Nim : 5672919
Semester : IV ( EMPAT )
BAB I
PENDAHULUAN
Kata Anabaptis sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, ana dan baptizo yang
berarti: membaptiskan kembali. Kata ini dipergunakan untuk menunjukan pada
berbagai kelompok Kristen di Eropa Daratan. Mereka menekankan baptisan orang
percaya (dewasa). Nama ini merupakan nama sindiran yang diberikan kepada
mereka oleh lawan-lawannya, karena mereka menolak baptisan anak sebagai
baptisan yang benar. Mereka membaptiskan kembali anak yang telah dibaptis
pada waktu kecil apabila telah menjadi dewasa. Itulah sebabnya mereka disebut
Anabaptis.
DAFTAR ISI
RUMUSAN MASALAH
A.apa Reformasi ( Anabaptis ) itu ? 1
B. Bagaimana asal –mula ikatan Gereja di Negara ?2
C. Bagaimana Kelompok Anabatis dan Pengakuan iman Schleteimen ( 1527) ?
3
D. Mengapa Kaum Anabaptis Dianiaya ? 4
E. Tujuan Penulis ......................................................................................................5
PEMBAHASAN
Sebagaimana Gereja Katolik dalam banyak hal telah gagal mengkristenkan oran-
orang kafir, demikian pula Luther dan Zwingli telah gagal dalam sebagian usaha
mereka untuk meperbarui Gereja. Salah satu dari ajaran-ajaran khas Anabaptis
timbul dari reaksi mereka terhadap hubungan Negara-Gereja. Mereka
menekankan bahwa keanggotaan di dalam gereja terbatas hanya bagi orang yang
mengikat diri secara sadar kepada Kristus. Mereka menolak keanggotaan Gereja
yang diperoleh dengan mudah melalui Negara.
Baptisan anak adalah pokok perselisihan yang nyata, tetapi sebenarnya ada
persoalan-persoalan yang lebih mendasar. Para Anabaptis menentang gereja
negara yang dipaksakan kepada semua orang. Bagi mereka imam Kristen itu
bebas dan dianut atas kemauan sendiri, bukan dipaksakan. Gereja adalah
persekutuan sukarela dari muris-murid yang terikat oleh satu tujuan. Para
reformator sadar bahwa tidak semua warga adalah Kristen sejati, tetapi mereka
melihat sebagai orang terpilih ialah sekelompok orang di dalam gereja negara itu.
Jumlahnya dan siapa orangnya tidak diketahui dengan pasti. Para Anabaptis tidak
setuju. Mereka berpendapat bahwa gereja itu seharusnya hanya terdiri dari
orang-orang yang percaya sesungguhnya, murisd-murid yang terikat pada tujuan
bersama. Gereja yang sebenarnya bukanlah sekelompok orang terpilih di dalam
lingkungan gereja negara, yang merangkum segala macam orang Kristen. Gereja
yang sungguh adalah sekelompok murid-murid yang nyata, yang sudah
memisahkan diri dari dunia (termasuk gereja negara). Kemurnianya harus dijaga
dengan menolak orang berdosa yang tidak mau bertobat. Semua anggota gereja
adalah orang Kristen yang terikat dan terlibat secara aktif dalam penyebaran iman
mereka. Ideal gereja dari kelompok Anabaptis tidak diterima pada abad ke-16.
Tetapi dengan berkembangnya masyarakat sekuler dan menurunnya Kekristenan
nominal, yaitu hanya yang namanya saja Kristen, maka timbullah kontras yang
lebih tajam di masyarakat Barat modern antara orang Kristen aktif dan bukan
Kristen. Kini semua gereja terpaksa oleh keadaan harus menerima sekurang-
kurangnya sebagian dari konsep Anabaptis mengenai gereja.
Ketujuh pasal tersebut bukanlah pernyataan iman yang luas dan lengkap, tetapi
mencakupi pokok-pokok perselisihan utama antara pihak Anabaptis dan pihak
Reformasi serta pokok-pokok yang tadiya merupakan bahwan perselisihan antara
para Anabaptis sendiri.
1. Baptisan bukan untuk anak-anak, tetapi bagi mereka yang secara sadar
memilih jadi Kristen.
2. Orang percaya yang sudah dibaptis tetapi berbuat dosa lagi dan tidak mau
mengoreksi diri akan dikucilkan dari persekutuan.
4. Orang percaya harus memisahkan diri dari dunia yang jahat ini, termasuk
dari gereja-gereja negara Katolik-Roma maupun Protestan.
5. Gembala-gembala dipilih dari antara laki-laki yang nama juga baik di dunia
ini. Gaji mereka harus dijamin oleh kawannya.
PENUTUP
1.6. Kesimpulan