Anda di halaman 1dari 7

Gereja Kota KupangGereja pertama di daratan Timor Barat, saksi sejarah masuknya Agama Kristen Protrestan di Timor Barat,

Gereja peninggalan Belanda, kini masuk dalam Cagar Budaya (dilindungi oleh Negara)

Sejarah Gereja Kota Kupang KATA PENGANTAR

Sejarah adalah rentetan atau peristiwa masa lampau dan bermakna bagi masa kini. Atau dengan kata lain hari ini dan hari esok dibentuk oleh peristiwa masa lampau itulah tonggak sejarah, masa lampau yang bersejarah dimasa kini dan masa yang akan datang. Tujuan mempelajari Sejarah dimaksudkan tidak lain agar kita menjadi bijaksana terlebih dahulu. Bijaksana disini artinya, kita harus pandai melihat kontiunitas dari zaman lampau dengan zaman sekarang untuk zaman akan datang.

Pengenalan akan masa lampau, sangat penting artinya bagi penentuan sikap masa kini serta langkah pelayanan bagi hari esok. Lintasan Sejarah dan Peristiwa ini adalah bagian dari BUCKLET yang sementara dikerjakan dalam dua bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris) oleh Pdt. I. Bangngu, STh; yang akan diterbitkan dan dipublikasikan ke dunia luar melalui WEBSITE.

Belajar dari sejarah penatalayanan Jemaat Kota Kupang masa lampau serta segala kelebihan maupun kekurangannya; membuat kita lebih bijaksana dalam menata pelayanan yang lebih baik dimasa depan dari hari kemarin.

Dengan demikian maksud tulisan Selayang Pandang Jemaat Kota Kupang Dalam Lintasan Sejarah dan Peristiwa dari waktu-kewaktu, tidak lain agar kita dapat melangkah maju meniti hari esok yang bermanfaat bagi masa depan pelayanan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah masa lampau bagi masa depan. Syalom Semoga tulisan ini bermanfaat.

Tim Penulis

SELAYANG PANDANG GEREJA KOTA KUPANG DALAM LINTASAN SEJARAH (1614 - 2005)

I.

PENDAHULUAN

* Jemaat Kota Kupang dalam wilayah pelayanan Badan Pekerja Klasis Kota Kupang adalah sebuah Jemaat tua di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang telah berdiri sejak era VOC. Hingga kini masih berfungsi melayani umatnya. * Gereja ini dilindungi oleh Undang-undang Benda Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992. * Letaknya berada di Kelurahan LLBK Kecamatan Kelapalima Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Jalan Sukarno No. 23, jalur jalan utama yang padat lalulintas. * Dalam peta lama Kota Kupang, tempoh dulu, Gereja ini berada di kawasan inti Kota Affedeling Kupang (kini Kantor Bupati Kupang) yang strategis dan ramai. Jarak dari Benteng Concordia (Asrama Benteng sekarang) + 150 meter, dari pusat pertokoan/ perbelanjaan + 20 meter, jarak dari tepi pantai pelabuhan Teluk Kupang yang indah pemandangannya + 75 meter. * Luas zoning Gereja Kupang + 2254 m2, didalam komplek berdiri Gedung Gereja tua bergaya arsitektur Eropah; rumah tinggal Pendeta, bangunan penunjang lain, serta sejumlah Kerrkof. * Warga Jemaat Kupang tergolong Heterogen terdiri dari berbagai Suku Bangsa, Bahasa dan Adat istiadat yakni : Sabu, Rote, Alor, Timor, Ambon, Batak, Manado, Jawa, dan lain-lain. * Sesuai data Jemaat Kota Kupang akhir Desember Tahun 2005 jumlah Warga Jemaat 10.227 Orang. Terdiri dari 1975 KK

Laki-laki

4.871

Orang

Perempuan

5.356

Orang

Anggota Babtis

10.114

Orang

Anggota Sidi

7.942

Orang

* Komunitas tempat tinggal Warga Jemaat Kota Kupang terkonsentrasi di Lima Kelurahan : Fontein, Mantasi, Fatufetto, Bonipoi, LLBK, dan tersebar dalam Kelurahan-kelurahan lain dalam Empat Kecamatan di Kota Kupang yaitu : Oebobo, Alak, Kelapa Lima, dan Maulafa. * Dalam struktur pelayanan Firman Allah Jemaat ini terbagi atas 9 (sembilan) Rayon dan 80 Wilayah Pelayanan yaitu :

Rayon I meliputi Kelurahan Nunbaun Dellha dan Nunbaun Sabu terdiri dari 7 (tujuh) Wilayah Pelayanan

Rayon II meliputi Kelurahan Fatufeto Bawah terdiri dari 11 (sebelas) Wilayah Pelayanan Rayon III meliputi Kelurahan Fatufeto Tengah dan Atas (Kampung Naibois dan Batukadera) terdiri dari 9 (sembilan) Wilayah Pelayanan. Rayon IV meliputi Kelurahan Air Mata, Mantasi dan Manutapen terdiri dari 13 (tiga belas) Wilayah Pelayanan. Rayon V meliputi Kelurahan Fontein Bawah dan Atas terdiri dari 5 (lima) Wilayah Pelayanan. Rayon VI meliputi Kelurahan Fontein Tengah dan Kelurahan lain yang tersebar terdiri dari 13 (tiga belas) Wilayah Pelayanan. Rayon VII meliputi Kelurahan Fontein Atas di tambah yang tersebar terdiri dari 17 (tuju belas) Wilayah Pelayanan. Rayon VIII meliputi Kelurahan Bonipoi dan Kelurahan Mardeka terdiri dari 4 (empat) Wilayah Pelayanan. Rayon IX meliputi Kelurahan LLBK Merdeka dan Kelurahan lain yang tersebar terdiri dari 3 (tiga)Wilayah Pelayanan. * Jumlah Majelis Jemaat Kota Kupang periode 2003 2007 yaitu 260 Orang terdiri dari : Penatua Diaken : 135 Orang. : 125 Orang

Jumlah Pendeta saat ini 3 (tiga) Orang. Jumlah Majelis Harian yaitu 10 Orang terdiri dari 1 Orang Ketua Majelis,

3 Wakil ketua, 2 Sekretaris, 2 Bendahara, dan Staf Tata Usaha 8 Orang. Jumlah Badan Pembantu Pelaksana Pelayanan (Komisi) yang membantu Majelis Jemaat Harian (MJH) dalam Program Pelayanan ada 11 Komisi yaitu : Perlengkapan Jemaat, Pelayanan Kasih, Pemuda, PAR, Perempuan GMIT, Kaum Bapak, Persekutuan Doa, Komisi Pembangunan, Perbendaharaan, Teritori, Litbang.

* Jemaat Kota Kupang sejak berdirinya hingga kini telah banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu, baik dalam hal misi Pelayanan maupun fisik gedung akibat dari rehabilitasi dari Pendeta yang bertugas dalam kurun waktu Pelayanannya.

II.

LINTASAN SEJARAH.

Jemaat Kota Kupang adalah Jemaat tua dalam GMIT yang bertumbuh, bersama dengan berdirinya Benteng VOC di Kupang. Embrio pelayanan selaku Jemaat dimulai pada tahun 1614 di didalam Benteng Fort Concordia (Asrama Benteng TNI sekarang). Berawal datangnya seorang Pendeta Belanda bernama Ds. Matheos Van den Broeck dipindahkan oleh Pemerintah VOC dari Saparua Ambon. Jemaat kecil yang bertumbuh dalam benteng inilah yang kemudian hari berkembang menjadi cikal bakal berdirinya Jemaat Kota Kupang sekarang ini. Dalam perkembangan misi pelayanannya selama + 4 abad (1614 - 2005) Jemaat ini telah mengalami berbagai keadaan pasang surut jatuh lalu bangkit lagi namun demikian berkat kasih karunia penyelamatan dari Tuhan Jesus Kristus Pemilik dan Kepala Gereja sampai saat ini masih tetap berfungsi melayani umatnya dengan baik.

a.

Periode Out Hollandshe Zending (1614 - 1819).

Perkembangan misi Kristen Protestan di Timor berawal dengan kehadiran (Ds) Matheos Van den Broeck pada tahun 1614 di Kupang, sebagai misioner dengan tugas utamanya adalah memelihara/ merawat rohani pegawai/ tentara (VOC) yang ada dalam Benteng Concordia dan sewaktu-waktu menggelarkan pekabaran Injil di luar benteng. Dalam waktu yang sangat singkat ia berada di Kupang pekerjaannya hanya sedikit menampakkan hasil, tetapi ia harus dicatat sebagai Pendeta Protestan pertama yang diutus di Pulau Timor. Pada tahun 1670, datang (Ds) C. Keysero Kind melayani Jemaat Kupang yang masih tersisa + 10 Orang hingga mencapai jumlah 59 orang saat ia meninggal dunia. 17 Tahun kemudian, tepatnya tahun 1687 1688 seorang Pendeta (Ds) A. Carpius datang sebagai pengganti (Ds) C. Keysero Kind. Pada tahun 1688 1691 pelayanan rohani oleh seorang Pendeta sempat kosong. Untuk mengisi kekosongan itu maka diangkat seorang awam yang telah mendapat latihan sebagai Pendeta dan menjalankan tugas kependetaan (bukan Pendeta) yang disebut Penghibur Orang Sakit (POS). POS pertama adalah seorang Belanda yang bernama J. Dick Ivon yang kemudian murtad menjadi penganut Katholik kemudian secara berturut-turut setelah itu : Tahun 1716 seorang POS Indonesia bernama Paulus. Tahun 1716 1719 seorang POS Indonesia bernama Yan Pieterson Thenu.

Berziarah ke Gedung Gereja Kota Kupang (3-habis) Written by John Nahak Friday, 17 June 2011

Embrio Pertumbuhan Jemaat Kristen di Kupang dan Sekitarnya TERLALU panjang jika diurai secara rinci perjalanan sejarah Gereja Kota Kupang beserta jemaatnya yang hingga kini tetap lestari pelayanannya. Jemaat Kota Kupang (JKK) adalah yang terbesar dalam jumlah jemaat gereja yang pada pendataan JKK tahun 2007 sudah mencapai 10.227 jiwa. ROCKY BOELAN, Kupang "APA lagi tahun 2011 ini, munkin sudah sampai 12.000 jiwa lebih," tandas Ketua Majelis JKK, Pdt. Diana Chandra Mesakh, Selasa (14/6) di Kupang. Jumlah itu sebanding dengan wilayah pelayanan lingkungan JKK yang dibagi kedalam sembilan rayon yang dibagi lagi menjadi 80 wilayah pelayanan jemaat. Melihat ke belakang, JKK sebagai gereja teroranisir Kristen pertama di NTT dan berdiri sebelum dibentuknya denominasi-denominasi gereja yang ada sekarang. Sehingga JKK dapat dikatan sebagai embrio dan pusat perlembagaan jemaat Kristen di Kota Kupang dan sekitarnya. Perkembangan pelayanan selanjutnyadari JKK adalah pada kurun waktu tertentu. Dulu, para pendeta sebagai ketua jemaat mengupayakan pelayanan bagi umat yang tempat tingalnya tergolong jauh dari gedung JKK. Upaya yang dilakukan yaitu dengan mendirikan pos-pos pelayanan yang akhirnya melahirkan mata jemaat baru. Pada masa perang dunia II, pos pelayanan di wilaah Airnona, melahirkan Gereja Syalom Airnona (1953). Pos Pelayanan Metropol Naikoten melahirkan Gereja Anugerah. Juga terdapat pelayanan gereja khusus abagi orang Sabu yang tida bisa berbahasa Indonesia, kemudian melahirkan Gereja Kmah Ibadat Airnona. Di Batukadera, akhirnya berdiri sendiri menjadi jemaat Gereja Imanuel Batukadera pada 1960. Pos pelayanan Naikoten berubah menjadi Gereja Paulus (Oepura) di tahun 1975. Pos pelayanan Lanud El Tari berubah menjadi Gereja Penfui. DI Batuplat ada Gereja Imanuel II. Bahkan ada yang cukup jauh jaraknya di Pariti yang akhirnya berdiri sendiri menjadi Gereja Pariti sekarang. Begitu juga yang saat ini kita temui Gereja Kota Baru dan Gereja Agape (1981). Sambil berjalan dengan terus mengembangkan bentuk-bentuk pelayanan yang sesuai dengan perkembangan jemaat GMIT Kota Kpang yang sudah menjadi jemaat perkotaan. Secara fisik, JKK terus membangun dengan gambar yang ada agar gedung-gedung yang dibangun secara

teratur ditempatkan dalam lingkungan gereja. "Tangal 20 Juni nanti atap gedung depan gereja akan di rehab," tandas Pdt. Diana Chandra Messakh. Ketua Majelis Jemaat Kota Kupang ini menjelaskan, gedung gereja yang berdiri sejak 1887 ini telah dijadikan situs/benda cagar budaya oleh Badan pemelihara Situs dan Beda Purbakala-Bali. Direncanakan, pada 20 Juni ini, atap gedun depan gereja JKK akan diperbaiki dengan angaran proyek sebesar Rp 370.000.000, yang diperoleh dari APBN melalui Badan Pemelihara Situs dan Benda Purbakala-Bali. Diana mengharapkan, pembangunan dan pemeliharaan gereja bersejarah ini dapat berjalan sesuai rencana yang tercermin dalam maket master plan. Saat ini, selain gedung gereja, kompleks JKK telah difasilitasi bangunan penunjang lain seperti Aula serbaguna, Pastori, guest house, rumah koster, ruang Komisi Kategorial, ruang perpustakaan, pos jaga dan bangunan lain. Sebagai jemaat GMIT lainnya, proses kebaktian JKK menggunakan liturgi yang sama dengan warta jemaat sesama denominasi. Saat ini, JKK dilayani oleh empat pendeta yang terdiri atas, Pdt. Diana Chandra Messakh, Pdt. Godlief Ratuwalu, Pdt. Petronela Hire Padja dan Pdt. Yuda Hau Haba. Keempat pendeta dibantu oleh anggota majelis, diaken dan penatua sebanyak 400 orang. Sumber: Timor Express, Jumat 17 Juni 2011

Anda mungkin juga menyukai