Fransiskus
De Salles Kokoleh
Paroki St.Fransiskus Desalles Kokoleh (167 kk) 65-
90%
Mata Pencarian Petani dan Nelayan
12.Matius Paputungan
2.Likupang Timur
3.Likupang Selatan
4.Likupang Barat
5.Wori
Wilaya Rohani 42
Jumlah KK 1057
Gereja Katolik St. Fransiskus De Sales Kokoleh, dalam perkembangan tidak dapat
dilepaskan dari peran serta dan keterlibatan dari tokoh-tokoh awal yang menjadi pendiri dan
juga menjadi peletak iman yang ada di Paroki Kokoleh ini. Peran serta mereka inilah yang
menjadi peletak pertama iman kekatolikan di Paroki Kokoleh. Adapun nama-nama yang
memiliki peran serta dalam perkembangan kehidupan umat sejak pertama Gereja Katolik
berdiri di Kokoleh ini, tersebutlah nama-nama seperti: Johana Sompie, Theodora Sompie,
serta Penulong yakni Guru Lengkong dan Guru Motulo.
Peran serta dari para pendiri ini adalah memberikan pendidikan iman kepada umat
yang ada di Kokoleh ini. Peran serta dan perjuangan yang mereka lakukan ini adalah dengan
mengupayakan berdirinya sebuah Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1947. Pada waktu ini
proses belajar mengajar masih dilakukan di rumah-rumah. Bersamaan dengan proses
pendidikan yang dilaksanakan dari rumah ke rumah itu para tokoh awal ini bersama dengan
umat lainnya mulai mendirikan dan mengupayakan berdirinya sebuah sekolah dasar. Adapun
alasannya adalah di desa Kokoleh pada waktu itu belum ada sekolah.
Melihat hal itu dan bersamaan dengan kebutuhan untuk memberikan pendidikan iman
kepada umat yang ada di Paroki Kokoleh ini, maka dibangunlah sebuah sekolah dasar Katolik
yang pertama di desa Kokoleh. Karena itu, salah satu kebutuhan mendesak (urgen) bagi umat
masih baru itu adalah bidang pendidikan atau menyangkut pendidikan iman umat. Selain itu
juga kebutuhan mendesak lainnya adalah pendirian atau pengadaan gedung sekolah maupun
tenaga pengajar atau guru-guru.
Pimpinan yang pertama yang menjadi Guru Jumat di Kokoleh (dalam hal ini Kokoleh
I) pada awal berdirinya berasal dari Laikit, yakni bapak Tawaluyan. Beliaulah yang menjadi
guru jumat atau ketua stasi bagi umat perdana pada waktu itu. Dalam perkembangan
selanjutnya para pimpinan umat yang ada di Kokoleh adalah umat yang berasal dari Kokoleh.
Mereka mendapat pendalaman iman atau katakese dari Pastor paroki Laikit dan juga
beberapa tokoh-tokoh awam yang memberikan diri untuk tugas dan karya pelayanan. Dalam
perkembangan kehidupan umat di Kokoleh I ini dapat disebutkan beberapa nama yang pernah
menjadi ketua stasi dalam perjalanan umat di Paroki Kokoleh ini. Adapun nama pimpinan di
stasi Kokoleh I ini adalah sebagai berikut: Bpk. Yan Marentek, Eduard Manoppo, Johan
Gimon Sigar, Maxi Sompie, Frans Mantiri, Maxi Wagiu, Dorsila Kodoatie, Youla Dumais,
Jemmy Kodoatie dan Agus Rumimpunu hingga saat ini.1
1
1.4. Pembangunan Gereja dari waktu ke waktu
Sejalan dengan antusias dari umat untuk memiliki gereja dan sekolah, maka pada
waktu berikutnya sejak terjadinya pembaptisan pertama di Kokoleh umat kemudian berusaha
memulai pembangunan. Bangunan Gereja yang pertama terbuat dari kayu dengan dinding
bambu yang dicincang dan kemudian diplester. Bangunan ini mengalami kerusakan di masa
pergolakan Permesta pada tahun 1959. Bangunan Gereja yang kedua dibangun tahun 1976
dan bangunan Gereja yang ketiga di Kokoleh I dibangun tahun 1995. Pastoran pertama di
samping kanan gereja dibangun pada tahun 1947 dan dibuat lagi pastoran yang posisinya
berada disebelah kiri gereja, yakni pastoran yang sekarang ini. Pastoran ini berdiri pada tahun
2005 dan diresmikan pada tahun 2007. Pendirian pastoran yang ada sekarang ini terlaksana
karena banyak keterlibatan umat yang menyumbang bukan hanya umat yang ada di paroki
Kokoleh tetapi juga umat yang ada di luar yang turut memberikan sumbangan dalam
penyelesaian pastoran seperti yang ada sekarang ini. Pembangunan pastoran ini dimulai pada
waktu Pst. Noldy Karamoy, Pr dan diselesaikan pada waktu Pst. Delis Umbas, Pr. Pastoran
yang baru ditahbiskan oleh Mgr. Joseph Suatan MSC.
Bangunan Gereja Katolik yang sudah berdiri sampai sekarang ini, diresmikan pada
saat yubileum 50 tahun umat Katolik. Bangunan Gereja sekarang merupakan bangunan
Gereja yang ke tiga, yang dirancang dan ditangani langsung oleh RP. Frans Lamere MSC.
Sebelum pembangunan Gereja ini terlebih dahulu telah dibangun satu Aula, sebagai pusat
pertemuan umat (rapat, rekoleksi, dan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya). Gedung aula ini
dibangun pada awal tahun 90-an yang merupakan buah dari usaha perjuangan umat Kokoleh
dengan dukungan Pastor pada waktu itu. Selama dua tahun proses pembangunan gedung ini,
umat telah menunjukkan semangat dan pengorbanan yang luar biasa. Semua umat berperan
serta dalam kerja bakti dengan mengangkat material (pasir dan batu) di sungai, sampai
menurunkan kayu dari hutan. Antusias dan semangat inilah akhirnya umat dapat
mempergunakan aula dalam pelbagai kegiatan yang dilakukan baik oleh Paroki maupun umat
stasi pusat paroki. Semua pembangunan dan pencapaian ini dilakukan oleh orang-orang tua
dulu, yang telah turut memberikan waktu dan tenaganya untuk pembangunan fisik Gereja,
aula dan persekolahan.
Pembangunan Taman Kanak-kanak Santa Anna dimulai pada tahun 1976. Pada
awalnya gedung TK yang lama terletak di bagian belakang SD St. Fransiskus de Sales
sekarang ini. Dalam perkembangan itulah taman kanak-kanak ini kemudian berpindah-pindah
hingga akhirnya sampai saat ini berada di belakang gedung gereja atau berada di samping
belakang Aula De Sales kokoleh. Kepala sekolah TK St. Anna adalah Ibu Hendriete
Philomena Boyoh-Kojongian dan Ibu Lenny Boyoh-Rawung yang bersama-sama menjadi
pengajar bagi anak-anak TK St. Anna sampai saat ini.
1.5.2. Sekolah Dasar St. Fransiskus De Sales Kokoleh
Sekolah Dasar St. Fransiskus de Sales Kokoleh 1 berdiri sejak tahun 1947. Sekolah
ini adalah satu-satunya sekolah dasar yang ada di desa Kokoleh. Adapun siswa-siswanya
tidak hanya berasal dari desa Kokoleh I saja melainkan juga berasal dari desa Kokoleh II dan
desa Paslaten. Sekolah ini sejak awal berdirinya mengalami beberapa perpindahan letak
bangunan yang dulunya sekolah ini berada di pastoran sekarang ini. 2 Kemudian dalam
berjalan waktu dan perkembangan sekolah dengan banyak murid, maka sekolah ini kemudian
dibangun lebih besar lagi hingga pada sekarang ini.
SMP St. Fransiskus de Sales yang kita kenal sekarang berdiri tahun 1965. Pada
awalnya merupakan sekolah filial dari SMP RK I Frater Manado. Pada suatu waktu pernah
pula berada di bawah asuhan Suster Manado. Pada tahun 1985 secara resmi mendapat status
diakui, dengan Nomor Data Sekolah: Q 02012004 dengan nama resmi SMP Katolik St.
Fransiskus de Sales.
SMP St. Fransiskus de Sales adalah sekolah menengah pertama yang ada di desa
Kokoleh I. Seperti halnya dengan SD di SMP inipun memiliki siswa yang berasal dari desa
tetangga yakni desa Kokoleh II, Lumpias, dan Paslaten. Dalam perkembangannya sekolah ini
juga mengalami beberapa perbaikan dalam hal bangunan fisik. Pada awal sekolah ini
berkembang yakni sekitar tahun 80-an sekolah ini bentuknya masih berada di daerah
bergunung. Karena kerja keras pada waktu itu yang hanya mengandalkan pekerjaan tangan
atau pekerjaan manual, sekolah ini kemudian mulai diratakan sedikit demi sedikit hingga
menjadi seperti sekarang ini.
SMA St. Fransiskus de Sales berdiri pada tahun 2010. Pada awal berdirinya SMA ini,
belum memiliki gedung sekolah. Adapun proses belajar-mengajar pada saat itu masih
menggunakan Aula St. Fransiskus de Sales. Angkatan pertama di SMA St. Fransiskus de
Sales berjumlah 32 Siswa. SMA ini berdiri atas gagasan dari Pastor Dino Kalalo Pr, sebagai
pastor paroki pada waktu itu. Dalam perkembangannya sekolah ini yang letek lokasinya
bergunung kemudian sedikit demi sedikit diratakan dengan menggunakan alat berat.
Perjuangan pembangunan sekolah ini bukanlah tanpa arti dan tanpa jejak hal itu dapat dilihat
dari adanya bangunan seperti sekarang ini.
Goa Maria Lourdes Kokoleh adalah salah satu bangunan yang berdiri tepatnya
dibelakang pastoran atau letaknya menghadap gedeng Sekolah Dasar. Gua Maria ini berdiri
pada tahun 2012 yang diresmikan oleh Bapa Uskup Mgr. Joseph Suatan MSC bersama
dengan Bupati pada saat ini adalah Bapak Sompie Singal yang turut hadir dalam peresmian
goa maria ini. Kehadiran Goa Maria ini tidak lepas dari usaha dari donatur yang turut
memberikan bantuan dalam rangkah pembangunan hingga penyelesaian goa maria ini. Atas
kerja keras dan dukungan yang besar dari para donatur akhirnya gua ini dapat terselesaikan.
Gua ini dari segi arsitekturnya sangat menarik dan dalam pembangunannya goa ini
mengambil inspirasi dari Goa Maria dari Lourdes, karena itu goa ini kemudian dinamakan
Goa Maria Lourdes Kokoleh.
Selain goa maria di kompleks gereja katolik, di pusat paroki ini juga memiliki gedung
lainnya yang menjdi tempat dari anggota CU Pilar menjalankan tugas keseharian mereka di
dalam CU ini. Adapun gedung yang dipakai oleh CU ini dulunya adalah bekas pastoran
pertama, namun karena sudah ada pastoran yang baru, maka gedung ini kemudian
difungsikan menjadi kantor CU dan salah satu ruang disebelahnya menjadi ruangan rapat.
1.7. Para Pastor Pernah Berkarya di Paroki Kokoleh
Dalam perkembangannya sejarah berdirinya stasi Kokoleh tidak dapat dilepaskan dari
sejarah tumbuh dan berkembangan iman kekatolikan di paroki Kokoleh ini. Sehingga sejarah
stasi Kokoleh menjadi juga sejarah dari gereja katolik Paroki Kokoleh. Dalam perjalanan
waktu telah tercatat nama-nama iman yang pernah melayani dan menjalani tugas pelayanan
di paroki ini. Adapun nama-nama para pastor yang pernah dan sementara menjalani tugasnya
di paroki ini adalah sebagai berikut:
Dalam perjalan waktu yang cukup panjang, paroki Kokoleh telah menjadi salah satu paroki
yang memberikan warna dalam perkembangan umat di Keuskupan Manado.