pucat menjadi ilusi. Yesus menjadi makhluk spiritual yang menyesuaikan dirinya dengan
persepsi manusia. Dalam risalah Kedua The Great Seth, misalnya, Yesus mengungkapkan
kepada orang percaya Nya bahwa yang lain lah yang meminum empedu dan cuka.Selain dari
Gnostisme Tantangan terhadap Perkembangan Theology Kristen juga datang dari Marconism,
Modalistic Marchonim dan Juga Montanism.
2. Marcionism
Merupakan seorang pemilik kapal kaya dari Sinope , dia dikucilkan oleh komunitas
Ortodoks dan mulai mengatur pengikut sebuah gerakan yang menjadi pesaing utama Kristen,
yang didirikan di banyak bagian kekasiaran. Pada suatu waktu, gerejannya memiliki begitu
banyak anggota sehingga banyak anggota yang berkonfil namun pandangan Marcion dalam
beberapa hal sangat mirip dengan kaum Gnostik, meskipun dia mendekati mereka dengan
pendekatan yang berbeda. Seperti Gnostik, sistem Marcion dimulai dengan masalah kejahatan.
Namun dia tidak membagikan gagasan Gnostik bahwa keselamatan datang dengan pengetahuan
yang bertentangan dengan iman, atau bahwa karya penebus itu mengintegrasikan kembali
semangat manusia dengan unsur ilahi yang darinya.
Dalam perjanjian lama dan Baru ada keadaan kontrakdiksi dimana kosnep perjanjian
lama, penciptaan, yang bertentangan dengan perjanjian Baru Marcion,Inkarnasi adalah konsep
seorang peserta penebus ilahi dalam materialitas sangat menjijikan dalam arti yang sebenarnya,
doktri Marcion adalah Paulinisme yang berlebihan. Dia percaya bahwa kekristenan hanya untuk
dipahami dalam terang pesan Rasul kepada orang-orang bukan yahudi, perbedaan antara hukum
dan anugerah, dan kristosintrisme radikalnya, teori Marcion tentang dua Tuhan, pandangan
negatif terhadap perjanjian lama dan doktrinya dengan jelas bukan Pauline. Untuk tujuan kita,
penting untuk dicatat bahwa Marcion nampaknya tidak menenmukan tempat bagi postur Roh
Kudus yang aneh bagi seseorang.
446
Dan diahkir banyak orang percaya kepada Kristen, berabad-abad bereaksi melawan
Logos yang hadir dalam kristologi Logos.mereka menenkannkan bahw kepercayaan tersebut
adalah monarki satu Bapa, bukan Logos, yang mereka lakukan bagi Tuhan kedua, atau yang
ketiga, yang kduus untuk diajar, seperti yang ditemukan di awal, mereka menganggap para
penerusnya yang berbahaya. Monarki dinamis (atau hanya seorang pria yang kepadanna ilahi
turun dalam memberi dia kepadannya untuk msisinya. Orang yang diadopsi oleh Yesus,
ekmudian disi oleh firman atau Rh. Tetapi dia bukanlah Tuhan Hippolytus yang mengambarkan
salah satu pengadopsi, Theodotus dari Byzantium, seperti mengajarkan bahwa Yesus adalah
seorang manusia biasa, yang lahir dari seorang perawan, menurut asihat Bapa, bahwa setelah dia
hidu secara ceroboh dan telah menjadi religius, kemudian dia menerima baptisan di sungai
Yordan menerima Kristus . menurut Theodotus mengapa kekuatan ajaib tidak beroperasi didalam
dirinya sebelum manifestasi di dalam Dia dari Roh yang turun.619
4.Montanisme
Sekitar tahun 155, Montanus seorang imam kafir dari Cybele,diubah menjadi Kristen dan
dibaptis. Taklama kemudian, dia menyatakan bahwa dia dimiliki oleh Roh kudus dan telah
menjadi organ roh yang diilhami. Kritikusnya melaporkan bahwa dia mengidentifiaksi dirinya
dengan Paraclere yang dijanjikan dalam Yohanes 14, dan mengaku sebagai Tuhan, Montanus
menyatakan bahwa periode wahtu akan berahkir , dan para pengikutNya didorong untuk
berkumpul di komunitas Pepuza di Frigia untuk mennggu turunya Yerusalem Baru, salah satu
pengkritiknya, Eusebius, menggambarkan Montanus sebagai soerang mualaf baru, yang melalui
keinginannua yang tak terpadamkan untuk kepemimpinan, memberi kesempatan musuh untuk
melawannya, dan dia menjadi disamping dirinya sendiri, dan tiba-tiba dalam semacam hiruk
pikuk dan ekstase, dia mengoceh dan mulai mengoceh dan mengucapkan hal-hal aneh, bernubuat
dengan cara yang bertentangan dengan kebiasaan.620
447
denganorangkedua dan ketigaabadKristenyang datang untukmengikutilebih
praktisdankonvensionalcara hidup danyangdianggapvisiGnostik
yanguntukdiapengkhianatandariposisi semula. KristenGnostikdatanguntuk dikecualikandari
gerejayang lebih besarsebagaibidah. DalamKisah Para Rasul8kamimemiliki catatansalah satu
pertemuanawalantara Kristen danGnostisisme. Simon Magusyang tinggal diSamariamengklaim
bahwa iaatautemannyaHelenaRoh Kudus. (Simon
bukanlahpendiriGnostisismesebagaiJustinlrenaeusdan lain-lainmenyarankan.)
Ketikakeberhasilanawal diSamariaberakhirdengan kedatanganPetrus dan Yohanesyang
memilikikarunia rohaniSimonberusaha untukmembelikarunia RohKudusdaritheapostles.621
Basilides dari Alexandria yang mengaku menjadi murid dari rasul Matius adalah seorang
tokoh Kristen Gnostik yang pada periode antara tahun 120 dan 140. Ia menegaskan bahwa dewa
tidak ada yang dibuat dari apa-apa yang dunia tidak ada. Roh Kudus tidak nonsubstantial dengan
keputraan untuk itu tidak bisa naik ke bola tertinggi. Setelah penciptaan bagian dari keputraan
masih harus diangkat. Roh turun dari keputraan ditinggikan pada Putra Maria untuk menemani-
Nya sehingga keputraan belum ditinggikan bisa lulus ke atas. Bentuk Gnostisisme mengakui
hubungan antara Roh Kudus dan keputraan yang mengangkat dan menerangi. Penulis anonim
dari Philosophumena menulis tentang ajaran Basilides menggambarkan hubungan Roh-keputraan
kata-kata ini:
Ketika seseorang telah menaruh minyak wangi halus ke dalam vas satu mungkin kosong
yang vas dengan sangat hati-hati tapi bau masih tersisa setelah minyak wangi telah tertuang dan
vas mempertahankan bau meskipun mengandung tidak lebih dari minyak wangi itu. Oleh karena
itu dengan Roh Kudus terpisah dari dan dicabut dari sonhood (dari mana ia datang sebagainya).
Itu membuat dalam dirinya sendiri sehingga untuk berbicara kebajikan minyak wangi itu. Roh
dalam sistem Basilides adalah bawahan tidak dpraktikkan ilahi air, yang secara fisik
memadamkan dosa awal. Irenaeus diakui bahwa penghematan daya adalah Roh Kudus yang
diam inthe Gereja dan memperbaharui percaya dari apa yang sudah tua ke dalam kebaruan dalam
Kristus.
Akhirnya ini adalah periode di mana Roh dan otoritas bersatu resmi. Uskup menurut
Siprianus tempat dari pelayanan kenabian Roh. Seperti berusaha pelembagaan Roh tidak
pelajaran ketegangan antara nubuat dan ketertiban namun. Sebagai keuskupan monarki
diperbolehkan charismata untuk mati bersamaan rendering itu tak berdaya di tangan orang lain
semangat kenabian datang ke pusat gerakan sektarian. Ini pada gilirannya yang segera dalam
ketegangan dengan lembaga gereja.
621
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 58
448
Bapa mula-mula, Irenaeus merasa ancaman Gnostik yang ke Gereja, sehingga ia memilih untuk
membela dengan memberikan ekspresi ilmiah untuk iman. Tulisan-tulisannya merupakan
eksposisi sistematis pertama keyakinan Gereja muda. Dalam menanggapi teologi Gnostik yang
Roh Kudus dan praktek tumbuh dari spiritualitas Gnostik yang Irenaeus memiliki banyak
berbicara tentang pribadi dan karya Roh Kudus. Dia bereaksi terhadap keyakinan Gnostik yang
di emanasi dengan berbicara Anak dan Roh Kudus sebagai melekat dalam kehidupan sangat
Allah bukan sebagai melanjutkan dari Bapa. Roh diidentifikasi dengan kebijaksanaan ilahi Kitab
Amsal. Kebijaksanaan, bersama-sama dengan Firman hadir dengan Bapa sebelum semua
ciptaan.
2.Tertualian
Merupakan anak seorang perwira ia belajar tata bahasa dan retorika dan dilatih sebagai
pengacara. Setelha pindah ke Roma pada usia setengah baya, dai beralih ke agama Kristen dan
kembali ke dia memulai produksi sastra yang luas untuk mendukung iman barunya. Pada awal
tahun 207, dia putus sekolah dan pada abad ketiga, mungkin orang Katolik dari kartago untuk
menjadi seorang montanis. Disiplin dengan protesnya terhadap hierarki dan semangat mral yang
berlebihan dalam berurusan dengan Gereja-gereja yang tidak sesuai dengan cita-citanya,
memohon kepadannya. Pastinya Tertulian menjadi lebih penurut dan disiplin yang dia ajarkan
saat dia menjadi teolog pentakosta yang lebih tua, tertullia penting pertama dalam Trinitas Gereja
untuk berkontribusi secara signifikan terhadap doktrin Kristen bahasa dan Roh kudus yang dia
berikan kepada Gereja sebagai Tritunggal dan Orang-orang dalam trinitas dari pengalamannya
tentang Roh kudus, Tertualinus, lebih dari pada teolog manapun dihadapannya dapat
membedakan kepribadian dan pekerjaan Rohkudus dari Bapa dan Putra apa yang mengikuti
pertanyaan Filipus dan keseluruhan perlakuan Tuhan tehadapnya, ahkir dari injil Yohanes, terus
memberikan kita pertanyaan yang sama, membedakan Bapa dan Putra, dengan sifat amsing-
masng. Lalu ada Paraclete atau Comforter, juga Dia janjikan untuk berdoa kepada Bapa, dan
untuk mengirim dari surga setelah ia naik.623
622
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm62
623
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm,62-63
449
Pada tahun 202 M, selama tujuh orang Kristen memberikan hidup mereka untuk iman di
arena diantarannya adalah vvia dua tahun lima dan yang terahkir felicita yang terahkir
dilaporkan terjadi ialah Felicitas yang ditulis oleh soerang apolo yang tidak dikenal mungkin
yang memiliki pandangan montanist yang jelas. Kata pengantar berisi sebuah delarasi keadilan
didalam sejarah Gereja, sebuah referensi yang jelas Nubuat baru : Tetapi biarlah orang melihat
kesana jika mereka menilai kuasa Roh kudus untuk menjadi satu, sesuai dengan waktu dan
musim, karena beberapa hal yang terlambat dihargai lebih banyak lagi.
4.Ikhtisar Alexandria
Pada ahkir kedua dan awal Alexsndria yang etiga berdiri sebagai salahsatu kota terbesar
di Kekasiaran Romawi, baik secara politik ataupun ekonomi. Ini juga merupakan pusat
intelektual yang menarik di dunia Barat. Umat beragama dan filsafat Timur dan barat bertemu
dan memandukan agama ekletik seperti yudaisme Helenestik, Basilika, Neoplatonisme,
Ammonius Saccas dan Plaonis Klemens dan berasal dari teolog Kristen pertama yang penting ini
untuk tampil di Alezandria, Iktishar, tampaknya telah lahir dan didik di athena. Dia ahkirnya
datang ke Mesir dimana ia menjadi kepala sekolah di Aleksandria dan penulis Karya yang telah
diselamatkan untuk anak cucu sepanjang tulisannua clement mendapat filosofi tentang Roh
kudus sebagai menunjukkan kepada kita Firman yang sama karya kepada kita.624
5.Origen
Berbagai cabang pembelajaran bahasa Yunanu oleh ayahnya. selain itu ia menjadi murid
klemens di sekolah kaekese, dimana ia ahkirnya berhasil menjadi mentornya sebagai kepaal dia
juga adalah pengikut ammonius Saccas, pendiri seolah Neoplonik di alexandria dan tunduk
kepada pengaruh pengajaran Gnostik Kristen di Mesir pada zamannya. Dengan latar belakang
yang kacau ini mudah dipahami mengapa Origen menjadi seorang filsuf sekaligus teolog dan
mengapa dia merasa mungkin benar menjadi orang-orang saleh tanpa berfilsafat. Dia bersikeras
agar murid-muridnya memeriksa banyak sistem pemikiran, termaksud filsuf Yunani. Hanya
atheis yang harus dihindari. Filsafat berfungsi sebagai awal studi agama, dengan kitab Suci
Kristen sebagai objek aktivitas ilmiah tertinggi. Origen sangat cocok untuk menjadi orang
Kristen pertama yang mengemukakan teologi sistematis- perlakuan seimbang terhadap
sekeluruhan doktrin Kristen. Dalam pemahamnnya tentang Trinitas, Origen sangat dipengaruhi
oleh pemikiran Neoplatonik. Neoplatonisme mengenali yang satu, mahluk tak terkatakan yang
darinya semua mahluk lainnya berasal.625
6.Novatian
Pendapat Novatian yaitu satu kontroversi utama dalam Gereja yang mengkomunikasikan
ahkirnya abad yang harus dibayar adalah atas orang-orang yang memilikihukuman atas dan
belasa kasihan Tuhan tanpa harapan pemulihan. Dengan keputusan dalam kasus-kasus de adalah
624
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm70
625
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm73
450
membuka pintu bagi orang-orang Kristen untuk menyangkal keyakinan mereka bahwa hal
tersebut menyebabkan banyak orang yang dipimpin oleh Novatian mulai menuntutu agar orang-
orang murtat tersebut tidak kembali disambut oleh Gereja, Novatians beranggapan bahwa
Gereja adalah tubuh Kristus dan harus dijaga kudus. Sesuai dengan keyakinannya, Novatian
adalah penuis latin pertama gereja Roma, persekutuannya , Trinitas ditulis saat dia masih dalam
Roh dengan Gereja, ia mengungkapkan Doktri yang Maha kudus masih belum sepenuhnya
berkembang. Tidak ada peryantaan langsung pribadi dari Roh.626
7. Hipolitus
Dia lahir di Roma seorang murid dari Ireneus, adalah salah satu pemikir yang ketiga yang
dikenalnya berabad-abad, kemudian karena dia menulis ketika Gereja Barat pindah ke bahasa
latin di kemudiam hari apakah itu bukan sebuah kehormatannya, ingatannya kembali dihidupkan
kembali, sayangnya mudah tersinggung dan diperdebatkan dalam berurusan dengan pemimpin
gereja lainnya. Sebagai seorang presbyter menyerang uskup Zephyrinus sendiri karena
mengkompromikan pandangan Sabellius. Dia juga dengan tegas memusuhi Archexacon
Calitixus, dan meninggal dan dipilih untuk menggantikan sebagai Uskup Roma Hippolitus
berpisah dengannya dan menempatkan dirinya sebagai antipo ke sekte Callistians.627
8.Cyprian
Salah satu pemimpin gereja Afrika yang paling luar biasa antara Tertulian dan Agustinus
Cyprianus, Uskup Carthage meletakkan dasar doktrinal untuk konsepsigereja di era pasca nicea
dan untuk pengembangan hirarki Romawi di Gereja Cyprian percaya bahwa Gereja adalah tabut
kesemalamatan yang tak terpisahkan. Dia berpendapat bahwa tidak ada keselamatan dari Gereja,
dia tidak dapat memiliki Allah untuk BapaNya, yang tidak memiliki gereja untuk Ibunya,
Cyprianus menolak menerima baptisan yang diterima dari tangan sesat atau karismatik, karena
tidak ada keselamatan, tidak ada pengampunan dosa, tidak ada persekutuan yang benar, tidak ada
baptisan yang benar dan tidak ada arahan Roh Kudus.628
626
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm78
627
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm80
628
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm84
451
orang percaya. Penganiayaan berlangsung sengit di seluruh Kekaisaran, meskipun di Barat itu
hanya berlangsung sampai AD 305, ketika Diocletian pensiun sebagai Augustus. Selanjutnya,
Galerius mengeluarkan dekrit (311) yang memungkinkan orang-orang Kristen di Barat untuk
menyembah Tuhan mereka sendiri. Di Timur, bagaimanapun, orang-orang Kristen terus
membayar dengan nyawa mereka sampai 324, ketika Konstantinus, yang telah memeluk agama
Kristen, bersatu Kekaisaran dan menjadi penguasa sendiri. Meskipun Constantine memberikan
kepada Gereja hak-hak istimewa sebelumnya dinikmati oleh kultus pagan, ia tidak memaksakan
yang baru ditemukan iman pada orang-orang kafir. Kekristenan belum menjadi agama utama
dari rakyatnya. Sebaliknya, ia menciptakan pluralisme agama yang berlangsung sampai AD 381
ketika Theodosius I menyatakan Kekaisaran menjadi negara Kristen.
Akhir penganiayaan oleh Negara Romawi menandai awal Zaman Keemasan sastra
gerejawi dan pembelajaran. Abad keempat dan kelima, yang merupakan periode penurunan
keruntuhan untuk Imperial Roma, juga merupakan saat ketika Kristen berpikir dimonopoli
kehidupan intelektual. Usia ini adalah hidup dengan kontroversi teologis, menampilkan penulis
yang dikombinasikan pendidikan terbaik yang tersedia dengan kemampuan mental yang langka
dan kesalehan praktis yang kuat. Kemudian individu adil disebut "Bapa" Gereja, bukan hanya
karena mereka dilindungi iman terhadap kesalahan tetapi juga karena mereka telah memberikan
pengaruh kuat pada seluruh sejarah kekristenan datang melalui dampaknya terhadap tradisi
gerejawi berkembang. Pusat-pusat pengembangan teologis di Timur Yunani yang Alexandria
dan Antiokhia. Eusebius dari Kaisarea, Didimus Tunanetra, Athanasius, dan tiga Kapadokia:
Basil dari Kaisarea, Gregory dari Nyssa, dan Gregory dari Nazianzen adalah wakil terkemuka
dari sekolah Aleksandria. Theodore dari Mopsuestia dan John Chrysostom milik sekolah
Antiokhia. Dua sekolah berbeda baik dalam filsafat dan metode. Aleksandria cenderung Platonis;
Antiochans disukai Aristoteles. Aleksandria menekankan interpretasi alegoris-mistis
629
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 92
452
dipopulerkan pada abad ketiga oleh Origen. Antiochans yang cenderung ke arah penjelasan
agrammatical-sejarah Alkitab. Ketika dihadapkan dengan oposisi lanjutan dari Arian setelah
Nicea, dua sekolah reaksi yang berbeda. Alexandria ditampilkan sayap kanan Origenism, dengan
penekanan pada transendensi Allah di mana Firman dan Kebijaksanaan (Anak dan Roh Kudus)
dipandang sebagai makhluk perantara antara Allah dan dunia. Antiokhia umumnya adalah anti-
Origenes
1.Eusebius
Dari caesarea, dalam pendapatnya dia berbeda dengan presbiter yang digulingkan
dengan menyatakan bahwa Putra diperanakkan sehingga menyiratkan bahwa Dia adalah satu
substansi dengan Fath yang pertama, begitulah sikap dari Eusebius. Ketika dia tiba di konsili
Eukemenis di Nicca, diaman dia memainkan peran penting, dia duduk dikursi pertama di sebelah
kanan Kaisar dan menyampaikan Pidato pengukuhan saat konstantin bergabung dengan para
uskup berkumpul. Ketika subjek utama, karena konsili telah dipanggil, dibahas, Eusebius
mengajukan kepercayaan lokal Kaisarea, pengakuan baptisannya : kami percaya kepada satu
Tuhan, Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu yang ada terlihat dan tak terlihat. Dan
satu Tuhan Yesus Kristus Firman Allah di dalam Allah dari Allah, Terang dari Terang
melepaskan kehidupan, anak dari kelahiran setiap mahlkuksebelum semua berumur, Bapa yang
diperanakkan, Oleh siapa juga segala sesuatu dibuat untuk kita.
2. Siklus Yerusalem
Menurut kesaksiannya sendiri, Cyril dari Yerusalem terlahir sebagai orangtua yang saleh
iman ortodoks dan dibesarkan di tempat yang sama pada masa pemerintahan dia menjadi uskup
Yerusalem pada tahun 350, sebuah kantor yang dipegangnya, dengan tiga interval pengasingan,
sampai kematiannya pada tahun 386. Darir Karir klerusnya yang awal di yerusalem, kita
memiliki sedikit informasi kecuali komentar jerome yang tidak ramah terhadap cyril dan
pengagumnya, Uskup John dari Yerusalem. Cyril terlibat dalam periode panjang pertengkaran di
dalam jajaran kaum Arian. Sementara niat Jerome nampaknya berbahaya, menuntut Cyril
dikaitkan dengan kaum Arian dan semi Arians selama awal masa tuanya bukan tanpa dasar
namun, terlambat dalam karirnya.630
3.Didimus
Lahir pada tahun 309 M atau dari hasilnya adalah bahwa dia tidak poernah diajarkan
hanya belajar selama empat tahun namun, keinginannya yang tak terhidarkan adalah keinginan
kuat untuk belajar, dan doa untuk mendapatkan cahaya lebih dari kompensasi utnuknmya dan
berkenalan dengan kayu. Kosa kata tablet dan struktur literatur dengan mendengar penuh
perhatian. Artimatika dan geometri cocok dengan semua yang telah mempelajari subjek ini
dalam kitab Suci dan diangkat menjadi uskup Athanasius ke sekolah katekese di alezandria.
630
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm105
453
Palladius adalah guru alam yang sangat baik, dia adalah yang mengajarkan bagaimana ia
menjadikan dirinya Bijak. Pendapat didimus mengenai Kitab Suci termaksud dua yang
memeliki relevansi dengan pelajaran kita tentang Roh Kudus. Yng pertama, yang menentangnya
sebelum konsili Ekumenis kedua bertemu di Konstantinopel dan masih ada di jerome. Tiga buku
tentang Trinitas, yang mungkin telah disusun setelah konsili Konstatinopel, bertahan dalam
karya Didimus tentang Roh Kudus yang terbuka dengan permintaan maaf Dia menghormati
karena Roh dan meyarankan agar tetap diam karena sanksi yang mengerikan.631
4. Athanasius
Roh kemudian berkembang dari Kriis dalam sebuah Krisis. Pada tahun 359/360
Athanasisu kepada serapion, seorang rekan dari pengasingan, meneyrang ajaran-ajaran yang
terdiri dari sekelompok Teolog Mesir yang dikenal karena mengambil bagian Kitab Suci di luar
konteks, Doktrin tentang mahluk hidup dari Roh, mungkin berasal dari hubungan awal dengan
kaum Arian, meskipun mereka tidak mengakui bahwa Putra memiliki esensi yang sama dengan
Bapa. Dalam hal ini mereka mengantisipasi orang makedonia atau peneumaci yang dianalisis
pada tahun 381 di konsili konstatinopel yang pertama karena penolakan mereka untuk mengakui
bahwa Roh kudus, seperti anak, memiliki substansi yang sama (homosoios) dengan argumen
Bapa Athanasius untuk keilahian penuh dan Roh Allah didasarkan terutama pada aktivitas ilahi
Roh Allah dengan Trinitas. Roh pada dasarnya adalah apa yang dia lakukan. Dia dan
menunjukkan karakteristik yang hanya bisa dianggap sebagai berasal dari Tuhan. Roh
menguduskan manusia Dia mepercepat menyegel, dan menurapi diri. Dalam konteks ini tidak
ada yang dikatakan tentang buah Roh, atau witne dalam diri orang percaya.632
5. Khidupan St.Anthony
Anthony mengadopsi kehidupan pertapaan sekitar 285 dan tinggal di padang pasir selama
dua puluh tahun, dimana gelombang besar pertama penyelesaian monastik terjadi. Anthony
berdoa untuk menjadi seorang Martir, dan pada saat penganiayaan tersebut berhenti, dia
menarik diri ke selnya, dan berada disana setiap hari sebagai martir bagi nuraninya, dan bersaing
dalam konflik iman cassian kemudian menyarankan agar para bikhu disalibkan setiap hari
kedunia ini dan dijadikan tempat tinggal. Jelas martir ini adalah tujuan dari Anthony dan selama
hampir dua puluh tahun ia terus melatih dirinya dalam kesendiriaan, tidak pernah pergi tapi
jarang terlihat oleh siapapun. Anthony muncul dalam misteri dan diupeneuhi dengan roh Allah,
kemudian untuk pertama kalinya dia terloihat di luar benteng oleh orang-orang yang datang
menemuinya.633
631
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm113
632
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm117
633
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm121
454
6.John Chrissostom(347-407 M)
Yang dikenal sebagai anak sulung emas, adalah guru dan pengkotbah terbesar Gereja
Yunani Kuno. Setelah tinggal sebagai biarawan pertapa selama enam tahun, dia naik ke tempat
penahbisan gereja di Antiokhia dan pada 397 dipilih sebagai patriakh Konstatinopel. Namun,
kegembiraannya membuat marah permaisuri Eudoxia dan patriarkh Alexandria, dan dia diusi
dari konstatinopel pada tahun 404, meninggal dalam pengasingan, Khotbah yang mecerminkan
kefasihannya ialah kontribusi terhadap pneumatologi adalah terhadap pada pengaruh Roh
terhadap manusia.
VI. Kapadokia
Sementara ketika Gereja Kristen pertama didirikan di benteng besar seperti Kekaisaran
sebagai Antiokhia, Alexandria, dan Roma, juga berkembang di tempat-tempat tidak mungkin
seperti padang pasir Mesir, Kepulauan Yunani, dan telanjang dan melarang dataran tinggi Asia
Kecil. Itu Cappadocia di tempat yang sekarang bernama Turki yang dihasilkan dalam satu
generasi tiga Bapa besar Gereja yang sangat mempengaruhi jalannya teologis Kristen: Basil dari
Kaisarea, saudaranya Gregory dari Nyssa, dan asosiasi mereka, Gregory dari Nazianzen. Dengan
Kapadokia doktrin Roh Kudus dibawa ke lapangan baru pembangunan. Mereka siswa baik dari
Origen dan Athanasius. Dari Athanasius datang keprihatinan mereka untuk mendefinisikan
homoousios-bahwa Roh Dia satu dan sifat yang sama dengan Bapa dan Anak. Karena pengaruh
Origen mereka menyadari bahwa homoousios itu dipertemukan dengan pluralisme dan bahwa
jawaban nyata tidak dalam melemahkan homoousios jangka, melainkan, dalam memperkuat
doktrin tiga hypostasis.
Dalam melawan hinaan Arian bahwa homoousios Roh tampaknya melibatkan Bapa
dalam memiliki dua putra Kapadokian dibedakan antara modus asal Anak dan Roh. Gregorius di
Nyssa memberikan pernyataan definitif. Roh adalah dari Allah dan Kristus. Dia melanjutkan dari
Allah dan diterima dari Anak. 'Ide Kapadokia dari prosesi dua kali lipat dari Roh dari Bapa
melalui Anak kekurangan semua jejak subordinasi (sebagai salah satu akan menemukan di
455
Organisme yang lebih radikal seperti Eusebius) karena pengakuan sepenuh hati mereka dari
homoousios Roh. Gregorius dari Nazianzen bahkan menawarkan teori untuk menjelaskan
perkembangan akhir dari doktrin Roh Kudus. Dalam Perjanjian Lama Bapa terungkap dan Anak
mengisyaratkan. Dalam Perjanjian Baru Anak sepenuhnya terungkap Roh adumbrated. Era
Gereja telah membawa doktrin Roh untuk pengembangan penuh.
Sebagai pemenang lebih Arianisme dan pencipta teologi Yunani definitif Trinitas
Kapadokian berdiri di antara Bapa, kuno paling menonjol dalam penelitian kami Roh Kudus.
Dalam pencapaian tersebut dan kemampuan unik sensitif dan berwawasan mereka untuk
mengekspos misteri Trinitas khususnya Pribadi dan kantor Roh mereka sendiri adalah rekan-
rekan dari juara Barat besar Agustinus dari Hippo.
1.Basil
Lahir 330 Masehi di Caesarea dari Cappadocia Basil adalah anak ketiga dari sepuluh
anak dalam sebuah keluarga pemilik tanah kaya yang dihitung pahlawan Kristen penganiayaan
besar di antara nenek moyang mereka. Pendidikannya dimulai di rumah dengan ayahnya dan
terus di Konstantinopel dan Athena. Setelah mengalami pelatihan humanistik baik-bulat dalam
sastra Yunani filsafat dan pidato Basil kembali ke Kaisarea tentang 356 untuk mengajar
retorika. Namun, komitmennya untuk asketisme Kristen menuntunnya untuk mengunjungi
pemukiman monastik di Palestina Suriah dan Mesir dan akhirnya untuk membangun sistem
monastik di Pontus. Dia berusaha untuk melibatkan biksu di karya utilitas sosial memberikan
bantuan kepada orang Kristen orang-orang kafir dan orang-orang Yahudi sama. Di pinggiran
Kaisarea ia membangun sebuah kompleks bangunan untuk wisatawan rumah sakit dan orang
miskin. Awalnya ini disebut Newtown. Kemudian kemudian dikenal sebagai Basilead.
634
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc133-144
456
2. Gregory Nysaa
Lahir di Caesarea sekitar 335-336. Gregory sejak usia dini masih lemah dalam kesehatan
dan pemalu dalam disposisi. Dia benar-benar menguasai saudaranya yang kuat, yang dia sebut
sebagai Masterr. setelah menghabiskan waktu yang singkat sebagai seorang ahli retribusi, Basil
sekuler tidak setuju- Gregorius memisahkan diri dari duni, di Pontus, dia benar-benar terpikat
dengan kehidupan. Meskipun dia sendiri sudah menikah, dia memuji tingkat kesempurnaan yang
lebih tinggi. Keperawanan berarti lebih tinggi. Keperawanan berarti lebih dari sekedar kesucian,
hal itu melibatkan kemurnian seluruh hidup. Terhadap kehendaknya, Gregory dipanggil oleh
saudaranya untuk menjadi uskup Nyssa, kota yang sampai sekarang hampir tidak diketahui apa
yang menonjol dari sini.635
3. Gregory Nazianzen
Lahir sekitar tahun 330 di arianzum di cappadocia barat daya. Ayahnya berasal dari sekte
monoestik yang menolak balik dan tritanisme. Gregorius yang lebih tua kemudian adalah
politeisme yang beralih ke agama katolik oleh pengaruh istrinya, dan dikuduskan menjadi uskup
Nazianzus. Dia meengirim anaknya Gregory ke sekolah-sekolah Kristen di Kaisarea di
Poalestina dimana dia bertemu dengan St.basil, yang akan menjadi teman seumur hidup.
Kemudian Gregory di Alexandria dan ahkirnya di athena, dimana petemananya dengan Basil
tumbuh. Dia tinggal di Athena kira-kirta delapan belas tahun, kembali ke kapadokia pada usia
Grogorius sangat tertarik pada kehidupan yang sunyi, dan tinggal selama beberapa waktu dengan
temanya Basil di Pontus di pengasingan. Namun, pengasingan dari dunia sepertinya bukan
miliknya.636
VII. Theology Latin dari Abad ke empat dan kelima.637
Jauh sebelum Nicea, Tertullian telah mengembangkan formula trinitas yang terus
sepanjang sejarah Gereja Barat: tiga orang dengan satu substansi. Ini lama terbentuk tradisi
trinitas di Barat, bersama-sama dengan penekanan Kristen Latin pada praktis, non specular lvl
teologi, dan pengaruh Stoicisme, stres pada imanensi ilahi (berbeda dengan perhatian
Neoplatonik Timur dengan transendensi ilahi), membantu untuk menyelamatkan Gereja Barat
dari banyak kehancuran yang dialami di Timur tumbuh keluar dari perjuangan melawan
Arianisme. Dalam waktu Barat juga ditantang oleh bidah Arian, dengan hasil bahwa itu
dikembangkan lebih lanjut ekspresi unik dari doktrin trinitas. Sampai kedatangan Agustinus Of
Hippo, namun, ungkapan ini tetap ditulis dalam bahasa Tertullian dan bahwa para Bapa Yunani.
Di paruh kedua abad keempat, Hilary dari Poitier setelah kembali dari pengasingan di Timur
(356-359), menulis dua belas buku Pada Trinitas, di mana ia meminjam banyak dari sezaman
635
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc144
636
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc151
637
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc. hlm 166-
197
457
Timur. Dia cukup siap untuk mengakui kepatutan Of baik homoousion, yang melindungi
kesatuan essensial. homoiousion, yang mempertahankan keunikan dari tiga hypostasis. Dia
mengakui bahwa homoousion, kecuali dijaga oleh tekanan yang tepat pada perbedaan antara
Bapa Padaumumnya dan menghasilkan Anak, meminjamkan sendiri untuk interpretasi Sabellian.
Karena wawasan ini dan fleksibilitas nya, Hilary berhasil mengkonversi tubuh besar homoeans.
Hippo, yang dicapai bagi Barat tentang Kapadokian dimiliki Timur Yunani: sintesis dari
doktrin trinitas. Hal ini oleh Agustinus menyatakan bahwa Gereja Barat menunjukkan
orisinalitas dan mendalam. Tulisannya Di Trinity segera menyarankan perbedaan utama antara
teologi Trinitarian Timur dan Barat. Agustinus dimulai dengan kesatuan Tuhan dan hasil untuk
Orang, sementara pendahulunya Timur itu mulai dengan tiga hypostasis dan pindah kemudian ke
kesatuan ilahi. Dia tidak pernah diberikan keragaman Orang pentingnya ditemukan di
Kapadokia, mungkin karena reaksinya terhadap pendahulunya di Barat, Marius Victorinus, yang
berbicara dari Allah sebagai "makhluk tiga." 'Selain itu, Agustinus tidak melihat kebutuhan
tawaran bukti dari keilahian Anak dan Roh Kudus, atau untuk menunjukkan kesatuan esensial
mereka dengan Bapa, seperti yang telah dilakukan Kapadokian depannya. Akhirnya, pemahaman
Agustinus dari prosesi Roh dari kedua Bapa dan Anak menetapkan panggung untuk perjuangan
Medieval awal dengan Timur mengenai klausul filioque.
Pengetahuan kita tentang kehidupan pribadi dari Hilary dari Poitiers sangat terbatas.
Kami memiliki bukti bahwa, setelah menjabat sebagai uskup Poitiers di Perancis, ia dibuang ke
Frigia oleh Maurya Kaisar, Constantius II. Sementara di pengasingan ia datang dalam kontak
dengan para teolog Timur dan tulisan-tulisan mereka. Selanjutnya, ia menjadi sumber dalam
pemikiran Kristen Barat ide Timur. Dia berpendapat dalam membela ortodoksi Nicea dan
Athanasius, dan dengan demikian diringkas bagi Barat isu yang dipertaruhkan dalam kontroversi
Arian. Hilary tulisan besar pada sifat dan hubungan dari Tritunggal, awalnya berjudul On Faith
dan akhirnya dikenal sebagai Di Trinity, terdiri sebelum AD 362 pada saat doktrin Roh Kudus
masih belum berkembang. Kebanyakan sarjana setuju bahwa tulisan ini menjabat sebagai salah
satu sumber utama Agustinus informasi tentang konsensus ortodoks dari Bapa, Yunani dan
Latin, pada dogma Roh Kudus. "Selama periode yang sama ketika Athanasius menekankan pada
keilahian Roh di Timur, Hilary telah memperjuangkan doktrin serupa di Barat. Roh Kudus
adalah pada saat yang sama Roh Allah serta Roh Kristus. Dia memiliki sifat yang sama sebagai
Tuhan dan Kristus. Tetapi jika dipahami bahwa Kristus tinggal di dalam kita melalui Roh Kudus,
kita harus mengakui belum Roh Allah ini sebagai juga Roh Kristus. Dan karena alam diam di
dalam kita sebagai sifat satu Menjadi substantif, kita harus menganggap sifat Anak sebagai
identik dengan Bapa, karena Roh Kudus Siapakah kedua Roh Kristus dan Roh Allah terbukti
menjadi Menjadi satu alam.638
1.Hilarry Of Poitiers
638
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc166-167
458
Kehidupan dari Hilary ini adalah sebagai Uskup yang terbatas. Kami memiliki bukti
bahwa, setelah melayani Kaisar di Prancis, dia sampai ke Frigia oleh Arian Eastern Constantius
II, sementara di pengasingan dia berhubungan dengan para teolog dan tulisan mereka.
Selanjutnya ia menjadi sumber pemikiran Kristen Barat tentang gagasan Timur. Dia berpendapat
untuk membela ortodoksi dan dengan demikian meringkas isu-isu yang dipertaruhkan dalam
kontroversi Arian tentang penulisan alkitabiah tentang sifat dan hubungan Trinitas disusun
sebelum doktrin Roh kudus masih belum berkembang, sbagian besar ilmuwan bahwa tulisan ini
berfungsi sebagai salah satui sumber utama informasi tentang konsesnsus ortodoks pada Bapa
Gereja, baik Yunani maupun Latin, mengenai9 dogma Roh Kudus selama Periode yang sama
Ketika Athanasius bersikeras pada keilahian Roh di Timur. Hilarry memeperjuangkan doktrin
simil di barat.
2. Ambrosse
Pada bagian ini ia dibaptis oleh Pastor Katolik Ei hari kemudian, 8 desember 374. Dia
setelah melepaskan diri dari harta duniawi. Studi Ambrosius yang menekankan pada kitab Suci
dan juga Gereja Athanasius seperti itu, Basil dari kaisarea, dan Didimus dari Alezandre tidak
mengherankan bahwa dalam tulisannya sendiri dia tidak orisinil, mnamung mereka memilikio
Teologi dan sekarang merasa perlu untuk menyusun Khotbah, bersama dengan dogmatis,
eksegetis, dan polemik tidak adil untuk meberi label kepadanya sebagai plagiator dan sebagai hal
baik yang telah yang telah dicuri dari orang-orang Yunani seperti yang dilakukan
kontemporer.639
639
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc172
459
phora dan ketidakadilan, pertengkaran dan cemburu, dan menasehati manusia untuk membuat
Tuhan Ytesus terkesan padanya..640
Tanggapan Dogmatik
Pembahasan tentang Roh tidak akan pernah terpisahkan dari pengajaran tentang Dogma
Kristen sebab Roh merupakan bagian yang sangat Vital dalam pengajaran iman Kristen sejak
awal.641 Berbicara tentang Roh tentu saja akan berhubungan dengan pekerjaanya yang umum
dalam ciptaan. Roh juga sering disebut sebagai kehadiran yang spesial dalam Aktivitas Allah
yang diikuti oleh kemunculan dari kebangkitan Yesus. Dari prespektif tersebut kita mendapatkan
akses kepada esensi Roh. Roh adalah Allah yang betindak aktif dimasa sekarang. Dan ketika
menghubungkanya dengan Kristus dan jika menghubungkan dengan apa yang tertuang di dalam
Perjanjian baru kita akan menemukan bahwa pekerjaan Roh lebih kreativ dariipada Pekerjaan
Kristus. Kita bisa melihat bahwa Kristus dalam Perjanjuan Baru merupakan pekrejaan Roh,
bagaimana Yesus dikandung, dan dibangkitkan kembali merupakan Pekerjaan Roh. Namun di
sisi lain Roh merupakan hasil dari pekerjaan tangan Yesus, Gereja akan sulit untuk menemukan
pengertian atau Makna Roh jika tidak melihat ke Kebangkitan Kristus.642
Namun dalam Buku ini yang merupakan hasil dari pemikiran Bapa-Rasul dan para
Apostel terdahulu menyebutkan bahwa Roh berada di Bawah Allah dan Roh juga berada di
Bawah Kristus. Memang Pemikiran Yang di buat oleh mereka tidaksepenuhnya Benar, namun
telah menjadi Dasar untuk Pengembangan Teology tentang Roh di Kemudian Hari.643
Memang pada Jaman Purba atau pada Jaman Gereja mula-mula tanda-tandaRoh dan
Pekerjaanya dapat disaksikan oleh Jemaat misalnya pada Pekerjaan Roh Kudus padaYesus.
Namun memang itu masih sesuai dengan zamanya dimana sebagian besar orang membutuhkan
hal-hal yang nyata untuk pertumbuhan iman. Untuk melihat hubungan Antara Gerejadan Roh
kita bisa membaca seperti apa yang disebutkan dalam Yohanes 15:26, Karena Ia akan
menyampaikan apa yang diterimaNyadari Kristus dan karena Ia akan mengajarkan segala
sesuatu kepamu dan akan mengingatkan kamu semua yang telah dikatakan Kritus. Roh Kudus
memelihara Gereja dalam kepercayaan yang benar dan melindunginya dari setiap kesesatan. 644
Dalam Perjanjian Lama kata roh diterjemahkan dari kata ruakh yang berarti roh atau nafas.
Nafas atau kehidupan bersifat kekal yang diberikan oleh Allah sebagai yang maha kuasa atas
640
Stanley Burgess, The Spirit & The Church: Antiquity. 1984 Massachusetts, Hendrickson Publisher, Inc179
641
Hendrikus Berkhof, Christian Faith (An Introduction to the Study Of the Faith). Michigan, William B. Erdmans
Publishing Company,1986, hlm 326
642
Hendrikus Berkhof, Christian Faith (An Introduction to the Study Of the Faith). Michigan, William B. Erdmans
Publishing Company,1986, hlm 329
643
Russel P. Spittler, Panteccostalism, Michigan, Grand Rapids Baker, 1976. Hlm268
644
George Williams, A History in Speaking Toungues and Related Gifts (In The Charismatic movement), Michigan,
Grand Rapids, 1975. Hlm 37
460
seluruh ciptaan dan roh tidak dapat dikontrol oleh manusia.645Dalam kehidupan orang Yahudi,
Roh (ruakh) dipahami sebagai bagian dari Allah. Dalam perjalanan sejarah dunia, mulai dari
penciptaan, Roh turut ambil bagian dalam penciptaan (Kej. 1:2). Hal tersebut menandakan
bahwa Roh adalah Allah. Dalam hubungannya dengan karya penyelamatan terhadap manusia,
Roh hanya hadir dan melakukan karya dalam diri orang-orang tertentu, misalnya kepada nabi-
nabi dan raja-raja yang memimpin Isreal (Bilangan 11: 25; 1 Samuel 10:10; 16:13;18). Roh
Allah hinggap pada diri orang tertentu seperti Musa untuk menuntun umat keluar dari
perbudakan. Namun Roh Allah ini juga tidak tetap pada diri orang tertentu dan bisa keluar (1
Samuel 10:13).
Kitab Perjanjian Baru menerjemahkan Roh dalam bahasa Yunani adalah danKata yang
mempunyai arti angin; nafas; hidup dan; jiwa. Roh mempuyai sifat yang kekal dan bersumber
dari yang maha kuasa (Allah) yang tidak dapat dikontrol oleh manusia.646 Dalam kata lain Roh
Kudus juga diterjemahkan dengan kata yang berarti penolong (helper);penyokong (advocate);
pembela (defender) dan;pembicara.647
Dari dua bahasa yaitu ruakh (bahasa Ibrani)dan pneuma (bahasa Yunani), maka Roh
Kudus dapat dirumuskan sebagai Allah yang bertindak. Dari kedua bahasa ini Roh mula-mula
dan pertama-tama berarti angin atau badai. Kemudian pengertian ini beralih menjadi
gerakan udara yang disebabkan oleh nafas. Pada perkembangan berikutnya, gerakan tadi
dipahami sebagai asas atau prinsip kehidupan atau daya hidup (vitalitas). Dengan itu roh berarti
Allah yang mempunyai daya hidup dan yang mengaruniakan kepada mahlukNya. Dengan kata
lain, Roh Kudus sepenuhnya adalah Allah, dan bahwa dalam setiap jenis tindakan Allah kita
berhadapan dengan Allah yang esa dan yang sama.648
Roh Kudus bertugas untuk menghadirkan dan menyebarluaskan pribadi dan karya Yesus
Kristus serta mewujudnyatakannya dalam kehidupan setiap manusia. Roh Kudus tidak
mengajarkan tentang Yesus Kristus menurut sekehendak hatiNya, namun Dia benar-benar
membawa dan mengantar manusia kepada kebenaran yang utuh dan penuh (Yoh. 16:13). Hal ini
645
Bnd. Roh Kudus adalah Roh Allah, Roh kebenaran, Roh Tuhan, Roh Yesus, Roh penghibur. Roh Kudus
dilambangkan dengan nafas, angin, merpati, jari Allah, api. Kepelbagaian yang menggambarkan Roh Kudus
tersebut membantu untuk menerangkan identitas dan kerja Roh. Pemberitaan PL menerangkan Roh Kudus sebagai
suatu aktivitas yang impersonal, tidak berpribadi. Namun Allah hadir secara pribadi dan berkuasa melalui RohNya.
Alkitab memuat adanya adanya gerakan dalam pekerjaan Roh Kudus dari yang eksternal ke yang internal, dari yang
lahiriah ke yang batiniah, dan dari penerapan atas keadaan ke penerapan atas watak. Ihwal yang ragawi dan
amoral menuju ke yang rohani dan moral dalam buku J. D. Douglas, Roh Kudus, Ensiklopedia Masa Kini Jilid II,
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995), hlm. 318.
646
Gerhard Friedrich, Theological Dictionary of The New Testament, (Michigan: WM.B. Eerdmans Publishing
Company, Grand Rapids, 1968), hlm. 332-455.
647
Verlyn Verbugge, The NIV Theological Dictionary New Testament, (Michigan: Zondervan Publishing House, Grand
Rapids, 2000) hlm. 970-972.
648
Nazarius Rumpak, Masa Roh Kudus dan Kasih Karunia, (Jakarta: BPK-GM, 2001),hlm. 13.
461
merupakan kebebasan yang dimiliki oleh Roh Kudus. Kebebasan ini mengandaikan suatu
kemandirian relatif yang menunjuk kepada hakikat Nya sebagai oknum atau pribadi.649
Hakikat dan tindakan Roh Kudus dalam penyataan disebutkan dengan dua hal yang
berhubungan dengan perkataan Alkitab, yakni dia adalah Tuhan yang membebaskan kita, dan
dengan menerima siapapun dari kita menjadi anak-anak Tuhan. Ketika Alkitab berbicara
tentang Roh Kudus sebagai kekuatan yang mengendalikan dalam penyataan, yang termasuk di
dalamnya sebuah kemampuan atau kapabilitas atau kapasitas untuk menambahkan kepada
manusia sebagai alamat penyataan, yang membuat mereka menjadi penerima yang sungguh dari
penyataan. Bagaimana homo peccator menjadi capax verbi divini? Jawaban PB adalah mengarah
kepada pengaruh bahwa Roh Kuduslah yang membebaskannya untuk itu dan bagi pelayanan
pada dimana dia diletakkan.
Untuk menekankan bahasa Roh Kudus adalah Tuhan, sungguh Tuhan, Subyek yang ilahi,
tidak hanya dan bukan sama sekali sebagai pendapat/ gagasan formal, tetapi dihadapan pada
dimana manusia dapat sekali dan bagi semuanya berpikir tentang dirinya sendiri dalam hubungan
aktual pada Allah. Pada masalah Roh dalam konsep penyataan, isunya adalah manusia sendiri
dan kemenjadiannya hadir pada penyataan Allah. Dogma tentang Roh Kudus berarti
pengetahuan, bahwa dalam setiap hal manusia hanya dapat hadir dalam penyataan Allah, sebagai
seorang hamba yang hadir pada saat tindakan tuannya. Inilah pengetahuan yang mendetail tanpa
kondisi apapun yang membuat dogma tentang Roh Kudus menjadi sulit.
1. Roh Kudus dapat berbicara. Barangsiapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa
yang dikatakan Roh kepada jemaat. Roh berbicara dan mengatakan kepada kita sesuatu dan
untuk itu kita perlu mendengar dan kemudian melaksanakan apa yang dikatakan oleh roh itu
kepada kita (Wahyu 2:7, 11, 17, 29 kitab Wahyu 3:6, 13, 22 juga dalam kitab Wahyu 22:17).
2. Di dalam 1 Korintus 2:10 Roh Kudus menyelidiki segala sesuatu. Inilah tugas dan pekerjaan
yang dilakukan oleh Roh Kudus, yaitu menyelidiki segala sesuatu, segala perkara mengenai
hidup manusia itu sendiri, bahkan hal-hal yang tersembunyi di dalam diri Allah.
3. Di dalam Yohanes 14:26 Roh Kudus akan mengajar kepada kita. Dia bagaikan guru yang
mengajar kepada kita.
4. Roh Kudus menentukan tugas para hamba Allah. Di dalam Kisah Para Rasul 13:2
"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu, untuk tugas yang telah Ku tentukan bagi
mereka". Kata "Ku" diayat ini adalah Roh Kudus yang berkata, jadi Dia berbicara tentang
diriNya. Kita percaya bahwa hamba-hamba Allah ditugaskan oleh Allah.
649
E. Martasudjita, Op. Cit, hlm. 25-26.
462
5. Di dalam surat Galatia 4:6 Roh Kudus dapat berseru. Roh Kudus itu harus ada di dalam kita
karena tertulis: karena kamu adalah anak. Kita hanya dapat mengakui Allah sebagai Bapa,
kalau kita benar-benar sudah percaya kepada Tuhan dan telah dilahirkan kembali sehingga
Roh itu ada di dalam kita, dan Roh itulah yang akan berseru "Ya Abba, Ya Bapa"
6. Roma 8:14 menyatakan bahwa semua orang yang di pimpin Roh adalah anak Allah.
Roh Kudus memimpin kita, Dia memimpin kita pada jalan yang benar. Tetapi kalau kita
bertindak dan berjalan pada jalan yang tidak di kehendaki oleh Allah, maka Roh Kudus dapat
mencegah kita, dan dapat mengatur perjalanan hidup kita. Kita harus yakin bahwa tidak ada
keuntungan yang lebih besar bilamana perjalanan kita dipimpin dan di atur oleh Roh Kudus. Roh
Kudus yang memimpin kita dari iman kepada iman, dari kemenangan kepada kemenangan,
bahkan dari kemuliaan kepada kemuliaan. Puji Tuhan. Serahkanlah jalan hidupmu kepada
Tuhan, Roh Kudus akan memimpin saudara dalam perjalanan ini sampai kepada Surga yang
kekal.
Alkitab menuturkan secara jelas bahwa semua yang ada dan semua yang terjadi adalah atas
kehendak Allah. Hal ini disebut sebagai penyataan atas kuasa Allah sendiri. Ia yang menciptakan
langit dan bumi dan segala isinya (Kej. 1) dari yang tidak ada menjadi ada. Penciptaan tidak
hanya berakhir di situ saja namun berlanjut pada tindakan pemeliharaan Allah terhadap semua
ciptaan. Tindakan Allah untuk memelihara alam adalah untuk kemuliaanNya sendiri. Kelestarian
alam mewujudkan kesempurnaan dari ciptaan itu sendiri, bahwa Allah menciptakan semua baik
adanya.Allah tidak hanya memelihara alam ini, namun ia juga memelihara manusia dalam
sejarah perjalanan kehidupannya. Kitab Perjanjian lama mengungkapkan bahwa Allah sering
menampakkan diriNya (theofani) kepada bapa-bapa leluhur sebagai pertanda bahwa Allah dekat
dengan manusia demi keselamatan manusia itu sendiri.650Dalam karyaNya, Allah menyatakan
(mengungkapkan, membuka atau menyingkapkan) diriNya.651 Penyataan yang dilakukan Allah
bisa melalui komunikasi Allah dengan manusia, melalui penglihatan yang diberikanNya, firman
yang diucapkanNya, perbuatan yang dilakukanNya dan melalui sejarah perjalanan kehidupan
manusia. Artinya Allah melakukan penyataan melalui peristiwa sejarah maupun melalui
firmanNya.
650
H.H. Rowley, Ibadat Israel Kuno, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981)hlm, 13
651
W.S Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000) hlm, 34-35
652
W.S Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000) hlm, 34-35
463
Puncak karya penyataan Allah adalah melalui Tuhan Yesus Kristus. Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal supaya setiap
orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh.3:16).
Allah telah mengambil rupa manusia (imago humanis) untuk menyelamatkan manusia itu
sendiri. Perjanjian baru dengan jelas mengungkapkan bahwa melalui kematian Yesus menjadi
tanda perbutan Allah yang sangat besar dalam menyelamatkan manusia. Kematian Yesus dilihat
sebagai suatu bentuk pendamaian Allah dengan manusia yang berdosa.653 Manusia tidak dapat
memperoleh pembenaran dari dirinya sendiri dan Allah telah menyiapkannya di dalam Yesus
Kristus. Salib Kristus adalah jalan pembenaran bagi manusia yang berdosa. Kematian Yesus di
kayu salib sebagai persembahan untuk memperoleh pendamaian, Yesus sebagai pengganti di
mana dosa manusia dipindahkan kepada Yesus yang tersalib.654 Allah memberikan diriNya
sendiri di mana Allah menyediakan persembahan yaitu anakNya, tanpa perasaan sungkan.
Penyerahan diriNya untuk menebus manusia bertujuan untuk menjadikan manusia bebas dari
dosa atau menjadi manusia yang memperoleh kemerdekaan sejati, yang bebas dari kuasa
maut.655Puncak pembenaran itu dipertegas melalui kebangkitan Yesus Kristus dari kematian.
Allah menerima kematian Yesus Kristus sebagai pengganti dan sekaligus membangkitkanNya
dari antara orang mati untuk membela perkara orang-orang yang percaya. Dengan
kebangkitanNya dari antara orang mati Ia menunjukkan eksistensiNya sebagai Allah yang setia,
Allah yang mengasihi ciptaanNya dan inilah yang menjadi ciri hukum pembenaran Allah.656
Sebagai bentuk dari ucapan syukur manusia atau dapat dikatakan sebagai respon manusia
atas kasih setia Allah melalui AnakNya Yesus Kristus hendaknya manusia menyatakan ucapan
syukur itu dalam bentuk ibadah yang menyangkut kehidupan manusia sehari-hari. Dimana
Ibadah adalah salah satu pengungkapan iman. Iman diungkapkan dalan suatu perayaan yang
menghubungakan manusia dengan Allah dengan tekanan kehormatan dan kemuliaan Allah.
Keikutsertaan dalam ibadah mengungkapkan bahwa iman bertumbuh. Namun jawaban manusia
tidak hanya melalui ibadah seremonial melainkan harus menunjukkan suatu tanggung jawab
moral dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal inilah terlihat bahwa manusia tidak
menyalahgunakan anugerah yang diberikan Allah. Dalam belaskasihan Allah tidak ada bagian
hidup manusia yang berada di luar tindakan pembenaran oleh Kristus.657. Roh merupakan bagian
inti dariketritunggalan. Roh telah diperkenalkan sejak jaman Perjanjian lama kepada para nenek
Moyang. Namun pengenalan akan Roh baru terlihat pada jaman perjanjian Baru melalui
pekerjaan Allah dalamYesus Kristus. Roh hingga saat ini telah memerankan sebuah peran inti
dalam pengajaran dan Dokrin Gereja. Sehingga Roh tidak dapat lagi dipisahkan dari Gereja
sebab Roh itu sendiri adalah bagian dari Trinitatis dan merupakan satu Tubuh dengan Allah Bapa
dan Allah Anak.
653
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia 2006)hlm, 127
654
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia 2006)hlm, 127
655
Martinus Th. Mawena, Teologi Kemerdekaan, (Jakarta: BPK: Gunung Muia, 2004), 61-62
656
Donald Guthrie,Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta : BPK-Gunung Mulia 2006)hlm,128
657
Donald Guthrie,Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta : BPK-Gunung Mulia 2006)hlm,128-130
464
KESAN/ PESAN
Selama satu semester ini, saya memiliki kesan tersendiri dalam mengikuti perkuliahan
Dogmatika II yang diampu oleh Pdt. Dr. J. Boangmanalu. Dimana beliau banyak memberikan
ilmunya tentang apa itu Dogma yang sebenarnya dan pengetahuan- pengetahuan lain yang
berkaitan dengan mata kuliah tersebut. Awalnya saya cukup takut melihat dan mengikuti
pengajaran yang diajarkan bapak dosen. Beliau mengajarkan kedisplinan di dalam Dogma.
Banyak memberikan nasehat- nasehat yang bisa membuat pola hidup baru dalam keseharian saya
di kampus dan asrama. Pengajarannya yang keras dan disiplin memberikan suatu perubahan
yang positif bagi saya dalam satu semester ini. bukan hanya itu, beliau juga dapat mencairkan
Semoga apa yang diajarkan oleh beliau dapat berguna bagi pengetahuan saya dan
Terima Kasih.
465