Anda di halaman 1dari 12

Gambaran Tentang Paroki St.

Fransiskus
De Salles Kokoleh
Paroki St.Fransiskus Desalles Kokoleh (167 kk) 65-
90%
Mata Pencarian Petani dan Nelayan

*Stasi yang Berada di Paroki Kokoleh


1.Fransiskus Xaverius Klabat

2.BHK Pinilih (4 WR)

3.MRPD Tatelu (4 WR)

4.Yosep Pekerja Wasian

5.Petrus dan Paulus Lumpias (6 WR)

6.Yosep Wangurer (2 WR)

7.Kristus Raja Kokoleh 2 (4 WR)

8.Petrus Likupang (2 WR)

9.Yohanes Pembaptis Winuri (2 WR)

10.Stella Maris Gangga (3 WR)

11.Maria dan Martha Tarabitan

12.Matius Paputungan

13.Maria Magdalena Maliambao

14.Kristus Raja Kulu

15.Yosep Werot (6 KK)

16.Paulus Batu (40%) 23KK

17.Pusat Paroki (5 WR)


*5 Kecamatan
1.Dimembe

2.Likupang Timur

3.Likupang Selatan

4.Likupang Barat

5.Wori

Wilaya Rohani 42

Jumlah KK 1057

Jumlah Jiwa :3000

*Profil Paroki St.Fransiskus Desalles Kokoleh


1.1. Sejarah berdirinya stasi

Tonggak sejarah berdirinya Gereja Katolik Kokoleh berawal dari suatu


peristiwa yang terjadi pada tanggal 16 Juni 1947, yakni ketika penduduk desa Kokoleh secara
masal memberikan diri dibaptis dalam Gereja Katolik. Upacara ini dipimpin oleh: Pst.
Bogaars MSC, dibantu oleh 7 pastor lainnya, yaitu: Pst. Brocker MSC, Pst. Th. Keet MSC,
Pst. M. Stigter MSC, Pst. Jansen MSC, Pst. Th. Lumanau, Pst. Simon Lengkong Pr, Pst. W.
Lengkong Pr. Sebab sejak saat itu Gereja Katolik di Kokoleh terus-menerus telah hidup dan
berkembang tak terputus-putus sampai pada keadaannya sekarang ini. Kemudian, pada tahun
yang sama masih terjadi lagi permandian-permandian susulan, yakni pada tanggal 20 Juni
1947 sebanyak 15 orang, dan pada tanggal 1 Oktober 1947 sebanyak 4 orang. Pembaptisan
itu dilaksanakan oleh Pst. Bogaars, MSC, yang pada waktu itu adalah Pastor paroki Laikit.
Dengan demikian sejak Juni hingga Desember 1947 di Kokoleh telah dipermandikan dalam
Gereja Katolik sebanyak 375 orang.Peristiwa pembaptisan massal ini juga merupakan
peristiwa yang tonggak sejarah atau titik tolak dari berdirinya paroki St. Fransiskus de Sales
Kokoleh. Setahun sesudah peristiwa itu, Kokoleh dengan umatnya yang terbilang masih baru
atau masih muda itu ditetapkan sebagai pusat paroki, yakni pemekaran dari Paroki Laikit.
Sejak saat itulah St. Fransiskus de Sales menjadi nama pelindung, baik untuk Gereja stasi
Kokoleh maupun untuk pelindung Paroki Kokoleh.
1.2. Tokoh-tokoh Kunci awal berdirinya stasi Kokoleh dan Persekolahan Katolik

Gereja Katolik St. Fransiskus De Sales Kokoleh, dalam perkembangan tidak dapat
dilepaskan dari peran serta dan keterlibatan dari tokoh-tokoh awal yang menjadi pendiri dan
juga menjadi peletak iman yang ada di Paroki Kokoleh ini. Peran serta mereka inilah yang
menjadi peletak pertama iman kekatolikan di Paroki Kokoleh. Adapun nama-nama yang
memiliki peran serta dalam perkembangan kehidupan umat sejak pertama Gereja Katolik
berdiri di Kokoleh ini, tersebutlah nama-nama seperti: Johana Sompie, Theodora Sompie,
serta Penulong yakni Guru Lengkong dan Guru Motulo.

Peran serta dari para pendiri ini adalah memberikan pendidikan iman kepada umat
yang ada di Kokoleh ini. Peran serta dan perjuangan yang mereka lakukan ini adalah dengan
mengupayakan berdirinya sebuah Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1947. Pada waktu ini
proses belajar mengajar masih dilakukan di rumah-rumah. Bersamaan dengan proses
pendidikan yang dilaksanakan dari rumah ke rumah itu para tokoh awal ini bersama dengan
umat lainnya mulai mendirikan dan mengupayakan berdirinya sebuah sekolah dasar. Adapun
alasannya adalah di desa Kokoleh pada waktu itu belum ada sekolah.

Melihat hal itu dan bersamaan dengan kebutuhan untuk memberikan pendidikan iman
kepada umat yang ada di Paroki Kokoleh ini, maka dibangunlah sebuah sekolah dasar Katolik
yang pertama di desa Kokoleh. Karena itu, salah satu kebutuhan mendesak (urgen) bagi umat
masih baru itu adalah bidang pendidikan atau menyangkut pendidikan iman umat. Selain itu
juga kebutuhan mendesak lainnya adalah pendirian atau pengadaan gedung sekolah maupun
tenaga pengajar atau guru-guru.

Pembangunan gedung sekolah juga berjalan hampir bersamaan dengan dimulai


pembangunan gedung Gereja dan pastoran. Pst. A. Bogaars MSC, memulai karya
pengembalaan denga usahanya yang pertama adalah membangun bangunan gereja. Usaha
pembangunan ini sungguh mendapat tunjangan sepenuhnya dari umat. Semangat dari umat
perdana ini sungguh menakjubkan. Bapak S.B. Sihotang (mantan Kepala Sekolah Dasar
1950-1958) mengatakan demikian: “Pembangunan ditunjang oleh masyarakat/umat Katolik
yang serta Guru Jemaat Oskar D. Sompie. Dalam hal ini peran umat baik itu laki-laki,
perempuan, orang muda, semua berperan mengambil bagian dalam menunjang terwujudnya
pembangunan tersebut. Adapun lokasi tanah yang kini menjadi tempat dibangun kompleks
persekolahan dan gedung gereja serta pastoran merupakan disumbangkan dari umat dengan
tanpa meminta ganti rugi.”
1.3. Para Pimpinan umat yang pertama

Pimpinan yang pertama yang menjadi Guru Jumat di Kokoleh (dalam hal ini Kokoleh
I) pada awal berdirinya berasal dari Laikit, yakni bapak Tawaluyan. Beliaulah yang menjadi
guru jumat atau ketua stasi bagi umat perdana pada waktu itu. Dalam perkembangan
selanjutnya para pimpinan umat yang ada di Kokoleh adalah umat yang berasal dari Kokoleh.
Mereka mendapat pendalaman iman atau katakese dari Pastor paroki Laikit dan juga
beberapa tokoh-tokoh awam yang memberikan diri untuk tugas dan karya pelayanan. Dalam
perkembangan kehidupan umat di Kokoleh I ini dapat disebutkan beberapa nama yang pernah
menjadi ketua stasi dalam perjalanan umat di Paroki Kokoleh ini. Adapun nama pimpinan di
stasi Kokoleh I ini adalah sebagai berikut: Bpk. Yan Marentek, Eduard Manoppo, Johan
Gimon Sigar, Maxi Sompie, Frans Mantiri, Maxi Wagiu, Dorsila Kodoatie, Youla Dumais,
Jemmy Kodoatie dan Agus Rumimpunu hingga saat ini.1

No Nama Lama menjabat


1 Bpk. Yan Marentek
2 Eduard Manoppo
3 Johan Gimon Sigar
4 Maxi Sompie
5 Frans Mantiri
6 Maxi Wagiu
7 Dorsila Kodoatie
8 Youla Dumais
9 Jemmy Kodoatie
10 Agus Rumimpunu 2013-2016
11 Dicky Assah 2017-sekarang

1
1.4. Pembangunan Gereja dari waktu ke waktu
Sejalan dengan antusias dari umat untuk memiliki gereja dan sekolah, maka pada
waktu berikutnya sejak terjadinya pembaptisan pertama di Kokoleh umat kemudian berusaha
memulai pembangunan. Bangunan Gereja yang pertama terbuat dari kayu dengan dinding
bambu yang dicincang dan kemudian diplester. Bangunan ini mengalami kerusakan di masa
pergolakan Permesta pada tahun 1959. Bangunan Gereja yang kedua dibangun tahun 1976
dan bangunan Gereja yang ketiga di Kokoleh I dibangun tahun 1995. Pastoran pertama di
samping kanan gereja dibangun pada tahun 1947 dan dibuat lagi pastoran yang posisinya
berada disebelah kiri gereja, yakni pastoran yang sekarang ini. Pastoran ini berdiri pada tahun
2005 dan diresmikan pada tahun 2007. Pendirian pastoran yang ada sekarang ini terlaksana
karena banyak keterlibatan umat yang menyumbang bukan hanya umat yang ada di paroki
Kokoleh tetapi juga umat yang ada di luar yang turut memberikan sumbangan dalam
penyelesaian pastoran seperti yang ada sekarang ini. Pembangunan pastoran ini dimulai pada
waktu Pst. Noldy Karamoy, Pr dan diselesaikan pada waktu Pst. Delis Umbas, Pr. Pastoran
yang baru ditahbiskan oleh Mgr. Joseph Suatan MSC.

Bangunan Gereja Katolik yang sudah berdiri sampai sekarang ini, diresmikan pada
saat yubileum 50 tahun umat Katolik. Bangunan Gereja sekarang merupakan bangunan
Gereja yang ke tiga, yang dirancang dan ditangani langsung oleh RP. Frans Lamere MSC.
Sebelum pembangunan Gereja ini terlebih dahulu telah dibangun satu Aula, sebagai pusat
pertemuan umat (rapat, rekoleksi, dan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya). Gedung aula ini
dibangun pada awal tahun 90-an yang merupakan buah dari usaha perjuangan umat Kokoleh
dengan dukungan Pastor pada waktu itu. Selama dua tahun proses pembangunan gedung ini,
umat telah menunjukkan semangat dan pengorbanan yang luar biasa. Semua umat berperan
serta dalam kerja bakti dengan mengangkat material (pasir dan batu) di sungai, sampai
menurunkan kayu dari hutan. Antusias dan semangat inilah akhirnya umat dapat
mempergunakan aula dalam pelbagai kegiatan yang dilakukan baik oleh Paroki maupun umat
stasi pusat paroki. Semua pembangunan dan pencapaian ini dilakukan oleh orang-orang tua
dulu, yang telah turut memberikan waktu dan tenaganya untuk pembangunan fisik Gereja,
aula dan persekolahan.

1.5. Persekolahan Katolik di Stasi Pusat Paroki Kokoleh

1.5.1. Taman Kanak-Kanak Sta. Anna

Pembangunan Taman Kanak-kanak Santa Anna dimulai pada tahun 1976. Pada
awalnya gedung TK yang lama terletak di bagian belakang SD St. Fransiskus de Sales
sekarang ini. Dalam perkembangan itulah taman kanak-kanak ini kemudian berpindah-pindah
hingga akhirnya sampai saat ini berada di belakang gedung gereja atau berada di samping
belakang Aula De Sales kokoleh. Kepala sekolah TK St. Anna adalah Ibu Hendriete
Philomena Boyoh-Kojongian dan Ibu Lenny Boyoh-Rawung yang bersama-sama menjadi
pengajar bagi anak-anak TK St. Anna sampai saat ini.
1.5.2. Sekolah Dasar St. Fransiskus De Sales Kokoleh

Sekolah Dasar St. Fransiskus de Sales Kokoleh 1 berdiri sejak tahun 1947. Sekolah
ini adalah satu-satunya sekolah dasar yang ada di desa Kokoleh. Adapun siswa-siswanya
tidak hanya berasal dari desa Kokoleh I saja melainkan juga berasal dari desa Kokoleh II dan
desa Paslaten. Sekolah ini sejak awal berdirinya mengalami beberapa perpindahan letak
bangunan yang dulunya sekolah ini berada di pastoran sekarang ini. 2 Kemudian dalam
berjalan waktu dan perkembangan sekolah dengan banyak murid, maka sekolah ini kemudian
dibangun lebih besar lagi hingga pada sekarang ini.

1.5.3. Sekolah Menengah Pertama St. Fransiskus De Sales Kokoleh

SMP St. Fransiskus de Sales yang kita kenal sekarang berdiri tahun 1965. Pada
awalnya merupakan sekolah filial dari SMP RK I Frater Manado. Pada suatu waktu pernah
pula berada di bawah asuhan Suster Manado. Pada tahun 1985 secara resmi mendapat status
diakui, dengan Nomor Data Sekolah: Q 02012004 dengan nama resmi SMP Katolik St.
Fransiskus de Sales.

SMP St. Fransiskus de Sales adalah sekolah menengah pertama yang ada di desa
Kokoleh I. Seperti halnya dengan SD di SMP inipun memiliki siswa yang berasal dari desa
tetangga yakni desa Kokoleh II, Lumpias, dan Paslaten. Dalam perkembangannya sekolah ini
juga mengalami beberapa perbaikan dalam hal bangunan fisik. Pada awal sekolah ini
berkembang yakni sekitar tahun 80-an sekolah ini bentuknya masih berada di daerah
bergunung. Karena kerja keras pada waktu itu yang hanya mengandalkan pekerjaan tangan
atau pekerjaan manual, sekolah ini kemudian mulai diratakan sedikit demi sedikit hingga
menjadi seperti sekarang ini.

1.5.4. Sekolah Menengah Atas (SMA) St. Fransiskus De Sales Kokoleh

SMA St. Fransiskus de Sales berdiri pada tahun 2010. Pada awal berdirinya SMA ini,
belum memiliki gedung sekolah. Adapun proses belajar-mengajar pada saat itu masih
menggunakan Aula St. Fransiskus de Sales. Angkatan pertama di SMA St. Fransiskus de
Sales berjumlah 32 Siswa. SMA ini berdiri atas gagasan dari Pastor Dino Kalalo Pr, sebagai
pastor paroki pada waktu itu. Dalam perkembangannya sekolah ini yang letek lokasinya
bergunung kemudian sedikit demi sedikit diratakan dengan menggunakan alat berat.
Perjuangan pembangunan sekolah ini bukanlah tanpa arti dan tanpa jejak hal itu dapat dilihat
dari adanya bangunan seperti sekarang ini.

1.6. Bangunan lainnya yang ada di stasi Pusat Paroki


2
Selain adanya persekolahan katolik yang ada di stasi pusat paroki ini, ada juga
beberapa bangunan lainnya yang berdiri di kompleks gereja Katolik. Adapun bangunan yang
dimaksudkan itu adalah sebagai berikut:

1.6.1. Goa Maria Lourdes Kokoleh

Goa Maria Lourdes Kokoleh adalah salah satu bangunan yang berdiri tepatnya
dibelakang pastoran atau letaknya menghadap gedeng Sekolah Dasar. Gua Maria ini berdiri
pada tahun 2012 yang diresmikan oleh Bapa Uskup Mgr. Joseph Suatan MSC bersama
dengan Bupati pada saat ini adalah Bapak Sompie Singal yang turut hadir dalam peresmian
goa maria ini. Kehadiran Goa Maria ini tidak lepas dari usaha dari donatur yang turut
memberikan bantuan dalam rangkah pembangunan hingga penyelesaian goa maria ini. Atas
kerja keras dan dukungan yang besar dari para donatur akhirnya gua ini dapat terselesaikan.
Gua ini dari segi arsitekturnya sangat menarik dan dalam pembangunannya goa ini
mengambil inspirasi dari Goa Maria dari Lourdes, karena itu goa ini kemudian dinamakan
Goa Maria Lourdes Kokoleh.

1.6.2. CU (Credit Union) “Pilar” Kokoleh

Selain goa maria di kompleks gereja katolik, di pusat paroki ini juga memiliki gedung
lainnya yang menjdi tempat dari anggota CU Pilar menjalankan tugas keseharian mereka di
dalam CU ini. Adapun gedung yang dipakai oleh CU ini dulunya adalah bekas pastoran
pertama, namun karena sudah ada pastoran yang baru, maka gedung ini kemudian
difungsikan menjadi kantor CU dan salah satu ruang disebelahnya menjadi ruangan rapat.
1.7. Para Pastor Pernah Berkarya di Paroki Kokoleh

Dalam perkembangannya sejarah berdirinya stasi Kokoleh tidak dapat dilepaskan dari
sejarah tumbuh dan berkembangan iman kekatolikan di paroki Kokoleh ini. Sehingga sejarah
stasi Kokoleh menjadi juga sejarah dari gereja katolik Paroki Kokoleh. Dalam perjalanan
waktu telah tercatat nama-nama iman yang pernah melayani dan menjalani tugas pelayanan
di paroki ini. Adapun nama-nama para pastor yang pernah dan sementara menjalani tugasnya
di paroki ini adalah sebagai berikut:

1 Pst. A. Bogaert MSC (1947- 10 Pst. F. Mangundap Pr (1981-1984)


1948)
Pst. F. Croonen MSC (1952- 11 Pst. J. H. Lasut Pr (1985-1990)
2 1956 & 1959-1960)
3 Pst. J. Prins MSC (1956- 12 Pst. F. Lamere MSC (1991-1996)
1959)
4 Pst. Jan Alonso MSC (1961- 13 Pst. J. S. Koraag Pr (1996) (3 bulan)
1965)
5 Pst. Larhoven MSC (1965- 14 Pst. B. F. Salombre Pr (1996-2000)
1967)
6 Pst. A. Moningka MSC 15 Pst. Noldi Karamoy Pr (2000-2005)
(1967-1971)
7 Pst. D. Piyoh MSC
(1972- 16 Pst. Delis Umbas Pr (2005-2010)
1974) 17 Pastor Rekan: Pst. Serafion Dianomo,
Pr
8 Pst. J. Palit MSC (1974- 18 Pst. Dino Kalalo (2010-2013)
1978)
9 Pst. L. Somar MSC (1978- 19 Pst. Alowsius Wilar (2013-Sekarang)
1981) 20 Pastor Rekan: Pst. Manuel Poluan, Pr
21 Pastor Rekan: Pst. Berty Rumondor,
Pr (November 2015 – Sekarang)

Dalam perjalan waktu yang cukup panjang, paroki Kokoleh telah menjadi salah satu paroki
yang memberikan warna dalam perkembangan umat di Keuskupan Manado.

Gambaran Tentang Desa Wangurer


Pala Jaga 1: Bpk. Merdy Wajong(pala)
Ibu. Pina Wollah
Jaga 2: Ibu Meisi Watugigir(pala)
Bpk. Serly Pantow
Jaga 3: Bpk. Dantji Tangka(pala)
Ibu. Yeni Tumbiling
Jaga 4: Bpk. Maykel Tumbol(pala)
Ibu. Yulia Kolondam
Jaga 5: Bpk. Deflis Tiwow
Ibu. Yulit Sampelan
-Hukum Tua : Yennie Rottie,SH
Abner Kolondam
-Sekertaris Desa : Heris Pantow
-Bendahara : Dostje Tangka
-Kepala Jaga Polisi : Yantje Lolong
Desa wangurer terletak di kecamatan likupang selatan, jln sukur
llikupang, didesa wangurer terdapat 4 tempat ibadah:
1.Gereja Pentakosta Wangurer
2.Gereja Gmim Immanuel Wangurer
3.Gereja Katolik St.Yosep Wangurer
4.Gereja Pantekosta Wanguerer
Di desa wangurer diantara 2 desa, dari arah manado yaitu desa
Lumpias dan dari arah likupang yaitu desa Kaweruan masyarakat desa
wangurer sebagian besar berprofesi sebagai petani. Masyarakat di
desa ini ramah-ramah terhadap orang baru dan sesame masyarakat di
desa.
Desa wangurer merupakan desa yang tidak terlalu besar, dan juga
sebagian besar penduduknya mayoritas Kristen protestan, didesa ini
terbagi atas 5 jaga;
-Jaga 1 nama pala Bpk. Merdy Wajong
-Jaga 2 nama pala Ibu Meisi Watugigir
-Jaga 3 nama pala Bpk. Dantji Tangka
-Jaga 4 nama pala Bpk. Maykel Tumbol
-Jaga 5 nama pala Bpk. Deflis Tiwow

Di desa wangurer umat katolik khususnya stasis st.yosep jumlah kk


….
Di desa wangurer ini juga mempunyai fasilitas pendukung seperti:
-Balai desa
-Lapangan desa
-Pos keamanan
-Lampu jalan
-Tempat cuci tangan
-Posko covid

Dewan Stasi Wangurer


-Ketua stasi : Ibu. Marlin Sumual (kel. Watugigir Sumual)
Sekertaris : (mengundurkan diri) (2 tahun lalu)
Ibu. Yulia Kolondam
Bendahara : Ibu. Anice Lensun (kel. Tangka Lensun)
Seksi Liturgi : Ibu. Jansie Kalalo (Lausan Kalalo)
-Ketua Wilaya 1 st.petrus : Ibu. Donya Weku (kel. Tumbol Weku)
Sekertaris :Ibu. Olvione Watupongoh
Bendahara :Ibu.
Jumlah kk :…
-Ketua Wilaya 2 st.paulu : Ibu.Yeynie Rottie
Sekertaris : Ibu Natalia Kawung
Bendahara : Ibu Ingkong Watugigir
Jumlah kk :…

Umat di stasi wangurer ini, dalam kegiatan keagamaan/liturgy masi


kurang, hanya sebagian kecil umat yang bias di katakana aktif dalam
kegiatan keagamaan dan menggereja. Itu disebabkan karena
kurangnya pemahaman akan pentingnya hidup keagamaan dari umat,
sehingga umat disini perlu adanya pendampingan dan pelatihan bagi
perkembangan iman dan keikut sertaan dalam kegiatan dan ibadat-
ibadat. Namun umat di stasi ini ramah-ramah dan menerima saya jika
mengadakan kegiatan serta pertemuan ibada-ibadat sehingga
membuka peluang bagi saya juga agar dapat mengembangkan umat
distasi ini.

Kelompok kategorial yang aktif : WKRI, KBK, OMK,


SEKAMI
-Ketua WKRI : Ibu. Debby Tangka
Sekertaris : Ibu. Anita Pangerapan
Bendahara : Ibu. Rini Tumbol
-Ketua KBK : Bpk. Abner Kolondam
Sekertaris : Bpk. Model Wongkar
Bendahara : Bpk. Tiko Rumeen
-Ketua OMK : Sdri. Priska Tangka
Sekertaris : Sdra. Lengki Repi
Bendahara : Sdra. Gabriel Watugigir
Sie Liturgi : Sdra. Jinli Repi
Sie Usaha Dana : Sdri. Novia Watugigir
Moderator OMK : Ibu. Marlin Sumual
-Pembina SEKAMI : Enci Ningsih Kolondam
Pendamping : Jansie Kalalo

Anda mungkin juga menyukai