Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH PERMULAAN DAN PERKEMBANGAN

GEREJA BNKP KOTA GUNUNGSITOLI

Disusun oleh :

NAMA : VIKTOR TRIMAN HAREFA

NPM : 219320062

PRODI : AGRIBISNIS - B

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA


FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat yang
diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang Sejarah berdirinya Gereja BNKP Kota Gunungsitoli
dan penjelasan singkat mengenai hal tersebut

Penulis menyadari bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan. untuk itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis
mengucapkan terimakasih. Semoga tugas pembuatan makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat menambah ilmu pengetahuan.

Medan, 06-April-2022

Viktor Triman Harefa


DAFTAR ISI

Kata pengantar ..............................................................................................................

Daftar isi ...............................................................................................................

Bab I (pendahuluan)

a. latar belakang .........................................................................................................

b. rumusan masalah ........................................................................................................

c. tujuan penulisan .......................................................................................................

d. manfaat tulisan .......................................................................................................

Bab II (pembahasan)

a. Latar belakang berdirinya Gereja BNKP KOTA GUNUNG SITOLI


b. Tokoh tokoh pendiri Gereja BNKP KOTA GUNUNG SITOLI
c. Tanggal dan tempat berdirinya gereja BNKP KOTA
GUNUNGSITOLI Pertama sekali
d. Fenomena fenomena yang terjadi pada saat pembangunan Gereja
BNKP KOTA GUNUNGSITOLI

Bab III (penutup)

 Saran dan kata penutup


 Kesimpulan Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Penuliasan makalah agar pembaca mengetahui dan untuk mengenal secara lebih dalam tentang
Sejarah berdirinya Gereja BNKP Kota Gunung Sitoli. Pengenalan ini dilakukan dengan
melihat latar belakaang berdirinya gereja BNKP Kota Gunung Sitoli

b. Rumusan masalah
1. Latar belakang Bendirinya Gerejamu
2. Tokoh-tokoh pendiri (Biografi)
3. Tanggal dan tempat berdiri pertama sekali
4.Fenomena –fenomena yang terjadi dalam pembangunan

Gereja mu C .Tujuan penulisan

 Tulisan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu dan juga untuk memenuhi keingintahuan penulis
tentang berdirinya gereja BNKP Kota Gunung Sitoli
e. Manfaat penulisan
 Agar penulis dan pembaca memahami dan mengenal sejarah
berdirinya Gereja BNKP Kota Gunung Sitoli

 Membantu pembaca yang ingin belajar tentang berdirinya gereja


BNKP Kota Gunung Sitoli
BAB II

PEMBAHASAN

Latar belakang Berdirinya Gereja BNKP Kota GunungSitoli

Agama Kristen dibawa ke Pulau Nias oleh misi Katolik dari Prancis,


yaitu Missions Etrangers de Paris, tetapi pekerjaan itu berlangsung singkat
saja, dari 1832–1835.

Masuknya berita Injil melalui Misi Protestan ke Pulau Nias dimulai


pada tahun 1865 oleh penginjil Jerman, E. Ludwig Denninger dari Rheinische
Missionsgesellschaft (RMG) pada tanggal 27 September 1865. Pada 27
September ini dijadikan sebagai "Hari Yubelium BNKP".Badan misi ini untuk
sementara waktu dikirimkan dari Kalimantan. Pada saat itu penduduk pulau itu
memeluk agama leluhur.

Hingga tahun 1900, ketika pemerintah kolonial Belanda masuk,


pertumbuhan gereja di sana berlangsung lambat sekali. Baptisan pertama
dilakukan pada 1874. Sekitar 15 tahun kemudian (1890), jumlah orang Kristen
yang telah dibaptis baru mencapai 706 orang. Jumlah ini bertambah hingga
20.000 orang pada 1915.

Dari 1915–1920, komunitas Kristen di Nias mengalami kebangunan


rohani yang besar sehingga terjadilah pertumbuhan yang sangat pesat. Pada
tahun 1921 sudah 60.000 orang dibaptis – pertambahan sejumlah 40.000 orang
hanya dalam waktu lima tahun.

Pada tahun 1936, Sinode BNKP yang pertama dibentuk dan hingga
tahun 1940 dipimpin oleh seorang misionaris Jerman. Kebangunan rohani
berikutnya (1938–1942, 1945–1949) tidak hanya melahirkan pertumbuhan,
tetapi juga perpecahan gereja (Fa’awösa khö Geheha and Fa’awösa khö
Yesu).

Sementara itu di Nias berkembang pula Gereja Advent dan Gereja


Katolik Roma. Namun, BNKP tetap merupakan Gereja terbesar, yang
mencakup 60% dari seluruh penduduk. Oleh karena itu, Gereja ini merupakan
faktor yang penting dalam berbagai segi kehidupan masyarakat di pulau itu.
Gereja ini boleh dikatakan mempersatukan masyarakat Nias menjadi satu
kesatuan etnik dan bahasa. Bahasa Nias Utara dijadikan bahasa Alkitab dan
Gereja. Alkitab lengkap dalam bahasa Nias diterbitkan pada 1913.

Saat ini, dari sekitar 800.000 penduduk, sekitar 73% beragama Kristen
Protestan, 18% Katolik Roma, dan 7% beragama Islam, sementara sisanya
memeluk agama leluhur.

BNKP kemudian meluas sampai ke seluruh pelosok desa bahkan di kota-kota besar
Indonesia, seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Jakarta, Bandung, Surabaya dan
kota-kota kecil lainnya.

Makna dan arti BNKP "Banua Niha Keriso Protestan" adalah


persekutuan orang-orang kudus yang telah dibaptis dalam nama Allah Bapa,
Anak, dan Roh Kudus, sebagai perwujudan nyata dari tubuh Kristus. BNKP
mengaku bahwa Yesus Kristus adalah TUHAN dan Juru Selamat dunia, Raja
Damai, Kepala semua pemerintahan dan penguasa serta Kepala Gereja yang
disaksikan di dalam Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru)

Sejarah dan tanggal terbentuknya Gereja BNKP Kota Gunungsitoli

Tanggal 27 September 1865 masyarakat Nias menetapkan sebagai Hari


Yubelium Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) dan mendirikan gereja-
gereja di Nias. “Banua Niha Keriso Protestan” (BNKP) memiliki arti
Persekutuan orang-orang Kudus yang telah dibaptis dalam nama Allah Bapa,
anak dan roh kudus, sebagai perwujudan nyata dari tubuh Kristus. Kantor
Sinode BNKP beralamat Jl. Soekarno No.22, Gunungsitoli, Nias, Sumatra
Utara 22813, Indonesia. Gereja BNKP merupakan Gereja etnis Nias, nama
BNKP singkatan Banua Niha Keriso Protestan bermakna sebagai berikut :
Banua, adalah diambil dari terjemahan dua kata dalam bahasa Nias yaitu ;
kampung dan langit, BNKP bermakna persekutuan orang-orang percaya kepada
Yesus Kristus melalui kuat kuasa Roh Kudus. Niha artinya, manusia dalam arti
orang percaya kepada Kristus.Keriso berarti kristus, yang adalah kepada gereja
dan Protestan dimaksudkan sebagai sikap Gereja BNKP yang menyatakan
posisinya sebagai Gereja reformasi yang injil, serta menyaksikan
kesinambungan hubungan persekutuannya dengan jemaat mula-mula Dalam
membentuk dan membangun Gereja diperlukan administrasi

Gereja. Salah seorang tokoh Nias yang berperan besar dalam usaha
pengabaran Injil adalah kepala kampung di Nias yang di panggil Ama (Bapak)
Mandranga.Disamping itu terdapat guru-guru serta penatua-penatua yang
diangkat oleh Zendeling. Para Penatua dan Zendeling telah melakukan
penerjemahan Alkitab dan buku-buku puji pujian ke dalam Bahasa Nias oleh
pekabaran Injil H. Sunderman, dengan bantuan Ama (Bapak) Mandranga dan
beberapa orang Nias lainnya. Jemaat awal mula nya tidak memiliki
kepercayaan sehingga dilakukan Pada masa pelayanan Kadufa ndraha
membawa 4 orang untuk melakukan pembabtisan kudus di gereja Hiligo’o
Padang. Awal pendirian gereja Hiligoo jemaat nya hanya 4 orang saja
1.Furimbowo Gea dibaptis 25 Desember 1912, 2.Sinuri dibaptis 28 September
1913, 3.Solo’o Zega 29 Maret 1914, 4.Gi’agi’a Buaya dibaptis 6 April 1914.

Perkembangan jemaat dengan caraWaӧwaӧ duria Somuso Dӧdӧ ba


Danӧ Niha (misi Pekabaran injil). Warga jemaat BNKP data statistik tahun
1927 jemaat kristen Ono Niha di Padang 468 jiwa. Bertempat tinggal di
Gunung Padang, Bukit Gado-gado, Bukit Air Manis, Bukit Lantik, Bukit Datar,
Bukit Mata Air, Bukit Karan, Bukit Teluk Bayur dan Beberapa keluarga yang
berada di Bukit Putus.4 Pada tahun 1975 jemaat gereja BNKP Padang
berjumlah 1.342 jemaat, hitungan berdasarkan perhitungan pendeta Sudiaro
laiya pada saat menjadi pendeta pertama. Selanjutnya BNKP Padang
melakukan Penempatan Pendeta Pada tanggal 4 Juli 1975 Bersama Ephorus
(Pimpinan BNKP ) Pendeta Tahali Harefa tiba di Padang bersama calon
Pendeta Distrik Pendeta Sudiaro laiya bersama Istrinya Nurdamai Dakhi di
Gereja BNKP Padang jalan Karya no. 6. Pada tanggal 6 juli 1975 Ephorus
melantikan Pendeta Distrik BNKP Padang adalah Pendeta Sudiaro Laiya
Menjadi Pendeta Distri BNKP yang di hadiri Para jemaat. Warga Jemaat dan
Para pelayan Distrik sangat bersyukur karena telah dipenuhi permintaan mereka
oleh BPH (Badan Pekerja Harian ) BNKP dengan ada nya Pendeta Distrik Baru
yang selama lima tahun sebelumnya mengalami kekosongan pelayanan dan
kepemimpinan seorang Pendeta.

Setelah dilakukan sosialisasi oleh Pengurus Distrik, maka sejak tanggal


1 oktober 1975 BNKP distrik Padang menjadi BNKP Jemaat Padang. Untuk
melaksanakan tugas sehari-hari majelis Jemaat, membentuk Badan Pekerja
Majelis Jemaat (BPMJ) periode 1975- 1980 dengan susunan sebagai berikut :
Ketua Pendeta Jemaat Sudiaro Laiya, Wakil ketua Sinenge Roudodo Gulo,
Sekretaris Achida Mendrofa, Bendahara Satua Niha Keriso YK. Mendrofa
Anggota terdiri dari Sinenge Lotou Lombu, Sinenge Amos Mendofa,Satua
Niha Keriso Sodania Zalukhu, Satua Niha Keriso Nehesia Zebua dan Satua
niha Keriso Folo’o Maruhawa. Mulai tahun 1975 dan seterusnya setiap tahun
disusun Program dan Anggaran Bendapatan Belaja Jemaat (APBJ) dan semua
keuangan dari masing-masing kelompok kerja filial disentralisasikan di jemaat.
Semua kegiatan pelayanan dijadwalkan sebelumnya tidak di kenal jadwal
pelayanan seperti kebaktian Minggu, kebaktian Rumah Tangga disetiap
wilayah satua Niha Keriso, Kegiatan sermon para pelayan, Sermon Guru-guru
Sekolah Minggu.

Dalam program kerja BNKP distrik tahun 1979 direncanakan untuk


merenovasi gedung gereja BNKP Jemaat Padang walaupun baru saja
diresmikan 29 mei 1977, tetapi rencana itu terkendala karena tidak ada
sertifikat tanah. Dalam kepengurusan surat tanah gereja dari Hak Guna
Bangunan (HGB) menjadi Hak Milik, banyak sekali kesulitan yang dihadapi.
Masalah pertama berkas sertifikat Hak Guna Bangunan tidak ada.Masalah
kedua tanah Gereja tersebut sudah diambil alih atau dikuasai Pemerintah karena
sudah sekian lama tidak diurus perpanjangan Hak Guna Bangunan. Surat
Keterengan Pendaftaran Tanah (SKPT) yang dikeluarkan oleh Kepala
Pertanahan Kota Padang 8 Mei 1985 dinyatakan bahwa sejak 24 September
1961 masa HGB telah Berakhir.

Masalah Ketiga merubah status dari HGB menjadi Hak Milik belum dapat dilakukan,
pada waktu itu belum ada Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri yang bahwa Banua
Niha Keriso Protestan (BNKP) boleh memperoleh Hak Milik tanah, yang berhak
mengurus BNKP Pusat. Harga tanah Gereja BNKP seluas 1.288 m2 harus dibayar
kepada Pemerintah.8 Selain Kegiatan Dalam jemaat Gereja BNKP juga membangun
hubungan Kerjasama dengan Gerejagereja tetangga secara oikomenis.Gereja BNKP
jemaat Padang turut menjadi salah satu Gereja pendiri Badan kerjasam Kristen
Protestan dan Katolik.

Program Pelayanan di Komisi dan Lingkungan 
  Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan dan menggiatkan kegiatan
dikalangan wanita, Tim Penyelenggara Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP
BNKP Kota Gunungsitoli memprogramkan kegiatan Penelaahan Alkitab (PA) bagi
kaum wanita. Pada hari Kamis tanggal 27 Januari 1994 untuk pertama kalinya Komisi
Wanita melaksanakan PA dan Latihan Koor bertempat di rumah Ama Yan Harefa yang
dikoordinir oleh Koordinator Seksi Wanita Ina Ziwan Harefa. Selanjutnya tanggal 30
September 1994 untuk pertama kalinya Koor Wanita tampil pada Kebaktian Minggu
dengan lagu U’ila Nidano Sisokhi Sibai yang diikuti oleh seluruh warga jemaat.
Tim Penyelenggara Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP BNKP
Kota Gunungsitoli terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
termasuk bagi anak-anak Sekolah Minggu.  Pada hari Minggu 6 Februari 1994
untuk pertama kalinya Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP BNKP Kota
Gunungsitoli melaksanakan Sekolah Minggu bagi anak-anak yang bertempat di
Rumah Ina Gasuri Harefa yang dikoordinir oleh Seksi SM Marhayati Harefa,
dkk.
Selanjutnya dalam rangka peningkatan pelayanan di wilayah-wilayah
pemukiman warga jemaat, Tim Penyelenggara Kumpulan Kebaktian Warga
Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli melalui rapat tanggal 6 Februari 1994
menetapkan pembagian wilayah pelayanan menjadi 4 (empat) Sektor dan
menetapkan Satua Niha Keriso Sektor yang terdiri dari : (1) Sektor I:
Lingkungan Tohia sampai dengan SD Sifalaete , dilayani oleh SNK. Ama
Garome Harefa, (2) Sektor II : Lingkungan Kalimbungo Sabango, dilayani oleh
SNK. Ama Siwa Harefa, (3) Sektor III : Lawindra s/d Sisarahili tano raya,
dilayani oleh SNK Ama Nurani Harefa, (4) Sektor IV: Fadoro s/d Tuhemberua,
dilayani oleh  SNK. Ama Orlius Harefa. Pada saat itu juga ditetapkan Satua
Niha Keriso Pembantu (Solului) yaitu: Ama Ziyan Harefa, Ama Mosi
Harefa, Ama Nova Zebua, Ama Dolo Zebua, Ina Delima Harefa, Ina Anita
Harefa, Ama Oto Harefa, Ama Gayusu Harefa, Ama Abdi Mendrofa.

Penataan Kembali Wilayah Pelayanan dan Pembentukan Komisi-Komisi


Berhubung karena adanya peningkatan jumlah warga Jemaat, maka
melalui rapat tanggal 27 Maret 1994 Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat
BNKP BNKP Kota Gunungsitoli mengadakan pemekaran wilayah pelayanan
sekaligus menyesuaikannya dengan Tata Gereja BNKP. Pada saat itu Sektor
dirubah menjadi Lingkungan dan dari 4 sektor dimekarkan menjadi 8
Lingkungan serta ditetapkan juga calon-calon Satua Niha Keriso
yaitu : (1) Lingkungan I : Ama Garome Harefa, (2) Lingkungan II : Ina Delima
Harefa, (3) Lingkungan III : Ama Siwa Harefa, (4)   Lingkungan IV : Ama
Abdi Mendrofa, (5) Lingkungan V : Ama Nurani Harefa, (6) Lingkungan
VI : Ama Oto Harefa, (7) Lingkungan VII : Ama Krisna
Mendrofa, (8) Lingkungan VIII : Ama Oli Harefa.
Selanjutnya Kumpulan Kebaktian BNKP Kota Gunungsitoli
membentuk unit-unit pelayanan dalam hal ini Komisi-Komisi dan juga Panitia
Pembangunan. Melalui rapat tanggal 10 April 1994, Kumpulan Kebaktian
Warga Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli melaksanakan pembentukan
Komisi-Komisi dan Panitia Pembangunan sekaligus pemilihan personalianya
yaitu : (1) Ketua Komisi Diakonia : Ama Dolo Zebua, (2). Ketua Komisi
Wanita : Ina Ziwan Harefa, (3) Ketua Komisi Pemuda : Ama Gawati Harefa,
(4) Ketua Komisi SM : Ama Nova Zebua, (5) Ketua Panitia
Pembangunan : Ama Mosi Harefa.
Komisi-Komisi dan panitia Pembangunan tersebut dilantik/diteguhkan
pada kebaktian Minggu yang ke-17 kalinya tanggal 24 April 1994 oleh Pendeta
Distrik Gunungsitoli II Pdt. R. Gulo, M.Div.

Pembangunan Gedung Gereja Sementara (Losu) 
  Setelah terbenahinya keorganisasian dan program pelayanan, maka Tim
Penyelenggara Kumpulan Kebaktian mulai memikirkan pembangunan Gedung Gereja
sementara (Losu). Pada tanggal 13 Februari 1994 setelah kebaktian yang ke-5 kalinya,
Tim Penyelenggara Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP BNKP Kota
Gunungsitoli melaksanakan rapat untuk membicarakan pembangunan Losu tersebut
yang direncanakan berukuran 8 x 12 meter.
Dalam rapat tersebut, Ama Yan Harefa menyatakan kesediaan untuk
menyerahkan sebidang tanah yang terletak di lokasi gedung gereja sekarang
dan tanah tersebut dapat di akte-kan atas nama Kumpulan Kebaktian BNKP
BNKP Kota Gunungsitoli.
Warga Jemaat yang hadir pada rapat tersebut sangat antusias
menyambut rencana pembangunan losu dan secara spontan masing-masing
menyatakan sumbangan baik dalam bentuk uang maupun bahan material dan
aksi penyampain sumbangan tersebut berlangsung terus setelah disosialisasikan
kepada warga jemaat.
Pada tanggal 22 dan 25 Februari 1994  warga jemaat Kumpulan
Kebaktian BNKP BNKP Kota Gunungsitoli melaksanakan gotong royong
untuk membersihkan lokasi pertapakan losu dan selanjutnya tanggal 28
Februari 1994 dilaksanakan peletakan batu pertama  pembangunan losu.
Selama proses pembangunan losu, warga jemaat giat melakukan gotong royong
membantu mempercepat pekerjaan tukang.
Kebaktian di rumah Ama Yan Harefa berlangsung sebanyak 9 kali
kebaktian minggu dan tanggal 20 Maret 1994 (Kebaktian Ke-10 kalinya)
dilaksanakan kebaktian perdana di Losu Kebaktian, walaupun pada saat itu
pekerjaan bangunan losu masih belum rampung.
Sebagai tindak lanjut dari pernyataan penyerahan tanah secara lisan dari
Ama Yan Harefa tanggal 13 Februari 1994, maka pada tanggal 26 Mei 1994
dilaksanakan penandatanganan Akta Hibah oleh Ama Yan Harefa sebagai
penghibah tanah dan Ama Mosi Harefa selaku Ketua Tim Penyelenggara
Kumpulan Kebaktian BNKP BNKP Kota Gunungsitoli yang bertindak untuk
dan atas nama warga jemaat Kumpulan Kebakitan BNKP BNKP Kota
Gunungsitoli sebagai penerima hibah beserta para saksi dari kedua belah pihak.
7. Menjadi Jemaat Definitif
Pada awal berdirinya Kumpulan Kebaktian BNKP Kota Gunungsitoli,
jumlah warga jemaat sebanyak kurang lebih 150 jiwa (40 KK) dan hingga pada
bulan Juni 1994 jumlah warga jemaat mengalami peningkatan yang pesat
menjadi 523 jiwa (95 KK). Dengan demikian dari segi jumlah warga jemaat,
Kumpulan Kebaktian BNKP BNKP Kota Gunungsitoli telah memenuhi syarat
untuk menjadi definitif.
Dari segi organisasi pelayanan, Kumpulan Kebaktian BNKP BNKP
Kota Gunungsitoli telah memiliki 8 lingkungan pelayanan yang dilayani oleh 8
orang Satua Niha Keriso dan juga telah memiliki Komisi-Komisi dan Panitia
Pembangunan.
Dari segi perkembangan pembangunan fisik, Kumpulan Kebaktian
BNKP BNKP Kota Gunungsitoli telah memiliki gedung gereja sementara yang
diperikirakan bertahan selama 10 tahun dan juga telah memiliki fasilitas-
fasilitas penunjang kegiatan kebaktian dalam gedung gereja.
Melihat perkembangan tersebut, maka muncul keinginan dari para
pelayan dan warga jemaat untuk mengusulkan kepada BPHMS BNKP agar
Kumpulan Kebaktian BNKP BNKP Kota Gunungsitoli ditingkatkan statusnya
menjadi Jemaat. Keinginan tersebut ditindaklanjuti dengan penyampaian
permohonan kepada BPHMS BNKP melalui surat Nomor 051/KKM/6/94
tanggal 13 Juni 1994.
Usulan tersebut ternyata disambut baik dan langsung disetujui oleh
BPHMS BNKP dan sebagai tindaklanjutnya BPHMS BNKP mengeluarkan
Surat Keputusan BPHMS BNKP Nomor 81/KEP/VII/1994 tertanggal 1 Juli
1994 tentang Pembentukan Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli Dalam
Wilayah Pelayanan Distrik BNKP Gunungsitoli II. Jemaat BNKP BNKP Kota
Gunungsitoli diberi Nomor Induk Gereja (NIG) yaitu 753.
Selanjutnya tanggal 28 Agustus 1994 dilaksanakan Acara Pengukuhan
Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli sekaligus peletakkan batu pertama
bangunan gedung gereja permanen oleh Ephorus BNKP Pdt.B.Chr.Hulu.
Pada acara tersebut secara resmi Tim Penyelenggara Kumpulan
Kebaktian BNKP Kota Gunungsitoli menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas  sekaligus menyerahkan tugas kepada BPHMS BNKP untuk selanjutnya
diserahkan kepada Majelis Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli. Setelah
menjadi Jemaat maka untuk sementara pada waktu itu, Majelis Jemaat BNKP
BNKP Kota Gunungsitoli berada dibawah pembinaan Pendeta Distrik
Gunungsitoli II Pdt.R.Gulo,M.Div.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan administrasi gereja di Jemaat
BNKP BNKP Kota Gunungsitoli, maka Majelis Jemaat membentuk Sekretariat
Jemaat dengan personalia sebagai berikut: (1) Sekretaris Jemaat : Ama Yan
Harefa, (2) Kaur Umum : Ama Nova Zebua, (3) Kaur Keuangan : Ama
Desman Harefa.
Perkembangan selanjutnya pada bulan Januari 1996 terjadi pergantian
Sekretaris Jemaat dari Ama Yan Harefa kepada Ama Mosi Harefa  yang
melaksanakan tugas sampai dengan Bulan Februari 2007 dan berhenti atas
permintaan sendiri.

Pengangkatan Guru Jemaat dan Pendeta Jemaat 
  Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan dan kepemimpinan di Jemaat
BNKP BNKP Kota Gunungsitoli, maka pada tanggal 1 Juni 1995 atas usul BPMD
Gunungsitoli II, BPHMS BNKP mengangkat Ama Siwa Harefa menjadi Guru Jemaat
BNKP BNKP Kota Gunungsitoli dan dengan sendirinya menjadi Ketua Majelis Jemaat.
Dengan demikian sejak saat itu struktur organisasi, komposisi para pelayan dan tata
kerja di Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli telah terpenuhi sebagaimana diatur
dalam Tata Gereja BNKP.
Pada tanggal 19 Maret 2000 Guru Jemaat Ama Siwa Harefa berhenti
karena kondisi kesehatan yang kurang memungkinkan. Selanjutnya seiring
dengan mulai meningkatnya tuntutan kebutuhan pelayanan dan mulai
meningkatnya kemampuan keuangan Jemaat, maka Majelis Jemaat
memutuskan untuk memohon penempatan Pendeta di Jemaat BNKP BNKP
Kota Gunungsitoli. Pendeta pertama yang ditugaskan di Jemaat BNKP BNKP
Kota Gunungsitoli adalah Pdt.DB. Harefa, S.Th yang bertugas ± 6 (enam)
bulan dan mengakhiri tugas karena meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober
2000.
Selanjutnya agar tidak terjadi kekosongan kepemimpinan di Majelis
Jemaat dan sambil menunggu ditempatkannya Pendeta Jemaat yang baru, maka
atas usul BPMD BNKP Gunungsitoli II, BPHMS BNKP menugaskan kepada
Ama Mosi Harefa sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Ketua Majelis Jemaat BNKP
Kota Gunungsitoli dan bertugas sampai dengan tanggal 11 Maret 2001.
Pada Bulan Maret 2001 BPHMS BNKP menempatkan Pdt.Ya’aro
Harefa, B.Th menjadi Pendeta Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli yang melayani
hingga pensiun pada tahun 2006. Selanjutnya Pdt. Ya’aro Harefa,B.Th
digantikan oleh Pdt. Oklisman Gulo,S.Th yang melayani sampai dengan
sekarang.

Perkembangan Lingkungan Pelayanan 
  Pada Bulan Desember 1996 wilayah pelayanan di Jemaat BNKP Kota
Gunungsitoli yang sebelumnya 8 Lingkungan dimekarkan menjadi 10 lingkungan.
Pemekaran ini ditetapkan pada tanggal 2 Maret 1997 oleh Majelis Jemaat dengan urutan
nomor kode Lingkungan, wilayah dan Satua Niha Keriso sebagai
berikut: (1) Lingkungan I meliputi wilayah Tohia dan sekitarnya, dilayani oleh
SNK.Ama Garome Harefa, (2) Lingkungan II meliputi Wilayah Kalimbungo arah
Utara, dilayani oleh SNK.Ina Yunihati Lase, (3) Lingkungan III wilayah Sabango,
dilayani oleh SNK.Ama Kiki Harefa, (4) Lingkungan IV meliputi wilayah Kalimbungo
arah Selatan, dilayani oleh SNK.Ina Delima Harefa, (5) Lingkungan V meliputi wilayah
Kalimbungo arah Barat dilayani oleh SNK.Ama Abdi Mendrofa, (6)Lingkungan VI
meliputi wilayah Jalan Tirta, dilayani oleh SNK.Ama Garius Lase, (7) Lingkungan VII
meliputi wilayah Lawindra, dilayani oleh SNK.Ama Nurani Harefa, (8) Lingkungan
VIII meliputi wilayah Fadoro dan Sisobahili, dilayani oleh SNK.Ama Otoli
Harefa, (9) Lingkungan IX meliputi wilayah Komplek SD Sisobahili-Hilimbaruzo
dilayani oleh SNK.Ama Krisna Mendrofa, (10) Lingkungan X meliputi wilayah
Tuhemberua, dilayani oleh SNK.Ama Orlius Harefa.
Selanjutnya pada awal tahun 2000 wilayah pelayanan di Jemaat BNKP
Kota Gunungsitoli dimekarkan lagi menjadi 11 Lingkungan. Bersamaan dalam
tahun itu juga dilaksanakan Pemilihan Satua Niha Keriso,
yaitu: (1) Lingkungan I meliputi wilayah Tohia dan sekitarnya, dilayani oleh
SNK.Ama Garome Harefa dan pada Bulan Agustus 2000 digantikan oleh Ama
Hengky Mendrofa, (2) Lingkungan II meliputi Wilayah Kalimbungo arah
Utara, dilayani oleh SNK.Ina Yunihati Lase dan pada Bulan Agustus 2000
digantikan oleh I.Tommy Harefa, (3) Lingkungan III wilayah Sabango, dilayani
oleh SNK.Ama Kiki Harefa, (4) Lingkungan IV meliputi wilayah Kalimbungo
arah Selatan, dilayani oleh SNK.Ina Delima Harefa, (5) Lingkungan V meliputi
wilayah Kalimbungo arah Barat dilayani oleh SNK.Ama Abdi Mendrofa dan
selanjutnya digantikan oleh SNK.Ama Yasi Zebua, (6) Lingkungan VI meliputi
wilayah Jalan Tirta, dilayani oleh SNK.Ama Garius Lase, (7) Lingkungan VII
meliputi wilayah Lawindra, dilayani oleh SNK.Ama Nurani Harefa dan
selanjutnya digantikan oleh SNK Ama Vivin Harefa, (8) Lingkungan VIII
meliputi wilayah Fadoro dan Sisobahili, dilayani oleh SNK.Ama Otoli Harefa,
dan selanjutnya digantikan oleh SNK.Ama Yasori Harefa yang digantikan
selanjutnya oleh Ina Oto Harefa, (9) Lingkungan IX meliputi wilayah Komplek
SD Sisobahili-Hilimbaruzo dilayani oleh SNK.Ama Krisna
Mendrofa, (10) Lingkungan X meliputi wilayah Tuhemberua, dilayani oleh
SNK.Ina Orlius Harefa, (11) Lingkungan XI meliputi wilayah sebagian
Lawindra dan Ommbolata dilayani oleh SNK.Ama Mediaman Harefa.
Pada tanggal 24 Juni 2007 wilayah pelayanan dimekarkan lagi menjadi
12 Lingkungan pelayanan dan bersamaan dengan itu dilaksanakan pemilihan
Satua Niha Keriso. Adapun nama-nama Satua Niha Keriso adalah: (1)
Lingkungan I : SNK.Ama Hengky Mendrofa, (2) Lingkungan II : SNK.Ama
Mosi Harefa, (3) Lingkungan III : SNK.Ina Solaso Mendrofa, (4) Lingkungan
IV :  SNK. Ina Chandra Harefa, (5) Lingkungan V : SNK Ama Ober Mendrofa,
(6) Lingkungan VI : SNK Ina Nito Gulo, (7) Lingkungan VII : SNK Ama
Vivin Harefa (8) Lingkungan VIII : SNK Ama Arif Harefa, (9) Lingkungan
IX : SNK Ama FransHarefa, (10) Lingkungan X : SNK Ama Jaya Harefa, (11)
Lingkungan XI : SNK Ama Mediaman Harefa, (12) Lingkungan XII : SNK.
Ama Garius Lase.

Proses pembangunan Gedung Gereja Permanen 
  Pembangunan gedung gereja permanen mulai direncanakan pada bulan Oktober
1994 dengan menetapkan program dan gambar gedung gereja dengan ukuran 11 x 22
meter. Selanjutnya pada tanggal 16 Januari 1995 pekerjaan pembangunan gedung gereja
tersebut diserahkan kepada tukang yang diawali dengan pelaksanaan kebaktian.
Pada saat dimulainya pembangunan gedung gereja, Personalia Panitia
Pembangunan Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli yang merupakan Periode I
(dari tahun 1994 s/d 1999) adalah : Ketua I : Ama Mosi Harefa, Ketua II : Ama
Yan Harefa, Sekretaris I : Ama Nova Zebua, Sekretaris II : Rinaldin Zebua,
Bendahara I : Ama Desman Harefa, Bendahara II : Ama Anita Harefa.
Selanjutnya pelaksanaan pembangunan dilanjutkan oleh Panitia
Pembangunan Periode II (dari tahun 1999 s/d 2004) dengan personalia sebagai
berikut : Ketua I : Ama Solaso Mendrofa, Ketua II :  Ama Yan Harefa,
Sekretaris I : Ama Syukur Telaumbanua, Sekretaris II : Ama Ziwan
Harefa,Bendahara : Ama Yance Harefa.
Setelah periode II ini, sambil menunggu terbentuknya Panitia Pembangunan
definitif,  Majelis Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli membentuk Tim
Pembangunan dengan personalia yaitu Ketua : Ama Mosi Harefa, Sekretaris
Ama Kiki Harefa dan Bendahara Ama Viktor Daeli. Kepanitiaan ini
melanjutkan pembangunan gedung gereja hingga mencapai kemajuan fisik 85
%.
Pembangunan gedung gereja ini berlangsung selama ±10 tahun dan
pendanaanya terutama bersumber dari persembahan warga jemaat, ditambah
bantuan dari berbagai pihak termasuk Pemerintah Kabupaten Nias. Pada awal
tahun 2005 sisa pekerjaan pembangunan gedung gereja sekitar 15 % lagi yaitu
penyelesaian malige dan pekerjaan kecil lainnya.
Pada tanggal 28 Maret 2005 terjadi bencana gempa bumi tektonik yang
cukup dahsyat di Nias dan gedung gereja BNKP Kota Gunungsitoli mengalami
kehancuran total. Namun walaupun gedung gereja telah hancur, Kebaktian
tetap berlangsung setiap minggu yang dilaksanakan dengan menggunakan
tenda di rumah Ama Yan Harefa.
Selanjutnya Tim Pembangunan Gedung Gereja Jemaat BNKP Kota
Gunungsitoli memprogramkan pembangunan Losu (gedung sementara) dan
oleh karena dukungan warga jemaat yang begitu antusias, maka losu kebaktian
dapat berdiri di atas tanah pinjaman dari Ama Ririn Harefa. Selama ± 1 tahun
Kebaktian di Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli dilaksanakan di Losu tersebut.
Doa dan harapan warga Jemaat BNKP BNKP Kota Gunungsitoli kepada Tuhan
Kita Yesus Kristus, agar dapat memulai kembali pembangunan gedung gereja
ternyata didengar dan dikabulkan. Atas rekomendasi BPHMS BNKP, Jemaat
BNKP Kota Gunungsitoli mendapatkan bantuan Pembangunan Gedung Gereja
dari Yayasan Terang dan Garam, yang bernaung di bawah Pusat Pelayanan
Gereja-Gereja Injili Indonesia (PPGII) yang berkedudukan di Jakarta, atas
donasi atau kerjasama dengan Christian and Missionarry Alliance Church
Union yang berkedudukan di Hongkong.
Gedung Gereja yang dibangun ini berukuran 12 x 27 meter, sehingga tanah
yang tersedia tidak mencukupi. Untuk memenuhi kebutuhan tanah maka Jemaat
BNKP Kota Gunungsitoli melakukan pembelian tanah di areal belakang
gedung gereja seluas 221 m2, milik Ama Noni Mendrofa dengan Akta Jual Beli
No.155/2005.
Peletakkan batu pertama gedung gereja tersebut dilaksanakan pada tanggal 5
Desember 2005 dan pelaksanaan pembangunannya selesai tanggal 10 Mei 2006
(± 5 bulan). Selanjutnya pada tanggal 15 Mei 2006 dilaksanakan
Peresmian/Pentahbisan Gedung Gereja oleh Ephorus BNKP Pdt. Ar.Geya yang
dihadiri oleh Perwakilan CMACU dari Hongkong, Pimpinan PPGII dan
Yayasan Terang dan Garam dari Jakarta, Pemerintah Kabupaten Nias dan
undangan lainnya. Gedung gereja yang baru ini dimulai pemakaiannya pada
Kebaktian Minggu tanggal 21 Mei 2007.
Mengingat masih adanya sarana dan prasarana yang diperlukan di Jemaat
BNKP Kota Gunungsitoli, baik sarana dan prasarana dalam dan luar gedung
gereja maupun sarana lainnya seperti rumah dinas pendeta dan gedung SM,
maka Majelis Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli kembali membentuk Panitia
Pembangunan dengan personalia sebagai berikut: Ketua I : Ama Mosi Harefa,
Ketua II : Ama Solaso Mendrofa, Sekretaris I : Ama Kiki Harefa,
Sekretaris II : Ama Jefri Harefa, Bendahara : Ama Viktor Daeli.
Salah satu program pembangunan yang telah dilaksanakan oleh kepanitiaan ini adalah
pembangunan rumah dinas pendeta sementara di atas tapak tanah pinjaman dari  Ina
Mosi Harefa, yang dapat dipakai oleh Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli sampai dengan
terbangunnya rumah dinas pendeta yang permanen.
BAB III PENUTUP
 Demikian uraian sejarah berdirinya Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli
dan perkembangannya sampai dengan tahun 2007. Jemaat BNKP Kota
Gunungsitoli terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan baik segi
pelayanan, keorganisasian maupun pembangunan fisik. Pada saat ini Jemaat
BNKP Kota Gunungsitoli terdiri dari 12 Lingkungan, memiliki 6 unit
pelayanan dalam bentuk Komisi yaitu Komisi Bapak, Komisi Wanita, Komisi
Pemuda, Komisi Sekolah Minggu, Komisi Diakonia dan Komisi Musik
Gerejawi dan 2 Kepanitiaan periodik yaitu Panitia Pembangunan dan Panitia
Hari Besar Gerejani. Jumlah warga Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli hingga
pada saat ini 1.110 jiwa (250 KK).
Selanjutnya berdasarkan penelusuran sejarah sebagaimana diuraikan di
atas, dapat disimpulkan bahwa Hari Ulang Tahun Jemaat BNKP Kota
Gunungsitoli jatuh pada tanggal 16 Januari, yang mengambil momentum
pelaksanaan kebaktian perdana Kumpulan Kebaktian Warga Jemaat BNKP
Kota Gunungsitoli tanggal 16 Januari 1994, dan pada tanggal 16 Januari 2008,
Jemaat BNKP Kota Gunungsitoli memasuki ulang tahunnya yang ke-14.          

Daftar pusutaka

Sebagian Sumber Melalui beberapa artikel yang saya teliti dan ada pada media
internet terkait dengan materi pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai