Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
6 Materi Ajar
• Panggilan dan Pengutusan Gereja
• Keesaan Gereja
• Sejarah Gereja
• Sejarah GPIB
• Eklesiologi GPIB
• Sistem Penatalayanan
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
SEJARAH GPIB
GEREJA BATAVIA
Konteks Masyarakat Indonesia
• Peradaban suku-suku di nusantara (agama suku) Kejayaan kerajaan
Hindu – Budha (perdagangan internasional dan penyebaran agama
Islam abad XI-XVII)
• Portugis menguasai Malaka 1511 mendarat di Ternate 1512; 24 Juni 1522
diperingati sebagai masuknya Gereja Katolik Roma di Indonesia
Benteng Portugis jatuh ke tangan Belanda 27 Februari 1605 diadakan
Ibadah P.Syukur = titik tolak peringatan pelembagaan GPI
Pusat VOC dari Ambon pindah berpusat di Batavia 30 Mei 1619
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
GEREJA BATAVIA
pengangkatan Gubernur Jendral (Jan
Pieterszoon Coen) mengangkat sahabatnya
sebagai Pelayan Firman (Adriaan Jacobsz
Hulsebos) pada Desember 1619 Pada tanggal
21 Januari 1621, menahbiskan penatua
Konsistori (Majelis Gereja), dan pada 11
Februari 1621 diangkatlah 2 orang diaken
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
GEREJA BATAVIA
Pengganti AJ. Hulsebos Sebastian Danckaerts :
mengadakan rapat besar Gereja-Gereja Reformasi
Gereja di Hindia Timur (Indonesia) : menetapkan
Tata Gereja, juga perangkat-perangkat lainnya
sebagai pedoman kegiatan Gereja di Indonesia.
Pada masa VOC Gereja di Indonesia disebut De
Gereformeerde Kerken in Oost-Indie, yang
merupakan wilayah pelayanan dari Nederlandsch
Gereformeerde Kerk berperan sebgaai gereja
penghubung.
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Catatan:
• Kegiatan Gereja merawat kerohanian orang-orang Belanda yang
berdagang dan pegawai (pribumi Kristen)
• VOC monopoli perdagangan dan membiarkan Kerajaan Islam
berkuasa di daerahnya masing-masing
• Jadi VOC tidak menjajah Nusantara smapai badan ini dibubarkan
31 Desember 1799 oleh Kerajaan Belanda
• Jemaat-jemaat tidak terurus
• Kekristenan dipengaruhi factor politik, factor psikologis
• VOC bubar tahun 1799, Pemerintah Belanda menguasai Indonesia
sejak 1 Januari 1800
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
GPI
keputusan Raja Willem I di Belanda pada tanggal 4 September 1815,
dibentuklah Gereja Protestan di Hindia Belanda (Indische Kerk) yang
diurus pemerintah melalui Departemen Perdagangan dan Daerah Jajahan
11 Desember 1835 yang menggabungkan jemaat-jemaat Hervormd,
Remonstran, dan Lutheran di Batavia
mendirikan Willemskerk (sekarang GPIB Immanuel DKI Jakarta) yang
diresmikan pada 24 Agustus 1839
dibentuk Majelis Gereja (disebut Kerkbestuur) pada tanggal 25 Oktober
1840 yang bertugas mengatur gereja-gereja di Nusantara yang berada di
dalam Gereja Protestan Hindia Belanda
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
GPI
Keberadaan gereja di bawah otoritas negara ini menimbulkan persoalan.
Banyak pihak di Belanda atau pun di Indonesia menilai bahwa Gereja harus
diatur dan dikelola secara mandiri
pada 19 September-14 Oktober 1916, Rapat Besar Pengurus
Gereja Protestan Hindia Belanda (kemudian disebut GPI) dengan
utusan-utusan wilayah yang mendesak untuk mengkaji
keberadaan gereja agar statusnya menjadi terpisah dengan
negara
Tahun 1918, Dewan Rakyat mengadakan rapat di Batavia :
keputusan untuk pemisahan antara agama dan negara
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
GPI
Tahun 1921 disampaikanlah nota kepada pemerintah yang
berisikan persoalan rumit mengenai hubungan GPI dengan
pemerintah.
Tanggal 24 September 1921 dibentuklah Panitia Negara yang
menyiapkan dan melaksanakan pemisahan antara GPI dan
Pemerintah. Usaha ini akhirnya membawa kemandirian GPI
mulai dari kemandirian administrasi sampai pada kemandirian
keuangan. Tahun 1933, rapat besar GPI menerima dan
menetapkan pemisahan GPI dari negara.
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
GPI
Gerakan nasionalisme juga berpengaruh dalam rapat besar GPI tahun 1933
tersebut, dimana munculnya gejolak di Minahasa dan Maluku menuntut
untuk pemandirian gereja. Peserta rapat pun memutuskan untuk
mempersiapkan Gereja bagian mandiri di Minahasa dan Maluku. Tidak
lama kemudian berdirilah GMIM dan GPM, lalu GMIT sebagai gereja
bagian mandiri dari GPI.
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
EKLESIOLOGI GPIB
• Ekklesia adalah istilah gereja (Ek : keluar,
Kaleo : dipanggil)
• Logos adalah ilmu atau pemahaman.
Sejak akhir abad ke-19, gereja-gereja di
Asia bersemangat menampilkan gereja
mereka menurut sosok dan identitas lokal
masing-masing -- kemandirian Teologi
(Teologi payung ilmu), maka eklesiologi
dikaji melalui pemahaman gereja tentang
dirinya sendiri dalam konteks kehadiran
dan pengalamannya di dunia.
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
EKLESIOLOGI PERJAMUAN
MESIANIK
Perjamuan mesianik sebagai jamuan makan surgawi
menggambarkan kesatuan dan relasionalitas yang
melampaui segala batas etnik, ras, sosial, budaya, gender
atau apapun juga yang dapat membentuk keterpecahan
juga keterpisahan. Dalam makan bersama, setiap orang
merasakan penerimaan dan menjadi bagian dari
sesamanya. Setiap orang yang duduk makan bersama
mengambil bagian membangun relasi dengan siapa pun di
sekitarnya tanpa terkecuali bahkan juga turut dirasakan
oleh semua ciptaan membawa gereja pada upaya
menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah.
Jamuan makan dalam Kerajaan Allah adalah jamuan
makan dalam kebenaran, kasih, keadilan, pengharapan,
sukacita, damai sejahtera, pengampunan, solidaritas, dan
persaudaraan
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
SISTEM PENATALAYANAN
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
KONGREGA- PRESBITERIAL
PAPAL EPISKOPAL
SIONAL SINODAL
MAJELIS SINODE XX GPIB Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB@2017 Materi Bina DIAKEN PENATUA
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Unsur-unsur Penting dari Presbiterial Sinodal
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Sosialisasi dan Pembekalan Pendeta GPIB tentang Perelevansian Materi Katekisasi GPIB