Anda di halaman 1dari 6

Nama Penulis: Anggreyni Ambo

Nim: 2021050001
Makul: Tafsir Perjanjian Baru 1
Dosen Pengampu: Drs. Ferijanto Setiadarma Th.D

“PERBEDAAN KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS DAN PONTIUS PILATUS”

A. PENDAHULUAN

Pada zaman ini kepemimpinan bukanlah hal yang asing lagi ditelinga kita.
Kepemimpinan sudah sering kita temukan/digunakan dimana-mana. Berdasarkan
kepemimpinan yang baik dapat menghasilkan keputusan yang tepat dan membawa
kebahagiaan bagi banyak orang atau pencapaian yang baik, sementara kepemimpinan yang
buruk dapat menghasilkan keputusan yang salah dan membawa penderitaan/kegagalan bagi
banyak orang. Dalam artikel ini penulis akan mengkaji kepemimpinan yang dimiliki oleh
Pontius Pilatus dan Yesus Kristus yang terdapat dalam kitab injil. Kita juga akan melihat
perbedaan serta dampak dari kedua tipe kepemimpinan tersebut.

B. KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS DAN PONTIUS PILATUS

1. Kepemimpinan Pilatus

Pilatus adalah seorang Gubernur Romawi untuk daerah Yudea tahun 26-37 M dan dapat
ditemukan dalam keempat Injil Alkitab1. Yesus adalah pemimpin yang setia yang berjuang
untuk menjaga hukum dan ketertiban di wilayah yang dipercayakan untuk dipimpin dan dia
yang mampu berlaku adil terhadap berbagai kepentingan baik di Roma, kepemimpinan
Yahudi, dan penduduk Yahudi2.
Sisi buruk dari otoritas yang dipegang oleh Pilatus yaitu; dibutakan oleh kekuasaan.
Dalam buku ‘The Trial and Crucifixion of Jesus’ dijelaskan bahwa Pilatus memiliki
bentrokan dengan masyarakat Yahudi tetapi ketika dia dihadapkan dengan masalah dia akan

1
Carter Warren, (1955) Pontius Pilate: portraits of a Roman governor. Hlm 3.
2
The Trial and Crucifixion of Jesus: Texts and Commentary. David Wallace Chapman, Eckhard J. Schnabel. Hlm 197.

1
lebih mementingkan untuk kestabilan kekuasaannya, dia tidak mau jika kekuasaannya sampai
terganggu dan dipengaruhi oleh bentrokan-bentrokan tersebut. Dalam peristiwa Penyaliban
Pilatus melindungi kepentingannya sendiri yaitu kestabilan kekuasaannya, sehingga ia
memerintahkan Yesus untuk disalibkan. Padahal ketika peristiwa itu terjadi istrinya mengirim
pesan kepadanya bahwa “janganlah engkau mencampuri perkara Orang benar itu, ”(Mat
27:19) tetapi karena kebutuhan akan kepentingan pribadinya tersebut sehingga dia
mengabaikan pesan tersebut3.
Dalam Matius 27:22 terlihat bahwa dalam kasus Yesus, Pilatus memberikan sikap sebagai
pemimpin yaitu meminta pendapat kepada bawahannya atau rakyatnya (Pilatus ; “ Jika
begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?’) dan dari hasil
ketika Pilatus bertanya maka mereka menjawab bahwa “Salibkan Dia”. Ayat 23
memperlihatkan bahwa ‘Yesus tidak memiliki kesalahan yang mengharuskan dia dihukum
salib’, Pilatus tetap mencoba untuk mencari kesalahan Yesus yang fatal yang sebanding
dengan hukuman penyaliban. Tetapi Pilatus akhirnya menyerah atau berhenti untuk mencari
kesalahan Yesus sebenarnya karena hal itu akan sia-sia. Dari situasi tersebut Pilatus
memberikan/menyerahkan wewenang untuk menghukum Yesus kepada bawahannya (tua-tua
Yahudi dan imam-imam kepala), “aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan
kamu sendiri”. Dari peristiwa itu kita dapat menyimpulkan bahwa ketika Pilatus yang sebagai
pemimpin di tempat itu tidak mempertahankan kebenaran yang sesungguhnya dan malah
terpengaruh dengan anggotanya yang jelas-jelas salah (tidak ada kejahatan yang dilakukan
Yesus). Model kepemimpinan Pilatus yang memperlihatkan kelalaian pada
keutamaan-keutamaan yang mestinya melekat pada sosok pemimpin seperti setia pada
kebenaran dan dia juga berorientasi pada status quo4.

2. Kepemimpinan Yesus Kristus

Yesus adalah teladan bagi hidup orang-orang Kristen. Dia adalah tipe pemimpin yang
mengambil resiko besar untuk pengikutnya. Yesus sebagai pemimpin yang memiliki Visi dan
Misi yang unik dan sangat berbeda dengan visi-misi yang dimiliki manusia pada umumnya.
Yaitu Dia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani (Markus 10:45) atau
ungkapannya yang lain ketika Yesus berada di Rumah pemungut cukai Zakheus, Dia
mengatakan “ sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang

3
Craig R. Smith. Herod From Hell. Hlm 232.
4
DIMENSI SPIRITUAL DALAM KEPEMIMPINAN. Arcadius Benawa (2014) .Hlm 4.

2
“(Luk 19:10)5. Yesus mempunyai banyak gaya dalam memimpin atau menjadi contoh
pemimpin, dalam kitab injil ada banyak cara penulis menceritakan kepemimpinan Yesus baik
sebagai Raja, Hamba, Guru dan Gembala. Dari semua itu tentunya Yesus memiliki gaya
kepemimpinan dalam setiap nama atau status tersebut. Yesus sangat dikenal dengan
kepribadian yang mengasihi, Dia rela disalibkan untuk umat manusia, dan dalam perjalanan
hidup-Nya Yesus selalu mengajarkan untuk saling mengasihi satu sama lain.
Kepemimpinan Yesus memiliki Style yang tersendiri dan berbeda dari berbagai tokoh
atau pemimpin dalam alkitab baik dalam PL maupun PB. Yesus terkenal dengan
kepemimpinannya yang penuh kasih. Sangat jelas dalam Yohanes 3:16 yang mengatakan
bahwa Dia rela memberikan hidupNya sendiri untuk menebus dosa-dosa manusia. Tetapi
dalam sebuah jurnal yang membahas mengenai Spiritual dalam kepemimpinan menjelaskan
bahwa dari kepemimpinan Yesus jarang untuk disukai oleh pemimpin masyarakat karena
resikonya yang fatal dan jelas, yaitu disalibkan6. Mungkin sebagai pemimpin sangat sedikit
yang mengambilnya peristiwa itu sebagai contoh tetapi kepemimpinannya yang penuh kasih
tentu baik untuk contoh pemimpin. Yesus juga disebut Pemimpin yang Rela Melayani,
banyak contoh dalam kitab injil yang memperlihatkan kepemimpinan Yesus yang melayani
orang lain. Yesus mengetahui posisi-Nya sebagai pemimpin tetapi tidak melupakan
panggilan-Nya. Ia mengetahui masa depan dan Ia bersedia menerimanya (Mark 8:35; Mat
20:25; Mat 23:11). Yesus rela memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh umatNya
sebagai ‘domba-domba-Nya’.
Yesus sebagai Pemimpin yang berintegritas (bertanggung jawab) terlihat sejak awal
pelayanan-Nya. Yesus mengatakan kepada para pengikutnya bahwa Ia hanya berada di antara
mereka dalam waktu yang singkat. Tetapi dalam waktu yang singkat itu Dia benar-benar
memberikan pengajaran bahkan teladan bagi mereka sehingga ketika Yesus sudah Mati,
bangkit, dan naik ke sorga maka murid-muridNya sudah mendapat bekal pengajaran. Yesus
memberikan teladan untuk selalu mengandalkan Roh Kudus dan hal itu harus dijadikan
tongkat estafet bagi murid atau pengikut berikutNya. (Mat 28:18-20; Yoh 20:21-22).
Pemimpin yang sadar diri, buktinya dalam sikap Yesus yakni Yesus melakukan penyembuhan
bagi orang buta, orang kusta, orang pincang, orang tuli. Dengan perbuatannya yang demikian
maka Ia berharap bahwa pengikut-pengikut-Nya akan meniru apa yang dilihat dari perbuatan
Yesus (Luk 7:22; Yoh 14:11). Dari peristiwa atau hal-hal yang telah dilakukan Yesus maka

5
Gene Wilkes,Ph.D. Jesus On Leadership. Hlm 10
6
DIMENSI SPIRITUAL DALAM KEPEMIMPINAN. Arcadius Benawa (2014) .Hlm 4.

3
Yesus menjadi pemimpin yang teladan. Yesus juga memperlihatkan keteladanan dalam
ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya (Yoh 4:34)7.
Pola kepemimpinan Yesus memiliki konsep bahwa awalnya memimpin diri sendiri
dahulu baru memimpin orang lain 8. Kepemimpinan Yesus berpusat pada manusia, Ia ingin
mereka berkembang dan berhasil memenuhi tujuan dan panggilan mereka. Yesus juga
menunjukan bahwa seringkali sebagai pemimpin kita tidak dihargai. Dalam contohnya yang
dijelaskan Markus bahwa orang-orang Farisi dengan sengaja memutar balikkan kata-kata dan
perbuatan Yesus untuk memperlihatkan Yesus sebagai tokoh yang tampak jahat “Mar 3:309.

C. PERBEDAAN KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS DAN PILATUS

Dari bentuk kepemimpinan dua tokoh diatas, Berikut beberapa perbedaan


kepemimpinan Yesus Kristus dan Pilatus ;
i. Pendekatan Kepemimpinan: Yesus adalah seorang pemimpin yang mencoba untuk
membawa perubahan melalui cinta, kasih sayang, dan pemulihan hati. Sedangkan, Pilatus
adalah seorang pemimpin politik yang menjalankan otoritasnya sebagai perwakilan
Romawi di Yudea melalui kekuatan, pengawasan, dan kebijakan yang keras.
ii. Prioritas Kepemimpinan: Prioritas utama Yesus adalah menyebarkan atau menabur pesan
kasih dan hukum kasih untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia secara spiritual.
Sedangkan, Pilatus lebih fokus pada menjaga ketertiban dan stabilitas politik dalam
wilayah kekuasaannya.
iii. Keadilan: Yesus mengajarkan prinsip keadilan atau kesetaraan dan memperjuangkan
hak-hak kaum marginal (perempuan, lumpuh, miskin) dan terpinggirkan. Sebaliknya,
Pilatus terkenal karena keputusannya yang tidak adil dalam memutuskan kasus Yesus.
iv. Responsif terhadap publik: Yesus selalu menanggapi kebutuhan dan permintaan
masyarakatnya atau umat yang minta bantuan kepada-Nya dan mencoba
memenuhi/melakukan hal yang menjadi kebutuhan mereka dengan cara yang tepat,
walaupun terkadang Yesus banyak mendapatkan respon dari publik yang tidak baik.
Sedangkan Pilatus lebih fokus pada menjamin stabilitas politik daripada memperhatikan
kebutuhan rakyatnya dan kebenaran yang ada.

7
KEPEMIMPINAN DALAM PERJANJIAN BARU. Dr. Wendy Sepmady hutahaean,S.E, M. Th. (2020)
8
KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF YESUS By Dr. Wendy Sepmady Hutahaean, S.E., M.Th. Hlm 62.
9
Leadership Lessons of Jesus: A Timeless Model for Today's Leaders Bob Briner, Ray Pritchard (2008). Hlm 52.

4
v. Akhir dari kepemimpinan: Yesus memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan cinta kasih
hingga akhir hayatnya. Dan Yesus mendapatkan banyak pengikut dari teladan-Nya yang
mengajarkan Kasih dan Cinta. Sedangkan, Pilatus tidak memiliki warisan yang terkenal
dalam sejarah dan meninggalkan warisannya sebagai seorang pemimpin yang
kontroversial dan tidak adil. Bahkan sejarah kehidupan Pilatus yang pada masa
Jabatannya yang lama tetapi kepergiannya yang tiba-tiba dari Yudea menunjukan bahwa
dia tidak memiliki ambisi atau pilihan untuk penunjukan yang lebih maju .

D. KESIMPULAN

Setelah melihat kepemimpinan dari Yesus Kristus dan Pontius Pilatus kita
melihat perbedaan yang signifikan. Yesus berdasar pada nilai-nilai seperti kasih
sayang, pengorbanan dan pelayanan-Nya, Dia adalah Pemimpin yang adil tidak
membeda-bedakan. Berbeda dengan Pilatus, dia bersikap tidak adil dalam kasus
Yesus karena dia mendapat tentangan dari pengikutnya. Pilatus yang
memprioritaskan kepentingan dirinya sendiri dan kekuasaannya. Kedua
kepemimpinan ini menunjukan bagaimana pandangan dunia yang berbeda dapat
mempengaruhi cara seseorang memimpin.

Referensi

1. Pontius Pilate: portraits of a Roman governor. Carter Warren, (1955)


2. The Trial and Crucifixion of Jesus: Texts and Commentary. David Wallace Chapman,
Eckhard J. Schnabel.
3. Herod From Hell. Craig R. Smith, (2013)
4. DIMENSI SPIRITUAL DALAM KEPEMIMPINAN. Arcadius Benawa (2014) .
5. Jesus On Leadership. Gene Wilkes, Ph.D, (1998)
6. DIMENSI SPIRITUAL DALAM KEPEMIMPINAN. Arcadius Benawa (2014)
7. KEPEMIMPINAN DALAM PERJANJIAN BARU. Dr. Wendy Sepmady
hutahaean,S.E, M. Th. (2020)

8. KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF YESUS By Dr. Wendy Sepmady Hutahaean,


S.E., M.Th. (2021)

5
9. Leadership Lessons of Jesus: A Timeless Model for Today's Leaders Bob Briner, Ray
Pritchard (2008).

Anda mungkin juga menyukai