Disusun oleh :
NPM : 219320062
PRODI : AGRIBISNIS - B
Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat yang
diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang Sejarah berdirinya Gereja BNKP Kota Gunungsitoli
dan penjelasan singkat mengenai hal tersebut
Penulis menyadari bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan. untuk itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis
mengucapkan terimakasih. Semoga tugas pembuatan makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat menambah ilmu pengetahuan.
Medan, 06-April-2022
Bab I (pendahuluan)
Bab II (pembahasan)
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Penuliasan makalah agar pembaca mengetahui dan untuk mengenal secara lebih dalam tentang
Sejarah berdirinya Gereja BNKP Kota Gunung Sitoli. Pengenalan ini dilakukan dengan
melihat latar belakaang berdirinya gereja BNKP Kota Gunung Sitoli
b. Rumusan masalah
1. Latar belakang Bendirinya Gerejamu
2. Tokoh-tokoh pendiri (Biografi)
3. Tanggal dan tempat berdiri pertama sekali
4.Fenomena –fenomena yang terjadi dalam pembangunan
Tulisan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu dan juga untuk memenuhi keingintahuan penulis
tentang berdirinya gereja BNKP Kota Gunung Sitoli
e. Manfaat penulisan
Agar penulis dan pembaca memahami dan mengenal sejarah
berdirinya Gereja BNKP Kota Gunung Sitoli
PEMBAHASAN
Pada tahun 1936, Sinode BNKP yang pertama dibentuk dan hingga
tahun 1940 dipimpin oleh seorang misionaris Jerman. Kebangunan rohani
berikutnya (1938–1942, 1945–1949) tidak hanya melahirkan pertumbuhan,
tetapi juga perpecahan gereja (Fa’awösa khö Geheha and Fa’awösa khö
Yesu).
Saat ini, dari sekitar 800.000 penduduk, sekitar 73% beragama Kristen
Protestan, 18% Katolik Roma, dan 7% beragama Islam, sementara sisanya
memeluk agama leluhur.
BNKP kemudian meluas sampai ke seluruh pelosok desa bahkan di kota-kota besar
Indonesia, seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Jakarta, Bandung, Surabaya dan
kota-kota kecil lainnya.
Gereja. Salah seorang tokoh Nias yang berperan besar dalam usaha
pengabaran Injil adalah kepala kampung di Nias yang di panggil Ama (Bapak)
Mandranga.Disamping itu terdapat guru-guru serta penatua-penatua yang
diangkat oleh Zendeling. Para Penatua dan Zendeling telah melakukan
penerjemahan Alkitab dan buku-buku puji pujian ke dalam Bahasa Nias oleh
pekabaran Injil H. Sunderman, dengan bantuan Ama (Bapak) Mandranga dan
beberapa orang Nias lainnya. Jemaat awal mula nya tidak memiliki
kepercayaan sehingga dilakukan Pada masa pelayanan Kadufa ndraha
membawa 4 orang untuk melakukan pembabtisan kudus di gereja Hiligo’o
Padang. Awal pendirian gereja Hiligoo jemaat nya hanya 4 orang saja
1.Furimbowo Gea dibaptis 25 Desember 1912, 2.Sinuri dibaptis 28 September
1913, 3.Solo’o Zega 29 Maret 1914, 4.Gi’agi’a Buaya dibaptis 6 April 1914.
Masalah Ketiga merubah status dari HGB menjadi Hak Milik belum dapat dilakukan,
pada waktu itu belum ada Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri yang bahwa Banua
Niha Keriso Protestan (BNKP) boleh memperoleh Hak Milik tanah, yang berhak
mengurus BNKP Pusat. Harga tanah Gereja BNKP seluas 1.288 m2 harus dibayar
kepada Pemerintah.8 Selain Kegiatan Dalam jemaat Gereja BNKP juga membangun
hubungan Kerjasama dengan Gerejagereja tetangga secara oikomenis.Gereja BNKP
jemaat Padang turut menjadi salah satu Gereja pendiri Badan kerjasam Kristen
Protestan dan Katolik.
Program Pelayanan di Komisi dan Lingkungan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan dan menggiatkan kegiatan
dikalangan wanita, Tim Penyelenggara Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP
BNKP Kota Gunungsitoli memprogramkan kegiatan Penelaahan Alkitab (PA) bagi
kaum wanita. Pada hari Kamis tanggal 27 Januari 1994 untuk pertama kalinya Komisi
Wanita melaksanakan PA dan Latihan Koor bertempat di rumah Ama Yan Harefa yang
dikoordinir oleh Koordinator Seksi Wanita Ina Ziwan Harefa. Selanjutnya tanggal 30
September 1994 untuk pertama kalinya Koor Wanita tampil pada Kebaktian Minggu
dengan lagu U’ila Nidano Sisokhi Sibai yang diikuti oleh seluruh warga jemaat.
Tim Penyelenggara Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP BNKP
Kota Gunungsitoli terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
termasuk bagi anak-anak Sekolah Minggu. Pada hari Minggu 6 Februari 1994
untuk pertama kalinya Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP BNKP Kota
Gunungsitoli melaksanakan Sekolah Minggu bagi anak-anak yang bertempat di
Rumah Ina Gasuri Harefa yang dikoordinir oleh Seksi SM Marhayati Harefa,
dkk.
Selanjutnya dalam rangka peningkatan pelayanan di wilayah-wilayah
pemukiman warga jemaat, Tim Penyelenggara Kumpulan Kebaktian Warga
Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli melalui rapat tanggal 6 Februari 1994
menetapkan pembagian wilayah pelayanan menjadi 4 (empat) Sektor dan
menetapkan Satua Niha Keriso Sektor yang terdiri dari : (1) Sektor I:
Lingkungan Tohia sampai dengan SD Sifalaete , dilayani oleh SNK. Ama
Garome Harefa, (2) Sektor II : Lingkungan Kalimbungo Sabango, dilayani oleh
SNK. Ama Siwa Harefa, (3) Sektor III : Lawindra s/d Sisarahili tano raya,
dilayani oleh SNK Ama Nurani Harefa, (4) Sektor IV: Fadoro s/d Tuhemberua,
dilayani oleh SNK. Ama Orlius Harefa. Pada saat itu juga ditetapkan Satua
Niha Keriso Pembantu (Solului) yaitu: Ama Ziyan Harefa, Ama Mosi
Harefa, Ama Nova Zebua, Ama Dolo Zebua, Ina Delima Harefa, Ina Anita
Harefa, Ama Oto Harefa, Ama Gayusu Harefa, Ama Abdi Mendrofa.
Pembangunan Gedung Gereja Sementara (Losu)
Setelah terbenahinya keorganisasian dan program pelayanan, maka Tim
Penyelenggara Kumpulan Kebaktian mulai memikirkan pembangunan Gedung Gereja
sementara (Losu). Pada tanggal 13 Februari 1994 setelah kebaktian yang ke-5 kalinya,
Tim Penyelenggara Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP BNKP Kota
Gunungsitoli melaksanakan rapat untuk membicarakan pembangunan Losu tersebut
yang direncanakan berukuran 8 x 12 meter.
Dalam rapat tersebut, Ama Yan Harefa menyatakan kesediaan untuk
menyerahkan sebidang tanah yang terletak di lokasi gedung gereja sekarang
dan tanah tersebut dapat di akte-kan atas nama Kumpulan Kebaktian BNKP
BNKP Kota Gunungsitoli.
Warga Jemaat yang hadir pada rapat tersebut sangat antusias
menyambut rencana pembangunan losu dan secara spontan masing-masing
menyatakan sumbangan baik dalam bentuk uang maupun bahan material dan
aksi penyampain sumbangan tersebut berlangsung terus setelah disosialisasikan
kepada warga jemaat.
Pada tanggal 22 dan 25 Februari 1994 warga jemaat Kumpulan
Kebaktian BNKP BNKP Kota Gunungsitoli melaksanakan gotong royong
untuk membersihkan lokasi pertapakan losu dan selanjutnya tanggal 28
Februari 1994 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan losu.
Selama proses pembangunan losu, warga jemaat giat melakukan gotong royong
membantu mempercepat pekerjaan tukang.
Kebaktian di rumah Ama Yan Harefa berlangsung sebanyak 9 kali
kebaktian minggu dan tanggal 20 Maret 1994 (Kebaktian Ke-10 kalinya)
dilaksanakan kebaktian perdana di Losu Kebaktian, walaupun pada saat itu
pekerjaan bangunan losu masih belum rampung.
Sebagai tindak lanjut dari pernyataan penyerahan tanah secara lisan dari
Ama Yan Harefa tanggal 13 Februari 1994, maka pada tanggal 26 Mei 1994
dilaksanakan penandatanganan Akta Hibah oleh Ama Yan Harefa sebagai
penghibah tanah dan Ama Mosi Harefa selaku Ketua Tim Penyelenggara
Kumpulan Kebaktian BNKP BNKP Kota Gunungsitoli yang bertindak untuk
dan atas nama warga jemaat Kumpulan Kebakitan BNKP BNKP Kota
Gunungsitoli sebagai penerima hibah beserta para saksi dari kedua belah pihak.
7. Menjadi Jemaat Definitif
Pada awal berdirinya Kumpulan Kebaktian BNKP Kota Gunungsitoli,
jumlah warga jemaat sebanyak kurang lebih 150 jiwa (40 KK) dan hingga pada
bulan Juni 1994 jumlah warga jemaat mengalami peningkatan yang pesat
menjadi 523 jiwa (95 KK). Dengan demikian dari segi jumlah warga jemaat,
Kumpulan Kebaktian BNKP BNKP Kota Gunungsitoli telah memenuhi syarat
untuk menjadi definitif.
Dari segi organisasi pelayanan, Kumpulan Kebaktian BNKP BNKP
Kota Gunungsitoli telah memiliki 8 lingkungan pelayanan yang dilayani oleh 8
orang Satua Niha Keriso dan juga telah memiliki Komisi-Komisi dan Panitia
Pembangunan.
Dari segi perkembangan pembangunan fisik, Kumpulan Kebaktian
BNKP BNKP Kota Gunungsitoli telah memiliki gedung gereja sementara yang
diperikirakan bertahan selama 10 tahun dan juga telah memiliki fasilitas-
fasilitas penunjang kegiatan kebaktian dalam gedung gereja.
Melihat perkembangan tersebut, maka muncul keinginan dari para
pelayan dan warga jemaat untuk mengusulkan kepada BPHMS BNKP agar
Kumpulan Kebaktian BNKP BNKP Kota Gunungsitoli ditingkatkan statusnya
menjadi Jemaat. Keinginan tersebut ditindaklanjuti dengan penyampaian
permohonan kepada BPHMS BNKP melalui surat Nomor 051/KKM/6/94
tanggal 13 Juni 1994.
Usulan tersebut ternyata disambut baik dan langsung disetujui oleh
BPHMS BNKP dan sebagai tindaklanjutnya BPHMS BNKP mengeluarkan
Surat Keputusan BPHMS BNKP Nomor 81/KEP/VII/1994 tertanggal 1 Juli
1994 tentang Pembentukan Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli Dalam
Wilayah Pelayanan Distrik BNKP Gunungsitoli II. Jemaat BNKP BNKP Kota
Gunungsitoli diberi Nomor Induk Gereja (NIG) yaitu 753.
Selanjutnya tanggal 28 Agustus 1994 dilaksanakan Acara Pengukuhan
Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli sekaligus peletakkan batu pertama
bangunan gedung gereja permanen oleh Ephorus BNKP Pdt.B.Chr.Hulu.
Pada acara tersebut secara resmi Tim Penyelenggara Kumpulan
Kebaktian BNKP Kota Gunungsitoli menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas sekaligus menyerahkan tugas kepada BPHMS BNKP untuk selanjutnya
diserahkan kepada Majelis Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli. Setelah
menjadi Jemaat maka untuk sementara pada waktu itu, Majelis Jemaat BNKP
BNKP Kota Gunungsitoli berada dibawah pembinaan Pendeta Distrik
Gunungsitoli II Pdt.R.Gulo,M.Div.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan administrasi gereja di Jemaat
BNKP BNKP Kota Gunungsitoli, maka Majelis Jemaat membentuk Sekretariat
Jemaat dengan personalia sebagai berikut: (1) Sekretaris Jemaat : Ama Yan
Harefa, (2) Kaur Umum : Ama Nova Zebua, (3) Kaur Keuangan : Ama
Desman Harefa.
Perkembangan selanjutnya pada bulan Januari 1996 terjadi pergantian
Sekretaris Jemaat dari Ama Yan Harefa kepada Ama Mosi Harefa yang
melaksanakan tugas sampai dengan Bulan Februari 2007 dan berhenti atas
permintaan sendiri.
Pengangkatan Guru Jemaat dan Pendeta Jemaat
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan dan kepemimpinan di Jemaat
BNKP BNKP Kota Gunungsitoli, maka pada tanggal 1 Juni 1995 atas usul BPMD
Gunungsitoli II, BPHMS BNKP mengangkat Ama Siwa Harefa menjadi Guru Jemaat
BNKP BNKP Kota Gunungsitoli dan dengan sendirinya menjadi Ketua Majelis Jemaat.
Dengan demikian sejak saat itu struktur organisasi, komposisi para pelayan dan tata
kerja di Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli telah terpenuhi sebagaimana diatur
dalam Tata Gereja BNKP.
Pada tanggal 19 Maret 2000 Guru Jemaat Ama Siwa Harefa berhenti
karena kondisi kesehatan yang kurang memungkinkan. Selanjutnya seiring
dengan mulai meningkatnya tuntutan kebutuhan pelayanan dan mulai
meningkatnya kemampuan keuangan Jemaat, maka Majelis Jemaat
memutuskan untuk memohon penempatan Pendeta di Jemaat BNKP BNKP
Kota Gunungsitoli. Pendeta pertama yang ditugaskan di Jemaat BNKP BNKP
Kota Gunungsitoli adalah Pdt.DB. Harefa, S.Th yang bertugas ± 6 (enam)
bulan dan mengakhiri tugas karena meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober
2000.
Selanjutnya agar tidak terjadi kekosongan kepemimpinan di Majelis
Jemaat dan sambil menunggu ditempatkannya Pendeta Jemaat yang baru, maka
atas usul BPMD BNKP Gunungsitoli II, BPHMS BNKP menugaskan kepada
Ama Mosi Harefa sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Ketua Majelis Jemaat BNKP
Kota Gunungsitoli dan bertugas sampai dengan tanggal 11 Maret 2001.
Pada Bulan Maret 2001 BPHMS BNKP menempatkan Pdt.Ya’aro
Harefa, B.Th menjadi Pendeta Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli yang melayani
hingga pensiun pada tahun 2006. Selanjutnya Pdt. Ya’aro Harefa,B.Th
digantikan oleh Pdt. Oklisman Gulo,S.Th yang melayani sampai dengan
sekarang.
Perkembangan Lingkungan Pelayanan
Pada Bulan Desember 1996 wilayah pelayanan di Jemaat BNKP Kota
Gunungsitoli yang sebelumnya 8 Lingkungan dimekarkan menjadi 10 lingkungan.
Pemekaran ini ditetapkan pada tanggal 2 Maret 1997 oleh Majelis Jemaat dengan urutan
nomor kode Lingkungan, wilayah dan Satua Niha Keriso sebagai
berikut: (1) Lingkungan I meliputi wilayah Tohia dan sekitarnya, dilayani oleh
SNK.Ama Garome Harefa, (2) Lingkungan II meliputi Wilayah Kalimbungo arah
Utara, dilayani oleh SNK.Ina Yunihati Lase, (3) Lingkungan III wilayah Sabango,
dilayani oleh SNK.Ama Kiki Harefa, (4) Lingkungan IV meliputi wilayah Kalimbungo
arah Selatan, dilayani oleh SNK.Ina Delima Harefa, (5) Lingkungan V meliputi wilayah
Kalimbungo arah Barat dilayani oleh SNK.Ama Abdi Mendrofa, (6)Lingkungan VI
meliputi wilayah Jalan Tirta, dilayani oleh SNK.Ama Garius Lase, (7) Lingkungan VII
meliputi wilayah Lawindra, dilayani oleh SNK.Ama Nurani Harefa, (8) Lingkungan
VIII meliputi wilayah Fadoro dan Sisobahili, dilayani oleh SNK.Ama Otoli
Harefa, (9) Lingkungan IX meliputi wilayah Komplek SD Sisobahili-Hilimbaruzo
dilayani oleh SNK.Ama Krisna Mendrofa, (10) Lingkungan X meliputi wilayah
Tuhemberua, dilayani oleh SNK.Ama Orlius Harefa.
Selanjutnya pada awal tahun 2000 wilayah pelayanan di Jemaat BNKP
Kota Gunungsitoli dimekarkan lagi menjadi 11 Lingkungan. Bersamaan dalam
tahun itu juga dilaksanakan Pemilihan Satua Niha Keriso,
yaitu: (1) Lingkungan I meliputi wilayah Tohia dan sekitarnya, dilayani oleh
SNK.Ama Garome Harefa dan pada Bulan Agustus 2000 digantikan oleh Ama
Hengky Mendrofa, (2) Lingkungan II meliputi Wilayah Kalimbungo arah
Utara, dilayani oleh SNK.Ina Yunihati Lase dan pada Bulan Agustus 2000
digantikan oleh I.Tommy Harefa, (3) Lingkungan III wilayah Sabango, dilayani
oleh SNK.Ama Kiki Harefa, (4) Lingkungan IV meliputi wilayah Kalimbungo
arah Selatan, dilayani oleh SNK.Ina Delima Harefa, (5) Lingkungan V meliputi
wilayah Kalimbungo arah Barat dilayani oleh SNK.Ama Abdi Mendrofa dan
selanjutnya digantikan oleh SNK.Ama Yasi Zebua, (6) Lingkungan VI meliputi
wilayah Jalan Tirta, dilayani oleh SNK.Ama Garius Lase, (7) Lingkungan VII
meliputi wilayah Lawindra, dilayani oleh SNK.Ama Nurani Harefa dan
selanjutnya digantikan oleh SNK Ama Vivin Harefa, (8) Lingkungan VIII
meliputi wilayah Fadoro dan Sisobahili, dilayani oleh SNK.Ama Otoli Harefa,
dan selanjutnya digantikan oleh SNK.Ama Yasori Harefa yang digantikan
selanjutnya oleh Ina Oto Harefa, (9) Lingkungan IX meliputi wilayah Komplek
SD Sisobahili-Hilimbaruzo dilayani oleh SNK.Ama Krisna
Mendrofa, (10) Lingkungan X meliputi wilayah Tuhemberua, dilayani oleh
SNK.Ina Orlius Harefa, (11) Lingkungan XI meliputi wilayah sebagian
Lawindra dan Ommbolata dilayani oleh SNK.Ama Mediaman Harefa.
Pada tanggal 24 Juni 2007 wilayah pelayanan dimekarkan lagi menjadi
12 Lingkungan pelayanan dan bersamaan dengan itu dilaksanakan pemilihan
Satua Niha Keriso. Adapun nama-nama Satua Niha Keriso adalah: (1)
Lingkungan I : SNK.Ama Hengky Mendrofa, (2) Lingkungan II : SNK.Ama
Mosi Harefa, (3) Lingkungan III : SNK.Ina Solaso Mendrofa, (4) Lingkungan
IV : SNK. Ina Chandra Harefa, (5) Lingkungan V : SNK Ama Ober Mendrofa,
(6) Lingkungan VI : SNK Ina Nito Gulo, (7) Lingkungan VII : SNK Ama
Vivin Harefa (8) Lingkungan VIII : SNK Ama Arif Harefa, (9) Lingkungan
IX : SNK Ama FransHarefa, (10) Lingkungan X : SNK Ama Jaya Harefa, (11)
Lingkungan XI : SNK Ama Mediaman Harefa, (12) Lingkungan XII : SNK.
Ama Garius Lase.
Proses pembangunan Gedung Gereja Permanen
Pembangunan gedung gereja permanen mulai direncanakan pada bulan Oktober
1994 dengan menetapkan program dan gambar gedung gereja dengan ukuran 11 x 22
meter. Selanjutnya pada tanggal 16 Januari 1995 pekerjaan pembangunan gedung gereja
tersebut diserahkan kepada tukang yang diawali dengan pelaksanaan kebaktian.
Pada saat dimulainya pembangunan gedung gereja, Personalia Panitia
Pembangunan Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli yang merupakan Periode I
(dari tahun 1994 s/d 1999) adalah : Ketua I : Ama Mosi Harefa, Ketua II : Ama
Yan Harefa, Sekretaris I : Ama Nova Zebua, Sekretaris II : Rinaldin Zebua,
Bendahara I : Ama Desman Harefa, Bendahara II : Ama Anita Harefa.
Selanjutnya pelaksanaan pembangunan dilanjutkan oleh Panitia
Pembangunan Periode II (dari tahun 1999 s/d 2004) dengan personalia sebagai
berikut : Ketua I : Ama Solaso Mendrofa, Ketua II : Ama Yan Harefa,
Sekretaris I : Ama Syukur Telaumbanua, Sekretaris II : Ama Ziwan
Harefa,Bendahara : Ama Yance Harefa.
Setelah periode II ini, sambil menunggu terbentuknya Panitia Pembangunan
definitif, Majelis Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli membentuk Tim
Pembangunan dengan personalia yaitu Ketua : Ama Mosi Harefa, Sekretaris
Ama Kiki Harefa dan Bendahara Ama Viktor Daeli. Kepanitiaan ini
melanjutkan pembangunan gedung gereja hingga mencapai kemajuan fisik 85
%.
Pembangunan gedung gereja ini berlangsung selama ±10 tahun dan
pendanaanya terutama bersumber dari persembahan warga jemaat, ditambah
bantuan dari berbagai pihak termasuk Pemerintah Kabupaten Nias. Pada awal
tahun 2005 sisa pekerjaan pembangunan gedung gereja sekitar 15 % lagi yaitu
penyelesaian malige dan pekerjaan kecil lainnya.
Pada tanggal 28 Maret 2005 terjadi bencana gempa bumi tektonik yang
cukup dahsyat di Nias dan gedung gereja BNKP Kota Gunungsitoli mengalami
kehancuran total. Namun walaupun gedung gereja telah hancur, Kebaktian
tetap berlangsung setiap minggu yang dilaksanakan dengan menggunakan
tenda di rumah Ama Yan Harefa.
Selanjutnya Tim Pembangunan Gedung Gereja Jemaat BNKP Kota
Gunungsitoli memprogramkan pembangunan Losu (gedung sementara) dan
oleh karena dukungan warga jemaat yang begitu antusias, maka losu kebaktian
dapat berdiri di atas tanah pinjaman dari Ama Ririn Harefa. Selama ± 1 tahun
Kebaktian di Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli dilaksanakan di Losu tersebut.
Doa dan harapan warga Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli kepada Tuhan
Kita Yesus Kristus, agar dapat memulai kembali pembangunan gedung gereja
ternyata didengar dan dikabulkan. Atas rekomendasi BPHMS BNKP, Jemaat
BNKP Kota Gunungsitoli mendapatkan bantuan Pembangunan Gedung Gereja
dari Yayasan Terang dan Garam, yang bernaung di bawah Pusat Pelayanan
Gereja-Gereja Injili Indonesia (PPGII) yang berkedudukan di Jakarta, atas
donasi atau kerjasama dengan Christian and Missionarry Alliance Church
Union yang berkedudukan di Hongkong.
Gedung Gereja yang dibangun ini berukuran 12 x 27 meter, sehingga tanah
yang tersedia tidak mencukupi. Untuk memenuhi kebutuhan tanah maka Jemaat
BNKP Kota Gunungsitoli melakukan pembelian tanah di areal belakang
gedung gereja seluas 221 m2, milik Ama Noni Mendrofa dengan Akta Jual Beli
No.155/2005.
Peletakkan batu pertama gedung gereja tersebut dilaksanakan pada tanggal 5
Desember 2005 dan pelaksanaan pembangunannya selesai tanggal 10 Mei 2006
(± 5 bulan). Selanjutnya pada tanggal 15 Mei 2006 dilaksanakan
Peresmian/Pentahbisan Gedung Gereja oleh Ephorus BNKP Pdt. Ar.Geya yang
dihadiri oleh Perwakilan CMACU dari Hongkong, Pimpinan PPGII dan
Yayasan Terang dan Garam dari Jakarta, Pemerintah Kabupaten Nias dan
undangan lainnya. Gedung gereja yang baru ini dimulai pemakaiannya pada
Kebaktian Minggu tanggal 21 Mei 2007.
Mengingat masih adanya sarana dan prasarana yang diperlukan di Jemaat
BNKP Kota Gunungsitoli, baik sarana dan prasarana dalam dan luar gedung
gereja maupun sarana lainnya seperti rumah dinas pendeta dan gedung SM,
maka Majelis Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli kembali membentuk Panitia
Pembangunan dengan personalia sebagai berikut: Ketua I : Ama Mosi Harefa,
Ketua II : Ama Solaso Mendrofa, Sekretaris I : Ama Kiki Harefa,
Sekretaris II : Ama Jefri Harefa, Bendahara : Ama Viktor Daeli.
Salah satu program pembangunan yang telah dilaksanakan oleh kepanitiaan ini adalah
pembangunan rumah dinas pendeta sementara di atas tapak tanah pinjaman dari Ina
Mosi Harefa, yang dapat dipakai oleh Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli sampai dengan
terbangunnya rumah dinas pendeta yang permanen.
BAB III PENUTUP
Demikian uraian sejarah berdirinya Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli
dan perkembangannya sampai dengan tahun 2007. Jemaat BNKP Kota
Gunungsitoli terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan baik segi
pelayanan, keorganisasian maupun pembangunan fisik. Pada saat ini Jemaat
BNKP Kota Gunungsitoli terdiri dari 12 Lingkungan, memiliki 6 unit
pelayanan dalam bentuk Komisi yaitu Komisi Bapak, Komisi Wanita, Komisi
Pemuda, Komisi Sekolah Minggu, Komisi Diakonia dan Komisi Musik
Gerejawi dan 2 Kepanitiaan periodik yaitu Panitia Pembangunan dan Panitia
Hari Besar Gerejani. Jumlah warga Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli hingga
pada saat ini 1.110 jiwa (250 KK).
Selanjutnya berdasarkan penelusuran sejarah sebagaimana diuraikan di
atas, dapat disimpulkan bahwa Hari Ulang Tahun Jemaat BNKP Kota
Gunungsitoli jatuh pada tanggal 16 Januari, yang mengambil momentum
pelaksanaan kebaktian perdana Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP
Kota Gunungsitoli tanggal 16 Januari 1994, dan pada tanggal 16 Januari 2008,
Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli memasuki ulang tahunnya yang ke-14.
Daftar pusutaka
Sebagian Sumber Melalui beberapa artikel yang saya teliti dan ada pada media
internet terkait dengan materi pembahasan.