HINGGA TERBENTUKNYA
DEWAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA
A. Pendahuluan
Beberapa ajakan dari PGI (dulunya DGI) pada bulan oikumene 2013 yang telah berusia
63 tahun adalah:
1. Terus-menerus tanpa mengenal lelah makin memperkuat persekutuan di dalam wadah PGI dan
sekaligus memperluas tekad kebersamaan dengan berbagai aliran dan denominasi untuk pada
akhirnya mewujud dalam Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.
2. Terus berkomitmen, bertekad dan melakukan aksi dalam upaya mewujudkan perdamaian dan
keadilan bagi keutuhan ciptaan. Gereja-gereja diminta untuk memberikan sumbangan-
sumbangan nyata bagi kehidupan masyarakat yang penuh damai tanpa kekerasan, hidup dalam
damai sejahtera dengan siapa saja tanpa memandang perbedaan yang ada.
3. Tak jemu-jemu untuk menyuarakan keadilan, penegakan hukum dan keberpihakan kepada
pelestarian alam. Keadilan bagi gereja haruslah meliputi perjuangan untuk keadilan ekonomi,
hak asasi manusia dan keadilan lingkungan.
4. Berpartisipasi secara penuh dalam gerakan kebersamaan Celebration of Unity yang akan
diselenggarakan Mei 2013, sebagai komitmen bersama bagi keutuhan Tubuh Kristus di
Indonesia.
a. Dari seruan PGI tersebut di atas, nyata bahwa PGI memiliki pergumulan dan sekaligus telah
melewati banyak pergumulan dalam mewujudkan dirinya sebagai pembawa damai sejahtera,
ketenangan dan ketenteraman di mana dia berada, b. dengan harapan utama keesaan gereja
makin terwujud.
B. Latar Belakang Pendirian DGI Dari Kondisi Nasional dan Internasional
Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan didirikannya DGI dari dalam negeri Indonesia sendiri
(khususnya dari kekristenan) dan ada juga dari luar negeri. Dan juga terlihat bahwa DGI sampai
terbentuk menjadi lembaga yang disahkan dan diakui, dan yang sekarang terdiri dari berbagai
anggota gereja, telah melewati Kalimantan Barat (GKKB), Gereja Gerakan Pantekosta (GGP),
Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Gereja Protestan Indonesia di Buol Toli-Toli
(GPIBT), Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM), Gereja Kristen Indonesia Sumatera
Utara, Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA), Gereja Protestan Minahasa (KGPM), Gereja
Mission Batak (GMB), Angowuloa Masehi Indonesia Nias (Gereja AMIN), Gereja Kristen
Anugerah (GKA), Gereja Protestan Indonesia di Luwu (GPIL), Gereja Kebangunan Kalam Allah
(GKKA), Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK), Orahua Niha Keriso Protestan (ONKP), Gereja
Kristen di Sumatera Bagian Selatan (GKSBS), Gereja Kristen Kalimantan Barat (GKKB), Igreja
Protestante iha Tmor Lorosa'e, Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia (GBI), Gereja
Kristen Injili Indonesia (GKII), Gereja Masehi Injili Indonesia (GEMINDO), Gereja Kristen
Injili di Indonesia (GEKISIA), Gereja Kristen Luther Indonesia (GKLI), Gereja Protestan
Persekutuan (GPP), Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI), Gereja Tuhan di Indonesia (GTdI),
Gereja Kristen Sulawesi Selatan (GKSS), Gereja Kristen Perjanjian Baru, Angowuloa Fa Awosa
Kho Yesus (AFY), Gereja Rehoboth, Gereja Protestan Indonesia di Papua, Gereja Kristen
Protestan Pak Pak Dairi (GKPPD), Gereja Keesaan Injili Indonesia (GEKINDO), Gereja Masehi
Protestan Umum (GMPU), Gereja Protestan di Sulawesi Selatan (GPSS), Gereja Kristen
Oikoumene di Indonesia (GKO), Gereja Sahabat Indonesia (GSI), Gereja Pusat Pantekosta
Indonesia (GPPI), Gereja Utusan Pantekosta di Indonesia (GUPDI), Gereja Protestan Indonesia
Banggai Kepulauan (GPIBK), Gereja Masehi Injili di Talaud (GERMITA), Gereja Kristen
Abdiel(GKA), Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI), Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah
(GSSJA), Gereja Kristus Yesus (GKY), Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia (GKPII),
Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), Gereja Protestan Soteria di Indonesia (GPSI), Gereja
Kristen Sangkakala Indonesia, Kerukunan Gereja Masehi Protestan Indonesia (KGMPI) dan
Gereja Bethel Tabernakel (GBT).
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Anggota PGI:
1. Mempunyai Tata gereja sendiri memberitakan Firman Allah dan melayani sakramen sesuai
dengan kesaksian Alkitab.
2. Mempunyai Anggota Dewasa yang sudah dibaptis/sidi sekurang-kurangnya orang.
3. Menunjukkan kerjasama yang baik dengan gereja-gereja tetangganya, terutama gereja
anggota PGI.
4. Menyatakan persetujuannya secara tertulis terhadap Dokumen Keesaan Gereja serta
kesediaannya untuk melaksanakan semua hal dan kewajibannya sebagai gereja anggota
dengan bersungguh-sungguh.
5. Menyatakan kesediaan mencantumkan "ANGGOTA PGI" di belakang nama gereja yang
bersangkutan. Tokoh penting DGI dari BNKP adalah: Yupiter Gulö.
Sumber:
Diakses pada hari Rabu, tanggal 29 Mei 2013, pukul WIB. 29 Federasi adalah gabungan
beberapa perhimpunan yang bekerja sama dan seakan-akan merupakan satu badan, tetapi tetap
berdiri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cooley, Frank L., Bagaimana Terbentuknya D.G.I. Majalah Peninjau, Jakarta: LPS DGI,
tahun II, Nomor 4
2. Jonge, Christian de, Menuju Keesaan Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, Kirchberger,
Georg,
3. Gerakan Ekumene: Suatu Pendahuluan, Flores: Ledalero, cet., I
4. P. K. Pilon, Oikumenika: Bagian Sejarah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972)
5. Christian de Jonge, Menuju Keesaan Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006),
hlm. 83.
6. Frank L. Cooley, Bagaimana Terbentuknya D.G.I. Majalah Peninjau (Jakarta: LPS DGI,
tahun II, Nomor 4, 1975), hlm.303.
7. P. K. Pilon, Oikumenika: Bagian Sejarah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972),
8. Christian de Jonge, Menuju Keesaan Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006),
hlm. 83.
9. Georg Kirchberger, Gerakan Ekumene: Suatu Pendahuluan (Flores: Ledalero,
cet., I, 2010), hlm. 90.