Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

AGAMA

DI SUSUN OLEH:

NAMA: FYEFYEN DA COSTA


KELAS: IX

Paroki Santa Maria Assumpta

Paroki Santa Maria Assumpta adalah sebuah Paroki dalam Keuskupan Agung
Kupang. Paroki ini berada di Jln. Perintis Kemerdekaan No. 9, Kupang, Nusa Tenggara
Timur, Indonesia. Kompleks Paroki termasuk Gereja inti, Pendopo Pastoran, kantor
Sekretariat Paroki dan Sebuah Aula Serba guna. Gereja ini dibangun di atas pondasi batu,
dengan ruang, besar kolom bebas dalam jemaat. Atap dan lengkungan memiliki parapets, dan
pintu pada bangunan wajah persegi panjang utara, barat, dan selatan; bagian depan gereja
terletak di sebelah barat.

1. Sejarah
Pada bulan Desember 1979 oleh Pastor Herman Y.Kaiser SVD Pastor Paroki St Yoseph
Naikoten Kupang, berdasarkan hasil kunjungan pastoral ke kelompok-kelompuk Umat Basis,
ditemukan banyak umat Katolik yang mendiami wilayah Oepoi, Kayu Putih, Oebufu dan
Tofa. Diantara umat yang mendiami wilayah ini ada yang sudah berpuluhan tahun sebelum
jaman Jepang mendiami wilayah ini kemudian terjadilah perkawinan dengan orang
disekitarnya yang menurunkan anak cucunya hingga kini beriman orang Katolik. Bahkan
keluarga dari perkawinan campur inilah yang kemudian menjadi keluarga basis yang pertama
tersebarnya kabar gembira Yesus Kristus di wilayah tesebut. Pada awalnya dengan
memekarkan kelompok doa Oebobo 3 A menjadi kelompok St. Paulus Pemancar membentuk
kelompok basis yang baru yakni kelompok Nekamese Oebufu dan tofa. Dengan demikian ke
3 kelompok tersebut adalah menjadi kelompok basis yang pertama dan dengan segala
kemampuan yang ada berusaha sekuat tenaga untuk membina umat di wilyah ini .
Pada waktu itu agar sulit untuk ke Gereja pada hari minggu atau hari raya lainnya karena
transportasi yang kurang mendukung untuk pergi ke Gereja Santu Yoseph Naikoten. Sejak
berdirinya istana keuskupan umat secara spontan umat dari ke tiga KUB di atas mengadakan
pendekatan dengan Bapak uskup agar umat yang berdomisi di di wilayah ini bisa
melaksanakan misa hari minggu di istana keuskupan. Permintaan ini dikabulkan oleh Bapa
Uskup.
Dari ketiga KUB ini kemudian berkembang menjadi 6 kelompok yakni KUB Santu
Paulus Pemancar, Nekamese Oebufu, Tofa, Oebobo 3 B, Oebobo 3 C dan Kayu Putih.
Keenam kelompok yang telah menggabungkan diri untuk mengikuti misa di istana keuskupan
lebih meningkat lagi. Keadaan ini berlangsung terus, umat dari tahun ke tahun semakin
bertambah. Rumah Bapak Uskup tidak dapat menampung umat lagi untuk misa hari minggu.
Pada saat itu dibangun pula seminari Santu Rafael Oepoi. Setelah gedung Seminari selesai
dibangun tahun 1984, walaupun belum diresmikan atas perkenan Bapak Uskup, gedung ini
dapat dipakai untuk upacara misa hari minggu. Setelah pengresmian Seminari tanggal 15
Agustus 1984, tempat misa dialihkan dari kelas peralihan Seminari ke salah satu ruangan

yang seharusnya digunakan untuk kepentingan Seminari, tetapi untuk sementara digunakan
untuk kapel hingga saat ini.
Upacara misa di kapel Seminari setiap hari minggu dilakukan dua kali bahkan sampai tiga
dan selalu dihadiri oleh umat dalam jumlah yang banyak. Semua kegiatan yang menyangkut
misa dikoordinasi oleh P. Julius Bere SVD , yang kemudian dibantu oleh seorang Pastor
kapelan Romo Emanuel Bere Damian Pr. Dan juga pada hari minggu dibantu oleh Pater
Simon Bata SVD. Atas karunia Roh Kudus yang memberi kebijaksanaan kepada para
penggembala umat yakni YM. Bapak Uskup dan para pastor. Atas kebijaksaan penggembala
ini kemudian direalisasikan dengan membentuk wilayah persiapan Paroki Oepoi Kupang.
Secara hirarkis Wilayah persiapan Pembentukan Paroki Oepoi ini berada di bawah asuhan
pastor Paroki St. Yoseph Naikoten Kupang. Karena itu wilayah ini terbentuk atas dasar-dasar
sebagai berikut:
Surat keputusan Pastor Paroki St. Yoseph Naikoten Kupang (RD. Daniel J. Afoan) kepada
pastor koordinator wilayah oepoi dan para ketua kelompok tanggal 8 Maret 1985
No.06/NKT-PSY/III/1986 dengan perihal: Persiapan pembentukan wilayah Oepoi. Realisasi
surat pastor paroki di atas, di wilayah Oepoi dibentuklah Tim Pembentukan Wilayah
Oepoi. Selanjutnya disingkat TPPWO. TPPWO ini adalah wadah awal sebagai wadah
koordinasi umat di wilayah Oepoi yang dikoordinasi oleh seorang pastor koordinasi yakni
Pater Yulius Bere SVD. TPPWO ini masa baktinya selama 6 bulan terhitung sejak tanggal 5
Mei sampai dengan tanggal 31 Oktober 1986.
SK Pastor Paroki St. Yoseph Naikoten tanggal 1 Januari 1987 No.325/PSY-NKT/XII/86,
disahkan oleh YM. Bapak Uskup Dioses Kupang tentang pembentukan panitia persiapnan
paroki oepoi kupang (P30K), selanjutnya disingkat P3OK. Pada hari minggu tanggal 4
Januari 1987 pukul 08.00 pagi bertempat di Seminari St. Rafael Oepoi Kupang dengan
celebran utama YM Uskup Dioses Kupang, celebrans : Pastor Daniel J Afoan Pr (Pastor
paroki Naikoten) dan P. Julius Bere SVD ( Pastor Koordinasi wilayah Oepoi ) para panitia
persiapan paroki Oepoi dilantik. Acara pelantikan ini dimeriahkan oleh koor gabungan dari St
Gregorius wilayah Oepoi.
Persiapan paroki yang diperjuangkan umat selama 8 tahun 1979-1988 melalui dasar iman
untuk menjadi satu paroki kini menjadi kenyataan dengan keluarnya SKP. YM. Uskup Diosis
Kupang Gregorius Monteiro, SVD tanggal 13 Februari 1988 No:1/201/1988. Peletakan batu
pertama dimulai pada tanggal 12 Agustus 1988 sekaligus perayaan ulang tahun paroki untuk
pertama kalinya. Dengan pastor Paroki Pertama P. Julis Bere SVD dan Pastor kapelan Pastor
Ebed, Pr. Dengan pastor Paroki Pertama P.Julis Bere SVD dan Pastor kapelan Pastor Ebed,
Pr.

2. Jumlah umat
Umat di wilayah ini berdasarkan data tahun 1987 terdiri dari 14 KUB dengan jumlah
kepala keluarga 457 KK dengan jumlah umat 3.780 Orang. Data tahun 1988 jumlah
kelompok Umat Basis bertambah menjadi 30 yang terdiri dari 500 KK dengan jumlah umat
6.000 orang. Melihat keadaan tempat ibadat yang bersifat sementara dan perkembangan umat
yang setiap tahun semakin bertambah maka oleh YM. Bapak Uskup Agung Dioses Kupang
melalui Pastor Paroki dan Dewan Pastor Paroki mulai merencanakan untuk membangun
sebuah Gedung Gereja Paroki . Peletakan batu pertama dimulai pada tanggal 12 Agustus
1988. Tanggal 5 oktober 1988 hari rabu Bruder SVD bersama karyawannya mulai memasang
patok-patok fondasi Gereja. Tanggal 10 0ktober 1988 penggalian pondasi dan 38 tiang induk.
Hingga selesainya Rumah Tuhan ini dibangun dengan spiritualitas iman yang kuat yakni
berdoa dan bekerja, doa bersama Bunda Maria, doa Kepada Bapa di Surga melalui Putera
Tunggal-Nya Yesus Kristus. Hingga akhirnya atas berkat karunia rahmatnya mereka berhasil
membangun rumah Tuhan, rumah Bunda Maria, Rumah semuat umat beriman Katolik dan
pada akhirnya ditabiskan pada tanggal 8 Desember 1989.
Gua Maria yang Strategis berada di depan memudahkan umat untuk berdoa dengan
khusuk. Gua Maria terbuka 24 jam bagi umat yang mau memanjatkan doa-doanya. Terlebih
Paroki yang berpelindungkan Maria Assumpta.

3. Pemimpin di gereja Santa Maria Assumpta


Struktur kepemimpinan di Gereja Santa Maria Assumpta adlah sebagai berikut:
Pastor Paroki
: RD. Rudolf Tjung Lake
Pastor Pembantu : Romo Yustino Raring
Romo Yohanes Manuk
Romo Aloysius Montero
Romo Antonius Nggino Tukan
4. Visi dan misi Gereja Santa Maria Assumpta
Visi:
Dalam Terang Roh Kudus, Gereja Santa Maria Assumpta merupakan persekutuan
umat beriman akan Yesus Kristus, yang menghayati iman secara mendalam dan dewasa
serta menjadi berkat bagi masyarakat sekitar (bdk. Mat 5:13-16)
Misi:
1. Membangun persaudaraan dan kesadaran umat akan panggilannya sebagai warga
Gereja untuk berperan serta dalam kehidupan menggereja.
2. Membangkitkan semangat pengorbanan dan komitmen pengurus Gereja dalam tugas
perutusan Kristus.
3. Membangun dan memelihara kehidupan rohani dalam setiap komunitas keluarga
secara berkesinambungan

4. Meningkatkan eksistensi dan partisipasi umat dalam setiap kegiatan rohani serta
mewujudkan keberanian menjadi saksi iman di tengah masyarakat.
5. Meningkatkan pembinaan iman generasi muda.
6. Mengembangkan sikap murah hati, cepat tanggap, peduli, dan bela rasa terhadap
masalah kehidupan masyarakat sekitar.

5. Bentuk-bentuk pelayanan yang ada di gereja Gereja Santa Maria Assumpta


Oleh Gereja, visi tersebut diwujudkan melalui sedikitnya empat fungsi pelayanan yaitu
liturgia, diakonia, koinonia, dan kerygma.
1. Liturgia (pengudusan) adalah segala bentuk kegiatan ibadat kepada Tuhan yang
dilakukan oleh umat, baik secara pribadi ataupun bersama baik sakramen maupun
yang bukan sakramen. Contoh dari pelayanan liturgia adalah perayaan ekarsti, ibadat
lingkungan, doa bersama dll.
2. Diakonia (Pelayanan) adalah segala bentuk pelayanan kepada semua orang yang
membutuhkan pertolongan atau pelayanan. Umat beriman saling melayani dan
memperhatikan kebutuhan sesamanya, baik yang seiman maupun setiap orang yang
membutuhkan. Contoh dari pelayanan diakonia adalah badan amal, poliklinik, Rumah
Sakit, dana solidaritas, dana papa, rumah jompo,yayasan yatim piatu dll.
3. Koinonia (Pembinaan Persekutuan) adalah segala usaha untuk semakin mewujudkan
dan mengukuhkan persaudaraan murid-murid Kristus dengan saling membantu,
berbagi, memperhatikan, memberi, menerima dan saling mencukupi demi
kesejahteraan bersama dalam komunitas. Contoh dari pelayanan koinonia adalah
mengunjungi orang sakit, kegiatan PIA, Pembinaan Remaja,Kunjungan pastoral dll
4. Kerygma (Pewartaan) adalah segala bentuk pewartaan, pengajaran iman dan
komunikasi iman untuk saling meneguhkan, berbagi pengalaman iman dan saling
meluruskan pandangan iman. Setiap orang yang menerima pewartaan Kristus dan
mengemban tugas pewartaan seperti yang telah diperintahkan oleh Yesus kristus.
Contoh dari pelayanan kerygma adalah katekese, pendalaman iman lingkungan dll.

Salam
Pastor Paroki Santa Maria Assumpta

RD. Rudolf Tjung Lake

Anda mungkin juga menyukai