Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320538578

Visual Thinking dalam Pembelajaran Matematika

Article · October 2017

CITATIONS READS
0 2,766

1 author:

Ahmad Isnaini
State University of Medan
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Visual Thinking View project

All content following this page was uploaded by Ahmad Isnaini on 20 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MAKALAH

ARAH KECENDERUNGAN DAN ISU DALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

VISUAL THINKING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Oleh:

NAMA : Ahmad Isnaini


NIM : 8176172004
KELAS : B – 1 / Pendidikan Matematika 2017
DOSEN : Dr. Edy Surya, M.Si.

PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


VISUAL THINKING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Ahmad Isnaini, Edy Surya

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pengertian dan penjelasan mengenai


kemampuan Visual Thinking, terutama dalam pembelajaran matematika. Dalam
artikel ini tidak disajikan model – model pembelajaran untuk mengukur kemampuan
Visual Thinking siswa, tetapi hanya definisi visualisasi, definisi Visual Thinking,
pendapat para ahli, kutipan dan sitasi dari jurnal – jurnal nasional dan internasional
dan juga beberapa contoh soal yang bisa digunakan untuk mengukur kemampuan
Visual Thinking siswa dalam pembelajaran matematika.

Defenisi Visual Thinking


Visualisasi adalah suatu tindakan dimana seseorang individu membentuk hubungan yang
kuat antara internal membangun sesuatu yang diakses diperoleh melalui indra.
Sambungan berkualitas tersebut dapat dibuat dalam salah satu dari dua arah. Visualisasi
suatu tindakan dapat terdiri dari konstruksi mental setiap objek atau proses yang satu
menghubungkan (dalam pikiran) individu dengan objek atau peristiwa yang dirasakan
oleh dirinya atau sebagai eksternal. Atau suatu tindakan visualisasi dapat terdiri dari
konstruk pada beberapa media eksternal seperti kertas, papan tulis atau computer, objek
atau peristiwa yang mengidentifikasikan individu dengan objek atau proses dalam
dirinya atau pikiran. [1]

Visualisasi memiliki peran penting dalam pengembangan pemikiran, pemahaman


matematis, dan pemikiran transisi pemikiran konkret terhadap abstrak yang berkaitan
dengan pemecahan masalah matematika (Lavy, 2006). Pemikiran visual menarik untuk
didiskusikan karena banyak penelitian sebelumnya menemukan bahwa penggunaan
representasi visual siswa yang tidak tepat memiliki keterbatasan dan kesulitan. Kesulitan
siswa yang ditemukan adalah masalah pemahaman, menggambar diagram, membaca
grafik dengan benar, pemahaman matematika formal konseptual, dan pemecahan
masalah matematis (Eisenberg, 1994; Arcavi, 2003; Stylianou & Silver, 2004). Visualisasi

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


yang digunakan dalam pembelajaran matematika dapat menjadi alat yang ampuh untuk
mengeksplorasi masalah matematika dan memberi makna pada konsep matematika dan
hubungannya (Roska & Rolka, 2006). Banyak penelitian telah menyoroti manfaat
visualisasi yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematika (Presmeg, 1986a;
Presmeg 1986b; Kent 2000; Mariotti, 2000; Slovin, 2000; Thornton, 2001; Yin, 2011) [3].

Meningkatnya representasi pemikiran visual sangat penting dalam pemecahan masalah


matematis. Modelminds (2012) mengatakan ada 10 alasan mengapa pemikiran visual
penting dalam memecahkan masalah yang kompleks, yaitu: (1) Pemikiran visual
membantu memahami masalah kompleks lebih mudah, (2) Visualisasi masalah
kompleks, menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi dan Bagi orang lain untuk
menyelesaikannya, (3) Pemikiran visual membantu orang berkomunikasi lintas budaya
dan bahasa, (4) Pemikiran visual membuat komunikasi dari sisi emosional menjadi lebih
baik, (5) Visualisasi membantu memfasilitasi penyelesaian masalah non linier, (6)
Visualisasi masalah memungkinkan orang berpikir bersama dengan gagasan masing-
masing dengan menciptakan bahasa yang sama, (7) pemetaan visual masalah dapat
membantu untuk melihat kesenjangan dari solusi yang dapat ditemukan; (8) Visualisasi
membantu orang untuk menghafal, membuat gagasan menjadi konkret dan dengan
demikian menciptakan hasil yang lebih akurat pada akhirnya; (9) Pemikiran visual dapat
memberi Anda gambaran yang diperlukan untuk belajar dari kesalahan Anda; (10)
Visualisasi berfungsi sebagai motivasi yang hebat untuk mencapai suatu tujuan [3].

Visualisasi adalah suatu tindakan dimana seseorang individu membentuk hubungan yang
kuat antara internal membangun sesuatu yang diakses diperoleh melalui indra.
Sambungan berkualitas tersebut dapat dibuat dalam salah satu dari dua arah. Visualisasi
suatu tindakan dapat terdiri dari konstruksi mental setiap objek atau proses yang satu
menghubungkan (dalam pikiran) individu dengan objek atau peristiwa yang dirasakan
oleh dirinya atau sebagai eksternal. Atau suatu tindakan visualisasi dapat terdiri dari
konstruk pada beberapa media eksternal seperti kertas, papan tulis atau computer, objek
atau peristiwa yang mengidentifikasikan individu dengan objek atau proses dalam
dirinya atau pikiran.

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


Visualisasi memainkan fungsi yang berbeda atau peran pada siswa menggunakannya
untuk memecahkan masalah. Ada tujuh (7) peran visualisasi (Presmeg, 1986) : 1) Untuk
memahami masalah. Dengan merepresentasi masalah visual, siswa dapat memahami
bagaimana unsur-unsur dalam masalah berhubungan satu sama lain, 2) Untuk
menyederhanakan masalah. Visualisasi memungkinkan siswa untuk mengidenfikasi
lebih sederhana versi masalah, pemecahan masalah dan kemudian memformalkan
pemahaman soal yang diberikan dan mengidentifikasi metode yang digunakan untuk
semua masalah seperti itu, 3) Untuk melihat keterkaitan (koneksi) ke masalah terkait.
Ini melibatkan masalah yang berkaitan yang diberikan sebelumnya dalam pengalaman
pemecahan masalah, 4) Untuk memenuhi gaya belajar individual. Setiap siswa punya
proferensi sendiri ketika menggunakan representasi visual ketika menyelesaikan
masalah, 5) Sebagai pengganti untuk komputasi/perhitungan. Jawaban masalah dapat
diperoleh secara langsung dari representasi visual itu sendiri, tanpa memerlukan
komputasi, 6) Sebagai alat untuk memeriksa solusi. Representasi visual dapat digunakan
untuk memeriksa kebenaran dari jawaban yang diperoleh, 7) Untuk mengubah masalah
ke dalam bentuk matematis. Bentuk matematis dapat diperoleh dari representasi visual
untuk memecahkan masalah [7].

Representasi visual memainkan peran yang sangat penting dalam pendidikan


matematika. Peran penting dapat dikategorikan sebagai berikut : (a) Berpikir melalui
apa yang direpresentasikan (sebagai metode berpikir), (b) Mencatat apa yang
diperkirakan melalui representasi (sebagai metode rekaman), (c) Suatu metode penting
untuk komunikasi. Bruner (1991) seorang psikolog kognitif Amerika memfokuskan
pada kognisi anak-anak, serta pemikiran representasi, dengan menunjukkan
representasi dibagi menjadi tiga klasifikasi sebagai berikut, yang menggambarkan
tahap-tahap perkembangan urutan representasi : (E) representasi Enactive, (I)
representasi Iconic, (S) representasi Simbolik, sistem-nya disebut sebagai "prinsip
EIS", berdasarkan singkatan dari tiga tahap representasi. Representasi visual di sini
dikategorikan dalam representasi ikonik.

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


Pemecahan masalah adalah jantungnya matematika dan Inti dari pemecahan masalah
adalah visualisasi (Visual Thinking). Visual Thinking atau Berpikir Visual adalah proses
intelektual intuitif dan ide imajinasi visual, baik dalam pencitraan mental atau melalui
gambar (Brasseur, 1991 : 130). Goldsmchmidt, 1994; Laseau, 1986) menyatakan
mengandalkan proses berpikir bahasa gambar visual, bentuk, pola, tekstur, symbol.
Namun Visual Thinking memerlukan lebih banyak dari pada visualisasi atau
representasi. John Steiner (1997) menyatakan “ Ini adalah mewakili sensasi
pengetahuan dalam bentuk struktur ide, itu adalah aliran ide sebagai gambar, diagram,
penjelasan model, lukisan yang diatur ide-ide besar dan penyelesaian sederhana. [9]

Visual Thinking dapat didefinisikan sebagai sesuatu pemikiran yang aktif dan proses
analitis untuk memahami, menafsirkan dan memproduksi pesan visual, interaksi antara
melihat, mem-bayangkan, dan menggambarkan sebagai tujuan dapat digunakan, dan
canggih seperti berpikir verbal. Zimmerman dan Cunningham (1991) menyatakan :
Visualisasi adalah proses pembentukan gambar (mental, atau dengan kertas dan pensil
atau dengan bantuan teknologi.

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


Sebagai seorang guru, mengapa Visual Thinking itu penting ?

Yin (2009) mengidentifikasi pentingnya peran dari visualisasi ( Visual Thinking ) antara
lain : Untuk memahami masalah, menyederhanakan masalah, melihat masalah ke koneksi
terkait, memenuhi gaya belajar individu, sebagai pengganti untuk perhitungan, sebagai
alat untuk memeriksa jawaban, dan untuk mengubah masalah ke dalam bentukbentuk
matematis. Dengan visualisasi siswa dapat aktif merepresentasi gambaran pemikiran
dalam benaknya sehingga dapat memecahkan masalah matematis sekolah dan masalah
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian belajar siswa pun dapat tumbuh
dalam belajar dan proses pemecahan masalah matematis. [2]

Menurut Zhukovskiy V.I & Pivovarov D.P (2008: 150) dalam tulisannya dikisahkan The
Nature of Visual Thinking bahwa " Visual Thinking adalah pola pikir yang tidak lisan dan
memungkinkan seseorang melihat sesuatu yang abstrak dan menjadi translasi ilmiah".
Selanjutnya, Zhukovzky (2008: 9) mengatakan bahwa informasi yang didapat seseorang
tidak dapat disampaikan oleh orang lain secara langsung tanpa mempresentasikan
informasi ke dalam bentuk struktur dengan jelas. Visual Thinking adalah pikiran abstrak

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


ke dalam pikiran ilmiah dan merupakan jembatan kognitif antara pikiran verbal dan
aktivitas praktis antara kata dan aktivitas (Zhukovzky, 2008: 150) [2].

Sword K.L (2005: 8) menyatakan beberapa keunggulan Visual Thinking, yaitu:


1. Dengan Visual Thinking, informasi yang didapat langsung diproses dan hanya dengan
melihat gambar saja
2. Visual Thinking dapat membantu menyampaikan masalah dan cara mengatasi masalah
Dengan menggunakan pemikiran visual, objek atau proses dapat dilihat pada sudut
pandang yang lebih jelas dan kreatif terhadap minder lain, hal ini karena proses kreatif
menggabungkan keterpurukan masalah, mengumpulkan informasi, mengembangkan
gagasan, merencanakan dan memproduksi sebuah finishing dari sebuah masalah. [4]

Tidak hanya cukup kemampuan visualisasi, namun juga kemampuanVisual Thinking.


Visual Thinking (Edy Surya, 2010) adalah suatu pemikiran yangaktif dan proses analitis
untuk memahami, menafsirkan dan memproduksi pesanvisual, interaksi antara melihat,
membayangkan, dan menggambarkan sebagaitujuan dapat digunakan, dan canggih
seperti berpikir verbal.[10]

Dalam memecahkan permasalahan kemampuan Visual Thinking memiliki peran penting


diantaranya yaitu dapat mempermudah memahami masalah yang kompleks,
menyederhanakan masalah, melihat koneksi ke masalah terkait, sebagai pengganti
perhitungan (Modelmind, 2012; Yin 2009), dapat menjadi jembatan dari abstrak-verbal
ke bentuk yang lebih jelas (Zhukovsky dan Pivarov, 2008), membantu memperjelas apa
yang terlihat dari permasalahan sejalan dengan apa yang dipikirkan (Arheim, 1980).

Menurut Arcavi (2003:217) bahwa visual thinking merupakan kemampuan, proses dan
produk dari penciptaan, interpretasi, penggunaan dan refleksi atas gambar, image,
diagram dalam pikiran yang direpresentasikan pada kertas atau dengan alat teknologi,
dengan tujuan menggambarkan dan menceritakan informasi, memikirkan dan
mengembangkan ide-ide yang sebelumnya tidak diketahui.

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


Kemampuan Visual Thinking perlu dilatihkan kepada siswa karena jika siswa memiliki
kemampuan Visual Thinking yang baik maka siswa dapat menyelesaikan permasalahan
lebih baik. Beberapa peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif
visualisasi dengan pemecahan masalah (Garderen & Montague, 2005; Guller & Ciltas,
2011). Menurut Moses (1982:146) bahwa kemampuan visualisasi merupakan suatu
teknik berguna dalam menyelesaikan masalah matematis, pada peringkat memahami
masalah, siswa dapat memahami masalah dengan lebih baik apabila mereka dapat
menghasilkan gambaran visual yang mewakili situasi dalam masalah matematis. Senada
dengan pendapat Moses, Surya (2010:5) menegaskan bahwa visualisasi merupakan inti
dari pemecahan masalah matematis dan dapat menjadi alat kognitif yang kuat dalam
pemecahan masalah matematis [5].

Giaguinto (2007:1) menegaskan bahwa visualisasi dapat menggambarkan kasus definisi


sehingga memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang aplikasi, memahami deskripsi
dari situasi matematika atau langkah-langkah dalam beberapa penalaran yang diberikan
kalimat demi kalimat, juga gambaran proposisi untuk penyelidikan atau ide untuk bukti.
Selanjutnya Lavy (2006:25) memaparkan bahwa visualisasi memiliki peran penting
dalam pengembangan pemikiran dan pemahaman matematika dan dalam transisi dari
konkret ke absrak yang berkaitan dengan pemecahan masalah.

Kemampuan visual thinking dalam pemecahan masalah matematis seyogyanya menjadi


salah satu tujuan pembelajaran matematika terutama ketika siswa menghadapi
permasalahan yang terkait [5].

Visual Thinking memegang peran penting dalam keberhasilan pembelajaran sebab


peserta didik yang belajar tanpa menggunakan kemampuan Visual Thinking rawan
mengalami miskonsepsi, kemampuan Visual Thinking berperan untuk memecahkan
masalah dari soal-soal yang membutuhkan penalaran tingkat tinggi (Ismi & Hidayatulloh,
2011). [6]

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


Visual Thinking atau Berpikir Visual adalah proses intelektual intuitif dan ide imajinasi
visual, baik dalam pencitraan mental atau melalui gambar (Brasseur, 1997 : 130).
Goldschmidt (1994), Laseau (1986) menyatakan mengandalkan proses berpikir bahasa
gambar visual, bentuk, pola, tekstur, symbol. Namun Visual Thinking memerlukan lebih
banyak dari pada visualisasi atau representasi. John Steiner (1997) menyatakan “ Ini
adalah mewakili sensasi pengetahuan dalam bentuk struktur ide, aliran ide itu bisa
sebagai gambar, diagram, penjelasan model, lukisan yang diatur ideide besar dan
penyelesaian sederhana.[8]

Indikator
Visualisasi yang dilakukan oleh siswa melewati proses berikut ketika memecahkan
masalah matematika (MOE, 2001) :
1. Memahami hubungan unsur-unsur spasial (keruangan) dalam masalah
2. Keterkaitan satu sama lain ke pemecahan masalah.
3. Mengkonstruksi/membangun sebuah representasi visual (dalam pikiran, pada
kertas, atau melalui penggunaan alat-alat teknologi)
4. Menggunakan representasi visual untuk memecahkan masalah
5. Encoding jawaban atas masalah [1].

Contoh Soal Visual Thinking

1. Sebuah kolam renang diketahui panjang kolam 60 meter, lebar kolam 20 meter
dalam Kolam yang dangkal 1 meter dan kolam yang ujung satu lagi 5 meter. Dasar
kolam renang landai dari yang dangkal hingga yang dalam. Jika kolam diisi penuh
air. Permasalahan yang diberikan kepada siswa :
a. Gambarlah situasi kolam renang tersebut.
b. Tentukan volume air kolam renang tersebut

2. Gambarkan sebuah pondasi rumah tipe 90 yang terdiri dari (beberapa) persegi
yang di lihat dari tampak atas.

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


3. Ada sebuah bangun datar yang terbentuk dari empat buah garis yang akan
menjadi sisi – sisi bangun tersebut. 2 buah garis terlihat sejajar satu sama lain. Ada
sebuah garis yang saling tegak lurus dengan kedua garis sejajar tadi, dan bertemu
dengan kedua garis sejajar tadi di ujung kedua garis. Sementara, ada garis lainnya
yang menghubungkan kedua ujung lain dari kedua garis sejajar tadi, tetapi tidak
sejajar dengan garis di hadapannya. Bangun datar apakah yang dimaksud ?

4. Ani akan membuat sebuah tempat pensil berbentuk tabung tanpa tutup dari
bahan kertas karton. Jika tempat pensil yang dibuat berdiameter 14 cm dan tinggi
28 cm, maka luas minimum kertas karton yang di perlukan adalah... .

5. Di ruang seminar terdapat 12 baris kursi diatur mulai dari baris terdepan ke baris
berikutnya selalu bertambah 2 kursi. Jika banyak kursi pada baris paling depan
adalah 8 buah, maka jumlah kursi seluruhnya adalah …

6. Sebuah tandon air berbentuk tabung dalam keadaan kosong. Jari-jari tandon air
adalah 1 m dan tingginya 1,2 m. Jika tandon diisi air dari kran yang memiliki debit
628 liter/menit, maka waktu yang diperlukan tandon hingga terisi penuh
adalah….

Daftar Pustaka

[1] Surya, E, Visual Thinking Dalam Memaksimalkan Pembelajaran Matematika Siswa


Dapat Membangun Karakter Bangsa, FMIPA, Unimed

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


[2] Surya, E. Visual Thinking, Mathematical Problem Solving And Self-Regulated Learning
With Contextual Teaching And Learning Approach ,State University Of Medan

[3] Surya, E, et,al Improving Of Junior High School Visual Thinking Representation Ability
In Mathematical Problem Solving By Ctl, Indoms Jme Vol 4 Januari 2014 Pp113-126

[4] Arini, L, Surya, E, (2017), Mathematic Approch Effectiveness To Improve Students’


Visual Thinking Ability, Journal Ijariie, Vol 3-Issue 2, 2017

[5] Novrini, Siagian, P, Surya, E (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Berorientasi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Visual Thinking
Dalam Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII Smp. Jurnal Paradikma, Vol. 8,
Nomor 3, Desember 2015, hal 84-97.

[6] Sumarni, Kemampuan Visual-Spatial Thinking Dalam Geometri Ruang Mahasiswa


Universitas Kuningan, Jes-Mat, Vol 2 No. 2 September 2016

[7] Surya, E, Memicu Visualisasi Dan Kreativitas Dalam Pembelajaran Matematika


Membentuk Karakter Positif Siswa, Universitas Negeri Medan

[8] Surya, E, (2011) Visual Thinking And Mathematical Problem Solving Of The Nation
Character Development, International Seminar And The Fourth National Conference On
Mathematics Education 2011“Building The Nation Character Through Humanistic
Mathematics Education” Department Of Mathematics Education, Yogyakarta State
University

[9] Surya, E, Peningkatan Representasi Visual Thinking Matematika Siswa Smp N 11


Medan Dengan Melatih Ketrampilan Menggambar Dan Pendekatan Kontekstual, Dosen
Matematika Unimed Medan

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017


[10] Ismi, I,N, Hidayatullah, B, Pentingnya Visual Thinking Dalam Pembelajaran Geometri
Smp

[11] Khoerunnisa, D, (2017). Pengaruh Pendekatan Visual Thinking Terhadap


Kemampuan Koneksi Matematis Siswa, Skripsi, Uin Syarif Hidayatullah.

Artikel Visual Thinking – Ahmad Isnaini – Edy Surya - 2017

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai