Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH RINGKAS JEMAAT “ELIM” KOLONGAN

WILAYAH TOMOHON SATU

1. Asal Usul Negeri (Kampung) Kolongan Kecamatan Tomohon

Bebarapa tetua adat (rumpun keluarga) terpencar dari satu pemukiman

bernama Nimawanua (sebelah selatan komplex rumah sakit Gunung Maria

sekarang), disebabkan gempa bumi hebat (meletusnya gunung lokon waktu

itu sekitar tahun 1600an) dan penyakit sampar. Tetua adat itu bermaksud

mencari pemukiman baru karena tempat tinggalnya (Ninawanua, komplex

Lembaga Permasyarakatan anak Tomohon sekarang) mengalami musibah

gempa bumi. Ada kepercayaan bahwa kalau terjadi musibah seperti itu, maka

penduduknya harus mencari tempat pemukimkan baru.

Para tetua ini berkumpul disuatu tempat yang letaknya kurang lebih 20

meter sebelah selatan gedung gereja ELIM Kolongan sekarang (batas antara

Kel. H. F. Kalalo-Rau dengan Kel. Senge-Kalalo). Di tempat ini mereka

bermaksud “tumawa wo tumalinga” (dalam bahasa Tombulu berarti :

memanggil dan mendengar) si manguni makasiouw (burung hantu yang

dalam bahasa Tombulu dikenal dengan nama Totosik).

Adat tombulu Minahasa, burung ini menjadi tempat bertanya dan

memberi tanda untuk hal-hal yang baik maupun yang buruk. Para tetua ini

setelah bertanya dan mendengar melalui upacara “meitatalinga” mereka

mendapat petunjuk bahwa lokasi itu baik dan tempat untuk menjadi

pemukiman; dan tidak jauh dari tempat itu terdapat mata air yang merupakan

sumber air yang sangat vital untuk keperluan sehari-hari. Letaknya sekitar

150 meter arah timur laut. Lokasi mata air ini disekitarnya ditumbuhi sejenis
talas (herba) yang daunnya hijau serta berbintik-bintik putih 1. Bintik-bintik ini

dalam bahasa Tombulu disebut dengan Kolongan. Dari nama talas berbitik-

bintik inilah kemudian disebutlah tempat itu dengan Kolongan. Inilah yang

menjadi asal usul negeri Kolongan Kecamatan Tomohon (sampai sekarang)

2. Sejarah Jemaat ELIM Kolongan Wilayah Tomohon Satu

Jemaat Protestan Kolongan dilaporkan telah terbentuk sejak 1874, ke-

tika Pandita Nicolaas Wilken membentuk Kerkeraad (majelis jemaat)

Kolongan, yang kemudian menjadi Wijkgemeenten (jemaat negeri) Kolongan,

setelah gereja ditangani Indische Kerk. Tokoh awal Jemaat Protestan Kolo-

ngan yang dikenal adalah Jonathan Tumurang, seorang pensiunan kopral

yang tahun 1923 diangkat menjadi Penatua. 

Pemudi Kolongan tahun 1934 di Sion.

Perkembangan Jemaat GMIM Kolongan makin pesat, sehingga

warganya berinisiatif membangun kanisah. Pada ibadah padang tanggal 30

April 19352 yang dipimpin Inlands Leraar Elias Tengker (tamatan STOVIL,

berasal dari kampung Dua Saudara Girian) di lokasi perkebunan Zano sui,

dan dalam ibadah ini kemudian dilakukan aksi pengumpulan dana antara lain

dengan penjualan makanan & penganan, dan berhasil terkumpul dana

1
Buku Asal-Asul Nama Kampung di Minahasa
2
Buku sejarah Jemaat ELIM Kolongan (tulisan dari DR Julius Pontoh)
sebesar 36,54 gulden, dipakai membangun kanisah dari dinding bambu lantai

tanah dan seng bekas. Cara penggalangan dana seperti ini terus dilakukan

oleh Jemaat ELIM sampai sekarang ini.

Nama ELIM diambil dari Perjanjian Lama, Kitab Keluaran 15:27;

16:1 ; Bilangan 33:9-10.

Kanisah tersebut diperbaiki ulang tahun 1939 dengan rangka kayu.

Meski demikian jemaat Kolongan masih tetap beribadah hari Minggu di Ge-

reja Besar Tomohon (Sion) di Paslaten. Pokok khotbah pendeta nanti diulang

dalam ibadah Salinan berbahasa Tombulu di rumah-rumah anggota sore

harinya.

GEREJA SION TOMOHON

Sejak tahun 1951 pelaksanaan ibadah Minggu Jemaat Protestan

Kolongan mulai dilakukan di Kanisah yang kemudian menjadi rumah gereja.

Kecuali pelayanan baptisan dan sidi masih di gereja Sion. Baru tahun 1966

Jemaat GMIM Kolongan berdiri sendiri dalam arti menjadi jemaat yang

dewasa (di dewasakan), dengan pimpinan-pimpinannya sebagai berikut: 3

3
Rangkuman hasil Seminar Tentang Sejarah Jemaat ELIM Kolongan Tomohon
Ketua L. Mait

Panitra S. I. Paat

Bendahara K. Langitan

Anggota S. Pijoh

H. Paat-Mamuaja

J. Wondal

P. Mait

M. Rau-Wenur

A.J. Lasut

A. P. Paat

Dengan berkat Tuhan yang selalu menuntun jemaatNya, dilakukanlah

peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja tanggal 8 September

1968 yang dilanjutkan dengan penggalangan dana lewat penjualan makanan

yang hasilnya adalah untuk pembangunan gereja yang baru 4. Dengan

berbagai upaya yang dilakukan oleh jemaat, akhirnya Gereja ELIM Kolongan

dapat diresmikan Tanggal 8 September 1970, yang dipimpin oleh pendeta

Kamuh, dan pengguntingan pita dilakukan oleh Gubernur Propinsi SULUT

yang diwakili oleh Bpk. Ticoalu.

4
Catatan Pidato Panitia Pembangunan yang dicatat kembali oleh Bpk. L. W. Pio (almarhum)
Gereja 'Elim’

Jemaat GMIM Kolongan membangun sekolah rakyat (kini SD GMIM

VIII) tahun 1957 dari rongsokan gedung bekas Vervolgschool Kuranga yang

disumbangkan Sinode GMIM. Sekolahnya berdiri diatas tanah yang baru di-

beli jemaat tahun 1963. Kelak juga, Jemaat GMIM ‘Elim’ membangun Taman

Kanak-kanak tahun 1973, serta Wale Syalom di tahun 1994 dipakai untuk

berbagai hajatan jemaat dan masyarakat Kolongan.

Kemudian dengan berbagai perkembangan dan pertumbuhan jemaat,

maka gereja ELIM Kolongan melakukan pembangunan gereja yang baru

berlokasi di gereja yang lama (gereja lama dibongkar) dan dilakukan

peletakan batu pertama pada ibadah Minggu tanggal 6 November Tahun

2005 oleh Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat ELIM Kolongan Pdt. Th. E.

J. Sumakul-Kaunang, S.Th. Dengan Panitia Pembanguan sbb:

Ketua Dra. V. Rau-Paat

Sekretaris Albert Pijoh, SH

Bendahara Agustin Sumendap-Pai

Berbagai upaya dilakukan oleh Panitia Pembangunan dengan

melibatkan semua sumber daya dan dana dari anggota jemaat dalam

pembangunan gereja baru. Dan dengan berkat Tuhan, pada tanggal 02

Agustus tahun 2009, Gereja Baru ELIM Kolongan dapat diresmikan oleh

Badan Pekerja Majelis Sinode Pdt. DR. A. O. Supit, S.Th, dan dilakukan

pengguntingan pita oleh Walikota Tomohon Jefferson S. M. Rumajar, SE.


Gereja ELIM Sekarang

Pembangunan tidak berhenti sampai dengan selesainya gereja yang

baru, tetapi sampai sekarang ini jemaat ELIM Kolongan terus melakukan

pembangunan baik dalam bentuk bangunan baru, maupun renovasi

bangunan yang sudah ada.5

Ditahun pelayanan 2014, lewat Sidang Pleno Majelis Jemaat maka di

putuskanlah pengadaan lahan persiapan untuk pembangunan gereja baru di

komplex kantor Walikota Tomohon. Dibentuklah Panitia* untuk hal yang

dimaksud. Hal ini mau menunjukkan bahwa jemaat ELIM Kolongan adalah

jemaat yang telah dewasa, Mandiri dan selalu berusaha untuk memajukan

Jemaat dalam bersekutu, bersaksi dan melayani.

*Lampiran :
Tentang : Susunan Panitia Kebersamaan Pelayan Khusus & Keluarga Sewilayah Tomohon Satu
Serta Penggalangan Dana Gedung Gereja Baru

PANITIA PENGGALANGAN DANA DAN PEMBANGUNAN GEDUNG GEREJA BARU


Penasehat : 1. Lurah Kolongan & Kolongan I
2. Prof. Dr. Julius Pontoh
3. Dr. Aser Yalindua, MP
4. Dra. Vonny Rau-Paat
5. Pnt. Harun Lullulangi
Penanggung Jawab : Badan Pekerja Majelis Jemaat ELIM Kolongan
5
Renofasi bangunan : Pastori I, Penggantian Seng TK ELIM Kolongan, Wale Syalom (plafon, tampilan muka,
dan pencabutan 2 tiang belakang)
Pembangunan bangunan baru: Pastori II, Pasoti III, Kantor Jemaat GMIM ELIM Kolongan
Ketua : Pnt. Meriam Wuisan-Rau, SH
Wakil Ketua 1. Jantje Rau
2. Ronald Goni, SH, MH
3. Albert Paat, ST
4. Abedneju Mait
Sekretaris : Gracia Sangari-Kandowangko, S.Pt.
Wakil Sekretaris : 1. Drs. Eddy S. Mangarek
2. Stady Dachy, S.Pd, M.Th.
3.Sym. Eliezer Telah, S.Kep.
Bendahara : Dra. Katrin Mait
Wakil Bendahara : 1. Vonny Wajong, SE
2. Bobby Wenur
Pembantu Umum : 1. Semua Pelsus
2. Dirk Ransun

Hari Minggu, tgl. 30 April 2017 dilaksanakanlah ibadah HUT Jemaat ke

83 sekaligus peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja baru di

tanah yang dibeli jemaat di Komplex Kantor Walikota Tomohon.


3. Pelayan Tuhan Yang Pernah Melayani Jemaat ELIM kolongan

Pendeta pelayanan di Jemaat Kolongan adalah para Inlands Leraar

tamatan STOVIL yang juga pendeta di Klasis Tomohon. Pelayan Tuhan yang

pernah melayani Jemaat ELIM kolongan, baik sebagai pendeta Jemaat,

maupun sebagai Ketua Jemaat

1. Ds. Elias J.Tengker,

2. Ds. Paul L.Mandagi,

3. Ds. Nalo S. Kamuh

4. Ds. Petrus Tirie di tahun 1930-an.

5. Ds. .D.Kawulur,

6. Ds. A. Z. R. .Wenas.
7. Ketua Jemaat Pnt.Simon Goni Tahun (1960 hingga tahun 1966

dengan pendeta pelayanan Rampengan, Wowor dan Nalo

S.Kamuh.

8. Ketua Jemaat berikut Pnt.Lodewijk J.Mait (1966-1970), dengan

pendeta pelayanan William Langi MTh, dan Pdt.Junius L.Posumah

STh;

9. Ketua Jemaat Pnt.Johan Wondal (1971-1976), dengan Pendeta

Wenas dan Pdt.Cornelius Simon Supit.

10. Bpk. Abram J. Lasut (terpilih)

Kemudian Ketua BPMJ ‘Elim’ dipegang para pendeta, dimulai

11. Pdt.Dan Wenas,

12. Pdt.Paul F.Th.Sondakh (1981),

13. Pdt.Ny.Geisye Mariane Parengkuan-Bolompapueng (1965-1989),

14. Pdt.Ny.M.Mandagi-Gurusinga STh;

15. Pdt.Hanny Palendeng STh,

16. Pnt. Johanis Goni (Menunggu Pendeta yang di SK-kan oleh Badan

Pekerja Sinode GMIM)

Dengan pendeta jemaat Pdt. Roy Kaunang, S.Th. Pdt. Dina

Kaunang-Rugian, S.Th.

17. Pdt.Ny.Th. E.J Sumakul-Kaunang STh, bersama dengan Pdt. DR.

H.W.B Sumakul (Ketua BPMS GMIM sekarang), Pdt. Semuel

Loway, S.Th, Pdt. Maria Owu, S.Th.

18. Pdt Dirk Wohon STh (2006-2011) bersama dengan Pdt. Deasy N.

Pandeirot, S.Th.; Pdt. Elisabeth Angow, S.Th(……-2013).


19. Pdt.Julfri Kandowangko STh sejak Mei 2011. Bersama dengan

Pdt. Hesty Kopalit, S.Th(2011-02 April 2018); Pdt. Billy Pyong

S.Th(2013),; Pdt. Lusiane Sumual, S.Th.

20. Pdt. M. Mengko-Umboh, S.Th sejak Tahun 2015 - 23 Sept.

2018(serah terima). Bersama dengan Pdt. Hesty Kopalit(2011-2018

(2 April )), S.Th; Pdt. Billy Pyong, S.Th; Pdt. Lusiane Sumual,

S.Th, ; Pdt. Anita Nanci Rega, S.Th (Mei 2018)

21. Pdt. Steven Bons Manengkei, M.Th, sejak 23 September

2018(serah terima)-……. Bersama dengan Pdt. Pdt. Billy Pyong,

M.Th; Pdt. Lusiane Sumual, S.Th, ; Pdt. Anita Nanci Rega, S.Th

Anda mungkin juga menyukai