KAJIAN TEORITIS
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh setiap individu,
sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Belajar pada
hakekatnya dilakukan melalui berbagai aktivitas baik fisik maupun mental untuk
mencapai sesuai dengan tujuan. Tujuan itu muncul dari adanya keinginan atau
dipandang sebagai pelajaran yang ampuh untuk mencapai disiplin mental. Namun
soal yang sulit. Hal ini bertujuan agar siswa terbiasa berpikir. Kemampuan
dan lebih giat belajar dengan adanya ganjaran dan pujian dari guru atas hasil
yang bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Lebih lanjut lagi,
Briggs (Sumiati & Asra, 2007:40) menyatakan belajar merupakan suatu proses
terpadu yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh
pemahaman dan struktur kognitif baru, atau untuk mengubah pemahaman dan
struktur kognitif lama. Piaget memandang belajar sebagai suatu proses asimilasi
dan akomodasi dari hasil assosiasi dengan lingkungan dan pengamatan yang tidak
sesuai antara informasi baru yang diperoleh dengan informasi yang telah diketahui
mengetahui jenjang yang lebih tinggi tanpa melalui dasar atau hal-hal yang
yang telah dimiliki oleh anak, sehingga hasil belajar lebih bermakna bagi
siswa. Belajar Matematika adalah proses dalam diri siswa yang hasilnya berupa
konsep, struktur dan pola dalam matematika sehingga menjadikan siswa berfikir
dkk. (2001: 8) menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang unik dan
sistematik.
belajar matematika itu merupakan mental yang tinggi. James dalam kamus
dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis dan geometri. Menurut Wittgenstein, matematika adalah suatu cara untuk
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan
dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika yang diberi
pendapat siswa yang tidak benar dan perlu mendapat perhatian dalam
benar.
b) Hanya ada satu cara penyelesaian soal yang benar, yaitu yang disajikan
guru di kelas
individual.
dunia nyata.
g) Bukti formal tidak relevan dengan proses diskoveri dan penemuan dalam
matematika
Schoenfeld (Heris & Utari, 2014:5) juga mengemukakan bahwa belajar
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Agar siswa dapat mencapai berbagai kemampuan tersebut, proses
Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep.
sebabnya dalam proses belajar di sekolah bentuk belajar konsep selalu ada.
Sumiati & Asra (2016:56) konsep adalah hasil penyimpulan tentang sesuatu hal
berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang sama pada hal tersebut. Konsep adakalanya
manusia. Dalam mempelajari konsep dapat dilakukan dengan cara menerima saja
dari orang lain, melalui penjelasan guru, atau melalui proses pembentukan konsep.
strategi pemilihan, siswa dituntut untuk menentukan atau memiliki cirri sama, dan
sejumlah contoh yang dikemukakan guru ditandai dengan ciri-ciri tertentu, dan
Suatu konsep yang dikuasai siswa semakin baik apabila disertai dengan
ke dalam kegiatan belajar. Jika siswa telah memiliki pemahaman yang baik, maka
siswa tersebut siap memberi jawaban yang pasti atas pernyataan-pernyataan atau
pokok dengan yang tidak pokok. Tingkat ketiga merupakan tingkat pemahaman
pemahaman suatu konsep mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah
sebagai berikut:
lain tanpa perubahan makna. Simbol berupa kata-kata (verbal) diubah menjadi
grafik.
dalam simbol, baik simbol verbal maupun yang nonverbal. Dalam kemampuan
ini, seseorang dapat menginterpretasikan sesuatu konsep atau prinsip jika ia dapat
menjelaskan secara rinci makna atau konsep atau prinsip, atau dapat
lain.
kelanjutan dari suatu temuan. Kalau kepada siswa misalnya dihadapi rangkaian
dari yang terendah sampai yang tertinggi dapat dikelompokkan dalam tiga
bentuk simbol. Tingkat kedua adalah menjelaskan makna atau konsep yang
Tingkat ketiga adalah kemampuan melihat arah atau kelanjutan dari suatu
kejadian tersebut.
konsepnya).
untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini,
begitu banyak macam strategi ataupun model pembelajaran yang bertujuan untuk
disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Joyce & Weil
atau teori-teori lain mendukung. Joyce & Weil berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
berbasis masalah atau yang lebih dikenal dengan problem based learning (PBL)
bermula dari istilah Inggris problem based instructrion (PBI) yang artinya
telah dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut Dewney (Trianto, 2009:91)
merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Menurut Ngalimun
pemecahan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik, menjadi siswa
yang mandiri, untuk bergerak pada level pemahaman yang lebih umum, membuat
pengetahuan dengan situasi baru. Meskipun model pembelajaran ini sangat baik,
akan tetapi tidak semua materi pelajaran atau tidak semua pelajaran dapat
mempergunakan model ini. (Imas, 2015:48) Karena ada kreteria khusus dalam
2. Materi yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa,
5. Materi harus sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu
untuk mempelajarinya.
dan masalah yang dua-duanya secara social penting dan secara pribadi
masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, dan
ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata
agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata
pelajaran.
karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk
transkrip debat seperti pada pelajaran “Roots and wings”. Produk itu dapat
juga berupa laporan, model fisik, video maupun program computer. Karya
nyata dan peragaan seperti yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh
apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternative segar terhadap
bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau
dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada pembelajaran
berdasarkan masalah terdiri dari lima langkah utama yang dimulai dengan guru
penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan Tabel
2.1
yang dipilih
temannya.
situasi nyata
aktivitas belajar
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban
a. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
pemecahan masalah.
b. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
c. Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam
proses tersebut.
guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Tim
belajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu para siswa agar
memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek
proses pengajaran.
menemukan cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat
dalam suatu mata pelajaran dengan preesentasi waktu belajar akademis yang
tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif
atau hukuman. Selain itu, guru yang efektif adalah orang-orang yang dapat
yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu rasa cinta belajar, menguasai
sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat memotivasi siswa untuk bekerja tidak
sekadar mencapai suatu prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat yang
pengasih.
Sikap diri seperti dikatakan Roseshine dan Frust (Trianto, 2009:21), da[at
pencapaian tujuan, yaitu: (1) kejelasan dalam penyajian; (2) kegairahan mengajar;
(3) ragam kegiatan; (4) perilaku siswa akan melaksanakan tugas dan
Salah satu strategi yang membantu siswa belajar dari teks tertulis dan
sehingga siswa harus berhenti dari waktu kewaktu untuk menilai pemahaman
dituntut dapat mengajar secara profesional saja, melainkan peran aktif siswa di
dalam proses belajar juga sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan.
Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai
tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, merupakan bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil belajar
yang baik dan maksimal diperlukan aktivitas yang baikdalam belajar. Aktivitas
belajar yang baik dalam belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi
Dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara
tertulis maupun tulisan.
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi
dengan
lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan
pengelolaan keseluruhan aktivitasnya.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih
macam tindakan yang akan dilakukan.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang
dikontrol oleh otot dan fisik.
Kondisi siswa yang siap menerima pelajaran dari guru, akan berusaha
merespon
atas pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Untuk dapat memberi
jawaban yang benar tentunya siswa harus mempunyai pengetahuan dengan cara
membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan oleh guru. Dalam
mempelajari materi tentunya siswa harus mempunyai buku pelajaran dapat berupa
buku paket dari sekolah maupun buku diktat lain yang masih relevan digunakan
adalah subyek sekaligus objek dalam proses belajar mengajar, sebab siswalah
yang melakukan belajar dan siswa pula yang menjadi tujuan belajar. Melalui
pokok persoalan dalam semua gerak kegiatan pendidikan dan pengajaran”. Berarti
tingkah laku siswa dalam berinteraksi di sekolah serta aktivitas belajar dikalangan
siswa. Banyak faktor yang menjadi penyebab dari masalah ini, salah satunya
adalah pengaruh dalam lingkungan keluarga. Selain taraf intelegensi, faktor lain
yang turut menyebabkan perbedaan individu pada tiap-tiap siswa adalah keadaan
keadaan sosial ekonomi orang tua dan lainnya”. Paul B. Diedric (Aliwanto, 2017:
66) mengatakan ada beberapa jenis aktivitas belajar yang harus dilakukan dengan
baik oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal diantaranya : (1)
activities, yaitu kegiatan menggambar, membuat grafik, peta dan diagram (6)
aktivitas di atas tentunya terjadi pada setiap sekolah. Demikian juga halnya terjadi
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Tanah Pinoh. Para siswa cukup terlibat
dilakukan oleh siswa yang ada di sekolah tersebut. Masih banyak terdapat
beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru dalam mengajar, sering sibuk
diberikan pertanyaan mereka kurang mampu untuk menjawab apalagi minta untuk
bertanya. Akan tetapi jika ada pelajaran kosong mereka tampak aktif untuk
berbuat keributan.
kategori utama, yaitu guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa.
Pada awal proses pembelajaran peran guru bisa lebih aktif. Guru
berpartisipasi secara nyata menerapkan apa yang telah dipelajarinya dari guru
dengan bertanya, berpendapat, mengerjakan tugas, berlatih, atau mencoba. Ketika
siswa aktif peran guru mulai berubah menjadi lebih pasif, misalnya dengan cara
guru, pada awalnya pelajaran siswa cenderung pasif. Mereka mendengarkan dan
mencapai suatu tujuan tertentu. Sulit dibayangkan, jika seorang guru mengajar
tanpa menguasai materi pembelajaran. Bahkan lebih dari itu, agar dapat mencapai
hasil yang lebih baik, guru perlu menguasai bukan hanya sekedar materi
pembelajaran tertentu yang merupakan bagian dari suatu mata pelajaran saja,
tetapi penguasaan yang lebih luas terhadap materi pembelajaran itu sendiri dapat
Namun seberapa banyak materi pembelajaran harus dikuasai belum ada tolok
ukurnya. Dalam praktek seringkali dapat dirasakan atau diperoleh kesan tentang
luas tidaknya penguasaan materi pembelajaran yang dimiliki guru. Namun itu pun
bukan merupakan ukuran yang bersifat pasti. Sebab, masih banyak faktor yang
berpengaruh terhadap pembelajaran selain dari itu. Jadi, yang menjadi ketentuan
adalah bahwa guru harus menguasai apa yang akan diajarkan, agar dapat member
ahli, menjelaskan kepada kita tentang tingkah laku manusia dalam berbagai
konteks. Mengajar pada intinya bertalian dengan proses mengubah tingkah laku.
Agar memperoleh hasil yang diinginkan secara baik, perlu menerapkan prinsip-
Di samping itu, para ahli baik ahli pendidikan maupun ahli psikologi
mengakui tentang adanya perbedaan individual yang dimiliki oleh setiap individu.
hasil belajar. Dengan berpegang pada prinsip perbedaan individu ini guru dapat
persyaratan utama seorang guru dalam mengupayakan hasil yang lebih baik dari
pendidikan yang mendidik calon guru, menyiapkan para calon guru dapat
pemahaman teori dan konep belajar mengajar. Sedangkan bekal praktis diperoleh
praktek. Hal ini dimaksudkan agar mereka mengenali dan mengalami situasi
belajar tuntas, sistem evaluasi, dan sebagainya seringkali mengejutkan. Hal ini
dasarnya muncul seiring dengan adanya sikap positif untuk mau meningkatkan
diri dalam karir profesionalnya. Sikap ini dapat muncul jika guru memiliki
kecakapan yang memadai mengenai hal-hal yang bertalian dengan proses
sebagainya.
pembelajaran.
belajar.
meningkatkan kinerja.
Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), buku ajar siswa, buku guru,
akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam
dirancang untuk pertemuan selama 90 menit dan 135 menit. Skenario kegiatan
dari indicator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum berbasis kompetensi
(KBK, 2004).
materi ajar ini memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan
kedalamannya.
pada silabus. Silabus dibuat untuk satu KD. Bila pembelajaran 1 KD dikelola
lebih dari satu pertemuan maka pada setiap pertemuan hendaknya diuraikan
Kegiatan Pendahuluan:
pembelajaran. Dalam kaitan itu, menurut Standar Proses, isi kegiatannya antara
lain:
pembelajaran,
ii. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
silabus.
Kegiatan Inti:
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai
denga bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan inti
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan
tindak lanjut.
mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
i. Eksplorasi
atau lapangan.
ii. Elaborasi
prestasi belajar;
maupun kelompok;
iii. Konfirmasi
prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar yang disesuaikan
Penilaian.
penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD, materi ajar, kegiatan
siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun
sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan dengan baik
merupakan salah satu dampak pada kegiatan pembelajaran, maka muatan materi
setiap lembar kegiatan siswa pada setiap kegiatannya diupayakan agar dapat
(lembar kegiatan siswa tak berstruktur), (2) lembar kegiatan siswa yang
diramcang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar dengan
berikut: (1) mengacu pada kurikulum, (2) mendorong siswa untuk belajar dan
bekerja, (3) bahasa yang digunakan mudah dipahami, dan (4) tidak dikembangkan
untuk menguji konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi
(Trianto, 2010:213)
Depdiknas. Berikut adalah tahap-tahap penyusunan bahan ajar dalam bentuk LKS
(Depdiknas, 2008:23-24)
a) Analisis Kurikulum
memerlukan bahan ajar LKS. Penentuan materi yang akan dianalisis dengan
cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan
urutan LKS yang akan disusun. Urutan ini sangat diperlukan dalam
dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi itu tidak terlalu
besar.
Selain itu, bacaan siswa ini juga sebagai panduan belajar baik dalam
proses pembelajaran dikelas maupun belajar mandiri. Materi ajar berisikan garis
besar bab, tujuan yang memuat tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari
materi ajar, materi pelajaran berisi uraian materi yang harus dipelajari, bagan atau
gambar yang mendukung ilustrasi pada uraian materi, uji diri setiap submateri
pokok.
yaitu Petunjuk Umum dan Petunjuk Khusus. Pada Petunjuk Umum disajikan
Jaringan tema yang memberi gambaran kepada guru tentang suatu tema
pembelajaran.
pribadi reflektif.
siswa di rumah.
dengan system pendidikan. Sehubungan dengan hal itu ada beberapa model
perangkat, yaitu model Dick-Carey, model 4-D dan model Kemp. Model yang
Semmel. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design,
beikut
1) Tahap Pendefinisian (Define)
perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu (a) analisis ujung depan,
(b) analisis siswa; (c) analisis tugas; (d) analisi konsep; dan (e) perumusan tujuan
pembelajaran.
belajar.
sikap awal yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan akhir yaitu tujuan
tersebut.
b) Analisis tugas
Analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam
ajar dalam bentuk garis besar. Analisis ini mencakup: analisis struktur isi,
perumusan tujuan
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah, yaitu: (a) penyusunan tes acuan
patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan
khusus. Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku
pda diri sisa setelah kegiatan belajr mengajar; (b) pemilihan media yang sesuai
sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi: (a)
validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi; (b) simulasi, yaitu
kegiatan mengoperasionalkan rencana pelajaran; dan (c) uji coba terbatas dengan
siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi.
Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai
dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya dikelas lain, di sekolah lain,
oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan
dapat dimulai dari titik mana pun dalam siklus. Namun menurut Ibrahim (Trianto,
berorientasi pada tujuan, maka seyogianya proses pengembangan itu dimulai dari
tujuan.
1) Tujuan
Pada tahap ini dilakukan analisi terhadap tujuan yang terdapat dalam
kurikulum. Sebenarnya tahap ini berupa analisi tugas, yang mencakup analisi
b) Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan
dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk suatu peta konsep.
c) Analisi Prosedural
tahap penyelesaiannya.
2) Analisis Siswa
Dari hasil analisis ini nantinya akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun
materi pembelajaran.
Jika menjadi subjek adalah siswa SMP kelas 1 dengan usia antara 12-14
tahun, maka sesuai teori Piaget siswa pada kelompok usia seperti itu berada dalam
tahap operasi formal atau mereka telah mampu untuk berpikir abstrak. Slavin
(Trianto, 2009:197) Jadi pada tahap ini para siswa sudah mampu menyelesaikan
masalah dengan cara yang lebih baik dan kompleks daripada anak yang masih
3) Materi
Yang dimaksud materi pelajaran di sini adalah hasil analisis tujuan, yang
4) Tujuan Belajar
hasil analisis tujuan yang telah dilakukan pada perumusan tujuan pembelajaran di
atas.
yang sudah dibuat agar dapat dicapai hasil belajar yang maksimal. Sesuai dengan
pendekatan yang digunakan dalam PBM ini dan tujuan yang ingin dicapai
Penilaian awal siswa dilakukan dengan cara memberikan tes, yang berupa
pretest. Tes ini dilakukan untuk penjajalan atau pengukuran tentang siswa
8) Evaluasi
Tes Hasil Belajar (THB) disusun berdasarkan pada hasil perumusan tujuan
perubahan tinglah laku pada siswa setelah berlangsung serangkaian proses belajar
mengajar.
Perubahan tingkah laku siswa yang diharapkan berupa produk dan proses,
sehingga haris disusun tes hasil belajar produk dan proses yang dibuat
berdasarkan acuan patokan. Tes acuan patokan merupakan alat evaluasi untuk
kemampuan peserta didik. Pada sub bab ini akan diperlihatkan penelitan-
penelitian yang relevan guna sebagai rujukan bagi penelitian yang akan dilakukan,
dan juga berguna agar tidak terjadi pengulangan judul dari penelitian yang sudah
pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Kasatriyan 1 Surakarta materi
Pythagoras.
matematika siswa kelas VIII di SMP N 1 SIrah Pulau Padang. Penelitian yang
masalah.
Demikian pula dengan hasil penelitian Abbas (2000) menemukan bahwa
lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan secara konvensional di
dan cosinus.
senang mengikuti pelajaran dengan model yang diterapkan, aktivitas siswa dan
guru meningkat, dan umumnya aktivitas berpusat pada siswa. Dari segi hasil
dan psikomotor.
sebagai berikut:
psikomotor.
antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut filsuf
ini.
kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar hipotenusa.
Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-
siku; kakinya adalh dua sisi yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan
hipotenusa adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut.
Kuadrat hipotenusa dari sebuah segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah
Pada suatu segitiga siku-siku, luas persegi yang sisinya adalah hipotenusa sama
dengan jumlah luas persegi yang sisi-sisinya adalah sisi siku-siku dari segitiga
siku-siku tersebut.
Contoh :
1. Pada suatu segitiga ABC siku-siku di titik A. panjang AB= 4 cm dan AC= 3
Jawab:
BC2 = 32 + 42
BC2 = 9 + 16
BC2 = 25
BC = 5 cm
2. Sebuah kapal berlayar ke arah Barat sejauh 80 km, kemudian ke arah utara
jawab:
OU2 = 10.000
OU = 100 km
2.9.2 Menentukan Jenis Segitiga jika Diketahui Panjang Sisinya dan Triple
Pythagoras
Dalil pythagoras menyatakan bahwa dalam segitiga ABC, jika sudut A siku-siku
Pythagoras, yaitu:
Contoh :
a2 = 82 = 64
b2 + c2 = 72 + 52
b2 + c2 = 49 + 25
b2 + c2 = 74
a2 = 122 = 144
b2 + c2 = 72 + 82
b2 + c2 = 49 + 64
b2 + c2 = 113
2. Triple Pythagoras
Yaitu pasangan tiga bilangan bulat positif yang memenuhi kesamaan “kuadrat
bilangan terbesar sama dengan jumlah kuadrat kedua bilangan yang lain.”
Contoh :
2.10