Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anggreyni Ambo

Nim : 2021050001

Makul : Tafsir PB 1

Dosen Pengampu : Drs Ferijanto Setiadarma

Tugas 7

Tafsiran Injil Yohanes 15 :7-9;

I. Pengantar
Paper ini dituliskan untuk melihat kepemimpinan dalam suatu perikop di injil
Yohanes. Saya akan melihat tafsir kepemimpinan Yesus Kristus yang terdapat dalam Yoh
15:9-17. Alasan saya memilih perikop ini adalah dalam perikop ini menjelaskan perintah
Yesus untuk saling mengasihi. Seorang pemimpin identik dengan ketegasan dan
terkadang mengesampingkan kasih dalam otoritanya, tidak sedikit pemimpin yang
menggunakan otoritasnya untuk memimpin secara otoriter. Kepemimpinan Yesus sangat
berbeda dengan pemimpin pada dasarnya yaitu Dia memimpin atau mengajar dengan
penuh kasih, Yesus telah terlebih dahulu memberikan kita teladan untuk saling mengasihi
dalam pelayanan-Nya.
Mari kita lihat lebih spesifik bagaimana kepemimpinan Yesus dalam Yoh 15:9-15.

II. TAFSIRAN YOHANES 15:9-17

a. Latar Belakang Yohanes


Injil Yohanes adalah salah satu dari keempat Injil dalam Perjanjian Baru dan
Injil yohanes adalah Injil Unik dari antara injil lainnya karena menyatakan lebih
sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Untuk penulisan Injil Yohanes ada
beberapa tanggapan yaitu tahun 80-95 M (baca; alkitab sabda) tetapi menurut Thomas
Hwang penulisan injil Yohanes tahun 60-70 M1. Tujuan penulisan injil Yohanes adalah
“supaya kamu percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu
oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh 20:31). Yohanes mengatakan
bahwa dia adalah murid yang paling dikasihiNya (Yohanes mempunyai mindset yang
1
EMPAT INJIL & AMANAT AGUNG. THOMAS HWANG (2020). Hlm 181
positif bahwa Dia adalah orang yang paling dikasihi Yesus). Yohanes memperkenalkan
Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan menunjukan Keilahian Yesus (Dia ada sebelum
Abaraham).
Hal yang unik juga dapat dilihat dimana Yohanes menggunakan Angka tujuh
yang menonjol yakni :tujuh tanda (Yoh. 2:1-11; 4:46-54; 5:2-18; 6:1-15; 6:16-21;
9:1-41; 11:1-46), tujuh ajaran (Yoh. 3:1-21; 4:4-42; 5:19-47;6:22-59; 7:37-44;
8:12-30; 10:1-21) dan tujuh pernyataan (Aku adalah... menegaskan siapa Yesus) (Yoh.
6:35; 8:12; 10:7; 10:11; 11:25; 14:6; 15:1)2.
Injil Yohanes terdiri dari tujuh struktur atau bagian yakni; pendahuluan (Yoh
1;1-18), permulaan pelayanan masyarakat Yesus (Yoh 1:19- 2:12), pelayanan Yesus
pertama dari Yerusalem ke Galilea (Yoh 2:13 -4:54), pelayanan Yesus kedua dari
Yerusalem ke Galilea (Yoh 5:1-7:9), pelayanan Yesus di Yudea dan Yerusalem (Yoh
7:10-12:11, Minggu sengsara Yesus (Yoh 12:12-19:42), kebangkita Yesus dan
“Amanat Agung”. 3
Dari struktur diatas ayat yang ditafsirkan dalam paper ini terletak di bagian
keenam yaitu “ Minggu Sengsara Yesus” (Yoh 12:12-19:42). Dalam minggu sengsara
itu dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu: kemenangan Yesus memasuki
memasuki Yerusalem (12:12-19), telah tiba saatnya Anak Manusia dipermuliakan
(12:20-36), orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus (12:37-50), kamis -Perjamuan
Terakhir (13:31-16:33), Doa Yesus untuk murid-murid-Nya (17:1-26), Yesus
ditangkap dan menderita (18:1-19:16), Yesus mati di salib (19:17-37) dan yang
terakhir adalah Yusuf dari Arimatea menguburkan Mayat Yesus di kubur baru
(19:38-42). Sehingga dari sembilan bagian tersebut ayat 15 termasuk “Khotbah Yesus
waktu perjamuan terakhir”4. Dalam khotbah Yesus tersebut dibagi lagi dalam sepuluh
bagian (baca: Empat Injil & Amanat agung, Thomas Hwang (2020). Hlm 221),
perikop yang akan ditafsirkan berada di urutan khotbah ke lima yaitu ayat 15:1-17.

b. Keterkaitan Antar Perikop (Pasal 15)

Yohanes 15 dibagi menjadi 3 Perikop yang tentunya saling berkaitan satu


sama lain. Ayat 1-8 “Yesus sebagai pokok Anggur yang benar” dijelaskan bahwa siapa

2
Materi perkuliahan “Tafsir PB 1 (7)” Drs Ferijanto Setiadarma Th.D
3
EMPAT INJIL & AMANAT AGUNG. THOMAS HWANG (2020). Hlm 214
4
EMPAT INJIL & AMANAT AGUNG. THOMAS HWANG (2020). Hlm 221
yang “Tinggal didalam Dia” akan akan menghasilkan buah yang baik tetapi siapa
yang tidak tinggal di dalam Dia dan menghasilkan buah akan dibuang.
Ayat 9-17 “Perintah Supaya Saling Mengasihi” adalah bagian kedua dari
pernyataan Yesus dalam pasal 15. Hal tersebut adalah sebuah Perintah Yesus kepada
murid ataupun pengikutnya, perikop ini secara tidak langsung juga menjelaskan
ungkapan ‘tinggal di dalam Dia”. Kita tinggal didalam Dia maka kita harus menaati
perintahNya yaitu saling mengasihi. Yesus tidak lagi memakai kiasan seperti perikop
sebelumnya. Dalam perikop ini Dia berbicara mengenai kehidupan yang terkait erat
dengan Dia, yang menikmati kasih-Nya dan yang menuruti FirmanNya.
Ayat 18-27 “Dunia membenci Yesus dan murid-murid-Nya” bagian 3 dan
terakhir dari pasal ini. Perikop ini memberikan penjelasan bahwa dari buah dan sikap
yang sudah diperintahkan Yesus terpenuhi atau dilakukan maka akan ada perlawanan
dari dunia. Hal tersebut penjelasan secara tidak langsung tentang ungkapan resiko
“tinggal didalam Dia”. Sehingga secara keseluruhan pasal ini memberikan
keterikatan mengenai “tinggal didalam Dia” baik itu bagaimana kita akan
menghasilkan buah yang baik ketika kita tinggal dalam Dia (ayat 7) dan kita harus
mengikuti perintah Yesus untuk tinggal di dalam kasihNya (ayat 10) sementara yang
terakhir bagaimana ketika kita tinggal didalam Dia maka akan ada kebencian dan
penolakan yang kita terima (kebencian tanpa Alasan; Yoh 15:25).

c. Tafsir per-ayat dalam Perikop (Yoh 15:9-17)

Perintah supaya saling mengasihi


i. (15:9  "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah
mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasihKu itu. 15:10  Jikalau kamu
menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku,
seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya). Ayat
9-10 ; memberikan penjelasan secara jelas bahwa Kasih Tuhan Yesus bagi
murid-murid-Nya sempurna, kasih itu sama dengan kasih Bapa pada Tuhan
Yesus. Kemudian Kasih itulah yang menjadi pola buat kasih Tuhan Yesus Bagi
murid-Murid-Nya. Sama hal dengan perintah seperti Yesus Kristus telah
menaati perintah Bapa maka kita yang tinggal dalam kasihNya harus taat pada
perintah-Nya.
ii. Ayat 11; (15:11  Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh).
Yesus memberikan pengertian bahwa ketaatan pada Perintah-Nya membawa
sukacita, karena kehendak-Nya bagi kita adalah baik.
iii. Ayat 12-13 (15:12  Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
seperti Aku telah mengasihi kamu. 15:13  Tidak ada kasih yang lebih
besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya). ayat ini memaparkan
perintah Yesus Kristus yaitu saling mengasihi. Standar kasih kita kepada
saudara-saudara seiman adalah kasih Kristus kepada kita.
iv. Ayat 14-15 . ( 15:14  Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa
yang Kuperintahkan kepadamu. 15:15  Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,
sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku
menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada
kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku). Yesus ingin
bersekutu dengan kita sebagai sahabat. Ajakan untuk menjadi sahabat Yesus
yang telah menebus kita dan kerinduan untuk melibatkan diri dalam hal yang
diperbuat-Nya. menjadi sahabat Yesus Kristus harus berbuat sesuatu hal yang
diperintahkan.
v. Ayat 16 ( 15:16  Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang
memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu,
supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,
supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,
diberikan-Nya kepadamu) ; ayat ini secara tidak langsung memberi kita
pengertian agar tidak sombong ketika Tuhan menyebut kita sebagai sahabat
bukan hamba lagi.
vi. Ayat 17 ( 15:17  Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang
lain.") ; kalimat pokok dari perikop ini. Perintah untuk saling mengasihi satu
sama lain. Dan kasih yang nyata antara sesama dalam Kristus terlihat oleh
orang luar.

III. KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS DALAM PERIKOP ( Yoh 15:9-17)


Yesus memiliki karakter kepemimpinan yang berbeda dengan
pemimpin-pemimpin yang lain bahkan dengan tokoh-tokoh dalam alkitab. Yesus
selalu dikenal dengan pemimpin yang penuh kasih. Dia mengajar dengan
menerapkan kasih di dalamnya dan ketika melakukan pelayanan-Nya Yesus juga
seringkali menggunakan landasan kasih.
Dalam perikop yang telah kita tafsirkan Yesus memberikan perintah Untuk
saling mengasihi satu sama lain. Yesus sebagai pemimpin sudah terlebih dahulu
memberikan contoh kepada kita melalui kasih Bapa kepada-Nya dan itu juga
diterapkan kepada kita. Karakter untuk mengasihi harus melandasi setiap
perbuatan kita karena Yesus sendiri telah memerintahkannya, kita sebagai orang
yang tinggal didalam Dia (pengikut-Nya) haruslah mengikuti dan menaati perintah
Yesus Kristus.
Dalam keempat Injil sudah dicatat mengenai kasih yang diberikan Yesus
Kristus kepada umat Manusia. Kasih-Nya yang begitu besar diwujudkan dengan
KehadiranNya di bumi yang menjadi sama dengan manusia dan Kematian-Nya di
kayu salib (Yoh 3:16), Dia memberikan hidupNya untuk menebus dosa-dosa
manusia. Kasih Yang Tuhan Yesus Kristus berikan kepada umat manusia tidak bisa
didapatkan di tempat lain atau dari orang lain5.

IV. Penutup
Setelah memahami karakter kepemimpinan Yesus yang penuh kasih, kita tidak
hanya memahami atau tahu tetapi mengikuti PerintahNya untuk saling mengasihi
satu sama lain. Dia memimpin dengan teladan yang patut ditiru. Biarlah
kepemimpinan Yesus Kristus ini selalu menjadi teladan bagi kita sehingga orang
melihat bukti bahwa kita tinggal di dalam Dia.

5
KEPEMIMPINAN DALAM PERJANJIAN BARU. Dr. Wendy Sepmady Hutahaean, S.E,., M. Th. (2020). Hlm 11

Anda mungkin juga menyukai