NIM : 20122013
Matkul : Identitas dan Warisan Gereja Baptis
Prodi : S2 Teologi
1
Allister E.McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, ed. Liem Sien Kie, 2nd ed. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2002).
2
Aritonang Jan S, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja, 1st ed. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995).
memiliki keyakinan gereja yang didirikan negara tidak dapat menwujudkan gereja yang
benar. Hingga Smith mendirikan gereja separatis di Inggris pada tahun 1606 dan menjadi
inspirasi bagi kelompok lainnya. Pada tahun 1607 smith dan beberapa jemaatnya menjadi
imigran di Belanda, hal ini terjadi disebabkan kebijakan James I yang memaksa pergi kaum-
kaum yang tidak menganut ajaran gereja anglikan. Di belanda Smith dan jemaatnya menyewa
sebuah rumah milik seorang menonnite yang juga memiliki pengaruh terhadap ajaran Smith
bagi jemaatnya, terutama mengenai pembaptisan anak yang tidak sesuai alkitab dan
pembaptisan hanya dilakukan terhadap seorang yang sudah mendapat pengajaran dan mampu
memahami (orang dewasa). Hingga hal ini memengaruhi Smith dan 40 jemaatnya menyakini
ajaran tersebut, di mana Smith membaptis dirinya sendiri serta jemaat lainnya. Bahkan Smith
juga mengajak jemaatnya untuk bergabung ke dalam gereja menonnite, namun beberapa
menolaknya dan hingga kematiannya Smith dan pengikutnya tetap tidak bergabung ke gereja
menonnite.
Salah satu jemaat bahkan sahabat Smith yang menolak untuk bergabung dengan
gereja menonnite ialah Thomas Helwys, ia merupakan salah satu kaum puritan yang menjadi
kaum separatis saat hijrah ke belanda dalam perjuangan mendirikan gereja Baptis yang
pertama. Pada tahu 1611 Helwys memimpin kelompok tidak lebih dari 10 orang kembali ke
Inggris dan mendirikan jemaat Baptis pertama di London serta memproklamirkan
keyakinannya akan pembaptisan orang percaya dan tanggung jawab moral. Bersamanya
gereja Baptis di London pertama berdiri. Helwys adalah seorang terpelajar dari desa yang
mengeluti ilmu hukum, seorang pejuang yang menyuarakan kebebasan beragama, termasuk
dalam hal bebas dari raja dan negara. John Smith dan Thomas Helwys merupaka tokoh kunci
munculnya kaum Baptis di Inggris, meskipun keduanya memiliki perbedaan pandangan
dalam beberapa ajaran doktrinal3. John Smith dikenal sebagai Baptis Umum yang cenderung
kepada Armenianisme dan Helwys sebagai Kaum Baptis Khusus yang condong kepada
Calvinisme, terutama soal penebusan. Selain perbedaan tersebut kelompok Baptis umum
mengikuti pola gereja mennonite dalam hal Baptisan Dewasa (dipercik/tuang), sedangkan
Baptis khusus menetapkan penyelaman sebagai satu-satunya cara pembaptisan yang benar.
Meskipun gereja Baptis tidak mengenal istilah kredo (Non-Creedal), namun kaum
Baptis tetap memiliki Prinsip-prinsip yang diakui bersama, seperti tuliskan oleh Shurden4
dan Brackney5 yang menyebutkan ada beberapa Prinsip umum yang diakui bersama antara
lain, Kebebasan Alkitab, Kebebasan Jiwa/jemaat, Kebebasan Gereja, dan Kebebasan
Beragama.
6
Jan S.
7
Ichwei G. Indra, Jejak Juang Saksi Injil, Sejarah Gereja Umum Dan Sejarah Gereja Indonesia.
8
Dwi Ariefin, Baptis Indonesia Bangga Setia.